Anda di halaman 1dari 5

PERAN ORGANISASI PROFESI PPNI DALAM

PENGEMBANGAN Kualitas Sumber Daya Tenaga


Keperawatan

Perhimpunan/organisasi profesi keperawatan merupakan fihak yang seharusnya paling bertanggung jawab, secara
aktif turut dalam pengembangan keperawatan sebagai profesi. Organisasi profesi (PPNI) seyogyanya berada pada
baris terdepan dalam proses inovasi keperawatan di Indonesia, bahkan harus memegang kendali utama dalam
proses perubahan.

Untuk mewujudkan keperawatan sebagai profesi, berbagai langkah nyata telah dilaksanakan, mencakup :
pengembangan pelayanan/asuhan keperawatan, pendidikan tinggi keperawatan maupun kehidupan organisasi
profesi. Langkah ini dilaksanakan secara terarah, berencana dan terkendalikan sebagai gerakan profesionalisasi
keperawatan. Didasarkan pada keinginan para perawat agar keperawatan mendapat pengakuan sebagai profesi dan
lebih dari itu yaitu agar keperawatan sebagai profesi dapat berperan aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Keperawatan sebagai profesi berupaya memenuhi hak masyarakat untuk mendapat pelayanan/asuhan
keperawatan professional yang benar dan baik.

Langkah yang terlihat nyata adalah terbentuknya Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan, diharapkan dengan lulusan
perawat dari pendidikan tinggi keperawatan maupun memberikan pelayanan/asuhan keperawatan professional.

Pengembangan pada sistem pelayanan/asuhan keperawatan belum dirasakan optimal, karena memerlukan upaya –
upaya perubahan yang mendasar yaitu membentuk model praktek professional baik di RS maupun unit pelayanan
kesehatan masyarakat.

II.  ORGANISASI  PROFESI

Merton mendefinisikan bahwa organisasi profesi adalah : organisasi dari praktisi yang menilai/mempertimbangkan
seseorang atau yang lain mempunyai kompetensi professional dan mempunyai ikatan bersama untuk
menyelenggarakan fungsi sosial yang mana tidak dapat dilaksanakan secara terpisah sebagai individu

Organisasi profesi mempunyai 2 perhatian utama : (1) Kebutuhan hukum untuk melindungi masyarakat dari perawat
yang tidak dipersiapkan dengan baik dan (2) kurangnya standar dalam keperawatan.

Organisasi profesi menyediakan kendaraan untuk perawat dalam menghadapi tantangan yang ada saat ini dan akan
datang serta bekerja kearah positif terhadap perubahan-perubahan profesi sesuai dengan perubahan sosial.

Ciri-ciri organisasi profesi adalah :

1. Hanya ada satu organisasi untuk setiap profesi


2. Ikatan utama para anggota adalah kebanggan dan kehormatan
3. Tujuan utama adalah menjaga martabat dan kehormatan profesi.
4. Kedudukan dan hubungan antar anggota bersifat persaudaraan
5. Memiliki sifat kepemimpinan kolektif
6. Mekanisme pengambilan keputusan atas dasar kesepakatan
Dalam pengembangan keperawatan, organisasi profesi PPNI berfungsi :

1. Secara aktif turut dalam merumuskan dan menetapkan standar profesi untuk pendidikan tinggi keperawatan
dan untuk pelayanan/asuhan keperawatan, mencakup ukuran keberhasilan pelaksanaan pelayanan /asuhan
keperwatan dan kompetensi lulusan pendidikan tinggi keperawatan
2. Turut mengidentifikasi berbagai jenis ketenagaan keperawatan dengan berbagai jenjang kemampuan yang
diperlukan dalam pengembangan keperawatan dimasa depan.
3. Ikut menyususn kriteria dan mekanisme penapisan serta penerapan teknologi keperawatan maju serta
penerapan teknologi keperawatan maju secara tepat guna dan demi kemaslahatan masyarakat secara keseluruhan.
4. Bertanggung jawab dalam pengendalian dan pemanfaatan lulusan pendidikan tinggi keperawatan
khususnya dalam hal legislasi keperawatan professional.
Setelah memahami pengertian-pengertian tersebut diatas tentunya kita sepakat bahwa Organisasi Profesi
Keperawatan : PPNI mempunyai tanggung jawab besar terhadap pengembangan profesi, terutama saat ini dalam
menghadapi persaingan ketat untuk dapat merebut kesempatan memperoleh “pasar jasa pelayanan keperawatan”.

Kunci utamanya adalah “Pengelolaan sumber daya tenaga keperawatan yang handal dalam bidangnya”.

Bagaimana peran organisasi profesi, akan diuraikan berikut ini.

III. PERAN  PPNI

A. Menganjurkan suatu kegiatan Sosialisasi Profesional

 Sosialiasasi professional sejak dini dimulai pada saat pendidikan dilanjutkan setelah lulus masuk pada
lingkungan kerja
 Sosialisasi professional adalah : suatu proses dimana peserta didik pendidikan tinggi keperawatan
mendapat pengalaman melaksanakan praktek keperawatan professional, menumbuhkan dan membina sikap,
tingkah laku dan keterampilan professional yang diperlukan untuk siap melaksanakan praktek keperawatan ilmiah.
Suatu proses transformasi perilaku dari peserta didik pendidikan tinggi keperawatan menjadi seorang “perawat
profesional”

 Sosialisasi praktek keperawatan profesional adalah proses dimana nilai-nilai dan norma-norma dari profesi
keperawatan diinternalisasi kedalam perilaku perawat itu sendiri dan konsep-konsep dirinya. Sehingga perawat
belajar dari menerima pengetahuan keterampilan dan sikap sebagai karakteristik profesi.
 Hinshaws mengemukakan tahap-tahap sosialisasi professional mencakup : awal belum merasakan,
keganjilan, identifikasi, simulasi peran, kebimbangan dan akhirnya internalisasi yaitu : menerima dan nyaman dengan
peran perawat.
 Sosialisasi professional menjadi bagian penting untuk membentuk perawat professional.
B. Mengusulkan  “ Pola  Jenjang  Karir ” tenaga   perawat   sebagai

sistem pengembangan karir

Perawat professional adalah : seseorang yang mempunyai alasan-alasan rasional, dapat mengakomodasi realita,
menerima dirinya, diminati oleh orang lain, belajar dari pengalaman serta percaya diri. Agar perawat professional ini
tetap terus berkembang menigkatkan kinerjanya, diperlukan suatu sistem pengembangan karir yang jelas. Dimana
saat ini belum mendapat perhatian yang baik. Akibatnya perawat perawat merasa resah, lelah dan jenuh dalam
pekerjaannya, kualitas asuhan keperawatan menurun dan sistem imbalan jasa tidak jelas. Jika sistem
pengembangan karir telah diterima maka masalah-masalah tersebut diatas dapat diatasi dan masyarakat akan
memperoleh haknya terhadap pelayanan keperawatan berkualitas.

1. 1. Prinsip-Prinsip dalam Sistem Pengembangan Karir


1. Kualifikasi tenaga keperawatan dimulai dari D III keperawatan atau S1 Keperawatan
2. Jenjang mempunyai makan kompetensi yang dimiliki untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
lingkupnya dan bertingkat sifatnya sesuai dengan kompleksitas masalah klien.
3. Fungsi utama yang menjadi pegangan adalah fungsi memberikan asuhan keperawatan
4. Setiap perawat pelaksana mempunyai kesempatan sama untuk meningkatkan karirnya sampai pada jenjang
paling atas
5. Jenjang karir mempunyai dampak terhadap tanggung jawab dan akontabel terhadap tugas serta sistem
penghargaan
6. Pimpinan organisasi RS mempunyai komitmen yang tinggi terhadap sistem pengembangan karir tenaga
perawat pelaksana sehingga dapat dijamin kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan.
7. Lingkup jenjang pengembangan karir mencakup : keperawatan medikal bedah, maternitas, pediatri, jiwa,
komunitas dan gawat darurat.
2. Bentuk, Jenjang Pengembangan Karir

 Perawat Klinik I
a.   Pengalaman dan Pendidikan
1)   D III Keperawatan + pengalaman 1 tahun

2)      S1 Keperawatan + penagalaman 0 bulan

1. Deskripsi
1)      Memiliki kompetensi : memberikan keperawatan dasar

2)      Diperlukan supervisi dalam memberikan asuhan keperawatan

3)      Berperan sebagai perawat pelaksana dan pendidik bagi klien dan keluarganya

 Perawat Klinik II
a.   Pengalaman dan pendidikan

1) D III keperawatan dengan pengalaman 3 tahun

2) S1 Keperawatan + pengalaman 1 tahun

b. Deskripsi

1)      Memiliki kompetensi memberikan keperawatan dasar dalam lingkup medikal bedah, maternitas, pediatrik, jiwa,
komunitas dan gawat darurat

2)      Diperlukan supervisi terbatas

3)      Berperan sebagai perawat pelaksana pendidik bagi pasien dan keluarga serta pengelola dalam asuhan
keperawatan

 Perawat Klinik III


1. Pengalaman dan pendidikan
1)      D III Keperawatan + pengalaman 6 tahun

2)      S1 Keperawatan + pengalaman 4 tahun

3)      Spesialisasi sesuai bidang + pengalaman 0

b.     Deskripsi

1)      Memiliki kompetensi memberikan keperawatan lanjut dalam lingkup medical bedah, maternitas, pediatri, jiwa,
komunitas dan gawat darurat

2)      Sepenuhnya dapat melakukan asuhan

keperawatan dengan keputusan sendiri

3)      Berperan sebagai perawat pelaksana, pendidik

bagi pasien, keluarga dan sesama teman,

pengelola dalam asuhan keperawatan serta

mampu mengidentifikasi hal-hal yang perlu

diteliti

 Perawat  Klinik IV
a.      Pengalaman dan Pendidikan

1)      D III Keperawatan + pengalaman 9 tahun

2)      S1 Keperawatan + pengalaman 7 tahun

3)      Spesialisasi sesuai bidang + 1 tahun

b.     Deskripsi
1)      Memiliki kompetensi memberikan keperawatan super spesialisasi dalam lingkup medikal bedah, maternitas,
pediatri, jiwa, komunitas dan gawat darurat

2)      Sepenuhnya dapat melakukan asuhan keperawatan dengan keputusan sendiri dan supervisor bagi perawat
pada jenjang I, II dan III

3)      Berperan sebagai :

-                Perawat pelaksana secara mandiri

-                Pendidik bagi pasien, keluarga, sesama

teman dan peserta didik pendidik

keperawatan

-                Pengelola asuhan keperawatan, supervisor

-                Konsultan dan konselor dalam lingkup

bidangnya

-                Peneliti dibidang keperawatan

C. Agar  sistem    pengembangan   karir   dapat  terlaksana PPNI

bertanggung jawab   terhadap  terlaksananya   Program  Pendidikan

Berkelanjutan bagi perawat (PBP/CNE)

Pendidikan Berkelanjutan bagi Perawat/PBP adalah :  proses yang meliputi berbagai pengalaman/pelatihan setelah
pendidikan formal dasar keperawatan, yang dapat  meningkatkan kemampuan keprofesian.

Dalam program PBP ini akan ditentukan : kurikulum pelatihan, modul bentuk penghargaan, criteria pelatih dan
institusi yang boleh melaksanakan pelatihan. Diharapkan bentuk-bentuk pelatihan dapat dilaksanakan dengan
professional memberikan dampak terhadap peningkatan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan.

D. Menciptakan komunitas professional yaitu komunitas perawat yang ada

diinstitusi pelayanan kesehatan dan pendidikan dan melaksanakan

pelayanan/asuhan keperawatan professional. Mempunyai sistem nilai

dan tanggung jawab sama. Merupakan bagian dari masyarakat

keperawatan profesional.

Komunitas keperawatan diperlukan karena :

1. Adanya pengembangan sistem pemikiran asuhan keperawatan di institusi pelayanan kesehatan


2. Dalam rangka menetapkan standard asuhan keperawatan
3. Untuk mengelola ketenagaan keperwatan
4. Mengelola pelaksanaan praktek keperawatan
5. Bertanggung jawab terhadap hasil/dampak asuhan keperawatan pada klien dan sistem.
Komunitas keperawatan merupakan “agents of formal knowledge” dalam keperawatan yaitu orang-orang yang
menciptakan, transmisi dan menerapkan pengetahuan formal (eliot freidson, 1986)

Berada pada baris terdepan dalam proses profesionalisasi keperawatan, membangun citra keperawatan sebagai
profesi serta merupakan kekuatan dalam proses membudayakan keperawatan.

Upaya membangun komunitas professional keperawatan

1. Membangun dan membina pelayanan/asuhan keperawatan rumah sakit dan masyarakat sebagai bagian
integral dari dari pelayanan rumah sakit/masyarakat sehingga diterima sebagai pelayanan professional.
2. Mengidentifikasi dan membina perawat professional yang diakui dan diberi kewenangan serta tanggung
jawab melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan professional.
Langkahnya adalah merumuskan criteria kualifikasi perawat professional, mendaftar para perawat yang memenuhi
kualifikasi, mengakui dan memberi kewenangan serta tanggung jawab.

Membangun komisi etika keperawatan yang memberikan tuntutan dalam pelaksanaan praktek keperawatan

1. Membina para perawat professional seabgai komunitas dengan tradisi/budaya keperawatan sebagai
komunitas professional yang sarat dengan perannya sebagai “model”.

E. Untuk     menjamin       kualitas       pelayanan  keperawatan yang

diterima masyarakat       maka  PPNI telah menetapkan sistem legislasi


keperawatan diawali      dengan   adanya     Kepmenkes    No. 647
tentang Registrasi dan Praktek Keperawatan
Legislasi keperawatan adalah : proses pemberlakuan Undang-undang

atau perangkat hukum yang sudah disempurnakan yang mempengaruhi

pengembangan ilmu dan kiat dalam praktek keperawatan.

Tujuan Legislasi keperawatan meliputi :

1. Memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan


2. Menginformasikan kepada masyarakat tentang pelayanan keperawatan yang diberikan dan tanggung jawab
para praktisi profesional
3. Memelihara kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan
4. Memberi kejelasan batas kewenangan setiap kategori tenaga keperawatan
5. Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat
6. Memotivasi pengembangan profesi
7. Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
Dengan adanya ini maka, pengelolaan sumber daya tenaga keperawatan harus dibenahi secara professional sesuai
dengan perkembangan profesi.

IV. PENUTUP

Organisasi profesi PPNI bertanggung jawab dan mempunyai peran utama dalam pengembangan keperawatan
sebagai profesi.

Sudah saatnya PPNI mulai melaksanakan peran-perannya secara aktif, sehingga terlihat kegiatan nyata dalam
berjuang memenuhi hak masyarakat  memperoleh pelayanan keperawatan professional. Sumber daya tenaga
keperawatan merupakan kunci utama untuk keberhasilan keperawatan, sehingga pengelolaannya perlu  mendapat
perhatian.

Dengan demikian diharapkan tenaga keperawatan mempunyai kemampuan yang handal dalam memberikan
pelayanan/asuhan keperawatan serta mampu merebut pasar jasa pelayanan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai