Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

HARGA DIRI RENDAH

DI SUSUN OLEH :

Fitria Rahmawati

P27220019156

3B.D4-Keperawatan

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN

I. MASALAH UTAMA
Harga diri rendah
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. PENGERTIAN
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak
berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri (Keliat, 2011). Harga diri rendah
merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan (Direja, 2011) Harga diri
rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri
negatif tentang kemampuan dirinya (Fitria, 2012).
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah
yaitu dimana individu mengalami gangguan dalam penilaian terhadap
dirinya sendiri dan kemampuan yang dimiliki, yang menjadikan
hilangnya rasa kepercayaan diri akibat evaluasi negatif yang
berlangsung dalam waktu yang lama karena merasa gagal dalam
mencapai keinginan.
B. TANDA GEJALA

Tanda dan gejala harga diri rendah dapat dinilai dari ungkapan
pasien yang menunjukkan penilaian tentang dirinya dan didukung
dengan data hasil wawancara dan observasi (Kemenkes, RI)

a. Data subjektif Pasien mengungkapkan tentang:


1) Hal negatif diri sendiri atau orang lain
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimis
4) Penolakan terhadap kemampuan diri
b. Data objektif
1) Penurunan produktifitas
2) Tidak berani menatap lawan bicara
3) Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
4) Bicara lambat dengan nada suara rendah

C. AKIBAT

Respon adaptif Respon maladaptif

Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri Keracunan Dipersonali


rendah Identitas sasi

1. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam
menyelesaikan masalah yang di hadapinya.
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar
belakang pengalaman nyata yang sukses di terima.
b. Konsep diri adalah mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri.
2. Respon Maladaptif

Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu


ketika dia tidak mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.

a. Harga diri rendah adalah transiksi antara respon diri adaptif


dengan konsep diri maladaptif
b. Keracunan identitas adalah kegagalan individu dalam
kemalangan aspek psikososial dan kepribadian dewasa yang
harmonis.
c. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap
diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan
serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain
(Yusuf, Fitryasari, 2015).

D. PENYEBAB

Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep


diri seseorang. Menurut Kemenkes RI (2012) faktor predisposisi ini
dapat dibagi sebagai berikut:

1. Faktor Biologis

Pengaruh faktor biologis meliputi adanya faktor herediter anggota


keluarga yang mengalami gangguan jiwa, riwayat penyaakit atau
trauma kepala.

2. Faktor psikologis

Pada pasien yang mengalami harga diri rendah, dapat ditemukan


adanya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, seperti
penolakan dan harapan orang tua yang tidak realisitis, kegagalan
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, penilaian negatif pasien terhadap
gambaran diri, krisis identitas, peran yang terganggu, ideal diri
yang tidak realisitis, dan pengaruh penilaian internal individu.

3. Faktor sosial budaya

Pengaruh sosial budaya meliputi penilaian negatif dari lingkungan


terhadap pasien yang mempengaruhi penilaian pasien, sosial
ekonomi rendah, riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh
kembang anak, dan tingkat pendidikan rendah

Menurut Kemenkes RI (2012) faktor presipitasi harga diri rendah


antara lain:

a. Trauma: penganiayaan seksual dan psikologis atau


menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan
b. Ketegangan peran: berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi
1) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan
2) Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian Poltekkes Kemenkes Padang
3) Transisi peran sehat-sakit: sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat dan keadaan sakit. Transisi ini dapat
dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh; perubahan
ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh; perubahan
fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal;
prosedur medis dan keperawatan
III. POHON MASALAH DAN MASALAH KEPERAWATAN

A. POHON MASALAH

Defisit

Perawatan
Isolasi Sosial
Diri Akibat

Harga Diri Rendah


Masalah
utama/core
problem

Koping Individu
Tidak Efektif
Etiologi/causa

B. MASALAH KEPERAWATAN YANG PERLU DIKAJI

1. MASALAH KEPERAWATAN
- Isolasi social : menarik diri
- Gangguan konsep diri harga diri rendah
- Koping individu tidak efektif
2. DATA YANG PERLU DIKAJI
Data subjektif :
- Merasa tidak nyaman diantara orang
- Perasaan rendah diri
- Pikiran mengarah
- Mengkritik diri sendiri
- Meremehkan kekuatan/ kemampuan diri
- Menyalahkan diri sendiri
- Perasaan putus asa dan tidak berdaya
- Masalah yang di hadapi pasien (sumber koping)
- Strategi dalam menghadapi masalah
- Status emosi pasien

Data objektif :

- Lebih banyak diam


- Lebih suka menyendiri/ hubungan interpersonal kurang
- Personal hygiene kurang
- Berkurangnya frekwensi, jumlah dan spontanitas dalam
berkomunikasi
- Keterampilan social kurang
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Yosep (2014) menjelaskan terdapat beberapa masalah keperawatan yang
mungkin muncul pada pasien dengan harga diri rendah diantaranya adalah:

