Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

KEPALA RUANG PERINATOLOGI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan yang diampu
oleh Ns.Fany anitarini, M.Kep

Disusun Oleh :

APRILINDA SAFITRI

2016.02.045

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

BANYUWANGI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan terima kasih atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan
berkat rahmatnya, penulis masih diberikan kesehatan untuk menyelesaikan tugas
Manajemen Keperawatan yang berjudul Peran Kepemimpinan Dan Manajemen
Keperawatan Kepala Ruang Perinatologi.
Dalam penulisan makalah ini. Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Stikes Banyuwangi, yang telah menyediakan tempat dan fasilitas sehingga
penulis dapat belajar dan menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Bu Fany yang mengajar Mata Kuliah Manajemen Keperawatan dan telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini dengan benar.
3. Teman – teman serta orang – orang yang memberi dukungan, saran dan
pendapat dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Penulis ucapkan terima kasih.

Banyuwangi, Oktober 2019

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sepanjang sejarah, keperawatan di tuntut untuk berespon terhadap
perubahn teknologi dan kekuatan sosial. American Nurses Association/ ANA
(1996) menyatakan bahwa tanggung jawab manajerial yang baru berada pada
penggelolaan layan keperawatan yang memerlukan perawat administrator yang
memiliki pengetahuan, terampil dan komponen dalam semua aspek manajemen.
Saat ini, terdapat penekanan yang lebih besar pada bisnis pelayanan kesehatan,
dengan manajer dilibatkan dalam aspek pinansial dan pemasaran pada bagian
masing-masing. Untuk menghadapi perluasan tanggung jawab dan tuntutan,
peran manajer harus beralih kedimensi baru untuk menfasilitasi kualitas hasil
perawatan pasien dan memenuhi tujuan umum dan tujuaan khusus institusi.
Demikian juga, kebutuhan untuk mengembangkan keterampilan
kepemimpinan tidak sebesar reformasi yang ada di pelayanan kesehatan pada
tinggkat nasional, Negara, dan komunitas. Keterampilan kepemimpinan juga
diperlukan untuk team building (membangun tim) di tinggkat organisai.
Menjamin keberhasilan perekrut, mempertahankan kekompoakan staf
keperawatan, dan mempertahankan praktek berkualitas tinggi bergantung pada
keberhasilan team building.
American Nurses Association (1996) telah mengidentifikasi tiga
kecendrungan nasional dan dampak selanjutnya pada pelayanan kesehatan.
Pertama, peningkatan dalam managed care, yang ditujukan untuk menekan
peningkatan biaya pelayanan kesehatan nasional, menghasilkan perancangan
kembali sebagian besar organisasi pelayanan kesehatan. Kedua, terjadi
pergeseran dalam lokus pelayanan, dari perawat akut komunitas ke komunitas
dan rawat jalan. Ketiga, pergeseran terjadi juga dari perawatan episodik ke
perawatan preventif atau restoratif. Dua pergeseran terakhir mengakibatkan
penurunan kebutuhan pelayanan rawat inap dan peningkatan kebutuhan
pelayanan rawat jalan dan pelayanan tradisional, misalnya perawatan di rumah,
perawatan jangka panjang, dan kesehatan mental komunitas.
Manajer adalah seorang yang mempunyai wewenang untuk memerintah
orang lain. Seorang manajer dalam menjalankan pekerjaan dan tanggung
jawabnya menggunakan bantuan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, ia perlu memimpin pegawai, karyawan, pekerja,
atau apapun sebutannya. Tidak setiap orang yang ditunjuk sebagai pemimpin
bisa menjalankan pekerjaan dengan baik. Selain itu, tidak setiap pemimpin
dapat menjadi pemimpin yang baik.
Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan
individu secara keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan dunia
individu lainnya. Apa yang terjadi dengan orang tersebut merupakan akibat dari
perilaku orang lain. Sikap dan emosi dari orang lain mempengaruhi orang
tersebut. Bawahan sangat tergantung pada pimpinan dan berkeinginan untuk
diperlakukan adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila dikehendaki oleh
kedua belah pihak. Bawahan memerlukan rasa aman dan akan memperjuangkan
untuk melindungi diri dari ancaman yang bersifat semu atau yang benar-benar
ancaman terhadap tidak terpenuhinya kebutuhan dalam situasi kerja.Atasan/
pimpinan menciptakan kondisi untuk mewujudkan kepemimpinan yang efektif
dengan membentuk suasana yang dapat diterima oleh bawahan, sehingga
bawahan tidak merasa terancam dan ketakutan.Untuk dapat melakukan hal
tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan perlu memahami tentang
pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya akan terbentuk
motivasi dan sikap kepemimpinan yang professional.
Istilah manajemen dan kepemimpian sering diartikan hanya berfungsi
pada kegiatan supervise, tetapi dalam keperawatan fungsi tersebut sangatlah
luas. Jika posisi anda sebagai seorang ketua tim, kepala ruangan atau perawat
pelaksana dalam suatu bagian, anda memerlukan suatu pemahaman tentang
bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang berkualitas. Sebagai perawat professional, anda tidak hanya
mengelola orang tetapi sebuah proses secara keseluruhan yang memungkinkan
orang dapat meyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan
serta meningkatkan keadaan kesehatan pasien menuju ke arah kesembuhan.
Seperti halnya keperawatan, ilmu manajemen mengembangkan dasar
teori dari berbagai ilmu, seperti bisnis psikologi, sosiologi, dan antropologi.
Karena organisasi bersifat kompleks dan bervariasi, maka pandangan teori
manajemen adalah bagaimana manajemen dapat berhasil dan apa yang harus di
perbaki/ dirubah dalam mencapai suatu tujuan organisasi.
Keperawatan pada saat ini tengah mengalami beberapa perubahan
mendasar baik sebagai sebuah profesi maupun sebagai pemberi pelayanan
kepada masyarakat dimana tuntutan masyarakat pada keperawatan agar
berkontribusi secara berkualitas semakin tinggi.
Sebagai sebuah profesi, keperawatan dihadapkan pada situasi dimana
karakteristik profesi harus dimiliki dan dijalankan sesuai kaidahnya.
Sebaliknya, sebagai pemberi pelayanan, keperawatan juga dituntut untuk lebih
meningkatkan kontribusinya dalam pelayanan kepada masyarakat yang semakin
terdidik, dan mengalami masalah kesehatan yang bervariasi serta respon
terhadap masalah kesehatan tersebut menjadi semakin bervariasi pula.
Oleh karena itu, pada saat ini diperlukan kepemimpinan yang mampu
mengarahkan profesi keperawatan dalam menyesuaikan dirinya ditengahtengah
perubahan dan pembaharuan sistem pelayanan kesehatan. Kepemimpinan ini
sekiranya yang fleksible, accessible, dan dirasakan kehadirannya, serta bersifat
kontemporer.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.4 Berdasarkan dari latar belakang diatas maka, bagaimanakah manajemen
yang harus ditegakkan oleh kepala ruang perinatologi?

1.3 Tujuan Umum


Diketahuinya manajemen yang ditegakkan oleh kepala ruangan perinatologi
1.4 Tujuan Khusus
1.4.1 Untuk mengetahui peran kepala ruangan perinatologi.
1.4.2 Untuk mengetahui perencanaan kepala ruangan perinatologi.
1.4.3 Untuk mengetahui misi dan visi kepala ruangan perinatologi.
1.4.4 Untuk mengetahui motto kepala ruang perinatologi.
2.4.4 Untuk mengetahui tujuan kepala ruang perinatologi.
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Kepala Ruangan Perinatologi

Kepala Ruangan diberi tanggung jawab untuk


memperkerjakan,mengembangkan dan mengevaluasi stafnya. Mereka di
berikan tanggung jawab untuk pengembangan anggaran tahunan unit yang di
pimpinnya dan memegang kewenangan untuk mengatur unit sesuai tugas dan
tanggung jawabya, memantau kualitas perawatan, menghadapi masalah tenaga
kerjanya, dan melakukan hal-hal tersebut dengan biaya yang efektif (Potter &
Perry, 2005).

Ruang Perinatologi merupakan ruang yang memberikan pelayanan perawatan


pada bayi baru lahir (baik bayi sehat atau sakit). Ruang Perinatologi
mempunyai 20 tempat tidur yang terbagi dalam berbagai ruangan :

 Ruang Intensif I dilengkapi dengan incubator canggih yang khusus


digunakan untuk bayi – bayi BBLR
 R. Intensif II dilengkapi infant warmer canggih dengan monitor saturasi
O2 + 4 tempat tidur khusus untuk bayi yang sakit spt asphyxia (bayi
lahir tidak langsung menangis)
 R. Transisi dengan 6 tempat tidur untuk bayi – bayi sehat
 R. isolasi dilengkapi dengan fasilitas Infant warmer dan incub digital +
2 tempat tidur khusus untuk bayi – bayi rujukan dari BPS RS Swasta &
Puskesmas
 R. Menyusui khusus untuk para ibu yang belajar menetek /
menyusui. R.Perin dilengkapi juga dengan peralatan serba canggih
seperti CPAP, Nebulizer dan foto terapi.
3.1.1 Tugas Pokok Kepala Ruangan Perinatologi :
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di
kamar Bayi (Perinatologi).
3.1.2 Uraian Tugas :
a. Fungsi Perencanaan
 Merencanakan jumlah,jenis peralatan keperawatan di kamar
bayi.
 Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
pasien.
b. Fungsi Pergerakan dan Pelaksanaan
 Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan kamar Bayi
 Menyusun daftar dinas tenaga perawat sesuai kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku
 Melaksanakan program orientasi bimbingan dan penilaian
kepada tenaga perawat baru
 Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawat
untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
ketentuan/standar
 Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada cara bekerja
sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di
kamar bayi
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang
keperawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah
 Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta
mengusahakan
 pengadaannya sesuai kebutuhan pasien,agar tercapai pelayanan
optimal
 Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat
kesehatan,obat dan barang lain yang dibutuhkan di kamar bayi
 Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter)
untuk memeriksa pasien dan mencatat program pengobatan
serta menyampaikan kepada staf untuk melaksanakannya
c. Fungsi Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian
 Mengawasi pelaksanaan peraturan atau ketentua prosedur yang
berlaku dalam lingkungan kamar bayi
 Mengawasi peserta didik dari institusi pendidikan untuk
memperoleh pengalaman belajar,sesuai tujuan program
pendidikan yang telah ditentukan
 Mengawasi kecukupan stok alat tenun,alat kesehatan,lembar
administrasi dan barang – barang lain yang dibutuhkan pasien
 Mengendalikan pendayagunaan alat – alat kesehatan serta obat
– obatan secara efektif dan efisie
 Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan
kegiatan asuhan perawatan serta kegiatan lain di kamar bayi
 Bertanggung jawab atas terlaksananya program pengobatan
sesuai rencana dan advis dokter
 Melaporkan pertanggung jawaban dan evaluasi seluruh
kegiatan di kamar bayi
 Menilai dan mengevaluasi pelaksanaan tugas setiap perawat
pelaksana dikamar bayi
 Bertanggung jawab atas kelengkapan status keperawatan
setelah pasien pulang.
3.1.3 Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Progress dari program kerja ruang Perinatologi dicatat setiap bulan, dari
masing-masing kegiatan, mana yang dilaksanakan sesuai kegiatan yang
ada. Dari hasil pencatatan program kerja dilaporkan ke Direktur melalui
Wadir Pelayanan setiap semester setelah dilakukan evaluasi. Apabila
dari kegiatan yang ada tidak sesuai jadwal atau ada kendala akan dicari
akar masalah dan solusinya.

3.2 Visi dan Misi Ruangan Perinatologi


3.2.1 Visi :
Menurunkan angka kematian dan meningkatkan derajat kesehatan
bayi baru lahir
3.2.2 Misi :
Memberikan pertolongan cepat dan mencegah terjadinya
komplikasi kelahiran bayi.beserta meningkatkan pengetahuan ibu
dalam merawat bayi.
3.3 Motto
3.3.1 Melayani dan merawat dengan sentuhan kasih ibu ( mother care ).
3.3.2 Budayakan rasa kasih sayang dalam pelayanan
3.3.3 Tingkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam upaya peningkatan
kualitas hidup bayi
3.3.4 Ciptakan lingkungan rumah sakit sayang ibu dan bayi

3.4 Tujuan
3.4.1 Menciptakan kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di ruang
perinatologi.
3.4.2 Meningkatkan kualitas perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan di ruang perinatologi dengan pendidikan berkelanjutan
bidang keperawatan Perinatologi.
3.4.3 Menciptakan kenyamanan dan kepuasan perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan di perinatologi.
3.4.4 Meningkatkan kerjasama dengan seluruh tim kesehatan dan bagian
terkait lainnya secara efektif.
BAB 4
PENUTUP

4.1.3 Kesimpulan
Kepala Ruangan diberi tanggung jawab untuk
memperkerjakan,mengembangkan dan mengevaluasi stafnya. Mereka di
berikan tanggung jawab untuk pengembangan anggaran tahunan unit yang di
pimpinnya dan memegang kewenangan untuk mengatur unit sesuai tugas dan
tanggung jawabya, memantau kualitas perawatan, menghadapi masalah tenaga
kerjanya, dan melakukan hal-hal tersebut dengan biaya yang efektif (Potter &
Perry, 2005).
Terdapat visi dan misi dalam membangun manajemen keperawatan
sebagai acuan kualitas asuhan keperawatan yang hendak dicapai. Juga
terdapat fungsi manajemen yang harus diimplementasikan oleh seoarang
kepala ruangan yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerak,
pengendalian, dan evaluasi.

4.2 Saran
Seorang pemimpin diharapkan mampu membimbing, mengarahkan
dan mengayomi anggotanya tanpa membedakan antara anggota yang satu
dengan anggota yang lain, Dengan model kepemimpinan yang efektif ini,
diharapkan di masa yang akan datang profesi keperawatan bisa diterima
dengan citra yang baik di masyarakat luas sebagai suatu profesi yang
dikembangkan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang
berkembang
DAFTAR PUSTAKA

American Nurse Association, 1996, Nurshing: A Social Policy, Statement, Kansas


City: American Nurses Association, hlm. 27.
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan; Aplikasi dalam prektik Keperawatan
Profesional Edisi 2: Salemba Medika. Jakarta
Nursalam.2002. Manajemen Keperawatan; Aplikasi pada prakrik keperawtan
professional edisi 3:selemba Medika. Jakarta
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep,
proses dan praktik volume 1. (Edisi 4). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai