Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

S
DENGAN GANGGUAN HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG 12 MADRIM
RSJD DR AMINO GONDHOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun oleh:
1. Ahmad Munawar S. (1908002)
2. Desi Lestari (1908020)
3. Dwi Novita Sari (1908026)
4. Eka Putri Agesti (1908029)
5. Fitria Agustina (1908039)

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn. SDENGAN MASALAH UTAMA :
HALUSINASI DIRUANG 12 MADRIM DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO
PROVINSI JAWA TENGAH

A. Identitas pasien
Nama : Tn. S
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Khatolik
Pendidikan : SMP
Tangal Pengkajian : 01 November 2019
Tangal Dirawat : 24 Oktober 2019
Ruang Rawat : 12 Madrim
No. Cm : 00043230
Dx.Medis : Skizofrenia tak terinci
Alamat : banyumanik
Penaggung Jawab
Nama : Tn. F
Alamat : Banyumanik
Pekerjaan : Swasta
Hubungan : Ayah

B. Alasan masuk
Kuranng lebih 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien teriak-teriak mengamuk, banting
lemari-lemari, kipas angin, ngomong kasar, ngomong sendiri, ketawa sendiri, kluyuran,
tidur cukup, makan banyak, mandi lebih 2x karena panas, suka menghabiskan uang,
tidak dikasih marah-marah.

C. Faktor Predisposisi
1. Pasien pernah menggalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
Pasien mengatakan Sudah di rawat inap 2 kali pada bulan agustus 2019 lalu dirawat
kembali dengan permasalahan yang sama yaitu mengamuk ketika tidak dituruti
kemauannya dan suka berbicara sendiri dan ketawa sendiri.
2. Pengobatan Sebelumnya : keluarga pasien mengatakan terakhir minum obat pada
bulan September lalu, kemudian pasien sudah tidak mau minum obatnya dan selalu
marah kalau tidak diberi uang.
3. Trauma: Pasien mengatakan tidak ada trauma dalam dirinya
4. Adakah anggota kelurga yang gaguan jiwa: Pasien mengatakan tidak ada anggota
kelurga yang mengalami gaguan jiwa
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan: pasien mengatakan kalau dia tidak
mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan
MK : berduka disfungsional

D. Aspek Fisik/Biologis
Pemeriksaan Head to toe:
1. Kepala
Bersih, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, rambut lurus pendek, bentuk
mesocephal
2. Mata
Konjungtiva anemis, sckelera tidak ikterik
3. Hidung
Simetris, tidak ada polip, tidak ada gangguan fungsi penciuman
4. Telinga
Tidak ada nyeri tekan pada tulang mastoid, tidak ada serume, tidak ada gangguan
fungsi pendengaran (tuli)
5. Mulut
Bibir lembab, tidak ada pembengkakan gusi, tidak ada stomatitis
6. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening
7. Dada/ Thorak
a) Pemeriksaan paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada otot bantu
pernafasan
Palpasi : pengembangan paru kanan dan kiri sama, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
b) Pemeriksaan jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi : terdengar bunyi jantung I dan II tetapi tidak ada bunyi tambahan
jantung
8. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : tidak ada jejas
Palpasi : tidak ada nyeri tekan di ke empat kwadran
Perkusi : tympani
Auskultasi :-
9. Pemeriksaan ektremitas/musculoskeletal
Ekstremitas atas tidak ada yang luka atau edema, rentang gerak tidak mengalami
gangguan
Ekstremitas bawah tidak ada yang luka atau edema, rentang gerak tidak mengalami
gangguan
10. Pemeriksaan kulit atau integument
a) Integument
Inspeksi : warna kulit sawo matang, tidak ada lesi atau jejas.
Palpasi : turgor kulit elastis, teraba hangat
b) Pemeriksaan rambut
Inspeksi : warna rambut hitam, lurus pendek
Palpasi : tidak berminyak
c) Pemeriksaan kuku
Inspeksi : tidak sianosis
Palpasi : CPR < 3 detik
Masalah keperawatan : tidak ada keluhan fisik
a. Tanda Vital :
TD: 120/80 mmHg
N: 88 x/menit
S: 36,5 oC
P: 20 x/menit
b. Ukuran: BB : 101 kg, TB: 160 cm
c. Keluhan Fisik : Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik
E. Aspek Psikologis
1. Genogram

Keterangan :
: Laki - laki
: Perempuan
: pasien
: Tinggal dalam satu rumah
Pasien tinggal satu rumah dengan orang tuanya dan kakaknya. Hubungan dengan
keluarga sedikit bermasalah, pasien mengalami kesulitan untuk terbuka tentang
masalahnya kepada keluarganya.
a. Pola komunikasi: orang yang terdekat sekarang adalah ibunya, namun tidak
selalu menceritakan masalahnya kepada orang terdekat.
b. Pengambilan keputusan : didalam keluarga pengambilan keputusan adalah
keluarga.
MK : Koping Keluarga tidak efektif (Kompromi)
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya bersyukur dengan kondisi
yang dimiliki,bentuk tubuh pasien tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
pendek,rambut hitam dan beruban, kulit bersih dan pasien bersyukur tidak ada
satupun dari tubuhnya yang mengalami kehilangan dan penurunan fungsi, pasien
berharap pasien tetap sehat.
b. Identitas diri
Pasien adalah seorang laki-laki berusia 31 Tahun,Pendidikan terakhir SMP. Pasien
merupakan anak terakhir atau ke 3 dari 2 bersaudara, klien belum menikah dan
masih tinggal bersama orang tua dan kakaknya
c. Peran
Pasien mengatakan bahwa dirinya belum bekerja, yang memenuhi kebutuhan
pasien sehari-hari yaitu orangtuanya.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin sembuh dari sakit yang diderita saat ini, Pasien tampak
yakin dengan keinginanya,ingin cepat sembuh karena ingin berkumpul dengan
keluarganya dan pasien mengatakan berkeinginan untuk mempunyai pekerjaan
dan mempunyai uang sendiri.
e. Harga diri
Pasien mengatakan merasa malu karena masih meminta uang dari orangtuanya.
MK : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berati
Pasien mengatakan orang yang berati dalam hidupnya adalah orangtuanya, karena
merekalah yang memenuhi kebutuhan dan memotivasi pasien.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Pasien mengatakan selama dirumah pasien selalau dirumah, dan suka menyendiri
dikamar, jarang berbicara dengan orang lain kecuali kalau perlu. Tn. S lebih suka
berbicara dengan suara suara yang di anggapnya teman.
c. Hambatan hubungan dengan orang lain
Pasien sering di ejek sama tetangganya dan pasien cenderung diam dengan orang
yang baru dikenalnya, maka dari itu pasien tidak mau keluar rumah karena sering
diejek oleh tetangganya.
MK : Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien beragama Khatolik, tetapi klien jarang ke gereja dikarenakan takut jika di
anggap aneh oleh orang lain.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sebelum sakit selalu pergi ke gereja setiap minggu untuk
beribadah tetapi setelah sakit klien jarang ke gereja setiap minggu karena tidak
boleh keluar.
MK : Distress Spiritual

F. Status Mental
1. Penampilan
Pasien mengatakan mandi hanya 2 x sehari. Pakaian yang digunakan pakaiannya
sendiri, mandi 2x sehari, rambut terlihat rapi.
2. Pembicaraan
Lancar, terkadang diam, Saat diajak bicara kontak mata kurang, menjawab dengan
cepat tetapi tidak sesuai dengan pertanyaan, mampu memulai pembicaraan.
MK : kerusakan komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik
Pasien tampak lesu, aktivitsa harus dimotivasai
MK : Defisit Aktifitas
4. Alam perasaan
Klien mengatakan sedih dan khawatir karena pasien ingin pulang tetapi tidak pulang
– pulang karena sudah merasa sehat dan sudah tidak perlu dirawat lagi.
MK : Ketidakberdayaan
5. Afek
Pasien berespon tumpul jika diajak ngobrol. Dan tampak berbicara sendiri
MK : Kerusakan Komunikasi Sosial
6. Interaksi selama wawancara
Saat dilakukan wawancara klien sedikit kooperatif, bicara nglantur, kontak mata
kurang.
MK : Kerusakan Interaksi Sosial
7. Persepsi
Pasien mengatakan sering mendengar suara-suara bisikan seperti ada yang mengajak
mengobrol, setiao pasien sedang sendiri terutama pada malam hari. Frekuensi sering,
terakhir mendengan suara-suara kemarin sore, saaat mengalami halusinasi pasien
merespon halusinasi tersebut dengan cara berbicara sendiri dan mondarmandir seperti
kebingungan.
Masalah keperawatan: gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
8. Proses pikir
Sirkumstansial, berbelit – belit tetapi sampai pada tujuan pembicaraan, yaitu
misalnya ketika ditanya bagaiman perasaan saudara saat ini? Tn. S menjawab “ya
begini, disini saya pengen bebas dan kondisi saya sudah sehat”
Masalah keperawatan :perubahan proses pikir
9. Isi pikir
Obsesi, pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha menghilangkannya,
tetapi klien belum mampu berpikir dengan jernih karena pikirannya dipenuhi dengan
bisikan yang menyuruhnya ke jepang dan bertemu dengan teman khayalannya.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir
10. Tingkat kesadaran
Pasien sadar penuh, klien mampu mengorientasikan orang, waktu dan tempat dengan
baik.
11. Memori
Klien mampu mengingat memori jangka panjang dengan baik seperti setiap natal
sering kerumah budenya untuk mengikuti acara natalan bersama keluarga. Klien
mengingat memori jangka pendek dengan baik seperti mendengar suara yang
mengajak ngobrol dan menyuruhnya ke jepang, dan mengingat memori saat ini klien
mampu mengingat orang yang diajak ngobrol dengan perawatnya.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berkonstrasi dengan baik yang ditujukan ketika Tn. S ditanya 2 + 2 x 5
dan klien dapat menjawab dengan benar 20.
13. Kemampuan penilaian
Klien mampu mengingat kejadian masa lalu seperti teman waktu sekolah SD. Dan
klien mampu mengingat jangka pendek seperti tadi makan apa
14. Daya tilik diri
Klien megingkari penyakit yang di deritanya, yaitu dia mersa sudah sehat jasmani
dan rohanidengan kondisi sekarang ini.( pasien masih mengalami halusinasi
pendengaran dan isolasi sosial)

