Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Keperawatan
Keluarga
Disusun Oleh:
(A2R17010)
DEFINISI
Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi awitan tiba-tiba defisit neurologis karena
insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak. Insufisiensi suplai darah
disebabkan oleh trombus, biasanya sekunder terhadap arterisklerosis, terhadap
embolisme berasal dari tempat lain dalam tubuh, atau terhadap perdarahan akibat
ruptur arteri (aneurisma)(Lynda Juall Carpenito, 1995).
Menurut WHO. (1989) Stroke adalah disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai
dengan daerah fokal pada otak yang terganggu.
ETIOLOGI
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan stroke antara lain :
1. Thrombosis Cerebral.
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti
di sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau
bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan
penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.Tanda dan
gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam sete;ah thrombosis.
a. Atherosklerosis
2. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah,
lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang
terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat
dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat
menimbulkan emboli :
3. Haemorhagi
5. Hipoksia setempat
FAKTOR RESIKO
Faktor-faktor resiko stroke dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Akibat adanya kerusakan pada arteri, yairtu usia, hipertensi dan DM.
2. Penyebab timbulnya thrombosis, polisitemia.
3. Penyebab emboli MCI. Kelainan katup, heart tidak teratur atau jenis penyakit
jantung lainnya.
4. Penyebab haemorhagic, tekanan darah terlalu tinggi, aneurisma pada arteri dan
penurunan faktor pembekuan darah (leukemia, pengobatan dengan anti koagulan)
5. Bukti-bukti yang menyatakan telah terjadi kerusakan pembuluh darah arteri
sebelumnya : penyakit jantung angina, TIA., suplai darah menurun pada
ektremitas.
Dari hasil data penelitian di Oxford,Inggris bahwa penduduk yang mengalami stroke
disebabkan kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Merokok, memang merokok dapat merusak arteri tetapi tidak ada bukti kaitan
antara keduanya itu.
2. Latihan, orang mengatakan bahwa latihan dapat mengurangi resiko terjadinya
stroke. Namun dalam penelitian tersebut tidak ada bukti yang menyatakan hal
tersebut berkaitan secara langsung. Walaupun memang latihan yang terlalu berat
dapat menimbulkan MCI.
3. Seks dan seksual intercouse, pria dan wanita mempunyai resiko yang sama
terkena serangan stroke tetapi untuk MCI jelas pria lebih banyak daripada
wanita.
4. Obesitas. Dinyatakan kegemukan menimbulkan resiko yang lebih besar, namun
tidak ada bukti secara medis yang menyatakan hal ini.
5. Riwayat keluarga.
Klasifikasi:
a. TIA ( Trans Iskemik Attack) gangguan neurologis setempat yang terjadi selama
beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang
dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
b. Stroke involusi: stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan
neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan
24 jam atau beberapa hari.
c. Stroke komplit: dimana gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau
permanen . Sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh serangan
TIA berulang.
PATOFISIOLOGI
Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya
infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan
adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang
tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lmbat atau cepat) pada
gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena
gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung). Atherosklerotik
sering/cenderung sebagai faktor penting terhadap ortak, thrombus dapat berasal dari
flak arterosklerotik , atau darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran
darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Thrombus dapat pecah dari dinding
pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. Thrombus
mengakibatkan ;
1. Iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan.
2. Edema dan kongesti disekitar area.
Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu
sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah
beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai menunjukan
perbaikan,CVA. Karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan
masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan
nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding
pembukluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis , atau jika sisa infeksi
berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma
pembuluh darah. Hal iniakan me yebabkan perdarahan cerebral, jika aneurisma pecah
atau ruptur. Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan
hipertensi pembuluh darah.. Perdarahanintraserebral yang sangat luas akan
menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro vaskuler.
Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia cerebral. Perubahan
disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit.
Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi
oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya cardiac arrest.
PATHOFISIOLOGI STROKE
Oklusi
Iskemia
Hipoksia
meningkat
Na dan K influk
TIK meningkat
Perbedaan perdarahan Intra Serebral(PIS) dan Perdarahan Sub Arachnoid (PSA)
Hemiparese ++ +/-
Jika dilihat bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa:
PENATALAKSANAAN STROKE
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis sebagai berikut 1. Berusaha
menstabilkan tanda-tanda vital dengan :
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendiryang sering, oksigenasi,
kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.
b. Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk usaha memperbaiki hipotensi dan
hipertensi.
1. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.
2. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.
3. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah
posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
PENGOBATAN KONSERVATIF
1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral ( ADS ) secara percobaan, tetapi maknanya :pada
tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi
thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
PENGOBATAN PEMBEDAHAN
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :
1. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis , yaitu dengan membuka arteri karotis di
leher.
2. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling dirasakan oleh
pasien TIA.
3. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
4. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.
KOMPLIKASI
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi , komplikasi ini dapat
dikelompokan berdasarkan:
1. Berhubungan dengan immobilisasi ; infeksi pernafasan, nyeri pada daerah tertekan, konstipasi dan
thromboflebitis.
2. Berhubungan dengan paralisis: nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi, deformitas dan terjatuh
3. Berhubungan dengan kerusakan otak : epilepsi dansakit kepala.
4. Hidrocephalus
2. Sirkulasi
Adanya riwayat penyakit jantung, MCI, katup jantung, disritmia, CHF, polisitemia. Dan hipertensi
arterial.
3. Integritas Ego.
Emosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk mengekspresikan diri.
4. Eliminasi
Perubahan kebiasaan Bab. dan Bak. Misalnya inkoontinentia urine, anuria, distensi kandung kemih,
distensi abdomen, suara usus menghilang.
5. Makanan/caitan :
Nausea, vomiting, daya sensori hilang, di lidah, pipi, tenggorokan, dysfagia
6. Neuro Sensori
Pusing, sinkope, sakit kepala, perdarahan sub arachnoid, dan intrakranial.
Kelemahan dengan berbagai tingkatan, gangguan penglihatan, kabur, dyspalopia, lapang pandang
menyempit.
Hilangnya daya sensori pada bagian yang berlawanan dibagian ekstremitas dan kadang-kadang pada
sisi yang sama di muka.
7. Nyaman/nyeri
Sakit kepala, perubahan tingkah laku kelemahan, tegang pada otak/muka
8. Respirasi
Ketidakmampuan menelan, batuk, melindungi jalan nafas.
Aspirasi irreguler, suara nafas, whezing,ronchi.
9. Keamanan
Sensorik motorik menurun atau hilang mudah terjadi injury.
Ketidakmampuan berkomunikasi
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Meningkatkan perfusi serebri dan oksigenasi yang adekuat.
2. Mencegah dan meminimalkan komplikasi dan kelumpuhan permanen.
3. Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4. Memberikan dukungan terhadap proses mekanisme koping dan mengintegrasikan perubahan konsep
diri.
5. Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognosis, pengobatan dan kebutuhan rehabilitasi.
Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta.
Depkes RI, 1996, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan, Diknakes,
Jakarta.
Doengoes M. 2000, Rencana Asuhan Keperawatan “Pedoman untuk perencanaan Dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien.Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Engram, Barbara, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, EGC, Jakarta.
Hudak & Gallo, 1987, Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik ( terjemahan ), Edisi VI, Volume II.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Hand Out Kursus Keperawatan Neurologi, Fakultas Ilmu Keperawatan UI. Jakarta.
Linda Juall Carpenito, 1995, Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta.
Sylvia A. Price, 1995. Patofiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Edisi 4.Buku 1. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
Komposisi Keluarga
Status imunisasi(Balita)
Sex Hub. Dg polio DPT Hepati Ca Status
No Nama Umur Pdd BC
s kel KK tis mp Kesh.
G
ak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. Ny. K P KK 45th SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Ny. G P Ibu 70th SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Stroke
3. Nn. F P Anak 17th SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Genogram :
Keterangan:
: meninggal
: laki-laki
: perempuan
: penderita / anggota keluarga yang sakit (Tn. M)
: garis keturunan
: tinggal serumah
1. Tipe Keluarga
Three generation family yang terdiri dari nenek, ibu dan anak
2. Suku bangsa
Semua anggota keluarga Ny.K bersuku jawa
3. Agama :
Semua anggota keluarga Ny.K beragama Islam
4. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga Ny.K berjualan kelontong dirumah dengan warung yang berada di halaman samping rumah.
