Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.

Y
DENGAN WAHAM : KEBESARAN DI RUANG UPIP RSJ dr. AMINO
GONDHOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

Di Sususn Oleh :
Kelompok 1 (Ruang UPIP)
1. Gilang Siwi Widodo
2. Neneng Vitriyah
3. Dias Permata Riyanti
4. Akhmad Hasan
5. Fitriannisa Rizqi L.

Dosen Pembimbing : Firman Hidayat, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.J


Pembimbing Klinik : Arief Nugroho, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
2018
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. Y
DENGAN WAHAM : KEBESARAN DI RUANG UPIP RSJ dr. AMINO
GONDHOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Sdr. Y
Umur : 18 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMK
Status : Belum Menikah
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.T
Umur : 43 Tahun
Alamat : Semarang selatan – Kota Semarang
Hubungan : Ibu kandung
c. Identitas Rumah Sakit
Tanggal Masuk : 19 April 2018
Ruang : UPIP
No.RM : 00129321
Dx. Medis : Skizofrenia tipe manik

2. Alasan Masuk
Kurang lebih 2 bulan SMRS pasien mengalami perubahan perilaku setelah bergabung
disebuah komunitas. Klien merasa dirinya adalah bos yang dapat memenuhi semua
permintaan komunitasnya, bebrbicara soal bisnis besar, marah-marah dengan orang
tua, mengambil uang dari orang tua untuk memenuhi kebutuhan komunitasnya. Klien
suka memukul dinding saat keinginannya tidak dipenuhi, kurang lebih 2 hari yang
lalu menggunakan Dextromethropan (DMP) 20 buah/pil. Klien mengatakan
mengalami halulsinasi tinggi dan merasa dirinya orang kaya yang akan membeli
banyak mobil, apartement, bisnis/usaha di banyak cabang dan akan merekrut teman-
temannya untuk menjadi karyawannya.
M.K : Waham kebesaran dan gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan
3. Faktor Predisposisi
Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, tetapi klien mempunya
riwayat minum obat-obatan melebihi dosis yang dianjurkan, klien mengatakan
merokok sejak usia 12 tahun karena klien sering memungut puntung rokok pada saat
kelas 6 SD. Klien mencoba minum obat batuk “komix” sebanyak 5 buah dan
berlanjut sampai sekarang, klien juga mengkonsumsi obat Dexthromethopan, Ciu,
Tjong Yang (jenis minuman keras) dengan teman-temannya. Terakhir klien minum
obat sebanyak 20 pil 2 hari yang lalu dan klien mengalami pemberontakan, marah-
marah serta halusinasi tinggi. Klien mengatakan mulai meminum obat-obatan tersebut
karena sering melihat orang tuanya bertengkar sehingga klien tidak betah dirumah dan
memilih bergabung dengan komunitasnya yang tidak baik. Klien juga mengatakan
mengalami tindak kekerasan oleh ibunya, klien sering dipukul dan dicakar pada area
wajah. Ibu klien juga pernah dirawat di RSJD Aminogondohutomo sewaktu klien
kecil dengan keluhan marah-marah (RPK). Hubungan klien dengan ibunya memang
kurang begitu dekat, menurut klien ibunya pilih kasih kepadanya dibandingkan
dengan kakak dan adiknya yang selalu diperhatikan. Klien lebih dekat dengan
ayahnya karene menurut klien ayahnya tidak pernah memukul dan selalu berbicara
lembut.
M.K : Penyalahgunaan NAPZA / Zat Adiktif dan Resiko perilaku kekerasan
4. Faktor Presipitasi

5. Pemeriksaan Fisik
a. Survey Umum
1) Tanda – tanda vital
TD : 110/80 mmHg RR : 20 x/mnt
N : 92 x/mnt S : 36,2oC
2) Antropometri
TB : 172 cm
BB : 62 Kg
IMT : (gizi cukup)
b. Head to toe
1) Kepala : masochepal, tidak teraba adanya benjolan
2) Mata : mata simetris, sklera tidak ikterik, tidak ada gangguan
penglihatan
3) Rambut : hitam, pendek, bersih,
4) Hidung dan telinga : simetris, hidung tidak ada polip, telinga tidak ada
gangguan pendengaran
5) Kulit : kulit bersih, berwana sawo matang.
6) Abdomen : tidak ada luka parut, tidak ada bekas luka, tidak ada nyeri
tekan
7) Kuku : bersih, berwarna merah muda, CRT < 3 detik
Kondisi fisik : Klien mengatakan kondisi tubuhnya saat ini baik-baik saja dan
hanya saja mengeluh tangan dan kakinya sakit karena habis di ikat selama 2 hari
setelah masuk rumah sakit.

6. Psikososial
a. Genogram

Keterrangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal

: Klien
Penjelasan :
Klien tinggal bersama dengan orang tua dan 2 saudaranya. Klien merupaka pelajar
SMK yang belum lulus. Ibu klien pernah dirawat di RSJD waktu klien kecil,
dikarenakan suka marah-marah (RPK). Klien mengatakan pengambilan keputusan
diambil oleh ayahnya, menurut klien pola asuh yang digunakan dalam
keluarganya menganut pola asuh otoriter. Klien merasa pendapatnya tidak
digunakan dan segala sesuatu harus menurut orang tua dan tidak boleh dibantah.
b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri
Klien memandang dirinya ada bagian tubuh yang paling disukainya yaitu
tangan karena menganggap tangannya untuk bergaya saat foto itu bagus,
sedangkan bagian tubuh klien yang paling tidak disukai yaitu pipi karena
pipinya berjerawat.
2) Identitas Diri
Klien adalah seorang pelajar SMK jurusan mesin dan sudah ikut ujian praktik,
setelah ujian 2 hari kemudian klien masuk RSJD. Klien merasa sangat puas
dan bangga menjadi seorang laki-laki yang tergabung dalam komunitas
“Tukang Halu” yang terdiri dari banyak anak muda cewek dan cowok.
3) Peran Diri
Klien adalah seorang anak dari 3 bersaudara, klien jadi seorang anak yang
suka membantu orang tua dan neneknya. Klien merasa puas sebagai anak dari
keluarga yang berkecukupan sehingga apabila ada kebutuhan klien yang
belum terpenuhi klien akan meminta dan langsung dipenuhi oleh orang
tuanya. Klien juga merasa jadi kektua komunitasnya karena klien dapat
menucukupi semua kebutuhan anggotanya.
4) Ideal Diri
Klien berharap cepat keluar dari rumah sakit kemudian klien akan
menenangkan diri terlebih dahulu dirumah, menyesali perbuatan yang sudah
klien lakukan dan klien akan membuka usaha “jaket dilan” meneruskan usaha
dari bapaknya.
5) Harga Diri
Menurut keluarganya klien adalah anak yang baik, suka membantu orang tua,
pintar dan nurut. Tetapi semenjak bergabung dengan teman yang tidak baik
klien jarang pulang kerumah. Klien menyesali apa yang sudah terjadi padanya
dan klien merasa amat sangat nakal, menyusahkan orang tua dan keluarga
serta klien merasa paling buruk diantara saudaranya. Didalam komunitasnya
klien selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan teman-temannya. Apabila
klien tidak memenuhi kebutuhan teman-temannya klien merasa tidak berguna.
MK : HDR
c. Hubungan Sosial
1) Di Rumah
Klien mengatkan bahwa orang yang berarti dalam hiduonya adalah ayahnya,
karena ayahnya menjadi teladan bagi klien, ayahnya selalu menasehati dengan
baik. Klien selalu mengadu, tempat beebicara, minta bantuan atau sokongan
dari ayahnya.
2) Kegiatan di Masyarakat
Klien mengatakan sebelum sakit klien hanya dirumah, pergi sekolah, kumpul
dengan komunitasnya, terkadang pergi jalan-jalan keluar kota. Menurut klien
dia sangat berarti dalam komunitasnya dan klien sudha menganggap teman-
teman komunitasnya adalah keluarga. Pasien mengatakan tidak terlalu aktiv
dalam kegiatan kelompok di dimasyarakat.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien merasa dikekang untuk tidak bermain dengan teman-teman
komunitasnya oleh bapak dan ibu serta keluarganya. Karena komunitasnya
yang sekarang mempunyai efek negatif bagi klien dan keluarganya.
d. Spiritual
1) Nilai Keyakinan
Klien sadar bahwa minum minuman jenis narkotika adalah perbuatan disa dan
dilarang oleh agamanya. Klien menyesal telah melakukan perbuatan tersebut
dan akan memperbaikinya serta lebih mendekatkan diri kepada tuhan.
2) Kegiatan ibadah
Klien dan keluarganya selalu beribadah ke gereja pada hari Minggu pagi/sore.
Klien dan keluarga menganggap ibadah di gereja sangat wajib dikerjakan.
Selama di rumah sakit klien ijin ke gereja pada pagi hari minggu dengan
keluarganya.

7. Status Mental
a. Penampilan
Klien berpenampilan cukup rapih memakai pakaian dari rumah sakit. Rambjut
klien panjang dan disemir pirang. Klien meminta cukur apabila sudah pulang ke
rumah. Klien memakai kaos kaki dan sepatu yang dibawakan oleh ibunya.
Penggunaan sepatu tidak sesuai dengan waktu (saat tidur), tempat (rumah sakit),
identitas (sebagai pasien), serta tidak sesuai dengan kondisinya saat ini.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri
b. Pembicaraan
Pembicaraan klien terkadang menggunakan nada suara rendah, tetapi juga sering
berbicara dengan nada yang tinggi, apabila pembicaraannya tidak dia sukai, klien
sering berbicara tinggi kepada ibunya, karena klien merasa ibunya terlalu over
protective. Pembicaraan klien tidak meloncat-loncat dari tema yang dibicarakan
dan dapat berkomunikasi dengan lancar.
Masalah keperawatan : Risisko Perilaku Kekerasan
c. Aktivitas Motorik
Klien difiksasi karena sering teriak-teriak, marah-marah. Aktivitas sehari-hari
dibantu olwh perawat dan keluarganya. Klien terlihat lesu, tegang, agitasi, dan
kurang nyaman, tetapi sekarang sudah lebih baik.
Masalah keperawatan : Risiko Perilaku Kekerasan
d. Alam Perasaan
Klien terlihat khawatir karena sampai saat ini teman-temannya belum ada yang
mengunjunginya di rumah sakit. Klien merasa sedih apabila keluarga tidak
menjenguknya. Klien merasa tidak penting bagi teman-teman dan keluarganya
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
e. Afek
Emosi yang cepat berubah-ubah, terkadang klien berespon sesuai dengan stimukus
yang diberikan, apabila ada stimulus yang membuatnya emosi klien langsung
labil.
Masalah keperawatan : Risiko Perilaku Kekerasan
f. Interaksi selama wawancara’
Klien terlihat aktif, selalu menjawab jika ditanya, klien memperhatikan perawat
berbicara, perasaan percaya pada oranglain, klien terkadang tidak mau menatap
lawan bicaranya, tidak mudah tersinggung.
Masalah keperawatan : -
g. Persepsi
Klien sering emosiu ketika ada pendapat yang tidak sesuai dengan pikirannya.
Klien merasa menjadi “Tukang Halu” yang menjadi bos dari banyaknya usaha dan
karyawan. Ketika klien melihat gambar koran atau gambar-gambar lain klien
langsung ingin membeli barang tersebut. Penanganannya dialihkan dari gambar-
gambar tersebut.
Masalah keperawatan : Gangguan persepi sensori : Halusinasi visual
h. Proses pikir
Pembicaraan klien n ormal, proses berfikirnya tidak berbelit-belit, pembicaraanya
nyambung antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. Pembicaraannya
tidak diulang-ulang dan tidak meloncat dari topik satu ke topik yang lain.
Masalah keperawatan : -
i. Isi pikir
Klien terobsesi menjadi seorang bos yang memiliki banyak cabang usaha. Klien
memiliki keyakinan yang berlebihan terhadap kemampuan yang disampaikan
secara berulang-ulangyang tidak sesuai dengan kenyataan, atau yang disebut
waham kebesaran, padahal klien masih kelas 3 SMK dan belum pengumuman
kelulusan, tetapi sudah ingin membeli mobil mewah, apartment, rumah, hp, dll.
Masalah keperawatan : Waham Curiga
j. Tingkat kesadaran
Orientasi waktu, tempat, dan orangdapat disebutkan dengan benar dan jelas yang
ditandai dengan klien menyebutkan hari, tanggal, tahun, dan tempat saat ini
dnegan benar pada saat wawancara “nama saya sdr. Y, mba neneng. . . hari ini
hari Selasa tanggal 19 April 2018.
Masalah keperawatan : -
k. Memori
Klien dapat mengingat kejadian saat dibawa ke RS dengan diantar keluarganya.
Klien dapat mengingat kejadian waktu kelas 6 SD, SMP, dan sekarang, ditandai
dengan klien menuliskan kejadian paling diingat dari kecil sampai sekarang yaitu
mengambil puntung rokok dilapangan pada kelas 6 SD, minum komix5 buah pada
saat SMP dan menceritakan kejadian tersebut sampai sekarang di rawat di ruang
UPIP
Masalah keperawatan : -
l. Tingkat konsentrasi berhitung
Klien mampu berkonsentrasi, tidak meminta agar pertanyaan diulang, selalu dapat
menjelaskan kembali pembicaraan, dapat melakukan penambahan dan
pengurangan pada benda-benda nyata. Contohnya klien dapat menghitung
kendaraan yang ada disekitarnya
Masalah keperawatan : -
m. Kemampuan penilaian
Klien mampu menilai suatu masalah dan dapat mengambil keputusan sesuai
tingkat yang lebih baik dikerjakan pertama kali
n. Daya tilik diri
Klien mampu mengenali penyakitnya dan tidak mengingkari terhadap penyakitnya
karena klien mampu menjelaskan mengapa klien bisa seperti ini dan penyebab
mengapa klien bisa sakit jiwa seperti ini.
Masalah keperawatan : -

8. Kebutuhan Persiapan Pulang


a. Makan
Klien mampu makan dengan mandiri dengan cara yang baik seperti biasanya.
Klien makan 3x sehari pagi siang sore. Minum ± 6 gelas sehari. Klien mampu
membereskan dan menempatkan alat makan dengan benar.
b. BAB/BAK
Klien BAB 1 hari sekali, dan BAK ± 5x sehari dan mampu melakukan eliminasi
dengan baik dan benar yaitu di toilet klien, menjaga kebersihan setelah BAB dan
BAK.
c. Mandi
Klien mandi 2x sehari, menggosok gigi, menyisir rambut dan berpakaian secara
mandiri.
d. Berpakaian
Klien mengatakan ganti pakaian 1 hari sekali dengan pakaian yang disediakan
rumah sakit, klien mengambil pakaian dengan baik dan sudah sesuai dengan
aturan rumah sakit.
e. Istirahat & Tidur
Klien mengatakan tidak ada gangguan tidur, klien tidur ± 8 jam sehari, klien
merapikan tempat tidur dengan bantuan perawat.
f. Penggunaan Obat
Klien mengatakan minum obat Dozupin 25 mg per oral 1x25 mg, diberikan setiap
pukul 19.00 wib.
g. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan jika sudah pulang akan rutin kontrol sesuai dengan anjuran
dokter dan perawat.
h. Aktivitas dalam rumah
Klien mengatakan jika sudah dirumah dapat melakukan pekerjaan rumah sehari-
hari dengan mandiri.
i. Aktivitas di luar rumah
Klien keluar rumah untuk sekolah, bermain, berkumpul dengan temannya, pergi
keluar kota untuk liburan.

9. Mekanisme koping
Klien mampu berkomunikasi dengan oranglain, klien sudah mengetahui tentang
penyakitnya. Klien mengetahui cara untuk memperbaiki perilakunya yang tidak baik,
klien mampu berfikir sesuai dengan kenyataan bahwa dia masih pelajar. Klien akan
mencoba meninggalkan kebiasaan buruknya dan menyesali perbuatannya.

10. Masalah Psikologi


Masalah psikologinya klien merasa dibanding-bandingkan dengan kakak dan adiknya.
Ora ngtua klien sering bertengkar sehingga klien tidak betah dirumah. Klien sring
berkumpul dengan teman-temannya. Menurut ibunya klien salah pergaulan yang
menyebabkan klien sering keluar rumah, merokok, dan minum-minuman jenis
narkotika.

11. Pengetahuan tentang Koping


Klien sudah mengetahui penyebab dan akibat atas perbuatannya minum –minuman
jenis narkotika. Orientasi klien bagus tentang nama, orientasi waktu, orang dan tempat
dapat menyebutkan kebutuhannyan yang realistis.

12. Aspek Medis


Obat : Ability dicmelt 1x 10 mg
Heyxmer 1x 2 mg

13. Daftar Masalah Keperawatan


a. Halusinasi
b. Resiko Bunuh Diri
c. Cidera atau kematian
B. ANALISA DATA
Hari/tgl/ No. Masalah
Data Fokus
Jam Dx Keperawatan
Selasa, 1. DS : Harga diri rendah
20 maret - Pasien mengatakan jika ada masalah
2018 memilih untuk berdiam diri
10.00 - Pasien mengatakan tidak pernah
WIB berhubungan dengan orang-orang
disekitarnya karena klien pernah
berhenti kuliah saat sedang skripsi.
DO:
- Klien seringkali terlihat melamun dan
berdiam diri
2. DS : Resiko Bunuh Diri
- keluarga mengatakan awal pasien
merasa putus asa berawal dari pasien
memulai mengerjakan skripsi dan
sempat cuti selama satu semseter tetapi
pasien ditak sampai ingin bunuh diri,
dan pasien mulai melamun serta
menyendiri lagi ketika kakak pasien
akan menikah tiba-tiba pasien berubah
dan sempat menjeburkan diri kedalam
sumur.
- Pasien mengatakan merasa gagal.
DO :
- Klien terlihat tenang hanya saja sering
melamun
- Klien seringkali terlihat sedih
3. DS : Cedera / kematian
- Klien mengatakn sudah pernah sempat
untuk menjeburkan diri kedalam sumur
hanya saja masih bisa tertolong, hanya
saja mengalami luka.
DO:
- Saat diwawancara klien terlihat tenang

C. POHON MASALAH
Cidera atau kematian

Resiko Bunuh Diri Core Problem

Harga diri rendah

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko Bunuh Diri
2. Harga diri rendah
3. Cidera atau Kematian
E. INTERVENSI

