BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PADA KLIEN DANGAN ISOLASI SOSIAL
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. SLM
Umur : 28 tahun
Alamat : Malang
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Pekerjaan : Kuli Bangunan
Jenis Kelamin : Laki-laki
No CM : 121xxx
b. Data Sekunder
Ibu klien mengatakan anaknya mengikuti kesenian Reog (bantengan), dan setiap
malam jumat legi membakar dupa untuk memanggil Roh. setelah memanggil roh
anaknya tidak dapat mengembalikan roh yang sudah dipanggil dan mengakibatkan klien
mengamuk, berteriak-teriak keras dan sering menyendiri.
2. Faktor Penyebab/Pendukung :
a. Riwayat Trauma
Aniaya Fisik
Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik baik sebagai
pelaku,korban, maupun saksi.
Aniaya Seksual
19
Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya seksual baik sebagai pelaku,
korban, dan saksi.
Penolakan
Klien mengatakan mengalami penolakan di usia 28 tahun pelaku yaitu pacarnya
sendiri karena klien tidak memiliki uang yang dirasakan klien saat ini sudah bisa
menerima.
Kekerasan dalam keluarga
Klien mengatakan tidak pernah mengalamikekerasan dalam rumah tangga.
Tindakan kriminal
Klien mengatakan tidak pernah mengalami tindakan kriminal baik sebagai pelaku,
korban, maupun saksi.
Diagnosa Keperawatan: -
Diagnosa Keperawatan: -
Diagnosa Keperawatan : -
X X X X
28
Keterangan:
: Laki-laki : Tinggal serumah
: Perempuan : Hubungan perkawinan
X : Meninggal Dunia : Hubungan darah
: Klien
21
Penjelasan:
Ibu klien mengatakan bahwa klien anak kedua dari tiga bersaudara, ayah sudah meninggal
dan ibunya masih hidup, kakak dan nenek dari ayah ibu sudah meninggal. Sejak kecil klien
dirawat ileh orang tuanya. Sifat ayah klien tegas dan ibunya sabar ( cenderung memanjakan
klien). Klien lebih dekat dengan ibunya, klien tinggal satu rumah dengan ibu serta kakak dan
adiknya. Di keluarga klien tidak ada yang menderita sakit gangguan jiwa.
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh : Klien mengatakan tubuhnya kurang menarik karena kurus dan malu
berinteraksi dengan orang lain.
b. Identitas : Klien mengatakan namanya Tn S, umur 28 tahun, berjenis kelamin laki-
laki, anak ke 2 dari 4 bersaudara, berstatus belum kawin.klien mengatakan puas sebagai
seorang laki-laki.
c. Peran : Klien mengatakan sebagai anak meraa tidak sukses dan belum bisa
membahagiakan serta membalas budi orang tuanya
d. Ideal diri : Klien mengatakan gagal dan malu tidak bisa menjadi seorang koki
e. Hargadiri : Klien mengatakan dia merasa sedih karena tidak bisa membantu kedua
orang tuanya sehingga klien merasa tidak berharga.
Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
Klien mengatakan malu dengan kondisinya yang sakit gangguan jiwa dan pernah di rawat di
rumah sakit jiwa.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama islam,klien mengerti dengan sholat 5 waktu
b. Kegiatan ibadah
Di rumah: Klien mengatakan melakukan sholat 5 waktu
Di Rsj: Klien mengatakan tidak pernah sholat
2. Kesadaran (Kuantitas)
GCS 4 5 6
Kesadaran Composmentis
3. Tanda Vital:
TD : 110/70 mmHg
N : 94 x/menit
S : 36,3 °C
P : 20 x/menit
23
4. Ukur:
BB : 52 Kg
TB : 176 Cm
5. Keluhan fisik:
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik
Klien mau bicara,frekuensi lambat, volume bicaranya rendah tapi cukup jelas dan mudah
dipahami, kadang klien hanya menunduk dan hanya tersenyum ketika ditanya, klien
menjawab pertanyaan seperlunya , tidak memulai pembicaraan terlbih dahulu, klien tidak
banyak bicara.
3. Aktifitas motorik/Psikomotor
Klien terlihat pasif, jarang terlihat berkumpul denganteman-temannya tapi masih mau
menjawab saat di tanya, dan pada saat di ajak berbincang-bincang. Klien juga kurang
mampu mengikuti aktifitas yang ada di ruangan.
b. Afek
ketika di ajak bicara respon klien kurang bersahabat, bicaranya sangat lambat, dan ketika
di ajak bicara respon klien tersenyum.
6. Persepsi Sensori
klien mengatakan tidak mendengar suara-suara atau bisik-bisikan mau pun melihat
bayang-bayangan yang tidak di dengar atau dilihat oleh orang lain.
Diagnosa Keperawatan: -
7. Proses Pikir
Klien mengatakan malas berhubungan dengan orang lain karena merasa malu.
a. Arus Pikir : Koheren
kalimat atau pembicaraan dapat di pahami dengan baik di buktikan klien saat di
tanya “ kenapa Tn.SLM ada di sini?” klien menjawab karena saya sakit jiwa.
Bentuk pikiran klien realistik di buktikan dengan klien sakit dan mengatakan” saya
sakit jiwa”.
8. Kesadaran
Orientasi (waktu, tempat, orang)
Waktu = baik, di buktikan dengan saat di tanya “pak sekarang pagi atau malam” klien
mengatakan “ ini sore mbak”. Pada kenyataannya meman sore.
Orang = baik, di buktikan dengan saat berbicara dengan perawat klien lebih sopan dan
menunduk.
Tempat = baik, di buktikan dengan saat di tanya” pak sekarang berada di ruangan
mana?”. Klien menjawab “ di ruang Kakak Tua Rsj lawang”.
Diagnosa Keperawatan:-
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang: kurang baik, ketika di tanyai masa lalu
klien hanya diam.
Gangguan daya ingat jangka menengah : baik saat di tanya apakah ingat siapa
yang mengantar ke Rsj, klien menjawab “ saya di antar oleh ibu dan petugas
puskesmas menggunakan ambulance”.
Gangguan daya ingat pendek : baik , ketika di tanya pak masih ingat siapa nama
saya, klien menjawab “ ingat, mba Mega”. Di buktikan pada awal sebelum wawancara
klien dan perawat sudah melakukan BHSP.
Diagnosa Keperawatan: -
c. Berhitung
Klien tidak mampu berhitung, di buktikan dengan saat di minta berhitung 1+1 klien tidak
bisa menjawab hanya bisa tersenyum dan tampak kebingungan.
Ibu klien mengatakan klien tidak bisa berhitung di karnakan klien hanya bersekolah TK.
Diagnosa keperawatan: -
Diagnosa Keperawatan: -
Klien dapat menggunakan pakaian secara mandiri. Klien berpakaian cukup rapi,
berdandan sesuai usia, klien selalu memakai baju dan celana sesuai dan tidak terbalik
3) Makan
Klien makan 3x sehari, mampu makan sendiri tanpa bantuan, porsi makan tidak
pernah habis, dan mampu membereskan alat-alat makan setelah menggunakannya.
4) Toileting (BAK,BAB)
Klien dapat BAB dan BAK secara mandiri tanpa bantuan.
Diagnosa Keperawatan: -
b. Nutrisi
1. Berapa frekuensi makan dan frekuensi kudapan dalam sehari?
Klienmengatakan makan 3x/hari, porsi tidak pernah habis,frekuensi kudapan 1x
sehari tiap pagi.
2. Bagaimana nafsu makannya?
Klien mengatakan nafsu makan baikmeskipun porsi makan tidak pernah habis karena
klien merasa kenyang.
3.Bagaimana berat badannya?
Klien mengatakan berat badannya tetap 52 kg
Diagnosa Keperawatan: -
c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama: jam 12 s/d jam 16.00
Tidur malam, lama: jam 20.00 s/d jam 05.00
Aktifitas sebelum/sesudah tidur: s/d
Klien mengatakan tidak aktivitas baik sebelum tidur dan sesudah tidur
2) Gangguan tidur
Klien mengatakan tidak ada gangguan tidur
Diagnosa Keperawatan: -
3. Kemapuan lain-lain
Mengantisipasi kebutuhan hidup
28
4. Sistem Pendukung
Klien mengatakan mendapat dukungan dari keluarg, terapis atau perawat. Untuk
kelompok sosial klien mengatakan sebagian dan mereka menolak klien.
Diagnosa Keperawatan: -
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan kelompok selama disinikarena klien lebih
suka diam dan tidak bicara.
Klien tidak ada masalah dengan lingkungan karena klien pendiam dan mau bicara ketika
ditanya
Ibu Klien mengatakan anaknya hanya sekolah Taman Kanak-kanak saja karena klien
tidak mau sekolah.
Ibu Klien mengatakan anaknya berhenti bekerja sebagai kuli bangunan satu bulan yang
lalu di karnakan anaknya sering melamun dan tidak mau keluar rumah.
Klien mengatakan tidak ada masalah dan tinggal serumah dengan orang tua dan ketiga
saudaranya
Ibu Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit jiwa, dan terkadang ibu
mengantar anaknya untuk kontrol.
Diangnosa Keperawatan: -
klien mengatakan tidak mengerti apa itu gangguan jiwa. Yang klien mengerti orang-orang yang
ada di sekitarnya adalah orang gila.
3. Terapi Medis
- Risperidone 2 mg Dexa /14.00/1-0-1
- Depakote 250 mg Tab (Valproat)/14.00/1-0-1
- Starfolat 400 mcg (asamfolat 0,4 mg)/7.00/1-0-0
- Clozapin 25 mg mersi/7.00/0-0-0
- Triheksifenidil 2 mg Holi pharma/14.00/1-0-1
MASALAH / DIAGNOSA
NO DATA
KEPERAWATAN
2. DS: Klien mengatakan malu dan minder saat Harga diri rendah
berbicara dengan orang lain.
Kelompok 1
33
TUK 2:
1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku
TUK 2: menarik diri dan tanda –tandanya
1. Klien dapat menyebutkan penyebab 2. Beri kesempatan kepada klien untuk
menarik diri yang berasal dari : mengungkapkan penyebab menarik diri atau
a. Diri sendiri tidak mau bergaul
b. Orang lain 3. Diskusikan bersama klien tentang perilaku
c. Lingkungan
34
1. 17 September 1. Mengevaluasi SP 1 S:
2019 - Pasien mengatakan waalaikum salam
(10;00WIB) 2. Memberikan pujian saat selamat pagi, nama perawat M, masih
pasien dapat mengingat tentang teori isolasi sosial
menyebutkan nama - Pasien mengatakan sudah punya
teman 2-3 orang teman dalam ruangan, ada dadang,
yasin, muhyem
O:
3. Membantu klien dalam
membuat jadwal - Kontak mata kurang
kegiatan harian - Tampak jadwal harian tidak
dikerjakan
- Terkadang bicara berhenti sejenak
- Tambah ketika diajak bicara px lebih
sering senyum senyum sendiri
A:
- Secara kognitif: pasien tau tentang
pentingnya interaksi
- Secara afektif: pasien paham tentang
interaksi sosial
- Secara psikomotor: pasien mampu
berkenalan dengan 3 orang teman
P:
Pasien: mas harus terus berinteraksi
dengan orang lain
Perawat: membuat pertemuan dengan
pasien dengan membahas
berkenalan dengan 4-5 orang dan
berbicara saat melakukan
kegiatan
39
No IMPLEMENTASI
Tanggal & Jam EVALUASI
Dx KEPERAWATAN
1. 18 September 1. Mengevaluasi SP 2 S:
2019 - Pasien mengatakan selamat
(10.00WIB) 2. Memberikan pujian saat pasien pagi
dapat menyebutkan nama –nama - Pasien mengatakan mampu
teman yang berada diruangan berkenalan dengan
temannya
3. Membantu pasien dalam
memasukkan jadwal kegiatan
harian O:
A:
P:
FORMAT
SP 1 pertemuan 1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Ds: klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain, lebih suka sendiri dan
berdiam diri dikamar.
Do: -klien tampak sering menyendiri, jarang memulai pembicaraan
-kontak mata kurang
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir: isolasi sosial
3. Tujuan Khusus (TUK)
a) Bina hubungan saling percaya
b) Identifikasi tanda dan gejala isolasi sosial
c) Identifikasi penyebab dan akibat isolasi sosial
d) Identifikasi keuntungan dan kerugian isolasi sosial
e) Latih klien berkenalan dan bicara saat melakukan kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
b) Klien dapat mengidentifikasi tanda gejala isolasi sosial
c) Identifikasi penyebab dan akibat isolasi sosial
d) Identifikasi keuntungan dan kerugian isolasi sosial
e) Melatih klien berkenalan dan bicara saat melakukan kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
Assalamualaikum,,,, selamat sore mas, perkenalkan nama saya megawati biasa
dipanggil mega, saya mahasiswa STIKes Bhakti Mulia Kediri, selama 2 minggu ini
akan praktek disini, dan saya akan membantu mas disini, sebelumnya nama mas
siapa? Senang dipanggil siapa? Dimana tempat tinggalnya? Hobinya apa?
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mas saat ini? Jadi mas lebih senang diam dikamar. Apakah mas
masih suka menyendiri?
3. Kontrak
41
P:
FORMAT
SP 2 pertemuan 1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Ds: Klien mengatakan selamat pagi, namanya Tn.S, rumahnya malang, klien
mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.
- Klien menyendiri di kamar dan tidak mau melakukan aktifitas di luar kamar
- Tidak mau berinteraksi dengan orang lain
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir: isolasi sosial
3. Tujuan Khusus (TUK)
1. Mengevaluasi SP 1 (BHSP, tanda dan gejala, penyebab isolasi sosial, latih perkenalan)
2. Latih klien berkenalan dengan 2-3 orang dan berbicara saat melakukan kegiatan
4. Tindakan Keperawatan
1. Mengevalusi SP 1 (BHSP, tanda dan gejala, penyebab isolasi sosial)
2. Melatih klien berkenalan dengan 2-3 orang dan berbicara saat melakukan kegiatan
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
Assalamu’alaikum,,, Selamat pagi mas, sesuai dengan janji kita kemarin kita akan
berbincang- bincang lagi, mas masih ingat nama saya? Kalau masih ingat nama saya
siapa ?
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana dengan perasaan mas hari ini? Apakah masih ada perasaan kesepian,
bagaimana semangatnya untuk bercakap-cakap dengan teman? apakah sudah mulai
berkenalan dengan orang lain? Bagaimana perasaan setelah sudah mulai berkanalan?
44
3. Kontrak
Topik : sesuai janji kita kemarin. Bagaimana kalau hari ini kita latihan berkenalan
dengan 2 orang. Apa mas mau?
Waktu : mau berapa lama mas? Bagaimana kalau 15 menit? Apa mas mau?
Tempat : mau dimana mas? Di ruang tamu atau di kursi depan taman? Bagaimana
kalau di ruang tamu saja?
b. FASE KERJA
Kemarinkan pada pertemuan sebelumnya, kita sudah belajar cara berkenalan, tapi itu
hanya dengan satu orang saja. Nah,, sekarang saya akan mengajarkan kepada mas cara
berkenalan dengan 2-3 orang bagaimana mas? Apakah mas bersedia? Wah,,, bagus
sekali mas, senang atau tidak mas kalau ada temannya, nahhh kalau begitu sering
berkanalan lagi ya biar banyak temannya.
c. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien) :
Bagaimana setelah kita berbincang-bincang? Apa mas masih ingat siapa nama
temannya? Coba mas sebutkan!
Evaluasi Obyektif (Perawat) :
- Klien mengingat nama namana temannya sebanyak 2 orang saja
- Klien tampak mengalihkan pandangan
2. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah mas dalam sehari, mas mau melakukan perkenalan dengan temannya berapa
kali? 2 kali ya mas, jam berapa mas akan latihan? Ini ada jadwal kegiatan mas
bercakap dengan temannya.
3. Kontrak yang akan datang
Topik : baiklah mas kita ngobrolnya hari ini cukup ya! Besok kita lanjutkan
dengan topik lain. Bagaimana dengan latihan berkenalan dengan 4-5
orang dan berbicara saat melakukan kegiatan. Apa mas mau?
Waktu : bagaimana kalau pagi jam 10.00 dengan waktu 10 menit. Apa mas mau?
Tempat : bagaimana dengan tempatnya? Apa di meja tamu atau kursi dekat taman?
Bagaimana kalau di meja tamu saja ?
45
1. 17 September 4. Mengevaluasi SP 1 S:
2019 - Pasien mengatakan waalaikum
(10;00WIB) 5. Memberikan pujian saat salam selamat pagi, nama perawat
pasien dapat menyebutkan M, masih mengingat tentang teori
nama teman 2-3 orang isolasi sosial
- Pasien mengatakan sudah punya
teman dalam ruangan, ada dadang,
6. Membantu klien dalam yasin, muhyem
membuat jadwal kegiatan O:
harian
- Kontak mata kurang
- Tampak jadwal harian tidak
dikerjakan
- Terkadang bicara berhenti sejenak
- Tambah ketika diajak bicara px
lebih sering senyum senyum
sendiri
A:
FORMAT
SP 3 pertemuan 1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
DS: - Pasien mengatakan selamat pagi, px mengatakan sudah mempunyai teman
diruangan, masih suka sendiri.
DO: - klien masih menyendiri
- Lebih banyak diam
- Susah memulai pembicaraan
- Kontak mata kurang
- Bicara saat ditanya sambil senyum-senyum
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir: isolasi sosial
3. Tujuan Khusus (TUK)
a. Evaluasi SP 2 (berkenaln2-3 orang)
b. Latih klien berkenalan dengan 4-5 orang dan berbicara saat melakukan kegiatan
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevalusi SP 2 (berkenalan dengan 2-3 orang)
b. Melatih klien berkenalan dengan 4-5 orang dan berbicara saat melakukan kegiatan
Bagaimana mas kemarin kita sudah belajar tentang berkenlan dengan 2-3 orang? Mas
sudah bisa menerapkannya?
3. Kontrak
Topik : sesuai janji kita kemarin. Bagaimana kalau hari ini kita belajar berkenalan
dengan orang lebih banyak 4-5 orang. Apa mas mau?
Waktu : mau berapa lama mas? Bagaimana kalau 15 menit? Apa mas mau?
Tempat : mau dimana mas? Di meja tamu atau kursi depan taman? Bagaimana kalau
di meja tamu?
d. FASE KERJA
Sesuai dengan perjanjian kita kemarin hari ini kita bertemu jam sepuluh, sekarang sudah
jam 10 berarti sesuai ya mas, mas kan kemarin sudah berkenlan dengan 3 orang sekarang
kita belajar berkenalan dengan 4-5 orang apakah mas bersedia ? baiklah kalau begitu mas,
sekarang kita belajar ya...
e. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien) :
Bagaimana setelah kita berbincang-bincang? Apa mas masih ingat dengan nama nama
temannya?
Evaluasi Obyektif (Perawat) :
- Pasien belum mampu berkenalan dengan 4-5 orang
- Pasien tampak selalu lupa dan merasa bosan
2. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah mas dalam sehari mau berkenalan berapa kali? Bagaimana kalau 2 kali aja
mas? Kegiatannya jangan lupa tetap dilakukan.
3. Kontrak yang akan datang
Topik : baiklah mas kita ngobrolnya hari ini cukup ya! Untuk besok berbincang
bincang lagi berkenalan dengan 4-5 orang
Waktu : bagaimana kalau pagi jam 10.00 dengan waktu 10 menit. Apa mas mau?
Tempat : bagaimana dengan tempatnya? Apa di meja temu atau di kursi depan
taman? Bagaimana kalau di meja tamu saja?
48
No IMPLEMENTASI
Tanggal & Jam EVALUASI
Dx KEPERAWATAN
1. 19 September 4. Mengevaluasi SP 2 S:
2019 5. - Pasien mengatakan selamat
(10.00WIB) 6. Memberikan pujian saat pasien pagi
dapat menyebutkan nama – - Pasien mengatakan mampu
nama teman yang berada berkenalan dengan temannya
diruangan
A:
P:
P : Selamat sore P : berhadapan dengan P : Membuka percakapan K : Klien masih terlihat Salam merupakan kalimat
mas....nama nya siapa? klien dengan salam pada klien ragu menjawab salam pembuka untuk memulai
Perkenalkan nama saya K: Menerima perawat suatu percakapan sehingga
mega perkenalan dapat terjalin rasa percaya
K :Sore bu, saya tn. Slm antara perawat dan klien
P : bagaimana kabar mas P : Memulai wawancara P : Berharap klien K : Klien berbicara Sifat empati akan membuat klien
hari ini? dengan klien menjawabdan dengan volume suara merasa diperhatikan
K : baik ibu K: klien cukup melanjutkan sikap akrab yang kecil
kooperatif dan berjabat tangan
50
P : baik mas kita ngobrol P : berhadapan dengan P : Berharap klien mau K : Masih terlihat ragu Keakraban akan mempermudah
tentang perasaan mas kita pasien menceritakan menjawab pertanyaan komunikasi
ngobrol 10 menit ya? K : menerima kontrak perasaannya perawat
gimana mas mau? waktu
K : iya bu boleh
P : Mas Slm asalnya dari P : Bertanya pada klien P : Berusaha membangun K : Klien berfikir dan Topik sederhana dapat membangun
mana sambil tersenyum keakrapan dengan topik mengingat ingat kedekatan dengan klien
K : Malang K : menjawab sederhana
pertanyaan perawat
dengan sesekali
memandang perawat
P : Apakah mas Slm tahu P : Bertanya pada klien P : Perawat mengkaji tentang K : Klien menjawab Untuk mengetahui daya pikir klien
ini dimana ? dengan memperhatikan orientasi tempat pada klien sesuai dengan daya ingat terhadap tepat klien berada
K : Di Rumah Sakit Jiwa respon klien yang dimilikinya
K : Memperhatikan
pertanyaan perawat,
sambil mengingat.
P : Mas Slm sering P : menanyakan pada P : perawat mengidentifikasi K : klien menjawab sesuai Untuk mengetahui tanda dan gejala
mengatakan takut dan klien mengenai tanda tanda dan gejala isolasi sosial pertanyaan yang dimiliki klien
kesepian dan gejala isolasi sosial yang ada pada klien
K : iya bu K : menjawab tentang
isolasinya
P : Kalau sekarang masih P : menanyakan lebih P : perawat mengidentifikasi K : klien berfikir Untuk mengetahui tingkat interaksi
51
suka menyendiri apa tidak? lanjut tentang isolasi lebih lanjut mengenai isolasi mengenai isolasi sosial social
sosial sambil melihat social yang dialami klien
K : iya ekspresi klien
K : menjawab dengan
nada rendah
P : Yang saya tahukan P : menjelaskan pada P : perawat mencoba K : klien terlihat berfikir Untuk membuka pola pikir klien
menyendiri itu tidak baik klien tentang mengenai menjelaskan pada klien sejenak dan menjawab terhadap realita tentang pentingnya
dan berteman itu di agama isolasi sosial sehingga klien dapat berfikir dengan masih ragu-ragu interaksi social
dianjurkan, tapi kenapa K : menjawab dengan tentang realita terhadap
mas Slm suka menyendiri? ekspresi senyum interaksi sosial
K : hanya menjawab
dengan senyuman
P : Baik mas Slm P : melakukan kontrak P : perawat menanyakan K : klien mulai mengerti Untuk mengetahui kegiatan
berbincang-bincang kita waktu pada klien tentang persiapan bahwa berkomunikasi berikutnya.
hari ini cukup sampai sini untuk pertemun berikutnya dengan orang lain itu
dulu, besok kita ketemu penting
lagi ya, jam 10 pagi K : menjawab dengan
K : iya saya mau spontan
52
Analisa PICO
No. Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thinking
interaksi sosialnya.
PERAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SOSIALISASI (TAKS) TERHADAP
KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DAN
MASALAH ISOLASI SOSIAL PASIEN.
Wahidyanti Rahayu Hastutiningtyas1, Irawan
Setyabudi2 Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang. adanya pengaruh terapi aktivitas
kelompok Sosialisasi (TAKS) terhadap
kemampuan interaksi sosial pada pasien dengan
masalah isolasi sosial dengan hasil p < 0.05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan
terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS)
dapat meningkatkan kemampuan interaksi sosial
pada pasien dengan masalah isolasi sosial
4 O Ya Karakteristik sebelum pemberian terapi belum
dilakukan terapi aktifitas kelompok (Pre) sebagian
besar masih kurang mampu dalam bersosialisasi
yaitu sebanyak 15 responden (100%).
Karakteristik Setelah dilakukan pemberian terapi
Hasil analisa menunjukkan adanya pengaruh
yang signifikan dari TAK Sosialisasi terhadap
kemampuan berinteraksi sosial dengan p =
0,000. Setelah dilakukan terapi aktifitas kelompok
(Post) sebagian besar masih telah mampu
bersosialisasi sebanyak 14 responden
(93,3%)sedangkan responden yang kurang mampu
bersosialisasi sebanyak 1 responden (6,7%).
Analisa SWOT
54
O1 teknik yang di sukai oleh kebanyakan T1 klien tidak kooperatif dan cacat
orang dan terjangkau
T2 bervariasinya kepercayaan klien
O2 tidak mengeluarkan biaya dengan keluarga merupakan faktor
penentu efektifitas terapi
O3 Terapi ini bisa digunakan walaupun
pasien sudah KRS
55