Anda di halaman 1dari 39

17

BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PADA KLIEN DANGAN ISOLASI SOSIAL

Tanggal MRS : 12 September 2019

Tanggal Di Rawat di Ruangan : 14 September 2019

Tanggal Pengkajian : 16 September 2019

Ruang Rawat : Ruang Kakak Tua

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. SLM
Umur : 28 tahun
Alamat : Malang
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Pekerjaan : Kuli Bangunan
Jenis Kelamin : Laki-laki
No CM : 121xxx

II. ALASAN MASUK


a. Data Primer
Klien mengatakan dibawa ke rumah sakit jiwa karena sering menyendiri, teriak-teriak
dan tidak mau makan dan minum. Klien di antar ibu dan orang-orang puskesmas
menggunakan ambulance.
18

b. Data Sekunder
Ibu klien mengatakan anaknya mengikuti kesenian Reog (bantengan), dan setiap
malam jumat legi membakar dupa untuk memanggil Roh. setelah memanggil roh
anaknya tidak dapat mengembalikan roh yang sudah dipanggil dan mengakibatkan klien
mengamuk, berteriak-teriak keras dan sering menyendiri.

c. Keluhan Utama Saat Pengkajian


Klien mengatakan takut dan sedih.tidak mau bicara dengan orang lain, dan suka
menyendiri

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (FAKTOR PRESIPITASI)


Ibu klien mengatakan anaknya mengikuti kesenian Reog (bantengan), dan setiap
malam jumat legi membakar dupa untuk memanggil Roh. setelah memanggil roh
anaknya tidak dapat mengembalikan roh yang sudah dipanggil dan mengakibatkan klien
mengamuk, berteriak-teriak keras dan sering menyendiri. Klien mengatakan diantar ke
rumah sakit jiwa karena sering menyendiri, teriak-teriak dan tidak mau makan dan
minum. Klien di antar ibu dan orang-orang puskesmas menggunakan ambulance dan
klien dirawat diruangan kakak tua sampai saat ini.

IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PREDISPOSISI)


Ibu klien mengatakan bahwa anaknya sudah pernah dirawat di RSJ lawang sebanyak 2
kali dan saat ini. Pertama masuk RSJ Lawang pada tahun 2017, yang kedua masuk pada
tahun 2018 dan sekarang masuk ke tiga tanggal 12 September 2019.

2. Faktor Penyebab/Pendukung :
a. Riwayat Trauma
 Aniaya Fisik
Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik baik sebagai
pelaku,korban, maupun saksi.
 Aniaya Seksual
19

Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya seksual baik sebagai pelaku,
korban, dan saksi.
 Penolakan
Klien mengatakan mengalami penolakan di usia 28 tahun pelaku yaitu pacarnya
sendiri karena klien tidak memiliki uang yang dirasakan klien saat ini sudah bisa
menerima.
 Kekerasan dalam keluarga
Klien mengatakan tidak pernah mengalamikekerasan dalam rumah tangga.
 Tindakan kriminal
Klien mengatakan tidak pernah mengalami tindakan kriminal baik sebagai pelaku,
korban, maupun saksi.

Diagnosa Keperawatan: -

b. Pernah melakukan upaya/percobaan/bunuh diri


Klien mengatakan tidak pernah melakukan percobaan bunuh diri

Diagnosa Keperawatan: -

c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan, kematian,


perpisahan)
Klien mengatakan masa lalu tidak menyenangkan karena diputuskan oleh
pacarnya dengan alasan tidak mempunyai uang, yang dirasakan kien saat ini klien
sudah bisa menerima dan ingin mencari pacar lagi.

Diagnosa Keperawatan : -

d. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)


Klien mengatakan tidak ada gangguan tumbuh kembang.
Diagnosa Keperawatan: -
20

e. Riwayat penggunaan NAPZA


Klien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan
minuman berakohol
Diagnosa Keperawatan: -

3. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi atas dan hasilnya:


Ibu klien mengatakan ± 2 tahun yang lalu anaknya tampak kebingungan,
marah-marah, suka menyendiri, dan keluarga membawa anaknya ke Kyai di beri
air doa untuk berobat. Akan tetapi tidak kunjung sembuh.akhirnya anaknya di
bawa ke Rsj.
Diagnosa Keperawatan: Koping individu in efektif

4. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)


1. Genogram:

X X X X

28

Keterangan:
: Laki-laki : Tinggal serumah
: Perempuan : Hubungan perkawinan
X : Meninggal Dunia : Hubungan darah
: Klien
21

Penjelasan:
Ibu klien mengatakan bahwa klien anak kedua dari tiga bersaudara, ayah sudah meninggal
dan ibunya masih hidup, kakak dan nenek dari ayah ibu sudah meninggal. Sejak kecil klien
dirawat ileh orang tuanya. Sifat ayah klien tegas dan ibunya sabar ( cenderung memanjakan
klien). Klien lebih dekat dengan ibunya, klien tinggal satu rumah dengan ibu serta kakak dan
adiknya. Di keluarga klien tidak ada yang menderita sakit gangguan jiwa.
2. Konsep Diri

a. Citra tubuh : Klien mengatakan tubuhnya kurang menarik karena kurus dan malu
berinteraksi dengan orang lain.
b. Identitas : Klien mengatakan namanya Tn S, umur 28 tahun, berjenis kelamin laki-
laki, anak ke 2 dari 4 bersaudara, berstatus belum kawin.klien mengatakan puas sebagai
seorang laki-laki.
c. Peran : Klien mengatakan sebagai anak meraa tidak sukses dan belum bisa
membahagiakan serta membalas budi orang tuanya
d. Ideal diri : Klien mengatakan gagal dan malu tidak bisa menjadi seorang koki
e. Hargadiri : Klien mengatakan dia merasa sedih karena tidak bisa membantu kedua
orang tuanya sehingga klien merasa tidak berharga.
Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah

3. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti/terdekat:


 Di rumah: Klien mengatakan orang yang paling dekat adalah ibu.
 Di Rsj: Klien mengatakan tidak memiliki teman.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
 Di rumah: Ibu klien mengatakan saat di rumah suka menyendiri di kamar, tidak
mengikuti kegiatan desa.
Klien mengatakan malas dan tidak suka berinteraksi dengan orang lain
 Di Rsj: Klien terlihat pasif, jarang terlihat kumpul bersama temannya, tapi masih mau
menjawab saat di Tanya dan pada saat di ajak berbincang-bincang.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
22

Klien mengatakan malu dengan kondisinya yang sakit gangguan jiwa dan pernah di rawat di
rumah sakit jiwa.

Diangnosa Keperawatan: Isolasi Sosial

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama islam,klien mengerti dengan sholat 5 waktu

b. Kegiatan ibadah
Di rumah: Klien mengatakan melakukan sholat 5 waktu
Di Rsj: Klien mengatakan tidak pernah sholat

Diagnosa Keperawatan: Distres spiritual

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum
Cukup, tidak ada kecacatan fisik, rambut kotor, banyak bekas luka, kekuatan otot 5/5
ekstremitas atas, 5/5 ekstremitas bawah, cara berpakaian benar tidak terbalik dan kurang
rapi.

2. Kesadaran (Kuantitas)
GCS 4 5 6
Kesadaran Composmentis

3. Tanda Vital:
TD : 110/70 mmHg
N : 94 x/menit
S : 36,3 °C
P : 20 x/menit
23

4. Ukur:
BB : 52 Kg
TB : 176 Cm

5. Keluhan fisik:
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan (Penampilan usia, cara berpakaian, kebersihan)
Penampilan klien tidak ada kecacatan fisik,mengenakan baju sesuai, tidak terbalik,
rambut kotor, banyak bekas luka, ada sisa nasi di gigi

Diagnosa Keperawatan: Defisit perawatan diri

2. Pembicaraan (Frekuensi, Volume, Jumlah, Karakter):

Klien mau bicara,frekuensi lambat, volume bicaranya rendah tapi cukup jelas dan mudah
dipahami, kadang klien hanya menunduk dan hanya tersenyum ketika ditanya, klien
menjawab pertanyaan seperlunya , tidak memulai pembicaraan terlbih dahulu, klien tidak
banyak bicara.

Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial

3. Aktifitas motorik/Psikomotor
Klien terlihat pasif, jarang terlihat berkumpul denganteman-temannya tapi masih mau
menjawab saat di tanya, dan pada saat di ajak berbincang-bincang. Klien juga kurang
mampu mengikuti aktifitas yang ada di ruangan.

Diagnosa Keperawatan: Defisit aktivitas


24

4. Mood dan Afek


a. Mood
Klien mengatakan merasa kesepian karena jauh dari keluarga, klien ingin cepat
pulang kerumah.

b. Afek
ketika di ajak bicara respon klien kurang bersahabat, bicaranya sangat lambat, dan ketika
di ajak bicara respon klien tersenyum.

Diagnosa Keperawatan: Ketidak berdayaan

5. Interaksi Selama Wawancara


Klien mau menjawab pertanyaan, kontak mata kurang, cukup sopan, tidak
meninggalkan tempat saat berbicara, posisi duduk berhadapan.
Diagnosa Keperawatan: -

6. Persepsi Sensori
klien mengatakan tidak mendengar suara-suara atau bisik-bisikan mau pun melihat
bayang-bayangan yang tidak di dengar atau dilihat oleh orang lain.

Diagnosa Keperawatan: -

7. Proses Pikir
Klien mengatakan malas berhubungan dengan orang lain karena merasa malu.
a. Arus Pikir : Koheren
kalimat atau pembicaraan dapat di pahami dengan baik di buktikan klien saat di
tanya “ kenapa Tn.SLM ada di sini?” klien menjawab karena saya sakit jiwa.

b. Isi Pikir: PikiranRendahdiri


pikiran klien yang berupa tidak percaya diri dan menarik diri. Di buktikan dengan
klien mengatakan malas mengobrol dengan orang lain.
c. Bentuk Pikir: Realistik
25

Bentuk pikiran klien realistik di buktikan dengan klien sakit dan mengatakan” saya
sakit jiwa”.

Diagnosa Keperawatan: Gangguan proses pikir

8. Kesadaran
 Orientasi (waktu, tempat, orang)
Waktu = baik, di buktikan dengan saat di tanya “pak sekarang pagi atau malam” klien
mengatakan “ ini sore mbak”. Pada kenyataannya meman sore.
Orang = baik, di buktikan dengan saat berbicara dengan perawat klien lebih sopan dan
menunduk.
Tempat = baik, di buktikan dengan saat di tanya” pak sekarang berada di ruangan
mana?”. Klien menjawab “ di ruang Kakak Tua Rsj lawang”.

Diagnosa Keperawatan:-
9. Memori
 Gangguan daya ingat jangka panjang: kurang baik, ketika di tanyai masa lalu
klien hanya diam.
 Gangguan daya ingat jangka menengah : baik saat di tanya apakah ingat siapa
yang mengantar ke Rsj, klien menjawab “ saya di antar oleh ibu dan petugas
puskesmas menggunakan ambulance”.

 Gangguan daya ingat pendek : baik , ketika di tanya pak masih ingat siapa nama
saya, klien menjawab “ ingat, mba Mega”. Di buktikan pada awal sebelum wawancara
klien dan perawat sudah melakukan BHSP.
Diagnosa Keperawatan: -

10. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


a. Konsentrasi
Klien tidak mampu berkonsentrasi saat berkomunikasi, klien mudah beralih ke obyek
lain bila ada stimulus.
26

c. Berhitung
Klien tidak mampu berhitung, di buktikan dengan saat di minta berhitung 1+1 klien tidak
bisa menjawab hanya bisa tersenyum dan tampak kebingungan.
Ibu klien mengatakan klien tidak bisa berhitung di karnakan klien hanya bersekolah TK.

Diagnosa keperawatan : Gangguan proses pikir

11. Kemampuan Penilaian = Gangguan ringan


pada saat di beri pilihan punya teman dan tidak punya teman enak mana? Klien
memilih punya teman. Tapi klien malas dan malu berhubungan dengan orang lain.

Diagnosa keperawatan: -

12. Daya Tilik Diri : Tidak Mengingkari penyakit yang diderita


klien tidak mengingkari sedang sakit jiwa, klien menerima dan sadar dengan penyakit
yang di deritanya di buktikan dengan klien mengatakan “ saya sakit jiwa “.

Diagnosa Keperawatan: -

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Klien mengatakan jika sakit langsung di bawa ke puskesmas oleh ibunya.

2. Kegiatan Hidup Sehari-hari


a. Perawatan diri
1) Mandi
Klien mengatakan sehari mandi 2-4 kali sehari karena pasien sering merasa kepanasan,
mandi menggunakan sabun dan menggosok gigi setiap pagi.
2) Berpakaian, berhias dan berdandan
27

Klien dapat menggunakan pakaian secara mandiri. Klien berpakaian cukup rapi,
berdandan sesuai usia, klien selalu memakai baju dan celana sesuai dan tidak terbalik
3) Makan
Klien makan 3x sehari, mampu makan sendiri tanpa bantuan, porsi makan tidak
pernah habis, dan mampu membereskan alat-alat makan setelah menggunakannya.
4) Toileting (BAK,BAB)
Klien dapat BAB dan BAK secara mandiri tanpa bantuan.
Diagnosa Keperawatan: -

b. Nutrisi
1. Berapa frekuensi makan dan frekuensi kudapan dalam sehari?
Klienmengatakan makan 3x/hari, porsi tidak pernah habis,frekuensi kudapan 1x
sehari tiap pagi.
2. Bagaimana nafsu makannya?
Klien mengatakan nafsu makan baikmeskipun porsi makan tidak pernah habis karena
klien merasa kenyang.
3.Bagaimana berat badannya?
Klien mengatakan berat badannya tetap 52 kg
Diagnosa Keperawatan: -

c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama: jam 12 s/d jam 16.00
Tidur malam, lama: jam 20.00 s/d jam 05.00
Aktifitas sebelum/sesudah tidur: s/d
Klien mengatakan tidak aktivitas baik sebelum tidur dan sesudah tidur
2) Gangguan tidur
Klien mengatakan tidak ada gangguan tidur
Diagnosa Keperawatan: -
3. Kemapuan lain-lain
 Mengantisipasi kebutuhan hidup
28

Klien mengatakan kebutuhan hidupnya di tanggung oleh orang tuanya.klien


ingin bekerja agar tidak menyusahkan orang tuanya
 Mengambil keputusan
Klien mengatakan tidak mampu mengambil keputusan sendiri karena masih
membutuhkan bantuan dalam mngambil keputusan. Di buktikan dengan “
bapak ingin melakukan kegiatan apa?” klien hanya diam dan tampak
kebigungan.
 Mengatur penggunaan obat dan melakukan pemeriksaan kesehatannya sendiri
Klien mengatakan bahwa tidak mampu menyiapkan obat sendiri dan
memeriksakan kesehatannya secara mandiri perlu di bantu oleh ibunya.
Diagnosa Keperawatan: Regiment terapeutik in efektif

4. Sistem Pendukung
Klien mengatakan mendapat dukungan dari keluarg, terapis atau perawat. Untuk
kelompok sosial klien mengatakan sebagian dan mereka menolak klien.

Diagnosa Keperawatan: -

IX. MEKANISME KOPING


Klienterlihat pasif, jarang terlihat berkumpul dengan temannya tapi masih mau menjawab
saat di tanya dan pada saat di ajak berbincang-bincang. Klien juga kurang mampu
memngikuti aktifitas atau kegiatan yang ada di ruangan.

Diagnosa Keperawatan: Mekanisme koping in efektif

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya

Klien mengatakan tidak ada masalah dengan kelompok selama disinikarena klien lebih
suka diam dan tidak bicara.

 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya


29

Klien tidak ada masalah dengan lingkungan karena klien pendiam dan mau bicara ketika
ditanya

 Masalah dengan pendidikan, spesifiknya

Ibu Klien mengatakan anaknya hanya sekolah Taman Kanak-kanak saja karena klien
tidak mau sekolah.

 Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya

Ibu Klien mengatakan anaknya berhenti bekerja sebagai kuli bangunan satu bulan yang
lalu di karnakan anaknya sering melamun dan tidak mau keluar rumah.

 Masalah dengan perumahan, spesifiknya

Klien mengatakan tidak ada masalah dan tinggal serumah dengan orang tua dan ketiga
saudaranya

 Masalah dengan ekonomi, spesifiknya

Ibu Klien mengatakan keluarganya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya

Ibu Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit jiwa, dan terkadang ibu
mengantar anaknya untuk kontrol.

 Masalah lainya, spesifiknya

Diangnosa Keperawatan: -

XI. ASPEK PENGETAHUAN

klien mengatakan tidak mengerti apa itu gangguan jiwa. Yang klien mengerti orang-orang yang
ada di sekitarnya adalah orang gila.

Diagnosa Keperawatan: kurang pengetahuan


30

XII. ASPEK MEDIS


1. Diagnosa Medis: F.20.1

2. Diagnosa Multi Axis


Axis I : F.20.1 Skizofrenia hebefrenik
Axis II :
Axis III :
Axis IV :
Axis V :

3. Terapi Medis
- Risperidone 2 mg Dexa /14.00/1-0-1
- Depakote 250 mg Tab (Valproat)/14.00/1-0-1
- Starfolat 400 mcg (asamfolat 0,4 mg)/7.00/1-0-0
- Clozapin 25 mg mersi/7.00/0-0-0
- Triheksifenidil 2 mg Holi pharma/14.00/1-0-1

XIII. ANALISA DATA

MASALAH / DIAGNOSA
NO DATA
KEPERAWATAN

1. DS:Klien mengatakan tidak suka bicara, lebih Isolasi sosial


suka menyendiri dikamar

DO: Klien lebih banyak diam, kontak mata


kurang, sering menyendiri, tidak pernah
memulai pembicaraan

2. DS: Klien mengatakan malu dan minder saat Harga diri rendah
berbicara dengan orang lain.

DO: Klien jarang memulai pembicaraan


dengan orang lain, klien tidak percaya diri,
31

klien sering menunduk, kontak mata kurang

3. DS: Klien mengatakan gosok gigi hanya Devisit Perawaan Diri


sekali kalau disuruh oleh perawat, kalau mau
makan tidak cuci tangan terlebih dahulu.

DO: Gigi tampak kotor terdapat sisa


makanan, bau mulut (+),

XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Koping individu in efektif
2. Harga diri rendah
3. Isolasi sosial
4. Distres spiritual
5. Defisit Perawatan Diri
6. Defisit aktifitas
7. Ketidak berdayaan
8. Gangguan proses pikir
9. Regiment terapeutik in efektif
10.Mekanisme koping in efektif
11. Kurang pengetahuan

XV. POHON MASALAH


32

Defisit perawatan diri (Efek)

Isolasi Sosial (Maslah Utama)

Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah (Penyebab)

Faktor predisposisi faktor presipitasi

Koping individu in efektif Rejien Terapeutik In efektif

XVI. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Isolasi Sosial
2. Harga diri rendah
3. Defisit Perawatan Diri

Lawang, 16 September 2018


Mahasiswa yang mengkaji

Kelompok 1
33

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


KLIEN DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL

Nama Klien : Tn.S Diagnosa Medis:


No CM : 121xxx Ruangan: KakakTua
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Isolasi Tujuan Umum: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama TUK 1:


Sosial 3 x interaksi klien: 1. Bina hubungan saling percaya dengan teknik
Klien mampu berinteraksi dengan 1.Klien mau menerima hadirnya perawat di komunikasi terapeutik
orang lain sampingnya a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun
2.Klien mengatakan mau menerima bantuan non verbalb.
Tujuan Khusus:
perawat b. Perkenalkan diri dengan sopan
TUK 1 :
3. Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan c. tanyakan nama lengkap klien dannama
rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat panggilan yang disukai klien
Klien dapat membina hubungan
tangan,mau menyebutkan nama, mau menjawab d. jelaskan tujuan pertemuan
saling percaya dengan perawat salam, duduk berhadapan dengan perawat, mau
e. jujur dan menepati janji
mengutarakan masalah yang dihadapi.
f. Tunjukkan sikap empati dan meneri ma klien
apa adanya
g. berikan perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar

TUK 2:
1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku
TUK 2: menarik diri dan tanda –tandanya
1. Klien dapat menyebutkan penyebab 2. Beri kesempatan kepada klien untuk
menarik diri yang berasal dari : mengungkapkan penyebab menarik diri atau
a. Diri sendiri tidak mau bergaul
b. Orang lain 3. Diskusikan bersama klien tentang perilaku
c. Lingkungan
34

TUK 2: menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang


Klien dapat menyebutkan muncul.
penyebab tanda dan gejala isolasi 4. Beri pujian terhadap klien mengungkapkan
sosial perasaannya
TUK 3:
1.Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan
keuntungan
2. Beri kesempatan kepada klien untuk
TUK 3: mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
Klien dapat menyebutkan keuntungan
berhubungan dengan orang lain. Misalnya berhubungan dengan orang lain.
banyak teman, sepi. 3. Diskusikan bersama klien tentang manfaat
berhubungan dengan orang lain
TUK 3:
4. Beri reinforcement positif terhadap
Klien dapat menyebutkan
kemampuan terhadap kemampuan
keuntungan berhubungan dengan
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
orang lain.
berhubungan dengan orang lain.
5. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila
tidak berhubungan dengan orang lain
6.Beri kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaan tentang kerugian bila
tidak berhubungan dengan orang lain.
7. Diskusikan bersama klien tentang kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
8. Beri reinforcement positif terhadap
kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
TUK 4:
TUK 4:
1. Kaji kemampuan klien membina hubungan
35

1. Klien dapat melaksanakan dengan orang lain


hubungan social secara 2. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan
bertahap dengan orang lain melalui tahap :
TUK 4:
- K-P
1. Klien dapat mendemonstrasikan - K-P-P lain
hubungan social secara bertahap
- K-P-P lain K lain
diantara :
a. K-P -KKel/Klp/masy
b. K-P-P lain
3.Beri reinforcement positif terhadap
c. K-P-P lain K lain
d. K-Kel/Klp/masy keberhailan yang telah dicapai
4. Bantu klien untuk mengevaluasi manfat
berhubungan
5. diskusikan jadwal harian yang dapat
dilakuakn bersama klien alam mengii waktu
TUK 5 :
6. motivasi klien untuk mengikuti kegiatan
Klien dapat mengungkapkan
ruangan
perasaannya setelah berhubungan
7. beri reinforcement positif atas kegiatan peien
dengan orang lain
dalam kegiatan ruangan.
1. Dorong klien untuk
mengungkapkan perasaannya bila
berhubungan dengan orang lain
2. Diskusikan dengan klien tentang
perasaan manfaat berhubungan
dengan orang lain
TUK 6: 3. Beri reinforcement positif atas
TUK 5: kemampuan klien mengungkapkan
Klien dapat memberdayakan perasaan manfaat berhubungan
system pendukung atau keluarga Klien dapat mengungkapkan perasaannya dengan orang lain.
setelah berhubungan dengan orang lain untuk: TUK 6 :
1. Bina hubungan saling percaya dengan
a. Diri sendiri keluarga, meliputi
36

b. Orang lain a. Salam perkenalan diri


Jelaskan tujuan
b. Buat kontrak
c. Eksplorasi perasaan kien
2. Diskusikan dengan anggota keluarga
tentang :
a. Perilaku menarik diri
b. penyebab perilaku menarik diri
TUK 6 :
c. Akibat yang akan terjadi jika perilaku
menarik diri tidak ditanggapi
1. Keluarga dapat :
d. Cara keluarga menghadapi klien
a. Menjelaskan perasaannya menarik diri .
3. Dorong anggota keluarga untuk memberi
b. Menjelaskan cara merawat klien
dukungan kepada klien untuk
menarik diri berkomunikasi dengan orang lain.
4. Anjurkan anggota keluarga secara rutin
c. Mendemontrasikan cara perawatan
dan bergantian menjenguk klien minimal
klien menarik diri 1x seminggu
5. Beri reinforcement positif atas hal-hal
d. Berpartisipasi dalam perawatan klien
yang telah dicapai oleh keluarga
menarik diri
37

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama : Tn. S Ruang : Kakak Tua No. RM : 121xxx

No Tanggal & IMPLEMENTASI


EVALUASI
Dx Jam KEPERAWATAN

1. 16 September 1. Membina hubungan S:


2019 saling percaya dengan:
(17.00 WIB) - Memberi salam Klien mengatakan selamat sore, namanya
terapeutik, panggil Tn.S, rumahnya di malang
nama klien,
memperkenalkan diri, O:
menyebutkan nama,
menjelaskan tujuan - Klien mampu menyebutkan nama
interaksi, lengkap
menciptakan - Kontak mata kurang
lingkungan yang - Suaranya pelan
tenang, membuat
kontak dengan jelas A:
(waktu, tempat,
topik), meyakinkan - Secara kognitif: klien tau tentang teori
klien dalam kondisi isolasi sosial.
aman, meyakinkan - Secara afektif: klien paham bahwa
bahwa rahasia tetap dia tidak ingin berkenalan dengan
terjaga, menunjukkan orang lain
sikap terbuka & jujur, - Secara psikomotor: klien mampu
memperhatikan KDM berkenalan dengan satu orang
klien P:
2. Memberi pujian saat
Klien: klien harus berkenalan dan
klien bisa menjelaskan
tentang tanda gejala berinteraksi dengan orang lain
isolasi sosial,
Perawat: membuat pertemuan dengan
keuntungan dan kerugian
isolasi sosial dan pasien membahas tentang melatih
berkenalan dengan klien berkenal lebih dari dua
perawat. orang dan berinteraksi saat
3. Membantu klien dalam melakukan kegiatan.
membuat jadwal harian
38

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama : Tn. S Ruang : Kakak Tua No. RM : 121xxx

No Tanggal & IMPLEMENTASI


EVALUASI
Dx Jam KEPERAWATAN

1. 17 September 1. Mengevaluasi SP 1 S:
2019 - Pasien mengatakan waalaikum salam
(10;00WIB) 2. Memberikan pujian saat selamat pagi, nama perawat M, masih
pasien dapat mengingat tentang teori isolasi sosial
menyebutkan nama - Pasien mengatakan sudah punya
teman 2-3 orang teman dalam ruangan, ada dadang,
yasin, muhyem
O:
3. Membantu klien dalam
membuat jadwal - Kontak mata kurang
kegiatan harian - Tampak jadwal harian tidak
dikerjakan
- Terkadang bicara berhenti sejenak
- Tambah ketika diajak bicara px lebih
sering senyum senyum sendiri
A:
- Secara kognitif: pasien tau tentang
pentingnya interaksi
- Secara afektif: pasien paham tentang
interaksi sosial
- Secara psikomotor: pasien mampu
berkenalan dengan 3 orang teman
P:
Pasien: mas harus terus berinteraksi
dengan orang lain
Perawat: membuat pertemuan dengan
pasien dengan membahas
berkenalan dengan 4-5 orang dan
berbicara saat melakukan
kegiatan
39

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama : Tn. S Ruang : Kakak Tua No. RM : 121xxx

No IMPLEMENTASI
Tanggal & Jam EVALUASI
Dx KEPERAWATAN

1. 18 September 1. Mengevaluasi SP 2 S:
2019 - Pasien mengatakan selamat
(10.00WIB) 2. Memberikan pujian saat pasien pagi
dapat menyebutkan nama –nama - Pasien mengatakan mampu
teman yang berada diruangan berkenalan dengan
temannya
3. Membantu pasien dalam
memasukkan jadwal kegiatan
harian O:

- Pasien sering lupa


- Tampak menyediri, diam
- Kontak mata kurang
- Tidak mampu berkenalan
dengan lebih dari 3 orang

A:

- Secara kognitif: pasien tau


tentang pentingnya interaksi
- Secara afektif: pasien
paham tentang dirinya yang
sulit berinteraksi
- Secara psikomotor: pasien
tidak mampu berinteraksi
dengan lebih dari 3 orang

P:

Pasien: pasien harus tetap


berinteraksi dengan
orang lain

Perawat: membuat pertemuan


dengan pasien untuk
mengulangi SP2
40

FORMAT

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

SP 1 pertemuan 1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Ds: klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain, lebih suka sendiri dan
berdiam diri dikamar.
Do: -klien tampak sering menyendiri, jarang memulai pembicaraan
-kontak mata kurang
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir: isolasi sosial
3. Tujuan Khusus (TUK)
a) Bina hubungan saling percaya
b) Identifikasi tanda dan gejala isolasi sosial
c) Identifikasi penyebab dan akibat isolasi sosial
d) Identifikasi keuntungan dan kerugian isolasi sosial
e) Latih klien berkenalan dan bicara saat melakukan kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
b) Klien dapat mengidentifikasi tanda gejala isolasi sosial
c) Identifikasi penyebab dan akibat isolasi sosial
d) Identifikasi keuntungan dan kerugian isolasi sosial
e) Melatih klien berkenalan dan bicara saat melakukan kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
Assalamualaikum,,,, selamat sore mas, perkenalkan nama saya megawati biasa
dipanggil mega, saya mahasiswa STIKes Bhakti Mulia Kediri, selama 2 minggu ini
akan praktek disini, dan saya akan membantu mas disini, sebelumnya nama mas
siapa? Senang dipanggil siapa? Dimana tempat tinggalnya? Hobinya apa?
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mas saat ini? Jadi mas lebih senang diam dikamar. Apakah mas
masih suka menyendiri?
3. Kontrak
41

Topik : bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan yang mas


rasakan saat ini?
Waktu : mau berapa lama mas? Bagaimana kalau 15 menit?
Tempat : mau dimana mas? Diruang tamu atau di kursi dekat taman? Bagaimana
kalau diruang tamu saja?
b. FASE KERJA
Menurut mas tanda dan gejala isolasi sosial itu seperti apa?
Menurut mas penyebab dan akibat isolasi sosial itu apa?
Sekarang kita belajar berkenalan dan bercakap dengan orang lain? Menurut mas apa
keuntungan kita kalau mempunyai teman?
Nah,,,kalau kerugian kita tidak mempunyai teman apa mas? Kalau begitu mas ingin
belajar berteman dengan orang lain? Nah,,,untuk memulainya sekarang mas latihan
berkenalan dengan saya terlebih dahulu. Begini mas, untuk berkenalan dengan orang lain
kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang kita sukai. Setelah berkenalan
dengan orang lain, orang tersebut di ajak ngobrol tentang hal-hal yang menyenangkan,
misalnya tentang keluarga, hobi dan lain-lain.
c. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien) :
Bagaimana perasaan mas setelah kita berbincang-bincang? Apa mas masih ingat
nama saya? Siapa nama saya?
Evaluasi Obyektif (Perawat) :
- Pasien klien mampu BHSP
- Pasien mampu orientasi (orang, waktu, tempat)
- Pasien mampu mengidentifikasi tanda gejala dan akibat isolasi sosial.
2. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah mas dalam satu hari mas mau berapa kali latihan bercakap-cakap dengan
teman? Dua kali ya mas? Baiklah, jam berapa mas akan latihan?
3. Kontrak yang akan datang
Topik : baiklah mas kita ngobrolnya hari ini cukup ya! Besok kita lanjutkan lagi
latihan mengontrol isolasi sosialnya dengan cara lain yaitu dengan
minum obat , apa mas mau?
Waktu : besok kita ngobrol seperti tadi dengan waktu 10 menit. Apa mas mau?
Tempat : bagaimana dengan tempatnya? Apa di ruang tamu? Apa dikursi dekat
taman?
42

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama : Tn. S Ruang : Kakak Tua No. RM : 121xxx

No Tanggal & IMPLEMENTASI


EVALUASI
Dx Jam KEPERAWATAN

1. 16 September 4. Membina hubungan saling S:


2019 percaya dengan:
(17.00 WIB) - Memberi salam terapeutik, Klien mengatakan selamat sore,
panggil nama klien, namanya Tn.S, rumahnya di
memperkenalkan diri, malang
menyebutkan nama,
menjelaskan tujuan interaksi, O:
menciptakan lingkungan
yang tenang, membuat - Klien mampu menyebutkan
kontak dengan jelas (waktu, nama lengkap
tempat, topik), meyakinkan - Kontak mata kurang
klien dalam kondisi aman, - Suaranya pelan
meyakinkan bahwa rahasia
tetap terjaga, menunjukkan
sikap terbuka & jujur, A:
memperhatikan KDM klien
5. Memberi pujian saat klien bisa - Secara kognitif: klien tau
menjelaskan tentang tanda tentang teori isolasi sosial.
gejala isolasi sosial, keuntungan - Secara afektif: klien paham
dan kerugian isolasi sosial dan bahwa dia tidak ingin
berkenalan dengan perawat. berkenalan dengan orang lain
6. Membantu klien dalam - Secara psikomotor: klien
membuat jadwal harian mampu berkenalan dengan satu
orang

P:

Klien: klien harus berkenalan dan


berinteraksi dengan orang
lain

Perawat: membuat pertemuan


dengan pasien membahas
tentang melatih klien
berkenal lebih dari dua
orang dan berinteraksi saat
melakukan kegiatan.
43

FORMAT

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

SP 2 pertemuan 1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Ds: Klien mengatakan selamat pagi, namanya Tn.S, rumahnya malang, klien
mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.

Do: - Klien mampu menyebutkan nama lengkap

- Klien menyendiri di kamar dan tidak mau melakukan aktifitas di luar kamar
- Tidak mau berinteraksi dengan orang lain
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir: isolasi sosial
3. Tujuan Khusus (TUK)
1. Mengevaluasi SP 1 (BHSP, tanda dan gejala, penyebab isolasi sosial, latih perkenalan)
2. Latih klien berkenalan dengan 2-3 orang dan berbicara saat melakukan kegiatan
4. Tindakan Keperawatan
1. Mengevalusi SP 1 (BHSP, tanda dan gejala, penyebab isolasi sosial)
2. Melatih klien berkenalan dengan 2-3 orang dan berbicara saat melakukan kegiatan
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
Assalamu’alaikum,,, Selamat pagi mas, sesuai dengan janji kita kemarin kita akan
berbincang- bincang lagi, mas masih ingat nama saya? Kalau masih ingat nama saya
siapa ?
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana dengan perasaan mas hari ini? Apakah masih ada perasaan kesepian,
bagaimana semangatnya untuk bercakap-cakap dengan teman? apakah sudah mulai
berkenalan dengan orang lain? Bagaimana perasaan setelah sudah mulai berkanalan?
44

3. Kontrak
Topik : sesuai janji kita kemarin. Bagaimana kalau hari ini kita latihan berkenalan
dengan 2 orang. Apa mas mau?
Waktu : mau berapa lama mas? Bagaimana kalau 15 menit? Apa mas mau?
Tempat : mau dimana mas? Di ruang tamu atau di kursi depan taman? Bagaimana
kalau di ruang tamu saja?

b. FASE KERJA
Kemarinkan pada pertemuan sebelumnya, kita sudah belajar cara berkenalan, tapi itu
hanya dengan satu orang saja. Nah,, sekarang saya akan mengajarkan kepada mas cara
berkenalan dengan 2-3 orang bagaimana mas? Apakah mas bersedia? Wah,,, bagus
sekali mas, senang atau tidak mas kalau ada temannya, nahhh kalau begitu sering
berkanalan lagi ya biar banyak temannya.
c. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien) :
Bagaimana setelah kita berbincang-bincang? Apa mas masih ingat siapa nama
temannya? Coba mas sebutkan!
Evaluasi Obyektif (Perawat) :
- Klien mengingat nama namana temannya sebanyak 2 orang saja
- Klien tampak mengalihkan pandangan
2. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah mas dalam sehari, mas mau melakukan perkenalan dengan temannya berapa
kali? 2 kali ya mas, jam berapa mas akan latihan? Ini ada jadwal kegiatan mas
bercakap dengan temannya.
3. Kontrak yang akan datang
Topik : baiklah mas kita ngobrolnya hari ini cukup ya! Besok kita lanjutkan
dengan topik lain. Bagaimana dengan latihan berkenalan dengan 4-5
orang dan berbicara saat melakukan kegiatan. Apa mas mau?
Waktu : bagaimana kalau pagi jam 10.00 dengan waktu 10 menit. Apa mas mau?
Tempat : bagaimana dengan tempatnya? Apa di meja tamu atau kursi dekat taman?
Bagaimana kalau di meja tamu saja ?
45

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama : Tn. S Ruang : Kakak Tua No. RM : 121xxx

No Tanggal & IMPLEMENTASI


EVALUASI
Dx Jam KEPERAWATAN

1. 17 September 4. Mengevaluasi SP 1 S:
2019 - Pasien mengatakan waalaikum
(10;00WIB) 5. Memberikan pujian saat salam selamat pagi, nama perawat
pasien dapat menyebutkan M, masih mengingat tentang teori
nama teman 2-3 orang isolasi sosial
- Pasien mengatakan sudah punya
teman dalam ruangan, ada dadang,
6. Membantu klien dalam yasin, muhyem
membuat jadwal kegiatan O:
harian
- Kontak mata kurang
- Tampak jadwal harian tidak
dikerjakan
- Terkadang bicara berhenti sejenak
- Tambah ketika diajak bicara px
lebih sering senyum senyum
sendiri
A:

- Secara kognitif: pasien tau tentang


pentingnya interaksi
- Secara afektif: pasien paham
tentang interaksi sosial
- Secara psikomotor: pasien mampu
berkenalan dengan 3 orang teman
P:

Pasien: mas harus terus berinteraksi


dengan orang lain

Perawat: membuat pertemuan dengan


pasien dengan membahas
berkenalan dengan 4-5 orang
dan berbicara saat melakukan
kegiatan
46

FORMAT

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

SP 3 pertemuan 1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
DS: - Pasien mengatakan selamat pagi, px mengatakan sudah mempunyai teman
diruangan, masih suka sendiri.
DO: - klien masih menyendiri
- Lebih banyak diam
- Susah memulai pembicaraan
- Kontak mata kurang
- Bicara saat ditanya sambil senyum-senyum
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir: isolasi sosial
3. Tujuan Khusus (TUK)
a. Evaluasi SP 2 (berkenaln2-3 orang)
b. Latih klien berkenalan dengan 4-5 orang dan berbicara saat melakukan kegiatan
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevalusi SP 2 (berkenalan dengan 2-3 orang)
b. Melatih klien berkenalan dengan 4-5 orang dan berbicara saat melakukan kegiatan

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
Selamat pagi mas, sesuai dengan janji kita kemarin kita kan mau berbincang- bincang
lagi untuk hari
2. Evaluasi / validasi
47

Bagaimana mas kemarin kita sudah belajar tentang berkenlan dengan 2-3 orang? Mas
sudah bisa menerapkannya?
3. Kontrak
Topik : sesuai janji kita kemarin. Bagaimana kalau hari ini kita belajar berkenalan
dengan orang lebih banyak 4-5 orang. Apa mas mau?
Waktu : mau berapa lama mas? Bagaimana kalau 15 menit? Apa mas mau?
Tempat : mau dimana mas? Di meja tamu atau kursi depan taman? Bagaimana kalau
di meja tamu?
d. FASE KERJA
Sesuai dengan perjanjian kita kemarin hari ini kita bertemu jam sepuluh, sekarang sudah
jam 10 berarti sesuai ya mas, mas kan kemarin sudah berkenlan dengan 3 orang sekarang
kita belajar berkenalan dengan 4-5 orang apakah mas bersedia ? baiklah kalau begitu mas,
sekarang kita belajar ya...
e. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien) :
Bagaimana setelah kita berbincang-bincang? Apa mas masih ingat dengan nama nama
temannya?
Evaluasi Obyektif (Perawat) :
- Pasien belum mampu berkenalan dengan 4-5 orang
- Pasien tampak selalu lupa dan merasa bosan
2. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah mas dalam sehari mau berkenalan berapa kali? Bagaimana kalau 2 kali aja
mas? Kegiatannya jangan lupa tetap dilakukan.
3. Kontrak yang akan datang
Topik : baiklah mas kita ngobrolnya hari ini cukup ya! Untuk besok berbincang
bincang lagi berkenalan dengan 4-5 orang
Waktu : bagaimana kalau pagi jam 10.00 dengan waktu 10 menit. Apa mas mau?
Tempat : bagaimana dengan tempatnya? Apa di meja temu atau di kursi depan
taman? Bagaimana kalau di meja tamu saja?
48

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama : Tn. S Ruang : Kakak Tua No. RM : 121xxx

No IMPLEMENTASI
Tanggal & Jam EVALUASI
Dx KEPERAWATAN

1. 19 September 4. Mengevaluasi SP 2 S:
2019 5. - Pasien mengatakan selamat
(10.00WIB) 6. Memberikan pujian saat pasien pagi
dapat menyebutkan nama – - Pasien mengatakan mampu
nama teman yang berada berkenalan dengan temannya
diruangan

7. Membantu pasien dalam O:


memasukkan jadwal kegiatan
harian - Pasien sering lupa
- Tampak menyediri, diam
- Kontak mata kurang
- Tidak mampu berkenalan
dengan lebih dari 3 orang

A:

- Secara kognitif: pasien tau


tentang pentingnya interaksi
- Secara afektif: pasien paham
tentang dirinya yang sulit
berinteraksi
- Secara psikomotor: pasien
tidak mampu berinteraksi
dengan lebih dari 3 orang

P:

Pasien: pasien harus tetap


berinteraksi dengan orang
lain

Perawat: membuat pertemuan


dengan pasien untuk
mengulangi SP2
49

ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial Klien : Tn. Slm Nama Mahasiswa : Kelompok 1


Interaksi Perawat-Klien : Fase perkenalan Tanggal : 16 September 2019
Lingkungan : Di meja ruang tamu Jam : 17.00 WIB
Deskripsi Klien : Penampilan cukup rapi, klien duduk berhadapan dengan perawat Ruang : Kakak Tua
Tujuan (berorentasi pada : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan
klien ) secara terbuka permasalahannya

KOMUNIKASI KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL


VERBAL VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN

P : Selamat sore P : berhadapan dengan P : Membuka percakapan K : Klien masih terlihat Salam merupakan kalimat
mas....nama nya siapa? klien dengan salam pada klien ragu menjawab salam pembuka untuk memulai
Perkenalkan nama saya K: Menerima perawat suatu percakapan sehingga
mega perkenalan dapat terjalin rasa percaya
K :Sore bu, saya tn. Slm antara perawat dan klien

P : bagaimana kabar mas P : Memulai wawancara P : Berharap klien K : Klien berbicara Sifat empati akan membuat klien
hari ini? dengan klien menjawabdan dengan volume suara merasa diperhatikan
K : baik ibu K: klien cukup melanjutkan sikap akrab yang kecil
kooperatif dan berjabat tangan
50

P : baik mas kita ngobrol P : berhadapan dengan P : Berharap klien mau K : Masih terlihat ragu Keakraban akan mempermudah
tentang perasaan mas kita pasien menceritakan menjawab pertanyaan komunikasi
ngobrol 10 menit ya? K : menerima kontrak perasaannya perawat
gimana mas mau? waktu
K : iya bu boleh

P : Mas Slm asalnya dari P : Bertanya pada klien P : Berusaha membangun K : Klien berfikir dan Topik sederhana dapat membangun
mana sambil tersenyum keakrapan dengan topik mengingat ingat kedekatan dengan klien
K : Malang K : menjawab sederhana
pertanyaan perawat
dengan sesekali
memandang perawat
P : Apakah mas Slm tahu P : Bertanya pada klien P : Perawat mengkaji tentang K : Klien menjawab Untuk mengetahui daya pikir klien
ini dimana ? dengan memperhatikan orientasi tempat pada klien sesuai dengan daya ingat terhadap tepat klien berada
K : Di Rumah Sakit Jiwa respon klien yang dimilikinya
K : Memperhatikan
pertanyaan perawat,
sambil mengingat.
P : Mas Slm sering P : menanyakan pada P : perawat mengidentifikasi K : klien menjawab sesuai Untuk mengetahui tanda dan gejala
mengatakan takut dan klien mengenai tanda tanda dan gejala isolasi sosial pertanyaan yang dimiliki klien
kesepian dan gejala isolasi sosial yang ada pada klien
K : iya bu K : menjawab tentang
isolasinya
P : Kalau sekarang masih P : menanyakan lebih P : perawat mengidentifikasi K : klien berfikir Untuk mengetahui tingkat interaksi
51

suka menyendiri apa tidak? lanjut tentang isolasi lebih lanjut mengenai isolasi mengenai isolasi sosial social
sosial sambil melihat social yang dialami klien
K : iya ekspresi klien
K : menjawab dengan
nada rendah
P : Yang saya tahukan P : menjelaskan pada P : perawat mencoba K : klien terlihat berfikir Untuk membuka pola pikir klien
menyendiri itu tidak baik klien tentang mengenai menjelaskan pada klien sejenak dan menjawab terhadap realita tentang pentingnya
dan berteman itu di agama isolasi sosial sehingga klien dapat berfikir dengan masih ragu-ragu interaksi social
dianjurkan, tapi kenapa K : menjawab dengan tentang realita terhadap
mas Slm suka menyendiri? ekspresi senyum interaksi sosial
K : hanya menjawab
dengan senyuman

P : Baik mas Slm P : melakukan kontrak P : perawat menanyakan K : klien mulai mengerti Untuk mengetahui kegiatan
berbincang-bincang kita waktu pada klien tentang persiapan bahwa berkomunikasi berikutnya.
hari ini cukup sampai sini untuk pertemun berikutnya dengan orang lain itu
dulu, besok kita ketemu penting
lagi ya, jam 10 pagi K : menjawab dengan
K : iya saya mau spontan
52

Analisa PICO
No. Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thinking

1 P Ya Populasi dalam penelitian ini adalah pada klien isolasi


sosial; menarik diri di RS. KhususDaerah Dadi Prov. Sul-
Sel
2 I Ya Tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan
isolasi sosial adalah Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Sosialisasi. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS)
adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi
sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial
Instrumen yang digunakan lembar informed consent
lembar observasi TAK.
3 C Ya Pada penelitian ini terdapat beberapa jurnal atau penelitian
lain sebagai perbandingan antara intervensi yang sudah atau
pernah dilakukan dengan intervensi yang dilakukan saat ini
pada populasi yang sama yaitu klien isolasi social (menarik
diri).
Ada beberapa jurnal yang bisa mendukung penelitian ini
yaitu:
 Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
(TAKS) terhadap Kemampuan Interaksi Sosial pada
Lansia dengan Kesepian di Pelayanan Sosial Lanjut
Usia (PSLU) Jember (The Effectsof Socialization
Group Activity Therapy (SGAT) towardAbility of
Social Interaction ofElderly with Loneliness at
Nursing Home Jember) Wahyu Elok Pambudi, Erti
Ikhtiarini Dewi, Lantin Sulistyorini Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Kesimpulan
dari hasil penelitian adalah terdapat pengaruh yang
signifikan antara TAKS terhadap kemampuan
interaksi social pada lansia dengan kesepian di
PSLU Jember (p value = 0,0005 (CI 95%)).
Hasil ini menunjukkan TAKS dapat di diberikan
pada lansia dengan kesepian yang tinggal di PSLU
atau panti untuk meningkatkan kemampuan
53

interaksi sosialnya.
 PERAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SOSIALISASI (TAKS) TERHADAP
KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DAN
MASALAH ISOLASI SOSIAL PASIEN.
Wahidyanti Rahayu Hastutiningtyas1, Irawan
Setyabudi2 Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang. adanya pengaruh terapi aktivitas
kelompok Sosialisasi (TAKS) terhadap
kemampuan interaksi sosial pada pasien dengan
masalah isolasi sosial dengan hasil p < 0.05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan
terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS)
dapat meningkatkan kemampuan interaksi sosial
pada pasien dengan masalah isolasi sosial
4 O Ya  Karakteristik sebelum pemberian terapi belum
dilakukan terapi aktifitas kelompok (Pre) sebagian
besar masih kurang mampu dalam bersosialisasi
yaitu sebanyak 15 responden (100%).
 Karakteristik Setelah dilakukan pemberian terapi
Hasil analisa menunjukkan adanya pengaruh
yang signifikan dari TAK Sosialisasi terhadap
kemampuan berinteraksi sosial dengan p =
0,000. Setelah dilakukan terapi aktifitas kelompok
(Post) sebagian besar masih telah mampu
bersosialisasi sebanyak 14 responden
(93,3%)sedangkan responden yang kurang mampu
bersosialisasi sebanyak 1 responden (6,7%).

Analisa SWOT
54

STRENGTHS (Kekuatan) WEAKNESSES (Kelemahan)

SI Teknik terapi aktivitas kelompok W1 jika waktu pelaksanan klien akan


sosialisasi ini adalah klien mampu bosan
berinteraksi dengan orang lain.
W2 tidak bisa diterapkan pada klien tidak
S2 Bisa langsung di terapkan dengan kooperatif
mudah oleh kebanyakan orang setelah di
ajarkan oleh terapis. W3 tidak dapat dilakukan pada klien
waham
S3 dapat diterapkan dirumah maupun
dilingkungan sekitar.

S4 Dapat di rasakan langsung oleh klien


manfaatnya .
S5 Tidak membutuhkan biaya

OPPORTUNITIES (Peluang) THREATS (Ancaman)

O1 teknik yang di sukai oleh kebanyakan T1 klien tidak kooperatif dan cacat
orang dan terjangkau
T2 bervariasinya kepercayaan klien
O2 tidak mengeluarkan biaya dengan keluarga merupakan faktor
penentu efektifitas terapi
O3 Terapi ini bisa digunakan walaupun
pasien sudah KRS
55

Anda mungkin juga menyukai