Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SUPERVISI KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Kusnanto S.Kp., M.Kes.
Oleh :
KELOMPOK 7 / A2 2017

Rahmalia Hidayanti 131711133083


Annisa Nur Ilmastuti 131711133089
Alvira Eka Nadia W 131711133107
Lutfhi Nurwidianti 131711133122
Utari Suciati 131711133129
Ahmad Hisyam A 131711133139

PROGRAM S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA
2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
2.1 Definisi Supervisi...............................................................................................6
2.2 Peran Supervisor................................................................................................7
2.3 Prinsip Supervisi................................................................................................8
2.4 Manfaat Supervisi..............................................................................................8
2.5 Unsur Pokok Supervisi.......................................................................................9
2.7 Sasaran Supervisi.............................................................................................14
2.8 Teknik Supervisi..............................................................................................15
2.9 Struktur Organisasi Supervisi..........................................................................16
2.10 Evaluasi..........................................................................................................18
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................19
2.1 Kesimpulan......................................................................................................19
2.2 Saran.................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Manajemen Keperawatan yang berjudul Supervisi
Keperawatan.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang berkontribusi
dalam penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen fasilatator mata kuliah
Manajemen Keperawatan, Prof. Dr. Kusnanto S.Kp., M.Kes., yang telah
membimbing penulis selama perkuliahan hingga makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca lebih mengerti dan
memahami mengenai Supervisi Manajemen. Dengan demikian, penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran dari
pembaca sangat dibutuhkan guna perbaikan dan penyempurnaan makalah
berikutnya. Atas kontribusi tersebut, penulis ucapkan terimakasih.

Penulis,

Kelompok 7
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Supervisi merupakan bentuk dari kegiatan manajemen keperawatan yang
bertujuan dalam pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga
yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan, dan kemampuan perawat dalam
melaksanakan tugas (Nursalam, 2014). Langkah supervisi menurut Nursalam
meliputi prasupervisi (menetapkan kegiatan, tujuan dan kompetensi yang akan
dinilai), pelaksanaan supervisi (menilai kinerja, mengklarifikasi permasalahan,
melakukan tanya jawab, dan pembinaan), serta pascasupervisi-3F (F-Fair yaitu
memberikan penilaian, memberikan Feedback dan klarifikasi, memberikan
reinforcement yaitu memberikan penghargaaan dan Follow up perbaikan).
Kegiatan supervisi yang baik dan benar menjadikan seluruh staf
keperawatan bukan hanya sebagai obyek, tetapi juga subyek. Seorang perawat
diposisikan sebagai mitra kerja yang memiliki ide-ide, pendapat, dan pengalaman
yang perlu didengar, dihargai, dan diikutsertakan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Kegiatan supervisi yang kurang baik akan berdampak pada kinerja
perawat pelaksana oleh karena pemberian layanan kesehatan yang tidak optimal
sehingga dapat memunculkan kecenderungan kejadian yang tidak diharapkan atau
nyaris cedera yang tentunya bertentangan dengan patient safety yang dapat
mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan (Desi Harmatiwi et al., 2017).
Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan secara
langsung, sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk dapat
melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik. Struktur organisasi
menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu
dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Struktur
dalam suatu organisasi bertujuan untuk mencapai status praktik komunikasi yang
efektif yang dapat direncanakan dan diterapkan oleh kelompok kerja. Setiap
struktur yang ada harus memiliki kelompok yang dirancang untuk pelaksanaan
prinsip-prinsip, keterampilan yang baik dan dapat membantu penyelesaian
masalah organisasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan
hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa. Manajer harus mengerti
struktur organisasi, termasuk pemahaman tentang siapa yang akan terkena
dampak dari pengambilan keputusan yang telah dibuat (Nursalam, 2014).
Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan, apabila suatu
pekerjaan sudah selesai dikerjakan oleh staf, maka diperlukan suatu evaluasi
upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana yang telah disusun
sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana supervisi keperawatan ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengidentifikasi definisi supervisi keperawatan
2. Mengidentifikasi peran supervisi keperawatan
3. Mengidentifikasi prinsip supervisi keperawatan
4. Mengidentifikasi manfaat supervisi keperawatan
5. Mengidentifikasi unsur pokok supervisi keperawatan
6. Mengidentifikasi langkah – langkah supervisi keperawatan
7. Mengidentifikasi sasaran supervisi keperawatan
8. Mengidentifikasi teknik supervisi keperawatan
9. Mengidentifikasi struktur supervisi keperawatan
10. Mengidentifikasi evaluasi supervisi keperawatan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Supervisi


Supervisi berasal dari kata “super” dan “vision” (Melsa, 2019).
Kata super berarti peringkat atau posisi yang lebih tinggi, superior, atasan,
lebih hebat atau lebih baik. Sedangkan kata vision bermakna kemampuan
untuk menyadari sesuatu yang tidak benar-benar terlihat. Kesimpulan dari
dua makna kata tersebut yaitu supervisi adalah pandangan individu yang
lebih ahli terhadap individu lain yang memiliki keahlian di bawahnya.
Seorang individu yang melakukan supervisi disebut supervisor, ia bertindak
atas dasar kaidah ilmiah guna meningkatkan mutu, sehingga tidak hanya
sekedar melihat tajam permasalahan peningkatan mutu saja, namun
memerlukan kepekaan mata batin (Melsa, 2019).
Beberapa persoalan perlu dilakukan sebagai upaya untuk menjaga
mutu pelayanan kesehatan termasuk keperawatan, salah satunya adalah
dengan supervisi. Supervisi keperawatan merupakan upaya dalam membantu
peningkatan dan pembinaan kemampuan perawat agar dapat melakukan
tugas yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien (Desi Harmatiwi et al.,
2017). Pelaksanaan supervisi dalam keperawatan tidak hanya tertuju pada
pengawasan seluruh staf perawat dalam menjalankan tugas dengan sebaik-
baiknya, sesuai intruksi atau SOP (standar operasional prosedur), tetapi juga
bagaimana memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung (Desi
Harmatiwi et al., 2017).
Supervisi merupakan bentuk dari kegiatan manajemen keperawatan
yang bertujuan dalam pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan
keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan, dan kemampuan
perawat dalam melaksanakan tugas (Nursalam, 2014). Langkah supervisi
menurut Nursalam meliputi prasupervisi (menetapkan kegiatan, tujuan dan
kompetensi yang akan dinilai), pelaksanaan supervisi (menilai kinerja,
mengklarifikasi permasalahan, melakukan tanya jawab, dan pembinaan),
serta pascasupervisi-3F (F-Fair yaitu memberikan penilaian, memberikan
Feedback dan klarifikasi, memberikan reinforcement yaitu memberikan
penghargaaan dan Follow up perbaikan).
Kegiatan supervisi yang baik dan benar menjadikan seluruh staf
keperawatan bukan hanya sebagai obyek, tetapi juga subyek. Seorang
perawat diposisikan sebagai mitra kerja yang memiliki ide-ide, pendapat,
dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai, dan diikutsertakan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi yang kurang baik
akan berdampak pada kinerja perawat pelaksana oleh karena pemberian
layanan kesehatan yang tidak optimal sehingga dapat memunculkan
kecenderungan kejadian yang tidak diharapkan atau nyaris cedera yang
tentunya bertentangan dengan patient safety yang dapat mempengaruhi mutu
pelayanan kesehatan (Desi Harmatiwi et al., 2017).

2.2 Peran Supervisor


Peran dan fungsi supervisor (Nursalam, 2014) dalam supervisi
adalah mempertahankan keseimbangan pelayanan keperawatan dan
manajemen sumber daya sebagai berikut:
1) Manajemen pelayanan keperawatan
Tanggung jawab supervisor adalah menetapkan dan mempertahankan
standar praktik keperawatan, menilai kualitas asuhan keperawatan dan
pelayanan yang diberikan, serta mengembangkan peraturan dan
prosedur yang mengatur pelayanan keperawatan kerja sama dengan
tenaga kesehatan lain yang terkait.
2) Manajemen anggaran
Manajemen keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan
dan pengambangan. Supervisor berperan dalam hal seperti membantu
menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana tahunan yang
tersedia dan menegmbangkan tujuan unit yang dapat dicapai sesuai
tujuan rumah sakit, membantu mendapatkan informasi statistik untuk
merencanakan anggaran keperawatan, memberikan justifikasi proyek
yang dikelola.
2.3 Prinsip Supervisi
Terdapat 7 prinsip dalam supervisi keperawatan (Nursalam, 2014)
antara lain sebagai berikut:
1) Supervisi dilaksanakan sesuai dengan struktur organisasi.
2) Supervisi memerlukan pengetahuan dasar terkait manajemen,
keterampilan hubungan antar-manusia, dan kemampuan menerapkan
prinsip manajemen dari kepemimpinan.
3) Fungsi-fungsi supervisi perlu diuraikan dengan jelas, terorganisir, dan
dinyatakan melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas, dan standar.
4) Supervisi merupakan proses kerja sama bersifat demokratis antara
supervisor dan perawat pelaksana
5) Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan, dan rencana yang
spesifik.
6) Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi
efektif, kreativitas, dan motivasi.
7) Supervisi memiliki tujuan untuk berhasil dan berdaya guna dalam
pelayanan profesional sehingga memberikan kepuasan klien, perawat,
manajer.

2.4 Manfaat Supervisi


Pitman (2011) manfaat supervisi terdiri atas:
1) Manfaat bagi perawat pelaksana
 Timbul perasaan dihargai dan dapat meningkatkan rasa
percaya diri.
 Supervisi mendorong praktek keperawatan yang aman dan
mencerminkan pelayanan perawatan pada pasien, hal ini dapat
meningkatkan kepuasan kerja perawat.
 Meningkatkan pengembangan priadi dan profesional, supervisi
yang dilakukan secara keseluruhan dan terus menerus dapat
meningkatkan profesionalisme dan pengembangan pribadi
serta komitmen untuk belajar secara terus menerus.
 Perasaan diberdayakan dan difasilitasi untuk bertanggug jawab
atas pekerjaan mereka dan keputusan – keputusan yang
diambil (Allen and Armorel, 2010; Pitman, 2011).
2) Manfaat bagi manajer
Tantangan bagi manajer untuk menfasilitasi staf dalam
mengembangkan diri dan meningkatkan profesionalisme, sehingga
kualitas pelayanan yang bermutu dapat tercapai.
3) Meningkatkan kualitas dan keamanan pasien
Tujuan yang paling penting dari supervisi adalah meningkatkan
kualitas dari pelayanan dan keamanan pasien. Supervisi memegang
peranan utama dalam mendukung pelayanan yang bermutu melalui
jaminan kualitas, manajemen resiko, dan manajemen kinerja.
Supervisi juga telah terbukti memiliki dampak positif pada
perawatan pasien dan sebaliknya kurangnya supervisi memberi
dampak yang kurang baik bagi pasien. Supervisi dalam praktek
profesi kesehatan telah diidentifikasi sebagai faktor penting dalam
meningkatkan keselamatan pasien, supervisi yang tidak memadai
dijadikan sebagai pemicu kegagaan dan kesalahan yang terjadi
dalam layanan kesehatan.
4) Pembelajaran
Supevisi memiliki manfaat memberikan efek pada pembelajaran
melalui kegiatan sebagai berikut:
 Mendidik perawat pelaksana melalui bimbingan yang
diberikan oleh supervisor.
 Mengidentifikasi masalah yang terjadi ketika memberikan
asuhan keperawatan pada pasien.
 Meningkatkan motivasi perawat pelaksana dalam bekerja
 Memantau kemajuan pembelajaran (Allen and Armorel, 2012).

2.5 Unsur Pokok Supervisi


Pada pelaksanaan supervisi terdapat beberapa unsur pokok. Unsur-
unsur pokok tersebut adalah pelaksana, sasaran, frekuensi, tujuan, dan teknik
(Nursalam, 2014).
1) Pelaksana
Pelaksana atau yang bertanggung jawab melaksanakan
supervisi adalah atasan, yakni mereka yang memiliki kelebihan dalam
organisasi. Kelebihan yang dimaksud sering dikaitkan dengan status
yang lebih tinggi (supervisor) dan karena itu fungsi supervisi memang
dimiliki oleh atasan. Namun untuk keberhasilan supervisi, yang lebih
diutamakan adalah kelebihan pengetahuan atau keterampilan.
2) Syarat
Untuk dapat melaksanakan supervisi dengan baik diperlukan
beberapa sarat atau karakteristik yang harus dimiliki oleh pelaksana
supervisi atau supervisor, seperti berikut:
a) Sebaiknya pelaksana supervisi adalah atasan langsung dari yang
disupervisi, atau apabila tidak mungkin, dapat ditunjuk staf
khusus dengan batas-batas wewenang dan tanggung jawab yang
jelas.
b) Pelaksana supervisi harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang cukup untuk jenis pekerjaan yang disupervisi.
c) Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilan melakukan
supervisi, artinya memahami prinsip-prinsip pokok serta teknik
supervisi.
d) Pelaksana supervisi harus mempunyai sifat edukatif, suportif, dan
bukan otoriter.
e) Pelaksana harus mempunyai waktu yang cukup, tidak tergesa-
tergesa, dan secara sabar berupaya
f) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap bawahan
yang disupervisi.
Pelaksana supervisi yang baik memerlukan bekal kemampuan
yang banyak. Selain lima syarat tersebut, juga dibutuhkan kemampuan
melakukan komunikasi, motivasi, pengarahan, bimbingan, dan
kepemimpinan.
Dalam pelaksanaan supervisi akan terdapat dua pihak yang
melakukan hubungan kegiatan yaitu pihak supervisor dan pihak yang
disupervisi. Supervisor melakukan kegiatan pelayanan profesional
untuk membantu atau membimbing pihak yang dilayani. Pihak yang
disupervisi inilah yang menerima layanan profesional berupa bantuan
dan bimbingan agar mereka dapat meningkatkan kemampuan dalam
melaksanakan kegiatan secara efisien dan efektif.
Pegawai yang baik harus meliputi hal berikut:
a) Tepat waktu, artinya untuk mempertahankan standar kerja,
tindakan pengawasan harus dilakukan pada saat yang tepat.
b) Sederhana, artinya tindakan pengawasan harus sederhana, bila
tidak akan memerlukan waktu lama untuk menerapkan dan
menghasilkan efek yang diinginkan.
c) Minimal, artinya pengawasan harus disediakan sedikit mungkin,
yakni sedikit yang diperlukan untuk menjamin pekerjaan akan
diselesaikan dan standar dipertahankan.
d) Luwes, artinya pengawasan yang selalu kaku dapat menjadi
seperti senjata makan tuan, para pekerja akan mencoba
menghindarinya
3) Sasaran
Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang
dilakukan oleh bawahan yang melakukan pekerjaan. Sasaran yang
dilakukan oleh bawahan disebut sebagai sasaran langsung.
4) Frekuensi
Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berbeda.
Supervisi yang dilakukan hanya sekali, bukan supervisi yang baik.
Tidak ada pedoman yang pasti seberapa sering supervisi dilakukan.
Pegangan umum yang digunakan bergantung pada derajat kesulitan
pekerjaan yang dilakukan serta sifat penyesuaian yang akan dilakukan.
Melakukan supervisi yang tepat harus bisa menentukan kapan
dan apa yang perlu dilakukan supervisi dan bantuan. Sepanjang
kontrol/ supervisi penting bergantung bagaimana staf melihatnya.
1) Overcontrol. Kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak
delegasi yang diberikan. Staf tidak akan dapat memikul tanggung
jawabnya.
2) Undercontrol. Kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk
terhadap delegasi, di mana staf akan tidak produktif
melaksanakan tugas dan berdampak secara signifikan terhadap
hasil yang diharapkan. Hal ini akan berdampak terhadap
pemborosan waktu dan anggaran yang sebenarnya dapat
dihindarkan. Berikan kesempatan waktu yang cukup kepada staf
untuk berpikir dan melaksanakan tugas tersebut.
3) Tujuan
Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada
bawahan secara langsung, sehingga bawahan memiliki bekal yang
cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil
yang baik. Tujuan dari pengawasan adalah sebagai berikut.
1) Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan dalam tempo yang diberikan dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia.
2) Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan-kekurangan
para petugas kesehatan dalam hal kemampuan, pengetahuan, dan
pemahaman, serta mengatur pelatihan yang sesuai.
3) Memungkinkan para pengawas mengenali dan memberi
penghargaan atas pekerjaan yang baik dan mengenali staf yang
layak diberikan kenaikan jabatan dan pelatihan lebih lanjut.
4) Memungkinkan manajemen bahwa sumber yang disediakan bagi
petugas telah cukup dan dipergunakan dengan baik.
5) Memungkinkan manajemen menentukan penyebab kekurangan
pada kinerja tersebut.
6) Teknik
Kegiatan pokok pada supervisi pada dasarnya mencakup
empat hal yang bersifat pokok, yaitu menetapkan masalah dan
prioritas; menetapkan penyebab masalah, prioritas, dan jalan
keluarnya; melaksanakan jalan keluar; dan menilai hasil yang dicapai
untuk tindak lanjut berikutnya.
Untuk dapat melaksanakan supervisi yang baik ada dua
teknik antara lain:
1) Pengamatan langsung
Pengamatan yang langsung dilaksanakan supervisi dan harus
memperhatikan hal berikut.
a) Sasaran pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak jelas sasarannya dapat
menimbulkan kebingungan. Untuk mencegah keadaan ini,
maka pengamatan langsung ditujukan pada sesuatu yang
bersifat pokok dan strategis saja.
b) Objektivitas pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak terstandarisasi dapat
mengganggu objektivitas. Untuk mencegah keadaan seperti
ini, maka diperlukan suatu daftar isian atau check list yang
telah dipersiapkan.
c) Pendekatan pengamatan
Pengamatan langsung sering menimbulkan berbagai dampak
dan kesan negatif, misal, rasa takut, tidak senang, atau kesan
mengganggu pekerjaan. Dianjurkan pendekatan pengamatan
dilakukan secara edukatif dan suportif, bukan kekuasaan atau
otoriter.
2) Kerja Sama
Keberhasilan pemberian bantuan dalam upaya meningkatkan
penampilan bawahan di dalam supervisi perlu terjalin kerjasama antara
supervisor dengan yang disupervisi. Kerja sama tersebut akan terwujud
bila ada komunikasi yang baik, sehingga mereka yang disupervisi
merasakan masalah yang dihadapi adalah juga masalah mereka sendiri.

2.6 Langkah-Langkah Supervisi


Supervisi dilakukan secara bertahap, menurut (Nursalam, 2014)
langkah-langkah dalam menerapkan supervisi yaitu:
1) Prasupervisi
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
b. Supervisor menetapkan tujuan.
2) Pelaksanaan supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau
instrumen yang telah disiapkan.
b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan
pembinaan.
c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan
pembinaan dan klarifikasi permasalahan.
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan
memvalidasi data sekunder.
e. Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
f. Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat.
3) Pascasupervisi (3F)
a. Supervisor memberikan penilaian supervise (F-fair).
b. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi.
c. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up
perbaikan.

2.7 Sasaran Supervisi


Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan
oleh bawahan serta bawahan yang melakukan pekerjaan. Sasaran
pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan disebut sebagai supervisi
langsung. Sedangkan sasaran bawahan yang melakukan pekerjaan disebut
sebagai superviai tak langsung (Nursalam, 2014).
Selain itu supervisi yang dilakukan memiliki sasaran dan target
tertentu yang akan dicapai. Sasaran yang menjadi target dalam supervisi
yaitu:
1) Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis
2) Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang
3) Pembagian tugas dan wewenang yang proporsional
4) Pelaksanaan tugas keperawatan yang berkualitas
5) Penyimpangan/ penyelewengan kekuasaan, kedudukan, dan
keuangan tidak terjadi dalam rumah sakit. (Mangkunegara, 2012)

2.8 Teknik Supervisi


Proses supervisi keperawatan terdiri atas tiga elemen kelompok, yaitu:
a. Mengacu pada standar asuhan keperawatan;
b. Fakta pelaksanaan praktik keperawatan sebagai pembanding untuk me
netapkan pencapaian;
c. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualita
s asuhan.
Area supervisi.
a. Pengetahuan dan pengertian tentang asuhan keperawatan kepada klien.
b. Keterampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.
c. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran dan empati.

Area supervisi keperawatan mencakup aspek kognitif, sikap dan


perilaku, yang meliputi:

a. kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klie


n;
b. pendokumentasian asuhan keperawatan;
c. penerimaan pasien baru;
d. pendidikan kesehatan melalui perencanaan pulang;
e. pengelolaan logistik dan obat;
f. penerapan metode ronde keperawatan dalam menyelsaikan masalah ke
perawatan klien;
g. pelaksanaan timbang terima.
Cara supervisi.
Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut.
a. Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berlan
gsung, yaitu supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, umpan balik, dan perb
aikan. Proses supervisi meleputi:
1) perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawa
tan didampingi oleh supervisor;
2) selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement, da
n petunjuk;
3) setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi y
ang bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki y
ang masih kurang. Reinforcement pada aspek yang positif sangat penti
ng dilakukan oleh supervisor.
b. Supervisi secara tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Super
visor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga mungkin
terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.

2.9 Struktur Organisasi Supervisi


Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan
pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas
dan fungsi dibatasi. Struktur dalam suatu organisasi bertujuan untuk mencapai
status praktik komunikasi yang efektif yang dapat direncanakan dan diterapkan
oleh kelompok kerja. Setiap struktur yang ada harus memiliki kelompok yang
dirancang untuk pelaksanaan prinsip-prinsip, keterampilan yang baik dan dapat
membantu penyelesaian masalah organisasi. Dalam struktur organisasi yang baik
harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa. Manajer
harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tentang siapa yang akan
terkena dampak dari pengambilan keputusan yang telah dibuat (Nursalam, 2014).
Supervisi keperawatan dilaksanakan oleh bagian yang bertanggung jawab
dalam rumah sakit, yaitu:
1. Kepala bidang keperawatan
Sebagai manager dalam keperawatan, kepala bidang keperawatan
bertanggung jawab melakukan supervisi baik secara langsung atau tidak langsung
melalui para pengawas keperawatan.
2. Pengawas perawatan (supervisor)
Ruang perawatan dan unit pelayanan yang berada di bawah unit pelaksana
fungsional (UPF) mempunyai pengawas yang bertanggung jawab mengawasi
jalannya pelayanan keperawatan.
3. Kepala ruangan
Kepala ruangan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi pelayanan
keperawatan yang diberikan pada pasien di ruang perawatan yang dipimpinnya.
Kepala ruangan mengawasi perawat pelaksana dalam memberikan asuhan
keperawatan baik secara langsung maupun tidak langsung yang disesuaikan
dengan metode penugasan yang diterapkan di ruang perawatan tersebut.

Kepala bidang perawatan

Supervisi

Kepala per IRNA

Supervisi

Kepala ruangan

Supervisi

PP 1 PP 2

PA PA

Kinerja perawat dan kualitas


pelayanan
2.10 Evaluasi
Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan, apabila suatu
pekerjaan sudah selesai dikerjakan oleh staf, maka diperlukan suatu evaluasi
upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana yang telah disusun
sebelumnya.

Evaluasi juga digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah


dikerjakan sesuai dengan ketentuan untuk mencapai tujuan organisasi. Evaluasi
dapat dilakukan dengan cara menilai langsung kegiatan, memantau kegiatan
melalui objek kegiatan. Apabila suatu kegiatan sudah di evaluasi, maka
diperlukan umpan balik terhadap kegiatan tersebut.
2 BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

2.1 Kesimpulan
Supervisi adalah suatu kegiatan yang digunakan untuk memfasilitasi refleksi
yang lebih mendalam dari praktek yang sudah dilakukan, refleksi ini memungkinkan
staf untuk mencapai, mempertahankan, dan kreatif dalam meningkatkan kualitas
pemberian asuhan keperawatan melalui saran pendukung yang ada. Supervisi berfungsi
sebagai pengelolaan, pembelajaran dan pengembangan, pemberi dukungan, dan
negosiasi. Dalam keperawatan, supervisi diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan di rumah sakit. Motivasi kerja, kreativitas, ketrampilan, dan pengetahuan
perawat dapat dicapai melalui supervisi sehingga meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan.

2.2 Saran
1. Untuk Institusi
Agar dijadikan referensi, sehingga mahasiswa dapat menekankan supervisi dalam
manajemen keperawatan.
2. Untuk Mahasiswa
Agar mahasiswa mampu menerapkan supervisi dalam manajemen keperawatan dan
memahami manfaat, tujuan, prinsip supervisi dalam manajemen keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Desi Harmatiwi, D., Sumaryani, S., & Maria Rosa, E. (2017). Evaluasi
Pelaksanaan Supervisi Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Panembahan Senopati Bantul. Jurnal Medicoeticolegal Dan Manajemen
Rumah Sakit 10.18196/Jmmr.2016, 6(1), 47–54.
https://doi.org/10.18196/jmmr.6126

Melsa, S. (2019). Supervisi Pendidikan (Issue April).


https://doi.org/10.31227/osf.io/jfdx9

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan. Salemba Medika.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2012. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.


Bandung: Pustaka Setia.

Nursalam, (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 4. Jakarta: Selemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai