Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL ROLEPLAY SUPERVISI

Dosen Pembimbing :
Wardatul Washilah, S,Kep,. N,s. M.Kep

Di susun oleh :kelompok 4


1. Bunga destiana (14201.12.20006)
2. Defi sela gunawan (14201.12.20007)
3. salimatul amalia (14201.12.20006)
4. Muhammad Iqbal (14201.12.20030)
5. Yuyun puspita sari (14201.12.20050)
6. Isfiana hasanah (14201.12.20019)
7. Kholifatur rizqiyah (14201.12.20016)
8. Silvina sugianti (14201.12.20017)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS HAFSHAWATY ZAINUL HASAN
GENGGONG - PROBOLINGGO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya karena penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa s
holawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjung
an kita Nabi Muhammad SAW. Pada makalah ini penulis membahas meng
enai “Roleplay supervisi”. Dalam menyusun proposal ini, penulis menggu
nakan beberapa sumber sebagai referensi, penulis mengambil referensi dar
i jurnal dan e-book.
Penulisan makalah ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar antar
a lain tidak lepas dari dukungan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk it
u penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah, SH, MM. selaku Pen


gasuh Yayasan Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong.
2. Dr. Nur Hamim, S.Kep., N.s M.Kes. selaku Direktur Sekolah Tingg
i Ilmu Kesehatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
3. Wardatul Washilah, S,Kep,. N,s. M.Kep selaku wali kelas sarjana k
eperawatan semester 7 dan koordinator mata kuliah manajemen ke
perawatan

Seiring doa semoga semua kebaikan yang telah diberikan mendapatk


an balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Dalam penulisan proposal ini, kami telah berusaha semaksimal mun


gkin untuk menyajikan yang terbaik, namun kami menyadari bahwa makal
ah ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahua
n kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang b
ersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Genggong, 16 Desember
2023

Tim Penulis

PAGE \* MERGEFORMAT 14
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam

menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan ad

alah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asu

han keperawatan secara profesional. Dimana di dalam manajemen tersebut menca

kup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana yang ter

sedia untuk dapat memberikan asuhan. keperawatan yang seefektif dan seefisien

mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat. Supervisi keperawatan merupak

an kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan

oleh supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan,

dan perawatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat. Tujuan

supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga y

ang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam mela

ksanakan tugas. Kegiatan supervisi telah dilakukan oleh kepala ruangan terhadap

perawat di ruangan tersebut. Dalam pelaksanaannya kegiatan supervisi sudah dila

kukan,tetapi hasilnya belum terdokumentasi dengan baik karena belum adanya fo

rmat penilaian yang baku untuk kegiatan supervisi. Hasil dari supervisi yang dilak

ukan masih terbatas disampaikan secara lisan oleh kepala ruangan kepada perawat

yang disupervisi.

Bila kegiatan supervisi ini telah dilakukan dan didokumentasikan dengan t

erstruktur serta terdapat format penilaian supervisi yang jelas, maka akan dicapai

hasil yang maksimal, karena kepala ruangan akan memiliki catatan kinerja perawa

PAGE \* MERGEFORMAT 14
t untuk perbaikan selanjutnya. dan yang disupervisi juga akan memiliki catatan ki

nerja sebagai bahan evaluasi diri. Dengan demikian maka akan mudah untuk dilak

ukan upaya perbaikan dalam pelayanan keperawatan. Namun bila kegiatan superv

isi tidak dilakukan secara terstruktur dan terdokumentasi dengan baik serta tidak a

da format penilaian untuk supervisi yang baku, maka bentuk evaluasi yang dilaku

kan tidak bisa dilaksanakan secara berkelanjutan karena tidak adanya catatan yang

digunakan sebagai bahan evaluasi secara terstruktur Berdasarkan keadaan tersebut,

maka kami mencoba untuk melaksanakan kegiatan roleplay supervisi yang dilaku

kan secara terstruktur dan terdokumentasi sesuai dengan prosedur yang ada. Selai

n itu kami juga membuat format penilaian supervisi yang jelas untuk memudahka

n kepala ruangan melakukan evaluasi selanjutnya.

Era globalisasi dapat memberikan dampak positif bagi setiap profesi keseh
atan untuk terus berusaha meningkatkan kinerja di berbagai kebutuhan pelayanan
kesehatan secara profesional. Sejalan dengan hal tersebut tuntutan masyarakat aka
n kualitas pelayanan kesehatan juga makin meningkat. Dalam memberikan asuhan
keperawatan secara profesional seharusnya didukung dengan adanya sumber daya
manusia yang bermutu, standar pelayanan, termasuk pelayanan yang berkualitas,
di samping fasilitas yang sesuai harapan masyarakat. Agar pelayanan keperawatan
sesuai dengan harapan konsumen dan memenuhi standar yang berlaku maka perlu
dilakukan pengawasan atau supervisi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. S
upervisi merupakan salah satu bentuk kegiatan dari manajemen keperawatan dan
merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan. Supervis
i adalah teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari dan memper
baiki secara bersama-sama. Kunci sukses supervisi yaitu 3F, yaitu Fair, Feedback,
dan Follow Up. Supervisi merupakan ujung tombak tercapainya tujuan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Hasil angket kepada 7 perawat didapatkan 3 perawat me
njawab supervisi tidak pernah dilakukan, 3 perawat menjawab supervisi sudah dil
akukan namun secara informal, dan 1 perawat menjawab supervisi telah dilakukan
sebagaimana mestinya. Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan bedah super

PAGE \* MERGEFORMAT 14
visi keperawatan sudah dilakukan secara informal dan dilakukan setiap saat oleh k
epala ruangan, wakli kepala ruangan dan perawat lainnya yang didelegasikan untu
k mengawasi kinerja perawat. Kepala ruangan dan wakilnya pada saat tertentu iku
t terjun secara langsung dalam tindakan keperawatan pada pasien. Selain itu kepal
a ruangan langsung atau pada saat morning report menyampaikan pada penanggun
g jawab untuk segera ditindaklanjuti hasil dari supervisi yang sudah dilakukan (N
ursalam 2018)

1.2 Tujuan

1.tujuan umum

Setelah melakukan tindakan supervisi keperawatan mahasiswa mampu me

ngaplikasikan peran kepala ruangan sebagai supervisor dan peran perawat

asosiet maupun perawat associate.

2. tujuan khusus

a. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai kinerja perawat dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan secara fair.

b. Kepala ruangan mampu memberikan umpan balik (feed back) terhadap tin

dakan. keperawatan yang telah dilakukan perawat.

c. Kepala ruangan memberikan tindak lanjut (follow up) terhadap permasala

han yang dihadapi oleh perawat selama melakukan asuhan keperawatan.

d. Mampu menjalin kerjasama dan keakraban antar perawat.

e. Meningkatkan kinerja perawat asosiet dan perawat associate

1.3 Rumusan Masalah

PAGE \* MERGEFORMAT 14
BAB II

PAGE \* MERGEFORMAT 14
TINJAUAN PUSTAKA

A.PENGERTIAN SUPERVISI

Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah me


mpelajari dan memperbaiki secara bersama-sama. Supervisi keperawatan adalah k
egiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan ole
h supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan, dan
perawatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat.Pitman (201
2) mendefinisikan supervisi sebagai suatu kegiatan yang digunakan untuk menfasi
litasi refleksi yang lebih mendalam dari praktek yang sudah dilakukan, refleksi ini
memungkinkan staf mencapai, mempertahankan, dan kreatif dalam menigkatkan k
ualitas pemberian asuhan keperawatan melalui sarana pendukung yang ada.

Supervisi menurut (Rowe, dkk 2017) adalah kegiatan yang menjadi tanggu
ng jawab manajer untuk memberikan dukungan, mengembangkan pengetahuan da
n keterampilan serta nilai-nilai kelompok, individu atau tim. Dalam supervisi kepe
rawatan dapat dilakukan oleh pemangku jabatan dalam berbagai level seperti ketu
a tim, kepala ruangan, pengawas, kepala seksi, kepala bidang perawatan atau pun
wakil direktur keperawatan. Sistem supervisi akan memberikan kejelasan tugas, fe
edback dan kesempatan perawat pelaksana mendapatkan promosi.
Supervisi menurut Nursalam (2015) merupakan suatu bentuk dari kegiatan
manajemen keperawatan yang bertujuan pada pemenuhan dan peningkatan pelaya
nan pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan, dan ke
mampuan perawat dalam melaksanakan tugas.Kunci supervisi menurut Nursalam
(2015) meliputi pra (menetapkan kegiatan, menetapkan tujuan dan menetapkan ko
mpetensi yang akan di nilai),pelaksanaan (menilai kinerja, mengklarifikasi permas
alahan, melakukan Tanya jawab, dan pembinaan), serta pascasupervisi 3F (F-fair
yaitu memberikan penilaian, feedback atau memberikan umpan balik dan klarifika
si, reinforcement yaitu memberikan penghargaaan dan follow up perbaikan). Supe
rvisi klinik tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebi
h kepada pengawasan partisipatif,mendahulukan penghargaan terhadap pencapaia
n hasil positif dan memberikan jalan keluar terhadap hal yang masih belum dapat

PAGE \* MERGEFORMAT 14
dilakukan. Perawat tidak sekedar merasa dinilai akan tetapi dibimbing untuk mela
kukan pekerjaannya secara benar (Keliat, 2016).
Supervisi keperawatan berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan se
bagai suatu proses berkesinambungan yang dilakukan oleh manajer keperawatan a
tau pemimpin untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan seseorang, sehin
gga hal ini dapat meningkatkan kualitas kinerja melalui pengarahan, observasi dan
bimbingan yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan.

B. Unsur pokok dalam supervisi


Kegiatan supervisi mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang k
ondusif dan nyaman yang mencakup lingkungan fisik, atmosfer kerja, dan jumlah
sumber sumber yang dibutuhkan untuk memudahkan pelaksanaan tugas. Untuk itu
diperlukan beberapa prinsip pokok pelaksanaan supervisi.
Prinsip pokok supervisi secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut
(Suarli dan Bahtiar, 2009):Tujuan utama supervisi ialah:
1. untuk lebih meningkatakan kinerja bawahan, bukan untuk mencari
kesalahan. Peningkatan kinerja ini dilakukan dengan melakukan pe
ngamatan langsung terhadap pekerjaan bawahan, untuk kemudian a
pabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan
untuk mengatasinya.
2. Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai.
3. sifat supervisi harus edukatif dan suportif, bukan otoriter.
4. Supervisi harus dilakukan secara teratur atau berkala. Supervisi ya
ng hanya dilakukan sekali bukan supervisi yang baik.
5. Supervisi harus dapat dilaksanakan sedemikan rupa sehingga terjal
in kerja sama yang baik antara atasan dan bawahan,terutama pada s
aat proses penyelesaian masalah, dan untuk lebih mengutamakan k
epentingan bawahan.
6. Strategi dan tata cara supervisi yang akan dilakukan harus sesuai d
engan kebutuhan masing-masing bawahan secara individu. Penerap
an strategi dan tata cara yang sama untuk semua kategori bawahan,
bukan merupakan supervisi yang baik.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
7. Supervisi harus dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaika
n dengan perkembangan.
C.Manfaat dan tujuan supervisi
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan keperawat

an pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kema

mpuan perawat dalam melaksanakan tugas.

Manfaat dan Tujuan Supervisi Apabila supervisi dapat dilakukan dengan b


aik, akan diperoleh banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut (Suarli & Bachtiar, 2009) :
1. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja.
Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningk
atan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makinterbinany
a hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan da
n bawahan.
2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja.
Peningkatan efesiensi kerja ini erat kaitannya dengan makin berkur
angnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian su
mber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat diceg
ah
Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah terca
painya tujuan suatu organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin pelak
sanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam a
rti lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapa
t dicapai dengan memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2009).
Supervisi mempunyai tiga kegunaan. Pertama, supervisi berguna untuk me
ningkatkan kemampuan supervisor dalam memberikan layanan kepada para pelak
sana kegiatan (perawat). Kemantapan kemampuan akan dialami apabila superviso
r sering melakukan supervia. Kedua, supervil bermanfaat untuk meningkatkan ke
mampuan para pelaksana kegiatan. Ketiga hasil superni berguna k menyusun atau
petunjuk pelaksanaan layanan profesional kepada pelaksana kegiatan Proses mem
berikan layanan, format-format yang digunakan, catatan dan laporan supervial, ser

PAGE \* MERGEFORMAT 14
ta terakai melalui hubungan kemanusiaan antara supervisor dan yang disupervisi
merupakan informat yang bermanfaat untuk menyusun patokan-patokan supervisi
berdasarkan pengalaman lapangan. Dengan demikian supervisi berguna untuk me
ningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap para pelaksana kegiatan gar pro
gram itu dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan yang telah direncanakan.
supervisi akan mencapai tingkat kegunaan yang tinggi apabila kegiatannya
dilakukan melalui tiga prinsip melalui hubungan kemanusiaan, yaitu pengakuan d
an penghargaan, objektivitas, serta kesejawatan Hubungan kemanusiaan mengisya
ratkan bahwa supervisi dilakukan secara wajar, terbuka, dan partisipat Pengakuan
dan penghargaan berkaitan dengan sikap supervisor untuk mengakui potensi dan p
enampilan Pihak yang disupervisi dan menghargai bahwa pihak yang disupervisa
dapat dan barus mengembangkan diri. Objektivitas berkaitan dengan informasi da
n permasalahan yang telah ditemukan yang diperlakukan oleh supervisor sebagai
mana adanya, sedangkan upaya pemecahan permasalahan dilakukan secara rasion
al Kesejawatan memberi corak bahwa kegiatan pelayanan dilangsungkan dalam su
asana akrab dan kekerabatan. Hubungan kemanusian mendasari pelayanan profesi
onal. Titik berat hubungan kemanusiaan alah sikap dan ekspresi yang menunjukka
n pengakuan, pujian, dan penghargaan, bukan sebaliknya yaitu mencerminkan pen
gabaian, penentangan, dan makian terhadap aktivitas yang dilakukan oleh pihak y
ang disupervisi.

D. langkah supervisi
Menurut Ali Zaidin dalam Nursalam (2015) metode dalam melaksanakan
pengawasan adalah bertahap dengan langkahlangkah berikut :
a. Mengadakan persiapan pengawasan
b. Menjalankan pengawasan
c. Memperbaiki penyimpangan
Menurut Sudaryanto (2008) menyatakan model-model supervisi terdiri dari
1. Model development
Supervisor diberikan kewenangan untuk membimbing perawat dengan 3 ca
ra yaitu:

PAGE \* MERGEFORMAT 14
a) Change agent seperti supervisor membimbing perawat menjadi agen peru
bahan.
b) Counselor seperti supervisor membimbing, mengajarkan kepada perawat
yang berkaitan dengan tugas rutin perawat.
c) Teaching seperti supervisor mengenalkan dan mempraktikkan nursing pra
ctice yang sesuai dengan tugas perawat.
2.Model academic
Dalam model academic proses supervisi klinik meliputi 3 kegiatan yaitu ke
giatan educative, supportive dan managerial.
3.Model experimental
Dalam model ini proses supervisi klinik keperawatan meliputi training dan
mentoring.
4.Model 4S
Model supervisor ini dikembangkan dengan 4 strategi yaitu structure, skill
s, support dan sustainability.
Menurut Suyanto, (2018) menyatakan model-model supervisi yang dapat d
iterapkan dalam supervisi, yaitu :
1) Model konvensional.
Model supervisi dilakukan melalui inspeksi langsung untuk menemukan m
asalah dan kesalahan dalam pemberian asuhan keperawatan.
2) Model ilmiah
Supervisi yang dilakukan dengan model ini memilki karasteristik sebagai
berikut yaitu, dilakukan secara berkesinambungan, dilakukan dengan pros
edur, instrument dan standar supervisi yang baku, menggunakan data yang
objektif sehingga dapat diberikan umpan balik dan bimbingan.
3) Model klinis.
Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu perawat pelaksana dala
m mengembangkan profesionalisme sehingga penampilan dan kinerjanya
dalam pemberian asuahan keperawatan meningkat. Supervisi dilakukan se
cara sistematis melalui pengamatan pelayanan keperawatan yang diberikan
oleh seorang perawat selanjutnya dibandingkan dengan standar keperawata
n.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
4) Model artistik
Supervisi model artistik dilakukan dengan pendekatan personal untuk men
ciptakan rasa aman sehingga supervisor dapat diterima oleh perawat pelaks
ana yang disupervisi.
 Menurut Suarli dan Bahtiar (2009) pelaksanaa dalam supervisi yaitu :
1. Sebaiknya pelaksanaan supervisi adalah atasan langsung dari yang disuper
visi.
2. Pelaksana supervisi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cu
kup untuk jenis pekerjaan yang akan disupervisi
3. Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilan melakukan supervisi arti
nya memahami prinsip pokok dan teknik supervisi.
4. Pelaksana supervisi harus memiliki sifat edukatif dan suportif, bukan otorit
er
5. Pelaksana supervisi harus memiliki waktu yang cukup, sabar, dan selalu be
rupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku bawahan y
ang disupervisi.
 Menurut Severinson (2001), Bush (2005), Dowson, at. all. (2012), supervisi ad
alah merupakan pengawasan manajerial yang bertujuan untuk memfasilitasi da
n mendorong praktek profesional yang terdiri dari tiga fungsi utama supervisi
yaitu:
a. Fungsi formatif, meliputi proses edukatif untuk mengembangkan keteramp
ilan. Proses edukatif adalah pembelajaran antara supervisor dengan perawa
t pelaksana. Manager mengajarkan pengetahuan dan keterampilan dan me
mbantu perawat pelaksana untuk meningkatkan pemahaman dari setiap pel
ayanan asuhan keperawatan. seorang manager melatih perawat untuk meni
ngkatkan teknik-teknik dalam bekerja sehingga meningkatkan pelayanan a
suhan keperawatan. Pelaksanaan kegiatan edukatif memberikan kesempata
n kepada perawat pelaksana untuk mengeksplor dan mengembangkan kem
ampuan yang dimiliki.
b. Fungsi restorative, yaitu memberikan dukungan professional yang terus-m
enerus untuk mengurangi stress dan kelelahan. kegiatan ini berfungsi untu
k mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi perawat pelaksana dalam

PAGE \* MERGEFORMAT 14
pemberian pelayanan keperawatan. Permasalahan dapat disebabkan kelela
han dalam bekerja, stress akibat beban kerja Fungsi restorative dapat dilak
ukan dengan menggali emosi ketika bekerja. Manager harus mampu untuk
meredam konflik yang terajadi. Keseluruhan tim harus memiliki sikap yan
g saling mendukung sehingga memberikan kenyamanan dalam bekerja.
c. Fungsi normative, meliputi fungsi manajerial untuk perbaikan, peningkata
n dan pengendalian kualitas praktek profesional pelayanan keperawatan. F
ungsi normative untuk peningkatan dan perbaikan standar contoh mengkaj
i (Standar Prosedur Operasional) SPO yang telah ada yang kemudian dapat
diperbaiki jika diperlukan. Kegiatan ini memberikan kepada perawat pelak
sana untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam manajemen pengelolaa
n pasien. Pelaksanaan fungsi ini dapat dilakukan dengan mengadakan pert
emuan atau rapat untuk membahas pelayanan keperawatan yang ada saat i
ni. Tujuan yang diharapkan dari fungsi ini adalah adanya perubahan yang l
ebih baik dalam tindakan pemberian pelayanan keperawatan, pemecahan
masalah, meningkatkan praktik, kinerja dan peningkatan produktivitas kerj
a.

E. Prinsip Supervisi
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, keterampila
n hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip ma
najemen kempemimpinan.
3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyataka
n melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standar.
4. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokratis antara su
pervisor dan perawat asosiet.
5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang
spesifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efek
tif, kreativitas dan motivasi.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna
dalam pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, pera
wat dan manajer.
F.Pelaksana Supervisi
1. Kepala ruangan:
a. Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada k
lien diruang perawatan.
b. Merupakan penentu tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan keseha
tan di rumah sakit.
c. Mengawasi perawat asosiet dalam melaksanakan praktek keperawat
an di ruang perawatan.
2. Pengawas keperawatan

Bertanggung jawab dalam melakukan supervisi pelayanan pada kepala ruangan


yang ada di instalasinya.
3. Kepala seksi keperawatan:

Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh pe


rawat secara tidak langsung.
4.Kepala bidang perawatan

Bertanggung jawab untuk melaksanakan supervisi kepala seksi perawatan secar


a langsung dan semua perawat secara tidak langsung,
G.Alur supervisi

Ka. Bid Perawatan

Ka. Seksi Perawatan

Karu / PA

Supervisi PA

H.Langkah-langkah supervisi

1. Pra supervisi

a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
b. Supervisor menetapkan tujuan dilakukannya supervisi.
2. Supervisi

a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument atau ala


t ukur yang telah disiapkan.
b. Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
c. Supervisor memanggil PA untuk mengadakan pembinaan dan klari
fikasi masalah.
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalid
asi data sekunder.
e. Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada. Supervisor melakuk
an tanya jawab dengan PA.
3. Pasca Supervisi 3F
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F- Fair).
b. Supervisi memberikan Feed Back dan klarifikasi.
c. Supervisi memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.
I. Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi
Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan kesei
mbangan manajemen pelayanan keperawatan dan manajemen sumber daya yan
g tersedia.
1. Manajemen pelayanan keperawatan Tanggung jawab supervisor adalah:
a. Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan.
b. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan.
c. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan
keperawatan, bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang terka
it.
d. Memastikan praktek keperawatan professional dilaksanakan.
2. Manajemen anggaran
Manajer keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan dan pe
ngembangan Supervisor berperan dalam:
a. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana tah
unan yang tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat dicapa
i sesuai tujuan RS.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
b. Membantu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan a
nggaran keperawatan.
c. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola Supervisi
memerlukan praktek dan evaluasi yang benar agar dapat berjalan se
suai prosedur.
J Teknik Supervisi

Proses Supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen pokok, yaitu:


1. Mengacu pada standar asuhan keperawatan.
2. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk meneta
pkan pencapaian.
3. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas asu
han.

Area yang disupervisi adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan


oleh Perawat Asosiet dan Perawat Associate berdasarkan standar asuhan yang tela
h ditetapkan. Supervisi dapat dilakukan. melaluidua cara yaitu:

1. Supervisi langsung:
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berlan
gsung, dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, feed back dan
perbaikan. Adapun prosesnya adalah:
a. Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan ke
perawatan didampingi oleh supervisor.
b. Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforce
ment dan petunjuk.
c. Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan di
skusi yang bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan
memperbaiki yang masih kurang. Reinforcement pada aspek ya
ng positif sangat penting dilakukan oleh supervisor.
2. Supervisi secara tidak langsung:
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Superv
isor tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan sehingga mung

PAGE \* MERGEFORMAT 14
kin terjadi kesenjangan fakta Umpan balik dapat diberikan secara tertul
is

BAB III
RENCANA KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Hari / Tanggal :

PAGE \* MERGEFORMAT 14
Pukul :
Pelaksanaan :
Topik : Supervisi obat melalui IV Cateter
Tempat :
Sasaran :
B. Pengorganisasia
Kepala Ruangan :
Perawat Asosiet :
Dokumentasi / notulen :
Narator :
Observer :

C. Metode
a. Observasi
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Problem solving
D. Media
 Status Pasien
 Instrumen Supervisi
E. Mekanisme Kegiatan

PAGE \* MERGEFORMAT 14
Tahap Kegiatan Kepala Ruangan (supervisor) Perawat Asosiet
Pra Supervisi Pembukaan
( 5 Menit ) 1. Salam Pembuka
2. Menyampaikan maksud
dan tujuan dilakukannya
supervise
3. Memberikan
kesempatan kepada
perawat asosiet untuk
melakukan klarifikasi
sebelum dilakukan
supervise

Supervisi 1. Melakukan Pengawasan Melakukan


(20 menit) dan koordinasi Klarifikasi kepada
2. Melakukan pengecekan Karu jika ditemukan
kelengkapan alat peralatan yang tidak
3. Mencatat jika ditemukan sesuai.
ada hal hal yang perlu di Melaksanakan
diskusikan bersama PA Tindakan
keperawatan injeksi
intravena melalui IV
Kateter
Post Supervisi 1. Melakukan Evaluasi
( 15 menit) hasil supervise ( fair)
2. Memberikan feed
back
3. Memberikan follow
up dan reinforcement
4. Melakukan
dokumentasi hasil
supervisi

PAGE \* MERGEFORMAT 14
F. DIALOG ROLE PLAY SUPERVISI KEPERAWATAN
 Nurse Station
Karu : Selamat Pagi, Hari ini kita akan melakukan kegiatan supervise
keperawatan. Ners fina, untuk hari ini program Tindakan apa yang akan
dilakukan?
PA : Untuk hari ini nanti jam 14.00 ada program injeksi intravena bu.
Karu : Baiklah nanti saya supervise Tindakan injeksi intravena lewat iv
cateter. Tujuannya diadakan supervise keperawatan ini agar pengetahuan
dan keterampilan kita bisa lebih meningkat yang sesuai SOP. Sehingga
pelayanan yang kita berikan lebih bermutu. Ners fina mungkin untuk
sekedar mengingat Kembali ap aitu sebenarnya injeksi intravena? Apa
yang perlu disiapkan dan bagaimana cara tindakannya?
PA : Injeksi Intravena adalah untuk memasukkan obat suntikan melalui
pembuluh darah intravena dengan menggunakan spuit.
Yang perlu disiapkan adalah
1. Baki
2. Perlak Kecil
3. Bengkok
4. Bak injeksi
5. Alkohol Swab
6. Obat yang diperlukan
7. Spuit
8. Masker
Cara Tindakan
1. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan pada keluarga pasien
2. Mendekatkan alat ke pasien
3. Perawat mencuci tangan
4. Menyiapkan obat sesuai dengan 7 benar
5. Mengatur posisi pasien untuk penyuntikan
6. Memasang perlak pada area dibawah yang terpasang infus
7. Mengecek kelancaran tetesan infus sebelum obat dimasukan
8. Meastikan tidak ada udara pada spuit yang berisi obat

PAGE \* MERGEFORMAT 14
9. Mematikan atau menjepit selang infus
10. Melakukan desinfeksi pada area IV cateter yang akan dimasukan obat
11. Memasukan obat secara pada area IV cateter yang sudah didesinfeksi
12. Memasukan obat secara perlahan sampai obat habis
13. Mencabut spuit pada IV cateter
14. Membuka penjepit atau klem pada selang infus
15. Membuang spuit ke bengkok
16. Menghitung tetesan infus
17. Mengatur posisi pasien
18. Membereskan alat

Karu : Bagusss, selanjutnya silahkan disiapkan alatnya ya untuk Tindakan


injeksi
PA : Iya bu terimakasih, saya akan menyiapkan alat untuk Tindakan
injeksi

Jam 14.00 Di bed Pasien


PA : Selamat Pagi pak…. Saya Ners Fina akan melakukan Tindakan
injeksi Intravena lewat IV cateter atau lewat tusukan atau lubang yang ada
pada selang infus bapak. Tindakan ini untuk memasukan obat dan suntikan
melalui pembuluh darah intravena dengan menggunakan spuit
Tujuannya :
1. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan
injeksi parenteral lain
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
3. Untuk memasukan obat dalam jumlah yang lebih besar
Apakah bapak bersedia? Apa yang ditanyakan? Baik jika tidak ada
akan dimulai injeksinya nggeh

(Melakukan Injeksi IV sesuai SOP)

PAGE \* MERGEFORMAT 14
PA : Pak ini injeksinya sudah selesai, bagaimana perasaan bapak setelah
dilakukan injeksi? Nanti kalua ada keluhan lain silahkan panggil saya atau
perawat lain di ruang perawat nggeh, saya pamit dulu, mari pak
PA : mendokumentasikan Tindakan injeksi IV
PA : Bu injeksi Intravenanya sudah selesai, mungkin dari ibu ada masukan?
Karu : Baik, mari kita Kembali ke ners station untuk mendiskusikan hasil
supervise
PA : baik bu

*Ners Station*
Karu : Baik sebelumnya bagaimana ners fina apakah menurut ners fina sudah
sesuai tehnik injeksi intravena tadi? Ada yang kurang atau tidak
PA : menurut saya tindaka sudah dilakukan sesuai SOP yang ada, tapi mungkin
dari ibu ada saran lain?
Karu : (menilai dan memberi saran Tindakan perawat )
PA “ iya bu terimakasih atas sarannya.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
1.. Pengertian Pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam
pembuluh darah vena dengan menggunakan SPUIT
Tujuan 1. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat
diabsorpsi daripada dengan injeksi parenteral lain
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
3. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih
besar
Persiapan/ 1. Lakukan pengkajian / wawancara
Perawat 2. Identifikasi masalah
3. Buat rencana Tindakan
4. Kaji kebutuhan perawat, minta bantuan perawat
lain jika perlu
5. Siapkan alat
Persiapan Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan yang
Klien akan dilakukan
Persiapan alat 1. Baki
2. Perlak Kecil
3. Bengkok
4. Bak injeksi
5. Alkohol Swab
6. Obat yang diperlukan
7. Spuit
8. Masker

Cara Kerja 1. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan

PAGE \* MERGEFORMAT 14
pada keluarga pasien
2. Mendekatkan alat ke pasien
3. Perawat mencuci tangan
4. Menyiapkan obat sesuai dengan 7 benar
5. Mengatur posisi pasien untuk penyuntikan
6. Memasang perlak pada area dibawah yang
terpasang infus
7. Mengecek kelancaran tetesan infus sebelum
obat dimasukan
8. Meastikan tidak ada udara pada spuit yang
berisi obat
9. Mematikan atau menjepit selang infus
10. Melakukan desinfeksi pada area IV cateter
yang akan dimasukan obat
11. Memasukan obat secara pada area IV cateter
yang sudah didesinfeksi
12. Memasukan obat secara perlahan sampai obat
habis
13. Mencabut spuit pada IV cateter
14. Membuka penjepit atau klem pada selang
infus
15. Membuang spuit ke bengkok
16. Menghitung tetesan infus
17. Mengatur posisi pasien
18. Membereskan alat

Terminasi / 1. Evaluasi hasil yang dicapai


Evaluasi 2. Beri reinforcement positif pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya

PAGE \* MERGEFORMAT 14
FORMAT SUPERVISI
Aspek Parameter Bobot Dilakuk Tidak
Penilaian an Dilak
ukan
Persiapan 1. Baki 14
2. Perlak Kecil 14
3. Bengkok 14
4. Bak injeksi 14
5. Alkohol Swab 14
6. Obat yang diperlukan 14
7. Spuit 14
8. Masker 14

TOTAL 100%
Pelaksanaan 1. Jelaskan prosedur yang akan 5
dilaksanakan pada keluarga
pasien
2. Mendekatkan alat ke pasien 5
3. Perawat mencuci tangan 5
4. Menyiapkan obat sesuai dengan 5
7 benar
5. Mengatur posisi pasien untuk 5
penyuntikan
6. Memasang perlak pada area 5
dibawah yang terpasang infus

PAGE \* MERGEFORMAT 14
7. Mengecek kelancaran tetesan 5
infus sebelum obat dimasukan
8. Meastikan tidak ada udara pada 5
spuit yang berisi obat
9. Mematikan atau menjepit selang 5
infus
10. Melakukan desinfeksi pada area
IV cateter yang akan dimasukan 5
obat
11. Memasukan obat secara pada
area IV cateter yang sudah 5
didesinfeksi
12. Memasukan obat secara perlahan
sampai obat habis 5
13. Mencabut spuit pada IV cateter
14. Membuka penjepit atau klem 5
pada selang infus 5
15. Membuang spuit ke bengkok
16. Menghitung tetesan infus 5
17. Mengatur posisi pasien 5
18. Membereskan alat 5
5
TOTAL 100%
Evaluasi 1. Evaluasi hasil yang dicapai 25
2. Beri reinforcement positif pada klien 25
3. Kontrak pertemuan selanjutnya 25
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik 25
TOTAL 100%
Dokumentasi 1. Catat Tindakan yang sudah 50
dilakukan, tanggak dan jam
pelaksanan
2. Catat respon klien 50

PAGE \* MERGEFORMAT 14
TOTAL 100%
Interpretasi
Baik 61 – 100 (Kompeten)
Cukup 31 – 60 ( Tidak Kompeten)
Kurang 10 – 30 (Tidak Kompeten)

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2021 Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Pr

ofesional Edisi 3 (Application of Nursing Management in Professional Nu

rsing Practice)., Jakarta: Salemba Medika.

Mua, E.L., 2019. Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan terhadap

Kepuasan Kerja dan Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rum

ah Sakit Woorward Palu. Tesis UI. http://lontar.ui.ac.id/file?file.pdf.

Kilminster S, Jolly BC., 2019 Effective Supervision in Clinical Practice Settin

gs: A Literature Review. Sheffield: Department of Medical Education, Uni

versity of Sheffield, Northern General Hospital.

Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek

Keperawatan Professional. Jakarta: Salemba Medika.

Sudaryanto dan Supratman, 2008.Model-Model Supervisi Keperawatan Klinik.

Stuarli dan Bachtiar, 2009. Pelayanan Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
PAGE \* MERGEFORMAT 14

Anda mungkin juga menyukai