Anda di halaman 1dari 21

DASAR DAN FUNGSI MANAJEMEN BK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Manajemen Konseling

Disusun Oleh :

Kelompok 2 :

1. M. Yogi Saputra
2. Nurma
3. Windy

Dosen Pengampu :

Dina Ervina, M.Pd


NIDN. 2126109402

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-AZHAAR
LUBUKLINGGAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah “Dasar dan Fungsi Manajemen BK”

ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga

terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya,

dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah “Manajemen

Konseling” Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan Makalah Manajemen Konseling. Dan kami juga

menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah

membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dina Ervina, M.Pd.

yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga

penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari

masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah ini sehingga kami

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan

makalah ini.

Lubuklinggau, Oktober 2022

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................i

Pendahuluan .................................................................................................... ii

Latar belakang masalah ................................................................................... 4

Pengertian Manajemen .................................................................................... 6

Fungsi Manajemen .......................................................................................... 9

a. Perencanaan manajemen .................................................................... 10

b. Pengorganisasian manajemen ............................................................ 12

c. Pelaksanaan manajemen..................................................................... 13

d. Pengontrolan manajemen ................................................................... 14

Kesimpulan .................................................................................................... 15

Daftar pustaka ................................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang masalah


Bimbingan dan konseling (BK) diposisikan oleh negara sebagai profesi

yang terintegrasikan sepenuhnya dalam bidang pendidikan, yaitu ditegaskan

dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional bahwa konselor adalah pendidik profesional, sebagaimana juga guru,

dosen dan pendidik lainnya. Dengan kedudukan demikian itu, konselor (guru

BK) sebagai pemegang profesi bimbingan dan konseling dituntut untuk

sepenuhnya menyukseskan upaya pendidikan dalam berbagai jalur, jenjang,

dan jenisnya.1

Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari sistem pendidikan

di sekolah memiliki peranan penting berkaitan dengan peningkatan mutu

pendidikan di sekolah. Pendidikan dapat memanfaatkan bimbingan dan

konseling sebagai mitra kerja dalam melaksanakan tugasnya sebagai rangkaian

upaya pemberian bantuan.2 Mengacu kepada pernyataan tersebut, dalam arti

luas bimbingan dan konseling dapat dianggap sebagai bentuk upaya

pendidikan, dan dalam arti sempit bimbingan dan konseling dapat dianggap

sebagai teknik yang memungkinkan individu menolong dirinya sendiri.

Perkembangan dan kemandirian individu dipentingkan dalam proses

bimbingan dan konseling yang sekaligus merupakan proses pendidikan.3

1
Marsudi, Saring, dkk. 2003. Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta.
Muhammadiyah University Press. H. 54
2
Prayitno dan Erman Amti. 2000. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta :
Renika Cipta. H.90
3
Nasari Fina, Penerapan Bimbingan Konseling di masyarakat. ( Jakarta : Prenada Media
Group , 2013). Hal. 28.

iii
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar manajemen BK ( Perencanaan,


pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan) bimbingan konseling ?

2. Bagaimana fungsi manajemen Bimbingan Konseling?

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Manajemen


1. Pengertian

Secara etimologi management (di Indonesia

diterjemahkan sebagai “manajemen”) berasal dari kata

“manus” (tangan) dan “agree” (melakukan) yang setelah

digabung menjadi kata “manage” (bahasa Inggris) berarti

mengurus atau “managiere” (bahasa latin) bebarti melatih.4

Menurut Prof. Prajudi, sebagaimana di kutip oleh Inu

Kencana Syafiie menyebutkan manajemen merupakan

pengendalian dan pemanfaatan dari semua faktor serta

sumber daya menurut suatu perencanaan, diperlukan untuk

mencapai atau menyelesaikan suatu praptaatau tujuan kerja

tertentu.5

Sementara itu, Terry mengatakan tentang pengertian

manajemen sebagai penyelenggaraan usaha penyusunan dan

pencapaian hasil yang diinginkan, dengan menggunakan

upaya kelompok, terdiri atas penggunaan bakat-bakat dan

sumber daya manusia6

4
Inu Kencana Syafiie, al-Quran dan Ilmu Administrasi, (Jakarta : Rineka Cipta,
2000),h.59-60
5
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar : Pengertian dan Masalah, (Jakarta :
Gunung Agung, 1995), h. 3
6
Kartini Kartono, Manajemen Umum Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: BPFE, 1994),
h. 148

1
2

Jadi manajemen adalah proses penyususnan sumber lainnya secara

efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Hal tersebut menjelaskan

bahwa untuk mencapai tujuan tertentu, maka kita tidak bergerak sendiri, tetapi

membutuhkan orang lain untuk bekerja sama dengan baik.

Manajemen juga diartikan sebagai proses merencanakan,

mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha anggota-angota

organisasi serta pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam

rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada tiga hal penting yang perlu

diperhatikan dari definisi tersebut, yaitu proses, pendayagunaan seluruh

sumber organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.7

a. Proses, adalah suatu cara yang sistematik dalam mengerjakan

sesuatu manajemen sebagai suatu proses, karena semua manajer

sebagaimana juga dengan ketangkasan dan keterampilan

yang khusus, mengusahakan berbagai kegiatan yang saling

berkaitan tersebut dapat didayagunakan untuk mencapai tujuan

yang telah direncanakan. Kegiatan tersebut meliputi merencana,

mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan

b. Sumber daya suatu sekolah, meliputi dana, perlengkapan,

informasi, maupun sumber daya manusia yang masing-masing

berfungsi sebagai pemikir, perencana, pelaku serta pendukung untuk

mencapai tujuan

c. Mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya

7
Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik
danPermasalahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 93-95
3

Pada dasarnya setiap aktifitas atau kegiatan selalu mempunai tujuan

yang ingin dicapai, tujuan individu adalah untuk dapat memenuhikebutuhan-

kebutuhannya berupa materi dan nonmateri dari hasil kerjanya. Tujuan yang

ingin dicapai selalu ditetapkan dalam suatu rencana (plan),karena itu hendaknya

tujuan ditetapkan "jelas, realistis dan cukup menantang" untuk diperjuangkan

berdasarkan padapotensi yang dimiliki.

2. Fungsi-fungsi Manajemen
Dalam manajemen selain penekanan, dipusatkan kepada

pencapaian fungsi-fungsi manajemen, dan hasil yang dapat diukur.

Tujuan harus diformulasikan dengan suatu ukuran yang dapat dihitung

sehingga jelas perbandingannya antara perencanaan dengan hasil yang

dicapai atas dasar perencanaan. Dengan kata lain manajemen

membutuhkan kata standar sebagai alat ukur keberhasilan.8

Fungsi manajemen pada hakekatnya merupakan tugas pokok yang harus

dijalankan pimpinan dalam organisasi apapun. Mengenai macamnya fungsi

manajemen itu sendiri, ada persamaan dan perberdaan pendapat, namun

sebetulnya pendapat-pendapat tersebut saling melengkapi. The management

process comprises the following six functions : 1) Planning, 2) Organizing,

3)Staffing, 4) Directing, 5) Coordinating, and 6) Controlling.9

Pendapat winardi menjelaskan bahwasanya, fungsi manajemen meliputi :


1) Perencanaan (planning)
2) Pengorganisasian (organizing)
3) Penyiapan tenaga (staffing)
4) Pengarahan (directing)

8
Ibnu Syamsi S.U., Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, (Jakarta : Rineka Cipta,
2004), h. 60-61.
9
Winardi, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: Rineka Cipta, 1987), h. 230.
4

5) Koordinasi (coordinating)
6) Permintaan laporan (reporting)
7) Pengendalian (controlling)
8) Penyempurnaan / peningkatan (improvement).10

Dalam kenyataannya fungsi-fungsi manajemen yang sering

digunakan adalah sebagai berkut :

1) Perencanaan (Planning)

Definisi mengenai perencanaan luar biasa banyaknya

disebabkan terletak pada kenyataan bahwa kegiatan merencanakan

ditemukan dalam semua ungkapan kehidupan sehari-hari, seseorang yang

selalu tidak merencanakan segala sesuatu yang akan diperbuatnya dianggap

dengan sistematis. Setiap orang yang menyusun rencana berarti

menetapkan sejumlah langkah ke depan dalam pemikirannya, yang harus

menuju ke arah satu hasil tertentu.

Perencanaan merupakan sebuah fungsi manajemen yang

fundamental serta primer. Perencanaan meupakan landasan untuk

pelaksanaan tugas seseorang manajer. Para manajer perlu

menyelenggarakan perencanaan secara cermat sebelum mereka dapat

melaksanakan fungsi-fungsi pengorganisasian, mengaktualisasikan, dan

mengawasi secara nasional. Pengorganisasian dan perencanaan sumber

daya secara efektif hanya dapat dilaksanakan sehubungan dengan

rencana-rencana yang tetap ditetapkan. Merencanakan mengandung arti

bahwa manajer memikirkan dengan matang terlebih dahulu sasaran.

10
Winardi, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: Rineka Cipta, 1987), h. 230.
5

Berdasarkan perasaan rencana mengarahkan tujuan organisasi dan


menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya, di samping itu rencana
merupakan pedoman untuk:
1) Organisasi memperoleh dan menggunakan sumber daya yang
diperlukan untuk mencapai tujuan
2) Anggota organisasi melaksanakan aktifitas yang konsisten dengan
tujuan dan prosedur yang sudah ditetapkan, dan
3) Memonitor dan mengukur kemajuan untuk mencapai tujuan,
sehingga tindakan korektif dapat diambil bila kemajuan tidak
memuaskan.11
George R. Terry dalam Principle of Management menyatakan
bahwa perencanaan tidak lain adalah pemilihan fakta lainnya.
Kemudian membuat perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan
perumusan tindakan untuk masa yang akan datang sekiranya
diperlukan untuk mencapai hasil yang dikehendaki.12
Adapun syarat-syarat perencanaan dan rencana adalah sebagai
berikut :
1) Merumuskan dahulu masalah yang akan direncanakan sejelas-
jelasnya
2) Perencanaan harus didasarkan pada informasi, data dan fakta
3) Menetapkan beberapa alternatif dalam premisnya
4) Putuskanlah suatu keputusan yang menjadi rencana13
Jika perencanaan dilakukan dengan baik maka akan dihasilkan suatu
rencana yang baik.
2) Pengorganisasian (Organication)
Sebagai kegiatan mengalokasikan seluruh pekerjaan yang
harus dilaksanakan antara kelompok kerja dan menetapkan

11
James A. F. Stoner, Manajemen, alih bahasa Alexander Sindoro, (Jakarta: Bhuana Ilmu
Populer, t.th.), h. 19.
12
Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan,
(Malang: Bumi Aksara, 1990), h. 187.
13
James A. F. Stoner, Manajemen, alih bahasa Alexander Sindoro, h. 17.
6

wewenang tertentu serta tanggung jawab masing-masing yang


bertanggung jawab untuk setiap komponen kerja dan menyediakan
lingkungan kerja yang sesuai dan cepat.
Pengorganisasian adalah proses penentuan, pengelompokan

dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk

mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini,

menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang dengan

secara relatif didelegasikan kepada individu yang akan melakukan

aktivitas tersebut.

Jadi, Pengorganisasian Penentuan sumber daya-sumber daya dan

kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.

Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja

yang akan dapat "membawa" hal tersebut kearah tujuan, Penugasan

tanggung jawab tertentu dan kemudian, Pendelegasian wewenang

yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-

tugasnya. Fungsi ini menyertakan struktur formal di mana pekerjaan

ditetapkan, dibagi dan dikoordinasikan.

3) Pelaksanaan BK

Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Situasi

global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka

peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat

kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi global

telah mendorong manusia untuk berfikir dan meningkatkan

kemampuan.
7

Adapun dampak negatif dari globalisasi adalah. (a)

keresahan hidup dikalangan masyarakat yang semakin meningkat

karena banyaknya konflik, stress, kecemasan dan frustasi, (b)

adanya kecenderungan pelanggaran disiplin, kolusi dan korupsi, makin

sulit diterapkannya ukuran baik, jahat dan benar, (c) adanya

ambisi kelompok yang dapat menimbulkan konflik, tidak saja

konflik psikis tapi juga konflik fisik, dan (d) pelarian dari masalah

melalui jalan pintas, yang bersifat sementara dan adiktif seperti

penggunaan obat-obatan terlarang.14

Untuk menangkal dan mengatasi masalah tersebut

perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang sehat jasmani dan

rohani, bermoral, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara

professional, serta dinamis, dan kreatif. Hal ini sesuai dengan visi

misi pendidikan nasional. Pendidikan pada umumnya selalu

berintikan bimbingan, sebab pendidikan bertujuan agar anak didik

menjadi kreatif, produktif, dan mandiri. Artinya pendidikan berupaya

untuk mengembangkan individu anak. Segala aspek peserta didik harus

dikembangkan seperti intelektual, moral, sosial, kognitif, dan

emosional. Bimbingan dan konseling adalah upaya untuk membantu

perkembangan aspek-aspek tersebut menjadi optimal, harmonis dan

wajar.15

14
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nur Ihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), h.80
15
Sofyan. S. Willis, Konseling Individu Teori dan Praktek, (Bandung : Alfabeta, 2004),
h. 50
8

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling

dimana pengembangan potensi peserta didik menjadi sasaran utamanya,

tentunya tidak akan mengesampingkan fitrahnya yaitu fitrah

beragama, karena menurut sifat hakiki manusia adalah makhluk

beragama oleh karena itu dalam pelaksanaannya bimbingan

dan konseling senantiasa menggabungkan unsur–unsur tersebut

demi pencapaian pengembangan diri yang optimal. Bimbingan dan

konseling dalam Islam sangat diperlukan saat ini mengingat akhir-akhir

ini telah terjadi keterasingan pada genarasi muslim. baik keterasingan

secara individu, yang berhubungan dengan kegoncangan kepribadian dan

penyakit jiwa maupun keterasingan sebagai masyarakat Islam dengan

tatanan al-Quran dan al-Sunnah. Apalagi masyarakat Islam modern

telah berusaha mengupayakan dibidang pendidikan maupun

pengajaran agar generasi muda menjadi warga Negara yang baik.

Disini berarti bahwa bimbingan konseling dalam

pelayanannya dapat memasukkan nilai-nilai keagamaan (nilai-nilai

keislaman) yang dianut oleh peserta didik agar dalam perilaku

sehari-harinya sejalan dengan fitrahnya sebagai hamba Allah,

dengan demikian diharapkan peserta didik dalam mengekspresikan

dirinya dan berkembang optimal sesuai dengan tuntutan yang terdapat

dalam al-Quran dan al-Sunnah.16 Artinya bimbingan adalah suatu proses

membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan

16
Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, terj. Anshori Umar Sitanggal,
(Semarang Toha Putra, 1989), h. 26
9

mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi

dan kemanfaatan sosial.

Dari beberapa pengertian tersebut bisa disimpulkan

bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan

oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu,

baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang

dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri

dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana

yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang

berlaku.

Secara etimologi istilah konseiling berasal dari bahasa latin

yaitu “conselion” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai

dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo

– Saxon, istilah konseling berasal dari “sellan” yang bearti

“menyerahkan”’ atau “menyampaikan”.17

Artinya konseling di definisikan sebagai hubungan profesional

di antara konselor dan klien di mana konselor membantu klien

untuk memahami dirinya dan mengatur kehidupannya serta

menginformasikan pilihan yang sesuai dengan norma, di mana pilihan

itu adalah yang sesuai untuknya. Dengan demikian konseling adalah

proses pemberian bantuan oleh konselor kepada konselee (klien)

17
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), h. 92
10

melalui wawancara konseling dengan tujuan agar masalah yang dialami

individu tersebut dapat teratasi.

4) Pengontrolan (Controling)

Pada dasarnya bimbingan konseling dilakukan dalam bentuk

upaya pemahaman, pencegahan, pemeliharaan dan penyembuhan.

Dalam pengalaman kegiatan bimbingan, koordinasi sebagai

pemimpin lembaga atau unit bimbingan hendaknya memiliki sifat-

sifat kepemimpinan yang baik yang dapat memungkinkan terciptanya

suatu komunikasi yang baik dengan seluruh staf yang ada. menuntun,

mengarahkan dan berjalan di depan (precede). Sedangkan

kepemimpinan adalah satu kekuatan penting dalam rangka

pengelolaan.

2. Fungsi Manajemen BK

Setiap bentuk upaya tersebut mengacu kepada empat fungsi

bimbingan, yaitu :Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan konseling

yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-

pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.

1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak

tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.

2. Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih

jurusan sekolah, jenis sekolah dan lapangan pekerjaan yang sesuai

dengan minat, bakat dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Kegiatan


11

fungsi penyaluran ini meliputi ketentuan untuk memantapkan

kegiatan belajar di SMA. Dalam melaksanakan fungsi guru

pembimbing atau konselor perlu bekerja sama dengan pendidik

lainnya di SMA maupun di luar SMA.18

3. Fungsi adaptasi, yaitu membantu petugas sekolah khususnya guru untuk

mengadaptasikan program pendidikan terhadap minat, kemampuan

dan kebutuhan para peserta didik.

4. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik untuk

memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam

perkembangannya secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan dalam

rangka mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalah. Sesuai

dengan tujuan dan fungsinya.

Bimbingan konseling diarahkan kepada terselenggaranya dan

terpenuhinya keperluan akan bantuan dalam hal pendataan, informasi

dan orientasi, konsultasi, dan komunikasi kepada peserta didik

dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Dengan demikian

akan tercipta kemudahan bagi terselenggaranya proses dan tecapainya

tujuan program pendidikan di SMA yang bersangkutan dengan lancar

dan berhasil seperti yang diharapkan.19

Bimbingan adalah alat yang ampuh dari pendidikan artinya

batapapun baiknya sistem pendidikan tanpa dijalankan bimbingan dan

18
Ahmad Juntika Nur Ihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di
SMA,(Jakarta : Grasindo, 2005), h. 14
19
Ahmad Juntika Nurikhsan dan Akur Sudianto, Manajemen Bimbingan dan Konseling
di SMA, op.cit., h. 28-29.
12

konseling dengan baik maka program yang baik itu tidak ada gunanya,

artinya bahwa program pendidikan yang baik adalah yang memiliki

program bimbingan secara berancana dan realistik di sekolah.

Program yang berancana dan realistik adalah yang didasarkan kepada

kebutuhan-kebutuhan peserta didik di sekolah itu bukan atas kebutuhan

para guru atau atasan dipusat. Jadi, tidak mungkin satu program

bimbingan dan konseling berlaku untuk semua sekolah di

Indonesia, mungkin ada persamaan pada garis-garis besarnya, tetapi

tidak semua aspek disampaikan. Kegiatan bimbingan dan konseling

dapat mencapai hasil yang efektif bilamana dari adanya program yang

disusun dengan baik. Program yang baik tidak akan tercipta,

terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan

(manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas,

sistematis, dan terarah.

Dalam Pengontrolan kegiatan bimbingan, koordinator sebagai

pemimpin lembaga atau unit bimbingan hendaknya memiliki sifat-

sifat kepemimpinan yang baik yang dapat memungkinkan terciptanya

suatu komunitas yang baik dengan seluruh staf yang ada, personel-

personel yang terlibat di dalam program, hendaknya benar-benar

memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan

kepadanya maupun tanggung jawab terhadap yang lain, serta memiliki

moral yang stabil. Adapun pentingnya pengarahan dalam program

bimbingan adalah :
13

1) Untuk menciptakan suatu koordinasi dan komunikasi dengan seluruh

staf bimbingan yang ada.

2) Untuk mendorong staf bimbingan dalam melaksanakan tugas-

tugasnya, dan

3) Memungkinkan kelancaran dan efektivitas pelaksanaan program yang

telah direncanakan. Dalam kegiatan supervisi bimbingan, supervisor

hendaknya menerima saran- saran para konselor dalam

hubungannya dengan permasalahan- permasalahan perubahan dan

pengembangan kurikulum, penyesuaian kurikulum bagi peserta

didik, memasukkan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi beberapa

peserta didik atau semua peserta didik ke dalam program sekolah.

Manfaat Pengontolan dalam program bimbingan yaitu :

1) Mengontrol kegiatan-kegiatan dan para personel bimbingan bagaimana

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing

2) Mengontrol adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang ditemui

oleh para personel bimbingan dalam melaksanakan tugasnya masing-

masing.

3) Memungkinkan dicarinya jalan keluar terhadap hambatan-hambatan

dan permasalahan-permasalahan yang ditemui.

4) Memungkinkan terlaksananya program bimbingan secara lancar

kearah pencapaian tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan

5) Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program

bimbingan tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui


14

dan mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan

yang telah direncanakan.

Pengontrolan kegiatan bimbingan di sekolah adalah segala

upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas

kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program

bimbingan di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-

patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.

Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan

pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah

adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan

peserta didik, penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik

terhadap keefektifan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan.

Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan

terpadu, kegiatan penilaian baik mengenai proses maupun hasil

perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut

untuk perbaikan dan pengembangan program layanan bimbingan

dan konseling. Dengan dilakukan penilaian secara komprehensif,

jelas dan cermat maka diperoleh data atau informasi, tentang proses

dan hasil seluruh kegiatan bimbingan dan konseling, data dan

informasi ini dapat dijadikan bahan untuk

mempertanggungjawabkan akuntabilitas pelaksanaan program

bimbingan dan konseling di sekolah.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen dalam bimbingan dan konseling itu sangatlah penting karena

suatu akan berhasil dan tujuan nya tersampaikan maka rencana nya jelas dan

dengan terus menerus dilakukan pengontrolan oleh berbagai pihak. Agar

pelaksanaan bimbingan konseling berjalan dengan baik dan efektif. Selanjutnya

segala bentuk aktivitas kerja yang dilakukan oleh guru BK baik telah terencana di

dalam program ini maupun tidak, harus dilaporkan kepada pimpinan/atasan

sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pemenuhan kewajiban profesional

seorang Guru.

B. Saran

Kami selaku pemakalah menyadari banyak terdapat kesalahan dalam

pembuatan makalah ini, semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk referensi kita

dalam membuat makalah ini.

15
16

DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin,2000. Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan


Pendidikan, Malang: Bumi Aksara.

Ibnu Syamsi S.U., 2004. Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, (Jakarta :


Rineka Cipta.

Inu Kencana Syafiie,2000 al-Quran dan Ilmu Administrasi, Jakarta : Rineka


Cipta.

James A. F. Stoner, 2000. Manajemen, alih bahasa Alexander Sindoro, Jakarta:


Bhuana Ilmu Populer, t.th.

Kartini Kartono, 2 0 0 0 . Manajemen Umum Sebuah Pengantar, Yogyakarta:


BPFE.

Malayu S.P. Hasibuan, 2000. Manajemen Dasar : Pengertian dan Masalah,


Jakarta : Gunung Agung.

Marsudi, Saring, dkk. 2003. Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta.


Muhammadiyah University Press

Nasari Fina, 2013 Penerapan Bimbingan Konseling di masyarakat. ( Jakarta :


Prenada Media Group.

Prayitno dan Erman Amti. 2000. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta :
Renika Cipta.

Wahyosumidjo,2001. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan


Teoritik danPermasalahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Winardi, 2000. Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: Rineka Cipta, 1987.

Anda mungkin juga menyukai