Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN MANAJEMEN

OLEH KELOMPOK 3:

MELANIA ARLIANA MEO

REINILDIS MALA

SAVERINUS ARMAN

YOSEP KOPERTINO SESO

WALDETRUDIS WAHYUNI

LEOCANDRA A.G.SNA

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan laporan pratikum manajemen ini.tujuan penulisan laporan
pratikum ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas pratikum manajemen keperawatan.laporan
pratikum ini membahas mengenai pre conference,overan, post conference dan mengenai peran
dari kepala ruangan,perawat primer serta perawat pelaksana dalam manajemen keperawatan.

Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen mata kuliah Manajemen Keperawatan


2. CI lahan ruangan Melati
3. Perawat ruangan melati
4. Anggota kelompok 3
5. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu
Demikianlah harapan kami,semoga laporan pratikum ini dapat bermanfaat bagi kami dan
juga pembaca tentunya.Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat
kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan.Oleh karena itu,kami sangat
membutuhkan adanya saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan laporan
selanjutnya,kami sangat menghargainya.
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI INSTALASI RAWAT INAP RUANGAN MELATI RSUD BEN MBOI RUTENG
Untuk memenuhi salah satu tugas praktik PKK 3
Stase Manajemen Keperawatan

Disusun Oleh
Melania Arliana Meo
Reinildis Mala
Saverinus Arman
Yosep Kopertino Seso
Waldetrudis wahyuni
Leocandra A.G.Sna

Disahkan pada tanggal


Oleh :

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( ) (
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan


kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya yang
dikeluarkan , dimana sebagian besar dana kesehatanterserap dalam sektor pengelolaan r
umah sakit baik di Negara maju maupundi Negara berkembang. Pelayanan medik dan
perawatan merupakan subsistem dari sistem pelayanan yang ada di rumah sakit. Bentuk
pelayanan yangdiberikan disesuaikan dengan keadaan pasien, sehingga lebih bersifat
individual.Rumah sakit merupakan sarana kesehatan dan salah satu bentuk organisasi
pelayanan kesehatan, khusunya terkait dengan upaya kesehatan rujukan. Tujuan program
kesehatan, rujukan antara lain adalah peningkatan mutu, cakupan dan efisiensi rumah
sakit, melalui penerapan dan penyempurnaan standar pelayanan tenaga, standar peralatan,
profesi dan manajemen rumah sakit (Aditama, 2013)
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirumah sakit
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu
pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritasutama dalam pengembangan ke masa
depan. Perawatharus maumengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai
tuntutanmasyarakat, dan menjadi tenaga perawat yang professional. Pengembangandalam
berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling
mempengaruhi dan saling berkepentingan oleh karena ituinovasi dalam pendidikan
keperawatan, praktek keperawatan, ilmukeperawatan dan kehidupan keprofesian
merupakan fokus utama keperawatan'ndonesia dalam proses profesionalitas. Proses
profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai
dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan
dirinya dalamsistem pelayanan kesehatan. &leh karena alasan-alasan di atas maka
pelayanankeperawatan harus dikelola secara professional, karena itu perlu adanya
Manajemen Keperawatan.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemenkeperawatan adalah proses
bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan se(ara
professional. Proses manajemenkeperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai
suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga
diharapkankeduanya saling menopang.Sebagaimana yang terjadi di dalam
proseskeperawatan, di dalam manajemen keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan
data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil.Karena
manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritastenaga seorang
pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemenlebih rumit jika dibandingkan
dengan proses keperawatan.Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam
tatanan pelayanan nyata diRumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana
konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.

Praktik keperawatan profesional yang diterapkan di rumah sakit diharapkan dapat


memperbaiki asuhan keperawatan yang diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan
pelayanan yang bersifat interaksi antar individu. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan
ciri-ciri dari pelayanan keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi, bertanggung
jawab dan bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode ilmiah, berdasarkan
standar praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek legal.
MPKP merupakan suatu praktek keperawatan yang sesuai dengan kaidah ilmu
menejemen modern dimana kaidah yang dianut dalam pengelolaan pelayanan
keperawatan di ruang MPKP adalah pendekatan yang dimulai dengan perencanaan.
MPKP yang digunakan di rumah sakit umum terdiri dari beberapa komponen yaitu
1. Nilai-nilai profesional. (profesional values)
Nilai-nilai profesional menjadi komponen utama pada praktik keperawatan
profesional. Nilai-nilai profesional ini merupakan inti darimMPKP. Nilai-nilai
seperti penghargaan atas otonomi klien, menghargai klien dan melakukan yang
terbaik untuk klien harus tetap ditingkatkan dalam suatu proses keperawatan.
2. Pendekatan manajemen (manajemen approach)
Seorang perawat dalam melakukan asuhan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia harus melakukan pendekatan penyelesaian masalah,
sehingga dapat di identifikasi masalah klien, dan nantinya dapat diterapkan terapi
keperawatan yang tepat untuk masalah klien.
3. Hubungan profesional (profesional relationship)
Asuhan kesehatan yang diberikan pada klien melibatkan beberapa anggota tim
kesehatan yang mana fokus pemberian asuhan kesehatan adalah klien. Karena
banyaknya anggota tim kesehatan yang terlibat, maka perlu adanya kesepakatan
mengenai kolaborasi dalam pemberian asuhan kesehatan tersebut.
4. Sistem pemberi asuhan keperawatan ( care deliver system)
Dalam perkembangan perawatan menuju layanan yang profesional, digunakan
beberapa metode pemberian asuhan keperawatan, misalnya metode kasus,
fungsional,tim, dan keperawatn primer, serta manajemen kasus, dalam praktik
keperawatn profesional, metode yang paling memungkinkan pemberian asuhan
keperawatan profesional adalah metode yang menggunakan the breath of
keperawatan primer
5. Kompensasi dan penghargaan (compensation and reward)
Pada suatu profesi , sorang profesional mempunyai hak atas kompensasi dan
pengahargaan. Kompensasi yang didapat merupakan imbalan dari kewajiban
profesi yang terlebih dahulu harus terpenuhi. Kompensasi dan penghargaan yang
diberikan pada MPKP dapat disepakati setiap institusi dengan mengacu pada
kesepakatan bahwa layanan keperawatan adalah pelayanan profesional.
Pelayanan keperawatan yang diberikan di ruang MPKP memiliki pedoman dan dasar
yang dapat dipertanggung jawabkan bukan atas dasar kehendak perawat sendiri dimana
pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan masalah pasien sehingga asuhan
keperawatan yang diberikan dapat efektif dan efisien sesuai sasaran masalah yang terjadi
pada pasien. Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien yaitu meliputi pelayanan
bio-psiko-sosial-spiritual jadi meliputi segala aspek kehidupan dari pasien tersebut baik
dari kesehatan fisik/jasmaninya, pikirannya, interaksi sosialnya maupun keagamaannya.

A. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen, mahasiswa
mampu :
Melakukan kegiatan manajemen keperawatan diruangan dalam bentuk :
1. Mampu membuat fungsi perencanaan model praktek keperawatan professional di
ruangan antara lain:
a. Mampu membentuk rumusan filosofi, visi dan misi ruangan
b. Mampu membuat kebijakan kerja diruangan
c. Mampu menyiapkan perangkat kegiatan model praktek keperawatan professional
diruangan
d. Mampu mengembangkan sistem informasi manajeman keperawatan dirungan
dalam menerapkan model praktek keperawatan professional
2. Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruangan model praktek
keperawatan professional antara lain :
a. Membuat struktur organisasi di ruang model praktek keperawatan professional
b. Membuat daftar dinas ruangan berdasarkan Tim di ruang model praktek
keperawatan professional
c. Membuat daftar pasien berdasarkan Tim di ruang model praktek keperawatan
professional
3. Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruangan model praktek
keperawatan professional antara lain :
a. Mampu menerapkan pemberian motivasi
b. Mampu membentuk manajemen konflik
c. Mampu melakukan supervisi
d. Mampu melakukan pendelegasian dengan baik
e. Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain :
1) Operan
2) Pre konference
3) Post conference
4) Ronde keperawatan
5) Supervisi Keperawatan
6) Discharge planning
7) Dokumentasi Keperawatan.
4. Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di ruangan model
praktek keperawatan professional antara lain :
a. Mampu memperhitungkan (BOR: bed occupancy rate) yaitu pemakaian tempat
tidur pada satu satuan waktu tertentu.
b. Mampu menghitung (ALOS: average length of stay) yaitu rata-rata lama rawat
seorang pasien.
c. Mampu menghitung (TOI: turn over interval) yaitu rata-rata hari tempat tidur
tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya
d. Mampu menghitung Kejadian infeksi nosokomial
e. Mampu menghitung Kejadian cedera
f. Mampu menganalisis kepuasan pasien dan keluarga
BAB 11
TINJAUAN LAHAN
A. Gambaran Umum Rumah Sakit
1. Sejarah singkat Rumah Sakit Dr.Ben Mboi Ruteng
Tahun 1918 sampai dengan 1998 RSUD Ruteng berstastus RSUD type D, dan
sejak 20 mei 1998 secara fungsional berdasrkan surat keputusan mentri kesehatan RI no
471/MENKES/1998 RSUD Ruteng menjadi RS kelas C dan seara struktural melaluli
peraturan daerah kabupaten manggarai no 2 tahun 1999 yang telah disahkan oleh
gubernur NTT No 63/HK/1999 tanggal 22 november tahun 1999 dan berdasarkan PP 41
tahun 2007 yang pelaksanaannya diatur lebih lamjud dalam peraturan daerah kabupaten
manggarai no 5 tahun 2008 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja lembaga
teknis daerah, dan RSUD ruteng kabupaten manggarai mengalami perubahan melalui
peraturan bupati kabupaten manggarai no 16 tahun 2014 tentang perubahan ketiga atas
peraturan daerah no 5 tahun 2008 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja
lembaga teknis daerah kabupaten manggarai lembaran daerah kabupaten manggarai no 5
seri D no 4, dan penetapan tersebut mengacu pada kondisi rumah sakt yang sudah
menerapakan PPK-BLUD sebagaimana yang sudah ditetapkan penerapannya melalui
keputusan bupati manggarai no HK/339/2013 tentang penetapan penerapan pola
pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah pada rumah sakit umum daerah.
BLUD RSUD dalam operasional penyelenggarannya telah diberikan izin
penyelenggaraan rumah sakit yang dikeluarkan oleh bupati manggarai dengan surat izin
penyelenggaraan No 1440/441.1/DK/IX/2014. Pada tanggal 4 september 2014 RSUD
ruteng dalam penyelenggaraanya pada tahun 2015 berganti nama menjadi BLUD RSUD
Dr. Ben Mboi Ruteng. Sebagai rumah sakit kelas C, RSUD Dr. Ben Mboi Ruteng
memberikan 4 jenis pelayanan jenis spsesialis dasaryaitu penyakit dalam, bedah, anak,
kebidanan dan kandungan. Dan satu pelayanan penunjang yaitu patologi klinik seajak
november 2009. Jenis produk pelayanan yang diberikan yaitu rawat darurat, rawat jalan
dengan 10 klinik, rawat inap dengan 111 tempat tidur sejak tahun 2008 dan telah
menjadi 128 tempat tidur pada november 2009, dan sejak tahun 2010 meningkat menjadi
137 tempat tidur termasuk ruang rawat intensif kamar operasi dan didukung dengan
pelayanan laboratorium, radiologi, fisioterapi, farmasi, gizi, ambulance dan kamar
jenazah.
BLUD RSUD Dr. Ben Mboi Ruteng merupakan RS rujukan untuk kabupaten
manggarai, manggarai timur, manggarai barat serta wilayah flores bagian barat sampai
dengan saat ini BLUD RSUD Ruteng mampu memberikan pelayanan sebagai berikut :
 Pelayanan rawat jalan yang terdiri dari poliklinik spesialis penyakit dalam, anak,
bedah, kebidanan/kandungan dan pelayanan fisitasi dokter spesialis jantung, kulit,
kelamin dan saraf, klinik umum, klinik gigi, klinik mata, klinik gizi, klinik bayi
sehat.
 Pelayanan rawat inap berkapasitas 137 tempat tidur yang terdiri dari:
 Satuan medik fungsional anak 21 tempat tidur.
 Satuan medik fungsional penyakit dalam 30 tempat tidur
 Satuan medik fungsional bedah 25 tempat tidur
 Satuan medik fungsional kebidanan dan penyakit kandungan 23 tempat tidur
 VIP A 5 tempat tidur dan VIP B 10 tempat tidur
 Pelayanan perinatologi terdiri dari 11 tempat tidur bergabung di SMF kebidanan
dan kandungan
 Kelas 1 8 tempat tidur
 Pelayan rawat intensif terdiri dari ICU 4 tempat tidur,
 NICU 9 inkubator dan 2 boks bayi.
 Pelayanan instalasi gawat darurat dengan kapasitas bed 11 buah dengan waktu
pelayanan 24 jam.
Pelayanan penunjang medik terdiri dari, pelayanan ambulance dan gizi, pelayanan
on call oksigen dan farmasi radiologi, pelayanan jaga shift kamar operasi,
laboratorium klinik, UTD, pemulasaran jenazah
2. Falsafah,Motto,Visi,Misi dan Tujuan
Berdasarkan surat edaran No.SE/13/V/1999,Rumah Sakit Dr.Ben Mboi Ruteng
mempunyai falsafah,motto,visi,misi dan tujuan sebagai berikut:
a. Falsafah :-
b. Motto : melayani dengan hati
c. Visi
RSUD dr.BEN MBOI yang Maju,Adil dan Berdaya Saing

d. Misi
 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
 Menyediakan sarana dan prasarana yang berkualitas
 Menyediakan pelayanan yang mengedepankan keselamatan pasien.
3. Jenis-jenis pelayanan kesehatan
 VIP
 ICU
 HCU
 NICU
 ISOLASI
 PERINATOLOGI
 VK

B. Pengumpulan Data
1.Data Khusus Ruangan Praktik
A. Fungsi Perencanaan
1) visi ruangan
 wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan,ruangan melati
memiliki misi yaitu”menjadi unit pelayanan ruang rawat penyakit
dalam yang terbaik dalam pelayanan dan pendidikan berstandar nasional”
 Observasi:
menurut pengamatan kami visi belum dipajangkan diruangan
 Masalah :
tidak ada masalah yang ditemukan.
2) Misi ruangan
 Melaksanakan managemen bangsal yang efektif dan efisien melalui asuhan
keperawatan yang profesional.
 Memberikan pelayanan yang bermutu dan berorientasi pada kepuasan pasien
penyakit dalam.
 Meningkatkan kualitas SDM petugas ruangan penyakit dalam melalui
peningkatan ilmu pengetahuan dan ketrampilan
 Observasi:
menurut pengamatan kami visi belum dipajangkan diruangan
 Masalah :
tidak ada masalah yang ditemukan.
.
3) Filosofi ruangan
 Wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan,ruangan melati memiliki filosofi
ruangan tetapi belum di publikasikan di ruangan.
 Observasi:
menurut pengamatan kami visi belum dipajangkan diruangan
 Masalah :
tidak ada masalah yang ditemukan.
Motto ruangan:sejalan dengan motto rumah sakit yaitu MELATI PUTIH
MELATI:MELAYANI DARI HATI
P : Profesional
U : Unggul
T : Tanggung jawab
I : Inofatif
H : Humanis
4) Tujuan Ruangan
Tujuan organisasi ruangan penyakit dalam melati:
 Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan dengan memperhatikan
kebutuhan biopsikososial dan spiitual
 Memberikan penyuluhan kesehatan dalam upaya mempersiapkan fisik dan
mental pasien dalam perawatan lanjut dirumah
 Mencegah infeksi nosokomial
 Memberikan motifasi pada pasien atau keluarga untuk melaksanakan kegiatan
rehabilitasi dini untuk mempercepat proses penyembuhan
 Menciptakan iklim kerja yang kondusif untuk menunjang proses kegiatan
belajar dan mengajar dalam pendidikan atau pengembangan keperawatan
khususnya bagi mahasiswa keperawatan yang menggunakan eumah sakit
sebagai bahan praktik klinik keperawatan.
 Observasi:
menurut pengamatan kami visi belum dipajangkan diruangan
 Masalah :
tidak ada masalah yang ditemukan.
5) Standar Operasional Prosedur
 Wawancara:
menurut wawancara dengan kepala ruangan,ruangan melati sudah memiliki
standar operasional prosedur
 Observasi:
menurut pengamatan kami semua tindakan yang dilakukan didalam ruang rawat
inap Melati sudah dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang
berlaku
 Masalah:
tidak ada masalah yang ditemukan
6) Standar asuhan keperawatan
 Wawancara:
Menurut wawancara dengan kepala ruangan,ruangan melati memiliki standar
asuhan keperawatan yaitu : SDKI.SLKI dan SIKI
 Observasi :
menurut pengamatan kami, para perawat diruangan sudah melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang sudah ditetapkan
 Masalah :
tidak ada masalah yang ditemukan
7) Rencana harian
 Wawancara:
Menurut wawancara dengan kepala ruangan,setiap perawat tidak selalu
menyusun rencana harian
 Observasi:
menurut pengamatan kami,para perawat diruangan Melati tampak memiliki
buku catatan harian
B. Fungsi Pengorganisasian
1) Struktur organisasi
 Wawancara:
Menurut wawancara dengan kepala ruangan belum ada struktur organisasi
karena struktur organisasi disiapkan oleh RS
 Observasi:
menurut pengamatan kami struktur organisasi belum ditempel diruangan
 Masalah:
tidak ada masalah
2) Uraian tugas
 Wawancara :
Menurut hasil wawancara kepala ruangan mengatakan setiap staf sudah
mempunyai uraian tugas masing-masing
 Observasi :
Saat berdinas,perawat menjalankan tugas sesuai dengan pembagiannya masing-
masing.misalnya dalam satu tim,katim akan membagi tiap PA untuk
bertanggung jawab memberikan perawatan dilantai 2 dan 3 ruangan melati
 Masalah :
Tidak ditemukan masalah
3) Pengaturan Daftar klasifikasi Pasien
 Wawancara:
menurut hasil wawancara kepala ruangan mengatakan sudah ada pengaturan
daftar klasifikasi pasien
 Observasi:
menurut pengamatan kami ada pengaturan daftar klasifikasi pasien yang disusun
dalam sebuah buku khusus
 Masalah:
tidak ditemukan masalah
4) Pengorganisasian Perawatan Klien
 Wawancara:
menurut hasil wawancara sudah ada pengorganisasian perawatan klien
 Observasi:
menurut pengamatan kami sudah ada pengorganisasian perawatan klien dengan
menempatkan klien ditempat tempat yang sudah tetapkan dengan pembagian
perawat yang bertanggung jawab untuk setiap pasien tersebut
 Masalah:
tidak ditemukan masalah

C. Fungsi Ketenagaan
1) Daftar klasifikasi tingkat ketergantungan pasien
 Wawancara:
Menurut wawancara dengan kepala ruangan diruangan ada daftar klasifikasi
tingkat ketergantungan pasien
 Observasi:
menurut pengamatan kami sudah ada daftar klasifikasi tingkat ketergantungan
pasien yaitu dengan menggunakan kartu NEWS
 Masalah:
tidak ada masalah
2) Metode perhitungan tenaga perawat
 Wawancara:
Menurut wawancara dengan kepala ruangan metode perhitungan tenaga perawat
yang digunakan dalam ruangan adalah : Gillies dan Lokakariya PPNI
3) Metode perhitungan beban kerja perawat
 Wawancara:
Menurut wawancara dengan kepala ruangan metode yang digunakan untuk
menilai beban kerja perawat adalah WISN
D. Fungsi Pengarahan
1) Operan
 Wawancara:
Menurut wawancara dengan kepala ruangan operan dilakukan secara rutin dan
berkala bentuknya SBAR,yang melakukan supervisi yaitu komite keperawatan
bagian mutu dan bidang keperawatan,kegiatan yang disupervisi adalah metode
hand over.
 Observasi :
hasil pengamatan saat pergantian dinas selalu ada operan dari setiap pergantian
shift.
 Masalah:
tidak ada masalah
2) Pre dan post conferen
 Wawancara:
Menurut wawancara dengan kepala ruangan pre dan post conferen dilakukan
secara rutin dan berkala bentuknya dipimpin oleh karu dan masing-masing pp
melaporkan pasien kelolaannya,kegiatan yang disupervisi yaitu metode pre dan
postconverence dan pelaksanaannya
 Observasi :
hasil pengamatan kami pre dan post conference sudah di terapkan
 Masalah:
tidak ada masalah
3) Motivasi kepada perawat
 Wawancara:
Kepala ruangan mengatakan lebih sering meemberikan motivasi pada perawat
secara lisan
 Observasi:
Menurut pengamatan kami komunikasi antar perawat terjalin dengan baik dan
kooperatif
 Masalah:
Tidak ada masalah
4) Pendelegasian
 Wawancara:
Kepala ruangan mengatakan pendelegasian tugas dilakukan secara lisan
 Observasi:
Belum ada format pendelegasian
 Masalah:
Tidak ada masalah
5) Manajemen konflik
 Wawancara:
Menurut wawancara dengan kepala ruangan jika terjadi konflik metode
penanganan konflik menggunakan metode mediasi.
 Observasi:-
 Masalah:
tidak ada masalah
6) Supervisi
 Wawancara:
Menurut wawancara dengan kepala ruangan supervisi dilakukan secara rutin dan
berkala oleh kepala ruangan dan perawat primer,penjenjangan supervisi yaitu dari
kepala ruangan ke perawat primer atau perawat primer ke perawat
pelaksana.kegiatan yang disupervisi meliputi uraian tugas masing-masing petugas
 Observasi:
menurut pengamatan kami supervisi sudah dilakukan secara rutin dan berkala
oleh kepala ruangan
 Masalah:
tidak ada masalah
E. Fungsi Pengendalian
1) Indikator Mutu (BOR.ALOS dan TOI)
 BOR
Rumus: Jumlah hari perawatan di RS x 100%
Jumlah tempat tidur X jumlah hari dalam satu periode
= 159 x 100%
32 x 6
= 82,81 %

 ALOS
Rumus: Jumlah lama dirawat
Jumlah pasien keluar(hidup+mati)
= 82/3
= 27,3 hari

 TOI
Rumus: (Jumlah tempat tidur x periode) - hari perawatan
Jumlah pasien yang keluar (hidup+mati)
= (32 x 6) – 159
3
= 11 hari
2) Survey Kepuasan
 Wawancara:
menurut wawancara kepala ruangan mengatakan diruangan Melati sudah ada survey
kepuasan klien
 Observasi:
berdasrkan pengamatan ada format survey kepuasan klien
 Masalah:
tidak ada masalah

C.Analisa Masalah

NO Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor
1. Visi,misi dan filosofi belum terpajang 2 1 2 2 5 40
dalam ruangan
2. Pelaksanaan pembuatan catatan harian 4 3 2 2 2 96
belum dilaksanakan
3. Belum ada format penyusunan rencana 2 3 2 1 3 36
harian
4. Belum ada struktur organisasi ruangan 2 1 2 3 4 48
5 Sebagian perawat belum menerapkan 4 5 1 4 2 160
caring secara optimal

D.Identifikasi masalah
1. Belum ada catatan harian untuk setiap perawat
2. Struktur organisasi ruangan belum ada
3. Visi misi ruangan belum terpajangdalam ruangan

E.Prioritas Masalah
Berdasarkan tabel diatas maka dibuat prioritas masalah sebagai berikut:
1. Sebagian perawat belum menerapkan caring secara optimal
2. Pelaksanaan pembuatan catatan harian belum dilaksanakan
3. Belum ada struktur organisasi ruangan
4. Visi,misi dan filosofi belum terpajang dalam ruangan
F. Rekomendasi

Berdasarkan masalah yang diangkat rekomendasi untuk masalah tersebut yaitu semoga
setiap perawat kedepannya lebih menerapkan caring dengan baik
BAB III

PENUTUP

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai