Disusun Oleh :
INDAH SARI
(2AD3/P27220018 017)
A. Definisi
Stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak. Gangguan fungsi saraf tersebut timbul secara mendadak
(dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala
dan tanda yang sesuai daerah fokal otak yang terganggu. Oleh karena itu
manifestasi klinis stroke dapat berupa hemiparesis, hemiplegi, kebutaan
mendadak pada satu mata, afasia atau gejala lain sesuai daerah otak yang
terganggu.
Stroke non hemoragik adalah stroke yang disebabkan karena sumbatan pada
arteri sehingga suplai glukosa dan oksigen ke otak berkurang dan terjadi
kematian sel atau jaringan otak yang disuplai.
Stroke iskemik atau non hemoragik adalah infark pada otak yang biasanya
timbul setelah beraktifitas fisik atau karena psikologis disebakan oleh trombus
maupun emboli pada pembuluh darah di otak
B. Etiologi
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang timbul dapat berbagai macam tergantung dari berat
ringannya lesi dan juga topisnya. Namun ada beberapa tanda dan gejala
yang umum dijumpai pada penderita stroke non hemoragik yaitu:
1. Gangguan Motorik - Tonus abnormal (hipotonus/ hipertonus) -
Penurunan kekuatan otot - Gangguan gerak volunter - Gangguan
keseimbangan - Gangguan koordinasi - Gangguan ketahanan 2
2. . Gangguan Sensorik - Gangguan propioseptik - Gangguan kinestetik -
Gangguan diskriminatif
3. Gangguan Kognitif, Memori dan Atensi - Gangguan atensi - Gangguan
memori - Gangguan inisiatif - Gangguan daya perencanaan -
Gangguan cara menyelesaikan suatu masalah
4. Gangguan Kemampuan Fungsional - Gangguan dalam beraktifitas
sehari-hari seperti mandi, makan, ke toilet dan berpakaian.
b. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada
carran lumbal menunjukkan adanya hernoragi pada subaraknoid
atau perdarahan pada intrakranial. Peningkatan jumlah protein
menunjukkan adanya proses inflamasi. Hasil pemeriksaan likuor
merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang masif, sedangkan
perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal
(xantokrom) sewaktu hari-hari pertama.
c. CT scan.
Pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak
edema, posisi henatoma, adanya jaringan otak yang infark atau
iskemia, dan posisinya secara pasti. Hasil pemeriksaan biasanya
didapatkan hiperdens fokal, kadang pemadatan terlihat di ventrikel,
atau menyebar ke permukaan otak.
d. MRI
MRI (Magnetic Imaging Resonance) menggunakan
gelombang magnetik untuk menentukan posisi dan besar/luas
terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan
area yang mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.
e. USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena
(masalah sistem karotis).
f. EEG
Pemeriksaan ini berturuan untuk melihat masalah yang
timbul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya
impuls listrik dalam jaringan otak.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Stroke dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Phase Akut :
1) Pertahankan fungsi vital seperti : jalan nafas, pernafasan,
oksigenisasi dan sirkulasi.
2) Reperfusi dengan trombolityk atau vasodilation : Nimotop.
Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa trombolitik /
emobolik.
3) Pencegahan peningkatan TIK. Dengan meninggikan kepala 15-30
menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan, pemberian
dexamethason.
4) Mengurangi edema cerebral dengan diuretik
5) Pasien di tempatkan pada posisi lateral atau semi telungkup
dengan kepala tempat tidur agak ditinggikan sampai tekanan vena
serebral berkurang
b. Post phase akut
1. Pencegahan spatik paralisis dengan antispasmodik
2. Program fisiotherapi
3. Penanganan masalah psikososial
H. Komplikasi
A. Pengkajian
1. Identitas
a.) Identitas pasien berupa nama, alamat, umur, tanggal lahir, status, agama,
pendidikan, pekerjaan, nomer RM, diagnosa medis, jenis kelamin.
b.) Identitas penanggung jawab berupa nama, alamat, tanggal lahir, status, agama,
pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan pasien, jenis kelamin.
2. Riwayat Kesehatan
a.) Keluhan utama
b.) Riwayat kesehatan sekarang
c.) Riwayat kesehatan dahulu
d.) Riwayat kesehatan keluarga
3. Pengkajian Fungsional Gordon
a.) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b.) Pola nutrisi
c.) Pola eliminasi
d.) Pola istirahat dan tidur
e.) Pola personal hygiene
f.) Pola aktivitas
g.) Pola kognitif dan persepsi
h.) Pola konsep diri
i.) Pola Hubungan dan Peran
j.) Pola seksual dan reproduksi
k.) Pola penanganan masalah stress
l.) Pola keyakinan dan nilai – nilai
4. Pemeriksaan Fisik
a.) Keadaan umum dan kesadaran umum
b.) Tanda – tanda vital berupa tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu
c.) Pemeriksaan head to toe
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Program Terapi
7. Data Fokus
B. DIAGNOSA
Menurut SDKI Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, 2017:
menelan makanan.
C. INTERVENSI
Menurut SIKI Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, 2018 dan
E. EVALUASI
Yuliana, A., Arifin, H., Darwin, D. & Raveinal. (2011). Analisa Drug Related Problems
pada Pasien Dislipidemia di Bangsal Rawat Inap dan Rawat Jalan Penyakit
dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi; 16; 197-202.
Yunaidi, Y. (2010). Intervensi pada Stroke Non Hemoragik. Jurnal Kardiologi Indonesia; 31;
153-155.
Dinata, C. A., Saftrita Y. & Sastri, S. (2013). Gambaran Faktor Risiko dan Tipe
Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit dalam RSUD
Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Januari - 31 Juni 2010. Jurnal Kesehatan
Andalas; 2; 57-61.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta Selatan : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia,
Definisi Dan Tindakan Keperawatan Edisi 1 Cetakan II. Jakarta Selatan : DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia,
Tindakan Keperawatan Edisi 1 Cetakan II. Jakarta Selatan : DPP PPNI
Nurarif , Huda Amin & Kusuma, Hardhi. 2015. NANDA NIC NOC Jilid 1 Yogyakarta: Media
Action