Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan “Laporan Touring Manajemen
Keperawatan di Ruang Bougenviel 1 SMC RS Telogorejo” ini.

Laporan yang berjudul “Laporan Touring Manajemen Keperawatan di Ruang


Bougenviel 1 SMC RS Telogorejo” ini di susun berdasarkan suvei dan beberapa
sumber buku terkait yang di sertai dengan landasan teori dari seluruh referensi yang
terkumpul sehingga dari beberapa referensi tersebut kami pilih di jadikan referensi
utama. Tidak di pungkiri bahwa terdapat bantuan dari banyak pihak yang membantu
penulis sehingga mempermudah proses penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari akan adanya kekurangan dalam menyusun laporan, seingga saran
dan masukan dari pembaca sangat di harapkan untuk memperbaiki kekurangan
dalam penyusunan laporan berikutnya.

Besar harapan penulis bahwa laporan ini bisa bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya, serta dapat menjadi sumber kontribusi penambahan pengetahuan bagi
para pembaca.

Semarang, 7 Januari 2020

Yunita Diah Lestari

116091
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen keperawatan adalah suatu proses menyelesaikan suatupekerjaan melalui


perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dengan menggunakan
sumber daya secara efektif, efisien dan rasional dalam memberikan pelayanan bio-psiko-
sosial-spiritual yangkomprehensif pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik yang sakit
maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk mencapai tujuan yangtelah
ditetapkan (Asmuji, 2012).

Profesionalisasi keperawatan merupakan proses dinamis dimana profesi keperawatan yang


telah terbentuk mengalami perubahan dan perkembangan karakteristik sesuai dengan
tuntutan profesi dan kebutuhan masyarakat. Profesionalisasi merupakan proses pengakuan
terhadap sesuatuyang dirasakan, dinilai, dan diterima secara spontan oleh masyarakat.
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan
keperawatan sebagai profesi. Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki
kemampuan intelektual, interpersonal, kemampuan teknis, dan moral. Keperawatan
sebagai pelayanan/asuhan profesional bersifat humanistis, menggunakan pendekatan
holistis, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi pada kebutuhan
objektif klien, mengacu pada standar profesional keperawatan dan menggunakan
etika keperawatan sebagai tuntutan utama. Perawat dituntut untuk selalu melaksanakan
asuhan keperawatan dengan benar atau rasional dan baik atau etis (Nursalam, 2011).

Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan bagi organisasi
pelayanan kesehatan. Proses registrasi dan legislasi keperawatan mulai terjadi
sejak diakuinya keperawatan sebagai profesi, sejak tumbuhnya pendidikan tinggi
keperawatan (S1 Keperawatan dan Ners), serta sejak berlakunya Undang-Undang No. 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan dan Permenkes No.1239/2001 tentang Registrasi dan
Praktek Perawat. Namun pelaksanaan Permenkes No. 1239/2001 tersebut masih perlu
mendapatkan persiapan-persiapan yang optimal oleh profesi keperawatan. Hal ini
disebabkan adanya beberapa kendala yang dihadapi, meliputi: belum ada pengalaman
dalam memberikan pengakuan terhadap praktik keperawatan; belum ada pemahaman
tentang wujud dan batasan dari praktik keperawatan sebagai praktik keperawatan
profesional; dan jenis serta sifat praktik keperawatan profesional yang harus
dikembangkan. Menurut Grant dan Massey (1997) dan Marquis dan Huston (1998),
jenis metode pemberian asuhan keperawatan yang profesional ada 4 metode, yaitu metode
fungsional, metode kasus, metode tim, dan metode primer. Keempat metode tersebut
dikenal dengan Model Praktik Keperawatan Profesional (Nursalam, 2011).

Berdasarkan beberapa alasan tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat laporan
touring manajemen di SMC RS Telogorejo Semarang.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang managemen di ruang Bougenvill SMC Rumah
Sakit Telogorejo Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang peran kepala ruang.
b. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang peran ketua tim/perawat
primer.
c. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang peran perawat Associate.
d. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang kegiatan kepala ruan dalam
1 shift.
e. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang kegiatan ketua tim/perawat
primer dalam 1 shift.
f. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang kegiatan perawat associate
dalam 1 shift.
C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari kegiatan touring manajemen ini adalah:
1. Bagi Layanan Keperawatan
Touring manajemen ini dapat menambah wawasan dan silaturahmi antara perawat
ruang Bougenviell 1 dan mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan semester VII.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan touring manajemen dapat dijadikan sebagai referensi dalam menyusun
laporan tentang kegiatan di ruang B1 dan dapat menambah informasi.
3. Bagi Touring Selanjutnya
4. Sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan touring manajemen yang lebih baik lagi.
BAB II

PERAN PERAWAT

A. Peran Kepala Ruangan


Kepala Ruangan diberi tanggung jawab untuk memperkerjakan, mengembangkan dan
mengevaluasi stafnya. Mereka diberikan tanggung jawab untuk pengembangan anggaran
tahunan unit yang di pimpinnya dan memegang kewenangan untuk mengatur unit sesuai
tugas dan tanggung jawabnya, memantau kualitas perawatan, menghadapi masalah tenaga
kerjanya, dan melakukan hal-hal tersebut dengan biaya yang efektif.

Kepala ruangan disebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan kegiatan koordinasi,


kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan kegiatan evaluasi, kegiatan
penampilan kerja staff dalam upaya mempertahankan kualitas pelayanan pemberian
asuhan keperawatan dapat dipilih disesuaikan dengan kondisi dan jumlah pasien, dan
kategori pendidikan serta pengalaman staff dinunit yang bersangkutan.

B. Peran Ketua Tim / Perawat Primer


Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas mengepalai sekelompok tenaga
keperawatan dlam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat dan bertanggung
jawab langsung kepada kepala ruangan.

Peran atau fungsi ketua tim adalah membuat perencanaan berdasarkan tugas dan
kewenangannya yang didelegasikan oleh kepala ruangan, membuat penugasan, supervisi
dan evaluasi kinerja anggota tim, mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan
pasien, serta mengembangkan kemampuan anggota timnya.

C. Peran Perawat Associate


Perawat associate adalah seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk
memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada pasien.
Peran perawat associate adalah memberikan perawatan secara langsung berdasakan proses
keperawatan kepada pasien, melaksanakan program medic dengan penuh tanggung jawab,
memperhatikan pasien serta alat-alat yang ada diruangan, pendokumentasian tindakan dan
catatatan perkembangan pasien dan melaporkan segala sesuatu yang terjadi atas pasien
kepada perawat primer.
BAB III

KEGIATAN PERAWAT

A. Kegiatan Kepala Ruang dalam 1 Shift


1. Mengawasi mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan
dan mutu asuhan keperawatan di ruangan.
2. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan diruang rawat melalui
kerja sama dengan petugas lain.
3. Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan pelayanan / asuhan
keperawatan sesuai standar.
4. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
5. Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada di bwah tanggung
jawabnya.
6. Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru / magang.
7. Menandatangani surat atau dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang kepala
ruangan.
8. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan serta jadwal daftar dinas tenaga
keperawatan

B. Kegiatan Ketua Tim / Perawat Primer dalam 1 Shift


1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara koomprehensif
2. Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya bersama kepala ruangan.
3. Mengorientasikan pasien baru tentang ruangan dan lingkungan, peratauran / tata tertib
yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya.
4. Mendampingi dokter selama visite untuk pemeriksaan pasien dan mencatat program
pengobatan.
5. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan pasien baik lisan maupun tulisan kepada
kepala ruangan dan dokter penanggung jawab.
6. Mempersiapkan pasien pulang sesuai prosedur.
7. Membuat laporan harian.
8. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan.

C. Kegiatan Perawat Associate dalam 1 shift


1. Melaksanakan tindakan perawatan yang sudah direncanakan.
2. Mencatat serta melaporkan semua tindakan perawatan dan respon pasien pada catatan
perawatan dan perawat primer.
3. Memberikan obat, menganti infus.
4. Memelihara kebersihan pasien serta lingkungan.
5. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan mendokumentasikan.
6. Membantu tim lain yang membutuhkan.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Touring manajemen keperawatan di lakukan oleh mahasiswa semester tujuh
sejumlah tujuh mahasiswa perkelompok di ruang awat inap SMC Rumah Sakit
Telogorejo Semarang pada tangaal 6 januari 2020 pukul 14.00 sampai 20.00 WIB
atau selama satu shif. Touring manajemen keperawatan dapat berjalan dengan baik
dan lancar, di awali dengan melakukan rapat kecil bersama kepala ruang dimana di
jelaskan beberapa hal menengenai ruang rawat inap Bougenvile berupa SDM dan
fasilitas yang ada, memberikan peraturan selama melaukan touring manajemen
keperawatan berupa larangan menggunakan handphone saat berada di lingkungan
ruangan perawat, menyimpan barang-barang berharga pribadi dan selalu
menjunjung tinggi nilai I CARE. Setelah itu seluruh mahasiswa memulai
melakukan kegiatan touring manajemen keperawatan sesuai tugasnya masing-
masing yaitu sebagai kepala ruang, ketua tim dan perawat associate mengikuti
proses kerja perawat yanga da di ruang rawat inap Bougenviel hingga shif selesai.
B. Saran
1. Untuk Instansi
Touring manajemen keperawatan perlu diadakan kembali karena dampak
positif bagi mahasiswa khususnya yang sedang menempuh modul keperawatan,
agar tidak hanya terpapar teori juga harus bisa merasakaan praktik di rumah
sakit.
2. Untuk Pembimbing Klinik
Bagi pembimbing klinik agar tidak terlalu terburu-buru dalam memberikan
bimbingan sehingga beberapa hal yang seharusnya mahasiswa bisa terima
menjadi tidak bisa.
3. Untuk Mahasiswa
Bagi mahasiswa di minta untuk mempersiapkan diri dan pengetahuan sebelum
datang ke rumah sakit agar dapat lebih focus dan dapat menjawab pertanyaan
dari pembimbing klinik
DAFTAR PUSTAKA

Calundu, Rasidin. (2018). Managemen Kesehatan Manssar : CV. Sah Media


Marquis, B.L dan Huston, C.J. (2010). Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan
Teori dan Aplikasi, Ed. 4. Jakarta :EGC
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional, ed.3. Jakarta : Salemba Medika
LAPORAN TOURING MANAJEMEN

DI SMC RS TELOGOREJO SEMARANG

oleh :

Yunita Diah Lestari

116091

PROGAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO

SEMARANG

2020

Anda mungkin juga menyukai