Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN ANALISIS JURNAL

HUBUNGAN MORNING BRIEFING DENGAN KINERJA KERJA PERAWAT


DI RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN RSUD KAB TANGERANG
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktik Klinik Manajemen
Keperawatan
Dosen Pembimbing : Parta Suhanda, S.Kp,. M.Biomed

Disusun oleh :
Nopiani Dwi Astuti
P27906120024

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2021
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyusun laporan analisis Manajemen Keperawatan yang. Selesainya
penyusunan ini berkat bantuan doa dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini
kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang terhormat:

1. Bapak Parta Suhanda,S.Kp.,M.Biomed selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen


Keperawatan.
2. Bapak Kusnaidi,S.Kep selaku pembimbing lahan praktik RSUD Kab Tangerang.
3. Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami, baik
selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan dan sebagai umpan balik yang positif
demi perbaikan di masa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu Keperawatan.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan kami berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

                                                                                                  Tangerang,31 Mei 2021

                                                                                                    Nopiani Dwi Astuti

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................


i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang ...................................................................................................................


1

B.     Rumusan Masalah .............................................................................................................


2

C.     Tujuan................................................................................................................................
2

D.    Manfaat................................................................................................................................
2

BAB II TINJAUAN TEORI

A.    Hasil Analisis Jurnal.......................................................................................................... 3

B.     Pembahasan....... ...............................................................................................................
4

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan ......................................................................................................................
21

B.     Saran ................................................................................................................................
21

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit sebagai unit pelayanan baik buruknya kinerja pelayanannya ditentukan
oleh kinerja seluruh staf atau karyawannya, salah satu komponen staf terbesar di rumah sakit
adalah tenaga perawat. Kinerja perawat akan menggambarkan kinerja rumah sakit, hal ini
dikarenakan perawat yang paling lama berada didekat pasien. Menghasilkan kinerja yang
maksimal, seorang perawat harus memiliki pengetahuan, sikap yang standar sesuai dengan
profesi perawat dan didukung oleh lingkungan kerja tempat bekerja yang aman dan nyaman
(Nursalam, 2014). Kinerja merupakan cara untuk mendapatkan hasil yang lebih baik bagi
organisasi, kelompok, dan individu dengan memahami dan mengelola kinerja sesuai target
yang telah ditentukan (Dharma, 2009).

Kinerja merupakan proses yang dirancang untuk meningkatkan kinerja organisasi,


kelompok, dan individu perawat dalam pelayanan, asuhan, dan praktik keperawatan
(Kewuan, 2016) Pencapaian hasil kinerja perawat dinyatakan baik jika telah sesuai dengan
apa yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Gibson (2003)
yang menyatakan terdapat tiga variabel yang dapat mempengaruhi kinerja perawat yaitu
variabel individu, variabel psikologi, dan variabel organisasi. Variabel individu meliputi
kemampuan dan ketrampilan, latar belakang keluarga, dan demografis. Variabel psikologi
meliputi persepsi, sikap, belajar, dan motivasi. Variabel organisasi meliputi kepemimpinan,
imbalan, struktur, desain pekerjaan, dan supervisi (Gibson, 2003).

“Upaya untuk meningkatkan disiplin dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan


pertemuan internal (sharing moment atau morning briefing). Morning briefing merupakan
suatu kegiatan untuk menyampaikan keluhan atau masalah dan memberikan masukan ide
yang dilakukan setiap hari”. Morning briefing bertujuan untuk mengevaluasi apa yang
dilakukan kemarin dan tindak lanjut yang harus dilakukan untuk kedepannya. Dengan
dilaksanakannya morning briefing setiap hari maka penyelesaian masalah dapat dilakukan
dengan adanya komunikasi yang positif (Sutrisno, 2013).

1
Melaksanakan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan akan dilihat
dari kinerja perawat melalui pengamatan langsung yaitu proses pemberian asuhan
keperawatan atau catatan pasien (dokumentasi) asuhan keperawatan yang telah diberikan.
Dalam melaksanakan perannya biasanya perawat dilandasi oleh adanya motivasi dan
kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan. Dalam teori motivasi menurut
Frederick Herzberg yang dikenal dengan teori dua faktor menjelaskan bahwa ada dua faktor
yang mempengaruhi motivasi seseorang dalam melaksanakan pekerjaan yaitu faktor
motivator dan faktor higienis.

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan diperlukan pengarahan dan pengawasan


melalui kegiatan supervisi. Kepala ruang memegang peran penting dalam supervisi dan
merupakan manajer yang bertanggung jawab terhadap perawat pelaksana, sehingga dapat
meningkatkan kualitas Asuhan Keperawatan yang diberikan dan akhirnya dapat
meningkatkan kinerja perawat pelaksana. Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan
berdasarkan keterampilan dan disengaja dalam pelaksanaan supervisi agar tujuan dan kualitas
refleksi dan pembelajaran terjadi (Davys, 2010). Supervisi adalah suatu proses kemudahan
untuk menyelesaikan tugas-tugas keperawatan (Swanburg & Swansburg, 1999).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan


morning briefing dengan tingkat disiplin perawat di Ruang Paviliun Flamboyan RSUD
Kabupaten Tangerang”.

B. Rumusan Masalah

Kualitas pelayanan di rumah sakit ditentukan oleh kinerja pemberi pelayanan.


Perawat merupakan salah satu pemberi pelayanan di rumah sakit. Perawat adalah lini
terdepan yang sangat penting di pelayanan rumah sakit. Kontribusi sangat besar dalam
menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit pengelolaan kinerja keperawatan harus
dilakukan secara terpadu dan komprehensif. Kinerja perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dapat ditingkatkan dengan pelaksanaan morning breafing yang
tepat.

Dalam pelaksanaan morning breafing bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf
keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan instruksi atau
ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bagaimana memperbaiki proses keperawatan dan

2
kualitas pelayanan yang sedang berlangsung. Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan
di rumah sakit dapat dilakukan dengan melaksanakan manjemen morning breafing oleh
kepala ruang.

Kepala ruang merupakan manajer di rumah sakit yang melaksanakan manajemen


kualitas pelayanan pasien pada ruangan masing-masing. Kemampuan kepala ruang dalam
melakukan morning breafing kepada perawat dapat mempengaruhi kualitas kerja perawat.
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah ”Apakah ada
hubungan morning breafing dengan kinerja kerja perawat di ruang rawat inap Flamboyan
Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang ?

C. Tujuan.

1.Tujuan umum

Menganalisis hubungan morning breafing dengan kinerja kerja perawat di ruang rawat
inap Flamboyan Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

2. Tujuan khusus

a. Mendeskripsikan morning breafing pada perawat di ruang rawat inap Flamboyan


Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
b. Mendeskripsikan kinerja kerja oleh perawat di ruang rawat inap Flamboyan Rumah
Sakit Umum Kabupaten Tangerang
c. Menganalisis hubungan antara morning breafing dengan kinerja perawat di ruang
rawat inap Flamboyan Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

D. Manfaat

1. Perawat
Penelitian ini bagi perawat dalam melakukan kinerjanya termasuk kaitannya dengan
kegiatan morning breafing oleh kepala ruang.
2. Profesi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi,wawasan, baru dan dapat
dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan terkait
dengan morning breafing serta kinerja perawat.

3
3. Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang morning breafing
kepala ruang terhadap kinerja perawat, sehingga penelitian ini dapat dijadikan acuan
dalam memberikan evaluasi dan tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan.
4. Institusi Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi mahasiswa terkait dengan
hubungan morning breafing terhadap kinerja perawat dan referensi bagi peneliti
selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan morning
breafing terhadap kinerja perawat.

4
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

No Penulis Tujuan Penelitian Desain Penelitian Subjek Kajian Ringkasan Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
1. Sigit Sutrisno, Untuk mengetahui Jenis penelitian Subjek Kajian Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil
Mardiono, Dwi hubungan kemampuan merupakan penelitian Penelitian penelitian penelitian bahwa
Setiowati morning breafing dengan kuantitatif bersifat berdasarkan menunjukkan, distribusi frekuensi
pelaksanaan kinerja kerja analitik dengan gambaran kegiatan morning untuk morning breafing
keperawatan. menggunakan pelaksanaan breafing baik berada dalam kategori
pendekatan cross kinerja perawat dengan baik sebesar 76,6%
sectional yang dapat dilihat peningkatan sedangkan kinerja kerja
bertujuan untuk bahwa mayoritas kinerja kerja dalam kategori baik
menganalisis pelaksanaan perawat baik sebesar 24%.
hubungan morning kinerja perawat sebanyak (83,3%). Berdasarkan hasil uji
breafing dengan berada dalam Kegiatan morning statistic dengan
kinerja kerja perawat. kategori baik breafing kurang menggunakan uji chi-
Populasi dalam yaitu (76,6%) baik dengan square menunjukkan
penelitian ini adalah sedangkan peningkatan bahwa p value = 0.009
seluruh perawat kategori kurang kinerja kerja < α = 0.005 ada

5
pelaksana yang baik (13,4%). perawat kurang hubungan morning
bertugas di 13 ruang baik sebanyak breafing dengan kinerja
rawat inap RSUD (76,9%). kerja perawat di ruang
Banyumas sebanyak Berdasarkan hasil rawat inap RSUD
124 orang yang uji statistik Banyumas 2013
seluruhnya dijadikan dengan
sampel dalam menggunakan uji
penelitian ini. Chi Squere
Instrumen yang menunjukan
digunakan adalah bahwa pValue
kuesioner dengan (=0.009) < α
variabel morning (=0,05). Maka
breafing dan kinerja dapat disimpulkan
perawat menggunakan bahwa Ha
20 pertanyaan. diterima yaitu ada
Variabel morning hubungan
breafing dikategorikan morning breafing
berdasarkan baik dan dengan kinerja
kurang baik sedangkan kerja perawat
kinerja perawat
jumlah pernyataan
sebanyak 16

6
pernyataan dengan
kategori baik dan
kurang baik.
2. Yullyzar,Irfanita Untuk mengetahui apakah Desain yang digunakan Subjek Kajian Hasil dari analisis Hasil penelitian ini
Nurhidayah, ada hubungan supervisi dalam penelitian ini Penelitian Continuity sesuai dengan
Nurul Hadisah terhadap pelaksanaan adalah Deskriptif Berdasarkan Correction, penelitian yang
asuhan keperawatan di Korelatif untuk tabel 1 diapatkan bahwa dilakukan oleh Riana
rumah sakit umum daerah mengetahui hubungan menunjukkan nilai pvalue = (2013) yang
Dr Zainoel Abidin , Banda antara variabel ratarata usia 0,000. Berarti p- menyatakan bahwa ada
Aceh. independent yaitu responden adalah value < 0,05. Ho hubungan antara tujuan
supervisi kepala ruang 29,03 tahun ditolak yang supervisi dengan
dengan variabel dengan standar menunjukkan kinerja perawat
dependent yaitu deviasi 4,345 bahwa ada pelaksana. Selain itu
pelaksanaan asuhan tahun. hubungan teknik supervisi yang baik
keperawatan oleh Responden supervisi dengan juga dapat
perawat pelaksana. berada pada usia pelaksanaan meningkatkan efisiensi
Penelitian ini minimal 22 asuhan kerja sehingga
menggunakan tahun dan keperawatan di kesalahan yang
pendekatan Cross masksimal 46 Ruang Rawat Inap dilakukan oleh bawahan
Sectional Study. tahun. Rata-rata RSUD Zainoel semakin berkurang,
Populasi dari lama bekerja Abidin Banda Berdasarkan konsep
penelitian ini adalah sekitar 5.07 Aceh. Hal ini dan hasil penelitian

7
153 perawat pelaksana tahun dengan sesuai dengan diatas, peneliti
yang bertugas di 12 standar deviasi penelitian yang menyimpulkan bahwa
Ruang Rawat Inap 3,705 tahun. dilakukan oleh tujuan dilakukan
Rumah Sakit Umum Responden lama Andayani (2014) supervisi oleh kepala
Daerah dr. Zainoel bekerja minimal yang menyatakan ruang adalah untuk
Abidin Banda Aceh 1 tahun dan bahwa ada meningkatkan kinerja
maksimal 20 hubungan antara perawat pelaksana
tahun. teknik supervisi dalam memberikan
dengan kepuasan asuhan keperawatan
kerja perawat sehingga kesalahan
pelaksanan yang dilakukan oleh
(Andayani 2014). perawat pelaksana
Hal yang sama semakin berkurang dan
juga di kemampuan dalam
kemukakan oleh menjalankan tugasnya
Riana et al dalam semakin meningkat.
penelitiannya Berdasarkan hasil
menyatakan penelitian terkait,
dengan tehnik peneliti menyimpulkan
supervise yang bahwa tehnik supervisi
baik akan mempunyai hubungan
meningkatkan dengan pelaksanaan

8
kinerja perawat asuhan keperawatan
(Riana 2013) terutama Teknik
supervisi langsung,
dikarenakan kepala
ruang dapat melihat
pekerjaan perawat
secara langsung dan
apabila ditemukan
masalah dapat langsung
diselesaikan sekaligus
mencari solusi yang
terbaik untuk staf
perawat.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen
serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam
manajemen keperawatan. Untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan
kemampuan manajemen dari Perawat profesional. Oleh karena itu sebagai seorang
manajer keperawatan atau sebagai Perawat profesional diharapkan mempunyai
kemampuan dalam supervisi dan evaluasi.
Tujuan supervisi adalah :
1. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan
keperawatan
4. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan.

B. Saran
1. Setiap bulan kepala ruang harus membuat rencana bulanan secara rutin dan
disosialisasikan kepada katim maupun Perawat.
2. Kegiatan supervisi hendaknya dilakukan secara rutin setiap bulan agar kepala
ruang memiliki catatan kinerja perawat untuk perbaikan selanjutnya dan
perawat yang disupervisi akan memiliki catatan kinerja sebagai bahan evaluasi
diri

10
DAFTAR PUSTAKA

Hamim N, Suwandi T, Yusuf A.(2015). Caring Behaviors Nurse Based On Quality Of


Nursing Work Life And Self-Concept In Nursing Nurses In Hospital.
International Journal of Development Research, 05(10):58035808

Hammad, Rizani K, Agisti R.(2018). Tingkat Kelelahan Perawat Di Ruang ICU.


Dunia Keperawatan.6(1): 27-33

Ilkafah & Harniah.(2017).perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di ruang


rawat inapprivate care centre RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo
Makassar.8(2).http://ejournal.umm. ac.id/index.php/keperawatan/issue/ view.
Diunduh tanggal 25 Oktober 2019

Jagoda, Edirisinghe, Meegoda.(2019). Evaluation of service quality in nursing and


patient satisfaction: perception of patients and student nurses. Proceeding of the
2nd Global Public Health Conference.2(1):37-51

Kasim M, Abdurrouf M.(2016). Peningkatan Kualitas Pelayanan Dan


Pendokumentasian Asuhan keperawatan Dengan Metode Tim. Nurse Line
Journal.1(1):62-72

Kemenkes RI. (2011). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care


Unit (ICU) di Rumah Sakit., Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Lestari A.E, Agustin, Suparmanto .(2017). Pengaruh Mobilisasi Progresif Terhadap


Status Hemodinamik Pada Pasien Kritis Di ICU RSUD Karanganyar. Artikel.
Stikes Kusuma Husada Surakarta

Simamora, R. H., Purba, J. M., Bukit, E. K., & Nurbaiti, N. (2019). Penguatan Peran
Perawat Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Melalui Pelatihan Layanan
Prima. JPPM (Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat), 3(1), 25-31.

11
Tajriani,Khoerur Ayi.2019.Hubungan Pengawasan Kepala Ruang Dengan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan DI Ruang Rawat Inap Kelas II dan III
RS PKU Muhammadiyah Gombong [skripsi].Gombong (ID): Program Studi S1
Keperawatan Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong.

Wahyuni,Erna Dwi,dkk.2019.Faktor yang Berhubungan dengan Mutu


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan.Fundamental and Management
Nursing Journal, Vol 2(1),16-23.

Wirawan,Emanuel Agung,dkk.2013.Hubungan Antara Supervisi Kepala Ruang


Dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Ambarawa.Jurnal Managemen Keperawatan, Vol 1(1),1-6.

12

Anda mungkin juga menyukai