Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.

A
DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG HANDOWO
RSJD. AMINO GONDO HUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun oleh :

Fenny Saleky 1808168

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES KARYA HUSADA SEMARANG
2019

1
LAPORAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. H
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Demak
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : tidak bekerja
Tgl. Dirawat : 11 Juni 2019
Tgl. Pengakajian : 16 Mey 2019
Ruang rawat : Ruang Gatotkoco (Ruang 6)
No. CM : 000095293
Dx. Medis : RPK
Penanggung Jawab : Tn. R
Umur : 35th
Hubungan Dengan Klien : Kaka Kandung

2. ALASAN MASUK
Klien mengatakan dia ± 1 minggu tidak bisa tidur, jarang minum obat dan
klien marah-marah, klien juga sering membanting barang-barang di rumah,
mandi kadang di ingatkan oleh keluarga

Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

3. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Riwayat mengalami gangguan jiwa
Klien pernah di rawat inap pada tahun 1989 di RSJD Dr. Amino
Gondohutomo.
2. Pengobatan sebelumnya :
Klien pernah di rawat inap 10x, pertama kali tahun 1989 dan terakir
di rawat tahun 2015 di RSJD Dr. Amino Gondohutomo, klien sempat
pulang ke rumah karena sudah sembuh tetapi harus mengkomsumsi
obat dari RS secara rutin tetapi klien putus obat dan sakitnya kumat
kembali. Di rumah klien sering di ejek sama tentangga sekitar bawah
klien adalah orang sakit jiwa sehingga membuat klien merasa
tersinggung. dirumah pasien marah-marah dan membanting barang-
barang dan handphone kemudian keluarga membawa klien Pada
tanggal 7 mey 2019 ke RSJD Dr.Amino Gondohutomo semarang
untuk mendapat penagangan lebih lanjut.

2
3. Trauma
Klien mengatakan tidak mau berteman dengan orang-orang terutama
tentangganya
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
klien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa
5. Pengalaman sakit yang tidak menyenangkan
Penyebab sakit pertama kali karena klien sangat memikirkan kata-kata
ejekan-ejekan dari tentangganya, bawah klien adalah orang yang sakit
jiwa pasien Nampak sedih dan marah ketika menceritakan perasaan
pengalaman yang tidak menyenangkan
Masalah keperawatan : - Perilaku kekerasan
- Gangguan alam : perasaan

4. FAKTOR PRESIPITASI
Klien marah karena mendengar ejekan-ejekan dari tentanganya bawah
klien adalah orang yang sakit jiwa, pasien merasa kesal
Masalah keperawatan : perilaku kekerasan
5. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital :
a. TD : 130/90 mmHg
b. N : 80x/menit
c. S : 36 0C
d. RR : 20 x/menit
2. Ukuran :
a. TB : 165 cm
b. BB : 62 kg
c. IMT : 22 kg/m²
3. Keluhan fisik :
Penjelasan : Klien tidak ada keluhan fisik
1)
c. Keadaan Umum : tampak sakit sedang, kesadaran : compos menthis ,
GCS : 15 (E4V5M6)

3
d. Kulit, kuku : turgor kulit elastis, membran mukosa lembab,
konjuntiva tidak anemis, nadi teraba kuat, kulit teraba hangat, tidak
edema, tidak ada sianosis, tidak ada iketerik, kuku bersih.
e. Kepala : normochepal, tidak ada luka, tidak ada jejas, rambut
sebagian sudah beruban
f. Leher : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri menelan.
g. Thorax
1) Pulmonal :
Inspeksi : bentuk dada datar, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : taktil fremitus seimbang kanan dan kiri
Perkusi : lapang paru sonor
Auskultasi : suara nafas lapang paru vesikuler, tidak terdapat suara
nafas tambahan, ronchi (-/-), wheezing (-/-)
2) Kardio :
Inspeksi : tidak tampak denyut apical
Palpasi : tidak teraba ictus cordis
Perkusi : Pekak, tak ada pembesaran batas jatung
Auskultasi : bunyi jantung I – II jelas, tak ada bunyi jantung
tambahan
h. Abdomen
Inspeksi : perut supel, tak ada asites
Auskultasi : bising usus 12 x/menit
Palpasi : tak ada nyeri tekan
Perkusi : tympani
i. Punggung : tak ada luka, tak ada jejas, tak ada perubahan bentuk
tulang belakang
j. Urogenital : Tidak terkaji.
k. Ekstremitas :
1) Ekstremitas superior (tangan)
Dextra : tidak ada edema, akral hangat, capillary refill < 3 detik,
kekuatan otot 5

4
Sinistra : tidak ada edema, akral hangat, capillary refill < 3 detik,
kekuatan otot 5, terpasang infus RL 20 tetes/menit
2) Ekstremitas inferior (kaki)
Dextra : tidak ada edema, akral hangat, capillary refill < 3 detik,
kekuatan otot 5
Sinistra : tidak ada edema, akral hangat, capillary refill < 3 detik,
kekuatan otot 5

I. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :
Laki – laki menikah
Perempuan tinggal serumah
Pasien dengan gangguan jiwa meninggal

Jelaskan: Tn. H mengatakan tinggal serumah dengan kakek, nenek dan


kakak perempuan yang sudah menikah. Pasien tinggal dengan kakek
dan nenek sejak usia 2 tahun karena ayah dan ibu bercerai.
Pengambilan keputusan diambil oleh nenek, pasien dekat dengan
nenek dan kakak kandung. Komunikasi keluarga dengan bahasa Jawa,
komunikasi baik, sering bercanda dengan kakek dan neneknya.

5
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan bersyukur dengan bentuk dan fungsi tubuhnya.
Klien bersyukur masih diberi kesehatan yang sekarang dibandingkan
orang yang sakit jiwa lainnya. Klien suka bagian tubuhnya bagian
tangannya karena untuk berkerja. Klien tampak senang ketika
menjawab bagian mana yang disukai dan klien menjawab tangannya
Masalah Keperawatan : -
b. Identitas diri
Klien menyebutkan bahwa namanya Tn. A, usianya 62 tahun jenis
kelamin laki-laki, dan puas terhadap dirinya, klien bekerja sebagai
petani dan sudah menikah, klien tampak kooperatif dalam menjawab
pertanyaan tentang identitas dirinya.
Masalah keperawatan : -
c. Peran diri
Peran klien sebagai anak ke 3 dalam keluarganya, klien tinggal
dengan istri dan anak
Masalah keperawatan : -
d. Ideal diri
Klien berharap cepat sembuh dan bisa cepat pulang karena ingin cepat
bekerja. Klien tampak sering bertanya kapan pulang
Masalah keperawatan : -
e. Harga diri
Klien mengatakan merasa malu dengan keadaanya, ingin sembuh dan
bekerja lagi dan menjalani kehidupannya secara normal, klien tampak
mengepal tangannya ketika menceritakan masa lalunya
Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan

3. Hubungan social
Klien mengatakan orang yang terdekat/berarti dengannya adalah istrinya,
kegiatan di masyarakat tidak ada, hambatannya klien suka menyendiri,

6
Klien tampak duduk dengan teman-temannya, dan klien suka berbicara
dengan teman-temannya
Masalah keperawatan :
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan: Klien beragama islam, pasien mengatakan “saya
yakin di rawat supaya sembuh”
saat pengkajian klien mampu menghafal ayat qursi
b. Kegiatan beribadah: Klien kadang melakukan ibadah sholat
Klien tampak memperagakan gerakan sholat
Masalah Keperawatan : -

II. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Penampilan klien rapi, berpakaian dengan tepat, klien mengatakan
berganti pakaian 1 kali sehari.
Masalah Keparawatan : -
2. Pembicaraan
Saat dilakukan pengkajian klien sedikit berbicara, berbicara koheren.
kadang nada suara tinggi dan nada pelan, tidak marah-marah, kadang
suka diam kalau ditanya.
Masalah keperawatan : .
3. Aktivitas motorik
Pasien terlihat sering duduk berkumpul dengan teman laninya, kadang
klien mondar-mandir. Klien mengatakan pengen cepat pulang.
Masalah keperawatan: -
4. Alam perasaan
klien mengatakan sedih dan memikirkan istri dan anaknya sangat ingin
bertemu Klien tampak sedih saat mengungkapkan kesedihan.
Masalah keperawatan : gangguan alam perasaan : sedih
5. Afek
Ekspersi dan perasaan klien dalam pembicaraan antara klien dan perawat
menunjukkan afek yang sesuai

7
Masalah Keperawatan :
6. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif, kontak mata baik, klien mau menerima pendapat orang
lain, kadang mengalihkan pandangan.
Masalah keperawatan :-

7. Persepsi
Klien mengatakan klien tidurnya nyenyak dan tidak ada suara-suara yang
didengar
Masalah keperawatan :-

8. Proses pikir
Pembicaraan terarah kepada tujuan yang dinginkan, Tidak ada gangguan
proses pikir
Masalah keperawatan :-
9. Isi pikir
Dalam pengkajian tidak ada gangguan isi pikir terhadap klien
Masalah keperawatan : -
10. Tingkat kesadaran
Klien tampak tenang, pandangan mata focus. Orientasi tempat : klien
mengetahui kalau saat ini di RSJD Dr. Amino Gondohutomo, waktu :
klien mengetahui hari ini hari senin. Klien mengatakan mampu
mengenali siapa yang mengajak bicara yaitu perawat.
Masalah keperawatan : -
11. Memori
Daya ingat jangka panjang : klien mampu mengingat kejadian waktu di
mana klien pernah tingal bersama orang tua semasa kecilnya
Daya ingat jangka pendek : klien mampu mengingat kejadian yang
dialaminya 2 minggu yang lalu yaitu saat di antar oleh istri, dan anaknya
ke RSJD Dr.Amino Gondohutomo..
Daya ingat saat ini : klien dapat mengingat kejadian hari ini yaitu saat
bagun pagi harus mandi dan sikat gigi dulu

8
Masalah keperawatan : -
12. Tingkat konsentrasi & berhitung
Klien mampu menghitung tempat tidur di dalam ruangannya ada 18
tempat tidur dengan baik tetapi secara perlahan
Masalah keperawatan : -

13. Kemampuan penilaian


Klien dapat mengambil keputusan yang sederhana, saat diberikan pilihan
klien ngobrol sebelum mandi atau mandi dulu baru ngobrol, klien
menjawab mandi dulu sebelum ngobrol biar segar. Klien tampak masuk
kamar mandi untuk mandi .
Masalah keperawatan : -
14. Daya tilik diri
Klien mengatakan dirinya berada di Rumah Sakit Jiwa. Klien
mengatakan tidak tahu kenapa dirinya di bawa ke RSJ Dr. Amino
Gondohutomo.klien tampak duduk dan diam.
Masalah keperawatan : Gangguan daya tilik diri

III. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG


1. Makan
klien makan 3 kali sehari dengan menu yang di sediakan dari Rumah
Sakit, saat makan klien habis 1 porsi, klien makan dengan
menggunakan sendok.
Masalah Keperawatan : -
2. BAB/BAK
Klien mampu mengontrol untuk BAB/BAK di tempat yang sesuai,
membersihkan diri dan merapikan pakainnya sendiri.
Masalah keperawatan : -
3. Mandi
Sebelum di RS, klien mandi 2x sehari, rapi dan bersih. Selama di
Rumah Sakit, tubuh klien cukup bersih, tidak bau. Setelah masuk RS

9
klien mandi 2 kali sehari karena klien mampu mandi, ganti baju secara
mandiri
Masalah Keperawatan : -
4. Berpakaian/berhias
Klien mampu mengenakan pakaian sendiri secara tepat, namun tidak
menyisir rambutnya.
Masalah Keperawatan : -
5. Istirahat dan Tidur
Menurut klien, selama di Rumah Sakit sehari klien tidur selama + 7
jam, tidur malam mulai sekitar jam 21.00 – 04.00 WIB. Klien akan
tidur jika merasa ngantuk, klien tidur siang ±1 jam saat siang hari.
Masalah Keperawatan : -
6. Penggunaan obat
Klien selalu minum obat yang di berikan oleh perawat, tidak pernah di
buang, obatnya, pasien minum obat Resperidon 2x2 mg
7. Pemelihara kesehatan
Klien mengatakan ini yang pertama di alaminya, sistem pendukung
dalam hidupnya adalah keluarganya.
8. Kegiatan di dalam rumah
Klien saat dirumah masih bisa mencuci pakaian sendiri dan mencuci
piring yang dia gunakan saat makan
9. Kegiatan di luar rumah
Klien jika ingin berpergian menggunakan motor untuk pergi kemana-
mana.
IV. MEKANISME KOPING
Adaptif : Apabila klien mempunyai masalah klien berbicara dengan orang
lain , pagi hari klien tampak sedang berolahraga
Masalah keperawatan :
V. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Klien mengatakan kalau di rumahnya, klien tampak ngorbrol dengan
temanya.
Masalah keperawatan : -

10
VI. KURANG PENGETAHUAN
Klien tidak mengetahui sakit apa yang sebenarnya dialami oleh klien dan
bagaimana cara mengatasinya. Klien tampak bingung kenapa bisa di bawa ke
RSJ.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan tentang penyakitnya

VII. ASPEK MEDIS


a. Diagnosa medic: skizofrenia paranoid
b. Terapi Medik : Risperidon 2 – 8 mg / hari

VIII. ANALISA DATA


NO DATA MASALAH
1 DS: Pasien mengatakan Resiko perilaku
 ±minggu tidak bisa tidur
kekerasan
 ,jarang minum obat
 klien marah-marah
 sering membanting barang-barang di
rumah
 mandi kadang di ingatkan oleh istri.
DO:
 pasien sadar
 kooperatif,
 klien tampak mengepal tangannya
ketika menceritakan masa lalunya

2 DS : Resiko menciderai diri,


 Klien merasa kesal karena tetangganya orang lain dan
yang sering mengatakan klien sakit lingkungan
jiwa
 Kata keluarga klien membanting-
banting barang dirumah
 Klien marah-marah
DO :
 Nada suara kadang tinggi
 Klien tampak mengepal tangannya
ketika menceritakan tentang rasa kesal
dan marahnya

11
3 DS : Harga diri rendah
 Klien mengatakan malu dengan
keadaaannya yang sekarang ini karena
sering di ejak orang sakit jiwa

DO :

 Klien tampak malu saat menceritakan


tentang perasaannya
 Klien tidak hanya tingal di dalam
rumah saja

a. Daftar Masalah Kepribadian:


i. perilaku kekerasan
ii. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
iii. Harga diri rendah
b. Pohon Masalah
Akibat
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Core Problem
Perilaku Kekerasan

Harga Diri Rendah


Sebab

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko Perilaku Kekerasan
2. Resiko memciderai diri, orang lain dan lingkungan
3. Harga diri rendah

12
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. H
Ruang : Gatotkoco
No. RM : 00095293

Rencana Tindakan Keperawatan


Tgl/
Dx. Kep Tujuan Dan Kriteria Ttd
Jam Tindakan Keperawatan
Evaluasi

16 juli Resiko Setelah dilakukan 3x tatap 1. Bina hubungan saling percaya Novi
2019 prilaku muka dengan 2 x 24 jam, dengan pasien
Pukul kekerasan diharapkan klien: a. Salam terapeutik, empati,
10.00 sebut nama perawat dan
- Klien dapat membina
WIB jelaskan tujuan interaksi
hubungan saling percaya
b. Panggil klien dengan nama
- Klien dapat
panggilan yang disukai
mengidentifikasi
c. Bicara dengan sikap tenag,
penyebab prilaku
rileks dan tidak menantang
kekerasan
2. Bantu klien mengidentifikasi
- Klien dapat
tanda –tanda prilaku kekerasan
mengidentifikasi tanda-
a. Beri kesempatan
tanda prilaku kekerasan
mengungkapkan perasaan
- Klien dapat
b. Bantu klien mengungkapkan
mengidentifikasi prilaku
perasaan jengkel/kesal
kekerasan yang biasa
c. Dengarkan ungkapan rasa
dilakukan
marah dan perasaan
- Klien dapat
bermusuhan klien dengan
megidentifikasi akibat
sikap tenang
prilaku kekerasan
3. Bantu klien mengidentifikasi
- Klien dapat
tanda-tanda prilaku kekerasan
mengidentifikasi cara
a. Anjurkan klien
konstruktif dalam
mengungkapkan yang

13
berespon terhadap dialami dan dirasakan saat
kemarahan jengkel/kesal
- Klien dapat mengontrol b. Observasi tanda prilaku
prilaku kekerasan ( cara kekerasan
latihan fisik 1 & 2, c. Simpulkan bersama klien
minum obat, secara verbal tanda-tanda jengkel/kesal
dan spiritual) yang dialami klien
- Klien mendapat dukungan 4. Bantu klien mengidentifikasi
dari keluarga. prilaku kekerasan yang biasa
dilakukan
a. Anjurkan mengungkapkan
prilaku kekerasan yang biasa
dilakukan
b. Bantu bermain peran sesuai
dengan prilaku kekerasan
yang biasa dilakukan
5. Bantu klien mengidentifikasi
akibat prilaku kekerasan
a. Bicarakan akibat/kerugian
dari cara yang dilakukan
b. Bersama klien menyimpulkan
akibat dari cara yang
digunakan
c. Tanyakan apakah ingin
mempelajari cara baru yang
sehat
6. Latih cara mengontrol PK
dengan kegiatan fisik 1 dan 2
(tarik nafas dalam dan memukul
bantal)
a. Jelaskan cara mengontrol PK:
fisik, obat, verbal, spiritual.
b. Latihan cara mengontrol PK

14
fisik 1&2
c. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
7. Latih cara mengontrol PK
dengan minum obat.
a. Evaluasi kegiatan latihan
fisik 1,2.beri pujian
b. Latih cara mengontrol Pk
dengan obat. (jelaskan 6
benar: jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas
minum obat)
c. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan fisik
dan minum obat
8. Latih cara mengontrol PK
dengan cara verbal.
a. Evaluasi kegiatan latihan
fisik 1,2 & obat. Beri pujian.
b. Latih cara mengontrol PK
secara verbal (3 cara, yaitu:
mengungkapkan, meminta,
menolak dengan benar)
c. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan fisik,
minum obat dan verbal.
9. Latih mengontrol PK dengan
Spiritual.
a. Evaluasi kegiatan latihan
fisik 1,2 & obat & verbal.
Beri pujian.
b. Latih cara mengontrol
spiritual (2 kegiatan)

15
c. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan fisik,
minum obat, verbal dan
spiritual

CATATAN PERKEMBANGAN
Dx
Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Ttd
Keperawatan

17 juli Resiko prilaku SP I S: novi


2019 kekerasan a. Membina hubungan - Klien bersedia berbincang-
Pukul saling percaya dengan bincang dan diajarkan cara
12.30 pasien mengontrol PK dengan
WIB b. Mengidentifikasi tarik nafas dalam dan
penyebab, tanda dan memukul bantal.
gejala, prilaku - Klien mengatakan masih
kekerasan yang merasa kesal jika
dilakukan, akibat mengingat tetangganya
prilaku kekerasan yang suka mengejek-ejek
c. Menjelaskan cara klien bawah klien sakit
mengontrol prilaku jiwa
kekerasan (fisik, obat, O:
verbal, spiritual) - Saat wawancara
d. Melatih cara konsentrasi klien baik,
mengontrol prilaku pandangan klien focus,
kekerasan fisik 1 & 2 klien kooperatif, tangan
(tarik nafas dalam dan klien tampak mengepal
pukul bantal) saat menceritakan tentang
e. Masukkan pada jadwal kejadian yang pernah
kegiatan harian dialaminya, nada suara
klien kadang tinggi setiap
membicarakan tentang
tetangga yang sering

16
mengejek klien bawah
klien sakit jiwa

A:

- Klien mampu
mempraktikkan cara
mengontrol prilaku
kekerasan dengan cara
fisik 1 & 2 ( menarik nafas
dalam dan memukul
bantal)

P:
RTL Perawat : Lanjutkan SP2
- Latih cara mengontrol
prilaku kekerasan dengan
obat ( jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas
minum obat)
RTL Pasien :
- Latihan mengontrol
prilaku kekerasan dengan
cara tarik nafas dalam 3 x
sehari dan pukul bantal 3 x
sehari
- Masukkan dalam latihan
harian

18 juli Resiko Prilaku SP 2 : S: novi


2019 Kekerasan a. Mempertahankan - Klien mengatakan masih
Pukul hubungan saling percaya sedikit kesal kalau
11:30 b. Mengevaluasi kegiatan mengingat tentangganya
WIB latihan fisik 1 & 2 beri yang mengatakan klien
pujian sakit jiwa

17
c. Melatih cara mengontrol - klien mengatakan sudah
prilaku kekerasam dengan tidak marah-marah dan
obat ( 6 benar : jenis, membanting barang lagi
guna, dosis, frekuensi, - Klien mengatakan selalu
cara, kontinuitas minum minum obat secara teratur
obat)
O:
d. Masukkan pada jadwal
- Pasien tampak kooperatif
kegiatan untuk latihan
dan tenang, nada suara
fisik dan minum obat
pelan
- Klien mampu mengulangi
cara mengontrol marah
dengan nafas dalam dan
pukul bantal
- Klien mendengarkan cara
mengontrol prilaku
kekerasan dengan obat
yang dijelaskan perawat
- Klien mampu menjelaskan
kembali cara mengontrol
prilaku kekerasan dengan
obat

A: Klien rajin minum obat

P:
RTL Perawat : Lanjutkan SP 3
- Latih cara mengontrol
prilaku kekerasan secara
verbal, ( mengungkapkan,
meminta, menolak dengan
benar)
RTL Pasien :
- Latihan mengontrol prilaku
kekerasan dengan cara

18
nafas dalam dan pukul
bantal 3 x sehari
- Latihan cara mengontrol
prilaku kekerasan dengan
cara minum obat secara
rutin.

20 Juli Resiko Prilaku SP 3: S: novi


2019 Kekerasan a. Mengevaluasi kegiatan - Klien mengatakan masih
Pukul latihan fisik 1 & 2 dan sedikit kesal kalau
12.30WIB minum obat, memberi mengingat tentangganya
pujian yang mengatakan klien
b. Melatih cara mengontrol sakit jiwa
prilaku kekerasan secara - klien mengatakan sudah
verbal ( mengungkapkan, tidak marah-marah dan
meminta, menolak membanting barang lagi
dengan benar)
c. Memasukkan pada jadwal
- Klien mengatakan bersedia
kegiatan untuk latihan
latihan, mengungkapkan,
fisik, minum obat dan
meminta, menolak dengan
verbal
benar, klien masih ingat
relaksasi nafas dalam dan
memukul bantal dan
melakukannya saat ia
merasa marah, serta selalu
minum obat.

O : Klien tampak kooperatif,


bisa mempraktikkan ulang
cara mengontrol marah
dengan nafas dalam dan
pukul bantal, klien tampak
minum obat secara teratur.

19
A:
- Klien mampu
mempraktikkan cara
mengungkapkan, meminta,
menolak dengan benar

P:
RTL Perawat : Lanjut SP 4
- Latih cara mengontrol
prilaku kekerasan dengan
cara spiritual
RTL Pasien :
- Latihan mengontrol prilaku
kekerasan dengan cara
verbal 3 x sehari

20
21
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama:
Perilaku kekerasan.

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah
yang tidak konstruktif (Towsend,1998).
Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu-individu beresiko
menimbulkan bahaya langsung pada dirinya sendiri ataupun orang lain (Carpenito,
2000)
Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan didapatkan
melalui pengkajian meliputi :
▪ Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda marah
yang diserasakan oleh klien.
▪ Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi,
berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak: merampas
makanan, memukul jika tidak senang.
Tanda dan gejala:
Pada pengkajian awal dapat diketahui alasan utama klien dibawa ke rumah sakit
adalah perilaku kekerasan di rumah. Kemudian perawat dapat melakukan pengkajian
dengan cara observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi,
berdebat, memaksakan kehendak, memukul dan mengamuk.
2. Penyebab
Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan konsep diri: harga diri
rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga
diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Tanda dan gejala:
▪ Perasaan malu terhadap diri sendiri

22
▪ Rasa bersalah terhadap diri sendiri
▪ Merendahkan martabat
▪ Gangguan hubungan sosial
▪ Percaya diri kurang
▪ Mencederai diri
3. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan berbahaya
bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang orang lain,
memecahkan perabot, membakar rumah dll. Sehingga klien dengan perilaku
kekerasan beresiko untuk mencederai diri orang lain dan lingkungan.
Tanda dan gejala:
Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan didapatkan
melalui pengkajian meliputi :
▪ Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda marah
yang diserasakan oleh klien.
▪ Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi,
berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak: merampas
makanan, memukul jika tidak senang.

C. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku Kekerasan/amuk Core Problem

Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah

Koping individu tidak efektif

D. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Masalah keperawatan:
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Perilaku kekerasan / amuk
23
c. Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah
2. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan perilaku kekerasan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data Subyektif :

 Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.


 Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang
kesal atau marah.
 Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif :

 Mata merah, wajah agak merah.


 Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul
diri sendiri/orang lain.
 Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
 Merusak dan melempar barang-barang.

b. Perilaku kekerasan / amuk


Data Subyektif :

 Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.


 Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang
kesal atau marah.
 Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Obyektif

 Mata merah, wajah agak merah.


 Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
 Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
 Merusak dan melempar barang-barang.

c. Gangguan harga diri : harga diri rendah


Data subyektif:

Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

24
Data obyektif:

Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

E. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

F. Rencana Tindakan
Diagnosa 1: perilaku kekerasan
TujuanUmum: Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

Tujuan Khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
1.1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat
dan jelaskan tujuan interaksi.
1.2. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
1.3. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Tindakan:
2.1. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
2.2. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.
2.3. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap
tenang.
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
Tindakan :
4.1. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.
4.2. Observasi tanda perilaku kekerasan.
4.3. Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel / kesal yang dialami klien.
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Tindakan:
4.1. Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

25
4.2. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
4.3. Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai?"
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
Tindakan:
5.1. Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.
5.2. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.
5.3. Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.
6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan.
Tindakan :
6.1. Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.
6.2. Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang
kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur.
6.3. Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal / tersinggung
6.4. Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi
kesabaran.
7. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.
Tindakan:
7.1. Bantu memilih cara yang paling tepat.
7.2. Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.
7.3. Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.
7.4. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.
7.5. Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.
8. Klien mendapat dukungan dari keluarga.
Tindakan :
8.1. Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan
keluarga.
8.2. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).
Tindakan:
9.1. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek
samping).
9.2. Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis,
cara dan waktu).

26
9.3. Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.

Diagnosa II: gangguan konsep diri: harga diri rendah


Tujuan Umum : Klien tidak melakukan kekerasan
Tujuan Khusus:
2. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
1.4. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat
dan jelaskan tujuan interaksi.
1.5. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
1.6. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
3. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Tindakan:
2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2.2 Hindari penilaian negatif detiap pertemuan klien
2.3 Utamakan pemberian pujian yang realitas
4. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri sendiri dan
keluarga
Tindakan:
3.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3.2 Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
5. Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan yang
dimiliki
Tindakan :
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
4.2. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.
4.3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

6. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan


Tindakan :
5.1. Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien

27
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
7. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
6.2 Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
6.4 Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Carpenito, L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC
2. Stuart GW, Sundeen. 1998.Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.).
St.Louis Mosby Year Book
3. Townsend, M.C. 1998. Buku saku Diagnosa Keperawatan pada Keoerawatan Psikiatri,
edisi 3. Jakarta: EGC.
4. Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
5. Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
6. Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003
7. Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000

29
30

Anda mungkin juga menyukai