Disusun oleh :
Fitria Rahmawati
P27220019156
3BD4 Keperawatan
PROGRAM D4 KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA An. M DENGAN GASTROENTERITIS
BAB I
KONSEP TEORI
A. PENGERTIAN
Istilah gastroenteritis atau diare adalah buang air besar dengan frekuensi
yang tidak normal (meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau
cair. Gastroenteritis dapat terjadi pada siapa saja, baik dewasa maupun anak-
anak, namun bayi dan anak-anak lebih mudah terkena diare. Perkembangan
sistem pencernaan pada bayi dan anak-anak belum sempurna sehingga lebih
mudah terserang virus penyebab gastroenteritis.
Gastroenteritis adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal
atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran
serta frekuensi lebih dari 3 kali dan pada bayi baru lahir lebih dari 4 kali
sehari, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula
bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
Gastroenteritis adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh
berbagai bakteri, virus, parasit mikroorganisme. Dari beberapa pengertian
diatas maka dapat disimpulkan bahwa gastroenteritis adalah suatu keadaan
dimana terjadi inflamasi pada lambung dan usus ditandai dengan frekuensi
buang air besar pada bayi baru lahir lebih dari 4 kali sehari dan anak lebih dari
3 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah. Salah satu komplikasi dari
gastroenteritis adalah dehidrasi. Klasifikasi tingkat dehidrasi menurut Hidayat
(2006) adalah :
1. Dehidrasi ringan : Apabila kehilangan cairan 2-5% dari BB atau rata-rata
25 ml/kgBB dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara
serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
2. Dehidrasi sedang Apabila kehilangan cairan 5-8% dari BB atau rata-rata
75 ml/kgBB dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak,
penderita jatuh syok, nadi cepat dan dalam.
3. Dehidrasi berat Apabila kehilangan cairan 8-10% dari BB atau rata-rata
125 ml/kgBB, pada dehidrasi berat volume darah berkurang sehingga
terjadi kekurangan cairan dengan gejala denyut jantung menjadi cepat,
nadi cepat dan kecil, tekanan darah menurun, pasien sangat lelah,
kesadaran menurun.
B. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak, infeksi internal meliputi:
a. Infeksi bakteri Vibrio, E. coli, salmonella, shigella, campylobacter,
yersinia, aeoromonas dan sebagainya.
b. Infeksi virus Entrovirus (virus ECHO), coxsackie, poliomyelitis,
adenovirus, rotavirus, astovirus dan lain-lain.
c. Infeksi parasit Cacing, protozoa dan jamur.
2. Factor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida pada bayi dan anak,
malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, makanan yang kurang terjaga kebersihannya dan
alergi makanan.
4. Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak
mencuci tangan setelah BAB atau sebelum mengkonsumsi makanan.
5. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas menyebabkan diare karena dapat merangsang
peningkatan peristaltik usus.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi (kekurangan cairan)
tanda tandanya :
a. berak cair 1-2 kali sehari
b. muntah
c. nafsu makan tidak berkurang
d. masih ada keinginan bermain.
2. Pada anak yang mengalami diare dehidrasi ringan / sedang tanda
-tandanya:
a. berak cair 4-9 kali sehari
b. muntah 1-2 kali sehari
c. suhu tubuh meningkat
d. tidak nafsu makan, haus, badan lemah
3. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat tanda-tandanya:
a. berak cair terus –menerus
b. muntah terus-menerus, haus
c. mata cekung, bibir kering dan biru
d. tangan dan kaki dingin, lemah
e. tidak ada nafsu makan
f. Tidak ada keinginan bermain
g. Tidak BAK selama 6 jam
D. KLASIFIKASI
Menurut Suratun & Lusianah (2010, hal. 137), jenis-jenis gastroenteritis yaitu :
1. Gastroenteritis akut adalah gastroenteritis yang serangannya tiba-tiba dan
berlangsung kurang dari 14 hari. Gastroenteritis akut terbagi menjadi 2
jenis, yaitu :
a. Gastroenteritis non inflamasi, gastroenteritis ini disebabkan oleh
enterotoksin atau racun yang dihasilkan dari bakteri dan menyebabkan
gastroenteritis cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah.
Keluhan abdomen jarang atau bahkan tidak sama sekali.
b. Gastroenteritis inflamasi, gastroenteritis ini disebabkan masuknya bakteri
ke tubuh dan pengeluaran sitotoksin/ racun di kolon. Gejala klinis di
tandai dengan mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam,
keinginan untuk buang air besar sering, gejala dan tanda dehidrasi.
Secara makroskopis terdapat lendir dan darah pada pemeriksaan feses
rutin, dan secara mikroskopis terdapat sel leukosit polimorfonuklear.
2. Gastroenteritis kronik yaitu gastroenteritis yang berlangsung selama lebih
dari 14 hari. Mekanisme terjadinya gastroenteritis akut maupun kronik dapat
dibagi menjadi gastroenteritis sekresi, gastroenteritis osmotrik,
gastroenteritis eksudatif.
a. Gastroenteritis sekresi, gastroenteritis dengan volume feses banyak
biasanya disebabkan oleh gangguan transport elektrolit akibat
peningkatan produksi dan sekresi air dan elektrolit namun kemampuan
absorbsi mukosa ke usus ke dalam lumen usus menurun. Penyebabnya
adalah toksin bakteri (seperti toksin kolera), pengaruh garam empedu,
asam lemak rantai pendek, dan hormon intestinal.
b. Gastroenteritis osmotik, terjadi bila terdapat partikel yang tidak dapat
diabsorbsi sehingga osmolaritas lumen meningkat dan air tertarik dari
plasma ke lumen usus sehingga terjadilah gastroenteritis.
c. Gastroenteritis eksudatif, inflamasi akan mengakibatkan kerusakan
mukosa baik usus halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudasi dapat
terjadi akibat infeksi bakteri atau non infeksi atau akibat radiasi.
E. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya gastroenteritis dapat disebabkan oleh berbagai faktor
kemungkinan diantaranya :
1. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman)
yang masuk kedalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam
usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah
permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang
akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbs cairan dan
elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan
system transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi
yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
2. Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan yang dalam melakukan absorbsi
yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi
rongga usus sehingga terjadilah gastroenteritis.
3. Faktor makanan, ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu
diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yang
mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makananan yang
kemudian menyebabkan gastroenteritis.
4. Faktor lingkungan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Agus, dkk (2009) gastroenteritis
dapat disebabkan dari faktor lingkungan diantaranya adalah kurang air
bersih dengan sanitasi yang jelek penyakit mudah menular, penggunaan
sarana air yang sudah tercemar, pembuangan tinja dan tidak mencuci tangan
dengan bersih setelah buang air besar, kondisi lingkungan sekitar yang kotor
dan tidak terjaga kebersihannya.
5. Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya penyerapan makanan yang
dapat mengakibatkan gastroenteritis.
F. PATHWAY
infeksi
Infeksi Malabsorbsi Makanan
Gastroenteritis
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar pertama atau langkah awal dari proses
keperawatan secara keseluruhan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dan pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien. Adapun
langkah-langkah dalam pengkajian ini adalah sebagai berikut :
a. Identitas klien, meliputi nama, umur, berat badan, jenis kelamin,
alamat rumah, suku bangsa, agama dan nama orang tua.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama, pasien biasanya mengeluh berak encer dengan atau
tanpa adanya lendir dan darah sebanyak lebih dari 3 kali sehari,
berwarna kehijau-hijauan dan berbau amis, biasanya disertai
muntah, tidak nafasu makan,dan disertai dengan demam ringan
atau demam tinggi pada anak-anak yang menderita infeksi usus.
2) Riwayat kesehatan sekarang, meliputi lamanya keluhan : masing-
masing orang berbeda tergantung pada tingkat dehidrasi, atau gizi,
keadaan sosial, ekonomi, kebersihan dan sanitasi. Akibat timbul
keluhan : anak menjadi rewel dan gelisah, badan menjadi lemah
dan aktivitas bermain kurang. Faktor yang memperberat adalah ibu
mengehntikan pemberian makanan, anak tidak mau makan dan
minum, tidak ada pemberian cairan tambahan (larutan oralit atau
larutan gula garam).
3) Riwayat kesehatan dahulu, yang perlu ditanyakan yaitu riwayat
penyakit yang pernah diderita oleh anak maupun keluarga dalam
hal ini orang tua. Apakah dalam keluarga pernah mempunyai
riwayat penyakit keturunan atau pernah menderita penyakit kronis
sehingga harus dirawat di rumah sakit.
4) Riwayat tumbuh kembang yang perlu ditanyakan adalah hal-hal
yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
sesuai dengan usia anak sekarang yang meliputi motorik kasar,
motorik halus, perkembangan kognitif atau bahasa dan personal
social atau kemandirian.
5) Imunisasi yang ditanyakan kepada orang tua adalah apakah anak
mendapat imunisasi secara lengkap sesuai dengan usianya dan
jadwal pemberian serta efek samping dari pemberian imunisasi
seperti panas, alergi dan sebagainya.
6) Kesehatan fisik meliputi pola nutrisi seperti frekuensi makanan,
jenis makanan, makanan yang disukai atau tidak disukai dan
keinginan untuk makan dan minum. Pola eliminasi seperti
frekuensi buang besr dan buang air kecil di rumah dan di rumah
sakit. Selain itu juga ditanyakan tentang konsistensi, warna dan bau
dari objek eliminasi. Kebiasaan tidur seperti tidur siang, malam,
kebiasaan sebelum dan sesudah tidur. Pola aktivitas juga
ditanyakan baik dirumah dan juga bagaimana pola hygiene tubuh
seperti mandi, keramas dan ganti baju.
c. Pemeriksaan fisik
1) Secara umum Tingkat kesadaran : TTV : N, R, S Pengukuran
antropometri : BB, TB, LK, LD, LiLa
2) Head to toe
a) Rambut :
Inspeksi : Turgor kulit kurang,kulit kering,tidak terdapat
clubbingfinger, warna kuku merah muda, warna rambut hitam
b) kepala:
Inspeksi : Bentuk kepala oval,Ubun-Ubun cekung tidak
terdapat pembengkakan,tidak terdapat tanda-tanda
infeksi,pertumbuhan rambut rata
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada bagian kepala
c) Mata:
Inspeksi : Cekung, Tidak terdapat pembengkakan pada bagian
mata, konjungtiva merah mudah,sclera putih,tidak terdpat
katarak infantir
d) Telinga :
Inspeksi : Warna kulit telinga sama dengan warna wajah,
telinga kiri simetris kiri dan kanan
Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada bagian
telinga
e) Hidung :
Inspeksi : Tidak terdapat sekret, warna mukosa merah mudah,
tidak terdapat cairan dalam hidung
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada hidung
f) Mulut :
Inspeksi : warna lidah merah muda, mukosa mulut kering
g) Leher :
Inspeksi : Warna leher sama dengan warna wajah, tidak
terdapat pembesaran kelenjar tiroid.
h) Dada :
Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, pengembangan
dada simetris
Auskultasi : Bunyi napas bronkovesikuler, Bunyi jantung
s1&s2 lup dup
i) Abdomen :
Inspeksi : Warna abdomen sama dengan warna bagaian dada,
kontur abdomen sedikit cekung, tidak terdapat pembesaran hati
dan limfa, tidak terdapat hernia umbilikus
Auskultasi : Peristaltik ususk 40x/menit, Perkusi : Bunyi
timpani dan pekak pada bagian abdomen
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada lambung
j) Ekstremitas Atas :
Inspeksi : Tidak terdapat pembengkakan pada ekstremitas
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada bagian Ekstremitas
atas
k) Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Tidak terdapat pembengkaka pada ekstremitas
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada bagian Ekstremitas
atas
l) Genital dan anus Genitalia tampak bersih, letak saluran uretra,
tidak ada lesi dan tidak terdapat edema. Pada anus tidak tampak
hemoroid.
B. DIAGNOSA
No Diagnosa Penyebab Tanda Tanda Minor Kondisi
Mayor klinis
terkait
1. D.0020 Fisiologis Subjektif Subjektif 1. Kanker
Diare 1. Inflamasi (tidak 1. Urgency kolon
gastrointestinal tersedia) 2. Nyeri/kram 2. Divertic
2. Iritasi Objektif abdomen ulitis
gastrointestinal 1. Defekasi Objektif 3. Iritasi
3. Proses infeksi lebih dari 1. Frekuensi usus
4. Malabsorbsi tiga kali peristaltic 4. Crohns
Psikologis dalam 24 meningkat disease
1. Kecemasan jam 2. Bising usus 5. Ulkus
2. Tingkat stress 2. Feses hiperaktif peptikus
tinggi lembek 6. Gastritis
Situasional atau cair 7. Spasme
1. Terpapar kolon
kontaminan 8. Colitis
2. Terpapar ulseratif
toksin 9. Hipertir
3. Penyalahgunaa oidisme
n laktasif 10. Demam
4. Penyalahgunaa typoid
n zat 11. Malaria
5. Program 12. Sigelosis
pengobatan 13. Kolera
6. Perubahan air 14. Disentri
dan makanan 15. hepatitis
7. Bakteri pada
air
2. D.0130 1. dehidrasi Subjektif Subjektif 1. proses
Hiperterm 2. terpapar (tidak (tidak tersedia) infeksi
ia lingkungan tersedia) 2. hipertiro
panas Objektif Objektif id
3. proses Suhu tubuh 1. kulit merah 3. stroke
penyakit (mis. diatas nilai 2. kejang 4. dehidras
Inflamasi, normal 3. takikardi i
kanker) 4. takipnea 5. trauma
4. ketidaksesuaia 5. kulit terasa 6. prematur
n pakaian hangat itas
dengan suhu
lingkungan
5. peningkatan
laju
metbolisme
6. respon trauma
7. aktivitas
berlebihan
8. penggunaan
inkubator
3. D.0023 1. Kehilangan Subjektif Subjektif 1. Peny
Hipovole cairan aktif (tidak akit
1. Merasa
mia tersedia)
2. Kegagalan Addison
lemah
mekanisme Objektif 2. Trau
2. Mengelu
regulasi 1. Frekue ma/pend
h haus
3. Peningkatan nsi nadi arahan
kering mia
7. Volue
m urin
menurun
8. Hemto
krit
meningkat
9. Luka
bakar
10. Kan
ker
11. Infek
si
12. AID
13. Peny
akit
Crohn’s
14. Ente
rokolitis
15. Fibr
osis
kistik
5. D.0129 1. Perubahan Subjektif Subjektif 1.Imobilisas
Gangguan sirkulasi (tidak (tidak tersedia) i
Integritas tersedia)
Kulit/Jarin 2.Perubahan status Objektif Objektif 2.Gagal
6.Suhu lingkungan
yang ekstrem
7.Faktor mekanis
(mis. penekanan
pada tonjolan
tulang,gesekan)
8.Efek samping
terapi radiasi
9.Kelembaban
10.Proses penuaan
11.neuropati
perifer
12.Perubahan
pigmentasi
13.Perubahan
hormonal
14.Kurang
terpapar informasi
tentang
upaya mempertaha
nkan/melindungi
integritas jaringan
lambung Objektif s
Objektif
5. Gangguan (tidak petikum
1. Salva
pamkreas tersedia) 6. Peny
meningkat
6. Peregangan akit
2. Pucat
kapsul limpa 3. Diafores esofagus
7. Tumor is 7. Tum
metastasis meniere
tengkorak) oma
8. peningkata akustik
intraabdominal or otak
intraabdomen) ker
n tekanan koma
intrakranial
10. Peningkata
n tekanan
intraorbital
(mis.
glaukoma)
11. Mabuk
perjalanan
12. Kehamilan
13. Aroma
tidak sedap
14. Rasa
makanan/minu
enak
15. Stimulus
penglihatan
tidak
menyenangkan
16. Faktor
psikologis (mis.
kecemasan,
ketakutan,
stres)
farmakologis
C. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
.
