Anda di halaman 1dari 9

GI INFECTION b.

Peranan Obstruksi

APENDIKSITIS AKUT Obstruksi lumen merupakan faktor penyebab


dominan dalam appendisitis akut. Penyebab
Definisi obstruksi antara lain timbunan fekalit, hiperplasia
jaringan limfoid, tumor appendiks, striktur, benda
Appendisitis akut adalah peradangan dari asing, dan cacing askaris. Namun, penyebab paling
appendiks yaitu organ seperti kantung yang tak sering adalah fekalit dan hiperplasia jaringan
berfungsi pada bagian inferior dari sekum dan limfoid.
merupakan penyebab paling umum inflamasi akut
pada kuadran kanan bawah rongga abdomen c. Peranan Flora Bakterial

Appendisitis perforasi adalah komplikasi utama Ditemukannya beragam bakteri aerob dan anaerob
dari appendisitis akut, dimana appendiks pada kasus appendisitis menunjukkan bakteri yang
mengalami ruptur atau telah berlubang sehingga isi terlibat dalam appendisitis sama dengan penyakit
appendiks keluar menuju rongga peritoneum yang kolon lainnya. Kultur bakteri dari cairan peritoneal
dapat menyebabkan peritonitis atau abses biasanya negatif pada tahap appendisitis akut tanpa
komplikasi.
Etiologi
Pada appendisitis supurativa, banyak ditemukan
Etiologi dari appendisitis akut bersifat bakteri aerob terutama Escherichia coli, dan saat
multifaktorial. Berbagai hal berperan sebagai faktor gejala semakin berat banyak organisme seperti
pencetusnya. diantaranya adalah a. Peranan Proteus, Klebsiella, Streptococcus dan
Lingkungan, Diet, dan Higiene Pseudomonas dapat ditemukan.

Kebiasaan makan makanan rendah serat serta Sebagian besar penderita appendisitis gangrenosa
konstipasi berperan terhadap kejadian appendisitis. atau perforasi banyak ditemukan bakteri anaerob
Konstipasi akan meningkatkan tekanan intrasekal terutama Bacteroides fragilis. Penyebab lain yang
yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional mungkin adalah erosi mukosa appendiks karena
appendiks dan meningkatnya pertumbuhan flora parasit seperti Entamuba histolitica dan benda
normal kolon. Diet menjadi peranan utama pada asing mungkin tersangkut di appendiks dalam
pembentukan sifat feses yang mempengaruhi jangka waktu lama tanpa menimbulkan gejala,
pembentukan fekalit. Diet tinggi serat namun dapat menimbulkan risiko terjadinya
menghasilkan konsistensi feses lebih lembek, perforasi
sedangkan diet rendah serat dan menghasilkan
feses dengan konsistensi keras. Semuanya ini
memudahkan timbulnya appendisitis
muskularis yang disebut appendisitis akut
flegmonosa, pada kondisi ini terdapat fokus-
fokus purulen dan nekrosis pada mukosa.
Bertambah buruknya reaksi inflamasi
menyebabkan pembentukan abses pada dinding
dan pus dalam lumen serta terjadi ulserasi. Tahap
ini lapisan serosa dilapisi oleh eksudat fibrinoid
supuratif disertai nekrosis lokal dan disebut
appendisitis supuratif akut.

c. Appendisitis ganggrenosa

Patogenesis dan Patofisiologi Kelanjutan dari reaksi diatas adalah pada


appendiks terjadi hiperemi berlebihan dan edema
a. Appendisitis Mukosa dengan tanda-tanda perdarahan dibawah lapisan
serosa, dari luar tampak eksudat bercampur fibrin
Appendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari. dan mesoappendiks yang membengkak. Iskemia
Saat dalam keadaan normal, lendir dicurahkan ke dan nekrosis sepanjang dinding sampai lapisan
dalam lumen dan mengalir ke sekum. Namun, serosa akan semakin parah yang kemudian
karena obstruksi, sekresi mukosa akan mengakibatkan terjadinya infark. Infark pun terus
terbendung, lalu menyebabkan distensi lumen berlanjut menjadi gangren warnanya menjadi
akut. Kemudian terjadi kenaikkan tekanan hitam kehijauan yang sangat potensial ruptur,
intraluminer yang dapat mengganggu drainase tahap ini disebut appendisitis akut gangrenosa
limfe dan menekan pembuluh darah. Keadaan
tersebut menyebabkan mukosa appendiks d. Appendisitis perforasi
menjadi edema, resistensi selaput lendir
berkurang, terjadi kongesti vena dan iskemia Tahap ini appendiks telah ruptur, pecah atau
arteri. berlubang, dan pus yang terdapat didalam lumen
dapat keluar menyebar ke organ-organ lain
Appendiks rentan mengalami iskemia karena maupun di dalam fossa appendiks vermiformis
pembuluh darahnya merupakan end artery. yang dapat mengakibatkan peritonitis. Pus yang
Kondisi ini dapat menimbulkan luka atau ulserasi tercurah ke rongga peritoneum menyebabkan
mukosa appendiks yang mengundang invasi terjadinya peradangan peritoneum parietale.
bakteri dari usus besar dan menyebabkan proses
radang akut yang disebut appendisitis mukosa, Manifestasi klinis
terjadi proses irreversibel meskipun faktor
obstruksi telah dihilangkan

