Sentralisasi nilai-nilai agama dalam proses internalisasi pendidikan agama pada anak
mutlak dijadikan sebagai sumber pertama dan sandaran utama dalam mengartikulasikan
nilai-nilai moral agama yang dijabarkan dalam kehidupan kesehariannya. Nilai-nilai
agama sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan keluarga, agama yang
ditanamkan oleh orang tua sejak kecil kepada anak akan membawa dampak besar dimasa
dewasanya, karena nilai-nilai agama yang diberikan mencerminkan disiplin diri yang
bernuansa agamis.
spiritual pada anak. Keadaan anak ditentukan oleh cara-cara orang tua mendidik dan
membesarkannya.
Ada beberapa langkah yang dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam peranannya
mendidik anak, antara lain :
1.
2.
3.
4.
Kalau ibu merawat jasmani dan rohaninya sejak kecil secara langsung, maka
bapak pun merawatnya, mencari nafkahnya, membesarkannya, mendidiknya dan
menyekolahkannya, disanping usaha ibu. Kalau mulai mengandung sampai masa
muhariq (masa dapat membedakan mana yang baik dan buruk), seorang ibu
sangat berperan, maka setelah mulai memasuki masa belajar, ayah lebih tampak
kewajibannya, mendidiknya dan mempertumbuhkannya menjadi dewasa, namun
apabila dibandingkan antara berat tugas ibu dengan ayah, mulai mengandung
sampai dewasa dan sebagaimana perasaan ibu dan ayah terhadap putranya, maka
secara perbandingan, tidaklah keliru apabila dikatakan lebih berat tugas ibu dari
pada tugas ayah. Coba bandingkan, banyak sekali yang tidak bisa dilakukan oleh
seorang ayah terhadap anaknya, yang hanya seorang ibu saja yang dapat
mengatasinya tetapi sebaliknya banyak tugas ayah yang bisa dikerjakan oleh
seorang ibu. Barangkali karena demikian inilah maka penghargaan kepada ibunya.
Walaupun bukan berarti ayahnya tidak dimuliakan, melainkan hendaknya
mendahulukan ibu daripada mendahulukan ayahnya dalam cara memuliakan
orang tua.
b. Berbuat baik kepada ibu dan bapak
Seorang anak menurut ajaran Islam diwajibkan berbuat baik kepada ibu dan
ayahnya, dalam keadaan bagaimanapun. Artinya jangan sampai si anak
menyinggung perasaan orang tuanya, walaupun seandainya orang tua berbuat
lalim kepada anaknya, dengan melakukan yang tidak semestinya, maka jangan
sekali-kali si anak berbuat tidak baik, atau membalas, mengimbangi
ketidakbaikan orang tua kepada anaknya, Allah SWT tidak meridhainya sehingga
orang tua itu meridhainya. Allah berfirman Firman Surat Al-Luqman : 14
(berbuat baik) kepada dua orang ibudalam keadaan lemah dan bertambahtahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
hanya kepada-Ku lah kembalimu
Menurut ukuran secara umum, si orang tua tidak sampai akan menganiaya kepada
anaknya. Kalaulah itu terjadi penaniayaan orang tua kepada anaknya adalah
disebakan perbuatan si anak itu sendiri yang menyebabkan marah dan
penganiayaan orang tua kepada anaknya. Didalam kasus demikian seandainya si
orang tua marah kepada anaknya dan berbuat aniaya sehingga ia tiada ridha
kepada anaknya, Allah SWT pun tidak meridhai si anak tersebut lantaran orang
tua.
c. Berkata halus dan mulia kepada ibu dan ayah
Segala sikap orang tua terutama ibu memberikan refleksi yang kuat terhadap
sikap si anak. Dalam hal berkata pun demikian. Apabila si ibu sering
menggunakan kata-kata halus kepada anaknya, si anak pun akan berkata halus.
Kalau si ibu atau ayah sering mempergunakan kata-kata yang kasar, si anakpun
akan mempergunakan kata-kata kasar, sesuai yang digunakan oleh ibu dan
ayahnya. Sebab si anak mempunyai insting menir yang lebih mudah ditiru adalah
orang yang terdekat dengannya, yaitu orang tua, terutama ibunya. Agar anak
berlaku lemah lembut dan sopan kepada orang tuanya, harus dididik dan diberi
contoh sehari-hari oleh orang tuanya bagaimana sianak berbuat, bersikap, dan
berbicara. Kewajiban anak kepada orang tuanya menurut ajaran Islam harus
berbicara sopan, lemah-lembut dan mempergunakan kata-kata mulia.
d. Berbuat baik kepada ibu dan ayah yang sudah meninggal dunia
Bagaimana berbuat baik seorang anak kepada ibu dan ayahnya yang sudah tiada.
Dalam hal ini menurut tuntunan ajaran Islam sebagaimana Sabda Nabi
Muhammad SAW, yang diriwayatkan oleh Abu Usaid yang artinya:
:Kami pernah berada pada suatu majelis bersama Nabi, seorang bertanya
kepada Rasulullah SAW: Wahai Rasulullah, apakah ada sisa kebajikan setelah
keduanya meninggal dunia yang aku untuk berbuat sesuatu kebaikan kepada
kedua orang tuaku. Rasulullah SAW bersabda: Ya, ada empat
hal :mendoakan dan memintakan ampun untuk keduanya, menempati /
melaksanakan janji keduanya, memuliakan teman-teman kedua orang tua, dan
bersilaturrahim yang engkau tiada mendapatkan kasih sayang kecuali karena
kedua orang tua.
Hadist ini menunjukkan cara kita berbuat baik kepada ibu dan ayah kita, apabila beliau-beliau itu
sudah tiada yaitu:
1)
Mendoakan ayah ibu yang telah tiada itu dan meminta ampun kepada Alloh SWT dari segala
dosa orang tua kita.
2)
Menepati janji kedua ibu bapak. Kalau sewaktu hidup orang tua mempunyai janji kepada
seseorang, maka anaknya harus berusaha menunaikan menepati janji tersebut. Umpamanya
beliau akan naik haj, yang belum sampai melaksanakannya, maka kewajiban anaknya
menunaikan haji orang tua tersebut.
3)
Memuliakan teman-teman kedua orang tua. Diwaktu hidupnya ibu atau ayah mempunyai teman
akrab, ibu atau ayah saling tolong-menolong dengan temannya dalam bermasyarakat. Maka
untuk berbuat kebajikan kepada kedua orang tua kita yang telah tiada, selain tersebut di atas, kita
harus memuliakan teman ayah dan ibu semasa ia masih hidup.
4) Bersilalaturrahmi kepada orang yang kita mempunyai hubungan karena kedua orang tua. Maka
terhadap orang yang dipertemukan oleh ayah atau ibu sewaktu masih hidup, maka hal itu
termasuk berbuat baik kepada ibu dan bapak kita yang sudah meninggal dunia.
KESIMPULAN
Akhlak anak terhadap kedua orang tua menurut al-Ghazali masih relevan bagi pemuda
Islam pada masa sekarang, karena berdasarkan atas al-Qur'an dan Hadits. Akan
tetapi anak yang diterlantarkan orang tua sejak kecil, membuat mereka tidak dapat
menghayati tanggung jawab orang tua terhadapnya, tanggung jawab anak
terhadap orang tua dan akan menyebabkan mereka tidak berbuat baik kepada
orang tua. Sayangilah, cintailah, hormatilah, patuhlah kepadanya, rendahkan
dirimu, sopanlah kepadanya. Oleh karena itu orang tua dan anak harus sama-sama
memperhatikan tanggung jawab dan haknya masing-masing, antara hak-hak orang
tua terhadap anak dan sebaliknya, supaya akhlak atau etika anak terhadap kedua
orang tua berjalan dengan baik dan sesuai dengan ajaran agama.