Dosen Pembimbing :
Afnibar, M.Pd.,Kons
Ayunil Ummi, M,Pd
Disusun Oleh :
M. Said Qutub (2012020055)
Nadia Ulfa Saufi (2012020006)
Weri Aulia (2012020024)
2
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................4
....................................................................................................................................
C. Tujuan Pembahsan....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5
A. Pengertian Manajemen BK.......................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................12
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari manajemen bimbingan dan konseling ?
2. Apakah tujuan yang akan dicapai dalam manajemen bimbingan dan konseling ?
3. Bagaimana ruang lingkup yang terdapat dalam manajemen bimbingan dan konseling
mempengaruhi proses pelaksanaan bimbingan dan konseling ?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari rumusan masalah yang akan kita bahas nantinya, antara lain sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dan system manajemen bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui tujuan pelaksanaan manajemen didalam bimbingan dan konseling
3. Untuk menjelaskan ruang lingkup yang terdapat dapat dalam bimbingan dan
konseling
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen BK
1
Masbur dan Nuzliah, Manajemen Bimbingan Dan Konseling (Forum Intelektual al-Qur'an dan Hadits Asia Tenggara
(SEARFIQH) : Banda Aceh, 2017), hal.3.
2
Teti Ratnawulan, “Manajemen Bimbingan Konseling Di SMP Kota Dan Kabupaten Bandung,” 2016, dalam jurnal
edukasi. edisi 1. hal.2.
3
Deni Febrini, Editor: Samsudin, Bimbingan Dan Konseling (Brimedia Global, 2020), hal.52.
4
Febrini, hal.54.
5
B. Tujuan dan Fungsi Manajemen BK
2. Fungsi pengorganisasian
5
Andika Fawri dan Neviyarni, “Konsep Manajemen Bimbingan Dan Konseling,” Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 3,
no. 1 (2021): hal.198.
6
tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas yang
diberikan tersebut, dan pada tingkat mana keputusan harus diambil.
Dalam manajemen bimbingan dan konseling, terdapat beberapa prosedur
yang harus diperhatikan menurut darmawan yang dikutip oleh Andika Fawri,
yaitu sebagai berikut :
a. Planing, menyusun program bimbingan dan konseling.
b. Organizing, manajer menganalisis pihak-pihak mana yang dapat diajak
bekerjasama ataupun kolaborasi dalam pelaksanaan layanan yang akan
dilakukan oleh konselor agar kegiatan yang ingin dilakukan dapat
tercapai dengan baik.
c. Untuk meningkatkan perfesionalisme konselor, maka diperlukan
staffing, yaitu konselor diupayakan untuk mengikuti kegiatan yang
dapat menambah wawasan mengenai bimbingan, misalnya kegiatan
seminar ataupun pelatihan guru BK.
d. Motivating, diadakan untuk meningkatkan motivasi bagi konselor
dengan pemberian penghargaan kepada konselor, ini nantinya menjadi
sebuah penguatan bagi konselor untuk tetap bersemangat dalam
melaksaakan setiap tugas yang diembankan kepada dirinya dalam
pelaksaan layanan.
e. Controlling, tahap terakhir ini, konseling mengevaluasi terhadap
kegiatan yang telah dilakukan, sehingga dapat dilihat apakah ada
kekurangan dalam pelaksaan layanan yang sudah dilakukan terkait
masalah yang ada.
3. Fungsi pelaksanaan
4. Fungsi pengawasan
Fungsi pengawasan dilakukan oleh pengawas dibidang bimbingan dan
konseling, kemudian coordinator bk menggunakan administrasi berupa : men
(sumber daya manusia/personal), material (bahan-bahan), machines
(peralatan, sarana, dan prasarana), metod (metode/layanan), money (sumber
dana) dan market (siswa atau konseli).6
6
Masbur dan Nuzliah, Manajemen Bimbingan Dan Konseling, hal.7.
7
C. Ruang Lingkup Manajemen BK
Bimbingan dan konseling sering kali disama artikan dengan psikologi. Hal ini
dikarenakan ranahnya memang masih berada dalam psikologi dan intelektual manusia,
psikologi dan bimbingan konseling sendiri sebenarnya memliki ruang lingkup yang
berbeda, dimana bimbingan dan konseling biasanya akan lebih tertuju pada social.
Ruang lingkup merupakan batasan yang memisahkan suatu bidang dengan bidang
lainnya. Bimbingan konseling sendiri memeiliki ruang lingkup dilihat dari beberapa segi,
antaranya berikut :
1. Segi Pelayanan
Bimbingan dan konseling merupakan sejumlah proses pemberian
pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk
manusia dan oleh manusia. Dari manusia artinya pelayanan itu
diselenggrakan berdasarkan hakikat keberadaan manusia dengan
segenap dimensi kemanusiannya. Untuk manusia, dimaksudkan bahwa
penyelengaraan tersebut diselenggrakan demi tujuan yang agung, mulia
dan positif bagi kehidupan kemanusiaan menuju manusia yang
seutuhnya, baik manusia sebagai individu maupun kelompok. 7
2. Segi Sasaran
Dimana sasaran dalam bimbingan dan konseling dapat dikelompokan
menjadi dua yaitu individu dan kelompok.
3. Segi Fungsi
Bimbingan dan konseling memliki fungsi khusus yaitu pemahaman,
pencegahan, pengentasan dan pemeliharaan. Pemahaman dimaksudkan untuk
membantu klien, dalam memahami dirinya sendiri. Pencegahan dimaksudkan
untuk memberikan pencegahan pada kondisi klien agar tidak memperburuk
kondisinya. Pengentasan bertujuan untuk membantu menyelesaikan masalah
klien menggunkan kekuatan yang ada dalam diri klien itu sendiri. Dan yang
terkahir pemeliharaan adalah fungsiyang bergerak dalam kegiatan dalam suatu
Lembaga untuk membantu memelihara klien setelah proses konseling yang
telah dilalui oleh klien.
4. Segi Sosial dan Budaya
Dalam segi ini, konseling memberikan pengembangan kepada klien untuk
mampu menempatkan dirinya menjadi makhluk social yang mampu
beradapatasi dan menempatkan diri dilingkungan untuk berinteraksi dengan
sesama individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan
kelompok.
Ruang lingkup manajemen bk tidak terlepas dari ruang lingkup bimbingan dan
konseling itu sendiri, dimana manajemen bertujuan untuk mewujudkan segala program
yang akan dilakukan dalam konseling dengan efektif, sistematis dan teratur agar tercapai
7
Haryatri Haryatri, “Ruang Lingkup Konseling,” Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan Dan Konseling Islami 4, no. 2
(2018): hal.83.
8
program yang baik. Hal ini sangat bersinambungan dengan fungsi manajemen itu sendiri
yang dapat kita jadikan tolak ukur ruang lingkup manajemen bimbingan dan konseling
mulai dari perencanaan sampai evaluasi kegiatan.
Perkembangan keilmuan bimbingan dan konseling mengindikasikan semakin
meluasnya ruang lingkup jangkaun bimbingan dan konseling merespon fenomena realitas
perkembangan masyarakat. Bahwa permasalahan individu di masyarakat tidak hanya
disebabkan oleh faktor psikologis personal individu itu sendiri, bisa jadi pemicunya
adalah persoalan budaya, sosial, dan spiritual religiusnya. Hal ini yang kemudian
para ahli bidang bimbingan dan konseling telah melakukan berbagai kajian dan
upaya implemtatif untuk merespon permasalahan di masyarakat.8
D. Syarat Manajemen
Untuk mencapai hasil yang baik dalam setiap program atau kegiatan bimbingan
konseling diperlukan diperlukan proses manajemen yang baik pula, untuk itu diperlukan
syarat- syarat yang perlu dipenuhi dalam pelaksanaanya. Masbur dan Nuzliah telah
mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi tersebut, antara lain :9
1. Harus ada pembagian kerja
Mengandung pengertian bahwa suatu pekerjaan itu bila dibagi sesuai
dengan bakat dan kemampuan anggota organisasi akan lebih berhasil bila
dibandingkan dengan tidak adanya pembagian kerja
2. Kekuasaan dan pertanggung jawaban
Dalam sebuah organisasi harus ada kejelasan tentang kekuasaan dan
pertanggung jawaban antara masing-masing staf dalam organisasi.
3. Disiplin
Semua lini dalam sebuah organisasi harus mempunyai disiplin dengan
menaati peraturan yang ditetapkan
4. Kesatuan komando
Kesatuan komando perlu untuk menjaga kesimpang siuran perintah di
dalam organisasi, karena organisasi mempunyai tujuan yang sama.
5. Kesatuan arah
Kesatuan arah diperlukan untuk menghindari masing-masing anggota
mempunyai tujuan sendiri- sendiri. Perintah hanya datang dari satu orang saja
6. Tujuan organisasi
Tujuan organisasi sesuai dengan tujuan anggotanya Antara tujuan
organisasi dan tujuan anggotanya harus sejalan, karena apabila terdapat
perbedaan tujuan maka organisasi akan mengalami kesulitan.
7. Pemberian upah/gaji
Harus didasarkan pada kebutuhan anggota organisasi dan keluarganya
secara adil.
8
Yuliyatun Yuliyatun et al., “Peranan Bimbingan Dan Konseling Islam Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia
Unggul Di Era Digital,” in Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS), vol. 5, 2022, hal.1204.
9
Mabur dan Nuzliah, Manajemen Bimbingan Dan Konseling, hal.8-10.
9
8. Sentralisasi
Memberikan suatu gambaran bahwa di dalam suatu organisasi
memerlukan suatu pemusatan tanggung jawab untuk menghindari bawahan
tidak dibebani dengan tanggung jawab yang lebih besar
9. Jenjang jabatan
Urutan-urutan hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain
harus saling ber- sambung. Kejelasan hubungan ini perlu untuk menentukan
ke arah mana seseorang harus bertanggung jawab dan ke arah jenjang mana
seseorang kelak di promosikan.
10. Keteraturan
Keteraturan diperlukan agar tidak terjadi kelambatan di dalam proses
manajemen.
11. Keadilan
Keadilan diperlukan di dalam segala aspek agar semua komunikasi yang
lancar di antara anggota merasa puas dan bekerja dengan penuh semangat.
12. Kestabilan di dalam organisasi
Para anggota harus merasa stabil kedudukannya di dalam oaganisasi
13. Inisiatif
Tanpa inisiatif akan menjurus kepada hal-hal yang bersifat rutin dan
organisasi akan mengalami sebuah kerugian.
14. Semangat korps
Adanya komunikasi yang lancar diantara pimpinan dan bawahan akan
menambah semangat kerja bawahan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Layanan bimbingan dan konseling tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya
pengelolaan, manajemen bimbingan dan konseling tidak terlepas dari fungsi manajemen
secara umum, manajemen bimbingan konseling terdiri dari planning, organizing,
actuating, controlling. Manajemen bimbingan dan konseling merupakan upaya mengelola
pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan mendayagunakan semua sumber daya yang
ada melalui pengaturan dan pemungsian semua fungsi manajemen melalui koordinasi
manajemen bk dan kerjasama dari seluruh konselor serta semua komponen organisasi.
Dengan manajemen bimbingan dan konseling yang baik diharapkan sistem bimbingan
dan konseling dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesien dalam rangka mencapai
tujuan kegiatan bimbingan dan konseling, serta dapat menegakkan akuntabilitas
bimbingan dan konseling.
Penulis sangat menyari kekurangan yang terdapat dalam makalah yang telah kami
tulis. Untuk itu kami selaku penulis sanggat mengharapkan kritik dan saran dari setiap
pembaca yang bersifat membangun agar kedepannya dapat memperbaiki makalah ini
dengan lebih baik khususnya dan umumnya dapat menulis karya-karya selanjutnya
dengan lebih baik lagi.
Dari berbagai kekurangan yang terdapat dalam makalah ini kami tetap berharap
semoga apa yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa BKI khususnya dan
masyarakat yang membaca seccara umum
11
DAFTAR PUSTAKA
Fawri, Andika, and Neviyarni Neviyarni. “Konsep Manajemen Bimbingan Dan
Konseling.” Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 3, no. 1 (2021): 196–202.
Febrini, Deni. Editor: Samsudin, Bimbingan Dan Konseling. Brimedia Global,
2020.
Haryatri, Haryatri. “Ruang Lingkup Konseling.” Jurnal Al-Taujih: Bingkai
Bimbingan Dan Konseling Islami 4, no. 2 (2018): 83–91.
Masbur dan Nuzliah. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Forum Intelektual al-
Qur’an dan Hadits Asia Tenggara (SEARFIQH): Banda Aceh, 2017.
Teti Ratnawulan. “Manajemen Bimbingan Konseling Di SMP Kota Dan
Kabupaten Bandung,” dalam jurnal edukasi, 2016.
Yuliyatun, Yuliyatun, Sugiyo Sugiyo, Anwar Sutoyo, and Sunawan Sunawan.
“Peranan Bimbingan Dan Konseling Islam Dalam Mewujudkan Sumber
Daya Manusia Unggul Di Era Digital.” In Prosiding Seminar Nasional
Pascasarjana (PROSNAMPAS), 5:1201–6, 2022.
12