Disusun Oleh :
1814201222
CI AKADEMIK CI KLINIK
( ) ( )
Nekrosis
Resiko
Metabolisme Seluler Hipoksia Penurunan
Curah
Gangguan
Timbunan Asam Jantung
Pertukaran Nyeri Akut
Laktat Meningkat
Gas
Integritas Membran Sel
Kelemahan Berubah
Ansietas
Kontraktilitas Turun
Intoleransi
Aktivitas
Resiko Kelebihan
Volume Cairan
Ekstravaskuler
E. PEMERKSAAN PENUNJANG STEMI
Pemeriksaan Penunjang Untuk menegakkan diagnosis STEMI yang perlu dilakukan
anamnesis (tanya jawab) seputar keluhan yang dialami pasien secara detail 20 mulai dari
gejala yang dialami, riwayat perjalanan penyakit, riwayat penyakit personal dan keluarga,
riwayat pengobatan, riwayat penyakit dahulu, dan kebiasaan pasien. Selain itu perlu juga
dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (Majid, 2016)
1. Pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan adalah pemeriksaan elektrokardiogram
(EKG). Dengan pemeriskaan ini maka dapat ditegakkann diagnosis STEMI. Gambaran
STEMI yang terlihat pada EKG antara lain:
Lead II, III, aVF : Infark inferior
Lead V1-V3 : Infark anteroseptal
Lead V2-V4 : Infark anterior
Lead 1, aV L, V5-V6 : Infark anterolateral
Lead I, aVL : Infark high lateral
Lead I, aVL, V1-V6 : Infark anterolateral luas
Lead II, III, aVF, V5-V6 : Infark inferolateral
Adanya Q valve patologis pada sadapan tertentu
2. Echocardiogram
Digunakan untuk mengevaluasi lebih jauh mengenai fungsi jantung khususnya fungsi
vertrikel dengan menggunakan gelombang ultrasound.
3. Foto thorax
Foto thorax tampak normal, apabila terjadi gagal jantung akan terlihat pada bendungan
paru berupa pelebaran corakan vaskuler paru dan hipertropi ventrikel
4. Percutaneus Coronary Angiografi (PCA)
Pemasangan kateter jantung dengan menggunakan zat kontras dan memonitor x- ray
untuk mengetahui sumbatan pada arteri koroner
5. Tes Treadmill
Uji latih jantung untuk mengetahui respon jantung terhadap aktivitas.
6. Laboratorium :
Pemeriksaan yang dianjurkan adalah:
1. Creatinin Kinase (CK)MB. Meningkat setelah 3 jam bila ada infark miokard dan
mencapai puncak dalam 10-24 jam dan kembali normal dalam 2-4 hari.
2. cTn (cardiac specific troponin). Ada 2 jenis yaitu cTn T dan cTn I. enzim ini
meningkat setelah 2 jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak dalam 10-24
jam dan cTn T masih dapat dideteksi setelah 5-14 hari, sedangkan cTn I setelah 5-10
hari.
3. Pemeriksaan enzim jantung yang lain yaitu:
1)Mioglobin. Dapat dideteksi satu jam setelah infark dan mencapai puncak dalam 4-
8 jam.
2)Creatinin kinase (CK). Meningkat setelah 3-8 jam bila ada infark miokard dan
mencapai puncak dalam 10-36 jam dan kembali normal dalam 3-4 hari.
3)Lactic dehydrogenase (LDH). Meningkat setelah 24-48 jam bila ada infark
miokard, mencapai puuncak 3-6 hari dan kembali normal dalam 8-14 hari.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
1) Nama:
2) Umur:
3) Alamat:
4) Perkerjaan:
5) Tanggal masuk:
6) Status:
2. Riwayat kesehatan
Riwayat masuk. Berapa jam sesak sebelum masuk RS; Onset 12 jam
1) Riwayat kesehatan saat ini keluhan pasien, seperti:
Sesak
Udema
Nyeri dada
2) Riwayat kesehatan keluarga: tanyakan pada angota keluarganya adakah anggota
keluarganya yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien saat ini. Serta riwayat
penyakit lainnya seperti:
Darah tinggi
Diabetes
Penyakit jantung
3) Riwayat kesehatan masa lalu: tanyakan pada pasien apakah pernah mengalami penyakit
yang sama dengan yang dialami saat ini atau penyakit lain seperti:
Riwayat asma
Diabetes
Stroke
Gastritis
Alergi
3. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum:
2) Kesadaran:
4. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi: Terjadi peningkatan leukosit
Cardiac enzyms: Terjadi peningkatan enzim
2) Elektrokardiografi:
Detak jantung
Ekokardiografi: Pergerakan dinding jantung dan struktur jantung.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko Penurunan Curah Jantung b/d Perubahan Kontraktilitas
2. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif b/d Penurunan Kerja Ventrikel Kiri
3. Nyeri Akut b/d Agen Pencdera Fisiologis
C. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi Keperawatan
. Keperawatan Hasil SIKI
SDKI SLKI
D. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan rencana yang telah disusun dengan
cermat dan rinci. Implementasi ini biasanya selesai setelah dianggap permanen.
Implementasi ini tidak hanya aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang direncanakan dan
dilaksanakan dengan serius dengan mengacu pada norma-norma tertentu mencapai tujuan
kegiatan.
E. EVALUASI
Evaluasi adalah penilaian perkembangan klien/pasien Tahap akhir dari
proses keperawatan Proses kontinue, yang penting untuk menjamin kualitas dan
ketepatan keperawatan yang diberikan Dengan meninjau respons pasien untuk
menentukan keefektifan rencana keperawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Agustina. 2011. ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) pada Laki-Laki 54 Tahun Memiliki
2. Brunner& Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta: EGC
3. Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi
Keperawatan.Jakarta:EGC
4. Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
5. Kowalak, Welsh.2002. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC
6. Reeves, Charlene J., dkk. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika
7. Price, A. Sylvia. 1995. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC
8. Cynthia M. Taylor, S. S. (2010). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan Edisi
10. Jakarta: EGC.
9. Farissa, I. P. (2012). Komplikasi Pada Pasien Infark Miokard Akut ST-Elevasi (STEMI)
Yang Mendapat Maupun Tidak Mendapat Terapi Reperfusi. Semarang: FK UNDIP
10. Majid, A. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Kardiovaskular.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.