PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan
bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Sejalan dengan WHO pengertian sehat
menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi
kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari
penyakit, cacat, dan kelemahan. Dan dalam Undang- Undang N0. 23 Tahun 1992, dimensi
kesehatan mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi
(Kemenkes, 2013).
Maka dari itu, tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan pelayanan
keperawatan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh
karena itu, pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan
ke masa depan. Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai
tuntutan masyarakat, dan menjadi tenaga perawat yang profesional (Jasun, 2006).
masyarakat sekarang ini menganggap bahwa perawat hanyalah sekedar pembantu dokter,
yang tanpa dokter perawat tidak dapat melakukan tugasnya dengan sempurna, anggapan ini
telah menjadi penilaian utama terhadap profesi seorang perawat. Akibatnya banyak
anggapan positif, anggapan masyarakat masih keliru tentang profesi seorang perawat.Di mata
sebagian masyarakat perawat masih sering dinilai tidak memiliki ilmu dan tidak mandiri.
Mungkin karena tingkat pendidikan seorang perawat yang kebanyakan hanya sampai akademi
atau dengan kata lain hanya sampai D III saja. Dengan begitu ilmu mereka kurang dan derajat
mereka dengan rekan kerja pun lebih rendah.Maka dari itu profesi seorang perawat pun
disepelekan.Anggapan ini masih belum bisa di hapus dari benak masyarakat ketika melihat
Kepuasan pasien tergantung pada kualitas pelayanan. Pelayanan adalah semua upaya
yang dilakukan karyawan untuk memenuhi keinginan pelanggannya dengan jasa yang akan
diberikan. Suatu pelayanan dikatakan baik oleh pasien, ditentukan oleh kenyataan apakah jasa
yang diberikan bisa memenuhi kebutuhan pasien, dengan menggunakan persepsi pasien
tentang pelayanan yang diterima (memuaskan atau mengecewakan, juga termasuk lamanya
waktu pelayanan). Kepuasan dimulai dari penerimaan terhadap pasien dari pertama kali
datang, sampai pasien meninggalkan rumah sakit. Pelayanan dibentuk berdasarkan 4 prinsip
bergantung, saling mempengaruhi dan saling berkepentingan. Oleh karena itu, inovasi dalam
merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai, dan diterima secara
spontan oleh masyarakat. Perawat dituntut untuk mengembangkan dirinya dalam sistem
pelayanan kesehatan.
Keperawatan di Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan
keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa perubahaan dalam aspek
diselenggarakan, makin sesuainya jenis dan keahlian tenaga kesehatan atau keperawatan yang
tersedia dengan tuntutan masyarakat, bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan.
merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di
Actuating, Controlling) terhadap staff, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan
keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Manajemen
adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain. Manajemen
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada
pasien, keluarga dan masyarakat Menurut Gillies (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana
afektif dan psikomotor berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak
Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
mengawasi sumber-sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan
masyarakat.
Metode tim adalah sebuah metode penugasan untuk mempermudah kerja perawat yang
berupa tim yang terdiri dari kepala ruang, tim 1 dan 2 dan anggota tim yang nanti akan
mengelola sekelompok pasien, dan melakukan tugas dan fungsinya masing-masing. Ketua tim
merupakan seorang petugas yang membawahi anggota tim untuk membuat pengkajian sampai
dan penelitian serta usaha lain di bidang kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Agar tujuan tersebut
dapat terlaksana, rumah sakit perlu didukung dengan adanya organisasi yang mantap dan
manajemen yang baik dengan berorientasi pada mutu pelayanan bagi masyarakat.Perawat
sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki kemampuan
manajerial yang tangguh sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan
klien.
Dari uraian diatas kami mahasiswa STIKes muhammadiyah palembang melaksanakan
praktek management diruang Edelwais selama 3 minggu dan melakukan role play selama 4
hari.
B.Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Edelwais
C. Waktu Pelaksanaan
selama 4 hari yaitu dari tanggal 2-3, dan 8-9 Mei 2016.
Ruang edelwais merupakan satu ruangan perawatan di RSUD Banyumas yang memberikan
Ruang edelwais berbatasan dengan ruang dahlia pada sebelah kiri dan ruang Flamboyan pada
sebelah kanan dan ruang ITI pada bagian depan, bagian belakang berbatasan dengan ruang
dahlia pada sebelah kiri dan ruang flamboyan pada sebelah kanan dan ruang ITI pada bagian
depan, bagian belakang berbatasan dengan ruang Wijaya Kusuma 2. jumlah tenaga
pelaksanan diruang Edelwais saat ini 12 orang. Dengan perincian 1 orang Kepala Ruangan, 2
orang Ketua Tim, 1 perawat siaga, serta 7 orang Perawat Pelaksana, Tenaga non perawat 1
orang. Ruang edelwais mempunyai kapasitas sebanyak 25 tempat tidur yang terdiri dari kelas
2 sebanyak 8 tempat tidur dengan masing-masing kamar terdiri dari 2 tempat tidur dan kamar
mandi di setiap kamar dan kipas angin, kelas 3 terdiri dari 16 tempat tidur dan 7 kamar mandi
sebagai fasilitas kelas 3, ruang isolasi tersedia 1 kamar dengan 1 tempat tidur dan diisi dengan
TINJAUAN TEORI
koordinasi kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan kegiatan
evaluasi.Keberhasilan suaturumah sakit bukan hanya di lihat dari keberhasilan seorang kepala
ruangan dalam memimpin ruangan, melainkan juga peran seluruh perawat pelaksana.Dalam
dan mengevaluasi staf ya. Mereka diberikan tanggung jawab untuk pengembangan anggaran
tahunan unit yang di pimpinnya dan memegang kewenangan untuk mengatur unit sesuai
tugas dan tanggung jawabya, memantau kualitas perawatan, menghadapi masalah tenaga
kerjanya, dan melakukan hal- hal tersebut dengan biaya yang efektif (Potter & Perry, 2005).
Menurut Arwani (2006) Kepala ruangan disebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan
kegiatan koordinasi, kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan
kegiatan evaluasi, kegiatan penampilan kerja staff dalam upaya mempertahankan kualitas
pelayanan pemberian asuhan keperawatan dapat dipilih disesuaikan dengan kondisi dan
jumlah pasien, dan kategori pendidikan serta pengalaman staf di unit yang bersangkutan.
pendidikan keperawatan
4. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang Kepala Ruangan
E. Uraian Tugas
1. Perencanaan:
pasien.
- Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
mengatur tenaga yang ada setiap hari sesuai dengan jumlah dan kondisi pasien.
3. Pengarahan:
- Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang pelaksanaan asuhan keperawatan dan
fungsi-fungsi manajemen.
keperawatan pasien.
- Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada kepala bidang perawatan
- Secara tehnis medis operasional, bertanggung jawab kepada dokter penanggung jawab /
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai berikut:
peraturan – peraturan: membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk
mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk setiap kegiatan
menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang paling tepat,
mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan unit serta melakukan peran dan fungsi
orientasi dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf, dan sosialisasi staf.
4. Pengarahan : mencangkup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia seperti
memfasilitasi kolaborasi.
5. Pengawasan meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika aspek legal,
tersebut sehari – sehari akan bergerak dalam berbagai bidang penjualan, pembelian,
PERENCANAAN
A. TUGAS POKOK
Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di ruang rawat yang menjadi tanggung
jawabnya sejak pasien masuk sampai pasien pulang, dengan aman sesuai standar keselamatan
1. Menerapkan kepada pasien dan keluarganya mengenai peraturan yang berlaku di Rumah
2. Mengusahakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dan berdaya guna antara
perawat dengan perawat, perawat dengan dokter / petugas lain, pasien dan keluarga.
3. Mengatur dan mengendalikan kegiatan perawatan / pegawai lain / siswa dalam kegiatan
pelayanan keperawatan.
4. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pelayanan rumah sakit yang berlaku di unit
perawatan.
5. Mengenal jenis dan penggunaan barang, serta mengusahakan pengadaan sesuai kebutuhan
7. Mengklarifikasi pasien menurut tingkat kegawatan/ infeksi dan non infeksi untuk
8. Mengawasi dan meneliti pelaksanaan pemberian obat, makanan/ diit dengan perhatian
11. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui keluhan /
12. Memelihara dan meningkatkan system pencatatan dan pelaporan secara teratur dan
13. Mengsi buku catatan pribadi dan menandatangani buku catatan dari pelaksana perawatan
di unit nya.
14. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai dengan
penyakitnya.
15. Mengadakan penilaian pelayanan keperawatan dan petugas lainya secara merata dan
seefektif mungkin.
16. Menyusun jadwal dinas dari perawatan dan petugas lainnya secara merata dan seefektif
mungkin.
17. Membantu mengawasi dan membimbing siswa/ mahasiswa perawat untuk mendapatkan
18. Menjaga rahasia menyangkut penyakit dan keadaan pasien di Unitnya sesuai dengan
sumpah jabatan.
19. Menjaga terpeliharanya kebersihan, kerapian, dan keindahan di Unitnya serta lingkungan.
20. Menjaga perasaan nyaman bagi pasien dan petugas selama melaksanakan kegiatan
perawatan.
21. Mengadakan rapat berkala dengan pelaksana perawatan dan petugas lainnya di ruang
perawatan.
22. Mengusahakan kesejateraan dan keselamatan kerja petugas.
24. Menyusun rencana kegiatan pemberdayaan SDM dalam rangka peningkatan SDM.
3. Melaksanakan tugas tambahan dari RSUD Banyumas dengan SK yang ditanda tangani
Ka.Ru
Ria Amalia S.
Kep
Ka.Tim
Yusmaniar,
S.Kep
Anggi Pranata,
Andri, S.Kep S.Kep
Mengetahui
= 63,52 x 25
= 15,88
= 16 x 4 jam
= 64 jam
64
A= =9 ,14
7
Dibulatkan menjadi 10 orang perawat
Menentukan Lossday
( ju m lah h a r imi n gu d a l am1 t a h u n+c u t i+h a r ib e s ar ) x j ml h p e r awat
L o s sday =
J u m lah h a r i k e r ja e f e ktif
( 52+12+10 ) x 10
¿
28 6
= 2,58
=3
16+ 10 x 25
non nursing = = 6,5
1 00
Dibulatkan menjadi 7
Faktor koreksi = 3 + 7 = 10
J u m la h j a m p e r awat d ir uangan
j u mla h T e n aga= + f a k tor r e s iko
j a m k e r ja e f e ktif
64
Jumlah tenaga = + 10 = 19
7
keperawatan.
Hand Over
NOTULEN MEETING MORNING
A. IMPLEMENTASI
B. EVALUASI
3. Peralatan yang telah di rencanakan baik namun masih ada alat yang belum ada di ruangan,
serta masih ada beberapa alat yang kondisinya tidak baik, sehingga perlu di ganti dengan
yang baru, agar proses tindakan keperawatan berjalan dengan lancer sesuai prosedur.
A. Kesimpulan
Pada pelaksanaan menjadi kepala ruangan, semua kegiatan berjalan dengan lancar
mulai dari membuat uraian tugas kepala ruangan, menyusun struktur organisasi di ruangan,
membuat perencanaan kebutuhan alat dan membuat perencanaan kegiatan, semua kegiatan
telah diaplikasikan atau dilaksanakan dengan baik, akan tetapi masih banyak terdapat
B. Saran
1. Mahasiswa Dapat mengaplikasikan tugas sebagai kepala ruangan sesuai dengan teori dan
praktek.
2. Diharapkan kepada Ruang Edelwais untuk terus membimbing dan memberikan contoh
yang baik dan sesuai dengan teori / SOP yang ada agar mahasiswa dapat mengaplikasikan