Disusun Oleh:
Kelompok 10 A
Lisa Novita Sari, S.Kep 2114901110035
Muhammad Aldy Sa’bani, S.Kep 2114901110043
Muhammad Wafi Firdaus, S.Kep 2114901110047
Musrifah, S.Kep 2114901110048
Wan Azlina Noor Ravija Oe’un, S.Kep 2114901110088
Yunisa Fidiyah Nanda Mustika, S.Kep 2114901110090
Zakiah Meilynda, S.Kep 2114901110091
DAFTAR ISI...................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.2. Tujuan............................................................................................................2
1.3. Manfaat..........................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
3.2. Input.............................................................................................................97
3.3. Proses.........................................................................................................106
3.4. Output.........................................................................................................117
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
interaksi antar individu. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan ciri-ciri dari
pelayanan keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi, bertanggung jawab
dan bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode ilmiah,
berdasarkan standar praktik dan kode etik profesidan mempunyai aspek legal.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yang juga
sebagai Rumah Sakit rujukan Kalimantan Selatan, serta wilayah sekitarnya
sekaligus sebagai Rumah Sakit Type B mempunyai beberapa ruangan yang
menjadi ruang percontohan dalam menerapkan model keperawatan MAKP.
Ruang Nilam lantai 2 merupakan salah satu ruangan dengan pelaksanaan
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dengan Metode Tim Primer
yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin.
1.2. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan,
mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen
keperawatan dan model pemberian Asuhan Keperawatan profesional
yang sesuai dengan prinsip Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) metode Tim Primer yang telah diterapkan di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah Melakukan Praktik Manajemen, Mahasiswa diharapkan dapat :
2
1.2.2.1 Mampu memahami dan menganalisis pelaksanaan 5 fungsi
manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengaturan,
pengaruhan, dan pengawasan) di ruang perawatan.
1.2.2.2 Mampu melakukan analisis situasi dalam lingkup ruang
keperawatan Penyakit Dalam (Nilam Lt 2)
1.2.2.3 Mampu mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah dalam
manajemen asuhan dan atau manajemen pelayanan
keperawatan
1.2.2.4 Merencanakan ketenagaan keperawtaan sederhana yang sesuai
dengan kebutuhan rawat
1.2.2.5 Merencanakan ketenagaan keperawatan sederhana yang sesuai
dengan kebutuhan ruang rawat
1.2.2.6 Melaporkan kasus kelolaan dengan metode komunikasi efektif
(SBAR/TBAK) dalam uoaya keselamatan pasien
1.2.2.7 Berperan sebagai anggota Tim/PM (Primer Nurse)
1.2.2.8 Melaporkan kasus kelolaan dengan metode SBAR
1.2.2.9 Memimpin ronde keperawatan
1.2.2.10 Berperan sebagai kepala ruangan dengan menerapkan gaya
kepemimpinan yang efektif
1.2.2.11 Memimpin laporan shift/timbang terima
1.2.2.12 Mengelola konflik
1.2.2.13 Memimpin preconference dan post conference
1.2.2.14 Mampu berkoordinasi dengan tim perawat lain
1.2.2.15 Mampu berkoordinasi dengan profesi Kesehatan lain
1.2.2.16 Memberikan pengarahan
1.2.2.17 Melakukan supervise asuhan
1.2.2.18 Melakukan evaluasi kinerja
1.2.2.19 Melakukan perubahan sesuai dengan prioritas masalah di
ruangan
1.2.2.20 Mendesiminasikan hasil perubahan
1.3. Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Dari hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
informasi bidang managemen keperawatan tentang prinsip manajemen
3
keperawatan dan model pemberian Asuhan Keperawatan profesional
yang sesuai dengan prinsip Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Metode Tim Primer.
1.3.2 Manfaat praktis
1.3.2.1 Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dalam bidang manajemen keperawatan.
1.3.2.2 Bagi Instansi Akademik
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar
tentang pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) Metode Tim Primer
1.3.2.3 Bagi Profesi Keperawatan.
Sebagai sarana dan informasi dalam meningkatkan mutu dan
kualitas keperawatan dan profesi ners.
1.3.2.4 Bagi Pasien dan Keluarga
1) Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang
memuaskan.
2) Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan
tinggi.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
2.2.1.3 Masa Kerja
Banyak studi tentang hubungan antara senioritas karyawan dan
produktivitas. Meskipun prestasi kerja seseorang itu bisa ditelusuri
dari prestasi kerja sebelumnya, tetapi sampai ini belum dapat diambil
kesimpulan yang meyakinkan antara dua variabel tersebut. Hasil riset
menunjukkan bahwa suatu hubungan yang positif antara senioritas dan
produktivitas pekerjaan. Masa kerja yang diekspresikan sebagai
pengalaman kerja, tampaknya menjadi peramal yang baik terhadap
produktivitas karyawan. Studi juga menunjukkan bahwa senioritas
berkaitan negatif dengan kemangkiran. Masa kerja berhubungan
negatif dengan keluar masuknya karyawan dan sebagai salah satu
peramal tunggal paling baik tentang keluar masuknya karyawan
2.2.1.4 Pendidikan
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dalam Hasbullah (2005)
yaitu tuntunan di dalam tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya. Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya
keperawatan adalah melalui pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
mengikuti pelatihan perawatan keterampilan teknis atau keterampilan
dalam hubungan interpersonal. Sebagian besar pendidikan perawat
adalah vokasional (D3 Keperawatan). Untuk menjadi perawat
profesional, lulusan SLTA harus menempuh pendidikan akademik S1
Keperawatan dan Profesi Ners. Tetapi bila ingin menjadi perawat
vokasional, (primary nurse) dapat mengambil D3
Keperawatan/Akademi Keperawatan. Lulusan SPK yang masih ingin
menjadi perawat harus segera ke D3 Keperawatan atau langsung ke S1
Keperawatan. Selanjutnya, lulusan D3 Keperawatan dapat
melanjutkan ke S1 Keperawatan dan Ners. Dari pendidikan S1 dan
Ners, baru ke Magister Keperawatan/spesialis dan Doktor/Konsultan
(Gartinah et. al., 1999).
6
2.2.1.4 Pelatihan Kerja
Secara umum pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang
menggambarkan suatu proses dalam pengembangan organisasi
maupun masyarakat. Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu
rangkaian yang tak dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan
sumberdaya manusia, yang di dalamnya terjadi proses perencanaan,
penempatan, dan pengembangan tenaga manusia. Dalam proses
pengembangannya diupayakan agar sumber daya manusia dapat
diberdayakan secara maksimal, sehingga apa yang menjadi tujuan
dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia tersebut dapat terpenuhi.
Moekijat (1993) juga menyatakan bahwa “pelatihan adalah suatu
bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh
dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang
berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang
lebih mengutamakan praktek daripada teori.
Alex S. Nitisemito (1982) mengungkapkan tentang tujuan pelatihan
sebagai usaha untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah
laku dan pengetahuan, sesuai dari keinginan individu, masyarakat,
maupun lembaga yang bersangkutan. Dengan demikian pelatihan
dimaksudkan dalam pengertian yang lebih luas, dan tidak terbatas
semata mata hanya untuk mengembangkan keterampilan dan
bimbingan saja. Pelatihan diberikan dengan harapan individu dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Seseorang yang telah
mengikuti pelatihan dengan baik biasanya akan memberikan hasil
pekerjaan lebih banyak dan baik pula dari pada individu yang tidak
mengikuti pelatihan.
Dengan demikian, kegiatan pelatihan lebih ditekankan pada
peningkatan, pengetahuan, keahlian atau keterampilan (skill,
pengalaman dan sikap peserta pelatihan tentang bagaimana
melaksanakan aktivitas atau pekerjaan tertentu. Hal ini sejalan dengan
pendapat Henry Simamora (1995) yang menjelaskan bahwa pelatihan
merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan
keahlian, pengetahuan, pengalaman ataupun perubahan sikap seorang
individu atau kelompok dalam menjalankan tugas tertentu.
7
2.2.1.5 Kebutuhan Tenaga Kerja
a) Metode Gillies
Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan tenaga
keperawatan di satu unit perawatan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien hari
B = rata-rata jumlah pasien/hari
C = jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
8
melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS Graha
Detroit (Gillies, 1989) = 38 menit/ pasien/ hari, sedangkan
menurut Wolfe & Young (Gillies, 1989) = 60 menit/ pasien/ hari
dan penelitian di Rumah Sakit John Hpokins dibutuhkan 60
menit/ pasien (Gillies, 1994).
Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi:
aktifitas, pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Menurut
Mayer dalam Gillies (1994), waktu yang dibutuhkan untuk
pendidikan kesehatan ialah 15 menit/ pasien/ hari.
b) Metode douglass
Klasifikasi pasien Berdasarkan Tingkat ketergantungan dengan
Metode Dougles (1984).
Tabel 2.1 Tingkat Ketergantungan Pasien
No Klasifikasi dan Kriteria
1 Minimal Care (1-2 jam)
1. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi,
ganti pakaian dan minum
2. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan
3. Observasi Tanda vital setiap shift
4. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
5. Persiapan prosedur pengobatan
2 Parsial Care (3-4 jam)
1. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum,
ambulasi
2. Observasi tanda vital tiap 4 jam
3. Pengobatan lebih dari 1 kali
4. Pakai foley kateter
5. Pasang infuse, intake out-put dicatat
6. Pengobatan perlu prosedur
3 Total Care (5-6 jam)
1. Dibantu segala sesuatunya
2. Posisi diatur
9
3. Observasi tanda vital tiap 2 jam
4. Pakai NG tube
5. Terapi intravena, pakai suction
6. Kondisi gelisah/ disorientasi/ tidak sadar
Tabel 2.2 Klasifikasi Pasien
KLASIFIKASI PASIEN
Minimal Parsial Total
Pag Mala Mala
Siang Pagi Siang Pagi Siang Malam
i m m
0,1
0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
7
c) Metode DEPKES
Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan bidan
menurut direktorat pelayanan keperawatan Dirjen Yan-Med
Depkes RI (2001) dengan memperhatikan unit kerja yang ada
pada masing-masing rumah sakit. Model pendekatan yang
digunakan adalah tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis
kasus, rata-rata pasien per hari, jumlah perawatan yang
diperlukan/ hari/ pasien, jam perawatan yang diperlukan/
ruanagan/ hari dan jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7 jam
per hari
Tabel 2.3 Contoh Perhitungan:
Jumlah Jumlah jam
Rata-rata
jam perawatan
No Kategori* jumlah
perawat/ ruangan/
pasien/ hari
hari** hari (c x d)
a B C D E
1 Askep Minimal 7 2,00 14,00
2 Askep sedang 7 3,08 21,56
3 Askep agak 11 4,15 45,65
berat
4 Askep 1 6,16 6,16
10
maksimal
Jumlah 26 87,37
Keterangan:
* : Uraian ada pada model Gillies di halaman depan
** : Berdasarkan penelitian di luar negeri
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah:
Jumlah jam perawatan ruangan/ hari = 87,37 = 12,5
Jam kerja efektif perawat 7
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah
(faktor koreksi) dengan :
Hari libur/ cuti/ hari besar (loss day)
11
1 EKG -
2 Tensimeter
Digital + 2 √
Digital
3 Stateskop 2 √
Oxymeter
Termometer
5 Syring pump 2 √
Sterilisator
Led x-ray
6 Nebulezer -
7 Suction -
9 Glukosa 2 √
10 Gunting
3 √
perban biasa
11 Senter 1 √
12 Bengkok 1 √
13 Tongspatel 3 √
14 Klem
3 √
anotamis
15 Ned Holder 3 √
16 Gunting
2 √
anatomis
17 Bak
3 √
instrument
18 Gunting
3 √
perban
19 Pinset
3 √
cirugis
21 Tempat
kapas 2 √
alcohol
23 Pispot 24 √
12
24 Sputum pot 2 √
25 Urinal 3 √
13
28 Banak short 1: ½
29 Gurita dewasa 1: ½
30 Handuk fontanin 1: 1/5
31 Lap piring 1: ¼
32 Lap kerja 1: ½
33 Masker 1: ½
34 Popok bayi 1:15
35 Baju bayi 1:8
36 Duk 1: 1/3
37 Duk bolong 1: 1/3
14
20 Timbangan BB/TB 1/ruangan
21 Timbangan bayi 1/ruangan
22 Dorongan O2 1/ruangan
23 Plato/ piring makan 1:1/ruangan
24 Piring snack 1:1/ruangan
25 Gelas 1:2/ruangan
26 Tatakan dan tuutp gelas 1:2/ruangan
27 Sendok 1:2/ruangan
28 Garpu 1:2/ruangan
29 Kran air 1:1/ruangan
30 Baki 5/ruangan
31 Tempat sampah pasien 1:1/ruangan
32 Tempat sampah besar tertutup 4/ruangan
33 Senter 2/ruangan
Tabel 2.4 Alat Habis Pakai di Ruang Rawat Inap Menurut DEPKES (2001)
No Nama Barang
1 Gown
2 Masker N95
3 Nurse cap
4 Handsrub
5 Handwash
6 Kasa gulung
7 Cairan alcohol
8 Kapas alcohol
9 Plester (kuning)
10 Hipapix
11 Spuit dan needle
12 Handscoon
13 Masker
14 Cairan antiseptic
15 Infus set
16 Masker O2
15
2.1.3. Pembiayaan (M3/ MONEY)
2.1.3.1 Kompensasi
Kompensasi merupakan terminologi luas yang berhubungan dengan
imbalanfinansial. Terminologi dalam kompensasi adalah:
a. Upah dan Gaji. Upah (wages) biasanya berhubungan dengan tarif gaji
per jam. Gaji (salary) umumnya berlaku untuk tarif bayaran
mingguan, bulanan, atau tahunan
b. Insentif. Insentif (incentive) adalah tambahan kompensasi di atas atau
di luar gaji atau upah yang diberikan organisasi
c. Tunjangan
d. Fasilitas (Simamora, 2004).
2.1.3.2 Reward
Hazli (2002) mendefinisikan reward yaitu hadiah dan hukuman dalam
situasi kerja, hadiah menunjukkan adanya penerimaan terhadap perilaku
dan perbuatan, sedangkan hukuman menunjukkan penolakan perilaku
dan perbuatannya.
Wahyuningsih (2009) juga mendefinisikan reward adalah
penghargaan/hadiah untuk sesuatu hal yang tercapai. Francisca (2006)
memfokuskan definisi reward sebagai hadiah atau bonus yang diberikan
karena prestasi seseorang. Reward dapat berwujud banyak rupa. Paling
sederhana berupa kata-kata seperti pujian adalah salah satu
bentuknya. Reward biasanya digunakan untuk mengendalikan jam kerja
seseorang dalam organisasi (Raharja, 2006).
Artinya, dengan reward seseorang bekerja dapat dilakukan tanpa ada
kendali langsung dari pimpinan, melainkan dapat berjalan apa adanya
sesuai evaluasi kinerja sebelumnya. Selebihnya,
dengan reward seseorang dapat meningkatkan cara kerjanya tanpa harus
dikendalikan pimpinan. Hal ini juga ditegaskan Gouillart & Kelly dalam
Raharja (2006) bahwa reward yang diperoleh atau diharapkan akan
diperoleh sebagai konsekwensi dari apa yang mereka kerjakan akan
merubah perilaku manusia secara fundamental.
2.1.3.3 Punishment
16
Punishment adalah hukuman atas suatu hal yang tidak tercapai/
pelanggaran. Hukuman seperti apa yang harus diberikan. Setiap orang
pasti beda persepsi dan beda pendapat (Wahyuningsih, 2009).
Punishment merupakan penguatan yang negatif, tetapi diperlukan dalam
perusahaan. punishment yang di maksud disini adalah tidak seperti
hukuman dipenjara atau potong tangan, tetapi punishment yang bersifat
mendidik. Selain itu punishment juga merupakan alat pendidikan
regresif, artinya punishment ini digunakan sebagai alat untuk
menyadarkan karyawan kepada hal-hal yang benar. Ngalin purwanto
(1988:238) membagi punishment menjadi dua macam yaitu:
Hukuman prefentif, yaitu hukuman yang dilakukan dengan maksud atau
supaya tidak terjadi pelanggaran. Hukuman ini bermaksud untuk
mencegah agar tidak terjadi pelanggaran, sehingga hal ini dilakukannya
sebelum terjadi pelanggaran dilakukan. Contoh perintah, larangan,
pengawasan, perjanjian dan ancaman
Hukuman refresif yaitu hukuman yang dilakukan, oleh karena adanya
pelanggaran, oleh adanya dosa yang telah diperbuat. Jadi hukuman itu
terjadi setelah terjadi kesalahan.
17
berpengalaman. Kelemahan dari metode ini adalah pelayanan
keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan. Setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi
(misalnya merawat luka). Metode ini tidak memberikan kepuasan
kepada pasien maupun perawat dan persepsi perawat cenderung
kepada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja.
b. Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas
tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil
yang saling membantu. Metode ini memungkinkan pemberian
pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan
proses keperawatan, dan memungkinkan komunikasi antartim,
sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada
anggota tim. Namun, komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama
dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu,
yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk. Hal pokok
dalam metode tim adalah ketua tim sebagai perawat profesonal harus
mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan, pentingnya
komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin, anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim,
model tim akan berhasil bila didukung oleh kepala ruang.
Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan
yang berpusat pada klien. Perawatan ini memberikan pengawasan
efektif dari memperkenalkan semua personel adalah media untuk
memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan anggota tim.
Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat mengidentifikasi tujuan
asuhan keperawatan, mengindentifikasi kebutuhan anggota tim,
memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan kebutuhan, membimbing
anggota tim untuk membantu menyusun dan memenuhi standard
asuhan keperawatan.
Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara efektif,
mungkin pasien masih menerima fragmentasi pemberian asuhan
18
keperawatan jika ketua tim tidak dapat menjalin hubungan yang lebih
baik dengan pasien, keterbatasan tenaga dan keahlian dapat
menyebabkan kebutuhan pasien tidak terpenuhi.
a. Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai
pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan
dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan
kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, malakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan
selama pasien dirawat. Konsep dasar metode primer adalah ada
tanggung jawab dan tanggung gugat, ada otonomi, dan ketertiban
pasien dan keluarga.
Metode primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan
keterampilan manajemen, bersifat kontinuitas dan komprehensif,
perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil,
dan memungkinkan pengembangan diri sehingga pasien merasa
dimanusiakan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu.
Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas
setiap kebutuhan klien, mengidentifikasi diagnosa keperawatan,
mengembangkan rencana keperawatan, dan mengevaluasi keefektifan
keperawatan. Sementara perawat yang lain memberikan tindakan
keperawatan, perawat primer mengkoordinasikan keperawatan dan
menginformasikan tentang kesehatan klien kepada perawat atau
tenaga kesehatan lainnya. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu
tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.
b. Metode Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien
saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk
setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh
orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus
biasanya diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya
19
dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk eperawatan khusus
seperti: isolaso, intensivecare. Kelebihannya adalah perawat lebih
memahami kasus per kasus, sistem evaluasi dari manajerial menjadi
lebih mudah. Kekurangannya adalah belum dapat diidentifikasi
perawat penanggung jawab, perlu tenaga yang cukup banyak dan
mempunyai kemampuan dasar yang sama.
Kepala Ruangan
20
Ada ruang rawat dengan MPKP pemula, kepala ruang rawat adalah
perawat dengan kemampuan D3 keperawatan yang berpengalaman
dan pada MPKP tingkat satu adalah perawat dengan kemampuan
SKP atau Ners yang berpengalaman. Kepala ruang rawat bertugas
sesuai jam kerja yaitu dinas pagi.
1) Mengatur pembagian tugas jaga perawat (jadwal dinas)
2) Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketrampilan
ruangan
3) Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah
diruangan
4) Bimbingan membimbing siswa atau mahasiswa (bekerja sama
dengan pembimbing klinik). Dalam pemberian askep diruangan,
dengan mengikuti sistim MPKP yang sudah ada
5) Melakukan kegiatan administrasi dan surat menyurat
6) Mengorientasikan pegawai baru residen, mahasiswa kedokteran
atau keperawatan yang akan melakukan praktik diruangan.
7) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis
dengan klien/keluarga dan tim kesehatan lain, antara lain kepala
ruang rawat mengingatkan kembali pasien dan keluarga tentang
perawat tim yang bertanggung jawab terhadap mereka di
ruangan yang bersangkutan
8) Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan minimal
lima set setiap hari
9) Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA dalam hal
implementasi MPKP termasuk sikap dan tingkah laku
profesional
10)Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawab PP dapat didelegasikan
kepasa PA senior (wakil PP pemula yang ditunjuk) tetapi tetap
dibawah pengawasan kepala ruang rawat dan CCM
11)Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas yang
dibutuhkan diruangan
12)Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga
yang ada diruangan, membuat DP3 dan usulan kenaikan pangkat
21
13)Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan
keperawatan (bersama dengan CCM)
14)Membuat peta resiko diruangan
b. Perawat Primer/Ketua Tim
Perawat rimer (PP) pemula adalah perawat lulusan DIII kepewatan
dengan pengalaman minimal 4 tahun dan pada MPKP minimal 1
tahun. PP dapat bertugas pada pagi, sore atau malam hari. Namun
sebaiknya PP hanya bertugas pada pagi atau sore saja karena bila
bertugas pada malam hari, PP akan libur beberapa hari sehingga
sulit untuk menilai perkembangan pasien. Melakukan konrak
dengan klien/keluarga pada awal masuk ruangan sehingga tercipta
hubungan terapeutik. Hubungan ini dibina secara terus menerus.
Pada saat melakukan pengkajian/tindakan pada pasien/ keluarga.
1) Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi
pengkajian yang sudah dilakukan oleh PP pada sore, malam atau
hari libur
2) Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis
standar renpra sesuai dengan hasil pengkajian
3) Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA dibawah
tanggung jawabnya sesuai klien yang dirawat
4) Menetapkan PA yang bertangung jawab ada setiap pasien, setia
kali giliran jaga. Pembaggian klien berdasarkan jumlah pasien,
tingkat ketergantungan pasien
5) Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA dalam
melakkan tindakan keperawatan, apakah sesuai dengan SOP
6) Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA
7) Membantu tindakan keperawatan yang bersikap terapi
keperawatan dan tindakan keperawatan yang tidak dapat
dilakukan oleh PA
8) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium
9) Melakukan kegiatan serah terima pasien dibawah tanggung
jawabnya besama PA
10)Mendamingi dr visite klien dibawah tanggung jawabnya. Bila
PP tidak ada, visite didampingi oleh PA sesuai dengan timnya
22
11)Melakukan evaluasi asuha keperawatan dan membuat catatan
perkembangan klien setiap hari
12)Melakukan pertemuan dengan pasien/ keluarga minimal setiap
dua hari untuk membahas kondisi keperawatan klien
(bergantung pada kondisi klien)
13)Bila PP cuti /libur, tugas-tugas PP didelegasikan kepada PA
yang telah ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan kepala ruang
rawat atau CCM
14)Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien/ keluarga
15)Membuat perencanaan pulang pasien
16)Bekerja sama denganCCM dalam mengidentifikasi isu yang
memerlukan pembuktian sehingga tercipta Evidence Based
Practice (EBP).
c. Perawat Acocciate/ Perawat Pelaksana
PA pada MPK pemula atau MPKP tingkat satu, sebaiknya adalah
perawat dengan kemampuan DIII Keperawatan. Namun, pada
beberapa kondisi bila belum semua tenaga mendapat pendidikan
tambahan, beberapa MPKP, PA adalah perawat dengan pendidikan
dengan SPK tetapi memiliki pengalaman yang cukup lama
dirumah sakit.
1) Membaca ranpra yang telah ditetakan PP
2) Membina hubungan tarapeutik dengan pasien/ keluarga, sebagai
lanjutan kontrak yang sudah dilakukan PP
3) Menerima klien baru (kontrak dan memberikan informasi
berdasarkan format orientasi klien/keluarga jika PP tidak ada di
tempat
4) Memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan
5) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikannya pada format yang tersedia
6) Mengikuti visite dokter jika PP tidak ada di tempat
7) Melakukan tinadakan keperawatan pada pasiennya berdasarkan
renpra
8) Membuat laporan pergantian dinas setelah selesai dinas diparaf
23
9) Mengkomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila menemukan
masalah yang perlu diselesaikan
10)Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada
klien/keluarga yang dilakukan oleh PP
11)Melakukan inventarisasi fasilitas yang terkaitan dengan timny
12)Membantu tim lainyan yang membutuhkan
13)Memberikan resep dan meneria obat dari keluarga klien yang
menjadi tanggung jawabnya dan berkoordinasi dengan PP
Sedangkan menurut JCIA (Joint Comition International
Acreditation) tugas dari Kepala Ruangan, Perawat Primer, dan
Perawat Asociate adalah sebagai berikut ini :
a. Kepala Ruang Rawat
1) Mengobservasi dan memberi masukan kepada PP terkait
dengan bimbingan yang diberikan PP kepada PA. Apakah
sudah baik
2) Memberikan masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP
dan PA
3) Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan
keperawatan
4) Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan
pembuktian
5) Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan dan
melakukan penelitian
6) Menerapkan hasil-hasil penelitian dan memberikan asuhan
keperawatan
7) Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal melakukan
evaluasi tentang mutu asuhan keperawatan, mengarahkan dan
mengevaluasi tentang implementasi MPKP
8) Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan
memberikan masukan untuk perbaikan
9) Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil
evaluasi/penelitian tentang asuhan keperawatan.
b. Kepala Group
1) Bersama anggota group melaksanakan ASKEP sesuai standar
24
2) Bersama anggota group mengadakan serah terima dengan
group.tim (group petugas ganti) mengawasi: kondisi
pasien/anggota keluarga, logistik keperawatan, administrasi
rekam medik, pelayanan pemeriksaan penunjang, kolaborasi
program pengobatan
3) Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh
group sebelumnnya
4) Merundingkan pembagian tugas dengan anggota groupnya
5) Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter
6) Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan
program pengobatan dokter
7) Membantu pelaksanaan rujukan
8) Melakukan orientasi terhadap pasien/anggota keluarga baru
mengenai: tata tertib ruangan RS, perawat yang bertugas
9) Menyiapkan orientasi pulang dan memberi penyuluhan
kesehatan
10) Memelihara kebersihan ruang rawat dengan: mengatur
tugas cleaning service, mengatur tugas peserta didik,
mengatur tata tertib ruangan yang ditunjukkan kepada
semua petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan
11) Membantu karu membimbing peserta didik keperawatan
12) Membantu karu untuk menilai mutu pelayanan ASKEP
serta tenaga keperawatan
13) Menulis laporan tim mengenai klien/anggota keluarga dan
lingkungan
c. Perawat Pelaksana
1) Melakukan asuhan keperawatan sesuai standar
2) Mengadakan serah terima dengan group/tim lain (group
petugas ganti) mengenai kondisi pasien/anggota keluarga,
logistik keperawatan, administrasi rekam medik, pelayanan
pemeriksaan penunjang, kolaborasi program pengobatan
3) Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh
group sebelumnya
4) Merundingkan pembagian tugas dalam groupnya
25
5) Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter
6) Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan
program pengobatan dokter
7) Membantu pelaksanaaan rujukan
8) Melakukan orientasi terhadap klien/anggota
keluarga/keluarga baru mengenai: tata tertib ruangan/RS,
perawat yang bertugas
9) Menyiapkan pasien/anggota keluarga pulang dan
memberikan penyuluhan kesehatan
10) Memelihara kebersihan ruang rawat dengan: mengatur
tugas cleaning service dan peserta didik
11) Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua
petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan
12) Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik
keperawatan
13) Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan
asuhan keperawatan serta tenaga keperawatan
14) Menulis laporan tim/group mengenai kondisi
pasien/anggota keluarga dan lingkungannya
15) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien/anggota
keluarga/keluarga
Menurut fungsi-fungsi manajemen tugas dari Kepala Ruangan,
Perawat Primer, dan Perawat Asociate adalah sebagai berikut
ini:
a. Kepala Ruangan
1) Perencanaan
a) Menunjukkan ketua TIM akan bertugas di ruangan
masing-masing
b) mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.
c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien: gawat,
transisi dan persiapan pulang, bersama ketua TIM.
d) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktifitas dan kebutuhan pasien bersama
ketua TIM, mengatur penugasan atau penjadwalan.
26
e) Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.
f) Mengikuti Visite dokter untukmnegetahui
kondisi,patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan,
program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter
tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
g) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan.
h) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan
latihan diri.
i) Membantu membimbing peserta didik keperawatan.
j) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan
Rumah Sakit
2) Pengorganisasian
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b) Merumuskan tujuan metode penugasan
c) Membuat rincian tugas ketua TIM dan anggota TIM
secara jelas
d) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi
3 ketua TIM, dan ketua TIM membawahi 2-3 perawat
e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan,
membuatproses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap
hari, dan lainnya
f) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
g) Mengatur dan mengendalikan dituasi tempat praktek
h) Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak ada di
tempat kepada ketua TIM
i) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien
j) Mengatur penugasan jadwal post dan pakarnya
k) Identifikasi masalah dan penanganannya
3) Pengarahan
a) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua
TIM
b) Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan
tugas dengan baik
27
c) Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap
d) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan ASKEP pasien
e) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
f) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan
dalam melaksanakan tugasnya
g) Meninggkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain
4) Pengawasan
a) Melalui Komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi lansung dengan ketua
TIM maupun pelaksanaan mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien
b) Melalui Supervisi
Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,
mengamati sendiri atau melalui laporan langsung
secara lisan dan memperbaiki atau mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga.
Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar
hadir ketua TIM, membacadan memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laoran ketua TIM
tentang pelaksanaan tugas. Mengevaluasi upaya
pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua TIM
dan Audit keperawatan.
b. Ketua TIM
1) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan
keperawatan klien sejak masuk sampai pulang
2) Mengorientasikan pasien yang baru dan keluarganya
3) Mengkaji kondisi kesehatan pasien dan keluarganya
4) Membuat diagnose keperawatan dan rencana keperawatan
28
5) Mengkomunikasikan rencana keperawatan kepada anggota
tim
6) Mengarahkan dan membimbing anggota tim dalam
melakukan tindakan keperawatan
7) Mengevaluasi tindakan dan rencana keperawatan
8) Melaksanakan tindakan keperawatan tertentu
9) Mengembangkan perencanaan pulang
10) Memonitor pendokumentasian tindakan keperawatan
yang dilakukan oleh anggota tim
11) Melakukan/mengikuti pertemuan dengan anggota
tim/tim kesehatan lainnya untuk membahas
perkembangan kondisi pasien
12) Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap
anggota kelompok dan memberikan bimbingan melalui
konfrensi
13) Mengevaluasi pemberian ASKEP dan hasil yang di capai
serta pendokumentasiannya
c. Anggota TIM
1) Menjalankan asuhan keperawatan sesuai standar
2) Membina hubungan terapeutik dengan pasien/keluarga.
3) Mengikuti serah terima dengan group/tim lain (group
petugas ganti) mengenai kondisi pasien/anggota keluarga,
logistic keperawatan, administrasi rekam medik,
pelayanan pemeriksaan penunjang, kolaborasi program
pengobatan
4) Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan
oleh group sebelumnya
5) Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite
dokter
6) Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan
program pengobatan dokter bila Kepala Group tidak
ditempat
29
7) Membantu pelaksanaaan rujukan dan menyiapkan pasien
untuk pemeriksaan diaganostik, laboratorium, pengobatan,
dan tindakan
8) Melakukan orientasi terhadap pasien/anggota
keluarga/keluarga baru mengenai: tata tertib ruangan/RS,
perawat yang bertugas
9) Membuat laporan pergantian dinaas dan setelah selesai
diparaf
10) Menyiapkan pasien/anggota keluarga pulang dan
memberikan penyuluhan kesehatan
11) Memelihara kebersihan ruang rawat dengan: mengatur
tugas cleaning service dan peserta didik
12) Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada
semua petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan
13) Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu
pelayanan asuhan keperawatan serta tenaga keperawatan
14) Menulis laporan tim/group mengenai kondisi
klien/anggota keluarga dan lingkungannya
15) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada
pasien/anggota keluarga/keluarga
16) Mengkomunikasikan kepada Kepala Ruangan/Kepala
Group jika ada masalah yang belum terselesaikan
17) Memeriksa kelengakapan status keperawatan
18) Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga
pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan
berkoordinasi dengan kepala group.
2.1.4.2 Timbang Terima dan Penerimaan Pasien Baru
a. Timbang Terima
1) Pengertian Timbang Terima
Adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien (Nurslama, 2011).
2) Tujuan Timbang terima
a) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum pasien
30
b) Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh
dinas berikutnya
c) Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya
3) Langkah-Langkah timbang terima
a) Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
b) Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu
mempersiapkan hal – hal apa yang akan disampaikan
c) Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shift
yang selanjutnya meliputi:
a) Kondisi atau keadaan pasien secara umum
b) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c) Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
d) Penyampaian operan diatas harus dilakukan secara jelas dan
tidak terburu–buru
e) Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama
langsung melihat keadaan
4) Prosedur timbang terima
a) Persiapan
(1) Sarana Prasarana
(a) Saat timbang terima perawat menyiapkan status pasien
(b) Perawat telah menyiapkan buku catatan dan peralatan
tulis
(2) Perawat
(a) Kedua kelompok dalam keadaan siap
(b) Timbang terima di pimpin oleh kepala ruangan pada
pergantian shift dan malam ke pagi dari pagi ke sore.
Sedangkan pergantian shift dari sore ke malam
dipimpin oleh ketua tim atau perawat primer
5) Pelaksanaan Timbang Terima
a) Urutan Pelaksanaan
(1) Dilaksanakan setiap pergantian shift
(2) Pelaksanaan dimulai dari nurse station
(3) Timbang terima di lanjutkan melihat langhsung kondisi
pasien
31
(4) Hal-hal yang sifatnya khusus dicatat dan di serah terimakan
pada perawat shift berikutnya
(5) Perawat shift berikutnya validasi data kepasien
(6) Perawat menyapa pasien dan menanyakan kondisi/ keluhan
yang dirasa saat ini
(7) Waktu untuk timbang terima tidak lebih dari 5 menit
kecuali pasien kondisi khusus
(8) Penyampaian dilakukan singkat dan jelas
b) Isi Timbang Terima
(1) Perawat menyebutkan identitas pasien
(2) Perawat menyebutkan diagniosa medis
(3) Perawat menyebutkan data obyektif
(4) Perawat menyebutkan data penunjang lain
(5) Perawat menyebutkan masalah keperawatan yang belum
dilaksanakan
(6) Perawat menyebutkan intervensi kolaboratif
(7) Perawat menyebutkan persiapan yang perlu dilakukan
dalam kegiatan selanjutnya
6) Post Timbang Terima
a) Perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil
validasi data langsung
b) Perawat yang memimpin timbang terima menyebutkan rencana
kerja bagi shift berikutnya
c) Mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku
laporan oleh perawat primer atau ketua tim.
Situation
Background
32
Recomendation
1. Tindakan yang sudah
2. Dilanjutkan
3. Dihentikan
4. Dimodifikasi
Riwayat Keperawatan
Assesment:
KU; TTV; DX Keperawatan
(poin yang penting)
33
baru, diantaranya
lembar pasien masuk
RS, lembar
pengkajian, lembar
inform concent, status
pasien, nursing kit,
lembar tata tertib
pasien, lembar
kepuasan pasien, dan
kartu penunggu
pasien.
3. Katim meminta
bantuan Perawat
pelaksana untuk
mempersiapkan
tempat tidur pasien
baru.
4. Karu menanyakan
kembali pada perawat
pelaksana tentang
kelengkapan untuk
penerimaan pasien
baru.
5. Katim menyebutkan
hal-hal yang telah
dipersiapkan.
Pelaksanaan 1. Karu dan Katim Nurse 5 Menit Karu
menyambut pasien dan Station Katim
keluarga dengan Perawat
memberi salam serta Pelaksana
memperkenalkan diri
dan Katim pada
klien/keluarga.
2. Katim
34
menunjukkan/mengori
entasikan tempat dan
fasilitas yang ada
diruangan, kemudian
Katim mengisi lembar
pasien masuk serta
menjelaskan mengenai
beberapa hal yang
tercantum dalam
lembar penerimaan
pasien baru.
3. Di tempat tidur pasien,
Katim melakukan
anamnesa dengan
dibantu perawat
pelaksana.
4. Ditanyakan kembali
pada pasien dan
keluarga mengenai
hal-hal yang belum
dimengerti.
5. Penanggung jawab
pasien dan keluarga
menandatangani
lembar penerimaan
pasien baru.
6. Katim dan perawat
pelaksana kembali
keruang Karu.
Penutup 1. Karu memberikan Nurse 5 menit Karu
reward pada Katim station Katim
dan Perawat Perawat
Pelaksana. pelaksana
35
2. Katim merencanakan
intervensi keperawatan
Tabel 2. 5 Tahapan penerimaan pasien baru
4) Hal-hal yang harus di perhatikan
a) Pelaksanaan secara efektif dan efisien
b) Dilakukan oleh Kepala ruangan atau Ketua tim dan perawat
pelaksana yang telah diberikan wewenang/delegasi.
c) Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi klien.
d) Ajak klien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik.
5) Peran Perawat
a) Kepala ruangan
Menerima pasien baru.
b) Ketua tim
(1) Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
(2) Menandatangani lembar penerimaan pasien baru
(3) Melakukan pengkajian pada pasien baru
(4) Mengorientasikan klien pada ruangan.
Karu memberitahu PP akan tata pasien
(5)baru
Memberikan penjelasan tentang perawat dan dokter yang
bertanggung
PP memberitahu jawab.
PP akan tata pasien baru:
Lembar
(6) pasien masuk RSpenerimaan pasien baru.
Mendokumentasikan
Lembar format pengkajian pasien
c) Perawat Pelaksana
Nursing Kit
Membantu ketua tim
Informed consent dalam melaksanakan
sentralisasi obat penerimaan pasien
Lembar tata tertib pasien dan pengunjung
baru
Lembar tingkat kepuasan pasien
Tempat tidur pasien baru
Terminasi
36
Evaluasi
2.1.4.3 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
a. Pengertian
Dokumentasi adalah bukti bahwa tanggung jawab hukum dan etik
perawat terhadap pasien sudah dipenuhi dan bahwa pasien menerima
asuhan keperawatan yang bermutu (Lyer, 2005).
Menurut Tungpalan (1983) dalam Handayaningsih (2009),
dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau
dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan proses
pendokumentasian merupakan pekerjaan mencatat atau merekam
peristiwa baik dari objek maupun pemberi jasa yang dianggap
berharga dan penting.
Menurut Fisbach (1991) dalam Hartati (2010), pelaksanaan
dokumentasi keperawatan adalah sebagai salah satu alat ukur untuk
mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan
keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit.
b. Tujuan dan Manfaat
Tujuan pencatatan dalam dokumentasi asuhan keperawatan adalah
untuk mengidentifikasi status kesehatan klien (pasien) dalam rangka
mencatat kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan tindakan
37
asuhan keperawatan, dan mengevaluasi tindakan, serta untuk
penelitian, keuangan, hukum, dan etika.
Dokumentasi asuhan keperawatan harus dibuat dengan lengkap, jelas,
obyektif, ada tanggal, dan harus ditandatangani oleh perawat, karena
mempunyai manfaat yang penting bila dilihat dari berbagai aspek,
yaitu:
1. Hukum: Data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas,
objektif, dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan (perawat),
tanggal, dan perlu dihindari adanya penulisan yang dapat
menimbulkan interprestasi yang salah
2. Jaminan Mutu Pelayanan: Pendokumentasian data pasien yang
lengkap dan akurat akan memberikan jaminan mutu pelayanan
3. Komunikasi: Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat
“perekam” terhadap masalah yang berkaitan dengan pasien
4. Keuangan: Semua asuhan keperawatan yang belum, sedang, dan
telah diberikan yang didokumentasikan dengan lengkap dan dapat
dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya
keperawatan bagi pasien
5. Pendidikan: Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena
isinya menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan
yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi
pembelajaran
6. Penelitian: Data yang terdapat didalamnya mengandung informasi
yang dapat dijadikan sebagai bahan atau obyek riset dan
pengembangan profesi keperawatan
7. Akreditasi: Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat
sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien (Nursalam, 2009).
c. Komponen Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Komponen dokumentasi asuhan keperawatan meliputi komponen isi
dokumentasi dan komponen dalam konsep penyusunan dokumentasi.
Komponen isi dokumentasi meliputi: pengkajian, diagnosis
keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan tindakan
keperawatan, evaluasi, tanda tangan dan nama terang perawat, catatan
38
keperawatan, resume keperawatan, dan catatan pasien pulang atau
meninggal dunia (Nursalam, 2009). Sedangkan komponen model
dokumentasi yang digunakan mencakup tiga aspek, yaitu:
1. Keterampilan berkomunikasi yang baik memungkinkan perawat
untuk mengkomunikasikan kepada profesi kesehatan lainnya
mengenai apa yang sudah, sedang, dan yang akan dikerjakan oleh
perawat
2. Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian,
identifikasi masalah, perencanaan, intervensi. Perawat kemudian
mengobservasi dan mengevaluasi respons klien terhadap intervensi
yang diberikan dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada
profesi kesehatan lainnya
3. Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi untuk memperkuat
pola pendokumentasi, sebagai pedoman praktik pendokumentasian.
(Nursalam, 2009).
d. Tahap-Tahap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
1. Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Standar dokumentasi untuk pengkajian keperawatan adalah perawat
mendokumentasikan data pengkajian keperawatan dengan cara
yang sistematis, komprehensif, akurat, dan terus-menerus
(Nursalam, 2009). Berikut adalah kriteria penulisan dokumentasi
pengkajian keperawatan:
a) Gunakan format yang sistematis untuk mendokumentasikan
pengkajian
b) Gunakan format yang telah tersusun untuk mendokumentasikan
pengkajian
c) Kelompokkan data-data berdasarkan model pendekatan yang
digunakan
d) Tulis data objektif tanpa bias dan memasukkan pendapat pribadi
e) Sertakan pernyataan yang mendukung interprestasi data objektif
f) Jelaskan observasi dan temuan secara sistematis
g) Ikuti aturan atau prosedur yang dipakai dan disepakati oleh
instansi
h) Tuliskan secara jelas dan ringkas
39
2. Dokumentasi Diagnosis Keperawatan
Pendokumentasian diagnosis keperawatan merupakan daftar
masalah kesehatan klien yang menyertakan catatan keperawatan
(Nursalam, 2009). Kriteria penulisan diagnosis keperawatan adalah
sebagai berikut:
a) Memakai PE dan PES (Problem, Etiologi, Sign/Symptom)
b) Catat diagnosis keperawatan potensial dalam sebuah
problem/format etiologi
c) Memakai istilah yang telah distandarkan oleh NANDA
d) Merujuk pada daftar yang dapat diterima
e) Memulai penulisan pernyataan diagnosis sesuai dengan
penulisan diagnosis
f) Pastikan definisi karakteristik telah didokumentasikan
g) Pernyataan awal dalam perencanaan keperawatan ditulis pada
daftar masalah
h) Hubungkan tiap-tiap diagnosis keperawatan bila saling merujuk
i) Gunakan diagnosis keperawatan sebagai pedoman untuk
pengkajian, intervensi, dan evaluasi
j) Catat bahan perawatan adalah dasar untuk pertimbangan dari
langkah-langkah proses keperawatan
k) Pendokumentasian semua diagnosis keperawatan harus
merefleksikan dimensi dalam masalah yang berorientasi pada
sistem pendokumentasian perawat
l) Suatu agenda mungkin diperlukan untuk membuat diagnosis
keperawatan dan sistem pendokumentasian yang relevan
3. Dokumentasi Rencana Keperawatan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah dan meningkatkan kesehatan klien dengan kriteria
penulisan rencana asuhan keperawatan yang efektif, yaitu:
a) Sebelum menulis rencana asuhan keperawatan, kaji ulang data
yang ada
b) Daftar dan jenis masalah aktual, risiko, dan potensial
c) Berilah gambaran dan ilustrasi khususnya diagnosis
d) Kriteria hasil harus ditulis dengan jelas, khusus, dan terukur
40
e) Rencana keperawatan harus selalu ditandatangani dan diberi
tanggal
f) Mulai rencana intervensi dengan menggunakan kata kerja
(action verb)
g) Alasan prinsip kekhususan (specificity)
h) Tuliskan rasionalisasi dari rencana intervensi
i) Rencana intervensi harus selalu tertulis dan ditandatangani
j) Rencana intervensi harus didokumentasikan sebagai hal
permanen
k) Sertakan klien dan keluarganya dalam perencanaan jika
memungkinkan
l) Rencana intervensi harus sesuai dengan waktu yang ditentukan
dan diusahankan untuk selalu diperbaharui (Nursalam, 2009).
4. Dokumentasi Intervensi Keperawatan
Komponen penting pada dokumentasi intervensi adalah
mengidentifikasi mengapa sesuatu terjadi terhadap klien, apa yang
terjadi, kapan, bagaimana, dan siapa yang melakukan intervensi
(Nursalam, 2009).
a) Why. Harus dijelaskan alasan intervensi harus dilaksanakan
b) What. Ditulis secara jelas ringkas dari pengobatan/intervensi
c) When. Pendokumentasian ketika melaksanakan intervensi sangat
penting
d) How. Intervensi dilaksanakan dalam penambahan
pendokumentasian
e) Who. Siapa yang melaksanakan intevensi harus selalu dituliskan
pada dokumentasi serta tanda tangan sebagai pertanggung
jawaban
5. Dokumentasi Evaluasi Keperawatan
Evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang merupakan hasil observasi
dan analisa perawat terhadap respon klien segera pada saat dan
setelah intervensi keperawatan dilaksanakan. Evaluasi ini dapat
dilakukan secara spontan dan memberi kesan apa yang terjadi saat
itu. Sedangkan evaluasi somatif, yaitu evaluasi yang merupakan
rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status
41
kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang telah
ditetapkan pada tujuan keperawatan (Nursalam, 2009).
6. Standar Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Standar dokumentasi asuhan keperawatan menurut Departemen
Kesehatan (1995) dalam Nursalam (2011) sebagai berikut:
42
D. INTERVENSI
1. Intervensi dilaksanakan mengacu pada rencana asuhan
keperawatan
2. Perawat mengobservasi respons klien terhadap
intervensi keperawatan
3. Revisi intervensi berdasarkan hasil evaluasi
4. Semua intervensi yang telah dilaksanakan
didokumentasikan dengan ringkas dan jelas
E. EVALUASI
1. Evaluasi mengacu pada tujuan
2. Hasil evaluasi didokumentasikan
F. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. Menulis pada format yang baku
2. Pendokumentasian dilakukan sesuai dengan intervensi
yang dilaksanakan
3. Pendokumentasian ditulis dengan jelas, ringkas, istilah
yang baku dan benar
4. Setiap melakukan intervensi/kegiatan perawat
mencantumkan paraf dan nama dengan jelas, serta
tanggal dan waktu dilakukannya intervensi
5. Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
Sumber: Nursalam (2009)
43
1. Pasien dilibatkan secara langsung
2. Pasien merupakan fokus kegiatan
3. Perawat associate, perawat primer dan konsulen melakukan diskusi
bersama
4. Konsulen memfasilitasi kreatifitas
5. Konsulen membantu mengembangkan kemampuan perawat
associate, perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam
mengatasi masalah.
b. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah keperawatan yang ada pada pasien melalui
pendekatan berpikir kritis
2. Tujuan Khusus
a) Memudahkan cara berpikir kritis dan sistematis
b) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
1) Memudahkan pemikiran tentang keperawatan yang berasal
dari masalah pasien
2) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana
asuhan masalah pasien
c) Meningkatkan kemampuan justifikasi
d) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
c. Peran
1. Perawat Primer dan Perawat Associate
Dalam melaksanakan pekerjaan perlu adanya sebuah peranan yang
dapat memaksimalkan kebersihan antara lain:
a) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
b) Menjelaskan masalah keperawatan utama
c) Menjelaskan intervensi yang belum akan dilakukan
d) Menjelaskan tindakan selanjutnya
e) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
2. Peran Perawat Primer Lain dan Konsulen
a) Memberikan justifikasi
b) Memberikan reinforcement
44
c) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan
serta tindakan yang rasional
d) Mengarahkan dan koreksi
e) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
d. Pelaksanaan
1. Persiapan
a) Penetapan kasus minimal sehari sebelum waktu pelaksanan
ronde
b) Pemberian informed consent kepada pasien dan keluarga
c) Melakukan pengkajian
d) Melakukan analisa data
e) Membuat rencana keperawatan
f) Melakukan implementasi asuhan keperawatan
g) Membuat catatan perkembangan
2. Pelaksanaan Ronde
a) Penjelasan tentang ronde pasien oleh perawat primer dalam hal
ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan
rencana yang akan atau dilaksanakan dan memiliki prioritas
yang akan didiskusikan
b) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c) Pemberi justifikasi oleh perawat primer atau perawat
konselor/manajer tentang masalah klien serta rencana tindakan
yang akan dilakukan
d) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ada
yang akan ditetapkan
3. Pasca Ronde
a) Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada pasien tersebut
serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan
b) Bagaimana peran perawat primer dan perawat associate dalam
pelaksanaan pengorganisasian ronde
45
PP
Tahap praronde
Penetapan Pasien
2. PersiapanPasien :
Informed Concent
HasilPengkajian/ Validasi data
Tahap Pelaksanaan di
Nurse Station 3. Penyajian
Apa diagnosis keperawatan?
Masalah
Apa data yang mendukung?
Bagaimana intervensi yang sudah
dilakukan?
Apahambatan yang ditemukan?
Tahap Pelaksanaan di
4. Validasi data di bed
kamar pasien
pasien
5. Lanjutan-Diskusi di Nurse
Station
Pascaronde Simpulandanrekomendasis
olusimasalah
46
1. Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien, terutama dalam
pemberian obat
2. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun
secara moral
3. Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efesien
4. Menyeragamkan pengelolaan obat
5. Mengamankan obat – obat yang dikelola
6. Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat klien, dosis,
waktu, dan cara
c. Teknik Pengelolaan
Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh (sentralisasi) adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada
pasien diserahkan sepenuhnya pada perawat. Pengeluaran dan
pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang
secara operasional dapat didelegasikan pada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan
obat.
3. Penerimaan Obat:
a) Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga
diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar serah
terima obat
b) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah
dan sediaan dalam kartu kontrol dan diketahui oelh keluarga /
pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau klien selanjutnya
mendapatkan penjelasan kapan/ bilamana obat tersebut akan
habis
c) Pasien/ keluarga untuk selanjutnya mendapatkan salinan obat
yang harus diminum beserta sediaan obat
d) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat
4. Pembagian Obat
a) Obat yang diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat
47
b) Obat – obat yang telah disiapkan untuk selanjutnya diberikan
oleh perawat dengan memperhatikan alur yang etrcantum dalam
buku daftar pemberian obat, dengan terlebih dahulu dicocokkan
dengan terapi di instruksi dokter dan kartu obat yang ada pada
pasien
c) Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping
d) Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek tiap pagi oleh kepala
ruangan/ petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam
buku masuk obat. Obat yang hampir habis diinformasikan pada
keluarga dan kemudian dimintakan kepada dokter penanggung
jawab pasien
5. Penambahan Obat Baru
a) Informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat dan
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat
b) Obat yang bersifat tidak rutin maka dokumentasi hanya
dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan
pada keluarga dengan kartu khusus obat.
6. Obat Khusus
a) Sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan rute
pemberian obat yang cukup sulit, memiliki efek samping yang
cukup besar
b) Pemberian obat khusus menggunakan kartu khusus
Informasi yang diberikan kepada keluarga/ pasien: nama obat,
kegunaan, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
obat, dan wadah obat. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat
pemberian obat.
Skema 2. 5 Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat
48
2.1.4.6 Supervisi Keperawatan
a. Pengertian
Supervisi adalah salah satu bagian proses atau kegiatan dari fungsi
pengawasan dan pengendalian (controlling). Swanburg (1990) melihat
dimensi supervisi sebagai suatu proses kemudahan sumber-sumber
yang diperlukan untuk penyelesaian suatu tugas ataupun sekumpulan
kegiatan pengambilan keputusan yang berkaitan erat dengan
perencanaan dan pengorganisasian kegiatan dan informasi dari
kepemimpinan dan pengevaluasian setiap kinerja karyawan
(Muninjaya, 1999 dalam Universitas Sumatera Utara, 2012).
Dalam bidang keperawatan supervisi mempunyai pengertian yang
sangat luas, yaitu meliputi segala bantuan dari pemimpin/penanggung
jawab kepada perawat yang ditujukan untuk perkembangan para
perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan
kegiatan supervisi semacam ini merupakan dorongan bimbingan dan
kesempatan bagi pertumbuhan dan perkembangan keahlian dan
kecakapan para perawat (Suyanto, 2008 dalam Universitas Sumatera
Utara, 2012).
b. Prinsip Supervisi
Ada beberapa prinsip supervisi yang dilakukan di bidang keperawatan
(Nursallam, 2011) antara lain:
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.
2. Supervisi menggunakan pengetahuan dasar manajemen,
keterampilan hubungan antar manusia dan kemempuan
menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan.
3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisasi dan
dinyatakan melalui petunjuk, peraturan urian tugas dan standard.
4. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokratis antara
supervisor dan perawat pelaksana.
49
5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang
spesifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi
efektif, kreatifitas dan motivasi.
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam
pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan
manajer.
c. Sasaran Supervisi
Setiap sasaran dan target dilaksanakan sesuai dengan pola yang
disepakati berdasarkan struktur dan hirearki tugas. Sasaran atau objek
dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan, serta
bawahan yang melakukan pekerjaan. Jika supervisi mempunyai
sasaran berupa pekerjaan yang dilakukan, maka disebut supervisi
langsung, sedangkan jika sasaran berupa bawahan yang melakukan
pekerjaan disebut supervisi tidak langsung. Tujuan utamanya adalah
untuk meningkatkan kinerja pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan
(Suarli dan Bachtiar, 2009).
Sasaran yang harus dicapai dalam pelaksanaan supervisi antara lain:
pelaksanaan tugas keperawatan, penggunaan alat yang efektif dan
ekonomis, system dan prosedur yang tidak menyimpang, pembagian
tugas dan wewenang, penyimpangan/penyeleengan kekuasaan,
kedudukan dan keuangan (Suyanto, 2008 dalam Universitas Sumatera
Utara, 2012).
d. Manfaat Supervisi
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak
manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan
efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya
hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan
bawahan
2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan
efesiensi kerja ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya
50
kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber
daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah.
51
mengatur kontinuitas keperawatan yang di perlukan oleh pasien di
mana perencanaan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu
pencegahan, teraupetik, rehabilitatif, serta perawatan rutin yang
sebenarnya (Swenberg, 2000).
b. Tujuan
1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
3. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien
4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain
5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta sikap dalam memperbaiki serta
mempertahankan status kesehatan pasien
6. Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan masyarakat
c. Manfaat
1. Dapat memberikan kesempatan untuk memperkuat pengajaran
kepada pasien yang dimulai dari rumah sakit.
2. Dapat memberikan tindak lanjut yang sistematis yang digunakan
intuk menjamin kontinuitas perawatan pasien
3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada
penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau
kebutuhan perawatan baru
4. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan
perawatan rumah (Spath, 2003).
d. Prinsip
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai
keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu di kaji dan di evaluasi
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan
dengan masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang
nanti, sehingga kemungkinan masalah yang tumbul di rumah dapat
segera diantisipasi
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan
pulang merupakan pelayanan multi disiplin dan setiap tim harus
saling bekerja sama
52
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas
yang ada. Tindakan atau rencana yang akan di lakukan setelah
pulang disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia
maupun fasilitas yang tersedia di masyarakat
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan
kesehatan. Setiap klien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan
pulang harus dilakukan
e. Jenis-Jenis
1. Conditioning Discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan
pulang ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat
komplikasi. Pasien untuk sementara dirawat dirumah namun harus
ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat
2. Absolute Discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini
merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun
apabila pasien perlu di rawat kembali, maka prosedur perawatan
dapat dilakukan kembali.
3. Judicial Discharge (pulang paksa), kondisi ini di perbolehkan
pulang, tetapi pasien harus di pantau dengan melakukan kerja sama
dengan perawat puskesmas terdekat.
Menurut Neylor (2003), beberapa tindakan keperawatan yang dapat di
berikan pada pasien sebelum pasien di perbolehkan pulang antara lain:
a. Pendidikan kesehatan, diharapkan bisa mengurangi angka kambuh
atau komplikasi dan meningkatkan pengetahuan serta keluarga
tentang perawaytan asien pulang
b. Program pulang bertahap, bertujuan untuk melatih pasien untuk
kembali ke lingkung keluarga dan masyarakat antara lain apa yang
harus dilakukan pasien di rumah sakit dan apa yang harus
dilakukan keluarga
c. Rujukan, integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai
hubungan langsung antara perawat komunitas atau praktik mandiri
perawat dengan rumah sakit sehingga dapat mengetahui
perkembangan pasien di rumah.
53
Skema 2. 7 Alur Discharge Planning
Perencanaan pulang
Penyelesaian Program HE
Lain-lain
administrasi a. Kontrol dan obat / nersan
b. Nutrisi
c. Aktivitas dan istirahat
d. Perawatan diri
Monitor
(sebagai program service safety)
oleh keluarga dan petugas
54
overall attitudes regarding goods or services after its acquisition and
uses”. Oleh karena itu, badan usaha harus dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan masyarakat sehingga mencapai kepuasan masyarakat dan
lebih jauh lagi kedepannya dapat dicapai kesetiaan masyarakat. Sebab,
bila tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat sehingga
menyebabkan ketidakpuasan masyarakat mengakibatkan kesetiaan
masyarakat akan suatu produk menjadi luntur dan beralih ke produk atau
layanan yang disediakan oleh badan usaha yang lain.
Pelayanan publik yang profesional, artinya pelayanan publik yang
dicirikan oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi
layanan (aparatur pemerintah). Dengan ciri sebagai berikut:
a. Efektif
b. Sederhana
c. Kejelasan dan kepastian
d. Keterbukaan
e. Efisiensi
f. Ketepatan waktu
g. Responsif
h. Adaptif
55
2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
pelayanannya.
3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas
yang memberikan pelayanan (nama, jabatan, serta kewenangan dan
tanggung jawab). Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan
petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi
waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku. Tanggung jawab petugas
pelayanan yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab dalam
penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
4. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan
keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan
pelayanan kepada masyarakat.
5. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara
pelayanan.
6. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan
dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.
7. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan
ramah serta saling menghargai dan menghormati.
8. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat
terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.
9. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.
10. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan,
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
11. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana
pelayanan yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan
rasa nyaman kepada penerima pelayanan.
12. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnnya tingkat keamanan
lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang
digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan
56
pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan
pelayanan.
2.1.5.2 Hak Dan Kewajiban Pasien
Hak Pasien:
a. Hak untuk memperoleh informasi meliputi:
b. Diagnosa penyakit yang di deritanya
c. Tindakan medis yang akan atau telah dilakukan
d. Kemunginan penyakit yang timbul sebagai akibat tersebut serta
rencana tindakan untuk mengatasainya
e. Perkiraaan biaya pengobatan
1. Hak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya, sesuai dengan peraturan yang berlaku di RSUD dr.
H. M. Ansari Saleh.
2. Hak untuk memberikan persetujuan/menolak untuk tindakan atau
pemeriksaan yang akan dilakukan atas dirinya sehubungan dengan
penyakit yang dideritanya.
3. Hak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan
standar profesi kedokteran.
4. Hak mendapat pelayanan yang manusiawi tanpa diskriminasi.
5. Berhak memperoleh asuhan keperawatan yang sesuai dengan
standar profesi keperawatan
6. Hak atas “Privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk rekam medisnya
Kewajiban Pasien:
Pasien, dan keluarga tau penaggung jawab pasien berkewajiban:
a. Mentaati segala peraturan dan tata tertib RSUD dr. H. M. Ansari
Saleh
b. Memberikan informasi yang jujur dan lengkap tentang penyakit
yang diderita kepada dokter dan para medis
c. Mematuhi segala petunjuk dokter, para medis, bidan yang merawat
d. Pasien dan atau penanggung jawabnya wajib melunasi semua biaya
pelayanan pengobatan
e. Wajib mematuhi hal-hal yang telah disepakati bersama pihak
Rumah Sakit sebelum dan selama menjalani pengobatan.
57
2.2. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis
bernama Henry Fayol yang menyebutkan, bahwa ada lima fungsi manajemen, yaitu
merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Fungsi
perencanaan meliputi penentuan sasaran organisasi, penetapan strategi keseluruhan,
pengembangan hirarki rencana menyeluruh dan memadukan dan mengkoordinasikan
kegiatan kegiatan. Fungsi pengorganisasian meliputi perancangan struktur organisasi
yang dilengkapi dengan penetapan tugas, siapa melakukan apa bagaimana tugas
dikelompokan siapa melapor kepada siapa dan dimana keputusan harus diambil.
Fungsi pengarahan meliputi proses pengarahan dan koordinasi, penyelesaian konflik
dengan saluran komunikasi efektif. Fungsi pengendalian adalah pemantauan,
perbandingan, pengoreksian untuk menjamin organisasi berjalan sesuai
rencana.Berikut fungsi manajemen menurut (Bahtiar,2018)
2.2.1 Fungsi Manajemen Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen. Planning atau
perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan
penentuan strategi kebijaksanaan proyek program prosedur metode sistem
anggaran dan standar yg dibutuhkan utk mencapai tujuan. Perencanaan adalah
koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai asuhan keperawatan dan tujuan layanan
keperawatan.
Perencanaan adalah usaha sadar dan pengambilan keputusan yang
diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa
yang akan datang oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Perencanaan adalah suatu keputusan dimasa yang akan datang
tentang apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat ditinjau dari proses, fungsi dan
keputusan. Perencanaan memberikan informasi untuk mengkoordinasikan
pekerjaan secara akurat dan efektif. Perencanaan yang adekuat dan efektif akan
mendorong pengelolaan sumber yang ada dimana kepala ruangan harus
mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek serta
melakukan perubahan. Perencanaan sangat penting karena mengurangi
ketidakpastian dimasa yang akan datang, memusatkan perhatian pada setiap
unit yang terlibat, membuat kegiatan yang lebih ekonomis, memungkinkan
58
dilakukannya pengawasan. Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan
keperawatan dilaksanakan oleh kepala ruang. Perencanaan membantu untuk
menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka
inginkan. Perencanaan kegiatan keperawatan di ruang rawat inap akan
memberi petunjuk dan mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan kepada klien. Perencanaan
di ruang rawat inap melibatkan seluruh personil mulai dari perawat pelaksana,
ketua tim dan kepala ruang. Tanpa perencanaan yang adekuat, proses
manajemen pelayanan kesehatan akan gagal.
2.2.2 Fungsi Manajemen Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian dilakukan setelah perencanaan. Pengorganisasian adalah
langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam
kegiatan, menetapkan tugas pokok dan wewenang serta pendelegasian
wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan.
Pengorganisasian adalah memobilisasi sumber daya manusia dan material dari
lembaga untuk mencapai tujuan organisasi, dapat juga untuk mengidentifikasi
antara hubungan yang satu dengan yang lain. Pengorganisasian dapat dilihat
secara statis dan dinamis. Secara statis merupakan wadah kegiatan sekelompok
orang untuk mencapai tujuan, sedangkan secara dinamis merupakan suatu
aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan sistematis untuk mencapai
tujuan tertentu. Manfaat pengorganisasian untuk penjabaran secara terinci
semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, pembagian
beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan/kelompok, dan mengatur
mekanisme kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk hubungan dan
koordinasi Pengorganisasian hubungan ditetapkan, prosedur diuraikan,
perlengkapan disiapkan, dan tugas diberikan. Prinsip-prinsip organisasi saling
ketergantungan dan dinamis. Kepala ruangan dapat menciptakan lingkungan
yang meransang dalam praktik keperawatan. Prinsip-prinsip pengorganisasian)
adalah :
2.2.2.1. Prinsip rantai komando
Prinsip rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota
efektif secara ekonomi dan berhasil dalam mencapai tujuan.
Komunikasi cenderung ke bawah dan satu arah. Pada organisasi
59
keperawatan, rantai komando ini datar, dengan garis manajer dan staf
teknis serta administrasi yang mendukung perawat pelaksana.
2.2.2.2. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando menyatakan bahwa seorang perawat
pelaksana mepunyai satu pemimpin dan satu rencana. Keperawatan
primer dan manajemen kasus mendukung prinsip prinsip kesatuan
komando ini.
2.2.2.3. Prinsip rentang Kontrol
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap perawat harus dapat mengawasi
secara efektif dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi. Pada prinsip ini,
makin kurang pengawasan yang diperlukan untuk perawat. Perawat
harus memiliki lebih banyak pengawasan untuk menghindari
terjadinya kesalahan. Kepala ruangan harus lebih banyak
mengkoordinasikan.
2.2.2.4. Prinsip spesialisasi
Prinsip spesialisasi menyatakan bahwa setiap orang harus
menampilkan satu fungsi kepemimpinan tunggal, sehingga ada devisi
kerja atau pembagian tugas yang membentuk departemen.
2.2.3 Fungsi Manajemen Pengarahan (Coordinating)
Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer berusaha
memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan
negosiasi . Pengarahan adalah fungsi manajemen yang memantau dan
menyesuaikan perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan efisien
mencapai tujuan .Pengarahan yang efektif akan meningkatkan dukungan
perawat untuk mencapai tujuan manajemen keperawatan dan tujuan asuhan
keperawatan . Motivasi sering disertakan dengan kegiatan orang lain
mengarahkan, bersamaan dengan komunikasi dan kepemimpinan
2.2.4 Fungsi Manajemen Pengendalian (Controling)
Pengendalian adalah fungsi yang terus menerus dari manajemen keperawatan
yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan.
Pengendalian adalah pemantauan dan penyesuaian rencana, proses, dan sumber
daya yang secara efektif mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selama fase
pengendalian, kinerja diukur menggunakan standar yang telah ditentukan dan
tindakan diambil untuk mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja).
60
Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber daya lebih efisien dan
staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan program.
Prinsip pengawasan yang harus diperhatikan manager keperawatan dalam
menjalankan fungsi pengendalian adalah :
2.2.4.1 Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya
mudah diukur.
2.2.4.2 Pengawasan merupakan kegiatan penting dalam upaya mencapai tujuan
organisasi.
2.2.4.3 Standar untuk kerja harus dijelaskan kepada semua staf.
2.3. Model Asuhan Keperawatan
2.3.1 Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur
yakni: standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem MAKP.
Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan
menetukan kualitas produksi/jasa layanan keperawatan. Jika perawat tidak
memiliki nilai-nilai tersebut sebagai suatu pengambilan keputusan yang
independen, maka tujuan pelayanan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi
kepuasan pasien tidak akan dapat terwujud.
Unsur-unsur dalam praktek keperawatan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Dalam
menetapkan suatu model, keempat hal terebut harus menjadi bahan pertimbangan
karena merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
2.3.2 Faktor-Faktor yang Berhubungan dalam Perubahan MAKP
2.3.2.1 Kualitas Pelayanan Keperawatan
Setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan selal berbicara
mengenai kualitas. Kualitas amat diperlukan untuk:
a. Meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien/konsumen
b. Menghasilkan keuntungan (pendapatan) institusi
c. Mempertahankan eksistensi institusi
d. Meningkatkan kepuasan kerja
e. Meningkatkan kepercayaan konsumen/pelanggan
f. Menjalankan kegiatan sesuai aturan/standar
61
2.3.2.2 Standar praktik keperawatan
Standar praktik keperawatan di Indonesia yang disusun oleh Depkes RI
(1995) terdii atas beberapa standar. Menurut JCHO (1999) terdapat
delapan standar asuhan keperawatan yang meliputi (Novuluri,1999):
a. Menghargai hak-hak pasien
b. Penerimaan sewaktu pasien masuk rumah sakit
c. Observasi keadaan pasien
d. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
e. Asuhan pada tindakan nonoperatif dan administrative
f. Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasive
g. Pendidikan kepada pasien dan keluarga
h. Pemberian asuhan secara terus menerus dan berkesinambungan
Standar intervensi keperawatan yang merupakan lingkup tindakan
keperawatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia (14
kebutuhan dasar manusia dari Henderson) meliputi:
a. Oksigen
b. Cairan dan elektrolit
c. Eliminasi
d. Keamanan
e. Kebersihan dan kenyaman fisik
f. Istirahat dan tidur
g. Aktivitas dan gerak
h. Spiritual
i. Emosional
j. Komunikasi
k. Mencegah dam mengatasi risiko psikologis
l. Pengobatan dan membantu proses penyembuhan
m. Penyuluhan
n. Rehabilitasi
2.3.2.3 Model Praktik
a. Praktik Keperawatan Rumah Sakit
Perawat professional (ners) mempunyai wewenang dan tanggun jawab
melaksanakan praktik keperawatan di rumah sakit dengan sikap dan
kemampuannya. Untuk itu, perlu dikembangkan pengertian praktik
62
keperawatan rumah sakit dan lingkup cakupannya sebagai bentuk
praktik keperawatan profesional, seperti proses dan prosedur registrasi
dan legislasi keperawatan.
b. Praktik Keperawatan Rumah
Bentuk praktik keperawatan rumah diletakkan pada pelaksanaan
pelayanan/asuhan keperawatan sebagai lanjutan dari pelayanan rumah
sakit. Kegiatan ini dilakukan oleh perawat profesional rumah sakit,
atau melalui pengikutsertaan perawat professional yang melakukan
praktik keperawatan berkelompok
c. Praktik Keperawatan Berkelompok
Beberapa perawat profesinal membuka praktik keperawatan selama 24
jam kepada masyarakat yang memerlukan asuhan keperawatan dengan
pola yang diuraikan dalam pendekatan dan pelaksanaan praktik
keperawatan rumah sakit dan rumah. Bentuk praktik keperawatan ini
dihadapi oleh masyarakat dan dipandang perlu dimasa depan. Lama
rawat pasien dirumah sakit perlu dipersingkat karena biaya perawatan
dirumah sakit diperkirakan akan terus meningkat.
d. Praktik Keperawatan Individual
Pola pendekatan dan pelaksanaan sama seperti yang diuraikan untuk
praktik keperawatan rumah sakit. Perawat profesional senior dan
berpengalaman secara sendiri/perorangan membuka praktik
keperawatan dalam jam praktik tertentu untuk memberikan asuhan
keperawatan, khususnya konsultasi dalam keperawatan bagi
masyarakat yang memerlukan. Praktik keperawatan ini sangat
diperlukan oleh kelompok/golongan masyarakat yang tinggal jauh
terpencil dari fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya yang
dikembangkan pemerintah.
2.3.2.4 Metode Pengelolaan Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Profesional
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan
oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan professional.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan
keperawatan dan tuntutan perkembangan iptek, maka metode pemberian
asuhan keperawatan harus efektif dan efesien.
63
Ada beberapa metode system pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien. Mc Laughhin, Thomas dan Bartern (1995) mengidentifikasi 8
model asuhan keperawatan, tetapi model yang umum digunakan di
rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim dan
keperawatan primer.
Dari beberapa metode yang ada, institusi pelayanan perlu
mempertimbangkan kesesuian metode tersebut untuk diterapkan. Tetapi,
setiap unit keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model
untuk mengelola asuhan keperawatan berdasarkan kesesuaian antara
ketenagaan,sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Terdapat
enam unsurr yang utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian
asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998: 143).
64
5) Kepuasaan dan kinerja perawat.
Kelancaran pelaksaan suatu model sangat di tentukan oleh motivasi
dan kinerja perawat. Model di pilihan harus meningkatkan
kepuasaan perawat, bukan justru menambah beban kerja dan
frustasi dalam pelaksanaannya.
6) Terlaksana komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim
kesehatan lainnya.
Komunikasi secara professional sesuai dengan lingkup tanggung
jawab merupakan pertimbangan penentuan model asuhan
keperawatan di harapkan akan dapat meningkatkan hubungan
interpersonal yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan yang
lainnya.
b. Metode Asuhan Keperawatan (MAKP) Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas
tenaga kerja professional, teknikal, dan pembantu dalam ssatu
kelompok kecil yang saling membantu.
Kelebihan:
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3) Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah
diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim
Kelemahan :
Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu yang sibuk.
Konsep metode Tim :
1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan.
2) Pentingkan komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin
3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
65
4) Peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan
berhasil bila didukung oleh kepala ruang.
66
membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
serta memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang
baru masuk.
h) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
i) Membantu membimbing peserta didik keperawatan
j) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah
sakit.
2) Pengorganisasian
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b) Merumuskan tujuan metode penugasan
c) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
d) Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua
tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat
e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain
f) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
g) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
h) Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak berada di
tempat kepada ketua tim
i) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien
j) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
k) Identifikasi masalah dan cara penanganannya
3) Pengarahan
a) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
b) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik
c) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap
d) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan askep pasien
e) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
67
f) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya
g) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4) Pengawasan
a) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien
b) Melalui supervisi:
(1) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,
mengamati sendiri dan melalui laporan langsung secara
lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan
yang ada saat itu juga
(2) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir
ketua tim: membaca dan memeriksa rencana keperawatan
serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar
laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas
(3) Evaluasi, mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah
disusun bersama ketua tim.
Audit keperawatan
Kepala Ruangan
68
BAB 3
TINJAUAN LAHAN
3.1 Profil / Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch. Ansari Saleh
3.1.1 Sejarah Singkat
Identitas Rumah Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Nama : Rumah
Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Kelas : Tipe B
Status : BLUD Kepemilikan : Pemprov
Alamat : Jl. Brigjend H. Hasan Basry No. 1 Banjarmasin Kecamatan :
Banjarmasin Utara
Kabupaten / Kotamadya : Kota Banjarmasin
Provinsi : Kalimantan Selatan Luas Tanah : 87.675 M2
Nomor Telpon : 05116710000
69
Rumah Sakit rujukan Kota Banjarmasin, Kabupaten Barito Kuala serta wilayah
sekitarnya mengingat bahwa telah ditetapkan Rumah Sakit Umum Daerah dr H
Moch Ansari Saleh Banjarmasin sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B
oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui surat Keputusan Nomor :
372/MENKES/IV/2008, pada tanggal 15 April 2008 dan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : HK.02.02/1/0562/2017 ditetapkanya
sebagai Rumah Sakit Pendidikan Satelit untuk Fakultas Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat pada tanggal 28 Februari 2017, maka dengan visi
”Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Prima dan Unggul yang Terintegrasi dengan
Pendidikan dan Penelitian”.
70
c. Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang efisien, efektif dan
akuntabel
3.1.2.3 Motto
“Keselamatan pasien kami utamakan”
3.2.2 Fungsi
71
3.2.3 Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA RUANGAN
Nurhikmah, S.Kep,Ners
72
3.2.4 Jenis – Jenis Pelayanan Kesehatan
a. Poli klinik terdiri dari Poli Umum dan Spesialis sebagai berikut:
1. Umum
2. Jiwa
3. Gigi
6. Psikologi
7. MCU
8. Infeksi
9. VCT
10. Jantung
11. Syaraf
12. Paru
13. Psioterapi
14. THT
15. Mata
16. Bedah
18. Geriatri
20. Ortopedi
73
21. Urologi
22. ESWL
23. Neuro
24. Nyeri
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh terdiri dari
disesuaikan dengan fasilitas antara lain : Air Conditioner Split, TV,
Kulkas, Kipas Angin, Kamar Mandi/WC, Klasifikasi kamar pasien
sebagai berikut:
1. Ruang Topaz (Stroke Center)
13. IGD
14. OK
3.3 Input
3.3.1 Data Umum Ruangan
3.3.1.1 Sejarah Singkat Ruang Nilam 2
74
Ruang nilam 2 adalah ruang khusus untuk pasien penyakit dalam mulai
beroperasional sejak 26 november 2004. Sesuai dengan perencanaan
strategis rumah sakit untuk meningkatkan sarana dan prasarana rumah
sakit yaitu dengan adanya pembangunan gedung baru untuk melayani
kebutuhan pasien yang semakin banyak sehingga kebutuhan tempat tidur
semakin meningkat.
Pada akhir oktober 2019 karena adanya rehabilitasi gedung IRNA II yang
terdiri dari Nilam I, II dan III pada akhir oktober 2019 gedung IRNA II
dipindah sementara ke gedung Emerald. Untuk Nilam I dan II digabung
menjadi satu di Emerald 2 dengan kapasitas 44 temapt tidur.
2 Keperawatan 5 4 9 30%
a. Perawat Profesional (Ners)
b. Perawat Profesional (S.Kep) 1 1 2 7%
g. Bidan - - -
75
h. Perawat gigi - - -
3 Non keperawatan 2 2 7%
Administrasi
2 2 7%
Cleaning service
prakarya 2 2 7%
Total 11 19 30 100%
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah perawat ners (9 orang)
lebih banyak dari jumlah perawat DIII (8 orang) dan perawat S.Kep (2
orang). Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas perawat diruang
Nilam 2 merupakan perawat professional.
Total 17 100%
76
No Nama PNS/ Jabatan Pendidikan Pelatihan
NON
PNS
77
7. Manajemen data
indicator mutu dan
keselamatan
pasien bagi
pengumpul data
8. Inhouse training
manajemen resiko
9. Pencegahan dan
pengendalian
infeksi bagi
perawat dan bidan
10. Perawat
pelaksana
penugasan khusus
pengananan covid
19
11. IHT anastesi
pemantauan dan
penanganan
komplikasi pasien
post anastesi
diruang perawatan
12. EWS,
Aktivasi code blue
dan BHD
13. Kewaspadaan,
kegawatdaruratan
di ruang rawat
inap
14. BHD dan
BHL pada kasus
kegawatdaruratan
15. Sasaran dan
78
keselamatan
16. Manajemen
perdarahan
17. Seminar
nasional
keperawatan
perawatan luka
2 Mahritta, PNS Katim S1 + Ners 1. Basic Trauma
S.kep., Ners Cardiovaskular
Life Support
(BTCLS)
2. Komunikasi
efektif Bagi
Tenaga Kesehatan
3. Pelatihan
pencegahan dan
pengendalian
infeksi bagi
perawat dan bidan
3 Muthaharah PNS Staff S1 + Ners 1. Advokasi dan
S.Kep., Ners kesiapan profesi
perawat dalam
menghadapi
persaingan era
pasar bebas
ASEAN
2. Pelatihan
pencegahan dan
pengendalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
3. Inhouse training
sasaran
79
keselamatan
pasien
4 Wiwy PNS Staff S1 + Ners 1. IHT pencehgahan
Agustina, dan pengendalian
S.Kep., Ners infeksi
80
7. Inhouse training
“penatalaksanaan
PPI,
pengelolalaan
limbah medis
serta limbah B3
rumah sakit
dalam
mendukung
K3RS di era
pandemi covid 19
8. Pengendalian
resistensi
antimikroba
update versi 2022
angkatan III
9. Nurse stress
management
related to the
quality of health
services
10. Peningkatan
kapasitas tenaga
kesehatan dalam
deteksi penyakit
yang berpotensi
KLB termasuk
penyakit yang
dapat dicegah
dengan imunisasi
(PD3I)
11. Inhouse training
early warning
system, aktivasi
81
code blue dan
bantuan hidup
dasar
12. Kewaspadaan
kegawatdaruratan
diruang rawat
inap
6 Muhammad PNS Staff S1 1. Masalah dan
Rifkiannoor, solusi asuhan
S.Kep keperawatan
transplantasi
ginjal dan intra
operatif pada
TUR P/B
2. Asuhan
keperawatan
anastesi
3. IHT pencegahan
dan
pengendalian
infeksi
4. IHT hak pasien
dan keluarga
5. EWS, Aktivasi
code blue dan
BHD
7 Hj. Norhadijah, NON Staff S1 + Ners 1. Seminar
S.Kep., Ners PNS nasional
keperawatan
perawatan luka
8 Dwi Haryono NON Staff D3 1. BTLS
Wibowo, AMK PNS 2. Perawat
pelaksana
penugasan
82
khusus
penanganan
covid 19
9 Rike Gintari, NON Staff D3 1. Asuhan
AMK PNS keperawatan
gawat darurat
covid 19 di intra
rumah sakit
2. Peningkatan
mutu dan
keselamatan
pasien (PMKP)
3. Hak pasien dan
keluarga bagi
tenaga kesehatan
4. EWS, Aktivasi
code blue dan
BHD
5. Pelatihan pasien
terminal dan
penanganan
nyeri
6. Pencegahan dan
pengandalian
infeksi dasar
7. BTCLS
8. Perawat garda
depan
penanganan
covid 19
9. Evakuasi medik
udara: Studi
kasus dan
permasalahanny
83
a
10. Asuhan
keperawatan
medical bedah
11. Pencegahan dan
pengandalian
infeksi
12. Asuhan
keperawatan
gerontik
13. Perawat digarda
depan
penanganan
covid 19
14. Masalah dan
solusi asuhan
keperawatan
transplantasi
ginjal dan
intraoperative
TUR P/B
15. Keselamatan
paisen dan
manajemen
resiko
84
pengendalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
4. Sasaran
keselamatan
pasien (SKP)
11 Rully NON Staff D3 1. Manajemen
Atmawirda, PNS perawatan luka
AMK bakar
2. BTCLS
12 Tutwuriningsih, NON Staff D3 1. Pelatihan
AMK PNS pencegahan dan
pengandalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
2. Pelatihan pasien
terminal dan
penanganan
nyeri
3. Basic to
advanced
cardiovascular
life support
during pandemic
covid 19
4. In house training
sasaran
kesalamatan
pasien SKP 2
5. Penanganan
kedaruratan dan
bencanan
85
kebakaran
dirumah sakit
6. Sosialisasi
keselamatan
pasien rumah
sakit bagi
perawat
7. EWS , aktivasi
code blue dan
BHD
8. In house training
hak pasien dan
keluarga bagi
tenaga kesehatan
13 Abob Habibie, NON Staff S1 + Ners 1. BTCLS
S.Kep., Ners PNS 2. Sasaran
keselamatan
pasien
14 Mulyanto Dwi NON Staff D3 1. In house training
Saputra, A.Md., PNS hak pasien dn
Kep keluarga bagi
tenaga kesehatan
2. Evacuation and
transportation
management
3. Pelatihan pasien
terminal dan
penanganan
nyeri
4. In house training
komunikasi
efektif bagi
tenaga kesehatan
5. Pelatihan
86
pencegahan dan
pengandalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
6. In house training
penguatan
konseling dan
tes HIV iniiasi
petugas
kesehatan
15 Neneng NON Staff D3 1. In house training
Kartika, AMK PNS EWS
2. Pelatihan pasien
termina dan
penanganan
nyeri
16 Fansyahh, NON Staff S1 + Ners 1. Keselamatan
S.Kep., Ners PNS pasien dan
management
risiko
2. Sosialisasi
penerapan
jaminan
kecelakaan kerja
bagi perawat
mengalami
covid 19 akibat
kerja
3. Perawat
pelaksana
penugasan
khusus
penanganan
87
covid 19
4. Peran perawat
sebahgai
pejuang
kemanusiaan
5. EWS, aktivasi
code, blue,
BHD,
Implementasi
asuhan
keperawatan
pada akreditasi
rumah sakit
6. BTCLS
7. Perawatan
kesehatan kerja
diperusahaan
8. Update
management
perawatan luka
kanker dan
diabetic
9. Asuhan
keperawatan
gerontik
10. Asuhan
keperawatan
pada HIV AIDS
pada masa
pandemic covid
19, upaya
meningkatan
mutu asuhan
keperawatan
88
pada pasien
dengan masalah
bersihan jalan
napas tidak
efektif melalui
audit klinis
dirumah sakit,
dan studi kasus
pasien dengan
pengelolaan
transfuse
11. Asuhan
keperawatan
medical bedah
17 Harlina, AMK NON Staff D3 1. Pencegahan dan
PNS pengendalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
2. Perlindungan
nakes dalam
lonjakan kasus
dan varian baru
3. In house training
hak pasien dan
keluarga bagi
tenaga kesehatan
18 M. Pramadya NON Staff S1 1. Manajemen
Danufalaah, PNS fasilitas dan
S.Kep kesehatan
2. BTCLS
3. PPI
4. Komunikasi
89
efektif
5. Manajemen
nyeri
6. Penugasan
khusus
penanganan
covid 19
7. Keselamatan
pasien dan
manajemen
resiko
19 Roslinda, NON Staff S1 + Ners 1. Paliatif care in
S.Kep., Ners PNS cancer
2. Seminar
keperawatan
cardiovascular
3. Penarapan 3S
pada askep
geriatric dan
evakuasi udara
4. Penarapan 3S
pada kesehatan
kerja
5. Keselamatan
pasien dan
manajemen
resiko
6. BTCLS
7. BTLS
8. BCLS
9. Komunikasi
efektif bagi
tenaga kesehatan
10. Pelatihan pasien
90
terminal dan
penanganan
nyeri
11. EWS, aktivasi
code blue dan
BHD
12. PMKP
13. In house training
hak pasien dan
keluarga bag
tenaga kesehatan
14. Pencegahan dan
pengandalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
91
a. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
b. Observasi tanda vital setiap 4 jam.
c. Ambulasi dibantu
d. Pengobatan dengan injeksi
e. Klien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran.
f. Klien dengan infus dan klien dengan pleura pungsi
Total Care/ Intensive care (5-6 jam) / hari
a. Semua kebutuhan klien dibantu
b. Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
c. Observasi tanda – tanda vital setiap 2 jam
d. Makan dan minum melalui selang lambung
e. Pengobatan intravena
f. Dilakukan suction
g. Gelisah / disorientasi
h. Perawatan luka kompleks
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan
tergantun pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien. Menurut
douglas (1984) diklasifikasikan derajat ketergantungan dibagi 3 kategori,
yaitu :
a. Perawatan minimal : 1 – 2 jam/24 jam
b. Perawatan intermediet : 3-4 jam/24 jam
c. Perawatan total : 5-6 jam/24 jam
92
Tenaga perawat diruang Nilam 2 tanggal 16, 17, 18 Februari 2023
93
0,36
0,36 0,2
94
Jam kerja/hari = 6 jam didapat dari 40 jam (total jam kerja/minggu) : 7 hari
95
a. BOR :
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah Sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah
hari dalam satu periode) X 100%
Data BOR tanggal 16 februari 2023
BOR = 15
X10
(20X1) 0
= 75%
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari diketahui bahwa
memperoleh pencapaian BOR yaitu 75%, nilai normal BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Data BOR tanggal 17 februari 2023
BOR = 15
X10
(20X1) 0
= 75%
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari diketahui bahwa
memperoleh pencapaian BOR yaitu 75%, nilai normal BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
BOR = 13
(20X1) X100
= 65%
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari diketahui bahwa
memperoleh pencapaian BOR yaitu 65%, nilai normal BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
b. ALOS :
ALOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Data ALOS tanggal 16 februari 2023
ALOS = 15 = 7,5 hari (Rata-rata lama rawat)
2
96
Perhitungan ALOS diruang Nilam 2 didapatkan hasil sebanyak 8 hari dalam
waktu periode 1 hari. Sehingga perhitungan ALOS di Ruang Nilam 2
memasuki standar ideal. Nilai normal ALOS 6-10 hari.
Data ALOS tanggal 17 februari 2023
ALOS = 15 = 3 hari (Rata-rata lama rawat)
5
Perhitungan ALOS diruang Nilam 2 didapatkan hasil sebanyak 3 hari dalam
waktu periode 1 hari. Sehingga perhitungan ALOS di Ruang Nilam 2
memasuki standar ideal. Nilai normal ALOS 6-10 hari.
Dari hasil perhitungan TOI di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 3 hari, nilai
normalnya yaitu 1- 3 hari.
Data TOI tanggal 17 februari 2023
97
Dari hasil perhitungan TOI di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 2,5 hari, nilai
normalnya yaitu 1- 3 hari.
Data TOI tanggal 18 februari 2023
Dari hasil perhitungan TOI di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 7 hari, nilai
normalnya yaitu 1- 3 hari.
d. BTO :
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur
Data BTO tanggal 16 februari 2023
BTO = 2 = 10 ( kali)
20
Dari hasil perhitungan BTO di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 10 kali dalam
periode 1 hari, nilai normalnya yaitu 40-50 kali dalam 1 tahun.
Data BTO tanggal 17 februari 2023
BTO = 5 = 4 ( kali)
20
Dari hasil perhitungan BTO di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 10 kali dalam
periode 1 hari, nilai normalnya yaitu 40-50 kali dalam 1 tahun.
e. NDR :
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati))
X 1000 permil
Data NDR tanggal 16 februari 2023
98
NDR = 0 x 1000 / mil = 0%
99
Sebelah utara : teras ruang Nilam 2
100
DENAH RUANG NILAM 2
Ruang Tindakan
Ruang kepala ruangan
Ners Station
Kamar perawat
1C
Kamar tindakan
admin
istrasi
Ruan
g
Ruang obat
Ruang Tangga
1B Ruang
monitor CCV Ruang MPP
Ruang
2B
Ruang 1A
L
f
t
Ruang pertemuan
WC Gudang
L
h
o
k
n
e
e
s
r
r
i
Tangga
Pantr
yc
Panel Ruang
S
k
o
p
e
l
l
listrik bantal
101
Fasilitas / alat
a) Tenang
b) Terjaga kebersihannya
e) Privasi terjaga
Table 3.10 alat Kesehatan diruang nilam 2 RSUD H. Dr. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin.
Keadaan barang
No Nama Barang Jumlah Baik Rusak
1. Regulator oksigen 17 10 7
2. Tensimeter mobile 2 0 2
102
3. Tensimeter air raksa 2 0 4
(lipat)
4. Nebulizer 3 2 1
6. Stetoskop 4 3 1
7. EKG 2 1 1
8. Infuse pump 2 1 1
9. Syiring pump 9 8 1
11. Regulator 10 10 -
24. Urinal 7 4 3
103
27. Urinal 20 15 5
Selain alat Kesehatan ruang nilam 2 juga mempunyai alat-alat rumah tangga
yang sudah memenuhi standarisasi dari perawat, sebagai berikut ;
Tabel 3.1 1.
Keadaan barang
1. Troley Linen 1 0 1
2. Kulkas 2 1 1
3. Kursi lipat 32 20 12
4. Lemari instrument 1 1 -
104
5. Kursi / meja dokter 1 - 1
8. Lemari obat 3 3 -
Tabel 3.12 alat tenun ruang nilam 2 RSUD H. Dr.Moch Ansari Saleh
Banjarmasin
Keadaan barang
1. Selimut 20 20 -
2. Perlak 28 28 -
5. Bantal 37 37 -
6. Kasur 28 28 -
7. Stik laken 28 28 -
8. sampiran 36 36 -
Keadaan barang
105
No Nama Barang Jumlah Baik Rusak
1. AC keset 4 4 -
2. AC 2 PK 10 6/4 -
3. AC 1 PK 11 - -
4. TV LED 19 16 3
5. APAR 4 4 -
Keadaan barang
106
0/06/20
16
b) Nurse Station
Ruang Nilam 2 memilik 1 ruang nurse station yang berada di dekat tangga
Ruang nilam 2 memiliki 1 ruang perawat yang cukup, tersedia kamar mandiWC
dengan keadaan bersih
Ruang memiliki 1 ruang staf dokter yang berada disamping ruang rawat pasienn
e) Ruang administrasi
f) Ruang pertemuan
g) Gudang
107
h) Ruang linen
Ruang nilam 2 memiliki 1 buah ruang linen yang terletak di pojok kanan
belakang yang mempunyai 2 lemari kayu dan 1 trolly linen
Ruang nilam 2 memiliki 1 buah ruangan spoel hoek yang terletak dipojok kakan
belakang tepatnya disamping ruang pantry.
j) Ruang pantry
Ruang nilam 2 memiliki 1 buah ruang pantry yang terletak disamping Gudang
k) Ruang labskill
- Kelas 1
Ruang nilam 2 memiliki 2 ruang kelas 1, yaitu ruang 1A, 1B, ruang kelas 1
memiliki tirai dan masing-masing memiliki 1 ruang kamar mandi yang bersih
- Kelas 2
- Kelas 3
Ruang nilam 2 memiliki 2 ruang kelas 3,yaitu 3A yang memiliki kapasitas 5 bed
dan 3B yang memiliki kapasitas 8 bed ruang kelas 3 masing-masing memiliki 2
kamar mandi/WC yang terlihat cukup bersih ,dan memiliki sampiran antar
pasien.
108
- Isolasi
109
Administrasi penunjang
1 Formulir injeksi √
2 Formulir √
persetujuan/penolak
pindah dari RS
3 Formulir √
persetujuan/penolak
tindakan dari RS
4 Persetujuan transfuse √
darah
5 Formulir catatan √
terintegrasi
6 Lembar dokumentasi √
7 Formulir observasi √
11 SOP √
110
12 SAK √
13 Formulir visite √
14 Leaftlet tersedia √
a. Resiko jatuh
b. Rhinitis/alergi
d. Hipertensi
e. Penyakit jatung
korener
f. Hak dan
kewajiban
2 Brandcar 2015 1 1
111
5 Termometer Digital Avico/Oktober 2015 10 5 5/Rusak
112
14 Tempat sampah medis 2015 8 4 4
kecil injak
16 Ember/gayung 2015 20 20 -
23 Komputer LG (2017) 2 2
Printer (2017) 1 1
C. INVENTARIS GEDUNG
NILAM LANTAI 2
113
3 AC 1 PK DAIKIN, 2014 11
5 APAR 2014 4 4
D. LINEN
E. UNTUK RS
PENDIDIKAN
3 Bantal 1 BLUD
01/06/2016
114
RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin merupakan rumah
sakit umum daerah dengan tipe B pendidikan, pengelolaan dana
ruangan bersumber dari dana BLUD (Bandalan Layanan Umum
Daerah). Proses pengajuan anggaran untuk barang, sarana prasarana,
perbaikan alat kesehatan yang rusak, renovasi ruangan ditunjukkan
kepada direktur rumah sakit dengan mengajukan surat permohonan
anggaran ke KABID keperawatan sehingga KABID keperawatan
mengeluarkan surat untuk pemenuhan dana dan diserahkan ke rumah
tangga.
115
medis dan kondisi pasien, masalah keperawatan dan tindak
lanjut yang akan dilakukan. Namum, didapatkan kelemahan
timbang terima di ruang Nilam 2 yaitu timbang terima hanya
dilakukan dinurse station, yang keliling keruangan pasien
hanya katim saja dan intervensi keperawatan tidakdisebutkan
saat timbang terima. Selain itu, saat timbang terima ada
beberapa perawat yang tidak memperhatikan dan sibuk
sendiri seperti berbicara dan main handphone.
116
dan pengaplusan obat dilakukan diruang khusus
pencampuran obat namun ada beberapa perawat yang tidak
mematuhi SOP dengan tidak memakai handscoon saat
mengaplus obat. Dari 10 perawat yang diobservasi ada 4
perawat (40%) yang tidak memakain handscoon.
3.3.5.5 Penerimaan Pasien Baru
117
medik klien yang sudah lengkap terisi keterangan
tentang hasil pemeriksaan dan kondisi klien/surat
pengantar rawat inap yang ditanda tangani oleh
dokter
7. Perawat melakukan assesmen, merencanakan dan
melakukan tindakan keperawatan
mandiri/kolabiratif
8. Perawat mencatat keterangan identitas dan lain-
lain keterangan klien pada buku mutase dan
melengkapi kebutuhan administrasi
9. Perawat melaporkan tentang keadaan klien pada
dokter DPJP bila diperlukan
10. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang tidak jelas
Unit Poliklinik
Terkait IGD
Rekam Medik
118
bantuan sosial, nutrisi, keuangan, psikologi, transportasi
pasca rawat inap.
Prosedur discharge planning terdiri dari :
a. Pengkajian
Proses pengumpulan, verivikasi dan komunikasi data yang
berhubungan dengan pasien.
1. Pengkajian di lakukan sejak waktu menerima pasien,
Tentang kebutuhan dan pelayanan kesehatan untuk
pasien pulang dengan menggunakan riwayat
keperawatan, rencana keperawatan, dan pengkajian
kemampuan fisik dan fungsi kognitif yang di lakukan
terus menerus.
2. Mengkaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk
pasien dan keluarga yang berhubungan dengan proses
penyakit, obat - obatan proses cara parawatan,
pencegahan faktor resiko atau hal - hal yang harus di
hindari akibat gangguan kesehatan yang dialami, dan
komlikasi yang mungkin terjadi.
3. Bersama pasien dan keluarga, mengkaji faktor - faktor
lingkungan rumah sehingga mengganggu keperawatan
(fasilitas rumah, kamar mandi)
4. Berkoordinasi dengan dokter dan di siplin ilmu yang
lain, mengkaji perlunya rujukan untuk mendapatkan
perawatan di rumah atau di tepat pelayanan yang lain
atau support sistem.
5. Kaji penerimaan terhadap masalah kesehatan dan
larangan yang berhubungan dengan masalah kesehatan
tersebut atau pemahaman pasien terhadap penjelasan
dari fisioterapi dan ahli gizi.
6. Konsultasi dengan tim kesehatan lain tentang berbagai
kebutuhan pasien setelah pulang
119
No Nilai Aspek Yang Jumlah Presentasi
dinilai
1 Tidak Pernah 0 0%
dilakukan
2 Kadang dilakukan 0 0%
3 Dilakukan 0 0%
Total 10 100%
3.3.5.8 Perencanaan
120
Berfokus pada kebutuhan pengajaran yang baik untuk
persiapan pulang, yang di singkat dengan METHODE.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 16 dan 17 Februari
2023, perencanaan keperawatan di ruang Nilam2 diisi
dengan lengkap pada ERM
3.3.5.9 Implementasi
Discharge planning adalah pelaksanaan rencana pengajaran
yang di berikan harus di dokumentasinkan pada catatan
perawatandan ringkasan pulang berupa intruksi tertulis dan
demonstrasi ulang yang memuaskan di laksanakan seharian
sebelum pasien pulang. Berdasarkan hasil observasi pada
tanggal 16 dan 17 Februari 2023, implementasi keperawatan
di ruang Nilam2 diisi dengan lengkap pada ERM
3.3.5.10 Evaluasi
Sangat penting di lakukan dalam proses discharge planning di
gunakan untuk persiapan pasien pulang, perencanaan dan
penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin
kualitas dan pelayanan yang sesuai. Berdasarkan hasil
observasi pada tanggal 16 dan 17 Februari 2023, evaluasi
keperawatan di ruang Nilam2 diisi dengan lengkap pada
ERM
121
Dilihat dari data status pasien, pelanggan yang menggunakan jasa
pelayanan kesehatan di RSUD Dr. H. Moch ANSARI Saleh
Banjarmasin Sebagian besar berasal dari daerah kaimantan selatan.
Perawat memberikan pelayanan seoptimal mungkin dengan
memberikan pelayanan secara paripurna, sehingga pelayanan layak
untuk dipromosikan sebagai bahan pemasaran untuk mencari
pelanggan, sehingga diperlukan adanya upaya penjaminan mutu
pelayanan keperawatan
1) Jumlah Pasien Yang Dirawat
Berdasarkan data yang didapat dari Rekam Medik RSUD Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin diketahui jumlah pasien yang
dirawat di ruang Nilam dari bulan Oktober 2022 sampai dengan
Desember 2022.
2 November 84 110
2) Indikator Pelayanan
Tabel Indikator Pelayanan
122
Oktober 72,12 % 4,3 kali 6,1 hari
b) Angka Dekubitus
Berdasarkan data yang kami dapat dari bulan Oktober
sampai Desember 2022 didapatkan data kasus dekubitus
sebanyak 0 (0%) kasus dekubitas di Ruang Nilam lantai 2
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
c) Angka Infeksi Saluran Kemih
Berdasarkan data yang kami dapat dari bulan Oktober
sampai Desember 2022 didapatkan data kasus infeksi
123
salurah kemih sebanyak 0 (0%) kasus infeksi saluran kemih
di Ruang Nilam lantai 2 RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.
124
No Five Moment Melakukan Tidak Total
Melakukan
125
sebanyak 3 orang perawat (60%) melakukan dan 2 orang
perawat (40%) tidak melakukan, sebelum melakukan
tindakan aseptic sebanyak 3 orang perawat (60%) melakukan
dan 2 orang perawat (40%) tidak melakukan, sesudah kontak
dengan pasien/melakukan tindakan 3 orang (60%) melakukan
dan 2 orang perawat (40%) tidak melakukan, sesudah kontak
dengan cairan tubuh pasien 3 orang perawat (60%)
melakukan dan 2 orang perawat (40%) tidak melakukan dan
sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien 3 orang
perawat (60%) melakukan dan 2 orang perawat (40%) tidak
melakukan. sedangkan 2 orang (40%) tidak melakukan
kegiatan mencuci tangan namun sebelum dan sesudah
keliling atau roling kesemua ruangan ke 5 perawat
melakukan cuci tangan.
.
c) Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
Penilaian resiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan
menggunakan pengkajian resiko jatuh yang telah ditetapkan
oleh RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Penilaian resiko jatuh pada pasien dewasa (18-59)
menggunakan Morse Fall Scale sedangkan pada lansia (>60
tahun) menggunakan Scoring Ontario Scale. Pengkajian
tersebut dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi
kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut. Perawat
memasang pin resiko jatuh berwarna kuning yang dipasang di
gelang pasien dan mengedukasi pasien atau keluarga maksud
dari pemasangan pin apabila pasien beresiko jatuh sedang
atau tinggi.
Tabel Penilaian Resiko Jatuh Morse Fall Scale (MFS) Usia 18-58
tahun
126
No Faktor Resiko Temuan MFS
1 Riwayat Jatuh Ya 25
Tidak 0
Tidak 0
Tongkat/Alat 15
Penopang
4 Terpasang Infus Ya 20
Tidak 0
Lemah 10
Normal/ tirah 0
baring
Imobilitas
127
Orientasi Baik 0
Total
Keterangan:
Resiko Tinggi : > 45
Resiko Sedang : 25 - 44
Resiko Rendah : 0 - 24
Dari hasil observasi pada tanggal 17februari 2023 penilaian resiko jatuh dari
10 pasien yang dirawat di ruang Nilam lantai 2 RSUD Dr. H. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin yang masuk kategori penilaian Morse Fall Scale (MFS)
didapat yang tidak beresiko sebanyak 5 orang (50%), resiko rendah
sebanyak 4 orang (40%) dan resiko sedang sebanyak 1 orang (10%).
Perawat di ruang Nilam RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
sudah sangat memperhatikan keselamatan pasien, seperti menjelaskan
kepada keluarga untuk selalu mendampingi pasien, dan perawat selalu
menaikan bed rail setelah melakukan tindakan dan sebelum meninggalkan
pasien.
5) Instrumen
Instrumen yang kami gunakan yaitu instrument ABC untuk mengukur
kelengkapan dokumentasi keperawatan, kepuasaan pasien dan perawat,
dan kepatuhan perawat dalam melakukan tindakan sesuai dengan SPO
RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
a) Instrumen A:Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan
128
NO Item Penilaian Status Status Status Status Status Presentase
No 1 No 2 No 3 No 4 No 5 %
1 Pengkajian √ √ √ √ √ 100%
2 Diagnosa √ √ √ √ √ 100%
Keperawatan
3 Perencanaan √ √ √ √ √ 100%
4 Implementasi √ √ √ √ √ 100%
5 Evaluasi √ √ √ √ √ 100%
Dari hasil observasi yang kami lakukan pada tanggal 16-17 februari
2023 di Ruang Nilam lantai 2 RSUD H. Moch. Ansari Saleh
didapatkan hasil 100% kelengkapan dari 5 rekam medik yang
mencakup aspek pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
129
memperkenalkan diri, larangan terkait pengunjung yang
merokok tidak dijelaskan , perawat yang tidak membantu
saat pasien tidak bisa makan secara mandiri, tempat
tidur/ruangan pasien yang kurang bersih, tidak mengganti
sprei dan selimut setiap hari, perawat tidak membantu
menyiapkan atau meminumkan obat kepada pasien, dan
memberikan penjelasan tentang perawatan, pengobatan
pemeriksaan lanjutan setelah diperbolehkan pulang
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
(Nilai (Nilai
1) 0)
130
buang air besar apakah perawat menganjurkan
makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup
dan banyak bergerak
9 Pada saat perawat membantu ada/keluarga anda 60% 40%
buang air besar/buang air kecil, apakah perawat
memasang sampiran/selimut, menutup
pintu/jendela. Mempersilahkan
pengunjung keluar ruangan
10 Apakah ruangan tidur anda/keluarga anda 100% 0%
selalu dijaga kebersihannya dengan disapu/dipel
setiap hari
11 Apakah lantai kamar mandi/wc selalu bersih, tidak 80% 20%
licin, tidak berbau dan cukup terang
12 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi 0% 100%
dalam keadaan istirahat total apakah dimandikan
oleh perawat
13 Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh perawat 0% 100%
jika tidak mampu memgosok gigi, membersihkan
mulut atau mengganti pakaian atau menyisir rambut
14 Apakah alat tenun seperti seprei, selimut diganti 70% 30%
setiap kotor
15 Apakah perawat memberikan penjelasan akibat dari 90% 10%
kurang bergerak, atau berbaring terlalu lama
16 Pada saat anda/keluarga anda masuk rumah Sakit, 80% 20%
apakah perawat memberikan penjelasan tetang
fasilitas yang tersedia dan cara penggunaanya.
Peraturan/tat tertib yang berlaku di rumah Sakit
17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 90% 10%
apakah perawat memanggil nama dengan benar
18 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 90% 10%
apakah perawat mengawasi keadaan anda secara
teratur pada pagi sore maupun malam hari
19 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 100% 0%
131
apakah perawat memberi bantuan bila diperlukan.
20 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 100% 0%
Kepuasan Perawat
Persentase
No Skor Kategori Frekuensi
(%)
1. 80 - 100 Sangat Puas 6 30%
2. 60 - 79 Puas 11 55%
3. 40 - 59 Cukup Puas 3 15%
4. 20 - 39 Tidak Puas 0 0%
Sangat Tidak
5. 0 - 19 0 0%
Puas
Total 20 100%
132
Dari hasil pengkajian terkait kepuasan perawat didapatkan
kesimpulan sebanyak 6 orang yang merasa sangat puas, 11
orang merasa puas, 3 orang merasa cukup puas, 0 orang
merasa tidak puas, dan 0 orang merasa sangat tidak puas.
SP P CP TP STP
No Pertanyaan
(5) (4) (3) (2) (1)
1 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 14 % 57 % 29 %
pekerjaan yang saudara lakukan
2 Sistem pengkajiaan yang dilakukan institusi tempat 29 % 42 % 29 %
saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 14 % 14 % 29 % 43 %
pendidikan saudara
4 Pemberian insentif tambahan atas suatu prestasi atau 14 % 14 % 29 % 43 %
kerja ekstra
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang 14 % 29 % 57 %
mendukung pekerjaan
6 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar 43 % 57 %
mandi, kantin, parker
7 Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan 43 % 57 %
dengan ventilasi udara, kebersihan dan
kebisingan
8 Adanya jaminan atas kesehatan atau 43 % 57 %
keselamatan kerja
9 Perhatian institusi rumah Sakit terhadap saudara 14 % 14 % 72 %
133
16 Perlakuan atasan selama bekerja di sini 28 % 72 %
134
2 Memberikan injeksi Patuh patuh patuh Patuh Patuh
intavena
3.4 Proses
3.4.1 Fungsi perencanaan (Planning)
3.4.1.1 Visi dan Misi Ruangan Perawatan
Visi : “Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Prima dan unggul
yang terintegrasi pendidikan dan penelitian dengan unggulan
penyakit saraf dam penyakit infeksi di Provinsi Kalimantan
Selatan”
135
adalah :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan.
b. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian untuk tenaga
dokter dan tenaga kesehatan lainnya
c. Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang efisien,
efektif dan akuntabel
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan untuk visi dan misi ruangan Nilam 2 sama dengan visi
dan misi Rumah Sakit. Sebelumnya ruangan Nilam 2
mempunyai visi dan misi sendiri tetapi dari pihak Rumah Sakit
meminta untuk disamakan saja.
Observasi : Terdapat visi dan misi diruangan
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan visi dan
misi ruangan yang menjawab selalu sebesar 100%
3.4.1.2 SOP dan PAK
a. Standar Prosedur Operasional (SPO) ruang Nilam:
- SPO bimbingan mahasiswa keperawatan.
- SPO penilaian bimbingan mahasiswa praktek.
- SPO penyusun jadwal dinas.
- SPO melanjutkan pendidikan dan mengikuti pelatihan
keperawatan.
- SPO penjengjangan karier.
- SPO cuti dan ijin.
- SPO absensi.
- SPO mutasi dan rotasi.
- SPO persyaratan tenaga keperawatan di IGD.
- SPO persyaratan tenaga keperawatan di ICU.
- SPO persyaratan tenaga keperawatan di ruang
instalasi bedah.
- SPO persyaratan tenaga keperawatan di VK/bersalin.
136
- SPO pengelolaan dan penyimpangan.
- SPO pendelegasian tugas dari kepala bidang
keperawatan ke perawat supervisi.
- SPO pertemuan berkala.
- SPO pengganti tugas perawat yang berhalangan hadir.
- SPO prosedur supervisi.
- SPO prosedur orientasi tenaga baru.
- SPO perencanaan peralatan dan peremajaan.
- SPO prosedur penyediaan alat kesehatan.
- SPO perbaikan peralatan jika tidak berfungsi.
- SPO pemeliharaan alat.
- SPO pemeliharaan Dcshock/Defibrilator.
- SPO pemeliharaan bed side monitoring.
- SPO pemeliharaan ventilator.
- SPO pemeliharaan nebulizer.
- SPO pemeliharaan infusiopn pump.
- SPO pemakaian regulator dan tabung oksigen.
- SPO pemakian inkhubator.
- SPO pemakaian infant warmer.
- SPO pemakaian fototerapi
- SPO penggunaan apar.
- SPO pemakaian dopler.
- SPO pemakaian alat partus set.
- SPO pemakaian curet set.
- SPO elektro cutter.
- SPO penggunaan autoclava.
- SPO pemakaian syringe pump umum.
- SPO pemakaian infus pump umum.
- SPO pemakaian dan pemeliharaan CTG.
- SPO penanganan syok anafilaktik.
137
- SOP penanganan kedaruratan kebakaran di ruang
perawatan.
- SPO penanganan kejadian luar biasa.
- SPO penerimaaan pasien masuk ruang rawat inap.
- SPO orientasi klien baru di ruang rawat inap.
- SPO prosedur persiapan klien pulang.
- SPO proses asuhan keperawatan.
- SPO konsultasi klien dengan dokter.
- SPO ronde keperawatan.
- SPO timbang terima.
- SPO pengisian register rawat jalan.
- SPO pelayanan administrasi dan pembayaran pasien
rawat jalan.
- SPO memindahkan pasien IGD ke ruang rawat inap
dan antara ruang rawat.
- SPO memindahkan pasien dari triage/poliklinik ke
instalasi rawat inap.
- SPO penitipan pasien ke kelas perawatan yang lebih
tinggi.
- SPO pelayanan pasien jaminan kesehatan di
poliklinik.
- SPO prosedur droping pasien.
- SPO seleksi dan evaluasi pasien rehabilitasi psikiatrik.
- SPO pemberian O2 dengan kanul binasal.
- SPO pemberian O2 dengan kateter nassal.
- SPO pemberian O2 melalui sungkup rebreathing dan
kantong non rebreathing.
- SPO pemberian O2 dengan sungkup sederhana.
- SPO pemberian O2 dengan sungkup venturi.
- SPO pengisapan lendir melalui mulut.\
- SPO pengisapan lendir melalui hidung.
138
- SPO resusitasi jantung paru (dua perawat).
- SPO menyuapi klien.
- SPO insersi, pemasangan dan penahanan selang
nasogastrik.
- SPO memberikan makan melalui selang nasogastrik.
- SPO peningkatan makanan melalui NGT.
- SPO pemberian transfusi darah.
- SPO pemasangan infus vena.
- SPO membantu klien BAK dan BAB di tempat tidur.
- SPO kateterisasi urine wanita.
- SPO kateterisasi urine pria.
- SPO pemasangan kondom kateter.
- SPO huknah rendah/tinggi.
- SPO kewaspadaan universal.
- SPO memakai sarung tangan steril.
- SPO melepas sarugn tangan.
- SPO memakai masker.
- SPO perawatan klien dalam kamar isolasi.
- SPO membuat larutan klorin.
- SPO mengangkat dengan benar.
- SPO posisi powler dengan sandaran.
- SPO posisi telentang dengan sokongan.
- SPO posisi tengkurap dengan sanggaan.
- SPO posisi miring ( lateral ) dengan sokongan.
- SPO posisi SIMS ( semi tengkutap ) dengan
sokongan.
- SPO membantu klien bangun dari tempat tidur.
- SPO membantu klien pada posisi duduk.
- SPO memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi.
- SPO memandikan/menyeka klien di tempat tidur.
- SPO memotong kuku.
139
- SPO mencuci rambut.
- SPO menyisir rambut.
- SPO mengganti alat tenun dengan klien di atas tempat
tidur.
- SPO pengkajian resiko dan pencegahan dekubitus.
- SPO manajemen nyeri keperawatan.
- SPO fisioterapi dada.
- SPO memberikan kompres hangat.
- SPO memberikan kompres dingin.
- SPO latihan ROM aktif dan pasif.
- SPO perawatan klien yang akan meninggal.
- SPO perawatan jenazah dan pengiriman ke kamar
jenazah.
- SPO terapi aktivitas kelompok sosialiasi.
- SPO terapi aktivitas kelompok orienyasi realita.
- SPO terapi aktivitas kelompok stimulus persepsi
- SPO pedoman pertemuan keluarga.
- SPO mengukur suhu tubuh secara timpanik.
- SPO prinsip pemberian obat.
- SPO memberikan obat oral.
- SPO memberikan obat mata.
- SPO memberikan obat tetes telinga.
- SPO memberikan obat topikal pada kulit.
- SPO memberikan injeksi intra muskular dan sub
cutan.
- SPO memberikan injeksi intra vena.
- SPO memberikan injeksi intra cutan.
- SPO memberikan injeksi dengan alat khusus/pen.
- SPO menyiapkan obat suntik/injeksi dari ampul/vial.
- SPO mencampur 2 tipe insulin.
- SPO menambahkan obat ke botol cairan intra vena.
140
- SPO pemberian obat IV dengan “piggy back” atau
wadah bervolume kecil.
- SPO pemberian obat dengan bolus intra vena.
- SPO memasukkan obat vaginal.
- SPO memasukkan suppositoria rectal.
- SPO trigasi telinga.
- SPO trigasi mata.
- SPO uji tourniquit/rumple leed.
- SPO membantu melakukan melakukan tindakan
WSD.
- SPO membantu lumbal punksi.
- SPO penerimaan dan penyerahan klien dengan kamar
operasi.
- SPO perawatan luka bersih dan kotor.
- SPO mengangkat jahitan.
- SPO perawatan kolostomi.
- SPO persiapan dan aplusing obat kemoterapi.
- SPO melaksanakan kemoterapi.
- SPO persalinan ganda.
- SPO distopsia bahu.
- SPO penatalaksanaan ekstrasi vakum.
- SPO solutio placenta.
- SPO persiapan pasien pre SC dan laparatomy.
- SPO perawatan pasca bedah SC.
- SPO persiapan pasien pre dan post curretage.
- SPO kriteria pasien masuk ICU
- SPO Indikasi pasien keluar ICU
- SPO penerimaan pasien baru di ruang ICU.
141
- SAK Ketidakseimbangan Nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
- SAK ketidakseimbangan Nutrisi: lebih dari kebutuhan
tubuh.
- SAK Resiko Ketdiakseimbanagn Nutrisi: lebih Dri
kebutuhan tubuh.
- SAK Gangguan menelan
- SAK Resiko ketidakstabilan glukosa darah
- SAK Ketidakseimbangan elektrolit.
- SAK Kesiapan meningkatkan keseimbanagan cairan
- SAK Kekurangan volume cairan
- SAK Kelebihan volume cairan
- SAK Resiko kekuranagn cairan
- SAK Resiko ketidakseimbangan volume cairan
- SAK Eleminasi Urine
- SAK Retensi Urine
- SAK Risiko Konstipasi
- SAK Diare
- SAK Gangguan pertukaran gas.
- SAK Insomia
- SAK Gangguan Pola tridur.
- SAK Hambatan mobilitas di tempat tidur
- SAK Hambatan mobilitas fisik
- SAK Keletihan
- SAK Intolrensi aktivitas
- SAK Resiko intoleransi aktivitas
- SAK Ketidakefektifan pola napas
- SAK Penurunan curah jantung
- SAK Ketidakefektifan perfuusi gastrointestinal
- SAK Ketidakefektifan perfusi ginjal
- SAK Gangguan ventilasi spontan
142
- SAK Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
- SAK Resiko penurunan perfusi jaringan jantung
- SAK Resiko Ketidakefektifan perfusi jaringan otak
- SAK Disfungsi respon penyapihan ventilator
- SAK Defisit perawatan diri: mandi
- SAK Ansietas
- SAK Ansietas kematian
- SAK Ketakutan
- SAK Resiko Aspirasi
- SAK Resiko mata kering
- SAK Resiko jatuh
- SAK Resiko Cedera
- SAK Kerusakan membrane mukosa oral
- SAK Kerusakan integritas kulit
- SAK Resiko kerusakan integritas kulit
- SAK Ketidakseimbanagn suhu tubuh
- SAK Hipertermia
- SAK Hipotermia
- SAK Ketidakefektifan Termoregulasi
- SAK Gangguan rasa nyaman
- SAK Mual
- SAK Nyeri Akut
- SAK Nyeri Kronis
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan untuk SOP sudah ada dari komite RSUD Dr. H. Moch
Ansari Saleh, SOP tahun 2015 dan yang terbaru 2017. Untuk
Prosedur Asuhan Keperawatan (PAK) diruang Nilam 2 sudah
ada
Observasi : SOP dan PAK diruangan Niam 2 sudah ada
Kuesioner : Berdasarkan Kuesioner didapatkan hasil tentang
SOP dan PAK diruangan yang menjawab selalu sebesar 100%
143
3.4.1.3 Standar Kinerja
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan standar kerja perawat diruangan Nilam 2 sesuai
dengan ketatapan yang telah diserahkan kepada kepala ruangan
dan dibuat sesuai dengan standar kinerja di RSUD Dr. H.
Moch Ansari Saleh. Seluruh perawat ruangan wajib untuk
mematuhi standar kinerja yang sesuai SOP.
Observasi : Ada SOP diruangan sebagai standar kinerja
perawat.
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan standar
kinerja di ruangan yang menjawab selalu sebesar 100%
144
pembuatan perencanaan, penugasan, supervise dan evaluasi.
Perawat pelaksana sudah mampu melaksanakan tanggung
jawab dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada
pasien.
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan
pembagian tugas di ruangan yang menjawab selalu sebesar
92% dan yang menjawab sering 8%
145
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan pengaturan jadwal dinas dibuat oleh kepala ruangan
dan dibagi 3 shift yaitu dinas pagi (08.00 – 14.30), dinas siang
(14.30 – 21.00) dan dinas malam (21.00 – 08.00). untuk dinas
pagi 3-5 orang, dinas siang 2-3 orang, dan dinas malam 2-3
orang. Dalam 1 bulan berjumlah 150 jam kerja
Observasi : Jadwal dinas terpasang diruang Nilam 2
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan
pengaturan jadwal dinas di ruangan yang menjawab selalu
sebesar 50%, yang menjawab sering 25% dan yang menjawab
kadang-kadang 25%
3.4.4.3 Perhitungan kebutuhan tenaga di ruangan
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan perhitungan kebutuhan tenaga di ruangan berdasarkan
douglas
Observasi : Jumlah staff di ruang nilam 2 ada 19 orang terdiri
dari 1 kepala ruangan, 2 ketua tim, dan 16 perawat pelaksana
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan
perhitungan kebutuhan tenaga di ruangan yang menjawab
selalu sebesar 50% dan yang menjawab sering 50%
146
beberapa perawat yang tidak memperhatikan dan sibuk sendiri
seperti berbicara dan main handphone.
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan timbang
terima di ruangan yang menjawab selalu sebesar 67% dan yang
menjawab sering 33%
3.4.4.2 Preconferen
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan preconferen dilakukan tiap hari pada pagi hari saat
timbang terima
Observasi : Preconferen dilakukan bersamaan dengan timbang
terima
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan pre
conference di ruangan yang menjawab selalu sebesar 92% dan
yang menjawab sering 8%
3.4.4.3 Postconferen
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan postconferen dilakukan siang hari saat pergantian
shift
Observasi : Postconferen dilakukan bersamaan dengan
timbang terima
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan post
conference di ruangan yang menjawab selalu sebesar 24%,
yang menjawab sering sebesar 59%, yang menjawab kadang-
kadang sebesar 8% dan yang menjawab jarang sebesar 8%
3.4.4.4 Motivasi
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan, motivasi diberikan setiap hari waktu timbang terima
Observasi : Motivasi diberikan oleh kepala ruangan saat
timbang terima
Kuesioner : -
3.4.4.5 Pendelegasian
147
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan, pendelegasian dari kepala ruangan kemudian ke ketua
tim kemudian keperawat pelaksana.
Observasi : Kepala ruangan menyerahkan kepada ketua tim
kemudian ketua tim ke perawat plaksana
Kuesioner : -
3.4.4.6 Supervise
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan supervise dilakukan secara rutin seiap hari karena
sudah ada Tim MPP
Observasi : Terdapat format baku mengenai supervise dan
supervise dilakukan oleh MPP
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan
supervise di ruangan yang menjawab selalu sebesar 58%, yang
menjawab sering sebesar 34%, dan yang menjawab kadang-
kadang sebesar 8%
148
3.4.5 Fungsi Pengandalian (Controlling)
3.4.5.1 Indicator mutu
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan, indicator mutu di ruang Nilam 2 meliputi jumlah
visite dokter, angka kelengkapan dokumentasi assmen medis
pasien rawat inap dalam 24 jam, kejadian pulang paksa, jumlah
kematian > 48 jam di ruang Nilam 2, kepatuhan upaya
pencegahan risiko pasien jatuh, kepatuhan identifikasi pasien,
kepatuhan cuci tangan, kepatuhan melakukan TBaK saat
memberi/menerima instruksi verbal & telpon, kepatuhan
penyimpanan elektrolit pekat sudah ada diruang Nilam 2
Observasi : Sudah ada tertempel dimading indicator mutu
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan
indicator mutu : identifikasi pasien yang menjawab selalu
100%, melakukan TBaK saat memberi/menerima instruksi
verbal & telpon yang menjawab selalu 92% dan sering 8%,
kepatuhan penyimpanan elektrolit pekat yang menjawab selalu
42% dan yang menjawab sering 58%, kepatuhan cuci tangan
yang menjawab selalu 100%.
3.4.5.2 Audit dokumentasi keperawatan
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan audit dokumentasi keperawatan dilakukan 1 minggu
sekali oleh MPP
Observasi : Dilakukan oleh MPP
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan audit
dokumentasi keperawatan diruangan : audit mutu BOR,
ALOS, TOI yang menjawab selalu sebesar 50% dan sering
50%. Audit mutu kejadian infeksi nosocomial yang menjawab
selalu sebanyak 42% dan sering 58%. Audit mutu kejadian
jatuh yang menjawab selalu sebesar 42% dan sering 58%.
3.4.5.3 Survei kepuasan pasien
149
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan survei kepuasan pasien diadakan per 3 bulan
Observasi : Tersedia form survei kepuasan pasien diruangan
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan survei
kepuasan pasien di ruangan yang menjawab puas sebanyak 8
orang (80%) dan tidak puas sebanyak 2 orang (20%)
3.4.5.4 Rekapitulatsi complain pasien
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan jarang ada pasien yang complain. Kalaupun ada
pasien yang complain biasanya kepala ruangan dan katim yang
menangani
Observasi : Tidak terdapat tempat kritik dan saran untuk
pasien diruangan Nilam 2
Kuesioner : -
3.5 Output
3.5.1 Indikator pelayanan efesiensi ruangan
3.5.1.1 BOR :
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah Sakit / (Jumlah tempat
tidur X Jumlah hari dalam satu periode) X 100%
Data BOR tanggal 16 februari 2023
BOR = 15
(20X1) X100
= 75%
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari
diketahui bahwa memperoleh pencapaian BOR yaitu 75%,
150
nilai normal BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes
RI, 2005).
Data BOR tanggal 17 februari 2023
BOR = 15
(20X1) X100
= 75%
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari
diketahui bahwa memperoleh pencapaian BOR yaitu 75%,
nilai normal BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes
RI, 2005).
BOR = 13
(20X1) X100
= 65%
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari
diketahui bahwa memperoleh pencapaian BOR yaitu 65%,
nilai normal BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes
RI, 2005).
3.5.1.2 ALOS :
ALOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup
+ mati)
Data ALOS tanggal 16 februari 2023
ALOS = 15 = 7,5 hari (Rata-rata lama rawat)
2
Perhitungan ALOS diruang Nilam 2 didapatkan hasil
sebanyak 8 hari dalam waktu periode 1 hari. Sehingga
perhitungan ALOS di Ruang Nilam 2 memasuki standar
ideal. Nilai normal ALOS 6-10 hari.
Data ALOS tanggal 17 februari 2023
ALOS = 15 = 3 hari (Rata-rata lama rawat)
151
5
Perhitungan ALOS diruang Nilam 2 didapatkan hasil
sebanyak 3 hari dalam waktu periode 1 hari. Sehingga
perhitungan ALOS di Ruang Nilam 2 memasuki standar
ideal. Nilai normal ALOS 6-10 hari.
3.5.1.3 TOI :
TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) /
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Data TOI tanggal 16 februari 2023
152
Dari hasil perhitungan TOI di ruang Nilam 2 didapatkan hasil
2,5 hari, nilai normalnya yaitu 1- 3 hari.
Data TOI tanggal 18 februari 2023
3.5.1.4 BTO :
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat
tidur
Data BTO tanggal 16 februari 2023
BTO = 2 = 10 ( kali)
20
BTO = 5 = 4 ( kali)
20
153
3.5.1.5 NDR :
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien
keluar (hidup + mati)) X 1000 permil
Data NDR tanggal 16 februari 2023
1 Pengkajian √ √ √ √ √ √ 100%
154
2 Diagnosa √ √ √ √ √ √ 100%
Keperawatan
3 Perencanaan √ √ √ √ √ √ 100%
4 Implementasi √ √ √ √ √ √ 100%
5 Evaluasi √ √ √ √ √ √ 100%
6 Catatan asuhan √ √ √ √ √ √ 100%
keleperaawatan
Ket :
Buruk = 0% - 33%
Cukup Baik = 34% - 67%
Baik = 67% - 100%
Jadi dari data yang didapat dari hasil pengkajian studi
dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan diruang
Nilam 2 RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin dapat
dikatakan baik dengan pencapaian rata-rata 100 %.
3.5.2.2. Instrumen Kepuasan, Hasil Kepuasan Pasien
Tabel Kepuasa Pasien
155
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa 2 orang pasien
menyatakan tidak puas terhadap pelayanan perawat selama
dirawat dirumah sakit seperti perawat tidak memperkenalkan
diri, larangan terkait pengunjung yang merokok tidak
dijelaskan , perawat yang tidak membantu saat pasien tidak
bisa makan secara mandiri, tempat tidur/ruangan pasien yang
kurang bersih, tidak mengganti sprei dan selimut setiap hari,
perawat tidak membantu menyiapkan atau meminumkan obat
kepada pasien, dan memberikan penjelasan tentang
perawatan, pengobatan pemeriksaan lanjutan setelah
diperbolehkan pulang.
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
(Nilai (Nilai
1) 0)
156
infuse/tetesannya dan area sekitar pemasangan
jarum infuse
8 Apabila anda/keluarga anda mengalami kesulitan 100% 0%
buang air besar apakah perawat menganjurkan
makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup
dan banyak bergerak
9 Pada saat perawat membantu ada/keluarga anda 60% 40%
buang air besar/buang air kecil, apakah perawat
memasang sampiran/selimut, menutup
pintu/jendela. Mempersilahkan
pengunjung keluar ruangan
10 Apakah ruangan tidur anda/keluarga anda 100% 0%
selalu dijaga kebersihannya dengan disapu/dipel
setiap hari
11 Apakah lantai kamar mandi/wc selalu bersih, tidak 80% 20%
licin, tidak berbau dan cukup terang
12 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi 0% 100%
dalam keadaan istirahat total apakah dimandikan
oleh perawat
13 Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh perawat 0% 100%
jika tidak mampu memgosok gigi, membersihkan
mulut atau mengganti pakaian atau menyisir rambut
14 Apakah alat tenun seperti seprei, selimut diganti 70% 30%
setiap kotor
15 Apakah perawat memberikan penjelasan akibat dari 90% 10%
kurang bergerak, atau berbaring terlalu lama
16 Pada saat anda/keluarga anda masuk rumah Sakit, 80% 20%
apakah perawat memberikan penjelasan tetang
fasilitas yang tersedia dan cara penggunaanya.
Peraturan/tat tertib yang berlaku di rumah Sakit
17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 90% 10%
apakah perawat memanggil nama dengan benar
18 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 90% 10%
apakah perawat mengawasi keadaan anda secara
157
teratur pada pagi sore maupun malam hari
19 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 100% 0%
apakah perawat memberi bantuan bila diperlukan.
20 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 100% 0%
158
.
Tabel Kepuasan Perawat
Persentase
No Skor Kategori Frekuensi
(%)
1. 80 - 100 Sangat Puas 6 30%
2. 60 - 79 Puas 11 55%
3. 40 - 59 Cukup Puas 3 15%
4. 20 - 39 Tidak Puas 0 0%
Sangat Tidak
5. 0 - 19 0 0%
Puas
Total 20 100%
SP P CP TP STP
No Pertanyaan
(5) (4) (3) (2) (1)
1 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 14 % 57 % 29 %
pekerjaan yang saudara lakukan
2 Sistem pengkajiaan yang dilakukan institusi tempat 29 % 42 % 29 %
saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 14 % 14 % 29 % 43 %
pendidikan saudara
4 Pemberian insentif tambahan atas suatu prestasi atau 14 % 14 % 29 % 43 %
kerja ekstra
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang 14 % 29 % 57 %
mendukung pekerjaan
6 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar 43 % 57 %
mandi, kantin, parker
7 Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan 43 % 57 %
dengan ventilasi udara, kebersihan dan
kebisingan
159
8 Adanya jaminan atas kesehatan atau 43 % 57 %
keselamatan kerja
9 Perhatian institusi rumah Sakit terhadap saudara 14 % 14 % 72 %
160
kerja melalui pelatihan atau pendidikan tambahan. Item
pertanyaan yang cukup puas terbanyak dipilih yaitu Perhatian
institusi rumah Sakit terhadap saudara. Item pertanyaan yang
tidak puas terbanyak dipilih yaitu Jumlah gaji yang diterima
dibandingkan pendidikan saudara, Pemberian insentif
tambahan atas suatu prestasi atau kerja ekstra dan
Kesempatan untuk mendapatkan posisi lebih tinggi
Jadi dari data yang didapat dari hasil pengkajian instrument SOP pada
perawat pelaksana diruangan penerapan standar asuhan keperawatan
diruang Nilam 2 RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin dapat
dikatakan baik dengan pencapaian rata-rata .
161
SOP PEMASANGAN INFUS VENA
Alat :
2. Manset tangan/tourniquet
3. Kapas alcohol
4. Plesterine
5. Spidol
6. Set Infus
7. Jarum infus
8. Cairan infus
162
9. Sarung tangan
Perawat :
1. Cuci tangan
11. Buka klep pengatur dan isi selang dengan cairan dan selang
menghadap keatas sehingga udara didalamnya keluar
13. Perhatikan lagi apakah dalam pipa ada udara, jika ada
keluarkan
PELAKSANAAN :
163
1. Gantungkan botol yang sudah disiapkan setinggi 1M
2. pasang alat karet dibawah pemasangan infus
3. letakkan ujung pipa yang tertutup jarum ditroli
4. pilih jarum atau kateter yang tepat dan benar. Buka
pembungkus
5. gunting plester sepanjang ±6-10 cm dengan lebar 0,5 cm
dan letakkan ditempat yang terjangkau
6. periksa vena klien yang cocok untuk ditusuk
7. cukur rambut bila perlu
8. periksa bagian vena supervisal yang cukup besar untuk
memudahkan penusukan jarum
9. Ikatkan “tourniquet” 10-15 cm diatas daerah yang akan
ditusuk, periksa pulsasi distal
10. Anjurkan klien membuka dan menutup kepalan
tangannya beberapa kali
11. Pilihlah vena yang tampak dan kuat pada waktu palpasi
12. Pakai sarung tangan (steril bila diperlukan)
13. Bersihkan bagian itu dengan antiseptic
14. Letakkan ibu jari pada vena bagian distal dari luka
tusukkan, tekan sampai vena dibawah kulit menjadi
tegang
15. Masukkan jarum pada sudut 30o kurang lebih 0,5
sampai 1 cm bagian distal dari vena yang tertusuk,
sampai menembus dinding depan vena
16. Perhatikan darah yang keluar dari jarum kearah pipa
plastic pangkal jarum
17. Tarik sedikit saja jarum bagian dalam/jarum besi,
sehingga bagian depan adalah jarum plastic. Dorong
jarum plastic menelusuri vena sampai kepangkalnya
18. Sterilkan sekali lagi dengan antiseptic /alcohol pada area
penusukkan sebelum difixasi dengan plester steril
164
(hypafix/plesterin/hansaplas/transparan dressing) yang
tersedia
19. Tarik jarum besi dari IV cateter dan segera tekan (agar
darah tidak keluar) pada pangkal jarum yang terpasang,
buka penutup ujung selang cairan infus secukupnya
20. Buat fixasi kupu-kupu pada pangkal IV kateter dengan
plester ±6-10 cm
21. Atur jumlah tetesan cairan sesuai kebutuhan pasien
22. Lakukan fiksasi rapi pada selang infus sisanya dengan
±2-3 plester pendek.
23. Beri label tanggal pemasangan pada plester pendek
24. Fiksasi lengan klien dengan bidai bile diperlukan
a) Bersihkan alat-alat yang tidak terpakai,
masukkan dalam kantong sampah, lepas sarung
tangan dan mencuci tangan
b) Catat prosedur pada rekam medik klien
MENGGUNAKAN KATETER/VENFLON
165
MENGGUNAKAN IN Stopper
Unit Terkait
166
samping
4. Perawat mencuci tangan
5. Perawat memasukkan obat kedalam spuit injeksi, kemudian
udara dikeluarkan
6. Dengan membawa spuit injeksi dan kapas alkoloh perawat
masuk ke kamar klien
7. Beri salam
8. Perawat menanyakan dan memastikan nama klien dan
menjelaskan tindakan yang akan dilaksanakan dengan ramah
9. Perawat mengatur posisi klien dan menentukan vena yang
akan di injeksi perawat memasang tourniquet dibantu perawat
lainnya untuk membendung bagian atas kita-kira 10 cm dari
vena yang akan diinjeksi
Unit Terkait
167
perlahan-lahan agar klien tidak kesakitan perban dibuka
5. Kaji kondisi klien
6. Buka alat-alat steril dan pertahankan agat tidak
terkontaminasi tuang larutan anti septic/alcohol pada luka
bersih dan NaCl 0,9% pada luka kotor dan bahan lainnya
yang diperlukan pada luka bersih :
a) Gunakan sarung tangan
b) Bersihkan luka sesuai kondisi luka tetap steril
c) Kaji kondisi luka
d) Berikan obat sesuai program/kondisi luka lalu
tutup dengan kasa steril
Unit Terkait
168
MEMBERIKAN INJEKSI DENGAN ALAT KHUSUS/PENA INSULIN
169
digunakan
5) Pasang Kembali perlindungan cartridge
2. Mempersiapkan jarum pena insulin
a) Pilih jarum yang tepat
b) Periksa kadaluarsa
3. Langkah-langkah menyuntik insulin
a) Cuci tangan
b) Gunakan sarung tangan bila dilakukan oleh
petugas kesahatan dilayanan Kesehatan
c) Lepaskan segel perlindung jarum pena insulin dan
jangan menyentuh jarum
d) Pasang jarum
e) Lakukan priming
f) Desinfeksi area penyuntikan
1) Abdomen : hindari menyuntik kurang 1
cm diluar dari umbilicus. Area suntikan
dapat meliputi 1 cm diatas simpisis pubis,
1 cm dari iga paling bawah dan dinding
abdomen bagian lateral
2) Paha 1/3 atas paha bagian antero lateral
3) Lengan : 1/3 tengah lengah atas bagian
posterior
4) Bokong : gunakan area bagian atas lateral
g) Suntikan, tekan piston hingga indicator dosis
menunjukkan angka 0
h) Pertahankan jarum didalam kulit 10 hitungan
i) Tarik jarum
4. Setelah penyuntikan
a) Jangan menggosok atau memijat area suntikan
b) Jarum pena insulin tidak boleh ditutup Kembali
170
kecuali bagi mereka yang menyuntik sendiri
c) Lepaskan jarum dengan alat penjepit
d) Bagi mereka yang menyuntik sendiri, gunakan
one hand scoop technique untuk melepaskan
jarum
e) Buang jarum kedalam wadah pembuangan jarum
yang aman
f) Setelah penuh, wadah pembuangan jarum tersebut
diserahkan ke RS atau pusat layanan Kesehatan
terdekat untuk dibuang
g) Cuci tangan
171
diresepkan
4. Jelaskan prosedur kepada klien
5. Saat menerima darah atau komponen darah :
a) Periksa ulang label dengan perawat lain untuk
meyakinkan bahwa golongan ABO dan RH-nya
sesuai dengan catatan
b) Periksa adanya gelembung darah dan adanya
warna yang abnormal dan pengkabutan
(gelembung udara menunjukkan adanya
pertumbuhan bakteri, warna abnormal dan
pengkabutan menunjukkan adanya hemolisis)
c) Periksa jumlah dan jenis darah donor sesuai
dengan catatan resipien
d) Periksa identitas klien dengan menanyakan nama
klien
e) Periksa ulang jumlah kebutuhan dan jenis darah
resipien
6. Periksa suhu, denyut nadi, resipien dan tekanan darah
klien, sebagai dasar perbandingan tanda-tanda vital
selanjutnya
7. Pakai sarung tangan
8. Gunakan jarum ukuran 18 atau lebih pada vena
9. Gunakan selang khusus yang memiliki filter darah
(transfuse set) untuk menyaring bekuan fibrin dan bahan
partikel lainnya. Ganti kolf NaCl 0,9% dengan kantong
darah yang dibutuhkan lalu gantung kurang lebih 1 m
diatas ketinggian jantung klien
10. Pasang Nacl ±50-100 cc sebelum darah dipasang dan
berikan premedikasi sesuai order dokter (biasanya
dexamethasone atau Lasix)
11. Untuk 15 menit pertama, berikan transfuse secara
172
perlahan tidak boleh lebih dari 5ml/menit
12. Lakukan observasi klien dengan cermat akan adanya efek
samping
13. Apabila tidak terjadi efek samping dalam 15 menit
naikkan kecepatan aliran kecuali jika klien berisiko tinggi
mengalami kelebihan sirkulasi
14. Observasi klien sesering mungkin selama pemberian
transfuse
15. Lakukan pemantauan tanda vital dengan interval teratur
16. Tanda reaksi atau kelebihan beban sirkulasi
17. Lakukan pemantauan tanda vital dengan interval teratur
18. Perhatikan bahwa waktu pemberian tidak melebihi 4 jam
karena akan terjadi peningkatan risiko proliferasi bakteri
19. Siagalah terhadap adanya tanda reaksi samping :
kelebihan beban sirkulasi, sepsis, reaksi fibril, reaksi
alergi, reaksi hemolitik akut.
20. Cuci tangan & catat dalam perawatan dan laporkan setiap
observasi
Perlu diperhatikan
173
Unit Terkait
174
Identifikasi Masalah
175
peningkatan
kompetensi
perawat di
ruang
Nilam 2
176
Rumah terlaksana sesuai gunakan di Nilam 2 perawat yang berdinas
sakit dengan SOP RSUD Dr. H. Moch dan bertanggung jawab
memiliki Ketidakpatuhan perawat Ansari Saleh Meningkatkan risiko
visi, misi, menggunakan Banjarmasin MAKP ketidaksterilan obat
dan mutu handscoon saat dan menyesuaikan Meningkatnya masalah
sebagai pengenceran obat ruangan. yang terjadi pada pasien
acuan Jarangnya dilakukan
melaksanak ronde keperawatan
an kegiatan
pelayanan
Ruang
nilam 2
menggunak
an model
MAKP
dengan
metode
TIM
Tidak
terlaksanan
ya timbang
terima
sesuai
177
dengan SOP
Mempunyai
SOP
Adanya
ketidakpatu
han pada
pengencera
n obat
jarang
terlaksanan
ya ronde
keperawata
n
Analisa Data
178
No Data Masalah Faktor penyebab
1 Hasil observasi yang kami lakukan bahwa timbang Kurang optimal pelaksanaan untuk mempersingkat waktu
terima dilakukan tetapi belum maksimal sesuai timbang terima yang sehingga tidak disebutkan
dengan SOP, timbang terima hanya disebutkan nama dilakukan intervensi selanjutnya
pasien, diagnosa medis, keluhan dan tindakan yang
sudah dilakukan sehingga intervensi selanjutnya tidak
disebutkan, kemudian setelah selesai timbang terima
yang keliling keruangan pasien hanya ketua tim.
2 Hasil observasi yang kami lakukan ditemukan Kurang optimalnya Kurangnya kepatuhan perawat
ketidakpatuhan perawat yang tidak menggunakan kepatuhan perawat terhadap SOP menyiapkan
terhadap SOP menyiap
handscoon saat menyiapkan obat obat obat
3 Hasil wawancara ronde keperawatan sulit dilakukan Tidak adanya ronde Kurangnya waktu untuk
mengingat bertemu untuk diskusi bersama dokter, keperawatan mempertemukan dokter,
farmasi dan gizi dalam satu waktu tidak bisa perawat, farmasi dan gizi
dilakukan karena memiliki kesibukan dalam satu waktu
Prioritas Masalah
179
No Masalah M S Mn Nc Af Skor Prioritas
180
Fish Bone
M4 (Metodhe)
M5 (Market)
Pelaksanaan timbang
terima sesuai SOP masih Saat timbang terima dilakukan masih ada
ditemukan Langkah-langkah yang sesuai
terkendala dikarenakan SOP (tidak dilakukan timbang terima diruang
alasan waktu pasien, dan tidak menyebutkan diagnose
keperawatan)
Kurang
optimalnya
pelaksanaan
timbang terima
M3 (Money)
M2 (Material) M1 (Man)
Tidak ada masalah
Tidak ada masalah motivasi, dan beban kerja perawat
cukup tinggi
181
M4 (Metodhe) M5 (Market)
Perawat saat melakukan penyiapan Risiko keselamatan
obat tidak menggunakan handscoon kerja pada perawat
Kurang optimalnya
kepatuhan perawat
terhadap SOP
persiapan obat
M2 (Material)
M3 (Money) M1 (Man)
Tidak ada masalah Terdapat SOP pengenceran
obat tahun 2022 tetapi Ketidakpatuhan perawat terhadap SOP
tidak terlaksana dengan persiapan obat
optimal
M4 (Metodhe) 182
Sulitnya menentukan waktu untuk M5 (Market)
melaksanakan ronde keperawatan
M4 (Metodhe)
Sulitnya menentukan waktu untuk M5 (Market)
melaksanakan ronde keperawatan
Risiko terjadinya masalah
pelaynan yang tidak
berkesinambungan
M2 (Material)
M3 (Money) M1 (Man)
Tidak ada masalah Adanya SOP ronde Sulitnya mengumpulkan
keperawatan tetapi dokter, perawat, farmasi
belum terlaksana dan gizi karena
dengan optimal memiliki kesibukan
183
POA
Dengan adanya berbagai macam masalah yang muncul dari hasil pengkajian yang dilakukan, maka kelompok membuat
perencanaan untuk pemecahan masalah sesuai dengan prioritas masalah sebagai berikut :
Tabel. 1.22 Planning Of Action (POA)
INDIKATOR PENANGGUNG
No MASALAH TUJUAN KEGIATAN WAKTU BIAYA
KEBERHASILAN JAWAB
1. Kurang optimalnya Terlaksananya Sosialisasi Meningkatkan 24 Februari 20.000,00 Wan Azlina Noor
pelaksanaan timbang timbang terima tentang motivasi perawat 2023 Ravija Oe’un,
Implementasi
Bersama
pelaksanaan
timbang terima
Evaluasi
pelaksanaan
timbang terima
184
2 Kurang optimalnya Terlaksana Sosialisasi Meningkatkan 27 februari 150.000,00 Zakiah Meilynda,
kepatuhan SOP pada tentang penyiapan kepatuhan perawat 2023 S.Kep dan Lisa
kepatuhan perawat
pengenceran obat obat sesuai SOP tentang penyiapan Novita Sari, S.Kep
terhadap SOP
obat sesuai SOP
persiapan obat
Implementasi
penyiapan obat Perawat termotivasi
melakukan
Evaluasi penyiapan obat
Pelaksanaan sesuai SOP
penyiapan obat
3 Tidak adanya ronde Terlaksananya Sosialisasi Meningkat motivasi 1 Maret 2023 100.000,00 Muhammad Wafi
ronde tentang perawat tentang ronde Firdaus, S.Kep
keperawatan
keperawatan pelaksanaan keperawatan
ronde Muhammad Aldy
keperawatan Sa’bani, S.Kep
Yunisa Fidiyah
Nanda Mustika,
S.Kep
185
BAB 4
IMPLEMENTASI
4.1 Pelaksanaan
POA yang sudah disusun ada 3 yaitu sosialisasi timbang terima, sosialisasi
persiapan obat dan pelaksanaan ronde keperawatan. POA yang dilaksanakan
di ruang Nilam 2 RSUD dr. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Uraian
kegiatan POA :
4.1.1 Sosialisasi Timbang Terima
4.1.1.1 Persiapan
Proses awal menentukan masalah yang akan diangkat melalui
proses koordinasi dengan presptor klinik selaku kepala
ruangan yang menjabat di ruang Nilam 2 untuk dijadikan
masalah dalam planning of action, setelah disetujui oleh
kepala ruangan, mahasiswa memulai untuk proses sosialisasi
timbang terima.
4.1.1.2 Pelaksanaan
Sosialisasi timbang terima yang dilakukan oleh mahasiswa
manajemen keperawatan yang berdinas di ruang Nilam 2
RSUD dr. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
186
perawat yang dinas shift pagi ke shift sore dan dari shift sore
ke shift malam. Materi timbang terima meliputi
menggunakan SBAR (Situation Background Assessment
Recomendation). Timbang terima diawali dengan berdoa dan
dilanjutkan penyampaian nama pasien, diagnosa medis,
menyampaikan kondisi dan keadaan pasien, menyampaikan
hal – hal yang sudah dilakukan, menyampaikan hal – hal
yang yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya, menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya,
kemudian dilanjutkan validasi ke kamar pasien.
4.1.1.3 Evaluasi
Setelah dilakukan sosialisasi timbang terima, perawat di
ruang nilam 2 mengetahui tentang pelaksanaan timbang
terima yang sesuai dengan SPO.
187
4.1.2.3 Evaluasi
Setelah dilakukan sosialisasi SPO persiapan obat, perawat
menjadi mengetahui dan patuh untuk menggunakan APD
terhadap persiapan obat.
188
2023, sebelumnya dilakukan pengkajian pada pasien yang
memenuhi kriteria yang ditentukan. Pengkajian dilakukan
pada tanggal 02 – 03 maret 2023 pada pasien dengan
diagnosa medis DM tipe 2.
4.1.3.3 Pengorganisasian
a. Kepala Ruangan : Wan Azlina Noor Ravija Oe’un, S.Kep
b. Ketua Tim : Yunisa Fidiyah Nanda Mustika, S.Kep
c. Perawat Pelaksana : Lisa Novita Sari S.Kep
Muhammad Aldy Sa’bani, S.Kep
Muhammad Wafi Firdaus, S.kep
Musrifah, S.Kep
Zakiah Meilynda, S.Kep
4.1.3.4 Evaluasi
Setelah dilakukan ronde keperawatan, tenaga kesehatan yang
bertugas di nilam 2 mengetahui rencana perawatan
selanjutnya kepada pasien.
189
4.1.4.2 Pelaksanaan
a. Menyampaikan perkembangan dan masalah pasien
berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi pasien
yang dilaporkan dinas sebelumnya.
190
4.1.5 Penerimaan pasien baru
4.1.5.1 Persiapan
191
h. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi
yang telah disampaikan
i. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta
untuk menandatangani informed consent
192
e. Mempersilahkan perawat primer membaca instrumen
penilaian dan klarifikasi terhadap instrumen yang akan
digunakan
f. Mempersilahkan perawat primer untuk tindakan
pemberian obat injeksi IV
4.1.7.2 Pelaksanaan
193
Seksi Konsumsi : Wan Azlina Noor Ravija Oe’un, S.Kep
4.1.9.1 Ketua
194
g. Memantau keadaan ruangan dan memeriksa buku bantu
keuangan.
4.1.9.3 Bendahara
a. Membukukan dan menyiapkan uang organisasi secara
keseluruhan.
b. Bertanggung jawab terhadap pembukuan anggaran belanja
organisasi dan mempertanggung jawabkannya kepada
ketua.
c. Melaporkan keadaan keuangan organisasi secara berkala.
d. Mengeluarkan keuangan yang telah mendapat persetujuan
dari ketua
e. Membuat laporan keuangan.
4.1.9.4 Seksi Humas
a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran surat- menyurat
b. Bertanggung jawab terhadap kelancaran diskusis,
seminar, maupun desiminasi.
c. Melaporkan sosialisasi seluruh program yang telah
ditetapkan kepada anggota.
d. Meyebarluaskan seluruh informasi yang berkaitan
dengan kegiatan pelayanan keperawatan.
e. Membantu semua kegiatan yang berhubungan dengan
orang lain.
4.1.9.5 Seksi Perlengkapan
a. Bertanggung jawab terhadap pengadaan kelengkapan
berkas - berkas kegiatan
b. Membantu kelancaran kegiatan.
c. Melakukan koordinasi dengan seksi yang lain.
4.1.9.6 Seksi Konsumsi
a. Bertanggung jawab terhadap pengadaan konsumsi untuk
berbagai kegiatan
b. Membantu kelancaran kegiatan
195
c. Melakukan koordinasi dengan seksi lain
196
i. Membuat jadwal perjanjian klinis.
4.2.1.3. Perawat pelaksana
Tugas perawat pelaksana :
a. Mengikuti serah terima tugas bersama kepala ruangan dan
perawat pelaksana
b. Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan
c. Menerima pasien baru
d. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
e. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh perawat primer
f. Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain
g. Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim yang
lain
h. Melaksanakan asuhan keperawatan
4.2.1.4. Pengaturan Jadwal Dinas
Jadwal dinas dibagi dan disesuaikan dengan perannya masing
masing. Peran yang dibagi yaitu Kepala Ruangan, Katim, dan
Perawat Pelaksana. Pengelolaan pasien di ruang Nilam 2 dengan
jumlah 7 pasien.
a. Kepala Ruangan dan Perawat Primer ditugaskan per 3 hari
b. Jadwal dinas akan dibagi menjadi 3 shift :
Shift Pagi : jam 08.00-14.30 WITA
Shift Sore : jam 14.30-21.00 WITA
Shift Malam: jam 21.00-08.00 WITA
Prinsip penyusunan jadwal hendaknya memenuhi beberapa
prinsip, diantaranya harus ada kesinambungan antara kebutuhan
unit kerja dan kebutuhan staf. Prinsip berikutnya, setiap staf
harus terlibat dalam siklus atau rotasi pagi-sore malam : motode
yang dipakai harus sesuai dengan kuantitas staf dalam suatu unit
kerja. Siklus yang digunakan mengikuti metode penugasan yang
dipakai dan setiap staf harus dapat mencatat hasil dinas, libur
197
dan shift. Pelaksanaan role play penerapan MAKP dengan
metode asuhan keperawatan profesional oleh mahasiswa di
Ruang Nilam 2 dilaksanakan selama 12 hari dari yaitu pada
tanggal 21 februari sampai 4 maret 2023 pembagian tugas sesuai
lampiran. Mahasiswa kelompok 10A terdiri dari 7 orang
sehingga pembagian peran tiap hari yaitu 1 orang Kepala
Ruangan, 1 orang Katim, dan 5 orang Perawat Pelaksana (Pagi,
Siang dan Malam). Dalam pelaksanaannya selama 12 hari hari
kegiatan tidak ada hambatan pada proses ketenagaan.
Mahasiswa mendapatkan dukungan dari pihak manajemen
ruangan untuk memberikan kesempatan mengelola 7 bed di
ruang Nilam yaitu kamar 3A. Mahasiswa mendapatkan 7 bed
kelolaan dan jam pelayanan untuk dinas pagi 6,5 jam, dinas
siang 6,5 jam, dan dinas malam 11 jam. Rata-rata jam pelayanan
keperawatan mahasiswa yaitu 73 jam.
198
diklasifikasikan derajat ketergantungan pasien 3 kategori
yaitu :
a. Perawat minimal/self care: 1-2 jam/24 jam
b. Perawat parsial : 3-4 jam/24 jam
c. Perawat total : 5-6 jam/24 jam
Perhitungan kebutuhan tenaga perawat/shif diruang
nilam 2 sebagai berikut :
Tenaga perawat diruang Nilam 2 tanggal 21, 22, 23 Februari
2023
199
= 0,34 = 0,28 = 0,20
200
Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien menurut teori douglas perhitungan tanggal 23
februari 2023 sebanyak 3 orang
= 85,7%
= 100%
= 100%
= 100%
= 100%
201
6 Minggu,26 Total Pasien 7
Februari 2023
= 100%
= 100%
= 100%
= 85,7%
= 100%
= 100%
= 100%
202
Nilai Rata-rata BOR selama Role play adalah 97,6%
Jumlah pasien yang masuk adalah 19 orang
Jumlah pasien yang keluar adalah 15 orang
Jumlah pasien yang meninggal adalah 0 orang
Diagnosa penyakit :
Diabetes melitus sebanyak 4 orang
DHF sebanyak 3 orang
Anemia sebanyak 2 orang
Hipertensi Urgency sebanyak 2 orang
Cardiomegaly sebanyak 1 orang
CKD sebanyak 1 orang
Gea sebanyak 1 orang
Dehidrasi berat sebanyak 1 orang
Abdominal pain sebanyak 1 orang
Massa intra abdominal sebanyak 1 orang
Absess manus dextra sebanyak 1 orang
Abses coli dextra sebanyak 1 orang
203
Dilakukan role play terhadap pelaksanaan penerapan
MAKP dari tanggal 21 Februari 2023 – 04 maret
2023 Di ruang Nilam 2 di kamar 3A Pembagian
dilakukan untuk penetapan seabagi kepala ruagan 1
orang kepala tim 1 orang dan perawat pelaksana 1-3
orang untuk setiap pergatian shift (pagi, siang dan
malam).
b. Timbang Terima
1) Evaluasi timbang terima
Struktur
Semua perawat pergantian shift
sudah siap
Format timbang terima telah dibuat
sesau dengan format
Menyusun format
Pengorganisasian peran
Sarana dan prasana yang menunjang
timbang terima telah tersedia antara
lain : catatan timbang terima dan
kelompok shift timbang terima
2) Proses
Proses timbang terima pagi dimulai
di nurse station dipimpin kepala
ruangan praktik profesi keperawatan
manajeman dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang telah bertugas
dinas maupun perawat yang akan
menggantikan shift. Proses timban
terima pagi ke siang dimulai di nurse
station dipimpin oleh kepala ruangan,
kemudian dilaporkan oleh kepala tim
204
yang bertugas shift pagi dan diikuti
oleh semua perawat pelaksaba telah
bertugas pada shift sebelumnnya
maupun yang akan menggantikan
shif.
Isi timbang terima mencakup jumlah
pasien, diagnosis, intervensi yang
telah dilakukan maupun belum, dan
rencana tindakan kolaboratif
Setelah timbang terima di nurse
station dilanjutkan ke masing masing
masing bed pasien untuk mevalidasi
Kepala tim/ perawat pelaksana selalu
berperan aktif dalan memimpin data
ke bed pasien.
3) Hasil
Timbang terima dipimpin kepala
ruangan
Pergantian shift dari malam ke pagi
dan dari pagi ke siang dipimpim
kepala ruangan dan laporan dibaca
kepala tim/perawat pelaksana
Perawat pagi,sore dan malam
menerima timbang terima tampak
fokus mendengarkan dan
memperhatikan laporan timbang
terima
Timbang terima dilakukan awalnya
di nurse stion dilanjutkan ke bed
untuk mevalidasi
205
Setiap perawat mengetahui
perkembangan pasien dan
komunukasi antar perawat berala
dengan baik
206
Pasien mengetahui tentang fasilitas
ruangan, perawatan, medis, serta tata
tertib ruangan
207
pasien dengan tindakan yang akan dilakukan
oleh perawat.
Pada tahapan kerja, secara keseluruhan
sudah baik dimana keseluruhan tindakan
dilakukan dengan baik dan tetap menjaga
kesterilannya, dari saat menyiapkan alat
perawatan luka maupun saat melakukan
perawatan luka.
Tahap terminasi sudah sesuai dan baik, saat
mengakhiri kegiatan perawat sudah mampu
mengevaluasi kegiatan yang dilakukan,
memberikan reinforcement pada pasien,
mengakhiri tindakan dengan cara yang baik
serta tidak lupa mencuci tangan setelah
kegiatan selesai dilakukan.
Sikap perawat pada saat orientasi dan
melakukan tindakan sudah sangat baik
terhadap pasien maupun keluarga dimana
perawat memberi salam saat pertama datang,
memperkenalkan diri, serta menunjukkan
sikap empati pada pasien, perawat juga
terlihat begitu ramah dengan pasien dan
keluarga dimana perawat selalu tesenyum
saat berbicara dan bersikap sangat sopan saat
berinteraksi dengan pasien dan keluarga.
Tahapan evaluasi, perawat sudah melakukan
evaluasi dengan baik, perawat juga
menanyakan kembali bagaimana perasaan
pasien setelah dilakukan perawatan luka
208
4.2.5.6. Supervise Injeksi Obat
a. Evaluasi struktur supervise injeksi obat
Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum acara
dimulai dengan berlatih role play untuk kepala
ruangan dan perawat primer yang akan
dilakukan supervisi serta supervisor dalam
kegiatan supervisi
b. Evaluasi proses
Mengevaluasi jalannya supervisi
Mengevaluasi proses pelaksanaan tindakan
injeksi obat
c. Evaluasi hasil
Pada tahap pre interaksi, perawat sudah
mencuci tangan sebelum menyiapkan
alat, alat sudah dipersiapkan dan dicek
kembali kelengkapan alat yang
diperlukan
Tahapan orientasi, saat pertama bertemu
pasien dan keluarga pasien, perawat
memberikan salam dan menyapa nama
pasien, perawat juga memperkenalkan
dirinya, menanyakan keluhan saat itu,
perawat juga tidak lupa menunjukkan
sikap empatinya kepada pasien, lalu
menjelaskan akan memberikan obat
berupa nama dan manfaat obat, dimana
prosedurnya akan dilakukan sekitar 2
menit ditempat itu serta tidak lupa
menanyakan persetujuan pasien dengan
tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat.
209
Pada tahapan kerja, secara keseluruhan
sudah cukup baik dimana keseluruhan
tindakan dilakukan dengan baik, dari
saat menyiapkan obat maupun saat
memberikan obat, saat mengecek
kembali obat dengan cara menyebutkan
kembali 6 benar obat perawat
menyebutkan untuk mengecek kembali
waktu pemberian obat dan rute
pemberian obat.
Tahap terminasi sudah sesuai dan baik,
saat mengakhiri kegiatan perawat sudah
mampu mengevaluasi kegiatan yang
dilakukan, memberikan reinforcement
pada pasien, mengakhiri tindakan
dengan cara yang baik serta tidak lupa
mencuci tangan setelah kegiatan selesai
dilakukan.
Sikap perawat pada saat orientasi dan
melakukan tindakan sudah sangat baik
terhadap pasien maupun keluarga
dimana perawat memberi salam saat
pertama datang, memperkenalkan diri,
serta menunjukkan sikap empati pada
pasien, perawat juga terlihat begitu
ramah dengan pasien dan keluarga
dimana perawat selalu tesenyum saat
berbicara dan bersikap sangat sopan saat
berinteraksi dengan pasien dan keluarga.
Tahapan evaluasi, perawat sudah
melakukan evaluasi dengan baik,
210
perawat juga menanyakan kembali
bagaimana perasaan pasien setelah
diberikan injeksi obat dan
mengobservasi kemungkinan komplikasi
setelah diberikan injeksi obat
No Indicator Nilai
1 BOR 97,6%
2 BTO 2 kali
3 ALOS 4 hari
5 NDR 0%
b. Kepuasan Pasien
1) Sebelum Role Play
Table 4.4. Tingkat Kepuasan Pasien
211
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
(Nilai (Nilai
1) 0)
212
11 Apakah lantai kamar mandi/wc selalu bersih, tidak 100% 0%
licin, tidak berbau dan cukup terang
12 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi 20% 80%
dalam keadaan istirahat total apakah dimandikan
oleh perawat
13 Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh perawat 30% 70%
jika tidak mampu memgosok gigi, membersihkan
mulut atau mengganti pakaian atau menyisir rambut
14 Apakah alat tenun seperti seprei, selimut diganti 70% 30%
setiap kotor
15 Apakah perawat memberikan penjelasan akibat dari 80% 20%
kurang bergerak, atau berbaring terlalu lama
16 Pada saat anda/keluarga anda masuk rumah Sakit, 80% 20%
apakah perawat memberikan penjelasan tetang
fasilitas yang tersedia dan cara penggunaanya.
Peraturan/tat tertib yang berlaku di rumah Sakit
17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 100% 0%
apakah perawat memanggil nama dengan benar
18 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 100% 0%
apakah perawat mengawasi keadaan anda secara
teratur pada pagi sore maupun malam hari
19 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 100% 0%
apakah perawat memberi bantuan bila diperlukan.
20 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 100% 0%
213
penjelasan tentang
perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjutan setelah
andakeluarga anda diperbolehkan pulang
Total Nilai 25 0
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
(Nilai (Nilai
1) 0)
214
memperhatikan berapa jumlah makanan dan
makanan yang anda habiskan
6 Apabila anda/keluarga anda tidak mampu makan 20% 80%
sendiri apakah perawat membantu menyuapi
7 Pada saat anda/keluarga anda dipasang infuse, 90% 10%
apakah perawat selalu memeriksa cairan
infuse/tetesannya dan area sekitar pemasangan
jarum infuse
8 Apabila anda/keluarga anda mengalami kesulitan 100% 0%
buang air besar apakah perawat menganjurkan
makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup
dan banyak bergerak
9 Pada saat perawat membantu ada/keluarga anda 60% 40%
buang air besar/buang air kecil, apakah perawat
memasang sampiran/selimut, menutup
pintu/jendela. Mempersilahkan
pengunjung keluar ruangan
10 Apakah ruangan tidur anda/keluarga anda 100% 0%
selalu dijaga kebersihannya dengan disapu/dipel
setiap hari
11 Apakah lantai kamar mandi/wc selalu bersih, tidak 80% 20%
licin, tidak berbau dan cukup terang
12 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi 0% 100%
dalam keadaan istirahat total apakah dimandikan
oleh perawat
13 Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh 0% 100%
perawat jika tidak mampu memgosok gigi,
membersihkan mulut atau mengganti pakaian atau
menyisir rambut
14 Apakah alat tenun seperti seprei, selimut diganti 70% 30%
setiap kotor
15 Apakah perawat memberikan penjelasan akibat 90% 10%
dari kurang bergerak, atau berbaring terlalu lama
16 Pada saat anda/keluarga anda masuk rumah Sakit, 80% 20%
215
apakah perawat memberikan penjelasan tetang
fasilitas yang tersedia dan cara penggunaanya.
Peraturan/tat tertib yang berlaku di rumah Sakit
17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 90% 10%
apakah perawat memanggil nama dengan benar
18 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 90% 10%
apakah perawat mengawasi keadaan anda secara
teratur pada pagi sore maupun malam hari
19 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 100% 0%
apakah perawat memberi bantuan bila diperlukan.
20 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 100% 0%
216
100%, “Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh perawat
jika tidak mampu memgosok gigi, membersihkan mulut
atau mengganti pakaian atau menyisir rambut” sebesar
100%,
SP P CP TP STP
No Pertanyaan
(5) (4) (3) (2) (1)
1 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 14 % 57 % 29 %
pekerjaan yang saudara lakukan
2 Sistem pengkajiaan yang dilakukan institusi tempat 29 % 42 % 29 %
saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 14 % 14 % 29 % 43 %
pendidikan saudara
4 Pemberian insentif tambahan atas suatu prestasi atau 14 % 14 % 29 % 43 %
kerja ekstra
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang 14 % 29 % 57 %
mendukung pekerjaan
6 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar 43 % 57 %
mandi, kantin, parker
7 Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan 43 % 57 %
dengan ventilasi udara, kebersihan dan
kebisingan
8 Adanya jaminan atas kesehatan atau 43 % 57 %
keselamatan kerja
9 Perhatian institusi rumah Sakit terhadap saudara 14 % 14 % 72 %
217
15 Kemampuan supervise/pengawas dalam 28 % 72 %
membuat keputusan
16 Perlakuan atasan selama bekerja di sini 28 % 72 %
SP P CP TP STP
No Pertanyaan
(5) (4) (3) (2) (1)
1 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 7,1% 64,3% 21,4% 7,1%
pekerjaan yang saudara lakukan
218
2 Sistem pengkajiaan yang dilakukan institusi tempat 10,7% 71,4% 17,9%
saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 7,1% 50% 35,7% 7,1%
pendidikan saudara
4 Pemberian insentif tambahan atas suatu prestasi atau 7,1% 46,6% 42,9% 3,4%
kerja ekstra
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang 7,1% 67,9% 17,9% 7,1%
mendukung pekerjaan
6 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar 10,7% 57,1% 28,6% 3,6%
mandi, kantin, parkir
7 Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan 10,7% 75% 14,3%
dengan ventilasi udara, kebersihan dan
kebisingan
8 Adanya jaminan atas kesehatan atau 14,3% 67,9% 17,9%
keselamatan kerja
9 Perhatian institusi rumah Sakit terhadap saudara 3,6% 60,7% 32,1% 3,6%
219
Dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 28 perawat didapatkan
hasil bahwa item-item pertanyaan yang sangat puas terbanyak yaitu
Adanya jaminan atas Kesehatan atau keselamatan kerja, Sikap
teman-teman sekerja terhadap saudara. . Item pertanyaan yang puas
terbanyak dipilih yaitu Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan
dengan ventilasi udara, kebersihan dan kebisingan, Hubungan antara
karyawan dalam kelompok kerja, Kemampuan dalam bekerja sama
antar karyawan, Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang
pendidikan saudara, Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja
dengan penugasan yang diberikan, Perlakuan atasan selama bekerja di sini,
Kebebasan dalam melakukan suatu metode sendiri dalam menyelesaikan
pekerjaan. Item pertanyaan yang cukup puas terbanyak dipilih yaitu
Jumlah gaji yang diterima dibandingkan pendidikan saudara, Pemberian
insentif tambahan atas suatu prestasi atau kerja ekstra, , Perhatian institusi
rumah Sakit terhadap saudara, Kesempatan untuk mendapatkan posisi lebih
tinggi, Kesempatan membuat suatu prestasi dan mendapatkan kenaikan
pangkat. Item pertanyaan yang tidak puas terbanyak dipilih yaitu Jumlah
gaji yang diterima dibandingkan pekerjaan yang saudara lakukan, Jumlah
gaji yang diterima dibandingkan pendidikan saudara dan Tersedianya
peralatan dan perlengkapan yang mendukung pekerjaan.
220
1 2 3 4 5
1 Mencatat data
yang dikaji
sesuai dengan
pedoman
pengkajian
2 Data
dikelompokka
n (bio-psiko-
sosio-spiritual)
3 Data dikaji
sejak masuk
sampai pulang
4 Maalah
dirumuskan
berdasarkan
kesenjangan
antara status
Kesehatan
dengan norma
dan pola
fungsi
kehidupan
Total 4 4 4 4 4
221
sehingga dokumentasi pengkajian
dinyatakan baik
Diagnosa
1 Diagnose
keperawatan
sesuai
masalah yang
dirumuskan
2 Diagnose
keperawatan
mencerminka
n PE/PES
3 Merumuskan
diagnose
keperawatan
actual/resiko
Total 3 3 3 3 3
222
No Aspek yang Rekam Medis
dinilai
RM 1 RM 2 RM 3 RM 4 RM 5
1 Merumuskan
perencanaan
sesuai dengan
diagnose
yang
didapatkan
saat
pengkajian
2 Menetapkan
perencanaan
keperawatan
sesuai dengan
prioritas
Total 2 2 2 2 2
1 Implementasi
223
keperawatan
sesuai dengan
diagnose dan
masalah
pengkajian
2 Implementasi
keperawatan
sesuai dengan
prioritas masalah
3 Pendokumentasi
an Tindakan
keperawatan
Total 3 3 3 3 3
Evaluasi
1 Evaluasi
mengacu
pada tujuan
224
2 Hasil
evaluasi
dicatat
Total 2 2 2 2 2
Rata-rata 100%
225
1 Pengkajian 100%
2 Diagnose 100%
3 Perencanaan 100%
4 Implementasi 100%
5 Evaluasi 100
Keterangan
Buruk : 0%-33%
Baik : 67%-100%
226
4.3.1. Panduan Asuhan Keperawatan
a. Hambatan
b. Pendukung
a. Hambatan
b. Pendukung
Banner SOP persiapan obat diletakkan di ruang persiapan obat
sehingga perawat dengan mudah melihat SOP persiapan obat
a. Hambatan
b. Pendukung
a. Hambatan
b. Dukungan
227
pembimbing lahan sudah merepakna MAKP dengan perawatan
tim dengan baik dan sangat membantu mabahasiswa dalam
menjadi contoh untuk melakukan role play.
a. Hambatan
b. Dukungan
a. Hambatan
228
b. Dukungan
- Adanya kerja sama yang baik antara kepala tim dan perawat
pelaksana
- Hubungan saling percaya yang terjalin antara keluarga dan pasien
dengan perawat
4.3.4.3 Supervisi Perawatan luka
a. Hambatan
b. Dukungan
a. Hambatan
b. Dukungan
a. Hambatan
Dokter DPJP belum dapat berhadir dalam proses ronde keperawatan
mengakibatkan proses diskusi kurang maksimal
b. Dukungan
- Adanya kemauan dari mahasiswa bersama sama membahas masalah yang
belum teratasi untuk mepercepat status kesehatan pasien
- Kerja sama yang baik antara pembimbing lahan, pembimbing akademik,
dokter residen, Manager Pelayanan Pasien, Ketua Tim 1 dan 2 Nilam 1
dan 2, Petugas gizi, Petugas Apoteker di dalam proses ronde keperawatn
- Masukan dari Petugas gizi untuk status nutris dan diet untuk pasien
- Masukan dari Petugas Apoteker untuk obat-obatan pasien
229
- Masukan dari pembimbing lahan mengenai masalah diagnosa keperawatan
yang masih belum terkaji dan data yang minimalis
- Masukan dari pembimbing akademik, Manajer Pelayanan Pasien serta
katim ruang nilam 1 dan 2 mengenai pengkajian masih belum lengkap dan
data yang minimalis
c. Rencana tindak Lanjut
Pelaksanaan Ronde Keperawatan hendaknya dilaksanakan secara rutin.
Ronde Keperawatan bertujuan untuk menumbuhkan cara berpikir kritis
dan sistematis dan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, efektif
dan psikomotor bagi perawat. Ronde Keperawatan juga bertujuan
untuk menentukan rencana perawatan selanjutnya pada pasien dan
meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan.
BAB 5
5.1. Kesimpulan
5.1.1 Tenaga perawat di ruang Nilam 2 RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin seluruhnya berjumlah 19 orang, yang dipimpin oleh 1
orang kepala ruangan dan 2 orang ketua tim
230
5.1.2 Model asuhan keperawatan yang digunakan ruang Nilam 2 RSUD dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin adalah model MAKP yang
dipimpin oleh kepala ruangan, 2 ketua tim dan sisanya perawat
pelaksana. Tugas kepala ruangan di ruang Nilam 2 yaitu membuat
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Tugas
ketua tim , yaitu membuat perencanaan, membuat penugasan,
supervisi, dan evaluasi, mengenal/mengetahui kondisi pasien dan
dapat menilai tingkat kebutuhan pasien serta penanggung jawab
perawat pelaksana. Sedangkan tugas dan tanggung jawab perawat
pelaksana, yaitu memberikan asuhan keperawatan pada pasien,
kerjasama serta memberikan laporan.
5.2. Saran
Setelah adanya sosialisasi timbang terima diharapakan perawat di ruang
Nilam 2 dapat memahami dan termotivasi sehingga dapat menerapkan
timbang terima yang benar sesuai dengan SOP timbang terima. Dengan
adanya sosialisasi dan banner SOP persiapan obat diharapkan perawat Nilam
231
2 dapat termotivasi dan menerapkan persiapan obat sesuai dengan SOP.
Dengan adanya roleplay ronde keperawatan diharapkan ruangan Nilam 2
termotivasi untuk melakukan secara rutin ronde keperawatan.
232
OLEH :
KELOMPOK 10A
A. PENDAHULUAN
233
Timbang terima pasien merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang
terima dilakukan oleh kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana.
Timbang terima pasien dirancang sebagai salah satu metode untuk
memberikan informasi yang relevan pada tim perawat setiap pergantian shift
sebagai petunjuk praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini
pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas
pelayanan.
B. TUJUAN
Diharapkan agar perawat dapat mengetahui kembali SOP timbang terima dan
dapat meningkatkan komunikasi antar perawat dan pasien, menjalin
hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat.
234
D. SASARAN
Sasaran yang akan dicapai meliputi sasaran jangka pendek dan jangka
panjang.
1. Sasaran Jangka Pendek
Setelah mengikuti kegiatan proyek inovasi ini, peserta diharapkan
memiliki kemampuan untuk :
Meningkatkan pengetahuan peserta proyek inovasi dalam SOP timbang
terima
2. Sasaran Jangka Panjang
Terwujudnya standarisasi dalam SOP timbang terima sehingga kualitas
perawatan semakin baik dan tepat.
F. PESERTA
Peserta proyek inovasi adalah seluruh perawat ruang nilam 2 RSUD. Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
G. RENCANA KEGIATAN
Proyek inovasi yang dilaksanakan meliputi :
Penyampaian materi :
Proyek inovasi sosialisasi SOP timbang terima berdasarkan kepala ruangan
oleh Muhammad Wafi Firdaus, S.Kep selaku anggota kelompok.
235
2. Pemateri
Muhammad Wafi Firdaus, S.Kep
3. Sarana
Media ceramah
PROYEK INOVASI
236
OLEH :
KELOMPOK 10A
A. PENDAHULUAN
Pengetahuan perawat terhadap SOP persiapan obat merupakan syarat yang
harus diketahui dan dipatuhi oleh perawat pelaksana.
237
RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin khususnya ruang nilam 2
memiliki SOP persiapan obat namun masih ada beberapa perawat yang masih
belum mematuhinya.
B. TUJUAN
Adanya sosialisasi SOP persiapan obat diharapkan peserta dapat
meningkatkan kepatuhan dalam melakukan persiapan obat.
Secara khusus proyek inovasi ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang SOP persiapan obat
2. Meningkatkan kepatuhan peserta tentang SOP persiapan obat
D. SASARAN
Sasaran yang akan dicapai meliputi sasaran jangka pendek dan jangka
panjang
238
E. RENCANA WAKTU PENYELENGGARAAN
Proyek inovasi ini dilaksanakan pada hari senin, 27 Februari 2023 di Ruang
nilam 2 RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Penyajian materi
akan dilaksanakan dari pukul 09.00 WITA– Selesai.
F. PESERTA
Peserta proyek inovasi adalah seluruh perawat ruang nilam 2 RSUD. Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
G. RENCANA KEGIATAN
Proyek inovasi yang dilaksanakan meliputi :
Penyampaian materi :
Proyek inovasi sosialisasi SOP persiapan obat berdasarkan kepala ruangan
oleh Muhammad Aldy Sa’bani, S.Kep selaku anggota kelompok.
239
6. Penanggung Jawab :
Muhammad Aldy Sa’bani, S.Kep & Wan Azlina Noor Ravija Oe’un,
S.Kep
7. Ketua Pelaksana :
Muhammad Wafi Firdaus, S.Kep
8. Sekretaris :
Zakiah Meilynda, S.Kep
9. Bendahara :
Lisa Novita Sari, S.Kep
10. Seksi Perlengkapan :
Musrifah, S.Kep dan Yunisa Fidiyah Nanda Mustika, S.Kep
RONDE KEPERAWATAN
240
OLEH :
KELOMPOK 10A
A. PENDAHULUAN
241
model asuhan keperawatan profesional yang efektif dan efisien. Tingginya
standar pelayanan rumah sakit membuat perawat untuk lebih berpikir kritis
dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan kepada pasien secara holistik.
B. TUJUAN
Diharapkan agar perawat dan tenaga kesehatan lainnya dapat melakukan
ronde keperawatan untuk melakukan rencana perawatan selanjutnya pada
pasien dan meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan.
242
C. RUANG LINGKUP PROYEK INOVASI
Melakukan ronde keperawatan dan roleplay sesuai arahan kepala ruangan.
D. SASARAN
Sasaran yang akan dicapai meliputi sasaran jangka pendek dan jangka
panjang.
3. Sasaran Jangka Pendek
Setelah mengikuti kegiatan proyek inovasi ini, peserta diharapkan :
Meningkatkan pengetahuan peserta proyek inovasi dalam merencanakan
perawatan pasien
Sasaran Jangka Panjang
Terwujudnya standarisasi dalam pelaksanaan ronde keperawatan sehingga
kualitas perawatan semakin baik dan tepat.
F. PESERTA
Peserta proyek inovasi adalah kepala ruangan, ketua tim, dokter, apoteker dan
ahli gizi ruang nilam 2 RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
G. RENCANA KEGIATAN
Proyek inovasi yang dilaksanakan meliputi :
Penyampaian materi :
Proyek inovasi pelaksanaan ronde keperawatan berdasarkan kepala ruangan
oleh Wan Azlina Noor Ravija Oe’un, S.Kep selaku anggota kelompok.
243
H. SARANA DAN SUMBER
4. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia yang terdiri dari kepala ruangan, ketua tim, dokter,
apoteker dan ahli gizi ruang nilam 2 di RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.
5. Pemateri
Yunisa Fidiyah Nanda Mustika, S.Kep
6. Sarana
Media ceramah, diskusi, Power point
244
Zakiah Meilynda, S.Kep
245
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN (PPMK)
Disusun Oleh:
Kelompok 10 A
Lisa Novita Sari, S.Kep 2114901110035
Muhammad Aldy Sa’bani, S.Kep 2114901110043
Muhammad Wafi Firdaus, S.Kep 2114901110047
Musrifah, S.Kep 2114901110048
Wan Azlina Noor Ravija Oe’un, S.Kep 2114901110088
Yunisa Fidiyah Nanda Mustika, S.Kep 2114901110090
Zakiah Meilynda, S.Kep 2114901110091
246
Masalah yang ditemukan diruang perawatan nilam 2 antara lain :
No. Data Masalah Faktor penyebab
247
Dari hasil masalah yang didapat diruang Nilam lt 2 yang paling nampak
yaitu kurang optimalnya pelaksanaan timbang terima, hal tersebut berkaitan
dengan termakannya waktu pemberian keperawatan kepada pasien di
ruangan.
1.3.2 Tenaga
2 Keperawatan
b. Perawat Profesional 1 1 2 7%
(S.Kep)
248
e. Perawat Kesehatan (SPK – - - - -
SKM)
g. Bidan - - - -
h. Perawat gigi - - -
3 Non keperawatan 2 2 7%
Administrasi 2 2 7%
Cleaning service 2 2 7%
prakarya 2 2 7%
Total 11 19 30 100%
Total 17 100%
249
klinis I dengan jumlah 1 dengan pengalaman kerja 1 – 5 tahun,
perawat klinis II dengan jumlah 4 orang dengan pengalaman kerja
5 – 10 tahun, perawat klinis III dengan jumlah 4 orang dengan
pengalaman kerja >10 tahun, perawat klinis IV dengan jumlah 8
orang dengan pengalaman kerja >13 tahun.
250
SDKI, SLKI, SIKI
dan SPO”
22. Hidup sehat
dengan diabetes
mellitus
23. Update
manajemen
perawatan luka
kanker dan
diabetic
24. Manajemen
data indicator
mutu dan
keselamatan
pasien bagi
pengumpul data
25. Inhouse
training
manajemen resiko
26. Pencegahan
dan pengendalian
infeksi bagi
perawat dan bidan
27. Perawat
pelaksana
penugasan khusus
pengananan covid
19
28. IHT anastesi
pemantauan dan
penanganan
251
komplikasi pasien
post anastesi
diruang perawatan
29. EWS,
Aktivasi code blue
dan BHD
30. Kewaspadaan,
kegawatdaruratan
di ruang rawat
inap
31. BHD dan
BHL pada kasus
kegawatdaruratan
32. Sasaran dan
keselamatan
33. Manajemen
perdarahan
34. Seminar
nasional
keperawatan
perawatan luka
2 Mahritta, PNS Katim S1 + Ners 4. Basic Trauma
S.kep., Ners Cardiovaskular
Life Support
(BTCLS)
5. Komunikasi
efektif Bagi
Tenaga Kesehatan
6. Pelatihan
pencegahan dan
pengendalian
252
infeksi bagi
perawat dan bidan
3 Muthaharah PNS Staff S1 + Ners 4. Advokasi dan
S.Kep., Ners kesiapan profesi
perawat dalam
menghadapi
persaingan era
pasar bebas
ASEAN
5. Pelatihan
pencegahan dan
pengendalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
6. Inhouse training
sasaran
keselamatan
pasien
4 Wiwy PNS Staff S1 + Ners 2. IHT pencehgahan
Agustina, dan pengendalian
S.Kep., Ners infeksi
253
“inspiring talks:
study nurshing
sbrosd and
scholarship”
16. Worksjop service
excellence bagi
tenaga frontliner
dan perawat
RSUD. Dr. H.
Moch. Ansari
Saleh
Banjarmasin
17. Hidup sehat
dengan diabetes
mellitus
18. Orientasi CPNS
RSUD. Dr. H.
Moch. Ansari
Saleh
Banjarmasin
19. Inhouse training
“penatalaksanaan
PPI,
pengelolalaan
limbah medis
serta limbah B3
rumah sakit
dalam
mendukung
K3RS di era
pandemi covid 19
254
20. Pengendalian
resistensi
antimikroba
update versi 2022
angkatan III
21. Nurse stress
management
related to the
quality of health
services
22. Peningkatan
kapasitas tenaga
kesehatan dalam
deteksi penyakit
yang berpotensi
KLB termasuk
penyakit yang
dapat dicegah
dengan imunisasi
(PD3I)
23. Inhouse training
early warning
system, aktivasi
code blue dan
bantuan hidup
dasar
24. Kewaspadaan
kegawatdaruratan
diruang rawat
inap
6 Muhammad PNS Staff S1 6. Masalah dan
255
Rifkiannoor, solusi asuhan
S.Kep keperawatan
transplantasi
ginjal dan intra
operatif pada
TUR P/B
7. Asuhan
keperawatan
anastesi
8. IHT pencegahan
dan
pengendalian
infeksi
9. IHT hak pasien
dan keluarga
10. EWS, Aktivasi
code blue dan
BHD
7 Hj. Norhadijah, NON Staff S1 + Ners 2. Seminar
S.Kep., Ners PNS nasional
keperawatan
perawatan luka
8 Dwi Haryono NON Staff D3 3. BTLS
Wibowo, AMK PNS 4. Perawat
pelaksana
penugasan
khusus
penanganan
covid 19
9 Rike Gintari, NON Staff D3 16. Asuhan
AMK PNS keperawatan
256
gawat darurat
covid 19 di intra
rumah sakit
17. Peningkatan
mutu dan
keselamatan
pasien (PMKP)
18. Hak pasien dan
keluarga bagi
tenaga kesehatan
19. EWS, Aktivasi
code blue dan
BHD
20. Pelatihan pasien
terminal dan
penanganan
nyeri
21. Pencegahan dan
pengandalian
infeksi dasar
22. BTCLS
23. Perawat garda
depan
penanganan
covid 19
24. Evakuasi medik
udara: Studi
kasus dan
permasalahanny
a
25. Asuhan
257
keperawatan
medical bedah
26. Pencegahan dan
pengandalian
infeksi
27. Asuhan
keperawatan
gerontik
28. Perawat digarda
depan
penanganan
covid 19
29. Masalah dan
solusi asuhan
keperawatan
transplantasi
ginjal dan
intraoperative
TUR P/B
30. Keselamatan
paisen dan
manajemen
resiko
258
pencegahan dan
pengendalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
8. Sasaran
keselamatan
pasien (SKP)
11 Rully NON Staff D3 3. Manajemen
Atmawirda, PNS perawatan luka
AMK bakar
4. BTCLS
12 Tutwuriningsih, NON Staff D3 9. Pelatihan
AMK PNS pencegahan dan
pengandalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
10. Pelatihan pasien
terminal dan
penanganan
nyeri
11. Basic to
advanced
cardiovascular
life support
during pandemic
covid 19
12. In house training
sasaran
kesalamatan
259
pasien SKP 2
13. Penanganan
kedaruratan dan
bencanan
kebakaran
dirumah sakit
14. Sosialisasi
keselamatan
pasien rumah
sakit bagi
perawat
15. EWS , aktivasi
code blue dan
BHD
16. In house training
hak pasien dan
keluarga bagi
tenaga kesehatan
13 Abob Habibie, NON Staff S1 + Ners 3. BTCLS
S.Kep., Ners PNS 4. Sasaran
keselamatan
pasien
14 Mulyanto Dwi NON Staff D3 7. In house training
Saputra, A.Md., PNS hak pasien dn
Kep keluarga bagi
tenaga kesehatan
8. Evacuation and
transportation
management
9. Pelatihan pasien
terminal dan
260
penanganan
nyeri
10. In house training
komunikasi
efektif bagi
tenaga kesehatan
11. Pelatihan
pencegahan dan
pengandalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
12. In house training
penguatan
konseling dan
tes HIV iniiasi
petugas
kesehatan
15 Neneng NON Staff D3 3. In house training
Kartika, AMK PNS EWS
4. Pelatihan pasien
termina dan
penanganan
nyeri
16 Fansyahh, NON Staff S1 + Ners 12. Keselamatan
S.Kep., Ners PNS pasien dan
management
risiko
13. Sosialisasi
penerapan
jaminan
261
kecelakaan kerja
bagi perawat
mengalami
covid 19 akibat
kerja
14. Perawat
pelaksana
penugasan
khusus
penanganan
covid 19
15. Peran perawat
sebahgai
pejuang
kemanusiaan
16. EWS, aktivasi
code, blue,
BHD,
Implementasi
asuhan
keperawatan
pada akreditasi
rumah sakit
17. BTCLS
18. Perawatan
kesehatan kerja
diperusahaan
19. Update
management
perawatan luka
kanker dan
262
diabetic
20. Asuhan
keperawatan
gerontik
21. Asuhan
keperawatan
pada HIV AIDS
pada masa
pandemic covid
19, upaya
meningkatan
mutu asuhan
keperawatan
pada pasien
dengan masalah
bersihan jalan
napas tidak
efektif melalui
audit klinis
dirumah sakit,
dan studi kasus
pasien dengan
pengelolaan
transfuse
22. Asuhan
keperawatan
medical bedah
17 Harlina, AMK NON Staff D3 4. Pencegahan dan
PNS pengendalian
infeksi bagi
perawat dan
263
bidan
5. Perlindungan
nakes dalam
lonjakan kasus
dan varian baru
6. In house training
hak pasien dan
keluarga bagi
tenaga kesehatan
18 M. Pramadya NON Staff S1 8. Manajemen
Danufalaah, PNS fasilitas dan
S.Kep kesehatan
9. BTCLS
10. PPI
11. Komunikasi
efektif
12. Manajemen
nyeri
13. Penugasan
khusus
penanganan
covid 19
14. Keselamatan
pasien dan
manajemen
resiko
19 Roslinda, NON Staff S1 + Ners 15. Paliatif care in
S.Kep., Ners PNS cancer
16. Seminar
keperawatan
264
cardiovascular
17. Penarapan 3S
pada askep
geriatric dan
evakuasi udara
18. Penarapan 3S
pada kesehatan
kerja
19. Keselamatan
pasien dan
manajemen
resiko
20. BTCLS
21. BTLS
22. BCLS
23. Komunikasi
efektif bagi
tenaga kesehatan
24. Pelatihan pasien
terminal dan
penanganan
nyeri
25. EWS, aktivasi
code blue dan
BHD
26. PMKP
27. In house training
hak pasien dan
keluarga bag
tenaga kesehatan
28. Pencegahan dan
265
pengandalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
4) Klasifikasi pasien
KLASIFIKASI DAN KRITERIA
Minimal Care (1-2 jam) / 24 jam
a. Dapat melakukan kebersihan diri, mandi, ganti pakaian
dilakukan sendiri
b. Makanan dan minum dilakukan sendiri
c. Ambulasi dengan pengawasan
d. Observasi Tanda vital setiap pergantian shift.
e. Pengobatan minimal dengan status psikologi stabil.
f. Perawatan luka sederhana
Intermediet Care (3-4 jam) / 24 jam
a. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
b. Observasi tanda vital setiap 4 jam.
c. Ambulasi dibantu
d. Pengobatan dengan injeksi
e. Klien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran.
f. Klien dengan infus dan klien dengan pleura pungsi
Total Care/ Intensive care (5-6 jam) / hari
a. Semua kebutuhan klien dibantu
b. Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
c. Observasi tanda – tanda vital setiap 2 jam
d. Makan dan minum melalui selang lambung
e. Pengobatan intravena
f. Dilakukan suction
g. Gelisah / disorientasi
266
h. Perawatan luka kompleks
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan
tergantun pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien.
Menurut douglas (1984) diklasifikasikan derajat ketergantungan
dibagi 3 kategori, yaitu :
d. Perawatan minimal : 1 – 2 jam/24 jam
e. Perawatan intermediet : 3-4 jam/24 jam
f. Perawatan total : 5-6 jam/24 jam
a. Menurut dougles
267
Total Care/ Intensive care (5-6 jam) / hari
a. Semua kebutuhan klien dibantu
b. Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
c. Observasi tanda – tanda vital setiap 2 jam
d. Makan dan minum melalui selang lambung
e. Pengobatan intravena
f. Dilakukan suction
g. Gelisah / disorientasi
h. Perawatan luka kompleks
Intermediet Care (3-4 jam)
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum,
ambulasi.
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam.
c. Pengobatan lebih dari 1 kali.
d. Pakai foley kateter.
e. Pasang infuse, intake out-put dicatat.
f. Pengobatan perlu prosedur.
268
Tenaga perawat diruang Nilam 2 tanggal 16, 17, 18 Februari 2023
269
Intermediet care 2 2X 2X 0.15 2 X 0,07 0,98
0,27 = = 0.3 =
0,54 0,14
270
Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien menurut teori douglas perhitungan tanggal 18
Februari 2023 sebanyak 6 orang
271
= 10,54 dibulatkan menjadi 11 orang
f. BOR :
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah Sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah
hari dalam satu periode) X 100%
Data BOR tanggal 16 februari 2023
BOR = 15
X10
(20X1) 0
= 75%
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari diketahui bahwa
memperoleh pencapaian BOR yaitu 75%, nilai normal BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Data BOR tanggal 17 februari 2023
BOR = 15
X10
(20X1) 0
= 75%
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari diketahui bahwa
memperoleh pencapaian BOR yaitu 75%, nilai normal BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
BOR = 13
(20X1) X100
= 65%
272
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari diketahui bahwa
memperoleh pencapaian BOR yaitu 65%, nilai normal BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
g. ALOS :
ALOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Data ALOS tanggal 16 februari 2023
ALOS = 15 = 7,5 hari (Rata-rata lama rawat)
2
Perhitungan ALOS diruang Nilam 2 didapatkan hasil sebanyak 8 hari dalam
waktu periode 1 hari. Sehingga perhitungan ALOS di Ruang Nilam 2
memasuki standar ideal. Nilai normal ALOS 6-10 hari.
Data ALOS tanggal 17 februari 2023
ALOS = 15 = 3 hari (Rata-rata lama rawat)
5
Perhitungan ALOS diruang Nilam 2 didapatkan hasil sebanyak 3 hari dalam
waktu periode 1 hari. Sehingga perhitungan ALOS di Ruang Nilam 2
memasuki standar ideal. Nilai normal ALOS 6-10 hari.
273
2
Dari hasil perhitungan TOI di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 3 hari, nilai
normalnya yaitu 1- 3 hari.
Data TOI tanggal 17 februari 2023
Dari hasil perhitungan TOI di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 2,5 hari, nilai
normalnya yaitu 1- 3 hari.
Data TOI tanggal 18 februari 2023
Dari hasil perhitungan TOI di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 7 hari, nilai
normalnya yaitu 1- 3 hari.
i. BTO :
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur
Data BTO tanggal 16 februari 2023
BTO = 2 = 10 ( kali)
20
Dari hasil perhitungan BTO di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 10 kali dalam
periode 1 hari, nilai normalnya yaitu 40-50 kali dalam 1 tahun.
Data BTO tanggal 17 februari 2023
BTO = 5 = 4 ( kali)
274
20
Dari hasil perhitungan BTO di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 10 kali dalam
periode 1 hari, nilai normalnya yaitu 40-50 kali dalam 1 tahun.
j. NDR :
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati))
X 1000 permil
Data NDR tanggal 16 februari 2023
i. M2 (Material)
Data inventaris ruang rawat inap tahun 2023 ruang Nilam mengenai
perlengkapan alat-alat kesehatan yang ada di ruang topaz (Stroke
275
Center) seperti uraian di bawah ini, untuk fasilitas yang terdapat di
ruang topaz (Stroke Center) yang belum terpenuhi yaitu :
Daftar Barang Alat Kesehatan dan Rumah Tangga di Ruang Nilam
antara lain :
a. Daftar alat Kesehatan diruang nilam 2 RSUD H. Dr. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin.
Keadaan barang
No Nama Barang Jumlah Baik Rusak
1. Regulator oksigen 17 10 7
2. Tensimeter mobile 2 0 2
4. Nebulizer 3 2 1
6. Stetoskop 4 3 1
7. EKG 2 1 1
8. Infuse pump 2 1 1
9. Syiring pump 9 8 1
11. Regulator 10 10 -
276
18. Kursi roda 5 3 2
24. Urinal 7 4 3
27. Urinal 20 15 5
35. Brandcar 1 1 -
277
sebagai berikut ;
Keadaan barang
1. Troley Linen 1 0 1
2. Kulkas 2 1 1
3. Kursi lipat 32 20 12
4. Lemari instrument 1 1 -
8. Lemari obat 3 3 -
Keadaan barang
1. Selimut 20 20 -
2. Perlak 28 28 -
5. Bantal 37 37 -
278
6. Kasur 28 28 -
7. Stik laken 28 28 -
8. sampiran 36 36 -
Keadaan barang
1. AC keset 4 4 -
2. AC 2 PK 10 6/4 -
3. AC 1 PK 11 - -
4. TV LED 19 16 3
5. APAR 4 4 -
Keadaan barang
279
4. Lemari kayu 1 BLUD -
0/06/20
16
5. Meja/kursi kerjaa 1 BLUD -
0/06/20
16
6. Kursi hitam 10 BLUD -
0/06/20
16
7. White board 1 BLUD -
0/06/20
16
280
g. Administrasi penunjang
1 Formulir injeksi √
2 Formulir √
persetujuan/penolak
pindah dari RS
3 Formulir √
persetujuan/penolak
tindakan dari RS
5 Formulir catatan √
terintegrasi
6 Lembar dokumentasi √
7 Formulir observasi √
11 SOP √
12 SAK √
281
13 Formulir visite √
14 Leaftlet tersedia √
a. Resiko jatuh
b. Rhinitis/alergi
d. Hipertensi
e. Penyakit jatung
korener
2 Brandcar 2015 1 1
282
B. ALAT RUMAH
TANGGA
283
WC
16 Ember/gayung 2015 20 20 -
23 Komputer LG (2017) 2 2
Printer (2017) 1 1
C. INVENTARIS
GEDUNG NILAM
LANTAI 2
3 AC 1 PK DAIKIN, 2014 11
5 APAR 2014 4 4
D. LINEN
284
1 Bantal (2015)/(2017) 35/10 35 10 rusak
E. UNTUK RS
PENDIDIKAN
3 Bantal 1 BLUD
01/06/201
6
i. Denah ruangan
Lokasi dan denah ruangan Ruangan merupakan salah satu ruangan perawat
bangsal penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Moch Ansari Saleh
285
Banjarmasin, yang digunakan mahasiswa keperawat sebagai tempat
pembelajaran praktek manajemen keperawat. Secara demografi ruang ini
berbatas dengan
Ruang Tindakan
Ruang kepala ruangan
Ners Station
Kamar perawat
1C
Kamar tindakan
admin
istrasi
Ruan
g
Ruang obat
Ruang Tangga
1B Ruang
monitor CCV Ruang MPP
Ruang
2B
Ruang 1A
L
f
t
Ruang pertemuan
Ruang
3B Ruang
Ruang SMF
penyak dalam 3A
286
Panel Ruang
Ruang dokter
Pantr
S
k t
o k
o i
p L
c yo
e e
Tangga
l
l n
t n
o
e
s
r
r
i
/
ii. Pembiyaan (Money)
RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin merupakan rumah
sakit umum daerah dengan tipe B pendidikan, pengelolaan dana
ruangan bersumber dari dana BLUD (Bandalan Layanan Umum
Daerah). Proses pengajuan anggaran untuk barang, sarana prasarana,
perbaikan alat kesehatan yang rusak, renovasi ruangan ditunjukkan
kepada direktur rumah sakit dengan mengajukan surat permohonan
anggaran ke KABID keperawatan sehingga KABID keperawatan
mengeluarkan surat untuk pemenuhan dana dan diserahkan ke rumah
tangga.
1. Penerapan Model MAKP
Ruang nilam 2 RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin menerapkan Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) dengan metode TIM. Metode tim di
ruang nilam 2 yaitu terdiri dari kepala ruangan, ketua tim 1
dan ketua tim 2. Tim 1 terdiri dari terdiri dari 2 orang ketua
tim dan 13 orang anggota perawat pelaksana. Tim 2 terdiri
287
dari 1 orang ketua tim dan 17 orang anggota perawat
pelaksana.
2. Timbang terima
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 16 dan 17 Februari
2023, timbang terima yang dilakukan di ruang Nilam 2
dilaksanakan setiap shift dinersu station yang dipimpin oleh
kepala ruangan dan diawali doa bersama. Pelaksanaan
timbang terima dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pagi (08.00),
siang (14.30), dan malam (21.00). Beberapa kelebihan
timbang terima di ruang Nilam 2 adalah timbang terima
langsung dipimpin oleh kepala ruangan. Hasil timbang terima
sudah meliputi SBAR yaitu nama, ruangan pasien, diagnose
medis dan kondisi pasien, masalah keperawatan dan tindak
lanjut yang akan dilakukan. Namum, didapatkan kelemahan
timbang terima di ruang Nilam 2 yaitu timbang terima hanya
dilakukan dinurse station, yang keliling keruangan pasien
hanya katim saja dan intervensi keperawatan tidakdisebutkan
saat timbang terima. Selain itu, saat timbang terima ada
beberapa perawat yang tidak memperhatikan dan sibuk
sendiri seperti berbicara dan main handphone.
3. Ronde keperawatan
Ronde keperawatan merupakan metode untuk untuk
menggali dan membahas secara mendalam masalah
keperawatan yang terjadi pada pasien dengan melibatkan tim
keperawatan, kepala ruangan, ahli gizi dan melibatkan pasien
secara langsung sebagai fokus kegiatan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala ruangan di ruang Nilam 2 bahwa
ronde keperawatan jarang dilakukan karena adanya kesulitan
untuk mengumpulkan tenaga kesehatan lainnya seperti
dokter, gizi dan farmasi dalam satu waktu. Ronde
288
keperawatan dilakukan jika ada mahasiswa yang sedang
praktik stase Manajemen.
4. Sentralisasi Obat
Penanggung jawab pengelolaan obat di ruang Nilam 2
dikelola oleh bagian. Dari hasil observasi di ruang Nilam 2
didapatkan sentralisasi obat yang sudah berjalan dengan baik.
Obat-obatan pasien disimpan dalam lemari khusus yang
sudah dipisahkan sesuai nama, nomer rekam medis, dan
tanggal lahir pasien.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 16
dan 17 Februari 2023 perawat ketika melakukan pengenceran
dan pengaplusan obat dilakukan diruang khusus
pencampuran obat namun ada beberapa perawat yang tidak
mematuhi SOP dengan tidak memakai handscoon saat
mengaplus obat. Dari 10 perawat yang diobservasi ada 4
perawat (40%) yang tidak memakain handscoon.
289
pelanggan, sehingga diperlukan adanya upaya penjaminan mutu
pelayanan keperawatan
290
Nilam 2 dalam memberikan penyampaian serta asuhan
keperawatan yang lebih optimal oleh petugas kesehatan
1.4.2 Adakah yang telah menyelesaikan masalah sebelumnya
Sebelumnya dengan kurang optimalnya pelaksanaan timbang terima
dan kurang optimalnya kepatuhan tentang sop persiapan obat namun
setelah di sosialisasikan serta diimplementasikan oleh kelompok
bersama-sama dengan perawat menunjukkan adanya peningkatan
kepatuhan dengan melakukan kegiatan sesuai sop, dengan adanya
kerja sama anatar kelompok dan perawat masalah dapat teratasi.
1.4.3 Solusi yang dipilih sebelumnya
Solusi yang dipilih sebelumnya adalah hanya memberikan edukasi
oleh tenaga kesehatan
1.4.4 Solusi yang diajukan kelompok
4.1.3.1 Nama proyek inovasi
Proyek inovasi Sosialisasi timbang terima dan pendelegasian
obat suntik serta pengimplementasian, Perbaharuan struktur
organisasi dan banner pendelegasian obat suntik, dan
melakukan ronde keperawatan bersama petugas-petugas
medis.
4.1.3.2 Siapa yang membuat proyek
Ners muda stase manajemen ners A Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin
4.1.3.3 Sasaran
Pasien dan petugas kesehatan
4.1.3.4 Dimana tempat pembuatan
Ruang inap Nilam 2 / penyakit dalam
4.1.3.5 Kapan waktu terlaksana
Selama berdinas di ruang inap Nilam 2 RSUD dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin.
4.1.3.6 Berapa lama proyek inovasi
2 minggu
291
4.1.3.7 Apa tujuan yang diinginkan
Memperbaiki manajemen di ruangan inap Nilam dalam
memberikan pelayanan asuhan keperawatan agar lebih
optimal
BAB 2
Timbang terima pasien merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang
terima dilakukan oleh kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana.
Timbang terima pasien dirancang sebagai salah satu metode untuk
memberikan informasi yang relevan pada tim perawat setiap pergantian shift
sebagai petunjuk praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini
pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas
pelayanan.
292
Untuk memberikan informasi yang relevan pada tim perawat setiap
pergantian shift sebagai petunjuk praktik memberikan informasi
mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan
serta menentukan prioritas pelayanan.
2.3.1. Persiapan
2.3.2. Pelaksanaan
2.3.3. Evaluasi
293
Prosuder
Evaluasi
294
2.3.4. Rencana Anggaran
2.5.1.Tujuan Umum
295
4. Meningkatkan kepatuhan peserta tentang SOP persiapan obat
2.6. Langkah-langkah Kegiatan
2.6.1. Persiapan
2.6.2. Pelaksanaan
2.6.3. Evaluasi
banner dan
296
mempraktikkan
persiapan obat
yang benar
banner dan
mempraktikkan
persiapan obat
yang benar
297
SOP persiapan obat
298
2.8.1. Tujuan Umum
2.9.1. Persiapan
299
pasien/keluarga tentang masalah yang muncul pada pasien. Kegiatan
berlanjut kembali ke nurse station untuk dilakukan evaluasi dan
rekomendasi intervensi keperawatan. Kegiatan ronde keperawatan
ditutup oleh kepala ruangan. Pelaksanaan ronde keperawatan dilakukan
pada hari Sabtu, 04 maret 2023.
2.9.3. Evaluasi
10A
300
memenuhi kriteria
- Menyusun
proposal kegiatan
ronde
keperawatan
- Menyiapkan
passion dengan
embuat informed
consent dan
membuat hasil
pengkajian
2. Pelaksanaan 04 Maret 2023 Seluruh mahasiswa
manajemen kelompok
- Kegiatan ronde
10A
dibuka oleh
kepala ruangan
diperankan
mahasiswa)
- Menjelaskan
identitas pasien
- Memvalidasi
keruangan pasien
- Melakaukan
diskusi tentang
keadaan pasien
3. Evaluasi 04 Maret 2023 Seluruh mahasiswa
manajemen kelompok
10A
301
No Konsumsi Jumlah Total
BAB 3
TIMBANG TERIMA
3.1. Persiapan
3.2. Pelaksanaan
302
Sosialisasi timbang terima dilakukan pada tanggal 24 Februari 2023 oleh
mahasiswa manajemen keperawatan yang berdinas di ruang Nilam 2 RSUD
dr. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Mahasiswa manajemen amembagikan
printout SOP timbang terima kepada seluruh perawat di Ruang Nilam 2 dan
menjelaskan SOP timbang terima yang benar.
3.4. Evaluasi
PERSIAPAN OBAT
3.6. Persiapan
3.7. Pelaksanaan
303
obat sesuai dengan SOP yang sudah dijelaskan yang dilihat langsung oleh
kepala ruangan dan perawat yang sedang berdinas. Banner SOP persiapan
obat diletakkan di ruang persiapan obat.
3.8. Evaluasi
RONDE KEPERAWATAN
3.10. Persiapan
304
masalah pasien serta tujuan dilaksanakan ronde keperawatan. Selanjutnya,
dilakukan penjelasan tentang pasien oleh perawat pelaksana yang
difokuskan pada masalah dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan
atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
Kegiatan ronde keperawatan dilanjutkan ke kamar pasien untuk dilakukan
validasi data dengan mencocokkan dan menjelaskan kembali data yang
telah disampaikan perawat pelaksana. Selain itu, pada saat validasi ke
kamar pasien perawat melakukan diskusi antar anggota kelompok dan
pasien/keluarga tentang masalah yang muncul pada pasien. Kegiatan
berlanjut kembali ke ruang pertemuan untuk dilakukan evaluasi dan
rekomendasi intervensi keperawatan serta saran dan masukan dari dokter
residen, gizi, farmasi. Kemudian kegiatan ronde keperawatan ditutup oleh
kepala ruangan
3.12. Evaluasi
305
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
306
4.1.3 Proses proyek inovasi
4.2 Saran
307
Dengan adanya proyek inovasi ini diharapkan proyek inovasi tersebut
dapat diterapkan secara terus menerus dan memberikan manfaat bagi
perawat maupun pasien
308
M4 (Metodhe)
M5 (Market)
Pelaksanaan timbang
terima sesuai SOP masih Saat timbang terima dilakukan masih ada
ditemukan Langkah-langkah yang sesuai
terkendala dikarenakan SOP (tidak dilakukan timbang terima diruang
alasan waktu pasien, dan tidak menyebutkan diagnose
keperawatan)
Kurang
optimalnya
pelaksanaan
timbang terima
M3 (Money)
M2 (Material) M1 (Man)
Tidak ada masalah
Tidak ada masalah motivasi, dan beban kerja perawat
cukup tinggi
309
POA TIMBANG TERIMA PADA JUMAT, 24 FERBUARI 2023
310
Sosialisasi timbang terima yang dilakukan Mahasiswa Profesi Ners stase
Manajemen Keperawatan pada hari Jum’at, 24 Februari 2023
311
M4 (Metodhe) M5 (Market)
Perawat saat melakukan penyiapan Risiko keselamatan
obat tidak menggunakan handscoon kerja pada perawat
Kurang optimalnya
kepatuhan perawat
terhadap SOP
persiapan obat
M2 (Material)
M3 (Money) M1 (Man)
Tidak ada masalah Terdapat SOP pengenceran
obat tahun 2022 tetapi Ketidakpatuhan perawat terhadap SOP
tidak terlaksana dengan persiapan obat
optimal
POA SOP PERSIAPAN OBAT PADA SENIN, 27 FEBRUARI 2023
Sosialisasi SOP Persiapan Obat yang dilakukan Mahasiswa Profesi Ners stase
Manajemen Keperawatan pada hari Senin, 27 Februari 2023
Implementasi / praktik SOP Persiapan Obat yang dilakukan Mahasiswa Profesi Ners
stase Manajemen Keperawatan pada hari Senin, 27 Februari 2023
M4 (Metodhe)
Sulitnya menentukan waktu untuk M5 (Market)
melaksanakan ronde keperawatan
Risiko terjadinya masalah
pelaynan yang tidak
berkesinambungan
M2 (Material)
M3 (Money) M1 (Man)
Tidak ada masalah Adanya SOP ronde Sulitnya mengumpulkan
keperawatan tetapi dokter, perawat, farmasi
belum terlaksana dan gizi karena
dengan optimal memiliki kesibukan
POA RONDE KEPERAWATAN PADA SABTU, 04 MARET 2023
Validasi ke ruangan pasien Bersama Dokter, Apoteker, Gizi, MPP, Kepala Ruangan
Nilam 2, Katim 1 dan 2 di Ruang Nilam 2 pada hari Sabtu, 04 Maret 2023
Melakukan intervensi perawatan luka Bersama Dokter, Apoteker, Gizi, MPP, Kepala
Ruangan Nilam 2, Katim 1 dan 2 di Ruang Nilam 2 pada hari Sabtu, 04 Maret 2023
Diskusi berssama Dokter, Apoteker, Gizi, MPP, Kepala Ruangan Nilam 2, Katim 1 dan
2 di Ruang Nilam 2 pada hari Sabtu, 04 Maret 2023
DOKUMENTASI IMPLEMENTASI ROLE PLAY
TIMBANG TERIMA
Sesudah sosialisasi timbang terima perawat melakukan validasi keruangan pasien yang
sebelumnya timbang terima hanya dilakukan di nurse station dan divalidasi hanya oleh katim
PERSIAPAN OBAT
Sesudah sosialisasi SOP persiapan obat perawat termotivasi untuk memakai APD saat
menyiapkan obat