Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

M
DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL DI RUANG FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. RM. SOEDJARWADI KLATEN

Disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa


Dosen Pembimbing : Endang Caturini, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Pembimbing Klinik : Saktiyono, S.Kep., Ns

DISUSUN OLEH :

Fitria Rahmawati

P27220019156

3BD4 Keperawatan

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

SURAKARTA

TAHUN 2022
LAPORAN KASUS KELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.M
DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL DI RUANG FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. RM. SOEDJARWADI KLATEN

Unit : RSJD Dr. RM. Soedjarwadi


Tanggal/ jam masuk RS : 17 Mei 2022
Tanggal/ jam pengkajian : 30 Mei 2022
Metode Pengkajian : Wawancara, Observasi, Pemeriksaan fisik, Studi
dokumentasi
Diagnosa Medis/kode : Schizophrenia

A. PENGKAJIAN
1. INFORMASI UMUM
a. Identitas Klien

Nama : Tn.M
No. Registrasi : 020***
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 6 Januari 1984
Umur : 38 Tahun
Alamat Rumah : Sangkal Putung, RT 03/ RW12,
Bareng, Klaten Utara
Agama/Suku : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah.
Pendidikan : Sekolah Dasar
Pekerjaan : Kuli Bangunan
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Bareng, Klaten Utara
Hub. dengan Klien : Adik Kandung
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan bahwa badannya terasa lemes, sering merasa
cemas dan kepikiran keluarga di rumah. Klien lebih senang
menyendiri saat di kamar serta jarang berkomunikasi pada teman
sekamar. Saat malam terkadang sering mendengar suara bisikan yang
memanggil namanya serta mengatakan melihat hantu di kamar mandi
berwarna putih. Terkadang klien juga merasa emosi tanba sebab yang
jelas.
b. Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien sudah 2 minggu tidak mengkonsumsi obat. Awalnya klien
menjadi pendiam dan mengurung dirinya sampai tidak mau bekerja.
Keluarga sudah berusaha untuk menasihatinya dengan mengingatkan
untuk minum obat tetapi klien menolaknya. Pada tanggal 17 Mei 2022
klien dibawa oleh adiknya ke IGD RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten
karena di rumah pasien terlihat bingung, mondar-mandir, mengamuk,
memecah dan membuang piring, menendang pintu dan marah-marah.

3. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya
Pasien mengatakan pernah dirawat di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
Klaten sebanyak 6 kali. Menurut perawat yang jaga pasien terakhir
kali masuk rumah sakit pada tahun 2019.
b. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil. Klien mengatakan bahwa
dirinya malas untuk minum obat dan tidak rutin untuk kontrol ke poli
Jiwa karena klien menganggap dirinya sudah sembuh dan tidak perlu
untuk minum obat lagi. Klien sudah 2 minggu tidak mengkonsumsi
obat.
c. Riwayat Psikologis
Perilaku Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya Fisik X X X
Aniaya Seksual X X X
Penolakan X √/11 X
Kekerasan dalam X X X
keluarga
Tindakan kriminal X X X

1) Aniaya fisik
Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik
sebelumnya dari keluarga maupun lingkungannya.
2) Aniaya seksual
Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya seksual.
3) Penolakan
Klien mengatakan dirinya sejak dulu hanya memiliki teman
sedikit karena sulit untuk berkenalan dengan orang lain. Klien
merasa dirinya dijauhi dan diremehkan oleh lingkungan sekitarnya
seperti tetangga dan teman sepantarannya karena hanya lulusan
SD. Orang-orang disekitar klien menganggap dirinya bodoh dan
tidak bisa melakukan apa-apa sejak dirinya SD.
4) Kekerasan dalam keluarga
Klien mengatakan tidak pernah mengalami kekerasan di keluarga
5) Tindakan kriminal
Klien mengatakan tidak pernah mengalami tindakan kriminal.

Masalah keperawatan : Kesimpulan dari tabel diatas yaitu didapatkan


masalah keperawatan isolasi sosial.

d. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?


Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami
gangguan jiwa.
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan selain diremehkan oleh orang-orang disekitarnya
klien juga sering di bully oleh tetangga dan temannya serta merasa
selalu digunjingi oleh teman-temannya sejak klien masih duduk di
SD.

4. FAKTOR PRESIPITASI
Klien putus obat,klien tidak mau kontrol dan juga tidak meminum obat
secara rutin, klien menganggap tanpa obat dirinya akan baik-baik saja
dan sembuh.

5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda Vital
- TD : 94/67 mmHg
- Nadi : 72 x/menit
- Suhu : 36,5 ˚C
- RR : 21x/menit
b. Head to Toe

1) Kepala
a) Bentuk kepala : Bentuk kepala mesochepal,Tidak
terdapat jejas.
b) Pertumbuhan rambut : Rambut pasien tipis, persebaran
merata, terdapat uban.
c) Kulit kepala : Kulit kepala bersih
2) Muka
a) Mata
Kebersihan : Mata tampak bersih
Fungsi penglihatan : Jika melihat jarak jauh terlihat
samar-samar
Konjungtiva : anemis
Sclera : berwarna putih
Pupil : isokor
Penggunaan alat bantu penglihatan: tidak ada
b) Hidung
Fungsi penciuman : Pasien dapat mencium bebauan,
Secret : Tidak ada
Nyeri sinus : Tidak ada
Polip : Tidak ada
Napas cuping hidung : Tidak ada
c) Mulut
Keadaan bibir : Pucat
Warna lidah : Merah muda
Keadaan gigi : Terdapat karang gigi, gigi depan
bagian atas menghitam.
d) Telinga
Fungsi pendengaran : Pasien dapat mendengar dengan
baik
Bentuk :Normal, simetris antara kiri dan
kanan
Kebersihan : Terdapar serumen
Nyeri telinga : Tidak ada
3) Leher
Bentuk : Tidak ada jejas
Pembesaran tyroid : Tidak ada
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
Nyeri waktu menelan : Tidak ada
4) Dada
a) Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dada simetris antara
kanan dan kiri,
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bunyi nafas reguler
b) Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung normal, tidak terdapat
pembesaran pada jantung
Auskultasi : S1 dan S2 reguler
c) Abdomen
Inspeksi : Perut rata, tidak terdapat jejas
Auskultasi : bising usus 11x/menit
Perkusi : Bunyi timpani
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
5) Ektremitas
a) Atas
Kekuatan otot kanan : Skala otot 5
Kekuatan otot kiri : Skala otot 5
CRT : <2 detik
ROM kanan dan kiri : Aktif
b) Bawah
Kekuatan otot kanan : skala otot 5
Kekuatan otot kiri : skala otot 5
CRT : <2 detik
ROM kanan dan kiri : Aktif
6) Integumen
Kulit sawo matang, tidak terdapat lesi dan jejas.
6. PSIKOSOSIAL
a. Genogram

38

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

: hubungan dengan keluarga


: meninggal
: menikah
: tinggal serumah

: Pasien

1) Pengambilan keputusan

Dalam keluarga pengambilan keputusan terletak pada orang tua


klien.

2) Pola asuh

Pasien merupakan anak ke 1 dari 3 bersaudara, pasien tinggal


bersama bapak, ibu dan adiknya. Sejak dulu pasien diasuh oleh
orang tuanya.
3) Pola komunikasi
Komunikasi pasien dalam lingkungan keluarganya kurang baik
karena pasien sering menyendiri.

b. Konsep Diri
1) Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya dan
menerima semua anggota tubuhnya dan bersyukur tidak diberi
tubuh yanng cacat.
2) Identitas
Klien mengatakan namanya adalah Tn. M berusia 38 tahun
tinggal di daerah Sangkal Putung, Klaten di rumah orang tuanya.
Tn.M belum memiliki istri, selain ada orang tua, adiknya juga
tinggal bersama keponakannya.
3) Peran
Klien mengatakan dirinya adalah anak serta membantu orang
tuanya memenuhi kebutuhan mencari nafkah. Dia bekerja sebagai
kuli bangunan dan pembuat batu bata untuk memenuhi kebutuhan
dirinya dan kedua orang tua, karena adiknya sudah berkeluarga
sendiri.
4) Ideal diri
Klien tidak ada masalah dengan tubuhnya, dia berharap setelah
pulang ke rumah dapat diterima kembali di masyarakat. Klien
mengatakan ingin cepat pulang dari rumah sakit karena sudah
kangen dengan keluarganya dan ingin segera bekerja kembali
menjadi kuli bangunan. Klien ingin menjalani hidup normal.
5) Harga diri
Klien mengatakan merasa malu atau minder akan keadaan dirinya
saat ini. Pasien merasa malu dengan kondisi saat ini dan merasa
bersalah dengan diri sendiri dan orang lain. Pasien juga
mengatakan merasa cemas dan khawatir jika nanti Kembali ke
rumah apakah dirinya bisa diterima di lingkungan sekitar lagi atau
tidak.
c. Hubungan Sosial
1) Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang paling dekat dengannya adalah
kedua orang tua serta adik-adiknya karena selalu mendukung dan
melindungi dirinya.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok di
lingkungan tempat tinggalnya.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien mengatakan sulit untuk memulai komunikasi dengan orang


lain di lingkungan sekitarnya karena takut orang lain menganggap
dirinya aneh dan berfikir hal buruk tentang dirinya, sehingga dia
lebih suka menyendiri.

d. Spiritual
1) Nilai dan Keyakinan
Pasien mengatakan sakitnya merupakan takdir dari Allah dan
harus dijalani. Saat di rumah pasien terkadang tidak rutin minum
obat karena yakin akan sembuh sendiri.
2) Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan sebelum sakit pasien selalu sholat dan
beribadah bersama keluarganya. Ketika sakit klien mengatakan
jarang sholat.

7. Status Mental
a. Penampilan
Penampilan klien berpakaian sedikit kusut, mata klien terlihat sedikit
sayu, kulit klien sawo matang, mulut klien bersih, gigi depan klien
berwarna hitam. Kukunya panjang, rambutnya pendek beruban sedikit
dan agak kotor. Saat berjalan pasien tampak menunduk kebawah.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
b. Pembicaraan

Pasien mampu merespon dengan apa yang dibicarakan namun dengan


suara yang lambat dan lirih. Verbal yang diucapkan pasien seperlunya
dan ketika berbicara lama-kelamaan inkoheran atau tidak
berhubungan.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial.

c. Aktivitas Motorik
Pasien mengatakan bahwa suka merasa gelisah,tegang, dan lesu jika
bercerita tentang masalahnya dan selalu mengatakan mudah
tersinggung apabila tidak dituruti keinginannya. Klien mengatakan
jika sedang banyak beban pikiran merasa ingin marah dan ingin
menendang dan memecahkan barang-barang disekitarnya.
Masalah Keperawatan : Risiko perilaku kekerasan.
d. Alam Perasaan
Pasien ingin segera pulang kerumah bertemu dengan keluarganya,
tetapi disamping itu klien merasa khawatir dan memiliki rasa
ketakutan akan bisa diterima lagi oleh lingkungannya atau tidak.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial.
e. Afek
Afek klien terlihat datar diamana pasien saat dilakukan pengkajian
pasien mengatakan lebih baik sendirian, pasien juga terlihat tidak ada
ekspresi apapun Klien tampak tidak bersemangat
Masalah Keperawatan :Isolasi Sosial.
f. Interaksi selama wawancara

Ketika diajak berbicara kontak mata kurang, tatapan mata pasien


tajam dan juga melihat ke satu arah. Klien dapat menjawab
pertanyaan-petanyaan yang diberikan tetapi tidak kooperatif karena
tidak sesuai dengan fakta.

Masalah Keperawatan : Halusinasi


g. Persepsi sensori
Jenis halusinasi pada Tn.M adalah halusinasi penglihatan dan
pendengaran dikarenakan klien mengatakan sering melihat dan
kebayang-bayang sosok putih-putih di kamar mandi, lalu klien juga
sering mendengar suara yang mengajaknya bercanda. Klien
mengatakan melihat bayangan dan mendengar suara-suara aneh terjadi
saat malam, biasanya sekitar 5 menit. Respon klien saat melihat
bayang-bayang itu adalah klien menutup matanya dan dibiarkan
sambil tidur. Klien terkadang mengguman sendiri.
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Penglihatan dan pendengaran.
h. Proses Pikir
Proses pikir pasien ketika berbicara agak lambat tetapi waktu
menjawab sampai apa yg dimaksud. Pasien mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan dengan baik tetapi kadang berhenti
ditengah-tengah pembicaraan karena ada gangguan disekitarnya
kemudian dilanjutkan kembali.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
i. Isi Pikir
Klien tidak ada masalah dalam isi pikir.
Masalah Keperawatan : Tidak ada

