PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif dan ditujukan
kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat (Ali, 2001:1).
Sebagai profesi yang merupakan bagian dari masyarakat, keperawatan mengalami
perkembangan dan perubahan seiring dengan perubahan masyarakat itu sendiri.
Keperawatan dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain keperawatan sebagai
bentuk asuhan profesional kepada masyarakat, keperawatan sebagai IPTEK,
keperawatan sebagai kelompok masyarakat profesional (Nursalam, 2014).
Tuntunan terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai
fenomena yang harus direspon oleh perawat. Pelayanan keperawatan secara
profesional perlu mendapatkan perhatian dalam pengembangan dunia keperawatan.
Salah satu harapan adanya faktor strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi
perawat dalam pelayanan keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan
dengan harapan adanya faktor kelola yang optimal mampu meningkatkan
keefektifan pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan
klien terhadap pelayanan keperawatan.
Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional
dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan 4 fungsi manajemen yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. keempat fungsi
tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis,
hubungan antara manusia dan konseptual yang mendukung tercapainya asuhan
keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna kepada klien. Adanya
alasan tersebut manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam
pengembangan keperawatan dimasa depan. Hal tersebut berkaitan dengan tuntunan
profesi dan tuntunan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan
memerlukan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang
terjadi (Nursalam, 2014).
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai
satu metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga
1
diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana proses keperawatan,
dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan
mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga daripada seorang pegawai,
maka setiap tahapan didalam proses manajemen lebih rumit dibandingkan proses
keperawatan.
Perawat dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan
benar atau rasional dan baik atau etikal, hal ini dilakukan sebagai bentuk
profesionalisme keperawatan (Nursalam, 2014). Salah satu upaya untuk
memperbaiki dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam hal ini klien,
adalah asuhan keperawatan. Karena melalui upaya keperawatan akan membentuk
individu-individu sehat dan akan mampu menjadi sumber daya manusia yang
mampu meningkatkan kesehatan masyarakat umumnya dan klien pada khususnya.
Kerangka operasional dalam pelaksanaan asuhan keperawatan klien adalah proses
keperawatan yang berupa rangkaian kegiatan yang sistematis, sehingga klien
mampu mandiri dalam mengatasi masalahnya (Depkes RI, 2004).
Manajemen Keperawatan Tepat Guna Pelayanan keperawatan yang
dilakukan di Rumah sakit merupakan sistem pengelolaan asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien agar menjadi berdaya guna dan berhasil guna. Sistem
pengelolaan ini akan berhasil apabila seorang perawat yang memiliki tanggung
jawab mengelola tersebut mempunyai pengetahuan tentang manajemen
keperawatan dan kemampuan memimpin orang lain di samping pengetahuan dan
keterampilan klinis yang harus dikuasai. Keberhasilan pengelola pelayanan
keperawatan akan memunculkan keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan
oleh para perawat pelaksananya. Demikian pula sebaliknya, keberhasilan kerja para
perawat pelaksana sangat tergantung dari upaya manajerial keperawatan.
Di samping itu, mengutip Nurachmah (2000), para manajer keperawatan
hendaknya senantiasa menjamin bahwa pelayanan yang diberikan oleh para
pelaksana keperawatan adalah pelayanan yang aman dan mementingkan
kenyamanan pasien. Selain itu juga, para manajer perawat seyogyanya
menggunakan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kesehatan/
keperawatan sebagai upaya untuk mewujudkan praktik keperawatan yang
beradsarkan pengetahuan dan fakta (knowledge/ evidence based nursing practice).
2
Rumah sakit adalah bagian yang sangat penting dari suatu sistem kesehatan
dan dapat menjadi unit pelaksanan pemerintah dalam memberikan pelayanan
publik (Suroso, 2003). Rumah sakit umum mempunyai misi memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sedangkan tugas rumah sakit umum
yaitu melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan, serta
melaksanakan upaya rujukan. Salah satu kegiatan untuk menyelenggarakan tugas
tersebut rumah sakit menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan (Kep
menkes RI no. 983,th 1992).
Rumah Sakit Umum Pakuwon dioperasikan sejak tahun 1999 di atas lahan
3.175 M2 dengan lokasi dijalan Rd. Dewi Sartika Nomor 17 Sumedang.
Pembangunan secara administratif dimulai sejak tahun 1997, sedangkan
pembangunan secara fisik baru dimulai pada bulan Februari tahun 1999. Rumah
Sakit Umum Pakuwon beroperasional yaitu sejak 11 Oktober 1999. Pembangunan
fisik Rumah Sakit Umum Pakuwon dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan
yaitu bulan Juni 2002 (pembangunan ruangan Gizi dan Perawatan III Anak),
bulan April 2006 (pembangunan Rawat Gabung), bulan Agustus 2012
(pembangunan VIP lama), bulan Juli 2013 (pembangunan ruangan Yayasan dan
BRI), bulan Juni 2014 (pembangunan VIP Baru), bulan Mei 2015 (pembangunan
gedung Rawat Jalan dan Kelas Utama) dan bulan Juli 2016 (pembangunan IGD
baru dan Perawatan IV).
Semula Rumah Sakit ini dikhususkan pada pelayanan kasus-kasus bedah
saja, akan tetapi melihat desakan dan animo masyarakat yang datang tidak hanya
dengan kasus bedah saja, akhirnya pada tahun 2001 Kualifikasi Rumah Sakit
Khusus Bedah tersebut berubah pada Kualifikasi Rumah Sakit Umum yang
dituangkan dengan turunnya Surat Izin Tetap Penyelenggaraan Rumah Sakit
Umum Pakuwon dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia di Jakarta yaitu
pada tanggal 11 April 2001 dengan Nomor : 22.04.2.2.1428. Dan izin operasional
Rumah Sakit type C nomor : 503/KEP. 4A55DD7A-PTSP/2021 berdasarkan SK
Tersebut mendapat kepercayaan dan ijin dari dinas penanaman modal dan
pelayanan terpadu satu pintu kabupaten Sumedang mendapatkan izin operasional
Rumah sakit type C status kepemilikan swasta.
3
Di Rumah Sakit Umum Pakuwon mencakup beberapa insatalasi Yaitu
adalah instalasi Rawat Inap yang terdiri dari ruangan perawatan I (kelas 2 dewasa).
Perawatan 2 ( kelas 1dewasa), Perawatan 3 ( ruangan anak kelas 1,2,3, HCU anak
dan perinatal), keseluruhan jumlah bed rawat inap 115 Tempat tidur. Instalasi
gawat darurat terdiri dari ruangan triage, ruangan observasi, ruangan resutasi da
ruangan isolasi. Instalasi rawat jalan terdiri dari poli klinik anak, poli klinik mata,
poli klinik gigi, poli klinik dalam, poli klinik syaraf, poliklonik THT, poliklinik
bedah, poliklinik jantung, poliklinik urologi, poliklinik kulit dan kelamin. Instalasi
hemodialisa dan instalasi bedah central. Terdapat Nurse station di tiap ruangan,
tidak terdapat ruangan dan petugas administrasi khusus perruangan, ruang tindakan
keperawatan bersatu dengan nurse station.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikut kegiatan praktik ini diharapkan mahasiswamampu
melakukan pengelolaan manajemen unit dan manajemen asuhan keperawatan di
ruang perawatan 3 (ruang anak) Rumah Sakit Umum Pakuwon.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang hendak dicapai melalui laporan ini yaitu sebagai
berikut:
a. Melakukan kajian situasi melalui analisa SWOT terhadap lima dimensi
manajemen yaitu man, metode, material, money, marketing diruang anak
(melati) Rumah Sakit Umum Pakuwon.
b. Mendiagnosa masalah-masalah terkait 5 M dalam proses pemberian
pelayanan keperawatan diruang anak perawatan 3 Rumah sakit umum
pakuwon
c. Membuat plan of action untuk menjawab masalah-masalah yang ditemukan.
d. Mengimplementasikan rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang
ditemukan.
e. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan.
4
C. Manfaat
Manfaat dari hasil laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Rumah Sakit
Memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan pengelolaan
manajemen unit dan manajemen asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum
pakuwon.
2. Bagi Ruangan
Membantu perawat ruangan mencapai standar pelayanan yang paripurna,
termotivasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang bersifat
mendasar terhadap peningkatan kualitas hidup pasien.
3. Bagi Mahasiswa
Dapat secara langsung menerapkan konsep, teori dan prinsip Model
Praktik Keperawatan Profesional dalam pengelolaan pelayanan keperawatan
pada tingkat instalasi rawat inap disuatu tatanan pelayanan kesehatan dan dapat
berperan sebagai pembaharuan dan model peran dalam kepemimpinan dan
pengelolaan keperawatan profesional.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP MANAJEMEN
1. Pengertian Manajemen
Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan
yang berubah. Manajemen juga merupakan proses pengumpulan dan
mengorganisasi sumber-sumber dalam mencapai tujuan (melalui kerja orang
lain) yang mencerminkan dinamika suatu organisasi (Supriyanto, 2005).
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinandan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan
semuasumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan(James A. Format. Stoner,dalam Nursalam, 2007). Manajemen adalah
suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol
dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya
(Nursalam, 2007).
Menurut Gillies (1986), manajemen adalah suatu proses dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Manajemen yang efektif
merupakan kombinasi dari ilmu pengetahuan dan seni dalam pelaksanaannya.
Ilmu manajemen adalah cara-cara yang rasional, bertumpu pada logika,
bersifat objektif, dan sistematis. Sedangkan seni manajemen adalah cara-cara
memecahkan permasalahan dengan intuisi, pengalaman, dan pandangan
pribadi. Manajer mengandalkan keterampilan konseptual dan hubungan antar
pribadi.
Manajemen (R.W. Griffin, 1997) merupakan suatu serangkaian
kegiatan (termasuk perencanaan dan pembuatan keputusan,
pengorganisasian, pimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber
daya organisasi (tenaga kerja, keuangan, fisik, dan informasi) yang bertujuan
untuk mencapai sasaran organisasi dengan cara yang efisien dan efektif.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
adalah bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan
dan mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
6
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia/kepegawaian,
pengarahan dan kepemimpinan serta pengawasan.
2. Prinsip Manajemen
a. Pembagian kerja
b. Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
c. Disiplin
d. Kesatuan komando
e. Kesatuan arah
f. Meletakkan kepentingan individu di bawah kepentingan bersama
g. Kompensasi yang adil
h. Sentralisasi
i. Rantai skala
j. Tertib
k. Adil
l. Kestabilan personalia
m. Inisiatif
n. Esprit de corps
3. Klasifikasi Sumber Daya
Dalam perusahaan, sumber daya dapat dibagi menjadi lima (5M):
a. Menurut M. Manulang (1996) : Man, Money, Material, Methods,
Markets
b. Menurut George R. Terry (1998) : Man, Materials, Machines, Methods,
MoneyB.
7
manajemen. Perencanaan adalah suatu pemikiran atau konsep nyata yang
sering dilaksanakan dalam penulisan, meskipun banyak orang dalam
perawatan menggunakan perencanaan secara informal, tanggung jawab dari
perencanaan tidak dituliskan, kemungkinan tidak dilaksanakan (Swansburg,
2000).
Pada hakikatnya proses manajemen keperawatan sejalan dengan
proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan
secara professional yang akhirnya keduanya saling menopang. Sebagaimana
dalam proses keperawatan, dalam manajemen keperawatan terdiri dari:
pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi hasil.
2. Tujuan Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan yang umumnya ditetapkan oleh bidang keperawatan
meliputi:
a. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan rumah sakit
b. Meningkatkan penerimaan masyarakat tentang profesi keperawatandengan
mendidik perawat yang mempunyai sikap profesional dan bertanggung
jawab dalam pekerjaan
c. Meningkatkan komunikasi antar staf
d. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan umum dalam upaya mempertahankan
kenyamanan klien
e. Meningkatkan hubungan dengan klien, keluarga, dan masyarakat
f. Meningkatkan produktifitas dan kualitas kerja staf keperawatan
Dengan demikian setiap kegiatan keperawatan diarahkan pada pencapaian
tujuan dan merupakan upaya manager keperawatan untuk selalu
mengkoordinasikan, mengarahkan, mengendalikan proses pencapaian
tujuan melalui interaksi, komunikasi dan integrasi pekerjaan diantara staf
keperawatan yang terlibat.
3. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen – elemen dasar yang akan selalu
ada dan melekat didalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan
oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai
tujuan.Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke- 20 ketika
8
itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen yaitu merancang,
mengorganisir, memerintah, mengkoordinasi, dan mengendalikan.namun
saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi 3 yaitu :
a. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan
dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.Perencanaan dilakukan
untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara
terbaik untuk memenuhi tujuan itu.Manajer mengevaluasi berbagai
rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian
melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan
untuk memenuhi tujuan perusahaan.perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan,
fungsi – fungsi lainnya tidak dapat berjalan
b. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi
suatu kegiatan besar menjadi kegiatan – kegiatan yang lebih
kecil.pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas – tugas yang telah dibagi – bagi
tersebut.Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan
tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya,
bagaimana tugas – tugas tersebut di kelompokkan, siapa yang
bertanggungjawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.
c. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran
sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
Fungsi manajemen di dalam keperawatan menurut Nursalam (2007)
diantaranya adalah :
a. Menurut Gr. Terry : POAC (Planning, Organizing, Actuating,
Controling)
b. Menurut Henry Fayol : POCCC (Planning,Organizing, Commanding,
Coordinating, Controling)
c. Menurut Luter Gulliek : POSDCORB (Planning, Organizing,
Staffing, Derecting, Coordinating, Reporting, Budgeting)
9
d. Menurut Koont O'Donnell : POSDC (Planning, Organizing, Staffing,
Derecting, Controling)
Secara umum fungsi manajemen didalam keperawatan menggunakan
sistem POAC yaitu planning (seorang manajer hendaknya dapat menjalankan
suatu perencanaan mengenai tenaga, anggaran, bahan, peralatan, metode dan
pemasaran), organizing (mampu menyusun atau mengatur staf), actuating
(hendaknya manajer diharapkan mampu menggerakan orang lain
melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan yang dikehendaki),
controlling (seorang manajer hendaknya mampu mengendalikan dan
mengawasi proses manajemen) (Nursalam, 2007).
4. Filosofi dan Misi
Filosofi keperawatan adalah pernyataan keyakinan tentang
keperawatan dan manifestasi dari nilai-nilai dalam keperawatan yang
digunakan untuk berfikir dan bertindak (Chitty, 1997 dalam Nursalam, 2002).
Filosofi pelayanan keperawatan pada tatanan klinik/ rumah sakit
ditekankan pada :
a. Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan dan menentukan kehidupannya
b. Setiap pasien harus dihargai sama tanpa membeda-bedakan agama, suku,
warna kulit, status dan jenis kelamin.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan harus ditujukan pada pemenuhan
kebutuhan indvidu
d. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan lain
e. Perlunya koordinasi dan kerjasama dalam memanfaatkan sumber daya
yang ada dalam mencapai tujuan organisasi
f. Perlunya evaluasi secara terus-menerus terhadap semua pelayanan
keperawatan yang diberikan.
Visi adalah perawat/manajer keperawatan harus mempunyai suatu
pandangan dan pengetahuan yang luas tentang manajemen dan proses
perubahan yang terjadi saat ini dan yang akan datang yaitu tentang
penduduk, sosial, ekonomi, politik yang akan berdampak pada pelayanan
kesehatan.
Misi adalah sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi
keperawatan dalam melaksanakan visi yang telah ditetapkan, yaitu
10
menjaga dan mengawasi suatu proses profesionalisasi keperawatan
indonesia agar terus berjalan dan berkesinambungan.
Rumus sukses untuk mencapai visi dan misi :
S = V + M1 + M2
SV + M1 = Serba Tanggung
V + M2 = Melamun
Keterangan :
S : Sukses
V : Visi
M1: Misi
M2: Motivasi
5. Proses Manajemen Keperawatan
a. Pengkajian-Pengumpulan Data
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada
suatu tujuan. Di dalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin berupa
sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan komplikasi,
agumentasi pengetahuan atau keterampilan kesehatan dan kemudahan
dari kebebasan maksimal. Di dalam proses manajemen keperawatan,
bagian akhir adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua
kelompok pasien.
PROSES KEPERAWATAN
Pengumpulan Perencana Pengelola Kepegawai Kepemimpi Pengawasan
data an an an nan
11
Data-data yang perlu dikumpulkan oleh perawat pada tingkat
pelayanan diruangan atau sebagian pendekatan system yangdisampaikan
oleh Gillies 1989 dalam Nursalam (2012)
1) Perencanaan
Perencanaan adalah menyusun langkapkan strategis dalam
mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Perencanaandisini
dimaksutkan untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan
kepada semua pasien, menegakkan tujuan mengalokasikan anggaran
belanja, menetapkan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang
dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat
mengoptimalkan efektifitas kerja staf (Nursalam, 2012).
2) Pelaksanaan
Karena manajemen keperawatan memerlukan kerja melalui orang
lain, maka tahap implementasi dalam proses manajemen terdiri atas
bagaimana manajer memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan
yang telah direncanakan. Fungsi kepemimpinan dapat dibagi lagi dalam
komponen fungsi yang terdiri atas kepemimpinan, komunikasi dan
motivasi (Nursalam, 2012).
3) Evaluasi
Tahap akhir proses manajerial adalah mengevaluasi seluruh
kegiatan yang telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi disini adalah untuk
menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi
faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan
(Nursalam, 2012).
12
1) Sumber Daya Manusia (Man)
a) Tenaga perawat
Jumlah tenaga perawat keseluruhan (Profesional lanjut,
Profesional pemula, vokasional dan lain-lain).Jenis ketenagaan
atau pendidikan, keterampilan khusus yang dimiliki perawat
yang dapat melalui kursus atau pendidikan dan pealatihan.
Jumlah tenaga professional lainnya yang terkait meliputi :
Dokter, Ahli Gizi, Petugas Lab, Tenaga Administrasi dan
Cleaning Service (Nursallam, 2007). Dibawah ini terdapat
beberapa cara menghitung tenaga perawat, diantaranya adalah
(1) Cara Rasio
Metoda ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai
denominator personal yang diperlukan.Metoda ini paling
sering digunakan karena sederhana dan mudah. Metoda ini
hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak
bisa mengetahui produktivitas SDM rumah sakit, kapan
personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian
rumah sakit yang membutuhkan.Dapat juga dengan
menggunakan kemampuan dan sumber daya untuk
perencanaan personal terbatas, jenis, tipe, dan volume
pelayanan kesehatan yang relatif stabil. Cara rasio yang
umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan
menkes R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan
rumah sakit, dengan standar sebagai berikut :
13
Keterangan :
TT = Tempat Tidur
Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun
banyak rumah sakit yang lambat laun meninggalkan cara ini
karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain
yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan
profesional.
14
• Perawatan intermediet memerlukan waktu : 3-4 jam/24
jam
• Perawatan maksimal/total memerlukan waktu : 5-6
jam/24 jam
Dalam penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga
kategori tersebut di atas adalah sebagai berikut :
• Kategori I : Self care/perawatan mandiri
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan
secara umum baik, tidak ada reaksi emosional, pasien
memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift,
tindakan pengobatan biasanya ringan dan simpel.
• Kategori II : Intermediet care/perawatan sedang
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur
posisi waktu makan, memberi dorongan agar mau makan,
eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau
menyiapkan alat untuk ke kamar mandi. Penampilan
pasien sakit sedang. Tindakan perawatan pada pasien ini
monitor tanda-tanda vital, periksa urin reduksi, fungsi
fisiologis, status emosinal, kelancaran drainage atau
infus.Pasien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan
untuk support emosi 5-10 menit/shift atau 30-60
menit/shift dengan mengobservasi side efek obat atau
reaksi alergi.
• Kategori III : Intensive care/perawatan total
Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri,
semua dibantu oleh perawat, penampian sakit berat,
pasien memerlukan observasi terus-menerus.
(3) Metode Douglas
Douglas (1984), dalam Swansburg dan Swanburg,
(1999), menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam
suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien dimana
masing-masing kategori mempunyai nilai standard per
siftnya, yaitu sebagai berikut:
15
Tabel 2.3 Nilai Standar Per shift
Klasifikasi klien
Jml
Minimal Parsial Total
klien
pagi Sore Mlm Pagi Sore Mlm pagi Sore Mlm
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Dst
Contoh :
Rata-rata jam perawatan klien per hari = 5 jam/hari
Rata-rata = 17 klien/hari (3 orang dengan ketergantungan
minimal, 8 orang dengan ketergantunganpartial dan 6 orang
dengan ketergantungan total). Jumlah jam kerja tiap perawat
= 40 jam dibagi 6 = 7 jam/hari
Jumlah hari libur :73 hari (52+8 (cuti) + 13 (libur nasional)
➢ Jumlah keperawatan langsung
- Ketergantungan minimal = 3 orang x 1 jam =3 jam
- Ketergantungan partial = 8 orang x 3 jam =24 jam
- Ketergantungan total = 6 orang x 6 jam = 36 jam
➢ Jumlah jam : = 63 jam
➢ Jumlah keperawatan tidak langsung
17 orang klien x 1 jam = 17 jam
➢ Pendidikan kesehatan = 17 orang klien x 0,25 = 4,25 jam
sehingga jumlah total jam keperawatan/klien/hari :
63 jam + 17 jam + 4,25 jam = 4,96 jam/klien/hari (17
orang )
Jumlah tenaga yang dibutuhkan :
4,96x17x365 = 30.776,8 = 15,06 orang (15 orang)
(365-73) x 7 2044
Untuk cadangan 20% menjadi 15x20%= 3 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan
15+3=
18 orang/hari
16
Perbandingan profesional berbanding dengan vokasional
= 55%: 45%= 10 : 8 orang
(4) Cara Demand
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga menurut
kegiatan yang memang nyata dilakukan oleh perawat.
Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk ruang
gawat darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut:
• Untuk kasus gawat darurat : 86,31 menit
• Untuk kasus mendesak : 71,28 menit
• Untuk kasus tidak mendesak : 33,09 menit
AXBXC F
= =H
(C – D) X E G
Keterangan :
A = Rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = Rata-rata jumlah pasien /hari
C= Jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G= Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Prinsip perhitungan rumus Gillies:
Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis
bentuk pelayanan, yaitu:
➢ Perawatan langsung, adalah perawatan yang diberikan
oleh perawat yang ada hubungan secara khusus dengan
kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien pada perawat maka dapat
17
diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu: self
care, partial care, total care dan intensive care.
Menurut Minetti Huchinson (1994) kebutuhan
keperawatan langsung setiap pasien adalah empat jam
perhari sedangkan untuk:
• Self care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam
• Partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam
• Total care dibutuhkan 1- 1½ x 4 jam :4-6
jam
• Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam
➢ Perawatan tak langsung, meliputi
kegiatan-kegiatan membuat rencana perawatan, memasang/
menyiapkan alat,konsultasi dengan anggota tim, menulis
dan membaca catatan kesehatan, serta melaporkan kondisi
pasien. Dari hasil penelitian RS Graha Detroit (Gillies,
1989) = 38 menit/ klien/hari, sedangkan menurut Wolfe &
Young (Gillies, 1989) = 60 menit/klien/hari dan penelitian
di Rumah Sakit John Hopkins dibutuhkan 60 menit/ pasien
(Gillies, 1994).
➢ Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien
meliputi: aktifitas, pengobatan serta tindak lanjut
pengobatan. Menurut Mayer dalam Gillies (1994),
waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan
ialah 15 menit/klien/hari.
b) Komunikasi
Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam
aktivitas manajer keperawatan dan sebagai bagian yang selalu
ada dalam proses manajemen keperawatan bergantung pada
posisi manajer dalam struktur organisasi. Berdasarkan hasil
penelitian Swansbrung (1990), bahwa lebih dari 80% waktu
digunakan manajer untuk berkomunikasi, 16% untuk membaca,
dan 9% untuk menulis. Pengembangan keterampilan dalam
18
komunikasi merupakan kiat sukses bagi seorang manajer
keperawatan.
Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan,
pendapat dan pemberian nasihat yang terjadi antara dua orang
atau lebih yang bekerja sama (Tappen, 1995 dalam Nursalam,
2007). Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat
menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang
mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima
maksud dan tujuan pemberi pesan.
Menurut Johson (1981) Komunikasiadalah alat atau cara
seseorang mengirim pesan ke orang lain dan mengharapkan
respon dari orang tersebut. Dalam kontek manajemen manajer
mengirimkan berita kepada bawahannya baru dapat dikatakan
berkomunikasi bila bawahannya menerima dan mengerti pesan
yang disampaikan dan memiliki persepsi yang sama diantara
keduanya.
(1) Tujuan Komunikasi menurut Effendy (2000) ada 4, yaitu :
(a) Mengubah sifat orang
(b) Mengubah opini atau pendapat/pandangan
(c) Mengubah perilaku
(d) Mempengaruhi
Dalam konteks manajemen dan kepemimpinan komunikasi
digunakan oleh manajer untuk mempengaruhi pikiran,
pengertahuan dan perilaku bawahan dalam upaya untuk
mencapai tujuan organsasi secara efektif dan efisien
19
• Keterampilan yang kurang dalam penyampaian isi
pesan
• Penggunaan media tidak tepat
• Tidak bisa memanipulasi kondisi lingkungan yang
tidak kondusif
• Kurang kemampuan dalam merumuskan tujuan
komunikasi ke dalam pesan yang disampaikan
(b) Faktor komunikan
• Selektifitas
• Antisipasi terhadap isi pesan
• Komunikan mempunyai anggapan-anggapan
tertentu terhadap komunikator
(3) Faktor Pendukung
(a) Komunikator
• Kepercayaan terhadap komunikator, faktor ahli
dalam bidangnya, faktor apakah komunikator
adalah orang yang dipercaya atau tidak
• Daya tarik komunikator
(b) Komunikan
• Komunikan benar-benar mengerti isi pesan
• Pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa
keputusan itu sesuai dengan tujuannya
• Pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa
keputusan itu bersangkutan dengan kepentingan
dirinya
• Komunikan mampu menepati baik secara mental
maupun secara fisik.
20
Teknik komunikasi efektif manajer dengan bawahan
yang merupakan pengembangan dari model ohio state:
Tinggi
P
E
R Pertimbangan Tinggi
Struktur Tinggi
T Struktur Rendah
Pertimbangan Tinggi
I PARTISIPASI
SELLING
M
B
A
N Struktur Rendah Struktur Tinggi
G Pertimbangan Rendah Pertimbangan Rendah
A DELEGASI TELLING
N
Rendah STRUKTUR PRAKARSA Tinggi
21
Tinggi
P
E Hubungan Tinggi Tugas Tinggi
R Tugas Rendah Hubungan Tinggi
I PARTISIPASI SELLING
L
K
U
H
U TugasRendah TugasTinggi
B Hubungan Rendah Hubungan Rendah
U DELEGASI TELLING
N
G
A
N
Rendah PERILAKU TUGAS Tinggi
22
• Sebagian besar arahan masih dibuat oleh manajer
• Komunikasi dilakukan dengan dua arah
c) Partisipasi
• Digunakan pada struktur tugas rendah dan
pertimbangan/ hubungan tinggi
• Pimpinan dan bawahan bersama-sama membuat
keputusan melalui komunikasi dua arah
• Manajer hanya memfaasilitasi karena bawahan
memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam
menyelesaikan masalah yang ada
d) Delegasi
• Digunakan pada struktur tugas rendah dan
pertimbangan/ hubungan rendah
• Bawahan diberi kesempatan untuk memainkan
kemampuan yang dimilikinya
• Dituntut bawahan memiliki kemampuan tinggi
dalam menyelesaikan masalah.
(4) Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu seni untuk dapat
menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang
mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima
maksud dan tujuan pemberi pesan.Pesan dapat berupa pesan
verbal, tertulis, ataupun nonverbal. Proses ini juga
melibatkan suatu lingkungan internal dan eksternal, dimana
komunikasi dilaksanakan. Lingkungan internal meliputi:
nilai-nilai, kepercayaan, temperamen, dan tingkat stress
pengirim pesan dan penerima pesan, sedangkan faktor
eksternal meliputi: keadaan cuaca, suhu, faktor kekuasaan,
dan waktu. Kedua belah harus peka terhadap faktor internal
dan eksternal, seperti persepsi dari komunikasi yang
ditentukan oleh lingkungan eksternal yang ada.
23
Faktor Internal
Komunikator
Faktor Eksternal
Tertulis
Non Verbal
Faktor Internal
Komunikan
Faktor Eksternal
24
(c) Komunikasi harus jelas, sederhana, dan tepat
(d) Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi
dapat diterima secara akurat. Salah satu cara untuk
melakukannya pada proses ini adalah meminta penerima
pesan untuk mengulangi pesan atau instruksi yang
disampaikan
(e) Menjadi pendengar yang baik adalah komponen yang
penting bagi manajer. Hal yang perlu dilakukan adalah
menerima semua informasi yang disampaikan orang lain,
dan menunjukan rasa menghargai dan ingin tahu
terhadap pesan yang disampaikan.
(6) Model komunikasi (Nursalam, 2007)
(a) Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis adalah bagian yang penting
dalam organisasi. Dalam mencapai setiap kebutuhan
individu/staf, setiap organisasi telah mengembangkan
metode penulisan dalam mengkomunikasikan
pelaksanaaan pengelolaan, misalnya publikasi
perusahaan, surat menyurat ke staf, pembayaran, dan
jurnal. Manajer harus terlibat dalam komunikasi tertulis,
khususnya pada stafnya. Menurut Asosiasi pendidikan
kesehatan di Amerika (1988) komunikasi tertulis dan
memo dalam suatu organisasi meliputi:
• Mengetahui apa yang ingin disampaikan sebelum
memulai menulis
• Menulis nama orang dalam tulisan anda perlu
dipertimbangkan dampaknya
• Tulis kata yang sederhana,familiar, spesifik, dan
nyata. Tulisan yang sederhana akan lebih mudah
dipahami dan memungkinkan untuk dibaca orang
lain
• Gunakan seminimal mungkin kata-kata yang tidak
penting. Temukan cara yang baik untuk
25
menggambarkan inti tulisan, sehingga orang lain
mudah mengerti.
26
komunikasi verbal dan non verbal, agar individu (atasan
atau bawahan) dapat menerima pesan secara jelas
(Nursalam 2007).
c) Gaya Kepemimpinan
Gaya diartikan sebagai sutu cara penampilan karakteristik
atau tersendiri. Menurut Follet (1940), gaya didefinisikan
sebagai hak istimewa yang tersendiri dari ahli dengan hasil
akhir yang dicapai tanpa menimbulkan isu sampingan. Gillies
(1970), menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dapat
diidentifikasikan berdasarkan perilaku pemimpin itu sendiri.
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh adanya pengalaman
bertahun-tahun dalam kehidupannya. Oleh karena itu,
kepribadian seseorang akan mempengaruhi gaya kepemimpinan
yang digunakan. Gaya kepemimpinan seseorang cenderung
sangat bevariasi dan berbeda-beda. Menurut para ahli, terdapat
beberapa gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam
suatu organisasi antara lain (Nursalam, 2007) :
(1) Gaya Kepemimpinan Menurut Tannebbau dan Warrant H.
Schmitdt
Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat
dijelaskan melalui 2 titik ekstrim yaitu kepemimpinan
berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada
bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh faktor manajer,
faktor karyawan dan faktor situasi. Jika pemimpin
memandang bahwa kepentingan organisasi harus
didahulukan jika dibandingkan dengan kepentingan
individu, maka pemimpin akan lebih otoriter, akan tetapi
jika bawahan mempunyai pengalaman yang lebih baik dan
menginginkan partisispasi, maka pemimpin dapat
menerapkan gaya partisispasinya.
(2) Gaya Kepemimpinan Menurut Likert
Mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem
yaitu :
27
(a)Sistem Otoriter-Eksploitatif
Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan
yang rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahan
melalui ancaman dan hukuman.Komunikasi yang
dilakukan satu arah ke bawah (top-down).
(b) Sistem Benevolent-Authoritative
Pemimpin mempercayai bawahan sampai pada tingkat
tertentu, memotivasi bawahan dengan ancaman atau
hukuman tetapi tidak selalu dan memperbolehkan
komunikasi ke atas.Pemimpin memperhatikan ide
bawahan dan mendelegasikan wewenang meskipun dalam
pengambilan keputusan masih melakukan pengawasan
yang ketat.
(c) Sistem Konsultatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan terhadap bawahan
cukup besar.Pemimpin menggunakan balasan (insentif)
untuk memotivasi bawahan dan kadang-kadang
mengunakan ancaman atau hukuman.Komunikasi dua
arah dan menerima keputusan spesifik yang dbuat oleh
bawahan.
(d) Sistem Partisipatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap
bawahan, selalu memanfaatkan ide bawahan,
menggunakan insentif ekonomi untuk memotivasi
bawahan.Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan
sebagai kelompok kerja.
(3) Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X dan Teori Y
Teori ini dkemukakan oleh Doulas Mc Gregor dalam
bukunya The Human Side Interprise (1960), dia
menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam suatu
organisasi dapat dikelompokkan dalam dua kutub utama
yaitu sebagai teori X dan Y. Teori X mengasumsikan bahwa
bawahan itu tidak menyukai pekaryaan, kurang ambisi, tidak
mempunyai tanggung jawab cenderung menolak perubahan,
28
dan lebih suka dipimpin dari pada memimpin. Sebaliknya
teori Y mengasumsikan bahwa bawahan itu senang bekerja,
bisa menerima tanggung jawab mampu mandiri, mampu
mengawasi diri, mampu berimajinasi dan kreatif. Dari teori
ini gaya kepemimpinan dibagi menjadi 4 macam :
(a) Gaya Kepemimpinan Diktator
Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan
menimbulkan ketakutan serta menggunakan ancaman
dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan
teori.
(b) Gaya Kepemimpinan Autokratis
Pada dasarnya gaya kepemimpinan ini hampir sama
dengan gaya kepemimpinan diktator namun bobotnya
agak kurang. Segala keputusan berada ditangan
pemimpin, pendapat dari bawahan tidak pernah
dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari
teori X.
(c) Gaya Kepemimpinan Demokratis
Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam
pengambilan sebuah keputusan yang dilakukan dengan
cara musyawarah. Gaya kepemimpinan ini pada
dasarnya sesuai dengan teori Y.
(d) Gaya Kepemimpinan Santai
Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena
segala keputusan diserahkan pada bawahan.Gaya
kepemimpinan ini sesuai dengan teori Y (Azwar,
1996).
(4) Gaya Kepemimpinan Menurut Robert House
Berdasarkan teori motivasi pengharapan, Robert House
dalam Nursalam (2007) mengemukakan 4 gaya
kepemimpinan yaitu :
(a) Direktif
Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang
bagaimana melaksanakan suatu tugas.Gaya ini
29
mengandung arti bahwa pemimpin selalu berorientasi
pada hasil yang dicapai oleh bawahannya.
(b) Suportif
Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan
dan bersikap ramah terhadap bawahan.
(c) PartisipatifPemimpin berkonsultasi dengan bawahan
untuk mendapatkan masukan dan saran dalam rangka
pengambilan sebuah keputusan.
(d) Berorientasi Tujuan
Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan
mengharapkan bawahan berusaha untuk mencapai
tujuan tersebut dengan seoptimal mungkin (Sujak,
1990).
(5) Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey dan Blanchard
Ciri-ciri gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard
(1997) meliputi :
(a) Instruksi
• Tinggi tugas dan rendah hubungan
• Komunikasi searah
• Pengambilan keputusan berada pada pimpinan dan
peran bawahan sangat minimal
• Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau
instruksi uang spesifik serta mengawasi dengan ketat.
(b) Konsultasi
• Tinggi tugas dan tinggi hubungan
• Komunikasi dua arah
• Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan cukup besar, bawahan diberi
kesempatan untuk memberi masukan dan menampung
keluhan
(c) Partisipasi
• Tinggi hubungan tapi rendah tugas
30
• Pemimpin dan bawahan bersama-sama member
gagasan dalam pengambilan keputusan
(d) Delegasi
• Rendah hubungan dan rendah tugas
• Komunikasi dua arah, terjadidiskusi antara pemimpin
dan bawahan dalam pemecahan masalah serta
bawahan diberi delegasi untuk mengambil keputusan
(6) Gaya kepemimpinan menurut Lippits dan K. White, 1989
dalam Nursalam, 2007
Terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu: otoriter,
demokrasi, dan liberal yang mulai dikembangkan di
universitas lowa.
(a) Otoriter
Gaya kepemimpinanini memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
• Wewenang mutlak berada pada pimpinan
• Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
• Kebijakan selalu dibuat oleh pimpinan
• Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan
kepada bawahan
• Pengawasanterhadap sikap, tingkah laku, perbuatan
atau kegiatan para bawahan dilakukan sacara ketat
• Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan
• Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk
memberikan saran, pertimbangan atau pendapat
• Tugas-tugas bawahan diberikan secara instruktif
• Lebih banyak kritik dari pada pujian
• Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan
tanpa syarat
• Pimpinan menuntut kesetian tanpa syarat
• Cendurung adanya paksaan, ancaman dan hukuman
• Kasar dalam bersikap
31
• Tanggng jawab keberhasilan organisasi hanya
dipikul oleh pimpinan
(b) Demokratis
Kepemimpinan gaya demokrasi adalah kemampuan
dalam mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan
bersama antara pimpinan dan bawahan. Gaya
kepemimpinan ini memilki ciri-ciri sebagai berikut:
• Wewenang pimpinan tidah mutlak
• Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian
wewenang kepada bawahan
• Keputusan dilihat bersama antara pimpinan dan
bawahan
• Komunikasi bertanggung jawab baik
• Pengawasan dilakukan secara wajar
• Prakarsa dapat datang dari bawahan
• Banyak kesempatan dari bawahan untuk
menyampaikan saran dan pertimbangan
• Pujian dan kritik seimbang
• Pimpinan mendorong prestasi sempurna para
bawahan dalam batas masing-masing
• Pimpinan meminta kesetian bawahan secara wajar
• Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap
dan bertindak
• Terdapat suasana saling percaya, saling hormat
menghormati dan saling menghargai
• Tangung jawab keberhasilan organisasi
ditanggung secara bersama-sama
(c) Liberal atau Laissez Fair
Kepimpinan gaya liberal atau laissez fair adalah
kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia
bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan cara
32
berbagai kegiatan dan pelaksanaannya dilakukan lebih
banyak diseahkan kepada bawahan. Gaya
kepemimpinan ini bercirikan sebagai berikut:
• Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya
kepada bawahan
• Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
• Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan
• Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan
oleh bawahan
• Hampir tiada pengawasan terhadap tingkah laku
bawahan
• Prakarsa selau berasal dari bawahan
• Hampir tiada pengarahan dari pimpinan
• Peran pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan
kelompok
• Kepentingan pribadi lebih penting dari
kepentingan kelompok
• Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul
oleh perorangan
(d) Gaya kepemimpinan berdasarkan kekuasaan dan
wewenang
(7) Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan
wewenangdan kekuasaan dibedakan menjadi empat yaitu:
(a) Otoriter
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau
pekaryaan.Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan
dalam memimpin. Pimpinan menentukan semua tujuan yang
akan dicapai dalam pengambilan keputusan. Informasi
diberikan hanya kepada kepentingan tugas. Motivasi dengan
reward danpunishment.
(b) Demokratis
Merupakan kepemimpinan yang mengahrgai sifat dan
kemampuan setiap staf.Menggunakan kekuasaan posisi dan
33
pribadinya untuk mendorong ide dari staf, memotivasi
kelompok untuk menentukan tujuan sendiri.Membuat rencana
dan pengontrolan penerapannya.Informasi diberikan seluas-
luasnya dan terbuka.
(c) Partisipatif
Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis yaitu
pemimpin yang menyampaikan hasil analisis masalah dan
kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada
bawahannya.Staf diminta saran dan kritiknya serta
mempertimbangkan respons staf terhadap usulannya, dan
keputusan akhir ada pada kelompok.
(d) Bebas tindak
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri
kegiatan tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi.Staf atau
bawahan mengevaluasi pekaryaan sesuai dengan caranya
sendiri.Pimpinan hanya sebagai sumber informasi dan
pengendalian secara minimal.
2) Money (Uang)
Sumber keuangan dan pengelolaannya/pengeluarannya harus jelas,
dalam arti harus transparan.Untuk pengeluaran ada perencanaan
pengeluaran seperti untuk pengembangan program, insentif perawat
dan untuk lain-lain (Supriyatno, 2005).
3) Methode (Metode)
a) Konsep Metode Praktek Keperawatan Profesional
(1)Pengertian MPKP
Model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran
dari praktik keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan
kepada filosofi, konsep dan teori keperawatan.Era globalisasi
dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut
perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan
yang optimal.Indonesia juga berupaya mengembangkan model
praktik keperawatan profesional (MPKP).
(2)Tujuan MPKP
(a) Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
34
(b) .Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan
pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
(c) Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan
keperawatan.
(d) Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan
dan keputusan.
(e) Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan
asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim
keperawatan.
Ada lima komponen MPKP :
• Nilai professional
• Pendekatan manajemen
• Metode pemberian asuhan keperawatan
• Hubungan professional
• System penghargaan dan kompensasi
(3) Kelebihan dan kekurangan MPKP
(a) Kelebihan model praktek keperawatan professional :
• Memungkinkan pelayanan keperawatan yang
menyeluruh.
• Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
• Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga
konflik mudah diatasi dan memberikankepuasan pada
anggota tim
• Bila di implementasikan di RS dapat meningkatkan
mutu asuhan keperawatan
• Ruang MPKP merupakan lahan praktek yang baik
untuk proses belajar
• ruang rawat MPKP sangat menunjang program
pendidikan Nursing
(b) Kekurangan model praktek keperawatan professional :
• Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk
konferensi tim, membutuhkan waktu dimana sulit
melaksanakannya pada waktu-waktu sibuk.
35
• Akuntabilitas pada tim.
• Konsep beban kerja tinggi
• Pendelegasian tugas terbatasan
• Kelanjutan keperawatan klien hanya sebagian selama
perawat penanggung jawab klien tugas.
(4) Karakteristik MPKP
(a) Penetapan jumlah tenaga keperawatan
(b) Penetapan jenis tenaga keperawatan
(c) Penetapan standar rencana asuhan keperawatan
(d) Penggunaan metode modifikasi keperawatan primer
(5) Langkah-langkah Implementasi MPKP
Tahap persiapan :
(a) Pembentukan team
Terdiri dari coordinator departemen, kepala ruang rawat,
perawat ruangan, ketua MPKP
(b) Rancangan penilaian mutu
Kelompok kerja yang membuat rencana asuhan
keperawatan yang meliputi kepuasan klien.
(c) Presentasi MPKP
Untuk mendapatkan nilai dukungan dari semua yang
terlibat pada saat presentasi.
(d) Penetapan tempat implementasi
Dalam menentukan tempat implementasi perlu
memperhatikan mayoritas tenaga perawat apakah ada staf
baru.
(e) Identifikasi jumlah klien
Kelompok klien terdiri dari 3 kriteria, yaitu : minimal,
parsial, dan total)
(f) Penetapan tenaga keperawatan
(g) Penetapan jenis tenaga
(h) kepala ruang rawat
(i) Clinical care manager
(j) Perawatprimer
(k) Perawatasociate
36
(l) Mengembangan standar asuhan keperawatan
Bertujuan untuk mengurangi waktu perawat untuk
menulis, sehingga waktunya habis untuk melakukan
tindakan keperawatan
(m) Penetapan format dokumentasi keperawatan
(n) Identifikasi fasilitas
(o) Badgoe atau kartu nama tim
(p) Papan nama
(q) Papan MPKP
Tahap pelaksanaan :
(a) Pelatihan MPKP
(b) Memberikan bimbingan kepada PP dalam melakukan
konferensi
(c) Memberi bimbingan kepada PP dalam melakukan ronde
PA
(d) Memberi bimbingan kepada PP dalam memanfaatkan
standar Renpra
(e) Member bimbingan kepada PP dalam membuat kontrak
dengan klien
(f) Member bimbingan dalam melakukan presentasi dalam
tim
(g) Memberikan bimbingan kepada CCM dalam bimbingan
PP dan PA
(h) Memberi bimbingan tentang dokumentasi keperawatan
Tahap evaluasi :
(a) Memberikan instrument evaluasi kepuasan klien /
keluarga untuk setiap klien pulang
(b) Mengevaluasi kepatuhan perawat terhadap standar
penilaian
(c) Penilaian infeksi nasokominal di ruang rawat
(d) Penilaian rata-rata lama hari rawat
(6) Timbang Terima
(a) Pengertian Timbang Terima
37
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau
cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang
terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan/belum dan perkembangan saat itu Informasi
yang disampaikan harus akurat, sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan sempurna . Timbang terima dilakukan oleh
perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau
dinas malam secara tertulis dan lisan (Nursalam 2007)
(b) Tujuan
• Mengkomunikasikan keadaan pasien dan
menyampaikan informasi yang penting.
• Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data
fokus)
• Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan
dalam pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien
• Menyampaikan hal penting yang harus
ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya
• Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
(c) Manfaat
➢ Bagi Perawat
• Meningkatkan kemampuan komunikasi antar
perawat
• Menjalin suatu hubungan kerjasama dan
bertanggungjawab antar perawat
• Perawat dapat mengikuti perkembangan klien
secara paripurna
38
• Pelaksanaan Asuhan Keperawatan terhadap
pasien yang berkesinambungan
➢ Bagi Pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung
bila ada yang belum terungkap
39
dependen.
g. Rencana umum dan persiapan
yang perlu dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang, dll).
Pelaksanaan 1. Kedua kelompok dinas sudah siap 20 menit Nurse Karu, Ka.tim dan
(shift jaga) station Perawat pelaksana
2. Kelompok yang akan bertugsa
menyiapkan buku catatan
3. Kepala ruangan membuka acara
timbang terima
4. Perawat yang melakukan timbang
terima dapat melakukan
klarifikasi tanya jawab, dan
melakukan validasi terhadap hal-
hal yang telah ditimbang
terimakan dan berhak
menanyakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas
5. Kepala ruangan atau Ka.tim
menanyakan kebutuhan dasar
pasien
6. Penyampaian yang jelas, singkat,
dan padat
7. Perawat yang melaksanakan
timbang terima mengkaji secara
penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan, dan
tindakan yang telah/belum
dilaksanakan serta hal-hal penting
yang lainnya selama masa
perawatan
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan
40
memerlukan perincian yang
matang sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada petugas
berikutnya
9. Lama timbang terima untuk setiap
pasien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus dan
memerlukan keterangan yang
rumit
1. Diskusi 5 menit Nurse Karu, Ka.tim dan
2. Pelaporan untuk timbang terima station Perawat pelaksana
dituliskan secara langsung pada
format timbang terima yang
ditandatangani oleh Ka.tim yang
jaga saat itu dan Ka.tim yang jaga
berikutnya diketahui oleh kepala
ruangan
3. Ditutup oleh kepala ruangan
Sumber: Nursalam (2007)
41
➢ Pada saat timbang terima dikamar pasien,
,menggunakan volume suara yang cukup sehingga
paseien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang
rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia
sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di
dekat klien.
➢ Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan
shock sebaiknya dibicarakan di nurse station
Pasien
Rencana Tindakan
Perkembangan keadaan
pasien
MASALAH :
1. Teratasi
2. Belum teratasi
3. Teratasi sebagian
4. Muncul masalah baru
b) Konsep Supervisi
(1) PengertianSupervisi
Keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan
yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor
mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah
42
ketenagaan, dalam peralatan agar pasien mendapat pelayanan
yang bermutu setiap saat (Depkes, 2000).Supervisi adalah
suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah
mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (H.
Burton, dalam Pier AS, 1997).
(2) Tujuan
(a) Mengoreintasi staf dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan
(b) Melatih staf dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
(c) Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar
menyadari dan mengerti terhadap peran, fungsi sebagai
staf dan pelaksanaan asuhan keparawatan.
(d) Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksanaan
keperawatan dalam memberikan asuhan
(e) Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang
nyaman
(3) Prinsip
(a) Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
(b) Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen,
keterampilan, hubungan antaramanusia dan kemampuan
menerapkan prinsip manajemen dan kepimimpinan.
(c) Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisasi,
dan dinyatakan melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas,
dan standar.
(d) Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokratis
antara supervisior dan perawat pelaksana.
(e) Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan, dan
rencana yang spesifik.
(f) Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif,
komunikasi efektif, kreativitas, dan motivasi.
(g) Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya
guna dalam pelayanan keperawatan yang memberi
kepuasan klien, perawat, dan manajer.
(4) Pelaksanaan Supervisi
43
(a) Kepala ruangan
➢ Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan
keperawatan dalam pelayanan keperawatan pada klien
diruang perawatan.
➢ Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau
tidaknya tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
➢ Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan
praktik keperawatan diruang perawatan sesuai dengan
tugas yang didelegasikan.
(b) Pengawas keperawatan
Bertanggung jawab dalam melakukan supervisi
pelayanan kepada kepala ruangan yang ada
diinstalasinya.
(c) Kepala seksi keperawatan
Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara
langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.
(5) Alur Supervisi
Kepala ruangan
PELAKSANAAN Menilai kinerja perawat
Ka.tim1 Ka.tim2
PEMBINAAN (3f)
PASCA ✓ Penyampaian penilaian (fair)
✓ Feed back Pp Pp
✓ Follow up, pemecahan masalah dan
Reward
Kinerja perawat dan kualitas
pelayanan meningkat
44
c) Konsep Discharge Planning (Perencanaan Pulang)
(1) Pengertian Discharge Planning
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis
dan sistmatis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang
dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan
pelayanan kesehatan pelayanan sosial sebelum dan sesudah
pulang (Carpenito, 1990).
Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi dimana
perawata professional, pasien dan keluarga berkolaborasi
untuk memberikan dan mengatur kontinuitas keperawatan
yang diperlukan oleh pasien dimana perencanaan harus
berpusat pada masalah pasien, yaitu pencegahan, teurapeutik,
rehabilitatif, serta perawatan rutin yang sebenarnya
(Swanberg, 2000).
(2) Tujuan
Menurut Jipp dan Siras (1986) perencanaan pulang
bertujuan:
(a) Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis,
dan sosia
(b) Meningkatkan kemandirian pasien dan keluaga.
(c) Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada
pasien.
(d) Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang
lain.
(e) Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta sikap dalam memperbaiki serta
mempertahankan status kesehatan pasien.
(f) Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan
masyarakat.
(3) Manfaat
(a) Dapat memberikan kesempatan untuk memperkuat
pengajaran kepada pasien dimulai dari rumah sakit.
(b) Dapat memberikan tindak lanjut yang sistemats yang
digunakan untuk menjamin kontinuitas perawat pasien.
45
(c) Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terancam
pada penyembuhan pasien dan mengidentifikasi
kekambuhan atau kebutuhan perawat baru.
(d) Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan
melakukan perawatan rumah
(4)Prinsip-Prinsip
(a) Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang, nilai
keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan
dievaluasi.
(b) Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini
dikaitkan dengan masalah yang mungkin timbul pada saat
pasien pulang nanti sehingga kemungkinan masalah yang
timbul di rumah dapat segera antisipasi.
(c) Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif,
perencanaan pulang merupakan pelayanan multidisiplin
dan setiap tim harus saling bekerja sama.
(d) Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan
fasilitas yang ada, tindakan atau rencana yang akan
dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan pengetahuan
dari tenaga yang tersedia maupun fasilitas yang tersedia di
masyarakat.
(5) Jenis-jenis
Chesca (1982) mengklasifikasikan jenis pemulangan pasien
sebagai berikut :
(a) Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti),
keadaan pulang ini dilakukan apabila kondisi pasien baik
dan tidak terdapat komplikasi. Pasien untuk sementara
dirawat dirumah sakit namun harus ada pengawasan
daripihak rumah sakit atau puskesmas terdekat.
(b) Absolute discharge (pulangmutlak atau selamanya) cara
ini merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah
sakit, namun apabila pasien perlu dirawat kembali, maka
prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
46
(c) Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien
diperbolehkan pulang walaupun kondisi kesehatan tidak
memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien harus
dipantau dengan melakukan kerja sama dengan
perawatan puskesmas terdekat.
Keadaan Pasien :
1. Klinis dan pemeriksaan
penunjang lainnya
2. Tingkat ketergantungan
pasien
Perencanaan Pulang
4) Material (Material)
a) Peralatan dan perlengkapan medis dan non medis
(1) Alat tenun
(a) Sprei
(b) Bantal Kepala
(c) Selimut
(d) Stik Laken
47
(e) Sarung bantal
(f) Apron plastic
(g) Baju pasien
(h) Vitrace
(i) Perlak Oscar kasur
(j) Gordeng pembatas pasien
(k) Gordeng jendela
(2) Alat kedokteran dan kesehatan
(a) Alat mandi: waskom mandi
(b) Alat eliminasi: pispot dan urinal
(c) Alat oksigenasi: manometer oksigen, trolley oksigen
besar dan kecil, tabung oksigen besar dan kecil, selang
oksigen dan ambu bag.
(d) Pengukuran tanda-tanda vital: tensimeter, stetoskop,
thermometer dan timbangan.
(e) Alat transportasi: blankar, kursi roda, roda
cucianMachine,suction portabel, vacum, trolley
tindakan, meja makan pasien, nebulizer set,tolley
oksigen dan trolley emergency.
(f) Alat penunjang : EKG dan USG
(g) Lain-lain:sterilisator, standar infuse,lampu sorot, lemari
alkes, tempat cuci alat dan tempat pembuangan niddle.
(h) Dressing set: gunting verban, korentang, bak instrumen
besar, bak instrumen sedang, bak instrumen
kecil,bengkok, set ganti balutan, torniquet,APD, baki
tindakan, gunting plester, kom alkohol + tutup, pinset
anatomis, pinset cirurgis, tromol kasa besar, tromol kasa
sedang, tromol kasa kecil dan alas baki.
b) Alat Kantor
(1) Alat elektronik : lemari es, AC, televisi, Komputer,
Telepon, Dispenser.
(2) Alat tulis kantor : Buku keterangan dirawat, buku, buku
resep umum, buku laporan dinas ruangan VK dan nifas,
48
buku catatan IUD, buku penyuluhan, buku harian pasien,
buku observasi TPRS, buku surat rujukan, buku epidemic,
lembar pengantar control, lembar pemeriksaan penunjang,
lembar observasi, resep obat, lembar resume keperawatan,
spidol, pencil, penghapus.
5) Marketing (Marketing)
a) Jumlah Hari Rawat Inap
Indikator penilaian efisiensi pelayanan adalah:
(1) Bed Occupancy Rate.
Bed occupancy rate (BOR) atau Pemakaian Tempat Tidur
dipergunakan untuk melihat berapa banyak tempat tidur di
rumah sakit yang digunakan pasien dalam suatu masa.
Jumlah hari perawatan
BOR = ————————————– x 100%
Jumlah TT x hari perawatan
Prosentase ini menunjukkan sampai berapa jauh pemakaian
tempat tidur yang tersedia di rumah sakit dalam jangka
waktu tertentu.Bila nilai ini mendekati 100 berarti ideal
tetapi bila BOR Rumah Sakit 60-80%sudah bias dikatakan
ideal.
BOR antara rumah sakit yang berbeda tidak bisa
dibandingkan oleh karena adanya perbedaan fasilitas rumah
sakit, tindakan medik, perbedaan teknologi intervensi.Semua
perbedaan tadi disebut sebagai “case mix”.
(2) Bed Turn Over.
Turn over internal (TOI), waktu rata-rata suatu tempat tidur
kosong atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh
pasien sampai ditempati lagi oleh pasien lain.
49
(BTO), berapa kali satu tempat tidur ditempati pasien dalam
satu tahun.Usahakan BTO lebih besar dari 40.
(3) Length Of Stay
Length of stay yang baik 5-13 hari atau maksimum 12 hari, 6-
10 hari.Infant mortality rate (angka kematian bayi). Standar
20%
Jumlah kematian bayi yang lahir di RS
IMR = ————————————————————— x
100%
Jumlah bayi yang lahir di RS dalam waktu tertentu
50
(2) Karyawan dengan kepuasan kerja yang tinggi akan
mempunyaikesehatan yang lebih baik dalam usia yang lebih
panjang.
(3) Kepuasan terhadap pekerjaan dibawah dalam kehidupan
karyawan diluar pekerjaan.
(4) Kepuasan kerja yang tinggi sejalan dengan produktivitas yang
tinggi.
Beberapa Dimensi Kepuasan Kerja Perawat :
(1) Dimensi upah yaitu jaminan kesehatan yang diterima oleh
perawat.
(2) Dimensi tuntutan tugas yaitu unsur kesesuaian antar beban kerja
diberikepada perawat dengan waktu yang diperlukan oleh perawat
itusendiri
(3) Dimensi kebijakan organisasi yaitu mengenai unsur kebijakan
rumahsakit terhadap penyediaan lingkungan dan prasarana guna
menunjangkelancaran dan kemudahan perawat dalam bekerja.
(4) Dimensi interaksi yaitu unsur hubungan dan kerja sama antar
tenagaperawat dengan tenaga medis dan non medis.
(5) Dimensi wewenang yaitu kesesuaian antar tanggung jawab
yangdiberikan kepada perawat dalam wewenang sebagai seorang
perawat.
(6) Dimensi profesional yaitu perasaan perawat terhadap keberartian
danpentingnya pekerjaan yang mereka lakukan.
51
KABID KEPERAWATAN
Siti Hasana S.Kep.,Ners
KEPALA RUANGAN
Cucu Suryati,Amk
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
Iis Lisdiawati, Amk
Dessy Sagita, Amk Silvia Yuliana, Amk
Fiah Siti Shofiah, Amd.Kep Nur Endang Meliani, Amd. Kep Cahya Miasih, Amk
Yuke cintya Dewi, Amd. Keb
Sunarmi, Amd Kep Nurul Anisa Firdaus, A.Md.Kep
Fauzia Rizky Nopriliani, A.Md.Keb
Wina Rohaeni,A.Md.Kep Ramdhan Febriana, A.Md.Kep
Sera Dwi Tahta, A.Md.Kep Amaliah Suci Ramadhanti, A.Md.Kep Ina Herawati, Amk
Metta Apdiantara Dewi S, A.Md.Kep Dhea Zulfa Ramadhanti, A.Md.Kep Risma Pebriyani, A.Md.Keb
Siti Nurlelah, Amd,Keb Fitri Barokah, S.Kep.,Ners Ai Yuyun, Amk
Resti Riani, Amk
Sry Wullan Fargiani,Amd.Keb Reishinta Tamashi, A.Md.Kep
Oon Mulyani, Amk
Siska Royani, Amd keb Dhita Nurfitri Ramadhani, A.Md.Kep Ina Herawati, Amk
Dewi Pujia Suarni, Amd. Kep
Dewi Pujia Suarni, Amd. Kep
52
DIREKTUR UTAMA PT
Medis Dan Non Medis Seksi Pengendalian Sub bag pemasaran Sub bagian RT &
seksi penunjang medis Mutu Keperawatan dan humas perlengkapan
Seksi Penunjang
INSTALASI INSTALASI
a. Rawat inap h. Laboratorium
b. Rawat jalan i. Rekam medis
c. Gawat darurat j. CSSD
d. Bedah central k. Hemodialisa
e. Radiologi l. IPSRS
f. Farmasi m. Sanitasi, pengelolaan limbah dan laundry
g. Gizi n. SIM RS
53
54
BAB III
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. Pengumpulan Data
Profil Rumah Sakit
1. Sejarah Singkat Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Pakuwon dioperasikan sejak tahun 1999 diatas
lahan 3.175 m2 dengan lokasi dijalan Rd. Dewi Sartika Nomor 17 Sumedang.
Pembangunan secara administratif dimulai sejak tahun 1997, sedangkan
pembangunan secara fisik baru dimulai pada bulan Februari tahun 1999.
Rumah Sakit Umum Pakuwon beroperasional yaitu sejak 11 Oktober 1999.
Pembangunan fisik Rumah Sakit Umum Pakuwon dilakukan secara bertahap
sesuai kebutuhan yaitu bulan Juni 2002 (pembangunan ruangan Gizi dan
Perawatan III Anak), bulan April 2006 (pembangunan Rawat Gabung), bulan
Agustus 2012 (pembangunan VIP lama), bulan Juli 2013 (pembangunan
ruangan Yayasan dan BRI), bulan Juni 2014 (pembangunan VIP Baru), bulan
Mei 2015 (pembangunan gedung Rawat Jalan dan Kelas Utama) dan bulan
Juli 2016 (pembangunan IGD baru dan Perawatan IV).
Semula Rumah Sakit ini dikhususkan pada pelayanan kasus-kasus
bedah saja, akan tetapi melihat desakan dan animo masyarakat yang datang
tidak hanya dengan kasus bedah saja, akhirnya pada tahun 2001 Kualifikasi
Rumah Sakit Khusus Bedah tersebut berubah pada Kualifikasi Rumah Sakit
Umum yang dituangkan dengan turunnya Surat Izin Tetap Penyelenggaraan
Rumah Sakit Umum Pakuwon dari Departemen Kesehatan Republik
Indonesia di Jakarta yaitu pada tanggal 11 April 2001 dengan Nomor :
22.04.2.2.1428.
Dalam upaya mendukung program Pemerintah Kabupaten Sumedang
untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dan meningkatkan pelayanan
dan pengembangan Rumah Sakit Umum Pakuwon serta sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147/Menkes/Per/I/2010
tentang Perizinan Rumah Sakit, maka rumah sakit swasta dapat beralih
statusnya menjadi badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas, dan
berdasarkan pertimbangan tersebut, keluar Keputusan Bupati Sumedang
52
Nomor 503.445/Kep.001.-BPMPP/2012 tentang Peralihan Izin
Penyelenggaraan Rumah Sakit dari Yayasan Lingga Waluya menjadi
Perseroan Terbatas Lingga Pakuwon Jaya dengan nama “Rumah Sakit Umum
Pakuwon” Jalan Raden Dewi Sartika Nomor 17 Sumedang Provinsi Jawa
Barat. Dan untuk selanjutnya pada tanggal 22 Juni 2016 mendapatkan izin
operasional terbaru untuk Rumah Sakit Kelas C berdasarkan surat Bupati
Sumedang nomor 503.445/Kep.001/BPMPT/VI 2016 tentang Izin Operasional
Rumah Sakit Kelas C Kepada Perseroan terbatas Lingga Pakuwon Jaya untuk
menyelenggarakan Rumah Sakit Umum Pakuwon.
1. MOTTO : IKHSAN
I : Ilmu yang dilandasi ke Iman an dan ke Ikhlas an dalam
memberikan Pelayanan kesehatan sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
53
S : Salam, Senyum, Sabar, Sopan, Santun, Sensitif adalah sikap
yang kami terapkan pada setiap pelayanan
54
b) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang kompeten dan
professional.
55
2. Kualifikasi SDM
Tabel 3.1
Kualifikasi SDM Ruangan Anak RSU Pakuwon Sumedang Tahun 2021
No Nama Jenis STR Pendidikan Jabatan Tahun masuk/ Pelatihan
Kelamin masa kerja
Cucu Suryati, AMK P √ D3 Kepala 01/12/2009 Basic and Advance Life Support
Ruangan (12 tahun ) Management In Covid-19
Pandemic
Neonatology Workshop
Management of premature, low
birth weigght and nutrition
aspects in daily practices
Pelayanan Asuhan keperawatan
dalam Meningkatkan Kualitas
Mutu Pelayanan dan
Profesionalisme Perawat
Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat
PPGD ON
1 BHD
56
Dessy Sagita, Amk P √ D3 Pelaksana 01/04/2009 Diklat in house manajemen nyeri
2 (11 Tahun) BHD
Nenden Lufti Puji Lestari, P √ D3 Ka TIM 06/03/2011 In Houese Training "Manajemen
Amk 10 Tahun Nyeri"
In House Training "Pelatihan
Pelayanan Asuhan Keperawatan
dalam Meningkatkan Kualitas
Mutu Pelayanan dan Profesional
Perawat"
Basic and Advance Life Support
Management In Covid-19
Pandemic
3 BHD
Ai Sri mulyati, Amk P √ D3 Ka TIM 01/04/2015 "The Importance of Nutrition in
6 tahun Early Life on Healthy GI
Development Fondation for Future
Health"
In House Training : Pelatihan
Pelayanan Asuhan Keperawatan
4 dalam Meningkatkan Kualitas
57
Mutu Pelayanan dan Profesional
Perawat
BHD
Silvia Yuliana, Amk P √ D3 Pelaksana 10/07/2014 In Houese Training "Manajemen
7 tahun Nyeri"
BCLS
BTLS
In House Training "Pelatihan
Pelayanan Asuhan Keperawatan
dalam Meningkatkan Kualitas
Mutu Pelayanan dan Profesional
Perawat
5 BHD
Dewi Pujia Suarni, Amd. P √ D3 Pelaksana 01/08/2017 BTCLS
6 Kep 4 tahun BHD
Nur Endang Meliani, P √ D3 Pelaksana 01/08/2017 BTCLS
7 Amd. Kep 4 tahun BHD
Fiah Siti Shofiah, P √ D3 Pelaksana 19/07/2018 BTCLS
8 Amd.Kep 3 tahun
9 Sunarmi, Amd Kep P √ D3 Pelaksana 19/07/2018 BTCLS
58
3 tahun
Fitri Barokah, P √ S1 ners Pelaksana 21/01/2020 PPGD
10 S.Kep.,Ners 1 tahun
Ramdhan Febriana, L √ D3 Pelaksana 02/07/2019 BTCLS
11 A.Md.Kep 2 tahun
P √ D3 Pelaksana 22/01/2020 BTCLS
Wina Rohaeni,A.Md.Kep
12 1 tahun
Nurul Anisa Firdaus, P √ D3 Pelaksana 31/01/2020 BCLS
13 A.Md.Kep 1 tahun BTLS
Sera Dwi Tahta, P √ D3 Pelaksana 01/01/2021 BTCLS
14 A.Md.Kep 1 tahun
Amaliah Suci P √ D3 Pelaksana 01/04/2020 BTCLS
15 Ramadhanti, A.Md.Kep 1 tahun
Dhea Zulfa Ramadhanti, P √ D3 Pelaksana 01/04/2020 BTCLS
16 A.Md.Kep 1 tahun
Metta Apdiantara Dewi P √ D3 Pelaksana 01/04/2020 BTCLS
17 S, A.Md.Kep 9 bulan
Yuke cintya Dewi, Amd. P √ D3 Pelaksana 01/02/2019 Pelatihan Standarisasi Midwifery
18 Keb 2 tahun Update ( MU)
19 Siti Nurlelah, Amd,Keb P √ D4 Pelaksana 06/03/2011 Pelatihan Standarisasi Midwifery
59
10 tahun Update ( MU)
Risma Pebriyani, P √ D3 Pelaksana 02/06/2021 Pelatihan Standarisasi Midwifery
20 A.Md.Keb 7 bulan Update ( MU)
Fauzia Rizky Nopriliani, P √ D3 Pelaksana 09/03/2021 PPGD ON
21 A.Md.Keb 10 bulan
Reishinta Tamashi, P √ D3 Pelaksana 26/01/2021 BTCLS
22 A.Md.Kep 11 bulan
Dhita Nurfitri P √ D3 Pelaksana 08/06/2021 BTCLS
23 Ramadhani, A.Md.Kep 7 bulan
P √ D3 Pelaksana 16/04/2009 BHD
Ai Yuyun, Amk
24 12 tahun Manajemen nyeri
P √ D3 Pelaksana 05/06/2014 BTCLS
Iis Lisdiawati, Amk
25 7 tahun BHD
P √ D3 Pelaksana 22/10/2015 BHD
Cahya Miasih, Amk
26 6 tahun Manajemen nyeri
P √ D3 Pelaksana 23/08/2016 PPGD
Ina Herawati, Amk
27 5 tahun BHD
Sry Wullan P √ D3 Pelaksana 06/10/2011 Pelatihan Standarisasi Midwifery
28 Fargiani,Amd.Keb 10 tahun Update ( MU)
29 Siska Royani, Amd keb P √ D3 Pelaksana 02/03/2015 Pelatihan Standarisasi Midwifery
60
6 tahun Update ( MU)
P √ D3 Ka TIM 16/02/2015 PPGD
Desi Nurmalasari, Amd.
6 tahun Manajemen nyeri
Kep
30 BHD
P √ D3 Pelaksana 11/06/2015 BTCLS
Oon Mulyani, Amk
31 6 tahun BHD
P √ D3 Tetap 11/06/2015 BTCLS
Resti Riani, Amk
32 6 tahun BHD
Jumlah tenaga kerja yang dimiliki di Ruang anak RSU Pakuwon pada tahun 2021 berjumlah 32 orang perawat dengan masa
kerja paling lama 12 tahun dan seluruh perawat di ruang anak pernah mengikuti pelatihan klinik.
61
3. Distribusi ketenagakerjaan
Distribusi ketenagakerjaan SDM di ruang perawatan rawat inap RSU
Mitra Anugrah Lestari terdiri dari :
Tabel 3.2
62
i) Poli klinik jantung
j) Poli klinik urologi
k) Poli klinik kulit dan kelamin
Hasil Analisis
Jumlah pelayanan medik yang dimiliki Rumah Sakit Umum
Pakuwon tahun 2021 berjumlah 11 pelayanan medik, Jumlah tersebut
sudah sesuai dengan kapasitas pelayanan medik RSU Tipe C
berdasarkan Permenkes RI No 56 tahun 2014 pasal 37 tentang
pelayanan medik di RSU Kelas C
2) Fasilitas penunjang
a) Radiologi
b) Laboratorium klinik
c) Farmasi
d) Gizi
3) Pelayanan Rawat Inap
Instansi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pakuwon pada tahun 2021
memberikan pelayanan rawat inap dengan jumlah 115 tempat tidur
dengan fasilitas sebgai berikut :
Kapasitas Tempat Tidur Per Kelas
63
Hasil analisis
Kapasitas tempat tidur yang dimiliki Rumah Sakit Umum
Pakuwon tahun 2021 berjumlah 115 tempat tidur, Jumlah tersebut sudah
sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit Kelas C dimana jumlah tempat
tidur kelas III lebih dari 20% dan tempat tidur perawatan intensif
minimal 5% berdasarkan Permenkes RI No 56 tahun 2014 pasal 42
tentang pelayanan rawat inap RSU Kelas C
64
3. Tujuan Bidang Keperawatan
Tercapainya pelayanan keperawatan yang komprehensif dalam upaya
meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan
sesuai dengan wewenang,tanggung jawab bidang perawatan yang didasari etik
dengan memelihara dan meningkatkan kemampuan tenaga keperawatan dengan
penggunaan fasilitas secara efektif dan efisien untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan kepada masyarakat di Rumah Sakit Umum Pakuwon
yang selalu aktual dengan perkembangan ilmu dan teknologi
4. Sasaran
Sasaran dari penerapan falsapah keperawatan adalah seluruh tenaga
keperawatan RS pakuwon Sumedang, baik pegawai lama atau pegawai baru
5. Prinsip – prinsip pelaksanaan
Prinsip pelaksanaan dalam penerapan falsafah keperawatan RSU Pakuwon
sebagai berikut :
a) Falsafah keperawatan harus mendukung tugas pokok pelayanan
keperawatan dengan menyelenggarakan melaksanakan peningkatan mutu
pelayanan.
b) Falsafah keperawatan mengaplikasikan secara terus menerus dalam
pemberian asuhan keperawatan.
c) Tenaga keperawatan menerapkan falsafah keperawatan
6. Ketentuan administrasi
Ketentuan administrasi untuk penerapan falsafah keperawatan
mempunyai ketentuan dalam pelaksanaan yang telah ditentukan dengan melalui
strategi metode pelaksanaan sesuai tingkat jabatan hirarki yang mampu
melaksanakan sesuai tugas dan tanggung jawab tenaga keperawatan.
C. Ruangan anak (Perawatan 3)
1. Visi, Misi, Tujuan Ruang Rawat Inap Anak Perawatan 3
a) Visi Ruangan perawatan 3 Menurut hasil wawancara ruangan memiliki
Visi yang mengacu pada Visi rumah sakit
b) Misi Ruangan perawatan 3 Menurut hasil wawancara misi ruangan
mengacu pada misi rumah sakit.
65
2. Tugas dan Fungsi
Memberikan pelayanan kesehatan anak secara terus menerus dan
berkesinambungan meliputi :
a) Melakukan pelayanan asuhan keperawatan di ruang anak
b) Mengelola fasilitas, peralatan dan obat-obatan Life saving
c) Mengelola tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga non medis
d) Mengelola administrasi ruang anak
e) Melaakukan pengendalian mutu pelayanan ruang anak
f) Melakukan koordinasi dengan rumah sakit lain
3. Tujuan ruang perawatan 3
a) Tujuan pelayanan keperawatan pada pasien anak adalah tercapainya
asuhan keperawatan yang komprehensif dengan memperhatikan tumbuh
kembang anak dan pendekatan terhadap keluarga.
b) Tujuan pelayanan keperawatan pada pasien perinatologi adalah
(1) Mencegah terjadinya infeksi teruatama infeksi tali pusat dan
infeksi silang
(2) Memberikan perawatan yang sebaik – baiknya bagi bayi baru lahir
(3) Bayi pulang dalam keadaan sehat
(4) Memberikan pelayanan kepada ibu agar dapat memberikan
perawatan secara mandiri bagi bayinya
Hasil analisis :
Ruang anak ( Perawatan 3) merupakan ruangan rawat inap gabungan yang terdiri
dari ruangan anak, ruangan perinatal 6 bok dan ruangan HCU anak 3 bed.
Ruangan akan terdiri dari 11 Kamar , kelas satu 3 Kamar ( kamar 314, 313, 325),
kelas dua 4 kamar ( kamar 324, 323,322,321). Kelas tiga 2 kamar (kamar331 dan
kamar 332). Ruang rawat gabung 2 kamar ( kamar 311 dan 312). Dengan jumlah
tempat tidur total 32 bed.Ruang isolasi anak kamar 321 kadang kadang masih
digunakan untuk pasien non isolasi. Terdapat nurse station tiap TIM, belum
mempunyai ruangan kepala ruangan,belum mempunyai ruangan ganti. Mempunyai
1 buah spoelhook.
66
D. Mamajemen Unit
1. MAN
a. Organisasi Rumah Sakit
Secara struktural Ruang Rawat Inap perawatan 3 berada dibawah
bidang instalasi rawat inap yang dipimpin oleh seorang kepala ruangan. 3
orang Ka TIM dan 28 orang perawat pelaksan. Berikut gambaran struktur
organisasi ruang rawat inap perawatan 3 Rumah Sakit Umum Pakuwon :
67
KABID KEPERAWATAN
Siti Hasana S.Kep.,Ners
KEPALA RUANGAN
Cucu Suryati,Amk
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
Iis Lisdiawati, Amk
Dessy Sagita, Amk Silvia Yuliana, Amk
Fiah Siti Shofiah, Amd.Kep Nur Endang Meliani, Amd. Kep Cahya Miasih, Amk
Yuke cintya Dewi, Amd. Keb
Sunarmi, Amd Kep Nurul Anisa Firdaus, A.Md.Kep
Fauzia Rizky Nopriliani, A.Md.Keb
Wina Rohaeni,A.Md.Kep Ramdhan Febriana, A.Md.Kep
Sera Dwi Tahta, A.Md.Kep Amaliah Suci Ramadhanti, A.Md.Kep Ina Herawati, Amk
Metta Apdiantara Dewi S, A.Md.Kep Dhea Zulfa Ramadhanti, A.Md.Kep Risma Pebriyani, A.Md.Keb
Siti Nurlelah, Amd,Keb Fitri Barokah, S.Kep.,Ners Ai Yuyun, Amk
Resti Riani, Amk
Sry Wullan Fargiani,Amd.Keb Reishinta Tamashi, A.Md.Kep
Oon Mulyani, Amk
Siska Royani, Amd keb Dhita Nurfitri Ramadhani, A.Md.Kep Ina Herawati, Amk
Dewi Pujia Suarni, Amd. Kep
Dewi Pujia Suarni, Amd. Kep
68
1) Hasil Analisis Sruktur Organisasi
Berdasarkan hasil analisis struktur organisasi yang ada di ruang rawat inap
perawatan 3 menggunakan metode TIM
2) Pembagian Tugas
a) Bidang keperawatan
Nama Jabatan : Kepala bidang keperawatan
Unit Kerja : Bidang keperawatan
b) Jabatan
Kepala Ruangan : 1 Orang
Ketua TIM : 3 Orang
Perawat pelaksana : 22 Orang
Bidan : 6 orang
b. Job Analisis dan Job Description
System penghargaan tenaga keperawatan:
1) Kepala Ruangan
Adapun uraian tugas Kepala Ruang Rawat Inap Flamboyan sebagai berikut :
Tabel 3.3
Uraian Tugas Penanggung Jawab Tim
Nama jabatan Penanggung Jawab Tim Ruang Rawat Inap
Pengertian seorang perawat yang di tunjuk oleh karu atas persetujuan Ka.
Bagian keperawatan yang mengepalai beberapa orang perawat
pada sift tertentu, yang bertanggung jawab dalam mengatur ,
melaksanakan dan mengendalikan kegiatan asihan
keperawatan di ruang rawat.
Persyaratan 1. Pendidikan :
a. S1 Keperawatan : Pengalaman kerja sebagai pelaksana
1 tahun
b. DIII Keperawatan / Kebidanan : pengalaman kerja
sebagai pelaksana 2 tahun
2. Kondisi Fisik : Sehat jasmani dan rohani
Tanggung Dalam melaksanakan tugasnya penanggung jawab Tim
jawab bertanggung jawab kepada Ka. Ruangan dalam kebenaran dan
ketetapan membuat perencanaan asuhan keperawatan :
1. Kebenaran dan ketetapan dalam membuat pengkajian
keperawatan.
2. Kebenaran dan ketetapan dalam membuat diagnosa
69
keperawatan
3. Kebenaran dan ketetapan dalam melaksanakan tindakan
keperawatan
4. Kebenaran dan ketetapan dalam mengevaluasi tindakan
keperawatan
5. Kebenaran dan ketetapan dalam membuat catatan perawat
(dokumentasi asuhan keperawatan)
Wewenang Dalam menjalankan tugasnya, penanggung jawab Tim
mempunyai wewenang sebagai berikut :
1. Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan.
2. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staff
keperawatan.
3. Mengatasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan untuk meningkatkan mutu
asuhan keperawatan di ruang rawat.
4. Menghadiri rapat berkala dengan Ka. Instalasi / Ka. Sub
Bag / Ka. Bagian keperawatan / direktur untuk kelancaran
pelaksanaan asuhan keperawatan.
Tugas pokok Penanggung jawab TIM Bertugas menyelenggarakan,
mengkoordinasi mengatasi, mengendalikan, asuhan
keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu asuhan
keperawatan di rumah sakit Mitra Anugrah Lestari.
Uraian tugas 1. Bersama-sama dengan anggota TIM membaca buku
laporan dan buku catatan pelaksanaan asuhan keperawatan
2. Membuat pengkajian, perencanaan , pelaksanaan asuhan
keperawatan sama anggota tim nya
3. Melakukan kolaborasi dengantim kesehatan lain
4. Memimpin ronde keperawatan
5. Melaksanakan rencana keperawatan yang telah di buat
selama dinas
6. Mengkomunikasikan , mengkoordinasikan pelayanan yang
di berikan oleh disiplin lain maupun perawat lain
7. Memberikan orientasi kepada pasien dan keluarganya
8. Mengatasi keluhan dan masalah yang timbul selama jam
dinas, koordinasi dengan perawat kepala ruangan /perawat
control s/ m/ hari libur
70
9. Membuat rencana pulang
10. Mengevalusi keberhasilan yang di capai
11. Memimpin overan atau timbang terima
12. Mengisi resume keperawatan
Hasil Analisis :
Berdasarkan hasil pengkajian selama 1 minggu dari mulai tanggal 31 Desember 2021
s/d 6 Januari 2022 Kepala Ruangan sudah menjalankan tugasnya sesuai dengan job
description sebagai kepala ruangan dengan baik.
2) Ketua TIM
Adapun uraian tugas ketuaTIM di ruangan anak RSpakuwon sebagai berikut :
Tabel 3.4
Uraian Tugas Ketua Tim
Nama jabatan Penanggung Jawab Tim Ruang Rawat Inap
Pengertian seorang perawat yang di tunjuk oleh karu atas persetujuan Ka.
Bagian keperawatan yang mengepalai beberapa orang perawat
pada sift tertentu, yang bertanggung jawab dalam mengatur ,
melaksanakan dan mengendalikan kegiatan asihan
keperawatan di ruang rawat.
Persyaratan 1. Pendidikan :
a. S1 Keperawatan : Pengalaman kerja sebagai pelaksana 1
tahun
b. DIII Keperawatan / Kebidanan : pengalaman kerja
sebagai pelaksana 2 tahun
2. Kondisi Fisik : Sehat jasmani dan rohani
Tanggung Dalam melaksanakan tugasnya ketua Tim bertanggung jawab
jawab kepada Ka. Ruangan dalam kebenaran dan ketetapan membuat
perencanaan asuhan keperawatan :
1. Kebenaran dan ketetapan dalam membuat pengkajian
keperawatan.
2. Kebenaran dan ketetapan dalam membuat diagnosa
keperawatan
3. Kebenaran dan ketetapan dalam melaksanakan tindakan
keperawatan
4. Kebenaran dan ketetapan dalam mengevaluasi tindakan
71
keperawatan
5. Kebenaran dan ketetapan dalam membuat catatan perawat
(dokumentasi asuhan keperawatan)
Wewenang Dalam menjalankan tugasnya, ketua Tim mempunyai
wewenang sebagai berikut :
1. Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan.
2. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staff
keperawatan.
3. Mengatasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan untuk meningkatkan mutu
asuhan keperawatan di ruang rawat.
4. Menghadiri rapat berkala dengan Ka. Instalasi / Ka. Sub
Bag / Ka. Bagian keperawatan / direktur untuk kelancaran
pelaksanaan asuhan keperawatan.
Tugas pokok Ketua TIM Bertugas menyelenggarakan, mengkoordinasi
mengatasi, mengendalikan, asuhan keperawatan dalam rangka
meningkatkan mutu asuhan keperawatan di rumah sakit Umum
Pakuwon.
Uraian tugas 1. Bersama-sama dengan anggota TIM membaca buku
laporan dan buku catatan pelaksanaan asuhan keperawatan
2. Membuat pengkajian, perencanaan , pelaksanaan asuhan
keperawatan sama anggota tim nya
3. Melakukan kolaborasi dengantim kesehatan lain
4. Memimpin ronde keperawatan
5. Melaksanakan rencana keperawatan yang telah di buat
selama dinas
6. Mengkomunikasikan , mengkoordinasikan pelayanan yang
di berikan oleh disiplin lain maupun perawat lain
7. Memberikan orientasi kepada pasien dan keluarganya
8. Mengatasi keluhan dan masalah yang timbul selama jam
dinas, koordinasi dengan perawat kepala ruangan /perawat
control s/ m/ hari libur
9. Membuat rencana pulang
10. Mengevalusi keberhasilan yang di capai
11. Memimpin overan atau timbang terima
12. Mengisi resume keperawatan
72
Hasil Analisis :
Berdasarkan hasil pengkajian selama 7 hari, dari mulai tanggal 31 Desember 2021
s/d 6 Januari 2022. Ketua TIM sudah menjalankan tugasnya sesuai dengan job
description dengan baik.
3) Perawat pelaksana
Adapun uraian tugas Pelaksana Ruang Rawat anak perawatan 3 sebagai berikut
Tabel 3.5
Uraian Tugas Pelaksana Ruang Perawatan 3
Nama jabatan Pelaksana Rawat Inap
Pengertian Seorang tenaga perawatan yang mampu dan diberi tanggung
jawab untuk melaksanakan pelayanan keperawatan disuatu
ruang rawat inap.
Persyaratan 1. Pendidikan :
a. Berijazah pendidikan formal keperawatan dari semua
jenis jenjang yang disyahkan oleh pemerintah atau
organisasi profesi.
2. Kondisi Fisik : Sehat jasmani dan rohani
Tanggung jawab 1. Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab
kepada kepala ruangan.
2. Secara teknis medis operasional, bertanggung jawab
kepada staf medis fungsional.
73
Uraian tugas 1. Menerima pasien baru dan mengorientasikan hal-hal yang
dianggap perlu sesuai SOP.
2. Melaksanakan proses keperawatan secara sistematis yaitu;
3. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien.
4. Merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan,
bekerjasama dengan perawat penanggung Jawab.
5. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah
dilakukan dengan memantau dan menilai kondisi pasien.
6. Memelihara hubungan kerjasama yang baik sesama tenaga
keperawatan dan anggota tim kesehatan lainnya serta
dengan pasien dan keluarganya. Sehingga tercipta suasana
kerja yang kondusif
7. Memperhatikan hal berikut dalam melakukan askep sbb :
a. Mengikut sertakan pasien dan keluarganya dalam
program penyembuhan pasien
b. Melaksanakan pertolongan pertama pada pasien dalam
keadaan gawat sesuai SOP, selanjutnya segera
melaporkan ke dokter yang merawat.
8. Membaca laporan dan mengidentifikasi/membuat skala
prioritas kegiatan/masalah pelayanan keperawatan.
9. Bersama-sama anggota tim melakukan serah terima pasien,
inventaris dan hal-hal lain yang dianggap penting untuk
dioverkan.
10. Mengkoordinir dan mengarahkan tugas/ kegiatan
11. Merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan
secara sistimatis dengan menggunakan metoda ”proses
keperawatan”.
12. Menilai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan.
13. Mengupayakan kelengkapan peralatan penunjang
kelancaran kegiatan pelayanan, berkoordinasi dengan
penanggung jawab tim.
14. Mendampingi dokter visit dan selanjutnya
melaksanakan/mendelegasikan program/ instruksi medis.
15. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan secara tepat dan
akurat sesuai SOP.
16. Bertanggungjawab terhadap kelengkapan dan ketepatan
74
pencatatan yang berkaitan dengan biaya perawatan/
tindakan/ visit/ dan lain-lain.
17. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kebersihan/
kenyamanan dan keamanan lingkungan pasien dan
sekitarnya bekerjasama dengan penanggung jawab tim dan
bagian terkait.
18. Berkoordinasi dan membina hubungan kerjasama yang
baik sesama anggota tim, tenaga keperawatan di unit lain
dan semua bagian terkait, sehingga tercipta lingkungan
kerja yang harmonis dan kondusif.
19. Memberikan masukan kepada Penanggung Jawab Tim dan
Kepala Ruangan baik diminta atau tidak demi perbaikan
dan peningkatan kualitas pelayanan.
20. Selalu berupaya meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dengan mengikuti perkembangan ilmu/
teknologi keperawatan/ kedokteran melalui membaca
buku/ pelatihan/ seminar.
21. Melakukan tugas-tugas lain sesuai pengarahan Penanggung
Jawab Tim, Kepala Ruangan atau Supervisor.
Hasil Analisis :
Berdasarkan hasil pengkajian selama 7 hari, dari mulai tanggal 31 Desember s/d 6
Januari 2022. Perawat pelaksana sudah menjalankan tugas perawat pelaksana sesuai
dengan job description dengan baik.
75
Tenaga keperawatan di Ruang perawatan 3 sebagian besar berjenis kelamin perempuan
sebanyak 96,9 %, sedangkan tenaga perawat laki-laki sebanyak 3,1%.
Hasil Analisis:
Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa perawat diruang perawatan 3 tahun 2021
perawat berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan yaitu 96,9 %
4 D IV kebidanan 1 3,13
Hasil analisis:
76
Hasil Analisis :
Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa distribusi perawat menurut masa kerja di
Ruang Perawatan 3 yaitu <1 tahun sebanyak 15,6%, 1-3 tahun sebanyak 31,3%, >3 tahun
sebanyak 53,1%. Data terbanyak menunjukan bahwa perawat di ruang perawatan 3. 3
Tahun yaitu sebanyak 17 orang.
Tabel 3.9
Jumlah Perawat berdasarkan Jabatan
Jumlah 32 100%
Hasil Analisis :
77
Tabel 3.10
Jumlah Perawat Berdasarkan Pelatihan Yang Sudah Diikuti
Hasil Analisis :
Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa pelatihan yang diikuti perawat diruang
anak RSU Pakuwon telah sesuai dengan keputusan PERMENKES No. 10 Tahun
2015 yang membahas tentang standar pelatihan yang ada di ruang rawat inap.
Perawat yang telah mengikuti pelatihan BTCLS / PPGD di ruang rawat inap Melati
ada 19 orang (59,5%), BHD ada 14 orang (44,8%), MU 6 orang (100%)
Ada 33 100%
Tidak 0 0
Jumlah 33 100%
Hasil Analisis :
Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa perawat dan bidan yang ada di ruang
perawatan 3 Rumah Sakit Umum Pakuwon 100%. sudah sesuai dengan Undang –
78
Undang Keperawatan Nomor 38 tahun 2014 tentang Registrasi pasal 18 yang
berbunyi perawat yang menjalankan praktik wajib memiliki STR (Surat Tanda
Register).
Tabel 3.12
Distribusi Jumlah Tenaga non keperawatan di perawatan 3
Tenaga Non Keperawatan Jumlah Persentase
CS/OB 1 33,3%
Jumlah 3 100%
Tenaga non keperawatan yang ada di ruang perawatan 3 tahun 2021 berjumlah 3
orang, yang terdiri dari dokter spesialis 2 orang, CS 1orang.
Hasil Analisis:
Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa dokter spesialis anak, asisten perawat
CS/OB diruang pearawatan 3 Rumah Sakit Umum Pakuwon telah sesuai dengan
keputusan Menteri Kesehatan pasal 43 tentang ketenagaan non keperawatan
Partial care 1 x 3 : 3
Jumlah : 29 Jam
(3) Penkes
27 27
(365-76) x 7 2023
81
7
1990)
𝐴𝑥52(𝑀𝑔)𝑥7ℎ𝑟(𝑇𝑇𝑋𝐵𝑂𝑅) + 125%
TP =
41 (𝑀𝑔)𝑥40𝑗𝑎𝑚/𝑚𝑔
TP : Tenaga Perawat
𝐴𝑥52(𝑀𝑔)𝑥7ℎ𝑟(𝑇𝑇𝑋𝐵𝑂𝑅) + 125%
TP =
41 (𝑀𝑔)𝑥40𝑗𝑎𝑚/𝑚𝑔
41X40
TP=11,4 = 11 orang
82
ii. klien x 0.25 = 6.75 jam
(1) Rata rata jam perawatan
27
(0.69𝑥32)𝑥2,6
𝑇𝑃 =
7
(0.69𝑥32)𝑥3.4
𝑇𝑃 = = 8,2 ≈ 8
7
Faktor koreksi
52 + 12 + 14
𝑙𝑜𝑠𝑠 𝑑𝑎𝑦 = 𝑥8
279
78
𝑙𝑜𝑠𝑠 𝑑𝑎𝑦 = 𝑥 8 = 2,2 ≈ 2
279
= ( 11+2)x0.25
= 3.25 ≈ 3
Ruang Perinatologi
Data :
A = Perawatan langsung + perawatan tak langsung + pendidikan kesehatan
= 4 + 1 + 0,25 = 5,25
B = Rata-rata jumlah pasien/hari = 3,3
C = Jumlah hari/tahun = 365
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat = 86
E = Jumlah jam kerja masing-masing perawat = 7
HCU anak
Hasil data yang di peroleh adalah sebagai berikut:
a. Kapasitas tempat tidur : 3 buah
b. BOR : 80 %
c. Rata-rata jumlah pasien/hari : 2 orang
d. Jumlah jam perawatan/hari : 12 jam
e. Jam efektif perawat/hari : 7 jam
TP : 2 x 12
7
: 24
7
: 3,4 atau 3 orang
: 78 x 3 = 0,8 sehingga 3 + 0,8 = 3,8 = 4 orang
286
Hasil Analisis :
84
2. METHOD
Hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 31 Desember 2021 – 6 januari 2022,
didapatkan data:
a. Kuisioner pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang mengadakan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terhadap objek yang terjadi mealui
panca indera manusia yakni penglihatan, pengindraan, penciuman, rasa dan raba dengan
sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap suatu objek. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2010).
Menurut Notoadmojo (2010), pengukuran pengetahuan dapat melalui wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek peneliti atau
responden kedalam pegetahuan yang ingin atau diukur dapat disesuaikan dengan kualitas
pengetahuan pada masing-masing tingkat pengetahuan dapat diakukan dengan kriteria,
yaitu:
• Tingkat pengetahuan baik jika jawaban responden dari kuesioner yang benar 76-
100%
• Tingkat pengetahuan cukup jika jawaban responden dari kuesioner yang benar 56-
75%
• Tingkat pengetahuan kurang jika jawaban responden dari kuesioner yang benar <56%
Berdasarkan hasil analisa kuesioner yang telah disebar didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 3.15
Distribusi frekuensi pengetahuan perawat di ruangan amak
Rumah Sakit Umum Pakuwon tentang dokumentasi asuhan keperawatan
Tahun 2021
Kurang 0 0
Jumlah 18 100
85
Berdasarkan tabel 3.4 didapatkan bahwa dari 32 kuisioner yang dibagikan dan hanya
kembali 18 kuisioner, seluruh perawat (100%) di ruang anak mengetahui tentang
pendokumentasian asuhan keperawatan.
2) Ronde keperawatan
Tabel 3.16
Distribusi frekuensi pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan di
ruangan anak
Rumah Sakit Umum Pakuwon
Tahun 2021
Kurang 2 11,2%
Jumlah 18 100
Berdasarkan tabel 3.5 didapatkan bahwa dari 32 kuisioner yang dibagikan dan hanya
kembali 18 kuisioner, didapatkan bahwa 16 dari 18 responden mengetahui tentang
ronde keperawatan, dan 2 responden kurang mengetahui tentang ronde keperawatan.
3) Timbang terima
Tabel 3.17
Distribusi frekuensi pengetahuan perawat tentang timbang terima di
ruangan amak
Rumah Sakit Umum Pakuwon
Tahun 2021
Kurang 0 0
Jumlah 18 100
86
Berdasarkan tabel 3.6 didapatkan bahwa dari 32 kuisioner yang dibagikan dan hanya
kembali 18 kuisioner, seluruh perawat (100%) di ruang anak mengetahui tentang
timbang terima dengan baik.
4) Supervise
Tabel 3.18
Distribusi frekuensi pengetahuan tentang supervisedi ruangan amak
Rumah Sakit Umum Pakuwon
Tahun 2021
Kurang 0 0
Jumlah 18 100
Berdasarkan tabel 3.7 didapatkan bahwa dari 32 kuisioner yang dibagikan dan hanya
kembali 18 kuisioner, seluruh perawat (100%) di ruang anak mengetahui tentang
supervisi dengan baik.
5) Perencanaan pulang
Tabel 3.19
Distribusi frekuensi pengetahuan tentang perencanaan pulang di ruangan anak
Rumah Sakit Umum Pakuwon
Tahun 2021
Kurang 0 0
Jumlah 18 100
Berdasarkan tabel 3.8 didapatkan bahwa dari 32 kuisioner yang dibagikan dan hanya
kembali 18 kuisioner, seluruh perawat (100%) di ruang anak mengetahui tentang
perencanaan pulang dengan baik.
87
6) Sentralisasi obat
Tabel 3.20
Distribusi frekuensi pengetahuan tentang perencanaan pulang di ruangan anak
Rumah Sakit Umum Pakuwon
Tahun 2021
Kurang 0 0
Jumlah 18 100
Berdasarkan tabel 3.9 didapatkan bahwa dari 32 kuisioner yang dibagikan dan hanya
kembali 18 kuisioner, seluruh perawat (100%) di ruang anak mengetahui tentang
sentralisasi obat dengan baik.
7) Metode TIM
Tabel 3.21
Distribusi frekuensi pengetahuan tentang Metode TIM di ruangan anak
Rumah Sakit Umum Pakuwon
Tahun 2021
Kurang 0 0
Jumlah 18 100
Berdasarkan tabel 3.10 didapatkan bahwa dari 32 kuisioner yang dibagikan dan
hanya kembali 18 kuisioner, seluruh perawat (100%) di ruang anak mengetahui
tentang metode TIM dengan baik.
88
b. Hasil observasi
1) Timbang terima
Tabel 3.22
Distribusi frekuensi hasil observasi timbang terima di ruangan anak
Rumah Sakit Umum Pakuwon
Tahun 2021
Berdasarkan tabel 3.12 hasil observasi selama 2 hari dengan 4 perawat terhadap
proses pendokumentasian asuhan keperawatan ruang rawat inap, pagi ,siang, dan
malam telah melakukan sesuai dengan SOP (100%)
3) Mencuci tangan
Tabel 3.24
Distribusi frekuensi hasil observasi mencuci tangan di ruangan anak
Rumah Sakit Umum Pakuwon
Tahun 2021
89
4) Pengeloaan alat – alat tajam
Tabel 3.25
Distribusi frekuensi pengelolaan alat – alat tajam di ruangan anak
Rumah Sakit Umum Pakuwon
Tahun 2021
Berdasarkan tabel 3.14 hasilobservasi selama 2 hari terhadap 4 oarang perawat yang
sama, didapatkan bahwa sebagian besar perawat di ruangan anak telah melakukan
pengelolaan alat – alat tajam sesuai dengan SOP (100%)
5) Pengelolaan limbah
Tabel 3.26
Distribusi frekuensi hasil observasi pengelolaan limbah di ruangan anak
Rumah Sakit Umum Pakuwon
Tahun 2021
Berdasarkan tabel 3.15 hasilobservasi selama 2 hari terhadap 4 orang perawat yang
sama, didapatkan pengolahan limbah di ruangan anak telah melakukan sesuai
dengan SOP (100%)
6) Sentralisasi obat
Tabel 3.27
Distribusi frekuensi hasil observasi sentralisasi obat di ruangan anak
Rumah Sakit Umum Pakuwon
Tahun 2021
Berdasarkan tabel 3.16 hasil observasi selama 2 hari terhadap 4 orang perawat ang
sama didapatkan bahwa sentralisasi obat di ruangan anak sudah sesuai SOP(100%)
90
7) Perencanaan pulang
Tabel 3.28
Distribusi frekuensi hasil observasi perencanaan pulang di ruangan anak
Rumah Sakit Umum Pakuwon
Tahun 2021
Berdasarkan tabel 3.16 hasil observasi selama 2 hari terhadap 4 orang perawat ang
sama didapatkan bahwa perencanaan pulang di ruangan anak sudah sesuai
SOP(100%)
Berdasarkan tabel 3.17 hasil observasi selama 2 hari terhadap 4 orang perawat ang
sama didapatkan bahwa pelaksanaan metoda TIM di ruangan anak sudah sesuai
SOP(100%)
91
e) Mempunai hambatan yaitu belummaksimalnya tindakan sesuai SPO akibat
kurangnakemauan untuk mempelajaridan mempraktekan sesuai SPO
3) Fungsi pengarahan
a) Supervise sudah dilakukan secara rutin
(1) Bentuk supervise observasi dan memberikan arahan/bimbingan
(2) Yang menggobservasi ka ruangan dan ka TIM
(3) Kegiatan yang dilakukan ketika supervise : pemberian asuhan keperawatan,
kepekaan terhadap lingkungan serta factor – factor pendukung dalam
melakukan asuhan keperawatan
b) Operan sudah dilakukan secara rutin
(1) Operan dilakukan di ruangan perawat lalu operan kepasien
(2) Yang melakukan supervise Ka Ruangan dan Ka TIM
(3) Kegiatan supervise:perencanaan dan implementasi dalam memberikan asuhan
ke pasien
c) Pre dan post conprence di lakukan
(1) Bentuk pre dan post conprence komunikasi Ka ruangan/Ka Tim untuk
merencanakan kegiatan yang akan diberikan ke pasien dan yang sudah
diberikan
(2) Yang melakukan supervise Ka ruangan dan Ka TIM
(3) Kegiatan ang di supervise sesuai dengan intervensi ang sudah di buat apakah
terlaksana atau tidak
3. MATERIAL
Sarana dan Prasarana Penunjang Pasien dan Petugas Kesehatan Ruang anak (Perawatan 3)
a. Sarana dan Prasarana kelayakan perawatan 3
Menurut Depkes RI 2017 untuk RS Tipe C, sebuah ruang rawat inap harus memiliki
ruang perawat, ruang kepala ruangan. didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 3.30
Standar Kelayakan Ruang Rawat Inap Menurut Depkes RI 2017
92
2 Letak ruang rawat inap √ Ruang perawatan 3 mudah di akses
mudah untuk diakses ? oleh pengunjung dan petugas
kesehatan, karena sudah ada petunjuk
arah ruangan yang sudah disediakan.
3 Ruang rawat inap jauh √ Ruang perawatan 3 jauh dari
dari tempat kebisingan karena terletak pada lantai
pembuangan kotoran, 2, jauh dari tempat pembuangan kotor
bising, dan generator dan jauh dari generator.
4 Akses pencapaian ke √ Ruang perawatan 3mudah diakses
setiap blok/ruangan dengan petunjuk arah yang telah
dapat dicapai dengan disediakan dan lokasi antar ruangan
mudah yang berdekatan dengan ruangan lain.
5 Sirkulasinya dibuat √ Sirkulasi udara baik, udara masuk dan
secara linier/lurus keluar dari ventilasi dan jendela yang
(memanjang), sirkulasi tersedia
udara baik (udara
masuk dan keluar)
6 Kebutuhan ruang rawat √ Kebutuhan pasien di ruang perawatan
inap sesuai dengan 3 sudah terpenuhi sebagian, ada
kebutuhan pasien karena ada beberapa fasilitas yang
belum tersedia seperti ruangan bermain
7 Sinar matahari dapat √ Hampir setiap ruangan langsung
masuk ke dalam terpapar sinar matahari karena terdapat
ruangan jendela yang langsung menembus
pemandangan ke luar ruangan
meskipun ada beberapa ruangan yang
jendelanya tinggi sebagian besar
ruangan pasien terpapar sinar matahari.
8 Alur petugas dan (a)
Alur pengunjung ruang kelas 1 dewasa
pengunjung dipisah melewati nurse station, tidak dipisah
antara alur petugas dan alur
pengunjung
9 Terdapat ruangan- Ruang perawatan 3 adalah ruang rawat
ruangan dengan anak yang terdiri dari berbagai ruangan
ketentuan: rawat (dipakai bersama dengan ruang
(a) Ruang perawatan √ perinatologi dan 1, 2 dan 3.
93
(b) Kelas 1
(a) Kelas 2 √
(b) Kelas 3 √
(c) Ruang nurse station √
(d) Ruang konsultasi √
(e) Ruang tindakan √
(f) Ruang administrasi √
(g) Ruang dokter √
(h) Ruang perawat √
(i) Ruang loker √
(j) Ruang kepala rawat √
inap
(k) Ruang linen bersih dan √
kotor
(l) Spoelhoek √
(m) Kamar mandi √
(n) Pantry √
(o) Ruang CS √
(p) Gudang √
10 Ruang isolasi atau √ Ruang perawatan 3 memiliki ruang
infeksius dipisah isolasi, tetapi terkadang ruang isolasi
juga dipakai untuk pasien yang
seharusnya tidak di isolasi jika ruangn
lainnya penuh
11 Ruang dengan pasien- √ (a) 3 adalah ruangan
Ruang perawatan
pasien yang mengalami khusus anak untuk pasien-pasien
luka ganggren, dengan diagnosa terbanyak yaitu
decubitus, nekrotik Typhoid GE, DHF, dll.
dipisah
12 Lokasi pos perawat √ Posisi nurse station dekat dengan
dekat dengan ruangan ruangan pasien karena antar ruangan
pasien, sehingga memiliki denah yang berdekatan.
mudah pengawasan
13 Lantai kuat, rata, dan √ Ruangperawatan 3 berlantai keramik
tidak bergelombang dan tidak bergelombang.
14 Jenis lantai berupa √ Ruang perawatan 3 berlantai keramik
94
keramik yang tidak yang tidak berongga.
berongga
15 Langit-langit rapat, √ Langit ruangan bersih, rapat, dan kuat.
kuat, dan tidak berdebu
(kotor)
16 Pintu masuk ruang √ Ruang perawatan 3 tidak memiliki
rawat inap, pintu ganda pintu ganda.
dengan ukuran masing-
masing dengan lebar
90 cm dan 40 cm. Pada
sisi pintu dengan lebar
90 cm, dilengkapi
dengan kaca jendela
pengintai (observation
glass)
17 Pintu masuk ke kamar √ Pintu masuk ke kamar mandi lebarnya
mandi umum, minimal ±85 cm
lebarnya 85 cm
18 Terdapat 1 kamar √ Kamar mandi pasien berukuran ±90
mandi berukuran lebar cm.
90 cm di setiap kamar
pasien
19 Toilet atau kamar kecil √ Toilet pasien ruang Melati dapat
umum memiliki ruang digunakan oleh pasien berkursi roda.
gerak yang cukup
untuk masuk dan
keluar pengguna kursi
roda.
20 Toilet atau kamar kecil √ Didalam toilet ruangan terdapat
dilengkapi dengan handrail.
pegangan rambat
(handrail) yang
memiliki posisi dan
ketinggian disesuaikan
dengan pengguna kursi
roda dan penyandang
95
cacat yang lain.
21 (a)
Letak kertas tissu, air, (b) tissue, terdapat shower,
Tidak terdapat
kran air atau pancuran tidak terdapat sabun hanya terdapat
(shower) dan kran biasa.
perlengkapan-
perlengkapan seperti
tempat sabun dan
pengering tangan
dipasang sedemikian
hingga mudah
digunakan oleh orang
yang memiliki
keterbatasan
keterbatasan fisik dan
bisa dijangkau
pengguna kursi roda
22 Bahan dan √ Toilet memiliki pembungan yang
penyelesaian lantai lancar, sehingga tidak ada genangan air
harus tidak licin.
Lantai tidak boleh
menggenangkan air
buangan
23 Pada tempat-tempat √ Terdapat tombol bel di setiap bed
yang mudah dicapai, pasien.
seperti pada daerah
pintu masuk,
disarankan untuk
menyediakan tombol
bunyi darurat
(emergency sound
button) bila sewaktu-
waktu terjadi sesuatu
yang tidak diharapkan.
24 Jendela dapat √ Terdapat jendela yang mengarah
mengoptimalkan langsung keluar ruangan.
terjadinya pertukaran
96
udara dari dalam
ruangan ke luar
ruangan
25 Terdapatnya APAR di √ Terdapat 1 alat pemadam api di ruang
ruangan rawat inap Melati.
26 Terdapatnya alat √ Tidak terdapat alat pemadam ruangan
pemadam ruangan secara otomatis dengan kondisi alat
otomatis jika terjadi baik dan di cek secara berkala oleh
kebakaran di ruang maintance.
rawat inap
27 Kabel listrik dari √ Semua kabel listrik tersusun rapih dan
peralatan yang aman.
dipasang di langit-
langit yang bisa
digerakkan, harus
dilindungi terhadap
belokan yang berulang-
ulang sepanjang track
28 Kotak kontak listrik √ Kotak kontak listrik sudah terpasang
dipasang + 1,2 m) di dengan ketinggian ±1,2 m di atas
atas permukaan lantai, permukaan lantai.
dan harus dari jenis
tahan ledakan.
29 Peralatan jinjing √ Peralatan ruangan dikalibrasi setiap 1
(portabel), harus segera kali salama setahun.
diuji dan dilengkapi
dengan sistem yang
benar sebelum
digunakan
30 Segera menghentikan √ Petugas ruangan akan segera
pemakaian dan melaporkan apabila terjadi sesuatu
melaporkan apabila diruangan seperti listrik yang konslet.
ada peralatan listrik
yang tidak benar.
31 Vakum, udara tekan √ Ruang perawatan 3 belum memiliki
medik dan oksigen oksigen sentral dan masih
97
disalurkan dengan menggunakan oksigen manual.
pemipaan ke ruang
Ruang rawat inap.
Outlet-outletnya
dipasang pada bed-
head pasien. Pada
ruang perawatan
minimal dilengkapi 1
(satu) outlet oksigen
tiap tempat tidur
pasien, sedangkan pada
ruang tindakan
dilengkapi minimal 1
(satu) outlet oksigen, 1
(satu) outlet vakum
dan 1 (satu) outlet
udara tekan medik
pada bed-head
32 Ruang rawat inap √ Terdapat ventilasi alami yang langsung
mempunyai ventilasi ke luar ruangan pertukaran udaranya.
alami dan/atau
ventilasi mekanik/
buatan
33 Ventilasi √ Terdapat Ventilasi buatan di Ruang
mekanik/buatan perawatan 3, tetapi tidak semua
disediakan jika ruangan terdapat ventilasi buatan.
ventilasi alami tidak
dapat memenuhi syarat
34 Pencahayaan buatan √ Terdapat pencahayaan buatan.
yang digunakan untuk
pencahayaan darurat
harus dipasang pada
bangunan Ruang rawat
inap dengan fungsi
tertentu, serta dapat
bekerja secara otomatis
98
dan mempunyai tingkat
pencahayaan yang
cukup untuk evakuasi
yang aman
35 Pencahayaan umum √ Lampu terpasang di setiap langit-langit
disediakan dengan ruangan.
lampu yang dipasang
di langit-langit
36 Sistem air bersih √ Sumber air bersih di distribusikan
direncanakan dan dengan menggunakan pipa dari toren
dipasang dengan lalu ke toilet/ kamar mandi ruangan
mempertimbangkan dan air minum untuk pasien di
sumber air bersih dan distribusikan dari perusahaan.
sistem distribusinya
37 (c)
Fasilitas penampungan √ Sudah terdapat tempat khusus untuk
diwujudkan dalam penampungan sampah.
bentuk penyediaan
tempat penampungan
kotoran dan sampah
pada bangunan ruang
rawat inap, yang
diperhitungkan
berdasarkan fungsi
bangunan, jumlah
penghuni, dan volume
kotoran dan sampah
38 Terdapat tempat safety √ Terdapat kotak kuning untuk
box membuang limbah medis (jarum)
39 Terdapat tempat √ Sudah terdapat tempat pembuangan
pembuangan sampah sampah medis (infeksius, safety box
medis (jarum, plebot, dan non sudah terdapat tempat sampah
limbah farmasi, dan khusus plabot)
sitotoksik) dan non-
medis
40 Saluran pembuangan √ Saluran pembuangan air lancar tidak
air lancar ada sumbatan pada tiap kamar mandi
99
41 Temperatur ruangan √ Temperature ruangan terkadang lebih
sekitar 20oC sampai dari 26 C 0 pada siang hari karena tidak
26oC setiap ruangan memiliki pendingin
ruangan (AC).
42 Arah bukaan daun (b) daun pintu di ruang
Arah bukaan
pintu dalam suatu perawatan 3 membuka ke dalam.
ruangan
dipertimbangkan
berdasarkan fungsi
ruang dan aspek
keselamatan. Terkait
dengan sarana
keselamatan pada
bangunan rumah sakit,
maka pintu ruang
perawatan disarankan
membuka keluar,
dengan tanpa
mengganggu akses
pengguna koridor
43 Ketentuan lebih lanjut √ Ruang perawatan 3 tidak memiliki lift.
mengenai tata cara
perencanaan,
pemasangan, dan
pemeliharaan lift,
mengikuti pedoman
dan standar teknis yang
berlaku
45 Rumah sakit √ Terdapatnya APAR untuk di ruang
menyediakan dan Melati, dan tidak ada pembagian
memelihara peralatan petugas yang bertanggung jawab
khusus untuk secara khusus untuk keselamatan
memproteksi seseorang terhadap bencana di ruang melati.
terhadap ancaman
bahaya kebakaran atau
asa
100
46 Terdapat helm untuk √ Tterdapat helm untuk keselamatan
keselamatan rumah terhadap bencana di Ruang perawatan
sakit terhadap bencana 3
(kebakaran, gempa,
bom, penculikan)
47 Fasilitas dan (d)
Ruang perawatan 3 tidak terdapat
aksesibilitas fasilitas khusus untuk penyandang
sebagaimana dimaksud cacat dan lanjut usia.
meliputi toilet, telepon
umum, jalur pemandu,
rambu dan marka,
pintu, tangga, dan lift
bagi penyandang cacat
dan lanjut usia
48 Terdapat adanya √ Terdapat petunjuk arah di Ruang
petunjuk arah perawatan 3
101
3 Alat Tulis Kerja √ √ Tersedia
Tempat Istirahat Tidak
4
Perawat √ Tersedia
Tempat Istirahat Tidak tersedia
5
Dokter √
6 Tempat Untuk Sholat √ √ Tersedia
7 Ruang Ganti Perawat √ Tidak tersedia
8 Telepon Ruangan √ √ Tersedia
Form Inventaris Alat
9
Tiap Ruangan √ √ Tersedia
Ruang Kepala Tidak
10
Ruangan √ Tersedia
11 Wastafel √ √ Tersedia
12 Loker Perawat √ √ Tersedia
√ Tersedia
13 Lemari Dokumentasi
Keperawatan √ Tersedia
(sumber: observasi di Ruang perawatan 3 tanggal 31 Desember 2021 – 6 Januari 2022)
Hasil Analisa Data :
Setelah dilakukan observasi dari tanggal 31 Desember 2021 – 6 Januari 2022 di
dapatkkan hasil dari 13 indikator sarana dan prasarana diatas mendapatkan hasil
sebanyak 9 (70%) yang tersedia dan layak digunakan diruang perawatan 3. Sedangkan
yang tidak tersedia diruangan ada 4 (30%) yaitu ruangan bermain, tempat istirahat
perawat, tempat istirahat dokter, ruangan kepala ruangan dan ruang ganti perawat.
102
Tabel 3.32
104
berkunjung sesuai
dengan jadwal
kunjungan yang ada
Tidak tersedianya
ruang disepensing
Ruang khusus untuk
17 (cc)
Dispensing megoplos obat yang
akan diberikan
kepada pasien
105
10. Suction Pump Portable/Aspirator + +
/Vacuum
11. Syringe Pump + +
12. Infusion Pump + +
13. Stethoskop Infant/Baby/ Stetoskop Bayi + +
7. Termometer Rectal + +
8. Termometer Axial + +
9. Tongue Spatel + +
10. Photo Therapy + +
11. Baby Resusitasion Set + +
12. Infusion Pump + +
13. Syringe Pump + +
14. Baby Examination table + +
15. Examination lamp + +
16. Bed Side Monitor + -
17. Reflex hammer + +
18. Phono Cardiograph + -
19. Intubation set + +
20. Incubator + +
21. Infant Warmer + +
106
(sumber: observasi sarana prasarana dan wawancara di Ruang Perawatan 3 Tanggal 31 Desember
– 6 Januari 2021)
Berdasarkan hasil observasi yang didapatkan dari tanggal 31 Desember – 6 Januari 2022, dari 21
indikator sarana dan prasarana untuk pasien terdapat 203 (95,2 %) yang ada dan layak. Sedangkan
sarana dan prasarana untuk pasien yang tidak tersedia diruangan sebanyak 1 (4,8%).
Pertanyaan Tambahan:
(a) Apakah peralatan medis yang tersedia, sering dilakukan kalibrasi (pengaturan ulang)?
- Ya
(a) Tidak
(b) Alat-alat apa saja yang biasanya di kalibrasi ?
Sebutkan :
Alat-alat di ruang perawatan 3 yang biasa di kalibrasi seperti infus pump, timbangan dan
tensimeter, bedside monitor..
(c) Jika Ya, berapa kali dalam setahun ?
Jelaskan:
Alat-alat dilakukan kalibrasi 1 kali dalam setahun.
107
8 Aquabidest - (ii) Baik
9 Handwash - (jj) Baik
10 Handscoon - (kk)Baik
11 Handscrub Cair - (ll) Baik
12 Swab Alkohol - (mm)
Baik
13 Spuit - (nn)Baik
(sumber: observasi di Ruang Perawatan 3 Rumah sakit Umum Pakuwon)
Hasil Analisis Data :
Berdasarkan hasil observasi syang didapatkan dari 31 Desember 2021 – 6 Januari
2022, dari 13 indikator sarana dan prasarana habis pakai diruang Perawatan 3 terdapat 13
(100%)dengan kondisi baik dan apabila sudah habis akan segera disediakan lagi dan
diajukan sebagai bahan hasil pakai ke kepala ruangan.
110
11 Adakah SPO penggunaan dan √ Terdapat Spo Penggunaan dan
penanganan bahan bahan Penangan bahan-bahan yang
berbahaya ? berbahaya.
111
4. MARKETING
a. Data jumlah pasien
Tabel 3.37
Anak
HCU
No Kunjungan Kelas Kelas Kelas Peri Jumlah
Anak
1 2 3
Px sisa Bulan
1 November 2021 6 7 9 4 2 28
2 Px Baru 57 96 95 17 13 278
Tabel 3.38
2 Suction 16 71 2
3 Nebulezer 43 15 -
4 Pasang NGT 2 5 1
5 Injek IM 6 14 -
6 Injek IC 14 - 1
7 Ganti Verban 5 - -
8 Pasang kateter 1 - -
9 Lumbal Fungsi 1 - -
112
c. Jumlah kasus terbanyak
10 besar penyakit yang berada diruang perawatan anak Rumah Sakit Umum Pakuwon
1) Ruangan anak
Tabel 3.39
1 Bronchitis 63 26,7
2 GEA 48 20,3
3 Thyfoid 38 16,1
4 DF 12 5,1
5 KDK 8 3,4
6 Bronchopneumoni 7 3
7 Obs.Kejang 6 2,5
8 Anemia 6 2,5
9 Thalasemia 5 2,1
10 Meningitis 1 0,4
2) Perinatal
Tabel 3.40
113
NO KASUS JUMLAH PERSENTASE
2 Bronchopneumoni 3 15,8
4 BBLR 2 10,5
3) HCU anak
Tabel 3.41
1 Encephalopati 3 33,3
3 Meningoencepalopaty 1 11,1
4 Bronchopneumoni 1 11,1
5 GEA 1 11,1
Dari 10 diagnosa terbanyak yang ada di ruang perawatan anak Rumah Sakit Pakuwon
114
d. Tabel 3.20 kepuasan pasien
PWT III
No Uraian
115
23. Perawat bersedia mendengarkan dan memperhatikan setiap keluhan pasien. 100
24. Perawat membantu menyiapkan/ meminumkan obat jika pasien tidak mampu melakukannya
75
sendiri.
25. Perawat memberikan penjelasan tentang perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjutan setelah
92,5
pasien diperbolehkan pulang.
116
e. Indikator mutu pelayanan keperawatan anak Rumah Sakit Umum pakuwon
Keselamatan Pasien
117
4) Angka infeksi tranfusi darah
118
f. Hasil perhitungan Indikator BOR, LOS, TOI, GDR
Data parimeter pasien di ruang perawatan anak Rumah Sakit Umum Pakuwon
1) BOR
𝑗𝑚𝑙 ℎ𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
𝐵𝑂𝑅 = 𝑋 100%
𝑗𝑚𝑙 𝑇𝑇 𝑥 𝑗𝑚𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐼 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
708
z = 32𝑥30 𝑥 100%
2) LOS
662
=
207
= 3.2 ≈ 3 ℎ𝑎𝑟𝑖
119
3) TOI
252
= = 1,2 ≈ 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
207
4) GDR
Hasil analisa : berdasarkan rekapitulasi angka BOR ruangan anak 74%, LOS 3 Hari,
TOI 1 Hari.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan yang dilakukan pada tanggal 23 April
2019. Tahun 2001 Kualifikasi Rumah Sakit Khusus Bedah tersebut berubah pada Kualifikasi
Rumah Sakit Umum yang dituangkan dengan turunnya Surat Izin Tetap Penyelenggaraan
Rumah Sakit Umum Pakuwon dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia di Jakarta
yaitu pada tanggal 11 April 2001 dengan Nomor : 22.04.2.2.1428. Dan izin operasional
Rumah Sakit type C nomor : 503/KEP. 4A55DD7A-PTSP/2021 berdasarkan SK Tersebut
mendapat kepercayaan dan ijin dari dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu
kabupaten Sumedang mendapatkan izin operasional Rumah sakit type C status kepemilikan
swasta.
120
h. Promosi kesehatan
122
76) PT Asuransi Sinar Mas
77) PT Bank Perkreditan Rakyat Wahana Sentra Artha
78) PT Asuransi Winterthur Life
79) Yayasan Kesehatan Pegawai Bank Jabar Banten
80) Yayasan Kesejahteraan Mantan Pegawai BDN
81) Yayasan Kesehatan Pegawai TELKOM
82) PT Asuransi Jiwa Kresna
83) CV Kordon Putera
84) PD Kordon
85) Arosa Café & Resto
j. RS kompetitor
Berdasarkan observasi, terdapat RS kompotitor di daerah yang terdekat dengan Rumah Sakit
Umum Daerah Sumedang
k. Denah ruangan
123
Ruang Toilet Ruang 311 Ruang 325 Ruang Ruang 332 Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang
312 Kelas 2 Kelas I 324 Kelas III 331 Perawat 323 322 321
Kelas 2 Kelas II Kelas III TIM 2 Kelas II Kelas II Kelas II
Ruangan
313 KORIDOR
Kelas I
Spoehoek
Ruang
314
KORIDOR
Kelas I
KORIDOR
Ruang
perinatolo
gi
Ruang
HCU
Ruang
Perawat
TIM 1
124
ALUR PASIEN RAWAT JALAN
Peendaptaran
• Pasien baru / ulang
• Rekam medik
• kasir
Penunjang
Medik
- Laboratorium R. Periksa
- Radiologi dll Poliklinik
Dirujuk ke
klinik
Spesialis lain
PULANG
125
Hasil Analisa Data :
Berdasarkan data yang telah dikaji, ruangan anak memiliki alur pelayanan rawat inap yang
sudah jelas. Rumah sakit telah memberikan kemudahan akses pasien untuk mendapatkan
pelayanan, baik pada pelanggan umum maupun pelanggan BPJS ataupun asuransi lainnya.
Data ini termasuk kedalam kekuatan.
5. MONEY
1) Sumber dana RSU Pakuwon adalah berasal dari pelayanan pasien dan dana dari PT
Kesehatan/BPJS Kelas II, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun dan BPJS
Ketenagakerjaan.
4) Terdapat tunjangan hari raya untuk karyawan RSU Pakuwon dan tunjangan tersebut
5) Terdapat insentif bagi karyawan RSU Pakuwon dan insentif tersebut berasal dari Jasa
tindakan keperawatan
6) Jenis pembayaran yang dapat dilakukan oleh pasien yang ada di RSU Pakuwon
126
VIP 750000 150000 40000
940000
HCU 520000 135000 40000
695000
Fasilitas ruangan
Vip 1tempat tidur Tarif diatas baru ruangan, dan visite, asuhan
Ac keperawatan
Dispencer Obat atau resep disediakan rumah sakit
Meja makan kursi sofa Apabila ada pemeriksaan penunjang medis
Lemari pakaian seperti radiologi, laboratorium, dan lain-lain
127
Kursi tunggu dibayar saat pasien akan pulang
Kamar mandi air panas dan DP atau uang muka dibayar dikasir sebelum
dingin pasien masuk ruang perawatan untuk pasien
rencana operasi, untuk pasien umum
pembayaran setiap 2 hari sekali
DP atau uang muka tidak berlaku bagi pasein
kontraktor atau asuransi
HCU 3 tempat tidur Tarif diatas baru ruangan, dan visite, asuhan
Kursi keperawatan
Bedside monitor Obat atau resep disediakan rumah sakit
Kamar mandi air panas dan Apabila ada pemeriksaan penunjang medis
dingin seperti radiologi, laboratorium, dan lain-lain
dibayar saat pasien akan pulang
DP atau uang muka dibayar dikasir sebelum
pasien masuk ruang perawatan untuk pasien
rencana operasi, untuk pasien umum
pembayaran setiap 2 hari sekali
DP atau uang muka tidak berlaku bagi pasein
kontraktor atau asuransi
128
129
E. Analisis SWOT Manajemen Unit
Man 1. Job Description sudah 1. Sebanyak 25 orang 1. Ada kesempatan bagi Adanya peningkatan daya
sesuai dengan tugas perawat dengan jenjang perawat untuk berpikir kritis dari
masing-masing sebagai pendidikan DIII melanjutkan pendidikan, masyarakat terhadap
Kepala Ruangan, ketua Keperawatan (78,1%) mengikuti pelatihan, pelayanan dan tindakan
TIM, dan perawat dan sebanyak 1 orang seminar dan workshop keperawatan.
Pelaksana sesuai dengan perawat dengan jenjang berupa ijin dinas dan
uraian tugas yang berlaku pendidikan S1 pelatihan yang di
di RSU Pakuwon keperawatan+Ners butuhkan oleh Rumah
2. Masa kerja tenag di (3,1%). 5 orang DIII Sakit di biayai oleh
Ruang anak yaitu <1 kebidanan (15,63%). 1 Rumah Sakit
tahun sebanyak 15,6%, orang DIV kebidanan
1-3 tahun sebanyak (3,12%)
31,3%, >3 tahun 2. Ada tenaga bidan di
sebanyak 53,1%. tempatkan di ruangan
3. Berdasarkan jabatan di anak
ruang anak terdapat 1
orang Karu, 3 orang Ka
Tim , dan 22 orang
perawat pelaksana dan 6
orang bidan pelaksana
4. Perawat diruang anak
yang memiliki latar
belakang pelatihan klinik
yang terbanyak
diantaranya yaitu BTCLS
/ PPGD sebanyak 19
orang (59,5%)
5. Seluruh tenaga perawat
dan bidan sudah
memiliki STR
6. Jumlah perawat yang
tersedia di ruang anak
rumah sakit umum
pakuwon yaitu sebanyak
32 orang maka terjadi
kekurangan SDM
sebanyak :
a. Rumus Doughlas =
16 orang
b. Lokakarya Gillies =
14 orang
c. Lokakarya PPNI
= 34 orang
d. Depkes
= 17 orang
e. Ruangan perinatal =
4 orang
f. Ruangan HCU anak
= 4 orang
Market 1. Rumah Sakit Berada pada 1. Ruang anak belum 1. Adanya kerjasama 1. Terdapat RS
lokasi yang strategis memiliki program dengan perusahaan Kompetitor yang
2. Memiliki Visi, Misi, unggulan pengelolaan kebutuhan lokasinya berdekatan
Nilai, Tujuan dan Motto rumah sakit dengan RSU pakuwon
RS 2. Adanya kerjasama 2. Adanya Rumah sakit
3. Ruang anak emiliki SAK dengan instansi ynag sedang di bangun
masalah keperawatan pendidikan di daerah Sumedang
terbanyak 3. Rumah sakit sudah
4. Memiliki 10 daftar terakreditasi
penyakit terbanyak
5. Memiliki SOP 10 jumlah
tindakan terbanyak
6. Perawat ruang anak
melakukan penkes
terhadap pasien, keluarga
dan pengunjung
7. Memiliki kerjasama
dengan beberapa instansi
guna untuk meningkatkan
mutu pelayanan
8. Sudah memiliki denah
ruangan dan alur pasien
rawat inap.
9. Terdapat kotak saran di
area Ruang anak
10. Menerapkan 6 standar
keselamatan pasien
11. Angka kejadian infeksi
0% yang termasuk
kedalam indikator mutu
baik.
12. Hasil kuesioner kepuasan
pasien 89,9%.
13. BOR Ruang anak pada
bulan November 2021
sudah sesuai yaitu 74%
14. LOS yang diperoleh di
bulan November 3 hari
F. PLANING OF ACTION
G. L
A
NO MASALAH TUJUAN KEGIATAN 5M PENANGGUNG WAKTU INDIKATOR KEBERHASILAN
N
JAWAB
I
1. N Berdasarkan Mengusulkan Meningkatkan Ka. Ru Situasional Terdapat peningkatan pendidikan
G proporsi peningkatan pelayanan tenaga perawat dari DIII
kebutuhan pendidikan dari terhadap Ka. Bid keperawatan keperawatan ke SI + Ners
O tenaga kerja DIII ke SI + Ners pemenuhan
F menggambarkan kebutuhan pasien
proporsi dan memenuhi
A pendidikan SI + jumlah kebutuhan
C Ners masih perawat dan
T kurang sesuai dengan
I standar
O perhitungan
N DEPKES dan
proporsi tingkat
pendidikan
3. Tidak adanya Memenuhi Mengusulkan Kepala ruangan da ka. Januari 1. Tersedianya pengajuan alat
kesediaan alat ketersediaan alat untuk melengkapi Bid keperawatan dan 2022 untuk ruang di ruangan anak
untuk yang kurang sarana dan mahasiswa dan tersedianya ruangan
memenuhi prasarana dengan bermain dan ruangan
kebutuhan memanfaatkan dispensing
seperti EKG sumber daya yang
ada
Tidak
tersedianya 1. Mengusulkan
ruangan untuk
bermain, pengadaan
ruangan alat yang
dispensing tidak tersedia
di ruang
Flamboyan
seperti (EKG)
2. Mengusulkan
adanya
ruangan
bermain dan
ruangan
dispensing
BAB IV
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
129
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
Tabel 4.1
Permasalahan, kegiatan dan pelaksaan di ruang anak
Waktu dan
No Masalah Tujuan Kegiatan Pelaksana Waktu evaluasi
tempat
2 MATERIAL 1. Mengupayaka 1. Identifikasi kebutuhan sarana Ka. Ruangan 13 -15 14 januari 2022
n terpenuhinya dan prasarana Februari Teridentifikasi
108
Fasilitas kebutuhan 2. Mengusulkan untuk Mahasiswa 2020 pasilitas ruangan
Rumah Sakit fasilitas melengkapi sarana dan yang belum ada
Ruang
yang kurang layanan. prasarana dengan memanfaatkan Terbentuknya
anak
mendukung sumber daya yang ada : ruangan bermain
• Mengusulkan untuk pengadaan
alat EKG
• Mgengusulkan pengadaan
ruangan bermain dan ruangan
dispensing
109
Hasil analisis:
Faktor pendukung :
1. Rumah sakit pakuwon merupakan rumah sakit swasta satu satunya di kota
sumedang
2. Rumah sakit pakuwon sudah memiliki visi misi dan moto.
3. Sebagian besar tenaga Perawat sudah sesuai dengan standar kebutuhan
4. Seluruh perawat telah mengikuti asesmen perawat klinik yaitu berada di
PK I dan PK II da PK III.
5. Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai prosedur.
6. Sudah melaksanakan asuhan dengan metode tim.
Faktor penghambat :
1. Dalam melaksanan asuhan keperawatan pada pasien masih ada yang
dilakukan oleh tenaga bidan.
109