G. Kebutuhan persiapan pulang


1. Makan
Pasien makan sesuai dengan menu yang disediakan RSJ, nafsu makan pasien cukup,.
makan 3 kali sehari 1.
2. BAB/ BAK
Pasien BAB normal dan BAK intensitas normal 5-7x sehari. Pasien biasanya mampu
membersihkan diri maupun kamar mandi setelah BAB atau BAK
3. Mandi
Pasien mandi untuk menjaga kebersihan tubuhnya 2 x sehari dan tidak harus disuruh.
4. Berpakaian / Berhias
Pasien mampu berpakaian dengan baik, mengenakan pakaian sesuai dengan yang
ditentukan.
5. Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan bisa tidur ketika malam hari dan baru bangun pagi. Ketika sore
hari pasien tidur siang.
6. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan setelah pulang dari rumah sakit akan selalu control dan minum
obat secara teratur agar penyakitnya tidak kambuh lagi. Sistem pendukungnya adalah
keluarga yang selalu memperhatikan saat kapan dia harus control dan minum obat.
7. Kegiatan di luar ruangan
Tidak ada kegiatan diluar ruangan, setelah makan pasien hanya berbaring di kamar.

H. Mekanisme Koping
Klien mengatakan ketika dirinya memiliki masalah selalu diam dan tidak mau cerita.
(maladaptif)
,Masalah keperawatan : isolasi social

I. Masalah Psikososial dan Lingkungan


- Masalah dengan dukungan kelompok pasien mengatakan keluarga selalu
memberikan dukungan ke pasien, tidak ada masalah didalam kelompok lingkungan.

J. Pengetahuan
Klien kurang begitu mengerti tentang koping mekanisme yang baik, sistem pendukung,
penyakit fisik dan obat-obatan.
MK : Kurang pengetahuan tentang koping dan kesehatan jiwa
K. Aspek Medik
1. Diagnosa medik : Skizofrenia tak terinci
2. Hasil Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL UNIT NILAI
NORMAL
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Lekosit 9.26 103/Ul 4.80 – 10.80
Eritrosit 5.19 10^6/uL 4.20 – 5.40
Hemoglobin 14.0 g/dL 14.0 – 18.0
Hematokrit 41.7 % 42.0 – 52.0
MCV 80.3 fL 79.0 – 99.0
MCH 27.0 Pg 27.0 – 31.0
Trombosit 257 103/uL 150 – 450
MPV 10.0 fL 7.2 – 11.1
PDW 11.0 fL 9.0 – 13.0
PCT 0.260 % 0.108 – 0.282
Hitung jenis
Neutrofil 68.9 % 50 – 70
Limfosit 22.8 % 25 – 40
Monosit 6.9 % 2.0 – 8.0
Eosinofil 1.3 % 2.0 – 4.0
Basofil 0.1 % 0.0 - 1.0
Kimia klinik
Fungsi hati
SGOT 36.2 u/L 0 - 37
ALT(SGPT) 25.7 u/L 0- 14
Fungsi ginjal
Ureum 26.3 mg/dL 10.0 - 50.0
Kreatinin 1.39 mg/dL 0.90 - 1.30
Elektrolit
Kalium 3.85 mmol/L 3.5 – 5.0
Natrium 147.5 mmol/L 135 - 145
Klorida 110.6 mmol/L 98 – 108
GDS 120 mg/dL 80 - 120

3. Terapi medik :
 clorpromazin 2x50 gr
 Trihexyphenidyl 2x2mg
 Risperidon 2x2 mg
 Inj. Zyprexa 1 amp

1 ANALISA DATA
No Data Masalah TTD
1 Ds : Perubahan TIM
- Pasien mengatakan sering mendengar suara-suara bisikan persepsi
seperti ada yang mengajak mengobrol, setiao pasien sensori:
sedang sendiri terutama pada malam hari. Frekuensi Halusinasi
sering, terakhir mendengan suara-suara kemarin sore, Pendengaran
saaat mengalami halusinasi pasien merespon halusinasi
tersebut dengan cara berbicara sendiri dan mondar-mandir
seperti kebingungan.
Do :
- Pasien tampak kebingungan dan berbicara sendiri
2 Ds : Resiko TIM
- Keluarga pasien mengatakan pasien teriak-teriak mengamuk, mencederai diri:
banting lemari-lemari, kipas angin, ngomong kasar, ngomong orang lain dan
sendiri, ketawa sendiri, kluyuran, tidur cukup, makan banyak, lingkungan
mandi lebih 2x karena panas, suka menghabiskan uang, tidak
dikasih marah-marah.
Do :
- Pasien tampak bicara dengan nada tinggi
- Pasien tampak marah-marah
3 Ds : Isolasi sosial TIM
- Pasien mengatakan sering di ejek sama tetangganya dan
pasien cenderung diam dengan orang yang baru
dikenalnya,
Do:
- Pasien cenderung sendirian

2 DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Perubahan persepsi perceptual (pendengaran), Halusinasi
2. Resiko mencederai diri: orang lain dan lingkungan
3. Isolasi sosial : Menarik diri

3 PATWAYS

Resiko mencederai diri: orang lain dan lingkungan

Perubahan sensori perseptual: halusinasi pendengaran

` Isolasi sosial: Menarik diri

4 DIAGNOSA
1. Resiko mencederai diri: orang lain dan lingkungan
2. Perubahan persepsi sensori Halusinasi pendengaran
3. Isolasi sosial : Menarik diri

RENCANA DAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Nama Klien : Tn. S Nama Mahasiswa :
Ruang : 12 Madrim NIM :
No RM : 00043230

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Perencanaan Intervensi Rasional Ttd


Keperawat
an
1 Halusinasi TUM : klien tidak Bina hubungan saling Hubungan saling Tim
Pendengar minciderai diri sendiri, percaya menggunakan percaya
an orang lain, dan prinsip teraupetik : memungkinkan
lingkungan. - Sapa klien dengan terbuka pada
perawat sebagai
TUK 1 : klien dapat
ramah baik verbal dasar untuk
membina hubungan saling intervensi
percaya dasar untuk maupun non verbal. berikutnya
kelancaran hubungan
- Perkenalkan diri
interaksi selanjutnya.
KH:
- Ekspresi wajah dengan sopan.
bersahabat Tanyakan nama
- Menunjukan rasa lengkap klien dan
senang nama panggilan yang
- Ada kontak mata disukai.
- Mau berjabat tangan - Jelaskan tujuan
- Mau menjawab salam pertemuan.
- Klien mau duduk - Jujur dan menepati
berdampingan dengan janji.
perawat dan mau - Tunjukkan sikap
mengutarakan masalah empati dan menerima
yang dihadapi klien apa adanya.
- Berikan perhatian
kepada klien dan
perhatian kebutuhan
dasar klien
TUK 2 : klien dapat - Adanya kontak sering Agar klien mampu tim
mengenal halusinasinya. dan singkat secara mengenali kata,
KH: bertahap. mengetahui tingkat
- Klien dapat - Observasi tingkah akan stimulus
menyebutkan waktu, laku klien terkait respon stressor
isi, frekuensi, dengan halusinasinya : pada klien,
timbulnya halusinasi. bicara dan tertawa membantu
- klien dapat tanpa stimulus mengenali masalah
mengungkapkan memandang kanan halusinasi pada
perasaan terhadap kiri seolah-olah ada klien.
halusinasinya teman bicara.
- Bantu klien mengenal
halusinasi
 Tanya apakah ada
suara yang terdengar
 Apa yang dikatakan
halusinasinya
 Katakan perawat
percaya klien
mendengar suara itu,
namun perawat sendiri
tidak mendengar
 Katakan bahwa klien
lain juga ada yang
seperti itu
 Katakan bahwa
perawat akan
membantu klien.
TUK 3 : klien dapat Klien mampu Mengetahui tim
mengontrol halusinasinya. mengontrol halusinasi: perkembangan
KH: - Identifikasi bersama klien dalam
- Klien dapat klien tindakan yang mengenali
dilakukan jika terjadi halusinasi,
menyebutkan tindakan
halusinasi (tidur, menumbuhkemban
yang bisa dilakukan marah, menyibukkan gkan motivasi
diri). pada klien,
untuk mengendalikan
- Diskusi manfaat cara memberikan
halusinasinya. yang dugunakan klien. respon motivasi
- Diskusi cara baru pada klien,
- Klien dapat
untuk memutuskan/ membantu klien
menyebutkan tindakan mengontrol timbulnya dalam mengontrol
halusinasi. halusinasi yang
yang biasa dilakukan
 Katakan “saya tidak muncul, melatih
untuk mengendalikan klien untuk
mau dengar” menghilangkan
halusinasinya.
 Menemui orang lain halusinasinya,
- Klien dapat memberikan
 Membuat jadwal kesempatan pada
menyebutkan cara
sehari-hari klien untuk
dalam mengontrol memilih
 Meminta menambah
halusinansinya.
motivasi pada
keluarga/teman/peraw
- Klien dapat memilih klien, dan
at untuk menyapa jika membantu klien
cara mengatasi
dalam
klien bicara sendiri
halusinasi seperti yang meningkatkan
kemampuan.
telah di diskusikan - Bantu klien memilih
dengan klien. dan melatih cara
memutus
- Klien dapat
halusinasinya secar
melaksanakan cara bertahap.
- Beri kesempatan
yang telah dipilih untuk
untuk melakukan cara
mengendalikan yang telah dilatih.
- Evaluasi hasilnya dan
halusinasinya.
beri pujian jika
- Klien dapat mengikuti berhasil.
- Anjurkan klien
terapi aktivitas
mengikuti TAK,
kelompok. orientasi, realita,
stimulasi persepsi.

TUK 4 : klien mendapat - Anjurkan klien Agar klien dapat Tim


dukungan dari keluarga memberitahu keluarga mengontrol
dalam mengontrol jika mengalami halusinasinya dan
halusinasinya. halusinasi. memberikan
KH: - Diskusikan dengan pengetahuan atau
- Keluarga dapat membina keluarga (pada saat informasi pada
berkunjung beritahu keluarga klien.
hubungan saling percaya
keluarga cara merawat
dengan perawat klien dengan
halusinasi beri
- Keluarga dapat
kegiatan jangan
menyebutkan pengertian, biarkan sendiri).
 Diskusikan dengan
tanda dan tindakan untuk
klien dan keluarga
mengendalikan
tentang dosis,
halusinasi.
frekuensi dan manfaat
mminum obat.
 Anjurkan klien
meminta sendiri obat
pada perawat dan
merasakan manfaat.
 Anjurkan klien
berbicara dengan
dokter tentang
manfaat dan efek
samping minum obat
yang dirasakan.
 Diskusikan akibat
berhenti obat – obat
tanpa konsultasi.
 Bantu klien
menggunakan obat
dengan 6 prinsip.
TUK 5 : Klien dapat - Diskusikan dengan Memberikan Tim
manfaatkan obat dengan klien dan keluarga informasi pada
baik tentang dosis, keluarga klien
KH : frekuensi dan manfaat tentang obat,
- Klien dan keluarga mminum obat. membantu klien
- Anjurkan klien dalam kemandirian
dapat menyebutkan
meminta sendiri obat mengambil obat,
manfaat/dosis dan efek pada perawat dan membantu klien
merasakan manfaat. dalam keberanian
samping obat
- Anjurkan klien mengutarakan apa
- Klien dapat berbicara dengan yang ingin
dokter tentang diketahui,
mendemonstrasikan
manfaat dan efek memberikan
penggunaan obat samping minum obat informasi kepada
yang dirasakan. keluarga tentang
- Klien dapat
- Diskusikan akibat pengobatan,
menginformasikan berhenti konsumsi membantu
obat tanpa konsultasi. kemandirian klien
tentang manfaat dan
- Bantu klien dalam pengobatan,
efek samping obat menggunakan obat dan memberikan
dengan 5 prinsip. informasi kepada
- Klien dapat memahami
klien.
akibat berhentinya obat
tanpa konsultasi
- Klien dapat
menyebutkan prinsip
benar penggunaan obat

