BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Rumah Sakit Islam Banjarmasin yang juga sebagai Rumah Sakit rujukan kota
Banjarmasin, serta wilayah sekitarnya sekaligus sebagai Rumah Sakit Type C
mempunyai beberapa ruangan yang menjadi ruang percontohan dalam
menerapkan model keperawatan MAKP. Ruang Al Haitam merupakan salah
satu ruangan demgan pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) dengan Metode Primer yang ada di Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan,
mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip
manajemen keperawatan dan model pemberian Asuhan Keperawatan
3
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Dari hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
informasi dalam bidang managemen keperawatan tentang prinsip
manajemen keperawatan dan model pemberian Asuhan Keperawatan
profesional yang sesuai dengan prinsip Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) Metode Primer.
Tenaga kerja ini meliputi baik tenaga kerja eksekutif maupun operatif.
Dalam kegiatan manajemen faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Titik pusat dari manajemen adalah manusia, sebab
manusia membuat tujuan dan dia pulalah yang melakukan proses
kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya itu. Tanpa
tenaga kerja tidak akan ada proses kerja. Hanya saja manajemen itu
sendiri tidak akan timbul apabila setiap orang bekerja untuk dirinya
sendiri saja tanpa mengadakan kerjasama dengan yang lain.
Manajemen timbul karena adanya orang yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama.
Cara atau metode yang digunakan dalam usaha untuk mencapai suatu
tujuan. Dengan cara kerja yang baik akan memperlancar dan
memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Tetapi walaupun metode kerja
yang telah dirumuskan atau ditetapkan itu baik, kalau orang yang
diserahi tugas pelaksanaannya kurang mengerti atau tidak
berpengalaman maka hasilnya juga akan tetap kurang baik. Oleh
5
6
Pentingnya perencanaan :
Unsur-unsur perencanaan
Sifat-sifat perencanaan
Ada beberapa sifat perencanaan yang harus diperhatikan agar dapat
dihasilkan rencana yang baik, yaitu: melihat jauh ke depan, sederhana,
jelas, fleksibel, stabil, ada dalam keseimbangan, tersedianya sumber-
sumber untuk pelaksanaan.
Teknik perencanaan
a. PPBS, yaitu system perencaaan, pembuatan program, dan pembuatan
anggaran (planning, programming, and budgeting system)
b. NwP, yaitu perencanaan jaringan kerja (network planning)
c. Perencanaan tradisional berdasarkan jenis pengeluaran
d. Perencanaan hasil keria yang berorientasi pada sasaran/hasil yang
ingin dicapai
Prinsip Pengorganisasian
Proses pengorganisasian dapat dilakukan secara efisien jika manajer
memiliki pedoman tertentu sehingga mereka dapat mengambil
keputusan dan dapat bertindak. Untuk mengatur secara efektif, prinsip-
prinsip organisasi berikut dapat digunakan oleh seorang manajer,
sebagai berikut:
a. Prinsip Spesialisasi
Implementasi
Pentingnya pengorganisasian, menyebabkan timbulnya sebuah struktur
organisasi, yang dianggap sebagai sebuah kerangka sebuah kerangka
yang masih dapat menggabungkan usaha-usaha mereka dengan baik.
Dengan kata lain, salah satu bagian penting tugas pengorganisasian
adalah mengharrmonisasikan kelompok orang yang berbada,
mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan
kemampuan-kemampuan kesemuanya kesuatu arah tertentu. (Terry
1979).
5) Pemindahan
Pemindahan terdiri dari promosi, mutasi dan demosi
a. Promosi, adalah memberikan tanggung jawab dan wewenang
yang lebih besar kepada pegawai, dengan kata lain promosi
adalah kenaikan pangkat/jabatan yang lebih tinggi, merupakan
salah satu usaha untuk memajukan/mengembangkan pegawai.
b. Mutasi, adalah memindahkan pegawai dari jabatan yang satu ke
jabatan yang lain dalam satu tingkatan secara horizontal.
c. Demosi, adalah suatu tindakan memberikan kekuasaan dan
tanggung jawab yang lebih kecil, dengan kata lain penurunan
pangkat/jabatan karena dinilai kurang cakap dan kurang
berprestasi pada jabatan tersebut.
7) Penilaian prestasi
Penilaian prestasi adalah salah satu hal yang penting dalan
pengorganisasian, namun dalam pelaksanaannya sangat sulit untuk
14
Prinsip Actuating
a. Pelaksanaan dan Penugasan.
Langkah lanjutan dari penetapan program kerja pengawasan adalah
pelaksanaan pengawasan dalam bentuk pemberian tugas. Tjuan
utama penugasan adalah untuk mencapai keseimbangan antara
15
Implementasi
Hal penting yang dipertimbangkan dalam melakukan actuating adalah
untuk memotivasi seorang karyawan untuk melakukan sesuatu, misalnya
saja:
a. Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
b. Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka
sendiri,
c. Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih
penting atau mendesak,
d. Tugas yang diberikan cukup relevan,
e. Hubungan harmonis antar rekan kerja.
Implementasi
Beberapa cara pengendalian yang harus dilakukan oleh seorang
manajer yang meliputi pengawasan langsung, adalah pengawasan
yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang manejer.
Manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk
mengetahui apakah dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai
dengan yang dikehendakinya.
Metode tim tidak digunakan secara murni karena pada metode ini
tanggung jawab terhadap asuhan keperawatan terbagi kepada semua
19
Apabila ditinjau dari 5 sub sistem yang diidentifikasi oleh Hoffart &
Woods (1996), secara sederhana dapat diartikan sebagai berikut :
1) Oksigen
2) Cairan dan elektrolit
3) Eleminasi
4) Keamanan
5) Keberhasilan dan kenyamanan fisik
29
Kepala Ruangan
Pasien/Konsumen
31
Kelebihan
1) Manajemen klasi yang menekankan efisiensi, pembagian tugas
yang jelas dan pengawasan yang baik
2) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
3) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial,
sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat
junior/belum berpengalaman.
Kelemahan
1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
2) Pelayanan keperawatan terpisah-piash, tidak dapat
menerapkan proses keperawatan
3) Presepsi [erawat cenderung pada tindakan yang berkaitan
dengan keterampilan saja
b. MAKP Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan menjadi dua atau 3 tim/grup
yang terdiri atas perawat professional, teknikal, dan pembantu,
dalam kelompok kecil yang saling membantu.
1) Kelebihan
a) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
b) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
c) Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik
mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
2) Kelemahan
Komunikasi anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu yang sulit
untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
3) Konsep metode tim
a) Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinan,
b) Pentingnya komunikasi yang efektif angar kontinuitas
rencana keperawatan terjamin.
c) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d) Peran kepala ruangan penting dalam model tim, model tim
akan berhasil bila didukung oleh kepala ruangan
4) Tanggung jawab anggota tim
32
b) Pengorganisasian
(1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
(2) Merumuskan tujuan metode penugasan
(3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim scara
jelas.
(4) Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi
2 ketua tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat,
(5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan :
membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada
setiap hari dan lain-lain
(6) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan
(7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
(8) Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak
berada ditempat kepada ketua tim.
(9) Memberi wewnang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien.
(10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
dan identifikasi masalah dan cara penanganannya.
c) Pengarahan
(1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua
tim
(2) Memberikan pujian kepada anggota tim yang
melaksanakan tugas dengan baik
(3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap
(4) menginformasikan hal-hal yang dianggap pentingdan
berhubugan dengan askep pasien
(5) melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
(6) membimbing bawahan yang mengalami kesulitan
dalam melaksanakan tugasnya
(7) meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim
34
d) Pengawasan
(1) melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan ketua tim maupun pelaksanaan
mengenai asuhan keperawatn yang diberikan kepada
pasien.
(2) Melalui Supervisi
(a) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara
inspeksi, mengamati sendiri, atau melalui laporan
langsung secara lisa, dan memperbaiki/atau
mengawasi, kelemahan-kelemahan yang ada saait
itu juga
(b) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar
hadir ketua tim; membaca dan memeriksa rencana
keperawatn serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim
tentang pelaksanaan tugas.
(c) Evaluasi
(d) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana keperawatan
yang telah disusun bersama ketua tim.
Bagan 2.1 Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan MAKP
Tim
Kepala Ruangan
a. MAKP Primer
Meode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatn pasien mulai
dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
35
PP I PP I
PA I
PA I
PA 2
PA 2
PA I
Pasien PA 2
Kelebihan
1) Bersifat kontinuitas dan koperehensif
2) Bersifat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi
terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri
3) Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter dan
Rumah Sakit.
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan
karena terpenuhinya kebutuhan secara individu, selain itu asuhan
keperawatan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapai
pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi,
informasi, dan advokasi.
b. MAKP Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan
pasien selama ia dinas, pasien akan dirawat oleh perawat yang
berbeda untuk setiap shif, dan tidak ada jaminan bahwa pasien
akan dirawat oleh perawat yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu
perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawatan
private dalam memberikan asuhan keperawatan khusus seperti
kasus isolasi dan intensive care.
36
Kelebihan
1) Perawat lebih memahami kasus perkasus
2) System evaluasi dari menejerial lebih mudah
Kekurangan
1) Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab
2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan
dasar yang sama.
Bagan 2.4 Sistem pemberian asuhan keperawatan MSAKP
Kasus
Kepala Ruangan
b. Metode Fungsional
Pada metode fungsional, pemberian asuhan keperawatan
ditekankan pada penyelesaian tugas atau prosedur. Setiap
38
a) Metode Tim
Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan,
yaitu seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga
39
c) Differentiated practice
National League for Nursing (NLN) dalam kozier et al (1995)
menjelaskan baha differentiated practice adalah suatu pendekatan
yang bertujuan menjamin mutu asuhan melalui pemanfaatan
sumber-sumber keperawatan yang tepat. Terdapat dua model yaitu
model kompetensi dan model pendidikan. Pada model kompetensi,
perawat terdaftar (registered nurse) diberi tugas berdasarkan
tanggung jawab dan struktur peran yang sesuai dengan
kemampuannya. Pada model pendidikan, penetapan tugas
keperawatan didasarkan pada tingkat pendidikan. Bedasarkan
pendidikan, perawat akan ditetapkan apa yang menjadi tnggung
43
d) Manajemen kasus
Manajemen kasus merupakan system pemberian asuhan kesehatan
secara multi disiplin yang bertujuan meningkatkan pemanfaatan
fungsi berbagai anggota tim kesehatan dan sumber-sumber yang ada
sehingga dapat dicapai hasil akhir asuhan kesehatan yang optimal.
ANA dalam Marquis dan Hutson (2000) mengatakan bahwa
manajemen kasus merupakan proses pemberian asuhan kesehatan
yang bertujuan mengurangi fragmentasi, meningkatkan kualitas
hidup, dan efisiensi pembiayaan. Focus pertama manajemen kasus
adalah integrasi, koordinasi dan advokasi klien, keluarga serta
masyarakat yang memerlukan pelayanan yang ektensif. Metode
manajemen kasus meliputi beberapa elemen utama yaitu,
pendekatan berfokus pada klien, koordinasi asuhan dan pelayanan
antar institusi, berorientasi pada hasil, efisiensi sumber dan
kolaborasi (Sitorus, 2006).
51
52
3.1.2.2 Motto
C : cepat dalam pelayanan
I : Islami dalam pengabdian
N : nyaman bagi pelanggan
T : tepat dalam tindakan
A : aman dan bermutu
3.1.2.3 Visi
Mewujudkan Rumah sakit islam banjarmasin sebagai rumah
sakit yang profesional bermutu dan menjadi pilihan serta
kebanggan masyarakat.
3.1.2.4 Misi
Rumah sakit islam banjarmasin didirikan untuk pelayanan
kesehatan, membantu pasien untuk memperoleh kesehatan dan
juga sebagai media dakwah islamiah.
3.1.2.5 Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tanpa membedakan
suku, agama, ras, aliran, serta membentuk mental spritual yang
islami.
3.2 Input
c. Basis Intervensi
Basis intervensi ruang rawat Al Haitam merupakan salah
satu bagian dari pelayanan umum bagi pasien anak dengan
berbagai macam penyakit seperti: GEA, Dyspepsia, Asma
Bronkhitis, DHF dan lain-lain. Sehingga memerlukan
penanganan yang baik dan benar. Agar kualitas hidup
pasien meningkat.
d) Pasien
1. Klasifikasi pasien : anak usia 28 hari s/d 17 tahun.
2. Data pada bulan maret
a) Jumlah pasien : 128 orang (umum: kelas II : 31
orang, kelas III: 15 orang, BPJS: kelas II 60 orang,
kelas III 22 orang)
b) Jumlah pasien meninggal : tidak ada
c) Jumlah pasien pulang APS : kelas II 2 orang, kelas
III 1 orang (kena biaya)
d) Jumlah pasien lari : tidak ada
e) Jumlah pasien pindah RS : tidak ada
f) Jumlah penyakit terbanyak di bulan maret 2019
No. Nama penyakit Jumlah kasus
1. DHF 28
2. Demam Typoid 25
3. Bronkhopneum
24
onia
4. GEA 18
5. Obs. Febris 8
6. ISPA 5
7. Vomitus 3
8. KDS 3
9. Asma 2
Bronkhial
10 Viral Infektion 1
Sumber: Laporan bulan Maret 2019 ruang Al Haitam RS
Islam Banjarmasin
b) Depkes
BOR : 85 %
Jumlah TT : 19 buah
Jam kerja perawatan/hari : 5,7 jam ( rawat inap)
Kebutuhan tenaga perawat
52+12+18
¿ x 13
365−82
82
¿ x 13=3,5= 4
283
= 17 x 25% = 4
Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan
= 13+4+4 +1 (pp) + 1 (karu)
= 23 orang
c) Gillies
A X B XC
( C− D ) X E
Keterangan :
A. = Rata-rata jumlah prawatan/pasien/hari
B. = Rata-rata jumlah pasien/hari ( BOR X Jumlah tempat
tidur )
C. = Jumlah hari/ tahun
D. = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E. = Jumlah jam kerja masing- masing perawat
4 X 16 X 365 23.360
= = =13 orang
295 X 5,7 1.681,5
T B
Kantor Perawat
Balkon wc Wc 2 2 2 2 3 4
wastafel administrasi
5 1 1 1 1
4 6 7 Tangga 601 602 603 604 6 5
3 2 1
W Wc wc
c
Kamar 605
pasien mengeluh kotor atau pada saat pasien baru masuk. Dan pada
SOP penyediaan/perhitungan linen pada bed dewasa didapatkan
Ratio 1 TT = 3 Parlinen, artinya diruang Al Haitam (Anak)
terdapat 19 bed dimana seharusnya memiliki 57 linen, artinya
diruangan tidak kekurangan linen.
123.Fisoterapi dada
124.Memberikan kompres hangat
125.Memberikan kompres dingin
PEMENUHAN KEBUTUHAN GERAK DAN
KEGIATAN JASMANI
126. Latihan ROM aktif dan pasif
PEMENUHAN KEBUTUHAN SPRITUAL
127. Perawatan klien yang akan meninggal
128. Perawatan jenazah dan pengeriman ke kamar jenazah
PEMENUHAN KEBUTUHAN KOMUNIKASI
129. Komunikasi teraputik
130.Orientasi pada klien baru
PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCEGAH DAN
MENGATASI REAKSI
131.Melakukan skin test
132.Menatalaksaan tertusuk jarum
PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGGOBATAN DAN
MEMBANTU PROSES KEBUTUHAN
133. Mengukur tekanan darah dengan auskultasi
134.Menghitung pernafasan
135.Menghitung denyut nadi radial
136.Menghitung dneyut nadi avical
137.Mengukur tuhu tubuh secara oral
138.Mengukur secara rectal
139.Mengkur suhu tubuh secara axial
140.Mengukur suhu tubuh secara timpanik
141.Penatalksaan pasien dengan syok hivolemik
142.Prinsip pemberian obat
143.Memberikan obat oral
144. Memberikan obat pada mata
145.Memberikan obat tetes telinga
146.Memberikan obat tropical padakulit
147.Memberikan injeksi intramuscular dan subkutan
148.Memberikan injeksi intravena
149.Meberikan injeksi intrakutan
150.Memberikan injeksi dengan alat khusus atau ven
71
3.3 Proses
3.3.1 Fungsi Perencanaan (Planning)
3.3.1.1 Visi Ruangan Perawatan Al Haitam
Unit yang dapat melaksanakan pelayanan prima ke seluruh
pasien yang ada, dan sebagai unit rawat yang aman dan
nyaman berlandaskan pada pemberian asuhan keperawatan
yang holistik.
3.3.1.2 Misi Ruangan Perawatan Al Haitam
e) Meningkatkan kebersihan dan kerapian ruangan
f) Meningkatkan komunikasi terapeutik dalam pemberian
asuhan keperawatan
g) Mengutamakan kepentingan pasien berdasarkan hanya.
h) Memberikan asuhan keperawatan yang optimal dari tahap
pra interaksi, interaksi, terminasi dan dokumentasi.
Pulang
3.3.5.3 Motivasi
Wawancara: Motivasi di Rumah Sakit dilakukan oleh kepala bidang
terhadap perawat yang memiliki track record atau prestasi.
3.3.5.4 Pendelegasian
Wawancara: Ruang Al-Haitam dalam melakukan pendelegasian
dilakukan antara Kepala unit kepada perawat primer, perawat
primer kepada perawat pelaksana yang dianggap kompeten.
Observasi : ada SOP pendelegasian yang disusun untuk ruangan
3.3.5.5 Supervisi
Pelaksanaan supervisi di ruang Al-Haitam dilakukan oleh kepala
Unit dan bisa juga dilakukan oleh ketua perawat primer. Teknik
supervisi dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara
langsung kepala unit atau ketua perawat primer melakukan
pengamatan langsung apa yang terjadi dilapangan (ruangan) dan
secara tidak langsung kepala unit atau ketua perawat primer
menerima laporan secara lisan maupun tertulis apa yang terjadi
diruangan. Kepala unit atau ketua perawat primer yang melakukan
teknik supervisi dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung kepala unit atau ketua perawat primer melakukan
pengamatan langsung apa yang terjadi dilapangan (ruangan) dan
secara tidak langsung kepala unit atau ketua perawat primer
menerima laporan secara lisan maupun tertulis apa yang terjadi
diruangan. kepala unit atau ketua perawat primer yang melakukan
supervisi akan memberikan pengarahan, bimbingan, memotivasi,
mengobservasi dan mengevaluasi kegiatan diruangan. Biasanya
kepala unit akan berdiaskusi dengan ketua perawat primer dan
anggota tim dalam memecahkan masalah atau kekurangan yang
ditemukan selama supervisi.
82
3.4 Output
3.4.1 Efisiensi Ruang Rawat
Indikator pelayanan Efisiensi Ruangan
Perhitungan 3 bulan (Oktober-Desember 2018)
3.4.1.1 BOR
BOR = (jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat
tidur x Jumlah hari dalam satu periode) x 100%
1446
19 x 90 x 100 %
= 85 %
3.4.1.2 AVLOS
AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar
(hidup + mati)
1446
229 = 6 hari
3.4.1.3 TOI
TOI = ((Jumlah tempat tidur x Periode) – Hari perawatan) /
Jumlah pasien keluar ( hidup + mati)
(19 x 92) - 90
229
=7
3.4.1.4 BTO
BTO= Jumlah pasien keluar (hidup + mati ) / Jumlah
tempat tidur
229
19 = 12
3.4.1.5 NDR
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien
keluar (hidup + mati) x 1000 permil = 0
84
3.4.1.6 GDR
GDR = (Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien
keluar (hidup + mati)) x 1000 permil = 0
3.4.2 Hasil Evaluasi penerapan SAK (Instrumen ABC)
3.4.2.1 Kuesioner fungsi-fungsi manajemen
Kadang-
No Pernyataan Selalu Sering Jarang
kadang
Fungsi Perencanaan
1 Dalam melaksanakan tugas, saya 2 orang 13 orang
sesuaikan dengan dengan visi dan 13,3 % 86,7 %
misi Rumah Sakit
2 Dalam melaksanakan asuhan 4 orang 11 orang
keperawatan saya berpedoman pada 26,7 % 73,3 %
standart asuhan keperawatan (SAK)
3 Dalam melaksanakan prosedur 9 orang 6 orang
keperawatan saya berpedoman pada 60% 40%
standart operasional prosedur
(SOP)
4 Dalam bekerja saya berdasarkan 6 orang 9 orang
peraturan yang ada di rumah sakit 40% 60%
5 Saya berusaha konsisten dalam 7 orang 8 orang
bekerja dengan mengikuti standart 46,7% 53,3%
kinerja di rumah sakit
Pengorganisasian
1 Sistem pemberian asuhan 7 orang 8 orang
keperawatan yang digunakan di 46,7% 53,3%
ruangan ini dengan MPKP
2 Saya memahami struktur organisasi 9 orang 6 orang
yang ada di ruangan 60% 40%
3 Dalam bekerja saya melakukan 3 orang 12 orang
tugas sesuai dengan uraian tugas 20% 80%
yang ditentukan oleh ruangan
4 Jumlah tenaga keperawatan yang 4 orang 10 orang 1 orang
ada diruangan telah sesuai dengan 6,7% 66,7% 6,7%
beban kerja
5 Pengaturan shif yang ada dalam 8 orang 5 orang 2 orang
ruangan saya berdasarkan dari 53,3% 33,3% 13,3%
tingkat ketergantungan klien
Pengaturan Staf
1 Di ruangan ini dilaksanakan 3 orang 10 orang 2 orang
orientasi Staf pada setiap perawat 20% 66,7% 13,3%
yang baru
Pengarahan
1 Didalam bekerja saya tenang karena 6 orang 6 orang 3 orang
setiap saat ada kegiatan supervisi 40% 40% 20%
untuk menunjukan yang baik
kepada kami
2 Saya tahu betul pekerjaan saya 9 orang 4 orang 2 orang
karena setiap dinas ada program 60% 26,7% 13,3%
operan antar ship yang jelas
3 Saya tahu betul pekerjaan saya 8 orang 7 orang
sebagai perawat pelaksana karena 53,3% 46,7%
sebelum dinas ada pre konferen dari
kepala tim untuk menjelaskan
pekerjaan yang akan kita lakukan
4 Saya mengetahui pekerjaan dengan 7 orang 6 orang 2 orang
baik karena setiap hari ada program 46,7% 40% 13,3%
post conferen dari kepala tim untuk
menjelaskan evaluasi pekerjaan kita
lakukan
5 Ruangan Melakukan kegiatan ronde 8 orang 4 orang 1 orang 2 orang
keperawatan diruangan untuk 57,3% 26,7% 6,7% 13,3%
menyelesaikan kasus kompleks
diruangan
Pengendalian
1 Tiap tiga bulan sekali diruangan 10 4 orang 1 orang
saya dilakukan evaluasi terhadap orang 26,7% 6,7%
kinerja perawat diruangan masing- 66,7%
masing yang dilakukan oleh ketua
tim dan perawat pelaksana
2 Tiap bulan diruangan saya 12 2 orang 1 orang
dilakukan audit mutu dengan cara orang 13,3% 6,7%
menghitung BOR 80%
3 Tiap bulan diruangan saya 13 1 orang 1 orang
dilakukan audit mutu dengan cara orang 6,7% 6,7%
menghitung ALOS 86,7%
4 Tiap bulan diruangan saya 13 1 orang 1 orang
dilakukan audit mutu dengan cara orang 6,7% 6,7%
menghitung TOI 86,7%
5 Tiap bulan diruangan saya 10 5 orang
dilakukan audit mutu dengan cara orang 3,3%
menghitung kejadian infeksi 66,7%
nosokomial
6 Tiap bulan diruangan saya 13 2 orang
dilakukan orang 13,3%
audit mutu dengan cara menghitung 86,7%
kejadian jatuh
7 Di ruangan kami seluruh perawat 15
Identifikasi pasien orang
100%
8 Di ruangan kami telah dilaksanakan 15
penggunaan komunikasi efektif orang
menggunakan SBAR saat pelaporan 100%
via telepon dan timbang terima
86
3.4.2.2 Instrumen A
No Item Buku Rekam Medik Presentas
. penilaian i
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Pengkajian √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
2 Diagnosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
Keperawata
n
3 Perencanaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
4 Implementa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
si
5 Evaluasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
Presentasi (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % %
Dari table diatas didalam buku rekam medis diruang Al-Haitam didapatkan pengkajian,
diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi lengkap dengan
persentasi 100 %.
3.4.2.3 Intsrumen B
Kepuasan pasien
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 13 Orang -
(100%)
2 Aakah perawat melarang anda/pengunjung 7 Orang 6 Orang
merokok di ruangan (53,8%) ( 46,2%)
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana 13 Orang -
nafsu makan anda (100%)
4 Apakah perwat pernah menanyakan pantangan 6 Orang 7 Orang
87
1 Puas 81,84 %
2 Kurang Puas 18,4 %
Dari table diatas didapatkan bahwa sebagian besar pasien merasa puas
sebanyak 81,84 %, yang dapat dilihat dari peratanyaan nomor
1,3,5,7,10,14,17,18,19,20,21,22,23,24 dan 25 memilih jawaban Ya dengan
persentase 100 %.
Kepuasan Perawat
No Pertanyaan SP P CP TP STP
1 Jumlah gaji yang diterima 3 orang 10 orang 2 orang
dibandingkan pekerjaan yang (20%) (66,7%) ( 13,3%)
saudara lakukan
2 Sistem pengkajiaan yang dilakukan 5 orang 7 orang 3 orang
institusi tempat saudara bekerja (33,3) (46,7%) (20%)
3 Jumlah gaji yang diterima 6 6 orang ( 3 orang
dibandingkan pendidikan saudara orang 40%) (20%)
( 40%)
4 Pemberian insentif tambahan atas 6 6 orang ( 3 orang
suatu prestasi atau kerja ekstra orang 40%) (20%)
( 40%)
5 Tersedianya peralatan dan 3 11 1
perlengkapan yang mendukung orang orang orang
pekerjaan ( 20%)
(73,%) (6,7%)
6 Tersedianya fasilitas penunjang 2 7 6
seperti kamar mandi, kantin, parker orang orang orang
( 13,3%) (46,%) ( 40%)
7 Kondisi ruangan kerja terutama 1 7 7
berkaitan dengan ventilasi udara, orang orang orang
kebersihan dan kebisingan ( 6,7%) (46,7%) (46,7%)
8 Adanya jaminan atas kesehatan atau 10 5
keselamatan kerja orang orang
( 66,7%) (33,9%)
9 Perhatian institusi rumah sakit 4 11
terhadap saudara orang orang
( 26,7%) ( 73,3%)
89
1 Sangat Puas 0 0%
2 Puas 14 93,3 %
3 Cukup Puas 1 6,7 %
4 Tidak Puas 0 0%
5 Sangat Tidak Puas 0 100 %
Keteranga
Dari observasi yang di lakukan pada 5 perawat pelaksana saat melakukan
tindakan yang sesuai SOP tindakan yang sering dilakukan diruangan
didapatkan hasil:
91
92
semua perawat mengetahui dan perawat diruangan juga memasang infus standar masyarakat yang
prinsip-prinsip tentang teknik mengatakan tidak tersedianya harus dipenuhi
penyampaian timbang terima media untuk menyampaikan
dihadapan pasien penkes 10 penyakit terbanyak
9. Saat pengkajian di ruang Al seperti menggunakan leaflet
Haitam ada do’a bersama bagi 8. Saat pengkajian dengan
pasien dan perawat yang perawat di ruangan mengatakan
dibimbing oleh Bimroh Rumah tidak ada motivasi bagi perawat
Sakit serta ceramah singkat yang memiliki track record
yang bisa disimak oleh pasien 9. Saat pengkajian tidak terlihat
di ruangan. matriks list APD untuk
10. Saat observasi di ruangan ada tindakan yang terpasang di
buku khusus untuk pelaporan ruangan Al Haitam
11. Hasil data yang didapat diruang 10. Saat pengkajian juga tidak ada
Al Haitam tidak ditemukan ruangan khusus terapi bermain
kejadian jatuh untuk mengurangi kecemasan
12. Saat wawancara dengan kepala anak terhadap hospitalisasi
unit bahwa ruangan Al Haitam Rumah Sakit.
yang mendapatkan prestasi 11. Saat dilakukan observasi dari 5
lomba kebersihan tingkat perawat yang diobservasi
rumah sakit tindakan pemasangan infus, ada
13. Saat pengkajian di ruang Al 4 orang yang terlewat untuk
Haitam memiliki buku SOP pemakaian sarung tangan
yang tersedia di ruangan 12. Hasil data yang di dapatkan
dari ruang Al Haitam Ada 5
orang (7 kejadian) pasien
berulang dari terhitung sejak
Januari 2019.
Analisa Masalah
2 - Saat dilakukan observasi dari 5 perawat yang diobservasi Resiko tertular penyakit melalui Kurangnya kepatuhan perawat
tindakan pemasangan infus, ada 4 orang yang terlewat untuk tertusuk jarum dan cairan darah dalam memakai sarung tangan
pemakaian sarung tangan
- Saat pengkajian tidak terlihat matriks list APD untuk tindakan
yang terpasang di ruangan
95
Daftar Masalah:
95
96
M5 M4 M3 M2 M1
3.8. POA