1. Diare Setelah dilakukan I.03101
intervensi
MANAJEMEN DIARE
keperawatan Observasi
diharapkan
1. Identifikasi penyebab 1. Untuk
eliminasi fekal diare (mis. Inflamasi mengetahui
gastrointestinal, iritasi penyebab
pasien membaik
gastrointestinal) diare
dengan kriteria 2. Identifikasi riwayat 2. Untuk
pemberian makanan mengetahui
hasil :
sumber diare
1. Konsistensi 3. Monitor warna, 3. untuk
volume, frekwensi, mengetahui
feses membaik
dan konsistensi tinja. karakteristik
skala 5 veses
2. Frekuensi
4. Monitor tanda dan 4. untuk
defekasi/bab gejala hipovolemia mencegaah
dehidrasi
membaik skala
Terapeutik
5
1. Berikan asupan cairan 1. mencegah
3. Kontrol
oral dehidrasi
pengeluaran 2. Ambil sampel darah 2. memudahkan
untuk pemeriksaan cairan mausk
feses
darah lengkap dan ke tubuh
meningkat elektrolit
3. Ambil sampel feses 3. mengetahui
skala 5
untuk kultur, jika bakteri
4. Nyeri perlu penyebab
diare
abdomen
Edukasi
menurun skala
5 1. Anjurkan makanan 1. mencegah
porsi kecil dan sering kelemasan
secara bertahap
2. Anjurkan 2. agar tidak
menghindari memperpara
makanan, pembentuk h saat diare
gas, pedas, dan
mengandung lactose
3. Anjurkan 3. menambah
melanjutkan intake cairan
pemberian ASI yang masuk
Kolaborasi
3. agar suhu
3. Basahi dan kipasi
tubuh stabil
permukaan tubuh
4. mencegah
4. Berikan cairan oral
dehidrasi
5. agar terjaga
kebersihanny
5. Ganti linen setiap hari
atau lebih sering jika a
mengalami
hiperhidrosis
(keringat berlebih) 6. untuk
6. Lakukan pendinginan
membantu
eksternal (mis.
selimut hipotermia menormalka
atau kompres dingin
n suhu tubuh
pada dahi, leher,
dada,
abdomen,aksila)
Kolaborasi membantu
mempercepat
Kolaborasi cairan dan
elektrolit intravena, jika menurunkan
perlu panas
Terapeutik
1. Hitung kebutuhan 1. Untuk
cairan mengetahui
cairan yang
dibutuhkan
tubuh
2. Berikan asupan cairan 2. Untuk
oral membantu
tercukupinya
asupan cairan
Edukasi
1. Anjurkan 1. Agar
memberbanyak terhindar dari
asupan cairan oral dehidrasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
1. Membantu
cairan IV isotonis
menaikkan
(NaCl, RL)
kadar cairan
dalam tubuh
2. Kolaborasi pemberian
2. Membantu
cairan IV hipotonis
agar tidak
(glukosa 2,5%, NaCl
terjadi
0,4%)
dehidrasi
4. Defisit Setelah dilakukan I.03119
nutrisi intervensi Manajemen Nutrisi Observasi
keperawatan Observasi 1. Untuk
diharapkan status 1. Identifikasi status mengetahui
nutrisi membaik nutrisi status nutrisi
dengan kriteria pasien
hasil : 2. Identifikasi 2. Untuk
1. Porsi makanan kebutuhan kalori dan mengetahui
yang jenis nutrien kebutuhan
dihabiskan kalori dan
meningkat jenis nutrien
skala 5 3. Monitor asupan pasien
2. Diare menurun makanan 3. Untuk
skala skala 5 mengetahui
3. Berat badan makanan
membaik skala yang masuk
5 4. Monitor berat badan ke tubuh
4. Indeks masa 4. Untuk
tubuh memantau
membaik skala berat badan
skala 5 Terapeutik pasien
5. Nafsu makan 1. Lakukan oral hygiene Terapeutik
membaik skala sebelum makan 1. Untuk
skala 5 2. Berikan makanan membantu
tingggi kalori dan pasien
tinggi protein menjaga
kebersihan
mulut
2. Untuk
mempercepat
Kolaborasi regenerasi sel
Kolaborasi dengan ahli Kolaborasi
gizi untuk menentukan Untuk memenuhi
jumlah kalori dan jenis kebutuhan kalori
nutrien yang dibutuhkan dan jenis nutrien
yang dibutuhkan
pasien
Edukasi :
1. Anjurkan 1. Agar kulit
menggunakan pasien tidak
pelembab kering
2. Anjurkan 2. Agar
meningkatkan nutrisi
kelembapan
kulit terjaga
3. Agar
3. Anjurkan minum air terhindar dari
yang cukup dehidrasi
6. Nausea Setelah dilakukan I.03118
Manajemen Muntah
intervensi
keperawatan Observasi
diharapkan tingkat
1. Identifikasi 1. Untuk
nausea menurun karakteristik muntah mengetahui
(mis. Warna, karakteristik
dengan kriteria
konsistensi, adanya muntah
hasil : darah, waktu,
frekuensi dan durasi) 2. Untuk
1. Nafsu makan
2. Periksa volume mengetahui
meningkat
muntah volume
skala 5
3. Identifikasi faktor muntah
2. Keluhan mual
penyebab muntah 3. Untuk
menurun skala
5 (mis. Pengobatan dan mengetahui
3. Perasaan ingin prosedur) faktor
muntah 4. penyebab
menurun skala muntah
5 Terapeutik
4. Pucat
membaik skala 1. Kontrol faktor 1. Untuk
5 lingkungan penyebab mengetahui
muntah (mis. Bau tak faktor
sedap, suara, dan lingkungan
rangsangan visual penyebab
yang tidak muntah
menyenangkan) 2. Untuk
2. Atur posisi untuk mencegah
mencegah aspirasi aspirasi
3. Bersihkan mulut dan 3. Agar
hidung menjaga
4. Berikan dukungan bersihan
fisik saat muntah jalan napas
(mis. Membantu 4. Membantu
membungkukkan atau saat muntah
menundukkan kepala) terjadi
5. Berikan kenyamanan 5. Agar tidak
selama muntah(mis. memperpara
Kompres di dahi, h muntah
sediakan pakaian
kering dan bersih)
Edukasi
D. IMPLEMENTASI
Melakukan intervensi atau tindakan keperawatan yang sudah direncanakan
untuk pasien sesuai jadwal dan bertahap agar diperoleh hasil yang diinginkan.
Pelaksanaan merupakan pengelolaan dari perwujudan rencana tindakan yang
meliputi beberapa kegiatan yaitu validasi rencana keperawatan,
mendokumentasikan rencana tindakan keperawatan, memberikan asuhan
keperawatan dan mengumpulkan data.
E. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap atau langkah dalam proses keperawatan yang
dilaksanakan dengan sengaja dan terus-menerus yang dilakukan oleh perawat
dan anggota tim kesehatan lainnya dengan tujuan untuk memenuhi apakah
tujuan dan rencana keperawatan terapi atau tidak serta untuk melakukan
pengkajian ulang, sehingga didapat penilaian sebagai berikut :
1. Tujuan tercapai : Klien mampu melakukan/menunjukan perilaku pada
waktu yang telah ditentukan sesuai dengan pernyataan tujuan yang telah
ditentukan.
2. Tujuan tercapai sebagian : Klien mampu menunjukan perilaku tetapi hanya
sebagian dari tujuan yang diharapkan.
3. Tujuan tidak tercapai : Bila klien tidak mampu atau tidak sama sekali
menunjukan perilaku yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Pelaksanaan evaluasi didokumentasikan bisa dalam bentuk catatan
perkembangan dengan menggunakan metode SOAP :
S (Subjektif) : data berdasarkan keluhan pasien/keluarga pasien.
O (Objektif) :data berdasarkan hasil pengukuran/observasi langsung
kepada pasien.
A (Assegment) : masalah keperawatan yang masih terjadi atau baru saja
terjadi akibat perubahan status kesehatan yang telah
teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan objektif.
P (Planning) :perencanaan tindakan keperawatan yang akan dilanjutkan,
dihentikan, dimodifikasi, atau menambah rencana tindakan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Aslinda. 2017. Penerapan Askep Pada Pasien An. I Dengan Gastroenteritis Akut
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit. Journal Of Health,
Education and Literacy 1(2) e-issn : 2621-9301 ( online: 02 Oktober 2021
https://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/j-healt/article/download/273/149 )
Nori, Jois. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gastroenteritis Akut
Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit Di Ruangan
Anak Rsud Dr. M. Haulussy. GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 4
Issue 3, September 2019 ISSN 2503-5088 (p) 2622-1055 (e) ( online :
https://jurnal.csdforum.com/index.php/GHS/article/download/ghs4311/4311
diakses 02 Oktober 2021)
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.2018. Standar Interfensi Keperawatan
Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.2018. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.