1. Harga diri rendah kronik

2. Koping Individu tidak efektif

3. Isolasi sosial

4. Defisit Perawatan Diri

V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Perencanaan tindakan keperawatan pada pasien menurut Kemenkes RI
(2012), yaitu:
1. Strategi pelaksanaan pertama pasien: pengkajian dan latihan kegiatan
pertama
a. Identifikasi pandangan/penilaian pasien tentang diri sendiri dan
pengaruhnya terhadap hubungan dengan orang lain, harapan yang
telah dan belum tercapai, upaya yang dilakukan untuk mencapai
harapan yang belum terpenuhi
b. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif
pasien (buat daftar kegiatan)
c. Membantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
(pilih dari daftar kegiatan mana kegiatan yang dapat dilaksanakan)
d. Membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
e. Membantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini untuk dilatih
f. Melatih kegiatan yang dipilih oleh pasien (alat dan cara
melakukannya)
g. Memasukkan kegiatan yang telah dilatih pada jadwal kegiatan
untuk dilatih dua kali per hari
2. Strategi pelaksanaan kedua pasien: latihan kegiatan kedua
a. Mengevaluasi tanda dan gejala harga diri rendah.
b. Memvalidasi kemampuan pasien melakukan kegiatan pertama
yang telah dilatih dan berikan pujian.
c. Mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama
d. Membantu pasien memilih kegiatan kedua yang telah dilatih
e. Melatih kegiatan kedua (alat dan cara)
f. Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan: dua kegiatan,
masingmasing dua kali per hari
3. Strategi pelaksanaan ketiga pasien: latihan kegiatan ketiga
a. Mengevaluasi tanda dan gejala harga diri rendah
b. Memvalidasi kemampuan melakukan kegiatan pertama dan kedua
yang telah dilatih dan berikan pujian
c. Mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama dan kedua
d. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilakukan
e. Melatih kegiatan ketiga (alat dan cara)
f. Memasukkan jadwal kegiatan untuk latihan: tiga kegiatan,
masingmasing dua kali per hari.
4. Strategi pelaksanaan keempat pasien: latihan kegiatan keempat
a. Mengevaluasi data harga diri rendah
b. Memvalidasi kemampuan melakukan kegiatan pertama, kedua, dan
ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian
c. Mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama, kedua dan
ketiga.
d. Membantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih
e. Melatih kegiatan keempat (alat dan cara)
f. Memasukan pada jadwal kegiatan untuk latihan: empat kegiatan
masingmasing dua kali per hari.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, BA, et al. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CHMN


(Basic Course). Jakarta : EGC

Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuha Medika

Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan


Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan
SP). Jakarta: Salemba Medika

Badan PPSDM.2012. Modul pelatihan Kesehatan Jiwa Masyarakat.


Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Yosep, Iyus dan Titin Sutini. 2014. Buku Ajar Kerawatan Jiwa. Bandung:
PT Refika Aditama
STRATEGI PELAKSANAAN HDR PADA PASIEN

SP 1 PASIEN
Masalah : HDR
Pertemuan : 1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
a. Data Subjektif
Pasien mengatakan selalu merasa bersalah, selalu berfikir negatif
terhadap diri sendiri, dan tidak mampu mengatasi situasi
b. Data Objektif
Pasien tampak tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak
menundukkan kepala saat berinteraksi
2. Diagnosa : Harga diri rendah (HDR)
3. Tujuan khusus :
a. Untuk membina hubungan saling percaya antara perawat dan
pasien
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

A. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam teraupetik :
“Selamat pagi ibu, boleh saya perkenalan?”
“Perkenalkan nama saya Fitria, saya perawat yang berkerja
pada sift pagi pukul 08.00 sampai 13.00 WIB.”
“Boleh saya tau nama ibu siapa?”
“Senang dipanggil siapa ibu?”
a. Evaluasi/Validasi :
“Bagaimana perasaan ibu hari ini?”
“Apakah ibu ada keluhan?”

c. Kontrak :
1) Topik
“Bagaimana kalau kita berbincang tentang kemampuan
dan kegiatan yang pernah ibu lakukan? Setelah itu kita
akan nilai kegiatan mana yang masih dapat dilakukan.
Setelah kita nilai ,kita akan pilih satu kegiatan untuk
kita latih. Bagaimana ibu?”
2) Waktu
“Mau berapa menit, Bu? 30 menit ya?”
3) Tempat
“Ibu ingin mengobrol dimana?”
“Baik ibu disini saja ya?”
1. Kerja
“Bagaimana perasaan ibu saat ini?”
“Mengapa Ibu merasa tidak bisa melakukan apa apa?”
“Baik bu, saya mengerti apa yang ibu rasakan”
“Apa kegiatan ibu sehari hari? Saya buatkan daftarnya ya bu.”
“Bagaimana dengan merapikan tempat tidur? Mencuci
piring?”
“Wah bagus sekali, ada 5 kemampuan dan kegiatan yang ibu
miliki.”
“Ibu mana kegiatan yang ibu bisa lakukan dirumah sakit?”
“coba kita lihat ya, wah ternyata yang pertama merapikan
tempat tidur bisa kita lakukan dirumah sakit. Untuk kegiatan
yang kedua tidak bisa. Dst. Ternyata ibu bisa melakukan 2
kegiatan di rumah sakit.”
“yang mana bu yang bisa kita lakukan dirumah sakit?”
“betul ibu, merapikan tempat tidur. Nah bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapikan tempat tidur?”
“Coba ibu perhatikan, tempat tidur ibu belum rapi, kita
rapikan ya ibu?”
“Pertama yang dilakukan adalah memindahkan terlebih dahulu
bantal dan selimutnya. Bagus bu.”
“nah sekarang kita angkat spreinya, bagus.”
“kemudian kita pasang kembali dari atas bu, iya bagus bu.
Lalu kita tarik dimasukkan, kemudian pinggirnya ya ibu
dimasukkan, betul ibu.”
“Sekarang ambil bantal dan dirapihkan terlebih dahulu,
kemudian ditaruh diatas. Betul.”
“Kemudian kita lipat selimut terlebih dahulu, baru ditaruh
dibawah. Bagus ibu.”

1. Fase Terminasi
a. Evaluasi
 Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-
cakap dan latihan merapikan tempat tidur?”
 Evaluasi Objektif
“Yaa, ternyata Ibu memiliki banyak kemampuan
yang masih bisa dilakukan di rumah sakit ini. Salah
satunya, merapikan tempat tidur yang sudah Ibu
Ika praktikan dengan baik sekali”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang mari kita masukan pada jadwal harian. Ibu
mau berapa kali dalam sehari untuk merapikan tempat
tidur?” “Bagus dua kali ya. Untuk pagi mau jam berapa
Ibu?” “Baik jam 07.00 ya bu, untuk sorenya jam berapa
Ibu?” “Baik jam 16.00 ya bu”
c. Kontrak Yang Akan Datang
 Topik
“Untuk besok pagi kita latihan lagi kegiatan yang
kedua. Apakah Ibu Ika masih ingat kegiatan yang
kedua?” “Iyaa, benar sekali kegiatan yang kedua
yaitu cuci piring”
1) Waktu
“Kalau begitu besok kita latihan cuci piring pukul
08.00, apakah Ibu Ika bersedia?”
2) Tempat
“Untuk tempatnya didapur ya bu, apakah Ibu
bersedia?”
“Baik sampai jumpa ya”
STRATEGI PELAKSANAAN HDR PADA PASIEN

SP 2 PASIEN
Masalah : Harga Diri Rendah
Pertemuan ke : 2
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Data Objektif : Klien tampak tenang, sudah mulai mau menghargai
dirinya sendiri.
Data Subjektif : Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan
lingkungannya.
2. Diagnosa :Harga Diri Rendah
3. Tujuan :
Klien dapat melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki yang lain (yang belum dilakukan)
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi Ibu. Ibu masih ingat dengan
saya? Bagaimana keadaannya hari ini? Oh bagus. Baik, sesuai
dengan janji saya kemarin, saya datang lagi ya untuk membantu
Ibu Ika dalam melakukan tindakan selanjutnya yaitu mencuci
piring.”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini? Bagaimana dengan perasaan
negatif yang Ibu rasakan? Bagus sekali bu. Berarti perasaan tidak
berguna yang Ibu rasakan sudah berkurang.”
”Bagaimana dengan kegiatan merapikan tempat tidurnya? Boleh
saya lihat kamar tidurnya? Tempat tidurnya rapi sekali. Hebat
bu.”
“Sekarang mari kita lihat jadwalnya, wah ternyata Ibu telah
melakukan kegiatan merapikan tempat tidur sesuai jadwal, lalu
apa manfaat yang Ibu rasakan dengan melakukan kegiatan
merapikan tempat tidur secara terjadwal?”
a. Kontrak
1) Topik
“Sekarang kita akan latihan kemampuan kedua, Ibu ingat
apa kegiatan apa itu? Benar sekali ya Ibu, kita akan latihan
memcuci piring. Bertujuan untuk melatih kegiatan yang
sudah Ibu miliki.”
2) Waktu
“Kita ingin kita melakukan kegiatan ini berapa lama? Wah
kalau 15 menit masih kurang Ibu, kan cuciannya banyak,
bagaimana kalau 20 menit? Mau ya?”
3) Tempat
“Sebaiknya kita melakukan kegiatan mencuci piring di
dapur saja ya bu? Baik kalau begitu kita sekarang ke dapur
bu.”
2. Fase Kerja
“Baik, sebelum mencuci piring, kita persiapkan dulu perlengkapan
untuk mencuci piring. Menurut Ibu apa saja yang kita perlu kita
siapkan untuk mencuci piring?”
“Ya bagus, jadi sebelum mencuci piring kita perlu menyiapkan
alatnya yaitu sabun cuci piring dan spoons untuk mencuci piring.
Selain itu juga tersedia air bersih untuk membilas piring yang telah
kita sabuni.”
“Nah sekarang bagaimana langkah-langkah atau cara mencuci yang
biasa Ibu lakukan?”
“Benar sekali, tapi sebaiknya sebelum kita mencuci piring pertama
kita bersihkan piring dari sisa-sisa makanan dan kita kumpulkan
disatu tempat atau tempat sampah. Kemudian kita basahi piring
dengan air, lalu sabuni seluruh permukaan piring, dan kemudian
dibilas hingga bersih sampai piringnya tidak terasa licin lagi.
Kemudian kita letakkan pada rak piring yang tersedia. Jika ada
piring dan gelas, maka yang pertama kali kita cuci adalah gelasnya,
setelah itu baru piringnya. Sekarang bisa kita mulai bu?”
“Bagus sekali, Ibu telah mencuci piring dengan cara yang baik. nanti
Ibu kalau dirumah juga begitu ya, Bu”
“Menurut Ibu bagaimana perbedaan setelah piring dicuci
dibandingkan tadi sebelum piring belum dicuci?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu Ika setelah kita mempraktekkan
mencuci piring?”
2) Evaluasi Objektif
“Coba Ibu Ika ulangi tentang cara mencuci piring yang tadi
telah saya jelaskan? Bagus Ibu Ika, benar seperti yang
sudah ibu jelaskan tersebut. “
b. Rencana Tindak Lanjut “Sekarang, mari kita Ibu Ika masukkan
pada jadwal harian. mau berapa kali Mas mencuci piring ? bagus
sekali Mas mencuci piring tiga kali setelah makan. Beri tanda M
(mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau
diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan.”
c. Kontrak Yang Akan Datang
1) Topik :
“Besok kita akan latihan untuk kemampuan ke tiga, setelah
merapikan tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat
kegiatan apakah itu ? ya benar kita akan latihan mengepel”
2) Waktu :
“Untuk waktunya besok sekitar jam 10.00, apakah Ibu Ika
bisa?”
3) Tempat :
“Untuk tempatnya nanti di ruang tamu apa tidak apa-apa
bu?”
STRATEGI PELAKSANAAN HDR PADA PASIEN

SP 3 PASIEN
Masalah : Harga Diri Rendah
Pertemuan ke :3
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
a. Data Objektif : Klien tampak tenang, sudah mulai mau
menghargai dirinya sendiri.
b. Data Subjektif : Klien mengkritik diri sendiri, pandangan
hidup pesimis, perasaan tidak mampu, dan menolak terhadap
kemampuan diri.
2. Diagnosa :Harga Diri Rendah
3. Tujuan :
a. Klien dapat memahami penjelasan tentang cara menyapu
yang benar.
b. Klien dapat menyebutkan alat yang akan digunakan untuk
menyapu.
c. Klien dapat melakukan kegiatan menyapu dengan benar
sesuai langkah-langkah.
d. Klien dapat melaksanakan kegiatan menyapu dengan bantuan
perawat.
e. Klien dapat melaksanakan kegiatan menyapu secara mandiri.
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi Ibu Ika. Ibu Ika ingat dengan
saya? Bagaimana keadaannya hari ini? Oh bagus. Baik, sesuai
dengan janji saya kemarin, saya datang lagi ya untuk
membantu Ibu Ika dalam melakukan tindakan selanjutnya.
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu Ika pagi ini? Bagaimana dengan
perasaan negatif yang Ibu rasakan? Bagus sekali bu. Berarti
perasaan tidak berguna yang Ibu rasakan sudah berkurang.”
”Bagaimana dengan kegiatan mencuci piringnya? Boleh saya
lihat dapurnya? Wah piringnya sudah bersih semua ya bu,
bagus sekali. Hebat bu.”
“Sekarang mari kita lihat jadwalnya, wah ternyata Ibu Ika telah
melakukan kegiatan mencuci piring sesuai jadwal, lalu apa
manfaat yang Ibu rasakan dengan melakukan kegiatan
mencuci piring secara terjadwal?”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita lanjutkan latihan kegiatan
yang ketiga?” “Hari ini kita mau latihan menyapu kan?
Tujuan pertemuan pagi ini adalah untuk berlatih menyapu
sehingga ibu dapat menyapu dengan baik dan merasakan
manfaat dari kegiatan menyapu.”
2) Waktu
“Berapa lama kita akan latihan menyapu?”
“Bagaimana kalau kita latihan menyapu selama 15 menit?”
3) Tempat
“Ibu mau menyapu dimana? Bagaimana kalau di ruang
tamu?”

1. Fase Kerja
“Baik menurut ibu, apa saja yang kita perlukan untuk menyapu
lantai? Bagus.” “Sebelum mulai menyapu, kita perlu menyiapkan
sapu dan pengki.”
“Bagaimana cara menyapu yang biasa ibu lakukan? Yah bagus.”
“Jadi menyapu kita lakukan dari atas sudut ruangan. Menyapu juga
dilakukan dibawah meja dan kursi, bila perlu meja dan kursinya
digeser agar dapat menyapu pada bagian lantainnya dengan lebih
bersih. Begitu juga untuk dibawah kolong tempat tidur perlu disapu.
Mari kita mulai berlatih bu? Ya bagus sekali, ibu menyapu dengan
bersih.”
“Menurut ibu bagaimana perbedaan setelah ruangan ini disapu
dibandingkan tadi sebelum disapu?”
1. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan menyapu?”
2) Evaluasi Objektif
“Coba Ibu Ika ulangi tentang langkah-langkah menyapu
yang tadi telah saya jelaskan? Bagus Ibu Ika, benar seperti
yang sudah ibu jelaskan tersebut. “
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau
berapa kali ibu melakukannya? Baik 2 kali ya bu.”
“Jam berapa ibu mau melakukannya? Jadi ibu mau
melakukannya jam 8 pagi dan jam 5 sore? Baiklah bu.”
“Jika ibu melakukannya tanpa diingatkan perawat ibu beri
tanda M, tapi kalau ibu melakukan kegiatan dibanttu atau
diingatkan perawat ibu beri tanda B, tapi kalau ibu tidak
melakukannya ibu beri tanda T”
“Apakah ibu mengerti?”
c. Kontrak Yang Akan Datang
1) Topik :
“Baik besok saya akan kembali lagi untuk melatih kegiatan
kemampuan ibu yang keempat, yaitu mencuci pakaian.
Apakah ibu setuju?”
2) Waktu :
“Baiklah bu, besok kita akan latihan jam berapa? Baiklah,
jam 10 ya bu. Kalau begitu saya permisi dulu ya bu.”
3) Tempat :
“Tempatnya dimana ibu? Bagaimana kalau disini saja?”
STRATEGI PELAKSANAAN HDR PADA PASIEN