b. Appendisitis supuratif

Tekanan dalam lumen yang terus bertambah


menimbulkan trombosis pembuluh darah
appendiks dan memperberat iskemia serta edema.
Invasi bakteri terus terjadi ke dalam dinding
appendiks menimbulkan infeksi serosa.
Selanjutnya, eksudasi netrofil pada dinding
appendiks semakin banyak sampai lapisan
Inspeksi : Kadang sudah terlihat waktu penderita
berjalan sambil bungkuk dan memegang perut.
Penderita tampak kesakitan. Pada inspeksi perut
tidak ditemukan gambaran spesifik. Kembung
sering terlihat pada penderita dengan komplikasi
perforasi. Penonjolan perut kanan bawah bisa
dilihat pada massa atau abses appendikuler.

Auskultasi : didapat peristaltik normal.


Auskultasi tidak banyak membantu dalam
menegakkan diagnosis appendisitis, tetapi kalau
sudah terjadi peritonitis maka tidak terdengar
bunyi peristaltik usus

Palpasi : di daerah titik Mc. Burney didapatkan


Gejala lain dari appendisitis yang dapat tanda-tanda peritonitis lokal, yaitu :
ditemukan. Gejala tersebut dipengaruhi oleh letak
appendiks ketika meradang, gejala tersebut antara Nyeri tekan di Mc. Burney : Nyeri tekan perut
lain. kanan bawah merupakan kunci diagnosis dari
appendisitis.
Letak appendiks retrosekal retroperitoneal, atau
di belakang sekum, nyeri perut kanan bawah Nyeri lepas : Pada perut kanan bawah apabila
tidak terasa begitu jelas dan tidak ada tanda ditekan akan terasa nyeri, serta saat tekanan
rangsangan peritoneal. Rasa nyeri akan timbul dilepas juga akan terasa nyeri
saat melakukan gerakan seperti bernapas dalam,
batuk, mengedan dan berjalan yang disebabkan Defans muscular lokal : Defans muscular
karena kontraksi musculus psoas mayor yang menunjukkan adanya rangsangan peritoneum
menegang dari dorsal. Appendiks yang dekat parietal. Pada appendiks letak retroperitoneal,
dengan uretra pada lokasi retrocaecal ini, dapat defans muscular mungkin tidak ada, yang ada
menyebabkan frekuensi urinasi bertambah dan nyeri pinggang.
bahkan hematuria
Rovsing Sign : Pada penekanan perut kiri bawah
Letak appendiks di rongga pelvis, kadang akan dirasakan nyeri pada perut kanan
menimbulkan gejala seperti gastroenteritis akut.
Appendiks yang berada menempel atau di dekat Blumberg Sign : Apabila tekanan di perut kiri
rektum, dapat menimbulkan gejala serta rangsang bawah dilepaskan juga terasa nyeri pada perut
sigmoid, akan terjadi peningkatan peristalsis, kanan.
sehingga pengosongan rektum menjadi lebih
cepat dan berulangulang yang mengakibatkan Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak
diare. Bila appendiks berada menempel atau di seperti nafas dalam, berjalan, batuk, mengedan.
dekat kandung kemih, karena rangsangannya
dindingnya, dapat menyebabkan peningkatan Perkusi : Saat dilakukan perkusi biasa pasien
frekuensi kemih merasa nyeri.

Pemeriksaan Fisik Uji colok dubur : merupakan kunci diagnosis


pada appendisitis pelvika. Jika saat dilakukan
colok dubur terasa nyeri, kemungkinan appendiks Penatalaksanaan
yang meradang terletak didaerah pelvis.
Operasi / pembedahan untuk mengangkat
Uji psoas : dilakukan dengan rangsangan otot apendiks yaitu apendiktomi. Apendiktomi harus
psoas lewat hiperektensi sendi panggul kanan segera dilakukan untuk menurunkan resiko
atau fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian perforasi.
paha kanan ditahan. Nyeri akan terasa bila
appendiks yang meradang menempel di m. psoas Apendektomi bisa dilakukan secara terbuka
mayor. ataupun dengan cara laparoskopi. Bila
apendektomi terbuka, insisi McBurney paling
Uji obturator : dilakukan gerakan fleksi dan banyak dipilih oleh ahli bedah. Appendisitis
endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang, tanpa komplikasi biasanya tidak diperlukan
nyeri akan terasa bila appendiks yang meradang pemberian antibiotik, kecuali pada appendisitis
kontak dengan m.obturator internus yang gangrenosa atau appendisitis perforasi
merupakan dinding panggul kecil.
Apendiktomi dapat dilakukan dengn
Pemeriksaan penunjang menggunakan dua metode pembedahan, yaitu
secara teknik terbuka (pembedahan konvensional
Laboratorium. laparatomi) atau dengan teknik laparoskopi yang
merupakan teknik pembedahan minimal invasive
Gambaran lekositosis dengan peningkatan dengan metode terbaru yang sangat efektif
granulosit dipakai sebagai pedoman untuk
appendisitis akut karena leukosit merupakan Penundaan tindakan bedah sambil memberikan
marker inflamasi yang sensitif, 70-90% hasil antibiotik dapat mengakibatkan abses atau
laboratorium nilai leukosit dan neutrofil akan perforasi. Appendisitis perforasi perlu dilakukan
meningkat. laparotomi dengan insisi panjang supaya dapat
dilakukan pencucian rongga peritoneum dari pus
Pemeriksaan radiologi maupun pengeluaran fibrin dengan mudah, begitu
pula untuk pembersihan kantong nanah.
Pemeriksaan foto polos abdomen tidak banyak
membantu dalam diagnosa appendisitis akut. Penderita dengan diagnosa tidak jelas
Mungkin terlihat adanya fekalit pada abdomen dilakukan observasi terlebih dahulu.
kanan bawah sesuai dengan lokasi appendiks, Pemeriksaan laboratorium dan ultrasonografi bisa
gambaran ini ditemukan pada 20% kasus. Bila dilakukan bila dalam observasi masih terdapat
sudah terjadi perforasi, maka pada foto abdomen keraguan. Bila tersedia laparoskop, tindakan
tegak akan tampak udara bebas di bawah laparoskopi diagnostik pada kasus meragukan
diafragma. Kalau sudah terjadi peritonitis yang dapat membantu menentukan akan dilakukan
biasanya disertai dengan kantong-kantong pus, operasi atau tidak.
maka akan tampak udara yang tersebar tidak
merata dan usus-usus yang sebagian distensi dan Laparatomi
mungkin tampak cairan bebas, gambaran lemak
preperitoneal menghilang, pengkaburan psoas Laparatomi adalah prosedur vertical pada dinding
shadow. Walaupun terjadi ileus paralitik tetapi perut ke dalam rongga perut. Prosedur ini
mungkin terlihat pada beberapa tempat adanya memungkinkan dokter melihat dan merasakan
permukaan cairan udara (air-fluid level) yang organ dalam untuk membuat diagnosa apa yang
menunjukkan adanya obstruksi. salah. Adanya teknik diagnosa yang tidak invasif,
laparatomi semakin kurang digunakan dibanding
terdahulu. Prosedur ini hanya dilakukan jika sehingga klien dapat beraktivitas normal lebih
semua prosedur lainnya yang tidak membutuhkan cepat.
operasi, seperti laparoskopi yang seminimal
mungkin tingkat invasifnya juga membuat
laparatomi tidak sesering terdahulu. Bila
laparatomi dilakukan, begitu organorgan dalam PERITONITIS
dapat dilihat dalam masalah teridentifikasi,
pengobatan bedah harus segera dilakukan. Definisi

Laparatomi dibutuhkan ketika ada kedaruratan Peritonitis adalah peradangan peritoneum


perut. Operasi laparatomi dilakukan bila terjadi ( membran serosa yang melapisi rongga abdomen
masalah kesehatan yang berat pada area dan menutupi visera abdomen ) merupakan
abdomen, misalnya trauma abdomen. Bila klien penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam
mengeluh nyeri hebat dan gejala-gejala lain dari bentuk akut maupun kronis.
masalah internal yang serius dan kemungkinan
penyebabnya tidak terlihat seperti usus buntu, Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran
tukak peptik yang berlubang, atau kondisi infeksi dari organ abdomen perforasi saluran
ginekologi maka dilakukan operasi untuk cerna atau dari luka tembus abdomen.
menemukan dan mengoreksinya sebelum terjadi
keparahan lebih. Laparatomi dapat berkembang Kelainan dari peritoneum dapat disebabkan oleh
menjadi pembedahan besar diikuti oleh transfusi bermacam hal, antara lain:
darah dan perawatan intensif
Perdarahan, misalnya pada ruptur lien, ruptur
Laparoskopi hepatoma, kehamilan ektopik terganggu

Laparaskopi berasal dari kata lapara yaitu bagian Asites, yaitu adanya timbunan cairan dalam
dari tubuh mulai dari iga paling bawah sampai rongga peritoneal sebab obstruksi vena porta
dengan panggul. Teknologi laparoskopi ini bisa pada sirosis hati, malignitas.
digunakan untuk melakukan pengobatan dan juga
mengetahui penyakit yang belum diketahui Adhesi, yaitu adanya perlekatan yang dapat
diagnosanya dengan jelas. disebabkan oleh corpus alienum, misalnya kain
kassa yang tertinggal saat operasi, perforasi,
Keuntungan bedah laparoskopi : radang, trauma

Pada laparoskopi, penglihatan diperbesar 20 kali, Radang, yaitu pada peritonitis


memudahkan dokter dalam pembedahan.
Peritonitis diklasifikasikan menjadi:
Secara estetika bekas luka berbeda dibanding
dengan luka operasi pasca bedah konvensional. a. Menurut agens
Luka bedah laparoskopi berukuran 3 sampai 10
mm akan hilang kecuali klien mempunyai Peritonitis kimia, misalnya peritonitis yang
riwayat keloid. disebabkan karena asam lambung, cairan
empedu, cairan pankreas yang masuk ke rongga
Rasa nyeri setelah pembedahan minimal sehingga abdomen akibat perforasi.
penggunaan obat-obatan dapat diminimalkan,
masa pulih setelah pembedahan lebih cepat Peritonitis septik, merupakan peritonitis yang
disebabkan kuman. Misalnya karena ada
perforasi usus, sehingga kuman-kuman usus Benda asing, misalnya peritoneal dialisis
dapat sampai ke peritonium dan menimbulkan catheters
peradangan.
Terapi dilakukan dengan pembedahan untuk
b. Menurut sumber kuman menghilangkan penyebab infeksi (usus,
appendiks, abses), antibiotik, analgetik untuk
1. Peritonitis primer menghilangkan rasa nyeri, dan cairan intravena
untuk mengganti kehilangan cairan.
Merupakan peritonitis yang infeksi kumannya
berasal dari penyebaran secara hematogen. Sering Mengetahui sumber infeksi dapat melalui cara
disebut juga sebagai Spontaneous Bacterial operatif maupun non operatif
Peritonitis (SBP). Peritonitis ini bentuk yang
paling sering ditemukan dan disebabkan oleh secara non operatif dilakukan drainase abses
perforasi atau nekrose (infeksi transmural) dari percutaneus, hal ini dapat digunakan dengan
kelainan organ visera dengan inokulasi bakterial efektif sebagai terapi, bila suatu abses dapat
pada rongga peritoneum. Kasus SBP disebabkan dikeringkan tanpa disertai kelainan dari organ
oleh infeksi monobakterial terutama oleh bakteri visera akibat infeksi intra-abdomen
gram negatif ( E.coli, klebsiella pneumonia,
pseudomonas, proteus) , bakteri gram positif cara operatif dilakukan bila ada abses disertai
( streptococcus pneumonia, staphylococcus). dengan kelainan dari organ visera akibat infeksi
intra abdomen
Peritonitis primer dibedakan menjadi:
Peritonitis tersier biasanya terjadi pada pasien
Spesifik Peritonitis yang disebabkan infeksi dengan Continuous Ambulatory Peritoneal
kuman yang spesifik, misalnya kuman Dialysis (CAPD), dan pada pasien
tuberkulosa. imunokompromise. Organisme penyebab
biasanya organisme yang hidup di kulit, yaitu
Non- spesifik Peritonitis yang disebabkan coagulase negative
infeksi kuman yang non spesifik, misalnya
kuman penyebab pneumonia yang tidak spesifik. Staphylococcus, S.Aureus, gram negative bacili,
dan candida, mycobacteri dan fungus.
2. Peritonitis sekunder Gambarannya adalah dengan ditemukannya
cairan keruh pada dialisis. Biasanya terjadi abses,
Peritonitis ini bisa disebabkan oleh beberapa phlegmon, dengan atau tanpa fistula. Pengobatan
penyebab utama, diantaranya adalah: diberikan dengan antibiotika IV atau ke dalam
peritoneum, yang pemberiannya ditentukan
invasi bakteri oleh adanya kebocoran traktus berdasarkan tipe kuman yang didapat pada tes
gastrointestinal atau traktus genitourinarius ke laboratorium.
dalam rongga abdomen, misalnya pada : perforasi
appendiks, perforasi gaster, perforasi kolon oleh Pemeriksaan penunjang
divertikulitis, volvulus, kanker, strangulasi usus,
dan luka tusuk. Pada foto polos abdomen didapatkan:

Iritasi peritoneum akibat bocornya enzim Bayangan peritoneal fat kabur karena infiltrasi
pankreas ke peritoneum saat terjadi pankreatitis, sel radang
atau keluarnya asam empedu akibat trauma pada
traktus biliaris.
Pada pemeriksaan rontgen COMPLICATED INTRA ABDOMINAL
tampak udara usus merata, INFECTIONS (CIAIS)
berbeda dengan gambaran ileus obstruksi
Definisi
Penebalan dinding usus akibat edema
Infeksi intra abdomen merupakan berbagai
Tampak gambaran udara bebas kondisi patologi mulai dari apendisitis non-
komplikata sampai dengan peritonitis fekalis.
Adanya eksudasi cairan ke rongga peritoneum, Infeksi intra abdomen dibagi menjadi infeksi
sehingga pasien perlu dikoreksi cairan, elektrolit, intra-abdomen nonkomplikata dan infeksi intra-
dan asam basanya agar tidak terjadi syok abdomen komplikata (complicated intra
hipovolemik abdominal infections)

Pada pemeriksaan laboratorium didapat: Complicated intra abdominal infections


merupakan infeksi yang tidak hanya mengenai
lekositosis ( lebih dari 11.000 sel/...L ) dengan organ intra abdomen namun juga telah menyebar
pergeseran ke kiri pada hitung jenis. Pada pasien hingga peritonitis baik peritonitis lokal maupun
dengan sepsis berat, pasien imunokompromais peritonitis difus.
dapat terjadi lekopenia.
Complicated intra abdominal infections
Asidosis metabolik dengan alkalosis respiratorik. merupakan salah satu penyebab kematian dan
menunjukkan prognosis yang buruk
Pemeriksaan penunjang lain yang bisa dilakukan
adalah dengan USG abdomen, CT scan, dan Klasifikasi
MRI.
Peritonitis yang terjadi pada complicated intra
Penatalaksanaan: abdominal infections diklasifikasikan menjadi 3
golongan yaitu peritonitis primer, peritonitis
Terapi medis, termasuk di dalamnya antibiotik sekunder, dan peritonitis tersier.
sistemik untuk mengontrol infeksi, perawatan
intensif mempertahankan hemodinamik tubuh Pada peritonitis primer merupakan infeksi yang
misalnya pemberian cairan intravena untuk disebabkan oleh bakteri pada saluran
mencegah dehidrasi, pengawasan nutrisi dan gastrointestinal tertentu yang menyebar hingga
ikkeadaan metabolik, pengobatan terhadap peritonitis, namun tidak menyebabkan kerusakan
komplikasi dari peritonitis (misalnya insufisiensi pada saluran gastrointestinal tersebut. Kasus
respiratorik atau ginjal), serta terapi terhadap peritonitis primer jarang ditemui. Biasa dapat
inflamasi yang terjadi. ditemu pada bayi atau anak-anak dan pada pasien
sirosis hati
Intervensi non-operatif, termasuk di dalamnya
drainase abses percutaneus dan percutaneus and Pada peritonitis sekunder terjadi infeksi akut pada
endoscopic stent placement. peritoneum yang disebabkan oleh perforasi pada
saluran gastrointestinal. Peritonitis sekunder
Terapi operatif, pembedahan sering diperlukan merupakan kasus peritonitis yang paling banyak
untuk mengatasi sumber infeksi, misalnya terjadi. Kasus kematian tertinggi terjadi pada
apendisitis, ruptur organ intra-abomen peritonitis sekunder yang disertai dengan sepsis
maupun syok sepsis
Sedangkan pada peritonitis tersier merupakan fakultatif seperti Streptococcus sp., dan dari
infeksi peritonitis rekuren. Peritonitis tersier famili Enterobacteriaceace yaitu E. coli, dan
dapat terjadi dari peritonitis primer maupun Klebsiella, Enterobacter, Proteus, dan Serratia sp.
