Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, pendidikan dan pengajaran tinggi
merupakan penanggungjawab bagi terbentuknya manusia yang cakap dalam ilmu
pengetahuan, mengabdi pada masyarakat sehingga berperan serta dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Pembangunan kesehatan memegang peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan kesejahteraan manusia pada setiap tahap kehidupan, sesuai dengan
permasalahan kesehatan yang dihadapi dan membangun manusia sebagai sumber
daya pembangunan.
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran
yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia. Peran tersebut pada dewasa ini makin menonjol mengingat
timbulnya perubahan-perubahan epidemiologi penyakit, perubahan struktur
demografis, perkembangan IPTEK, dan perubahan struktur sosio-ekonomi
masyarakat (Soejitno, 2002). Dengan terbukanya pasar bebas maka berakibat
tingginya kompetisi di sector kesehatan. Persaingan antar rumah sakit baik
pemerintah, swasta dan asing semakin keras untuk merebut pasar yang semakin
terbuka bebas (ilyas, 2004 ).
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan mengacu pada visi dan misi yang
tercantum dalam RENSTRA DEPKES (KEPMENKES No.31/2006). Adapun visi
Depkes adalah Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat dan misi Depkes adalah
Membuat Rakyat Sehat. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi
oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil, dan ahli, serta memiliki
perencanaan kesehatan dan pembiayaan terpadu dengan justifikasi kuat dan logis yang
didukung oleh data dan informasi yang valid.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara

1
Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam
lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu, adil, dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh
wilayah Indonesia.
Sebagai acuan, pembangunan kesehatan adalah konsep Paradigma Sehat yaitu
pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan
peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan
upaya pelayanan penyembuhan atau pengobatan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh sumber daya
manusia yang ada di dalamnya, salah satunya adalah tenaga keperawatan (Ilyas, 2002).
Selain itu, teknik komunikasi berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan
bidang kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan, karena dengan komunikasi
yang baik, staf keperawatan dapat menyampaikan dan menerima pesan sehingga tujuan
dapat dicapai secara optimal. Sesuai dengan kodratnya, manusia adalah sebagai makhluk
pribadi dan sekaligus sebagai makhluk sosial. Dalam hal ini, bagi manusia terdapat dua
kepemtingan yaitu kepentinggan pribadi dan kepentingan bersama (masyarakat).
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan
antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Pengalaman
ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial
yang besar (Abdalati, 1989). Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan
kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan intelektual, tehnical dan interpersonal
yang tercermin dalam perilaku “caring” atau kasih sayang/cinta (Johnson, 1989) dalam
berkomunikasi dengan orang lain.
Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja
akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah
legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan
meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit (Achir Yani), tetapi yang
paling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap
sesama manusia.
Kinerja dari seorang perawat dapat dilihat dari mutu asuhan keperawatan yang
diberikan. Pada dasarnya yang dijadikan acuan dalam penilaian kualitas pelayanan
keperawatan adalah dengan menggunakan standar praktik keperawatan. Standar praktik

2
ini menjadi pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan (Riyadi,
2007). Agar nantinya didapatkan mutu pelayanan keperawatan yang baik serta pasien
merasa puas terhadap kinerja perawat, maka hendaknya dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien, seorang perawat perlu melakukan berbagai langkah yang
terstruktur dan sistematis berdasarkan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Proses keperawatan inilah yang
nantinya dapat dijadikan tolak ukur evaluasi kinerja perawat (Riyadi, 2007).
Kegiatan magang merupakan sarana latihan kerja bagi fress graduation dalam
meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan keterampilan di bidang Pelayanan
keperawatan. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dalam ilmu
pengetahuan serta upaya untuk membentuk sikap dan keterampilan profesional dalam
bekerja. Kegiatan magang berarti melaksanakan apa yang menjadi fungsi, tugas,
kewajiban, dan pekerjaan pokok dari institusi tempat magang, yang relevan dengan
keilmuan di bidang keperawatan. Proses magang ini sangat penting untuk melatih dan
mengenalkan bagaimana dunia kerja yang sebenarnya bagi mahasiswa yang baru lulus
sehingga ketika sudah mulai bekerja maka sudah siap pula menghadapi kondisi dunia
kerja sebenarnya.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah menyelesaikan kegiatan magang, peserta magang dapat menerapkan
konsep dan teori kepemimpinan manajemen keperawatan pada instansi/unit
pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan di rumah sakit.
2. Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan magang, peserta magang dapat :
a. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai proses keperawatan.
b. Mendapatakan pengalaman nyata tentang dunia kerja sesungguhnya.
c. Mengetahui berbagai permasalahan dalam dunia kerja.
d. Untuk mengembangkan wawasan yang luas dan menciptakan kreatifitas, serta
inovasi dalam pengelolaan manajemen keperawatan di rumah sakit
e. Untuk mengembangkan kemitraan dengan fakultas dan institusi lain yang terlibat
dalam magang, baik untuk kegiatan penelitian maupun pengembangan
pengetahuan.

