MANAJEMEN PELAYANAN BK
Konsep dan Fungsi Manajemen
Dosen Pengampu:
Rahmi Dwi Febriani, M. Pd., Kons.
Kelompok 1 :
1. Afifah Sakinah Nasution (20006123)
2. Indah Mida Yanti (18006274)
3. Putri Ananda (20006100)
4. Sarah Fatihah Abwaba Rizqi (20006110)
5. Suci Yoanda Novenaida (20006117)
6. Reti Maizani (20006107)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan semua nikmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Konsep dan Fungsi Manajemen
tepatpada waktunya. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen
Pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Rahmi Dwi Febriani , M.
Pd.,Kons selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah................................................................................................................................ 4
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................... 24
B. Saran ................................................................................................................................................... 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan proses pelayanan bantuan kepada peserta didik baik secara
peorangan maupun kelompok agar mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan kemandirian
berdasarkan norma-norma yang berlaku. Pelaksanaan bimbingan dan konseling secara terorganisir
melalui organisasi bimbingan dan konseling. Pelayanan bimbingan dan konseling akan mencapai
tujuan dan tepat sasaran secara efektif juga efisien perlu berdasarkan pada manajemen.
Manajemen mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh individu-individu yang
menyumbangkan upayanya yang terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Manajemen pelayanan bimbingan dan konseling berarti kerja sama untuk menentukan,
menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan pelayanan bimbingan dan konseling dengan
pelaksanaan fungsi perencanaan (planning), pengorganisasiaan (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan pengawasan (controlling).
Dalam proses perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan pengawasan ini aktifitas-aktifitas
pelayanan bimbingan dan konseling, serta penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Menurut Djamarah (2011) menyatakan bahwa manajemen pelayanan BK yang
diawali dari perencanaan kegiatan BK, pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung BK,
melaksanakan kegiatan BK, memotivasi sumber daya agar kegiatan BK mencapai mengupayakan
agar tercapainya evektifitas dan efisien serta tercapainya tujuan. Perencanaan dimulai dengan
menganalisis kebutuhan yang diperlukan peserta didik, pengorganisasian merupakan kegiatan
pembagian tugas-tugas pada orang yang terlibat kerjasama dalam sebuah kegiatan, actuating dalam
organisasi sekolah adalah merangsang guru dan personal sekolah melaksanakan tugas-tugas dengan
antusias dan dengan penuh semangat, monitoring/evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah
pelayanan sudah terlaksana semua sesuai rencana atau tidak.
Bimbingan dan konseling sebagai suatu organisasi, sebagai suatu proses pemberi layanan akan
mencapai tujuan jika didukung dengan manajemen. Oleh sebab itu, manajemen pelayanan bimbingan
dan konseling sangatlah penting. Manajemen pelayanan bimbingan dan konseling ini akan semakin
penting dalam mengimplementasikan program bimbingan dan konseling pada lembaga pendidikan.
Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan binbingan dan
3
konseling benar-benar memberikan kontribusi pada penetapan visi, misi, dan tujuan sekolah dan
madrasah yang bersangkutan. Kegiatan ini disukung oleh manajemen pelayanan yang baik pula guna
tercapainya peningkatan mutu pelayanan bimbingan dan konseling.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi manajemen dalam pelayanan bimbingan dan
konseling.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
B. Fungsi Hakikat Manajemen dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Manajemen dalam bimbingan dan konseling sangat penting untuk mendukung
tercapainya tujuan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien. Program bimbingan dan
konseling yang efektif dan efisien membutuhkan manajerial yang baik, dan manajerial
merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh guru pembimbing/konselor.
(Permendiknas No. 27 Tahun 2008).
Sugiyo (2012: 27) menyatakan bahwa fungsi manajemen dilakukan secara sistematis
maka akan mencapai hasil yang produktif, berkualitas, efektif dan efesien. Kegiatan
manajemen bimbingan dan konseling dikatakan produktif apabila dapat menghasilkan
keluaran baik secara kualitas dan kuantitas. Kualitas dari layanan bimbingan dan konseling
dilihat dari tingkat kepuasan dari konseli yang mendapatkan layanan bimbingan dan
konseling. Sedangkan kuantitas dari layanan bimbingan dan konseling dilihat dari jumlah
konseli yang mendapat layanan bimbingan dan konseling.
Manajemen bimbingan dan konseling juga berfungsi untuk mengembangkan diri
konseli (peserta didik) secara efektif dan efesien. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang
ingin dicapai, untuk mencapainya maka diperlukan adanya kegiatan manajemen sehingga
tujuan dapat dicapai secara efektif dan efesien. Efektif berarti kesesuaian antara hasil yang
dicapai dengan tujuan, keefektifan dari layanan bimbingan dan konseling adalah melihat dari
ketercapaian layanan bimbingan dan konseling yaitu konseli mampu mengembangkan dirinya
secara optimal. Sedangkan efesien apabila kesesuaian antara sumber daya dengan keluaran
atau penggunaan sumber dana yang minimal dapat dicapai tujuan yang diharapkan. Layanan
bimbingan dan konseling dapat dinyatakan efesien apabila tujuan bimbingan dan konseling
yaitu pengembangan diri konseli dapat segera dicapai dengan penggunaan sumber daya yang
sedikit. Fungsi-fungsi manajemen bimbingan dan konseling ini dapat dicapai secara efektif
dan efesien apabila memenuhi prinsip-prinsip manajemen.
6
bimbingan dan konseling :
1) Perencanaan (Planning)
Santoadi (2010) menyatakan bahwa perencanaan (planning) adalah langkah awal
sebelum dinamika institusi berjalan, berupa aktivitas menggali kebutuhan (need
assessment/appraisal), menetapkan tujuan, hingga membuat rancangan aktivitas.
Sedangkan Sugiyo (2011) menyatakan perencanaan merupakan aktivitas atau keputusan
apapun yang diputuskan dalam suatu organisasi di jangka waktu tertentu. Maka dapat
disimpulkan bahwa perencanaan adalah kegiatan guru BK atau konselor dalam
menyiapkan dan menetapkan sasaran, tujuan, materi, metode, waktu, tempat dan rencana
penilaian dari kegiatan bimbingan dan konseling yang disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik.
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah melalui sejumlah
kegiatan bimbingan melalui program bimbingan. Program bimbingan dan konseling
merupakan rancangan atau rencana kegiatan yang dilaksanakan dalam jangka waktu
7
tertentu.
Perencanaan ini dilakukan sebagai langkah awal untuk meningkatkan kualitas
manajemen bimbingan dan konseling agar mempunyai mutu yang lebih baik sehingga
akan menyokong tujuan dari layanan bimbingan dan konseling.
Perencanaan juga merupakan proses penetapan tujuan kegiatan dan memilih cara
atau strategi yang tepat untuk mencapai tujuan. Karena itu dalam menjalankan aktifitas
manajemen yang baik diperlukan suatu perencanaan yang matang dan pasti. Menurut
Santoadi kegiatan perencanaan bimbingan dan konseling meliputi :
a) Identifikasi kebutuhan (need assesment)
b) Analisis situasi
c) Merumuskan dan meninjau alternatif pemecahan masalah
d) Memilih alternatif pemecahan masalah.
Kegiatan perencanaan terdiri dari :
1) Analisis kebutuhan siswa
Analisis kebutuhan siswa adalah proses menguraikan berbagai data yang
didapat untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan siswa. Untuk mendapat data-
data tersebut, konselor dapat mengembangkan instrumen tes dan non tes.
2) Analisis situasi dan kondisi sekolah
Analisis situasi dan kondisi sekolah ini meliputi konselor perlu mengetahui
kebijakan yang sedang berlangsung pada sekolahnya, mengetahui kondisi dan situasi
di sekolah yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa kondisi realitas sekolah,
dan sebagainya.
3) Penentuan tujuan
Penentuan tujuan perlu memperhatikan hasil analisis kebutuhan siswa dan
kondisi sekolah karena tujuan nantinya akan menjadi dasar dari program penilaian
bimbingan dan konseling.
4) Penentuan jenis kegiatan
Konselor perlu menentukan jenis kegiatan dan proses identifikasi yang tepat
untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling, seperti halnya konselor memisahkan
setiap tujuan dan menentukan jenis kegiatan yang tepat untuk setiap tujuan yang hendak
dicapai.
5) Penentuan waktu dan tempat kegiatan
8
Penentuan waktu dan tempat kegiatan tidak dapat dipisahkan dari penentuan
jenis, teknik dan strategi kegiatan. Hal ini dikarenakan, kedua kegiatan ini akan
menjadi acuan dari pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
5) Penentuan fasilitas dan anggaran biaya
Fasilitas yang perlu disediakan diantaranya:
a) Fasilitas fisik, berupa ruang bimbingan dan konseling, alat-alat perlengkapan
ruangan bimbingan dan konseling, dan papan tulis dan papan pengumuman.
b) Falisitas teknis, berupa alat-alat penghimpun data seperti angket, tes, inventory,
daftar cek.
Penentuan anggaran perlu melakukan beberapa hal antara lain :
a) Merinci setiap anggaran untuk setiap aktivitas
b) Membelanjakan anggaran sesuai dengan kebutuhan bimbingan dan konseling
c) Menghemat anggaran
d) Setiap pengeluaran harus ada nota atau tanda terima
e) Mencatat setiap pengeluaran
f) Melakukan konsultasi kepada pihak yang terkait dalam setiap pengeluaran
2) Pengorganisasian (Organizing)
Terry (1986) menjelaskan pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan
hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat
bekerja sama secara efesien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan
tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau
sasaran tertentu. Maka kesimpulan fungsi pengorganisasian adalah upaya mengatur tugas
orang-orang dalam suatu organisasi secara tepat dan menjaga hubungan antar orang
tersebut sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling menjadi penunjang keberhasilan
pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Dikarenakan dengan pengorganisasian
yang tepat maka mampu memberikan arah dan pedoman posisi masing-masing pelaksana
bimbingan dan konseling. Adanya pembagian tugas yang jelas, profesional, dan
proposional membuat setiap petugas dapat memahami tugasnya dan menumbuhkan
hubungan kerjasama yang baik. Selain itu, pengaturan tugas yang tepat dengan
kemampuan dan karakteristiknya membuat tidak terjadi kesalahpahaman.
9
Fungsi pengorganisasian dilaksanakan oleh kepala sekolah, koordinator bimbingan
dan konseling dan/atau guru BK. Guru BK sebagai tenaga inti atau petugas utama
bimbingan dan konseling. Selain Guru BK, penyelenggara bimbingan dan konseling yang
lainnya adalah guru wali kelas dan guru mata pelajaran sebagai pembantu Guru BK serta
tenaga ahli lainnya seperti dokter, psikolog dan psikiater sebagai tenaga alih tangan kasus.
Ilham (2014) menjelaskan adapun sarana dan fasilitas yang diperlukan dalam
mengimplementasi manajemen bimbingan dan konseling meliputi ruang bimbingan dan
konseling dan fasilitas lainnya. Ruang bimbingan dan konseling meliputi ruang konseling
perorangan, ruang konseling kelompok, dan ruang Guru Bimbingan dan Konseling.
Fasilitas bimbingan dan konseling mencakup kursi konseling, lemari (file), majalah
dinding, kalender pendidikan, brosur, perangkat bimbingan dan konseling seperti
program bimbingan dan konseling, satuan layanan dan satuan kegiatan pendukung, dan
lain sebagainya.
Pengorganisasian program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah upaya
melibatkan orang-orang ke dalam organisasi bimbingan di sekolah, serta upaya
melakukan pembagian kerja diantara anggota organisasi bimbingan sekolah.
Pengorganisasian kegiatan bimbingan dan konseling memiliki peran kunci dalam
menunjang keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Adanya
pembagian tugas yang jelas, profesional, dan proposional membuat setiap petugas dapat
memahami tugasnya dan menumbuhkan hubungan kerjasama yang baik. Selain itu,
pengaturan tugas yang tepat dengan kemampuan dan karakteristiknya membuat tidak
terjadi kesalahpahaman.
Sukardi menyatakan konselor perlu memperhatikan hal-hal berikut dalam
pengorganisasian yaitu:
1) Semua personel sekolah harus dihimpun dalam suatu wadah sehingga terwujud dalam
kesatuan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling.
2) Melakukan persamaan persepsi dalam melakukan layanan meliputi mekanisme kerja,
pola kerja, dan prosedur kerja.
3) Adanya perincian yang jelas tentang tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-
masing.
Juntika membagi tugas personel sekolah dalam bimbingan dan konseling sebagai
berikut:
1. Kepala sekolah
a. Mengoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan yang meliputi kegiatan
pengajaran, pelatihan, dan bimbingan di sekolah.
b. Menyediakan serta melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
c. Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling; serta
2. Koordinator konselor
a. Mengoordinasikan para konselor dalam
1. Menyusun program.
2. Melaksanakan program.
3. Mengadministrasikan kegiatan bimbingan.
4. Menilai program, dan
5. Mengadakan tindak lanjut.
b. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling
11
kepada kepala sekolah.
3. Konselor
a. Merencanakan program bimbingan.
b. Melaksanakan persiapan kegiatan bimbingan.
c. Melaksanakan kegiatan penunjang bimbingan.
d. Menganalisis hasil penilaian.
e. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator.
4. Staf administrasi
a. Membantu konselor dan koordinator dalam mengadministrasikan seluruh
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
b. Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling; serta
c. Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan
konseling.
5. Guru mata pelajaran
a. Melakukan kerja sama dengan konselor dalam mengidentifikasi siswa yang
memerlukan bimbingan.
b. Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
layanan bimbingan, serta
c. Ikut serta dalam program layanan bimbingan.
6. Wali kelas
a. Membantu guru pembimbing melaksanakan layananan yang menjadi tanggung
jawabnya.
b. Memberikan informasi tentang siswa di kelasnya untuk memperoleh layanan
bimbingan dari konselor.
c. Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus.
d. Ikut serta dalam konferensi kasus.
3) Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan merupakan kegiatan yang paling utama dalam kegiatan manajemen,
pelaksanaan menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang lain
dalam suatu organisasi. Artinya pelaksanaan merupakan upaya dalam mewujudkan
12
perencanaan menjadi kenyataan dengan berbagai pengarahan.
Saidah (2014) menjelaskan bahwa pelaksanaan juga merupakan seluruh kegiatan atau
upaya dalam memotivasi guru BK atau konselor dalam menggunakan cara, pendekatan,
teknik, metode dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling secara efektif dan
efesien. Pelaksanaan bimbingan dan konseling mengarah pada pelaksanaan program
bimbingan dan konseling yang telah direncanakan, dalam hal ini terkait dengan layanan-
layanan bimbingan dan konseling dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling mengarah pada pelaksanaan program
bimbingan dan konseling yang telah direncanakan, hal ini terkait dengan layanan-layanan
bimbingan dan konseling, agar pelaksanaan dari layanan-layanan bimbingan dan
konseling dapat berjalan dengan lancar, maka dari itu konselor harus:
a. Mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif
b. Mensinkronkan antara tujuan bimbingan dan konseling dengan tujuan petugas
bimbingan dan konseling
c. Menciptakan hubungan yang harmonis
d. Mengoptimalkan potensi petugas bimbingan dan konseling
e. Menempatkan petugas bimbingan sesuai dengan kemampuan dan karakteristiknya.
4) Pengawasan (Controlling)
Menurut Terry (2006) pengawasan (controlling) adalah kelanjutan tugas untuk
melihat apakah kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pelaksanaan
kegiatan dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan diperbaiki
supaya tujuan-tujuan dapat tercapai dengan baik.
Pengawasan penting dilaksanakan dalam pelayanan bimbingan dan konseling, supaya
tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan pelayanan tersebut dan
hasilnya dapat diukur.
Kegiatan dalam pengawasan menurut Sugiyo meliputi:
a. Menetapkan standar kinerja
b. Mengukur kinerja
c. Membandingkan prestasi kerja dengan standar yang ditetapkan, dan
d. Mengambil tindakan korektif saat ditemukan penyelewengan
Sementara itu, kegiatan pengawasan meliputi :
a. Pencatatan hasil kerja dan kinerja organisasi
b. Menetapkan standar kinerja
c. Mengukur dan menilai hasil keja dan kinerja organisasi
d. Mengambil tindakan perbaikan dan pengembangan.
Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program
layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidaknya
kebutuhan-kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak yang terlibat, baik langsung maupun
tidak langsung berperan membantu peserta didik dalam memperoleh perubahan perilaku
dan pribadi kea rah yang lebih baik.
Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, pengawasan atau
penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan layanan
bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh
mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan.
15
Aspek yang di awasi abaik proses maupun hasil antara lain:
a. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan.
b. Keterlaksanaan program
c. Hambatan-hambatan yang dijumpai
d. Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar
e. Respon siswa, personel sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap layanan
bimbingan.
f. Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan,
pencapaian tugas-tugas perkembangan dan hasil belajar
g. Keberhasilan siswa setelah menyelesaikan, baik pada studi lanjutan maupun
kehidupan di masyarakat.
16
erubahan secara signifikan atau tidak sama sekali.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen sangat penting dan dibutuhkan dalam suatu organisasi juga bagi seorang
individu, hal tersebut dikarenakan manajemen berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan
Bimbingan dan Konseling merupakan yang ada di dalam sekolah juga memerlukan adanya
manajemen agar dapat mencapai tujuannya. Manajemen bimbingan dan konseling adalah
kegiatan manajemen yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi fungsi bimbingan
dan konseling mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi untuk
mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang efektif dan efesien dengan memanfaatkan
berbagai sumber daya yang ada.
B. Saran
Makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyajian bahan
maupun dalam segi penulisan. Kami meminta maaf kepada semua pihak apabila dalam
penulisan makalahini, masih ada kata yang salah atau apa saja yang menyinggung perasaan
pembaca. Oleh karena itu, kami selaku penulis akan menerima kritik dan saran yang
membangun dari pembaca dengan tujuan agar makalah ini bisa lebih baik lagi.
18
DAFTAR PUSTAKA
19