SP 4 PASIEN
Masalah : Harga Diri Rendah
Pertemuan ke :4
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
a. Data Objektif : Klien tampak tenang, sudah mulai mau
menghargai dirinya sendiri.
b. Data Subjektif : Klien menyatakan sudah mau berinteraksi
dengan lingkungannya.
2. Diagnosa :Harga Diri Rendah
3. Tujuan :
Klien dapat melakukan kegiatan yang sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki yang lain (yang belum dilakukan)

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi Ibu Ika. Ibu Ika ingat
dengan saya? Bagaimana keadaannya hari ini? Oh bagus.
Baik, sesuai dengan janji saya kemarin, saya datang lagi ya
untuk membantu Ibu Ika dalam melakukan tindakan
selanjutnya.
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini? ... Wah tampak gembira
ya”
"Bagaimana bu, sudah dicoba merapikan tempat tidur,
mencuci piring, dan menyapu tadi pagi?... Bagus" ( kalau
sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi)
1) Kontrak
a) Topik
"Sekarang kita akan latihan kemampuan keempat,
masih ingat apa kegiatan itu, bu?"
b) Waktu
"Waktunya 15 menit, mari kita siapkan alat-alatnya"
c) Tempat
"Ya benar kita akan latihan menjahit baju di
ruangan ini"

2. Fase Kerja
"Bu, sebelum kita menjahit kita perlu siapkan dulu
perlengkapanya, yaitu alat-alat menjahitnya seperti jarum,
benang, dan gunting"
"Nah sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya"
"Setelah semua perlengkapan tersedia, silahkan Ibu ambil"
"sekarang coba Ibu yang melakukannya"
"Bagus sekali, Ibu dapat mempraktekkan cara menjahit dengan
baik"

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
"Bagaimana perasaan ibu setelah mempraktekkan cara
menjahit dengan saya?"
"Ibu melakukannya dengan sangat baik, bagaimana
perasaan ibu setelah melakukannya?"
2) Evaluasi Objektif
"Bagaimana kalau ibu melakukannya sekali lagi? Iya bagus
sekali bu"
b. Rencana Tindak Lanjut
"Bagus sekali bu, ibu melakukannya dengan baik, mari
kegiatan ini sekarang kita masukkan ke jadwal harian ibu ya?"
"Saya harap ibu selalu melakukan kegiatan ini setelah bagun
tidur"
"Bagaimana perasaan ibu setelah latihan menjahit?"
"Bagaimana kalau kegiatan menjahit ini kita masukkan dalam
kegiatan sehari-hari ibu? Lalu ibu mau berapa kali menjahit?
Bagus sekali ibu mau menjahit dua kali sehari"
"Besok kita akan latihan untuk kemampuan kelima ya bu,
setelah merapikan tempat tidur, cuci piring, menyapu, dan
menjahit. Apakah ibu masih mengingat kegiatan yang kelima?
Ya benar sekali kita akan latihan mengepel"
c. Kontrak Yang Akan Datang
1) Topik :
"Ibu, pertemuannya sampai sini dulu ya, besok kita
mengobrol lagi dan melakukan kegiatan yang kelima"
"Masih ingat bu kegiatannya apa?"
2) Tempat :
"Nah iya bagus sekali, untuk kegiatan mengepelnya ibu
mau dimana? Baik diruang makan ya bu?
3) Waktu :
"Mengepel dilakukan ketika lantai kotor, ibu mau bertemu
pagi, siang, atau malam?"
"Baiklah, besok kita ketemu setelah makan pagi ya bu?"
"Baik bu kalau begitu saya pamit dulu, sampai jumpa besok
ya bu. Assalamualaikum"
STRATEGI PELAKSANAAN HDR PADA KELUARGA

SP 1 KELUARGA
“Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di rumah,
menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah, menjelaskan
cara merawat pasien dengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat
pasien dengan harga diri rendah, dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk
mempraktekkan cara merawat ”
Masalah : Harga Diri Rendah
Pertemuan ke :1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
S:
a. Keluarga klien mengatakan belum mengerti keadaan Ibu Ika.
b. Keluarga klien mengatakan belum mengetahui cara merawat
Ibu Ika dengan masalah harga diri rendah langsung kepada
pasien.
c. Keluarga klien mengatakan belum mengetahui cara
melakukan perawatan langsung kepada pasien.
O:
Keluarga klien terlihat belum mengetahui cara merawat Ibu
Ika dan belum dapat melakukannya secara langsung kepada
pasien.
2. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
3. Tujuan Khusus
a. Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki pasien
b. Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih
dimiliki pasien
c. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang
sudah dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
d. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan
pasien
4. Intervensi
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien
b. Menjelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang
ada pada pasien
c. Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan
memuji  pasien atas kemampuannya
d. Membantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di
rumah

A. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalammu’alaikum ”
“Perkenalkan Bapak/Ibu, saya Perawat Fitria dari RSJD Kota
Surakarta perawat yang merawat Ibu Ika”
a. Evaluasi/Validasi
 “Bagaimana keadaan  Bapak/Ibu pagi ini ?”
a. Kontrak
1) Topik
“Tujuan saya menemui Bapak/Ibu hari ini akan mengajak
Bapak/Ibu berbincang-bincang untuk mengetahui
bagaimana cara merawat Ibu Ika”
2) Tempat
“Untuk tempatnya kira-kira di mana ya Bapak/Ibu, Apakah
di ruangan ini saja Bapak/Ibu ?”
3) Waktu
“Kira-kira berapa lama kira-kira Bapak/Ibu? Bagaimana
kalau 30 menit, apakah Bapak/Ibu setuju?”
2. Kerja
“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Ibu Ika”
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, Ibu Ika itu memang  terlihat tidak
percaya diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada
Ibu Ika, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah
orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu
memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan
munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri.
Bila keadaan Ibu Ika ini terus menerus seperti itu, Ibu Ika bisa
mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya Ibu Ika jadi malu
bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri”
“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri
rendah?”
“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah Ibu Ika dapat menjadi
masalah serius, maka kita perlu memberikan perawatan yang baik
untuk Ibu Ika”
”Bapak/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Ibu Ika? Ya benar,
dia juga mengatakan hal yang sama (kalau sama dengan kemampuan
yang dikatakan Ibu Ika)
”Ibu Ika itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat
tidur dan cuci piring. Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya.
Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan Ibu Ika untuk melakukan
kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolong bantu menyiapkan alat-
alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga
dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual
yang kegiatannya”.
”Selain itu, bila Ibu Ika sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit,
bapak/Ibu tetap  perlu memantau perkembangan Ibu Ika. Jika
masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi,
bapak/Ibu dapat membawa Ibu Ika ke RSJ”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan
pujian kepada Ibu Ika”
”Temui Ibu Ika dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu
berikan pujian yang yang mengatakan: Bagus sekali Ibu Ika, kamu
sudah semakin terampil mencuci piring”
”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif :
”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”
Obyektif :
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi
Ibu Ika dan bagaimana cara merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah
setiap kali Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti di
rumah juga demikian.
b. Rencana Tindak Lanjut
“Saya harap Bapak/Ibu selalu membantu Ibu Ika untuk
melakukan kegiatan yang sudah dijadwalkan. Bapak/Ibu juga
saya harap mampu mendukung Ibu Ika untuk sembuh dari
sakitnya.”
c. Kontrak
1) Topik
“Dua hari lagi saya akan melakukan kunjungan kepada
Bapak/Ibu untuk mengevaluasi apakah Bapak/Ibu sudah
membantu Ibu Ika untuk melakukan dua kegiatan dengan
baik dan kita juga akan berlatih mengenai cara merawat Ibu
Ika dengan  masalah harga diri rendah langsung kepada Ibu
Ika. Apakah Bapak/Ibu bersedia?”
2) Waktu
“Untuk waktunya seperti hari ini ya Bapak/Ibu mulai pukul
09.00-09.30. Apakah Bapak/Ibu setuju?”
3) Tempat
“Untuk ruangannya bagaimana kalau tetap di sini nggih
Bapak/Ibu?”
“Kita bertemu di kunjungan saya selanjutnya ya Bapak/Ibu.
Kalau begitu saya permisi dulu ya Bapak/Ibu”
“Assalamu’alaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN HDR PADA KELUARGA

SP 2 KELUARGA
“Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan masalah harga diri
rendah langsung kepada pasien”
Masalah : Harga Diri Rendah
Pertemuan ke :2

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
S:
a. Keluarga klien mengatakan sudah mengerti keadaan Ibu Ika.
b. Keluarga klien mengatakan mengetahui cara merawat Ibu Ika
dengan masalah harga diri rendah.
c. Keluarga klien mengatakan belum menerapkan cara
perawatan langsung kepada pasien.
O:
Keluarga klien terlihat belum mengetahui cara merawat Ibu Ika dan
belum dapat melakukannya secara langsung kepada pasien.
2. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
3. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu mengetahui cara merawat pasien dengan
gangguan harga diri rendah langsung kepada pasien
b. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang
sudah dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
4. Intervensi
a. Menjelaskan cara menerapkan cara merawat klien dengan
masalah harga diri rendah langsung kepada pasien.
b. Menganjurkan keluarga untuk menerapkan cara merawat klien
c.
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (Sp)
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalammu’alaikum ”
“Bapak/Ibu, masih ingat dengan saya kan?”
“Saya Perawat Novita dari RSJD Kota Surakarta perawat yang
merawat Ibu Ika.”Evaluasi/Validasi
 “Bagaimana keadaan  Bapak/Ibu dan Ibu Ika pagi ini ?”
“apakah Bapak/Ibu sudah menerapkan cara perawatan yang
baik”
“Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam merawat Ibu
Ika”
a. Kontrak
1) Topik
“Tujuan saya menemui Bapak/Ibu hari ini akan mengajak
Bapak/Ibu untuk menerapkan cara merawat Ibu Ika sesuai
dengan yang sudah saya ajarkan kemarin.”
2) Tempat
“Untuk tempatnya kira-kira di mana ya Bapak/Ibu, Apakah
di ruangan ini saja Bapak/Ibu ?”
3) Waktu
“Kira-kira berapa lama kira-kira Bapak/Ibu? Bagaimana
kalau 30 menit, apakah Bapak/Ibu setuju?”
2. Kerja
“Selamat Pagi Ibu Ika Bagaimana perasaan Ibu Ika hari ini? ”
“Baik Ibu Ika disini saya bersama dengan keluarga Ibu Ika”
“Tujuan kedatangan saya dan keluarga ke sini karena keluarga Ibu
Ika juga ingin bisa merawat Ibu Ika.”
“Apakah Ibu Ika sudah melakukan kegiatan yang saya ajarkan
kemarin?” Belum ya? Baiklah tidak apa-apa, di sini keluarga Ibu Ika
akan membantu Ibu Ika dalam melakukan kegiatan tersebut”
“Bapak/Ibu sekarang bisa menerapkan apa yang kita ajarkan kemarin
langsung kepada Ibu Ika ya?”
“Bapak/Ibu, sekarang Ibu Ika akan melakukan kegiatan cuci piring.
Bapak/Ibu bisa membantu mengarahkan Ibu Ika untuk
mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan ya. Jangan lupa untuk
memberikan pujian kepada Ibu Ika bila Ibu Ika mampu melakukan
apa yang Bapak/Ibu arahkan. Setelah selesai, ajak Ibu Ika untuk
menuliskan keterangan di jadwal hariaanya ya Bapak/Ibu.”
(Keluarga Ibu Ika mempraktikkan apa yang diajarkan kepada Ibu
Ika, perawat mengobservasi keluarga cara merawat klien dengan
masalah harga diri rendah langsung kepada pasien seperti yang telah
dilakukan pada pertemuan sebelumnya)
“Bagaimana perasaan Ibu Ika ketika bisa melakukan kegiatan
bersama dengan keluarganya?”
“Baiklah Ibu Ika, saya dan keluarga Ibu Ika permisi keluar dulu ya..”
(Perawat dan Keluarga kembali ke ruangan awal untuk melakukan
terminasi kepada keluarga pasien)

3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif :
“Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah melakukan kegiatan
perawatan terhadap Ibu Ika?”
“Apakah Bapak/Ibu merasa kesulitan?”
“Jadi mulai sekarang Bapak/Ibu bisa ya merawat Ibu Ika
dengan baik dengan cara-cara yang sudah diajarkan?”
Obyektif :
(Keluarga Ibu Ika mampu untuk menerapkan cara merawat Ibu
Ika dengan cukup baik).
b. Rencana Tindak Lanjut
“Saya harap Bapak/Ibu selalu membantu Ibu Ika untuk
melakukan kegiatan yang sudah dijadwalkan. Bapak/Ibu juga
saya harap mampu mendukung Ibu Ika untuk sembuh dari
sakitnya.”
c. Kontrak
1) Topik
“Pada kunjungan selanjutnya, saya akan mengevaluasi
apakah Bapak/Ibu sudah melakukan cara merawat Ibu Ika
dengan baik. Selain itu, kita juga akan membahas mengenai
perencanaan lanjutan untuk Ibu Ika. Apakah Bapak/Ibu
bersedia?
2) Waktu
“Jadi untuk pertemuan selanjutnya 2 hari lagi ya Bapak/Ibu,
waktunya seperti hari ini ya Bapak/Ibu mulai pukul 09.00-
09.30. Apakah Bapak/Ibu setuju?”
3) Tempat
“Untuk ruangannya, ingin tetap disini atau dimana
Bapak/Ibu?”
“Baiklah, kalau begitu, kita akan bertemu lagi disini.”
“Kita bertemu di kunjungan saya selanjutnya ya Bapak/Ibu.
Kalau begitu saya permisi dulu ya Bapak/Ibu”
“Assalamu’alaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN HDR PADA KELUARGA

1. SP 3 KELUARGA
Masalah Utama : Gangguan Harga Diri Rendah
Pertemuan :3
a. Proses keperawatan
1) Kondisi keluarga
DS : Keluarga klien mengatakan sudah membimbing dan
memberikan pujian kepada Ibu Ika setelah merapikan
tempat tidur dan mencuci piring.
DO : Keluarga klien terlihat baik sekali dalam berlatih
merawat Ibu Ika.
2) Diagnosa Keperawatan
Gangguan Harga Diri Rendah
3) Tujuan Khusus
 Keluarga menilai perkembangan klien
 Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan
yang sudah dilatih dan memberikan pujian atas
keberhasilan klien
4) Rencana Keperawatan
 Evaluasi latihan keluarga merawat klien
 Mengajarkan keluarga melatih klien menyapu
a. Strategi Komunikasi
1) Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamuallaikum Selamat pagi Pak/Bu. Masih
ingat dengan saya bukan? Benar sekali, ternyata
Bapak/Ibu masih ingat dengan saya.”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana kondisi Ibu Ika saat ini?”
“Bagaimana kegiatan Bapak/Ibu dalam
membimbing Ibu Ika merapikan tempat tidur dan
mencuci piring?”
c. Kontrak
“Sesuai kesepakatan kemarin, sekarang kita akan
melatih Ibu Ika menyapu. Pertemuan kita 30 menit
ya?”
1) Fase Kerja
"Baik Pak/Bu kita akan mengajarkan Ibu Ika cara menyapu
lantai ya"
"Saya akan memberi contoh nanti Bapak/Ibu bisa
membantu mengarahkan Ibu Ika untuk menyapu lantai”
“Nah alat-alatnya ada sapu dan pengki, kita menyapu mulai
dari sudut ruangan. Menyapu juga dilakukan dibawah meja
dan kursi bila perlu meja dan kursinya digeser agar
mempermudah kita menyapu, begitupula dikolong tempat
tidur ya Pak/Bu. Nah setelah selesai disapu, sampahnya
dibuang ke tempat sampah menggunakan pengki. Seperti
itu ya Pak/Bu"
“Sekarang kita temui Ibu Ika dan melatihnya menyapu
lantai”
(perawat dan keluarga melatih klien menyapu lantai)
“Bagaimana perasaan Ibu Ika ketika bisa melakukan
kegiatan bersama dengan keluarganya?”
"Baik Ibu Ika saya dan keluarga Ibu Ika keluar dahulu ya."
1) Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah melatih Ibu Ika
menyapu lantai?
b. Evaluasi Objektif
“Coba sekarang Bapak/Ibu ulangi bagaimana cara
menyapu lantai?”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Nah sekarang kita masukkan dalam jadwal harian Ibu
Ika ya Pak/Bu untuk menyapu sekali dalam sehari. Saya
harap Bapak/Ibu membantu Ibu Ika untuk melakukan
kegiatan yang sudah dijadwalkan."
d. Kontrak yang akan datang
“Baik Pak/Bu untuk kunjungan selanjutnya saya akan
evaluasi untuk kemampuan Ibu Ika ketiga ya Pak/Bu.
Jadi untuk pertemuan selanjutnya akan dilakukan besuk
jam berapa? Bagainana pukul 10.00 WIB? Baik, kita
akan melakukan pertemuan dimana? Baik Pak/Bu kita
akan bertemu kembali disini lagi. Kalau begitu saya
pamit dulu Assalamuallaikum.”
STRATEGI PELAKSANAAN HDR PADA KELUARGA

SP 4 KELUARGA
Masalah Utama : Harga Diri Rendah
Pertemuan : Ke-4 Keluarga

A. Proses keperawatan
1. Kondisi Keluarga
DS : Keluarga klien mengatakan sudah membimbing dan
memberikan pujian kepada Ibu Ika setelah merapikan tempat tidur,
mencuci piring dan menyapu.
DO : Keluarga klien terlihat baik sekali dalam berlatih merawat Ibu
Ika.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Harga Diri Rendah
3. Tujuan
 Keluarga mengenal masalah harga diri rendah
 Keluarga mengambil keputusan merawat harga diri
rendah
 Keluarga merawat harga diri rendah
 Keluarga mendukung lingkungan harga diri rendah
 Keluarga menilai perkembangan klien
 Keluarga memanfatkan pelayanan fasilitas kesehatan
4. Rencana Keperawatan
 Evaluasi latihan keluarga merawat klien
 Mengajarkan keluarga melatih klien menyapu

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamuallaikum Selamat pagi Pak/Bu. Masih ingat dengan
saya bukan? Benar sekali, ternyata Bapak/Ibu masih ingat
dengan saya.”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana kondisi Ibu Ika saat ini?”
“Bagaimana kegiatan mbak dalam membimbing Ibu Ika
merapikan tempat tidur, mencuci piring dan menyapu?”
a. Kontrak
“Sesuai kesepakatan minggu lalu, sekarang kita akan melatih
Ibu Ika menjahit baju. Pertemuan kita 30 menit ya?”
2. Fase Kerja
“Apa saja alat dan perlengkapan yang telah mbak persiapkan?”
“Seperti biasa nanti kita sama-sama dampingi Ibu Ika menjahit baju
ya Bu. Ibu ingatkan apa saja yang harus ibu lakukan setelah Ibu Ika
selesai mengepel lantai?”
“Sekarang kita temui Ibu Ika dan melatihnya menjahit baju”
(perawat dan keluarga melatih klien menjahit baju)
“Tadi Ibu Ika sudah menjahit baju, Ibu Ika ingin melakukan kegiatan
menjahit baju seminggu sekali sesuai jawalnya. Pantau
pelaksanaannya ya mbak?”
“Iya mbak, ada beberapa hal yang mbak perhatikan. mbak
menyampaikan kesehatan Ibu Ika mengalami kemunduran atau tidak
lagi melakukan kegiatan yang telah dilatih, tidak mau berinteraksi,
minum obat, atau mbak kunjungi puskesmas walaupun belum
waktunya kontrol. Namun jika belum teratasi maka kami akan
merujuk ke rumah sakit umum yang punya fasilitas pelayanan
kesehatan kerja."
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi Subjektif :
“Bagaimana perasaan mbak setelah melatih Ibu Ika menjahit
baju?
Evaluasi Objektif :
“Coba mbak sebutkan kondisi-kondisi Ibu Ika yang perlu segera
dilaporkan?”
4. Rencana Tindak Lanjut
“Ya bagus sekali. Jangan lupa mbak pantau jadwal Ibu Ika untuk
mengepel dan beri pujian. Ingatkan jika lupa”.
5. Kontrak yang akan datang
“Baik mbak, waktu kita sudah habis. Minggu depan kita sama-sama
mengevaluasi kemampuan Ibu Ika jam 11 ya mba? Untuk tempatnya
disini lagi saja ya Bu. Kalau begitu saya pamit dulu,
Assalamualaikum.”

Anda mungkin juga menyukai