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN


Nama Klien : Tn. S
Ruang : 12 Madrim
No RM : 00043230 Tanggal/jam : 1 Oktober 2019 / 11.00 WIB

IMPLEMENTASI EVALUASI
 Data : S : pasien mengatakan “ pergi pergi kamu tidak

Ds : nyata, kamu suara palsu”

- Pasien mengatakan sering mendengar O : Pasien mau melakukan cara mengontrol

suara-suara bisikan seperti ada yang halusinasi dengan menghardik.


mengajak mengobrol, setiao pasien A : halusinasi masih
sedang sendiri terutama pada malam P : motivasi pasien untuk menghardik jika
hari. Frekuensi sering, terakhir halusinasi muncul.
mendengan suara-suara kemarin sore,
saaat mengalami halusinasi pasien
merespon halusinasi tersebut dengan cara
berbicara sendiri dan mondar-mandir
seperti kebingungan.
Do :
Pasien tampak kebingungan dan berbicara
sendiri
Diagnosa Keperawatan
Hallusinasi Pendengaran
 Tindakan keperawatan
1. Membina hubungan saling percaya
kepada klien
2. Mengidentifikasi halusinasi
3. Mengajarkan pasien mengontrol
halusinasi dengan cara pertama :
menghardik
 RTL
Evaluasi SP 1
Lanjut SP 2

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN


Nama Klien : Tn. S
Ruang : 12 Madrim
No RM : 00043230 Tanggal/ jam : 2 Oktober2019/ 11.00 WIB
IMPLEMENTASI EVALUASI
 Data : S : Pasien mengatakan minum obat sehari 2x

Ds : sehabis makan pagi dan sehabis makan

- Pasien mengatakan masih mendengar sore.

suara-suara bisikan seperti ada yang O : Pasien mau minum obat

mengajak mengobrol, setiap pasien A : halusinasi masih


sedang sendiri terutama pada malam P : motivasi pasien untuk minum obat tanpa
hari. Frekuensi sering, terakhir disuruh perawat
mendengan suara-suara tadi malam
sebelum tidur, saaat mengalami
halusinasi pasien merespon halusinasi
tersebut dengan cara berbicara sendiri
dan mondar-mandir seperti kebingungan.
Do :
Pasien tampak kebingungan dan berbicara
sendiri
 Diagnosa Keperawatan
Halusinasi Pendengaran
 Tindakan keperawatan
1. Mengevaluasi cara menghardik
2. Melatih SP obat dnegan benar
3. Membimbing dan memasukan
jadwal harian
 RTL
Ulangi SP 1 dan SP 2
Lanjut SP 3

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN


Nama Klien : Tn. S
Ruang : 12 Madrim
No RM : 00043230 Tanggal/ jam : 3 Oktober 2019/ 11.00 WIB
IMPLEMENTASI EVALUASI
 Data : S : Pasien mengatakan “ mas tolong ngobrol

- Ds : Pasien mengatakan masih dengan saya, karena saya mendengar suara-

mendengar suara-suara bisikan seperti suara yang tidak jelas

ada yang mengajak mengobrol, setiao O : Pasien mampu melakukan bercakap-cakap

pasien sedang sendiri terutama pada dengan orang lain.

malam hari. Frekuensi sering, terakhir A : halusinasi masih

mendengan suara-suara tadi pagi, saaat P : motivasi pasien untuk bercakap-cakap dengan

mengalami halusinasi pasien merespon orang lain.


halusinasi tersebut dengan cara berbicara
sendiri dan mondar-mandir seperti
kebingungan.
Do :
Pasien tampak kebingungan dan berbicara
sendiri

 Diagnosa Keperawatan
Halusinasi Pendengaran
 Tindakan keperawatan
1. Melatih cara bercakap-cakap saat
halusinais muncul
2. Membimbing dan memasukan jadwal
harian
 RTL
Ulangi SP 1, SP 2 dan SP 3
Lanjutkan SP 4

Anda mungkin juga menyukai