j. Waham
Pasien mengatakan tidak mempunyai pikiran yang aneh-aneh
meskipun mendengar sesuatu yang tidak nyata, tidak ditemukan
adanya gangguan waham.
k. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran pasien baik, Klien sadar akan tempat dan waktu, ia
mengenali bahwa dirinya sedang berada di RSJD DR RM
Soedjarwadi Klaten . Klien juga mampu menyebutkan beberapa nama
teman yang berada di ruang perawatan, tetapi dia merasa kesepian
padahal sedang di keramaian.
Masalah Keperawatan : tidak ada
l. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat, karena pasien masih
ingat kejadian yang ia pernah lakukan
1) Jangka Panjang pasien kurang mampu mengingat tanggal lahirnya,
dia menyebuttahun lahirnya pada 1992 padahal pasien lahir pada
tanggal 06 Januari 1984. Pasien sudah lupa kegiatan 1 bulan lalu
yang dilakukan.
2) Jangka pendek : pasien mengingat kejadian saat dibawa ke RS.
Pasien mengatakan yang membawanya kesini ialah adiknya.
3) Saat Ini
Pasien mengingat kegiatan apa saja hari itu. Pasien mengatakan
sarapan pagi dengan nasi, ayam, sayur dan buah dan setelah habis
makan pasien langsung mencuci piring dan gelas yang telah
dipakainya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
m. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi klien mudah teralihkan dan klien bisa menghitung
angka 1-10 dan juga perkalian.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
n. Kemampuan penilaian
Pasien tidak mengalami gangguan dalam penilaian apapun, bahkan
pasien mampu memilih diantara dua pilihan. Pada saat ditanya
memilih mandi atau makan dahulu, pasien menjawab mandi dengan
alasan supaya segar dan bersih dulu baru makan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
o. Daya tilik diri
Klien tidak memiliki gangguan daya tilik diri dikarenakan klien
menyadari penyakit yang diderita dan tidak menyalahkan siapapun
atau apapun yang menyebabkan kondisinya menjadi seperti saat ini.
Pasien mengatakan dirinya ingin sembuh dan cepat pulang. Pasien
juga mengatakan bahwa dirinya dibawa ke RSJD Dr. RM Soedjarwadi
Klaten dikarenakan sakit dan suka marah-marah dan diharapkan
setelah berada di RSJ pasien dapat sedikit tenang dan tidak marah-
marah kembali.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
8. Kebutuhan Persiapan Pulang
a. Makan
Pasien mampu makan secara mandiri dimeja makan. Pasien makan
3x/hari. Pasien juga mengatakan selalu menghabiskan 1 porsi
makanan dengan lauk sayur, ayam, tahu, tempe, buah dan lain-lain.
Pasien makan tidak berceceran dan suka makan menggunakan sendok.
b. BAB/BAK
Klien mengatakan mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
tanpa bantuan. Klien BAK sebanyak 5-6x/hari dan BAB 2 hari sekali ,
Klien mengatakan tidak ada hambatan dan keluhan saat BAB/BAK.
c. Mandi
Klien mampu mandi secara mandiri tetapi terkadang harus diingatkan
oleh perawat jaga. Klien mandi 2 kali sehari pagi jam 6 pagi dan sore
jam 4 sore, mandi menggunakan sabun, pasta gigi dan keramas 2 kali
seminggu menggunakan shampo.
d. Berpakaian/berhias
Klien mandiri, berpakaian sendiri dengan pakaian yang disiapkan oleh
perawat dan mampu merapihkan rambut mandiri dengan menyisir
rambutnya.
e. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan, Klien tidur siang ±2 jam pada jam 13.00-15.00
WIB atau terkadang tidur 1 jam sebelum makan siang akan tetapi
pasien lebih sering gelisah dan bingung sendiri jika mau tidur di siang
hari. Klien tidur malam ± 8 jam dari jam 20.00-04.00 WIB, tetapi jika
klien sedang banyak pikiran saat malam tidak bisa tidur.
f. Penggunaan obat
Klien mampu minum obat secara mandiri dan rutin dengan
pengawasan perawat. Akan tetaapi Pasien belum mampu mengatur
penggunaan obat karena masih dikontrol oleh pihak RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi Klaten.
g. Pemeliharaan Kesehatan
Dalam melakukan pemeliharaan kesehatan klien perlu perawatan
lanjutan dan kontrol mengenai halusinasi yang dialami klien. Pasien
mampu dalam melakukan pemeriksaan kesehatan lanjutan yaitu
kontrol rutin tiap bulan ketika sudah keluar dari rawat inap tetapi
harus dengan dorongan keluarga. Pasien mempunyai sistem
pendukung yang mendukung kesembuhan pasien mulai dari keluarga.
h. Kegiatan di dalam rumah
Klien mengatakan selama dirumah sakit kegiatan yang dilakukan
adalah merapihkan tempat tidur, sholat, terkadang mencuci gelas, dan
mengikuti kegiatan di rehabilitasi. Akan tetapi jika dirumah Pasien
mengatakan makan sudah dipersiapkan oleh adiknya pasien hanya
tinggal mengambil sendiri, pasien sering menyapu, dalam mengatur
keuangan pasien dibantun oleh keluarganya.
i. Kegiatan di luar rumah
Pasien mengatakan aktivitas yang dilakukan di luar rumah hanya saat
pergi bekerja dan saat ke warung.
9. Mekanisme Koping
a. Adaptif
Klien mengatakan bila mendapatkan masalah menghindar dengan
berserah diri pada Allah SWT dan biasanya pasien senam pagi
sebelum di rehabillitas dan senang sekali melakukan hobinya yaitu
bermain bola.
b. Maladaptif
Klien biasanya berbicara dengan orang lain/teman sekamarnya hanya
secukupnya. Pasien biasanya dalam menyelesaikan masalah yaitu
dengan diam dan menyendiri.
10. Masalah Psikososial dan Lingkungan
a. Masalah dengan dukungan kelompok
Pasien mengatakan memiliki masalah dukungan kelompok karena dia
merasa malu karena sering dibully anak yang tidak mampu dan
dianggap bodoh.
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki hubungan yang baik
dengan lingkungannya karena ia merasa minder dan kurang percaya
diri akibat sering dibully.
c. Masalah dengan pendidikan
Pasien memiliki masalah dengan pendidikanya, pasien pernah
mengalami putus sekolah karena sering dibully atau diejek temannya.
Hal ini membuat pasien putus sekolah sejak Sekolah Dasar (SD).
d. Masalah dengan pekerjaan
Klien mengatakan tidak pernah ada masalah dengan pekerjaannya
dulu, klien mengatakan sekarang bekerja sebagai kuli bangunan.
e. Masalah dengan perumahan
Klien mengatakan jarang berbaur dengan tetangganya.
f. Masalah dengan ekonomi
Klien mengatakan tidak ada masalah yang berhubungan dengan
perekonomiannya karena pasien juga bekerja dan dibantu dengan
adik-adiknya
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan
yang didapatkan sekarang. Namun, klien juga mengatakan kemarin
klien malas untuk kontrol karena tidak mau minum obat dan sudah
lelah minum obat terus menerus.

11. Kurang Pengetahuan


Klien mengatakan sedang sakit saat ini. Pasien kurang mengetahui
tentang penyakit yang dialami. Selain itu pasien juga belum mampu
mengatur penggunaan obat karena masih dikontrol oleh pihak RSJD Dr.
RM. Soedjarwadi Klaten. Pasien mempunyai sistem pendukung yang
mendukung kesembuhan pasien mulai dari keluarga.

12. Aspek Medis


a. Diagnosa : Schizophrenia
b. Terapi Medis :
Nama Obat Dosis Waktu Rute Indikasi Efek Samping
Resperidon 2x2 Pagi, Oral adalah obat untuk - Pusing atau sulit
mg malam (mulut) mengobati menjaga
skizofrenia. Obat i keseimbangan
ni juga digunakan - Kantuk
untuk mengatasi - Peningkatan
gangguan bipolar jumlah air liur
atau gangguan - Mual atau
tingkah laku pada muntah
anak yang - Peningkatan
menderita autis.. berat badan
- Kelelahan
- Gangguan tidur
Haloperidol 2x2,5 Pagi, Oral Haloperidol adala - Pusing
mg malam (mulut) h obat - Mulut kering
untuk mengatasi - Mual dan
gejala skizofrenia. muntah
Selain itu, obat ini - Sakit kepala
juga dapat - Lelah, lemas
digunakan untuk ,dan mengantuk
mengatasi - Susah BAK
gangguan perilaku
yang parah pada
anak-anak atau
mengontrol gejala
sindrom Tourette
THP( 2 x 2 Pagi, Oral Obat ini juga - Konstipasi
Thirexyphenidyl) mg malam (mulut) membantu - Pusing
menurunkan rasa - Mulut kering
kaku pada otot, - Mual dan
keringat berlebih, muntah
dan produksi air - Sakit kepala
liur. Tak hanya itu, - Lelah, lemas
trihex juga mampu ,dan mengantuk
membantu
meningkatkan
kemampuan
berjalan pada
pasien Parkinson.
Trihexyphenidyl
termasuk dalam
kelas obat
antiklonergik yang
bekerja dengan
menghalangi zat
alami tertentu
(acetylcholine).
Obat
trihexyphenidyl
tidak dapat
membantu
masalah
pergerakan di luar
kontrol yang
disebabkan oleh
tardive dyskinesia.
Malah, obat ini
bisa saja
memperburuk
kondisi tersebut.
Trifluoperazine 1x1 mg Pagi Oral Trifluoperazine - Sakit kepala
adalah obat untuk - Sulit tidur
mengobati - Mulut kering
gangguan mental, - Penglihatan
seperti skizofrenia kabur
dan gangguan - Kelelahan
psikotik. Obat ini - Sembelit
juga dapat - Berat badan
digunakan untuk meningkat
mengatasi - Kesulitan buang
gangguan air kecil
kecemasan dan - Gelisah
mengurangi - Penurunan
perilaku agresif, gairah seksual
halusinasi, serta pada pria
keinginan untuk
menyakiti diri
sendiri dan orang
lain.

13. Diagnosa Keperawatan


a. Isolasi sosial
b. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Penglihatan dan pendengaran
c. Risiko perilaku Kekerasan

B. ANALISA DATA & POHON MASALAH


Nama : Tn.M No. CM : 020***
Umur : 38 Tahun Diagnosa Medis : Schizophrenia
No Hari/tanggal Data Fokus Masalah

1 Senin, 30 DS : Isolasi Sosial


Mei 2022 - Klien lebih senang menyendiri saat di kamar
serta jarang berkomunikasi pada teman
sekamar.
- Klien mengatakan tidak pernah mengikuti
kegiatan kelompok di lingkungan tempat
tinggalnya.

- Klien mengatakan sulit untuk memulai


komunikasi dengan orang lain di lingkungan
sekitarnya karena takut orang lain
menganggap dirinya aneh dan berfikir hal
buruk tentang dirinya, dan takut dibully
sehingga dia lebih suka menyendiri.
DO :
- Afek klien terlihat datar diamana pasien saat
dilakukan pengkajian pasien terlihat tidak ada
ekspresi apapun. Klien tampak tidak
bersemangat.
- Klien ketika diajak berbicara kontak mata
kurang dan klien sering menunduk.

- Pasien mampu merespon dengan apa yang


dibicarakan namun dengan suara yang lambat
dan lirih. Verbal yang diucapkan pasien
lambat, lirih serta seperlunya dan ketika
berbicara lama-kelamaan inkoheran atau
tidak berhubungan.

2 Senin, 30 DS : Gangguan
Mei 2022 Persepsi
- Saat malam terkadang sering mendengar
Sensori :
suara bisikan yang memanggil namanya serta
Halusinasi
mengatakan melihat hantu di kamar mandi
Penglihatan
berwarna putih.
dan
- Klien mengatakan melihat bayangan dan
pendengaran
mendengar suara-suara aneh terjadi saat
malam, biasanya sekitar 5 menit.
DO :

- Ketika diajak berbicara kontak mata kurang,


tatapan mata pasien tajam dan juga melihat
ke satu arah.
- Klien dapat menjawab pertanyaan-petanyaan
yang diberikan tetapi tidak kooperatif karena
tidak sesuai dengan fakta.
3 Senin, 30 DS : Resiko
Mei 2022 Perilaku
- Klien sering merasa emosi tanpa sebab yang
Kekerasan
jelas.
- Pasien mengatakan bahwa suka
merasa gelisah,tegang, dan lesu
jika bercerita tentang
masalahnya dan selalu
mengatakan mudah tersinggung
apabila tidak dituruti
keinginannya.
- Klien mengatakan jika sedang
banyak beban pikiran merasa
ingin marah dan ingin
menendang dan memecahkan
barang-barang disekitarnya.

DO :

- Ketika diajak berbicara kontak mata kurang,


tatapan mata pasien tajam dan juga melihat ke
satu arah.
POHON MASALAH

Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi


Penglihatan dan pendengaran
(Effect)

Isolasi Sosial
( Core Problem )

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi Sosial
2. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Penglihatan dan pendengaran
3. Risiko Perilaku Kekerasan
D. RENCANA KEPERAWATAN INTERVENSI
Nama : Tn.M No. CM : 020***
Umur : 38 Tahun Diagnosa Medis : Schizophrenia
No Tanggal/ Dx.Kep Tujuan & Kriteria Intervensi TTD
Jam Hasil
1. Senin,30 Isolasi Setelah dilakukan Bina hubungan saling
Mei Sosial tindakan percaya dengan
2022 keperawatan selama prinsip komunikasi
8x pertemuan terapeutik:
Fitria
diharapkan pasien 1. Beri salam atau
dapat berinteraksi pangil nama pasien.
dengan orang lain 2. Sebut nama sambil
dengan kriteria berjabat tangan.
hasil : 3. Jelaskan maksud
1. Pasien dapat hubungan saling
membina percaya
hubungan saling 4. Jelaskan kontrak
percaya yang sudah dibuat
2. Pasien dapat 5. Lakukan kontrak
mempratikkan singkat tapi sering
SP 1 isolasi 6. Jelaskan maksud
sosial : hubungan interaksi
mengidentifikasi SP 1 Pasien
penyebab isolasi 1. Identifikasi
sosial, penyebab:
menyebutkan a. Siapa yang satu
keuntungan dan rumah dengan
kerugian pasien?
berinteraksi b. Siapa yang
dengan orang dekat dengan
lain dan dapat pasien? Dan apa
mempraktikkan sebabnya?
latihan c. Siapa yang tidak
berkenalan. dekat dengan
3. Pasien dapat pasien? Apa
mempraktikkan penyebabnya?
SP 2 isolasi 2. Sebutkan
sosial : Latihan keuntungan dan
berkenalan dan kerugian
berinteraksi berinteraksi dengan
sosial dengan orang lain.
lebih dari 1 3. Latihan berkenalan
orang. 4. Masukkan jadwal
4. Pasien dapat kegiatan harian
mempraktikkan pasien.
SP 3 isolasi SP 2 Pasien
sosial : Latihan 1. Evaluasi jadwal
berinteraksi kegiatan harian
sosial secara pasien.
bertahap 2. Latihan
berhubungan sosial
secara bertahap
(pasien dan
keluarga).
3. Masukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.
SP 3 Pasien
1. Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP 1 dan
SP 2).
2. Latih ADL (kegiatan
sehari-hari), cara
bicara.
3. Masukkan dalam
jadwal kegiatan
harian
2. Senin,30 Gangguan Setelah dilakukan SP 1 Klien
Mei Persepsi tindakan 1. Membina
2022 Sensori : keperawatan selama Hubungan Saling
Halusinasi 8 x pertemuan, Percaya
Fitria
Penglihatan maka klien mampu 2. Membantu klien
mengontrol menyadari
halusinasi dengan gangguan sensori
kriteria hasil : persepsi halusinasi
1. Klien mampu a. Tanyakan
mengidentifikasi, pendapat klien
jenis, isi, waktu, tentang
frekuensi, respon halusinasi yang
terhadap dialaminya:
halusinasi. tanpa
2. Klien mampu mendukung,
menyebutkan dan dan
mempraktikkan menyangkal
cara mengontrol halusinasinya.
halusinasi yaitu b. Mengidentifika
menghardik, si isi, frekuensi,
minum obat, waktu
bercakap-capak, terjadinya,
dan melakukan situasi
aktivitas. pencetus,
perasaan,
respon dan
upaya yang
sudah
dilakukan klien
untuk
menghilangkan
atau
mengontrol
halusinasi.
3. Mengajarkan
mengontrol
halusinasi dengan
cara pertama :
menghardik
halusinasi
a. Jelaskan cara
mengontrol
halusinasi
dengan
menghardik
b. Berikan contoh
cara
menghardik
c. Berikan
kesempatan
klien
mempraktekkan
cara
menghardik
d. Evaluasi klien
mengenai cara
mengontrol
halusinasi
dengan
menghardik
SP 2 Klien
Membantu klien
mengenal halusinasi,
menjelaskan cara-cara
mengontrol halusinasi,
mengajarkan
mengontrol halusinasi
dengan cara kedua
:dengan obat (8 benar :
klien, obat, dosis,
waktu, cara, informasi,
respon, dan
dokumentasi)
1. Jelaskan cara
mengontrol
halusinasi dengan
8 ( delapan ) benar
minum obat
2. Berikan contoh
cara 8 ( delapan )
benar minum obat
3. Berikan
kesempatan klien
mempraktekkan
cara 8 ( delapan )
benar minum obat
4. Evaluasi klien
mengenai cara
mengontrol
halusinasi dengan
8 ( delapan )
benar minum obat
SP 3 Klien
Membantu klien
mengenal halusinasi,
menjelaskan cara-cara
mengontrol halusinasi,
mengajarkan
mengontrol halusinasi
dengan cara ketiga
:bercakap-cakap
1. Jelaskan cara
mengontrol
halusinasi dengan
bercakap-cakap
2. Berikan contoh cara
bercakap-cakap
3. Berikan kesempatan
klien
mempraktekkan
cara bercakap-
cakap
4. Evaluasi klien
mengenai cara
mengontrol
halusinasi dengan
bercakap-cakap
SP 4 Klien
Membantu klien
mengenal halusinasi,
menjelaskan cara-cara
mengontrol hausinasi,
mengajarkan
mengontrol halusinasi
dengan cara keempat:
melakukan kegiatan
harian (mulai 2
kegiatan)
1. Jelaskan cara
mengontrol
halusinasi dengan
melakukan kegiatan
di rumah seperti
membereskan
kamar, merapihkan
tempat tidur serta
mencuci baju.
2. Berikan contoh cara
melakukan kegiatan
di rumah seperti
membereskan
kamar, merapihkan
tempat tidur serta
mencuci baju.
3. Berikan kesempatan
klien
mempraktekkan
cara melakukan
kegiatan di rumah
seperti
membereskan
kamar, merapihkan
tempat tidur serta
mencuci baju.
4. Evaluasi klien
mengenai cara
mengontrol
halusinasi dengan
melakukan kegiatan
di rumah seperti
membereskan
kamar, merapihkan
tempat tidur serta
mencuci baju.
5. Beri pujian untuk
setiap kemajuan
interaksi yang telah
dilakukan oleh
klien.
6. Siap mendengarkan
ekspresi perasaan
klien setelah
melakukan tindakan
keperawatan untuk
mengontrol
halusinasi. Mungkin
klien akan
mengungkapkan
keberhasilan atau
kegagalannya.
7. Beri dorongan terus
menerus agar klien
tetap semangat
meningkatkan
latihannya.
3. Senin,30 Risiko Setelah dilakukan Bina hubungan saling
Mei Perilaku tindakan percaya dengan
2022 Kekerasan keperawatan selama prinsip komunikasi
8 x pertemuan terapeutik:
diharapkan pasien 1. Beri salam atau
tidak mencederai pangil nama pasien.
Fitria
diri dan orang lain 2. Sebut nama sambil
dengan kriteria berjabat tangan.
hasil : 3. Jelaskan maksud
1. Pasien dapat hubungan saling
membina percaya.
hubungan saling 4. Jelaskan kontrak
percaya. yang sudah dibuat.
2. Pasien dapat 5. Lakukan kontrak
mengidentifikasi singkat tapi sering.
penyebab, tanda 6. Jelaskan maksud
dan gejala, hubungan interaksi.
perilaku SP 1 Pasien
kekerasan yang 1. Identifikasi
dilakukan dan penyebab perilaku
akibat perilaku kekerasan.
kekerasan. 2. Identifikasi tanda
3. Pasien dapat dan gejala perilaku
mempraktikkan kekerasan.
SP 1 risiko 3. Identifikasi
perilaku perilaku kekerasan
kekerasan : yang dilakukan.
mencegah 4. Identifikasi akibat
perilaku perilaku kekerasan
kekerasan 5. Sebutkan cara
dengan cara mengontrol
fisik (latihan perilaku kekerasan.
napas dalam dan 6. Latih mencegah
pukul bantal). perilaku kekerasan
4. Pasien dapat dengan cara fisik
mempraktikkan (latihan napas dala
SP 2 : mencegah dan pukul bantal).
perilaku 7. Masukkan cara
kekerasaan mencegah perilaku
dengan cara kekerasan cara fisik
patuh minum dalam kegiatan
obat harian
5. Pasien dapat SP 2 Pasien
mempraktikkan 1. Evaluasi kegiatan
SP 3 : mencegah mencegah perilaku
perilaku kekerasan dengan
kekerasan cara fisik ( SP 1 )
dengan cara serta beri pujian.
verbal/sosial 2. Latih mencegah
6. Pasien dapat perilaku kekerasan
mempraktikkan dengan patuh
SP 4 : mencegah minum obat.
perilaku 3. Masukkan
kekerasan mencegah perilaku
dengan cara kekerasan dengan
spiritual/ibada cara patuh minum
obat.
SP 3 Pasien :
1. Evaluasi kegiatan
mencegah perilaku
kekerasan dengan
cara fisik (latihan
napas dalam dan
pukul bantal) dan
patuh minum obat
(SP 1dan SP 2) dan
beri pujian.
2. Latih pasien
mencegah perilku
dengan cara
verbal/sosial (3
macam).
3. Masukkan cara
mencegah perilaku
kekerasan cara
verbal/sosial dalam
jadwal kegiatan
harian.
SP 4 Pasien :
1. Evaluasi kegiatan
mencegah perilaku
kekerasan dengan
cara fisik, patuh
minum obat dan
verbal/sosial (SP 1,
SP 2, dan SP 3)
serta beri pujian.
2. Latih mencegah
perilaku kekerasan
dengan cara
spiritual/ibadah.
3. Masukkan
mencegah perilaku
kekerasan dengan
cara spiritual ke
jadwal kegiatan
harian.

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Nama : Tn.M No. CM : 020***
Umur : 38 Tahun Diagnosa Medis : Schizophrenia
Hari/ Dx/ SP Implementasi Evaluasi TTD
Tanggal
Senin, 30 Isolasi DS : S:
Mei 2022 Sosial /SP 1 - Klien mengatakan sulit - Klien mengatakan
untuk memulai akan mencoba
Fitria
komunikasi dengan berkomunikasi
orang lain di lingkungan dengan orang lain
sekitarnya karena takut lebih sering.
orang lain menganggap - Klien sudah tahu
dirinya aneh dan berfikir keuntungan dan
hal buruk tentang kerugian
dirinya, dan takut dibully berinteraksi
sehingga dia lebih suka dengan orang lain
menyendiri. .

DO : O:
- Kontak mata kurang, klien - Klien tampak
berbicara dengan lirih. berbicara
Diagnosa : Isolasi Sosial seperlunya
Tindakan : - Tampak
SP 1 Pasien pandangan klien
1. Identifikasi penyebab: satu arah
a. Siapa yang satu - Klien
rumah dengan mempraktekkan
pasien? cara berkenalan
b. Siapa yang dekat dengan 1 orang
dengan pasien? Dan
apa sebabnya? A:
c. Siapa yang tidak
- Masalah Isolasi
dekat dengan
Sosial belum
pasien? Apa
teratasi
penyebabnya?
- SP 1 Isolasi sosial
2. Sebutkan keuntungan dan
teratasi sebagian
kerugian berinteraksi
dengan orang lain. P:
3. Latihan berkenalan Perawat
4. Masukkan jadwal - Evaluasi SP 1 (
kegiatan harian pasien. Latihan
berkenalan dengan
RTL : 1 orang)
1. Anjurkan Klien Latihan - Lanjutkan SP 2 (
mandiri berkenalan latih berkenalan
dengan 1 orang sesuai dengan 2 orang
dengan jadwal yang telah
disepakati Pasien

2. Anjurkan Klien - Anjurkan pasien

memasukkan kegiatan untuk melakukan

berkenalan dengan 1 secara mandiri SP

orang ke dalam jadwal 1 berkenalan


kegiatan harian dengan orang

Selasa, Isolasi DS : . S:
31 Mei Sosial /SP 2 1. Klien mengatakan sudah - Klien mengatakan
2022 melakukan kegiatan rasa malu untuk
Fitria
berkenalan dengan 1 berkenalan sudah
orang sesuai dengan mulai berkurang
jadwal yang sudah pasien sudah
disepakati berani untuk
2. Klien mengatakan mulai berkenalan dengan
nyaman mempunyai orang lain
teman berbicara. - Klien mengatakan
sudah melakukan
DO : kegiatan
1. Klien kooperatif berkenalan dengan
2. Pandangan mata masih 1 orang secara
satu arah mandiri
Diagnosa : Isolasi Sosial - Klien mengatakan
paham tentang
Tindakan : cara berkenalan
SP 2 Klien dengan 2 orang
1. Evaluasi jadwal kegiatan - Klien mengatakan
harian pasien ( SP 1) bersedia jika
2. Latihan berhubungan Latihan
sosial secara bertahap berkenalan dengan
(berkenalan dengan 2 2 orang
orang). dimasukkan ke
3. Menganjurkan Masukkan jadwal kegiatan
Latihan berkenalan harian.
dengan 2 orang dalam O :
jadwal kegiatan harian. - Klien tampak
kooperatif
RTL : - Klien tampak
1. Ajurkan klien Latihan mempraktekan
mandiri cara cara berkenalan
berkenalan dengan 1 dengan 2 orang
orang sesuai dengan - Klien tampak bisa
jadwal yang telah mempraktekkan
disepakati bagaimana cara
2. Anjurkan klien Latihan berkenalan dengan
mandiri cara 2 orang
berkenalan dengan 2 A :
orang sesuai jadwal - Masalah Isolasi
yang telah disepakati Sosial tercapai
3. Anjurkan klien sebagian
memasukkan kegiatan - SP 2 Isolasi Sosial
ke dalam jadwal Tercapai
kegiatan harian P:
Perawat
- Evaluasi SP 1 dan
SP 2
- Lanjutan SP 3 (
latih berkenalan
dengan lebih dari
2 orang)
Pasien
- Anjurkan pasien
untuk melakukan
secara mandiri SP
1 berkenalan
dengan orang
- Anjurkan pasien
untuk melakukan
secara mandiri SP
2 berkenalan
dengan 2 orang
Isolasi DS : S:
Sosial / SP 3 1. Klien mengatakan - Klien mengatakan
sudah tidak malu untuk sudah tidak malu
Fitria
berkenalan dengan untuk berkenalan
orang lain dengan orang lain
2. .Klien mengatakan - Klien mengatakan
suka punya banyak sudah melakukan
teman Latihan
berkenalan dengan
DO : 1 orang dan 2
1. Klien tampak banyak orang secara
bicara mandiri
2. Klien kooperatif - Klien mengatakan
ingin merapikan
Diagnosa : Isolasi Sosiak tempat tidur
Tindakan : - Klien mengatakan
bersedia jika
Mengevalusai SP 1 dan 2
Latihan
SP 3 Klien
berkenalan dengan
1. Evaluasi kegiatan
lebih dari 2 orang
yang lalu (SP 1 dan
kemudian
SP 2).
dimasukkan
2. Latih ADL (kegiatan
kedalam jadwal
sehari-hari), cara
kegiatan harian.
bicaraa.
O:
3. Masukkan dalam
- Klien tampak
jadwal kegiatan kooperatif
harian - klien tampak
RTL : merapikan tempat
1. Anjurkan klien untuk tidur
latiha mandiri cara
berkenalan dengan 1 A:
orang atau lebih. - Masalah Isoslasi
2. Masukkan ke jadwal Sosial teratasi
kegiatan harian. sebagian
- SP 3 halusinasi
Tercapai

P:
Perawat
- Evaluasi dan
validasi SP 1, 2
dan 3

Pasien
1. Anjurkan pasien
untuk melakukan
secara mandiri SP
2 dan 2
2. Anjurkan pasien
untuk mematuhi
kegiatan harian
yang telah
disepakati
Rabu, 1 DS : S:
Gangguan
Juni - Saat malam terkadang - Klien mengatakan
Persepsi Fitria
2022 sering mendengar suara sudah paham cara
Sensori : bisikan yang memanggil menghardik
Halusinasi namanya serta - Klien mengatakan
Penglihatan mengatakan melihat akan melakukan
SP 1 hantu di kamar mandi kegiatan cara
berwarna putih. mengontrol
- Klien mengatakan halusinasi dengan
melihat bayangan dan menghardik setiap
mendengar suara-suara hari
aneh terjadi saat malam,
biasanya sekitar 5 menit. O:
- Klien mampu
DO : menjelaskan jenis,
- Klien tampak melihat ke frekuensi, isi dan
satu arah. respon saat
- Klien terkadang tampak halusinasi.
melamun - Klien mampu
- TD : 94/64 menjelaskan dan
- Nadi : 91 melakukan cara
- Suhu : 36,6 ˚C mengontrol
- RR : 20x/menit halusinasi dengan
menghardik.
Diagnosa : Gangguan
Persepsi Sensori : A:
Halusinasi Penglihatan dan - Masalah
pendengaran halusinasi belum
teratasi
Tindakan : - SP 1 halusinasi
SP 1 Klien tercapai
1. Membina Hubungan P :
Saling Percaya Perawat
2. Membantu klien - Evaluasi SP 1 (
menyadari gangguan Latih klien
sensori persepsi mengontrol
halusinasi halusinasi dengan
a. Menaanyakan menghardik )
pendapat klien - Lanjutan SP 2 (
tentang halusinasi Latih klien cara
yang dialaminya: mengontrol
tanpa mendukung, halusinasi dengan
dan menyangkal minum obat 8
halusinasinya. benar )
b. Mengidentifikasi isi,
Pasien :
frekuensi, waktu
terjadinya, situasi - Anjurkan pasien
pencetus, perasaan, melakukan
respon dan upaya Latihan
yang sudah mengontrol
dilakukan klien halusinasi dengan
untuk cara menghardik
menghilangkan atau
mengontrol
halusinasi.
3. Mengajarkan mengontrol
halusinasi dengan cara
pertama : menghardik
halusinasi
a. Menjelaskan cara
mengontrol
halusinasi dengan
menghardik
b. Memberikan contoh
cara menghardik
c. Memberikan
kesempatan klien
mempraktekkan
cara menghardik
d. Mengevaluasi klien
mengenai cara
mengontrol
halusinasi dengan
menghardik

RTL :
1. Latihan cara mengontrol
halusinasi dengan
minum obat 8 benar.
2. Masukkan dalam jadwal
kegiatan harian
Gangguan DS : S:
Persepsi 1. Klien mengatakan sudah - Klien mengatakan
Sensori : jarang melihat saat malam masih
Fitria
Halusinasi bayangan-bayangan. sering melihat hal-
Penglihatan 2. Klien mengatakan sudah hal aneh di kamar
dan mempraktikkan cara mandi.
pendengaran mengontrol halusinasi - Klien mengatakan
SP 2 dengan menghardik. sudah
mempraktikkan
DO : cara mengontrol
1. Afek klien datar halusinasi dengan
2. Klien terlihat sering menghardik.
terdiam ditempat tidur - Klien mengatakan
3. Kontak mata klien paham tentang 8
kurang langkah minum
obat
Diagnosa : Gangguan
Persepsi Sensori : O:
Halusinasi Penglihatan - Klien mampu
menjelaskan dan
Tindakan : melakukan cara
mengontrol
Mengevalusai SP 1 ( Latih
halusinasi dengan
klien mengontrol halusinasi
cara menghardik
dengan menghardik )
- Kotak mata klien
SP 2 Klien
kurang
Mengajarkan mengontrol
- Klien tampak bisa
halusinasi dengan cara
menyebutkan 8
kedua :dengan obat (8 benar
langkah minum
: klien, obat, dosis, waktu,
obat dengan benar
cara, informasi, respon, dan
- Klien tampak
dokumentasi)
memperhatikan
1. Menjelaskan cara
penjelasan cara
mengontrol halusinasi
minum obat
dengan 8 ( delapan )
dengan 8 langkah
benar minum obat
benar obat
2. Memberikan contoh
cara 8 ( delapan ) benar
A : Halusinasi SP 2
minum obat
Tercapai
3. Memberikan
kesempatan klien
P:
mempraktekkan cara 8
Perawat
( delapan ) benar
- Evaluasi SP 1 dan
minum obat
SP 2 ( Latih klien
4. Mengevaluasi klien
mengontrol
mengenai cara
halusinasi dengan
mengontrol halusinasi menghardik dan 8
dengan 8 ( delapan ) benar minum obat)
benar minum obat - Lanjutan SP 3 (
Latih klien cara
RTL : mengontrol
4. Ajarkan cara halusinasi dengan
mengontrol halusinasi bercakap-cakap )
dengan cara bercakap- Pasien
cakap. - Anjurkan pasien
5. Masukkan ke jadwal untuk melakukan
kegiatan harian. Latihan
mengontrol
halusinasi dengan
cara menghardik
- Anjurkan pasien
melakukan
Latihan mandiri
mengontrolm
halusinasi dengan
cara minum obat
dengan 8 prinsip
benar obat.
Kamis, 2 Gangguan DS : S:
Juni Persepsi 1. Klien mengatakan sudah - Klien mengatakan
2022 Sensori : jarang melihat masih ingat dan
Fitria
Halusinasi bayangan-bayangan. bisa
Penglihatan 2. Klien mengatakan mempraktikkan
SP 3 sudah mempraktikkan cara mengontrol
cara mengontrol halusinasi dengan
halusinasi dengan menghardik dan 8
menghardik dan 8 benar minum obat
benar minum obat. - Klien mengatakan
3. Klien mengatakan sudah paham cara
jarang berkomunikasi mengontrol
dengan klien lain. halusinasi dengan
bercakap-cakap.
DO :
1. Klien tidak tampak O :
pucat tetapi ketika - Klien mampu
diminta untuk mengikuti menjelaskan cara
kegiatan di RSJ terlihat mengontrol
tidak bersemangat halusinasi dengan
namun tetap mau menghardik dan 8
melakukan kegiatan di benar minum obat
RSJ. - Klien mampu
2. Klien terlihat sering menjelaskan dan
terdiam ditempat tidur mempraktikkan
3. Kontak mata klien cara mengontrol
kurang halusinasi dengan
4. TD : 92/65 mmHg bercakap-cakap.
5. Suhu : 36,8 ˚C
6. Nadi : 94 A : Halusinasi SP 3
Tercapai
Diagnosa : Gangguan
Persepsi Sensori : P:
Halusinasi Penglihatan Perawat
Tindakan : - Evaluasi SP 1, 2
dan 3 ( Latih klien
Mengevalusai SP 1 dan 2 (
mengontrol
Latih klien mengontrol
halusinasi dengan
halusinasi dengan
menghardik, 8
menghardik dan 8 benar
benar minum obat,
minum obat ) dan bercakap-
SP 3 Klien cakap)
Mengajarkan mengontrol - Lanjutan SP 4 (
halusinasi dengan cara Latih klien cara
ketiga :bercakap-cakap mengontrol
1. Menjelaskan cara halusinasi dengan
mengontrol halusinasi melakukan
dengan bercakap-cakap aktivitas )
2. Memberikan contoh cara
Pasien
bercakap-cakap
- Anjurkan pasien
3. Memberikan kesempatan
untuk melakukan
klien mempraktekkan
Latihan secara
cara bercakap-cakap
mandiri
4. Mengevaluasi klien
mengontrol
mengenai cara
halusinasi dengan
mengontrol halusinasi
menghardik dan 8
dengan bercakap-cakap
benar minum obat
- Anjurkan pasien
RTL :
untuk melakukan
3. Ajarkan cara mengontrol
Latihan secara
halusinasi dengan cara
mandiri cara
melakukan akrivitas.
mengontrol
4. Masukkan ke jadwal
halusinasi dengan
kegiatan harian.
bercakap-cakap.
Jumat, 3 Gangguan DS : S:
Juni Persepsi 1. Klien mengatakan sudah - Klien mengatakan
2022 Sensori : jarang melihat bayang- masih ingat dan
Fitria
Halusinasi bayang lagi bisa
Penglihatan 2. Klien mengatakan sudah mempraktikkan
SP 4 melakukan cara cara mengontrol
mengontrol halusinasi halusinasi dengan
dengan menghardik, 8 menghardik dan 8
benar minum obat, dan benar minum obat
bercakap-cakap - Klien mengatakan
3. Klien mengatakan ingin sudah paham cara
segera pulang. mengontrol
halusinasi dengan
DO : melakukan
1. Klien terlihat banyak aktivitas
tiduran di kasur - Klien mengatakan
2. TD : 98/64 mmHg akan melakukan
3. Suhu : 36,4 ˚C aktivitas
4. Nadi : 91 merapihkan
tempat tidur,
Diagnosa : Gangguan mencuci gelas dan
Persepsi Sensori : mengikuti
Halusinasi Penglihatan dan kegiatan di rehab.
pendengaran
O:
Tindakan : - Klien mampu
menjelaskan cara
Mengevalusai SP 1, 2 dan 3(
mengontrol
Latih klien mengontrol
halusinasi dengan
halusinasi dengan
menghardik, 8
menghardik, 8 benar minum
benar minum obat,
obat, dan bercakap-cakap )
dan bercakap-
cakap.
SP 4 Klien
- Klien mampu
Membantu klien mengenal
menjelaskan dan
halusinasi, menjelaskan
mempraktikkan
cara-cara mengontrol
cara mengontrol
hausinasi, mengajarkan halusinasi dengan
mengontrol halusinasi melakukan
dengan cara keempat: aktivitas.
melakukan kegiatan harian
(mulai 2 kegiatan) A : Halusinasi SP 4
1. Menjelaskan cara Tercapai
mengontrol halusinasi
dengan melakukan P :
kegiatan di rumah seperti Perawat
membereskan kamar, - Evaluasi SP 1,2,3
merapihkan tempat tidur dan 4 ( Latih klien
serta mencuci baju. mengontrol
2. Memberikan contoh cara halusinasi dengan
melakukan kegiatan di menghardik, 8
rumah seperti benar minum obat,
membereskan kamar, bercakap-cakap,
merapihkan tempat tidur dan melakukan
serta mencuci baju. aktivitas).
3. Memberikan kesempatan
Pasien
klien mempraktekkan
- Anjurkan pasien
cara melakukan kegiatan
untuk melakukan
di rumah seperti
Latihan secara
membereskan kamar,
mandiri
merapihkan tempat tidur
mengontrol
serta mencuci baju.
halusinasi dengan
4. Mengevaluasi klien
menghardik dan 8
mengenai cara
benar minum obat
mengontrol halusinasi
- Anjurkan pasien
dengan melakukan
untuk melakukan
kegiatan di rumah seperti
Latihan secara
membereskan kamar,
merapihkan tempat tidur mandiri cara
serta mencuci baju. mengontrol
5. Memberi pujian untuk halusinasi dengan
setiap kemajuan interaksi bercakap-cakap.
yang telah dilakukan - Anjurkan pasien
oleh klien. untuk melakukan
6. Menyiapkan Latihan secara
mendengarkan ekspresi mandari
perasaan klien setelah mengontrol
melakukan tindakan halusinasi dengan
keperawatan untuk cara beraktivitas
mengontrol halusinasi. Anjurkan pasien
Mungkin klien akan untuk mematuhi
mengungkapkan kegiatan harian yang
keberhasilan atau telah disepakati
kegagalannya.
7. Memberi dorongan terus
menerus agar klien tetap
semangat meningkatkan
latihannya.

RTL :
1. Anjurkan klien
melakukan cara
mengontrol halusinasi
secara mandiri
Sabtu, 4 Risiko DS : S:
Juni Perilaku 1. Klien mengatakan - Klien mengatakan
2022 Kekerasan / mudah marah dan Paham bagaimana
Fitria
SP 1 tersinggung jika diajak cara
berkomunikasi melakukannya dan
2. Pasien mengatakan akan
mudah tersinggung jika mempraktikan saat
diberi pertanyaan merasa akan
mengenai hubungan marah.
dengan keluarga dan - Pasien tampak
suaminya mempraktekkan
Latihan nafas
DO : dalam dan pukul
1. Pandangan Klien terlihat bantal
tajam O:
2. TD : 93/60 mmHg - Klien mampu
3. Suhu : 36,5 ˚C mempraktikkan
4. Nadi : 80 cara Teknik nafas
dalam dan juga
Diagnosa : RIsiko Perilaku pukul bantal
Kekerasan - Pasien kooperatif

Tindakan : A : Risiko perilaku


SP 1 Pasien kekerasan SP 1
1. Identifikasi penyebab Tercapai
perilaku kekerasan.
2. Identifikasi tanda dan P :
gejala perilaku Perawat
kekerasan. - Evaluasi dan
3. Identifikasi perilaku validasi SP 1
kekerasan yang - Lanjutkan SP 2 (
dilakukan. Latih perilaku
4. Identifikasi akibat kekerasan dengan
perilaku kekerasan cara patuh minum
5. Sebutkan cara obat)
mengontrol perilaku
kekerasan.
Pasien
6. Latih mencegah perilaku
- Anjurkan pasien
kekerasan dengan cara
untuk melakukan
fisik (latihan napas dala
secara mandiri SP
dan pukul bantal).
1 tarik nafas dalam
7. Masukkan cara
dan pukul bantal
mencegah perilaku
- Anjurkan pasien
kekerasan cara fisik
untuk selalu
dalam kegiatan harian
memasukan
kedalam jadwal
RTL :
harian
1. Validasi SP 1
2. Anjurkan klien
melakukan cara
mencegah perilaku
kekerasan dengan cara
fisik( Latihan nafas
dalam dan pukul bantal)
secara mandiri.
Senin,6 Risiko DS : S:
Juni Perilaku 1. Klien mengatakan sudah 1. Pasien mengatakan
2022 Kekerasan / mempraktikan secara sudah paham
SP 2 mandiri latihan bagaimana cara
Fitria
mencegah risiko perilaku mencegah perilaku
kekerasan ( nafas dalam kekerasan dengan
dan pukul bantal ) patuh minum obat
2. Klien mengatakan sudah 2. Pasien sudah tidak
tidak terlalu teringgung tersinggung saat
jika ditanya-tanya ditanya mengenai
masalah dengan keluarga cerita
nya kehidupannya.
DO : O:
1. Klien terlihat banyak 1. Klien sudah
tiduran di kasur mampu Latihan
2. TD : 106/75 cara mencegah
3. Suhu : 36,6 ˚C perilaku kekerasan
4. Nadi : 99 dengan cara patuh
minum obat
2. Pasien tampak
Diagnosa : Risiko Perilaku paham
Kekerasan 3. Pasien dapat
mengulangi cara
Tindakan : patuh minum obat
SP 2 Pasien 4. Pasien mampu
1. Evaluasi kegiatan menyebutkan 6
mencegah perilaku benar minum obat
kekerasan dengan cara 5. Pasien mau
fisik ( SP 1 ) serta beri minum obat
pujian. dengan rutin
2. Latih mencegah 6. Klien kooperatif
perilaku kekerasan
dengan patuh minum A : Risiko Perilaku
obat. Kekerasan Teratasi
3. Masukkan mencegah SP 2 Tercapai
perilaku kekerasan
dengan cara patuh P :
minum obat. Perawat
1. Evaluasi SP 1
RTL : dan SP 2
1. Mengevaluasi SP1 2. Lanjutkan SP 3 :
2. Validasi SP 2 ( latih Latih cara
perilaku kekerasan mencegah
dengan minum obat perilaku
secara teratur) kekerasan dengan
3. Mengajurkan Pasien cara verbal/social
untuk melatih secara ( 3 macam)
mandiri SP 1 dan SP 2 Pasien
1. Anjurkan pasien
untuk melakukan
latihan mandiri
SP 1 ( tarik nafas
dalam) dan SP 2 (
minum obat
dengan benar)
2. Anjurkan pasien
untuk selalu
mematuhi
kegiatan harian
yang telah
disepakati.
Risiko DS : S:
Perilaku 1. Klien mengatakan sudah 1. Pasien
Kekerasan / faham mengenai 8 tepat mengatakan sudah
Fitria
SP 3 minum obat. paham bagaimana
2. Klien mengatakan sudah cara mencegah
mengetahui jika tidak perilaku
minum obat akan kekerasan dengan
menyebabkan emosi belajar
tanpa sebab. mengontrol diri
DO : dan bersosialisasi
1. Klien terlihat masih dengan teman.
terlihat tidak O :
bersemangat. 1. Klien sudah
Diagnosa : Risiko Perilaku mampu Latihan
Kekerasan cara mencegah
perilaku
Tindakan : kekerasan dengan
SP 3 Pasien cara verbal/social
1. Evaluasi kegiatan ( 3 macam)
mencegah perilaku 2. Pasien tampak
kekerasan dengan cara paham
fisik (latihan napas 3. Klien kooperatif
dalam dan pukul bantal)
dan patuh minum obat A : Risiko Perilaku
(SP 1dan SP 2) dan beri Kekerasan Teratasi
pujian. SP 3 Tercapai
4. Latih pasien mencegah
perilku dengan cara P :
verbal/sosial (3 macam). Perawat
5. Masukkan cara 1. Evaluasi SP 1, SP
mencegah perilaku 2 dan SP 3
kekerasan cara 2. Lanjutkan SP 4 :
verbal/sosial dalam Latih cara
jadwal kegiatan harian. mencegah
RTL : perilaku
1. Mengevaluasi SP2 kekerasan dengan
2. Validasi SP 3 ( latih cara spiritual atau
perilaku kekerasan ibadah.
dengan cara verbal/social Pasien
3 macam) 1. Anjurkan pasien
3. Mengajurkan Pasien untuk melakukan
untuk melatih secara latihan mandiri
mandiri SP 1, SP 2, dan SP 1 ( tarik nafas
SP 3. dalam) dan SP 2 (
minum obat
dengan benar)
dan SP 3 (cara
verbal/social 3
macam)
2. Anjurkan pasien
untuk selalu
mematuhi
kegiatan harian
yang telah
disepakati.
Selasa, 7 Risiko DS : S:
Juni Perilaku 1. Klien mengatakan sudah - Klien mengatakan
2022 Kekerasan / faham mengenai cara akan mengontrol
Fitria
SP 4 mencegah perilaku emosinya dengan
kekerasan dengan beribadah. Jika
belajar mengontrol diri klien merasa ingin
dan bersosialisasi marah dan emosi,
dengan teman. dia akan
DO : mengucapkan
1. Klien terlihat sudah dzikir.
tidak cemas serta lebih - Klien merasa
tenang. sekarang sudah
bisa mengontrol
Diagnosa : Risiko Perilaku marahnya.
Kekerasan O:
1. Klien sudah
Tindakan : mampu Latihan
SP 4 Pasien : cara mencegah
1. Evaluasi kegiatan perilaku
mencegah perilaku kekerasan dengan
kekerasan dengan cara spiritual dan
fisik, patuh minum obat beribadah.
dan verbal/sosial (SP 1, 2. Pasien tampak
SP 2, dan SP 3) serta paham
beri pujian. 3. Klien kooperatif
2. Latih mencegah
perilaku kekerasan A : Risiko Perilaku
dengan cara Kekerasan Teratasi
spiritual/ibadah. SP 4 Tercapai

3. Masukkan mencegah
P:
perilaku kekerasan
Perawat
dengan cara spiritual ke
1. Evaluasi SP 1, SP
jadwal kegiatan harian.
2 , SP 3 dan SP 4
2. Lanjutkan SP 4 :
RTL :
Latih cara
1. Mengevaluasi SP3
mencegah
2. Validasi SP 4 ( latih
perilaku
perilaku kekerasan
kekerasan dengan
dengan spiritual)
cara spiritual atau
3. Mengajurkan Pasien
ibadah.
untuk melatih secara
Pasien
mandiri SP 1, SP 2, SP 3
1. Anjurkan pasien
dan SP 4.
untuk melakukan
latihan mandiri
SP 1 ( tarik nafas
dalam) dan SP 2 (
minum obat
dengan benar)
dan SP 3 (cara
verbal/social 3
macam), SP 4
(Latih perilaku
kekerasan dengan
spiritual)
2. Anjurkan pasien
untuk selalu
mematuhi
kegiatan harian
yang telah
disepakati.

Anda mungkin juga menyukai