Anda di halaman 1dari 20

DASAR MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Manajemen Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu : Ulin Nihayah, S.Sos.I, M.Pd.I

Disusun oleh :
Lailatul Abibah (2201016004)
Muhamad Riyadi (2201016032)
Ismail Fadli (2201016153)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2024

i
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 3
A. Definisi Manajemen Bimbingan Konseling...................................................................................... 3
B. Internalisasi Nilai Islam Dalam Manajemen Bimbingan Konseling ............................................. 7
C. Perlunya Manajemen Dalam Proses Bimbingan Konseling ......................................................... 8
D. Perbedaan Organisasi, Administrasi dan Manajemen Bimbingan Konseling.............................. 9
E. Prinsip-Prinsip Manajemen Bimbingan Konseling .................................................................... 11
BAB III .................................................................................................................................................... 16
PENUTUP ............................................................................................................................................... 16
KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen bimbingan konseling melibatkan pemahaman akan pentingnya
aktivitas bimbingan dan konseling dalam membantu individu untuk mencapai tujuan
mereka dalam kehidupan pribadi, karir, dan pendidikan. Manajemen bimbingan
konseling melibatkan pengelolaan sumber daya, perencanaan, dan koordinasi program-
program bimbingan dan konseling di berbagai konteks, seperti sekolah, perguruan
tinggi, tempat kerja, serta lembaga kesehatan mental.
Manajemen bimbingan konseling juga melibatkan pemahaman akan peran
teknologi dalam menyediakan akses dan layanan bimbingan dan konseling yang lebih
luas. Dengan adanya platform online dan teknologi telekomunikasi, manajemen
bimbingan konseling juga harus mampu mengelola sumber daya dan proses layanan
yang terkait dengan teknologi ini. Dengan pemahaman yang kuat terhadap latar
belakang manajemen bimbingan konseling ini, manajer bimbingan konseling bisa
mengelola program-program bimbingan dan konseling dengan baik, memastikan
kualitas layanan, dan mendukung pengembangan individu dan komunitas yang
dilayani.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Definisi Manajemen Bimbingan Konseling?
2. Menjelaskan Internalisasi Nilai Islam Dalam Manajemen Bimbingan Konseling?
3. Menjelaskan Perlunya Manajemen Dalam Proses Bimbingan Konseling?
4. Menjelaskan Perbedaan Organisasi, Administrasi dan Manajemen Bimbingan
Konseling?
5. Menjelaskan Apa saja Prinsip-Prinsip Manajemen Bimbingan Konseling?
6. Menjelaskan Implementasi Nilai Manajemen Dalam Bimbingan Konseling?
C. Tujuan
1. Memahami dan Menjelaskan Mengenai Definisi Manajemen Bimbingan
Konseling
2. Memahami dan Menjelaskan Mengenai Internalisasi Nilai Islam Dalam
Manajemen Bimbingan Konseling
3. Memahami dan Menjelasakan Perlunya Manajemen Dalam Proses Bimbingan
Konseling

1
4. Memahami dan Menjelaskan Perbedaan Organisasi, Administrasi dan Manajemen
Bimbingan Konseling
5. Memahami dan Menjelaskan Apa saja Prinsip-Prinsip Manajemen Bimbingan
Konseling
6. Memahami dan Menjelaskan Bagaimana Implementasi Nilai Manajemen Dalam
Bimbingan Konseling

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Manajemen Bimbingan Konseling


Kata 'manajemen' berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata 'manus' yang berarti
tangan, dan agere' yang berarti melakukan. Kata-kata ini digabung menjadi kata kerja
'managere' yang artinya menangani Manager diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam
bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang
yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya Husaini Usman (2009: 4) diterjemahkan
manajemen ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan. Murniati
(2008:22) berpendapat bahwa: "manajemen pada hakekatnya berfungsi untuk melakukan
semua kegiatan dalam rangka mencapai tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum
yang telah ditentukan pada tingkat administrasi.

Manajemen sering juga diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi, hal ini
sebagaimana dikemukakan oleh Moch Uzer Usman (2010: 18) sebagai berikut yaitu :

“Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh
Luther Gullick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang
secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerjasama.
Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara
mengatur orang lain dalam menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi karena
manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para
profesional dituntut oleh suatu kode etik.”

Berdasarkan kutipan di atas, jelas bahwa manajemen juga merupakan sebagai ilmu,
karena mengatur tentang tata cara bagaimana orang mengelola sesuatu untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen dipandang juga sebagai profesi karena mampu
mengkondisikan seseorang untuk mencapai prestasi tertentu dengan ilmu manajemen yang
dimilikinya. 1

Manajemen secara etimologi berasal dari kata bahasa inggris yaitu kata kerja to
manage yang berarti mengatur,' sinonimnya antara lain to hand (mengurus), to control
(memeriksa), to guide (memimpin). Dengan demikian secara bahasa manajemen berarti

1
Masbur dan Nuzliah, Manajemen Bimbingan dan Konseling, (Aceh : Searfiqh), Cet. 1, 2017, hlm. 3-4.

3
pengurusan, pengendalian, dan pemimpin. Manajemen adalah suatu perangkat kegiatan
yang saling berkaitan (link), terpadu (integrated) dan berurutan (sequencing) satu sama lain
untuk mensinergikan sumberdaya manusia sumberdaya alam dan teknologi sesuai dengan
tujuan-tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.2

Pengertian manajemen secara terminologi, menurut Daft:

"management is the attainmentof organizational goal in an effective and efficient manner


throught planning, organizing, leading, and controlling organizational resources"'
Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan suatu cara yang efisien dan efektif
melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumber daya
organisasi.

Menurut Herujito, manajemen memiliki tiga arti. Pertama, sebagai pengelolaan,


pengendalian atau penanganan. Kedua, perlakuan secara terampil untuk menangani sesuatu
berupa skillful treatment. Ketiga, gabungan dari dua pengertian tersebut, yaitu yang
berhubungan dengan pengelolaan suatu perusahaan rumah tangga atau suatu bentuk kerja
sama dalam mencapai tujuan tertentu.3

Tilaar mengatakan bahwa manajemen pada hakikatnya berkenaan dengan cara-cara


pengelolaan suatu lembaga agar supaya lembaga tersebut efisien dan efektif. Suatu lembaga
dikatakan efisien apabila investasi yang itanamkan di dalam lembaga tersebut sesuai dan
memberikan profit sebagaimana yang diharapkan. Selanjutnya, suatu institusi akan efektif
apabila pengelolaannya menggunakan prinsip-prinsip yang tepat dan benar sehingga
berbagai kegiatan di dalam lembaga tersebut dapat mencapai tujuan sebagaimana yang
telah direncanakan. Atau bisa dikatakan bahwa manajemen adalah proses penggunaan
sumber daya secara efektif uantuk mencapai tujuan. Dalam hal ini berarti kesuksesan
belajar dan khususnya pada_aspek layanan bimbingan dan konseling, bahkan manajemen
memiliki peran yang sangat strategis dalam sebuah lembaga karena manajemen merupakan
variabel terpenting untuk membedakan apakah sekolah tersebut berhasil atau tidak.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1. manajemen merupakan usaha atau tindakan ke arah pencapaian tujuan,


2. manajemen merupakan sistem kerja sama

Syukur, Fatah. "Manajemen pendidikan berbasis pada madrasah." Semarang: PT Pustaka Rizki Putra (2011).
2

Yayat M. Herujito, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : PT. Grasindo), 2004, hlm. 1


3

4
3. manajemen melibatkan secara optimal kontribusi orang-orang, dana fisik, dan sumber-
sumber lainnya.4

Manajemen dalam konteks pelayanan bimbingan dan konseling (BK) dapat berarti
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan aktifitas-aktifitas
pelayanan bimbingan dan konseling, serta penggunaan sumber daya lainnya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Djamarah (2011) Manajemen sangat
penting dan dibutuhkan dalam suatu organisasi juga bagi seorang individu, hal tersebut
dikarenakan manajemen berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan.

Manajemen sangat dibutuhkan demi suksesnya program bimbingan dan konseling.


Peran konselor sangat penting dalam menerapkan sebuah manajemen yang profesional,
akuntable, objektif, dan efektif. Salah satu peran konselor adalah sebagai seorang manajer
yang bertugas mengaturnya jalannya proses konseling. Dalam hal ini, seorang bimbingan
dan konseling bisa berpedoaman kepada asas, tujuan, sebagai keunggulan, sebagai
kesatuan, sebagai persantuan, sebagai empirisme, asas keakraban, dan asas integritas.

Bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada seseorang untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dapat menyelesaikan semua masalah atau
kesulitan yang dihadapi sehingga individu tersebut dapat mencapai perkembangan secara
optimal. Sedangkan Konseling adalah pemberian nasihat atau memberi anjuran kepada
orang lain secara tatap muka (face to face) dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Di
dalam konseling, seorang konselor tidak memberikan sesuatu permasalahan, tetapi
berusaha untuk untuk menciptakan situasi berkat situasi tersebut si klien menentukan
sesuatu yang berharga untuk dirinya, sehingga menimbulkan perubahan pandangan,
persepsi, terjadinya perubahan sikap, menimbulkan perubahan pola pemikiran dan pola
hidup yang memungkinkan klien bisa memecahkan masalahnya sendiri dị dalam konseling.
Pemecahan masalah dilakukan oleh klien sendiri, sebab konseling pada dasarnya
merupakan bantuan agar klien dapat memecahkan masalahnya sendiri.5

Sugiyo menyatakan manajemen bimbingan daan konseling adalah kegiatan yang


diawali dengan perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian aktivitas
dan semua unsur pendukung bimbingan dan konseling, menggerakan sumber daya manusia

4
Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, (Jakarta, PT. Rineka Cipta), 2002, hlm. 10.
5
Anniez Rachmawati Musslifah, Implementasi Pelayanan Bimbingan Konseling, (Malang : Ahlimedia Press),
Cet 1, 2021, hlm. 5-7.

5
untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseliang, memotivasi sumber daya
manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta mengevaluasi
kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua layanan sudah
dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya.

Selain itu, Gibson juga menyatakan bahwa manajemen bimbingan dan konseling
adalah aktivitas-aktivitas yang memfasilitasi dan melengkapi fungsi-fungsi keseharian staf
konseling meliputi aktivitas administratif seperti pelaporan dan perekaman, perencanaan
dan kontrol anggaran, manajemen dan fasilitas sumber daya.6

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses


kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan penilaian yang
dilaksanakan langsung oleh sumber daya organisasi untuk mencapai suatu tujuan organisasi
yang telah diterapkan secara efektif dan efisien.

Allah SWT telah memberi tahu kepada manusia, tentang pentingnya manajemen
dalam Islam, sebagaimana dalam Al-Quran kita menemukan banyak ayat yang berkaitan
dengan masalah manajemen di antaranya adalah surat Al Baqarah ayat 30 ;

Artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka bertanya. “maka engkau
hendak menjadikan (khallifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senatiasa bertasbih dengan memuji engkau dan
mensucikan engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang kamu
tidak ketahui.”

6
Al Anshari, Ahmad Faris. "Manajemen Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK)(Studi Deskriptif pada Sekolah Menengah Kejuruan)." Visipena 10.1 (2019): 66-77.

6
Ayat ini mengisyaratkan bahwa khalifah (pemimpin) adalah pemegang mandat Allah SWT
untuk mengemban amanah dan kepemimpinan langit di muka bumi. Sedikitnya ada lima
yang harus kita ketahui dari ayat di atas yaitu:

1. Allah menjadikan manusia khalifah di muka bumi.


2. Allah adalah Tuhan yang mengetahui segala sesuatu.
3. Malaikat bertanya kepada Allah mengapa menjadikan manusia sebagai kahlifah di
muka bumi, padahal manusia adalah mahkluk yang sering menumpahkan darah dan
membuat kerusakan.
4. Malaikat adalah ciptaan Allah yang senantiasa bertsasbih, memuliakan dan mensucikan
Allah.
5. Allah lah yang mengatur semua urusan di muka bumi ini, termasuk manusia. Dan
manuasia adalah khalifah.7

B. Internalisasi Nilai Islam Dalam Manajemen Bimbingan Konseling


Internalisasi nilai Islam dalam manajemen bimbingan konseling merupakan proses di
mana nilai-nilai agama Islam seperti keadilan, kasih sayang, kejujuran, kesabaran, dan
keikhlasan disatukan dengan prinsip-prinsip dan teknik bimbingan konseling. Hal ini
dilakukan agar praktik bimbingan konseling tidak hanya menggunakan pendekatan ilmiah
dan psikologis, tetapi juga bersinergi dengan nilai-nilai Islam dalam memberikan bantuan
kepada individu yang membutuhkan.
Dalam konteks ini, internalisasi nilai Islam dalam manajemen bimbingan konseling
dapat dilakukan dengan mengintegrasikan ajaran-ajaran agama Islam dalam setiap aspek
praktik bimbingan konseling, mulai dari penilaian masalah hingga implementasi solusi. Hal
ini dapat dilakukan melalui penyelarasan tujuan hidup klien dengan ajaran agama,
penerapan nilai-nilai moral dalam proses konseling, serta penggunaan doa dan dzikir
sebagai bagian dari terapi spiritual.
Internalisasi nilai Islam dalam manajemen bimbingan konseling juga bisa
melibatkan pembinaan etika dan moralitas bagi para konselor agar mereka dapat
mempraktikkan nilai-nilai Islam dalam setiap tindakan bimbingan konseling yang
dilakukan. Dengan begitu, diharapkan bimbingan konseling dapat memberikan manfaat

7
Octavia, Shilphy A. Implementasi Manajemen Bimbingan Konseling Di Sekolah/Madrasah. Deepublish, 2019.

7
yang holistik bagi individu, baik secara psikologis maupun spiritual dalam menjalani
kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.8

C. Perlunya Manajemen Dalam Proses Bimbingan Konseling


Manajemen dalam proses bimbingan konseling penting untuk memastikan bahwa
proses tersebut berjalan dengan efektif dan efisien. Beberapa alasan mengapa manajemen
diperlukan dalam proses bimbingan konseling antara lain:
1. Pengelolaan Sumber Daya
Manajemen dapat membantu dalam mengelola sumber daya yang tersedia, seperti
ruang konseling, waktu konselor, dan material pendukung lainnya agar dapat digunakan
seefektif mungkin.
2. Perencanaan
Manajemen membantu dalam perencanaan proses bimbingan konseling, seperti
menentukan agenda pertemuan, menetapkan tujuan konseling, dan merencanakan
langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Layanan
bimbingan dan konseling ebagai uatu suatu proses proses kegiatan membutuhkan
perencanaan yang matang dansistematis dari mulai Penyusunan program hingga
pelaksanaannya.
3. Pengawasan
Manajemen dapat mengawasi jalannya proses bimbingan konseling untuk memastikan
bahwa tujuan konseling tercapai dan klien mendapatkan pembimbingan yang sesuai
dengan kebutuhannya.
4. Evaluasi
Manajemen membantu dalam mengevaluasi hasil dari proses bimbingan konseling,
baik dari segi keberhasilan mencapai tujuan konseling maupun dari segi efisiensi dan
efektivitas proses tersebut.
5. Koordinasi
Manajemen dapat membantu dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan yang terkait
dengan proses bimbingan konseling, seperti komunikasi antara konselor dan klien, serta
kerjasama dengan pihak lain yang terlibat dalam proses tersebut.

8
Kholik, Nur, et al. Never Dies: Alternative Islamic Education: Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam
Dalam Ruang Publik. Edu Publisher, 2020.

8
Dengan adanya manajemen dalam proses bimbingan konseling, diharapkan dapat
tercipta suatu kerangka kerja yang terstruktur dan terorganisir sehingga proses
bimbingan konseling dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien.9

D. Perbedaan Organisasi, Administrasi dan Manajemen Bimbingan Konseling


Administrasi adalah seluruh kegiatan, mulai dari pengaturan hingga pengurusan
segala halnya, yang dilakukan untuk mencapai tujuan bersama. Administrasi tidak bisa
dilakukan oleh satu orang saja, karena membutuhkan kerja sama antar dua orang atau lebih.
Pengertian administrasi dalam arti sempit administrasi merupakan kegiatan penyusunan
dan pencatatan data serta informasi secara sistematis, untuk menyediakan keterangan dan
memudahkannya untuk mendapat informasi itu Kembali. Pengertian administrasi dalam
arti luas Dalam pengertian luas, administrasi diartikan sebagai aktivitas kerja sama oleh
sekelompok orang yang didasarkan pada pembagian kerja, sesuai yang telah ditentukan
dalam struktur, dilakukan untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.

Administrasi dibutuhkan setiap organisasi ataupun Perusahaan, administrasi membantu


dalam hal perencanaan, Adapun beberapa tujuan dari administrasi ialah :

1. Untuk memantau kegiatan atau data milik organisasi Adanya administrasi membantu
organisasi untuk memantau dan senantiasa memperhatikan kegiatan atau data yang
dimilikinya.
2. Untuk evaluasi, Selain untuk memantau, adminitrasi juga dibutuhkan untuk melakukan
evaluasi, misalnya evaluasi kebijakan, kegiatan, rencana, atau hal lainya.
3. Untuk penyusunan program kegiatan Adminitrasi juga bertujuan untuk membantu
penyusunan program kegiatan dan pengembangannya, agar sejalan dengan yang
diinginkan organisasi tersebut.10

Organisasi merupakan suatu wadah yang didalamnya terdapat berbagai orang yang
memiliki tujuan, visi, dan misi yang sama sehingga dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Organisasi berperan untuk controlling dalam suatu kegiatan dari organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Bimbingan konseling merupakan sebuah
institusi yang harus terorganisir secara baik dalam pelaksanaanya, yang artinya organisasi
BK adalah tempat untuk mengawasi atau mengontrol dari setiap kegiatan bimbingan

9
Zulkarnain, Wildan. Manajemen layanan khusus di sekolah. Bumi Aksara, 2022.
10
Vanya Karunia Mulia Putri, Administrasi: Pengertian, Tujuan, Ciri-Ciri, Fungsi, dan Jenisnya,
https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/18/154901669/administrasi-pengertian-tujuan-ciri-ciri-fungsi-dan-
jenisnya?lgn_method=google, Diakses pada tanggal 18 Juli 2021

9
ataupun konseling. Sementara mengorganisir bimbingan dan konseling adalah aktivitas
yang mengontrol cara, prosedur, pola dan mekanisme kinerja dari bimbingan dan
konseling.11

Organisasi administrasi dan manajemen bimbingan dan konseling memiliki perbedaan


dalam hal fokus dan tujuan, meskipun keduanya memiliki peran yang penting dalam
menjalankan suatu lembaga atau instansi.

Organisasi Administrasi :

1. Fokus utamanya adalah pada penyelenggaraan proses bisnis, pengelolaan sumber daya,
dan kegiatan operasional.
2. Tujuan utamanya adalah untuk menjalankan proses bisnis secara efisien, mengelola
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dengan optimal, serta
menyelenggarakan kegiatan operasional sehari-hari.
3. Peran utamanya adalah dalam mengendalikan proses bisnis, melaksanakan kebijakan
perusahaan, dan membuat keputusan operasional.

Manajemen bimbingan dan konseling merupakan proses pengelolaan dan pengaturan


kegiatan-kegiatan dalam bidang bimbingan dan konseling. Ini mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi berbagai program bimbingan dan konseling
untuk membantu individu dalam mengatasi masalah pribadi, sosial, akademis, dan karier
mereka. Ini melibatkan pengembangan sumber daya manusia, penyediaan layanan
konseling, serta pemantauan dan penilaian efektivitas program-program tersebut.

Manajemen Bimbingan Konseling :

1. Fokus utamanya adalah pada pengelolaan sumber daya manusia, pengembangan


karyawan, dan pemecahan masalah kehidupan sosial dan emosional.
2. Tujuan utamanya adalah untuk membantu karyawan meraih potensi maksimalnya,
mengelola konflik dan masalah pribadi, serta memberikan dukungan bagi karyawan
yang membutuhkan.
3. Peran utamanya adalah dalam memberikan bimbingan, konseling, dan dukungan untuk
karyawan agar dapat mengatasi masalah pribadi maupun profesional.12

11
Ghuram Nurul Wildan, Organisasi dalam bimbingan dan konseling,
https://www.kompasiana.com/curiousghulam/54f92209a3331112678b4896/organisasi-dalam-bimbingan-dan-
konseling, Diakses pada 19 Desember 2014
12
Sodik, Abror. "Manajemen Bimbingan dan Konseling." (2022).

10
Sementara dalam perbedaan ini organisasi mencakup struktur atau entitasnya,
administrasi berkaitan dengan proses administratif, dan manajemen bimbingan dan
konseling melibatkan pengelolaan strategis dan operasional dari semua aspek kegiatan
tersebut. Dengan demikian, perbedaan utama antara organisasi administrasi dan
manajemen BK terletak pada fokus, tujuan, dan peran masing-masing dalam menjalankan
suatu lembaga atau instansi.

Hubungan antara manajemen, organisasi, dan administrasi adałah berdasarkan pada


bentuk proses kerja sama yang dilaksanakan dalam organisasi perlu diupayakan agar dapat
berlangsung secara efektif dan efisien, dalam menunjang optimalisasi pencapaian tujuan.
Dalam kaitan itu, maka manajemen dan administrasi merupakan alat, sarana, piranti untuk
mengupayakan efisiensi dan efektifitas proses kerja sama dalam menunjang optimalisasi
pencapaian tujuan dalam organisasi.

E. Prinsip-Prinsip Manajemen Bimbingan Konseling


Manajemen bimbingan dan konseling bertujuan membantu meningkatkan kualitas
kehidupan seseorang. Selain itu, manajemen bimbingan dan konseling juga bertujuan untuk
membantu individu dalam menghadapi, memecahkan, dan menanggulangi masalah.13
Prinsip-prinsip manajemen bimbingan dan konseling merujuk pada pedoman atau
panduan dasar yang menjadi landasan dalam mengelola dan mengatur proses bimbingan
dan konseling. Prinsip-prinsip ini membantu dalam menyusun strategi, menjalankan
prosedur, dan mengambil keputusan yang efektif dan efisien dalam praktik bimbingan dan
konseling. Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, seorang konselor dapat mencapai
tujuan-tujuan yang ditetapkan, memastikan kualitas layanan yang optimal, serta memenuhi
kebutuhan klien secara holistik.
Prinsip-prinsip tersebut mencakup aspek-aspek seperti integrasi, keterbukaan,
keteraturan, keterlibatan, kesinambungan, keterukuran, kekonsistenan, keberagaman,
keterbukaan terhadap perubahan, dan keterkaitan dengan konteks sosial dan budaya klien.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen bimbingan dan
konseling dengan baik, seorang konselor dapat memberikan pelayanan yang berkualitas
dan berdampak positif bagi klien.14

13
Arsini, Yenti, et al. "Konsep Dasar Manajemen Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam." Science and
Education Journal (SICEDU) 2.3 (2023): 656-660.
14
Isnaini, Rohmatun Lukluk. "Penguatan Pendidikan Karakter siswa melalui manajemen bimbingan dan
konseling Islam." Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 1.1 (2016): 35-52.

11
Secara umum prinsip-prinsip manajemen pelayanan BK meliputi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penyesuain personalia (staffing), pengarahan
dan kepemimpinan (leading), dan pengawansan atau penilain (controlling).
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan persiapan permulaan ke arah pencapaian tujuan. Perencanaan
merupakan proses untuk mempersiapkan mengenai sistem, taktik, teknik, metode,
personalia, dan fasilitas yang akan digunakan dalam melaksanakan kegiatan.
Perencanaan dalam bimbingan dan konseling akan sangat menentukan proses dan hasil
layanan bimbingan dan konseling itu sendiri. Pelayanan bimbingan konseling sebagai
suatu proses kegiatan, membutuhkan perencanaan yang matang dan sistematis dari
mulai penyusunan program hingga pelaksanaannya.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian merupakan langkah lanjut setelah perencanaan dilakukan. Langkah
ini merupakanpengaturan lebih lanjut tentang jenis-jenis pekerjaan, alokasi tugas,
personalia yang menjalankan pekerjaan,biaya, dan penyediaan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan. Wujud kegiatan organizing adalah proses pengaturan,penyusunan, dan
pengorganisasian. Dengan pengorganisasian, semua prasarana dan sarana yang
diperlukansedapat-dapatnya telah menjadi siap pakai dan siap jalan. Pengorganisasian
dalam pelayanan konseling merujukbagaimana pelayanan bimbingan dan konseling
dikelola atau diorganisasi. Dengan pengorganisasian itu semuaprasarana dan sarana
yang diperlukan sedapat-dapatnya telah menjadi siap pakai dan siap jalan.
3. Personalia (staffing)
bagaimana para personalia ditetapkan, disusun dan diadakan pembagian tugas (job
discriptio), agar dalam pelaksanaannnya menjadi efektif dan efisien sehingga tujuan
dapat dicapai dengan baik.
4. Pengarahan dan kepemimpinan (leading)
berkenaan dengan mengarahkan dan memimpin para personalia sehingga bekerja
sesuai dengan job atau bidang tugasnya masing-masing, agar aktivitas pelayanan
menjadi terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
5. Pengawansan atau Penilaian (controlling)
Penilaian dilaksanakan terhadap pelaksanaan proses layanan dan juga hasil dari layanan
yang dilaksanakan. Dalam tahap penilaian, pemahaman penilaian secara sempit
menyangkut penilaian hasil, sedangkan secara luas penilaian mengandung unsur
pengembangan dan pembinaan. Prinsip ini dalam pelayanan konseling berkenaan
12
dengan bagaimana melakukan pengawasan dan penilaian terhadap kegiatan bimbingan
dan konseling mulai dari penyusunan rencana program hingga pelaksanaannya.15
Sugiyo mengemukakan bahwa prinsip-prinsip manajemen meliputi:
1. Efesiensi dan efektivitas, diamana fungsi manjemen dilakukan dilakukan dengan
mempertimbangkan sarana perasarana, keadaan dan kemampuan organisasi agar
relevan dengan tujuan yang akan dicapai.
2. Pengelolaan adalah dimana suatu manjemen dilakukan secara sistematik dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. dalam aktivitas
manajemen seorang manajer harus mengelola sumber daya yang ada baik sumber daya
manusia maupun non manusia.
3. mengutamakan tugas pengelolaan artinya seorang manajer harus mengutamakan tugas
manajerialnya dibandingkan tugas yang lain. Dimana seorang manajer bertanggung
jawab dalam melaksanakan dalam kegiatan manajemen, baik pelayanan internal
maupun eksternal.
4. kerja sama adalah seorang manajer harus mampu menciptakan suasana kerjasama
dengan berbagai pihak. Kerja sama juga didasarkan pada pengorganiasisan.
Pengorganisasian manajemen terkait melaksanakan tugas sesuai keahlian dan tugas
masing-masing personil.
5. kepemimpinan yang efektif, dimana seorang manajer harus memiliki sifat yang
bijaksana dalam mengambil suatu keputusan dan mampu berhubungan baik dengan
semua personil di organisasi tersebut.
Dengan mengikuti prinsip-prinsip manajemen ini, praktisi bimbingan dan konseling
dapat memastikan bahwa layanan yang diberikan itu efisien, efektif, terkelola dengan baik,
fokus pada pencapaian tujuan, didukung oleh kerja sama, dan dipimpin dengan baik untuk
memberikan dampak positif bagi klien.16

Bisa diambil kesimpulan bahwa prinsip-prinsip manajemen bimbingan dan konseling


antara lain yaitu :

1. Efesien dan efektif, artinya kesesuaian hasil layanan dengan tujuan yang ingin dicapai
dari layanan bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan fasilitas yang ada secara
optimal.

15
Harefa, Darmawan, and Kaminudin Telaumbanua. Teori Manajemen Dan Bimbingan Konseling: Kajian
Untuk Mahasiswa Pendidikan Dan Keguruan. PM Publisher, 2020.
16
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka), 1995,
hlm. 623.

13
2. Kepemimpinan yang efektif, artinya kepala sekolah perlu bersikap bijaksana dalam
mengambil keputusan dan mampu berkoordinasi dengan personel sekolah secara baik.
3. Kerja sama, artinya adanya hubungan kerjasama yang baik antar personel sekolah
Pengelolaan manajemen, sistematika manajemen dari mulai perencanaan
pengorganisasian, pengarahan, dan evaluasi.
F. Implementasi Nilai Manajemen Dalam Bimbingan Konseling
Implementasi nilai manajemen dalam bimbingan dan konseling melibatkan
penerapan prinsip-prinsip manajemen untuk mengelola dan menyediakan layanan
bimbingan dan konseling dengan efektif.
Berikut adalah beberapa contoh implementasi nilai manajemen yaitu:
1. Perencanaan
Praktisi bimbingan dan konseling merencanakan sesi-sesi bimbingan dan konseling
dengan tujuan yang jelas dan spesifik, serta menyesuaikan rencana tersebut sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik individu klien.
2. Organisasi
Menyusun jadwal yang terstruktur untuk mengatur waktu dan sumber daya yang
tersedia, seperti ruang konseling, materi, dan alat bantu lainnya.
3. Pengarahan
Memberikan bimbingan dan arahan kepada klien dalam mengatasi masalah dan
mencapai tujuan mereka, serta memberikan dukungan yang diperlukan selama proses
tersebut.
4. Pengawasan
Melakukan pemantauan terhadap kemajuan klien selama sesi-sesi bimbingan dan
konseling, mengevaluasi efektivitas strategi yang digunakan, dan melakukan
penyesuaian jika diperlukan.
5. Koordinasi
Berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait, seperti orang tua, guru, atau profesional
lainnya, untuk memberikan dukungan yang holistik kepada klien dan memastikan
bahwa upaya-upaya yang dilakukan bersinergi.
6. Evaluasi

14
Melakukan evaluasi berkala terhadap program bimbingan dan konseling untuk menilai
efektivitasnya dan mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan.17
Dengan menerapkan nilai-nilai manajemen ini dalam praktik bimbingan dan konseling,
konselor dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan mereka, serta membantu
klien mencapai perkembangan pribadi yang optimal.

Dewany, Rahayu. "Penerapan Manajemen Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Upaya
17

Meningkatkan Mutu Belajar Siswa." Education & Learning 2.2 (2022): 83-87.

15
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

1. Manajemen dalam konteks pelayanan bimbingan dan konseling (BK) dapat berarti
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan aktifitas-aktifitas
pelayanan bimbingan dan konseling, serta penggunaan sumber daya lainnya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Internalisasi nilai Islam dalam manajemen bimbingan konseling merupakan proses di
mana nilai-nilai agama Islam seperti keadilan, kasih sayang, kejujuran, kesabaran, dan
keikhlasan disatukan dengan prinsip-prinsip dan teknik bimbingan konseling.
3. Hubungan antara manajemen, organisasi, dan administrasi adałah berdasarkan pada
bentuk proses kerja sama yang dilaksanakan dalam organisasi perlu diupayakan agar
dapat berlangsung secara efektif dan efisien, dalam menunjang optimalisasi pencapaian
tujuan. Dalam kaitan itu, maka manajemen dan administrasi merupakan alat, sarana,
piranti untuk mengupayakan efisiensi dan efektifitas proses kerja sama dalam
menunjang optimalisasi pencapaian tujuan dalam organisasi.
4. Perlunya manajemen dalam proses bimbingan konseling dimana manajemen dalam
proses bimbingan konseling penting untuk memastikan bahwa proses tersebut berjalan
dengan efektif dan efisien.
5. Secara umum prinsip-prinsip manajemen pelayanan BK meliputi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penyesuain personalia (staffing),
pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawansan atau penilain (controlling).
6. Implementasi nilai manajemen dalam bimbingan dan konseling melibatkan penerapan
prinsip-prinsip manajemen untuk mengelola dan menyediakan layanan bimbingan dan
konseling dengan efektif.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abror. Sodik, (2022). "Manajemen Bimbingan dan Konseling.

Al Anshari, Ahmad Faris. (2019) "Manajemen Program Bimbingan Dan Konseling Di


Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)(Studi Deskriptif pada Sekolah Menengah
Kejuruan).
Arsini, Yenti, et al. (2023), "Konsep Dasar Manajemen Bimbingan Dan Konseling Dalam
Islam." Science and Education Journal (SICEDU).
Darmawan, Harefa, and Kaminudin Telaumbanua, ( 2020) . Teori Manajemen Dan
Bimbingan Konseling: Kajian Untuk Mahasiswa Pendidikan Dan Keguruan. PM
Publisher.
Fatah. Syukur, (2011). "Manajemen pendidikan berbasis pada madrasah." Semarang: PT
Pustaka Rizki Putra.
Ghuram Nurul Wildan, Ghuram, Organisasi dalam bimbingan dan konseling,
https://www.kompasiana.com/curiousghulam/54f92209a3331112678b4896/organisasi
-dalam-bimbingan-dan-konseling, Diakses pada 19 Desember 2014
Karunia Mulia Putri, Vanya, Administrasi: Pengertian, Tujuan, Ciri-Ciri, Fungsi, dan
Jenisnya, https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/18/154901669/administrasi-
pengertian-tujuan-ciri-ciri-fungsi-dan-jenisnya?lgn_method=google, Diakses pada
tanggal 18 Juli 2021
Kholik, Nur, et al. , (2020), Never Dies: Alternative Islamic Education: Internalisasi Nilai-
Nilai Pendidikan Islam Dalam Ruang Publik. Edu Publishe.
M. Herujito, Yayat ,(2004), Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : PT. Grasindo)
Nuzliah, Masbur, (2017), Manajemen Bimbingan dan Konseling, (Aceh : Searfiqh).
Rachmawati Musslifah, Anniez , (2021).Implementasi Pelayanan Bimbingan Konseling,
Malang : Ahlimedia Press
Rahayu, Dewany, (2022) "Penerapan Manajemen Layanan Bimbingan dan Konseling dalam
Upaya Meningkatkan Mutu Belajar Siswa." Education & Learning.

Rohmatun Lukluk, Isnaini, (2016), "Penguatan Pendidikan Karakter siswa melalui


manajemen bimbingan dan konseling Islam." Manageria: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam.
Shilphy A, Octavia.( 2019), Implementasi Manajemen Bimbingan Konseling Di
Sekolah/Madrasah. Deepublish.

17
Tilaar, (2002) Membenahi Pendidikan Nasional, (Jakarta, PT. Rineka Cipta).
Wildan, Zulkarnain, (2022), Manajemen layanan khusus di sekolah. Bumi Aksara.

18

Anda mungkin juga menyukai