Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu :
Ria Novianti
UNIVERSITAS RIAU
2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan mengucap puji dan syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberi rahmat
serta karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa
pula mengucapkan shalawat beserta salam atas kehadiran baginda rasulullah yaitu nabi
Muhammad. S.A.W.
Dan rasa terima kasih kami kepada anggota kelompok sepuluh yang telah membantu
menyelesaikan tugas ini, serta terlebih lagi kepada guru pembimbing ibu Ria Novianti yang
senantiasa membimbing dan memberi saran yang baik kepada kelompok kami sehingga dapat
menyelesaikan Makalah mata kuliah Bimbingan Dan Konseling.
Makalah ini di buat bukan hanya untuk menyelesaikan dan melengkapi tugas mata kuliah
Bimbingan dan Konseling tapi juga di harapkan dapat memberi wawasan yang lebih luas guna
meningkatkan pengetahuan yang mendalam bagi para mahasiswa/i dalam bidang Bimbingan dan
Konseling, sehingga kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang ada dalam bidang menejemen
dan pola organisasi Bimbingan Konseling di Sekolah .
Akhir kata, Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi kami,
sekian dan terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen yang bermutu sendiri akan banyak ditentukan oleh kemampuan manajer
pendidikan di sekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan
mengendalikan sumber daya yang ada. Pelaksanakan manajemen bimbingan dan konseling harus
dirumuskan secara matang baik dari segi program pelayanan BK, meneliti hal-hal apa sajakah
yang dibutuhkan oleh para siswa, materi-materi yang harus diajarkan untuk membentuk
kematangan siswa, satuan layanan dan kegiatan dalam bimbingan dan konseling, dapat
merumuskan dengan baik tata laksana bimbingan dan konseling, dan mengevaluasi program
yang telah dilaksanakan.
Pelaksanaan manajemen bimbingan konseling harus dirumuskan secara matang baik dari segi
program pelayanan Bimbingan Konseling, meneliti hal-hal apa sajakah yang dibutuhkan oleh
para peserta didik, satuan layanan dan kegiatan dalam bimbingan konseling, dapat merumuskan
dengan baik pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan mengevaluasi program yang telah
dilaksanakan dalam bimbingan konseling.
4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem manajemen bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui makna dan tujuan manajemen bimbingan dan konseling
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip manajemen bimbingan konseling
4. Untuk mengetahui pola manajemen bimbingan dan konseling
5. Untuk mengetahui aspek-aspek manajemen bimbingan dan konseling
6. Untuk mengetahui pola organisasi Bimbingan Konseling di Sekolah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen berasal dari bahasa inggris “manajemen” dengan kata kerja “to manage”
yang artinya mengurusi atau kemampuan menjalankan dan mengontrol. Manajemen adalah ilmu
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-
sumber lainnya dalam suatu organisasi yang mencapai tujuan tertentu.
Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen
mempunyai beberapa esensi yaitu :
Sugiyo menyatakan manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan yang diawali
dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian aktivitas dan semua unsur
pendukung bimbingan dan konseling, menggerakkan sumber daya manusia untuk melaksanakan
kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya manusia agar kegiatan bimbingan
dan konseling mencapai tujuan.
6
bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan berbagai sumber daya
yang ada.
Makna dari manajemen bimbingan dan konseling adalah suatu proses bantuan atau
pertolongan yang diberikan oleh pembimbing atau konselor kepada individu melalui pertemuan
tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya agar individu memiliki kemampuan atau
kecakapan melihat dan menemukan masalah-masalahnya serta mampu memecahkan
masalahnya sendiri. Atau bisa juga pemberian bantuan atau pertolongan yang sistematis dari
pembimbing (konselor) kepada individu melalui pertenmuan tatap muka atau hubungan timbal
balik antara keduanya untuk mengungkap masalah individu sehingga individu mampu melihat
masalahnya sendiri.
Dalam kontek bimbingan dan konseling (BK) manajemen dapat berarti proses
perencanaan, pengorgaisasian, pengarahan dan pengawasan aktifitas-aktifitas yang berlangsung
dalam bimbingan dan konseling, serta penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Manajemen BK mengupayakan agar tercapainya efektivitas dan efisiensi
serta tercapainya tujuan.
Oleh karena itu, manajemen diperlukan dalam bimbingan dan konseling dengan tiga
alasan, yaitu :
Tujuan manajemen bimbingan dan konseling dalam aspek akademik (belajar) antara lain :
Agar dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah berjalan efektif
dan efisien diperlukan prinsip manajemen sebagai berikut:
7
a. Perencanaan
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan
menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien mungkin.
Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan, tetapi
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam proses perencanaan.
a) semua jenis program bimbingan dan konseling (tahunan, semester, bulanan, mingguan,
dan harian).
b) kontak langsung dengan siswa yang dilayani.
c) kegiatan bimbingan dan konseling tidak merugikan waktu belajar disekolah.
d) kegiatan bimbingan dan konseling di luar jam sekolah seperti home visit dan lain-lain.
8
Di samping itu, guru pembimbing dalam merencanakan program bimbingan dan
konseling harus mampu membuat jadwal kegiatan bimbingan dan konseling di dalam dan di luar
jam belajar sekolah, dan sekolah agar mengusahakan ada waktu tertentu di dalam jam pelajaran
sekolah untuk kegiatan bimbingan. Dengan adanya perencanaan yang tersusun dengan baik
diharapkan program yang akan dilaksanakan menjadi sistematis.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam bimbingan dan konseling terdiri dari dua kegiatan yaitu
mengelompokkan macam-macam pekerjaan atau pelayanan (grouping of the work) dan
menetapkan hubungan antar organ, pekerjaan, individu yang terlibat dalam organisasi.
Secara umum organisasi bimbingan dan konseling di sekolah terdiri dari lima unsur,
kelima unsur tersebut menurut Hadari Nawawi adalah sebagai berikut :
1) Kepala sekolah
3) Guru pembimbing
9
mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling, mempertanggungjawabkan tugas
dan kegiatan kepada koordinator guru pembimbing.
Tugas guru adalah membantu secara aktif penyelenggaraan program bimbingan dan
konseling, memberikan informasi tentang peserta didik mengenai bidangnya, mengusahakan
pelayanan instruksional, yang memberikan pengalaman sesuai dengan keperluan program
bimbingan dan konseling, berpartisipasi dalam pertemuan kasus, memberikan informasi
kepada peserta didik, meneliti kemajuan dan kecerdasan peserta didik dan
menginformasikannya kepada konselor, mengadakan konsultasi dengan pihak lain, ikut
membantu program konselor.
5) Staf administrasi
Tugas staf administrasi adalah membantu guru pembimbing (konselor) dan koordinator BK
dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling, membantu guru
pembimbing dalam menyiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling, membantu guru
pembimbing dalam menyiapkan sarana yang diperlukna dalam layanan bimbingan dan
konselor.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah perwujudan dalam tindakan dari rencana yang telah digariskan guna
mencapai tujuan atau target organisasi yang telah digariskan. Telah dijelaskan bahwa sebaik
apapun rencana akan tetapi jika tidak diimplementasikan maka tidak akan ada gunanya. Di dalam
melaksanakan suatu rencana maka manajer harus membuat penjadwalan aktivitas. Penjadwalan
aktivitas mengacu kepada serangkaian dan waktu yang diperlukan dari aktivitas kerja sehingga
proses transformasi dapat disempurnakan seefektif dn seefisien mungkin.
d. Pengawasan
Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa
rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Pengawasan mencakup
kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana.
10
Pelaksanaan kegiatan dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan
diperbaiki supaya tujuan-tujuan dapat tercapai dengan baik.
Pengawasan atau juga biasa disebut dengan monitoring adalah kegiatan yang dilakukan
untuk memantau proses dan perkembangan pelaksanaan program. Monitoring dilakukan untuk
tujuan supervise yaitu untuk mengetahui apakah sebuah program berjalan sebagaimana yang
direncanakan, apa hambatan yang terjadi dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.
Dengan kata lain monitoring menekankan pada proses pada pemantauan pelaksanaan dan hasil
monitoring digunakan sebagai umpan balik untuk penyempurnaan pelaksanaan program yang
sedang dilaksanakan.
e. Evaluasi
Evaluasi juga bisa dikatakan aktifitas untuk meneliti dan mengetahui sampai dimana
pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai
dengan rencana atau program yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan evaluasi ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu : penentuan
fokus dan tujuan evaluasi, pengembangan komponen dan indikator, rancangan pengumpulan data
11
dan pengembangan instrumen, penyusunan rencana kerja. Fungsi evaluasi bimbingan dan
konseling yaitu memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing untuk
memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling; memberikan informasi
kepada pihak pimpinan sekolah; guru mata pelajaran; dan orang tua peserta didik tentang
perkembangan sikap dan perilaku; atau tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan peserta
didik; agar secara bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program
bimbingan dan konseling di sekolah.
Aspek kegiatan evaluasi program kegiatan bimbingan dan konseling ada dua macam
yaitu evaluasi proses (formatif) dan dapat berupa evaluasi hasil (sumatif). Penilaian proses
dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana keefektifan pelayanan bimbingan dilihat
dari prosesnya, sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan
pelayanan bimbingan dilihat dari hasilnya.
Pola manajemen bimbingan dan konseling adalah kerangka hubungan struktural antara
berbagai bidang atau sebagai kedudukan dalam pelaksanaan disekolah dan madrasah kerangka
hubungan tersebut digambar dalam suatu struktur organisasi.
Sesuai dengan pola yang dianut oleh masing-masing sekolah, maka pola manajemen BK
ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Pola professional
Yang dimaksud pola professional disini adalah guru pembimbing di sekolah yang
bersangkutan direkrut dari alumni BK baik strata satu (S1), strata dua (S2) dan strata tiga (S3).
12
Contoh pola manajemen BK yang professional: Pola manajemen atau struktur organisasi
pelayanan BK diatas, ditunjuk koordinator manajemen BK dan Koordinator menetapkan tenaga-
tenaga bimbingan konseling (staf BK) yang lain dan tenaga penunjang. Koordinator bertanggung
jawab atas pelayanan bimbingan dan konseling disekolah yang bersangkutan.
Contoh pola manajemen BK non-professional; pada pola manajemen atau struktur organisasi
BK diatas, kepala sekolah tidak bertugas sebagai pembimbing utama, namun pola diatas juga
menunjukkan bahwa sekolah yang bersangkutan belum atau tidak memiliki petugas atau tenaga
bimbingan khusus, karena manajemen bimbingan konseling dilaksanakan oleh wakil kepala
Sekolah urusan kesiswaan dan para wali kelas. Dengan pola diatas, wakil kepala sekolah urusan
kesiswaan dan para wali kelas memiliki tugas rangkap.
Penyusunan program bimbingan dan konseling dan pelaksanaannya tidak mungkin sisa
dilaksanakan sendiri oleh kepala sekolah atau oleh petugas bimbingan sekolah, maka program
tersebut akan melibatkan berbagai pihak yang terkait disekolah (stakeholders) agar dapat
mencapai peningkatan muutu pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah.
Untuk tercapainya program perencanaan BK yang efektif dan efisien, maka ada beberapa
hal yang harus dilakukan yaitu :
Sebagai satuan pendidikan perlu merancang program bimbingan dan konseling sebagai
integral dari program sekolah secara keseluruhan. Program inilah yang akan dijadikan acuan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut.
13
Terdapat dua jenis program yang perlu dirancang dan diprogramkan yaitu :
a) program tahunan sebagai program sekolah, program tahunan ini dijabarkan menurut
alokasi waktu setiap semester;
b) Program bulanan bahkan program mingguan.
Dalam program itu dicantumkan substansi kegiatan, jenis layanan menurut alokasi
waktu. Program kegiatan layanan bagi setiap guru pembimbing perlu membuat program
berupa satuan layanan (satlan) bahan satuan kegiatan pendukung (satkung) setiap kali
akan melakukan pelayanan kepada siswa berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan.
Tujuan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling secara umum, yaitu :
1. Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subyek yang telah
memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling,
2. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas strategi pelaksanaan program dalam
kurun waktu tertentu.
14
Manfaat pokok dari supervisi ini adalah untuk mengendalikan personel pelaksana
bimbingan dan konseling, memantau kemungkinan adanya kendala yang muncul dan
dihadapi oleh personil dalam pelaksanaan tugasnya, mencari jalan keluar terhadap hambatan
dan permasalahan delam pelaksanaan program agar tercapainya pelaksanaan yang lancar
kearah pencapaian tujuan bimbingan dan konseling di sekolah.
Untuk penerapan di sekolah dasar dapat dipilih tiga pola organisasi, yaitu:
a. Pola organisasi bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan guru kelas sebagai
tenaga pembimbing.
Dalam pola organisasi ini guru kelas berperan langsung menjadi pembimbing bagi
murid-murid di kelasnya. Dengan menerapkan pola ini setiap guru kelas berkewajiban
menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap murid-muridnya.
b. Pola organisasi bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan seorang konselor untuk
beberapa sekolah terdekat.
Pola ini dapat diterapkan dila kondisi sekolah telah memungkinkan penempatan
tenaga khusus (konselor) untuk menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling.
Dalam hal ini seorang konselor bertugas untuk melaksanakan kegiatan bimbingan pada
beberapa sekolah terdekat, atau secaha khusus bertugas pada setiap sekolah sekaligus,
struktur organisasi bimbingan dan konseling menggunakan pola ini.
c. Pola organisasi bimbingan dan konseling yang memakai seorang konselor untuk setiap
sekolah.
Bila pada setiap sekolah telas dapat ditempatkan tenaga khusus (konselor).Dalam
hal ini , kepala sekolah merupakan penanggung jawab tertinggi dalam melaksanakan
bimbingan dan konseling di sekolahnya.
Kepala sekolah : adalah penanggung jawab pelaksanaan teknis bimbingan dan konseling
di sekolah
Guru pembimbing : adalah pelaksana utama yang mengkoordinir semua koordinator
bimbingan dan konseling kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah
15
Guru mata pelajaran : guru mata pelajaran dan pelatih adalah pelaksana pengajaran dan
pelatihan serta bertanggung jawab memberikan informasi tentang siswa untuk
kepentingan bimbingan dan konseling.
Siswa : adalah peserta didik yang berhak menerima pengajaran, latihan, dan pelayanan
bimbingan dan konseling.
Tata usaha : adalah pembantu kepala sekolah dalam penyelenggaraan administrasi,
ketatausahaan sekolah dan pelaksanaan administrasi bimbingan dan konseling.
BP3 : badan pembantu penyelenggaraan pendidikan adalah organisasi orang tua siswa
yang berkewajiban membantu penyelenggaraan pendidikan termasuk pelaksanaan
bimbingan dan konseling.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan manajemen yang dilakukan oleh
konselor untuk memfasilitasi fungsi bimbingan dan konseling mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling
yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada. Tujuan utama
layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah memberikan dukungan pada pencapaian
kematangan kepribadian, ketrampilan sosial, kemampuan akademik, dan bermuara pada
terbentuknya kematangan karir individual yang diharapkan dapat bermanfaat di masa yang akan
datang.
Dalam konteks Bimbingan Konseling perlunya ada beberapa prinsip yaitu, perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Serta adanya pola Bimbingan
Konseling seperti pola professional dan pola non profesinal. Aspek yang mendukung dalam
kelancaran manajemen bimbingan dan konseling diantaranya ; perencanaan program bimbingan
dan konseling, evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling, dan supervisi kegiatan
bimbingan dan konseling.
Untuk penerapan di sekolah dasar dapat dipilih tiga pola organisasi, yaitu: Pola organisasi
bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan guru kelas sebagai tenaga pembimbing, Pola
organisasi bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan seorang konselor untuk beberapa
sekolah terdekat, serta Pola organisasi bimbingan dan konseling yang memakai seorang konselor
untuk setiap sekolah.
3.2 Saran
Saran bagi sekolah hendaknya dapat memiliki manajemen bimbingan dan konseling guna
untuk memberikan pengarahan, bimbingan, pengawasan, dan pengelolaan sumber daya manusia
yaitu peserta didik agar sesuai dengan tujuannya, yaitu menjadikan sumber daya yang
bermanfaat.
17
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, Robert L dan Marianne. 2010. Bimbingan dan konseling. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Hidayat
Robert L Gibson dan Marianne H. Mitchell, 2011. Bimbingan dan konseling. Yogyakarta:
pustakapelajar 2011
http://bkpemula.wordpress.com/2012/01/27/lisensi-sertifikasi-dan-akreditasi-organisasi-
profesional-konseling-di-amerika-aca/
Heru, Mugiarso. 2006. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Sugiyo. 2010. Manajemen Bimbingan dan Konseling di sekolah. Semarang : Widya karya.
18