Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING


“Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Manajemen BK”

Dosen Pembimbing :
Afnibar, M.Pd.,Kons
Ayunil Ummi, M,Pd

Disusun Oleh :
M. Said Qutub (2012020055)
Nadia Ulfa Saufi (2012020006)
Weri Aulia (2012020024)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR
Segala puji kepada Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
seluruh ciptaan-Nya, terkhusus kepada kami penulis makalah. Atas segala nikmat yang
diberikan-Nya, kami kelompok satu dari mata kuliah Manajemen BK dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam tak lupa kita kirimkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman modern yang
penuh dengan ilmu pengetahuan serta berbekal akhlak dan keimanan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen BK,
disamping itu kami sebagai penulis juga berharap makalah yang kami susun ini dapat menambah
wawasan mahasiswa BKI semester 6 khususnya dan seluruh mahasiswa dan masyarakat secara
umum. Dalam pembuatan makalah, kami sadari banyak kekurangan yang terdapat didalam
materi maupun penulisan karenaitu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari setiap pembaca, sehingga kedepannya kami dapat memperbaiki makalah ini
dengan lebih baik dan kedepannya dapat menyusun tulisan dengan lebih baik pula.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................2


DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................4
....................................................................................................................................
C. Tujuan Pembahsan....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5
A. Pengertian Manajemen BK.......................................................................................5

B. Tujuan dan Fungsi Manajemen BK..........................................................................6


C. Ruang Lingkup Manajemen BK...............................................................................8
D. Syarat Manajemen....................................................................................................9

BAB III PENUTUP............................................................................................................11


A. Kesimpulan..............................................................................................................11

B. Kritik dan Saran.......................................................................................................11


Padang, 25 februari 2023

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................12

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Untuk mengoptimalkan pelayan bimbingan dan konseling yang benar-benar


berkontribusi pada penetapan visi, misi dan tujuan bimbingan konseling diinstasi yang
bersangkutan maka diperlukan optimalisasi manajemen bimbingan dan konseling.
Kegiatan bimbingan dan konseling membutuhkan manajemen yang baik pula agar
tercapai peningkatan mutu manajemen bimbingan dan konseling.
Manajemen bimbingan dan konseling perlu dilakukan untuk program pelayanan.
Suatu program bimbingan konseling tidak mungkin tersusun apabila tidak diatur oleh
system manajemen yang baik. Manajemen yang baik itu sendiri akan ditentukan oleh
manajer yang mampu merencanakan, mengorganisasikan, mengaktifkan dan mengontrol
sumber daya yang ada.
Kegiatan manajemen bimbingan dan konseling harus dinyatakan secara matang
dengan memperhatikan segi program yang akan diberikan, meneliti hal-hal yang
butuhkan oleh konseli, satuan layanan dan kegiatan dalam bimbingan dan konseling,
dapat merumuskan dengan baik pelaksaan dan mampu mengevaluasi program yang telah
dilaksanakan dalam bimbingan.
Makalah ini membahas tentang manajemen bimbingan konseling yang bertujuan
untuk memberikan gambaran-gambaran awal tentang pengertian samapai tujuan
diperlukannya manajemen dalam bimbingan dan konseling.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari manajemen bimbingan dan konseling ?
2. Apakah tujuan yang akan dicapai dalam manajemen bimbingan dan konseling ?
3. Bagaimana ruang lingkup yang terdapat dalam manajemen bimbingan dan konseling
mempengaruhi proses pelaksanaan bimbingan dan konseling ?

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari rumusan masalah yang akan kita bahas nantinya, antara lain sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dan system manajemen bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui tujuan pelaksanaan manajemen didalam bimbingan dan konseling
3. Untuk menjelaskan ruang lingkup yang terdapat dapat dalam bimbingan dan
konseling

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen BK

Untuk memahami pengertian dari manajemen memang didapati penggertian yang


cukup luas. Jika kita artikan secara sederhana maka didapatkan arti bahwa manajemen
merupakan cara yang digunakan untuk mengatur sesuatu agar apa yang menjadi target
dapat diwujudkan sesuai keinginan. Terlepas dari itu manajemen memang dibutuhkan
oleh setiap organisasi bahkan pada diri individu sendiri untuk mencapai tujuan yang
diimpikan.
Kata “manajemen” berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata “manus” yang
berarti tangan, “danagere” yang berarti melakukan. Kata-kata ini digabung menjadi kata
kerja “managere” yang artinya menangani. Manager diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris dalambentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan
manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen.1
Pada dasarnya manajemen adalah suatu proses penggunaan sumber daya secara
efektif untuk mencapai sasaran tujuan tertentu. Manajemen dapat diartikan sebagai suatu
ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan atau pelaksanaan (directing), penggkoordinasian (coordinating), dan
pengawasan (controlling) terhadap orang dan peralatan untuk mencapai tujuan organisasi
atau lembaga secara efektif dan efisien.2
Hububangan manajemen, organisasi dan administrasi diperlukan kerja sama yang
diupayakan oleh seluruh anggota organisasi atau instansi terkait agar dapat berlangsung
secara efektif dan efisien, dalam menunjangoptimalisasi pencapain tujuan.
Selanjutnya pengertian bimbingan dan konseling, bimbingan dan konseling terdiri
dari dua kata yaitu “bimbingan” dan “konseling. Bimbingan merupakan suatu proses
pemberian bantuan yang diberikan oleh para ahli kepada individu atau kelompok yang
bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang dirinya sendiri, menghubungakan
pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan
menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntunan lingkungan berdasarkan
norma-norma yang berlaku.3
Konseling adalah usaha membantu klien secara tatap muka ( melalui wawancara)
oleh seorang konselor dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri
terhadap berbagai persoalan atau permasalahan khusus. Dengan kata lain, teratasinya
masalah yang dihadapi oleh klien.4

1
Masbur dan Nuzliah, Manajemen Bimbingan Dan Konseling (Forum Intelektual al-Qur'an dan Hadits Asia Tenggara
(SEARFIQH) : Banda Aceh, 2017), hal.3.
2
Teti Ratnawulan, “Manajemen Bimbingan Konseling Di SMP Kota Dan Kabupaten Bandung,” 2016, dalam jurnal
edukasi. edisi 1. hal.2.
3
Deni Febrini, Editor: Samsudin, Bimbingan Dan Konseling (Brimedia Global, 2020), hal.52.
4
Febrini, hal.54.

5
B. Tujuan dan Fungsi Manajemen BK

Dukungan sistem adalah yang memberikan penunjang dalam keefektifan


pelaksaan suatu pekerjaan aktifitas manajemen yang membentuk, memelihara dan
meningkatkan efektifitas serta efisiensi bimbingan dan konseling secara menyeluruh.
Program pelaksanaan tidak akan terlaksanakan dan terselenggarakan jika tidak memiliki
sistem pengelolaan yang baik, dalam artian pengelolaan yang jelas, sistematis dan
terarah.5
Sempat disinggung pada pengertian manajemen bk bahwa terdapat 4 fungsi
manajemen dalam bimbingan konseling. Koordinator bimbingan dan konseling secara
tidak langsung menjadi manajer dan administrator pada bimbingan dan konseling yang
bertugas menjalankan fungis-fungsi manajemen dalam melaksanakan proses konseling.
Fungsi-fungsi tersebut antara lain :

1. Fungsi perencana (planning)

Fungsi perencanaan menjadi langkah awal untuk menentukan kegiatan apa


yang digunakan untuk mencapai tujuan dan segala hal yang terkait dengan
program bk. Untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan, baik program
harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan ditentukan dengan kebutuhan
klien dan dipersiapkan dengan sebaik mungkin agar didapatkan
keefektifitasan dan keefesienan sehingga tercapai kegiatan atau program yang
sesuai dengan harapan dari proses konseling.
Dengan ruang lingkup bimbingan dan konseling yang semakin kompleks
dan luas pengelolaan dan pengembangan konseling sebagai suatu program
tidak akan mungkin dibuat dengan cara asal-asalan. Jika konselor atau pun
guru bk menginginkan pencapain dan target yang maksimal dan mampu
memperlihatkan perubahan yang berarah positif pada diri klien maka
dibutuhkan perencanaan yang baik dan disesuaikan dengan kebutuhan klien
tersebut.

2. Fungsi pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian bertujuan untuk membagi setiap program besar


menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Pengorganisasian ini bermanfaat
untuk manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Salah satu cara yang
dapat dilakukan dalam pengorganisasian ini dengan menentukan tugas apa
yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, bagaimana tugas-tugas

5
Andika Fawri dan Neviyarni, “Konsep Manajemen Bimbingan Dan Konseling,” Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 3,
no. 1 (2021): hal.198.

6
tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas yang
diberikan tersebut, dan pada tingkat mana keputusan harus diambil.
Dalam manajemen bimbingan dan konseling, terdapat beberapa prosedur
yang harus diperhatikan menurut darmawan yang dikutip oleh Andika Fawri,
yaitu sebagai berikut :
a. Planing, menyusun program bimbingan dan konseling.
b. Organizing, manajer menganalisis pihak-pihak mana yang dapat diajak
bekerjasama ataupun kolaborasi dalam pelaksanaan layanan yang akan
dilakukan oleh konselor agar kegiatan yang ingin dilakukan dapat
tercapai dengan baik.
c. Untuk meningkatkan perfesionalisme konselor, maka diperlukan
staffing, yaitu konselor diupayakan untuk mengikuti kegiatan yang
dapat menambah wawasan mengenai bimbingan, misalnya kegiatan
seminar ataupun pelatihan guru BK.
d. Motivating, diadakan untuk meningkatkan motivasi bagi konselor
dengan pemberian penghargaan kepada konselor, ini nantinya menjadi
sebuah penguatan bagi konselor untuk tetap bersemangat dalam
melaksaakan setiap tugas yang diembankan kepada dirinya dalam
pelaksaan layanan.
e. Controlling, tahap terakhir ini, konseling mengevaluasi terhadap
kegiatan yang telah dilakukan, sehingga dapat dilihat apakah ada
kekurangan dalam pelaksaan layanan yang sudah dilakukan terkait
masalah yang ada.

3. Fungsi pelaksanaan

Setelah perencanaan dan pengorganisasian maka program yang telah


dibuat sesuai dengan perencanaan dan pengorganisasian perlu untuk
dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah rencanakan. Koordinator
bimbingan dan konseling harus mendorong kinerja konselornya dengan
memberikan motivasi dalam merealisasikan tujuan yang diharapkan tersebut
sesuai dengan program.

4. Fungsi pengawasan
Fungsi pengawasan dilakukan oleh pengawas dibidang bimbingan dan
konseling, kemudian coordinator bk menggunakan administrasi berupa : men
(sumber daya manusia/personal), material (bahan-bahan), machines
(peralatan, sarana, dan prasarana), metod (metode/layanan), money (sumber
dana) dan market (siswa atau konseli).6

6
Masbur dan Nuzliah, Manajemen Bimbingan Dan Konseling, hal.7.

7
C. Ruang Lingkup Manajemen BK

Bimbingan dan konseling sering kali disama artikan dengan psikologi. Hal ini
dikarenakan ranahnya memang masih berada dalam psikologi dan intelektual manusia,
psikologi dan bimbingan konseling sendiri sebenarnya memliki ruang lingkup yang
berbeda, dimana bimbingan dan konseling biasanya akan lebih tertuju pada social.
Ruang lingkup merupakan batasan yang memisahkan suatu bidang dengan bidang
lainnya. Bimbingan konseling sendiri memeiliki ruang lingkup dilihat dari beberapa segi,
antaranya berikut :
1. Segi Pelayanan
Bimbingan dan konseling merupakan sejumlah proses pemberian
pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk
manusia dan oleh manusia. Dari manusia artinya pelayanan itu
diselenggrakan berdasarkan hakikat keberadaan manusia dengan
segenap dimensi kemanusiannya. Untuk manusia, dimaksudkan bahwa
penyelengaraan tersebut diselenggrakan demi tujuan yang agung, mulia
dan positif bagi kehidupan kemanusiaan menuju manusia yang
seutuhnya, baik manusia sebagai individu maupun kelompok. 7

2. Segi Sasaran
Dimana sasaran dalam bimbingan dan konseling dapat dikelompokan
menjadi dua yaitu individu dan kelompok.
3. Segi Fungsi
Bimbingan dan konseling memliki fungsi khusus yaitu pemahaman,
pencegahan, pengentasan dan pemeliharaan. Pemahaman dimaksudkan untuk
membantu klien, dalam memahami dirinya sendiri. Pencegahan dimaksudkan
untuk memberikan pencegahan pada kondisi klien agar tidak memperburuk
kondisinya. Pengentasan bertujuan untuk membantu menyelesaikan masalah
klien menggunkan kekuatan yang ada dalam diri klien itu sendiri. Dan yang
terkahir pemeliharaan adalah fungsiyang bergerak dalam kegiatan dalam suatu
Lembaga untuk membantu memelihara klien setelah proses konseling yang
telah dilalui oleh klien.
4. Segi Sosial dan Budaya
Dalam segi ini, konseling memberikan pengembangan kepada klien untuk
mampu menempatkan dirinya menjadi makhluk social yang mampu
beradapatasi dan menempatkan diri dilingkungan untuk berinteraksi dengan
sesama individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan
kelompok.
Ruang lingkup manajemen bk tidak terlepas dari ruang lingkup bimbingan dan
konseling itu sendiri, dimana manajemen bertujuan untuk mewujudkan segala program
yang akan dilakukan dalam konseling dengan efektif, sistematis dan teratur agar tercapai

7
Haryatri Haryatri, “Ruang Lingkup Konseling,” Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan Dan Konseling Islami 4, no. 2
(2018): hal.83.

8
program yang baik. Hal ini sangat bersinambungan dengan fungsi manajemen itu sendiri
yang dapat kita jadikan tolak ukur ruang lingkup manajemen bimbingan dan konseling
mulai dari perencanaan sampai evaluasi kegiatan.
Perkembangan keilmuan bimbingan dan konseling mengindikasikan semakin
meluasnya ruang lingkup jangkaun bimbingan dan konseling merespon fenomena realitas
perkembangan masyarakat. Bahwa permasalahan individu di masyarakat tidak hanya
disebabkan oleh faktor psikologis personal individu itu sendiri, bisa jadi pemicunya
adalah persoalan budaya, sosial, dan spiritual religiusnya. Hal ini yang kemudian
para ahli bidang bimbingan dan konseling telah melakukan berbagai kajian dan
upaya implemtatif untuk merespon permasalahan di masyarakat.8

D. Syarat Manajemen
Untuk mencapai hasil yang baik dalam setiap program atau kegiatan bimbingan
konseling diperlukan diperlukan proses manajemen yang baik pula, untuk itu diperlukan
syarat- syarat yang perlu dipenuhi dalam pelaksanaanya. Masbur dan Nuzliah telah
mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi tersebut, antara lain :9
1. Harus ada pembagian kerja
Mengandung pengertian bahwa suatu pekerjaan itu bila dibagi sesuai
dengan bakat dan kemampuan anggota organisasi akan lebih berhasil bila
dibandingkan dengan tidak adanya pembagian kerja
2. Kekuasaan dan pertanggung jawaban
Dalam sebuah organisasi harus ada kejelasan tentang kekuasaan dan
pertanggung jawaban antara masing-masing staf dalam organisasi.
3. Disiplin
Semua lini dalam sebuah organisasi harus mempunyai disiplin dengan
menaati peraturan yang ditetapkan
4. Kesatuan komando
Kesatuan komando perlu untuk menjaga kesimpang siuran perintah di
dalam organisasi, karena organisasi mempunyai tujuan yang sama.
5. Kesatuan arah
Kesatuan arah diperlukan untuk menghindari masing-masing anggota
mempunyai tujuan sendiri- sendiri. Perintah hanya datang dari satu orang saja
6. Tujuan organisasi
Tujuan organisasi sesuai dengan tujuan anggotanya Antara tujuan
organisasi dan tujuan anggotanya harus sejalan, karena apabila terdapat
perbedaan tujuan maka organisasi akan mengalami kesulitan.
7. Pemberian upah/gaji
Harus didasarkan pada kebutuhan anggota organisasi dan keluarganya
secara adil.

8
Yuliyatun Yuliyatun et al., “Peranan Bimbingan Dan Konseling Islam Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia
Unggul Di Era Digital,” in Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS), vol. 5, 2022, hal.1204.
9
Mabur dan Nuzliah, Manajemen Bimbingan Dan Konseling, hal.8-10.

9
8. Sentralisasi
Memberikan suatu gambaran bahwa di dalam suatu organisasi
memerlukan suatu pemusatan tanggung jawab untuk menghindari bawahan
tidak dibebani dengan tanggung jawab yang lebih besar
9. Jenjang jabatan
Urutan-urutan hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain
harus saling ber- sambung. Kejelasan hubungan ini perlu untuk menentukan
ke arah mana seseorang harus bertanggung jawab dan ke arah jenjang mana
seseorang kelak di promosikan.
10. Keteraturan
Keteraturan diperlukan agar tidak terjadi kelambatan di dalam proses
manajemen.
11. Keadilan
Keadilan diperlukan di dalam segala aspek agar semua komunikasi yang
lancar di antara anggota merasa puas dan bekerja dengan penuh semangat.
12. Kestabilan di dalam organisasi
Para anggota harus merasa stabil kedudukannya di dalam oaganisasi
13. Inisiatif
Tanpa inisiatif akan menjurus kepada hal-hal yang bersifat rutin dan
organisasi akan mengalami sebuah kerugian.
14. Semangat korps
Adanya komunikasi yang lancar diantara pimpinan dan bawahan akan
menambah semangat kerja bawahan.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Layanan bimbingan dan konseling tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya
pengelolaan, manajemen bimbingan dan konseling tidak terlepas dari fungsi manajemen
secara umum, manajemen bimbingan konseling terdiri dari planning, organizing,
actuating, controlling. Manajemen bimbingan dan konseling merupakan upaya mengelola
pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan mendayagunakan semua sumber daya yang
ada melalui pengaturan dan pemungsian semua fungsi manajemen melalui koordinasi
manajemen bk dan kerjasama dari seluruh konselor serta semua komponen organisasi.
Dengan manajemen bimbingan dan konseling yang baik diharapkan sistem bimbingan
dan konseling dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesien dalam rangka mencapai
tujuan kegiatan bimbingan dan konseling, serta dapat menegakkan akuntabilitas
bimbingan dan konseling.

B. Kritik dan Saran

Penulis sangat menyari kekurangan yang terdapat dalam makalah yang telah kami
tulis. Untuk itu kami selaku penulis sanggat mengharapkan kritik dan saran dari setiap
pembaca yang bersifat membangun agar kedepannya dapat memperbaiki makalah ini
dengan lebih baik khususnya dan umumnya dapat menulis karya-karya selanjutnya
dengan lebih baik lagi.
Dari berbagai kekurangan yang terdapat dalam makalah ini kami tetap berharap
semoga apa yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa BKI khususnya dan
masyarakat yang membaca seccara umum

11
DAFTAR PUSTAKA
Fawri, Andika, and Neviyarni Neviyarni. “Konsep Manajemen Bimbingan Dan
Konseling.” Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 3, no. 1 (2021): 196–202.
Febrini, Deni. Editor: Samsudin, Bimbingan Dan Konseling. Brimedia Global,
2020.
Haryatri, Haryatri. “Ruang Lingkup Konseling.” Jurnal Al-Taujih: Bingkai
Bimbingan Dan Konseling Islami 4, no. 2 (2018): 83–91.
Masbur dan Nuzliah. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Forum Intelektual al-
Qur’an dan Hadits Asia Tenggara (SEARFIQH): Banda Aceh, 2017.
Teti Ratnawulan. “Manajemen Bimbingan Konseling Di SMP Kota Dan
Kabupaten Bandung,” dalam jurnal edukasi, 2016.
Yuliyatun, Yuliyatun, Sugiyo Sugiyo, Anwar Sutoyo, and Sunawan Sunawan.
“Peranan Bimbingan Dan Konseling Islam Dalam Mewujudkan Sumber
Daya Manusia Unggul Di Era Digital.” In Prosiding Seminar Nasional
Pascasarjana (PROSNAMPAS), 5:1201–6, 2022.

12

Anda mungkin juga menyukai