Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“KONSEP MUTU PENDIDIKAN”


Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Manajemen Mutu Terpadu dalam
Pendidikan.

Dr. H. Abd. Muhith, S.Ag., M.Pd.I

Oleh Kelompok 8 Kelas C2 :

1. Veronika Laras Tri Broto 202101030005


2. Dwi Ayu
3. M. Fikrul Muta

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ


JEMBER

AGUSTUS 2021

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta hidayahNya sehingga kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “Konsep Mutu
Pendidikan”.

Sholawat serta salam terlimpahkan kepada Rasulullah SAW yang telah


membawa kita dari zaman Jahiliyah menuju zaman Islamiyah .

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas


mata kuliah Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan. Semoga Allah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dan semoga dengan selesainya Makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman.

Akhir kata penulis menyampaikan Terima kasih atas bantuan teman-


teman yang telah memberikan masukan yang berharga dalam penyusunan
makalah ini Serta dari semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun
tidak langsung Semoga Allah memberi balasan yang terbaik.

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................ 1
BAB II.....................................................................................................
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Manajemen........................................................................ 2
2.2 Definisi Mutu.................................................................................. 3
2.3 Definisi Pendidikan.......................................................................... 4
2.4 Definisi Manajemen Mutu Pendidikan............................................ 5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 6
3.2 Saran.................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen merupakan unsur penting dalam pelaksanaan setiap program
organisasi, termasuk dalam organisasi pendidikan. Dalam lembaga pendidikan,
semua unsur pelaksanaan pendidikan akan berjalan dengan baik apabila dikelola
dengan menggunakan konsep dan prinsip manajemen yang baik. Prinsip
manajemen yang diterapkan dengan benar dan baik akan menambah efisiensi
pelaksanaan program dalam pendidikan, meningkatnya kualitas dan produktivitas
pendidikan yang akhirnya akan menjadikan lembaga tersebut menjadi bermutu.
Manajemen dalam pelaksanaan program pendidikan bukanlah tujuan tetapi
metode untuk mencapai pendidikan yang bermutu. Banyak cara dalam
meningkatkan mutu dalam pendidikan, diantaranya menggunakan standar-standar
system manajemen pendidikan. Di dalam pendidikan, penerapan manajemen
untuk meningkatkan mutu pendidikan yang dapat dilihat dari beberapa factor
yang mengindikasikan sebuah pendidikan masuk dalam kriteria pendidikan yang
bermutu.
Lembaga pendidikan yang dapat memenuhi kriteria sebuah lembaga itu
dikatakan bermutu, maka ia akan masuk dalam kategori lembaga bermutu.
Bermutu dalam meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas lembaga
secara berkelanjutan. Pembahasan dalam makalah ini difokuskan pada
manajemen mutu terpadu dalam pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi manajemen?
2. Apa definisi mutu?
3. Apa definisi pendidikan?
4. Apa definisi manajemen mutu pendidikan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi manajemen.
2. Untuk mengetahui dan memahami definisi mutu.
3. Untuk mengetahui dan memahami definisi pedidikan.
4. Untuk mengetahui dan memahami definisi manajemen mutu pendidikan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Manajemen


Dalam makna bahasa, manajemen berarti ketatalaksanaan dan tata pimpinan. 1
Secara etimologis, manajemen berarti ketatalaksanaan dan tata pimpinan, bisa
juga manajemen berarti kepemimpinan terhadap suatu kelompok guna mencapai
tujuan. Sedangkan secara terminologis manajemen berarti ilmu atau seni
mengatur pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya lain
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Pada makna yang lebih
umum, Hasibuan dengan mengutip pendapat Terry, mengatakan bahwa:
management is a distance process consisting of planning, organizing, actuating,
and controlling performed to determined and accountilish stated objectives by the
use of human being and other resources2 (manajemen adalah suatu proses yang
khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
pengerahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan melalui pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya).
Menurut Lawrencw A. Appley dan Oey Liang Lee: "Manajemen sebagai seni
dan ilmu, dalam manjemen terdapat strategi memanfaatkan tenaga dan fikiran
orang lain untuk melaksanakan aktivitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya, dalam manajemen terdapat teknik-teknik yang
kaya dengan nilai kepeminpinan dalam mengarahkan, mempengaruhi,
mengawasi, dan mengorganisasikan semua komponen yang saling menunjang
untuk tercapainya suatu tujuan.3
Selain itu manajemen juga berarti kepemimpinan terhadap suatu kelompok
guna mencapai tujuan.4 Sedangkan dalam makna teoritik, manajemen berarti
ilmu atau seni mengatur pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber
daya lain secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. 5 Lebih luas
lagi, Burhanuddin dengan mengutip pendapat Harold Kontz mendefinisikan
manajemen sebagai usaha pencapaian tujuan yang diinginkan dengan
membangun suatu lingkungan yang kondusif terhadap pekerjaan yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih dalam sebuah kelompok yang terorganisir. 6 Kegiatan
utama manajemen terletak dalam usaha administrator untuk mengatur individu-
individu yang terlibat dalam suatu organisasi, sehingga memungkinkan mereka
dapat menyumbangkan tenaga dan pikiran secara maksimal menuju tercapainya
tujuan bersama.
2.2 Definisi Mutu
1
John E. Chols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta:Grafindo, 1998), 372.
2
G.R. Terry dan L.W. Rue, Office Management and Control (Michigan: R. D. Irwin, 1988), 10-11
3
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam( Bandung: CV Pustaka setia,2012), 1-7.
4
John Adair, Membina Calon Pimpinan, terj. Soedjono Trimo (Jakarta: Bumi Aksara,1993), 4
5
Malayu, S.P. Hasibuan, Manajemen SDM (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), 1

6
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: Rosda Karya, 2006), 8.

2
Menurut Edward Sallis, mutu dalam percakapan sehari-hari sebagian besar
dipahami sebagai sesuatu yang absolut, misalnya restoran yang mahal dan mobil-
mobil yang mewah. Sebagai suatu konsep yang absolut, mutu sama halnya
dengan sifat baik, cantik, dan benar; merupakan suatu idealisme yang tidak dapat
dikompromikan. Dalam definisi yang absolut, sesuatu yang bermutu merupakan
bagian dari standar yang sangat tinggi dan tidak dapat diungguli . Sedangkan
mutu yang relatif, dipandang sebagai suatu yang melekat pada sebuah produk
yang sesuai dengan kebutuhan pelanggannya. Untuk itu dalam definisi relatif ini
produk atau layanan akan dianggap bermutu, bukan karena ia mahal dan
eksklusif, tetapi ia memiliki nilai misalnya keaslian produk, wajar dan familiar.7
Sedangkan menurut Joseph Juran, seperti yang dikutip oleh M. N. Nasution
menyatakan bahwa kualitas adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for
use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan atau kualitas sebagai
kesesuaian terhadap spesifikasi. Sedangkan W. Edwards Deming, seperi yang
dikutip oleh M. N. Nasution menyatakan bahwa kualitas adalah kesesuaian
dengan kebutuhan pasar atau kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan
keinginan konsumen .Menurut Philip B. Crosby seperti yang dikutip oleh M. N.
Nasution menyatakan bahwa kualitas adalah conformance to requirement, yaitu
sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan atau kualitas sebagai nihil
cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan. Feigenbaum juga
mencoba untuk mendefinisikan bahwa kualitas adalah kepuasan pelanggan
sepenuhnya (full customer satisfaction).
Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal,
dari definisi-definisi yang ada terdapat beberapa kesamaan. Artinya, dalam
mendefinisikan mutu/kualitas memerlukan pandangan yang komprehensif. Ada
beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni:
1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan;
2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan;
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap
berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang
lain); dan
4. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan.8

Dalam dunia pendidikan dikonsepsikan oleh Edward Sallis bahwa mutu


diartikan sebagai standar produk dan jasa serta standar pelanggan. Standar produk
dan jasa maksudnya pendidikan yang bermutu apabila pelayanan dan produk
memiliki kesesuaian dengan spesifikasi, kesesuaian dengan tujuan dan manfaat,
tanpa cacat serta selalu baik dari awal. Sedangkan yang dimaksud dengan standar
pelanggan adalah pelayanan dan produk pendidikan bisa dikatakan bermutu,

7
Edward Sallis, Total Quality Management in Education, (London: Kogan Page Limited, 2002), 51-52.
8
M. N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, 15. Lihat juga dalam Zulian Yamit, Manajemen Kualitas Produk
dan Jasa (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), 7.

3
apabila dapat memuaskan pelanggan dengan cara memenuhi kebuthan dan
menyenangkan mereka.9

Ketika mutu tersebut masuk dalam kerangka pendidikan, maka kerangka yang
digunakan juga masih bersifat jamak (plural), salah satu contoh ada yang
menyatakan bahwa mutu pendidikan merupakan kemampuan lembaga pendidikan
dalam pengelolaan secara operasional dan efisien tehadap komponen-komponen
yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap
komponen tersebut menurut norma/standar (Standar Nasional Pendidikan) yang
berlaku.10 Ada juga yang mengartikan mutu pendidikan sebagai kemampuan
(ability) yang dimiliki oleh produk atau jasa (services) yang dapat memenuhi
kebutuhan atau harapan, kepuasan (satisfaction) pelanggan (customers) yaitu
internal customers yaitu peserta didik sebagai pembelajar (learners) dan eksternal
customers yaitu masyarakat dan dunia industri.11

2.3 Definisi Pendidikan


Secara etimologi, pendidikan berasal dari kata “paedagogie” dari bahasa
Yunani, terdiri dari kata “paes” artinya anak dan “agogos” artinya membimbing.
Jadi paedagogie berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam bahasa
Romawi pendidikan berasal dari kata “educate” yang berarti mengeluarkan
sesuatu yang berada dari dalam. Sedangkan dalam bahasa Inggris pendidikan
diistilahkan dengan kata “to educate” yang berarti memperbaiki moral dan
melatih intelektual. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yang
setara dengan educare, yakni: membangkitkan kekuatan terpendam atau
mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti
panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan
perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Ahmadi dan Uhbiyati (2007: 70) mengemukakan bahwa pendidikan pada
hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta
penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga
timbul interaksi dari keduanya agar anak mencapai kedewasaan yang
dicitacitakan dan berlangsung terus menerus. Abdurrahman Saleh Abdullah
(2007: 15) menjelaskan pendidikan sebagai proses yang dibangun masyarakat
untuk membawa generasi-generasi baru kearah kemajuan dengan cara-cara
tertentu.sesuai dengan kemampuan yang berguna untuk mencapai tingkat
kemajuan paling tinggi.
9
Edswar Sallis, Total Quality Management in Education, (London: Kogan Page Limited, 2002), 57.
10
Dzaujak Ahmad, Penunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar (Jakarta: Depdikbud, 1996), 8.
11
Nanang Fatah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan: dalam Konteks Penerpan MBS (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), 2

4
Jhon Dewey (2003: 69) menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah proses
pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara.intelektual dan
emosional kearah alam dan sesama manusia”. Dilain pihak Oemar Hamalik
(2001: 79) menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka
mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap
lingkungan dan dengan.demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya
yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupa n
masyarakat”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk memberikan bimbingan atau pertolongan dalam
mengembangkan potensi jasmani dan rohani yang diberikan oleh orang dewasa
kepada peserta didik untuk mencapai kedewasaanya serta mencapai tujuan agar
peserta didik mampu melaksanakan tugas hidupnya secara mandiri.

2.4 Definisi Manajemen Mutu Pendidikan


Manajemen berasal dari kata “ to manage “ yang artinya mengatur. Pengaturan
dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi
manajemen itu, jadi manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan
tujuan yang diinginkan.Manajemen Mutu Terpadu ( Total Quality Management)
dalam kontek pendidikan merupakan sebuah filosofi metodologi tentang
perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis
kepada setiap institutsi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan
harapan pelanggan, saat ini maupun masa yang akan datang. Sedangkan Santoso
menyampaikan bahwa MMTP merupakan suatu sistem manajemen yang
mengangkat kualitas sebagai strategi usaha yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. MMTP merupakan
suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimalkan
daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia,
tenaga kerja, proses, dan lingkungan.12
Pada hakekatnya tujuan institusi pendidikan adalah untuk menciptakan dan
mempertahankan kepuasan para pelanggan dan dalam MMTP kepuasan
pelanggan ditentukan oleh manajemen lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena
hanya dengan memahmi proses dan kepuasan pelanggan maka organisasi dapat
menyadari dan menghargai kualitas. Semua usaha / manajemen dalam MMTP
harus diarahkan pada suatu tujuan utama, yaitu kepuasan pelanggan, apa yang
dilakukan manajemen tidak ada gunanya bila tidak melahirkan kepuasan
pelanggan.

BAB III

PENUTUP
12
Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. 2010,Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara.hal 34

5
3.1 Kesimpulan
1. Definisi manajemen dalam bahasa memiliki arti pengelolan dan
admistrasi, bisa juga manajemen berarti kepemimpinan terhadap suatu
kelompok guna mencapai tujuan. Sedangkan menurut terminologis yaitu
ilmu atau seni yang mengelola penggunaan sumber daya manusia (SDM)
dan sumber daya yang lain baik itu secara efisiem dan efektif untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Definisi mutu adalah sebagai standar produk dan jasa serta standar
pelanggan. Standar produk dan jasa maksudnya pendidikan yang bermutu
apabila pelayanan dan produk memiliki kesesuaian dengan spesifikasi,
kesesuaian dengan tujuan dan manfaat, tanpa cacat serta selalu baik dari
awal. Sedangkan yang dimaksud dengan standar pelanggan adalah
pelayanan dan produk pendidikan bisa dikatakan bermutu, apabila dapat
memuaskan pelanggan dengan cara memenuhi kebuthan dan
menyenangkan mereka.
3. Definisi pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk memberikan
bimbingan atau pertolongan dalam mengembangkan potensi jasmani dan
rohani yang diberikan oleh orang dewasa kepada peserta didik untuk
mencapai kedewasaanya serta mencapai tujuan agar peserta didik mampu
melaksanakan tugas hidupnya secara mandiri.
4. Definisi manajemen mutu pendidikan adalah sebuah filosofi metodologi
tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan
seperangkat alat praktis kepada setiap institutsi pendidikan dalam
memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan, saat ini maupun
masa yang akan datang.
3.2 Saran
Pembahasan kali ini diharapkan dapat berjalan sesuai dengan hukum yang
berlaku agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan di dalamnya. Dengan ini
juga diperlukan pengendalian dan pengawasan agar dapat berjalan secara tepat
dan relevan.

DAFTAR PUSTAKA

6
Chols, John E. dan Hasan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Grafindo,
1998.
Terry, G.R. dan L.W. Rue. Office Management and Control.Michigan: R. D.
Irwin, 1988.
Saifullah. 2012, Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Adair, Jhon. Membina Calon Pimpinan terj. Soedjono Trimo.Jakarta: Bumi
Aksara, 1993.
Malayu, S.P. Hasibuan. Manajemen SDM. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosda Karya, 2006.
Edward Sallis. 2002, Total Quality Management in Education. London: Kogan
Page Limited.
Dzaujak Ahmad. 1996, Penunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah
Dasar.Jakarta: Depdikbud.
Nanang Fatah. 2012, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan: dalam Konteks
Penerpan MBS.(Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2007. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Dewey, Jhon. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara. Abdullah, Abdurrahman Saleh. 2007. Teori-Teori Pendidikan
Berdasarkan Al-Qur‟an. Jakarta: Rineka Cipta.
Suardi, M. 2010. Pengantar Pendidikan Teori Dan Aplikasi. Jakarta : PT Indeks.
Maunah, Binti. 2009. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. 2010,Manajemen Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai