Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manajemen di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama
dalam pengembangan keperawatan di masa depan. Hal ini berkaitan dengan
tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan
memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui bahwa sistem
pelayanan kesehatan mengalami perubahan mendasar dalam memasuki abad ke-
21 ini. Perubahan tersebut sebagai dampak dari perubahan sosiol-politik-
ekonomi, kependudukan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari ketiga perubahan membawa implikasi terhadap perubahan sistem pelayanan
kesehatan/keperawatan dan sebagai tantangan bagi tenaga keperawatan Indonesia
dalam proses profesionalisasi (Nursalam, 2010).

Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih ada dalam proses mewujudkan
keperawatan sebagai profesi, yaitu proses berjangka panjang, yang ditujukan
untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat Indonesia. Peningkatan
mutu pelayanan keperawatan pada klien secara profesional dapat membantu
klien dalam mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi. Salah satu bentuk
penataan sistem pemberian pelayanan keperawatan adalah melalui
pengembangan model praktik keperawatan yang ilmiah dan sering disebut
sebagai model praktik keperawatan profesional (MPKP). Pelayanan keperawatan
yang perlu dikembangkan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan ronde
keperawatan. Dimana ronde keperawatan merupakan sarana bagi perawat baik
perawat primer maupun perawat assosciate untuk membahas masalah
keperawatan yang terjadi pada klien yang melibatkan klien dan seluruh tim
keperawatan termasuk konsultan keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien

1
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi
pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konsuler,
kepala ruangan, perawat assosciate, yang perlu juga melibatkan seluruh anggota
tubuh. (Nursalam, 2010).

Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa di ruangan pernah dilakukan


ronde keperawatan oleh mahasiswa praktik manajemen dari institusi lain
(Panjaitan, 2012). Melalui ronde keperawatan, perawat dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Salah satu tujuan dari kegiatan
ronde keperawatan adalah meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan
kesehatan (Panjaitan, 2012).

Berdasarkan hal diatas, kelompok tertarik untuk membahas lebih lanjut lagi
tentang ronde keperawatan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan bagaimana
cara memecahkan masalah keperawatan pasien menggunakan ronde keperawatan
di klinik.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah terdiri dari:
1. Tujuan umum
Tujuan umum dalam penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu
memahami dan dapat mengaplikasikan ronde keperawatan dalam pemecahan
masalah pasien di ruangan.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penulisan makalah ini adalah diharapkan mahasiswa
mampu:
a. Memahami Pengertian tentang Konsep Manajemen Keperawatan.
b. Menjelaskan tentang Kepemimpinan dan Manajemen.
c. Memahami tentang Pengertian Ronde Keperawatan.
d. Menjelaskan Tujuan Ronde keperawatan.
e. Mengetahui dan Menyebutkan tentang Peran dalam Ronde Keperawatan.

2
f. Mengetahui Langkah-langkah dalam Ronde Keperawatan.
g. Mengetahui Persiapan Ronde Keperawatan.
h. Mengetahui Pelaksanaan Ronde Keperawatan.
i. Mengetahhui Pasca Ronde Keperawatan.
j. Mendemonstrasikan Skenario Ronde Keperawatan.

C. Metode penulisan
Dalam penulisan makalah kelompok menggunakan metode kepustakaan. Dimana
kelompok membaca dari berbagai literatur mengenai ronde keperawatan,
kemudian mendiskusikan di dalam kelompok serta dituliskan ke dalam bentuk
makalah dan yang akan diperagakan dalam bentuk role play.

D. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan dalam makalah ini yaitu. Bab I Pendahuluan yang terdiri
dari Latar belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.
Bab II Tinjauan teori yang terdiri Konsep Manajemen Keperawatan,
Menjelaskan tentang Kepemimpinan dan Manajemen, Pengertian Ronde
Keperawatan, Tujuan Ronde keperawatan, Peran dalam Ronde Keperawatan,
Langkah-langkah dalam Ronde Keperawatan, Persiapan Ronde keperawatan,
Pelaksanaan Ronde Keperawatan, Pasca Ronde Keperawatan. Bab III Skenario
yang berisi Ronde Keperawatan dan Skenario, Bab IV penutup yang berisi
Kesimpulan dan Saran.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Manajemen Keperawatan


Menurut Grant dan Massey (1999) Manajemen merupakan suatu pendekatan
yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi.
Dimana di dalam manajemen tersebut dicapai kegiatan koordinasi dan supervisi
terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.
Manajemen juga diartikan sebagai suatu organisasi bisnis yang memfokuskan
pada produksi dan dalam banyak hal lain untuk menghasilkan suatu keuntungan
(Nursalam, 2002).

Menurut Gillies (1986) Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam


menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen
keperawatan adalah sebagai proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Disini manajer
keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan
mengevaluasi secara prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang efektif dan efisien mungkin bagi individu, keluarga, dan
masyarakat (Nursalam, 2002).

B. Kepemimpinan dan Manajemen


Hersey dan Blanchard (1977) membuat suatu definisi manajemen yang
komperhensif yaitu “bekerja dengan dan melalui individu dan kelompok untuk
mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan adalah bekerja melalui individu,
kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan, tetapi tujuan ini mungkin berbeda dari
tujuan-tujuan organisasi atau mungkin melibatkan satu aspek dari tujuan-tujuan
organisasi. Seorang manajer bekerja untuk suatu organisasi (misalnya seorang
direktur keperawatan dari sebuah rumah sakit) dan mengemban tanggung jawab
pencapaian tujuan-tujuan organisasi melalui pelayanan profesional yang spesifik.
Kepemimpinan mempunyai konsep yang lebih luas karena semua perawat adalah

4
seorang pemimpin. Lebih lanjut, setiap orang yang bertanggung jawab untuk
memberikan bantuan kepada orang lain disebut juga pemimpin. Perawat
pelaksana juga merupakan seorang pemimpin untuk para klien; perawat kepala
adalah pemimpin untuk semua anggota tim dan para orang tua adalah pemimpin
bagi anak-anaknya. Kerangka organisasi dari suatu lembaga pelayanan kesehatan
dapat memberikan petunjuk siapa yang menjadi pemimpin dan siapa yang
dipimpin. Gambar 1-1 menyajikan suatu tabel organisasi hipotetikal (Monica,
1998).
Administrator

Direktur Direktur Pelayanan Direktur Pelayanan Direktur


Medik keperawatan makanan Pelayanan Sosial

Wakil Direktur
Keperawatan

Pembantu Direktur Pembantu Direktur


Keperawatan Keperawatan

Penyelia Penyelia Penyelia

Perawat Kepala Perawat Kepala Perawat Kepala

Perawat Primer Perawat Primer Perawat Primer

Perawat Madya Perawat Madya Perawat Madya

Klien Klien Klien

5
Dilihat dari bawah ke atas, tabel ini menunjukan bahwa lulusan perawat dan
siswa perawat merupakan para pemimpin dalam layanan keperawatan yang
langsung kepada klien. Para perawat utama berdasarkan posisinya, bertanggung
jawab pada semua orang yang berada di bawahnya; para perawat kepala ruangan,
para pengawas dan para direktur mengikuti pola yang sama. Tidak menjadi soal
apakah orang-orang tersebut berada pada posisi manajemen tingkat tinggi,
menengah atau bawah, jika seseorang bertumpu pada mereka, sangatlah perlu
untuk mendefinisikan manajemen dan kepemimpinan dalam rangka untuk
memahami perbedaan antara peran manajer dan pemimpin; untuk mengulang,
kunci perbedaannya adalah bahwa para manajer bertanggung jawab terhadap
tujuan-tujuan organisasi sedangkan para pemimpin mungkin hanya bertanggung
jawab terhadap satu aspek dari keseluruhan tujuan-tujuan (Monica, 1998).

Tetapi, jika teori kepemimpinan dan manajemen diterapkan dalam kegiatan-


kegiatan pemimpin maka teori tersebut berlaku sekaligus untuk para manajer dan
pemimpin. Apa yang berubah adalah sistem dimana para pemimpin tersebut
mempengaruhi. Jelasnya, sistem dimana perawat utama mengatur akan lebih
kecil daripada sistem yang dibawah oleh pengawas dan direktur untuk jelasnya,
di dalam keperawatan terdapat sekaligus kedua peran, pemimpin dan manajer.
Teori dimana orang-orang menjalankan peran ini, disebut teori kepemimpinan
dan manajemen dan harus merupakan landasan bagi semua yang mempengaruhi
tersebut (Monica, 1998).

C. Pengertian Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan adalah Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi
pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konsuler,
kepala ruangan, perawat assosciate, yang perlu juga melibatkan seluruh anggota
tubuh (Nursalam, 2002).

6
Karakteristik:
1. Klien dilibatkan secara langsung
2. Klien merupakan fokus kegiatan
3. Perawat assosciate, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
4. Konsuler memfasilitasi kreatifitas
5. Konsuler membantu mengembangankan perawat assosciate, perawat primer
untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah

D. Tujuan Ronde Keperawatan


Tujuan dari ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis
2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
masalah klien
3. Meningkatkan validitas data klien
4. Menilai kemampuan justifikasi dan argumentasi
5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
6. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan
(Nursalam, 2002).

E. Peran dalam Ronde Keperawatan


1. Kepala Ruangan
Monica (1998) seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan
tanggung jawab dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang
rawat.
Tugas Pokok:
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang
rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas:
a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga
lain sesuai kebutuhan.

7
2) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan
sesuai kebutuhan.
3) Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan
yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.

b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :


1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
ruang rawat.
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga
lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau
tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat.
1) Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan
untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
ketentuan/standar.
2) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam
pelayanan di ruang rawat.
3) Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan
tenaga lain yang berada di wilayah tanggug jawabnya.
4) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan
antara lain melalui pertemuan ilmiah.
5) Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta
mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar
tercapai pelayanan yang optimal.
6) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan
bahan lain yang diperlukan di ruang rawat.
7) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar
selalu dalam keadaan siap pakai.
8) Mempertangungjawabkan pelaksanan inventarisasi peralatan.

8
d. Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya,
meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan,
fasilitas yang ada cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari
di ruangan.
1) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visit dokter)
untuk pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan,
serta menyampikan kepada staf untuk melaksanakannya.
2) Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya di ruang
rawat menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan non infeksi
untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan.
3) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk
mengetahui keadaanya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang dihadapinya.
4) Menjaga perasan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
5) Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga
dalam batas kewenangan.
6) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
7) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan
pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan
secara tepat dan benar. Untuk tindakan perawatan selanjutnya.
8) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang yang lain,
seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi dan kepala
unit di RS.
9) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara
petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberikan
ketenangan.
10) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
11) Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan
berdasarkan macam dan jenis makanan pasien, kemudian

9
memeriksa dan meneliti ulang saat penyajian sesuai dengan
diitnya.
12) Memelihara buku register dan berkas catatan medik.
13) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan
kegiatan asuhan keperawatan, serta kegiatan lain di ruang rawat.
e. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
meliputi :
1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang
telah ditentukan.
2) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan
dan ketrampilan di bidang perawatan.
3) Mengawasi dan mengendalaikan pendayagunaan peralatan
perawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien.
4) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan
asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat.

2. Perawat Primer atau konselor


Menurut Nursalam (2002) peran perawat primer dalam ronde keperawatan
adalah:
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Menilai keadaan dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional.
d. Mengarahkan dan koreksi.
e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.

3. Perawat asosiate
Menurut Nursalam (2002) seorang perawat yang diberikan wewenang dan
ditugaskan untuk memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada
klien. Peran perawat asosiate adalah:

10
a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
b. Menjelaskan masalah keperawatan utama
c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
d. Menjelaskan tindakan selanjutnya
e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil

4. Pasien
Menurut Monica (1998) peran pasien adalah sebagai berikut:
a. Klien atau keluarganya wajib menaati segala peraturan dan tata tertib
yang ada di institusi kesehatan dan keperawatan yang memberikan
pelayanan kepadanya.
b. Klien diwajibkan untuk mematuhi segala kebijakan yang ada, baik dari
dokter ataupun perawat yang memberikan asuhan.
c. Klien atau keluarganya berkewajiban untuk memberikan informasi yang
lengkap dan jujur tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter atau
perawat yang merawatnya.
d. Klien atau keluarga yang bertanggung jawab terhadapnya, berkewajiban
untuk menyelesaikan biaya pengobatan, perawatan, dan pemeriksaan
yang diperlukan selama perawatannya.
e. Klien atau keluarganya berkewajiban untuk memenuhi segala sesuatu
yang diperlukan sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah
disetujui sebelumnya.

F. Langkah-langkah Ronde Keperawatan


Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai
berikut:

PP Tahap pra ronde

Penetapan Proposal
pasien

Persiapan pasien:
11
 Inform Consent
 Hasil pengkajian/intervensi data
 Apa yang menjadi masalah
Penyajian masalah  Cross Check data yang ada
 Apa yang menyebabkan masalah
yang tersebut
 Bagaimana pendekatan (proses,
SAK, SOP)

Tahap ronde pada


Validasi data
ped padien

Diskusi Katu, PP,


Perawat konselor
Tahap ronde pada
bed padien
Analisa data

Aplikasi hasil
MASALAH
analisa dan diskusi
TERATASI

G. Persiapan Ronde Keperawatan


a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde
keperawatan
b. Pemberian informed consent kepada klien/keluarga (Nursalam, 2002).

H. Pelaksanaan Ronde Keperawatan


a. Penjelasan tentang klien oleh Perawat Primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau
telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh Perawat primer atau perawat konselor/kepala
ruangan tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.

12
d. Tindakan keperawatan pada maslah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan (Nursalam, 2002).

I. Pasca Ronde Keperawatan


Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan (Nursalam, 2002).

13
BAB III
SKENARIO

A. Ronde Keperawatan

APLIKASI KEGIATAN MANAJEMEN KEPERAWATAN: RONDE


KEPERAWATAN

Topik : Ronde Keperawatan pada Klien dengan Gagal Ginjal Kronik


Sasaran : Klien Ny.R
Waktu : 60 Menit (Pukul 14.00-15.00 WIB)
Hari/tanggal : Rabu, 20 November 2013
Tempat : Di ruang A lantai V RS X

1. Tujuan Ronde Keperawatan


a. Tujuan umum
Tujuan umumnya adalah setelah dilakukan ronde keperawatan,
masalah keperawatan yang belum teratasi dapat diatasi.

b. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penulisan makalah ini adalah diharapkan
mahasiswa mampu:
1) Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis dalam
pemecahan masalah keperawatan klien
2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien
3) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa
5) Menentukan kemampuan justifikasi.

c. Materi
1) Teori Manajemen

14
2) Teori Ronde Keperawatan
3) Masalah-masalah Keperawatan yang muncul pada klien dengan
gagal ginjal kronik

d. Metode
1) Diskusi

e. Denah Lokasi

R. Perawat R. Pasien

Klien

Pintu

f. Media
1) Papan White Board
2) Spidol
3) Penghapus
4) Materi yang disampaikan secara lisan

g. Proses Ronde
Di ruang A lantai V RS X di Jakarta terdapat seorang pasien dengan
penyakit gagal ginjal kronik yang sampai sekarang belum teratasi
penyakit nya. Dengan masalah kesehatan yang di miliki oleh pasien
tersebut, kelompok kami akan melakukan ronde keperawatan dengan
tujuan untuk mengatasi penyakitnya.

15
No Tahap Waktu Penanggungjawab
1. Pra Ronde: 20 November
Ø  Menentukan kasus & topik 2013 Kepala Ruangan
Ø  Menentukan Tim ronde (14.00-16.00 Kepala Ruangan
Ø  Informed Consent WIB) PP
Ø  Membuat Pra planning PP
Ø  Diskusi PP
Ø  Mencari Sumber Literatur PP & Konselor

2. Ronde :
Ø  Penyampaian Masalah 20 November Kelompok IV B
Ø  Diskusi 2013
 (14.00-15.00
WIB)

 3. Post Ronde : 20 November


Ø  Evaluasi Pelaksanaan 2013 PP & Konselor
Ronde  (14.00-15.00
Ø  Revisi & Perbaikan WIB)

g.  Kriteria Evaluasi
1) Struktur
Ronde keperawatan dilaksanakan di ruang A lantai VI RS X di
Jakarta. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan
ronde keperawatan yang sebelumnya sudah dilakukan persiapan.
 2) Proses
(a) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
(b) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
 3) Hasil
 (a) Pasien puas dengan hasil kegiatan.

16
(b) Masalah pasien dapat teratasi.
(c) Perawat atau mahasiswa mampu:
 Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis.
 Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
 Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan.
 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang berorientasi pada masalah pasien.
 Meningkatkan kemampuan memodifikasi asuhan
keperawatan.
 Meningkatkan kemampuan jastifikasi
 Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
 Pengorganisasian
1.      Kepala ruangan : Noer Syiffa Utami
2. Wakil kepala Ruangan : Tiara Efrikaernis
2.      Perawat Primer/Konselor : Herawan Triska Purwaka
3.      Perawat Associated : 1. Yeni Andriyani
2. Lutvida sari wahyuni
3. Ismi Khairunnisa
4.      Perawat Spesialis : Putri Andhini Puger

Jakarta,  November 2013
Kepala Ruangan                                                                                    Perawat Primer

Noer Syiffa Utami Herawan Triska P.

17
B. Skenario
Tokoh drama :
1. Litun Zira sebagai keluarga pasien
2. Retno Sumilah sebagai pasien
3. Yeni Andriyani sebagai perawat asosiet 1
4. Lutvida Sari Wahyuni sebagai perawat asosiet 2
5. Ismi Khairunnisa sebagai perawat asosiet 3
6. Shinta Rachmawati sebagai narator
7. Herawan Triska Purwaka sebagai perawat primer/ketua tim
8. Noer Syiffa Utami sebagai kepala ruangan
9. Tiara Efrikaernis sebagai wakil kepala ruangan
10. Putri Andhini Puger sebagai perawat spesialis

Di ruang penyakit dalam sebuah rumah sakit yang sudah menerapkan model
praktik keperawatan professional, akan dilakukan ronde keperawatan. Tahap
pre ronde keperawatan. Sebelum ketua tim memberikan tugas kepada perawat
asosiet, ketua tim dan didampingi wakil kepala ruangan menemui pasien
terlebih dahulu untuk memberikan informed concent.

Di ruang pasien…
Perawat Primer : Assalamu’alaikum Bu Retno, masih kenal dengan kami?
Pasien : hm Bruder siapa ya? Saya lupa hehe.
Perawat Primer : Baik, saya perkenalkan diri kembali ya bu, perkenalkan
nama saya Bruder Herawan dan ini suster Tiara.
Bagaimana bu apakah sudah ingat?
Pasien : Iya saya ingat sekarang, terutama suster tiara yang
menyuntik saya semalam hehe.
Wakil Karu : haha Ibu bisa saja, bagaimana kabar Ibu pagi ini? Dan
bagaimana tidurnya semalam?

18
Pasien : Saya masih mual Sus, dan saya juga tidak bisa tidur
semalaman.
Wakil Karu : Oh begitu ya Bu, apakah benar Ibu Litun?
Kel. Pasien : Iya, Retno juga tidak mau makan Sus.
Perawat Primer : Oh kenapa tidak mau makan Bu? Ibu mau cepet sembuh
dan kumpul bersama dengan keluarga di rumah atau
tidak?
Pasien : karena saya mual Bruder, saya mau banget Bruder jika
bisa kumpul dengan keluarga di rumah (dengan
semangat).
Perawat Primer : Nah, ibu harus banyak makan jika Ibu ingin cepat
sembuh dan dapat kumpul bersama keluarga di rumah.
Baik bu, disini kami ingin meminta persetujuan dengan
Bu Retno dan keluarga.
Kel. Pasien : Persetujuan apa Bruder?
Perawat Primer : Bu Retno akan kami jadikan pasien untuk ronde
keperawatan.
Pasien : Ronde keperawatan itu apa ya Bruder?
Perawat Primer : Biar suster Tiara yang menjelaskan ya Bu.
Wakil Karu : Baik saya akan menjelaskan kepada Ibu tentang apa itu
ronde keperawatan, jadi ronde keperawatan adalah suatu
kegiatan yang nantinya pasien dan keluarga akan diajak
berdiskusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
pasien.
Pasien : Oh gitu…saya harus bagaimana Sus?
Wakil Karu : Bu Retno tidak harus gimana-gimana, Bu Retno hanya
menyetujui saja. Semoga dengan ronde keperawatan ini
masalah Bu Retno akan bisa teratasi.
Kel. Pasien : Amin, Benar begitu Suster?
Wakil Karu : Insya Allah Bu, kita berdoa saja ya bu. Bagaimana Bu?
Apakah Ibu bersedia?

19
Pasien : Kalau begitu saya mau dan bersedia Sus.
Perawat Primer : Baik, kalau begitu silakan Bu Retno dan Bu Litun tanda
tangan disini.
Wakil Karu : Assalamu’alaikum Suster Yeni, Suster Lutvida dan
Suster Ismi. Seperti yang sudah direncanakan, hari ini
kita akan melakukan tahap pra ronde keperawatan,
dimana pasien yang akan kita pilih adalah Bu Retno.
Perawat asosiet 1 : Memangnya Bu Retno menderita penyakit apa Bu?
Wakil Karu : Bu Retno itu memiliki gagal ginjal kronik, tetapi setahu
saya beliau juga mengalami gangguan harga diri rendah,
soalnya sudah berumur hampir 30 tahun tetapi belum
menikah.
Perawat asosiet 2 : Wah kasihan sekali ya Bu Retno.
Perawat Primer : Maka dari itu, nanti tolong ya Suster Yeni, Vida dan
Suster Ismi untuk mengkaji lebih lanjut masalah yang ada
pada Bu Retno. Untuk lebih mudah, nanti akan dibagi
menjadi 3 shift untuk melakukan pengkajian kepada Bu
Retno. Suster Yeni mendapat shift pagi dari pukul 7.30-
14.30, lalu Suster Vida mendapat shift siang dari pukul
14.30-21.30 dan Suster Ismi mendapat shift malam dari
pukul 21.30-08.00 WIB.
Perawat asosiet 1,2,3 : Baik Pak.

Kemudian perawat asosiet melakukan pengkajian kepada pasien. Di ruang


pasien yang sudah di bagi menjadi tiga shift pagi, siang dan malam.

Pengkajian pada shift pagi...


Perawat asosiet 1 : Selamat pagi Ibu Retno, bagaimana kabar Ibu pagi ini?
Pasien : Wah, tidak ada perubahan Sus. Saya merasa lelah padahal
saya tidak melakukan kegiatan apa-apa. Hanya tidur di
tempat tidur saja. saya mau makan juga rasanya tidak

20
enak karena sariawan yang tidak kunjung sembuh, dan
selain itu juga merasakan mual Sus.
Perawat asosiet 1 : Oh begitu ya Bu, baiklah saya akan mencatat keluhan
Ibu untuk saya laporkan ke dokter.

Kemudian perawat asosiet 1 melaporkan hasil pengkajian nya kepada perawat


asosiet siang tentang keluhan Ibu Retno, di antaranya Ibu Retno merasa
lelah, nafsu makan menurun, dan mual.

Pengkajian pada shift siang…


Perawat asosiet 2 : Selamat siang Ibu Retno? Bagaimana kondisi ibu
siang hari ini? sudah makan belum? Napsu makannya
bagaimana?
Pasien : Siang Suster, saya belum makan Sus dan saya merasa
malas untuk makan jadinya saya hanya menghabiskan
½ porsi saja.
Perawat asosiet 2 : kok tidak dihabiskan? Memangnya kenapa? Apa
makanannya tidak enak?
Pasien : Saya masih merasa mual Suster, saya tidak napsu
makan karena rasa mual tersebut. Suster, kenapa kaki
sebelah kanan saya setiap hari semakin besar ya Sus?
Perawat asosiet 2 : Baik saya akan coba periksa kaki Ibu. (setelah
diperiksa) wah iya bu, kaki Ibu terlihat membesar.
Baik saya akan laporkan kepada dokter, semoga dokter
memberikan beberapa obat untuk kaki ibu yang terus
membesar ini.

Selanjutnya perawat asosiet 2 pun melaporkan hasil pengkajian pada shift


siang untuk di laporkan pada shift malam. Isi pengkajiannya napsu makan
menurun, merasa mual, edema pada bagian kaki sebelah kanan. Pengkajian
pada shift malam.

21
Perawat asosiet 3 : Selamat malam Ibu, saya Suster ismi yang berdinas
malam dari pukul 21.30 hingga pukul 08.00 pagi. Ibu
kok belum tidur Bu? Kan sudah jam 9 Bu…
memangnya Ibu tidak mengantuk?
Pasien : Selamat malam juga Sus, iya saya belum
mengantuk karena saya merasa tidak nyaman untuk
tidur Sus.
Perawat asosiet 3 : Apa yang membuat ibu tidak nyaman untuk tidur?
Pasien : Saya takut kalau kaki saya tidak akan sembuh Sus.
Perawat asosiet 3 : Oh begitu ya Bu, ayo Ibu harus semangat tidak
boleh menyerah dan yakinkan bahwa Ibu akan
sembuh dan banyak-banyak berdoa kepada Allah
untuk diangkat penyakit Ibu.
Kel. Pasien : iya Suster, Ibu selalu mengatakan bahwa beliau
merasa takut jika penyakitnya tidak sembuh
Pasien : terima kasih ya Suster, saya hanya takut jika hal itu
terjadi.
Perawat asosiet 3 : Ibu minumnya bagaimana? Sudah sesuai takaran
yang dianjurkan oleh dokter belum? Atau jangan-
jangan belum sesuai anjuran dokter ya Bu?
Kel. Pasien : Iya Sus, tadi si Ibu minum lebih dari takaran yang
dianjurkan oleh dokter, padahal saya sudah larang
tetapi Ibu tetap saja bandel.
Perawat asosiet 3 : betul begitu Bu Retno?
Pasien : hehehe iya Suster, habis saya haus Sus.
Perawat asosiet 3 : Apakah Ibu ingin cepat sembuh? Jika ingin, Ibu
harus mentaati anjuran dari dokter untuk minum
sesuai saran dokter.
Pasien : Baik Suster saya tidak akan mengulanginya lagi.

22
Perawat asosiet 3 : Baik Ibu kalau begitu saya kembali mengerjakan
tugas yang lain, apabila Ibu membutuhkan bantuan
silakan Ibu panggil saya. Saya ada di Ruang perawat.
Selamat beristirahat ya Bu, selamat malam.

Perawat asosiet pun melakukan pengkajian kepada Bu Retno. Ternyata


didapatkan hasil bahwa Bu Retno mengalami mual, nafsu makan menurun,
lelah, edema pada kaki bagian kanan dan mengalami gangguan citra tubuh
dan harga diri rendah serta mengatakan tidak bisa tidur. Setelah
mendapatkan data yang dirasa cukup, kemudian perawat asosiet melaporkan
hasil pengkajiannya kepada ketua tim.
Di ruang perawat, perawat asosiet 1,2 dan 3 melaporkan hasil pengkajian
mereka.

Perawat asosiet 1 : Pak, pengkajian sudah kami lakukan.


Perawat Primer : Bagaimana hasilnya?
Perawat asosiet 2 : ternyata masalah yang dihadapi oleh pasien banyak
sekali Pak. (sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
dan membuka hasil pengkajian).
Perawat asosiet 3 : Pasien juga mengalami mual, muntah, nafsu makan
menurun, lelah dan eema pada kaki sebelah kanan
Wa. Karu : Masya Allah, Pak Herawan, kita harus cepat-cepat
memberikan tindakan keperawatan agar kondisi Bu Retno
tidak semakin memburuk di kemudian hari.
Perawat Primer : Baik bu, dan baiklah kalau begitu mari kita lakukan
validasi data langsung ke pasiennya saja.
Perawat asosiet 2 : Baik Pak.

Kepala tim dan perawat asosiet melakukan validasi data. Setelah selesai
melakukan validasi data, ketua tim melakukan kontrak waktu esok hari untuk
ronde keperawatan.

23
Di ruang pasien…
Perawat Primer : Selamat malam bu retno, kok belum tidur?
Pasien : Iya Bruder, saya masih belum mengantuk.
Perawat Primer : Baik Bu, minta waktunya sebentar ya bu untuk
menanyakan keluhan Ibu.
Pasien : iya Bruder silakan.
Perawat Primer : Baik, Bu Retno mengalami mual, nafsu makan
menurun, lelah, edema pada kaki bagian kanan dan
mengalami gangguan citra tubuh dan harga diri rendah
serta mengatakan tidak bisa tidur. Apakah benar Ibu?
Pasien : iya benar Bruder.
Perawat Primer : sesuai perjanjian tadi pagi, bahwa besok pagi kami akan
melakukan ronde keperawatan dan Ibu sebagai pasien
kami yang bertujuan untuk mengatasi masalah yang
dialami oleh Ibu Retno. Bagaimana Ibu?
Pasien & Kel. Pasien : baik bruder.
Perawat Primer : Baik, terima kasih atas kerjasamanya. Bu Retno dan Bu
Litun memang orang baik. Kita ketemu lagi besok ya Bu
untuk melakukan ronde keperawatan.
Pasien : Oh iya terima kasih Bruder.
Perawat Primer : Iya sama-sama Bu, kami permisi dulu ya Bu.
Assalamu’alaikum….
Pasien dan Kel. Pasien : Wa’alaikumussalam Wr.Wb.

Keesokan harinya, ronde keperawatan pun dimulai.. ronde tersebut dihadiri


oleh ketua tim, perawat asosiet, kepala ruang, dan perawat specialis.

24
Di ruang perawat…
Kepala Ruangan : Assalamu’alaikum Wr.Wb, selamat pagi Bapak dan Ibu.
Di pagi hari ini kita akan melaksanakan ronde
keperawatan, sebagaimana sudah dijadwalkan
sebelumnya. Langsung saja, silakan membacakan data
pasiennya.
Perawat Primer : Baik, terim kasih. Assalamu’alaikum Wr.Wb, pasien
dalam keperawatan kita kali ini adalah Ibu Retno dengan
diagnosa medis gagal ginjal kronik. Setelah dilakukan
pengkajian kemarin oleh Suster Yeni, Suster Vida dan
Suster Ismi didapatkan data bahwa pasien ini mengalami
napsu makan menurun, mual, lelah, dan edema pada kaki
sebelah kanan serta mengalami gangguan konsep diri.
Perawat Spesialis : Gangguan konsep diri yang bagaimana?
Perawat Primer : Jadi, Bu Retno mengalami gangguan citra tubuh karena
merasa tubuhnya sudah tidak berguna, pasien sakit-
sakitan sudah sejak lama membuat beliau tidak bisa
bekerja. Beliau juga sekarang umurnya hamper 30 tahun,
tetapi belum menikah dan merasa minder serta HDR.
Terima kasih wasalamualaikum Wr.Wb.
Semua : Wa’alaikumussalam Wr.Wb.
Kepala ruangan : Baik terima kasih kepada Pak Herawan, sebelum kita
melakukan validasi data, ada yang ingin ditanyakan?
Perawat asosiet 1 : Baik Bu, sudah cukup.
Kepala Ruangan : Oke kita langsung ke pasiennya saja.

Tim ronde keperawatan menuju  ke ruang pasien.

Di ruang pasien…
Kepala Ruangan : Assalamu’alaikum, selamat pagi Bu Retno. Bagaimana
tidurnya semalam?

25
Pasien : Wa’alaikumussalam, Pagi juga Suster-suster dan
Bruder. Saya masih belum bisa tidur nyenyak. Saya
masih merasa lemah dan kaki saya semakin terlihat
membesar Suster.
Kepala Ruangan : Kenapa Bu? Ibu masih merasa takut ya Bu?
Pasien : iya Sus.
Kepala Ruangan : Ibu jangan takut ya Bu, disini kami akan berusaha
mengatasi masalah Ibu.
Pasien : Iya Suster terima kasih.
Kepala Ruangan : Sudah makan belum Bu? Habis atau tidak? Masih
merasa mual?
Pasien : Sudah Suster, tetapi nasinya sisa 2 sendok makan hehe
dan rasa mual masih ada tetapi saya paksakan untuk
makan.
Kepala Ruangan : Bagus Bu Retno, Jika Ibu masih merasa mual, Ibu
haarus minum air hangat intuk mrngurangi mual Ibu.
Tetapi yang harus diingat yaitu “sesuai takaran jangan
lebih”
Pasien : baik Suster
Kepala Ruangan : Baik Ibu kalau begitu saya kembali mengerjakan tugas
yang lain, apabila Ibu membutuhkan bantuan silakan
Ibu panggil saya. Saya ada di Ruang perawat. Selamat
beristirahat ya Bu, selamat pagi.

Setelah selesai melakukan validasi data, tim ronde keperawatan kembali ke


ruang perawat.

Di ruang perawat…
Kepala Ruangan : Baik, tadi kita sudah sama-sama mengetahui keadaan
pasien tersebut, bagaimana sebaiknya? Ada yane punya
usul?

26
Perawat Spesialis : Kita harus kolaborasi pemeriksaan USG dulu pada Bu
Retno Bu untuk mengetahui keadaan ginjal Bu Retno.
Perawat primer : Apa perlu di hemodialisa?
Perawat Spesialis : Saya masih belum bisa memastikan, kita lihat terlebih
dahulu hasil dari USG.
Kepala Ruangan : Untuk masalah gangguan konsep dirinya kita
diskusikan dengan keluarganya saja ya Bu Andhini.
Perawat Spesialis : Iya Bu, saya rasa itu perlu.

Pemecahan masalah pun telah ditemukan. Akhirnya keluarga klien diajak


untuk berdiskusi mengenai masalah gangguan konsep diri klien. Keluarga
diberi pengarahan bagaimana cara meningkatkan harga diri klien. Setelah
dilakukan diskusi dengan klien, tugas didelegasikan kepada perawat asosiet.

Perawat Primer : Baik, apakag Suster Yeni, Vida dan Suster Ismi sudah
mengetahui apa yang harus kalian lakukan?
Perawat asosiet 1,2,3 : Sudah Pak.
Perawat primer : Oke, ronde keperawatan kali ini sudah selesai. Terima
kasih atas kerja samanya, semuanya bekerja dengan
bagus. Semoga masalah pasien kita segera teratasi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semua : Amin, Wa’alaikumussalam Wr. Wb.

Akhirnya ronde keperawatan telah selesai dilakukan, perawat asosiet mulai


menjalankan tugasnya..

27
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam manajemen
tersebut dicapai kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana, dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi. Manajemen juga diartikan
sebagai suatu organisasi bisnis yang memfokuskan pada produksi dan dalam
banyak hal lain untuk menghasilkan suatu keuntungan.

Ronde keperawatan adalah Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi


masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan
tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau
konsuler, kepala ruangan, perawat assosciate, yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tubuh. Karakteristik dari ronde keperawatan adalah Klien
dilibatkan secara langsung, klien merupakan fokus kegiatan, perawat
assosciate, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama, konsuler
memfasilitasi kreatifitas, konsuler membantu mengembangankan perawat
assosciate, perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi
masalah. Tujuan dari ronde keperawatan adalah untuk menumbuhkan cara
berfikir secara kritis, menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang berasal dari masalah klien, meningkatkan validitas data klien, menilai
kemampuan justifikasi dan argumentasi, meningkatkan kemampuan dalam
menilai hasil kerja dan meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi
rencana perawatan. Selain itu, ada langkah-langkah dalam membuat ronde
keperawatan, persiapan ronde keperawatan, pelaksanaan ronde keperawatan
dan pasca ronde keperawatan.

28
B. Saran
Saran untuk mahasiswa, sebaiknya mahasiswa dan para pembaca khususnya
diharapkan mulai memahami apa ronde keperawatan dan bagaimana cara
pelaksanaannya. Agar kita semua dapat bersama-sama memahami dan ikut
serta dalam ronde keperawatan di klinik yang bertujuan untuk menumbuhkan
cara berfikir secara kritis, menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berasal dari masalah klien, meningkatkan validitas data
klien, menilai kemampuan justifikasi dan argumentasi, meningkatkan
kemampuan dalam menilai hasil kerja dan meningkatkan kemampuan untuk
memodifikasi rencana perawatan agar dapat mengatasi masalah yang ada pada
klien.

29

Anda mungkin juga menyukai