Penghasilan mereka sehari hari cukup untuk kehidupan makan sehari hari .
5. Penghasilan keluarga
< Rp. 1000.000 / bln Rp. 2000.000 – Rp. 3000.000
Rp. 1000.000 – Rp. 2000.000 > Rp. 3000.000
5 6
3
2 7
1
4
Keterangan:
1. Ruang Tamu
2. Kamar Tidur
3. Kamar Tidur
4. Ruang Keluarga
5. Dapur
6. Kamar Mandi
7. Tempat jemuran dan warung
Struktur Keluarga
29. Adakah anggota yang berperan sebagai aparat pemerintah di lingkungan tempat tinggal:
Ya Tidak
Bila ya sebagai apa …………………………………
30. Adakah anggota keluarga yang berperan sebagai tokoh masyarakat ?
Ya Tidak
Bila ya sebagai apa …………………………………
31. Apakah keluarga mempunyai kebiasaan untuk berdiskusi bersama
Ya Tidak
32. Bila ya, kapan hal tersebut dilaksanakan :
Secara rutin
Sewaktu-waktu
Bila ada masalah
33. Bagaimana cara keluarga membuat keputusan :
Musyawarah seluruh anggota keluarga, pola komunikasi yang digunakan di keluarga Ny.K
adalah pola komunikasi terbuka dimana mereka dapat mengungkapkan pendapat mereka
masing- masing secara terbuka
Musyawarah dengan anggota keluarga tertentu
Tanpa musyawarah / secara sepihak (oleh siapa …………………………………………………..)
34. Bagaimana keluarga mengatasi masalah yang timbul:
Musyawarah seluruh anggota keluarga, saat keluarga ada masalah, yang memutuskan atau
pengambil keputusan adalah Ny.K sebagai kepala keluarga, namun tetap dengan musyawarah
seluruh anggota keluarga
Musyawarah dengan anggota keluarga tertentu
Tanpa musyawarah/ secara sepihak (oleh siapa …………………………………………………)
35. Adakah tradisi keluarga yang dipertahankan :
jika ada anggota keluarga yang sakit, dibelikan obat di warung terlebih dahulu, jika tidak
kunjung sembuh Ny.K akan memutuskan untuk membawa untuk diperiksakan ke puskesmas
atau pelayanan kesehatan terdekat
Ada Tidak ada
36. Bagaimana hubungan antara anggota keluarga
Hubungan antar anggita keluarga cukup baik, anggota keluarga selalu bertukar pendapat satu
sama lain, saling menghormati dan menghargai antar anggota keluarga masing
Ada Tidak ada
Fungsi keluarga
37. Fungsi Afekif
Bagaimana respon anggota keluarga apabila ada anggota keluarga yang berprestasi, berulang tahun,
menikah dan lain-lain
Acuh tak acuh
Biasa-biasa saja
Ikut merasakan
38. Bagaimana respon anggota keluarga apabila ada anggota keluarga yang mengalami masalah; sakit,
mengalami kegagalan:
Acuh tak acuh
Biasa-biasa saja
Ikut merasakan
39. Apakah keluarga memiliki norma-norma dalam melaksanakan interaksi antara anggota keluarga
Ada
Tidak ada
40. Fungsi sosialisai :
Apakah ada norma yang diberlakukan bagi setiap anggota keluarga
Ya Tidak
Bila ada sebutkan:
Nilai dan norma yang digunakan yaitu budaya Jawa yang saling menghormati satu sama lain, saling
mendukung dan membantu jika ada anggota keluarga yang berada dalam masalah, sopan santun, dll
Apakah ada sanksi bila norma tersebut dilanggar oleh anggota keluarga ?
Ya Tidak
Bila ya sebutkan
Ditegur dan diberi nasehat jika melakukan kesalahan yang melanggar norma dan nilai dalam keluarga
Fungsi perawatan kesehatan :
Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang sedang dihadapi keluarga?
Ya Tidak
secara umum keluarga masih belum cukup mampu mengenal penyakit stroke yang diderita Ny. G,
terbukti bahwa Ny.K tidak mengetahui penyakit stroke yang diderita Ny. G, Saat dikaji di beri
pertanyaan tentang, perawatan,pencegahan, dan pengobatan strke, keluarga Ny.K tidak dapat menjawab
pertanyaan, serta ekspresi wajah dari keluarga tampak kebingungan.
Apakah keluarga mengetahui cara mengatasi masalah kesehatan keluarga ?
Ya Tidak
Bila ya upayakan apa yang sudah dilakukan …………………………………………
Apakah keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit ?
Ya Tidak
Kemampuan keluarga dalam memberikan perawatan penyakit stroke masih kurang. keluarga tidak tahu
bagaimana merawat Ny. G. keluarga tampak bingung saat ditanya apa saja makanan yang tidak boleh
dimakan oleh pasien stroke. Keluarga mengatakan makanan klien sama dengan makanan anggota keluarga
lain sehari hari, juga saat ditanya faktor yang dapat menyebabkan kekambuhan stroke, keluarga dan pasien
tidak mampu menjawab, Keluarga juga tidak memperhatikan keteraturan minum obat Ny. G terbukti saat
ditanya apakah Ny. G teratur minum obat, klien mengatakan tidak minum obat jika tidak disiapkan
keluarga
Dada Tidak ada suara Tidak ada suara Tidak ada suara
nafas tambahan nafas tambahan, nafas tambahan,
detak jantung detak jantung detak jantung
regular. regular. regular.
Abdomen Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
Harapan Keluarga
Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada ?
Harapan keluarga terhadap masalah kesehatan yaitu agar Ny. G selalu diberi kesehatan,
sedangkan terhadap petugas kesehatan yaitu agar perawat dapat memberikan pendidikan
kesehatan.
PENGKAJIAN FISIK KELUARGA
( Sesuaikan dg kasusnya)
Peradangan ( ) ( )
Anemis ( ) ( )
Ikteri ( ) ( )
Lain – lain : mata tidak ada peradangan atau kemerahan, konjungtiva tidak anemis
sklera tidak ikterik, penglihatan sedikit berkurang
c. Kornea
Kanan Kiri
Peradangan ( ) ( )
Lain – lain : normal, tidak ada peradangan
d. Pergerakan Bola Mata
Kanan Kiri
Eksotalmus ( ) ( )
Endotalmus ( ) ( )
Strabismus ( ) ( )
Nistasmus ( ) ( )
Lain – lain : normal, pergerakan bola mata sama kuat kanan kiri
4. Telinga
Kanan Kiri
- Pendengaran : ……………………………………
- Tinnitus ( ) ( )
- Purulen ( ) ( )
- Seruman ( ) ( )
- Nyeri ( ) ( )
- Lain – lain, sebutkan : telinga normal, simetris kanan kiri, tidak ada serumen,
pendengaran normal
5. Hidung dan Sinus
Kanan Kiri
- Kelainan bentuk ( ) ( )
- Epistaksis ( ) ( )
- Sinusitis ( ) ( )
- Nyeri ( ) ( )
- Alergi ( ) ( )
- Lain – lain, sebutkan : hidung normal, simetris, bersih tidak ada polip ataupun sinusitis
6. Mulut, faring dan laring
- Gusi berdarah ( ) - Bau mulut ( )
- Nyeri ( ) - Bentuk bibir ( )
- Carries ( ) - Peradangan ( )
- Lidah kotor ( ) - Kesulitan menelan ( )
- Sakit kerongkongan ( )
Pada mulut, mukosa bibir kering, bersih, gigi sebagian ompong, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid pada leher
7. Payudara
Kanan Kiri
- Nyeri ( ) ( )
- Keluar cairan ( ) ( )
- Bernanah ( ) ( )
- Sinusitis ( ) ( )
- Tumor ( ) ( )
Payudara normal, simetris kanan kiri, tidak ada nyeri tekan, lesi, maupun keluar cairan
8. Abdomen
- Bentuk permukaan : datar
- Keadaan kulit perut :
- Tegang ( ) - Striae ( )
- Tipis ( ) - Benjolan ( )
- Edema ( ) - Asites ( )
- Licin ( ) - Lesi ( )
inspeksi abdomen terlihat simetris, auskultasi terdengar bising 12 kali per menit, palpasi
ada nyeri tekan epigastrium timbul saat telat makan, perkusi tympani.
9. Ekstremitas
- Adakah kelainan bentuk atau luka : tidak ada luka, Pada ekstremitas adanya kelemahan
dan sering terasa kesemutan pada tangan dan kaki sebelah kanan, tidak ada oedema,
10. Thorak
a. Jantung
- Bunyi jantung : tidak ada bunyi tambahan, inspeksi ictus cordis tidak tampak,
palpasi ictus cordis teraba di clavikula sinistra, perkusi redup
b. Paru – paru
- Ronchi ( )
- Stidor ( )
- Whezing ( )
- Krepitasi ( )
- Kelainan lain : inspeksi terlihat simetris, palpasi vokal fremitus kanan kiri sama,
perkusi resonan, auskultasi vesikuler.
c. Struktur dan bentuk tulang belakang
- Kifosis ( )
- Lordosis ( )
- Skoliosis ( )
- Tidak ada kelainan ( )
11. Lain - Lain …………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………..
DIAGN OSIS KEPERAWATAN KELUARGA
Objektif :
Px 8 bulan lalu baru
MRS karena stroke
Riwayat px pernah
1
menderita stroke 2th
yang lalu
Keluarga terlihat tidak
mampu memberikan
perawatan
Keluarga terlihat
bingung saat ditanya
cara merawat Ny.G
Kepala sering pusing,
Ny.G terlihat beberapa
kali memegangi
kepalanya bagian
belakang
Keluarga tidak tahu
makanan pantangan
orang stroke
Objektif :
- tidak ada alat bantu
berjalan untuk NY. G
- Semenjak Px dirumah
keluarga tidak pernah
membantu pasien
melakukan latihan gerak
aktif/pasif
- Tangan dan kaki kanan
pasien sulit digerakkan
- keluarga tidak tahu
bagaimana cara melatih
mobilisasi Ny. G
- Klien terlihat lemah dan
sulit melakukan
mobilisasi
- Tampak adanya
kelemahan di tangan dan
kaki sebelah kanan saat
digerakkan
- klien hanya duduk dan
tidur di tempat tidur
- klien tidak pernah
latihan mobilisasi
- TTV
TD : 180/100 mmHg,
N : 90 x / menit,
RR : 22 x / menit,
S : 36,5o C
No
Tujuan Kriteria Hasil / standar Intervensi
Dx
Diharapkan keluarga mampu memelihara Verbal 1. Keluarga memiliki motivasi Edukasi Kesehatan
1. kesehatan keluarga yang menderita stroke (pengetahuan) Observasi
dalam memelihara kesehatan
dalam waktu 3 minggu - Identifikasi kesiapan dan kemampuan
Ny.G menerima informasi
- Identifikasi actor-faktor yang dapat
2. Keluarga terlibat dalam upaya
meningkatkan dan emnurunkan motivasi
pemeliharaan kesehatan Ny.G perilaku hidup bersih dan sehat
3. Keluarga mampu Terapeutik
menyebutkan kembali - Sedikan materi dan media actorkan
- Jadwalkan actorkan kesehatan sesuai
pengertian stroke secara kesepakatan
sederhana. - Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Keluarga dapat mnyebutkan Edukasi
kembali minimal 3 penyebab - Jelaskan actor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
stroke. - Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Psikomotor 5. Keluarga mampu - Ajarkan strategi yang dapat digunakan
(perilaku) untuk meningkatkan prilaku hidup bersih
menyebutkan kembali lima dan sehat
tanda dan gejala stroke serta
dampak penyakit tersebut
dengan benar.
