Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SUPERVISI DAN MENTORING

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1. ABELITA CAHYA SAHARANI 2101001

2. ABIMANYU SYAHFITRA 2101002

3. BELLA AYU SAFITRI 2101011

4. HAFIZHAH HILSA A 2101017

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Makalah Supervisi dan Mentoring" ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Retno selaku
dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang supervisi dan mentoring dalam keperawatan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Retno selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi
Keperawatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kami.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Klaten, 19 Mei 2022

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Supervisi

2.2 Mentoring

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalammenjalankan suatu kegiatan
di organisasi. Sedangkan manajemen keperawatanadalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikanasuhan keperawatan secara profesional. Dimana di dalam manajemen
tersebutmencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasaranayang tersedia
untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif danseefisien mungkin bagi individu,
keluarga dan masyarakat. Supervisi keperawatanmerupakan kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secaraberkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan,
masalah ketenagaan, dan perawatan agar pasien mendapat pelayanan yangbermutu setiap saat. Tujuan
supervisi adalah pemenuhan dan peningkatanpelayanan pada klien dan keluarga yang berfokus pada
kebutuhan, keterampilandan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas (Nursalam, 2012).

Mentoring merupakan salah satu sarana yang didalamya terdapat proses belajar. Orientasi dari
mentoring itu adalah pembentukan karakter dan kepribadian seseorang sebagai mentee (peserta
mentoring) karena adanya seseorang mentor dalam suatu wadah atau organisasi. Seorang mentor
biasanya adalah seorang yang lebih tua dan selalu lebih berpengalaman, yang membantu dan memandu
pengembangan individu yang lain. Bimbingan seorang mentor ini tidak dilaksanakan karena adanya
maksud untuk keuntungan pribadi.

Mentorship dapat juga diartikan sebagai proses pembelajaran dimana mentor mampu membuat menti
(peserta mentorship) yang tadinya tergantung menjadi mandiri melalui kegiatan belajar. Kegiatan
belajar yang diharapkan terjadi yaitu mengalami sendiri dan menemukan sendiri fenomena praktek
keperawatan dimana hal ini diharapkan dapat membangun kepercayaan diri, harga diri dan kesadaran
diri yang merupakan fundamental dalam penyelesaian masalah.

Secara individu kegiatan mentoring tidak hanya focus pada bagaimana memberi nasehat, tapi juga pada
kemauan mendengarkan nasehat. Saling nasehat menasehati ini diterapkan dalam kegiatan mentoring
sehingga tercipta suasana saling belajar yang akan memberikan perubahan ke titik yang lebih baik. Dari
tidak tahu menjadi tahu bahkan masing-masing menjadi ahli dan lebih berpengalaman. Perasaan yang
mengerti dengan tujuan dan adanya kemampuan yang bersifat penuh arti antara mentor dan mentee
adalah kunci kepada sukses organisasi dan pribadi. Mentoring bisa merupakan suatu alat efektif tentang
adanya kebangkitan yang penuh arti, yang menghasilkan motivasi tinggi dan tujuan organisasi.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Supervisi

A. Pengertian

 Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaian tugas-tugas keperawatan


(Swansburg & Swansburg, 1999).
 Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi,
mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap
perawat dengan sabar, adil serta bijaksana (Kron, 1987).

B. Manfaat

Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat, diantaranya adalah
sebagai berikut :

a. Dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja, peningkatan ini erat kaitannya dengan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang
lebih harmonis antara atasan dan bawahan.

b. Dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja, peningkatan ini erat kaitannya dengan makin
berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta, dan
sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah (Azwar 1996, dalam Nursalam, 2007).

C. Peran Kepala Ruang Keperawatan

Menurut Kron, (1987 dalam Mua, 2011) peran supervisor adalah sebagai perencana, pengarah, pelatih
dan penilai yaitu :

1. Peran sebagai perencana

Seorang supervisor dituntut mampu membuat perencanaan sebelum melaksanakan supervisi.

2. Peran sebagai pengarah

Seorang supervisor harus mampu memberikan arahan yang baik saat supervisi.

3. Peran sebagai pelatih


Seorang supervisor dalam memberikan supervisi harus dapat berperan sebagai pelatih dalam pemberian
asuhan keperawatan pasien. Prinsip dari pengajaran dan pelatihan harus menghasilkan perubahan
perilaku, yang meliputi mental, emosional, aktivitas fisik atau mengubah perilaku, gagasan, sikap dan
cara mengerjakan sesuatu.

4. Peran sebagai penilai

Seorang supervisor dalam melakukan supervisi dapat memberikan penilaian yang baik. Penilaian akan
berarti dan dapat dikerjakan apabila tujuannya spesifik dan jelas, terdapat standar penampilan kerja dan
observasinya akurat.

D. Elemen Proses Supervisi

Menurut Rowe, dkk (2007) elemen proses dalam supervisi yaitu :

1) Standar praktek keperawatan yang digunakan sebagai acuan dalam menilai dan mengarahkan
penyimpangan yang terjadi.

2) Fakta empiric dilapangan, sebagai pembanding untukpencapaian tujuan dan menetapkan


kesenjangan.

3) Adanya tindak lanjut sebagai upaya mempertahankan kualitas maupun upaya memperbaiki.

E. Langkah supervisi

Menurut Ali Zaidin dalam Nursalam (2015) metode dalam melaksanakan pengawasan adalah bertahap
dengan langkahlangkah berikut :

a) Mengadakan persiapan pengawasan

b) Menjalankan pengawasan

c) Memperbaiki penyimpangan

F. Pelaksanaan Supervisi

Menurut Suarli dan Bahtiar (2009) pelaksanaa dalam supervisi yaitu :

1) Sebaiknya pelaksanaan supervisi adalah atasan langsung dari yang disupervisi.

2) Pelaksana supervisi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk jenis pekerjaan
yang akan disupervisi.
3) Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilan melakukan supervisi artinya memahami prinsip
pokok dan teknik supervisi.

4) Pelaksana supervisi harus memiliki sifat edukatif dan suportif, bukan otoriter

5) Pelaksana supervisi harus memiliki waktu yang cukup, sabar, dan selalu berupaya meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku bawahan yang disupervisi.

2.2 Mentoring

A. Pengertian

 Mentoring adalah pasangan intens dari orang yang lebih terampil atau berpengalaman
dengan orang ketrampilan atau pengalaman sedikit, dengan tujuan yang disepakati oleh
orang yang mempunyai pengalaman lebih sedikit untuk menambah dan mengembangkan
kompetensi yang spesifik (Dermawan, 2012).
 Mentoring merupakan hubungan pembelajaran dan konseling antara orang yang
berpengalaman yang membagi keahlian professional dengan orang yang lebih sedikit
pengalaman untuk mengembangkan ketrampilan dan kemampuan dari bagian yang kurang
pengalaman (Dermawan, 2012)
 Mentoring adalah sebuah proses dari rangkaian pembentukan karakter manusia, dari
mentoring akan dihasilkan berbagai hal dan yang terpenting adalah ketangguhan karakter.
Mentoring adalah perilaku-perilaku atau proses yang dipolakan dimana seseorang
bertindak sebagai penasehat kepada orang lain.
 Mentorship adalah suatu bentuk sosialisasi untuk peran profesional yang merangsang
pencapaian kompetensi sains natural (Lowenstein & Bradshaw, 2001).

B. Manfaat

1) Manfaat Bagi Mentor (Pembimbing Klinik)

 Mentor akan belajar dan melakukan refleksi-perspektif yang luas, mengembangkan


pandangan baru tentan masalah dan mengetahui lebih baik dari kebutuhan / peralatan
lain.
 Kesempatan untuk melangkah diluar rutinitas normal, menjadi lebih objektiv dan untuk
belajar terhadap pertanyaan asumsi sendiri dan mental model
 Puas dalam memberikan kontribusi positif untuk pengembangan individu dan
organisasi

2) Manfaat Mentee (Peserta Didik)


 Perpindahan fundamental dalam ketrampilan individu dan kemawasdirian
 Pengembangan pendekatan seumur hidup untuk belajar mandiri
 Meningkatkan penerimaan untuk kompetensi manajerial
 Mengembangkan jaringan melintasi spektrum yang luas dari penyedia layanan dalam
kondisi normal.
 Meningkatkan kapasitas untuk membuat “kemampuan belajar mengaplikasikan”
dengan konteks organisasi .
 Meningkatkan kemampuan sebagai sumber ide dan praktek dari pandangan organisasi
dan di intergrasikan kedalam dirinya.
 Meningkatkan mawas diri, otonomi dan percaya diri.

C. Tujuan mentoring

Mentoring dalam keperawatan mempunyai tujuan agar perawat mampu bekerja dengan cara
kolaboratif dan kooperatif dengan profesi kesehatan lainnya dan mengenali serta menghargai
konstribusi dlm tim kesehatan, berakar pada penerapan pembelajaran orang dewasa dan teori
perkembangan, memungkinkan pendatang baru dlm keperawatan untuk melewati masa peralihan lebih
lancar dari pemula menjadi praktisi penuh (Rosyidi, 2008).

D. Tahap-tahap Mentoring

Menurut John Maxwell, pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang banyak melahirkan pemimpin-
pemimpin baru di dalam kepemimpinannya. Bagaimana menjadi seorang pemimpin yang efektif,
solusinya adalah melalui proses mentoring.

Ada empat tahapan mentoring yang harus diketahui dan terapkan :

1. I do you watch

Tahapan pertama dalam 4 tahapan mentoring adalah I do you watch. Dalam tahapan ini, kita sebagai
seorang mentor memberikan contoh untuk orang yang dimentor. Tahapan ini memungkinkan orang
yang kita mentor mempelajari dengan melihat langsung bagaimana anda melakukan sesuatu mulai dari
tahap persiapan sampai tahap akhirnya yaitu dimana anda melakukan sesuatu dan melakukan evaluasi.

2. I do you help

Setelah melewati tahapan yang pertama, tahapan selanjutnya adalah mengajak orang yang anda mentor
untuk mulai membantu anda. Disini orang tersebut akan mulai belajar dan merasakan prosesnya lebih
mendalam. Proses ini adalah tahapan yang penting, dimana setelah tahap ini, orang yang kita mentor
akan mulai mencoba untuk praktek secara langsung.

3. You yo I help
Tahapan yang ketiga dalam 4 tahapan mentoring adalah dengan mengijinkan orang yang kita mentor
untuk mulai tampil dan melakukan tindakan. Disini peranan kita sebagai seorang mentor adalah
membantu untuk terus mengarahkan supaya orang yang kita mentor ini tetap berada di jalur yang
benar.

4. You do I watch

Tahapan terakhir ini adalah tahapan dimana Anda sudah merasa yakin dengan kompetensi dan
kapabilitas terhadap orang yang anda mentor. Sehingga di tahapan ini, anda sudah bisa melepas dan
mengamati saja serta mementor calon pemimpin anda lainnya. Prinsipnya adalah bukan bisa atau tidak
bisa, tetapi mau atau tidak mau Life to the Ful.

E. Peran mentorship bagi siwa perawat

1. Peran Mentor sebagai Pemberi Motivasi dan Partnership

Peran mentor bagi seorang mentee dirasakan tidak hanya sebatashubungan tukar pikiran terkait ilmu
pengetahuan. Akan tetapi, peran mentor bagi mentee dirasakan mampu memberi motivasi dan
dukungan psikologis saat siswa merasa stress dan depresi (Poorman &Mastorovich, 2017). Peran mentor
dalam proses mentoring sebagai partnership dalam tim mampu memberikan dukungan karir
danmengetahui kebutuhan siswa perawat untuk mendukung peningkatan pengetahuan (Setati & Nkosi,
2017).

2. Peran Mentor sebagai Role Model

Peran mentor dalam proses mentoring mampu menjadikan siswa perawat lebih mandiri dalam
pengambilan keputusan. Mentor juga berperan dalam pemberian dukungan bagi siswa perawat
terutama pada area yang sangat penting. Disini tugas seorang mentor harus mampu membangun
kepercayaan diri siswa perawat (Thomson, Docherty, & Duffy, 2017). Seorang mentee dapat percaya diri
karenamempunyai role model yang ditunjukan oleh para mentor selama proses mentoring. Hal tersebut
menjadikan seorang mentor merupakan role model atau panutan bagi dan guru bagi mentee dalam
mengembangkan keilmuan karena pada proses tersebut siswa perawat akan menyalin dan mengamati
apa yang dilakukan oleh perawatprofessional (Setati & Nkosi, 2017).

3. Peran Mentor sebagai Networking

Peran seorang mentor tidak hanya dalam pemberian materi, tetapi mempertahankan suatu hubungan
dengan mentee sangatlah penting. Hal tersebut dimaksudkan agar terjalin rasa saling memiliki
(Thomsonet al., 2017). Hubungan yang baik antara mentor dan mentee akan sangat diperlukan saat
seorang mentee merasa sendiri dengan lingkungan yang baru.

4. Peran Mentor sebagai Pemberi Solusi dan Caring


Proses mentorship sangat perlu ditanamkan semenjak mahasiswa baru masuk agar mengurangi rasa
depresi dan stress akibat berada pada lingkungan yang baru (Poorman & Mastorovich, 2017). Pada
proses inilah, maka peran mentor sebagai pemberi solusi dengan menanamkan sikap caring dan
komunikasi yang baik kepada siswa perawat. Sikap caring pada proses mentorship dirasakan saat
mentor melatih siswa baru dengan profesi yang baru (Setati & Nkosi, 2017).

5. Peran Mentor sebagai Pembangun Komitmen

Seorang mentor harus dapat menjadikan mentee lebih mandiri, sehingga mentee dapat berkarya dan
berkarir (Maclaren, 2018). Dalam melakukan praktik keperawatan, maka pengambilan keputusan
diperlukan saat siswa melakukan tindakan Peran yang dapat dilakukan oleh mentor adalah sebagai
pembangun dan berkomitmen untuk memberikan latihan bagi siswa perawat agar mampu
meningkatkan kemampuannya.(Setati & Nkosi, 2017).

6. Peran Mentor sebagai Konselor

Proses mentoring juga mampu merubah perilaku siswa yang masih dianggap kurang sopan saat
melakukan praktik keperawatan komunitas (Carr et al., 2016). Hal tersebut dikarenakan seorang mentor
merupakan role model yang mampu memberikan pengaruh pada siswa(Rohatinsky & Jahner, 2016).
Peran konselor dapat dilakukan oleh seorang mentor pada saat melakukan refleksi praktek yang sudah
dilakukan oleh para siswa perawat (Setati &Nkosi, 2017).

F. Kerugian Mentorship

 Kesulitan / Problem untuk mentoring


 Memerlukan waktu
 Kesempatan dan biaya untuk karyawan
 Saat stress atau krisis konseling dibutuhkan
 Saat hubungan menjadi disfungsional

F. Pelaksanaan mentoring

Kegiatan mentoring terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap persiapan (preparing), negosiasi
(negotiating), kemungkinan (enabling) dan penutupan (closure). Adapun penjelasan ke empat tahapan
mentoring tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan (preparing). Tahap persiapan dalam proses mentoring adalah tahap yang
bersifat kritis untuk membangun dan mensukseskan kegiatan mentoring. Fase ini meliputi
situasi awal kerja untuk mencapai hubungan baik antara mentor dan mentee dan focus pada
persiapan mentor untuk peran barunya dan persiapan memulai hubungan dengan mentee.
2. Tahap negosiasi (negotiating). Dalam tahap ini terjadi dialog antara mentor dan mentee untuk
menentukan waktu pelaksanaan mentoring. 
3. Tahap kemungkinan (enabling). Selama tahap ini mentor harus mengatur hubungan ini dan
belajar aktif mendukung, memelihara semangat dalam proses pembelajaran dengan monitoring
dan proses evaluasi, dan mendorong dilanjutkannya perkembangan dan bergerak dengan
menggambarkan membantu memelihara serta menilai kemajuan terhadap tujuan
pembelajaran. 
4. Penutup (coming to closure). Penutup adalah bagian yang tak dapat dihindarkan dalam setiap
hubungan mentoring karena mentoring adalah sebuah tujuan yang berorientasi pada proses,
yang mana didorong oleh tentunya pencapaian kompetensi yang profesional
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa supervisi merupakan suatu cara yang efektif
untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatanpelayanan pada
klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilandan kemampuan perawat dalam
melaksanakan tugas (Nursalam, 2012).

Mentorship dapat juga diartikan sebagai proses pembelajaran dimana mentor mampu membuat menti
(peserta mentorship) yang tadinya tergantung menjadi mandiri melalui kegiatan belajar. Kegiatan
belajar yang diharapkan terjadi yaitu mengalami sendiri dan menemukan sendiri fenomena praktek
keperawatan dimana hal ini diharapkan dapat membangun kepercayaan diri, harga diri dan kesadaran
diri yang merupakan fundamental dalam penyelesaian masalah.

Secara individu kegiatan mentoring tidak hanya focus pada bagaimana memberi nasehat, tapi juga pada
kemauan mendengarkan nasehat. Saling nasehat menasehati ini diterapkan dalam kegiatan mentoring
sehingga tercipta suasana saling belajar yang akan memberikan perubahan ke titik yang lebih baik. Dari
tidak tahu menjadi tahu bahkan masing-masing menjadi ahli dan lebih berpengalaman.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan
detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

MANAJEMEN KEPERAWATAN. (2012). Diakses pada 19 Mei 2022 di


http://mankep.blogspot.com/2012/12/supervisi-dalam-keperawatan.html?m=1

Arief Yanto. (2013). MENTORSHIP DALAM KEPERAWATAN. Diakses pada 19 Mei 2022 di
https://ariefyantoshared.wordpress.com/2013/12/03/mentorship-dalam-keperawatan/

Anda mungkin juga menyukai