Dx. Rencana Keperawatan


Rasional
Kep Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Kep
Resik SP 1 1. Ekspresi wajah Latih cara Untuk menggali
o TUM : pasien mengedalikan diri aspek positif
bunuh Percakapan untuk bersahabat dari bunuh diri, yang dimiliki
diri melindungi pasien 2. Ada kontak mata dorongan bunuh oleh pasien agar
diri : buat aspek
dari Resiko Bunuh 3. Mau dapat
positif diri sendiri,
Diri. menyebutkan latihan aspek
mengendalikan
TUK : nama, menjawab positif yang dari resiko
1. Pasien mampu salam dan dimiliki bunuh diri
membina mengutarakan
hubungan saling masalah yang
percaya dihadapinya.
2. Pasien mendapat
perlindungan
dari lingkungan
3. Pasien dapat
mengekspresikan
perasaannya.
SP 2 1. Pasien dapat 1. Evaluasi 1. Untuk
TUM : merasa kegiatan mengatahui
Pasien dapat terlindung dari berfikir positif pasien dapat
terhindar dari resiko resiko bunuh diri tentang dirinya menggali
sendiri, beri
bunuh diri 2. Pasien dapat aspek
pujian, kaji
TUK: menggali aspek ulang resiko
poasitif
1. Pasien dapat positif di bunuh diri yang
membina keluarga dan 2. Lelatih cara dimiliki
hubungan saling lingkungan mengendalikan atau tidak
percaya diri dari 2. Untuk
2. Pasien mendapat dorongan mengetahui
mengungkapkan bunuh diri: aspek
perasaanya buat daftar positif yang
3. Pasien mendapat aspek positif terdapat di
perlindungan keluarga dan keluarag
lingkungan,da
dari linkungan dan di
n latih befikir
mengenai
lingkungan
aspek positif pasien
keluarga dan
lingkungan
SP 3 1. Pasien dapat 1. Mendiskusikan 1. Untuk
TUM : meningkatkan harapan dan menggali
Pasie dapat harga dirinya. harapan
mengekspresikan 2. Pasien dapat masa depan masa depan
perasaanya menggunakan 2. Diskusikan agar pasien
TUK: koping yang cara mencapai
dapt
1. Pasien mampu adaptif meningkatk
mendiskusikan harapan dan an harga
harapannya masa depan dirinya
2. Pasien mampu 2. Agar pasien
mendiskusikan dapat dan
masa depannya mampu
mencapai
masa depan
yang
diharapkann
ya.
F. CATATAN KEPERAWATAN

Nama : Nn. M No. RM : 00128029


Ruang : Arimbi Diagnosa Medis : Skizofrenia Akut

IMPLEMENTASI EVALUASI
Hari: Jum’at Tanggal : 23/3/18 Waktu : 10.00 S:
Data : - Klien mengatakan jika mengendalikan
 Perasaan malu bunuh diri dengan cara berdoa dan sholat
 Rasa bersalah terhadap diri sendiri
- Klien mengatakan ingin pulang
o Merendahkan martabat
o GAngguan hubungan social - Klien tidak tahu aspek positif yang harus
 Percaya diri kurang dilakukan
 Menciderai diri

Therapi : SP 1 O:
- Melatih cara mengedalikan diri dari bunuh diri, - Klien kooperatif
dorongan bunuh diri : buat aspek positif diri - Klien tenang
sendiri, latihan aspek positif yang dimiliki
A : Resiko Bunuh Diri ( + )

P : pertahankan intervensi
- Membuat aspek positif dan melatih
aspek positif 2x sehari pada pukul 09.00
RTL : WIB dan 15.00 WIB.
Mengulang dan melatih aspek positif yang dimiliki
IMPLEMENTASI EVALUASI
Hari: Sabtu Tanggal : 24/3/18 Waktu : 10.00 S:
Data : - Klien mengatakan selalu berdoa dan
 Perasaan malu sholat
 Rasa bersalah terhadap diri sendiri
- Klien mengatakan ingin dirinya cepat
o Merendahkan martabat
o GAngguan hubungan social sembuh agar dapat berguna dan
 Percaya diri kurang mengajar kembali
 Menciderai diri

Therapi : SP 1 O:
- Melatih cara mengedalikan diri dari bunuh diri, - Klien sudah kooperatif
dorongan bunuh diri : buat aspek positif diri - Klien tenang
sendiri, latihan aspek positif yang dimiliki - Klien dapat menggali aspek positif yang
dilakukan

A : Resiko Bunuh Diri ( + )

P : pertahankan intervensi dengan :


RTL : lanjut ke SP 2 - Evaluasi kegiatan berpikir positif dan
- Evaluasi kegiatan berfikir positif tentang dirinya melatih aspek positif 2x sehari pada
sendiri, beri pujian, kaji ulang resiko bunuh diri pukul 09.00 WIB dan 15.00 WIB.
- Lelatih cara mengendalikan diri dari dorongan
bunuh diri: buat daftar aspek positif keluarga dan
lingkungan,dan latih befikir mengenai aspek
positif keluarga dan lingkungan pada hari senin
jam 10.00
IMPLEMENTASI EVALUASI
Hari: Senin Tanggal : 26/3/18 Waktu : 10.00 S:
Data : - Klien mengatakan tahu resiko jika
 Perasaan malu melakukan bunuh diri itu akan
 Rasa bersalah terhadap diri sendiri
menciderai diri sendiri
o Merendahkan martabat
o GAngguan hubungan social
 Percaya diri kurang O:
 Menciderai diri
- Klien sudah kooperatif
Therapi : SP 2 - Klien tenang
- Mengevaluasi kegiatan berfikir positif tentang - Klien dapat memasukan hal-hal positif di
dirinya sendiri, beri pujian, kaji ulang resiko dalam jadwal latihan
bunuh diri
- Melatih cara mengendalikan diri dari dorongan A : Resiko Bunuh Diri ( + )
bunuh diri: buat daftar aspek positif keluarga dan
lingkungan,melatih befikir mengenai aspek positif P : lanjutkan intervensi
keluarga dan lingkungan - Menyebutkan 5 aspek positif dalam
sehari dan memasukan ke jadwal
kegiatan berfikir positif

RTL : lanjut sp 3
- Diskusikan harapan-harapan dan masa depan
dan diskusikan cara mencapai harapan dan masa
depan pada hari selasa jam 17.00 WIB.
IMPLEMENTASI EVALUASI
Hari: Selasa Tanggal : 27/3/18 Waktu : 10.00 S:
Data : - Klien mengatakan ingin melanjutkan
 Perasaan malu menjadi guru
 Rasa bersalah terhadap diri sendiri
- Klien mengatakan ingin membahagiakan
o Merendahkan martabat
o GAngguan hubungan social orang tua
 Percaya diri kurang
 Menciderai diri
O:
Therapi : SP 3 - Klien sudah kooperatif dan lebih terbuka
- Mendiskusikan harapan dan masa depan - Klien mau mendiskusikan tentang
- Mendiskusikan cara mencapai harapan dan masa harapannya
depan - Tidak ada tanda-tanda RBD saat ini

A : Resiko Bunuh Diri ( + )

P : lanjutkan intervensi
RTL : - Latih cara mencapai masa depan secara
Latih cara mencapai masa depan secara bertahap bertahap 2x sehari pada pukul 09.00
(setahap demi setahap) pada hari rabu jam 09.00 WIB WIB dan 17.00 WIB.
IMPLEMENTASI EVALUASI
Hari: Rabu Tanggal : 28/3/18 Waktu : 10.00 S:
Data : - Klien mengatakan akan lebih semangat
 Perasaan malu lagi jika sudah di rumah
 Rasa bersalah terhadap diri sendiri
- Klien mengatakan akan kembali menjadi
o Merendahkan martabat
o GAngguan hubungan social guru
 Percaya diri kurang - Klien mengatakan hari ini pulang
 Menciderai diri

Therapi : SP 3 O:
- Melatih tahapan kedua kegiatan mencapai masa - Klien tenang dan kooperatif
depan - Klien dapat berfikir lebih baik untuk
melanjutkan masa depannya
- Klien pulang

A : Resiko Bunuh Diri ( + )


RTL :
- Klien pulang P : lanjutkan intervensi
- Menganjurkan untuk menilai kemampuan yang - Menilai kemampuan yang mandiri yang
dimiliki secara mandiri dimiliki
- Berfikir positif
- Tetap membuat jadwal kegiatan harian

Anda mungkin juga menyukai