Diag. keperawatan :
Gangguan mobilisasi fisik Ny. G pada keluarga Ny.K b/d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit stroke
No
Tujuan Kriteria Hasil / standar Intervensi
Dx
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Psikomotor Ny.G melakukan ROM aktif Observasi
2 selama 3x kunjungan keluarga mampu (perilaku)
minimal 3 kali sehari. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
melakukan tindakan perawatan kesehatan
yang tepat kepada anggota keluarga yang Keluarga mampu menyediakan lainnya
sakit.
tongkat 4 kaki Identifikasi toleransi fisik melakukan
Keluarga dapat pergerakan
mendemonstasikan cara Terapeutik
membantu Ny. G berjalan Fasilitasi aktivitas
dengan tongkat kaki 4 Libatkan keluarga untuk membantu pasien
Keluarga mampu menyebutkan dalam meningkatkan pergerakan
manfaat melakukan latihan Edukasi
mobilisasi Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
Anjurkan melakukan mobilisasi dini
Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (misal : duduk di tempat tidur,
duduk di sisi tempat tidur)
B. IMPLEMENTASI
14 – 12 – 2020 Gangguan mobilisasi fisik Ny. G pada keluarga Ny.K 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik yang dialami oleh ny.G
08.00 b/d ketidakmampuan keluarga merawat anggota
Hasil : Ny.G mengatakan merasakan linu-linu pada bagian tangan kanan dan kaki kanan,
keluarga yang sakit stroke
sebagian aktivitas dibantu keluarga
2. Mengidentifikasi toleransi fisik ny.G dalam melakukan pergerakan
Hasil : ny.G dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri seperti mandi, menyapu,
menyisir rambut secara mandiri
3. Melibatkan keluarga untuk membantu Ny.G dalam meningkatkan pergerakan
Hasil : keluarga ny.G mau membantu aktivitas ny.G seperti mengambilkan barang yang
terletak jauh dari ny.G dan membantu Ny.G saat hendak berdiri
4. mengobservasi TTV pada ny.G
Hasil :
TD : 180/100 mmHg,
N : 90 x / menit,
RR : 22 x / menit,
S : 36,5o C
5. menjelaskan pada keluarga ny.G tentang tujuan mobilisasi
Hasil : keluarga Ny.G mengerti tujuan mobilisasi dan dapat menjelaskan kembali pentingnya
mobilisasi bagi Ny.G
6. mengajarkan keluarga tentang mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Duduk disisi
tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)
Hasil : ny.G mampu melakukan mobilisasi sederhana seperi duduk ditempat tidur dan
berpindah dari tempat tidur ke kursi secara mandiri
21-12-2020 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan Ny. G pada 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku
08.00 keluarga Ny.K berhubungan dengan hidup bersih dan sehat pada keluarga Ny.G
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga Hasil : Keluarga Ny.G dapat menjelaskan Kembali actor-faktor yang dapat meningkatkan
yang sakit stroke
maupun menurunkan tekanan darah Ny.G
5. Menjelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan terutama penyakit stroke
Hasil : Keluarga Ny.G faham Factor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi penyakit
stroke
6. Menganjurkan hidup bersih dan sehat pada keluarga ny.G
Hasil : Keluarga Ny.G sepakat untuk memulai berperilaku hidup bersih dan sehat
21-12-2020 Gangguan mobilisasi fisik Ny. G pada keluarga Ny.K 2. Mengidentifikasi toleransi fisik ny.G dalam melakukan pergerakan
08.00 b/d ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit stroke Hasil : ny.G dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri seperti mandi, menyapu,
menyisir rambut secara mandiri
3. Melibatkan keluarga untuk membantu Ny.G dalam meningkatkan pergerakan
Hasil : keluarga ny.G mau membantu aktivitas ny.G seperti mengambilkan barang yang
terletak jauh dari ny.G dan membantu Ny.G saat hendak berdiri
4. mengobservasi TTV pada ny.G
Hasil :
TD : 160/90 mmHg,
N : 90 x / menit,
RR : 20 x / menit,
S : 36,0o C
6. mengajarkan keluarga tentang mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Duduk disisi
tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)
Hasil : ny.G mampu melakukan mobilisasi sederhana seperi duduk ditempat tidur dan
berpindah dari tempat tidur ke kursi secara mandiri
28-12-2020 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan Ny. G pada 6. Menganjurkan hidup bersih dan sehat pada keluarga ny.G
08.00 keluarga Ny.K berhubungan dengan Hasil : Keluarga Ny.G sepakat untuk memulai berperilaku hidup bersih dan sehat
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit stroke
28-12-2020 Gangguan mobilisasi fisik Ny. G pada keluarga Ny.K 2. Mengidentifikasi toleransi fisik ny.G dalam melakukan pergerakan
08.00 b/d ketidakmampuan keluarga merawat anggota
Hasil : ny.G dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri seperti mandi, menyapu,
keluarga yang sakit stroke
menyisir rambut secara mandiri
4. mengobservasi TTV pada ny.G
Hasil :
TD : 150/80 mmHg,
N : 90 x / menit,
RR : 20 x / menit,
S : 36,2o C
C. EVALUASI
O:
Keluarga mau membantu Ny.G berjalan / berpindah tempat dan membantu aktivitas yang
memerlukan bantuan
Keluarga menaruh barang keperluan Ny. G di dekat Ny.G agar mudah dijangkau Klien
Ny.G melakukan sebagian aktivitas dengan mandiri
A : Keluarga saling memotivasi satu sama lain dalam membantu mobilisasi anggota keluarganya
yang sakit. Masalah Gangguan mobilisasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit teratasi sebagian
O:
Keluarga mau membantu Ny.G berjalan / berpindah tempat dan membantu aktivitas yang
memerlukan bantuan
Keluarga menaruh barang keperluan Ny. G di dekat Ny.G agar mudah dijangkau Klien
Ny.G melakukan sebagian aktivitas dengan mandiri
A : Keluarga saling memotivasi satu sama lain dalam membantu mobilisasi anggota keluarganya
yang sakit. Masalah Gangguan mobilisasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit teratasi sebagian
A : Keluarga saling memotivasi satu sama lain dalam pemeliharaan kesehatan anggota
keluarganya yang sakit dan pengetahuan tentang penyakit hipertensi meningkat. Masalah
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit teratasi sebagian
O:
Keluarga mau membantu Ny.G berjalan / berpindah tempat dan membantu aktivitas yang
memerlukan bantuan
Keluarga menaruh barang keperluan Ny. G di dekat Ny.G agar mudah dijangkau Klien
Ny.G melakukan sebagian aktivitas dengan mandiri
A : Keluarga saling memotivasi satu sama lain dalam membantu mobilisasi anggota keluarganya
yang sakit. Masalah Gangguan mobilisasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit teratasi sebagian
O:
Keluarga dapat menjelaskan faktor-faktor yang dapat meningkatkan stroke
Keluarga dapat menjelaskan tentang hidup bersih dan sehat
Keluarga dapat menjelaskan komplikasi penyakit stroke
A : Keluarga saling memotivasi satu sama lain dalam pemeliharaan kesehatan anggota
keluarganya yang sakit dan pengetahuan tentang penyakit hipertensi meningkat. Masalah
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit teratasi sebagian
A : Keluarga saling memotivasi satu sama lain dalam membantu mobilisasi anggota keluarganya
yang sakit. Masalah Gangguan mobilisasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit teratasi sebagian
O:
Keluarga dapat menjelaskan faktor-faktor yang dapat meningkatkan stroke
Keluarga dapat menjelaskan tentang hidup bersih dan sehat
Keluarga dapat menjelaskan komplikasi penyakit stroke
A : Keluarga saling memotivasi satu sama lain dalam pemeliharaan kesehatan anggota
keluarganya yang sakit dan pengetahuan tentang penyakit hipertensi meningkat. Masalah
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit teratasi
P : intervensi dihentikan
A : Keluarga saling memotivasi satu sama lain dalam membantu mobilisasi anggota keluarganya
yang sakit. Masalah Gangguan mobilisasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit teratasi sebagian