peritonitis sekunder Bakteri-bakteri tersebut terutama perlu dicurigai
sebagai penyebab pada Infeksi intra abdominal
Infeksi intra abdominal juga dapat dibagai
menjadi infeksi komunitas dan infeksi Mikroorganisme penyebab infeksi intra
nosokomial. Infeksi komunitas merupakan infeksi abdominal terbanyak yaitu famili
yang didapat di komunitas sedangkang infeksi Enterobacteriaceae. Infeksi oleh
yang didapat di rumah sakit atau di tempat Enterobacteriaceae tersebut meningkat pada
pelayanan kesehatan disebut infeksi nosokomial. pasien dengan infeksi nosokomial.
Infeksi nosokomial memiliki angka kematian Mikroorganisme lain yang ditemukan yaitu
lebih tinggi dibandingkan pada infeksi komunitas Candida sp. dan banyak ditemukan pada pasien
dengan infeksi nosokomial
Tanda Klinis
Pada diagnosis complicated intra abdominal
Tanda klinis yang biasa ditemui antara lain nyeri infections hal yang sangat diperlukan yaitu
abdomen akut, hipotensi dan hipoperfusi yang memberikan antibiotik empirik sebelum
ditandai dengan asidosis laktat, oliguria, dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk
perubahan status mental. Tanda hipotensi dan menentukan bakteri penyebab dari complicated
hipoperfusi tersebut patut diwaspadai karena intra abdominal infections tersebut. Pada pasien
dapat mengindikasikan adanya sepsis berat. dengan risiko yang tinggi kultur sangat perlu
Tanda klinis lainnya dapat berupa kekakuan dilakukan. Paling sedikit dibutuhkan 1 ml eksudat
abdomen yang menandakan terjadinya peritonitis atau jaringan dan di kirim ke laboratorium
dan harus segera dilakukan tindakan dengan alat transportasi yang tepat

Etiologi

Mikroorganisme pada saluran pencernaan sangat


bervariasi yaitu bakteri anaerob obligat maupun
anaerob fakultatif. Jumlah mikroorganisme pada
saluran pencernaan juga bervariasi tergantung
letak anatomi. Lambung memiliki jumlah
mikroorganisme paling sedikit diantara lokasi
lainnya. Jumlah mikroorganisme semakin
meningkat pada usus dua belas jari kemudian
usus halus. Usus besar memiliki jumlah koloni
mikroorganisme paling banyak. Jumlah bakteri
tidak menunjukkan besarnya patogenitas dari
bakteri tersebut. Sepsis dan Syok Sepsis

Canadian Practical Guidelines menyebutkan Definisi:


mengenai bakteri-bakteri dengan patogenitas
yang tinggi yang berperan dalam terjadinya American College of Chest Physicians and
infeksi intra abdominal yaitu B. Fragillis, Society of Critical Care Medicine
Fusobacterium, Clostridium, Peptostreptococcus, mengklasifikasikan respon inflamasi terhadap
Veillonella, Lactobacillus sp, bakteri anaerob
mikroorganisme sebagai SIRS, sepsis, sepsis
berat, dan syok sepsis.

SIRS ditegakkan jika terdapat dua atau lebih dari


4 kriteria SIRS. SIRS dapat terjadi tanpa disertai
adanya infeksi seperti kondisi sindroma
autoimun, luka bakar, trauma, pembedahan,
vaskulitis, pankreatitis

Sepsis merupakan kegagalan organ yang


mengancam jiwa yang disebabkan oleh regulasi
tubuh sebagai respon terhadap infeksi. Kegagalan
organ menandakan adanya suatu keadaan yang
lebih kompleks dari kejadian infeksi dan respon
inflamasi sendiri.

Syok sepsis merupakan kelanjutan dari sepsis


yang mendasari terjadinya abnormalitas pada
sistem peredaran darah dan metabolisme seluler
dan meningkatkan mortalitas.

Kriteria SIRS

TER IMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai