Anda di halaman 1dari 1

Sejak saya berusia 3 tahun, ibu saya telah memasukkan saya ke TPA (Taman Pendidikan

Alquran). Disana saya banyak diajarkan tentang agama islam dengan metode ajar teori
maupun praktek. Salah satu yang materi diajarkan adalah tentang rukun islam. Rukun islam
yang seperti kita ketahui ada 5, yaitu syahadat, solat, puasa, zakat, dan pergi haji. Guru saya
menghimbau untuk rukun islam itu sendiri selain dihafalkan juga diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu ibu saya juga ikut membimbing saya untuk mengamalkan
dan mempraktekan rukun islam tersebut dirumah.

Sebelum saya dimasukkan ke TPA, saya memang sudah sering mengikuti gerakan-gerakan
solat saat ibu saya sedang melaksanakan solat, terutama pada saat solat magrib. Lama
kelamaan hal itu menjadi kebiasaan hingga sampai akhirnya karena melihat saya yang mulai
ingin tahu tentang solat, ibu saya membelikan saya mukena kecil dengan motif bunga-bunga.
Sejak saat itu saya makin ingin diajarkan tentang gerakan solat dan bacaannya oleh ibu saya.
Awalnya saya solat masih tidak penuh lima waktu, tapi sejak saya kelas 3 SD saya mencoba
melaksakannya penuh lima waktu. Dan alhamdulillah itu masih saya terapkan sampai
sekarang.

Puasa pertama saya dimulai saat saya kelas 1 SD dan itu saya hanya melaksanakannya
setengah hari. Pada saat sahur pertama saya sangat bersemangat sekali karena ingin cepat-
cepat merasakan puasa pertama saya. Saat menjelang siang saya merasa kehausan sampai-
sampai saya merengek meminta dibuatkan susu kepada ibu saya. Tapi ibu saya memaksa saya
untuk menahan rasa haus saya sebentar karena sebentar lagi waktu azan zuhur. Saat azan
zuhur tiba saya langsung cepat-cepat membatalkan puasa saya dengan makan dan minum
yang banyak. Sampai keesokan harinya saya malas untuk ikut puasa lagi, tapi ayah saya
menjanjikan jika saya mau ikut puasa selama sebulan penuh, saya akan diberikan THR yang
banyak pada hari lebarannya. Tetapi walaupun saya selama menjalani puasa pertama saya
tidak sebulan penuh, sewaktu hari raya saya tetap mendapatkan THR dari ayah saya,
walaupun tidak sebanyak seperti yang dijanjikan.

Tahun kedua sampai kurang lebih sampai tahun kelima saya menjalankan puasa saya dengan
lancar dan penuh satu bulan. Sampai akhirnya pada tahun keenam saya sudah mulai baligh,
pada saat itu saya masih kelas 6 SD. Sejak mulai baligh sampai sekarang saya sudah tidak
pernah lagi melaksanakan puasa penuh satu bulan.

Anda mungkin juga menyukai