0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
83 tayangan6 halaman
"[Ringkasan]"
Standar Asuhan Keperawatan Kritis (SLKI) memberikan kerangka acuan untuk menentukan hasil (luaran) keperawatan, mengarahkan intervensi, mengukur pencapaian, dan meningkatkan mutu perawatan pasien kritis. SLKI mencakup label dan indikator luaran, ekspektasi hasil, serta kriteria penilaian yang dapat diukur untuk memantau kemajuan pasien. Tautan antara SLKI dan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) serta
"[Ringkasan]"
Standar Asuhan Keperawatan Kritis (SLKI) memberikan kerangka acuan untuk menentukan hasil (luaran) keperawatan, mengarahkan intervensi, mengukur pencapaian, dan meningkatkan mutu perawatan pasien kritis. SLKI mencakup label dan indikator luaran, ekspektasi hasil, serta kriteria penilaian yang dapat diukur untuk memantau kemajuan pasien. Tautan antara SLKI dan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) serta
"[Ringkasan]"
Standar Asuhan Keperawatan Kritis (SLKI) memberikan kerangka acuan untuk menentukan hasil (luaran) keperawatan, mengarahkan intervensi, mengukur pencapaian, dan meningkatkan mutu perawatan pasien kritis. SLKI mencakup label dan indikator luaran, ekspektasi hasil, serta kriteria penilaian yang dapat diukur untuk memantau kemajuan pasien. Tautan antara SLKI dan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) serta
■ Keperawatan kritis adalah perawatan yang mengkhususkan pd hal-hal yg mengancam nyawa. Pasien dgn sakit yg parah beresiko tinggi untuk mengalami atau berpotensi thd kondisi yg mengancam nyawa (black & jane 2014). ■ Keperawatan kritis merupakan bidang praktik keperawatan yg kompleks Jenis Diagnosis dimana keahlian klinis dikembangkan dari waktu ke waktu dengan mengintegrasikan pengetahuan perawatan kritis, keterampilan klinis, dan praktik perawatan (AACN, 2014). ■ Keperawatan kritis merupakan seseorang secara langsung memberikan asuhan kepada pasien yg sakit kritis atau cedera (Terry & Aurora, 2011)
Tanda dan Gejala
Standar Asuhan Keperawatan
Perumusan Diagnosis Keperawatan STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA
(SLKI)
DEFINISI
Luaran(Outcome)Keperawatan
■ Berbagai aspek yang dapat
diobservasi dan diukur meliputi kondisi, perilaku, atau persepsi pasien, keluarga atau komunitas sebagai respons terhadap intervensi keperawatan. Luaran keperawatan menunjukkan status diagnosis keperawatan setelah dilakukan intervensi keperawatan (Germini et al, 2010; ICNP, 2015). ■ Hasil akhir intervensi keperawatan yang terdiri atas indikator-indikator atau kriteria-kriteria hasil pemulihan masalah (ICN, 2009). TUJUAN PENYUSUNAN SLKI
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Time: harus ada batas waktu yang jelas. - menggunakan skor (1-5) pada pendokumentasian computer- SPESIFIC DAN MEASUREBLE ↔ based LABEL DAN INDIKATOR DI STANDARISASI CONTOH LUARAN SLKI ATTAINABLE, REALISTIC, TIMED ↔ disesuaikan kondisi pasien dengan menggunakan clinical judgement perawat
Jenis luaran keperawatan
Komponen luaran keperawatan
(lanjutan) Komponen Luaran keperawatan EKSPEKTASI LUARAN KEPERAWATAN LABEL: 1. meningkat - nama luaran keperawatan berupa Bertambah baik dalam ukuran, kata-kata kunci informasi luaran jumlah maupun derajat atau tingkatan EKSPEKTASI Ex: Bersihan Jalan Napas Curah Jantung - penilaian terhadap hasil yang Perawatan Diri diharapkan Sirkulasi Spontan - mengingkat, menurun atau Status Kenyamanan membaik 2. menurun KRITERIA HASIL Berkurang baik dalam ukuran, jumlah maupun derajat atau - karakteristik pasien yang dapat tingkatan diamati atau diukur - dijadikan sebagai dasar untuk Ex: Tingkat Keletihan menilai pencapaian hasil intervensi Tingkat Ansietas Tingkat Berduka Tingkat Perdarahan • Frekuensi napas 12 -20 kali/menit 3. membaik Menimbulkan efek yang lebih Metode Dokumentasi Berbasis baik, adekuat, atau efektif. Komputer Ex: Eliminasi Fekal Fungsi Seksual Setelah dilakukan intervensi Identitas Diri keperawatan selama …………., maka Penampiran Peran [Label] [Ekspektasi] dengan kriteria Proses Pengasuhan hasil: - Kriteria 1 (skor) Variasi penggunakan skala likert (1 – - Kriteria 2 (skor) 5) kriteria hasil LUARAN - Kriteria 3 (skor) KEPERAWATAN - dst - 1 2 3 4 5 - Contoh: Men Cuku Seda Cukup - Mening Setelah dilakukan intervensi urun p ng Mening kat selama 3 jam, maka Bersihan Jalan Menu kat run Napas Meningkat, dengan kriteria hasil: - Batuk efektif 5 1 2 3 4 5 - Produksi sputum 5 - Mengi 5 Meni Cukup Sedang Cukup Me - Frekuensi napas 5 ngka Meningkat Menur nu t un ru Tautan SDKI - SLKI n ■ Tautan (linkage) merupakan Penerapan luaran keperawatan suatu hubungan antara dua Metode Dokumentasi Manual/Tertulis elemen atau konsep, yakni Setelah dilakukan intervensi keperawatan SDKI dan SLKI. selama …………., maka [Label] ■ Tautan ini tidak dimaksudkan [Ekspektasi] dengan kriteria hasil: untuk menggantikan penilaian - Kriteria 1 (hasil) klinis (clinical judgement) - Kriteria 2 (hasil) perawat. - Kriteria 3 (hasil) ■ Pemilihan luaran keperawatan - dst tetap harus didasarkan pada penilaian klinis dengan Contoh: mempertimbangkan kekhasan Setelah dilakukan intervensi selama 3 kondisi pasien jam, maka Bersihan Jalan Napas ■ Satu diagnosis dapat memiliki lebih dari satu luaran, jika Meningkat, dengan kriteria hasil: diperlukan • Batuk efektif • Produksi sputum menurun • Mengi menurun Contoh tautan sdki - slki (lanjutan) Mengumpulkan data status kesehatan pasien 2. TERAPEUTIK Memulihkan status kesehatan atau mencegah perburukan masalah 3. EDUKASI Meningkatkan pengetahuan / kemampuan merawat diri 4. KOLABORASI Standar INTERVENSI Keperawatan Bekerjasama dengan perawat Indonesia (SIKI) atau tenaga kesehatan lainnya
INTERVESI KEP: LEVEL INTERVENSI
Segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada 1. LEVEL 1 pengetahuan dan penilaian klinis untuk Intervensi utama mencapai luaran (outcome) 2. LEVEL 2 TINDAKAN KEP: Intervensi dukungan Perilaku spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan CONTOH TAUTAN SDKI-SIKI intervensi
Jenis tindakan keperawatan
1. OBSERVASI Quick check assessment ■ Keadaan umum tingkat kesadaran teraba supel, BU kuat , produksi urine 30-40 ml/jam dengan BB 65 ■ Airway bersihan jalan nafas, kg ( 0,4-0,6 mm/kgBB/jam). Hasil kepatenan jalan napas ( jika ada) AGD PH 7,4; PO2 77;PCO2 25,7;HCO3 15;BE -10;SPO2 92 ■ Breathing kuantitas & kualitas dr GD 39%,GD 395. CT Thorax: pernapasan ( frekuensi, kedalaman, Ground Glass Opacity dan crazy pola , kesimetrisan, penggunaan paving pattern multifocal tersebar otot-otot tambahan) di kedua paru dengan distribusi perifer ■ Circulation dan cerebral perfusian EKG ( rate, irama), tekanan Manfaat Penerapan 3 S di ICU darah, pulsasi perifer, capirally refill time, warna kulit, suhu, kelembapan, Mampu menegakan diagnosa adanya perdarahan, responsiveness keperawatan kritis scr tepat berdasarkan data mayor dan minor Pengkajian ICU: penting saat pengkajian Know riwayat penyakit, riwayat Mampu menentukan luaran sosial, riwayat intervensi medis keperawatan See kepatenan jalan napas, pucat, Mampu menentukan intervensi berkeringat, kondisi kejiwaan, postur, keperawatan kritis dgn cepat, tepat ekspresi wajah, kondisi umum dan terarah Find perawatan pernapasan, adekuat Mampu membuat prioritas dan oksigen, nadi, tekanan darah, output kewenangan klinis intervensi. urine, tingkat kesadaran, pantau adanya perubahan T ERIMAKASIH KASUS :
■ Seorang laki- laki berusia 48
tahun, masuk ICU, terpasang ETT dengan ventilator mode PC 6, PEEP 10, Rate 24 x/mnt,FiO2 95%, ETV 411 ml, RR 30 x/mnt, SPO2 90-93%. Kemampuan batuk menurun, bunyi napas terdengar, ronchi +/+, wheezing +/+, pergerakan dinding dada simetris. Kesadaran CM, under morphine drip mg/jam dan midazolam 1 mg/jam. Perfusi hangat, pulsasi +/ + terba lemah, capilary refill 3 detik. Hemodinamik : BP 150/80 mmHg, EKG monitor ST, HR 120 x/mnt dgn support norepineprine 3 mcg/mnt, suhu 37,9℃, abdomen