Dosen Pembimbing :
Wardatul Washilah, S,Kep,. N,s. M.Kep
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya karena penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa s
holawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjung
an kita Nabi Muhammad SAW. Pada makalah ini penulis membahas meng
enai “Roleplay supervisi”. Dalam menyusun proposal ini, penulis menggu
nakan beberapa sumber sebagai referensi, penulis mengambil referensi dar
i jurnal dan e-book.
Penulisan makalah ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar antar
a lain tidak lepas dari dukungan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk it
u penulis mengucapkan terimakasih kepada:
Tim Penulis
PAGE \* MERGEFORMAT 14
BAB 1
PENDAHULUAN
alah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asu
kup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana yang ter
sedia untuk dapat memberikan asuhan. keperawatan yang seefektif dan seefisien
dan perawatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat. Tujuan
supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga y
ang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam mela
ksanakan tugas. Kegiatan supervisi telah dilakukan oleh kepala ruangan terhadap
rmat penilaian yang baku untuk kegiatan supervisi. Hasil dari supervisi yang dilak
ukan masih terbatas disampaikan secara lisan oleh kepala ruangan kepada perawat
yang disupervisi.
erstruktur serta terdapat format penilaian supervisi yang jelas, maka akan dicapai
hasil yang maksimal, karena kepala ruangan akan memiliki catatan kinerja perawa
PAGE \* MERGEFORMAT 14
t untuk perbaikan selanjutnya. dan yang disupervisi juga akan memiliki catatan ki
nerja sebagai bahan evaluasi diri. Dengan demikian maka akan mudah untuk dilak
ukan upaya perbaikan dalam pelayanan keperawatan. Namun bila kegiatan superv
isi tidak dilakukan secara terstruktur dan terdokumentasi dengan baik serta tidak a
da format penilaian untuk supervisi yang baku, maka bentuk evaluasi yang dilaku
kan tidak bisa dilaksanakan secara berkelanjutan karena tidak adanya catatan yang
maka kami mencoba untuk melaksanakan kegiatan roleplay supervisi yang dilaku
kan secara terstruktur dan terdokumentasi sesuai dengan prosedur yang ada. Selai
n itu kami juga membuat format penilaian supervisi yang jelas untuk memudahka
Era globalisasi dapat memberikan dampak positif bagi setiap profesi keseh
atan untuk terus berusaha meningkatkan kinerja di berbagai kebutuhan pelayanan
kesehatan secara profesional. Sejalan dengan hal tersebut tuntutan masyarakat aka
n kualitas pelayanan kesehatan juga makin meningkat. Dalam memberikan asuhan
keperawatan secara profesional seharusnya didukung dengan adanya sumber daya
manusia yang bermutu, standar pelayanan, termasuk pelayanan yang berkualitas,
di samping fasilitas yang sesuai harapan masyarakat. Agar pelayanan keperawatan
sesuai dengan harapan konsumen dan memenuhi standar yang berlaku maka perlu
dilakukan pengawasan atau supervisi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. S
upervisi merupakan salah satu bentuk kegiatan dari manajemen keperawatan dan
merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan. Supervis
i adalah teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari dan memper
baiki secara bersama-sama. Kunci sukses supervisi yaitu 3F, yaitu Fair, Feedback,
dan Follow Up. Supervisi merupakan ujung tombak tercapainya tujuan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Hasil angket kepada 7 perawat didapatkan 3 perawat me
njawab supervisi tidak pernah dilakukan, 3 perawat menjawab supervisi sudah dil
akukan namun secara informal, dan 1 perawat menjawab supervisi telah dilakukan
sebagaimana mestinya. Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan bedah super
PAGE \* MERGEFORMAT 14
visi keperawatan sudah dilakukan secara informal dan dilakukan setiap saat oleh k
epala ruangan, wakli kepala ruangan dan perawat lainnya yang didelegasikan untu
k mengawasi kinerja perawat. Kepala ruangan dan wakilnya pada saat tertentu iku
t terjun secara langsung dalam tindakan keperawatan pada pasien. Selain itu kepal
a ruangan langsung atau pada saat morning report menyampaikan pada penanggun
g jawab untuk segera ditindaklanjuti hasil dari supervisi yang sudah dilakukan (N
ursalam 2018)
1.2 Tujuan
1.tujuan umum
2. tujuan khusus
b. Kepala ruangan mampu memberikan umpan balik (feed back) terhadap tin
PAGE \* MERGEFORMAT 14
BAB II
PAGE \* MERGEFORMAT 14
TINJAUAN PUSTAKA
A.PENGERTIAN SUPERVISI
Supervisi menurut (Rowe, dkk 2017) adalah kegiatan yang menjadi tanggu
ng jawab manajer untuk memberikan dukungan, mengembangkan pengetahuan da
n keterampilan serta nilai-nilai kelompok, individu atau tim. Dalam supervisi kepe
rawatan dapat dilakukan oleh pemangku jabatan dalam berbagai level seperti ketu
a tim, kepala ruangan, pengawas, kepala seksi, kepala bidang perawatan atau pun
wakil direktur keperawatan. Sistem supervisi akan memberikan kejelasan tugas, fe
edback dan kesempatan perawat pelaksana mendapatkan promosi.
Supervisi menurut Nursalam (2015) merupakan suatu bentuk dari kegiatan
manajemen keperawatan yang bertujuan pada pemenuhan dan peningkatan pelaya
nan pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan, dan ke
mampuan perawat dalam melaksanakan tugas.Kunci supervisi menurut Nursalam
(2015) meliputi pra (menetapkan kegiatan, menetapkan tujuan dan menetapkan ko
mpetensi yang akan di nilai),pelaksanaan (menilai kinerja, mengklarifikasi permas
alahan, melakukan Tanya jawab, dan pembinaan), serta pascasupervisi 3F (F-fair
yaitu memberikan penilaian, feedback atau memberikan umpan balik dan klarifika
si, reinforcement yaitu memberikan penghargaaan dan follow up perbaikan). Supe
rvisi klinik tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebi
h kepada pengawasan partisipatif,mendahulukan penghargaan terhadap pencapaia
n hasil positif dan memberikan jalan keluar terhadap hal yang masih belum dapat
PAGE \* MERGEFORMAT 14
dilakukan. Perawat tidak sekedar merasa dinilai akan tetapi dibimbing untuk mela
kukan pekerjaannya secara benar (Keliat, 2016).
Supervisi keperawatan berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan se
bagai suatu proses berkesinambungan yang dilakukan oleh manajer keperawatan a
tau pemimpin untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan seseorang, sehin
gga hal ini dapat meningkatkan kualitas kinerja melalui pengarahan, observasi dan
bimbingan yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan.
PAGE \* MERGEFORMAT 14
7. Supervisi harus dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaika
n dengan perkembangan.
C.Manfaat dan tujuan supervisi
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan keperawat
an pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kema
PAGE \* MERGEFORMAT 14
ta terakai melalui hubungan kemanusiaan antara supervisor dan yang disupervisi
merupakan informat yang bermanfaat untuk menyusun patokan-patokan supervisi
berdasarkan pengalaman lapangan. Dengan demikian supervisi berguna untuk me
ningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap para pelaksana kegiatan gar pro
gram itu dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan yang telah direncanakan.
supervisi akan mencapai tingkat kegunaan yang tinggi apabila kegiatannya
dilakukan melalui tiga prinsip melalui hubungan kemanusiaan, yaitu pengakuan d
an penghargaan, objektivitas, serta kesejawatan Hubungan kemanusiaan mengisya
ratkan bahwa supervisi dilakukan secara wajar, terbuka, dan partisipat Pengakuan
dan penghargaan berkaitan dengan sikap supervisor untuk mengakui potensi dan p
enampilan Pihak yang disupervisi dan menghargai bahwa pihak yang disupervisa
dapat dan barus mengembangkan diri. Objektivitas berkaitan dengan informasi da
n permasalahan yang telah ditemukan yang diperlakukan oleh supervisor sebagai
mana adanya, sedangkan upaya pemecahan permasalahan dilakukan secara rasion
al Kesejawatan memberi corak bahwa kegiatan pelayanan dilangsungkan dalam su
asana akrab dan kekerabatan. Hubungan kemanusian mendasari pelayanan profesi
onal. Titik berat hubungan kemanusiaan alah sikap dan ekspresi yang menunjukka
n pengakuan, pujian, dan penghargaan, bukan sebaliknya yaitu mencerminkan pen
gabaian, penentangan, dan makian terhadap aktivitas yang dilakukan oleh pihak y
ang disupervisi.
D. langkah supervisi
Menurut Ali Zaidin dalam Nursalam (2015) metode dalam melaksanakan
pengawasan adalah bertahap dengan langkahlangkah berikut :
a. Mengadakan persiapan pengawasan
b. Menjalankan pengawasan
c. Memperbaiki penyimpangan
Menurut Sudaryanto (2008) menyatakan model-model supervisi terdiri dari
1. Model development
Supervisor diberikan kewenangan untuk membimbing perawat dengan 3 ca
ra yaitu:
PAGE \* MERGEFORMAT 14
a) Change agent seperti supervisor membimbing perawat menjadi agen peru
bahan.
b) Counselor seperti supervisor membimbing, mengajarkan kepada perawat
yang berkaitan dengan tugas rutin perawat.
c) Teaching seperti supervisor mengenalkan dan mempraktikkan nursing pra
ctice yang sesuai dengan tugas perawat.
2.Model academic
Dalam model academic proses supervisi klinik meliputi 3 kegiatan yaitu ke
giatan educative, supportive dan managerial.
3.Model experimental
Dalam model ini proses supervisi klinik keperawatan meliputi training dan
mentoring.
4.Model 4S
Model supervisor ini dikembangkan dengan 4 strategi yaitu structure, skill
s, support dan sustainability.
Menurut Suyanto, (2018) menyatakan model-model supervisi yang dapat d
iterapkan dalam supervisi, yaitu :
1) Model konvensional.
Model supervisi dilakukan melalui inspeksi langsung untuk menemukan m
asalah dan kesalahan dalam pemberian asuhan keperawatan.
2) Model ilmiah
Supervisi yang dilakukan dengan model ini memilki karasteristik sebagai
berikut yaitu, dilakukan secara berkesinambungan, dilakukan dengan pros
edur, instrument dan standar supervisi yang baku, menggunakan data yang
objektif sehingga dapat diberikan umpan balik dan bimbingan.
3) Model klinis.
Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu perawat pelaksana dala
m mengembangkan profesionalisme sehingga penampilan dan kinerjanya
dalam pemberian asuahan keperawatan meningkat. Supervisi dilakukan se
cara sistematis melalui pengamatan pelayanan keperawatan yang diberikan
oleh seorang perawat selanjutnya dibandingkan dengan standar keperawata
n.
PAGE \* MERGEFORMAT 14
4) Model artistik
Supervisi model artistik dilakukan dengan pendekatan personal untuk men
ciptakan rasa aman sehingga supervisor dapat diterima oleh perawat pelaks
ana yang disupervisi.
Menurut Suarli dan Bahtiar (2009) pelaksanaa dalam supervisi yaitu :
1. Sebaiknya pelaksanaan supervisi adalah atasan langsung dari yang disuper
visi.
2. Pelaksana supervisi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cu
kup untuk jenis pekerjaan yang akan disupervisi
3. Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilan melakukan supervisi arti
nya memahami prinsip pokok dan teknik supervisi.
4. Pelaksana supervisi harus memiliki sifat edukatif dan suportif, bukan otorit
er
5. Pelaksana supervisi harus memiliki waktu yang cukup, sabar, dan selalu be
rupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku bawahan y
ang disupervisi.
Menurut Severinson (2001), Bush (2005), Dowson, at. all. (2012), supervisi ad
alah merupakan pengawasan manajerial yang bertujuan untuk memfasilitasi da
n mendorong praktek profesional yang terdiri dari tiga fungsi utama supervisi
yaitu:
a. Fungsi formatif, meliputi proses edukatif untuk mengembangkan keteramp
ilan. Proses edukatif adalah pembelajaran antara supervisor dengan perawa
t pelaksana. Manager mengajarkan pengetahuan dan keterampilan dan me
mbantu perawat pelaksana untuk meningkatkan pemahaman dari setiap pel
ayanan asuhan keperawatan. seorang manager melatih perawat untuk meni
ngkatkan teknik-teknik dalam bekerja sehingga meningkatkan pelayanan a
suhan keperawatan. Pelaksanaan kegiatan edukatif memberikan kesempata
n kepada perawat pelaksana untuk mengeksplor dan mengembangkan kem
ampuan yang dimiliki.
b. Fungsi restorative, yaitu memberikan dukungan professional yang terus-m
enerus untuk mengurangi stress dan kelelahan. kegiatan ini berfungsi untu
k mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi perawat pelaksana dalam
PAGE \* MERGEFORMAT 14
pemberian pelayanan keperawatan. Permasalahan dapat disebabkan kelela
han dalam bekerja, stress akibat beban kerja Fungsi restorative dapat dilak
ukan dengan menggali emosi ketika bekerja. Manager harus mampu untuk
meredam konflik yang terajadi. Keseluruhan tim harus memiliki sikap yan
g saling mendukung sehingga memberikan kenyamanan dalam bekerja.
c. Fungsi normative, meliputi fungsi manajerial untuk perbaikan, peningkata
n dan pengendalian kualitas praktek profesional pelayanan keperawatan. F
ungsi normative untuk peningkatan dan perbaikan standar contoh mengkaj
i (Standar Prosedur Operasional) SPO yang telah ada yang kemudian dapat
diperbaiki jika diperlukan. Kegiatan ini memberikan kepada perawat pelak
sana untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam manajemen pengelolaa
n pasien. Pelaksanaan fungsi ini dapat dilakukan dengan mengadakan pert
emuan atau rapat untuk membahas pelayanan keperawatan yang ada saat i
ni. Tujuan yang diharapkan dari fungsi ini adalah adanya perubahan yang l
ebih baik dalam tindakan pemberian pelayanan keperawatan, pemecahan
masalah, meningkatkan praktik, kinerja dan peningkatan produktivitas kerj
a.
E. Prinsip Supervisi
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, keterampila
n hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip ma
najemen kempemimpinan.
3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyataka
n melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standar.
4. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokratis antara su
pervisor dan perawat asosiet.
5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang
spesifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efek
tif, kreativitas dan motivasi.
PAGE \* MERGEFORMAT 14
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna
dalam pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, pera
wat dan manajer.
F.Pelaksana Supervisi
1. Kepala ruangan:
a. Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada k
lien diruang perawatan.
b. Merupakan penentu tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan keseha
tan di rumah sakit.
c. Mengawasi perawat asosiet dalam melaksanakan praktek keperawat
an di ruang perawatan.
2. Pengawas keperawatan
Karu / PA
Supervisi PA
H.Langkah-langkah supervisi
1. Pra supervisi
PAGE \* MERGEFORMAT 14
b. Supervisor menetapkan tujuan dilakukannya supervisi.
2. Supervisi
PAGE \* MERGEFORMAT 14
b. Membantu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan a
nggaran keperawatan.
c. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola Supervisi
memerlukan praktek dan evaluasi yang benar agar dapat berjalan se
suai prosedur.
J Teknik Supervisi
1. Supervisi langsung:
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berlan
gsung, dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, feed back dan
perbaikan. Adapun prosesnya adalah:
a. Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan ke
perawatan didampingi oleh supervisor.
b. Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforce
ment dan petunjuk.
c. Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan di
skusi yang bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan
memperbaiki yang masih kurang. Reinforcement pada aspek ya
ng positif sangat penting dilakukan oleh supervisor.
2. Supervisi secara tidak langsung:
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Superv
isor tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan sehingga mung
PAGE \* MERGEFORMAT 14
kin terjadi kesenjangan fakta Umpan balik dapat diberikan secara tertul
is
BAB III
RENCANA KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Hari / Tanggal :
PAGE \* MERGEFORMAT 14
Pukul :
Pelaksanaan :
Topik : Supervisi obat melalui IV Cateter
Tempat :
Sasaran :
B. Pengorganisasia
Kepala Ruangan :
Perawat Asosiet :
Dokumentasi / notulen :
Narator :
Observer :
C. Metode
a. Observasi
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Problem solving
D. Media
Status Pasien
Instrumen Supervisi
E. Mekanisme Kegiatan
PAGE \* MERGEFORMAT 14
Tahap Kegiatan Kepala Ruangan (supervisor) Perawat Asosiet
Pra Supervisi Pembukaan
( 5 Menit ) 1. Salam Pembuka
2. Menyampaikan maksud
dan tujuan dilakukannya
supervise
3. Memberikan
kesempatan kepada
perawat asosiet untuk
melakukan klarifikasi
sebelum dilakukan
supervise
PAGE \* MERGEFORMAT 14
F. DIALOG ROLE PLAY SUPERVISI KEPERAWATAN
Nurse Station
Karu : Selamat Pagi, Hari ini kita akan melakukan kegiatan supervise
keperawatan. Ners fina, untuk hari ini program Tindakan apa yang akan
dilakukan?
PA : Untuk hari ini nanti jam 14.00 ada program injeksi intravena bu.
Karu : Baiklah nanti saya supervise Tindakan injeksi intravena lewat iv
cateter. Tujuannya diadakan supervise keperawatan ini agar pengetahuan
dan keterampilan kita bisa lebih meningkat yang sesuai SOP. Sehingga
pelayanan yang kita berikan lebih bermutu. Ners fina mungkin untuk
sekedar mengingat Kembali ap aitu sebenarnya injeksi intravena? Apa
yang perlu disiapkan dan bagaimana cara tindakannya?
PA : Injeksi Intravena adalah untuk memasukkan obat suntikan melalui
pembuluh darah intravena dengan menggunakan spuit.
Yang perlu disiapkan adalah
1. Baki
2. Perlak Kecil
3. Bengkok
4. Bak injeksi
5. Alkohol Swab
6. Obat yang diperlukan
7. Spuit
8. Masker
Cara Tindakan
1. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan pada keluarga pasien
2. Mendekatkan alat ke pasien
3. Perawat mencuci tangan
4. Menyiapkan obat sesuai dengan 7 benar
5. Mengatur posisi pasien untuk penyuntikan
6. Memasang perlak pada area dibawah yang terpasang infus
7. Mengecek kelancaran tetesan infus sebelum obat dimasukan
8. Meastikan tidak ada udara pada spuit yang berisi obat
PAGE \* MERGEFORMAT 14
9. Mematikan atau menjepit selang infus
10. Melakukan desinfeksi pada area IV cateter yang akan dimasukan obat
11. Memasukan obat secara pada area IV cateter yang sudah didesinfeksi
12. Memasukan obat secara perlahan sampai obat habis
13. Mencabut spuit pada IV cateter
14. Membuka penjepit atau klem pada selang infus
15. Membuang spuit ke bengkok
16. Menghitung tetesan infus
17. Mengatur posisi pasien
18. Membereskan alat
PAGE \* MERGEFORMAT 14
PA : Pak ini injeksinya sudah selesai, bagaimana perasaan bapak setelah
dilakukan injeksi? Nanti kalua ada keluhan lain silahkan panggil saya atau
perawat lain di ruang perawat nggeh, saya pamit dulu, mari pak
PA : mendokumentasikan Tindakan injeksi IV
PA : Bu injeksi Intravenanya sudah selesai, mungkin dari ibu ada masukan?
Karu : Baik, mari kita Kembali ke ners station untuk mendiskusikan hasil
supervise
PA : baik bu
*Ners Station*
Karu : Baik sebelumnya bagaimana ners fina apakah menurut ners fina sudah
sesuai tehnik injeksi intravena tadi? Ada yang kurang atau tidak
PA : menurut saya tindaka sudah dilakukan sesuai SOP yang ada, tapi mungkin
dari ibu ada saran lain?
Karu : (menilai dan memberi saran Tindakan perawat )
PA “ iya bu terimakasih atas sarannya.
PAGE \* MERGEFORMAT 14
1.. Pengertian Pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam
pembuluh darah vena dengan menggunakan SPUIT
Tujuan 1. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat
diabsorpsi daripada dengan injeksi parenteral lain
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
3. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih
besar
Persiapan/ 1. Lakukan pengkajian / wawancara
Perawat 2. Identifikasi masalah
3. Buat rencana Tindakan
4. Kaji kebutuhan perawat, minta bantuan perawat
lain jika perlu
5. Siapkan alat
Persiapan Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan yang
Klien akan dilakukan
Persiapan alat 1. Baki
2. Perlak Kecil
3. Bengkok
4. Bak injeksi
5. Alkohol Swab
6. Obat yang diperlukan
7. Spuit
8. Masker
PAGE \* MERGEFORMAT 14
pada keluarga pasien
2. Mendekatkan alat ke pasien
3. Perawat mencuci tangan
4. Menyiapkan obat sesuai dengan 7 benar
5. Mengatur posisi pasien untuk penyuntikan
6. Memasang perlak pada area dibawah yang
terpasang infus
7. Mengecek kelancaran tetesan infus sebelum
obat dimasukan
8. Meastikan tidak ada udara pada spuit yang
berisi obat
9. Mematikan atau menjepit selang infus
10. Melakukan desinfeksi pada area IV cateter
yang akan dimasukan obat
11. Memasukan obat secara pada area IV cateter
yang sudah didesinfeksi
12. Memasukan obat secara perlahan sampai obat
habis
13. Mencabut spuit pada IV cateter
14. Membuka penjepit atau klem pada selang
infus
15. Membuang spuit ke bengkok
16. Menghitung tetesan infus
17. Mengatur posisi pasien
18. Membereskan alat
PAGE \* MERGEFORMAT 14
FORMAT SUPERVISI
Aspek Parameter Bobot Dilakuk Tidak
Penilaian an Dilak
ukan
Persiapan 1. Baki 14
2. Perlak Kecil 14
3. Bengkok 14
4. Bak injeksi 14
5. Alkohol Swab 14
6. Obat yang diperlukan 14
7. Spuit 14
8. Masker 14
TOTAL 100%
Pelaksanaan 1. Jelaskan prosedur yang akan 5
dilaksanakan pada keluarga
pasien
2. Mendekatkan alat ke pasien 5
3. Perawat mencuci tangan 5
4. Menyiapkan obat sesuai dengan 5
7 benar
5. Mengatur posisi pasien untuk 5
penyuntikan
6. Memasang perlak pada area 5
dibawah yang terpasang infus
PAGE \* MERGEFORMAT 14
7. Mengecek kelancaran tetesan 5
infus sebelum obat dimasukan
8. Meastikan tidak ada udara pada 5
spuit yang berisi obat
9. Mematikan atau menjepit selang 5
infus
10. Melakukan desinfeksi pada area
IV cateter yang akan dimasukan 5
obat
11. Memasukan obat secara pada
area IV cateter yang sudah 5
didesinfeksi
12. Memasukan obat secara perlahan
sampai obat habis 5
13. Mencabut spuit pada IV cateter
14. Membuka penjepit atau klem 5
pada selang infus 5
15. Membuang spuit ke bengkok
16. Menghitung tetesan infus 5
17. Mengatur posisi pasien 5
18. Membereskan alat 5
5
TOTAL 100%
Evaluasi 1. Evaluasi hasil yang dicapai 25
2. Beri reinforcement positif pada klien 25
3. Kontrak pertemuan selanjutnya 25
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik 25
TOTAL 100%
Dokumentasi 1. Catat Tindakan yang sudah 50
dilakukan, tanggak dan jam
pelaksanan
2. Catat respon klien 50
PAGE \* MERGEFORMAT 14
TOTAL 100%
Interpretasi
Baik 61 – 100 (Kompeten)
Cukup 31 – 60 ( Tidak Kompeten)
Kurang 10 – 30 (Tidak Kompeten)
DAFTAR PUSTAKA
Mua, E.L., 2019. Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rum
PAGE \* MERGEFORMAT 14
PAGE \* MERGEFORMAT 14