3
BAB II

PROSES MAGANG

A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilakukan sebelum pelaksanaan magang di mulai yaitu bulan
November 2018 dan setelah mahasiswa lulus dari proses perkuliahan pada bulan Agustus
2018. Melalui program kampus yaitu YCC (Yarsi Carier Centre) yang diketuai oleh
bapak Irwan Hadi mengadakan kerjasama dengan rumah sakit terkait untuk melakukan
magang bagi fress graduation, setelah itu dari pihak YCC membuat profosal pengajuan
kerja sama yang ditujukan ke rumah sakit Siloam Mataram, setelah itu pihak rumah sakit
memberikan surat balasan mengenai pengajuan magang dan di setujui.
B. Tahap Pelaksanaan
Proses magang dilaksanakan di Rumah Sakit Siloam Mataram, selama 3 bulan
terhitung mulai dari tanggal 19 November 2018 sampai dengan 19 Februari 2019,
adapun langkah-langkah awal yang harus dilakukan pada tahap pelaksanaan kegiatan
magang yaitu dari pihak YCC dan Rumah Sakit melakukan kegiatan serah terima untuk
4 orang peserta magang pada tanggal 19 November 2018.
Kemudian memperkenalkan diri kepada pimpinan dan staf Rumah Sakit Siloam
Mataram, sebelum ditempatkan di tempat pelayanan peserta magang mendapatkan
pembekalan selama 2 hari dengan tujuan untuk memperkenalkan bagaimana system di
rumah sakit tersebut dan memahami prosedur tetap dan berbagai ketentuan yang berlaku
di rumah sakit, dan juga mengasah kembali ilmu yang pernah didapatkan dikampus
sebelumnya.
Selanjutnya peserta magang ditempatkan di ruang rawat inap dan membantu proses
keperawatan diruangan tersebut, karena belum memiliki STR peserta hanya
diperbolehkan untuk melakukan tindakan mandiri yaitu kebutuhan dasar manusia
(KDM), seperti memandikan pasien, membantu pasien BAK, BAB, merapikan tempat
tidur pasien, dan kebutuhan kebutuhan dasar lainnya. Tidak hanya tentang KDM disana
peserta diajarkan bagaiamana alur di rumah sakit tersebut seperti alur distribusi makanan
untuk paisen, alur pemulangan pasien sampai pasien di daftarkan control, alur
pemindahan pasien antar ruangan, proses persiapan pasien operasi, alur pengambilan dan
pengiriman sampel ke laboratorium, dan banyak alur alur lainnya.
Dan juga sesekali kami melakukan perbantuan ke ICU dan NICU dimana disana
kami melihat dan membantu melakukan tindakan- tindakan yang intensif. Dari rumah

4
sakit ini kami belajar meningkatkan kedisiplinan kami dan mempelajari bahwa
kesembuhan dan kepuasan merupakan prioritas, dimana disetiap tindakan selalu
memperhatikan 6 sasaran keselamatan pasien dan melakukan tindakan sesuai dengan
standar operasional prosedur (SOP).
C. Tahap Ahkir
Pada tahap akhir magang peserta magang membuat laporan akhir tentang proses
selama magang, apa saja yang didapatkan, target apa saja yang terpenuhi kemudian
dikumpulkan kerumah sakit sebagai bahan pelaporan.

5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Siloam Hospital Mataram
Sejarah awal pendirian Siloam Hospital Mataram berawal dari Rumah Sakit GRHA
ULTIMA MEDIKA, berawal dari keinginan beberapa dokter Spesialis untuk membuat
suatu Fasilitas Kesehatan yang memadai, dimana para dokter Spesialis tersebut dapat
memberikan pelayanan kesehatan dengan maksimal sesuai dengan spesifikasi ilmunya
masing- masing yang tujuannya selain membantu Pemerintah Daerah dalam menurunkan
angka Kesakitan dan angka Kematian juga mengurangi angka rujukan pasien ke luar
daerah.
Niat baik ini kemudian disambut oleh seorang investor besar lokal, yang bersedia
membantu dan bergabung menyatukan visi dan misi dalam pembangunan Rumah Sakit
ini yang selajutnya terbentuklah PT. Grha Ultima Medika sebagai syarat pendukung
Rumah Sakit, dengan beranggotakan 6 (enam) orang dokter spesialis, masing-masing
terdiri atas 2 (dua) orang dokter Spesialis Bedah Umum, 1 (satu)orang dokter Spesialis
Penyakit Dalam, 1 (satu) orang dokter Spesialis Anesthesi, 1 (satu) orang dokter
Spesialis Bedah Tulang, dan 1 (satu) orang dokter Spesialis Kebidanan & Penyakit
Kandungan, di tambah dengan 3 (tiga) orang Pengusaha Property dan Konstruksi,
Notaris, dan Pengusaha Suplier Alat Kesehatan.
Agar sesuai dengan aturan yang telah diterapkan oleh KEMENKES tentang Tata Cara
dan syarat-syarat Bangunan Rumah Sakit, dengan dipandu oleh Konsultan Master Plan
Rumah Sakit dan Konsultan Manajeman Rumah Sakit pembangunan Rumah Sakit
Grha Ultima Medika sejak awal sudah mengikuti kaidah-kaidah dalam aturan
Kemenkes, mulai dari bentuk bangunan, jumlah layanan pelayanan dan penunjang
medik, Standar Alat Kesehatan, Standar Prosedur Operasional sampai persyaratan
administrasi.
Peletakan Batu Pertama pembangunan Rumah Sakit GRHA ULTIMA MEDIKA
dilakukan pada tanggal 15 bulan Februari tahun 2014, dan penyelesaian bangunan
Rumah Sakit pada bulan Juni tahun 2015, setelah dilakukan persiapan dan
penyempurnaan baik bangunan maupun fasilitas kesehatan serta fasilitas penunjang
kesehatan maka pada tanggal 15 bulan Juni tahun 2015 resmi dilakukan Grand Opening
Rumah Sakit GRHA ULTIMA MEDIKA.
Pelayanan kesehatan yang di tawarkan oleh Rumah Sakit GRHA ULTIMA MEDIKA
dengan harga pelayanan yang cukup bersaing dengan kompetitor sekitar, sehingga

6
sasaran pemasaran pelayanan kesehatan yang di berikan adalah semua lapisan
masyarakat baik lapisan masyarakat rendah, menengah maupun atas, mengingat semakin
tingginya kesadaran masyrakat NTB khususnya kota mataram terhadap status kesehatan.
Rumah Sakit GRHA ULTIMA MEDIKA didirikan diatas lahan seluas 11.744 m2
dengan total luas bangunan sebesar 6.900 m2 terdiri dari 5.700 m2 bangunan utama dan
1.200 bangunan gedung service, pembangunan Rumah Sakit Grha Ultima Medika
direncanakan oleh Konsultan Rumah Sakit ternama di Indonesia. Dalam kegiatan
operasionalnya Rumah Sakit Grha Ultima Medika didukung dengan daya listrik PLN
sebesar 690 kva dimana selain listrik dari PLN tersebut RS Grha Ultima Medika juga
memanfaatkan Genset Merk Perkins 2800 series 2806A-E18TAG2 dengan kapasitas
daya maksimal sebesar 650 kva. Dari total daya listrik tersebut diestimasikan akan
terpakai pada daya maksimal 80% dari titik optimal operasional Rumah Sakit.
Rumah Sakit GRHA ULTIMA MEDIKA memiliki fasilitas total bed rawat inap
sebanyak 57 bed yang terdiri bed VVIP, Super VIP, VIP, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III
dengan jumlah bed pasien intensive care (termasuk NICU,PICU,ICU,dan ICCU).
Rumah Sakit GRHA ULTIMA MEDIKA didukung oleh tenaga sumber daya manusia
yang handal baik dari segi medis maupun non medis, dengan lebih dari 80% tenaga yang
direkrut merupakan tenaga berpengalaman pada bidangnya, yang hampir seluruhnya
berasal dari wilayah Nusa Tenggara Barat. Proses perekrutan tenaga SDM dilakukan
dengan bantuan dari perusahaan konsultan SDM & IT yang independen.
Kemudian PT Siloam International Hospitals mengumumkan akuisisi Rumah Sakit
Grha Ultima Medika (GUM) di Mataram. Siloam Hospital mengakuisisi 100%
kepemilikan atas GUM.
1. Visi, Misi dan Nilai-nilai Siloam Hospital Mataram
a. Visi Siloam
1) Internasional quality (berkualitas internasional)
2) Reach (menjangkau seluruh wilayah terpencil)
3) Scale (menjangkau seluruh lapisan ekonomi)
4) Godly compassion (belas kasih tuhan)
b. Misi Siloam
Menjadi pilihan yang terpercaya dan pelayanan kesehatan yang holistik,
pendidikan dan riset kelas dunia.
c. Nilai-nilai
1) Kasih

7
2) Peduli
3) Integritas
4) Kejujuran
5) Empati
6) Belas Kasih
7) Profesionalisme
B. Hasil Magang
Kami di tempatkan di ruang rawat inap dan melakukan tindakan-tindakan
kebutuhan dasar manusia seperti memandikan pasien, membantu pasien BAK, BAB,
merapikan tempat tidur dan lingkungan pasien, mengantar pasien pulang menggunakan
kursi roda, membantu dalam pemasangan infuse dan aff infuse, membantu dan melihat
dalam 5 cara pemberian obat, membantu dalam proses perawatan luka, intinya apabila
ada tindakan yang infasif maka harus dengan dampingan perawat senior.
Tidak hanya tentang KDM disana peserta diajarkan bagaiamana alur di rumah sakit
tersebut seperti alur distribusi makanan untuk paisen dimana dalam memberikan
makanan ke pasien harus melakukan IPSG pertama yaitu identifikasi pasien, perawat
harus menanyakan nama pasien terlebih dahulu dan mencocokan dengan E Tiket yang
ada di makanan disini pasien dituntut untuk lebih aktif dalam menyebutkan nama, alur
pemulangan pasien sampai pasien di daftarkan control, sebelum pasien pulang perawat
telah mendaftarkan pasien untuk kontrol sesuai jadwal yang telah ditentukan, alur
pemindahan pasien antar ruangan dengan cara mengisi form perpindahan pasien antar
ruangan dan selanjutnya perawat menginformasikan ke admin ruangan selanjutnya
admin ruangan menginformasikan ke bagian front office untuk memproses pemindahan
ruangan pasien, proses persiapan pasien operasi, alur proses penerimaan dan penyerahan
linen bersih dan linen kotor, alur pengambilan dan pengiriman sample ke laboratorim,
alur mengantar pasien pemeriksaan ke radiologi dan sebagainya. Sesekali kami juga
melakukan perbantuan ke ICU dan NICU dimana disana kami melihat dan membantu
melakukan tindakan- tindakan yang intensif
Di rumah sakit ini kami belajar mengenai kedisplinan dan bagaimana seorang
perawat itu sebenarnya. Kepuasan dan kesembuhan pasien merupakan prioritas utama,
dengan cara menerapkan dan selalu memperhatikan 6 sasaran keselamatan pasien dan
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan standar operasianal prosedur (SOP)
untuk menghindari terjadinya insiden atau cidera tambahan pada pasien. Selain itu kami
juga belajar mengenai kesabaran dalam merawat pasien, bekerja dalam tim, dan disini

8
kami dapat bertemu dengan senior-senior perawat yang selalu mengajarkan dan
membimbing kami mengenai hal-hal yang baru yang tidak kami temukan sebelumnya
pada saat melakukan praktek di rumah sakit lainnya. Disini kami tidak hanya
mendapatkan ilmu dan pengalaman baru mengenai dunia kerja yang nyata, tetapi disini
kami juga mendapatkan keluarga-keluarga baru yang selalu membimbing kami.

9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang
sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia. Hal tersebut telah di buktikan oleh siloam hospital mataram karena baginya
kesehatan dan kepuasan pasien menjadi yang utama.
B. Saran
Pelayanan di Siloam Hospital Mataram telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan
ketentuan dan prosedur yang berlaku. Untuk menjaga kualitas pelayanan dan kepuasan
pasien diharapkan karyawan Siloam Hospital tetap menjaga kekompakan dan komitmen
dalam melakukan pelayanan kesehatan.

10

Anda mungkin juga menyukai