Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGEMBANGAN PROGRAM DAN MANAJEMEN BK

OLEH :

NAMA : NUR WAHYUDIN ADMAR

NIM : 922862010074

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

MUHAMMADIYAH BARRU
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul

“Pengembangan Program dan Manajemen BK”. Penulisan makalah ini merupakan

salah satu tugas yang diberikan. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih

banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan

kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami

harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-

pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen

kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas ini.

Barru, Januari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………. i


Kata Pengantar ………………………………………… ii
Daftar Isi …………………………………………………………………. iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………. 1
C. Tujuan penulisan …………………………………………………… 2
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Manajemen Bimbingan dan Konseling ………… 3

B. Pengembangan Program Bimbingan Konseling…………………. 4


BAB III Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 14
B. Saran ………………………………………………………………….. 14
Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

iii
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bergerak dalam bidang human

services. Bantuan psikologis diberikan oleh konselor atau pembimbing dengan maksud

membentuk individu agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-

tugas perkembangan. Bimbingan dan konseling juga dikenal sebagai suatu layanan

untuk peserta didik di sekolah. Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian

terpadu dari sistem pendidikan yang dilandasi oleh : (1) landasan konseptual

penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah bimbingan dan

konseling perkembangan, (2) dasar legal penyelenggaraan layanan bimbingan dan

konseling adalah eksistensi bimbingan dan konseling dalam system pendidikan

nasional, (3) konselor professional adalah orang yang bertanggung jawab dan

berkompeten menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling, dan (4) sistem

manajemen sekolah yang mendukung program bimbingan dan Konseling.

Suatu program bimbingan dan konseling di sekolah tidak mungkin akan tersusun,

terselenggara dan tercapai apabila tidak dikelolah dalam suatu sistem manajemen

yang baik. Manajemen yang baik sendiri akan banyak ditentukan oleh kemampuan

guru BK di sekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan

mengendalikan sumber daya yang ada. Pelaksanaan manajemen bimbingan dan

konseling harus dirumuskan secara matang baik dari segi pengembangan program

dan manajemen BK, sehingga pelayanan Bimbingan dan Konseling benar-benar

memberikan kontribusi pada pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian manajemen bimbingan dan konseling?

2. Bagaimanakah pengembangan program bimbingan konseling ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Untuk mengetahui pengertian manajemen bimbingan dan konseling.

iv
2. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan program bimbingan konseling.

BAB II

PEMBAHASAN

v
A. Pengertian Manajemen Bimbingan dan Konseling

1. Manajemen

Istilah manajemen berasal dari bahasa Inggris yang artinya pengelolaan

atau ketatalaksanaan. Suganda mendefinisikan bahwa manajemen tercakup

dalam akronim “PEOPLE” yaitu planning berarti perencanaan: executing,

menunjuk kepada pelaksanaan rencana dalam mencapai tujuan dengan

melaksanakan fungsi mengambil keputusan dan pengendalian sumber serta

pemberian pemerintah: organizing menujuk kepada pengorganisasian, menata

susunan orang serta hubungan secara formal; persuading berarti mendorong

personil untuk bekerja dengan melaksanakan fungsi komunikasi : mewajibkan

dibuatnya laporan, dan menimbulkan pengertian sehingga ada kesediaan untuk

bekerja; disamping itu juga memberi gaji insentif, imbalan dan penghargaan

lainnya; leading berarti kepemimpinan dan mengarahkan; dan evualating, yakni

memberikan penilaian dengan terlebih dahulu melaksanakan fungsi kontrol dan

pengawasan.

Hal senada dikemukakan A Muri Yusuf (2008) tentang manajemen

bahwa: manajemen merupakan suatu proses perencanan (plainning),

pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actualing) dan

pengawasan/pengendalian (controlling) upaya/kegiatan organisasi dan

penggunaan semua fasilitas/sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan

organisasi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pada definisi manajemen di atas, dapat disimpulkan bahwa

manajemen BK adalah aktivitas mengatur orang dan kegiatan melalui proses

perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian

dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk tercapainya layanan BK

yang telah ditetapkan. Jadi manajemen pelayanan BK pada intinya adalah

vi
mengfusionalkan fungsi-fungsi manajemen. Uraian berikut terkait dengan elemen

dalam manajemen seperti perencanaan, Pengorganisasian, pengkoordinasian,

dan pengawasan BK di sekolah.

2. Pengorganisasian

Sistem pengorganisasian BK perlu disusun secara jelas.

Pengorganisasian pada hakikatnya adalah proses pengaturan dan

pengalokasian kerja, wewenang dan sumber daya disekolah. Untuk itu harus

jelas pengaturan cara kerja, prosedur kerja, pola dan mekanisme kerja dalam

setiap kegiatan layanan. Mekanisme dan pola kerja yang baik, tepat dan benar

akan membangun suasana kerja yang menyenangkan. Jadi untuk mencapai

hasil yang optimal dalam penyelenggaraan layanan BK di sekolah maka

diperlukan suatu pengorganisasian. Menurut Dewa Ketut Sukardi (2003:97)

pengorganisasian kegiatan BK adalah bentuk kegiatan yang mengatur cara

kerja, prosedur kerja dan pola atau mekanisme kerja kegiatan bimbingan dan

konseling.

B. Pengembangan Program Bimbingan Konseling

Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terencana

berdasarkan pengukuran kebutuhan (need asessment) yang diwujudkan dalam

bentuk program bimbingan dan konseling. Program bimbingan dan konseling di

sekolah dapat disusun secara makro untuk 3 (tiga) tahun, meso 1 (satu) tahun dan

mikro sebagai kegiatan operasional dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan

khusus. Program menjadi landasan yang jelas terukur layanan profesional yang

diberikan oleh konselor di sekolah. Program bimbingan dan konseling disusun

berdasarkan struktur program dan bimbingan dan konseling perkembangan.

1. Defenisi Program Bimbingan dan Konseling

a) Pengertian Program

vii
Ada dua pengertian untuk istilah “program”,yaitu pengertian secara khusus

dan umum. Menurut pengertian secara umum, “program” dapat diartikan

sebagai “rencana”. Jika seorang siswa ditanya oleh guru, apa programnya

sesudah lulus dalam menyelesaikan pendidikan di sekolah yang diikuti

maka arti “program” dalam kalimat tersebut adalah rencana atau rancangan

kegiatan yang akan dilakukan setelah lulus. Program adalah sebagai suatu

unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi

dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan

dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan. sekelompok orang.

Ada tiga pengertian penting dan perlu ditekankan dalam menentukan

program yaitu realisasi atau implementasi suatu kebijakan, terjadi dalam

waktu relatif lama bukan kegiatan tunggal tetapi jamak kesinambungan dan

terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Dari beberapa

pendapat diatas dapat disimpulkan program adalah suatu proses usaha dari

apa yang telah direncanakan agar bisa berjalan secara efektif dan efisien

dari layanan bimbingan dan konseling disekolah khususnya dalam

mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah terealisasikan.

b) Pengertian Bimbingan

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata

“guidance” berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti

menunjukkan, membimbing, menuntun ataupun membantu. Secara umum

bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Namun,

meskipun demikian tidak berarti semua bantuan atau tuntutan adalah

bimbingan. Kata “guidance” yang kata dasarnya “guide” juga memiliki

beberapa arti yakni: menunjukkan jalan (showing the way), memimpin

(leading), memberikan petunjuk (giving instruction), mengatur (regulating),

mengarahkan (governing) dan member nasehat (giving advice). Bimbingan

viii
juga dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan yang terus

menerus dan sistematis dari pembimbing kepada terbimbing agar tercapai

pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri

dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri

dengan lingkungan. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh

seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki pribadi yang

baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang (individu) dari setiap

umur untuk membantunya mengembangkan aktivitas-aktivitas hidupnya

sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan

sendiri, dan memikul bebannya sendiri.

c) Pengertian Konseling

Kata konseling (counseling) berasal dari katacounselyang diambil dari

bahasa latin counselium, artinya bersama atau bicara bersama. Pengertian

berbicara bersama-sama dalam hal ini adalah pembicaraan konselor

dengan seorang atau beberapa klien. Dengan demikian consilium berarti

dengan atau bersama yang dirangkai dengan menerima atau memahami.

Konseling dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan individu dalam

memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara

yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai

kesejahteraan hidupnya

d) Pengertian Program Bimbingan dan Konseling

Menurut Tohirin Secara umum program bimbingan merupakan suatu

rancangan atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam janga

waktu tertentu. Rancangan atau rencana kegiatan tersebut disusun secara

sistematis, terorganisasi, dan terkordinasi dalam jangka waktu tertentu. Dari

defenisi mengenai bimbingan dan konseling. Maka dapat dipahami bahwa

pengertian dari bimbingan dan konseling adalah merupakan proses bantuan

ix
psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan profesional yang diberikan

oleh konselor kepada klien. Tujuannya agar ia dapat berkembang secara

optimal, yaitu mampu memahami diri, mengarahkan diri dan

mengaktualisasikan diri, sesuai tahap perkembangan sifat-sifat, potensi,

yang dimiliki, dan latar belakang kehidupan serta lingkungannya sehingga

tercapai kebahagiaan dalam kehidupannya Jadi yang dimaksud Program

Bimbingan dan Konseling adalah suatu rencana Keseluruhan kegiatan

Bimbingan dan Konseling yang akan dilakasanakan pada periode waktu

tertentu, seperti periode bulanan, caturwulanan, dan tahunan. Dengan

demikian ada program tahunan Bimbingan dan Konseling, dan program

Caturwulanan Bimbingan dan Konseling, yang selanjutnya dijabarkan

kedalam bulanan, mingguan dan harian.

2. Manfaat Program Kerja Bimbingan dan Konseling

Program kerja yang disusun memliki manfaat di antaranya; pedoman

pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dalam satu satuan waktu

Adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan bimbingan yang

dilakukan Terlaksananya program kegiatan bimbingan secara lancar, efesie

dan efektif. Tolak ukur keberhasilan pelaksanaan layanan bimbingan dan

konseling, ada 5 ciri-ciri program kerja yang baik program kerja yang baik

memliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Program disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan peserta didik

b. Diatur menurut prioritas dan kemampuan petugas

c. Program memiliki tujuan ideal, realistis dalam pelaksanaan

d. Lengkap dan menyeluruh

e. Sistematis

f. Terbuka dan luwes

g. Memungkinkan kerjasama dengan semua pihak

x
h. Adanya tindak lanjut untuk penyempurnaan program

3. Jenis Program Kerja Bimbingan dan Konseling.

Program pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah disusun berdasarkan

kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi

instrumentasi, dengan substansi program pelayanan mencakup: (1) empat

bidang, (2) jenis layanan dan kegiatan pendukung, (3) format kegiatan, (4)

sasaran pelayanan, dan (5) volume/beban tugas konselor. Program pelayanan

Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah

dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program

antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan

Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan

kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan

penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah. Dilihat dari jenisnya, program

Bimbingan dan Konseling terdiri 5 (lima) jenis program, yaitu :

Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi

seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di

sekolah/madrasah.

Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling

meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran

program tahunan.

Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi

seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program

semesteran.

Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling

meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran

program bulanan.

xi
Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang

dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu.

Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk

satuan layanan (Satlan) dan atau satuan kegiatan pendukung (Satkung)

Bimbingan dan Konseling.

4. Komponen Program BK

Program BK mengandung empat komponen, yatu pelayanan dasar bimbingan,

pelayanan perencanaan individual, pelayanan responsive dan dukungan

sistem. Keterkaitan keempat komponen program bimbingan dan konseling ini

dapat digambarkan pada gambar 1.

Gambar 1. Komponen Program BK

Adapun pengertian tiap komponen pelayanan tersebut sebaga berikut.

a. Pelayanan Dasar

Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada

seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara

klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam raangka

xii
mengembangkan perilaku jangka Panjang sesuai dengan tahap dan tugas-

tugas perkembangannya (yang dituangkan sebagai stnadar kompetensi

kemandirian) yang di perlukan dalam pengembangan kemampuan memilih

dan meengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Di Amerika

Serikat sendiri, istilah pelayanan dasar ini lebih populer dengan sebutan

kurikulum bimbingan. Tidak jauh berbeda dengan pelayanan dasar,

kurikulum bimbingan ini diharapkan dapat memfasilitasi peningkatan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu dalam diri siswa yang tepat

dan sesuai dengan tahapan perkembangannya. Penggunaan instrumen

asesmen perkembangan dan kegiatan tatap muka di kelas sangat diperlukan

untuk mendukung implementasi komponen ini. Asesmen kebutuhan

diperlukan untuk dijadikan landasan pengembangan pengalaman

tersetruktur yang disebutkan Pelayanan ini bertujuan untuk membantu

semua konseli agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki

mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atatau

dengan kata lain membantu konseli agar mereka dapat mencapai tugas‐

tugas perkembangannya. Untuk mencapai tujuan tersebut fokus perilaku

yang di kembangkan menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan

karir. Semua ini berkaitan erat dengan upaya membantu konseli dalam

mencapai tugas-tugas perkembangannya (sebagai standar kompetensi

kemandirian).

b. Pelayanan Responsif

Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang

menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan

segera sebab jika tidak segera di bantu dapat menimbulkan gangguan dalam

proses pencapaan tugas-tugas perkembangan. Konseling individual,

konseling krisis, konaultasi dengan orang tua, guru, dan alih tangan kasus

xiii
kepada ahli lain adalah ragam bantuan yang dapat di lakukan dalam

pelayanan responsif. Tujuan pelayanan responsif adalah membantu konseli

agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang

dialaminya atau membantu konseli yang mengalami hambatan kegagalan

dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Tujuan pelayanan ini dapat

juga dikemukakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah

atau kepedulian pribadi konseli yang muncul segera dan dirasakan saatu itu,

bekenaan dengan masalah sosial, pribadi, karir, atau masalah sosial

pengembangan pendidikan. Fokus pelayanan responsive bergantung

kepada masalah atau kebutuhan konseli. Masalah dan kebutuhan konseli

berkatan dengan kegiatan untuk memahami sesuatu hal karena di pandang

penting bagi perkembangan dirinya secara positif. Kebutuhan ini seperti

kebutuhan untuk memperoleh informasi antara lan tentang pilihan karir dan

program studi, sumber-sumber belajar, bahaya obat terlarang, minuman

keras, narkotika dan pergaulan bebas. Masalah lainnya adalah yang

berkaitan dengan berbagai hal yang dirasakan mengganggu kenyamanan

hidup atau menghambat perkembangan diri konseli, karena todak terpenuhi

keutuhannya atau gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.

Masalah konseli pada umumnya tidak mudaj diketahui secara langsung

tetapi dapat dipahami melalui gejala-gejala yang ditampilkannya

c. Perencanaan Individual

Perencanaan individual di artikan sebagai bantuan kepada konseli agar

mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkatan dengan

perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan

kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang

tersedia di lingkungannya. Pemahaman konseli secara mendalam dengan

segala karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen dan penyediaan informasi

xiv
yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki konseli amat

diperlukan sehingga konseli mampu memilih dan mengambil keputusan yang

tepat di dalam mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk

keberbakatan dan kebutuhan khusus konseli. Kegiatan orientasu, informasi,

konseli individual, rujukan, kolaborasi, dan advokasi diperlukan di dalam

implementasikan pelayanan ini. Perencanaan individual di artikan sebagai

bantuan kepada konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas

yang berkatan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman

akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang

dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman konseli

secara mendalam dengan segala karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen

dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi

yang dimiliki konseli amat diperlukan sehingga konseli mampu memilih dan

mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan potensinya

secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus konseli.

Kegiatan orientasu, informasi, konseli individual, rujukan, kolaborasi, dan

advokasi diperlukan di dalam implementasikan pelayanan ini. Perencanaan

individual bertujuan untuk membantu konseli agar memiliki pemahaman

tentang diri dan lingkungannya, mampu merumuskan tujuan, atau

pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyengkut aspek

pribadi, sosial belajar, maupun karir, dan dapat melakukan kegiatan

berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskan.Fokus

pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan

aspek akademik, karir, dan sosial‐pribadi.

d. Dukungan Konsep

Ketiga komponen diatas, merupakan pemberian bimbingan dan konseling

kepada konseli secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan

xv
komponen pelayanan dan kegiatan menajemen, tata kerja, infra struktur

(misalnya teknologi informasi dan komunikasi), dan pengembangan

kemampuan professional konselor secara berkelanjutan, yang secera tidak

langsung memberikan bantuan kepada konseli atau menfasilitasi kelancaran

perkembangan konseli. Program ini memberikan dukungan kepada konselor

dalam memperlancar penyelenggaraan pelayanan diatas. Sedangkan bagi

personel pendidikan lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan

program pendidikan di sekolah/madrasah. Dukungan sistem ini meliputi

aspek-aspek pengembangan jejaringan, kegiatan managemen, riset dan

pengembangan

xvi
BAB III
PENUTUP

a. Simpulan
Manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan manajemen yang
dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi fungsi bimbingan dan konseling mulai
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi untuk mencapai
tujuan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan
berbagai sumber daya yang ada. Dalam konteks bimbingan dan konseling (BK),
manajemen dapat berarti proses perencanaan, pengorganisasian, pengarah, dan
pengawasan aktifitas-aktifitas pelayanan bimbingan dan koseling, serta penggunaan
daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum prinsip-
prinsip manajemen bimbingan dan konseling meliputi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia (staffing), pengarahan dan
kepemimpinan (leading), dan pengawas (controlling).
Pola manajemen bimbingan dan konseling inin terbagi menjdi dua bagian,
yaitu pola profesional dan pola non-profesional. Program manajemen bimbingan
dan konseling dan pelaksanaannya tidak mungkin bisa dilakukan sendiri oleh kepala
sekolahatau oleh petugas bimbingan dan konseling di sekolah yang bersangkutan.
Aspek yang mendukung dalam kelancaran manajemen bimbingan dan konseling
diantaranya ; perencanaan program bimbingan dan konseling, evaluasi
pelaksanaan program bimbingan dan konseling, dan supervisi kegiatan bimbingan
dan konseling.
b. Saran
Saran bagi sekolah hendaknya dapat memiliki manajemen bimbingan dan
konseling guna untuk memberikan pengarahan, bimbingan, pengawasan, dan
pengelolaan sumber daya manusia yaitu peserta didik agar sesuai dengan
tujuannya, yaitu menjadikan sumber daya yang bermanfaat.

xvii
DAFTAR PUSTAKA

Gibson, Robert L dan Marianne, Bimbingan dan konseling, yogyakarta : Pustaka


Pelajar Hidayat

Hikmat. Manajemen Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia

Heru Mugiarso, Bimbingan dan Konseling, Semarang: Universitas Negeri


Semaranghttp://www.scribd.com/doc/34987024/Manajemen pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah Jumat, 27 Januari 2023 jam 08.40

http://ahmad-sugianto.blogspot.com/2013/02/pengembangan-program-bimbingan-
dan_5067.html?m=1

Sugiyo, Manajemen Bimbingan dan Konseling di sekolah, Semarang : Widya karya,


2010

xviii

Anda mungkin juga menyukai