Anda di halaman 1dari 323

LAPORAN PENGKAJIAN DESIMINASI AWAL

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG NILAM II


RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Perseptor Akademik (CT) : M Fahrin Azhari, Ns., M.Kep


: Noor Amaliah, Ns., M.Kep
Perseptor Klinik (CI) : Nurhikmah, S.Kep.,Ns

Disusun Oleh:
Kelompok 10 A
Lisa Novita Sari, S.Kep 2114901110035
Muhammad Aldy Sa’bani, S.Kep 2114901110043
Muhammad Wafi Firdaus, S.Kep 2114901110047
Musrifah, S.Kep 2114901110048
Wan Azlina Noor Ravija Oe’un, S.Kep 2114901110088
Yunisa Fidiyah Nanda Mustika, S.Kep 2114901110090
Zakiah Meilynda, S.Kep 2114901110091

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1. Latar Belakang...............................................................................................1

1.2. Tujuan............................................................................................................2

1.3. Manfaat..........................................................................................................4

BAB II...........................................................................................................................5

2.1. Unsur Input (M1-M5)....................................................................................5

2.2. Fungsi Manajemen.......................................................................................70

2.3. Model Asuhan Keperawatan........................................................................86

BAB 3 TINJAUAN LAHAN.....................................................................................96

3.1. Profil/ Gambaran Umum Rumah Sakit........................................................96

3.2. Input.............................................................................................................97

3.3. Proses.........................................................................................................106

3.4. Output.........................................................................................................117

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Istilah manajemen dan kepemimpinan sering diartikan hanya berfungsi pada
kegiatan supervise, tetapi dalam keperawatan fungsi tersebut sangatlah luas.
Sebagai perawat professional seseorang tidak hanya mengelola orang tetapi
sebuah proses secara keseluruhan yang kemungkinan orang dapat
meneyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan serta
meningkatkan keadaan kesehatan pasien menuju ke arah kesembuhan.
(Nursalam, 2015).

Profesionalisasi keperawatan merupakan proses dinamis yang mengalami


perubahan dan perkembangan karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi dan
kebutuhan masyarakat. Proses profesionalisasi merupakan proses pengakuan
terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh
masyarakat (Nursalam, 2014).

Manajemen keperawatan diaplikasikan dalam tatanan pelayanan keperawatan


nyata yaitu Rumah Sakit dan komunitas sehingga perawat perlu memahami
konsep dan aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep manajemen
keperawatan, perencanaan yang berupa strategi melalui pengumpulan data
dengan pendekatan 5 M (Man, Money, Material, Method, Market), analisa
SWOT dan penyusunan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan model
keperawatan profesional dan melakukan pengawasan serta pengendalian.

Pemberian asuhan keperawatan profesional perlu ditunjang dengan adanya


manajemen keperawatan. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan
proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan
secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang.

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan


sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus
bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah
konkret dalam pelaksanaannya. Praktek keperawatan profesional yang
diterapkan di rumah sakit diharapkan dapat memperbaiki asuhan keperawatan
yang diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan pelayanan yang bersifat

1
interaksi antar individu. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan ciri-ciri dari
pelayanan keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi, bertanggung jawab
dan bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode ilmiah,
berdasarkan standar praktik dan kode etik profesidan mempunyai aspek legal.

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yang juga
sebagai Rumah Sakit rujukan Kalimantan Selatan, serta wilayah sekitarnya
sekaligus sebagai Rumah Sakit Type B mempunyai beberapa ruangan yang
menjadi ruang percontohan dalam menerapkan model keperawatan MAKP.
Ruang Nilam lantai 2 merupakan salah satu ruangan dengan pelaksanaan
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dengan Metode Tim Primer
yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin.

Berdasarkan fenomena tersebut, maka Mahasiswa Program Studi S1


Keperawatan Tahap Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
perlu melakukan praktik di rumah sakit dalam Stase Manajemen Keperawatan
guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan keperawatan dan etika profesi
dalam melaksanakan manajemen keperawatan serta mencoba menerapkan
model keperawatan MAKP Tim Primer yang nantinya akan dilaksanakan role
play yang meliputi supervisi, ronde keperawatan, timbang terima, sentralisasi
obat, discharge planning, dan penerimaan pasien baru, serta dokumentasi
dengan melibatkan perawat ruangan.

1.2. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan,
mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen
keperawatan dan model pemberian Asuhan Keperawatan profesional
yang sesuai dengan prinsip Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) metode Tim Primer yang telah diterapkan di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah Melakukan Praktik Manajemen, Mahasiswa diharapkan dapat :

2
1.2.2.1 Mampu memahami dan menganalisis pelaksanaan 5 fungsi
manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengaturan,
pengaruhan, dan pengawasan) di ruang perawatan.
1.2.2.2 Mampu melakukan analisis situasi dalam lingkup ruang
keperawatan Penyakit Dalam (Nilam Lt 2)
1.2.2.3 Mampu mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah dalam
manajemen asuhan dan atau manajemen pelayanan
keperawatan
1.2.2.4 Merencanakan ketenagaan keperawtaan sederhana yang sesuai
dengan kebutuhan rawat
1.2.2.5 Merencanakan ketenagaan keperawatan sederhana yang sesuai
dengan kebutuhan ruang rawat
1.2.2.6 Melaporkan kasus kelolaan dengan metode komunikasi efektif
(SBAR/TBAK) dalam uoaya keselamatan pasien
1.2.2.7 Berperan sebagai anggota Tim/PM (Primer Nurse)
1.2.2.8 Melaporkan kasus kelolaan dengan metode SBAR
1.2.2.9 Memimpin ronde keperawatan
1.2.2.10 Berperan sebagai kepala ruangan dengan menerapkan gaya
kepemimpinan yang efektif
1.2.2.11 Memimpin laporan shift/timbang terima
1.2.2.12 Mengelola konflik
1.2.2.13 Memimpin preconference dan post conference
1.2.2.14 Mampu berkoordinasi dengan tim perawat lain
1.2.2.15 Mampu berkoordinasi dengan profesi Kesehatan lain
1.2.2.16 Memberikan pengarahan
1.2.2.17 Melakukan supervise asuhan
1.2.2.18 Melakukan evaluasi kinerja
1.2.2.19 Melakukan perubahan sesuai dengan prioritas masalah di
ruangan
1.2.2.20 Mendesiminasikan hasil perubahan

1.3. Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Dari hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
informasi bidang managemen keperawatan tentang prinsip manajemen
3
keperawatan dan model pemberian Asuhan Keperawatan profesional
yang sesuai dengan prinsip Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Metode Tim Primer.
1.3.2 Manfaat praktis
1.3.2.1 Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dalam bidang manajemen keperawatan.
1.3.2.2 Bagi Instansi Akademik
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar
tentang pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) Metode Tim Primer
1.3.2.3 Bagi Profesi Keperawatan.
Sebagai sarana dan informasi dalam meningkatkan mutu dan
kualitas keperawatan dan profesi ners.
1.3.2.4 Bagi Pasien dan Keluarga
1) Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang
memuaskan.
2) Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan
tinggi.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Unsur Input (M1-M5)


2.2.1. Sumber Daya Manusia (M1/MAN)
2.2.1.1 Umur
Semakin tua usia seseorang karyawan semakin kecil kemungkinan
keluar dari pekerjaan, karena semakin kecil alternatif untuk
memperoleh kesempatan pekerjaan lain. Di samping itu karyawan
yang bertambah tua biasanya telah bekerja lebih lama, memperoleh
gaji yang lebih besar dan berbagai keuntungan lainnya. Hubungan usia
dengan kinerja atau produktivitas dipercaya menurun dengan
bertambahnya usia. Hal ini disebabkan karena ketrampilan-
ketrampilan fisiknya sudah mulai menurun. Tetapi produktivitas
seseorang tidak hanya tergantung pada ketrampilan fisik serupa itu.
Karyawan yang bertambah tua, bisa meningkat produktivitasnya
karena pengalaman
dan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan (Swanburg. S. 2012)

2.2.1.2 Jenis Kelamin


Beberapa isu yang sering diperdebatkan, kesalahpahaman dan
pendapat-pendapat tanpa dukungan mengenai apakah kinerja wanita
sama dengan pria ketika bekerja. Misalnya ada/tidaknya perbedaan
yang konsisten pria-wanita dalam kemampuan memecahkan masalah,
ketrampilan, analisis, dorongan, motivasi, sosiabilitas atau
kemampuan bekerja
Secara umum diketahui ada perbedaan yang signifikan dalam
produktifitas kerja maupun dalam kepuasan kerja, tapi dalam masalah
absen kerja karyawati lebih sering tidak masuk kerja daripada laki-
laki. Alasan yang paling logis adalah karena secara tradisional wanita
memiliki tanggung jawab urusan rumah tangga dan keluarga. Bila ada
anggota keluarga yang sakit atau urusan sosial seperti kematian
tetangga dan sebagainya, biasanya wanita agak sering tidak masuk
kerja. (Swanburg. S. 2012)

5
2.2.1.3 Masa Kerja
Banyak studi tentang hubungan antara senioritas karyawan dan
produktivitas. Meskipun prestasi kerja seseorang itu bisa ditelusuri
dari prestasi kerja sebelumnya, tetapi sampai ini belum dapat diambil
kesimpulan yang meyakinkan antara dua variabel tersebut. Hasil riset
menunjukkan bahwa suatu hubungan yang positif antara senioritas dan
produktivitas pekerjaan. Masa kerja yang diekspresikan sebagai
pengalaman kerja, tampaknya menjadi peramal yang baik terhadap
produktivitas karyawan. Studi juga menunjukkan bahwa senioritas
berkaitan negatif dengan kemangkiran. Masa kerja berhubungan
negatif dengan keluar masuknya karyawan dan sebagai salah satu
peramal tunggal paling baik tentang keluar masuknya karyawan
2.2.1.4 Pendidikan
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dalam Hasbullah (2005)
yaitu tuntunan di dalam tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya. Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya
keperawatan adalah melalui pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
mengikuti pelatihan perawatan keterampilan teknis atau keterampilan
dalam hubungan interpersonal. Sebagian besar pendidikan perawat
adalah vokasional (D3 Keperawatan). Untuk menjadi perawat
profesional, lulusan SLTA harus menempuh pendidikan akademik S1
Keperawatan dan Profesi Ners. Tetapi bila ingin menjadi perawat
vokasional, (primary nurse) dapat mengambil D3
Keperawatan/Akademi Keperawatan. Lulusan SPK yang masih ingin
menjadi perawat harus segera ke D3 Keperawatan atau langsung ke S1
Keperawatan. Selanjutnya, lulusan D3 Keperawatan dapat
melanjutkan ke S1 Keperawatan dan Ners. Dari pendidikan S1 dan
Ners, baru ke Magister Keperawatan/spesialis dan Doktor/Konsultan
(Gartinah et. al., 1999).

6
2.2.1.4 Pelatihan Kerja
Secara umum pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang
menggambarkan suatu proses dalam pengembangan organisasi
maupun masyarakat. Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu
rangkaian yang tak dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan
sumberdaya manusia, yang di dalamnya terjadi proses perencanaan,
penempatan, dan pengembangan tenaga manusia. Dalam proses
pengembangannya diupayakan agar sumber daya manusia dapat
diberdayakan secara maksimal, sehingga apa yang menjadi tujuan
dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia tersebut dapat terpenuhi.
Moekijat (1993) juga menyatakan bahwa “pelatihan adalah suatu
bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh
dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang
berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang
lebih mengutamakan praktek daripada teori.
Alex S. Nitisemito (1982) mengungkapkan tentang tujuan pelatihan
sebagai usaha untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah
laku dan pengetahuan, sesuai dari keinginan individu, masyarakat,
maupun lembaga yang bersangkutan. Dengan demikian pelatihan
dimaksudkan dalam pengertian yang lebih luas, dan tidak terbatas
semata mata hanya untuk mengembangkan keterampilan dan
bimbingan saja. Pelatihan diberikan dengan harapan individu dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Seseorang yang telah
mengikuti pelatihan dengan baik biasanya akan memberikan hasil
pekerjaan lebih banyak dan baik pula dari pada individu yang tidak
mengikuti pelatihan.
Dengan demikian, kegiatan pelatihan lebih ditekankan pada
peningkatan, pengetahuan, keahlian atau keterampilan (skill,
pengalaman dan sikap peserta pelatihan tentang bagaimana
melaksanakan aktivitas atau pekerjaan tertentu. Hal ini sejalan dengan
pendapat Henry Simamora (1995) yang menjelaskan bahwa pelatihan
merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan
keahlian, pengetahuan, pengalaman ataupun perubahan sikap seorang
individu atau kelompok dalam menjalankan tugas tertentu.

7
2.2.1.5 Kebutuhan Tenaga Kerja
a) Metode Gillies
Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan tenaga
keperawatan di satu unit perawatan adalah sebagai berikut:

Keterangan:
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien hari
B = rata-rata jumlah pasien/hari
C = jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut

Prinsip perhitungan rumus Gillies:


Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk
pelayanan, yaitu:
Perawatan langsung adalah perawatan yang diberikan oleh
perawat yang ada hubungan secara khusus dengan kebutuhan
fisik, psikologis, dan spiritual. Berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien pada perawat maka dapat diklasifikasikan
dalam empat kelompok, yaitu: self care, partial care, total care,
dan intensive care. Menurut minetti Huchinison (1994) kebutuhan
keperawatan langsung setiap pasien adalah empat jam perhari
sedangkan untuk:
a. Self care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam
b. Partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam
c. Total care dibutuhkan 1- 1½ x 4 jam : 4-6 jam
d. Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam
Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat
rencana perawatan, memasang/ menyiapkan alat, ,konsultasi
dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan kesehatan,

8
melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS Graha
Detroit (Gillies, 1989) = 38 menit/ pasien/ hari, sedangkan
menurut Wolfe & Young (Gillies, 1989) = 60 menit/ pasien/ hari
dan penelitian di Rumah Sakit John Hpokins dibutuhkan 60
menit/ pasien (Gillies, 1994).
Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi:
aktifitas, pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Menurut
Mayer dalam Gillies (1994), waktu yang dibutuhkan untuk
pendidikan kesehatan ialah 15 menit/ pasien/ hari.

b) Metode douglass
Klasifikasi pasien Berdasarkan Tingkat ketergantungan dengan
Metode Dougles (1984).
Tabel 2.1 Tingkat Ketergantungan Pasien
No Klasifikasi dan Kriteria
1 Minimal Care (1-2 jam)
1. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi,
ganti pakaian dan minum
2. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan
3. Observasi Tanda vital setiap shift
4. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
5. Persiapan prosedur pengobatan
2 Parsial Care (3-4 jam)
1. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum,
ambulasi
2. Observasi tanda vital tiap 4 jam
3. Pengobatan lebih dari 1 kali
4. Pakai foley kateter
5. Pasang infuse, intake out-put dicatat
6. Pengobatan perlu prosedur
3 Total Care (5-6 jam)
1. Dibantu segala sesuatunya
2. Posisi diatur

9
3. Observasi tanda vital tiap 2 jam
4. Pakai NG tube
5. Terapi intravena, pakai suction
6. Kondisi gelisah/ disorientasi/ tidak sadar
Tabel 2.2 Klasifikasi Pasien
KLASIFIKASI PASIEN
Minimal Parsial Total
Pag Mala Mala
Siang Pagi Siang Pagi Siang Malam
i m m
0,1
0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
7

c) Metode DEPKES
Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat dan bidan
menurut direktorat pelayanan keperawatan Dirjen Yan-Med
Depkes RI (2001) dengan memperhatikan unit kerja yang ada
pada masing-masing rumah sakit. Model pendekatan yang
digunakan adalah tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis
kasus, rata-rata pasien per hari, jumlah perawatan yang
diperlukan/ hari/ pasien, jam perawatan yang diperlukan/
ruanagan/ hari dan jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7 jam
per hari
Tabel 2.3 Contoh Perhitungan:
Jumlah Jumlah jam
Rata-rata
jam perawatan
No Kategori* jumlah
perawat/ ruangan/
pasien/ hari
hari** hari (c x d)
a B C D E
1 Askep Minimal 7 2,00 14,00
2 Askep sedang 7 3,08 21,56
3 Askep agak 11 4,15 45,65
berat
4 Askep 1 6,16 6,16

10
maksimal
Jumlah 26 87,37
Keterangan:
* : Uraian ada pada model Gillies di halaman depan
** : Berdasarkan penelitian di luar negeri
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah:
Jumlah jam perawatan ruangan/ hari = 87,37 = 12,5
Jam kerja efektif perawat 7
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah
(faktor koreksi) dengan :
Hari libur/ cuti/ hari besar (loss day)

Perawat yang mengerjakan tugas-tugas non-profesi (non


nursing jobs).
Seperti: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan,
kebersihan alat-alat makan pasien, dan lain-lain. Diperkirakan
25% dari jam pelayanan keperawatan.
(Jumlah tenaga perawat + lossday) x 25% = (12,5 + 3,4) x
25% =3,9
Jadi jumlah tenaga yang diperlukan= tenaga yang tersedia +
faktor koreksi
= 12,5 + 3,4 + 3,9 = 19,8 (dibulatkan menjadi 20 orang perawat)

2.1.2 Sarana Dan Prasarana (M2/MATERIAL)


2.1.2.1 Sarana dan Prasarana
Tabel 2. 1 Standar Keperawatan Dan Kebidanan Di Ruang Rawat Inap
Menurut DEPKES (2001)

Keadaan Barang Ket


Jenis/ Nama Jumlah
No Baik Kurang Rusak
Barang Barang
Baik Berat

11
1 EKG -
2 Tensimeter
Digital + 2 √
Digital
3 Stateskop 2 √
Oxymeter
Termometer
5 Syring pump 2 √
Sterilisator
Led x-ray
6 Nebulezer -
7 Suction -
9 Glukosa 2 √
10 Gunting
3 √
perban biasa
11 Senter 1 √
12 Bengkok 1 √
13 Tongspatel 3 √
14 Klem
3 √
anotamis
15 Ned Holder 3 √
16 Gunting
2 √
anatomis
17 Bak
3 √
instrument
18 Gunting
3 √
perban
19 Pinset
3 √
cirugis
21 Tempat
kapas 2 √
alcohol
23 Pispot 24 √

12
24 Sputum pot 2 √
25 Urinal 3 √

Tabel 2. 2 Alat Tenun Menurut DEPKES (2001)


No Nama Barang Ratio Pasien : Alat
1 Gurita 1: 1 ½
2 Gordyn 1:2
3 Kimono/ baju besar 1:5
4 Sprei besat 1:5
5 Manset dewasa 1: ¼
6 Manset anak 1: 1/3
7 Mitela/ topi 1: 1/3
8 Penutup sprei 1:5
9 Piyama 1:5
10 Selimut wool 1:1
11 Selimut biasa 1:5
12 Selimut anak 1:6-8
13 Sprei kecil 1:6-8
14 Sarung bantal 1: 6
15 Sarung guling 1:3
16 Sarung kasur 1:1
17 Sarung buli-buli panas 1: ¼
18 Sarung eskap 1: ¼
19 Sarung windring 1: 1/10
20 Sarung O2 1: 1/3
21 Taplak meja pasien 1:3
22 Taplak meja teras 1:3
23 Vitrase 1:2
24 Tutup alat 1:2
25 Steek laken 1:6-8
26 Handuk 1:3
27 Waslap 1:5

13
28 Banak short 1: ½
29 Gurita dewasa 1: ½
30 Handuk fontanin 1: 1/5
31 Lap piring 1: ¼
32 Lap kerja 1: ½
33 Masker 1: ½
34 Popok bayi 1:15
35 Baju bayi 1:8
36 Duk 1: 1/3
37 Duk bolong 1: 1/3

Tabel 2. 3 Alat Rumah Tangga Menurut DEPKES (2001)


No. Nama Barang Ratio Pasien : Alat
1 Kursi roda 2-3/ruangan
2 Komot 1/ruangan
3 Lemari obat emergency 1/ruangan
4 Light cast 1/ruangan
5 Meja pasien 1:1
6 Over bed table 1:1
7 Standard infuse 2-3/ruangan
8 Standard Waskom double 4-6/ruangan
9 Waskom mandi 8-12/ruangan
10 Lampu sorot 1/ruangan
11 Lampu senter 1-2/ruangan
12 Lampu kunci duplikat 1/ruangan
13 Nampan 2-3/ruangan
14 Tempat tidur fungsional 1:1ruangan
15 Tempat tidur biasa 1:1/2 /ruangan
16 Troly obat 1/ruangan
17 Troly balut 1/ruangan
18 Troly pispot 1/ruangan
19 Troly suntik 1/ruangan

14
20 Timbangan BB/TB 1/ruangan
21 Timbangan bayi 1/ruangan
22 Dorongan O2 1/ruangan
23 Plato/ piring makan 1:1/ruangan
24 Piring snack 1:1/ruangan
25 Gelas 1:2/ruangan
26 Tatakan dan tuutp gelas 1:2/ruangan
27 Sendok 1:2/ruangan
28 Garpu 1:2/ruangan
29 Kran air 1:1/ruangan
30 Baki 5/ruangan
31 Tempat sampah pasien 1:1/ruangan
32 Tempat sampah besar tertutup 4/ruangan
33 Senter 2/ruangan

Tabel 2.4 Alat Habis Pakai di Ruang Rawat Inap Menurut DEPKES (2001)
No Nama Barang
1 Gown
2 Masker N95
3 Nurse cap
4 Handsrub
5 Handwash
6 Kasa gulung
7 Cairan alcohol
8 Kapas alcohol
9 Plester (kuning)
10 Hipapix
11 Spuit dan needle
12 Handscoon
13 Masker
14 Cairan antiseptic
15 Infus set
16 Masker O2

15
2.1.3. Pembiayaan (M3/ MONEY)
2.1.3.1 Kompensasi
Kompensasi merupakan terminologi luas yang berhubungan dengan
imbalanfinansial. Terminologi dalam kompensasi adalah:
a. Upah dan Gaji. Upah (wages) biasanya berhubungan dengan tarif gaji
per jam. Gaji (salary) umumnya berlaku untuk tarif bayaran
mingguan, bulanan, atau tahunan
b. Insentif. Insentif (incentive) adalah tambahan kompensasi di atas atau
di luar gaji atau upah yang diberikan organisasi
c. Tunjangan
d. Fasilitas (Simamora, 2004).
2.1.3.2 Reward
Hazli (2002) mendefinisikan reward yaitu hadiah dan hukuman dalam
situasi kerja, hadiah menunjukkan adanya penerimaan terhadap perilaku
dan perbuatan, sedangkan hukuman menunjukkan penolakan perilaku
dan perbuatannya.
Wahyuningsih (2009) juga mendefinisikan reward adalah
penghargaan/hadiah untuk sesuatu hal yang tercapai. Francisca (2006)
memfokuskan definisi reward sebagai hadiah atau bonus yang diberikan
karena prestasi seseorang. Reward dapat berwujud banyak rupa. Paling
sederhana berupa kata-kata seperti pujian adalah salah satu
bentuknya. Reward biasanya digunakan untuk mengendalikan jam kerja
seseorang dalam organisasi (Raharja, 2006).
Artinya, dengan reward seseorang bekerja dapat dilakukan tanpa ada
kendali langsung dari pimpinan, melainkan dapat berjalan apa adanya
sesuai evaluasi kinerja sebelumnya. Selebihnya,
dengan reward seseorang dapat meningkatkan cara kerjanya tanpa harus
dikendalikan pimpinan. Hal ini juga ditegaskan Gouillart & Kelly dalam
Raharja (2006) bahwa reward yang diperoleh atau diharapkan akan
diperoleh sebagai konsekwensi dari apa yang mereka kerjakan akan
merubah perilaku manusia secara fundamental.
2.1.3.3 Punishment

16
Punishment adalah hukuman atas suatu hal yang tidak tercapai/
pelanggaran. Hukuman seperti apa yang harus diberikan. Setiap orang
pasti beda persepsi dan beda pendapat (Wahyuningsih, 2009).
Punishment merupakan penguatan yang negatif, tetapi diperlukan dalam
perusahaan. punishment yang di maksud disini adalah tidak seperti
hukuman dipenjara atau potong tangan, tetapi punishment yang bersifat
mendidik. Selain itu punishment juga merupakan alat pendidikan
regresif, artinya punishment ini digunakan sebagai alat untuk
menyadarkan karyawan kepada hal-hal yang benar. Ngalin purwanto
(1988:238) membagi punishment menjadi dua macam yaitu:
Hukuman prefentif, yaitu hukuman yang dilakukan dengan maksud atau
supaya tidak terjadi pelanggaran. Hukuman ini bermaksud untuk
mencegah agar tidak terjadi pelanggaran, sehingga hal ini dilakukannya
sebelum terjadi pelanggaran dilakukan. Contoh perintah, larangan,
pengawasan, perjanjian dan ancaman
Hukuman refresif yaitu hukuman yang dilakukan, oleh karena adanya
pelanggaran, oleh adanya dosa yang telah diperbuat. Jadi hukuman itu
terjadi setelah terjadi kesalahan.

2.1.4. Metode (M4/ METHODE)


2.1.4.1 Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan
oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Ada
5 metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan
akan terus dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren
pelayanan keperawatan. Untuk memberikan asuhan keperawatan yang
lazim dipakai meliputi metode fungsional, metode tim, metode kasus,
modifikasi metode tim-primer.
a. Metode Fungsional (Bukan MAKP)
Metode fungsional merupakan manajemen klasik yang menekankan
efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan pengawasan yang baik.
Metode ini sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.
Perawat senoir menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan/atau belum

17
berpengalaman. Kelemahan dari metode ini adalah pelayanan
keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan. Setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi
(misalnya merawat luka). Metode ini tidak memberikan kepuasan
kepada pasien maupun perawat dan persepsi perawat cenderung
kepada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja.
b. Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas
tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil
yang saling membantu. Metode ini memungkinkan pemberian
pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan
proses keperawatan, dan memungkinkan komunikasi antartim,
sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada
anggota tim. Namun, komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama
dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu,
yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk. Hal pokok
dalam metode tim adalah ketua tim sebagai perawat profesonal harus
mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan, pentingnya
komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin, anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim,
model tim akan berhasil bila didukung oleh kepala ruang.
Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan
yang berpusat pada klien. Perawatan ini memberikan pengawasan
efektif dari memperkenalkan semua personel adalah media untuk
memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan anggota tim.
Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat mengidentifikasi tujuan
asuhan keperawatan, mengindentifikasi kebutuhan anggota tim,
memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan kebutuhan, membimbing
anggota tim untuk membantu menyusun dan memenuhi standard
asuhan keperawatan.
Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara efektif,
mungkin pasien masih menerima fragmentasi pemberian asuhan

18
keperawatan jika ketua tim tidak dapat menjalin hubungan yang lebih
baik dengan pasien, keterbatasan tenaga dan keahlian dapat
menyebabkan kebutuhan pasien tidak terpenuhi.
a. Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai
pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan
dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan
kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, malakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan
selama pasien dirawat. Konsep dasar metode primer adalah ada
tanggung jawab dan tanggung gugat, ada otonomi, dan ketertiban
pasien dan keluarga.
Metode primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan
keterampilan manajemen, bersifat kontinuitas dan komprehensif,
perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil,
dan memungkinkan pengembangan diri sehingga pasien merasa
dimanusiakan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu.
Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas
setiap kebutuhan klien, mengidentifikasi diagnosa keperawatan,
mengembangkan rencana keperawatan, dan mengevaluasi keefektifan
keperawatan. Sementara perawat yang lain memberikan tindakan
keperawatan, perawat primer mengkoordinasikan keperawatan dan
menginformasikan tentang kesehatan klien kepada perawat atau
tenaga kesehatan lainnya. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu
tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.
b. Metode Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien
saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk
setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh
orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus
biasanya diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya

19
dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk eperawatan khusus
seperti: isolaso, intensivecare. Kelebihannya adalah perawat lebih
memahami kasus per kasus, sistem evaluasi dari manajerial menjadi
lebih mudah. Kekurangannya adalah belum dapat diidentifikasi
perawat penanggung jawab, perlu tenaga yang cukup banyak dan
mempunyai kemampuan dasar yang sama.

Skema 2. 1 Sistem Asuhan Keperawatan Case Method Nursing

Kepala Ruangan

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien Pasien Pasien

c. Metode Modifikasi Tim-Primer


Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua
sistem. Menurut Ratna S. Sudarsono (2000) penetapan sistem model
MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan:
1) Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat
primer harus mempunyai latar belakang pendidikan S1
Keperawatan atau setara.
2) Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung
jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai
tim.
3) Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas
asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat
pada primer. Disamping itu, karena saat ini perawat yang ada di RS
sebagian besar adalah lulusan SPK, maka akan mendapat
bimbingan dari perawat primer/ketua tim tentang asuhan
keperawatan.
Adapun tugas dari Kepala Ruangan, Perawat Primer, dan Perawat
Asociate menurut MPKP Pemula adalah sebagai berikut ini:
a. Kepala Ruang Rawat

20
Ada ruang rawat dengan MPKP pemula, kepala ruang rawat adalah
perawat dengan kemampuan D3 keperawatan yang berpengalaman
dan pada MPKP tingkat satu adalah perawat dengan kemampuan
SKP atau Ners yang berpengalaman. Kepala ruang rawat bertugas
sesuai jam kerja yaitu dinas pagi.
1) Mengatur pembagian tugas jaga perawat (jadwal dinas)
2) Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketrampilan
ruangan
3) Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah
diruangan
4) Bimbingan membimbing siswa atau mahasiswa (bekerja sama
dengan pembimbing klinik). Dalam pemberian askep diruangan,
dengan mengikuti sistim MPKP yang sudah ada
5) Melakukan kegiatan administrasi dan surat menyurat
6) Mengorientasikan pegawai baru residen, mahasiswa kedokteran
atau keperawatan yang akan melakukan praktik diruangan.
7) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis
dengan klien/keluarga dan tim kesehatan lain, antara lain kepala
ruang rawat mengingatkan kembali pasien dan keluarga tentang
perawat tim yang bertanggung jawab terhadap mereka di
ruangan yang bersangkutan
8) Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan minimal
lima set setiap hari
9) Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA dalam hal
implementasi MPKP termasuk sikap dan tingkah laku
profesional
10)Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawab PP dapat didelegasikan
kepasa PA senior (wakil PP pemula yang ditunjuk) tetapi tetap
dibawah pengawasan kepala ruang rawat dan CCM
11)Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas yang
dibutuhkan diruangan
12)Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga
yang ada diruangan, membuat DP3 dan usulan kenaikan pangkat

21
13)Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan
keperawatan (bersama dengan CCM)
14)Membuat peta resiko diruangan
b. Perawat Primer/Ketua Tim
Perawat rimer (PP) pemula adalah perawat lulusan DIII kepewatan
dengan pengalaman minimal 4 tahun dan pada MPKP minimal 1
tahun. PP dapat bertugas pada pagi, sore atau malam hari. Namun
sebaiknya PP hanya bertugas pada pagi atau sore saja karena bila
bertugas pada malam hari, PP akan libur beberapa hari sehingga
sulit untuk menilai perkembangan pasien. Melakukan konrak
dengan klien/keluarga pada awal masuk ruangan sehingga tercipta
hubungan terapeutik. Hubungan ini dibina secara terus menerus.
Pada saat melakukan pengkajian/tindakan pada pasien/ keluarga.
1) Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi
pengkajian yang sudah dilakukan oleh PP pada sore, malam atau
hari libur
2) Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis
standar renpra sesuai dengan hasil pengkajian
3) Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA dibawah
tanggung jawabnya sesuai klien yang dirawat
4) Menetapkan PA yang bertangung jawab ada setiap pasien, setia
kali giliran jaga. Pembaggian klien berdasarkan jumlah pasien,
tingkat ketergantungan pasien
5) Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA dalam
melakkan tindakan keperawatan, apakah sesuai dengan SOP
6) Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA
7) Membantu tindakan keperawatan yang bersikap terapi
keperawatan dan tindakan keperawatan yang tidak dapat
dilakukan oleh PA
8) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium
9) Melakukan kegiatan serah terima pasien dibawah tanggung
jawabnya besama PA
10)Mendamingi dr visite klien dibawah tanggung jawabnya. Bila
PP tidak ada, visite didampingi oleh PA sesuai dengan timnya

22
11)Melakukan evaluasi asuha keperawatan dan membuat catatan
perkembangan klien setiap hari
12)Melakukan pertemuan dengan pasien/ keluarga minimal setiap
dua hari untuk membahas kondisi keperawatan klien
(bergantung pada kondisi klien)
13)Bila PP cuti /libur, tugas-tugas PP didelegasikan kepada PA
yang telah ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan kepala ruang
rawat atau CCM
14)Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien/ keluarga
15)Membuat perencanaan pulang pasien
16)Bekerja sama denganCCM dalam mengidentifikasi isu yang
memerlukan pembuktian sehingga tercipta Evidence Based
Practice (EBP).
c. Perawat Acocciate/ Perawat Pelaksana
PA pada MPK pemula atau MPKP tingkat satu, sebaiknya adalah
perawat dengan kemampuan DIII Keperawatan. Namun, pada
beberapa kondisi bila belum semua tenaga mendapat pendidikan
tambahan, beberapa MPKP, PA adalah perawat dengan pendidikan
dengan SPK tetapi memiliki pengalaman yang cukup lama
dirumah sakit.
1) Membaca ranpra yang telah ditetakan PP
2) Membina hubungan tarapeutik dengan pasien/ keluarga, sebagai
lanjutan kontrak yang sudah dilakukan PP
3) Menerima klien baru (kontrak dan memberikan informasi
berdasarkan format orientasi klien/keluarga jika PP tidak ada di
tempat
4) Memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan
5) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikannya pada format yang tersedia
6) Mengikuti visite dokter jika PP tidak ada di tempat
7) Melakukan tinadakan keperawatan pada pasiennya berdasarkan
renpra
8) Membuat laporan pergantian dinas setelah selesai dinas diparaf

23
9) Mengkomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila menemukan
masalah yang perlu diselesaikan
10)Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada
klien/keluarga yang dilakukan oleh PP
11)Melakukan inventarisasi fasilitas yang terkaitan dengan timny
12)Membantu tim lainyan yang membutuhkan
13)Memberikan resep dan meneria obat dari keluarga klien yang
menjadi tanggung jawabnya dan berkoordinasi dengan PP
Sedangkan menurut JCIA (Joint Comition International
Acreditation) tugas dari Kepala Ruangan, Perawat Primer, dan
Perawat Asociate adalah sebagai berikut ini :
a. Kepala Ruang Rawat
1) Mengobservasi dan memberi masukan kepada PP terkait
dengan bimbingan yang diberikan PP kepada PA. Apakah
sudah baik
2) Memberikan masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP
dan PA
3) Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan
keperawatan
4) Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan
pembuktian
5) Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan dan
melakukan penelitian
6) Menerapkan hasil-hasil penelitian dan memberikan asuhan
keperawatan
7) Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal melakukan
evaluasi tentang mutu asuhan keperawatan, mengarahkan dan
mengevaluasi tentang implementasi MPKP
8) Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan
memberikan masukan untuk perbaikan
9) Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil
evaluasi/penelitian tentang asuhan keperawatan.
b. Kepala Group
1) Bersama anggota group melaksanakan ASKEP sesuai standar

24
2) Bersama anggota group mengadakan serah terima dengan
group.tim (group petugas ganti) mengawasi: kondisi
pasien/anggota keluarga, logistik keperawatan, administrasi
rekam medik, pelayanan pemeriksaan penunjang, kolaborasi
program pengobatan
3) Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh
group sebelumnnya
4) Merundingkan pembagian tugas dengan anggota groupnya
5) Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter
6) Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan
program pengobatan dokter
7) Membantu pelaksanaan rujukan
8) Melakukan orientasi terhadap pasien/anggota keluarga baru
mengenai: tata tertib ruangan RS, perawat yang bertugas
9) Menyiapkan orientasi pulang dan memberi penyuluhan
kesehatan
10) Memelihara kebersihan ruang rawat dengan: mengatur
tugas cleaning service, mengatur tugas peserta didik,
mengatur tata tertib ruangan yang ditunjukkan kepada
semua petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan
11) Membantu karu membimbing peserta didik keperawatan
12) Membantu karu untuk menilai mutu pelayanan ASKEP
serta tenaga keperawatan
13) Menulis laporan tim mengenai klien/anggota keluarga dan
lingkungan
c. Perawat Pelaksana
1) Melakukan asuhan keperawatan sesuai standar
2) Mengadakan serah terima dengan group/tim lain (group
petugas ganti) mengenai kondisi pasien/anggota keluarga,
logistik keperawatan, administrasi rekam medik, pelayanan
pemeriksaan penunjang, kolaborasi program pengobatan
3) Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh
group sebelumnya
4) Merundingkan pembagian tugas dalam groupnya

25
5) Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter
6) Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan
program pengobatan dokter
7) Membantu pelaksanaaan rujukan
8) Melakukan orientasi terhadap klien/anggota
keluarga/keluarga baru mengenai: tata tertib ruangan/RS,
perawat yang bertugas
9) Menyiapkan pasien/anggota keluarga pulang dan
memberikan penyuluhan kesehatan
10) Memelihara kebersihan ruang rawat dengan: mengatur
tugas cleaning service dan peserta didik
11) Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua
petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan
12) Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik
keperawatan
13) Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan
asuhan keperawatan serta tenaga keperawatan
14) Menulis laporan tim/group mengenai kondisi
pasien/anggota keluarga dan lingkungannya
15) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien/anggota
keluarga/keluarga
Menurut fungsi-fungsi manajemen tugas dari Kepala Ruangan,
Perawat Primer, dan Perawat Asociate adalah sebagai berikut
ini:
a. Kepala Ruangan
1) Perencanaan
a) Menunjukkan ketua TIM akan bertugas di ruangan
masing-masing
b) mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.
c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien: gawat,
transisi dan persiapan pulang, bersama ketua TIM.
d) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktifitas dan kebutuhan pasien bersama
ketua TIM, mengatur penugasan atau penjadwalan.

26
e) Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.
f) Mengikuti Visite dokter untukmnegetahui
kondisi,patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan,
program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter
tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
g) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan.
h) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan
latihan diri.
i) Membantu membimbing peserta didik keperawatan.
j) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan
Rumah Sakit
2) Pengorganisasian
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b) Merumuskan tujuan metode penugasan
c) Membuat rincian tugas ketua TIM dan anggota TIM
secara jelas
d) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi
3 ketua TIM, dan ketua TIM membawahi 2-3 perawat
e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan,
membuatproses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap
hari, dan lainnya
f) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
g) Mengatur dan mengendalikan dituasi tempat praktek
h) Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak ada di
tempat kepada ketua TIM
i) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien
j) Mengatur penugasan jadwal post dan pakarnya
k) Identifikasi masalah dan penanganannya
3) Pengarahan
a) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua
TIM
b) Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan
tugas dengan baik

27
c) Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap
d) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan ASKEP pasien
e) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
f) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan
dalam melaksanakan tugasnya
g) Meninggkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain
4) Pengawasan
a) Melalui Komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi lansung dengan ketua
TIM maupun pelaksanaan mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien
b) Melalui Supervisi
Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,
mengamati sendiri atau melalui laporan langsung
secara lisan dan memperbaiki atau mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga.
Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar
hadir ketua TIM, membacadan memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laoran ketua TIM
tentang pelaksanaan tugas. Mengevaluasi upaya
pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua TIM
dan Audit keperawatan.
b. Ketua TIM
1) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan
keperawatan klien sejak masuk sampai pulang
2) Mengorientasikan pasien yang baru dan keluarganya
3) Mengkaji kondisi kesehatan pasien dan keluarganya
4) Membuat diagnose keperawatan dan rencana keperawatan

28
5) Mengkomunikasikan rencana keperawatan kepada anggota
tim
6) Mengarahkan dan membimbing anggota tim dalam
melakukan tindakan keperawatan
7) Mengevaluasi tindakan dan rencana keperawatan
8) Melaksanakan tindakan keperawatan tertentu
9) Mengembangkan perencanaan pulang
10) Memonitor pendokumentasian tindakan keperawatan
yang dilakukan oleh anggota tim
11) Melakukan/mengikuti pertemuan dengan anggota
tim/tim kesehatan lainnya untuk membahas
perkembangan kondisi pasien
12) Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap
anggota kelompok dan memberikan bimbingan melalui
konfrensi
13) Mengevaluasi pemberian ASKEP dan hasil yang di capai
serta pendokumentasiannya
c. Anggota TIM
1) Menjalankan asuhan keperawatan sesuai standar
2) Membina hubungan terapeutik dengan pasien/keluarga.
3) Mengikuti serah terima dengan group/tim lain (group
petugas ganti) mengenai kondisi pasien/anggota keluarga,
logistic keperawatan, administrasi rekam medik,
pelayanan pemeriksaan penunjang, kolaborasi program
pengobatan
4) Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan
oleh group sebelumnya
5) Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite
dokter
6) Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan
program pengobatan dokter bila Kepala Group tidak
ditempat

29
7) Membantu pelaksanaaan rujukan dan menyiapkan pasien
untuk pemeriksaan diaganostik, laboratorium, pengobatan,
dan tindakan
8) Melakukan orientasi terhadap pasien/anggota
keluarga/keluarga baru mengenai: tata tertib ruangan/RS,
perawat yang bertugas
9) Membuat laporan pergantian dinaas dan setelah selesai
diparaf
10) Menyiapkan pasien/anggota keluarga pulang dan
memberikan penyuluhan kesehatan
11) Memelihara kebersihan ruang rawat dengan: mengatur
tugas cleaning service dan peserta didik
12) Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada
semua petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan
13) Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu
pelayanan asuhan keperawatan serta tenaga keperawatan
14) Menulis laporan tim/group mengenai kondisi
klien/anggota keluarga dan lingkungannya
15) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada
pasien/anggota keluarga/keluarga
16) Mengkomunikasikan kepada Kepala Ruangan/Kepala
Group jika ada masalah yang belum terselesaikan
17) Memeriksa kelengakapan status keperawatan
18) Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga
pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan
berkoordinasi dengan kepala group.
2.1.4.2 Timbang Terima dan Penerimaan Pasien Baru
a. Timbang Terima
1) Pengertian Timbang Terima
Adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien (Nurslama, 2011).
2) Tujuan Timbang terima
a) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum pasien

30
b) Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh
dinas berikutnya
c) Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya
3) Langkah-Langkah timbang terima
a) Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
b) Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu
mempersiapkan hal – hal apa yang akan disampaikan
c) Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shift
yang selanjutnya meliputi:
a) Kondisi atau keadaan pasien secara umum
b) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c) Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
d) Penyampaian operan diatas harus dilakukan secara jelas dan
tidak terburu–buru
e) Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama
langsung melihat keadaan
4) Prosedur timbang terima
a) Persiapan
(1) Sarana Prasarana
(a) Saat timbang terima perawat menyiapkan status pasien
(b) Perawat telah menyiapkan buku catatan dan peralatan
tulis
(2) Perawat
(a) Kedua kelompok dalam keadaan siap
(b) Timbang terima di pimpin oleh kepala ruangan pada
pergantian shift dan malam ke pagi dari pagi ke sore.
Sedangkan pergantian shift dari sore ke malam
dipimpin oleh ketua tim atau perawat primer
5) Pelaksanaan Timbang Terima
a) Urutan Pelaksanaan
(1) Dilaksanakan setiap pergantian shift
(2) Pelaksanaan dimulai dari nurse station
(3) Timbang terima di lanjutkan melihat langhsung kondisi
pasien

31
(4) Hal-hal yang sifatnya khusus dicatat dan di serah terimakan
pada perawat shift berikutnya
(5) Perawat shift berikutnya validasi data kepasien
(6) Perawat menyapa pasien dan menanyakan kondisi/ keluhan
yang dirasa saat ini
(7) Waktu untuk timbang terima tidak lebih dari 5 menit
kecuali pasien kondisi khusus
(8) Penyampaian dilakukan singkat dan jelas
b) Isi Timbang Terima
(1) Perawat menyebutkan identitas pasien
(2) Perawat menyebutkan diagniosa medis
(3) Perawat menyebutkan data obyektif
(4) Perawat menyebutkan data penunjang lain
(5) Perawat menyebutkan masalah keperawatan yang belum
dilaksanakan
(6) Perawat menyebutkan intervensi kolaboratif
(7) Perawat menyebutkan persiapan yang perlu dilakukan
dalam kegiatan selanjutnya
6) Post Timbang Terima
a) Perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil
validasi data langsung
b) Perawat yang memimpin timbang terima menyebutkan rencana
kerja bagi shift berikutnya
c) Mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku
laporan oleh perawat primer atau ketua tim.

Situation

Data Demografi Diagnosis Diagnosa Keperawatan


Medis (Data)

Background

32
Recomendation
1. Tindakan yang sudah
2. Dilanjutkan
3. Dihentikan
4. Dimodifikasi
Riwayat Keperawatan

Assesment:
KU; TTV; DX Keperawatan
(poin yang penting)

Skema 2. 2 Alur Timbang Terima (Nursalam, 2015)

b. Penerimaan Pasien Baru


1) Pengertian
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara menerima kedatangan
pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru
disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan,
medis, dan tata tertib ruangan.
2) Tujuan
a) Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat
teraupetik.
b) Meningkatkan komunikasi antara perawat dan klien.
c) Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum.
d) Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS
3) Tahapan penerimaan pasien baru
Tahap Kegiatan Tempat Waktu Pelaksanaan
Persiapan 1. Karu memberitahukan Nurse 5 menit Karu
Katim bahwa akan ada Station Katim
pasien baru.
2. Katim menyiapkan
hal-hal yang
diperlukan dalam
penerimaan pasien

33
baru, diantaranya
lembar pasien masuk
RS, lembar
pengkajian, lembar
inform concent, status
pasien, nursing kit,
lembar tata tertib
pasien, lembar
kepuasan pasien, dan
kartu penunggu
pasien.
3. Katim meminta
bantuan Perawat
pelaksana untuk
mempersiapkan
tempat tidur pasien
baru.
4. Karu menanyakan
kembali pada perawat
pelaksana tentang
kelengkapan untuk
penerimaan pasien
baru.
5. Katim menyebutkan
hal-hal yang telah
dipersiapkan.
Pelaksanaan 1. Karu dan Katim Nurse 5 Menit Karu
menyambut pasien dan Station Katim
keluarga dengan Perawat
memberi salam serta Pelaksana
memperkenalkan diri
dan Katim pada
klien/keluarga.
2. Katim

34
menunjukkan/mengori
entasikan tempat dan
fasilitas yang ada
diruangan, kemudian
Katim mengisi lembar
pasien masuk serta
menjelaskan mengenai
beberapa hal yang
tercantum dalam
lembar penerimaan
pasien baru.
3. Di tempat tidur pasien,
Katim melakukan
anamnesa dengan
dibantu perawat
pelaksana.
4. Ditanyakan kembali
pada pasien dan
keluarga mengenai
hal-hal yang belum
dimengerti.
5. Penanggung jawab
pasien dan keluarga
menandatangani
lembar penerimaan
pasien baru.
6. Katim dan perawat
pelaksana kembali
keruang Karu.
Penutup 1. Karu memberikan Nurse 5 menit Karu
reward pada Katim station Katim
dan Perawat Perawat
Pelaksana. pelaksana

35
2. Katim merencanakan
intervensi keperawatan
Tabel 2. 5 Tahapan penerimaan pasien baru
4) Hal-hal yang harus di perhatikan
a) Pelaksanaan secara efektif dan efisien
b) Dilakukan oleh Kepala ruangan atau Ketua tim dan perawat
pelaksana yang telah diberikan wewenang/delegasi.
c) Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi klien.
d) Ajak klien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik.
5) Peran Perawat
a) Kepala ruangan
Menerima pasien baru.
b) Ketua tim
(1) Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
(2) Menandatangani lembar penerimaan pasien baru
(3) Melakukan pengkajian pada pasien baru
(4) Mengorientasikan klien pada ruangan.
Karu memberitahu PP akan tata pasien
(5)baru
Memberikan penjelasan tentang perawat dan dokter yang
bertanggung
PP memberitahu jawab.
PP akan tata pasien baru:
Lembar
(6) pasien masuk RSpenerimaan pasien baru.
Mendokumentasikan
Lembar format pengkajian pasien
c) Perawat Pelaksana
Nursing Kit
Membantu ketua tim
Informed consent dalam melaksanakan
sentralisasi obat penerimaan pasien
Lembar tata tertib pasien dan pengunjung
baru
Lembar tingkat kepuasan pasien
Tempat tidur pasien baru

KARU, PP dan PA menyambut


Skema 2. 3 Alur Penerimaan Pasien Baru
pasien baru

Anamnesa pasien baru oleh PP


dan PA

PP menjelaskan segala sesuatu yang tercntum dalam lembar


penerimaan pasien baru

Terminasi

36

Evaluasi
2.1.4.3 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
a. Pengertian
Dokumentasi adalah bukti bahwa tanggung jawab hukum dan etik
perawat terhadap pasien sudah dipenuhi dan bahwa pasien menerima
asuhan keperawatan yang bermutu (Lyer, 2005).
Menurut Tungpalan (1983) dalam Handayaningsih (2009),
dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau
dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan proses
pendokumentasian merupakan pekerjaan mencatat atau merekam
peristiwa baik dari objek maupun pemberi jasa yang dianggap
berharga dan penting.
Menurut Fisbach (1991) dalam Hartati (2010), pelaksanaan
dokumentasi keperawatan adalah sebagai salah satu alat ukur untuk
mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan
keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit.
b. Tujuan dan Manfaat
Tujuan pencatatan dalam dokumentasi asuhan keperawatan adalah
untuk mengidentifikasi status kesehatan klien (pasien) dalam rangka
mencatat kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan tindakan

37
asuhan keperawatan, dan mengevaluasi tindakan, serta untuk
penelitian, keuangan, hukum, dan etika.
Dokumentasi asuhan keperawatan harus dibuat dengan lengkap, jelas,
obyektif, ada tanggal, dan harus ditandatangani oleh perawat, karena
mempunyai manfaat yang penting bila dilihat dari berbagai aspek,
yaitu:
1. Hukum: Data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas,
objektif, dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan (perawat),
tanggal, dan perlu dihindari adanya penulisan yang dapat
menimbulkan interprestasi yang salah
2. Jaminan Mutu Pelayanan: Pendokumentasian data pasien yang
lengkap dan akurat akan memberikan jaminan mutu pelayanan
3. Komunikasi: Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat
“perekam” terhadap masalah yang berkaitan dengan pasien
4. Keuangan: Semua asuhan keperawatan yang belum, sedang, dan
telah diberikan yang didokumentasikan dengan lengkap dan dapat
dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya
keperawatan bagi pasien
5. Pendidikan: Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena
isinya menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan
yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi
pembelajaran
6. Penelitian: Data yang terdapat didalamnya mengandung informasi
yang dapat dijadikan sebagai bahan atau obyek riset dan
pengembangan profesi keperawatan
7. Akreditasi: Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat
sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien (Nursalam, 2009).
c. Komponen Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Komponen dokumentasi asuhan keperawatan meliputi komponen isi
dokumentasi dan komponen dalam konsep penyusunan dokumentasi.
Komponen isi dokumentasi meliputi: pengkajian, diagnosis
keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan tindakan
keperawatan, evaluasi, tanda tangan dan nama terang perawat, catatan

38
keperawatan, resume keperawatan, dan catatan pasien pulang atau
meninggal dunia (Nursalam, 2009). Sedangkan komponen model
dokumentasi yang digunakan mencakup tiga aspek, yaitu:
1. Keterampilan berkomunikasi yang baik memungkinkan perawat
untuk mengkomunikasikan kepada profesi kesehatan lainnya
mengenai apa yang sudah, sedang, dan yang akan dikerjakan oleh
perawat
2. Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian,
identifikasi masalah, perencanaan, intervensi. Perawat kemudian
mengobservasi dan mengevaluasi respons klien terhadap intervensi
yang diberikan dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada
profesi kesehatan lainnya
3. Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi untuk memperkuat
pola pendokumentasi, sebagai pedoman praktik pendokumentasian.
(Nursalam, 2009).
d. Tahap-Tahap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
1. Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Standar dokumentasi untuk pengkajian keperawatan adalah perawat
mendokumentasikan data pengkajian keperawatan dengan cara
yang sistematis, komprehensif, akurat, dan terus-menerus
(Nursalam, 2009). Berikut adalah kriteria penulisan dokumentasi
pengkajian keperawatan:
a) Gunakan format yang sistematis untuk mendokumentasikan
pengkajian
b) Gunakan format yang telah tersusun untuk mendokumentasikan
pengkajian
c) Kelompokkan data-data berdasarkan model pendekatan yang
digunakan
d) Tulis data objektif tanpa bias dan memasukkan pendapat pribadi
e) Sertakan pernyataan yang mendukung interprestasi data objektif
f) Jelaskan observasi dan temuan secara sistematis
g) Ikuti aturan atau prosedur yang dipakai dan disepakati oleh
instansi
h) Tuliskan secara jelas dan ringkas

39
2. Dokumentasi Diagnosis Keperawatan
Pendokumentasian diagnosis keperawatan merupakan daftar
masalah kesehatan klien yang menyertakan catatan keperawatan
(Nursalam, 2009). Kriteria penulisan diagnosis keperawatan adalah
sebagai berikut:
a) Memakai PE dan PES (Problem, Etiologi, Sign/Symptom)
b) Catat diagnosis keperawatan potensial dalam sebuah
problem/format etiologi
c) Memakai istilah yang telah distandarkan oleh NANDA
d) Merujuk pada daftar yang dapat diterima
e) Memulai penulisan pernyataan diagnosis sesuai dengan
penulisan diagnosis
f) Pastikan definisi karakteristik telah didokumentasikan
g) Pernyataan awal dalam perencanaan keperawatan ditulis pada
daftar masalah
h) Hubungkan tiap-tiap diagnosis keperawatan bila saling merujuk
i) Gunakan diagnosis keperawatan sebagai pedoman untuk
pengkajian, intervensi, dan evaluasi
j) Catat bahan perawatan adalah dasar untuk pertimbangan dari
langkah-langkah proses keperawatan
k) Pendokumentasian semua diagnosis keperawatan harus
merefleksikan dimensi dalam masalah yang berorientasi pada
sistem pendokumentasian perawat
l) Suatu agenda mungkin diperlukan untuk membuat diagnosis
keperawatan dan sistem pendokumentasian yang relevan
3. Dokumentasi Rencana Keperawatan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah dan meningkatkan kesehatan klien dengan kriteria
penulisan rencana asuhan keperawatan yang efektif, yaitu:
a) Sebelum menulis rencana asuhan keperawatan, kaji ulang data
yang ada
b) Daftar dan jenis masalah aktual, risiko, dan potensial
c) Berilah gambaran dan ilustrasi khususnya diagnosis
d) Kriteria hasil harus ditulis dengan jelas, khusus, dan terukur

40
e) Rencana keperawatan harus selalu ditandatangani dan diberi
tanggal
f) Mulai rencana intervensi dengan menggunakan kata kerja
(action verb)
g) Alasan prinsip kekhususan (specificity)
h) Tuliskan rasionalisasi dari rencana intervensi
i) Rencana intervensi harus selalu tertulis dan ditandatangani
j) Rencana intervensi harus didokumentasikan sebagai hal
permanen
k) Sertakan klien dan keluarganya dalam perencanaan jika
memungkinkan
l) Rencana intervensi harus sesuai dengan waktu yang ditentukan
dan diusahankan untuk selalu diperbaharui (Nursalam, 2009).
4. Dokumentasi Intervensi Keperawatan
Komponen penting pada dokumentasi intervensi adalah
mengidentifikasi mengapa sesuatu terjadi terhadap klien, apa yang
terjadi, kapan, bagaimana, dan siapa yang melakukan intervensi
(Nursalam, 2009).
a) Why. Harus dijelaskan alasan intervensi harus dilaksanakan
b) What. Ditulis secara jelas ringkas dari pengobatan/intervensi
c) When. Pendokumentasian ketika melaksanakan intervensi sangat
penting
d) How. Intervensi dilaksanakan dalam penambahan
pendokumentasian
e) Who. Siapa yang melaksanakan intevensi harus selalu dituliskan
pada dokumentasi serta tanda tangan sebagai pertanggung
jawaban
5. Dokumentasi Evaluasi Keperawatan
Evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang merupakan hasil observasi
dan analisa perawat terhadap respon klien segera pada saat dan
setelah intervensi keperawatan dilaksanakan. Evaluasi ini dapat
dilakukan secara spontan dan memberi kesan apa yang terjadi saat
itu. Sedangkan evaluasi somatif, yaitu evaluasi yang merupakan
rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status

41
kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang telah
ditetapkan pada tujuan keperawatan (Nursalam, 2009).
6. Standar Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Standar dokumentasi asuhan keperawatan menurut Departemen
Kesehatan (1995) dalam Nursalam (2011) sebagai berikut:

Tabel 2. 6 Standar Dokumentasi Asuhan Keperawatan


No Standar Dokumentasi Asuhan Keperawatan
A. PENGKAJIAN
1. Mendokumentasikan data yang dikaji sesuai dengan
pedoman pengkajian
2. Data dikelompokkan (bio-psiko-sosio-spriritual)
3. Data dikaji sejak klien masuk sampai pulang
4. Masalah dirumuskan berdasarkan masalah
kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan
pola fungsi kehidupan
B. DIAGNOSIS
1. Diagnosis keperawatan berdasarkan masalah yang
telah dirumuskan
2. Diagnosis keperawatan mencerminkan PE/PES
3. Merumuskan diagnosis keperawatan aktual/potensial
C. PERENCANAAN
1. Berdasarkan diagnosis keperawatan
2. Disusun menurut urutan prioritas
3. Rumusan tujuan mengandung komponen klien/subjek,
perubahan, perilaku, kondisi klien, dan/atau kriteria
4. Rencana intervensi mengacu pada tujuan dengan
kalimat perintah, terinci, dan jelas, dan/atau
melibatkan klien/keluarga
5. Rencana intervensi menggambarkan keterlibatan
klien/keluarga
6. Rencana intervensi menggambarkan kerja sama
dengan tim kesehatan lain

42
D. INTERVENSI
1. Intervensi dilaksanakan mengacu pada rencana asuhan
keperawatan
2. Perawat mengobservasi respons klien terhadap
intervensi keperawatan
3. Revisi intervensi berdasarkan hasil evaluasi
4. Semua intervensi yang telah dilaksanakan
didokumentasikan dengan ringkas dan jelas
E. EVALUASI
1. Evaluasi mengacu pada tujuan
2. Hasil evaluasi didokumentasikan
F. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. Menulis pada format yang baku
2. Pendokumentasian dilakukan sesuai dengan intervensi
yang dilaksanakan
3. Pendokumentasian ditulis dengan jelas, ringkas, istilah
yang baku dan benar
4. Setiap melakukan intervensi/kegiatan perawat
mencantumkan paraf dan nama dengan jelas, serta
tanggal dan waktu dilakukannya intervensi
5. Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
Sumber: Nursalam (2009)

2.1.4.4 Ronde Keperawatan


a. Pengertian
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
klien yang dilaksanakan oleh perawat, di samping pasien dilibatkan
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi
pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau
konsulen, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim (Nursalam, 2009).
Karakteristik:

43
1. Pasien dilibatkan secara langsung
2. Pasien merupakan fokus kegiatan
3. Perawat associate, perawat primer dan konsulen melakukan diskusi
bersama
4. Konsulen memfasilitasi kreatifitas
5. Konsulen membantu mengembangkan kemampuan perawat
associate, perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam
mengatasi masalah.
b. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah keperawatan yang ada pada pasien melalui
pendekatan berpikir kritis
2. Tujuan Khusus
a) Memudahkan cara berpikir kritis dan sistematis
b) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
1) Memudahkan pemikiran tentang keperawatan yang berasal
dari masalah pasien
2) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana
asuhan masalah pasien
c) Meningkatkan kemampuan justifikasi
d) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
c. Peran
1. Perawat Primer dan Perawat Associate
Dalam melaksanakan pekerjaan perlu adanya sebuah peranan yang
dapat memaksimalkan kebersihan antara lain:
a) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
b) Menjelaskan masalah keperawatan utama
c) Menjelaskan intervensi yang belum akan dilakukan
d) Menjelaskan tindakan selanjutnya
e) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
2. Peran Perawat Primer Lain dan Konsulen
a) Memberikan justifikasi
b) Memberikan reinforcement

44
c) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan
serta tindakan yang rasional
d) Mengarahkan dan koreksi
e) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
d. Pelaksanaan
1. Persiapan
a) Penetapan kasus minimal sehari sebelum waktu pelaksanan
ronde
b) Pemberian informed consent kepada pasien dan keluarga
c) Melakukan pengkajian
d) Melakukan analisa data
e) Membuat rencana keperawatan
f) Melakukan implementasi asuhan keperawatan
g) Membuat catatan perkembangan
2. Pelaksanaan Ronde
a) Penjelasan tentang ronde pasien oleh perawat primer dalam hal
ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan
rencana yang akan atau dilaksanakan dan memiliki prioritas
yang akan didiskusikan
b) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c) Pemberi justifikasi oleh perawat primer atau perawat
konselor/manajer tentang masalah klien serta rencana tindakan
yang akan dilakukan
d) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ada
yang akan ditetapkan
3. Pasca Ronde
a) Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada pasien tersebut
serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan
b) Bagaimana peran perawat primer dan perawat associate dalam
pelaksanaan pengorganisasian ronde

45
PP
Tahap praronde

Penetapan Pasien

2. PersiapanPasien :
Informed Concent
HasilPengkajian/ Validasi data

Tahap Pelaksanaan di
Nurse Station 3. Penyajian
Apa diagnosis keperawatan?
Masalah
Apa data yang mendukung?
Bagaimana intervensi yang sudah
dilakukan?
Apahambatan yang ditemukan?

Tahap Pelaksanaan di
4. Validasi data di bed
kamar pasien
pasien

PP, Konselor, KARU

5. Lanjutan-Diskusi di Nurse
Station

Pascaronde Simpulandanrekomendasis
olusimasalah

Skema 2. 4 Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan

2.1.4.5 Pengelolaan Sentralisasi Obat


a. Pengertian
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai salah
satu peran perawat perlu dilakukan dalam suatu pola/ alur yang
sistematis sehingga penggunaan obat benar – benar dapat dikontrol
oleh perawat sehingga resiko kerugian baik secara material maupun
secara non material dapat dieliminir (Nursalam, 2009)
b. Tujuan

46
1. Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien, terutama dalam
pemberian obat
2. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun
secara moral
3. Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efesien
4. Menyeragamkan pengelolaan obat
5. Mengamankan obat – obat yang dikelola
6. Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat klien, dosis,
waktu, dan cara
c. Teknik Pengelolaan
Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh (sentralisasi) adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada
pasien diserahkan sepenuhnya pada perawat. Pengeluaran dan
pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang
secara operasional dapat didelegasikan pada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan
obat.
3. Penerimaan Obat:
a) Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga
diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar serah
terima obat
b) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah
dan sediaan dalam kartu kontrol dan diketahui oelh keluarga /
pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau klien selanjutnya
mendapatkan penjelasan kapan/ bilamana obat tersebut akan
habis
c) Pasien/ keluarga untuk selanjutnya mendapatkan salinan obat
yang harus diminum beserta sediaan obat
d) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat
4. Pembagian Obat
a) Obat yang diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat

47
b) Obat – obat yang telah disiapkan untuk selanjutnya diberikan
oleh perawat dengan memperhatikan alur yang etrcantum dalam
buku daftar pemberian obat, dengan terlebih dahulu dicocokkan
dengan terapi di instruksi dokter dan kartu obat yang ada pada
pasien
c) Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping
d) Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek tiap pagi oleh kepala
ruangan/ petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam
buku masuk obat. Obat yang hampir habis diinformasikan pada
keluarga dan kemudian dimintakan kepada dokter penanggung
jawab pasien
5. Penambahan Obat Baru
a) Informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat dan
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat
b) Obat yang bersifat tidak rutin maka dokumentasi hanya
dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan
pada keluarga dengan kartu khusus obat.
6. Obat Khusus
a) Sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan rute
pemberian obat yang cukup sulit, memiliki efek samping yang
cukup besar
b) Pemberian obat khusus menggunakan kartu khusus
Informasi yang diberikan kepada keluarga/ pasien: nama obat,
kegunaan, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
obat, dan wadah obat. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat
pemberian obat.
Skema 2. 5 Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat

Dokter Apotek/ Sentralisasi Obat Perawat Menerima

Pasien Perawat Menerima

48
2.1.4.6 Supervisi Keperawatan
a. Pengertian
Supervisi adalah salah satu bagian proses atau kegiatan dari fungsi
pengawasan dan pengendalian (controlling). Swanburg (1990) melihat
dimensi supervisi sebagai suatu proses kemudahan sumber-sumber
yang diperlukan untuk penyelesaian suatu tugas ataupun sekumpulan
kegiatan pengambilan keputusan yang berkaitan erat dengan
perencanaan dan pengorganisasian kegiatan dan informasi dari
kepemimpinan dan pengevaluasian setiap kinerja karyawan
(Muninjaya, 1999 dalam Universitas Sumatera Utara, 2012).
Dalam bidang keperawatan supervisi mempunyai pengertian yang
sangat luas, yaitu meliputi segala bantuan dari pemimpin/penanggung
jawab kepada perawat yang ditujukan untuk perkembangan para
perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan
kegiatan supervisi semacam ini merupakan dorongan bimbingan dan
kesempatan bagi pertumbuhan dan perkembangan keahlian dan
kecakapan para perawat (Suyanto, 2008 dalam Universitas Sumatera
Utara, 2012).
b. Prinsip Supervisi
Ada beberapa prinsip supervisi yang dilakukan di bidang keperawatan
(Nursallam, 2011) antara lain:
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.
2. Supervisi menggunakan pengetahuan dasar manajemen,
keterampilan hubungan antar manusia dan kemempuan
menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan.
3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisasi dan
dinyatakan melalui petunjuk, peraturan urian tugas dan standard.
4. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokratis antara
supervisor dan perawat pelaksana.

49
5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang
spesifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi
efektif, kreatifitas dan motivasi.
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam
pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan
manajer.
c. Sasaran Supervisi
Setiap sasaran dan target dilaksanakan sesuai dengan pola yang
disepakati berdasarkan struktur dan hirearki tugas. Sasaran atau objek
dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan, serta
bawahan yang melakukan pekerjaan. Jika supervisi mempunyai
sasaran berupa pekerjaan yang dilakukan, maka disebut supervisi
langsung, sedangkan jika sasaran berupa bawahan yang melakukan
pekerjaan disebut supervisi tidak langsung. Tujuan utamanya adalah
untuk meningkatkan kinerja pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan
(Suarli dan Bachtiar, 2009).
Sasaran yang harus dicapai dalam pelaksanaan supervisi antara lain:
pelaksanaan tugas keperawatan, penggunaan alat yang efektif dan
ekonomis, system dan prosedur yang tidak menyimpang, pembagian
tugas dan wewenang, penyimpangan/penyeleengan kekuasaan,
kedudukan dan keuangan (Suyanto, 2008 dalam Universitas Sumatera
Utara, 2012).
d. Manfaat Supervisi
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak
manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan
efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya
hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan
bawahan
2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan
efesiensi kerja ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya

50
kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber
daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah.

Skema 2. 6 Alur Supervisi Keperawatan


Sumber: Nursalam (2009)

2.1.4.7 Perencanaan Pulang (Discharge Planning)


a. Pengertian
Perencanaan pulang meruakan suatu proses yang dinamis dan
sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan
untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan
pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang (Carpenito, 1990).
Menurut Hurts (1996) perencanaan pulang merupakan proses yang
dinamis, agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup
untuk menyiapkan pasien melakukan perawatan mandiri di rumah.
Perencanaan pulang di dapatkan dari proses interaksi dimana perawat
profesional, pasien dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan

51
mengatur kontinuitas keperawatan yang di perlukan oleh pasien di
mana perencanaan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu
pencegahan, teraupetik, rehabilitatif, serta perawatan rutin yang
sebenarnya (Swenberg, 2000).
b. Tujuan
1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
3. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien
4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain
5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta sikap dalam memperbaiki serta
mempertahankan status kesehatan pasien
6. Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan masyarakat
c. Manfaat
1. Dapat memberikan kesempatan untuk memperkuat pengajaran
kepada pasien yang dimulai dari rumah sakit.
2. Dapat memberikan tindak lanjut yang sistematis yang digunakan
intuk menjamin kontinuitas perawatan pasien
3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada
penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau
kebutuhan perawatan baru
4. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan
perawatan rumah (Spath, 2003).
d. Prinsip
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai
keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu di kaji dan di evaluasi
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan
dengan masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang
nanti, sehingga kemungkinan masalah yang tumbul di rumah dapat
segera diantisipasi
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan
pulang merupakan pelayanan multi disiplin dan setiap tim harus
saling bekerja sama

52
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas
yang ada. Tindakan atau rencana yang akan di lakukan setelah
pulang disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia
maupun fasilitas yang tersedia di masyarakat
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan
kesehatan. Setiap klien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan
pulang harus dilakukan
e. Jenis-Jenis
1. Conditioning Discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan
pulang ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat
komplikasi. Pasien untuk sementara dirawat dirumah namun harus
ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat
2. Absolute Discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini
merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun
apabila pasien perlu di rawat kembali, maka prosedur perawatan
dapat dilakukan kembali.
3. Judicial Discharge (pulang paksa), kondisi ini di perbolehkan
pulang, tetapi pasien harus di pantau dengan melakukan kerja sama
dengan perawat puskesmas terdekat.
Menurut Neylor (2003), beberapa tindakan keperawatan yang dapat di
berikan pada pasien sebelum pasien di perbolehkan pulang antara lain:
a. Pendidikan kesehatan, diharapkan bisa mengurangi angka kambuh
atau komplikasi dan meningkatkan pengetahuan serta keluarga
tentang perawaytan asien pulang
b. Program pulang bertahap, bertujuan untuk melatih pasien untuk
kembali ke lingkung keluarga dan masyarakat antara lain apa yang
harus dilakukan pasien di rumah sakit dan apa yang harus
dilakukan keluarga
c. Rujukan, integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai
hubungan langsung antara perawat komunitas atau praktik mandiri
perawat dengan rumah sakit sehingga dapat mengetahui
perkembangan pasien di rumah.

53
Skema 2. 7 Alur Discharge Planning

Dokter dan tim Ners


kesehatan PP dibantu PA
lain

Penetuan keadaan pasien


1. Klinis dan pemeriksaan
penunjang lain
2. Tingkat ketergantungan
pasien

Perencanaan pulang

Penyelesaian Program HE
Lain-lain
administrasi a. Kontrol dan obat / nersan
b. Nutrisi
c. Aktivitas dan istirahat
d. Perawatan diri

Monitor
(sebagai program service safety)
oleh keluarga dan petugas

Sumber : Nursalam (2015)

2.2.2. Pemasaran (M5/ MARKETING)


2.1.5.1 Indeks Kepuasan Masyarakat
Kepuasan masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dan
menentukan keberhasilan suatu badan usaha karena masyarakat adalah
konsumen dari produk yang dihasilkannya. Hal ini didukung oleh
pernyataan Hoffman dan Beteson (1997), yaitu: ”weithout custumers, the
service firm has no reason to exist”. Definisi kepuasan masyarakat
menurut Mowen (1995,): ”Costumers satisfaction is defined as the

54
overall attitudes regarding goods or services after its acquisition and
uses”. Oleh karena itu, badan usaha harus dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan masyarakat sehingga mencapai kepuasan masyarakat dan
lebih jauh lagi kedepannya dapat dicapai kesetiaan masyarakat. Sebab,
bila tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat sehingga
menyebabkan ketidakpuasan masyarakat mengakibatkan kesetiaan
masyarakat akan suatu produk menjadi luntur dan beralih ke produk atau
layanan yang disediakan oleh badan usaha yang lain.
Pelayanan publik yang profesional, artinya pelayanan publik yang
dicirikan oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi
layanan (aparatur pemerintah). Dengan ciri sebagai berikut:
a. Efektif
b. Sederhana
c. Kejelasan dan kepastian
d. Keterbukaan
e. Efisiensi
f. Ketepatan waktu
g. Responsif
h. Adaptif

Berkembangnya era servqual juga memberi inspirasi pemerintah


Indonesia untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja pelayanan
sektor publik. Salah satu produk peraturan pemerintah terbaru tentang
pelayanan publik yang telah dikeluarkan untuk melakukan penilaian dan
evaluasi terhadap kinerja unit pelayanan publik instansi pemerintah
adalah Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
KEP-25/M.PAN/2/2004 tanggal 24 Pebruari 2004 tentang Pedoman
Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi
Pemerintah. Ke-14 indikator yang akan dijadikan instrumen pengukuran
berdasarkan keputusan menteri pendayagunaan aparatur negara di atas
adalah sebagai berikut:
1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur
pelayanan.

55
2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
pelayanannya.
3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas
yang memberikan pelayanan (nama, jabatan, serta kewenangan dan
tanggung jawab). Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan
petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi
waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku. Tanggung jawab petugas
pelayanan yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab dalam
penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
4. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan
keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan
pelayanan kepada masyarakat.
5. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara
pelayanan.
6. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan
dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.
7. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan
ramah serta saling menghargai dan menghormati.
8. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat
terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.
9. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.
10. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan,
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
11. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana
pelayanan yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan
rasa nyaman kepada penerima pelayanan.
12. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnnya tingkat keamanan
lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang
digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan

56
pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan
pelayanan.
2.1.5.2 Hak Dan Kewajiban Pasien
Hak Pasien:
a. Hak untuk memperoleh informasi meliputi:
b. Diagnosa penyakit yang di deritanya
c. Tindakan medis yang akan atau telah dilakukan
d. Kemunginan penyakit yang timbul sebagai akibat tersebut serta
rencana tindakan untuk mengatasainya
e. Perkiraaan biaya pengobatan
1. Hak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya, sesuai dengan peraturan yang berlaku di RSUD dr.
H. M. Ansari Saleh.
2. Hak untuk memberikan persetujuan/menolak untuk tindakan atau
pemeriksaan yang akan dilakukan atas dirinya sehubungan dengan
penyakit yang dideritanya.
3. Hak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan
standar profesi kedokteran.
4. Hak mendapat pelayanan yang manusiawi tanpa diskriminasi.
5. Berhak memperoleh asuhan keperawatan yang sesuai dengan
standar profesi keperawatan
6. Hak atas “Privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk rekam medisnya
Kewajiban Pasien:
Pasien, dan keluarga tau penaggung jawab pasien berkewajiban:
a. Mentaati segala peraturan dan tata tertib RSUD dr. H. M. Ansari
Saleh
b. Memberikan informasi yang jujur dan lengkap tentang penyakit
yang diderita kepada dokter dan para medis
c. Mematuhi segala petunjuk dokter, para medis, bidan yang merawat
d. Pasien dan atau penanggung jawabnya wajib melunasi semua biaya
pelayanan pengobatan
e. Wajib mematuhi hal-hal yang telah disepakati bersama pihak
Rumah Sakit sebelum dan selama menjalani pengobatan.

57
2.2. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis
bernama Henry Fayol yang menyebutkan, bahwa ada lima fungsi manajemen, yaitu
merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Fungsi
perencanaan meliputi penentuan sasaran organisasi, penetapan strategi keseluruhan,
pengembangan hirarki rencana menyeluruh dan memadukan dan mengkoordinasikan
kegiatan kegiatan. Fungsi pengorganisasian meliputi perancangan struktur organisasi
yang dilengkapi dengan penetapan tugas, siapa melakukan apa bagaimana tugas
dikelompokan siapa melapor kepada siapa dan dimana keputusan harus diambil.
Fungsi pengarahan meliputi proses pengarahan dan koordinasi, penyelesaian konflik
dengan saluran komunikasi efektif. Fungsi pengendalian adalah pemantauan,
perbandingan, pengoreksian untuk menjamin organisasi berjalan sesuai
rencana.Berikut fungsi manajemen menurut (Bahtiar,2018)
2.2.1 Fungsi Manajemen Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen. Planning atau
perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan
penentuan strategi kebijaksanaan proyek program prosedur metode sistem
anggaran dan standar yg dibutuhkan utk mencapai tujuan. Perencanaan adalah
koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai asuhan keperawatan dan tujuan layanan
keperawatan.
Perencanaan adalah usaha sadar dan pengambilan keputusan yang
diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa
yang akan datang oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Perencanaan adalah suatu keputusan dimasa yang akan datang
tentang apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat ditinjau dari proses, fungsi dan
keputusan. Perencanaan memberikan informasi untuk mengkoordinasikan
pekerjaan secara akurat dan efektif. Perencanaan yang adekuat dan efektif akan
mendorong pengelolaan sumber yang ada dimana kepala ruangan harus
mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek serta
melakukan perubahan. Perencanaan sangat penting karena mengurangi
ketidakpastian dimasa yang akan datang, memusatkan perhatian pada setiap
unit yang terlibat, membuat kegiatan yang lebih ekonomis, memungkinkan

58
dilakukannya pengawasan. Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan
keperawatan dilaksanakan oleh kepala ruang. Perencanaan membantu untuk
menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka
inginkan. Perencanaan kegiatan keperawatan di ruang rawat inap akan
memberi petunjuk dan mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan kepada klien. Perencanaan
di ruang rawat inap melibatkan seluruh personil mulai dari perawat pelaksana,
ketua tim dan kepala ruang. Tanpa perencanaan yang adekuat, proses
manajemen pelayanan kesehatan akan gagal.
2.2.2 Fungsi Manajemen Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian dilakukan setelah perencanaan. Pengorganisasian adalah
langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam
kegiatan, menetapkan tugas pokok dan wewenang serta pendelegasian
wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan.
Pengorganisasian adalah memobilisasi sumber daya manusia dan material dari
lembaga untuk mencapai tujuan organisasi, dapat juga untuk mengidentifikasi
antara hubungan yang satu dengan yang lain. Pengorganisasian dapat dilihat
secara statis dan dinamis. Secara statis merupakan wadah kegiatan sekelompok
orang untuk mencapai tujuan, sedangkan secara dinamis merupakan suatu
aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan sistematis untuk mencapai
tujuan tertentu. Manfaat pengorganisasian untuk penjabaran secara terinci
semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, pembagian
beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan/kelompok, dan mengatur
mekanisme kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk hubungan dan
koordinasi Pengorganisasian hubungan ditetapkan, prosedur diuraikan,
perlengkapan disiapkan, dan tugas diberikan. Prinsip-prinsip organisasi saling
ketergantungan dan dinamis. Kepala ruangan dapat menciptakan lingkungan
yang meransang dalam praktik keperawatan. Prinsip-prinsip pengorganisasian)
adalah :
2.2.2.1. Prinsip rantai komando
Prinsip rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota
efektif secara ekonomi dan berhasil dalam mencapai tujuan.
Komunikasi cenderung ke bawah dan satu arah. Pada organisasi

59
keperawatan, rantai komando ini datar, dengan garis manajer dan staf
teknis serta administrasi yang mendukung perawat pelaksana.
2.2.2.2. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando menyatakan bahwa seorang perawat
pelaksana mepunyai satu pemimpin dan satu rencana. Keperawatan
primer dan manajemen kasus mendukung prinsip prinsip kesatuan
komando ini.
2.2.2.3. Prinsip rentang Kontrol
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap perawat harus dapat mengawasi
secara efektif dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi. Pada prinsip ini,
makin kurang pengawasan yang diperlukan untuk perawat. Perawat
harus memiliki lebih banyak pengawasan untuk menghindari
terjadinya kesalahan. Kepala ruangan harus lebih banyak
mengkoordinasikan.
2.2.2.4. Prinsip spesialisasi
Prinsip spesialisasi menyatakan bahwa setiap orang harus
menampilkan satu fungsi kepemimpinan tunggal, sehingga ada devisi
kerja atau pembagian tugas yang membentuk departemen.
2.2.3 Fungsi Manajemen Pengarahan (Coordinating)
Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer berusaha
memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan
negosiasi . Pengarahan adalah fungsi manajemen yang memantau dan
menyesuaikan perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan efisien
mencapai tujuan .Pengarahan yang efektif akan meningkatkan dukungan
perawat untuk mencapai tujuan manajemen keperawatan dan tujuan asuhan
keperawatan . Motivasi sering disertakan dengan kegiatan orang lain
mengarahkan, bersamaan dengan komunikasi dan kepemimpinan
2.2.4 Fungsi Manajemen Pengendalian (Controling)
Pengendalian adalah fungsi yang terus menerus dari manajemen keperawatan
yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan.
Pengendalian adalah pemantauan dan penyesuaian rencana, proses, dan sumber
daya yang secara efektif mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selama fase
pengendalian, kinerja diukur menggunakan standar yang telah ditentukan dan
tindakan diambil untuk mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja).

60
Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber daya lebih efisien dan
staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan program.
Prinsip pengawasan yang harus diperhatikan manager keperawatan dalam
menjalankan fungsi pengendalian adalah :
2.2.4.1 Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya
mudah diukur.
2.2.4.2 Pengawasan merupakan kegiatan penting dalam upaya mencapai tujuan
organisasi.
2.2.4.3 Standar untuk kerja harus dijelaskan kepada semua staf.
2.3. Model Asuhan Keperawatan
2.3.1 Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur
yakni: standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem MAKP.
Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan
menetukan kualitas produksi/jasa layanan keperawatan. Jika perawat tidak
memiliki nilai-nilai tersebut sebagai suatu pengambilan keputusan yang
independen, maka tujuan pelayanan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi
kepuasan pasien tidak akan dapat terwujud.
Unsur-unsur dalam praktek keperawatan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Dalam
menetapkan suatu model, keempat hal terebut harus menjadi bahan pertimbangan
karena merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
2.3.2 Faktor-Faktor yang Berhubungan dalam Perubahan MAKP
2.3.2.1 Kualitas Pelayanan Keperawatan
Setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan selal berbicara
mengenai kualitas. Kualitas amat diperlukan untuk:
a. Meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien/konsumen
b. Menghasilkan keuntungan (pendapatan) institusi
c. Mempertahankan eksistensi institusi
d. Meningkatkan kepuasan kerja
e. Meningkatkan kepercayaan konsumen/pelanggan
f. Menjalankan kegiatan sesuai aturan/standar

61
2.3.2.2 Standar praktik keperawatan
Standar praktik keperawatan di Indonesia yang disusun oleh Depkes RI
(1995) terdii atas beberapa standar. Menurut JCHO (1999) terdapat
delapan standar asuhan keperawatan yang meliputi (Novuluri,1999):
a. Menghargai hak-hak pasien
b. Penerimaan sewaktu pasien masuk rumah sakit
c. Observasi keadaan pasien
d. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
e. Asuhan pada tindakan nonoperatif dan administrative
f. Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasive
g. Pendidikan kepada pasien dan keluarga
h. Pemberian asuhan secara terus menerus dan berkesinambungan
Standar intervensi keperawatan yang merupakan lingkup tindakan
keperawatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia (14
kebutuhan dasar manusia dari Henderson) meliputi:
a. Oksigen
b. Cairan dan elektrolit
c. Eliminasi
d. Keamanan
e. Kebersihan dan kenyaman fisik
f. Istirahat dan tidur
g. Aktivitas dan gerak
h. Spiritual
i. Emosional
j. Komunikasi
k. Mencegah dam mengatasi risiko psikologis
l. Pengobatan dan membantu proses penyembuhan
m. Penyuluhan
n. Rehabilitasi
2.3.2.3 Model Praktik
a. Praktik Keperawatan Rumah Sakit
Perawat professional (ners) mempunyai wewenang dan tanggun jawab
melaksanakan praktik keperawatan di rumah sakit dengan sikap dan
kemampuannya. Untuk itu, perlu dikembangkan pengertian praktik

62
keperawatan rumah sakit dan lingkup cakupannya sebagai bentuk
praktik keperawatan profesional, seperti proses dan prosedur registrasi
dan legislasi keperawatan.
b. Praktik Keperawatan Rumah
Bentuk praktik keperawatan rumah diletakkan pada pelaksanaan
pelayanan/asuhan keperawatan sebagai lanjutan dari pelayanan rumah
sakit. Kegiatan ini dilakukan oleh perawat profesional rumah sakit,
atau melalui pengikutsertaan perawat professional yang melakukan
praktik keperawatan berkelompok
c. Praktik Keperawatan Berkelompok
Beberapa perawat profesinal membuka praktik keperawatan selama 24
jam kepada masyarakat yang memerlukan asuhan keperawatan dengan
pola yang diuraikan dalam pendekatan dan pelaksanaan praktik
keperawatan rumah sakit dan rumah. Bentuk praktik keperawatan ini
dihadapi oleh masyarakat dan dipandang perlu dimasa depan. Lama
rawat pasien dirumah sakit perlu dipersingkat karena biaya perawatan
dirumah sakit diperkirakan akan terus meningkat.
d. Praktik Keperawatan Individual
Pola pendekatan dan pelaksanaan sama seperti yang diuraikan untuk
praktik keperawatan rumah sakit. Perawat profesional senior dan
berpengalaman secara sendiri/perorangan membuka praktik
keperawatan dalam jam praktik tertentu untuk memberikan asuhan
keperawatan, khususnya konsultasi dalam keperawatan bagi
masyarakat yang memerlukan. Praktik keperawatan ini sangat
diperlukan oleh kelompok/golongan masyarakat yang tinggal jauh
terpencil dari fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya yang
dikembangkan pemerintah.
2.3.2.4 Metode Pengelolaan Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Profesional
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan
oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan professional.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan
keperawatan dan tuntutan perkembangan iptek, maka metode pemberian
asuhan keperawatan harus efektif dan efesien.

63
Ada beberapa metode system pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien. Mc Laughhin, Thomas dan Bartern (1995) mengidentifikasi 8
model asuhan keperawatan, tetapi model yang umum digunakan di
rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim dan
keperawatan primer.
Dari beberapa metode yang ada, institusi pelayanan perlu
mempertimbangkan kesesuian metode tersebut untuk diterapkan. Tetapi,
setiap unit keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model
untuk mengelola asuhan keperawatan berdasarkan kesesuaian antara
ketenagaan,sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Terdapat
enam unsurr yang utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian
asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998: 143).

a. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Metode Asuhan Keperawatan


(MAKP)
1) Sesuai dengan visi dan misi institusi.
Dasar utama penentuan model pemberian asuhan keperawatan
harus didasarkan pada visi dan misi rumah sakit.
2) Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan
keperawatan.
Proses keperawatan merupakan unsur penting terhadap
kesinambungan asuhan keperawatan pada pasien. Keberhasilan
dalam asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh pendekatan
proses keperawatan.
3) Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya.
Setiap suatu perubahan, harus selalu mempertimbangkan biaya dan
efektivitas dalam kelancaran pelaksanaannya. Bagaimana pun
baiknya suatu model, tanpa di tunjang biaya memadai, maka tidak
akan dapat hasil yang sempurna.
4) Terpenuhi kepuasaan pasien, keluarga dan masyarakat.
Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasaan pelanggan atau
pasien trehadap asuhan keperawatan dan di berikan oleh perawat.
Oleh karena itu model yang baik adalah model asuhan keperawatan
yang dapat menunjang kepuasaan pelanggan.

64
5) Kepuasaan dan kinerja perawat.
Kelancaran pelaksaan suatu model sangat di tentukan oleh motivasi
dan kinerja perawat. Model di pilihan harus meningkatkan
kepuasaan perawat, bukan justru menambah beban kerja dan
frustasi dalam pelaksanaannya.
6) Terlaksana komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim
kesehatan lainnya.
Komunikasi secara professional sesuai dengan lingkup tanggung
jawab merupakan pertimbangan penentuan model asuhan
keperawatan di harapkan akan dapat meningkatkan hubungan
interpersonal yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan yang
lainnya.
b. Metode Asuhan Keperawatan (MAKP) Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas
tenaga kerja professional, teknikal, dan pembantu dalam ssatu
kelompok kecil yang saling membantu.
Kelebihan:
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3) Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah
diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim
Kelemahan :
Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu yang sibuk.
Konsep metode Tim :
1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan.
2) Pentingkan komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin
3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim

65
4) Peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan
berhasil bila didukung oleh kepala ruang.

Tanggung jawab anggota tim :


1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung
jawabnya
2) Kerja sama dengan anggota tim dan antartim
3) Memberikan laporan

Tanggung jawab ketua tim :


1) Membuat perencanaan
2) Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi
3) Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien
4) Mengembangkan kemampuan anggota
5) Menyelenggarakan konferensi

Tanggung jawab kepala ruang :


1) Perencanaan
a) Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-
masing
b) Mengikuti serah terima pasien pada shif sebelumnya
c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat,transisi
dan persiapan pulang, bersama ketua tim
d) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan
e) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
f) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien
g) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk
kegiatan membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan,

66
membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
serta memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang
baru masuk.
h) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
i) Membantu membimbing peserta didik keperawatan
j) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah
sakit.
2) Pengorganisasian
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b) Merumuskan tujuan metode penugasan
c) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
d) Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua
tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat
e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain
f) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
g) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
h) Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak berada di
tempat kepada ketua tim
i) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien
j) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
k) Identifikasi masalah dan cara penanganannya
3) Pengarahan
a) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
b) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik
c) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap
d) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan askep pasien
e) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan

67
f) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya
g) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4) Pengawasan
a) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien
b) Melalui supervisi:
(1) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,
mengamati sendiri dan melalui laporan langsung secara
lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan
yang ada saat itu juga
(2) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir
ketua tim: membaca dan memeriksa rencana keperawatan
serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar
laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas
(3) Evaluasi, mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah
disusun bersama ketua tim.

Audit keperawatan
Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Anggota Anggota Anggota

Pasien/Klien Pasien/Klien Pasien/Klien

Skema 2. 8 Sistem pemberian asuhan keperawatan “Team Nursing” (Marquis &


Huston, 1998 : 138).

68
BAB 3
TINJAUAN LAHAN

Pengambilan data mahasiswa kelompok 10A stase manajemen keperawatan berdasarkan


wawancara secara langsung dengan kepala ruangan dan dilakukan pembagian kuesioner.
Sedangkan pengkajian menggunakan data primer dan sekunder pada tanggal 16 – 17 februari
2023 yang sudah divalidasi dengan pembimbing klinik ruang Nilam 2 pada tanggal 16
Februari 2023

3.1 Profil / Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch. Ansari Saleh
3.1.1 Sejarah Singkat

Identitas Rumah Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Nama : Rumah
Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Kelas : Tipe B
Status : BLUD Kepemilikan : Pemprov
Alamat : Jl. Brigjend H. Hasan Basry No. 1 Banjarmasin Kecamatan :
Banjarmasin Utara
Kabupaten / Kotamadya : Kota Banjarmasin
Provinsi : Kalimantan Selatan Luas Tanah : 87.675 M2
Nomor Telpon : 05116710000

3.1.2 Visi, Misi dan Motto


Dalam rangka mendukung Visi Kalimantan Selatan “Kalimantan Selatan Mapan
(Mandiri dan terdepan) Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri dan Berdaya
Saing” ditandai dengan keadaan penduduk yang hidup dalam lingkungan dan
prilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata pada akhirnya memiliki derajat kesehatan yang
tinggi. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor : 6
Tahun 2008, Tanggal 15 April 2008, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan sebagai Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang berfungsi sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan seperti Peningkatan, Pencegahan, Pengobatan dan
Pemulihan di bidang Kesehatan Umum dan Kesehatan lainnya dan sebagai

69
Rumah Sakit rujukan Kota Banjarmasin, Kabupaten Barito Kuala serta wilayah
sekitarnya mengingat bahwa telah ditetapkan Rumah Sakit Umum Daerah dr H
Moch Ansari Saleh Banjarmasin sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B
oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui surat Keputusan Nomor :
372/MENKES/IV/2008, pada tanggal 15 April 2008 dan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : HK.02.02/1/0562/2017 ditetapkanya
sebagai Rumah Sakit Pendidikan Satelit untuk Fakultas Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat pada tanggal 28 Februari 2017, maka dengan visi
”Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Prima dan Unggul yang Terintegrasi dengan
Pendidikan dan Penelitian”.

Selain menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum, Rumah


Sakit juga memberikan pelayanan kesehatan seperti BPJS maupun Asuransi
lainnya. Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin,
sebagai Rumah Sakit kelas B pendidikan, juga menyelenggarakan praktek belajar
lapangan bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum maupun Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan, Poltekes Banjarbaru, Akademi Keperawatan, Akademi
Kebidanan Negeri maupun Swasta.
3.1.2.1 Visi
Visi dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch. Ansari Saleh,
yaitu : “Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Prima dan unggul yang
terintegrasi pendidikan dan penelitian dengan unggulan penyakit saraf
dam penyakit infeksi di Provinsi Kalimantan Selatan”
3.1.2.2 Misi

Berdasarkan Misi Provinsi Kalimantan Selatan, ada 1 misi digunakan


sebagai dasar misi RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, yaitu :
Misi : “Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tentang
mengembangkan sumber daya manusia yang agamis, sehat, cerdas dan
terampil” Dari Misi Provinsi Kalimantan Selatan, maka Misi RSUD dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin adalah :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan.
b. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian untuk tenaga dokter
dan tenaga kesehatan lainnya

70
c. Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang efisien, efektif dan
akuntabel

3.1.2.3 Motto
“Keselamatan pasien kami utamakan”

3.2 Kedudukan Tugas dan Fungsi


3.2.1 Tugas
Pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan.
Rawat Inap, Rawat Jalan dan Gawat Darurat

3.2.2 Fungsi

3.2.2.1 Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan

3.2.2.2 Dukungan penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pelayanan


kesehatan

3.2.2.3 Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bid pelayanan keesehatan

71
3.2.3 Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

PELAYANAN KEPERAWATAN RUANG NILAM LT 1 DAN LT 2

KEPALA RUANGAN
Nurhikmah, S.Kep,Ners

KEPALA TIM NILAM 1 KEPALA TIM NILAM 2


Irma Meilyana F.U, S.Kep,Ners Mahritta, S.Kep,Ners
Mardiana S.Kep,Ners Muthaharah S.Kep,Ners

TIM NILAM LT 1 TIM NILAM 2


Tamrinah, Amk Wiwi Agustina S.Kep,Ners
Nina Puspitasari S.Kep.,Nrs Tussy Indrawati S.Kep,Ners
Rizky Noviardy NR,S.Kep,Nrs Muhammad Rifkiannor ,S.Kep
Lalu Noviza Rahman, S.Kep, Ners Hj.Norhadijah,S.Kep,Ners
Amrullah,AMK Dwi Haryono Wibowo,AMK
Sri Noorhayati, S.Kep,Ners Rike Gintari, AMK
Ike Gustiana Ningsih,S.Kep,Ners Mansyah, AMK
St. Fatimah,AMK Rully Atmawirda, AMK
Haris Fadilah,AMK Tutwurianingsih, AMK
Mutia Amalia Mawaddah, S.Kep,Ners Abob Habibi, S.Kep,Ners
Yulia, S.Kep, Ners Mulyanto Dwi Saputra,A.Md.Kep
Nur Amalina, AMK Neneng Kartika, AMK
Fansyah, S.Kep, Ners
Harlina, AMK
M. Pramadya Danufalaah, S.Kep,Ners
Roslinda, S.Kep,Ners

72
3.2.4 Jenis – Jenis Pelayanan Kesehatan

3.2.4.1 Rawat Jalan

a. Poli klinik terdiri dari Poli Umum dan Spesialis sebagai berikut:

1. Umum

2. Jiwa

3. Gigi

4. Kebidanan & Kandungan


5. Anak

6. Psikologi

7. MCU

8. Infeksi

9. VCT

10. Jantung

11. Syaraf

12. Paru

13. Psioterapi

14. THT

15. Mata

16. Bedah

17. Penyakit Dalam

18. Geriatri

19. Bedah Plastik

20. Ortopedi

73
21. Urologi

22. ESWL

23. Neuro

24. Nyeri

3.2.4.2 Rawat inap

Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh terdiri dari
disesuaikan dengan fasilitas antara lain : Air Conditioner Split, TV,
Kulkas, Kipas Angin, Kamar Mandi/WC, Klasifikasi kamar pasien
sebagai berikut:
1. Ruang Topaz (Stroke Center)

2. Ruang penyakit dalam (Nilam 1 dan 2)

3. Ruang Bedah (Nilam 3)

4. Ruang bayi (Merah Delima)

5. Ruang anak (Emerald 2)

6. Ruang VK bersalin (Alexandri 1)

7. Ruang Nifas (Alexandri 2)

8. Ruang Syaraf jantung (Alexandri 3)

9. Ruang Kumala (Isolasi Covid)

10. Ruang Jamrud (Isolasi Paru)

11. Ruang ICU

12. VVIP (Emerld 3)

13. IGD

14. OK

3.3 Input
3.3.1 Data Umum Ruangan
3.3.1.1 Sejarah Singkat Ruang Nilam 2

74
Ruang nilam 2 adalah ruang khusus untuk pasien penyakit dalam mulai
beroperasional sejak 26 november 2004. Sesuai dengan perencanaan
strategis rumah sakit untuk meningkatkan sarana dan prasarana rumah
sakit yaitu dengan adanya pembangunan gedung baru untuk melayani
kebutuhan pasien yang semakin banyak sehingga kebutuhan tempat tidur
semakin meningkat.
Pada akhir oktober 2019 karena adanya rehabilitasi gedung IRNA II yang
terdiri dari Nilam I, II dan III pada akhir oktober 2019 gedung IRNA II
dipindah sementara ke gedung Emerald. Untuk Nilam I dan II digabung
menjadi satu di Emerald 2 dengan kapasitas 44 temapt tidur.

3.3.2 Tenaga dan pasien (M1 – Man)


Tenaga di ruang Nilam 2 berjumlah 19 orang, sudah termasuk kepala ruangan,
katim dan perawat pelaksana.
3.3.2.1 Tenaga
Buat rekapitulasi tenaga kerja diruang perawatan ini :
Berdasarkan jenis dan tingkat pendidikan

No Jenis Tenaga PNS TKK Jumlah %

1 Medis (Dr. spesialis penyakit 5 - 5 16%


dalam)

2 Keperawatan 5 4 9 30%
a. Perawat Profesional (Ners)
b. Perawat Profesional (S.Kep) 1 1 2 7%

c. Perawat Mahir (DIII – - -


SKM)
d. Perawat Mahir (DIII) - 8 8 26%

e. Perawat Kesehatan (SPK – - - -


SKM)
f. Perawat kesehatan (SPK) - - -

g. Bidan - - -

75
h. Perawat gigi - - -

3 Non keperawatan 2 2 7%
Administrasi
2 2 7%
Cleaning service
prakarya 2 2 7%

Total 11 19 30 100%

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah perawat ners (9 orang)
lebih banyak dari jumlah perawat DIII (8 orang) dan perawat S.Kep (2
orang). Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas perawat diruang
Nilam 2 merupakan perawat professional.

3.3.2.2 Berdasarkan jenjang karir

No Jenis Tenaga Jumlah %

1 Pra perawat klinis (0 – 1 tahun) - 0

2 Perawat klinis I (1 – 5 tahun) 1 6%

3 Perawat klinis II (5 – 10 tahun) 4 23%

4 Perawat klinis III (>10 tahun) 4 23%

5 Perawat klinis IV (>13 tahun) 8 48%

Total 17 100%

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari 17 orang perawat


mayoritas perawat di ruang ruang Nilam 2 merupakan perawat klinis I
dengan jumlah 1 dengan pengalaman kerja 1 – 5 tahun, perawat klinis II
dengan jumlah 4 orang dengan pengalaman kerja 5 – 10 tahun, perawat
klinis III dengan jumlah 4 orang dengan pengalaman kerja >10 tahun,
perawat klinis IV dengan jumlah 8 orang dengan pengalaman kerja >13
tahun.

3.3.2.3 Berdasarkan pelatihan yang diikuti

76
No Nama PNS/ Jabatan Pendidikan Pelatihan
NON
PNS

1 Nurhikmah, PNS Karu S1 + Ners 1. Basic trauma


S.Kep., Ners cardiovascular life
support (BTCLS)
2. Pelatihan
pembimbing
klinik / clinical
instructure
3. The 5th
international
conference in
nursing “post
pandemic health
care :
transformation and
innovation forces
in focus”
4. Seminar nasional
online “cara
mudah
menggunakan
SDKI, SLKI, SIKI
dan SPO”
5. Hidup sehat
dengan diabetes
mellitus
6. Update
manajemen
perawatan luka
kanker dan
diabetic

77
7. Manajemen data
indicator mutu dan
keselamatan
pasien bagi
pengumpul data
8. Inhouse training
manajemen resiko
9. Pencegahan dan
pengendalian
infeksi bagi
perawat dan bidan
10. Perawat
pelaksana
penugasan khusus
pengananan covid
19
11. IHT anastesi
pemantauan dan
penanganan
komplikasi pasien
post anastesi
diruang perawatan
12. EWS,
Aktivasi code blue
dan BHD
13. Kewaspadaan,
kegawatdaruratan
di ruang rawat
inap
14. BHD dan
BHL pada kasus
kegawatdaruratan
15. Sasaran dan

78
keselamatan
16. Manajemen
perdarahan
17. Seminar
nasional
keperawatan
perawatan luka
2 Mahritta, PNS Katim S1 + Ners 1. Basic Trauma
S.kep., Ners Cardiovaskular
Life Support
(BTCLS)
2. Komunikasi
efektif Bagi
Tenaga Kesehatan
3. Pelatihan
pencegahan dan
pengendalian
infeksi bagi
perawat dan bidan
3 Muthaharah PNS Staff S1 + Ners 1. Advokasi dan
S.Kep., Ners kesiapan profesi
perawat dalam
menghadapi
persaingan era
pasar bebas
ASEAN
2. Pelatihan
pencegahan dan
pengendalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
3. Inhouse training
sasaran

79
keselamatan
pasien
4 Wiwy PNS Staff S1 + Ners 1. IHT pencehgahan
Agustina, dan pengendalian
S.Kep., Ners infeksi

5 Tussy PNS Staff S1 + Ners 1. In house training


Indrawati, pencegahan dan
S.Kep., Ners pengendalian
infeksi
2. In house Hak
pasien dan
keluarga
3. Talk show
“inspiring talks:
study nurshing
sbrosd and
scholarship”
4. Worksjop service
excellence bagi
tenaga frontliner
dan perawat
RSUD. Dr. H.
Moch. Ansari
Saleh
Banjarmasin
5. Hidup sehat
dengan diabetes
mellitus
6. Orientasi CPNS
RSUD. Dr. H.
Moch. Ansari
Saleh
Banjarmasin

80
7. Inhouse training
“penatalaksanaan
PPI,
pengelolalaan
limbah medis
serta limbah B3
rumah sakit
dalam
mendukung
K3RS di era
pandemi covid 19
8. Pengendalian
resistensi
antimikroba
update versi 2022
angkatan III
9. Nurse stress
management
related to the
quality of health
services
10. Peningkatan
kapasitas tenaga
kesehatan dalam
deteksi penyakit
yang berpotensi
KLB termasuk
penyakit yang
dapat dicegah
dengan imunisasi
(PD3I)
11. Inhouse training
early warning
system, aktivasi

81
code blue dan
bantuan hidup
dasar
12. Kewaspadaan
kegawatdaruratan
diruang rawat
inap
6 Muhammad PNS Staff S1 1. Masalah dan
Rifkiannoor, solusi asuhan
S.Kep keperawatan
transplantasi
ginjal dan intra
operatif pada
TUR P/B
2. Asuhan
keperawatan
anastesi
3. IHT pencegahan
dan
pengendalian
infeksi
4. IHT hak pasien
dan keluarga
5. EWS, Aktivasi
code blue dan
BHD
7 Hj. Norhadijah, NON Staff S1 + Ners 1. Seminar
S.Kep., Ners PNS nasional
keperawatan
perawatan luka
8 Dwi Haryono NON Staff D3 1. BTLS
Wibowo, AMK PNS 2. Perawat
pelaksana
penugasan

82
khusus
penanganan
covid 19
9 Rike Gintari, NON Staff D3 1. Asuhan
AMK PNS keperawatan
gawat darurat
covid 19 di intra
rumah sakit
2. Peningkatan
mutu dan
keselamatan
pasien (PMKP)
3. Hak pasien dan
keluarga bagi
tenaga kesehatan
4. EWS, Aktivasi
code blue dan
BHD
5. Pelatihan pasien
terminal dan
penanganan
nyeri
6. Pencegahan dan
pengandalian
infeksi dasar
7. BTCLS
8. Perawat garda
depan
penanganan
covid 19
9. Evakuasi medik
udara: Studi
kasus dan
permasalahanny

83
a
10. Asuhan
keperawatan
medical bedah
11. Pencegahan dan
pengandalian
infeksi
12. Asuhan
keperawatan
gerontik
13. Perawat digarda
depan
penanganan
covid 19
14. Masalah dan
solusi asuhan
keperawatan
transplantasi
ginjal dan
intraoperative
TUR P/B
15. Keselamatan
paisen dan
manajemen
resiko

10 Mansyah, NON Staff D3 1. Penanganan coid


AMK PNS 19 pada praruma
sakit dan rumah
sakit
2. BTCLS
3. Pelatihan
pencegahan dan

84
pengendalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
4. Sasaran
keselamatan
pasien (SKP)
11 Rully NON Staff D3 1. Manajemen
Atmawirda, PNS perawatan luka
AMK bakar
2. BTCLS
12 Tutwuriningsih, NON Staff D3 1. Pelatihan
AMK PNS pencegahan dan
pengandalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
2. Pelatihan pasien
terminal dan
penanganan
nyeri
3. Basic to
advanced
cardiovascular
life support
during pandemic
covid 19
4. In house training
sasaran
kesalamatan
pasien SKP 2
5. Penanganan
kedaruratan dan
bencanan

85
kebakaran
dirumah sakit
6. Sosialisasi
keselamatan
pasien rumah
sakit bagi
perawat
7. EWS , aktivasi
code blue dan
BHD
8. In house training
hak pasien dan
keluarga bagi
tenaga kesehatan
13 Abob Habibie, NON Staff S1 + Ners 1. BTCLS
S.Kep., Ners PNS 2. Sasaran
keselamatan
pasien
14 Mulyanto Dwi NON Staff D3 1. In house training
Saputra, A.Md., PNS hak pasien dn
Kep keluarga bagi
tenaga kesehatan
2. Evacuation and
transportation
management
3. Pelatihan pasien
terminal dan
penanganan
nyeri
4. In house training
komunikasi
efektif bagi
tenaga kesehatan
5. Pelatihan

86
pencegahan dan
pengandalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
6. In house training
penguatan
konseling dan
tes HIV iniiasi
petugas
kesehatan
15 Neneng NON Staff D3 1. In house training
Kartika, AMK PNS EWS
2. Pelatihan pasien
termina dan
penanganan
nyeri
16 Fansyahh, NON Staff S1 + Ners 1. Keselamatan
S.Kep., Ners PNS pasien dan
management
risiko
2. Sosialisasi
penerapan
jaminan
kecelakaan kerja
bagi perawat
mengalami
covid 19 akibat
kerja
3. Perawat
pelaksana
penugasan
khusus
penanganan

87
covid 19
4. Peran perawat
sebahgai
pejuang
kemanusiaan
5. EWS, aktivasi
code, blue,
BHD,
Implementasi
asuhan
keperawatan
pada akreditasi
rumah sakit
6. BTCLS
7. Perawatan
kesehatan kerja
diperusahaan
8. Update
management
perawatan luka
kanker dan
diabetic
9. Asuhan
keperawatan
gerontik
10. Asuhan
keperawatan
pada HIV AIDS
pada masa
pandemic covid
19, upaya
meningkatan
mutu asuhan
keperawatan

88
pada pasien
dengan masalah
bersihan jalan
napas tidak
efektif melalui
audit klinis
dirumah sakit,
dan studi kasus
pasien dengan
pengelolaan
transfuse
11. Asuhan
keperawatan
medical bedah
17 Harlina, AMK NON Staff D3 1. Pencegahan dan
PNS pengendalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
2. Perlindungan
nakes dalam
lonjakan kasus
dan varian baru
3. In house training
hak pasien dan
keluarga bagi
tenaga kesehatan
18 M. Pramadya NON Staff S1 1. Manajemen
Danufalaah, PNS fasilitas dan
S.Kep kesehatan
2. BTCLS
3. PPI
4. Komunikasi

89
efektif
5. Manajemen
nyeri
6. Penugasan
khusus
penanganan
covid 19
7. Keselamatan
pasien dan
manajemen
resiko
19 Roslinda, NON Staff S1 + Ners 1. Paliatif care in
S.Kep., Ners PNS cancer
2. Seminar
keperawatan
cardiovascular
3. Penarapan 3S
pada askep
geriatric dan
evakuasi udara
4. Penarapan 3S
pada kesehatan
kerja
5. Keselamatan
pasien dan
manajemen
resiko
6. BTCLS
7. BTLS
8. BCLS
9. Komunikasi
efektif bagi
tenaga kesehatan
10. Pelatihan pasien

90
terminal dan
penanganan
nyeri
11. EWS, aktivasi
code blue dan
BHD
12. PMKP
13. In house training
hak pasien dan
keluarga bag
tenaga kesehatan
14. Pencegahan dan
pengandalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan

3.3.2.4 Jumlah kebutuhan tenaga perawat


Klasifikasi Kebutuhan Tingkat Ketergantungan Pasien Menurut Douglas

KLASIFIKASI DAN KRITERIA


Minimal Care (1-2 jam) / 24 jam
a. Dapat melakukan kebersihan diri, mandi, ganti pakaian
dilakukan sendiri
b. Makanan dan minum dilakukan sendiri
c. Ambulasi dengan pengawasan
d. Observasi Tanda vital setiap pergantian shift.
e. Pengobatan minimal dengan status psikologi stabil.
f. Perawatan luka sederhana
Intermediet Care (3-4 jam) / 24 jam

91
a. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
b. Observasi tanda vital setiap 4 jam.
c. Ambulasi dibantu
d. Pengobatan dengan injeksi
e. Klien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran.
f. Klien dengan infus dan klien dengan pleura pungsi
Total Care/ Intensive care (5-6 jam) / hari
a. Semua kebutuhan klien dibantu
b. Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
c. Observasi tanda – tanda vital setiap 2 jam
d. Makan dan minum melalui selang lambung
e. Pengobatan intravena
f. Dilakukan suction
g. Gelisah / disorientasi
h. Perawatan luka kompleks
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan
tergantun pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien. Menurut
douglas (1984) diklasifikasikan derajat ketergantungan dibagi 3 kategori,
yaitu :
a. Perawatan minimal : 1 – 2 jam/24 jam
b. Perawatan intermediet : 3-4 jam/24 jam
c. Perawatan total : 5-6 jam/24 jam

Douglas menetapkan klasifikasi kebutuhan perawat berdasarkan 3 jenis


ketergantungan pasien tersebut sebagai berikut :

Klasifikasi pasien Pagi Siang Malam

Minimal care 0,17 0,14 0,10

Intermediet care 0,27 0,15 0,07

Total care 0,36 0,36 0,20

92
Tenaga perawat diruang Nilam 2 tanggal 16, 17, 18 Februari 2023

Tingkat Jumlah Jumlah kebutuhan tenaga tanggal 16


ketergantungan Pasien februari 2023

Pagi Siang Malam Total

Minimal / self care 12 12 X 0,17 12X 0,14 12X 0,10 4.92


= 2,04 =1,68 = 1,2

Intermediet care 2 2 X 0,27 = 2X 0.15 = 2 X 0,07 = 0,98


0,54 0.3 0,14

Total care 1 1 X 0,36 = 1X 0.36 = 1 X 0,20 = 0.72


0,36 0,36 0,2

Total 15 3,3 2,34 1,54 6.62

Jumlah kebutuhan perawat perhari adalah 7 orang

Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat ketergantungan


pasien menurut teori douglas perhitungan tanggal 16 februari 2023 sebanyak 7
orang

Tingkat Jumlah Jumlah kebutuhan tenaga tanggal 17


ketergantungan Pasien februari 2023

Pagi Siang Malam Total

Minimal / self care 12 12 X 0,17 12X 0,14 12X 0,10 4.92


= 2,04 =1,68 =1,2

Intermediet care 2 2 X 0,27 = 2X 0.15 = 2 X 0,07 = 0,98


0,54 0.3 0,14

Total care 1 1 X 0,36 = 1X 0.36 = 1 X 0,20 = 0.72

93
0,36
0,36 0,2

Total 15 3,3 2,34 1,54 6.62

Jumlah kebutuhan perawat perhari adalah 7 orang

Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat ketergantungan


pasien menurut teori douglas perhitungan tanggal 17 Februari 2023 sebanyak 7 orang

Tingkat Jumlah Jumlah kebutuhan tenaga tanggal 18


ketergantungan Pasien februari 2023

Pagi Siang Malam Total

Minimal / self care 10 10 X 0,17 10X 0,14 10X 0,10 4.1


= 1,7 = 1,4 =1

Intermediet care 1 1 X 0,27 1 X 0.15 = 1 X 0,07 = 0,49


= 0,27 0,15 0,07

Total care 2 2 X 0,36 = 2 X 0.36 = 2 X 0,20 1,84


0,72 0,72 =0,4

Total 15 2,69 2,27 1,47 6.43

Jumlah kebutuhan perawat perhari adalah 6 orang

Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat ketergantungan


pasien menurut teori douglas perhitungan tanggal 18 Februari 2023 sebanyak 6 orang

Perhitungan tenaga keperawatan menurut ilyas

Tenaga Perawat = A x B x 365 hari


(255 x Jam Kerja/hari)
Keterangan :
A = Jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien)
B = Sensus harian (BOR x Jumlah tempat tidur)
365 = Jumlah hari kerja selama setahun
255 = Hari kerja efektif perawat/tahun

94
Jam kerja/hari = 6 jam didapat dari 40 jam (total jam kerja/minggu) : 7 hari

= 12.16 dibulatkan menjadi 12 orang

Perhitungan standar kebutuhan perawat menurut ilyas berjumlah 12 orang. Pada


periode 1 hari tanggal 18 februari 2023

= 12,16 dibulatkan menjadi 12 orang

Perhitungan standar kebutuhan perawat menurut ilyas berjumlah 12 orang. Pada


periode 1 hari tanggal 17 februari 2023

= 10,54 dibulatkan menjadi 11 orang

Perhitungan standar kebutuhan perawat menurut ilyas berjumlah 1 orang. Pada


periode 1 hari tanggal 18 februari 2023

95
a. BOR :
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah Sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah
hari dalam satu periode) X 100%
Data BOR tanggal 16 februari 2023
BOR = 15
X10
(20X1) 0
= 75%
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari diketahui bahwa
memperoleh pencapaian BOR yaitu 75%, nilai normal BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Data BOR tanggal 17 februari 2023
BOR = 15
X10
(20X1) 0
= 75%
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari diketahui bahwa
memperoleh pencapaian BOR yaitu 75%, nilai normal BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
BOR = 13
(20X1) X100

= 65%
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari diketahui bahwa
memperoleh pencapaian BOR yaitu 65%, nilai normal BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2005).

b. ALOS :
ALOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Data ALOS tanggal 16 februari 2023
ALOS = 15 = 7,5 hari (Rata-rata lama rawat)
2

96
Perhitungan ALOS diruang Nilam 2 didapatkan hasil sebanyak 8 hari dalam
waktu periode 1 hari. Sehingga perhitungan ALOS di Ruang Nilam 2
memasuki standar ideal. Nilai normal ALOS 6-10 hari.
Data ALOS tanggal 17 februari 2023
ALOS = 15 = 3 hari (Rata-rata lama rawat)
5
Perhitungan ALOS diruang Nilam 2 didapatkan hasil sebanyak 3 hari dalam
waktu periode 1 hari. Sehingga perhitungan ALOS di Ruang Nilam 2
memasuki standar ideal. Nilai normal ALOS 6-10 hari.

Data ALOS tanggal 18 februari 2023


ALOS = 13 = 13 hari (Rata-rata lama rawat)
1
Perhitungan ALOS diruang Nilam 2 didapatkan hasil sebanyak 13 hari dalam
waktu periode 1 hari. Sehingga perhitungan ALOS di Ruang Nilam 2
memasuki standar ideal. Nilai normal ALOS 6-10 hari
c. TOI :
TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien
keluar (hidup + mati)
Data TOI tanggal 16 februari 2023

TOI = (20 x 1) – 15 = 2,5 ( hari)

Dari hasil perhitungan TOI di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 3 hari, nilai
normalnya yaitu 1- 3 hari.
Data TOI tanggal 17 februari 2023

TOI = (20 x 1) – 15 = 2,5 ( hari)

97
Dari hasil perhitungan TOI di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 2,5 hari, nilai
normalnya yaitu 1- 3 hari.
Data TOI tanggal 18 februari 2023

TOI = (20 x 1) – 13 = 7 ( hari)

Dari hasil perhitungan TOI di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 7 hari, nilai
normalnya yaitu 1- 3 hari.

d. BTO :
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur
Data BTO tanggal 16 februari 2023

BTO = 2 = 10 ( kali)

20

Dari hasil perhitungan BTO di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 10 kali dalam
periode 1 hari, nilai normalnya yaitu 40-50 kali dalam 1 tahun.
Data BTO tanggal 17 februari 2023

BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur

BTO = 5 = 4 ( kali)

20

Dari hasil perhitungan BTO di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 10 kali dalam
periode 1 hari, nilai normalnya yaitu 40-50 kali dalam 1 tahun.

e. NDR :
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati))
X 1000 permil
Data NDR tanggal 16 februari 2023

98
NDR = 0 x 1000 / mil = 0%

Dari hasil perhitungan yang didapatkan di ruang Nilam 2 didapatkan 20 %.


Data NDR tanggal 17 februari 2023

NDR = 0 x 1000 / mil = 0%

Dari hasil perhitungan yang didapatkan di ruang Nilam 2 didapatkan 0 %.


Nilai normalnya 24%
Data NDR tanggal 18 februari 2023

NDR = 0 x 1000 / mil = 0%

Dari hasil perhitungan yang didapatkan di ruang Nilam 2 didapatkan 0 %.


Nilai normalnya 24%

3.3.3 Material (M2)


Dalam proses manajemen sangat diperlukan adanya pengelolaan fasilitas dan
peralatan sebagai factor pendukug atau penunjang terlaksananya pelayanan
keperawatan. peralatan Kesehatan untuk pelayanan keperawatan merupakan
semua bentuk alat Kesehatan atau peralatan lain yang dipergunakan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan untuk memperlancar pelaksana sehinggaa
diperloleh untuk tujuan pelayanan yang efisie dan efekti.
Lokasi dan denah ruangan Ruangan merupakan salah satu ruangan perawat
bangsaal penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Moch Ansari
Saleh Banjarmasin, yang digunakan mahasiswa keperawat sebagai tempat
pembelajaran praktek manajemen keperawat. Secara demografi ruang ini
berbatas dengan

99
Sebelah utara : teras ruang Nilam 2

Sebelah Timur ; Gedung Emerald

Sebelah Selatan ; Jl Alalak Utara

Sebelah Berat ; Gedung Nifas

Penataan lokasi penerapan manajemen yang dilakukan diruang Nilam


2 RSUD. Dr.H. Moch. Ansari Saleh dijabarkan sebagai berikut :

100
DENAH RUANG NILAM 2

Ruang Tindakan
Ruang kepala ruangan

Ners Station
Kamar perawat
1C
Kamar tindakan

admin
istrasi

Ruan
g
Ruang obat

Ruang Tangga

1B Ruang
monitor CCV Ruang MPP

Ruang
2B
Ruang 1A
L
f
t

Kamar ganti baju


Ruang
perawat
Isolasi

Ruang pertemuan

Ruang SMF Ruang


penyak dalam 3A
Ruang
3B
Ruang dokter

WC Gudang
L
h

o
k

n
e

e
s
r

r
i

Tangga
Pantr
yc

Panel Ruang
S
k

o
p
e
l
l

listrik bantal
101
Fasilitas / alat

Material merupakan peralatan penunjang yang mendukung kelancaran dalam


memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara kualitatif fasilitas yang
tersedia seharusnya harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan .fasilitas
dan alat kedokteran maupun keperawatan dipenuhi dengan staandar resmi yang
telah ditetapkan oleh masing-masing Rumah Sakit yang sesuai dengan jenis
pelayanan. Adapun yang harus menjadi syarat/standar sebuah ruangan perawat
yang baik antara lain ;

a) Tenang

b) Terjaga kebersihannya

c) Sirkulasi udaraa dan cahaya baik

d) Luas ruangaa cukup nyaman

e) Privasi terjaga

f) Memeuhi standar keamanan

Keadaan peralatan Kesehatan yang ada diruang Nilam 2 ;

Table 3.10 alat Kesehatan diruang nilam 2 RSUD H. Dr. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin.

Keadaan barang
No Nama Barang Jumlah Baik Rusak

1. Regulator oksigen 17 10 7

2. Tensimeter mobile 2 0 2

102
3. Tensimeter air raksa 2 0 4
(lipat)
4. Nebulizer 3 2 1

5. Lampu baca rontgen 1 1 -

6. Stetoskop 4 3 1

7. EKG 2 1 1

8. Infuse pump 2 1 1

9. Syiring pump 9 8 1

10. Nebulizer + oksigen 2 1 -

11. Regulator 10 10 -

12. EKG Monitor 1 1 -

13. Regulator oksigen 17 10 7

14. Trolley emergency 2 2

15. Trolley status/dressing 3 3

16. Tabung O2 kecil + trolley 2 2 -

17. Tabung O2 besar / trolley 10 10 -

18. Kursi roda 5 3 2

19. Ranjang beroda/ kasur 1 - 1

20. Bed 1 crane + kasur 18 15 3

21. Bed 3 crane + kasur 6 5 1

22. Bed 3 crane + kasur 10 10 -

23. Standar infuse 42 20 22

24. Urinal 7 4 3

25. Pispot alumunium 2 2 -

26. Pispot plastic 20 15 5

103
27. Urinal 20 15 5

28. Lampu sorot 1 1 -

29. Autoclab (sterillisator 1 1 -


kering)
30. Senter pupil, penlight 2 1 1

31. Ambu bag resusitsi 2 1 1

32. Tounge spatel 4 2 2

33. Timbang badan 2 1 1

34. UV room sterilizer type 1 1 -


TNS 28
35. Brandcar 1 1 -

36. Saturasi oksigen kecil 3 3 -

37. Pulse oksimetri 1 - 1

38. Termometer digital 10 5 5

39. Kasur decubitus 2 2

Selain alat Kesehatan ruang nilam 2 juga mempunyai alat-alat rumah tangga
yang sudah memenuhi standarisasi dari perawat, sebagai berikut ;

Tabel 3.1 1.

Keadaan barang

No Nama Barang Jumlah Baik Rusak

1. Troley Linen 1 0 1

2. Kulkas 2 1 1

3. Kursi lipat 32 20 12

4. Lemari instrument 1 1 -

104
5. Kursi / meja dokter 1 - 1

6. Lemari linen ( Kayu ) 2 2 -

7. Rak handuk aluminium 2 2 -

8. Lemari obat 3 3 -

9. Tempat sampah non medis 2 2 -


hijau besar injak
10. Tempat sampah medis kuning 2 1 -
besar injak

Tabel 3.12 alat tenun ruang nilam 2 RSUD H. Dr.Moch Ansari Saleh
Banjarmasin

Keadaan barang

No Nama Barang Jumlah Baik Rusak

1. Selimut 20 20 -

2. Perlak 28 28 -

3. Sarung bantal putih 48 48 -

4. Seprai pasien putih 48 48 -

5. Bantal 37 37 -

6. Kasur 28 28 -

7. Stik laken 28 28 -

8. sampiran 36 36 -

Table 3.13. inventaris gedung nilam 2


RSUD Dr. H.Moch Ansari
Saleh Banjarmasin

Keadaan barang

105
No Nama Barang Jumlah Baik Rusak

1. AC keset 4 4 -

2. AC 2 PK 10 6/4 -

3. AC 1 PK 11 - -

4. TV LED 19 16 3

5. APAR 4 4 -

Tabel 3.14 saranaa prasana untuk RS Pendidikan


digedung Nilam 2 RSUD Dr.H.Moch Ansari Saleh
Banjarmasin

Keadaan barang

No Nama Barang Jumlah Baik Rusak

1. Ranjang dan matras 1 BLUD -


0/06/20
16
2. Sarung bantaal 1 BLUD -
0/06/20
16
3. Bantal 1 BLUD -
0/06/20
16
4. Lemari kayu 1 BLUD -
0/06/20
16
5. Meja/kursi kerjaa 1 BLUD -
0/06/20
16
6. Kursi hitam 10 BLUD -
0/06/20
16
7. White board 1 BLUD -

106
0/06/20
16

Fasilitas Untuk Petugas Kesehatan

a) Ruang nilam 2 Memiliki 1 Ruang kepala ruangan yang terletak


ditengah terpisah dari ruang perawat lainnya, tepatnya terletak
disamping kanan LIFT, sebelah kiri ruang meeting didepan ruang inap
1A.

b) Nurse Station

Ruang Nilam 2 memilik 1 ruang nurse station yang berada di dekat tangga

c) Ruang perawat dan WC

Ruang nilam 2 memiliki 1 ruang perawat yang cukup, tersedia kamar mandiWC
dengan keadaan bersih

d) Ruang dokter jaga

Ruang memiliki 1 ruang staf dokter yang berada disamping ruang rawat pasienn

e) Ruang administrasi

Ruang nilam 2 memiliki 1 ruang administrasi yang terletak nurse station.

f) Ruang pertemuan

Diruang pertemuan nilam 2 terdapat 1 ruangan pertemuan yang terletak dia


antara ruang kepala ruangan dan ruangan rawat pasien.

g) Gudang

Ruang nilam 2 memiliki 1 gudang yang terletak disamping ruang linen,pantry,


dan ruang spoel hock

107
h) Ruang linen

Ruang nilam 2 memiliki 1 buah ruang linen yang terletak di pojok kanan
belakang yang mempunyai 2 lemari kayu dan 1 trolly linen

i) Ruang spoel hook

Ruang nilam 2 memiliki 1 buah ruangan spoel hoek yang terletak dipojok kakan
belakang tepatnya disamping ruang pantry.

j) Ruang pantry

Ruang nilam 2 memiliki 1 buah ruang pantry yang terletak disamping Gudang

k) Ruang labskill

Tidak terdapat alat-alat labskill pada ruangan.

1. Ruang rawat inap

- Kelas 1

Ruang nilam 2 memiliki 2 ruang kelas 1, yaitu ruang 1A, 1B, ruang kelas 1
memiliki tirai dan masing-masing memiliki 1 ruang kamar mandi yang bersih

- Kelas 2

Ruang nilam 2 memiliki 1 ruang kelas 2 ,yaitu 2A dengan kapasitas 2 bed.


Memiliki 1 kamar mandi/WC yang terlihat bersih, terdapat sampiran antara
pasien.

- Kelas 3

Ruang nilam 2 memiliki 2 ruang kelas 3,yaitu 3A yang memiliki kapasitas 5 bed
dan 3B yang memiliki kapasitas 8 bed ruang kelas 3 masing-masing memiliki 2
kamar mandi/WC yang terlihat cukup bersih ,dan memiliki sampiran antar
pasien.

108
- Isolasi

Ruang nilam 2 memiliki 1 ruang isolasi, yaitu isolasi 2 dengan kapasitas 2


bed .memiliki 1 kamar mandi/WC yang cukup bersih dan memiliki sampiran
antar pasien.

Consumable ( obat-obatan dan bahan habis pakai )

Tersedia obat-obatan emergency diruang Tindakan perawatan nilam 2, obat


tersimpan didalam trolly emergency. Terdapat bahan habis pakai seperti
handscoon, masker , kapas , kassa ,dan lain-lain yang optimal yang tersimpan
dilemari.

Bahan habis pakai di ruang Nilaim 2 per minggu yang menyesuaikan


kebutuhan ruangan antara lain :

No Jenis Barang/ Nama Barang Jumlah


1. Handsrub 20 buah
2. Handwash 16 buah
3. Kasa gulung 15 buah
4. Alkohol swap 6 buah
5. Hipapix 1 kotak
6. Spuit dan needle 50 spuit
7. Handscoon 6 kotak
8. Masker 10 kotak
9. Infus set 20 set
10. Masker O2 10 set
11. Masker NRM 5 set
12. Masker RM 5 set
13. Safety box 4 kotak
14. Handscoon Steril 10 buah

109
Administrasi penunjang

No Administrasi Ada Tidak Ada


Penunjang

1 Formulir injeksi √

2 Formulir √
persetujuan/penolak
pindah dari RS

3 Formulir √
persetujuan/penolak
tindakan dari RS

4 Persetujuan transfuse √
darah

5 Formulir catatan √
terintegrasi

6 Lembar dokumentasi √

7 Formulir observasi √

8 Grafik observasi suhu √


dan nadi

9 Buku timbang terima √

10 Formulir resiko jatuh √

11 SOP √

110
12 SAK √

13 Formulir visite √

14 Leaftlet tersedia √

a. Resiko jatuh

b. Rhinitis/alergi

c. Etika batuk dan


bersin

d. Hipertensi

e. Penyakit jatung
korener

f. Hak dan
kewajiban

Daftar Alat Non Kesehatan Di Ruang Nilam 2 :

NO NAMA/JENIS MERK/TIPE/TAHUN JUMLAH KONDISI

BARANG Baik Rusak

1 UV roo sterilizer Type Merk Tesena (2010) 1 1


TSN 28

2 Brandcar 2015 1 1

3 Saturasi Oksigen Kecil 2014, 2017 ½ 3

4 Pulse Oksimetri Ds 1000/APBD 16 jan 2015 1 - 1

111
5 Termometer Digital Avico/Oktober 2015 10 5 5/Rusak

6 Kasur Decubitus ARDO 2 2

B. ALAT RUMAH TANGGA

1 Troley Linen 2009 1 1/Rusak

2 Kulkas 2006 2 1 1/Rusak

3 Kursi Lipat (2007) Chitose 32 20 12


(2013)/7bh(2017) 10 buah

4 Lemari Instrument (2007) 1 1 -

5 Kursi+Meja dokter (2007) 1 - 1

6 Lemari Linen (Kayu) (2010) 20/15 15 -

7 Lemari malam (2006)/2017 2 2 20/berkarat

8 Rak Handuk Aluminium (2006) 1/2 1/2 -

9 Lemari obat, warna (2014), (2015) 2 2 -


hijau

10 Tempat sampah non 2015 2 1 -


medis hijau

11 Tempat sampah medis 2013 2 1 (1 dipinjam


kuning besar injak sanitasi)

12 Tempat sampah non 2015 10 10 -


medis injak

13 Tempat sampah medis 2015 1 1 -


kuning injak

112
14 Tempat sampah medis 2015 8 4 4
kecil injak

15 Tempat sampah untuk 2015 14 14 -


di WC

16 Ember/gayung 2015 20 20 -

17 Trolley EKG 2006 1 - 1

18 TV 14 inch +rak 2006 1 1 -

19 TV 21 inch +rak 2007 1 1 -

20 Meja kerja 2006 5 4 1

21 Keranjang cucian 2011 2 2 -

22 Komputer HP OMNI S/N:4cs2310ke3(2013) 1 - 1

23 Komputer LG (2017) 2 2

Printer (2017) 1 1

24 Printer canon ip 1880 2012 dari bidang 1 - 1/kurang


keperawatan baik

25 Rak sepatu Aluminium 2017 14 10 5/kurang


baik

C. INVENTARIS GEDUNG
NILAM LANTAI 2

1 AC KESET DAIKIN, 2014 4 4

2 AC 2 PK DAIKIN, 2014, 2016 10 6/4

113
3 AC 1 PK DAIKIN, 2014 11

4 TV LED SAMSUNG, 2014 19 16 3/rusak

5 APAR 2014 4 4

D. LINEN

1 Bantal (2015)/(2017) 35/10 35 10 rusak

E. UNTUK RS
PENDIDIKAN

1 Ranjang + matras 1 BLUD


01/06/2016

2 Sarung bantal 1 BLUD


01/06/2016

3 Bantal 1 BLUD
01/06/2016

4 Lemari kayu 1 BLUD


01/06/2016

5 Meja + kursi kerja 1 BLUD


01/06/2016

6 Kursi Hitam 10 BLUD


01/06/2016

7 White board 1 BLUD


01/06/2016

3.3.4 Pembiayaan (Money)

114
RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin merupakan rumah
sakit umum daerah dengan tipe B pendidikan, pengelolaan dana
ruangan bersumber dari dana BLUD (Bandalan Layanan Umum
Daerah). Proses pengajuan anggaran untuk barang, sarana prasarana,
perbaikan alat kesehatan yang rusak, renovasi ruangan ditunjukkan
kepada direktur rumah sakit dengan mengajukan surat permohonan
anggaran ke KABID keperawatan sehingga KABID keperawatan
mengeluarkan surat untuk pemenuhan dana dan diserahkan ke rumah
tangga.

3.3.5 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (Method)


3.3.5.1 Penerapan Model MAKP
Ruang nilam 2 RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin menerapkan Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) dengan metode TIM. Metode tim di
ruang nilam 2 yaitu terdiri dari kepala ruangan, ketua tim 1
dan ketua tim 2. Tim 1 terdiri dari terdiri dari 2 orang ketua
tim dan 13 orang anggota perawat pelaksana. Tim 2 terdiri
dari 1 orang ketua tim dan 17 orang anggota perawat
pelaksana.

3.3.5.2 Timbang terima


Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 16 dan 17 Februari
2023, timbang terima yang dilakukan di ruang Nilam 2
dilaksanakan setiap shift dinersu station yang dipimpin oleh
kepala ruangan dan diawali doa bersama. Pelaksanaan
timbang terima dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pagi (08.00),
siang (14.30), dan malam (21.00). Beberapa kelebihan
timbang terima di ruang Nilam 2 adalah timbang terima
langsung dipimpin oleh kepala ruangan. Hasil timbang terima
sudah meliputi SBAR yaitu nama, ruangan pasien, diagnose

115
medis dan kondisi pasien, masalah keperawatan dan tindak
lanjut yang akan dilakukan. Namum, didapatkan kelemahan
timbang terima di ruang Nilam 2 yaitu timbang terima hanya
dilakukan dinurse station, yang keliling keruangan pasien
hanya katim saja dan intervensi keperawatan tidakdisebutkan
saat timbang terima. Selain itu, saat timbang terima ada
beberapa perawat yang tidak memperhatikan dan sibuk
sendiri seperti berbicara dan main handphone.

3.3.5.3 Ronde keperawatan


Ronde keperawatan merupakan metode untuk untuk
menggali dan membahas secara mendalam masalah
keperawatan yang terjadi pada pasien dengan melibatkan tim
keperawatan, kepala ruangan, ahli gizi dan melibatkan pasien
secara langsung sebagai fokus kegiatan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala ruangan di ruang Nilam 2 bahwa
ronde keperawatan jarang dilakukan karena adanya kesulitan
untuk mengumpulkan tenaga kesehatan lainnya seperti
dokter, gizi dan farmasi dalam satu waktu. Ronde
keperawatan dilakukan jika ada mahasiswa yang sedang
praktik stase Manajemen.
3.3.5.4 Sentralisasi Obat
Penanggung jawab pengelolaan obat di ruang Nilam 2
dikelola oleh bagian. Dari hasil observasi di ruang Nilam 2
didapatkan sentralisasi obat yang sudah berjalan dengan baik.
Obat-obatan pasien disimpan dalam lemari khusus yang
sudah dipisahkan sesuai nama, nomer rekam medis, dan
tanggal lahir pasien.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 16
dan 17 Februari 2023 perawat ketika melakukan pengenceran

116
dan pengaplusan obat dilakukan diruang khusus
pencampuran obat namun ada beberapa perawat yang tidak
mematuhi SOP dengan tidak memakai handscoon saat
mengaplus obat. Dari 10 perawat yang diobservasi ada 4
perawat (40%) yang tidak memakain handscoon.
3.3.5.5 Penerimaan Pasien Baru

Pengertian Suatu standar implementasi keperawatan yang


dilakukan perawat untuk enerima pasien baru di ruang
rawat inap

Tujuan Memudahkan proses pelayanan selanjutnya

Kebijakan SK Direktur NO 821/1089/-TU RSAS 2018 Tentang


Pedoman Pelayanan Keperawatan RSUD Dr. H.
Moch Ansari Saleh Bnajarmasin

Prosedur 1. Pasien masuk rawat inap melalui IGD atau


Kerja Poliklinik rawat jalan
2. Dokter menentukan indikasi rawat inap
3. Pasien atau keluarga ke TPPO untuk mendaftar
rawat inap dengan melengkapi ; surat permintaan
rawat inap, kartu identitas, kartu berobat
termasuk surat jaminan kesehatan
4. TPPO konfirmasi tempat di ruangan yang dituju,
bila tempat penuh TPPO konfirmasi ke IGD atau
Poliklinik kembali
5. Bila ruangan tersedia, pasien diantar ke ruangan
oleh petugas transfer, setiap pasien yang diterima
untuk dirawat inap diantar menuju kamar sesuai
pesanan
6. Perawat menerima klien baru beserta rekam

117
medik klien yang sudah lengkap terisi keterangan
tentang hasil pemeriksaan dan kondisi klien/surat
pengantar rawat inap yang ditanda tangani oleh
dokter
7. Perawat melakukan assesmen, merencanakan dan
melakukan tindakan keperawatan
mandiri/kolabiratif
8. Perawat mencatat keterangan identitas dan lain-
lain keterangan klien pada buku mutase dan
melengkapi kebutuhan administrasi
9. Perawat melaporkan tentang keadaan klien pada
dokter DPJP bila diperlukan
10. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang tidak jelas
Unit Poliklinik
Terkait IGD
Rekam Medik

3.3.5.6 Discharge Planning


Discharge planning merupakan konsep berkesinambungan
guna menyiapkan perawatan mandiri pasien pasca inap.
Sasaran pasien diberikan perawatan pasca inap adalah mereka
yang memerlukan bantuan selama masa penyembuhan dari
masa akut untuk mencegah atau mengelola penurunan
kondisi akibat penyakit kronis. Petugas yang merencanakan
pemulangan atau koordinator asuhan berkelanjutan
merupakan staf rumah sakit yang berfungsi sebagai konsultan
untuk proses discharge planningdan fasilitas kesehatan,
menyediakan pendidikan kesehatan, memotivasi staf rumah
sakit untuk merencanakan serta mengimplementasikan
discharge planning. Misalnya, pasien yang membutuhkan

118
bantuan sosial, nutrisi, keuangan, psikologi, transportasi
pasca rawat inap.
Prosedur discharge planning terdiri dari :
a. Pengkajian
Proses pengumpulan, verivikasi dan komunikasi data yang
berhubungan dengan pasien.
1. Pengkajian di lakukan sejak waktu menerima pasien,
Tentang kebutuhan dan pelayanan kesehatan untuk
pasien pulang dengan menggunakan riwayat
keperawatan, rencana keperawatan, dan pengkajian
kemampuan fisik dan fungsi kognitif yang di lakukan
terus menerus.
2. Mengkaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk
pasien dan keluarga yang berhubungan dengan proses
penyakit, obat - obatan proses cara parawatan,
pencegahan faktor resiko atau hal - hal yang harus di
hindari akibat gangguan kesehatan yang dialami, dan
komlikasi yang mungkin terjadi.
3. Bersama pasien dan keluarga, mengkaji faktor - faktor
lingkungan rumah sehingga mengganggu keperawatan
(fasilitas rumah, kamar mandi)
4. Berkoordinasi dengan dokter dan di siplin ilmu yang
lain, mengkaji perlunya rujukan untuk mendapatkan
perawatan di rumah atau di tepat pelayanan yang lain
atau support sistem.
5. Kaji penerimaan terhadap masalah kesehatan dan
larangan yang berhubungan dengan masalah kesehatan
tersebut atau pemahaman pasien terhadap penjelasan
dari fisioterapi dan ahli gizi.
6. Konsultasi dengan tim kesehatan lain tentang berbagai
kebutuhan pasien setelah pulang

119
No Nilai Aspek Yang Jumlah Presentasi
dinilai

1 Tidak Pernah 0 0%
dilakukan

2 Kadang dilakukan 0 0%

3 Dilakukan 0 0%

4 Selalu dilakukan 10 100%

Total 10 100%

3.3.5.7 Diagnosa keperawatan


Bersifat individu sesuai dengan kebutuhan pasien. Di susun
setelah melakukan pengkajian discharge planning, di
kembangkan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan
keluarga. Di susun sesuai problem, support sistem, etiologi
dengan menentukan tujuan yang relevan yaitu :
1. Pasien akan memahami masalah masalah dan implikasinya
2. Pasien mampu memenuhi kebutuhan individunya
3. Lingkungan rumah akan menjadi aman
4. Tersedia sumber perawatan kesehatan di rumah

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 16 dan 17


Februari 2023, diagnose keperawatan di ruang Nilam2
diisi dengan lengkap pada ERM

3.3.5.8 Perencanaan

120
Berfokus pada kebutuhan pengajaran yang baik untuk
persiapan pulang, yang di singkat dengan METHODE.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 16 dan 17 Februari
2023, perencanaan keperawatan di ruang Nilam2 diisi
dengan lengkap pada ERM

3.3.5.9 Implementasi
Discharge planning adalah pelaksanaan rencana pengajaran
yang di berikan harus di dokumentasinkan pada catatan
perawatandan ringkasan pulang berupa intruksi tertulis dan
demonstrasi ulang yang memuaskan di laksanakan seharian
sebelum pasien pulang. Berdasarkan hasil observasi pada
tanggal 16 dan 17 Februari 2023, implementasi keperawatan
di ruang Nilam2 diisi dengan lengkap pada ERM

3.3.5.10 Evaluasi
Sangat penting di lakukan dalam proses discharge planning di
gunakan untuk persiapan pasien pulang, perencanaan dan
penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin
kualitas dan pelayanan yang sesuai. Berdasarkan hasil
observasi pada tanggal 16 dan 17 Februari 2023, evaluasi
keperawatan di ruang Nilam2 diisi dengan lengkap pada
ERM

3.3.6 (M5- Marketing Mutu)


Mutu pelayanan keseluruhan adalah derajad dipenuhi kebutuhan
masyarakat atau perorangan terhadap asuhan keperawatan yang
sesuai dengan standar profesi yang baik dengan pemanfaatan sumber
daya wajar, efisien, efektif, dalam keterbatasan secara aman dan
memuaskan pelanggan sesuai dengan norma dan etika yang baik
(Azrul Azhar salam buku Bustami MS, MQIH, 2011:16)

121
Dilihat dari data status pasien, pelanggan yang menggunakan jasa
pelayanan kesehatan di RSUD Dr. H. Moch ANSARI Saleh
Banjarmasin Sebagian besar berasal dari daerah kaimantan selatan.
Perawat memberikan pelayanan seoptimal mungkin dengan
memberikan pelayanan secara paripurna, sehingga pelayanan layak
untuk dipromosikan sebagai bahan pemasaran untuk mencari
pelanggan, sehingga diperlukan adanya upaya penjaminan mutu
pelayanan keperawatan
1) Jumlah Pasien Yang Dirawat
Berdasarkan data yang didapat dari Rekam Medik RSUD Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin diketahui jumlah pasien yang
dirawat di ruang Nilam dari bulan Oktober 2022 sampai dengan
Desember 2022.

No Bulan Jumlah Pasien Jumlah pasien


masuk keluar

1 Oktober 174 179

2 November 84 110

3 Desember 182 174

Total 440 463

Sumber: data Sekunder Ruang Nilam RSUD Dr.H. Moch.


Ansari Saleh Banjarmasin bulan Oktober 2022 sampai dengan
bulan Desember 2022.

2) Indikator Pelayanan
Tabel Indikator Pelayanan

Bulan BOR BTO ALOS

122
Oktober 72,12 % 4,3 kali 6,1 hari

November 57,14 % 3,1 kali 6,9 hari

Desember 66,59 % 4,1 kali 6,0 hari

Rata-rata 65.28 3,8 6,3

Sumber: Data Sekunder Ruang Nilam RSUD Dr. H. Moch.


Ansari Saleh Bannjarmasin bulan Oktober 2022 sampai dengan
Desember 2022.

Dari table diketahui BOR ruang nilam lantai 2 RSUD Dr. H.


Moch Ansari Saleh Banjarmasin 3 bulan terakhir dari Oktober
2022 – Desember 2022 adalah 65.28%, BTO 3,8 perbulan,
ALOS 6,3 perbulan.

3) Indikator Pencegahan Infeksi Nosokomial


a) Angka Flebitis
Berdasarkan data yang kami dapat dari bulan Oktober
sampai Desember 2022 didapatkan data kasus flebitis
sebanyak 0 (0%) kasus flebitis di Ruang Nilam lantai 2
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.

b) Angka Dekubitus
Berdasarkan data yang kami dapat dari bulan Oktober
sampai Desember 2022 didapatkan data kasus dekubitus
sebanyak 0 (0%) kasus dekubitas di Ruang Nilam lantai 2
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
c) Angka Infeksi Saluran Kemih
Berdasarkan data yang kami dapat dari bulan Oktober
sampai Desember 2022 didapatkan data kasus infeksi

123
salurah kemih sebanyak 0 (0%) kasus infeksi saluran kemih
di Ruang Nilam lantai 2 RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.

4) Patien Safety (Keselamatan Pasien)


a) Ketepatan Identifikasi Pasien
Dari hasil Observasi tanggal 17 Februari 2022 terhadap 5
orang perawat yang ada di ruang Nilam lantai 2 RSUD Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin didapatkan data kepatuhan
perawat dalam mengidentifikasi pasien terdapat 5 orang
perawat (100%) yang menanyakan identitas pasien seperti,
nama lengkap, tanggal lahir, dan rekam medik pada
pemberian obat maupun ketika melakukan tindakan
keperawatan.
b) Pengurangan Resiko Infeksi
Semua petugas di Rumah Sakit termasuk dokter melakukan
kebersihan tangan sesuai dengan lima moment yang telah
ditentukan, yakni:
 Sebelum kontak dengan pasien
 Sebelum melakukan tindakan aseptic
 Sesudah terkena cairan tubuh pasien
 Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasie

Ada dua cara cuci tangan

 Handwash dengan sabun dan air mengalir dengan lama


waktu 40-60 detik
 Handcrub dengan gel berbasis alkohol dengan lama
waktu 20-30 detik

Tabel Kepatuhan Cuci Tangan Pada Perawat

124
No Five Moment Melakukan Tidak Total
Melakukan

1 Sebelum kontak 3 orang 2 orang 5 orang


dengan pasien (60%) (40%) (100%)

2 Sebelum 3 orang 2 orang 5 orang


melakukan (60%) (40%) (100%)
aseptik

3 Sesudah kontak 3 orang 2 orang 5 orang


dengan (60%) (40%) (100%)
pasien/melakukan
tindakan

4 Sesudah kontak 3 orang 2 orang 5 orang


dengan cairan (60%) (40%) (100%)
tubuh pasien

5 Sesudah kontak 3 orang 2 orang 5 orang


dengan (60%) (40%) (100%)
lingkungan
sekitar pasien

Total Rata-rata 60% 40% 100%

Sumber: Data Primer 17 Februari 2023 diruang Nilam lantai


2 RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

Dari Hasil Observasi pada tanggal 17-18 Februari 2023,


kepatuhan cuci tangan terhadap 5 orang perawat diruang
Nilam 2 RSUD Dr. H. Ansari Saleh Banjarmasin didapat
perawat yang mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien

125
sebanyak 3 orang perawat (60%) melakukan dan 2 orang
perawat (40%) tidak melakukan, sebelum melakukan
tindakan aseptic sebanyak 3 orang perawat (60%) melakukan
dan 2 orang perawat (40%) tidak melakukan, sesudah kontak
dengan pasien/melakukan tindakan 3 orang (60%) melakukan
dan 2 orang perawat (40%) tidak melakukan, sesudah kontak
dengan cairan tubuh pasien 3 orang perawat (60%)
melakukan dan 2 orang perawat (40%) tidak melakukan dan
sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien 3 orang
perawat (60%) melakukan dan 2 orang perawat (40%) tidak
melakukan. sedangkan 2 orang (40%) tidak melakukan
kegiatan mencuci tangan namun sebelum dan sesudah
keliling atau roling kesemua ruangan ke 5 perawat
melakukan cuci tangan.
.
c) Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
Penilaian resiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan
menggunakan pengkajian resiko jatuh yang telah ditetapkan
oleh RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Penilaian resiko jatuh pada pasien dewasa (18-59)
menggunakan Morse Fall Scale sedangkan pada lansia (>60
tahun) menggunakan Scoring Ontario Scale. Pengkajian
tersebut dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi
kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut. Perawat
memasang pin resiko jatuh berwarna kuning yang dipasang di
gelang pasien dan mengedukasi pasien atau keluarga maksud
dari pemasangan pin apabila pasien beresiko jatuh sedang
atau tinggi.

Tabel Penilaian Resiko Jatuh Morse Fall Scale (MFS) Usia 18-58
tahun

126
No Faktor Resiko Temuan MFS

1 Riwayat Jatuh Ya 25

Tidak 0

2 Diagnosa Sekunder, (>1) Ya 15

Tidak 0

3 Alat Bantu Perabot 30

Tongkat/Alat 15
Penopang

Tidak ada kursi 0


roda / tirah
baring

4 Terpasang Infus Ya 20

Tidak 0

5 Gaya Berjalan Terganggu 20

Lemah 10

Normal/ tirah 0
baring
Imobilitas

6 Status Mental Sering Lupa 15


Keterbatasan
Diri

127
Orientasi Baik 0

Total

Keterangan:
Resiko Tinggi : > 45
Resiko Sedang : 25 - 44
Resiko Rendah : 0 - 24

Dari hasil observasi pada tanggal 17februari 2023 penilaian resiko jatuh dari
10 pasien yang dirawat di ruang Nilam lantai 2 RSUD Dr. H. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin yang masuk kategori penilaian Morse Fall Scale (MFS)
didapat yang tidak beresiko sebanyak 5 orang (50%), resiko rendah
sebanyak 4 orang (40%) dan resiko sedang sebanyak 1 orang (10%).
Perawat di ruang Nilam RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
sudah sangat memperhatikan keselamatan pasien, seperti menjelaskan
kepada keluarga untuk selalu mendampingi pasien, dan perawat selalu
menaikan bed rail setelah melakukan tindakan dan sebelum meninggalkan
pasien.

5) Instrumen
Instrumen yang kami gunakan yaitu instrument ABC untuk mengukur
kelengkapan dokumentasi keperawatan, kepuasaan pasien dan perawat,
dan kepatuhan perawat dalam melakukan tindakan sesuai dengan SPO
RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
a) Instrumen A:Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan

128
NO Item Penilaian Status Status Status Status Status Presentase
No 1 No 2 No 3 No 4 No 5 %

1 Pengkajian √ √ √ √ √ 100%

2 Diagnosa √ √ √ √ √ 100%
Keperawatan

3 Perencanaan √ √ √ √ √ 100%

4 Implementasi √ √ √ √ √ 100%

5 Evaluasi √ √ √ √ √ 100%

Dari hasil observasi yang kami lakukan pada tanggal 16-17 februari
2023 di Ruang Nilam lantai 2 RSUD H. Moch. Ansari Saleh
didapatkan hasil 100% kelengkapan dari 5 rekam medik yang
mencakup aspek pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.

b) Instrument B : Kepuasan Pasien dan Perawat


 Kepuasan Pasien

Skor Frekuens Persentase


No Kategori
Kepuasan i (%)

1 76 – 100 Puas 8 80%


2 0 -75 Tidak Puas 2 20%
Total 10 100%

Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa 2 orang pasien


menyatakan tidak puas terhadap pelayanan perawat selama
dirawat dirumah sakit seperti perawat tidak

129
memperkenalkan diri, larangan terkait pengunjung yang
merokok tidak dijelaskan , perawat yang tidak membantu
saat pasien tidak bisa makan secara mandiri, tempat
tidur/ruangan pasien yang kurang bersih, tidak mengganti
sprei dan selimut setiap hari, perawat tidak membantu
menyiapkan atau meminumkan obat kepada pasien, dan
memberikan penjelasan tentang perawatan, pengobatan
pemeriksaan lanjutan setelah diperbolehkan pulang

Kuesioner Kepuasan Pasien

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak
(Nilai (Nilai
1) 0)

1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 70% 30%

2 Aakah perawat melarang anda/pengunjung merokok 80% 20%


di ruangan
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana 100% 0%
nafsu makan anda
4 Apakah perawat pernah menanyakan pantangan 100% 0%
dalam hal makanan kepada anda
5 Apakah perawat menanyakan atau memperhatikan 100% 0%
berapa jumlah makanan dan makanan yang anda
habiskan
6 Apabila anda/keluarga anda tidak mampu makan 20% 80%
sendiri apakah perawat membantu menyuapi
7 Pada saat anda/keluarga anda dipasang infuse, 90% 10%
apakah perawat selalu memeriksa cairan
infuse/tetesannya dan area sekitar pemasangan
jarum infuse
8 Apabila anda/keluarga anda mengalami kesulitan 100% 0%

130
buang air besar apakah perawat menganjurkan
makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup
dan banyak bergerak
9 Pada saat perawat membantu ada/keluarga anda 60% 40%
buang air besar/buang air kecil, apakah perawat
memasang sampiran/selimut, menutup
pintu/jendela. Mempersilahkan
pengunjung keluar ruangan
10 Apakah ruangan tidur anda/keluarga anda 100% 0%
selalu dijaga kebersihannya dengan disapu/dipel
setiap hari
11 Apakah lantai kamar mandi/wc selalu bersih, tidak 80% 20%
licin, tidak berbau dan cukup terang
12 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi 0% 100%
dalam keadaan istirahat total apakah dimandikan
oleh perawat
13 Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh perawat 0% 100%
jika tidak mampu memgosok gigi, membersihkan
mulut atau mengganti pakaian atau menyisir rambut
14 Apakah alat tenun seperti seprei, selimut diganti 70% 30%
setiap kotor
15 Apakah perawat memberikan penjelasan akibat dari 90% 10%
kurang bergerak, atau berbaring terlalu lama
16 Pada saat anda/keluarga anda masuk rumah Sakit, 80% 20%
apakah perawat memberikan penjelasan tetang
fasilitas yang tersedia dan cara penggunaanya.
Peraturan/tat tertib yang berlaku di rumah Sakit
17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 90% 10%
apakah perawat memanggil nama dengan benar
18 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 90% 10%
apakah perawat mengawasi keadaan anda secara
teratur pada pagi sore maupun malam hari
19 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 100% 0%

131
apakah perawat memberi bantuan bila diperlukan.
20 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 100% 0%

21 Apakah anda/keluarga anda mengetahui perawat 70% 30%


yang
bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas
22 Apakah perawat selalu member penjelasan sebelum 100% 0%
melakukan tindakan perawatan/pengobatan
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan 100% 0%
memperhatikan setiap keluhan anda/keluarga anda
24 Dalam hal memberikan obat apakah perawat 60% 40%
membantu menyiapkan/meminumkan obat
25 Selama anda/keluarga anda dirawat apakah diberikan 90% 10%
penjelasan tentang
perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjutan setelah
andakeluarga anda diperbolehkan pulang
Total Nilai

 Kepuasan Perawat

Persentase
No Skor Kategori Frekuensi
(%)
1. 80 - 100 Sangat Puas 6 30%
2. 60 - 79 Puas 11 55%
3. 40 - 59 Cukup Puas 3 15%
4. 20 - 39 Tidak Puas 0 0%
Sangat Tidak
5. 0 - 19 0 0%
Puas
Total 20 100%

132
Dari hasil pengkajian terkait kepuasan perawat didapatkan
kesimpulan sebanyak 6 orang yang merasa sangat puas, 11
orang merasa puas, 3 orang merasa cukup puas, 0 orang
merasa tidak puas, dan 0 orang merasa sangat tidak puas.

Kuesioner Kepuasan Perawat

SP P CP TP STP
No Pertanyaan
(5) (4) (3) (2) (1)
1 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 14 % 57 % 29 %
pekerjaan yang saudara lakukan
2 Sistem pengkajiaan yang dilakukan institusi tempat 29 % 42 % 29 %
saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 14 % 14 % 29 % 43 %
pendidikan saudara
4 Pemberian insentif tambahan atas suatu prestasi atau 14 % 14 % 29 % 43 %
kerja ekstra
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang 14 % 29 % 57 %
mendukung pekerjaan
6 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar 43 % 57 %
mandi, kantin, parker
7 Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan 43 % 57 %
dengan ventilasi udara, kebersihan dan
kebisingan
8 Adanya jaminan atas kesehatan atau 43 % 57 %
keselamatan kerja
9 Perhatian institusi rumah Sakit terhadap saudara 14 % 14 % 72 %

10 Hubungan antara karyawan dalam kelompok kerja 28 % 72 %

11 Kemampuan dalam bekerja sama antar 43 % 57 %


karyawan
12 Sikap teman-teman sekerja terhadap saudara 43 % 57 %

13 Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang 29 % 57 % 14 %


pendidikan saudara
14 Kemampuan dalam menggunakan waktu 29 % 57 % 14 %
bekerja dengan penugasan yang diberikan
15 Kemampuan supervise/pengawas dalam 28 % 72 %
membuat keputusan

133
16 Perlakuan atasan selama bekerja di sini 28 % 72 %

17 Kebebasan dalam melakukan suatu metode sendiri 14 % 86 %


dalam menyelesaikan pekerjaan
18 Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan 14 % 86 %
kerja melalui pelatihan atau pendidikan
tambahan
19 Kesempatan untuk mendapatkan posisi lebih tinggi 14 % 43 % 43 %

20 Kesempatan membuat suatu prestasi dan 14 % 72 % 14 %


mendapatkan kenaikan pangkat
Total

Adapun item-item pertanyaan yang sangat puas terbanyak yaitu


tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar mandi, kantin, parker,
Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan dengan ventilasi
udara, kebersihan dan kebisingan , dan adanya jaminan atas kesehatan
atau keselamatan kerja. Item pertanyaan yang puas terbanyak dipilih
yaitu Kebebasan dalam melakukan suatu metode sendiri dalam
menyelesaikan pekerjaan dan Kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan kerja melalui pelatihan atau pendidikan tambahan.
Item pertanyaan yang cukup puas terbanyak dipilih yaitu Perhatian
institusi rumah Sakit terhadap saudara. Item pertanyaan yang tidak
puas terbanyak dipilih yaitu Jumlah gaji yang diterima dibandingkan
pendidikan saudara, Pemberian insentif tambahan atas suatu prestasi
atau kerja ekstra dan Kesempatan untuk mendapatkan posisi lebih
tinggi

c) Instrumen C : Kepatuhan SOP

No Judul SOP Perawat Perawat Perawat Perawat Perawat


1 2 3 4 5

1 Pemasangan infus vena Patuh Patuh Patuh Patuh Patuh

134
2 Memberikan injeksi Patuh patuh patuh Patuh Patuh
intavena

3 Memberikan injeksi Patuh Patuh Patuh Patuh Patuh


dengan alat khusus/pena
insulin

4 Perawatan luka bersih Patuh Patuh Patuh Patuh Patuh


dan kotor

5 Pemberian transfusi Patuh Patuh Patuh Patuh Patuh


darah

Persentasi 100% 100% 100% 100% 100%

Dari data yang didapat dari hasil pengkajian instrument SOP


pada perawat pelaksana diruangan penerapan standar asuhan
keperawatan diruang Nilam 2 RSUD dr. H. Moch Ansari
Saleh Banjarmasin dapat dikatakan baik dengan pencapaian
rata-rata 100%.

3.4 Proses
3.4.1 Fungsi perencanaan (Planning)
3.4.1.1 Visi dan Misi Ruangan Perawatan
Visi : “Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Prima dan unggul
yang terintegrasi pendidikan dan penelitian dengan unggulan
penyakit saraf dam penyakit infeksi di Provinsi Kalimantan
Selatan”

Misi : “Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tentang


mengembangkan sumber daya manusia yang agamis, sehat,
cerdas dan terampil” Dari Misi Provinsi Kalimantan Selatan,
maka Misi RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

135
adalah :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan.
b. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian untuk tenaga
dokter dan tenaga kesehatan lainnya
c. Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang efisien,
efektif dan akuntabel
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan untuk visi dan misi ruangan Nilam 2 sama dengan visi
dan misi Rumah Sakit. Sebelumnya ruangan Nilam 2
mempunyai visi dan misi sendiri tetapi dari pihak Rumah Sakit
meminta untuk disamakan saja.
Observasi : Terdapat visi dan misi diruangan
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan visi dan
misi ruangan yang menjawab selalu sebesar 100%
3.4.1.2 SOP dan PAK
a. Standar Prosedur Operasional (SPO) ruang Nilam:
- SPO bimbingan mahasiswa keperawatan.
- SPO penilaian bimbingan mahasiswa praktek.
- SPO penyusun jadwal dinas.
- SPO melanjutkan pendidikan dan mengikuti pelatihan
keperawatan.
- SPO penjengjangan karier.
- SPO cuti dan ijin.
- SPO absensi.
- SPO mutasi dan rotasi.
- SPO persyaratan tenaga keperawatan di IGD.
- SPO persyaratan tenaga keperawatan di ICU.
- SPO persyaratan tenaga keperawatan di ruang
instalasi bedah.
- SPO persyaratan tenaga keperawatan di VK/bersalin.

136
- SPO pengelolaan dan penyimpangan.
- SPO pendelegasian tugas dari kepala bidang
keperawatan ke perawat supervisi.
- SPO pertemuan berkala.
- SPO pengganti tugas perawat yang berhalangan hadir.
- SPO prosedur supervisi.
- SPO prosedur orientasi tenaga baru.
- SPO perencanaan peralatan dan peremajaan.
- SPO prosedur penyediaan alat kesehatan.
- SPO perbaikan peralatan jika tidak berfungsi.
- SPO pemeliharaan alat.
- SPO pemeliharaan Dcshock/Defibrilator.
- SPO pemeliharaan bed side monitoring.
- SPO pemeliharaan ventilator.
- SPO pemeliharaan nebulizer.
- SPO pemeliharaan infusiopn pump.
- SPO pemakaian regulator dan tabung oksigen.
- SPO pemakian inkhubator.
- SPO pemakaian infant warmer.
- SPO pemakaian fototerapi
- SPO penggunaan apar.
- SPO pemakaian dopler.
- SPO pemakaian alat partus set.
- SPO pemakaian curet set.
- SPO elektro cutter.
- SPO penggunaan autoclava.
- SPO pemakaian syringe pump umum.
- SPO pemakaian infus pump umum.
- SPO pemakaian dan pemeliharaan CTG.
- SPO penanganan syok anafilaktik.

137
- SOP penanganan kedaruratan kebakaran di ruang
perawatan.
- SPO penanganan kejadian luar biasa.
- SPO penerimaaan pasien masuk ruang rawat inap.
- SPO orientasi klien baru di ruang rawat inap.
- SPO prosedur persiapan klien pulang.
- SPO proses asuhan keperawatan.
- SPO konsultasi klien dengan dokter.
- SPO ronde keperawatan.
- SPO timbang terima.
- SPO pengisian register rawat jalan.
- SPO pelayanan administrasi dan pembayaran pasien
rawat jalan.
- SPO memindahkan pasien IGD ke ruang rawat inap
dan antara ruang rawat.
- SPO memindahkan pasien dari triage/poliklinik ke
instalasi rawat inap.
- SPO penitipan pasien ke kelas perawatan yang lebih
tinggi.
- SPO pelayanan pasien jaminan kesehatan di
poliklinik.
- SPO prosedur droping pasien.
- SPO seleksi dan evaluasi pasien rehabilitasi psikiatrik.
- SPO pemberian O2 dengan kanul binasal.
- SPO pemberian O2 dengan kateter nassal.
- SPO pemberian O2 melalui sungkup rebreathing dan
kantong non rebreathing.
- SPO pemberian O2 dengan sungkup sederhana.
- SPO pemberian O2 dengan sungkup venturi.
- SPO pengisapan lendir melalui mulut.\
- SPO pengisapan lendir melalui hidung.

138
- SPO resusitasi jantung paru (dua perawat).
- SPO menyuapi klien.
- SPO insersi, pemasangan dan penahanan selang
nasogastrik.
- SPO memberikan makan melalui selang nasogastrik.
- SPO peningkatan makanan melalui NGT.
- SPO pemberian transfusi darah.
- SPO pemasangan infus vena.
- SPO membantu klien BAK dan BAB di tempat tidur.
- SPO kateterisasi urine wanita.
- SPO kateterisasi urine pria.
- SPO pemasangan kondom kateter.
- SPO huknah rendah/tinggi.
- SPO kewaspadaan universal.
- SPO memakai sarung tangan steril.
- SPO melepas sarugn tangan.
- SPO memakai masker.
- SPO perawatan klien dalam kamar isolasi.
- SPO membuat larutan klorin.
- SPO mengangkat dengan benar.
- SPO posisi powler dengan sandaran.
- SPO posisi telentang dengan sokongan.
- SPO posisi tengkurap dengan sanggaan.
- SPO posisi miring ( lateral ) dengan sokongan.
- SPO posisi SIMS ( semi tengkutap ) dengan
sokongan.
- SPO membantu klien bangun dari tempat tidur.
- SPO membantu klien pada posisi duduk.
- SPO memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi.
- SPO memandikan/menyeka klien di tempat tidur.
- SPO memotong kuku.

139
- SPO mencuci rambut.
- SPO menyisir rambut.
- SPO mengganti alat tenun dengan klien di atas tempat
tidur.
- SPO pengkajian resiko dan pencegahan dekubitus.
- SPO manajemen nyeri keperawatan.
- SPO fisioterapi dada.
- SPO memberikan kompres hangat.
- SPO memberikan kompres dingin.
- SPO latihan ROM aktif dan pasif.
- SPO perawatan klien yang akan meninggal.
- SPO perawatan jenazah dan pengiriman ke kamar
jenazah.
- SPO terapi aktivitas kelompok sosialiasi.
- SPO terapi aktivitas kelompok orienyasi realita.
- SPO terapi aktivitas kelompok stimulus persepsi
- SPO pedoman pertemuan keluarga.
- SPO mengukur suhu tubuh secara timpanik.
- SPO prinsip pemberian obat.
- SPO memberikan obat oral.
- SPO memberikan obat mata.
- SPO memberikan obat tetes telinga.
- SPO memberikan obat topikal pada kulit.
- SPO memberikan injeksi intra muskular dan sub
cutan.
- SPO memberikan injeksi intra vena.
- SPO memberikan injeksi intra cutan.
- SPO memberikan injeksi dengan alat khusus/pen.
- SPO menyiapkan obat suntik/injeksi dari ampul/vial.
- SPO mencampur 2 tipe insulin.
- SPO menambahkan obat ke botol cairan intra vena.

140
- SPO pemberian obat IV dengan “piggy back” atau
wadah bervolume kecil.
- SPO pemberian obat dengan bolus intra vena.
- SPO memasukkan obat vaginal.
- SPO memasukkan suppositoria rectal.
- SPO trigasi telinga.
- SPO trigasi mata.
- SPO uji tourniquit/rumple leed.
- SPO membantu melakukan melakukan tindakan
WSD.
- SPO membantu lumbal punksi.
- SPO penerimaan dan penyerahan klien dengan kamar
operasi.
- SPO perawatan luka bersih dan kotor.
- SPO mengangkat jahitan.
- SPO perawatan kolostomi.
- SPO persiapan dan aplusing obat kemoterapi.
- SPO melaksanakan kemoterapi.
- SPO persalinan ganda.
- SPO distopsia bahu.
- SPO penatalaksanaan ekstrasi vakum.
- SPO solutio placenta.
- SPO persiapan pasien pre SC dan laparatomy.
- SPO perawatan pasca bedah SC.
- SPO persiapan pasien pre dan post curretage.
- SPO kriteria pasien masuk ICU
- SPO Indikasi pasien keluar ICU
- SPO penerimaan pasien baru di ruang ICU.

b. Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

141
- SAK Ketidakseimbangan Nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
- SAK ketidakseimbangan Nutrisi: lebih dari kebutuhan
tubuh.
- SAK Resiko Ketdiakseimbanagn Nutrisi: lebih Dri
kebutuhan tubuh.
- SAK Gangguan menelan
- SAK Resiko ketidakstabilan glukosa darah
- SAK Ketidakseimbangan elektrolit.
- SAK Kesiapan meningkatkan keseimbanagan cairan
- SAK Kekurangan volume cairan
- SAK Kelebihan volume cairan
- SAK Resiko kekuranagn cairan
- SAK Resiko ketidakseimbangan volume cairan
- SAK Eleminasi Urine
- SAK Retensi Urine
- SAK Risiko Konstipasi
- SAK Diare
- SAK Gangguan pertukaran gas.
- SAK Insomia
- SAK Gangguan Pola tridur.
- SAK Hambatan mobilitas di tempat tidur
- SAK Hambatan mobilitas fisik
- SAK Keletihan
- SAK Intolrensi aktivitas
- SAK Resiko intoleransi aktivitas
- SAK Ketidakefektifan pola napas
- SAK Penurunan curah jantung
- SAK Ketidakefektifan perfuusi gastrointestinal
- SAK Ketidakefektifan perfusi ginjal
- SAK Gangguan ventilasi spontan

142
- SAK Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
- SAK Resiko penurunan perfusi jaringan jantung
- SAK Resiko Ketidakefektifan perfusi jaringan otak
- SAK Disfungsi respon penyapihan ventilator
- SAK Defisit perawatan diri: mandi
- SAK Ansietas
- SAK Ansietas kematian
- SAK Ketakutan
- SAK Resiko Aspirasi
- SAK Resiko mata kering
- SAK Resiko jatuh
- SAK Resiko Cedera
- SAK Kerusakan membrane mukosa oral
- SAK Kerusakan integritas kulit
- SAK Resiko kerusakan integritas kulit
- SAK Ketidakseimbanagn suhu tubuh
- SAK Hipertermia
- SAK Hipotermia
- SAK Ketidakefektifan Termoregulasi
- SAK Gangguan rasa nyaman
- SAK Mual
- SAK Nyeri Akut
- SAK Nyeri Kronis
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan untuk SOP sudah ada dari komite RSUD Dr. H. Moch
Ansari Saleh, SOP tahun 2015 dan yang terbaru 2017. Untuk
Prosedur Asuhan Keperawatan (PAK) diruang Nilam 2 sudah
ada
Observasi : SOP dan PAK diruangan Niam 2 sudah ada
Kuesioner : Berdasarkan Kuesioner didapatkan hasil tentang
SOP dan PAK diruangan yang menjawab selalu sebesar 100%

143
3.4.1.3 Standar Kinerja
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan standar kerja perawat diruangan Nilam 2 sesuai
dengan ketatapan yang telah diserahkan kepada kepala ruangan
dan dibuat sesuai dengan standar kinerja di RSUD Dr. H.
Moch Ansari Saleh. Seluruh perawat ruangan wajib untuk
mematuhi standar kinerja yang sesuai SOP.
Observasi : Ada SOP diruangan sebagai standar kinerja
perawat.
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan standar
kinerja di ruangan yang menjawab selalu sebesar 100%

3.4.2 Fungsi Pengorganisasian (Organizing)


3.4.2.1 Struktur Organisasi
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan, struktur organisasi tidak dibuat sehingga tidak ada
diruangan
Observasi : Tidak ada struktur organisasi ruangan Nilam 2
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan struktur
organisasi di ruangan yang menjawab selalu sebesar 83%,
yang menjawab sering sebesar 17%
3.4.2.2 Pembagian Tugas
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan, sudah ada pembagian tugas antara kepala ruangan,
ketua tim, dan perawat pelaksaan.
Observasi : Semua tim berada dibawah pengawasan kepala
ruangan. Kepala ruangan usdah mampu melaksanakan
tanggung jawab dan wewenangnya dalam mengatur dan
mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan I ruang Nilam
2. Ketua tim sebagai perawat prefesional sudah mampu
menerapkan kepemimpinannya seperti sudah melakukan

144
pembuatan perencanaan, penugasan, supervise dan evaluasi.
Perawat pelaksana sudah mampu melaksanakan tanggung
jawab dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada
pasien.
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan
pembagian tugas di ruangan yang menjawab selalu sebesar
92% dan yang menjawab sering 8%

3.4.2.3 Pengaturan Perorganisasian Pasien


Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan, pengaturan perorganisasian pasien biasanya dibagi
oleh katim
Observasi : Ketua tim terdiri 1 orang dan hanya bernidas
dipagi hari
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan
pengaturan perorganisasian pasien di ruangan yang menjawab
selalu sebesar 67%, yang menjawab sering 25%, dan yang
menjawab jarang sebesar 8%

3.4.3 Fungsi Pengaturan staff (Staffing)


3.4.4.1 Orientasi staf perawat yang baru
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan biasanya untuk staff perawat baru diorientasi selama 2
minggu dan jadwal dinasnya dijadwalkan pagi saja.
Observasi : -
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan
orientaso staff perawat baru di ruangan yang menjawab selalu
sebesar 84%, yang menjawab sering 8% dan yang menjawab
kadang-kadang 8%
3.4.4.2 Pengaturan jadwal dinas

145
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan pengaturan jadwal dinas dibuat oleh kepala ruangan
dan dibagi 3 shift yaitu dinas pagi (08.00 – 14.30), dinas siang
(14.30 – 21.00) dan dinas malam (21.00 – 08.00). untuk dinas
pagi 3-5 orang, dinas siang 2-3 orang, dan dinas malam 2-3
orang. Dalam 1 bulan berjumlah 150 jam kerja
Observasi : Jadwal dinas terpasang diruang Nilam 2
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan
pengaturan jadwal dinas di ruangan yang menjawab selalu
sebesar 50%, yang menjawab sering 25% dan yang menjawab
kadang-kadang 25%
3.4.4.3 Perhitungan kebutuhan tenaga di ruangan
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan perhitungan kebutuhan tenaga di ruangan berdasarkan
douglas
Observasi : Jumlah staff di ruang nilam 2 ada 19 orang terdiri
dari 1 kepala ruangan, 2 ketua tim, dan 16 perawat pelaksana
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan
perhitungan kebutuhan tenaga di ruangan yang menjawab
selalu sebesar 50% dan yang menjawab sering 50%

3.4.4 Fungsi Pengarahan (Actuating)


3.4.4.1 Timbang terima (Hand Over)
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan timbang terima rutin dilakukan setiap hari sebnyak 3
kali yaitu pagi, siang dan malam. Timbang terima dipimpin
kepala ruangan pada shift pagi, untuk shift siang dan malam
dipimpin oleh perawat pelaksana.
Observasi : Timbang terima dilaksanakan di nurse station,
yang keliling hanya katim. Selain itu, saat timbang terima ada

146
beberapa perawat yang tidak memperhatikan dan sibuk sendiri
seperti berbicara dan main handphone.
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan timbang
terima di ruangan yang menjawab selalu sebesar 67% dan yang
menjawab sering 33%
3.4.4.2 Preconferen
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan preconferen dilakukan tiap hari pada pagi hari saat
timbang terima
Observasi : Preconferen dilakukan bersamaan dengan timbang
terima
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan pre
conference di ruangan yang menjawab selalu sebesar 92% dan
yang menjawab sering 8%
3.4.4.3 Postconferen
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan postconferen dilakukan siang hari saat pergantian
shift
Observasi : Postconferen dilakukan bersamaan dengan
timbang terima
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan post
conference di ruangan yang menjawab selalu sebesar 24%,
yang menjawab sering sebesar 59%, yang menjawab kadang-
kadang sebesar 8% dan yang menjawab jarang sebesar 8%
3.4.4.4 Motivasi
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan, motivasi diberikan setiap hari waktu timbang terima
Observasi : Motivasi diberikan oleh kepala ruangan saat
timbang terima
Kuesioner : -
3.4.4.5 Pendelegasian

147
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan, pendelegasian dari kepala ruangan kemudian ke ketua
tim kemudian keperawat pelaksana.
Observasi : Kepala ruangan menyerahkan kepada ketua tim
kemudian ketua tim ke perawat plaksana
Kuesioner : -
3.4.4.6 Supervise
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan supervise dilakukan secara rutin seiap hari karena
sudah ada Tim MPP
Observasi : Terdapat format baku mengenai supervise dan
supervise dilakukan oleh MPP
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan
supervise di ruangan yang menjawab selalu sebesar 58%, yang
menjawab sering sebesar 34%, dan yang menjawab kadang-
kadang sebesar 8%

3.4.4.7 Ronde keperawatan


Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan ronde keperawatan jarang dilakukan karena
keterbatasan pengumpulan tenaga kesehatan seperti dokter,
farmasi dan gizi. Ronde keperawatan dilaksanakan ketika ada
mahasiswa keperawatan yang sedang berdinas stase
manajemen
Observasi : Belum ada dilaksanakannya ronde keperawatan
Kuesioner : - Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan ronde
keperawatan di ruangan yang menjawab selalu sebesar 25%,
yang menjawab sering sebesar 8%, dan yang menjawab jarang
sebesar 67%

148
3.4.5 Fungsi Pengandalian (Controlling)
3.4.5.1 Indicator mutu
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan, indicator mutu di ruang Nilam 2 meliputi jumlah
visite dokter, angka kelengkapan dokumentasi assmen medis
pasien rawat inap dalam 24 jam, kejadian pulang paksa, jumlah
kematian > 48 jam di ruang Nilam 2, kepatuhan upaya
pencegahan risiko pasien jatuh, kepatuhan identifikasi pasien,
kepatuhan cuci tangan, kepatuhan melakukan TBaK saat
memberi/menerima instruksi verbal & telpon, kepatuhan
penyimpanan elektrolit pekat sudah ada diruang Nilam 2
Observasi : Sudah ada tertempel dimading indicator mutu
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan
indicator mutu : identifikasi pasien yang menjawab selalu
100%, melakukan TBaK saat memberi/menerima instruksi
verbal & telpon yang menjawab selalu 92% dan sering 8%,
kepatuhan penyimpanan elektrolit pekat yang menjawab selalu
42% dan yang menjawab sering 58%, kepatuhan cuci tangan
yang menjawab selalu 100%.
3.4.5.2 Audit dokumentasi keperawatan
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan audit dokumentasi keperawatan dilakukan 1 minggu
sekali oleh MPP
Observasi : Dilakukan oleh MPP
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan audit
dokumentasi keperawatan diruangan : audit mutu BOR,
ALOS, TOI yang menjawab selalu sebesar 50% dan sering
50%. Audit mutu kejadian infeksi nosocomial yang menjawab
selalu sebanyak 42% dan sering 58%. Audit mutu kejadian
jatuh yang menjawab selalu sebesar 42% dan sering 58%.
3.4.5.3 Survei kepuasan pasien

149
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan survei kepuasan pasien diadakan per 3 bulan
Observasi : Tersedia form survei kepuasan pasien diruangan
Kuesioner : Berdasarkan hasil Kuesioner didapatkan survei
kepuasan pasien di ruangan yang menjawab puas sebanyak 8
orang (80%) dan tidak puas sebanyak 2 orang (20%)
3.4.5.4 Rekapitulatsi complain pasien
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan jarang ada pasien yang complain. Kalaupun ada
pasien yang complain biasanya kepala ruangan dan katim yang
menangani
Observasi : Tidak terdapat tempat kritik dan saran untuk
pasien diruangan Nilam 2
Kuesioner : -

3.5 Output
3.5.1 Indikator pelayanan efesiensi ruangan

Efesiensi ruang rawat (BOR, LOS, BTO, TOI, NDR)

Indicator pelayanan efisiensi ruangan

3.5.1.1 BOR :
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah Sakit / (Jumlah tempat
tidur X Jumlah hari dalam satu periode) X 100%
Data BOR tanggal 16 februari 2023
BOR = 15
(20X1) X100

= 75%
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari
diketahui bahwa memperoleh pencapaian BOR yaitu 75%,

150
nilai normal BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes
RI, 2005).
Data BOR tanggal 17 februari 2023

BOR = 15
(20X1) X100

= 75%
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari
diketahui bahwa memperoleh pencapaian BOR yaitu 75%,
nilai normal BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes
RI, 2005).
BOR = 13
(20X1) X100

= 65%
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari
diketahui bahwa memperoleh pencapaian BOR yaitu 65%,
nilai normal BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes
RI, 2005).

3.5.1.2 ALOS :
ALOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup
+ mati)
Data ALOS tanggal 16 februari 2023
ALOS = 15 = 7,5 hari (Rata-rata lama rawat)
2
Perhitungan ALOS diruang Nilam 2 didapatkan hasil
sebanyak 8 hari dalam waktu periode 1 hari. Sehingga
perhitungan ALOS di Ruang Nilam 2 memasuki standar
ideal. Nilai normal ALOS 6-10 hari.
Data ALOS tanggal 17 februari 2023
ALOS = 15 = 3 hari (Rata-rata lama rawat)

151
5
Perhitungan ALOS diruang Nilam 2 didapatkan hasil
sebanyak 3 hari dalam waktu periode 1 hari. Sehingga
perhitungan ALOS di Ruang Nilam 2 memasuki standar
ideal. Nilai normal ALOS 6-10 hari.

Data ALOS tanggal 18 februari 2023


ALOS = 13 = 13 hari (Rata-rata lama rawat)
1
Perhitungan ALOS diruang Nilam 2 didapatkan hasil
sebanyak 13 hari dalam waktu periode 1 hari. Sehingga
perhitungan ALOS di Ruang Nilam 2 memasuki standar
ideal. Nilai normal ALOS 6-10 hari

3.5.1.3 TOI :
TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) /
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Data TOI tanggal 16 februari 2023

TOI = (20 x 1) – 15 = 2,5 ( hari)

Dari hasil perhitungan TOI di ruang Nilam 2 didapatkan hasil


3 hari, nilai normalnya yaitu 1- 3 hari.
Data TOI tanggal 17 februari 2023

TOI = (20 x 1) – 15 = 2,5 ( hari)

152
Dari hasil perhitungan TOI di ruang Nilam 2 didapatkan hasil
2,5 hari, nilai normalnya yaitu 1- 3 hari.
Data TOI tanggal 18 februari 2023

TOI = (20 x 1) – 13 = 7 ( hari)

Dari hasil perhitungan TOI di ruang Nilam 2 didapatkan hasil


7 hari, nilai normalnya yaitu 1- 3 hari.

3.5.1.4 BTO :
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat
tidur
Data BTO tanggal 16 februari 2023

BTO = 2 = 10 ( kali)

20

Dari hasil perhitungan BTO di ruang Nilam 2 didapatkan


hasil 10 kali dalam periode 1 hari, nilai normalnya yaitu 40-
50 kali dalam 1 tahun.
Data BTO tanggal 17 februari 2023

BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat


tidur

BTO = 5 = 4 ( kali)

20

Dari hasil perhitungan BTO di ruang Nilam 2 didapatkan


hasil 10 kali dalam periode 1 hari, nilai normalnya yaitu 40-
50 kali dalam 1 tahun.

153
3.5.1.5 NDR :
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien
keluar (hidup + mati)) X 1000 permil
Data NDR tanggal 16 februari 2023

NDR = 0 x 1000 / mil = 0%

Dari hasil perhitungan yang didapatkan di ruang Nilam 2


didapatkan 20 %.
Data NDR tanggal 17 februari 2023

NDR = 0 x 1000 / mil = 0%

Dari hasil perhitungan yang didapatkan di ruang Nilam 2


didapatkan 0 %. Nilai normalnya 24%
Data NDR tanggal 18 februari 2023

NDR = 0 x 1000 / mil = 0%

Dari hasil perhitungan yang didapatkan di ruang Nilam 2


didapatkan 0 %. Nilai normalnya 24%

3.5.2 Instrumen ABC pelaksanaan PAK


3.5.2.1. Instrumen dokumentasi
Item Penilaian Status Status Status Status Status Status Status Persentasi
NO No 1 No 2 No 3 No 4 No 5 No 6 No (%)
dst

1 Pengkajian √ √ √ √ √ √ 100%

154
2 Diagnosa √ √ √ √ √ √ 100%
Keperawatan

3 Perencanaan √ √ √ √ √ √ 100%

4 Implementasi √ √ √ √ √ √ 100%

5 Evaluasi √ √ √ √ √ √ 100%
6 Catatan asuhan √ √ √ √ √ √ 100%
keleperaawatan

Persentasi (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Ket :
Buruk = 0% - 33%
Cukup Baik = 34% - 67%
Baik = 67% - 100%
Jadi dari data yang didapat dari hasil pengkajian studi
dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan diruang
Nilam 2 RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin dapat
dikatakan baik dengan pencapaian rata-rata 100 %.
3.5.2.2. Instrumen Kepuasan, Hasil Kepuasan Pasien
Tabel Kepuasa Pasien

Skor Frekuens Persentase


No Kategori
Kepuasan i (%)

1 76 – 100 Puas 8 80%


2 0 -75 Tidak Puas 2 20%
Total 10 100%

155
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa 2 orang pasien
menyatakan tidak puas terhadap pelayanan perawat selama
dirawat dirumah sakit seperti perawat tidak memperkenalkan
diri, larangan terkait pengunjung yang merokok tidak
dijelaskan , perawat yang tidak membantu saat pasien tidak
bisa makan secara mandiri, tempat tidur/ruangan pasien yang
kurang bersih, tidak mengganti sprei dan selimut setiap hari,
perawat tidak membantu menyiapkan atau meminumkan obat
kepada pasien, dan memberikan penjelasan tentang
perawatan, pengobatan pemeriksaan lanjutan setelah
diperbolehkan pulang.

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak
(Nilai (Nilai
1) 0)

1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 70% 30%

2 Aakah perawat melarang anda/pengunjung merokok 80% 20%


di ruangan
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana 100% 0%
nafsu makan anda
4 Apakah perawat pernah menanyakan pantangan 100% 0%
dalam hal makanan kepada anda
5 Apakah perawat menanyakan atau memperhatikan 100% 0%
berapa jumlah makanan dan makanan yang anda
habiskan
6 Apabila anda/keluarga anda tidak mampu makan 20% 80%
sendiri apakah perawat membantu menyuapi
7 Pada saat anda/keluarga anda dipasang infuse, 90% 10%
apakah perawat selalu memeriksa cairan

156
infuse/tetesannya dan area sekitar pemasangan
jarum infuse
8 Apabila anda/keluarga anda mengalami kesulitan 100% 0%
buang air besar apakah perawat menganjurkan
makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup
dan banyak bergerak
9 Pada saat perawat membantu ada/keluarga anda 60% 40%
buang air besar/buang air kecil, apakah perawat
memasang sampiran/selimut, menutup
pintu/jendela. Mempersilahkan
pengunjung keluar ruangan
10 Apakah ruangan tidur anda/keluarga anda 100% 0%
selalu dijaga kebersihannya dengan disapu/dipel
setiap hari
11 Apakah lantai kamar mandi/wc selalu bersih, tidak 80% 20%
licin, tidak berbau dan cukup terang
12 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi 0% 100%
dalam keadaan istirahat total apakah dimandikan
oleh perawat
13 Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh perawat 0% 100%
jika tidak mampu memgosok gigi, membersihkan
mulut atau mengganti pakaian atau menyisir rambut
14 Apakah alat tenun seperti seprei, selimut diganti 70% 30%
setiap kotor
15 Apakah perawat memberikan penjelasan akibat dari 90% 10%
kurang bergerak, atau berbaring terlalu lama
16 Pada saat anda/keluarga anda masuk rumah Sakit, 80% 20%
apakah perawat memberikan penjelasan tetang
fasilitas yang tersedia dan cara penggunaanya.
Peraturan/tat tertib yang berlaku di rumah Sakit
17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 90% 10%
apakah perawat memanggil nama dengan benar
18 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 90% 10%
apakah perawat mengawasi keadaan anda secara

157
teratur pada pagi sore maupun malam hari
19 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 100% 0%
apakah perawat memberi bantuan bila diperlukan.
20 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 100% 0%

21 Apakah anda/keluarga anda mengetahui perawat 70% 30%


yang
bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas
22 Apakah perawat selalu member penjelasan sebelum 100% 0%
melakukan tindakan perawatan/pengobatan
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan 100% 0%
memperhatikan setiap keluhan anda/keluarga anda
24 Dalam hal memberikan obat apakah perawat 60% 40%
membantu menyiapkan/meminumkan obat
25 Selama anda/keluarga anda dirawat apakah diberikan 90% 10%
penjelasan tentang
perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjutan setelah
andakeluarga anda diperbolehkan pulang
Total Nilai

Dari hasil kuesioner didapatkan bahwa 2 dari 10 orang


pasien menyatakan tidak puas terhadap pelayanan perawat
selama dirawat dirumah sakit, dimana 2 orang pasien
memilih jawaban tidak pada item berikut perawat tidak
memperkenalkan diri, larangan terkait pengunjung yang
merokok tidak dijelaskan, perawat yang tidak membantu
saat pasien tidak bisa makan secara mandiri, tempat
tidur/ruangan pasien yang kurang bersih, tidak mengganti
sprei dan selimut setiap hari, perawat tidak membantu
menyiapkan atau meminumkan obat kepada pasien, dan
memberikan penjelasan tentang perawatan, pengobatan
pemeriksaan lanjutan setelah diperbolehkan pulang.

158
.
Tabel Kepuasan Perawat

Persentase
No Skor Kategori Frekuensi
(%)
1. 80 - 100 Sangat Puas 6 30%
2. 60 - 79 Puas 11 55%
3. 40 - 59 Cukup Puas 3 15%
4. 20 - 39 Tidak Puas 0 0%
Sangat Tidak
5. 0 - 19 0 0%
Puas
Total 20 100%

Dari hasil pengkajian terkait kepuasan perawat didapatkan


kesimpulan sebanyak 6 orang yang merasa sangat puas, 11
orang merasa puas, 3 orang merasa cukup puas, 0 orang
merasa tidak puas, dan 0 orang merasa sangat tidak puas.

SP P CP TP STP
No Pertanyaan
(5) (4) (3) (2) (1)
1 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 14 % 57 % 29 %
pekerjaan yang saudara lakukan
2 Sistem pengkajiaan yang dilakukan institusi tempat 29 % 42 % 29 %
saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 14 % 14 % 29 % 43 %
pendidikan saudara
4 Pemberian insentif tambahan atas suatu prestasi atau 14 % 14 % 29 % 43 %
kerja ekstra
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang 14 % 29 % 57 %
mendukung pekerjaan
6 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar 43 % 57 %
mandi, kantin, parker
7 Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan 43 % 57 %
dengan ventilasi udara, kebersihan dan
kebisingan

159
8 Adanya jaminan atas kesehatan atau 43 % 57 %
keselamatan kerja
9 Perhatian institusi rumah Sakit terhadap saudara 14 % 14 % 72 %

10 Hubungan antara karyawan dalam kelompok kerja 28 % 72 %

11 Kemampuan dalam bekerja sama antar 43 % 57 %


karyawan
12 Sikap teman-teman sekerja terhadap saudara 43 % 57 %

13 Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang 29 % 57 % 14 %


pendidikan saudara
14 Kemampuan dalam menggunakan waktu 29 % 57 % 14 %
bekerja dengan penugasan yang diberikan
15 Kemampuan supervise/pengawas dalam 28 % 72 %
membuat keputusan
16 Perlakuan atasan selama bekerja di sini 28 % 72 %

17 Kebebasan dalam melakukan suatu metode sendiri 14 % 86 %


dalam menyelesaikan pekerjaan
18 Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan 14 % 86 %
kerja melalui pelatihan atau pendidikan
tambahan
19 Kesempatan untuk mendapatkan posisi lebih tinggi 14 % 43 % 43 %

20 Kesempatan membuat suatu prestasi dan 14 % 72 % 14 %


mendapatkan kenaikan pangkat
Total

Berdasarkan kuesioner kepuasaan perawat, Adapun item-item


pertanyaan yang sangat puas terbanyak yaitu Tersedianya
fasilitas penunjang seperti kamar mandi, kantin, parker,
Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan dengan
ventilasi udara, kebersihan dan kebisingan , dan adanya
jaminan atas kesehatan atau keselamatan kerja. Item
pertanyaan yang puas terbanyak dipilih yaitu Kebebasan
dalam melakukan suatu metode sendiri dalam menyelesaikan
pekerjaan dan Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan

160
kerja melalui pelatihan atau pendidikan tambahan. Item
pertanyaan yang cukup puas terbanyak dipilih yaitu Perhatian
institusi rumah Sakit terhadap saudara. Item pertanyaan yang
tidak puas terbanyak dipilih yaitu Jumlah gaji yang diterima
dibandingkan pendidikan saudara, Pemberian insentif
tambahan atas suatu prestasi atau kerja ekstra dan
Kesempatan untuk mendapatkan posisi lebih tinggi

3.5.2.3. Instrument SOP


No Judul SOP Perawat Perawat Perawat Perawat Perawat
1 2 3 4 5

1 Pemasangan infus vena Patuh Patuh Patuh Patuh Patuh

2 Memberikan injeksi Patuh Patuh Patuh Patuh Patuh


intavena

3 Memberikan injeksi Patuh Patuh Patuh Patuh Patuh


dengan alat khusus/pena
insulin

4 Perawatan luka bersih Patuh Patuh Patuh Patuh Patuh


dan kotor

5 Pemberian transfusi Patuh Patuh Patuh Patuh Patuh


darah

Persentasi 100% 100% 100% 100% 100%

Jadi dari data yang didapat dari hasil pengkajian instrument SOP pada
perawat pelaksana diruangan penerapan standar asuhan keperawatan
diruang Nilam 2 RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin dapat
dikatakan baik dengan pencapaian rata-rata .

161
SOP PEMASANGAN INFUS VENA

Pengertian Suatu standar implementasi keperawatan yang dilakukan perawat


untuk memasang infus vena dengan benar dan sebaik-baiknya

Tujuan Membuat jalur intravena

Kebijakan 1. Ada program terapi dokter dan pendelegasian jelas secara


tertulis

2. Dalam keadaan emergensi perawat atau bidan boleh


memasang infus tanpa instruksi dokter untuk cairan
fisiologi, dalam 1 x 24 jam dimintakan instruksi tertulis

3. Dalam 3 x 24 jam abocath / VI line wajib diganti, atau


apabila terjadi phlebitis skala 2

4. Kegagalan pemasangan infus lebih dari 2 kali wajib ganti


operator

Prosedur Kerja PERSIAPAN :

Alat :

1. Alas plastic dan handuk kecil

2. Manset tangan/tourniquet

3. Kapas alcohol

4. Plesterine

5. Spidol

6. Set Infus

7. Jarum infus

8. Cairan infus

162
9. Sarung tangan

Perawat :

1. Cuci tangan

2. Jelaskan kepada klien prosedur yang akan dilakukan

3. Bawa alat-alat yang sudah disiapkan ditroli kedekat klien

4. Buka set infus yang masih steril

5. Atur letak klep pengatur cairan 5-10 cm dibawah


penampung cairan

6. Putar dan naikan pengatur cairan

7. Buka penutup set infus dan pertahankan agar tetap streil

8. Hubungkan set infus dengan botol cairan dan pertahankan


agar tetap steril

9. Gantungkan botol cairan itu pada standar infus

10. Tekan penampung cairan sehingga cairan masuk dan


mengisi ¼ bagian.

11. Buka klep pengatur dan isi selang dengan cairan dan selang
menghadap keatas sehingga udara didalamnya keluar

12. Matikan pengatur tetesan bila cairan sudah memenuhi pipa

13. Perhatikan lagi apakah dalam pipa ada udara, jika ada
keluarkan

14. Cantumkan identitas klien, nomor kamar, jam, tanggal, obat


yang dimasukkan kedalam botol dan nama ners yang
mengerjakan

PELAKSANAAN :

163
1. Gantungkan botol yang sudah disiapkan setinggi 1M
2. pasang alat karet dibawah pemasangan infus
3. letakkan ujung pipa yang tertutup jarum ditroli
4. pilih jarum atau kateter yang tepat dan benar. Buka
pembungkus
5. gunting plester sepanjang ±6-10 cm dengan lebar 0,5 cm
dan letakkan ditempat yang terjangkau
6. periksa vena klien yang cocok untuk ditusuk
7. cukur rambut bila perlu
8. periksa bagian vena supervisal yang cukup besar untuk
memudahkan penusukan jarum
9. Ikatkan “tourniquet” 10-15 cm diatas daerah yang akan
ditusuk, periksa pulsasi distal
10. Anjurkan klien membuka dan menutup kepalan
tangannya beberapa kali
11. Pilihlah vena yang tampak dan kuat pada waktu palpasi
12. Pakai sarung tangan (steril bila diperlukan)
13. Bersihkan bagian itu dengan antiseptic
14. Letakkan ibu jari pada vena bagian distal dari luka
tusukkan, tekan sampai vena dibawah kulit menjadi
tegang
15. Masukkan jarum pada sudut 30o kurang lebih 0,5
sampai 1 cm bagian distal dari vena yang tertusuk,
sampai menembus dinding depan vena
16. Perhatikan darah yang keluar dari jarum kearah pipa
plastic pangkal jarum
17. Tarik sedikit saja jarum bagian dalam/jarum besi,
sehingga bagian depan adalah jarum plastic. Dorong
jarum plastic menelusuri vena sampai kepangkalnya
18. Sterilkan sekali lagi dengan antiseptic /alcohol pada area
penusukkan sebelum difixasi dengan plester steril

164
(hypafix/plesterin/hansaplas/transparan dressing) yang
tersedia
19. Tarik jarum besi dari IV cateter dan segera tekan (agar
darah tidak keluar) pada pangkal jarum yang terpasang,
buka penutup ujung selang cairan infus secukupnya
20. Buat fixasi kupu-kupu pada pangkal IV kateter dengan
plester ±6-10 cm
21. Atur jumlah tetesan cairan sesuai kebutuhan pasien
22. Lakukan fiksasi rapi pada selang infus sisanya dengan
±2-3 plester pendek.
23. Beri label tanggal pemasangan pada plester pendek
24. Fiksasi lengan klien dengan bidai bile diperlukan
a) Bersihkan alat-alat yang tidak terpakai,
masukkan dalam kantong sampah, lepas sarung
tangan dan mencuci tangan
b) Catat prosedur pada rekam medik klien

MENGGUNAKAN KATETER/VENFLON

1. Lakukan prosedur 1 s/d 18, jarum yang digunakan adalah


Venflon.

2. Tarik jarum besi dari IV cateter dan segera tekan (agar


darah tidak keluar) pada pangkal jaarum yang terpasang,
tutup pangkal venflon yang telah dicabut jarumnya
dengan penutup yang ada dipangkal jarum.

3. Masukkan ±5 ml aquadest steril melalui port injeksi yang


berada diatas pangkal venflon (posisi 90◦) untuk menguji
ketepatan pemasangan dan membilas jalur IV cateter.

4. Selanjutnya lakukan prosedur No. 20, 23, 25, dan 26.

165
MENGGUNAKAN IN Stopper

1. Lakukan prosedur 1 s/d 18, jarum yang digunakan sama


dengan pemasangan infuse biasa

2. Tarik jarum besi dari IV cateter dan segera tekan (agar


tidak keluar) pada pangkal jarum yang terpasang, tutup
pangkal IV cateter dengan IN stopper dengan
memutarnya pada pangkal IV cateter pelan-pelan.

3. Masukkan ±5 ml aquades steril melalui port injeksi yang


berada diatas pangkal venflon (posisi 90◦) untuk menguji
ketepatan pemasangan dan membilas jalur IV cateter.

Selanjutnya lakukkan prosedur No. 20, 23, 25 dan 26.

Unit Terkait

SOP INJEKSI INTRAVENA


Pengertian Suatu standar implementasi keperawatan yang dilakukan perawat
untuk pemberian injeksi intra vena dengan benar dan sebaik
baiknya
Tujuan 1. Memberikan reaksi obat dengan cepat
2. Sebagai acuan dan langkah-langkah dalam pelaksanaan
pemberian injeksi intra vena diruang rawat inap
Kebijakan Pada klien yang memerlukan pengobatan atas instruksi tertulis
dari dokter harus diberikan dengan injeksi intravena
Prosedur Kerja 1. Cek program terapi dokter
2. Periksa Kembali sesuai program
3. Baca label obat untuk memastikan kandungan obat, dosis
dalam satu kemasan, cara pemberian, kontra indikasi, efek

166
samping
4. Perawat mencuci tangan
5. Perawat memasukkan obat kedalam spuit injeksi, kemudian
udara dikeluarkan
6. Dengan membawa spuit injeksi dan kapas alkoloh perawat
masuk ke kamar klien
7. Beri salam
8. Perawat menanyakan dan memastikan nama klien dan
menjelaskan tindakan yang akan dilaksanakan dengan ramah
9. Perawat mengatur posisi klien dan menentukan vena yang
akan di injeksi perawat memasang tourniquet dibantu perawat
lainnya untuk membendung bagian atas kita-kira 10 cm dari
vena yang akan diinjeksi
Unit Terkait

SOP PERAWATAN LUKA BERSIH DAN KOTOR

Pengertian Mengganti balutan luka dan mengobati luka dengan obat


desinfektan

Tujuan Membantu luka cepat sembuh dan tidak terjadi infeksi

Kebijakan SK direktur NO 821/1089/-TU RSAS 2018 tentang pedoman


pelayanan keperawatan RSUD Dr H Moch Ansari Saleh
Banjarmasin

Prosedur Kerja 1. Perawat mencuci tangan


2. Berikan privacy klien selama Tindakan
3. Atur posisi beri pengalas
4. Lepaskan plester dan balutan menggunakan sarunh
tangan/ pincet dan kapas alcohol. Pada luka kotor, bila
perban tampak mengering dapat disiram dengan NaCl

167
perlahan-lahan agar klien tidak kesakitan perban dibuka
5. Kaji kondisi klien
6. Buka alat-alat steril dan pertahankan agat tidak
terkontaminasi tuang larutan anti septic/alcohol pada luka
bersih dan NaCl 0,9% pada luka kotor dan bahan lainnya
yang diperlukan pada luka bersih :
a) Gunakan sarung tangan
b) Bersihkan luka sesuai kondisi luka tetap steril
c) Kaji kondisi luka
d) Berikan obat sesuai program/kondisi luka lalu
tutup dengan kasa steril

Pada luka kotor

a) Bersihkan luka dengan


menyiramkan/mengompreskan NaCl 0,9%
dengan pinset dan kasa steril, massage area luka
untuk mengeluarkan pus sampai dengan
bersih/lakukan berulang-ulang
b) Kaji kondisi luka
c) Potong jaringan nekrotik bila ditemukan atau
sesuai order dokter
d) Berikan obat-obatan pada luka sesuai order
dokter
7. Buka sarung tangan
8. Fiksasi kasa dengan plester, tambahkan balutan bila
diperlukan
9. Rapikan klien seperti semula
10. Perawat mencuci tangan
11. Dokumentasikan oada catatan keperawatan klien

Unit Terkait

168
MEMBERIKAN INJEKSI DENGAN ALAT KHUSUS/PENA INSULIN

Pengertian Memberikan obat insulin kedalam tubuh klien yang menderita


diabetes melitus dengan menggunakan akat khusus (PEN)

Tujuan 1. Klien mendapatkan obat dengan dosis yang tepat


2. Memudahkan petugas dalam penyuntikan klien

Kebijakan 1. SK direktur NO 821/1089/-TU RSAS 2018 tentang


pedoman pelayanan keperawatan RSUD Dr H Moch
Ansari Saleh Banjarmasin
2. SK direktur NO 108.a-TU/RSAS/2018 tentang pedoman
pelayanan keperawatan RSUD Dr H Moch Ansari Saleh
Banjarmasin

Prosedur Kerja 1. Mempersiapkan pena insulin


a) Pastikan jenis insulin yang akan digunakan sesuai
instruksi
b) Periksa tanggal kadaluarsa
c) Perhatikan apakah ada perubahan warna,
gumpalan, bekuan atau endapan
d) Hangatkan pena insulin yang sebelumnya
disimpan dilemari pendingin
e) Lakukan homogenisasi bila menggunakan insulin
keruh
f) Jika menggunakan pena insulin isi ulang :
1) Buka tutup pena
2) Lepaskan pelindung cartridge
3) Ganti cartridge
4) Kembalikan pendorong insulin keposisi awal
atau putar piston sesuai jenis pena yang

169
digunakan
5) Pasang Kembali perlindungan cartridge
2. Mempersiapkan jarum pena insulin
a) Pilih jarum yang tepat
b) Periksa kadaluarsa
3. Langkah-langkah menyuntik insulin
a) Cuci tangan
b) Gunakan sarung tangan bila dilakukan oleh
petugas kesahatan dilayanan Kesehatan
c) Lepaskan segel perlindung jarum pena insulin dan
jangan menyentuh jarum
d) Pasang jarum
e) Lakukan priming
f) Desinfeksi area penyuntikan
1) Abdomen : hindari menyuntik kurang 1
cm diluar dari umbilicus. Area suntikan
dapat meliputi 1 cm diatas simpisis pubis,
1 cm dari iga paling bawah dan dinding
abdomen bagian lateral
2) Paha 1/3 atas paha bagian antero lateral
3) Lengan : 1/3 tengah lengah atas bagian
posterior
4) Bokong : gunakan area bagian atas lateral
g) Suntikan, tekan piston hingga indicator dosis
menunjukkan angka 0
h) Pertahankan jarum didalam kulit 10 hitungan
i) Tarik jarum
4. Setelah penyuntikan
a) Jangan menggosok atau memijat area suntikan
b) Jarum pena insulin tidak boleh ditutup Kembali

170
kecuali bagi mereka yang menyuntik sendiri
c) Lepaskan jarum dengan alat penjepit
d) Bagi mereka yang menyuntik sendiri, gunakan
one hand scoop technique untuk melepaskan
jarum
e) Buang jarum kedalam wadah pembuangan jarum
yang aman
f) Setelah penuh, wadah pembuangan jarum tersebut
diserahkan ke RS atau pusat layanan Kesehatan
terdekat untuk dibuang
g) Cuci tangan

Unit Terkait Instalasi rawat jalan

Instalasi rawat inap

SOP PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH

Pengertian Suatu standar implementasi keperawatan yang dilakukan perawat


untuk pemberian transfuse darah dengan benar dan sebaik-
baiknya

Tujuan Memenuhi kebutuhan cairan darah pada klien

Kebijakan SK direktur NO 821/1089/-TU RSAS 2018 tentang pedoman


pelayanan keperawatan RSUD Dr H Moch Ansari Saleh
Banjarmasin

Prosedur Kerja 1. Periksa Kembali apakah klien telah menandatangani


informat consent
2. Teliti apakah golongan darah klien telah sesuai
3. Lakukan konfirmasi bahwa transfuse darah memang telah

171
diresepkan
4. Jelaskan prosedur kepada klien
5. Saat menerima darah atau komponen darah :
a) Periksa ulang label dengan perawat lain untuk
meyakinkan bahwa golongan ABO dan RH-nya
sesuai dengan catatan
b) Periksa adanya gelembung darah dan adanya
warna yang abnormal dan pengkabutan
(gelembung udara menunjukkan adanya
pertumbuhan bakteri, warna abnormal dan
pengkabutan menunjukkan adanya hemolisis)
c) Periksa jumlah dan jenis darah donor sesuai
dengan catatan resipien
d) Periksa identitas klien dengan menanyakan nama
klien
e) Periksa ulang jumlah kebutuhan dan jenis darah
resipien
6. Periksa suhu, denyut nadi, resipien dan tekanan darah
klien, sebagai dasar perbandingan tanda-tanda vital
selanjutnya
7. Pakai sarung tangan
8. Gunakan jarum ukuran 18 atau lebih pada vena
9. Gunakan selang khusus yang memiliki filter darah
(transfuse set) untuk menyaring bekuan fibrin dan bahan
partikel lainnya. Ganti kolf NaCl 0,9% dengan kantong
darah yang dibutuhkan lalu gantung kurang lebih 1 m
diatas ketinggian jantung klien
10. Pasang Nacl ±50-100 cc sebelum darah dipasang dan
berikan premedikasi sesuai order dokter (biasanya
dexamethasone atau Lasix)
11. Untuk 15 menit pertama, berikan transfuse secara

172
perlahan tidak boleh lebih dari 5ml/menit
12. Lakukan observasi klien dengan cermat akan adanya efek
samping
13. Apabila tidak terjadi efek samping dalam 15 menit
naikkan kecepatan aliran kecuali jika klien berisiko tinggi
mengalami kelebihan sirkulasi
14. Observasi klien sesering mungkin selama pemberian
transfuse
15. Lakukan pemantauan tanda vital dengan interval teratur
16. Tanda reaksi atau kelebihan beban sirkulasi
17. Lakukan pemantauan tanda vital dengan interval teratur
18. Perhatikan bahwa waktu pemberian tidak melebihi 4 jam
karena akan terjadi peningkatan risiko proliferasi bakteri
19. Siagalah terhadap adanya tanda reaksi samping :
kelebihan beban sirkulasi, sepsis, reaksi fibril, reaksi
alergi, reaksi hemolitik akut.
20. Cuci tangan & catat dalam perawatan dan laporkan setiap
observasi

Perlu diperhatikan

 Jangan sekali-kali menambahkan obat kedalam darah atau


produk darah
 Darah harus diberian dalam 30 menit setelah dikeluarkan
dari pendingin
 Bila darah harus dihangatkan, maka hangatkanlah dalam
penghangat darah in-line dengan sistem pemantauan
(darah tidak boleh dihangatkan dalam air atau oven
microwave)
 Jangan melubangi kantong darah

173
Unit Terkait

174
Identifikasi Masalah

NO KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG ANCAMAN

1. M1  Tidak ada masalah  Rumah sakit menerima  Menjadi standar


(Ketenagaan) yang signifikan mahasiswa praktik akreditasi
 Seluruh karena perawat dalam melakukan  Adanya tuntutan tinggi
perawat diruangan pelaksanaan asuhan dari masyarakat untuk
mengetahui mengikuti pelatihan keperawatan pelayanan yang lebih
visi dan untuk peningkatan  Rumah sakit professional
misi kompetensi menyediakan tentang  Adanya pertanggung
ruangan pelatihan bagi perawat jawaban legalitas bagi
 Jenis diruangan pasien
ketenagaan
di ruangan
nilam 2
S-1 Kep +
Ners : 9
orang
S-1 Kep :2
orang
D-3 Kep : 8
orang
 Adanya
pelatihan

175
peningkatan
kompetensi
perawat di
ruang
Nilam 2

2. M2 (Material)  Struktur organisasi  Terpajangnya  Struktur organisasi


 Tidak ada sudah ada untuk nama- struktur organisasi ruangan
struktur nama perawatnya
organisasi namun tidak ada bagan
ruangan struktural
yang
terpajang

3. M3 (Money)  Sumber pembiayaan  Adanya tuntutan yang


 Tersedia ruang nilam 2 RSUD lebih tinggi dari
 Tidak ada masalah yang
anggaran Dr. H. Moch Ansari masyarakat untuk
signifikan karena
dana dari Saleh Banjarmasin mendapatkan pelayanan
pembiayaan disetiap
pemerintah berasal dari APBD dan kesehatan yang
ruangan atas anggaran
(APBN) BLUD profesional
rumah sakit yang telah
dan BLUD  Adanya kerjasama
ditetapkan
dengan pihak BPJS
dalam hal pembiayaan

4. M4 (Metode)  Timbang terima tidak  Metode yang di  Pasien tidak mengetahui

176
 Rumah terlaksana sesuai gunakan di Nilam 2 perawat yang berdinas
sakit dengan SOP RSUD Dr. H. Moch dan bertanggung jawab
memiliki  Ketidakpatuhan perawat Ansari Saleh  Meningkatkan risiko
visi, misi, menggunakan Banjarmasin MAKP ketidaksterilan obat
dan mutu handscoon saat dan menyesuaikan  Meningkatnya masalah
sebagai pengenceran obat ruangan. yang terjadi pada pasien
acuan  Jarangnya dilakukan
melaksanak ronde keperawatan
an kegiatan
pelayanan
 Ruang
nilam 2
menggunak
an model
MAKP
dengan
metode
TIM
 Tidak
terlaksanan
ya timbang
terima
sesuai

177
dengan SOP
 Mempunyai
SOP
 Adanya
ketidakpatu
han pada
pengencera
n obat
 jarang
terlaksanan
ya ronde
keperawata
n

5 M5 (Marketing/  Perawat tidak  Adanya survey  Pasien tidak mengetahui


Mutu) memperkenalkan diri kepuasan pasien, dan siapa perawat yang
 Kepuasaan kepasien hasil obersvasi melakukan Tindakan
pasien terhadap dirinya
sudah
mencapai
80%

Analisa Data

178
No Data Masalah Faktor penyebab

1 Hasil observasi yang kami lakukan bahwa timbang Kurang optimal pelaksanaan untuk mempersingkat waktu
terima dilakukan tetapi belum maksimal sesuai timbang terima yang sehingga tidak disebutkan
dengan SOP, timbang terima hanya disebutkan nama dilakukan intervensi selanjutnya
pasien, diagnosa medis, keluhan dan tindakan yang
sudah dilakukan sehingga intervensi selanjutnya tidak
disebutkan, kemudian setelah selesai timbang terima
yang keliling keruangan pasien hanya ketua tim.

2 Hasil observasi yang kami lakukan ditemukan Kurang optimalnya Kurangnya kepatuhan perawat
ketidakpatuhan perawat yang tidak menggunakan kepatuhan perawat terhadap SOP menyiapkan
terhadap SOP menyiap
handscoon saat menyiapkan obat obat obat

3 Hasil wawancara ronde keperawatan sulit dilakukan Tidak adanya ronde Kurangnya waktu untuk
mengingat bertemu untuk diskusi bersama dokter, keperawatan mempertemukan dokter,
farmasi dan gizi dalam satu waktu tidak bisa perawat, farmasi dan gizi
dilakukan karena memiliki kesibukan dalam satu waktu

Prioritas Masalah

179
No Masalah M S Mn Nc Af Skor Prioritas

1 Kurang optimalnya pelaksanaan timbang terima 4 4 4 5 4 1280 1

3 Kurang optimalnya kepatuhan perawat terhadap SOP 4 4 4 4 4 1024 2


persiapan obat

3 Tidak adanya ronde keperawatan 4 3 3 3 3 432 3

180
Fish Bone
M4 (Metodhe)
M5 (Market)
Pelaksanaan timbang
terima sesuai SOP masih Saat timbang terima dilakukan masih ada
ditemukan Langkah-langkah yang sesuai
terkendala dikarenakan SOP (tidak dilakukan timbang terima diruang
alasan waktu pasien, dan tidak menyebutkan diagnose
keperawatan)

Kurang
optimalnya
pelaksanaan
timbang terima

M3 (Money)
M2 (Material) M1 (Man)
Tidak ada masalah
Tidak ada masalah motivasi, dan beban kerja perawat
cukup tinggi

181
M4 (Metodhe) M5 (Market)
Perawat saat melakukan penyiapan Risiko keselamatan
obat tidak menggunakan handscoon kerja pada perawat

Kurang optimalnya
kepatuhan perawat
terhadap SOP
persiapan obat

M2 (Material)
M3 (Money) M1 (Man)
Tidak ada masalah Terdapat SOP pengenceran
obat tahun 2022 tetapi Ketidakpatuhan perawat terhadap SOP
tidak terlaksana dengan persiapan obat
optimal

M4 (Metodhe) 182
Sulitnya menentukan waktu untuk M5 (Market)
melaksanakan ronde keperawatan
M4 (Metodhe)
Sulitnya menentukan waktu untuk M5 (Market)
melaksanakan ronde keperawatan
Risiko terjadinya masalah
pelaynan yang tidak
berkesinambungan

Tidak adanya ronde


keperawatan

M2 (Material)
M3 (Money) M1 (Man)
Tidak ada masalah Adanya SOP ronde Sulitnya mengumpulkan
keperawatan tetapi dokter, perawat, farmasi
belum terlaksana dan gizi karena
dengan optimal memiliki kesibukan

183
POA

Dengan adanya berbagai macam masalah yang muncul dari hasil pengkajian yang dilakukan, maka kelompok membuat
perencanaan untuk pemecahan masalah sesuai dengan prioritas masalah sebagai berikut :
Tabel. 1.22 Planning Of Action (POA)

INDIKATOR PENANGGUNG
No MASALAH TUJUAN KEGIATAN WAKTU BIAYA
KEBERHASILAN JAWAB
1. Kurang optimalnya Terlaksananya Sosialisasi Meningkatkan 24 Februari 20.000,00 Wan Azlina Noor
pelaksanaan timbang timbang terima tentang motivasi perawat 2023 Ravija Oe’un,

terima sesuai SOP pelaksanaan untuk melakukan S.Kep dan


timbang terima timbang terima sesuai Musrifah, S.Kep
sesuai SOP SOP

Implementasi
Bersama
pelaksanaan
timbang terima

Evaluasi
pelaksanaan
timbang terima

184
2 Kurang optimalnya Terlaksana Sosialisasi Meningkatkan 27 februari 150.000,00 Zakiah Meilynda,
kepatuhan SOP pada tentang penyiapan kepatuhan perawat 2023 S.Kep dan Lisa
kepatuhan perawat
pengenceran obat obat sesuai SOP tentang penyiapan Novita Sari, S.Kep
terhadap SOP
obat sesuai SOP
persiapan obat
Implementasi
penyiapan obat Perawat termotivasi
melakukan
Evaluasi penyiapan obat
Pelaksanaan sesuai SOP
penyiapan obat
3 Tidak adanya ronde Terlaksananya Sosialisasi Meningkat motivasi 1 Maret 2023 100.000,00 Muhammad Wafi
ronde tentang perawat tentang ronde Firdaus, S.Kep
keperawatan
keperawatan pelaksanaan keperawatan
ronde Muhammad Aldy
keperawatan Sa’bani, S.Kep

Yunisa Fidiyah
Nanda Mustika,
S.Kep

185
BAB 4

IMPLEMENTASI

4.1 Pelaksanaan
POA yang sudah disusun ada 3 yaitu sosialisasi timbang terima, sosialisasi
persiapan obat dan pelaksanaan ronde keperawatan. POA yang dilaksanakan
di ruang Nilam 2 RSUD dr. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Uraian
kegiatan POA :
4.1.1 Sosialisasi Timbang Terima
4.1.1.1 Persiapan
Proses awal menentukan masalah yang akan diangkat melalui
proses koordinasi dengan presptor klinik selaku kepala
ruangan yang menjabat di ruang Nilam 2 untuk dijadikan
masalah dalam planning of action, setelah disetujui oleh
kepala ruangan, mahasiswa memulai untuk proses sosialisasi
timbang terima.
4.1.1.2 Pelaksanaan
Sosialisasi timbang terima yang dilakukan oleh mahasiswa
manajemen keperawatan yang berdinas di ruang Nilam 2
RSUD dr. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.

Pelaksanaan timbang terima juga dilakukan dengan role play


yang dilaksanakan mulai pada tanggal 21 februari 2023 – 04
maret 2023. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian
shift, dilakukan secara lisan atau tertulis. Kegiatan ini diikuti
oleh mahasiswa stase manajemen, perawat pelaksana, ketua
tim dan kepala ruangan Nilam 2. Kegiatan timbang terima,
perawat pelaksana yang bertugas pada shift malam
melakukan timbang terima (operan) kepada perawat
pelaksana yang bertugas pada shift pagi, begitu juga dari

186
perawat yang dinas shift pagi ke shift sore dan dari shift sore
ke shift malam. Materi timbang terima meliputi
menggunakan SBAR (Situation Background Assessment
Recomendation). Timbang terima diawali dengan berdoa dan
dilanjutkan penyampaian nama pasien, diagnosa medis,
menyampaikan kondisi dan keadaan pasien, menyampaikan
hal – hal yang sudah dilakukan, menyampaikan hal – hal
yang yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya, menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya,
kemudian dilanjutkan validasi ke kamar pasien.

4.1.1.3 Evaluasi
Setelah dilakukan sosialisasi timbang terima, perawat di
ruang nilam 2 mengetahui tentang pelaksanaan timbang
terima yang sesuai dengan SPO.

4.1.2 Sosialisasi Persiapan Obat


4.1.2.1 Persiapan
Proses awal menentukan masalah yang akan diangkat melalui
proses koordinasi dengan presptor klinik selaku kepala
ruangan yang menjabat di ruang Nilam 2 untuk dijadikan
masalah dalam planning of action, setelah disetujui oleh
kepala ruangan, mahasiswa memulai untuk proses sosialisasi
SPO persiapan obat.
4.1.2.2 Pelaksanaan
Sosialisasi SPO persiapan obat dimulai dari mencari SPO
persiapan obat untuk dijadikan banner dan selanjutnya
diserahkan ke ruang nilam 2, pelaksanaan SPO persiapan
obat dilakukan oleh mahasiswa manajemen keperawatan
yang berdinas di ruang Nilam 2 RSUD dr. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin

187
4.1.2.3 Evaluasi
Setelah dilakukan sosialisasi SPO persiapan obat, perawat
menjadi mengetahui dan patuh untuk menggunakan APD
terhadap persiapan obat.

4.1.3 Ronde Keperawatan


4.1.3.1 Persiapan

a. Menentukan pasien yang akan dijadikan subjek dalam


ronde keperawatan yang dianggap memenuhi kriteria
b. Menyusun proposal kegiatan IPE/Ronde keperawatan
c. Menyiapkan pasien dengan membuat informed consent
dan membuat hasil pengkajian.
4.1.3.2 Pelaksanaan
Kegiatan ronde keperawatan diawali dengan pembukaan oleh
kepala ruangan (yang diperankan oleh mahasiswa) dengan
memperkenalkan kelompok, menjelaskan identitas dan
masalah pasien serta tujuan dilaksanakan ronde keperawatan.
Selanjutnya, dilakukan penjelasan tentang pasien oleh
perawat pelaksana yang difokuskan pada masalah dan
rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
Kegiatan ronde keperawatan dilanjutkan ke kamar pasien
untuk dilakukan validasi data dengan mencocokkan dan
menjelaskan kembali data yang telah disampaikan perawat
pelaksana. Selain itu, pada saat validasi ke kamar pasien
perawat melakukan diskusi antar anggota kelompok dan
pasien/keluarga tentang masalah yang muncul pada pasien.
Kegiatan berlanjut kembali ke nurse station untuk dilakukan
evaluasi dan rekomendasi intervensi keperawatan. Kegiatan
ronde keperawatan ditutup oleh kepala ruangan. Pelaksanaan
ronde keperawatan dilakukan pada hari Sabtu, 04 maret

188
2023, sebelumnya dilakukan pengkajian pada pasien yang
memenuhi kriteria yang ditentukan. Pengkajian dilakukan
pada tanggal 02 – 03 maret 2023 pada pasien dengan
diagnosa medis DM tipe 2.
4.1.3.3 Pengorganisasian
a. Kepala Ruangan : Wan Azlina Noor Ravija Oe’un, S.Kep
b. Ketua Tim : Yunisa Fidiyah Nanda Mustika, S.Kep
c. Perawat Pelaksana : Lisa Novita Sari S.Kep
Muhammad Aldy Sa’bani, S.Kep
Muhammad Wafi Firdaus, S.kep
Musrifah, S.Kep
Zakiah Meilynda, S.Kep

d. Pembimbing Akademik : Noor Amaliah, Ns., M.Kep


M. Fahrin Azhari, Ns., M.Kep

e. Pembimbing Klinik : Nurhikmah, S.Kep., Ns

4.1.3.4 Evaluasi
Setelah dilakukan ronde keperawatan, tenaga kesehatan yang
bertugas di nilam 2 mengetahui rencana perawatan
selanjutnya kepada pasien.

4.1.4 Pre dan Post Conference


4.1.4.1 Persiapan
Pada tahap pre conference, ketua tim menyiapkan masalah -
masalah yang ada pada pasien. Kemudian, mempersiapkan
hal- hal yang akan ditemui dilapangan. Pada tahap post
conference, perawat memvalidasi data ke pasien.

189
4.1.4.2 Pelaksanaan
a. Menyampaikan perkembangan dan masalah pasien
berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi pasien
yang dilaporkan dinas sebelumnya.

b. Perawat pelaksana menyampaikan hal – hal meliputi :


1. Keluhan pasien
2. TTV dan Kesadaran pasien
3. Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnosis
terbaru
4. Masalah keperawatan
5. Rencana keperawatan hari ini
6. Perubahan keadaan terapi medis
7. Rencana medis
b. Perawat primer mendiskusikan dan mengarahkan perawat
pelaksana tentang masalah yang terkait dengan perawatan
pasien yang meliputi:
1. Pasien yang terkait dengan pelayanan seperti :
keterlambatan, kesalahan pemberian makanan,
kebisingan yang dibuat pengunjung lain, kehadiran
dokter yang dikonsulkan.
2. Ketetapan pemberian infus
3. Ketetapan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
4. Ketetapan pemberian obat / injeksi
5. Ketetapan pelaksanaan tindakan lain
6. Ketetapan dokumentasi
c. Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan
d. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian,
kejujuran dan kemajuan masing – masing perawat
pelaksana
e. Membantu perawat pelaksana menyelesaikan masalah
yang tidak dapat diselesaikan

190
4.1.5 Penerimaan pasien baru
4.1.5.1 Persiapan

Sebelum kegiatan penerimaan pasien baru dilaksanakan,


terlebih dahulu dilakukan persiapan seperti berikut ini:
a. Menyiapkan kelengkapan administrasi
b. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
c. Menyiapkan format penerimaan pasien baru
d. Menyiapkan format pengkajian
e. Menyiapkan informed consent
f. Menyiapkan nursing kit
g. Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung
ruangan
4.1.5.2 Pelaksanaan
a. Pasien datang diruangan diterima oleh kepala ruangan
/perawat primer / perawat yang didelegasi
b. Perawat mengenalkan diri kepada pasien dan keluarganya
c. Perawat menunjukkan kamar atau tempat tidur pasien dan
mengantar ketempat yang telah ditetapkan
d. Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien
ketempat tidur (apabila pasien datang dengan brankar atau
kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman.
e. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai
dengan format
f. Perkenalkan pasien baru dengan pasien yang sekamar
g. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan
perawat memberikan informasi kepada pasien dan
keluarga tentang orientasi ruangan, perawatan (termasuk
perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi obat),
medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadwal visite),
dan tata tertib ruangan

191
h. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi
yang telah disampaikan
i. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta
untuk menandatangani informed consent

4.1.6 Supervisi perawatan luka


4.1.6.1 Persiapan
a. Salam pembuka
b. Menjelaskan tujuan supervisi
c. Menanyakan kesiapan perawat yang akan disupervisi
d. Menentukan tindakan yang akan disupervisi
e. Perawat yang akan disupervisi mempersiapkan alat yang
akan digunakan saat tindakan
4.1.6.2 Pelaksanaan

a. Perawat yang akan disupervisi menjelaskan tujuan


tindakan pada pasien
b. Perawat melaksanakan identifikasi pasien
c. Perawat yang disupervisi melaksanakan tindakan
pengambilan darah vena pada pasien
d. Perawat melakukan evaluasi pasca tindakan terhadap
pasien
e. Perawat melaksanakan dokumentasi

4.1.7 Supervisi Injeksi Obat IV


4.1.7.1 Persiapan
a. Salam pembuka
b. Menyampaikan tujuan supervisi
c. Menentukan kegiatan yang akan disupervisi : mengecek
jadwal pemberian obat injeksi IV
d. Menjelaskan instrumen atau format penilaian yang akan
digunakan

192
e. Mempersilahkan perawat primer membaca instrumen
penilaian dan klarifikasi terhadap instrumen yang akan
digunakan
f. Mempersilahkan perawat primer untuk tindakan
pemberian obat injeksi IV
4.1.7.2 Pelaksanaan

a. Melakukan pengawasan & koordinasi


b. Melakukan crossceck kelengkapan alat
c. Menilai pelaksanaan pemberian obat injeksi IV
berdasarkan format supervisi
d. Mencatat jika ditemukan ada hal-hal yang perlu
didiskusikan bersama perawat primer
e. Mengisi format/ instrument penilaian supervise

4.1.8 M1 – M5 Tenaga dan Pasien (Man-M1)


Pengorganisasian kegiatan praktik mahasiswa Program Profesi Ners
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin kelompok 10A Manajemen
Keperawatan dilakukan pada tanggal 21 februari s.d 04 maret 2023,
meliputi pembuatan jadwal rencana kegiatan dan peran harian sebagai
Kepala Ruangan, Katim, Perawat Pelaksana, penentuan kamar
kelolaan di ruang nilam 2, persiapan berkas, dan peralatan yang akan
digunakan di Nurse Station. Sosialisasi timbang terima, sosialisasi
persiapan obat dan ronde keperawatan. Sistem pemberian Pelayanan
Perawatan Profesional dalam menentukan kebijakan-kebijakan
internal yang sifatnya umum.
Organisasi sebagai berikut :
Ketua : Muhammad Aldy Sa’bani, S.Kep
Sekretaris : Zakiah Meilynda, S.Kep
Bendahara :Lisa Novits Sari, S.Kep
Seksi HuMas : Muhammad Wafi Firdaus S.Kep & Musrifah, S.Kep
Seksi Perlengkapan : Yunisa Fidiyah Nanda Mustika, S.Kep

193
Seksi Konsumsi : Wan Azlina Noor Ravija Oe’un, S.Kep

Uraian tugas masing-masing berdasarkan struktur pengorganisasian


kelompok :

4.1.9.1 Ketua

a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan


keberhasilan praktek klinik manajemen keperawatan.

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan program dalam


manajemen keperawatan.

c. Mengembangkan hubungan antara organisasi


ruangan dan pendidikan.
d. Menentukan berbagai kebijakan strategis dalam
organisasi.
e. Memutuskan masalah yang berkaitan dengan organisasi.
f. Memimpin rapat organisasi.
g. Menandatangani surat keluar
h. Mengupayakan pengembalian dana.
i. Memeriksa dan menandatangi buku kas umum.
j. Menyetujui pengeluaran kas organisasi.
k. Bertanggung jawab penuh terhadap laporan pelaksanaan
kegiatan.
4.1.9.2 Sekretaris
a. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan administrasi
organisasi (surat menyurat, dokumentasi kegiatan
organisasi, lain-lain)
b. Merencanakan dan menyiapkan acara rapat pengurus.
c. Bertanggung jawab pada semua bentuk pelaporan.
d. Membuat surat untuk kepentingan keluar.
e. Membuka rapat, mendokumentasi hasil rapat dan menutup
rapat.
f. Membuat laporan kegiatan organisasi.

194
g. Memantau keadaan ruangan dan memeriksa buku bantu
keuangan.
4.1.9.3 Bendahara
a. Membukukan dan menyiapkan uang organisasi secara
keseluruhan.
b. Bertanggung jawab terhadap pembukuan anggaran belanja
organisasi dan mempertanggung jawabkannya kepada
ketua.
c. Melaporkan keadaan keuangan organisasi secara berkala.
d. Mengeluarkan keuangan yang telah mendapat persetujuan
dari ketua
e. Membuat laporan keuangan.
4.1.9.4 Seksi Humas
a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran surat- menyurat
b. Bertanggung jawab terhadap kelancaran diskusis,
seminar, maupun desiminasi.
c. Melaporkan sosialisasi seluruh program yang telah
ditetapkan kepada anggota.
d. Meyebarluaskan seluruh informasi yang berkaitan
dengan kegiatan pelayanan keperawatan.
e. Membantu semua kegiatan yang berhubungan dengan
orang lain.
4.1.9.5 Seksi Perlengkapan
a. Bertanggung jawab terhadap pengadaan kelengkapan
berkas - berkas kegiatan
b. Membantu kelancaran kegiatan.
c. Melakukan koordinasi dengan seksi yang lain.
4.1.9.6 Seksi Konsumsi
a. Bertanggung jawab terhadap pengadaan konsumsi untuk
berbagai kegiatan
b. Membantu kelancaran kegiatan

195
c. Melakukan koordinasi dengan seksi lain

4.2 Uraian Tugas Berdasarkan Metode MAKP

4.2.1. Metode Asuhan Keperawatan Profesional pada role play dilakukan,


kelompok dibagi sesuai dengan pembagian tugas berdasarkan metode
asuhan keperawatan 7professional yang dilakukan diruang Nilam 2
RSUD Dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin dengan struktur
organisasi :
4.2.1.1. Kepala Ruangan
Tugas Kepala Ruangan :
a. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu katim dan
perawat pelaksana
b. Orientasi dan merencanakan karyawan baru
c. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada
perawat asisten
d. Evaluasi kerja
e. Merencanakan/menyelenggarakan perencanaan staf
f. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal
hambatan yang terjadi
4.2.1.2. Ketua Tim
Tugas Ketua Tim:
a. Mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas.
d. Mengomunikasikan dan mengoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin ilmu lain maupun perawat lain.
e. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
f. Menerima dan menyesuaikan rencana
g. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
h. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial kontak dengan
Lembaga sosial dimasyarakat

196
i. Membuat jadwal perjanjian klinis.
4.2.1.3. Perawat pelaksana
Tugas perawat pelaksana :
a. Mengikuti serah terima tugas bersama kepala ruangan dan
perawat pelaksana
b. Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan
c. Menerima pasien baru
d. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
e. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh perawat primer
f. Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain
g. Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim yang
lain
h. Melaksanakan asuhan keperawatan
4.2.1.4. Pengaturan Jadwal Dinas
Jadwal dinas dibagi dan disesuaikan dengan perannya masing
masing. Peran yang dibagi yaitu Kepala Ruangan, Katim, dan
Perawat Pelaksana. Pengelolaan pasien di ruang Nilam 2 dengan
jumlah 7 pasien.
a. Kepala Ruangan dan Perawat Primer ditugaskan per 3 hari
b. Jadwal dinas akan dibagi menjadi 3 shift :
 Shift Pagi : jam 08.00-14.30 WITA
 Shift Sore : jam 14.30-21.00 WITA
 Shift Malam: jam 21.00-08.00 WITA
Prinsip penyusunan jadwal hendaknya memenuhi beberapa
prinsip, diantaranya harus ada kesinambungan antara kebutuhan
unit kerja dan kebutuhan staf. Prinsip berikutnya, setiap staf
harus terlibat dalam siklus atau rotasi pagi-sore malam : motode
yang dipakai harus sesuai dengan kuantitas staf dalam suatu unit
kerja. Siklus yang digunakan mengikuti metode penugasan yang
dipakai dan setiap staf harus dapat mencatat hasil dinas, libur

197
dan shift. Pelaksanaan role play penerapan MAKP dengan
metode asuhan keperawatan profesional oleh mahasiswa di
Ruang Nilam 2 dilaksanakan selama 12 hari dari yaitu pada
tanggal 21 februari sampai 4 maret 2023 pembagian tugas sesuai
lampiran. Mahasiswa kelompok 10A terdiri dari 7 orang
sehingga pembagian peran tiap hari yaitu 1 orang Kepala
Ruangan, 1 orang Katim, dan 5 orang Perawat Pelaksana (Pagi,
Siang dan Malam). Dalam pelaksanaannya selama 12 hari hari
kegiatan tidak ada hambatan pada proses ketenagaan.
Mahasiswa mendapatkan dukungan dari pihak manajemen
ruangan untuk memberikan kesempatan mengelola 7 bed di
ruang Nilam yaitu kamar 3A. Mahasiswa mendapatkan 7 bed
kelolaan dan jam pelayanan untuk dinas pagi 6,5 jam, dinas
siang 6,5 jam, dan dinas malam 11 jam. Rata-rata jam pelayanan
keperawatan mahasiswa yaitu 73 jam.

Pada pelaksanaan role play di Ruangan Nilam 2 selama 12 hari


mahasiswa stase manajemen melakukan koordinasi dengan
beberapa bidang terkait yaitu :
a. Pada tanggal 21 Februari 2023 menyiapakan
kelengkapan Role Play
b. Pada tanggal 24 Februari 2023 melakukan Timbang
Terima
c. Pada tanggal 27 Februari 2023 melakuan persiapan
d. Pada tanggal 04 Maret 2023 melakukan IPE/Ronde
Keperawatan

4.2.1.5. Sistem perhitungan Tenaga (Man M1)


Pada suatu pelayanan professional, jumlah tenaga yang
dibutuhkan tergantung pada jumlah pasien dan derajat
ketergantungan pasien. Menurut douglas (1984)

198
diklasifikasikan derajat ketergantungan pasien 3 kategori
yaitu :
a. Perawat minimal/self care: 1-2 jam/24 jam
b. Perawat parsial : 3-4 jam/24 jam
c. Perawat total : 5-6 jam/24 jam
Perhitungan kebutuhan tenaga perawat/shif diruang
nilam 2 sebagai berikut :
Tenaga perawat diruang Nilam 2 tanggal 21, 22, 23 Februari
2023

Tingkat Jumlah Jumlah kebutuhan tenaga tanggal 21


ketergantungan Pasien februari 2023

Pagi Siang Malam Total

Minimal / self care 1 1X 0,17 1X 0,14 1X 0,10 = 0,41


= 0,17 = 0,14 0,10

Intermediet care 5 5X 0,27 5X 0.15 5 X 0,07 2,45


/parsial = 1,35 = 0,75 = 0,35

Total care 0 0X 0,36 0X 0.36 0X 0,20 0


=0 =0 =0

Total 6 1,52 0,89 0,45 2,86

Jumlah kebutuhan perawat perhari adalah 3 orang

Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat


ketergantungan pasien menurut teori douglas perhitungan tanggal 21
februari 2023 sebanyak 3 orang

Tingkat Jumlah Jumlah kebutuhan tenaga tanggal 22


ketergantungan Pasien februari 2023

Pagi Siang Malam Total

Minimal / self care 2 2 X 0,17 2 X 0,14 2 X 0,10 0,82

199
= 0,34 = 0,28 = 0,20

Intermediet care 5 5 X 0,27 5 X 0.15 5 X 0,07 2,45


/parsial = 1,35 = 0,75 = 0,35

Total care 0 0 X 0,36 0 X 0.36 0 X 0,20 0


=0 =0 =0

Total 7 1,69 1,03 0,55 3,27

Jumlah kebutuhan perawat perhari adalah 3


orang

Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat


ketergantungan pasien menurut teori douglas perhitungan tanggal 22
februari 2023 sebanyak 3 orang

Tingkat Jumlah Jumlah kebutuhan tenaga tanggal 22


ketergantungan Pasien februari 2023

Pagi Siang Malam Total

Minimal / self care 1 1 X 0,17 1 X 0,14 1 X 0,10 0,41


= 0,17 = 0,14 = 0,10

Intermediet care 6 6 X 0,27 6 X 0.15 6 X 0,07 2,94


/parsial = 1,62 = 0,9 = 0,42

Total care 0 0 X 0,36 0 X 0.36 0 X 0,20 0


=0 =0 =0

Total 7 1,79 1,04 0,52 3,35

Jumlah kebutuhan perawat perhari adalah 3 orang

200
Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien menurut teori douglas perhitungan tanggal 23
februari 2023 sebanyak 3 orang

4.2.5.1. Indikator pelayanan Efesiensi Ruangan


Tabel 4.2 efesiensi ruang rawat
(BOR,LOS,BTO,TOI,GDR,NDR)

No Hari/Tanggal Nilai BOR Harian

1 Selasa,21 Februari Total Pasien 6


2023

= 85,7%

2 Rabu,22 Februari Total Pasien 7


2023

= 100%

3 Kamis,23 Februari Total Pasien 7


2023

= 100%

4 Jum’at,24 Februari Total Pasien 7


2023

= 100%

5 Sabtu,25 Februari Total Pasien 7


2023

= 100%

201
6 Minggu,26 Total Pasien 7
Februari 2023

= 100%

7 Senin,27 Februari Total Pasien 7


2023

= 100%

8 Selasa,28 Februari Total Pasien 7


2023

= 100%

9 Rabu, 1 Maret Total Pasien 6


2023

= 85,7%

10 Kamis, 2 Maret Total Pasien 7


2023

= 100%

11 Jum’at. 3 Maret Total Pasien 7


2023

= 100%

12 Sabtu, 4 Maret Total Pasien 7


2023

= 100%

202
Nilai Rata-rata BOR selama Role play adalah 97,6%
Jumlah pasien yang masuk adalah 19 orang
Jumlah pasien yang keluar adalah 15 orang
Jumlah pasien yang meninggal adalah 0 orang

Diagnosa penyakit :
Diabetes melitus sebanyak 4 orang
DHF sebanyak 3 orang
Anemia sebanyak 2 orang
Hipertensi Urgency sebanyak 2 orang
Cardiomegaly sebanyak 1 orang
CKD sebanyak 1 orang
Gea sebanyak 1 orang
Dehidrasi berat sebanyak 1 orang
Abdominal pain sebanyak 1 orang
Massa intra abdominal sebanyak 1 orang
Absess manus dextra sebanyak 1 orang
Abses coli dextra sebanyak 1 orang

4.2.5.2. Sarana dan prasarana (Material M-2)


Berdasarkan data daftar barang di ruang nilam2
menunjukan bahwa material atau fasilitas sudah
sesuai dengan kebutuhan ruangan, sarana dan
prasarana sudah tersedia dengan baik dan
digunakan dengan baik sesuai fungsinya namun
hasil observasi tidak ada tempat eduka leaflet
kesehatan, poster edukasi kesehatan, poster
larangan merokok, struktur organisasi.
4.2.5.3. Metode (M3)
a. Penerapan MAKP

203
Dilakukan role play terhadap pelaksanaan penerapan
MAKP dari tanggal 21 Februari 2023 – 04 maret
2023 Di ruang Nilam 2 di kamar 3A Pembagian
dilakukan untuk penetapan seabagi kepala ruagan 1
orang kepala tim 1 orang dan perawat pelaksana 1-3
orang untuk setiap pergatian shift (pagi, siang dan
malam).
b. Timbang Terima
1) Evaluasi timbang terima
Struktur
 Semua perawat pergantian shift
sudah siap
 Format timbang terima telah dibuat
sesau dengan format
 Menyusun format
 Pengorganisasian peran
 Sarana dan prasana yang menunjang
timbang terima telah tersedia antara
lain : catatan timbang terima dan
kelompok shift timbang terima
2) Proses
 Proses timbang terima pagi dimulai
di nurse station dipimpin kepala
ruangan praktik profesi keperawatan
manajeman dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang telah bertugas
dinas maupun perawat yang akan
menggantikan shift. Proses timban
terima pagi ke siang dimulai di nurse
station dipimpin oleh kepala ruangan,
kemudian dilaporkan oleh kepala tim

204
yang bertugas shift pagi dan diikuti
oleh semua perawat pelaksaba telah
bertugas pada shift sebelumnnya
maupun yang akan menggantikan
shif.
 Isi timbang terima mencakup jumlah
pasien, diagnosis, intervensi yang
telah dilakukan maupun belum, dan
rencana tindakan kolaboratif
 Setelah timbang terima di nurse
station dilanjutkan ke masing masing
masing bed pasien untuk mevalidasi
 Kepala tim/ perawat pelaksana selalu
berperan aktif dalan memimpin data
ke bed pasien.
3) Hasil
 Timbang terima dipimpin kepala
ruangan
 Pergantian shift dari malam ke pagi
dan dari pagi ke siang dipimpim
kepala ruangan dan laporan dibaca
kepala tim/perawat pelaksana
 Perawat pagi,sore dan malam
menerima timbang terima tampak
fokus mendengarkan dan
memperhatikan laporan timbang
terima
 Timbang terima dilakukan awalnya
di nurse stion dilanjutkan ke bed
untuk mevalidasi

205
 Setiap perawat mengetahui
perkembangan pasien dan
komunukasi antar perawat berala
dengan baik

4.2.5.4. Penerimaan pasien baru


a. Evaluasi struktur pasien baru
 Tersedia sarana dan prasana yang
menunjang antara lain menyiapkan
format penerimaan pasien baru, format
pengkajian informed consent,dan tata
tertib pengunjung pasien.
 Penerimaan pasien baru pada shift pagi
dilakukan oleh kepala ruangan,
perawat primer, dan perawat pelaksana.
Sedangkan, pada shift sore dan malam
dilakukan oleh perawat pelaksana.
b. Evaluasi proses
 Pasien baru disambut oleh kepala
ruangan, perawat primer, dan perawat
pelaksana
 Pasien baru diberi penjelasan tentang
perawatan serta tata tertib ruangan
 Perawat melakukan komunikasi
terapeutik dengan pasien dan keluarga
 Perawat primer melakukan anamnesa
dengan dibantu oleh perawat pelaksana
c. Evaluasi hasil
 Hasil penerimaan pasien baru
didokumentasikan dengan kelengkapan
dokumen status pasien.

206
 Pasien mengetahui tentang fasilitas
ruangan, perawatan, medis, serta tata
tertib ruangan

4.2.5.5. Supervisi Perawatan Luka


a. Evaluasi struktur supervise perawatan luka
Persiapan dilaksanakan 1 hari sebelum acara
dimulai dengan berlatih role play untuk kepala
ruangan dan perawat primer yang akan
dilakukan supervisi serta supervisor dalam
kegiatan supervisi
b. Evaluasi proses
 Mengevaluasi jalannya supervisi.
 Mengevaluasi proses pelaksanaan tindakan
perawatan luka sesuai dengan SPO.
c. Evaluasi hasil
 Pada tahap pre interaksi, perawat sudah
menyiapkan alat perawatan luka dan dicek
Kembali kelengkapan alat yang diperlukan,
perawat juga sudah mencuci tangan
 Tahapan orientasi, saat pertama bertemu
pasien dan keluarga pasien, perawat
memberikan salam dan menyapa nama
pasien, perawat juga memperkenalkan
dirinya, menanyakan keluhan saat itu,
perawat juga tidak lupa menunjukkan sikap
empatinya kepada pasien, lalu menjelaskan
akan dilakukan perawatan luka dan manfaat
dilakukannya perawatan luka, dimana
prosedurnya akan dilakukan sekitar 20 menit
serta tidak lupa menanyakan persetujuan

207
pasien dengan tindakan yang akan dilakukan
oleh perawat.
 Pada tahapan kerja, secara keseluruhan
sudah baik dimana keseluruhan tindakan
dilakukan dengan baik dan tetap menjaga
kesterilannya, dari saat menyiapkan alat
perawatan luka maupun saat melakukan
perawatan luka.
 Tahap terminasi sudah sesuai dan baik, saat
mengakhiri kegiatan perawat sudah mampu
mengevaluasi kegiatan yang dilakukan,
memberikan reinforcement pada pasien,
mengakhiri tindakan dengan cara yang baik
serta tidak lupa mencuci tangan setelah
kegiatan selesai dilakukan.
 Sikap perawat pada saat orientasi dan
melakukan tindakan sudah sangat baik
terhadap pasien maupun keluarga dimana
perawat memberi salam saat pertama datang,
memperkenalkan diri, serta menunjukkan
sikap empati pada pasien, perawat juga
terlihat begitu ramah dengan pasien dan
keluarga dimana perawat selalu tesenyum
saat berbicara dan bersikap sangat sopan saat
berinteraksi dengan pasien dan keluarga.
 Tahapan evaluasi, perawat sudah melakukan
evaluasi dengan baik, perawat juga
menanyakan kembali bagaimana perasaan
pasien setelah dilakukan perawatan luka

208
4.2.5.6. Supervise Injeksi Obat
a. Evaluasi struktur supervise injeksi obat
Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum acara
dimulai dengan berlatih role play untuk kepala
ruangan dan perawat primer yang akan
dilakukan supervisi serta supervisor dalam
kegiatan supervisi
b. Evaluasi proses
 Mengevaluasi jalannya supervisi
 Mengevaluasi proses pelaksanaan tindakan
injeksi obat
c. Evaluasi hasil
 Pada tahap pre interaksi, perawat sudah
mencuci tangan sebelum menyiapkan
alat, alat sudah dipersiapkan dan dicek
kembali kelengkapan alat yang
diperlukan
 Tahapan orientasi, saat pertama bertemu
pasien dan keluarga pasien, perawat
memberikan salam dan menyapa nama
pasien, perawat juga memperkenalkan
dirinya, menanyakan keluhan saat itu,
perawat juga tidak lupa menunjukkan
sikap empatinya kepada pasien, lalu
menjelaskan akan memberikan obat
berupa nama dan manfaat obat, dimana
prosedurnya akan dilakukan sekitar 2
menit ditempat itu serta tidak lupa
menanyakan persetujuan pasien dengan
tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat.

209
 Pada tahapan kerja, secara keseluruhan
sudah cukup baik dimana keseluruhan
tindakan dilakukan dengan baik, dari
saat menyiapkan obat maupun saat
memberikan obat, saat mengecek
kembali obat dengan cara menyebutkan
kembali 6 benar obat perawat
menyebutkan untuk mengecek kembali
waktu pemberian obat dan rute
pemberian obat.
 Tahap terminasi sudah sesuai dan baik,
saat mengakhiri kegiatan perawat sudah
mampu mengevaluasi kegiatan yang
dilakukan, memberikan reinforcement
pada pasien, mengakhiri tindakan
dengan cara yang baik serta tidak lupa
mencuci tangan setelah kegiatan selesai
dilakukan.
 Sikap perawat pada saat orientasi dan
melakukan tindakan sudah sangat baik
terhadap pasien maupun keluarga
dimana perawat memberi salam saat
pertama datang, memperkenalkan diri,
serta menunjukkan sikap empati pada
pasien, perawat juga terlihat begitu
ramah dengan pasien dan keluarga
dimana perawat selalu tesenyum saat
berbicara dan bersikap sangat sopan saat
berinteraksi dengan pasien dan keluarga.
 Tahapan evaluasi, perawat sudah
melakukan evaluasi dengan baik,

210
perawat juga menanyakan kembali
bagaimana perasaan pasien setelah
diberikan injeksi obat dan
mengobservasi kemungkinan komplikasi
setelah diberikan injeksi obat

4.2.5.7. Mutu (M5)


a. Indikator Pelayanan
Indikator pelayanan ruang Nilam 2 tanggal 21
Februari sampai 4 Maret 2023.
Table 4.3.
Indicator Ruang Nilam 2

No Indicator Nilai

1 BOR 97,6%

2 BTO 2 kali

3 ALOS 4 hari

4 TOI 1,5 hari

5 NDR 0%

Berdasarkan tabel 4.3. diketahui indicator


pelayanan di ruang Nilam 2 tanggal 21 Februari
- 4 Maret 2023 angka BOR 97% , BTO 2 kali,
ALOS 4 hari, TOI 1,5 hari, NDR 0 %.

b. Kepuasan Pasien
1) Sebelum Role Play
Table 4.4. Tingkat Kepuasan Pasien

211
No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak
(Nilai (Nilai
1) 0)

1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 60% 40%

2 Aakah perawat melarang anda/pengunjung merokok 80% 20%


di ruangan
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana 80% 20%
nafsu makan anda
4 Apakah perawat pernah menanyakan pantangan 90% 10%
dalam hal makanan kepada anda
5 Apakah perawat menanyakan atau memperhatikan 70% 30%
berapa jumlah makanan dan makanan yang anda
habiskan
6 Apabila anda/keluarga anda tidak mampu makan 20% 80%
sendiri apakah perawat membantu menyuapi
7 Pada saat anda/keluarga anda dipasang infuse, 100% 0%
apakah perawat selalu memeriksa cairan
infuse/tetesannya dan area sekitar pemasangan
jarum infuse
8 Apabila anda/keluarga anda mengalami kesulitan 80% 20%
buang air besar apakah perawat menganjurkan
makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup
dan banyak bergerak
9 Pada saat perawat membantu ada/keluarga anda 50% 50%
buang air besar/buang air kecil, apakah perawat
memasang sampiran/selimut, menutup
pintu/jendela. Mempersilahkan
pengunjung keluar ruangan
10 Apakah ruangan tidur anda/keluarga anda 100% 0%
selalu dijaga
kebersihannya dengan disapu/dipel setiap hari

212
11 Apakah lantai kamar mandi/wc selalu bersih, tidak 100% 0%
licin, tidak berbau dan cukup terang
12 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi 20% 80%
dalam keadaan istirahat total apakah dimandikan
oleh perawat
13 Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh perawat 30% 70%
jika tidak mampu memgosok gigi, membersihkan
mulut atau mengganti pakaian atau menyisir rambut
14 Apakah alat tenun seperti seprei, selimut diganti 70% 30%
setiap kotor
15 Apakah perawat memberikan penjelasan akibat dari 80% 20%
kurang bergerak, atau berbaring terlalu lama
16 Pada saat anda/keluarga anda masuk rumah Sakit, 80% 20%
apakah perawat memberikan penjelasan tetang
fasilitas yang tersedia dan cara penggunaanya.
Peraturan/tat tertib yang berlaku di rumah Sakit
17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 100% 0%
apakah perawat memanggil nama dengan benar
18 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 100% 0%
apakah perawat mengawasi keadaan anda secara
teratur pada pagi sore maupun malam hari
19 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 100% 0%
apakah perawat memberi bantuan bila diperlukan.
20 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 100% 0%

21 Apakah anda/keluarga anda mengetahui perawat 50% 50%


yang bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas
22 Apakah perawat selalu member penjelasan sebelum 90% 10%
melakukan tindakan perawatan/pengobatan
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan 100% 0%
memperhatikan setiap keluhan anda/keluarga anda
24 Dalam hal memberikan obat apakah perawat 50% 50%
membantu menyiapkan/meminumkan obat
25 Selama anda/keluarga anda dirawat apakah diberikan 90% 10%

213
penjelasan tentang
perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjutan setelah
andakeluarga anda diperbolehkan pulang
Total Nilai 25 0

Dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 10 pasien


didapatkan bahwa yang lebih banyak menjawab tidak ada
pada item pertanyaan “Apabila anda/keluarga anda tidak
mampu makan sendiri apakah perawat membantu
menyuapi” sebesar 80%, “Selama anda/keluarga anda
belum mampu mandi dalam keadaan istirahat total apakah
dimandikan oleh perawat” sebesar 80%, “Apakah
anda/keluarga anda dibantu oleh perawat jika tidak mampu
memgosok gigi, membersihkan mulut atau mengganti
pakaian atau menyisir rambut” sebesar 70%.

2) Sesudah Role Play


Tabel 4.5. Tingkat Kepuasan Pasien

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak
(Nilai (Nilai
1) 0)

1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 70% 30%

2 Aakah perawat melarang anda/pengunjung 80% 20%


merokok di ruangan
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana 100% 0%
nafsu makan anda
4 Apakah perawat pernah menanyakan pantangan 100% 0%
dalam hal makanan kepada anda
5 Apakah perawat menanyakan atau 100% 0%

214
memperhatikan berapa jumlah makanan dan
makanan yang anda habiskan
6 Apabila anda/keluarga anda tidak mampu makan 20% 80%
sendiri apakah perawat membantu menyuapi
7 Pada saat anda/keluarga anda dipasang infuse, 90% 10%
apakah perawat selalu memeriksa cairan
infuse/tetesannya dan area sekitar pemasangan
jarum infuse
8 Apabila anda/keluarga anda mengalami kesulitan 100% 0%
buang air besar apakah perawat menganjurkan
makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup
dan banyak bergerak
9 Pada saat perawat membantu ada/keluarga anda 60% 40%
buang air besar/buang air kecil, apakah perawat
memasang sampiran/selimut, menutup
pintu/jendela. Mempersilahkan
pengunjung keluar ruangan
10 Apakah ruangan tidur anda/keluarga anda 100% 0%
selalu dijaga kebersihannya dengan disapu/dipel
setiap hari
11 Apakah lantai kamar mandi/wc selalu bersih, tidak 80% 20%
licin, tidak berbau dan cukup terang
12 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi 0% 100%
dalam keadaan istirahat total apakah dimandikan
oleh perawat
13 Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh 0% 100%
perawat jika tidak mampu memgosok gigi,
membersihkan mulut atau mengganti pakaian atau
menyisir rambut
14 Apakah alat tenun seperti seprei, selimut diganti 70% 30%
setiap kotor
15 Apakah perawat memberikan penjelasan akibat 90% 10%
dari kurang bergerak, atau berbaring terlalu lama
16 Pada saat anda/keluarga anda masuk rumah Sakit, 80% 20%

215
apakah perawat memberikan penjelasan tetang
fasilitas yang tersedia dan cara penggunaanya.
Peraturan/tat tertib yang berlaku di rumah Sakit
17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 90% 10%
apakah perawat memanggil nama dengan benar
18 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 90% 10%
apakah perawat mengawasi keadaan anda secara
teratur pada pagi sore maupun malam hari
19 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 100% 0%
apakah perawat memberi bantuan bila diperlukan.
20 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 100% 0%

21 Apakah anda/keluarga anda mengetahui perawat 70% 30%


yang
bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas
22 Apakah perawat selalu member penjelasan sebelum 100% 0%
melakukan tindakan perawatan/pengobatan
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan 100% 0%
memperhatikan setiap keluhan anda/keluarga anda
24 Dalam hal memberikan obat apakah perawat 60% 40%
membantu menyiapkan/meminumkan obat
25 Selama anda/keluarga anda dirawat apakah 90% 10%
diberikan penjelasan tentang
perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjutan
setelah andakeluarga anda diperbolehkan pulang
Total Nilai

Dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 10 pasien pada


tanggal 6 Maret 2023 didapatkan bahwa yang lebih banyak
menjawab tidak ada pada item pertanyaan “Apabila
anda/keluarga anda tidak mampu makan sendiri apakah
perawat membantu menyuapi” sebesar 80%, “Selama
anda/keluarga anda belum mampu mandi dalam keadaan
istirahat total apakah dimandikan oleh perawat” sebesar

216
100%, “Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh perawat
jika tidak mampu memgosok gigi, membersihkan mulut
atau mengganti pakaian atau menyisir rambut” sebesar
100%,

c. Kuesioner kepuasan perawat


1) Sebelum role play

SP P CP TP STP
No Pertanyaan
(5) (4) (3) (2) (1)
1 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 14 % 57 % 29 %
pekerjaan yang saudara lakukan
2 Sistem pengkajiaan yang dilakukan institusi tempat 29 % 42 % 29 %
saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 14 % 14 % 29 % 43 %
pendidikan saudara
4 Pemberian insentif tambahan atas suatu prestasi atau 14 % 14 % 29 % 43 %
kerja ekstra
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang 14 % 29 % 57 %
mendukung pekerjaan
6 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar 43 % 57 %
mandi, kantin, parker
7 Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan 43 % 57 %
dengan ventilasi udara, kebersihan dan
kebisingan
8 Adanya jaminan atas kesehatan atau 43 % 57 %
keselamatan kerja
9 Perhatian institusi rumah Sakit terhadap saudara 14 % 14 % 72 %

10 Hubungan antara karyawan dalam kelompok kerja 28 % 72 %

11 Kemampuan dalam bekerja sama antar 43 % 57 %


karyawan
12 Sikap teman-teman sekerja terhadap saudara 43 % 57 %

13 Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang 29 % 57 % 14 %


pendidikan saudara
14 Kemampuan dalam menggunakan waktu 29 % 57 % 14 %
bekerja dengan penugasan yang diberikan

217
15 Kemampuan supervise/pengawas dalam 28 % 72 %
membuat keputusan
16 Perlakuan atasan selama bekerja di sini 28 % 72 %

17 Kebebasan dalam melakukan suatu metode sendiri 14 % 86 %


dalam menyelesaikan pekerjaan
18 Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan 14 % 86 %
kerja melalui pelatihan atau pendidikan
tambahan
19 Kesempatan untuk mendapatkan posisi lebih tinggi 14 % 43 % 43 %

20 Kesempatan membuat suatu prestasi dan 14 % 72 % 14 %


mendapatkan kenaikan pangkat
Total

Dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 19 perawat didapatkan


hasil bahwa item-item pertanyaan yang sangat puas terbanyak yaitu
tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar mandi, kantin, parker,
Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan dengan ventilasi
udara, kebersihan dan kebisingan , dan adanya jaminan atas kesehatan
atau keselamatan kerja. Item pertanyaan yang puas terbanyak dipilih
yaitu Kebebasan dalam melakukan suatu metode sendiri dalam
menyelesaikan pekerjaan dan Kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan kerja melalui pelatihan atau pendidikan tambahan. Item
pertanyaan yang cukup puas terbanyak dipilih yaitu Perhatian institusi
rumah Sakit terhadap saudara. Item pertanyaan yang tidak puas
terbanyak dipilih yaitu Jumlah gaji yang diterima dibandingkan
pendidikan saudara, Pemberian insentif tambahan atas suatu prestasi
atau kerja ekstra dan Kesempatan untuk mendapatkan posisi lebih
tinggi

2) Sesudah role play

SP P CP TP STP
No Pertanyaan
(5) (4) (3) (2) (1)
1 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 7,1% 64,3% 21,4% 7,1%
pekerjaan yang saudara lakukan

218
2 Sistem pengkajiaan yang dilakukan institusi tempat 10,7% 71,4% 17,9%
saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan 7,1% 50% 35,7% 7,1%
pendidikan saudara
4 Pemberian insentif tambahan atas suatu prestasi atau 7,1% 46,6% 42,9% 3,4%
kerja ekstra
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang 7,1% 67,9% 17,9% 7,1%
mendukung pekerjaan
6 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar 10,7% 57,1% 28,6% 3,6%
mandi, kantin, parkir
7 Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan 10,7% 75% 14,3%
dengan ventilasi udara, kebersihan dan
kebisingan
8 Adanya jaminan atas kesehatan atau 14,3% 67,9% 17,9%
keselamatan kerja
9 Perhatian institusi rumah Sakit terhadap saudara 3,6% 60,7% 32,1% 3,6%

10 Hubungan antara karyawan dalam kelompok kerja 7,1% 78,6% 14,3%

11 Kemampuan dalam bekerja sama antar 10,7% 75% 14,3%


karyawan
12 Sikap teman-teman sekerja terhadap saudara 14,3% 67,9% 17,9%

13 Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang 7,1% 78,6% 14,3%


pendidikan saudara
14 Kemampuan dalam menggunakan waktu 7,1% 75% 17,9%
bekerja dengan penugasan yang diberikan
15 Kemampuan supervise/pengawas dalam 7,1% 71,4% 21,4%
membuat keputusan
16 Perlakuan atasan selama bekerja di sini 3,6% 82,1% 14,3%

17 Kebebasan dalam melakukan suatu metode sendiri 7,1% 78,6% 14,3%


dalam menyelesaikan pekerjaan
18 Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan 7,1% 67,9% 25%
kerja melalui pelatihan atau pendidikan
tambahan
19 Kesempatan untuk mendapatkan posisi lebih tinggi 3,6% 57,1% 39,3%

20 Kesempatan membuat suatu prestasi dan 7,1% 57,1% 35,7%


mendapatkan kenaikan pangkat
Total

219
Dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 28 perawat didapatkan
hasil bahwa item-item pertanyaan yang sangat puas terbanyak yaitu
Adanya jaminan atas Kesehatan atau keselamatan kerja, Sikap
teman-teman sekerja terhadap saudara. . Item pertanyaan yang puas
terbanyak dipilih yaitu Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan
dengan ventilasi udara, kebersihan dan kebisingan, Hubungan antara
karyawan dalam kelompok kerja, Kemampuan dalam bekerja sama
antar karyawan, Kesesuaian antara pekerjaan dan latar belakang
pendidikan saudara, Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja
dengan penugasan yang diberikan, Perlakuan atasan selama bekerja di sini,
Kebebasan dalam melakukan suatu metode sendiri dalam menyelesaikan
pekerjaan. Item pertanyaan yang cukup puas terbanyak dipilih yaitu
Jumlah gaji yang diterima dibandingkan pendidikan saudara, Pemberian
insentif tambahan atas suatu prestasi atau kerja ekstra, , Perhatian institusi
rumah Sakit terhadap saudara, Kesempatan untuk mendapatkan posisi lebih
tinggi, Kesempatan membuat suatu prestasi dan mendapatkan kenaikan
pangkat. Item pertanyaan yang tidak puas terbanyak dipilih yaitu Jumlah
gaji yang diterima dibandingkan pekerjaan yang saudara lakukan, Jumlah
gaji yang diterima dibandingkan pendidikan saudara dan Tersedianya
peralatan dan perlengkapan yang mendukung pekerjaan.

d. Instrument A (Pendokumentasian Asuhan


Keperawatan)
 Pengkajian

N Aspek yang Rekam Medis


o dinilai
RM RM RM RM RM

220
1 2 3 4 5

1 Mencatat data     
yang dikaji
sesuai dengan
pedoman
pengkajian

2 Data     
dikelompokka
n (bio-psiko-
sosio-spiritual)

3 Data dikaji     
sejak masuk
sampai pulang

4 Maalah     
dirumuskan
berdasarkan
kesenjangan
antara status
Kesehatan
dengan norma
dan pola
fungsi
kehidupan

Total 4 4 4 4 4

Presentase 100 100 100 100 100


% % % % %

Berdasarkan hasil instrument studi


dokumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan pada bagian pengkajian
didapatkan bahwa sebesar 100% ,

221
sehingga dokumentasi pengkajian
dinyatakan baik
 Diagnosa

N Aspek yang Rekam Medis


o dinilai
RM 1 RM 2 RM 3 RM 4 RM 5

1 Diagnose     
keperawatan
sesuai
masalah yang
dirumuskan

2 Diagnose     
keperawatan
mencerminka
n PE/PES

3 Merumuskan     
diagnose
keperawatan
actual/resiko

Total 3 3 3 3 3

Presentase 100 100 100 100 100


% % % % %

Berdasarkan hasil instrument studi


dokumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan pada bagian diagnosa
didapatkan bahwa sebesar 100% ,
sehingga dokumentasi diagnosa
dinyatakan baik
 Perencanaan

222
No Aspek yang Rekam Medis
dinilai
RM 1 RM 2 RM 3 RM 4 RM 5

1 Merumuskan     
perencanaan
sesuai dengan
diagnose
yang
didapatkan
saat
pengkajian

2 Menetapkan     
perencanaan
keperawatan
sesuai dengan
prioritas

Total 2 2 2 2 2

Presentase 100% 100% 100% 100% 100%

Berdasarkan hasil instrument studi


dokumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan pada bagian perencanaan
didapatkan bahwa sebesar 100%
sehingga dokumentasi perencanaan
dinyatakan baik
 Impelemtasi

N Aspek yang Rekam Medis


o dinilai
RM RM RM RM RM
1 2 3 4 5

1 Implementasi     

223
keperawatan
sesuai dengan
diagnose dan
masalah
pengkajian

2 Implementasi     
keperawatan
sesuai dengan
prioritas masalah

3 Pendokumentasi     
an Tindakan
keperawatan

Total 3 3 3 3 3

Presentase 100 100 100 100 100


% % % % %

Berdasarkan hasil instrument studi


dokumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan pada bagian implementasi
didapatkan bahwa sebesar 100%,
sehingga dokumentasi implementasi
dinyatakan baik

 Evaluasi

No Aspek yang Rekam Medis


dinilai
RM 1 RM 2 RM 3 RM 4 RM 5

1 Evaluasi     
mengacu
pada tujuan

224
2 Hasil     
evaluasi
dicatat

Total 2 2 2 2 2

Presentase 100% 100% 100% 100% 100%

Berdasarkan hasil instrument studi


dokumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan pada bagian evaluasi
didapatkan bahwa sebesar 100%,
sehingga dokumentasi evaluasi
dinyatakan baik
e. Catatan Asuhan Keperawatan

No Aspek yang dinilai Presentase keterangan

1 Pengkajian 100% Baik

2 Diagnose 100% Baik


keperawatan

3 Perencanaan 100% Baik

4 Implementasi 100% Baik

5 Evaluasi 100% Baik

Rata-rata 100%

f. Rekapitulasi Hasil Evaluasi SAK di Ruang


Nilam 2

No Item Status Status Status Status Status Presentase


Penilaian 1 2 3 4 5 %

225
1 Pengkajian      100%

2 Diagnose      100%

3 Perencanaan      100%

4 Implementasi      100%

5 Evaluasi      100

Keterangan

Buruk : 0%-33%

Cukup Baik : 34%-100%

Baik : 67%-100%

Jadi dari data yang didapat dari hasil studi


dokumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan di Ruang Nilam 2 Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin dapat dikatakan baik dengan
pencapaian rata-rata 100%.

1) Sub total = Jumlah Nilai (1)


x 100%
Jumlah rekam medis x item
penilaian
2) Total = Jumlah subtotal/jumlah rekam medis
3) Nilai rata-rata studi dokumentasi penerapan
standar asuhan keperawatan , Rata-rata =
Total = ….%
4) Nilai standar pendokumentasian asuhan
keperawatan dinyatakan baik bila > 75%

4.3 Hambatan dan Faktor Pendukung

226
4.3.1. Panduan Asuhan Keperawatan

a. Hambatan

Tidak ada hambatan

b. Pendukung

Diruangan terdapat 3S (SDKI, SLKI,SIKI ) dan adanya pembuatan


penduan asuhan keperawatan (PAK) untuk diruangan sehingga
memudahkan dalam melakukan diagnosa dan intervensi.

4.3.2 Banner SOP Persiapan Obat

a. Hambatan

Tidak ada hambatan dalam proses pembuatan banner

b. Pendukung
Banner SOP persiapan obat diletakkan di ruang persiapan obat
sehingga perawat dengan mudah melihat SOP persiapan obat

4.3.3 Struktur Organisasi

a. Hambatan

Tidak hambatan dalam pembuatan struktur

b. Pendukung

Pembimbing lahan memberikan revisi terkait nama dan gelar yang


kurang tepat.

4.3.4 Mutu (M5)

4.4.1.1 Penerapan MAKP

a. Hambatan

- Mahasiswa manajemen belum tersosialisasi kegiatan masing-


masing peran baik

- Masiswa Manajemen belum sepenuhnya memahami peoses


keperawatan dengan baik

b. Dukungan

227
pembimbing lahan sudah merepakna MAKP dengan perawatan
tim dengan baik dan sangat membantu mabahasiswa dalam
menjadi contoh untuk melakukan role play.

4.3.4. Sarana dan Prasarana (M2)

4.3.4.1 Timbang Terima

a. Hambatan

Disiplin waktu yang membuat mahasiswa sering terlambat saat


timbang terima

b. Dukungan

- Pembimbing lahan memberikan arahan dan masukan dalam


pelaksanaan role play
- Kerja sama dan patisipasi perawat ruangan dalam kegiatan
timbang terima
- Melibatkan mahasiswa dalam mengkaji permasalahan pasien
dan menetapkan diagnosa kepearawatan
- Proses pembuatan rencana asuhan berdasarkan konsep 3
( SDKI,SLKI,SIKI)
c. Rencana tindak lanjut

Timbang Terima yang dilakukan harus seefektif mungkin


sehingga informasi yang diberikan dari perawat yang telah selesai
melaksanakan tugasnya untuk perawat yang akan bertugas. Lebih
baik lagi apabila timbang terima dilakukan kesetiap bed
pasien .Adapun timbang terima yang dinas malam kedinas sore
dipimpin oleh kepala ruangan dan proses penyampaian
disampaikan oleh perawt pelaksana, sedangkan timbang terima
dinas sore kedinas malam langsung dipimpin oleh perawat
pelaksana sore ke perawat pelaksana malam hendaknya dilakukan
dengan optimal dan lancar.

4.3.4.2 Penerimaan Pasien Baru

a. Hambatan

Pada pelaksanaan penerimaan pasien baru tidak terdapat hambatan


dan keterbatasan pada pelaksanaan pasien baru perawat memberikan
penjelasan tentang fasilitas ruangan, jam besuk/ berkunjung ,dan tata
tertib secara optimal.

228
b. Dukungan

- Adanya kerja sama yang baik antara kepala tim dan perawat
pelaksana
- Hubungan saling percaya yang terjalin antara keluarga dan pasien
dengan perawat
4.3.4.3 Supervisi Perawatan luka

a. Hambatan

Pada pelaksanaan perawatan luka tidak terjadi hambatan

b. Dukungan

Pasien kooperatif karena tidak ada penolakan dan prosedur


perawatan luka didampingi perawat pelaksana.

4.3.4.4 Supervisi Pemberian Obat melalui Injeksi IV

a. Hambatan

Tidak ada hambatan saat melakukan pemberian obat melalui injeksi IV

b. Dukungan

Adanya persiapan obat dari farmasi memudahkan perawat dalam


memberikan obat kepada pasien. Dalam menyiapkan obat dicek
kembali oleh perawat pelaksana

4.3.4.5. Ronde Keperawatan

a. Hambatan
Dokter DPJP belum dapat berhadir dalam proses ronde keperawatan
mengakibatkan proses diskusi kurang maksimal
b. Dukungan
- Adanya kemauan dari mahasiswa bersama sama membahas masalah yang
belum teratasi untuk mepercepat status kesehatan pasien
- Kerja sama yang baik antara pembimbing lahan, pembimbing akademik,
dokter residen, Manager Pelayanan Pasien, Ketua Tim 1 dan 2 Nilam 1
dan 2, Petugas gizi, Petugas Apoteker di dalam proses ronde keperawatn
- Masukan dari Petugas gizi untuk status nutris dan diet untuk pasien
- Masukan dari Petugas Apoteker untuk obat-obatan pasien

229
- Masukan dari pembimbing lahan mengenai masalah diagnosa keperawatan
yang masih belum terkaji dan data yang minimalis
- Masukan dari pembimbing akademik, Manajer Pelayanan Pasien serta
katim ruang nilam 1 dan 2 mengenai pengkajian masih belum lengkap dan
data yang minimalis
c. Rencana tindak Lanjut
Pelaksanaan Ronde Keperawatan hendaknya dilaksanakan secara rutin.
Ronde Keperawatan bertujuan untuk menumbuhkan cara berpikir kritis
dan sistematis dan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, efektif
dan psikomotor bagi perawat. Ronde Keperawatan juga bertujuan
untuk menentukan rencana perawatan selanjutnya pada pasien dan
meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
5.1.1 Tenaga perawat di ruang Nilam 2 RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin seluruhnya berjumlah 19 orang, yang dipimpin oleh 1
orang kepala ruangan dan 2 orang ketua tim

230
5.1.2 Model asuhan keperawatan yang digunakan ruang Nilam 2 RSUD dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin adalah model MAKP yang
dipimpin oleh kepala ruangan, 2 ketua tim dan sisanya perawat
pelaksana. Tugas kepala ruangan di ruang Nilam 2 yaitu membuat
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Tugas
ketua tim , yaitu membuat perencanaan, membuat penugasan,
supervisi, dan evaluasi, mengenal/mengetahui kondisi pasien dan
dapat menilai tingkat kebutuhan pasien serta penanggung jawab
perawat pelaksana. Sedangkan tugas dan tanggung jawab perawat
pelaksana, yaitu memberikan asuhan keperawatan pada pasien,
kerjasama serta memberikan laporan.

5.1.3 Penerapan MAKP: dilakukan role play terhadap pelaksanaan


penerapan MAKP dari tanggal 21 Februari – 4 Maret 2023 di Ruang
Nilam 2 kelas 3A yang terdiri dari 7 bed (tempat tidur pasien).
Pembagian tugas dilakukan untuk penetapan 1 orang sebagai kepala
ruangan, 1 orang sebagai ketua tim, 5 orang sebagai perawat
pelaksana untuk setiap pergantian shift (pagi, siang, malam). Dengan
evaluasi hasil BOR Ruang Nilam 2 selama 12 hari adalah 97,6%%.

5.1.4 Hasil perhitungan BTO selama 12 hari didapatkan rata-rata 2 kali,


hasil perhitungan ALOS selama 12 hari rata-rata pasien dirawat
dirumah sakit selama 4 hari, hasil perhitungan TOI selama 12 hari
rata-rata pasien yang melebihi waktu hari rawat sebanyak 1,5 hari.
Hasil perhitungan NDR selama 12 hari didapatkan rata-rata 0%

5.2. Saran
Setelah adanya sosialisasi timbang terima diharapakan perawat di ruang
Nilam 2 dapat memahami dan termotivasi sehingga dapat menerapkan
timbang terima yang benar sesuai dengan SOP timbang terima. Dengan
adanya sosialisasi dan banner SOP persiapan obat diharapkan perawat Nilam

231
2 dapat termotivasi dan menerapkan persiapan obat sesuai dengan SOP.
Dengan adanya roleplay ronde keperawatan diharapkan ruangan Nilam 2
termotivasi untuk melakukan secara rutin ronde keperawatan.

PROPOSAL PROYEK INOVASI

SOSIALISASI TIMBANG TERIMA

232
OLEH :

KELOMPOK 10A

Preseptor Akademik : Noor Amaliah, Ns., M.Kep

M. Fahrin Azhari, Ns., M.Kep

Preseptor Klinik : Nurhikmah, S.Kep., Ns

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2023

A. PENDAHULUAN

233
Timbang terima pasien merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang
terima dilakukan oleh kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana.
Timbang terima pasien dirancang sebagai salah satu metode untuk
memberikan informasi yang relevan pada tim perawat setiap pergantian shift
sebagai petunjuk praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini
pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas
pelayanan.

Kegiatan timbang terima dilakukan jika semua perawat berkumpul terutama


saat pagi yang dipimpin oleh kepala ruangan. Perawat pada shift malam
melaporkan pasien yang menjadi tanggung jawabnya kepada shift pagi
disertai pencatatan dibuku operan, pelaksanaan shift tersebut apabila telah
selesai, perawat langsung kembali ke pasien dan melaksanakan tugasnya.

RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin khususnya ruang nilam 2


belum optimal dalam pelaksanaan timbang terima sehingga perlu sosialisasi
SOP timbang terima agar perawat dapat mengetahui kembali timbang terima
yang sesuai dengan SOP.

B. TUJUAN
Diharapkan agar perawat dapat mengetahui kembali SOP timbang terima dan
dapat meningkatkan komunikasi antar perawat dan pasien, menjalin
hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat.

C. RUANG LINGKUP PROYEK INOVASI


Membagikan SOP timbang terima dan melakukan sosialisasi sesuai arahan
kepala ruangan.

234
D. SASARAN
Sasaran yang akan dicapai meliputi sasaran jangka pendek dan jangka
panjang.
1. Sasaran Jangka Pendek
Setelah mengikuti kegiatan proyek inovasi ini, peserta diharapkan
memiliki kemampuan untuk :
Meningkatkan pengetahuan peserta proyek inovasi dalam SOP timbang
terima
2. Sasaran Jangka Panjang
Terwujudnya standarisasi dalam SOP timbang terima sehingga kualitas
perawatan semakin baik dan tepat.

E. RENCANA WAKTU PENYELENGGARAAN


Proyek inovasi ini dilaksanakan pada hari jum’at, 24 februari 2023 diruang
nilam 2 RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Penyajian materi
dilaksanakan dari pukul 09.00 WITA – selesai.

F. PESERTA
Peserta proyek inovasi adalah seluruh perawat ruang nilam 2 RSUD. Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.

G. RENCANA KEGIATAN
Proyek inovasi yang dilaksanakan meliputi :
Penyampaian materi :
Proyek inovasi sosialisasi SOP timbang terima berdasarkan kepala ruangan
oleh Muhammad Wafi Firdaus, S.Kep selaku anggota kelompok.

H. SARANA DAN SUMBER


1. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia yang terdiri dari seluruh perawat ruang nilam 2 di
RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.

235
2. Pemateri
Muhammad Wafi Firdaus, S.Kep
3. Sarana
Media ceramah

I. URAIAN KEGIATAN DAN BIAYA


1. Alat dan bahan

No Alat dan bahan Jumlah Total

1 Print SOP Timbang Terima 15 Rp. 7.500

J. SUSUNAN PANITIA PENYELENGGARAAN SOSIALISASI


1. Penanggung Jawab :
Muhammad Wafi Firdaus, S.Kep & Musrifah, S.Kep
2. Ketua Pelaksana :
Muhammad Aldy Sa’bani, S.Kep
3. Sekretaris :
Zakiah Meilynda, S.Kep
4. Bendahara :
Lisa Novita Sari, S.Kep
5. Seksi Perlengkapan :
Wan Azlina Noor Ravija Oe’un, S.Kep dan Yunisa Fidiyah Nanda
Mustika, S.Kep

PROYEK INOVASI

SOSIALISASI PERSIAPAN OBAT

236
OLEH :

KELOMPOK 10A

Preseptor Akademik : Noor Amaliah, Ns. M.Kep

M. Fahrin Azhari, Ns., M.Kep

Preseptor Klinik : Nurhikmah, S.Kep., Ns

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2023

A. PENDAHULUAN
Pengetahuan perawat terhadap SOP persiapan obat merupakan syarat yang
harus diketahui dan dipatuhi oleh perawat pelaksana.

237
RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin khususnya ruang nilam 2
memiliki SOP persiapan obat namun masih ada beberapa perawat yang masih
belum mematuhinya.

B. TUJUAN
Adanya sosialisasi SOP persiapan obat diharapkan peserta dapat
meningkatkan kepatuhan dalam melakukan persiapan obat.
Secara khusus proyek inovasi ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang SOP persiapan obat
2. Meningkatkan kepatuhan peserta tentang SOP persiapan obat

C. RUANG LINGKUP PROYEK INOVASI


Pembuatan banner SOP persiapan obat yang sesuai arahan oleh arahan kepala
ruangan.

D. SASARAN
Sasaran yang akan dicapai meliputi sasaran jangka pendek dan jangka
panjang

1. Sasaran jangka pendek


Setelah mengikuti kegiatan proyek inovasi ini, peserta diharapkan
memiliki kemampuan untuk :

a. Meningkatkan pengetahuan peserta proyek inovasi dalam SOP


persiapan obat
b. Meningkatkan kepatuhan peserta proyek inovasi dalam persiapan
obat
2. Sasaran jangka panjang
Terwujudnnya kualitas dan peningkatan keselamatan pada persiapan obat
sehingga kualitas pelayanan kesehatan semakin baik dan tepat.

238
E. RENCANA WAKTU PENYELENGGARAAN
Proyek inovasi ini dilaksanakan pada hari senin, 27 Februari 2023 di Ruang
nilam 2 RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Penyajian materi
akan dilaksanakan dari pukul 09.00 WITA– Selesai.

F. PESERTA
Peserta proyek inovasi adalah seluruh perawat ruang nilam 2 RSUD. Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.

G. RENCANA KEGIATAN
Proyek inovasi yang dilaksanakan meliputi :
Penyampaian materi :
Proyek inovasi sosialisasi SOP persiapan obat berdasarkan kepala ruangan
oleh Muhammad Aldy Sa’bani, S.Kep selaku anggota kelompok.

H. SARANA DAN PRASARANA


1. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia yang terdiri dari seluruh perawat ruang nilam 2 di
RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
2. Pemateri
Muhammad Aldy Sa’bani, S.Kep
3. Sarana
Media ceramah

I. URAIAN DAN KEGIATAN BIAYA


1. Alat dan bahan

No Alat dan bahan Jumlah Total

1 Banner 1 Rp. 145.000.00

J. SUSUNAN PANITIA PENYELENGGARAAN SOSIALISASI

239
6. Penanggung Jawab :
Muhammad Aldy Sa’bani, S.Kep & Wan Azlina Noor Ravija Oe’un,
S.Kep
7. Ketua Pelaksana :
Muhammad Wafi Firdaus, S.Kep
8. Sekretaris :
Zakiah Meilynda, S.Kep
9. Bendahara :
Lisa Novita Sari, S.Kep
10. Seksi Perlengkapan :
Musrifah, S.Kep dan Yunisa Fidiyah Nanda Mustika, S.Kep

PROPOSAL PROYEK INOVASI

RONDE KEPERAWATAN

240
OLEH :

KELOMPOK 10A

Preseptor Akademik : Noor Amaliah, Ns., M.Kep

M. Fahrin Azhari, Ns., M.Kep

Preseptor Klinik : Nurhikmah, S.Kep., Ns

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2023

A. PENDAHULUAN

Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat


dan perkembangan iptek maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu

241
model asuhan keperawatan profesional yang efektif dan efisien. Tingginya
standar pelayanan rumah sakit membuat perawat untuk lebih berpikir kritis
dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan kepada pasien secara holistik.

Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk membahas


lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses
belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat
akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan
pengaplikasian konsep teori ke dalam praktik keperawatan. Pelayanan
keperawatan yang perlu dikembangkan untuk mencapai hal tersebut adalah
dengan ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan merupakan sarana
bagi perawat baik perawat primer maupun perawat associate, untuk
membahas masalah yang terjadi pada pasien yang melibatkan pasien dan
seluruh tenaga kesehatan.

RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin khususnya ruang nilam 2


jarang dilakukan dalam pelaksanaan ronde keperawatan. Ronde keperawatan
hanya dilakukan ketika ada mahasiswa stase manajemen yang bertugas di
nilam 2, sehingga perlu dilakukan pelaksanaan ronde keperawatan untuk
membahas masalah yang terjadi pada pasien.

B. TUJUAN
Diharapkan agar perawat dan tenaga kesehatan lainnya dapat melakukan
ronde keperawatan untuk melakukan rencana perawatan selanjutnya pada
pasien dan meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan.

242
C. RUANG LINGKUP PROYEK INOVASI
Melakukan ronde keperawatan dan roleplay sesuai arahan kepala ruangan.

D. SASARAN
Sasaran yang akan dicapai meliputi sasaran jangka pendek dan jangka
panjang.
3. Sasaran Jangka Pendek
Setelah mengikuti kegiatan proyek inovasi ini, peserta diharapkan :
Meningkatkan pengetahuan peserta proyek inovasi dalam merencanakan
perawatan pasien
Sasaran Jangka Panjang
Terwujudnya standarisasi dalam pelaksanaan ronde keperawatan sehingga
kualitas perawatan semakin baik dan tepat.

E. RENCANA WAKTU PENYELENGGARAAN


Proyek inovasi ini dilaksanakan pada hari sabtu, 04 maret 2023 diruang nilam
2 RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Penyajian materi
dilaksanakan dari pukul 10.00 WITA – selesai.

F. PESERTA
Peserta proyek inovasi adalah kepala ruangan, ketua tim, dokter, apoteker dan
ahli gizi ruang nilam 2 RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.

G. RENCANA KEGIATAN
Proyek inovasi yang dilaksanakan meliputi :
Penyampaian materi :
Proyek inovasi pelaksanaan ronde keperawatan berdasarkan kepala ruangan
oleh Wan Azlina Noor Ravija Oe’un, S.Kep selaku anggota kelompok.

243
H. SARANA DAN SUMBER
4. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia yang terdiri dari kepala ruangan, ketua tim, dokter,
apoteker dan ahli gizi ruang nilam 2 di RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.
5. Pemateri
Yunisa Fidiyah Nanda Mustika, S.Kep
6. Sarana
Media ceramah, diskusi, Power point

I. URAIAN KEGIATAN DAN BIAYA


2. Konsumsi peserta
Snack : Rp. 5.000.00

No Konsumsi Jumlah Total

1 Peserta Ronde Keperawatan 10 Orang Rp. 50.000.00

J. SUSUNAN PANITIA PENYELENGGARAAN SOSIALISASI


11. Penanggung Jawab :
Wan Azlina Noor Ravija Oe’un, S.Kep & Yunisa Fidiyah Nanda Mustika,
S.Kep
12. Ketua Pelaksana :
Muhammad Aldy Sa’bani, S.Kep
13. Sekretaris :
Musrifah, S.Kep
14. Bendahara :
Lisa Novita Sari, S.Kep
15. Seksi Perlengkapan :
Muhammad Wafi Firdaus, S.Kep
16. Seksi Konsumsi :

244
Zakiah Meilynda, S.Kep

LAPORAN PSBH (PROBLEM SOLVING FOR BETTER HOSPITAL)


RUANG NILAM 2 RSUD DR. H.M.ANSARI SALEH BANJARMASIN

245
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN (PPMK)

Perseptor Akademik (CT) : M Fahrin Azhari, Ns., M.Kep


: Noor Amaliah, Ns., M.Kep
Perseptor Klinik (CI) : Nurhikmah, S.Kep.,Ns

Disusun Oleh:
Kelompok 10 A
Lisa Novita Sari, S.Kep 2114901110035
Muhammad Aldy Sa’bani, S.Kep 2114901110043
Muhammad Wafi Firdaus, S.Kep 2114901110047
Musrifah, S.Kep 2114901110048
Wan Azlina Noor Ravija Oe’un, S.Kep 2114901110088
Yunisa Fidiyah Nanda Mustika, S.Kep 2114901110090
Zakiah Meilynda, S.Kep 2114901110091

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2023
BAB 1
1.1 Definisi masalah

246
Masalah yang ditemukan diruang perawatan nilam 2 antara lain :
No. Data Masalah Faktor penyebab

1. Hasil observasi dan Kurang Optimalnya Banyaknya


pengecekkan Sop timbang Pelaksanaan Timbang pasien rawat inap
terima RSUD H. Moch Terima serta akan
Ansari Saleh Kurang memakan waktu
Optimalnya Pelaksanaan yang lama, pasien
Timbang Terima harus dilakukan
dibuktikan dengan validasi tindakan segera
hasil wawancara kepala dan juga akan
ruangan bahwa memang memakan waktu
ada beberapa langkah dari pendataan rekam
sop yang dilewatkan. medis

2. Hasil observasi tidak Kurang optimalnya Kurang optimalnya


adanya pajangan struktur kepatuhan perawat kepatuhan perawat

organisasi diruangan topaz terhadap SOP persiapan terhadap SOP


obat persiapan obat
dibuktikan dengan validasi
hasil wawancara kepala
ruangan memang belum
dibuat.

3. Hasil wawancara pada Tidak adanya ronde Minimnya waktu


kepala ruangan diruang keperawatan dan banyaknya
Nilam dengan validasi kesibukan dari
hasil memang jarang masing-masing
dilakukan ronde, ronde petugas kesehatan
hanya dilakukan saat ada
mahasiswa ners stase
manajemen saja .

247
Dari hasil masalah yang didapat diruang Nilam lt 2 yang paling nampak
yaitu kurang optimalnya pelaksanaan timbang terima, hal tersebut berkaitan
dengan termakannya waktu pemberian keperawatan kepada pasien di
ruangan.

1.2 Kemungkinan penyebab masalah


Kemungkinan besar penyebab masalah ini terjadi karena kurangnya waktu
untuk melakukan beberapa langkah dari timbang terima.
1.3 Sumber daya yang dimiliki ruangan
Sumber daya yang dimiliki ruangan Nilam 2 sudah memadai hal tersebut
mencakup ketersediaan ketenagaan yang sudah mencukupi berdasarkan
perhitungan DEPKES.
1.3.1 Manusia (Man)
Tenaga keperawatan di Ruang Nilam 2 seluruhnya berjumlah 19
orang, sudah termasuk kepala ruangan, Katim 1 dan 2 nilam 2 dan
perawat pelaksana.

1.3.2 Tenaga

Buat rekapitulasi tenaga kerja di ruang perawatan ini:

1) Berdasarkan jenis dan tingkat pendidikan


No Jenis Tenaga PNS TKK Jumlah %

1 Medis (Dr. spesialis penyakit 5 - 5 16%


dalam)

2 Keperawatan

a. Perawat Profesional (Ners) 5 4 9 30%

b. Perawat Profesional 1 1 2 7%
(S.Kep)

c. Perawat Mahir (DIII – - - -


SKM)

d. Perawat Mahir (DIII) - 8 8 26%

248
e. Perawat Kesehatan (SPK – - - - -
SKM)

f. Perawat kesehatan (SPK) - - - -

g. Bidan - - - -

h. Perawat gigi - - -

3 Non keperawatan 2 2 7%

Administrasi 2 2 7%

Cleaning service 2 2 7%

prakarya 2 2 7%

Total 11 19 30 100%

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah perawat ners (9


orang) lebih banyak dari jumlah perawat DIII (8 orang) dan perawat
S.Kep (2 orang). Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas perawat
diruang Nilam 2 merupakan perawat professional.

2) Berdasarkan jenjang karir


No Jenis Tenaga Jumlah %

1 Pra perawat klinis (0 – 1 tahun) - 0

2 Perawat klinis I (1 – 5 tahun) 1 6%

3 Perawat klinis II (5 – 10 tahun) 4 23%

4 Perawat klinis III (>10 tahun) 4 23%

5 Perawat klinis IV (>13 tahun) 8 48%

Total 17 100%

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari 17 orang perawat


mayoritas perawat di ruang ruang Nilam 2 merupakan perawat

249
klinis I dengan jumlah 1 dengan pengalaman kerja 1 – 5 tahun,
perawat klinis II dengan jumlah 4 orang dengan pengalaman kerja
5 – 10 tahun, perawat klinis III dengan jumlah 4 orang dengan
pengalaman kerja >10 tahun, perawat klinis IV dengan jumlah 8
orang dengan pengalaman kerja >13 tahun.

3) Berdasarkan pelatihan yang diikuti


No Nama PNS/ Jabatan Pendidikan Pelatihan
NON
PNS

1 Nurhikmah, PNS Karu S1 + Ners 18. Basic trauma


S.Kep., Ners cardiovascular life
support (BTCLS)
19. Pelatihan
pembimbing
klinik / clinical
instructure
20. The 5th
international
conference in
nursing “post
pandemic health
care :
transformation and
innovation forces
in focus”
21. Seminar
nasional online
“cara mudah
menggunakan

250
SDKI, SLKI, SIKI
dan SPO”
22. Hidup sehat
dengan diabetes
mellitus
23. Update
manajemen
perawatan luka
kanker dan
diabetic
24. Manajemen
data indicator
mutu dan
keselamatan
pasien bagi
pengumpul data
25. Inhouse
training
manajemen resiko
26. Pencegahan
dan pengendalian
infeksi bagi
perawat dan bidan
27. Perawat
pelaksana
penugasan khusus
pengananan covid
19
28. IHT anastesi
pemantauan dan
penanganan

251
komplikasi pasien
post anastesi
diruang perawatan
29. EWS,
Aktivasi code blue
dan BHD
30. Kewaspadaan,
kegawatdaruratan
di ruang rawat
inap
31. BHD dan
BHL pada kasus
kegawatdaruratan
32. Sasaran dan
keselamatan
33. Manajemen
perdarahan
34. Seminar
nasional
keperawatan
perawatan luka
2 Mahritta, PNS Katim S1 + Ners 4. Basic Trauma
S.kep., Ners Cardiovaskular
Life Support
(BTCLS)
5. Komunikasi
efektif Bagi
Tenaga Kesehatan
6. Pelatihan
pencegahan dan
pengendalian

252
infeksi bagi
perawat dan bidan
3 Muthaharah PNS Staff S1 + Ners 4. Advokasi dan
S.Kep., Ners kesiapan profesi
perawat dalam
menghadapi
persaingan era
pasar bebas
ASEAN
5. Pelatihan
pencegahan dan
pengendalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
6. Inhouse training
sasaran
keselamatan
pasien
4 Wiwy PNS Staff S1 + Ners 2. IHT pencehgahan
Agustina, dan pengendalian
S.Kep., Ners infeksi

5 Tussy PNS Staff S1 + Ners 13. In house training


Indrawati, pencegahan dan
S.Kep., Ners pengendalian
infeksi
14. In house Hak
pasien dan
keluarga
15. Talk show

253
“inspiring talks:
study nurshing
sbrosd and
scholarship”
16. Worksjop service
excellence bagi
tenaga frontliner
dan perawat
RSUD. Dr. H.
Moch. Ansari
Saleh
Banjarmasin
17. Hidup sehat
dengan diabetes
mellitus
18. Orientasi CPNS
RSUD. Dr. H.
Moch. Ansari
Saleh
Banjarmasin
19. Inhouse training
“penatalaksanaan
PPI,
pengelolalaan
limbah medis
serta limbah B3
rumah sakit
dalam
mendukung
K3RS di era
pandemi covid 19

254
20. Pengendalian
resistensi
antimikroba
update versi 2022
angkatan III
21. Nurse stress
management
related to the
quality of health
services
22. Peningkatan
kapasitas tenaga
kesehatan dalam
deteksi penyakit
yang berpotensi
KLB termasuk
penyakit yang
dapat dicegah
dengan imunisasi
(PD3I)
23. Inhouse training
early warning
system, aktivasi
code blue dan
bantuan hidup
dasar
24. Kewaspadaan
kegawatdaruratan
diruang rawat
inap
6 Muhammad PNS Staff S1 6. Masalah dan

255
Rifkiannoor, solusi asuhan
S.Kep keperawatan
transplantasi
ginjal dan intra
operatif pada
TUR P/B
7. Asuhan
keperawatan
anastesi
8. IHT pencegahan
dan
pengendalian
infeksi
9. IHT hak pasien
dan keluarga
10. EWS, Aktivasi
code blue dan
BHD
7 Hj. Norhadijah, NON Staff S1 + Ners 2. Seminar
S.Kep., Ners PNS nasional
keperawatan
perawatan luka
8 Dwi Haryono NON Staff D3 3. BTLS
Wibowo, AMK PNS 4. Perawat
pelaksana
penugasan
khusus
penanganan
covid 19
9 Rike Gintari, NON Staff D3 16. Asuhan
AMK PNS keperawatan

256
gawat darurat
covid 19 di intra
rumah sakit
17. Peningkatan
mutu dan
keselamatan
pasien (PMKP)
18. Hak pasien dan
keluarga bagi
tenaga kesehatan
19. EWS, Aktivasi
code blue dan
BHD
20. Pelatihan pasien
terminal dan
penanganan
nyeri
21. Pencegahan dan
pengandalian
infeksi dasar
22. BTCLS
23. Perawat garda
depan
penanganan
covid 19
24. Evakuasi medik
udara: Studi
kasus dan
permasalahanny
a
25. Asuhan

257
keperawatan
medical bedah
26. Pencegahan dan
pengandalian
infeksi
27. Asuhan
keperawatan
gerontik
28. Perawat digarda
depan
penanganan
covid 19
29. Masalah dan
solusi asuhan
keperawatan
transplantasi
ginjal dan
intraoperative
TUR P/B
30. Keselamatan
paisen dan
manajemen
resiko

10 Mansyah, NON Staff D3 5. Penanganan coid


AMK PNS 19 pada praruma
sakit dan rumah
sakit
6. BTCLS
7. Pelatihan

258
pencegahan dan
pengendalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
8. Sasaran
keselamatan
pasien (SKP)
11 Rully NON Staff D3 3. Manajemen
Atmawirda, PNS perawatan luka
AMK bakar
4. BTCLS
12 Tutwuriningsih, NON Staff D3 9. Pelatihan
AMK PNS pencegahan dan
pengandalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
10. Pelatihan pasien
terminal dan
penanganan
nyeri
11. Basic to
advanced
cardiovascular
life support
during pandemic
covid 19
12. In house training
sasaran
kesalamatan

259
pasien SKP 2
13. Penanganan
kedaruratan dan
bencanan
kebakaran
dirumah sakit
14. Sosialisasi
keselamatan
pasien rumah
sakit bagi
perawat
15. EWS , aktivasi
code blue dan
BHD
16. In house training
hak pasien dan
keluarga bagi
tenaga kesehatan
13 Abob Habibie, NON Staff S1 + Ners 3. BTCLS
S.Kep., Ners PNS 4. Sasaran
keselamatan
pasien
14 Mulyanto Dwi NON Staff D3 7. In house training
Saputra, A.Md., PNS hak pasien dn
Kep keluarga bagi
tenaga kesehatan
8. Evacuation and
transportation
management
9. Pelatihan pasien
terminal dan

260
penanganan
nyeri
10. In house training
komunikasi
efektif bagi
tenaga kesehatan
11. Pelatihan
pencegahan dan
pengandalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan
12. In house training
penguatan
konseling dan
tes HIV iniiasi
petugas
kesehatan
15 Neneng NON Staff D3 3. In house training
Kartika, AMK PNS EWS
4. Pelatihan pasien
termina dan
penanganan
nyeri
16 Fansyahh, NON Staff S1 + Ners 12. Keselamatan
S.Kep., Ners PNS pasien dan
management
risiko
13. Sosialisasi
penerapan
jaminan

261
kecelakaan kerja
bagi perawat
mengalami
covid 19 akibat
kerja
14. Perawat
pelaksana
penugasan
khusus
penanganan
covid 19
15. Peran perawat
sebahgai
pejuang
kemanusiaan
16. EWS, aktivasi
code, blue,
BHD,
Implementasi
asuhan
keperawatan
pada akreditasi
rumah sakit
17. BTCLS
18. Perawatan
kesehatan kerja
diperusahaan
19. Update
management
perawatan luka
kanker dan

262
diabetic
20. Asuhan
keperawatan
gerontik
21. Asuhan
keperawatan
pada HIV AIDS
pada masa
pandemic covid
19, upaya
meningkatan
mutu asuhan
keperawatan
pada pasien
dengan masalah
bersihan jalan
napas tidak
efektif melalui
audit klinis
dirumah sakit,
dan studi kasus
pasien dengan
pengelolaan
transfuse
22. Asuhan
keperawatan
medical bedah
17 Harlina, AMK NON Staff D3 4. Pencegahan dan
PNS pengendalian
infeksi bagi
perawat dan

263
bidan
5. Perlindungan
nakes dalam
lonjakan kasus
dan varian baru
6. In house training
hak pasien dan
keluarga bagi
tenaga kesehatan
18 M. Pramadya NON Staff S1 8. Manajemen
Danufalaah, PNS fasilitas dan
S.Kep kesehatan
9. BTCLS
10. PPI
11. Komunikasi
efektif
12. Manajemen
nyeri
13. Penugasan
khusus
penanganan
covid 19
14. Keselamatan
pasien dan
manajemen
resiko
19 Roslinda, NON Staff S1 + Ners 15. Paliatif care in
S.Kep., Ners PNS cancer
16. Seminar
keperawatan

264
cardiovascular
17. Penarapan 3S
pada askep
geriatric dan
evakuasi udara
18. Penarapan 3S
pada kesehatan
kerja
19. Keselamatan
pasien dan
manajemen
resiko
20. BTCLS
21. BTLS
22. BCLS
23. Komunikasi
efektif bagi
tenaga kesehatan
24. Pelatihan pasien
terminal dan
penanganan
nyeri
25. EWS, aktivasi
code blue dan
BHD
26. PMKP
27. In house training
hak pasien dan
keluarga bag
tenaga kesehatan
28. Pencegahan dan

265
pengandalian
infeksi bagi
perawat dan
bidan

4) Klasifikasi pasien
KLASIFIKASI DAN KRITERIA
Minimal Care (1-2 jam) / 24 jam
a. Dapat melakukan kebersihan diri, mandi, ganti pakaian
dilakukan sendiri
b. Makanan dan minum dilakukan sendiri
c. Ambulasi dengan pengawasan
d. Observasi Tanda vital setiap pergantian shift.
e. Pengobatan minimal dengan status psikologi stabil.
f. Perawatan luka sederhana
Intermediet Care (3-4 jam) / 24 jam
a. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
b. Observasi tanda vital setiap 4 jam.
c. Ambulasi dibantu
d. Pengobatan dengan injeksi
e. Klien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran.
f. Klien dengan infus dan klien dengan pleura pungsi
Total Care/ Intensive care (5-6 jam) / hari
a. Semua kebutuhan klien dibantu
b. Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
c. Observasi tanda – tanda vital setiap 2 jam
d. Makan dan minum melalui selang lambung
e. Pengobatan intravena
f. Dilakukan suction
g. Gelisah / disorientasi

266
h. Perawatan luka kompleks
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan
tergantun pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien.
Menurut douglas (1984) diklasifikasikan derajat ketergantungan
dibagi 3 kategori, yaitu :
d. Perawatan minimal : 1 – 2 jam/24 jam
e. Perawatan intermediet : 3-4 jam/24 jam
f. Perawatan total : 5-6 jam/24 jam

5) Jumlah tenaga keperawatan

a. Menurut dougles

Klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan


dengan Metode Douglas (1984).
KLASIFIKASI DAN KRITERIA
Minimal Care (1-2 jam) / 24 jam
a. Dapat melakukan kebersihan diri, mandi, ganti pakaian
dilakukan sendiri
b. Makanan dan minum dilakukan sendiri
c. Ambulasi dengan pengawasan
d. Observasi Tanda vital setiap pergantian shift.
e. Pengobatan minimal dengan status psikologi stabil.
f. Perawatan luka sederhana
Intermediet Care (3-4 jam) / 24 jam
a. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
b. Observasi tanda vital setiap 4 jam.
c. Ambulasi dibantu
d. Pengobatan dengan injeksi
e. Klien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran.
f. Klien dengan infus dan klien dengan pleura pungsi

267
Total Care/ Intensive care (5-6 jam) / hari
a. Semua kebutuhan klien dibantu
b. Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
c. Observasi tanda – tanda vital setiap 2 jam
d. Makan dan minum melalui selang lambung
e. Pengobatan intravena
f. Dilakukan suction
g. Gelisah / disorientasi
h. Perawatan luka kompleks
Intermediet Care (3-4 jam)
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum,
ambulasi.
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam.
c. Pengobatan lebih dari 1 kali.
d. Pakai foley kateter.
e. Pasang infuse, intake out-put dicatat.
f. Pengobatan perlu prosedur.

Total Care/ Intensive care (5-6 jam)


a. Dibantu segala sesuatunya.
b. Posisi diatur.
c. Observasi tanda vital tiap 2 jam.
d. Pakai NGT.
e. Terapi intravena, pakai suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan
tergantun pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien.
Menurut douglas (1984) diklasifikasikan derajat ketergantungan
dibagi 3 kategori, yaitu :
g. Perawatan minimal : 1–2 jam/24 jam
h. Perawatan intermediet : 3-4 jam/24 jam
i. Perawatan total : 5-6 jam/24 jam

268
Tenaga perawat diruang Nilam 2 tanggal 16, 17, 18 Februari 2023

Tingkat Jumlah Jumlah kebutuhan tenaga tanggal 16


ketergantungan Pasien februari 2023

Pagi Siang Malam Total

Minimal / self 12 12 X 12X 12X 0,10 4.92


care 0,17 = 0,14 = 1,2
2,04 =1,68

Intermediet care 2 2X 2X 0.15 2 X 0,07 0,98


0,27 = = 0.3 =
0,54 0,14

Total care 1 1X 1X 0.36 1 X 0,20 0.72


0,36 = = =
0,36 0,36 0,2

Total 15 3,3 2,34 1,54 6.62

Jumlah kebutuhan perawat perhari adalah 7 orang

Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat


ketergantungan pasien menurut teori douglas perhitungan tanggal 16
februari 2023 sebanyak 7 orang

Tingkat Jumlah Jumlah kebutuhan tenaga tanggal


ketergantungan Pasien 17 februari 2023

Pagi Siang Malam Total

Minimal / self care 12 12 X 12X 12X 0,10 4.92


0,17 = 0,14 =1,2
2,04 =1,68

269
Intermediet care 2 2X 2X 0.15 2 X 0,07 0,98
0,27 = = 0.3 =
0,54 0,14

Total care 1 1X 1X 0.36 1 X 0,20 0.72


0,36 = = =
0,36 0,36 0,2

Total 15 3,3 2,34 1,54 6.62

Jumlah kebutuhan perawat perhari adalah 7 orang

Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat


ketergantungan pasien menurut teori douglas perhitungan tanggal 17
Februari 2023 sebanyak 7 orang

Tingkat Jumlah Jumlah kebutuhan tenaga tanggal 18


ketergantungan Pasien februari 2023

Pagi Siang Malam Total

Minimal / self 10 10 X 10X 10X 0,10 4.1


care 0,17 = 0,14 = =1
1,7 1,4

Intermediet care 1 1X 1X 1 X 0,07 0,49


0,27 = 0.15 = = 0,07
0,27 0,15

Total care 2 2X 2X 2 X 0,20 1,84


0,36 = 0.36 = =0,4
0,72 0,72

Total 15 2,69 2,27 1,47 6.43

Jumlah kebutuhan perawat perhari adalah 6 orang

270
Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien menurut teori douglas perhitungan tanggal 18
Februari 2023 sebanyak 6 orang

Perhitungan tenaga keperawatan menurut ilyas

Tenaga Perawat = A x B x 365 hari


(255 x Jam Kerja/hari)
Keterangan :
A = Jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien)
B = Sensus harian (BOR x Jumlah tempat tidur)
365 = Jumlah hari kerja selama setahun
255 = Hari kerja efektif perawat/tahun
Jam kerja/hari = 6 jam didapat dari 40 jam (total jam kerja/minggu) : 7
hari

= 12.16 dibulatkan menjadi 12 orang

Perhitungan standar kebutuhan perawat menurut ilyas berjumlah 12


orang. Pada periode 1 hari tanggal 18 februari 2023

= 12,16 dibulatkan menjadi 12 orang

Perhitungan standar kebutuhan perawat menurut ilyas berjumlah 12


orang. Pada periode 1 hari tanggal 17 februari 2023

271
= 10,54 dibulatkan menjadi 11 orang

Perhitungan standar kebutuhan perawat menurut ilyas berjumlah 1


orang. Pada periode 1 hari tanggal 18 februari 2023

f. BOR :
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah Sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah
hari dalam satu periode) X 100%
Data BOR tanggal 16 februari 2023
BOR = 15
X10
(20X1) 0
= 75%
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari diketahui bahwa
memperoleh pencapaian BOR yaitu 75%, nilai normal BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Data BOR tanggal 17 februari 2023
BOR = 15
X10
(20X1) 0
= 75%
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari diketahui bahwa
memperoleh pencapaian BOR yaitu 75%, nilai normal BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
BOR = 13
(20X1) X100

= 65%

272
Perhitungan BOR ini dilakukan dalam waktu periode 1 hari diketahui bahwa
memperoleh pencapaian BOR yaitu 65%, nilai normal BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2005).

g. ALOS :
ALOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Data ALOS tanggal 16 februari 2023
ALOS = 15 = 7,5 hari (Rata-rata lama rawat)
2
Perhitungan ALOS diruang Nilam 2 didapatkan hasil sebanyak 8 hari dalam
waktu periode 1 hari. Sehingga perhitungan ALOS di Ruang Nilam 2
memasuki standar ideal. Nilai normal ALOS 6-10 hari.
Data ALOS tanggal 17 februari 2023
ALOS = 15 = 3 hari (Rata-rata lama rawat)
5
Perhitungan ALOS diruang Nilam 2 didapatkan hasil sebanyak 3 hari dalam
waktu periode 1 hari. Sehingga perhitungan ALOS di Ruang Nilam 2
memasuki standar ideal. Nilai normal ALOS 6-10 hari.

Data ALOS tanggal 18 februari 2023


ALOS = 13 = 13 hari (Rata-rata lama rawat)
1
Perhitungan ALOS diruang Nilam 2 didapatkan hasil sebanyak 13 hari dalam
waktu periode 1 hari. Sehingga perhitungan ALOS di Ruang Nilam 2
memasuki standar ideal. Nilai normal ALOS 6-10 hari
h. TOI :
TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien
keluar (hidup + mati)
Data TOI tanggal 16 februari 2023

TOI = (20 x 1) – 15 = 2,5 ( hari)

273
2

Dari hasil perhitungan TOI di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 3 hari, nilai
normalnya yaitu 1- 3 hari.
Data TOI tanggal 17 februari 2023

TOI = (20 x 1) – 15 = 2,5 ( hari)

Dari hasil perhitungan TOI di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 2,5 hari, nilai
normalnya yaitu 1- 3 hari.
Data TOI tanggal 18 februari 2023

TOI = (20 x 1) – 13 = 7 ( hari)

Dari hasil perhitungan TOI di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 7 hari, nilai
normalnya yaitu 1- 3 hari.

i. BTO :
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur
Data BTO tanggal 16 februari 2023

BTO = 2 = 10 ( kali)

20

Dari hasil perhitungan BTO di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 10 kali dalam
periode 1 hari, nilai normalnya yaitu 40-50 kali dalam 1 tahun.
Data BTO tanggal 17 februari 2023

BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur

BTO = 5 = 4 ( kali)

274
20

Dari hasil perhitungan BTO di ruang Nilam 2 didapatkan hasil 10 kali dalam
periode 1 hari, nilai normalnya yaitu 40-50 kali dalam 1 tahun.

j. NDR :
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati))
X 1000 permil
Data NDR tanggal 16 februari 2023

NDR = 0 x 1000 / mil = 0%

Dari hasil perhitungan yang didapatkan di ruang Nilam 2 didapatkan 20 %.


Data NDR tanggal 17 februari 2023

NDR = 0 x 1000 / mil = 0%

Dari hasil perhitungan yang didapatkan di ruang Nilam 2 didapatkan 0 %.


Nilai normalnya 24%
Data NDR tanggal 18 februari 2023

NDR = 0 x 1000 / mil = 0%

Dari hasil perhitungan yang didapatkan di ruang Nilam 2 didapatkan 0 %.


Nilai normalnya 24%

i. M2 (Material)
Data inventaris ruang rawat inap tahun 2023 ruang Nilam mengenai
perlengkapan alat-alat kesehatan yang ada di ruang topaz (Stroke

275
Center) seperti uraian di bawah ini, untuk fasilitas yang terdapat di
ruang topaz (Stroke Center) yang belum terpenuhi yaitu :
Daftar Barang Alat Kesehatan dan Rumah Tangga di Ruang Nilam
antara lain :
a. Daftar alat Kesehatan diruang nilam 2 RSUD H. Dr. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin.

Keadaan barang
No Nama Barang Jumlah Baik Rusak

1. Regulator oksigen 17 10 7

2. Tensimeter mobile 2 0 2

3. Tensimeter air raksa (lipat) 2 0 4

4. Nebulizer 3 2 1

5. Lampu baca rontgen 1 1 -

6. Stetoskop 4 3 1

7. EKG 2 1 1

8. Infuse pump 2 1 1

9. Syiring pump 9 8 1

10. Nebulizer + oksigen 2 1 -

11. Regulator 10 10 -

12. EKG Monitor 1 1 -

13. Regulator oksigen 17 10 7

14. Trolley emergency 2 2

15. Trolley status/dressing 3 3

16. Tabung O2 kecil + trolley 2 2 -

17. Tabung O2 besar / trolley 10 10 -

276
18. Kursi roda 5 3 2

19. Ranjang beroda/ kasur 1 - 1

20. Bed 1 crane + kasur 18 15 3

21. Bed 3 crane + kasur 6 5 1

22. Bed 3 crane + kasur 10 10 -

23. Standar infuse 42 20 22

24. Urinal 7 4 3

25. Pispot alumunium 2 2 -

26. Pispot plastic 20 15 5

27. Urinal 20 15 5

28. Lampu sorot 1 1 -

29. Autoclab (sterillisator kering) 1 1 -

30. Senter pupil, penlight 2 1 1

31. Ambu bag resusitsi 2 1 1

32. Tounge spatel 4 2 2

33. Timbang badan 2 1 1

34. UV room sterilizer type TNS 28 1 1 -

35. Brandcar 1 1 -

36. Saturasi oksigen kecil 3 3 -

37. Pulse oksimetri 1 - 1

38. Termometer digital 10 5 5

39. Kasur decubitus 2 2

b. Selain alat Kesehatan ruang nilam 2 juga mempunyai alat-alat


rumah tangga yang sudah memenuhi standarisasi dari perawat,

277
sebagai berikut ;

Keadaan barang

No Nama Barang Jumlah Baik Rusak

1. Troley Linen 1 0 1

2. Kulkas 2 1 1

3. Kursi lipat 32 20 12

4. Lemari instrument 1 1 -

5. Kursi / meja dokter 1 - 1

6. Lemari linen ( Kayu ) 2 2 -

7. Rak handuk aluminium 2 2 -

8. Lemari obat 3 3 -

9. Tempat sampah non medis 2 2 -


hijau besar injak
10. Tempat sampah medis kuning 2 1 -
besar injak

c. Daftar alat tenun ruang nilam 2 RSUD H. Dr.Moch Ansari Saleh


Banjarmasin

Keadaan barang

No Nama Barang Jumlah Baik Rusak

1. Selimut 20 20 -

2. Perlak 28 28 -

3. Sarung bantal putih 48 48 -

4. Seprai pasien putih 48 48 -

5. Bantal 37 37 -

278
6. Kasur 28 28 -

7. Stik laken 28 28 -

8. sampiran 36 36 -

d. Daftar Inventaris gedung nilam 2 RSUD Dr.


H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin

Keadaan barang

No Nama Barang Jumlah Baik Rusak

1. AC keset 4 4 -

2. AC 2 PK 10 6/4 -

3. AC 1 PK 11 - -

4. TV LED 19 16 3

5. APAR 4 4 -

e. Daftar sarana prasana untuk RS Pendidikan


digedung Nilam 2 RSUD Dr.H.Moch Ansari Saleh
Banjarmasin

Keadaan barang

No Nama Barang Jumlah Baik Rusak

1. Ranjang dan matras 1 BLUD -


0/06/20
16
2. Sarung bantaal 1 BLUD -
0/06/20
16
3. Bantal 1 BLUD -
0/06/20
16

279
4. Lemari kayu 1 BLUD -
0/06/20
16
5. Meja/kursi kerjaa 1 BLUD -
0/06/20
16
6. Kursi hitam 10 BLUD -
0/06/20
16
7. White board 1 BLUD -
0/06/20
16

f. Bahan habis pakai di ruang Nilaim 2 per minggu yang menyesuaikan


kebutuhan ruangan antara lain :

No Jenis Barang/ Nama Barang Jumlah


1. Handsrub 20 buah
2. Handwash 16 buah
3. Kasa gulung 15 buah
4. Alkohol swap 6 buah
5. Hipapix 1 kotak
6. Spuit dan needle 50 spuit
7. Handscoon 6 kotak
8. Masker 10 kotak
9. Infus set 20 set
10. Masker O2 10 set
11. Masker NRM 5 set
12. Masker RM 5 set
13. Safety box 4 kotak
14. Handscoon Steril 10 buah

280
g. Administrasi penunjang

No Administrasi Penunjang Ada Tidak Ada

1 Formulir injeksi √

2 Formulir √
persetujuan/penolak
pindah dari RS

3 Formulir √
persetujuan/penolak
tindakan dari RS

4 Persetujuan transfuse darah √

5 Formulir catatan √
terintegrasi

6 Lembar dokumentasi √

7 Formulir observasi √

8 Grafik observasi suhu dan √


nadi

9 Buku timbang terima √

10 Formulir resiko jatuh √

11 SOP √

12 SAK √

281
13 Formulir visite √

14 Leaftlet tersedia √

a. Resiko jatuh

b. Rhinitis/alergi

c. Etika batuk dan


bersin

d. Hipertensi

e. Penyakit jatung
korener

f. Hak dan kewajiban

h. Daftar Alat Non Kesehatan Di Ruang Nilam 2 :

NO NAMA/JENIS MERK/TIPE/TAHUN JMLH KONDISI

BARANG Baik Rusak

1 UV roo sterilizer Type Merk Tesena (2010) 1 1


TSN 28

2 Brandcar 2015 1 1

3 Saturasi Oksigen Kecil 2014, 2017 ½ 3

4 Pulse Oksimetri Ds 1000/APBD 16 jan 2015 1 - 1

5 Termometer Digital Avico/Oktober 2015 10 5 5/Rusak

6 Kasur Decubitus ARDO 2 2

282
B. ALAT RUMAH
TANGGA

1 Troley Linen 2009 1 1/Rusak

2 Kulkas 2006 2 1 1/Rusak

3 Kursi Lipat (2007) Chitose 32 20 12


(2013)/7bh(2017) 10 buah

4 Lemari Instrument (2007) 1 1 -

5 Kursi+Meja dokter (2007) 1 - 1

6 Lemari Linen (Kayu) (2010) 20/15 15 -

7 Lemari malam (2006)/2017 2 2 20/


berkarat

8 Rak Handuk Aluminium (2006) 1/2 1/2 -

9 Lemari obat, warna hijau (2014), (2015) 2 2 -

10 Tempat sampah non 2015 2 1 -


medis hijau

11 Tempat sampah medis 2013 2 1 (1


kuning besar injak dipinjam
sanitasi)

12 Tempat sampah non 2015 10 10 -


medis injak

13 Tempat sampah medis 2015 1 1 -


kuning injak

14 Tempat sampah medis 2015 8 4 4


kecil injak

15 Tempat sampah untuk di 2015 14 14 -

283
WC

16 Ember/gayung 2015 20 20 -

17 Trolley EKG 2006 1 - 1

18 TV 14 inch +rak 2006 1 1 -

19 TV 21 inch +rak 2007 1 1 -

20 Meja kerja 2006 5 4 1

21 Keranjang cucian 2011 2 2 -

22 Komputer HP OMNI S/N:4cs2310ke3(2013) 1 - 1

23 Komputer LG (2017) 2 2

Printer (2017) 1 1

24 Printer canon ip 1880 2012 dari bidang keperawatan 1 - 1/kurang


baik

25 Rak sepatu Aluminium 2017 14 10 5/kurang


baik

C. INVENTARIS
GEDUNG NILAM
LANTAI 2

1 AC KESET DAIKIN, 2014 4 4

2 AC 2 PK DAIKIN, 2014, 2016 10 6/4

3 AC 1 PK DAIKIN, 2014 11

4 TV LED SAMSUNG, 2014 19 16 3/rusak

5 APAR 2014 4 4

D. LINEN

284
1 Bantal (2015)/(2017) 35/10 35 10 rusak

E. UNTUK RS
PENDIDIKAN

1 Ranjang + matras 1 BLUD


01/06/201
6

2 Sarung bantal 1 BLUD


01/06/201
6

3 Bantal 1 BLUD
01/06/201
6

4 Lemari kayu 1 BLUD


01/06/201
6

5 Meja + kursi kerja 1 BLUD


01/06/201
6

6 Kursi Hitam 10 BLUD


01/06/201
6

7 White board 1 BLUD


01/06/201
6

i. Denah ruangan
Lokasi dan denah ruangan Ruangan merupakan salah satu ruangan perawat
bangsal penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Moch Ansari Saleh

285
Banjarmasin, yang digunakan mahasiswa keperawat sebagai tempat
pembelajaran praktek manajemen keperawat. Secara demografi ruang ini
berbatas dengan

Sebelah utara : teras ruang Nilam 2

Sebelah Timur ; Gedung Emerald

Sebelah Selatan ; Jl Alalak Utara

Sebelah Berat ; Gedung Nifas

DENAH RUANG NILAM 2

Ruang Tindakan
Ruang kepala ruangan

Ners Station
Kamar perawat
1C
Kamar tindakan
admin
istrasi

Ruan
g

Ruang obat

Ruang Tangga

1B Ruang
monitor CCV Ruang MPP

Ruang
2B
Ruang 1A
L
f
t

Kamar ganti baju


Ruang
perawat
Isolasi

Ruang pertemuan
Ruang
3B Ruang
Ruang SMF
penyak dalam 3A
286
Panel Ruang
Ruang dokter
Pantr

S
k t

o k

o i
p L
c yo

e e

Tangga
l
l n

t n

listrik WCbantal Gudang


h

o
e
s
r

r
i

/
ii. Pembiyaan (Money)
RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin merupakan rumah
sakit umum daerah dengan tipe B pendidikan, pengelolaan dana
ruangan bersumber dari dana BLUD (Bandalan Layanan Umum
Daerah). Proses pengajuan anggaran untuk barang, sarana prasarana,
perbaikan alat kesehatan yang rusak, renovasi ruangan ditunjukkan
kepada direktur rumah sakit dengan mengajukan surat permohonan
anggaran ke KABID keperawatan sehingga KABID keperawatan
mengeluarkan surat untuk pemenuhan dana dan diserahkan ke rumah
tangga.
1. Penerapan Model MAKP
Ruang nilam 2 RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin menerapkan Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) dengan metode TIM. Metode tim di
ruang nilam 2 yaitu terdiri dari kepala ruangan, ketua tim 1
dan ketua tim 2. Tim 1 terdiri dari terdiri dari 2 orang ketua
tim dan 13 orang anggota perawat pelaksana. Tim 2 terdiri

287
dari 1 orang ketua tim dan 17 orang anggota perawat
pelaksana.
2. Timbang terima
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 16 dan 17 Februari
2023, timbang terima yang dilakukan di ruang Nilam 2
dilaksanakan setiap shift dinersu station yang dipimpin oleh
kepala ruangan dan diawali doa bersama. Pelaksanaan
timbang terima dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pagi (08.00),
siang (14.30), dan malam (21.00). Beberapa kelebihan
timbang terima di ruang Nilam 2 adalah timbang terima
langsung dipimpin oleh kepala ruangan. Hasil timbang terima
sudah meliputi SBAR yaitu nama, ruangan pasien, diagnose
medis dan kondisi pasien, masalah keperawatan dan tindak
lanjut yang akan dilakukan. Namum, didapatkan kelemahan
timbang terima di ruang Nilam 2 yaitu timbang terima hanya
dilakukan dinurse station, yang keliling keruangan pasien
hanya katim saja dan intervensi keperawatan tidakdisebutkan
saat timbang terima. Selain itu, saat timbang terima ada
beberapa perawat yang tidak memperhatikan dan sibuk
sendiri seperti berbicara dan main handphone.
3. Ronde keperawatan
Ronde keperawatan merupakan metode untuk untuk
menggali dan membahas secara mendalam masalah
keperawatan yang terjadi pada pasien dengan melibatkan tim
keperawatan, kepala ruangan, ahli gizi dan melibatkan pasien
secara langsung sebagai fokus kegiatan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala ruangan di ruang Nilam 2 bahwa
ronde keperawatan jarang dilakukan karena adanya kesulitan
untuk mengumpulkan tenaga kesehatan lainnya seperti
dokter, gizi dan farmasi dalam satu waktu. Ronde

288
keperawatan dilakukan jika ada mahasiswa yang sedang
praktik stase Manajemen.
4. Sentralisasi Obat
Penanggung jawab pengelolaan obat di ruang Nilam 2
dikelola oleh bagian. Dari hasil observasi di ruang Nilam 2
didapatkan sentralisasi obat yang sudah berjalan dengan baik.
Obat-obatan pasien disimpan dalam lemari khusus yang
sudah dipisahkan sesuai nama, nomer rekam medis, dan
tanggal lahir pasien.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 16
dan 17 Februari 2023 perawat ketika melakukan pengenceran
dan pengaplusan obat dilakukan diruang khusus
pencampuran obat namun ada beberapa perawat yang tidak
mematuhi SOP dengan tidak memakai handscoon saat
mengaplus obat. Dari 10 perawat yang diobservasi ada 4
perawat (40%) yang tidak memakain handscoon.

iii. Mutu/pemasaran (Marketing)


Mutu pelayanan keseluruhan adalah derajad dipenuhi kebutuhan
masyarakat atau perorangan terhadap asuhan keperawatan yang
sesuai dengan standar profesi yang baik dengan pemanfaatan sumber
daya wajar, efisien, efektif, dalam keterbatasan secara aman dan
memuaskan pelanggan sesuai dengan norma dan etika yang baik
(Azrul Azhar salam buku Bustami MS, MQIH, 2011:16)

Dilihat dari data status pasien, pelanggan yang menggunakan jasa


pelayanan kesehatan di RSUD Dr. H. Moch ANSARI Saleh
Banjarmasin Sebagian besar berasal dari daerah kaimantan selatan.
Perawat memberikan pelayanan seoptimal mungkin dengan
memberikan pelayanan secara paripurna, sehingga pelayanan layak
untuk dipromosikan sebagai bahan pemasaran untuk mencari

289
pelanggan, sehingga diperlukan adanya upaya penjaminan mutu
pelayanan keperawatan

1.4 Pemilihan solusi


1.4.1 Prinsip PSBH
a. Inovasi (Ide baru yang kreatif)
Solusi yang kami tawarkan adalah dengan mensosialisasikan
timbang terima sesuai dengan sop, memperbaharui struktur
organisasi, mensosialisasikan serta membuat banner pendelegasian
obat suntik dan pengimplementasiannya, dan melakukan ronde
keperawatan bersama petugas-petugas medis dari berbagai macam
ahli.
b. Proses sederhana dan jelas
Sumber daya yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini dan
untuk menjalankan inovasi yang ditawarkan adalah berupa
mensosialisasikan timbang terima sesuai dengan sop,
memperbaharui struktur organisasi, mensosialisasikan serta
membuat banner pendelegasian obat suntik dan
pengimplementasiannya, dan melakukan ronde keperawatan
bersama petugas-petugas medis dari berbagai macam ahli di
ruangan nilam 2.
c. Optimalnya kepatuhan perawat terhadap SOP persiapan obat
Besar harapan kami dengan proyek inovasi kelompok yang kami
ajukan dapat membuat perubahan di ruang inap Nilam 2 dalam
memberikan asuhan keperawatan yang lebih optimal oleh petugas
kesehatan
d. Optimalnya pelaksanaannya timbang terima
Besar harapan kami dengan proyek inovasi kelompok dengan
mensosialisasikan tentang timbang terima sesuai sop yang kami
telah lakukan bersama dapat membuat perubahan di ruang inap

290
Nilam 2 dalam memberikan penyampaian serta asuhan
keperawatan yang lebih optimal oleh petugas kesehatan
1.4.2 Adakah yang telah menyelesaikan masalah sebelumnya
Sebelumnya dengan kurang optimalnya pelaksanaan timbang terima
dan kurang optimalnya kepatuhan tentang sop persiapan obat namun
setelah di sosialisasikan serta diimplementasikan oleh kelompok
bersama-sama dengan perawat menunjukkan adanya peningkatan
kepatuhan dengan melakukan kegiatan sesuai sop, dengan adanya
kerja sama anatar kelompok dan perawat masalah dapat teratasi.
1.4.3 Solusi yang dipilih sebelumnya
Solusi yang dipilih sebelumnya adalah hanya memberikan edukasi
oleh tenaga kesehatan
1.4.4 Solusi yang diajukan kelompok
4.1.3.1 Nama proyek inovasi
Proyek inovasi Sosialisasi timbang terima dan pendelegasian
obat suntik serta pengimplementasian, Perbaharuan struktur
organisasi dan banner pendelegasian obat suntik, dan
melakukan ronde keperawatan bersama petugas-petugas
medis.
4.1.3.2 Siapa yang membuat proyek
Ners muda stase manajemen ners A Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin
4.1.3.3 Sasaran
Pasien dan petugas kesehatan
4.1.3.4 Dimana tempat pembuatan
Ruang inap Nilam 2 / penyakit dalam
4.1.3.5 Kapan waktu terlaksana
Selama berdinas di ruang inap Nilam 2 RSUD dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin.
4.1.3.6 Berapa lama proyek inovasi
2 minggu

291
4.1.3.7 Apa tujuan yang diinginkan
Memperbaiki manajemen di ruangan inap Nilam dalam
memberikan pelayanan asuhan keperawatan agar lebih
optimal

BAB 2

POA (PLANNING OF ACTION)

KEGIATAN TIMBANG TERIMA DI RUANG NILAM 2

2.1. Latar Belakang

Timbang terima pasien merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang
terima dilakukan oleh kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana.
Timbang terima pasien dirancang sebagai salah satu metode untuk
memberikan informasi yang relevan pada tim perawat setiap pergantian shift
sebagai petunjuk praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini
pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas
pelayanan.

2.2. Tujuan Kegiatan

2.2.1. Tujuan Umum

292
Untuk memberikan informasi yang relevan pada tim perawat setiap
pergantian shift sebagai petunjuk praktik memberikan informasi
mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan
serta menentukan prioritas pelayanan.

2.2.2. Tujuan Khusus

Agar perawat dapat mengetahui kembali SOP timbang terima dan


dapat meningkatkan komunikasi antar perawat dan pasien, menjalin
hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat.

2.3. Langkah-langkah Kegiatan

2.3.1. Persiapan

Proses awal menentukan masalah yang akan diangkat melalui proses


koordinasi dengan presptor klinik selaku kepala ruangan yang
menjabat di ruang Nilam 2 untuk dijadikan masalah dalam planning of
action, setelah disetujui oleh kepala ruangan, mahasiswa memulai
untuk proses sosialisasi timbang terima.

2.3.2. Pelaksanaan

Sosialisasi timbang terima akan dilakukan pada tanggal 24 Februari


2023 oleh mahasiswa manajemen keperawatan yang berdinas di ruang
Nilam 2 RSUD dr. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Mahasasiswa
manajemen akan membagikan printout SOP timbang terima kepada
seluruh perawat di Ruang Nilam 2.

2.3.3. Evaluasi

Setelah dilakukan sosialisasi timbang terima, perawat di ruang Nilam 2


mengetahui dan termotivasi tentang pelaksanaan timbang terima yang
sesuai dengan SOP.

Indikator Keberhasilan Kegiatan Ini ialah :

No Indikator Metode / Frekuensi Pelaksana

293
Prosuder
Evaluasi

1 Meningkatkan Melaksanakan 1 Seluruh


motivasi perawat sosialisasi mahasiswa
untuk melakukan tentang Timbang manajemen
timbang terima Terima di Ruang kelompok
sesuai SOP Nilam 2 10A

Rencana Jadwal Kegiatan

Kegiatan Waktu Penanggung Jawab

1. Persiapan 17 Februari 2023 Seluruh mahasiswa


manajemen kelompok
Koordinasi dengan
10A
kepala ruangan untuk
dijadikan dijadikan
masalah dalam
planning of action,
setelah disetujui oleh
kepala ruangan,
mahasiswa memulai
untuk proses
sosialisasi timbang
terima

2. Pelaksanaan 24 Februari 2023 Muhammad Wafi


Firdaus, S.Kep
Sosialisas

3. Evaluasi 25 Februari – 04 Maret Seluruh mahasiswa


2023 manajemen kelompok
10A

294
2.3.4. Rencana Anggaran

No Alat dan bahan Jumlah Total

1 Print SOP Timbang Terima 15 Rp. 7.500

POA (PLANNING OF ACTION)

KEGIATAN PERSIAPAN OBAT DI RUANG NILAM 2

2.4. Latar Belakang

Pengetahuan perawat terhadap SOP persiapan obat merupakan syarat yang


harus diketahui dan dipatuhi oleh perawat pelaksana.

2.5. Tujuan Kegiatan

2.5.1.Tujuan Umum

- Meniningkatkan mutu pelayanan kepada pasien terutama dalam


pemberian obat
- Mengupayakan ketepatan pemberian obat sesuai dengan pasien,
dosis, waktu dan cara

2.5.2. Tujuan Khusus

3. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang SOP persiapan obat

295
4. Meningkatkan kepatuhan peserta tentang SOP persiapan obat
2.6. Langkah-langkah Kegiatan

2.6.1. Persiapan

Proses awal menentukan masalah yang akan diangkat melalui proses


koordinasi dengan presptor klinik selaku kepala ruangan yang
menjabat di ruang Nilam 2 untuk dijadikan masalah dalam planning of
action, setelah disetujui oleh kepala ruangan, mahasiswa memulai
untuk proses sosialisasi SOP persiapan obat.

2.6.2. Pelaksanaan

Sosialisasi SPO persiapan obat dimulai dari mencari SOP persiapan


obat untuk dijadikan banner dan selanjutnya diserahkan ke ruang
Nilam 2, pelaksanaan SOP persiapan obat dilakukan oleh mahasiswa
manajemen keperawatan yang berdinas di ruang Nilam 2 RSUD dr.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

2.6.3. Evaluasi

Setelah dilakukan sosialisasi SOP persiapan obat, perawat menjadi


mengetahui dan patuh untuk menggunakan APD terhadap persiapan
obat.

Indikator Keberhasilan Kegiatan Ini ialah :

No Indikator Metode / Prosuder Frekuensi Pelaksana


Evaluasi

1 Meningkatkan Melaksanakan 1 Seluruh


mahasiswa
kepatuhan perawat sosialisasi tentang
manajemen
tentng penyiapan SOP persiapan
kelompok
obat sesuai SOP obat dengan 10A

banner dan

296
mempraktikkan

persiapan obat

yang benar

2 Perawat termotivasi Melaksanakan 1 Seluruh


mahasiswa
melakukan sosialisasi tentang
manajemen
penyiapan obat SOP persiapan
kelompok
sesuai SOP obat dengan 10A

banner dan

mempraktikkan

persiapan obat

yang benar

Rencana Jadwal Kegiatan

Kegiatan Waktu Penanggung Jawab

1. Persiapan 17 Februari 2023 Seluruh mahasiswa


manajemen kelompok
Koordinasi dengan
10A
kepala ruangan untuk
dijadikan dijadikan
masalah dalam
planning of action,
setelah disetujui oleh
kepala ruangan,
mahasiswa memulai
untuk proses sosialisasi

297
SOP persiapan obat

2. Pelaksanaan 27 Februari 2023 Muhammad Aldy


Sa’bani, S.Kep
Sosialisasi dan
mempraktikkan

3. Evaluasi 28 Februari 2023 Seluruh mahasiswa


manajemen kelompok
10A

2.6.4. Rencana Anggaran

No Alat dan bahan Jumlah Total

1 Banner 1 Rp. 145.000.00

POA (PLANNING OF ACTION)

KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG NILAM 2

2.7. Latar Belakang

Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk membahas


lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses
belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat
akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan
pengaplikasian konsep teori ke dalam praktik keperawatan. Pelayanan
keperawatan yang perlu dikembangkan untuk mencapai hal tersebut adalah
dengan ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan merupakan sarana
bagi perawat baik perawat primer maupun perawat associate, untuk
membahas masalah yang terjadi pada pasien yang melibatkan pasien dan
seluruh tenaga kesehatan.

2.8. Tujuan Kegiatan

298
2.8.1. Tujuan Umum

Perawat dan tenaga kesehatan lainnya dapat melakukan ronde


keperawatan untuk melakukan rencana perawatan selanjutnya pada
pasien dan meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan

2.8.2. Tujuan Khusus

- Meningkatkan pengetahuan perawat dan tenaga kesehatan lainnya


dalam merencanakan perawatan pasien
- Terwujudnya standarisasi dalam pelaksanaan ronde keperawatan
sehingga kualitas perawatan semakin baik dan tepat.

2.9. Langkah-langkah Kegiatan

2.9.1. Persiapan

a. Menentukan pasien yang akan dijadikan subjek dalam ronde


keperawatan yang dianggap memenuhi kriteria
b. Menyusun proposal kegiatan IPE/Ronde keperawatan
c. Menyiapkan pasien dengan membuat informed consent dan
membuat hasil pengkajian.
2.9.2. Pelaksanaan

Kegiatan ronde keperawatan diawali dengan pembukaan oleh kepala


ruangan (yang diperankan oleh mahasiswa) dengan memperkenalkan
kelompok, menjelaskan identitas dan masalah pasien serta tujuan
dilaksanakan ronde keperawatan. Selanjutnya, dilakukan penjelasan
tentang pasien oleh perawat pelaksana yang difokuskan pada masalah
dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan. Kegiatan
ronde keperawatan dilanjutkan ke kamar pasien untuk dilakukan
validasi data dengan mencocokkan dan menjelaskan kembali data yang
telah disampaikan perawat pelaksana. Selain itu, pada saat validasi ke
kamar pasien perawat melakukan diskusi antar anggota kelompok dan

299
pasien/keluarga tentang masalah yang muncul pada pasien. Kegiatan
berlanjut kembali ke nurse station untuk dilakukan evaluasi dan
rekomendasi intervensi keperawatan. Kegiatan ronde keperawatan
ditutup oleh kepala ruangan. Pelaksanaan ronde keperawatan dilakukan
pada hari Sabtu, 04 maret 2023.

2.9.3. Evaluasi

Setelah dilakukan ronde keperawatan, perawat termotivasi tentang


pelaksanaan ronde keperawatan

Indikator Keberhasilan Kegiatan Ini ialah :

No Indikator Metode / Frekuensi Pelaksana


Prosuder Evaluasi

1 Meningkatkan Melaksanakan 1 Seluruh

motivasi perawat Ronde mahasiswa

tentang pelaksanaan Keperawatan di manajemen

Ronde Keperawatan Ruang Nilam 2 kelompok

10A

Rencana Jadwal Kegiatan

Kegiatan Waktu Penanggung Jawab

1. Persiapan 01 Maret 2023 Seluruh mahasiswa


manajemen kelompok
- Menentukan
10A
pasien yang
dianggap

300
memenuhi kriteria
- Menyusun
proposal kegiatan
ronde
keperawatan
- Menyiapkan
passion dengan
embuat informed
consent dan
membuat hasil
pengkajian
2. Pelaksanaan 04 Maret 2023 Seluruh mahasiswa
manajemen kelompok
- Kegiatan ronde
10A
dibuka oleh
kepala ruangan
diperankan
mahasiswa)
- Menjelaskan
identitas pasien
- Memvalidasi
keruangan pasien
- Melakaukan
diskusi tentang
keadaan pasien
3. Evaluasi 04 Maret 2023 Seluruh mahasiswa
manajemen kelompok
10A

2.9.4. Rencana Anggaran

301
No Konsumsi Jumlah Total

1 Peserta Ronde Keperawatan 10 Orang Rp. 50.000.00

BAB 3

IMPLEMENTASI PROYEK INOVASI

TIMBANG TERIMA

3.1. Persiapan

Proses awal menentukan masalah yang akan diangkat melalui proses


koordinasi dengan presptor klinik selaku kepala ruangan yang menjabat di
ruang Nilam 2 untuk dijadikan masalah dalam planning of action, setelah
disetujui oleh kepala ruangan, mahasiswa memulai untuk proses sosialisasi
timbang terima. Kemudian mahasiswa mencari SOP timbang terima sesuai
dengan SOP yang sudah ditetapkan oleh Rumah Sakit setelah itu mahasiswa
memprint out sebanyak 15 lembar untuk dibagikan kepada perawat yang
berdinas.

3.2. Pelaksanaan

302
Sosialisasi timbang terima dilakukan pada tanggal 24 Februari 2023 oleh
mahasiswa manajemen keperawatan yang berdinas di ruang Nilam 2 RSUD
dr. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Mahasiswa manajemen amembagikan
printout SOP timbang terima kepada seluruh perawat di Ruang Nilam 2 dan
menjelaskan SOP timbang terima yang benar.

3.4. Evaluasi

- Setelah sosialisasi perawat di Ruang Nilam 2 mengetahui tentang


timbang terima yang benar sesuai SOP.
- Setelah sosialisasi perawat di Ruang Nilam 2 termotivasi untuk
melakukan timbang terima yang sesuai dengan SOP.

3.5. Rencana Anggaran

No Alat dan bahan Jumlah Total

1 Print SOP Timbang Terima 15 Rp. 7.500

IMPLEMENTASI PROYEK INOVASI

PERSIAPAN OBAT

3.6. Persiapan

Proses awal menentukan masalah yang akan diangkat melalui proses


koordinasi dengan presptor klinik selaku kepala ruangan yang menjabat di
ruang Nilam 2 untuk dijadikan masalah dalam planning of action, setelah
disetujui oleh kepala ruangan, mahasiswa memulai untuk proses sosialisasi
SOP persiapan obat. Kemudian mahasiswa mencari SOP persiapan obat
sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan Rumah Sakit, SOP tersebut dibuat
dalam bentu banner dan diletakkan di Ruang persiapan Obat Nilam 2

3.7. Pelaksanaan

Sosialisasi SOP persiapan obat dilakukan oleh mahasiswa manajemen pada


tanggal 27 Februari 2023, kemudian mahasiswa mempraktikan persiapan

303
obat sesuai dengan SOP yang sudah dijelaskan yang dilihat langsung oleh
kepala ruangan dan perawat yang sedang berdinas. Banner SOP persiapan
obat diletakkan di ruang persiapan obat.

3.8. Evaluasi

- Setelah dilakukan sosialisasi SOP persiapan obat, perawat menjadi


mengetahui tentang SOP persiapan obat
- Setelah dilakukan sosialisasi SOP persiapan obat perawat menjadi
termotivasi untuk menggunakan APD saat menyaipkan obat
- Setelah dilakukan sosialisasi SOP persiapan obat perawat menjadi
patuh untuk menggunakan APD terhadap persiapan obat.

3.9. Rencana Anggaran

No Alat dan bahan Jumlah Total

1 Banner 1 Rp. 145.000.00

IMPLEMENTASI PROYEK INOVASI

RONDE KEPERAWATAN

3.10. Persiapan

a. Menentukan pasien yang akan dijadikan subjek dalam ronde


keperawatan yang dianggap memenuhi kriteria
b. Menyusun proposal kegiatan IPE/Ronde keperawatan
c. Menyiapkan pasien dengan membuat informed consent dan membuat
hasil pengkajian.
3.11. Pelaksanaan

Kegiatan ronde keperawatan dilaksanakan pada tanggal 04 Maret 2023 dan


diawali dengan pembukaan oleh kepala ruangan (yang diperankan oleh
mahasiswa) dengan memperkenalkan kelompok, menjelaskan identitas dan

304
masalah pasien serta tujuan dilaksanakan ronde keperawatan. Selanjutnya,
dilakukan penjelasan tentang pasien oleh perawat pelaksana yang
difokuskan pada masalah dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan
atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
Kegiatan ronde keperawatan dilanjutkan ke kamar pasien untuk dilakukan
validasi data dengan mencocokkan dan menjelaskan kembali data yang
telah disampaikan perawat pelaksana. Selain itu, pada saat validasi ke
kamar pasien perawat melakukan diskusi antar anggota kelompok dan
pasien/keluarga tentang masalah yang muncul pada pasien. Kegiatan
berlanjut kembali ke ruang pertemuan untuk dilakukan evaluasi dan
rekomendasi intervensi keperawatan serta saran dan masukan dari dokter
residen, gizi, farmasi. Kemudian kegiatan ronde keperawatan ditutup oleh
kepala ruangan

3.12. Evaluasi

Setelah dilakukan ronde keperawatan, perawat menjadi termotivasi untuk


melaksanaan ronde keperawatan

3.13. Rencana Anggaran

No Konsumsi Jumlah Total

1 Peserta Ronde Keperawatan 10 Orang Rp. 50.000.00

305
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.1.1 Masalah yang ditemukan

Pada saat kelompok melakukan pengkajian pada M1 sampai M5


ditemukan beberapa masalah yaitu kurang optimalnya pelaksanaan
timbang terima, kuranag optimalnya kepatuhan perawat terhadap SOP
persiapan obat, dan Tidak adanya ronde keperawatan di ruang Nilam 2.

4.1.2 Nama proyek inovasi

Proyek inovasi yang dibuat oleh kelompok yaitu sosialisasi timbang


terima, sosialisasi SOP persiapan obat dan pelaksanaan ronde
keperawatan

306
4.1.3 Proses proyek inovasi

Proyek inovasi ini dimulai berdasarkan hasil observasi yang dillakukan


selama 3 hari di ruangan Nilam 2. Setelah itu, kelompok merencanakan
untuk mengadakan sosialisasi tentang timbang terima sesuai SOP dan
membuat banner SOP persiapan obat, serta melaksanakan ronde
keperawatan di ruang Nilam 2.

4.1.4 Kendala dan pendukung

Kendala pada pelaksanaan proyek inovasi ini adalah dokter DPJP


belum dapat berhadir dalam proses ronde keperawatan.

4.2 Saran

4.2.1 Saran tindak lanjut untuk ruangan

Saran kelompok terhadap tindak lanjut untuk ruangan yaitu harus


selalu meningkatkan pengetahuan dan motivasi dalam melakukan
segala hal apalagi untuk pelaksanaan timbang terima, persiapan obat
serta juga ronde keperawatan,

4.2.2 Meneruskan kegiatan

Kegiatan ini perlu dilanjutkan karena dapat meningkatkan kualitas


pelayanan di ruang Nilam 2 dan meningkatkan kepuasan bagi pasien,
selain itu juga kegiatan timbang terima, persiapan obat, dan
pelaksanaan ronde keperawatan jika dilakukan sesuai dengan SOP
maka akan berdampak baik bukan hanya untuk perawat tapi juga
untuk pasien.

4.2.3 Melegalkan model atau solusi

Dengan adanya proyek inovasi ini diharapkan dapat dilakukan di ruang


Nilam 2 dan jadi contoh ruangan lainnya

4.2.4 Menerapkan dan menyebarluaskan keberhasilan kegiatan

307
Dengan adanya proyek inovasi ini diharapkan proyek inovasi tersebut
dapat diterapkan secara terus menerus dan memberikan manfaat bagi
perawat maupun pasien

308
M4 (Metodhe)
M5 (Market)
Pelaksanaan timbang
terima sesuai SOP masih Saat timbang terima dilakukan masih ada
ditemukan Langkah-langkah yang sesuai
terkendala dikarenakan SOP (tidak dilakukan timbang terima diruang
alasan waktu pasien, dan tidak menyebutkan diagnose
keperawatan)

Kurang
optimalnya
pelaksanaan
timbang terima

M3 (Money)
M2 (Material) M1 (Man)
Tidak ada masalah
Tidak ada masalah motivasi, dan beban kerja perawat
cukup tinggi

309
POA TIMBANG TERIMA PADA JUMAT, 24 FERBUARI 2023

310
Sosialisasi timbang terima yang dilakukan Mahasiswa Profesi Ners stase
Manajemen Keperawatan pada hari Jum’at, 24 Februari 2023

311
M4 (Metodhe) M5 (Market)
Perawat saat melakukan penyiapan Risiko keselamatan
obat tidak menggunakan handscoon kerja pada perawat

Kurang optimalnya
kepatuhan perawat
terhadap SOP
persiapan obat

M2 (Material)
M3 (Money) M1 (Man)
Tidak ada masalah Terdapat SOP pengenceran
obat tahun 2022 tetapi Ketidakpatuhan perawat terhadap SOP
tidak terlaksana dengan persiapan obat
optimal
POA SOP PERSIAPAN OBAT PADA SENIN, 27 FEBRUARI 2023

Sosialisasi SOP Persiapan Obat yang dilakukan Mahasiswa Profesi Ners stase
Manajemen Keperawatan pada hari Senin, 27 Februari 2023
Implementasi / praktik SOP Persiapan Obat yang dilakukan Mahasiswa Profesi Ners
stase Manajemen Keperawatan pada hari Senin, 27 Februari 2023
M4 (Metodhe)
Sulitnya menentukan waktu untuk M5 (Market)
melaksanakan ronde keperawatan
Risiko terjadinya masalah
pelaynan yang tidak
berkesinambungan

Tidak adanya ronde


keperawatan

M2 (Material)
M3 (Money) M1 (Man)
Tidak ada masalah Adanya SOP ronde Sulitnya mengumpulkan
keperawatan tetapi dokter, perawat, farmasi
belum terlaksana dan gizi karena
dengan optimal memiliki kesibukan
POA RONDE KEPERAWATAN PADA SABTU, 04 MARET 2023

Validasi ke ruangan pasien Bersama Dokter, Apoteker, Gizi, MPP, Kepala Ruangan
Nilam 2, Katim 1 dan 2 di Ruang Nilam 2 pada hari Sabtu, 04 Maret 2023

Melakukan intervensi perawatan luka Bersama Dokter, Apoteker, Gizi, MPP, Kepala
Ruangan Nilam 2, Katim 1 dan 2 di Ruang Nilam 2 pada hari Sabtu, 04 Maret 2023
Diskusi berssama Dokter, Apoteker, Gizi, MPP, Kepala Ruangan Nilam 2, Katim 1 dan
2 di Ruang Nilam 2 pada hari Sabtu, 04 Maret 2023
DOKUMENTASI IMPLEMENTASI ROLE PLAY

TANGGAL 21 FEBRUARI 2023 – 04 MARET 2023

Mahasiswa Profesi Ners Stase Manajemen melakukan timbang terima

Mahasiswa Profesi Ners Stase Manajemen melakukan timbang terima


Mahasiswa Profesi Ners Stase Manajemen melakukan validasi ke ruangan pasien setelah
timbang terima di nurse station
PERBANDINGAN MASALAH SEBELUM DAN SESUDAH

TIMBANG TERIMA

Sesudah sosialisasi timbang terima perawat melakukan validasi keruangan pasien yang
sebelumnya timbang terima hanya dilakukan di nurse station dan divalidasi hanya oleh katim

PERSIAPAN OBAT
Sesudah sosialisasi SOP persiapan obat perawat termotivasi untuk memakai APD saat
menyiapkan obat

Anda mungkin juga menyukai