Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa

pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan

bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Sejalan dengan WHO pengertian sehat

menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi

kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari

penyakit, cacat, dan kelemahan. Dan dalam Undang- Undang N0. 23 Tahun 1992, dimensi

kesehatan mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi

(Kemenkes, 2013).

Maka dari itu, tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan pelayanan

keperawatan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh

karena itu, pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan

ke masa depan. Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai

tuntutan masyarakat, dan menjadi tenaga perawat yang profesional (Jasun, 2006).

Selama ini profesi perawat memiliki persepsi berbeda dikalangan masyarakat.Banyak

masyarakat sekarang ini menganggap bahwa perawat hanyalah sekedar pembantu dokter,

yang tanpa dokter perawat tidak dapat melakukan tugasnya dengan sempurna, anggapan ini

telah menjadi penilaian utama terhadap profesi seorang perawat. Akibatnya banyak

masyarakat yang menganggap bahwa profesi seorang perawat itu rendah.


Khususnya di Indonesia pandangan terhadap profesi perawat masih belum mendapat

anggapan positif, anggapan masyarakat masih keliru tentang profesi seorang perawat.Di mata

sebagian masyarakat perawat masih sering dinilai tidak memiliki ilmu dan tidak mandiri.

Mungkin karena tingkat pendidikan seorang perawat yang kebanyakan hanya sampai akademi

atau dengan kata lain hanya sampai D III saja. Dengan begitu ilmu mereka kurang dan derajat

mereka dengan rekan kerja pun lebih rendah.Maka dari itu profesi seorang perawat pun

disepelekan.Anggapan ini masih belum bisa di hapus dari benak masyarakat ketika melihat

pelayanan perawat di rumah sakit.

Kepuasan pasien tergantung pada kualitas pelayanan. Pelayanan adalah semua upaya

yang dilakukan karyawan untuk memenuhi keinginan pelanggannya dengan jasa yang akan

diberikan. Suatu pelayanan dikatakan baik oleh pasien, ditentukan oleh kenyataan apakah jasa

yang diberikan bisa memenuhi kebutuhan pasien, dengan menggunakan persepsi pasien

tentang pelayanan yang diterima (memuaskan atau mengecewakan, juga termasuk lamanya

waktu pelayanan). Kepuasan dimulai dari penerimaan terhadap pasien dari pertama kali

datang, sampai pasien meninggalkan rumah sakit. Pelayanan dibentuk berdasarkan 4 prinsip

Service Quality yaitu kecepatan, ketepatan, keramahan dan kenyamanan layanan.

Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling

bergantung, saling mempengaruhi dan saling berkepentingan. Oleh karena itu, inovasi dalam

pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan, dan kehidupan keprofesian

merupakan fokus utama keperawatan dalam proses profesionalitas. Proses profesionalisasi

merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai, dan diterima secara

spontan oleh masyarakat. Perawat dituntut untuk mengembangkan dirinya dalam sistem

pelayanan kesehatan.
Keperawatan di Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan

keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa perubahaan dalam aspek

keperawatan, yaitu penataan pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan dan asuhan

keperawatan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, serta penataan lingkungan untuk

perkembangan keperawatan. Perubahaan-perubahaan ini akan membawa dampak yang positif

seperti makin meningkatnya mutu pelayanan kesehatan atau keperawatan yang

diselenggarakan, makin sesuainya jenis dan keahlian tenaga kesehatan atau keperawatan yang

tersedia dengan tuntutan masyarakat, bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan.

Oleh karena alasan-alasan di atas, pelayanan keperawatan harus dikelola secara

profesional melalui manajemen keperawatan. Manajemen menurut Nursalam (2007)

merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di

organisasi, di dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing,

Actuating, Controlling) terhadap staff, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan

organisasi. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-

keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan

keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Manajemen

adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain. Manajemen

keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf

keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada

pasien, keluarga dan masyarakat Menurut Gillies (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana

dan Rika Widya Sukmana (1996) dalam Nursalam (2010).

Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional dimana tim

keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi manajemen, yaitu perencanaan,


pengorganisasian, motivasi dan pengendalian. Keempat unsur tersebut saling berhubungan

dan memerlukan ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan antar manusia, dan konseptual

yang mendukung tercapainya suatu tujuan.Seluruh aktivitas manajemen baik kognitif,

afektif dan psikomotor berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak

secara simultan (Swanburg, 2006).

Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh

pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta

mengawasi sumber-sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat

memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan

masyarakat.

Metode tim adalah sebuah metode penugasan untuk mempermudah kerja perawat yang

berupa tim yang terdiri dari kepala ruang, tim 1 dan 2 dan anggota tim yang nanti akan

mengelola sekelompok pasien, dan melakukan tugas dan fungsinya masing-masing. Ketua tim

merupakan seorang petugas yang membawahi anggota tim untuk membuat pengkajian sampai

perencanaan pada pasien.

RSUD Banyumas sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, pendidikan

dan penelitian serta usaha lain di bidang kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan derajat

kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Agar tujuan tersebut

dapat terlaksana, rumah sakit perlu didukung dengan adanya organisasi yang mantap dan

manajemen yang baik dengan berorientasi pada mutu pelayanan bagi masyarakat.Perawat

sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki kemampuan

manajerial yang tangguh sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan

klien.
Dari uraian diatas kami mahasiswa STIKes muhammadiyah palembang melaksanakan

praktek management diruang Edelwais selama 3 minggu dan melakukan role play selama 4

hari.

B.Tujuan

1. Tujuan umum

Mahasiswa mampu memahami management keperawatan sebagai kepala ruangan

2. Tujuan khusus

- Mampu melakukan asuhan keperawatan di ruang Edelwais

- Mampu mengkoordinir kepada perawat pelaksana di ruang Edelwais

- Mampu menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan di ruang

Edelwais

C. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan role play kelompok II STIKes Muhammadiyah Palembang ini

selama 4 hari yaitu dari tanggal 2-3, dan 8-9 Mei 2016.

D. Gambaran Umum Ruangan Edelwais

Ruang edelwais merupakan satu ruangan perawatan di RSUD Banyumas yang memberikan

perawatan pasien dengan kasus bedah, terkhusus pada pasien perempuan.

Ruang edelwais berbatasan dengan ruang dahlia pada sebelah kiri dan ruang Flamboyan pada

sebelah kanan dan ruang ITI pada bagian depan, bagian belakang berbatasan dengan ruang

dahlia pada sebelah kiri dan ruang flamboyan pada sebelah kanan dan ruang ITI pada bagian

depan, bagian belakang berbatasan dengan ruang Wijaya Kusuma 2. jumlah tenaga
pelaksanan diruang Edelwais saat ini 12 orang. Dengan perincian 1 orang Kepala Ruangan, 2

orang Ketua Tim, 1 perawat siaga, serta 7 orang Perawat Pelaksana, Tenaga non perawat 1

orang. Ruang edelwais mempunyai kapasitas sebanyak 25 tempat tidur yang terdiri dari kelas

2 sebanyak 8 tempat tidur dengan masing-masing kamar terdiri dari 2 tempat tidur dan kamar

mandi di setiap kamar dan kipas angin, kelas 3 terdiri dari 16 tempat tidur dan 7 kamar mandi

sebagai fasilitas kelas 3, ruang isolasi tersedia 1 kamar dengan 1 tempat tidur dan diisi dengan

1 pasien dengan 1 kamar mandi dalam.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kepala Ruangan

Kepala ruangan di sebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan kegiatan

koordinasi kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan kegiatan

evaluasi.Keberhasilan suaturumah sakit bukan hanya di lihat dari keberhasilan seorang kepala

ruangan dalam memimpin ruangan, melainkan juga peran seluruh perawat pelaksana.Dalam

melakukan tugasnya perawat harus dimotivasi untuk menambah semangat kerja.

Kepala Ruangan diberi tanggung jawab untuk memperkerjakan, mengembangkan

dan mengevaluasi staf ya. Mereka diberikan tanggung jawab untuk pengembangan anggaran

tahunan unit yang di pimpinnya dan memegang kewenangan untuk mengatur unit sesuai

tugas dan tanggung jawabya, memantau kualitas perawatan, menghadapi masalah tenaga

kerjanya, dan melakukan hal- hal tersebut dengan biaya yang efektif (Potter & Perry, 2005).

Menurut Arwani (2006) Kepala ruangan disebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan

kegiatan koordinasi, kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan

kegiatan evaluasi, kegiatan penampilan kerja staff dalam upaya mempertahankan kualitas

pelayanan pemberian asuhan keperawatan dapat dipilih disesuaikan dengan kondisi dan

jumlah pasien, dan kategori pendidikan serta pengalaman staf di unit yang bersangkutan.

Kepala ruangan sebagai pemimpin pelayanan di ruang rawat inap bertanggguang

jawab merencanakan, mengornasir, meotivasi dan mengendalikan perawat serta tenaga

panjang dalam memberikan pelayanan keperawatan (La Monica, 2004).


B. Tanggung Jawab Kepala Ruangan

Dalam melaksanakan tugasnya kepala ruangan bertanggung jawab kepada kepala

instalansi terhadap hal-hal sebagai berikut :

1. Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan

2. Kebenaran dan ketepatan progam pengembangan pelayanan keperawatan

3. Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan

4. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru

5. Kebenaran dan ketepatan protab / SOP pelayanan keperawatan

6. Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelaksaaan keperawatan

7. Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat

8. Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan progam bimbingan siswa/mahasiswa institusi

pendidikan keperawatan

C. Wewenang Kepala Ruangan

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Ruangan mempunyai wewenang sebagai berikut:

1. Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan

2. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan

3. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan

dan mutu asuhan keperawatan di ruang perawatan

4. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang Kepala Ruangan

5. Menghadiri rapat berkala dengan kepala instansi/Kasi/Kepala Rumah Sakit untuk

kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan


D. Tugas Kepala Ruangan

Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan diruang rawat

yang berada di wilayah tanggung jawabnya.

E. Uraian Tugas

1. Perencanaan:

- Menunjuk ketua tim yang bertugas di kamar masing-masing.

- Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya.

- Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien.

- Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan

pasien.

- Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan staf.

- Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan.

- Merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas ruangan kelolaan.

- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.

2. Pengorganisasian dan ketenagaan:

- Merumuskan metode penugasan keperawatan.

- Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan.

- Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.

- Membuat rentang kendali diruang rawat.

- Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, misal: membuat roster dinas,

mengatur tenaga yang ada setiap hari sesuai dengan jumlah dan kondisi pasien.

- Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan asuhan keparawatan dalam bentuk diskusi,

bimbingan dan penyampaian informasi.


- Mengatur dan mengendalikan logistik dan fasilitas ruangan

- Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.

- Mendelegasikan tugas kepada ketua tim.

- Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain.

- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.

3. Pengarahan:

- Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.

- Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang pelaksanaan asuhan keperawatan dan

fungsi-fungsi manajemen.

- Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan asuhan

keperawatan pasien.

- Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

4. Tanggung jawab kepala ruangan :

- Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada kepala bidang perawatan

melalui kepala seksi perawatan

- Secara tehnis medis operasional, bertanggung jawab kepada dokter penanggung jawab /

dokter yang berwewenang / kepala

- Tanggung jawab kepala ruang pada penugasan tim :

- Menetapkan standar kinerja staf

- Membantu staf menetapkan sasaran keperawatan pada unit yang dipimpinnya

- Memberikan kesempatan pada klien tim dan membantu untuk mengembangkan

ketrampilan manajemen dan kepemimpinan.

- Secara berkesinambungan mengorientasikan staf baru tantang prosedur tim keperawatan


- Menjadi narasumber bagi ketua tim dan staf tempat diskusi

- Memotivasi staf untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan

- Melakukan kemunikasi terbuka untuk setiap staf yang dipimpinnya

- Peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas pelayanan keperawatan,

- Bertanggung jawab terhadap hasil dari pelayanan keperawatan yang berkualitas,

- Menghindari terjadinya kebosanan perawat serta menghindari kemungkinan terjadinya

saling melempar kesalahan.

F. Fungsi kepala ruang

Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai berikut:

1. Perencanaan: dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan

peraturan – peraturan: membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk

mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk setiap kegiatan

serta merencanakan dan pengelola rencana perubahan.

2. Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan perencanaan,

menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang paling tepat,

mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan unit serta melakukan peran dan fungsi

dalam organisasi dan menggunakan power serta wewengan dengan tepat.

3. Ketenagaan: pengaturan ketegagaan dimulai dari rekruetmen, interview, mencari, dan

orientasi dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf, dan sosialisasi staf.

4. Pengarahan : mencangkup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia seperti

motivasi untuk semangat, manajemen konflik, pendelegasian, komunikasi, dan

memfasilitasi kolaborasi.
5. Pengawasan meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika aspek legal,

dan pengawasan professional. Seorang manajer dalam mengerjakan kelima fungsinya

tersebut sehari – sehari akan bergerak dalam berbagai bidang penjualan, pembelian,

produksi, keuangan, personalia dan lain – lain.


BAB III

PERENCANAAN

A. TUGAS POKOK

Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di ruang rawat yang menjadi tanggung

jawabnya sejak pasien masuk sampai pasien pulang, dengan aman sesuai standar keselamatan

pasien di rumah sakit.

B. URAIAN TUGAS UMUM

1. Menerapkan kepada pasien dan keluarganya mengenai peraturan yang berlaku di Rumah

Sakit / UPF, keadaan pasien pada situasi tertentu.

2. Mengusahakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dan berdaya guna antara

perawat dengan perawat, perawat dengan dokter / petugas lain, pasien dan keluarga.

3. Mengatur dan mengendalikan kegiatan perawatan / pegawai lain / siswa dalam kegiatan

pelayanan keperawatan.

4. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pelayanan rumah sakit yang berlaku di unit

perawatan.

5. Mengenal jenis dan penggunaan barang, serta mengusahakan pengadaan sesuai kebutuhan

di unit perawatannya agar tercapai pelayanan perawatan yang optimal.

6. Merencanakan, melaksanakan dan menilai pelayanan perawatan sesuai dengan kebutuhan

pasien berdasarkan proses perawatan.

7. Mengklarifikasi pasien menurut tingkat kegawatan/ infeksi dan non infeksi untuk

memudahkan cara merawatnya.

8. Mengawasi dan meneliti pelaksanaan pemberian obat, makanan/ diit dengan perhatian

khusus terhadap pasien yang perlu dibantu.


9. Mengawasi dan meneliti pencatatan medic dan catatan perawatan pasien.

10. Membimbing tenaga perawatan dalam melaksanakan teknik perawatan.

11. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui keluhan /

masalah yang dihadapi.

12. Memelihara dan meningkatkan system pencatatan dan pelaporan secara teratur dan

berkesinambungan tentang keadaan pasien untuk kepentingan keperawatan.

13. Mengsi buku catatan pribadi dan menandatangani buku catatan dari pelaksana perawatan

di unit nya.

14. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai dengan

penyakitnya.

15. Mengadakan penilaian pelayanan keperawatan dan petugas lainya secara merata dan

seefektif mungkin.

16. Menyusun jadwal dinas dari perawatan dan petugas lainnya secara merata dan seefektif

mungkin.

17. Membantu mengawasi dan membimbing siswa/ mahasiswa perawat untuk mendapatkan

pengalaman belajar di Unit nya.

18. Menjaga rahasia menyangkut penyakit dan keadaan pasien di Unitnya sesuai dengan

sumpah jabatan.

19. Menjaga terpeliharanya kebersihan, kerapian, dan keindahan di Unitnya serta lingkungan.

20. Menjaga perasaan nyaman bagi pasien dan petugas selama melaksanakan kegiatan

perawatan.

21. Mengadakan rapat berkala dengan pelaksana perawatan dan petugas lainnya di ruang

perawatan.
22. Mengusahakan kesejateraan dan keselamatan kerja petugas.

23. Memberikan orientasi kepada tenaga perawat baru.

24. Menyusun rencana kegiatan pemberdayaan SDM dalam rangka peningkatan SDM.

25. Melaksanakan tugas pelimpahan dari atasan.

C. URAIAN TUGAS KHUSUS / SPESIFIK

1. Melakukan kompetensi dasar perawat.

2. Melakukan kompetensi inti PK III.

3. Melaksanakan tugas tambahan dari RSUD Banyumas dengan SK yang ditanda tangani

Direktur RSUD Banyumas.


D. Struktur Organisasi

Ka.Ru

Ria Amalia S.
Kep

Ka.Tim

Yusmaniar,
S.Kep

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Anggi Pranata,
Andri, S.Kep S.Kep

Jadwal Tugas Shift


No Nama Jabatan Shift
1 Ria Amalia KARU Pagi
2 Yusmaniar KATIM Pagi
3 Andri Perawat Pelaksana Pagi
4 Anggi Pranata Perawat Pelaksana Sore

Mengetahui

Pembimbing Akademik Ketua Kelompok

(Agus Suryaman, S.Kep.,Ns) (Anggi Pranata, S.Kep)


E. PERENCANAAN TENAGA PERAWAT

Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan klasifikasi pasien menurut Depkes


RI:
1. Rata-rata pasien/hari = 3

2. Rata-rata jam perawatan/pasien/hari = 4

3. Jam kerja efektif per shift = 3,5 jam

4. Jumlah jam perawatan = 3 x 3,5 = 10,4 menjadi 10 Jam

Jumlah rata-rata pasien = BOR x kapasitas tempat tidur

= 63,52 x 25

= 15,88

Dibulatkan menjadi 16 pasien perhari

 Menunjukan jam perawat perhari

Jumlah jam perawat perhari = jumlah klien x rata-rata perawatan

= 16 x 4 jam

= 64 jam

 Menentukan kebutuhan perawat

= jumlah jam perawatan

Jam kerja efektif perhari

64
A= =9 ,14
7
Dibulatkan menjadi 10 orang perawat

 Menentukan Lossday
( ju m lah h a r imi n gu d a l am1 t a h u n+c u t i+h a r ib e s ar ) x j ml h p e r awat
L o s sday =
J u m lah h a r i k e r ja e f e ktif

( 52+12+10 ) x 10
¿
28 6

= 2,58

=3

 Menentukan Non Nursing Job

j u mla h k l ien+ Lo s sday x 25


Non nursing job ¿
1 00

16+ 10 x 25
non nursing = = 6,5
1 00

Dibulatkan menjadi 7

Faktor koreksi = lossday + non nursing job

Faktor koreksi = 3 + 7 = 10

J u m la h j a m p e r awat d ir uangan
j u mla h T e n aga= + f a k tor r e s iko
j a m k e r ja e f e ktif

64
Jumlah tenaga = + 10 = 19
7

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan diruangan Edelwais adalah 19 perawat


F. PERENCANAAN KEGIATAN

No Waktu Kegiatan Keterangan

1. 07.15 Mengikuti Apel Pagi

2. 07.30 Memimpin Meeting Morning

3. 08.00 Observasi kegiatan Pre conference

Membahas tentang kejadian yang perlu

didiskusikan dan merumuskan masalah

keperawatan.

4. 07.45 Mengikuti hand over dari jaga malam

Mengidentifikasi atau kunjungan ke pasien

5. 08.35 untuk validasi permasalahan pasien.

Memonitor berlangsungnya asuhan keperawatan

6. 09.00 dari ketua tim dan perawat pelaksana.

Menerima laporan dari ketua tim tentang

7. 12.00 evaluasi pemberian asuhan keperawatan.

8. 14.00 Observasi Kegiatan Post conference.

Hand Over
NOTULEN MEETING MORNING

Hari/tanggal :Rabu, 04-05-2016 Pimpinan rapat : Ria Amalia, S.Kep


Waktu : 15 menit
Tempat: Ruang Edelwais

No Topik Bahasan Pembahasan/usulan Tindak lanjut


1. Apel pagi (Motivasi) Apel pagi menjelaskan
untuk menghubungi
P2SR jika ada turis/bisu
dan tuli (sulit
berkomunikasi)
sehingga P2SR bisa
menghubungi ahli
bahasa agar tidak
menemukan kendala
saat assessment.
Simulasi dalam BHD
(Bantuan Hidup Dasar)

2. Informasi hasil seminar pengkajian Menjelaskan tentang Akan dilakukan


mahasiswa stase manajemen STIKes PPI cuci tangan dan implementasi pada
Muhammadiyah Palembang Resiko Jatuh. setiap perencanaan yang
telah dibuat dan akan
mensosialisasikan
tindakan di ruangan
Edelwais
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

A. IMPLEMENTASI

Pada saat bertugas kepala ruangan melakukan implementasi:

1. Membuat atau menyusun uraian tugas kepala ruangan

2. Membuat struktur ruangan

3. Merencanakan SDM di ruangan yaitu tenaga perawat dan non medis

4. Membuat dan menyusun perencanaan alat di ruangan

5. Menyususn rencana kegiatan kepala ruangan

B. EVALUASI

1. Uraian tugas kepala ruangan sesuai dengan perencanaan yaitu (90%).

2. Penghitungan tenaga perawat dan medis sudah dilakukan

3. Peralatan yang telah di rencanakan baik namun masih ada alat yang belum ada di ruangan,

serta masih ada beberapa alat yang kondisinya tidak baik, sehingga perlu di ganti dengan

yang baru, agar proses tindakan keperawatan berjalan dengan lancer sesuai prosedur.

4. Perencanaan kegiatan yang telah di susun telah laksanakan dengan baik.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada pelaksanaan menjadi kepala ruangan, semua kegiatan berjalan dengan lancar

mulai dari membuat uraian tugas kepala ruangan, menyusun struktur organisasi di ruangan,

membuat perencanaan kebutuhan alat dan membuat perencanaan kegiatan, semua kegiatan

telah diaplikasikan atau dilaksanakan dengan baik, akan tetapi masih banyak terdapat

kekurangan diantaranya merencakanan kebutuhan alat, sehingga perlu di lakukan bimbingan

khusus bagaimana menjadi kepala ruangan yang baik.

B. Saran

1. Mahasiswa Dapat mengaplikasikan tugas sebagai kepala ruangan sesuai dengan teori dan

praktek.

2. Diharapkan kepada Ruang Edelwais untuk terus membimbing dan memberikan contoh

yang baik dan sesuai dengan teori / SOP yang ada agar mahasiswa dapat mengaplikasikan

praktik klinik keperawatan manajemen.

Anda mungkin juga menyukai