AGUSTUS 2021
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................ 1
BAB II.....................................................................................................
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Manajemen........................................................................ 2
2.2 Definisi Mutu.................................................................................. 3
2.3 Definisi Pendidikan.......................................................................... 4
2.4 Definisi Manajemen Mutu Pendidikan............................................ 5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 6
3.2 Saran.................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
6
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: Rosda Karya, 2006), 8.
2
Menurut Edward Sallis, mutu dalam percakapan sehari-hari sebagian besar
dipahami sebagai sesuatu yang absolut, misalnya restoran yang mahal dan mobil-
mobil yang mewah. Sebagai suatu konsep yang absolut, mutu sama halnya
dengan sifat baik, cantik, dan benar; merupakan suatu idealisme yang tidak dapat
dikompromikan. Dalam definisi yang absolut, sesuatu yang bermutu merupakan
bagian dari standar yang sangat tinggi dan tidak dapat diungguli . Sedangkan
mutu yang relatif, dipandang sebagai suatu yang melekat pada sebuah produk
yang sesuai dengan kebutuhan pelanggannya. Untuk itu dalam definisi relatif ini
produk atau layanan akan dianggap bermutu, bukan karena ia mahal dan
eksklusif, tetapi ia memiliki nilai misalnya keaslian produk, wajar dan familiar.7
Sedangkan menurut Joseph Juran, seperti yang dikutip oleh M. N. Nasution
menyatakan bahwa kualitas adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for
use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan atau kualitas sebagai
kesesuaian terhadap spesifikasi. Sedangkan W. Edwards Deming, seperi yang
dikutip oleh M. N. Nasution menyatakan bahwa kualitas adalah kesesuaian
dengan kebutuhan pasar atau kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan
keinginan konsumen .Menurut Philip B. Crosby seperti yang dikutip oleh M. N.
Nasution menyatakan bahwa kualitas adalah conformance to requirement, yaitu
sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan atau kualitas sebagai nihil
cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan. Feigenbaum juga
mencoba untuk mendefinisikan bahwa kualitas adalah kepuasan pelanggan
sepenuhnya (full customer satisfaction).
Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal,
dari definisi-definisi yang ada terdapat beberapa kesamaan. Artinya, dalam
mendefinisikan mutu/kualitas memerlukan pandangan yang komprehensif. Ada
beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni:
1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan;
2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan;
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap
berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang
lain); dan
4. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan.8
7
Edward Sallis, Total Quality Management in Education, (London: Kogan Page Limited, 2002), 51-52.
8
M. N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, 15. Lihat juga dalam Zulian Yamit, Manajemen Kualitas Produk
dan Jasa (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), 7.
3
apabila dapat memuaskan pelanggan dengan cara memenuhi kebuthan dan
menyenangkan mereka.9
Ketika mutu tersebut masuk dalam kerangka pendidikan, maka kerangka yang
digunakan juga masih bersifat jamak (plural), salah satu contoh ada yang
menyatakan bahwa mutu pendidikan merupakan kemampuan lembaga pendidikan
dalam pengelolaan secara operasional dan efisien tehadap komponen-komponen
yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap
komponen tersebut menurut norma/standar (Standar Nasional Pendidikan) yang
berlaku.10 Ada juga yang mengartikan mutu pendidikan sebagai kemampuan
(ability) yang dimiliki oleh produk atau jasa (services) yang dapat memenuhi
kebutuhan atau harapan, kepuasan (satisfaction) pelanggan (customers) yaitu
internal customers yaitu peserta didik sebagai pembelajar (learners) dan eksternal
customers yaitu masyarakat dan dunia industri.11
4
Jhon Dewey (2003: 69) menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah proses
pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara.intelektual dan
emosional kearah alam dan sesama manusia”. Dilain pihak Oemar Hamalik
(2001: 79) menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka
mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap
lingkungan dan dengan.demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya
yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupa n
masyarakat”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk memberikan bimbingan atau pertolongan dalam
mengembangkan potensi jasmani dan rohani yang diberikan oleh orang dewasa
kepada peserta didik untuk mencapai kedewasaanya serta mencapai tujuan agar
peserta didik mampu melaksanakan tugas hidupnya secara mandiri.
BAB III
PENUTUP
12
Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. 2010,Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara.hal 34
5
3.1 Kesimpulan
1. Definisi manajemen dalam bahasa memiliki arti pengelolan dan
admistrasi, bisa juga manajemen berarti kepemimpinan terhadap suatu
kelompok guna mencapai tujuan. Sedangkan menurut terminologis yaitu
ilmu atau seni yang mengelola penggunaan sumber daya manusia (SDM)
dan sumber daya yang lain baik itu secara efisiem dan efektif untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Definisi mutu adalah sebagai standar produk dan jasa serta standar
pelanggan. Standar produk dan jasa maksudnya pendidikan yang bermutu
apabila pelayanan dan produk memiliki kesesuaian dengan spesifikasi,
kesesuaian dengan tujuan dan manfaat, tanpa cacat serta selalu baik dari
awal. Sedangkan yang dimaksud dengan standar pelanggan adalah
pelayanan dan produk pendidikan bisa dikatakan bermutu, apabila dapat
memuaskan pelanggan dengan cara memenuhi kebuthan dan
menyenangkan mereka.
3. Definisi pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk memberikan
bimbingan atau pertolongan dalam mengembangkan potensi jasmani dan
rohani yang diberikan oleh orang dewasa kepada peserta didik untuk
mencapai kedewasaanya serta mencapai tujuan agar peserta didik mampu
melaksanakan tugas hidupnya secara mandiri.
4. Definisi manajemen mutu pendidikan adalah sebuah filosofi metodologi
tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan
seperangkat alat praktis kepada setiap institutsi pendidikan dalam
memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan, saat ini maupun
masa yang akan datang.
3.2 Saran
Pembahasan kali ini diharapkan dapat berjalan sesuai dengan hukum yang
berlaku agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan di dalamnya. Dengan ini
juga diperlukan pengendalian dan pengawasan agar dapat berjalan secara tepat
dan relevan.
DAFTAR PUSTAKA
6
Chols, John E. dan Hasan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Grafindo,
1998.
Terry, G.R. dan L.W. Rue. Office Management and Control.Michigan: R. D.
Irwin, 1988.
Saifullah. 2012, Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Adair, Jhon. Membina Calon Pimpinan terj. Soedjono Trimo.Jakarta: Bumi
Aksara, 1993.
Malayu, S.P. Hasibuan. Manajemen SDM. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosda Karya, 2006.
Edward Sallis. 2002, Total Quality Management in Education. London: Kogan
Page Limited.
Dzaujak Ahmad. 1996, Penunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah
Dasar.Jakarta: Depdikbud.
Nanang Fatah. 2012, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan: dalam Konteks
Penerpan MBS.(Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2007. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Dewey, Jhon. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara. Abdullah, Abdurrahman Saleh. 2007. Teori-Teori Pendidikan
Berdasarkan Al-Qur‟an. Jakarta: Rineka Cipta.
Suardi, M. 2010. Pengantar Pendidikan Teori Dan Aplikasi. Jakarta : PT Indeks.
Maunah, Binti. 2009. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. 2010,Manajemen Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.