Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MANAJEMEN BK
KONSEP DAN PERMASALAHAN MANAJEMEN BK

Dosen;
Dr. Riska Ahmad, M. Pd., Kons.
Dr. Yarmis Syukur, M. Pd., Kons.

Oleh :

Meezy Indriyansyah 22151021


Neni Elvira. Z 22151024
Suci Amaliya F 22151034
Tri Ulviani 22151037

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
pemakalah mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah “Manajemen BK”.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun pemakalah menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang
tua, dosen, serta teman-teman sejawat sehingga kendala-kendala yang pemakalah
hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
“Konsep dan Permasalahan Manajemen BK” yang pemakalah sajikan
berdasarkan pengamatan dan berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.
Makalah ini disusun oleh pemakalah dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri pemakalah maumpun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Universitas Negeri Padang. Sebagai pemakalah kami sadar bahwa makalah ini
masih banayak kekurangan dan jauh dari sempurna. Dan untuk itu, kepada dosen
pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah ini
dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Padang, Februari 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Konsep Manajemen......................................................................................3
B. Fungsi Manajemen.......................................................................................4
C. Syarat Manajemen........................................................................................7
D. Organisasi dan Personalia............................................................................7
E. Program......................................................................................................11
F. Fasilitas......................................................................................................13
G. Akuntabilitas Program.............................................................................. .13
H. Kepengawasan ...........................................................................................14
I. Pengembangan........................................................................................... 15
J. Permasalahan Manajemen BK dan Solusinya............................................17
BAB III PENUTUP..............................................................................................18
A. Kesimpulan................................................................................................18
B. Saran...........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan
sehingga pelayanan BK benar-benar memberikan kontribusi pada pencapaian
visi, misi, dan tujuan sekolah yang bersangkutan. Suatu program pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah tidak mungkin akan tersusun,
terselenggara dan tercapai apabila tidak dikelolah dalam suatu sistem
manajemen yang bermutu.
Manajemen yang bermutu sendiri akan banyak ditentukan oleh
kemampuan manajer pendidikan di sekolah dalam merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya yang ada.
pelaksanakan manajemen bimbingan dan konseling harus dirumuskan secara
matang baik dari segi program pelayanan BK, meneliti hal-hal apa sajakah
yang dibutuhkan oleh para siswa, materi-materi yang harus diajarkan untuk
membentuk kematangan siswa, satuan layanan dan kegiatan dalam bimbingan
dan konseling, dapat merumuskan dengan baik tatalaksana bimbingan dan
konseling, dan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami merumuskan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep manajemen?
2. Apa saja fungsi manajemen?
3. Apa saja syarat manajemen?
4. Apa itu organisasi dan personalia?
5. Apa itu program?
6. Apa saja fasilitas manajemen?
7. Bagaimana akuntabilitas program?
8. Bagaimana kepengawasan manajemen?
9. Bagaimana pengembangan manajemen?
10. Bagaimana permasalahan manajemen BK dan solusinya?

1
2

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui konsep manajemen

2. Mengetahui fungsi manajemen

3. Mengetahui syarat manajemen

4. Mengetahui organisasi dan personalia

5. Mengetahui program manajemen

6. Mengetahui fasilitas manajemen

7. Mengetahui akuntabilitas manajemen

8. Mengetahui kepengawasan manajemen

9. Mengetahui pengembangan manajemen

10. Mengetahui permasalahan manajemen BK dan solusinya


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Istilah “manajemen” berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata “manus”
yang berarti tangan, dan “agere” yang berarti melakukan. Kata-kata ini
digabung menjadi kata kerja “managere‟ yang artinya menangani. Managere
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja “to manage‟
yang artinya mengurus atau tata laksana, dengan kata benda management, dan
manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Menurut Usman,
sebagaimana yang dikutip oleh Onisimus, manajement diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan (Amtu,
2011:1).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), manajemen adalah; 1. Orang
yang mengatur pekerjaan atau kerjasama diantara berbagai kelompok atau
sejumlah orang untuk mencapai sasaran. 2. Orang yang berwenang dan
bertanggung jawab membuat rencana, mengatur, memimpin, dan
mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai sasaran tertentu.
Manajemen pada hakikatnya dapat dipahami sebagai proses kerja sama
dua orang atau lebih dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga, untuk
mempermudah pemahaman mengenai pengertian manajemen, berikut paparan
para ahli yang memberikan defenisi tentang manajemen, diantaranya; George
R. Terry. menjabarkan mengenai manajemen adalah pencapaian tujuan yang
ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
Sedangkan Haiman yang dikutip Agus, mendefiniskan manajemen sebagai
fungsi untuk mencapai sesuatu melalui orang lain dan mengawasi usaha-usaha
individu untuk mencapai tujuan bersama (Wibowo, 2013:33).
Menurut Sondang P. Siagian sebagaimana yang dikutip oleh Dian
Fitrianingrum memaparkan bahwa majanemen adalah kemampuan atau
keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan
melalui kegiatan-kegiatan orang lain (Fitrianingrum, 2015:4).

3
4

Sedangkan menurut S Prajudi Atmosudirdjo menyatakan bahwa


manajemen adalah menyelenggarakan sesuatu dengan menggerakkan orang-
orang, mesinmesin, dan alat-alat sesuai dengan kebutuhan.
Manajemen bimbingan dan konseling berbasis permendikbud nomor 111
tahun 2014 dijelaskan bahwa bimbingan dan konseling sebagai layanan
profesional pada satuan pendidikan dilakukan oleh tenaga pendidik
profesional yaitu seorang konselor yang lulus dengan mengambil gelar profesi
kons nya atau guru bimbingan dan konseling guru bimbingan dan konseling
adalah tamatan S1 BK sebagaimana yang kita ketahui bahwa yang dapat
melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling adalah seorang konselor
atau yang memiliki tamatan S1 BK. Jika dilihat dari tanggung jawab seorang
guru bk disekolah yang 24 jam pelajaran setiap perminggunya maka rata-rata
seorang konselor dapat melaksanakan kegiatan konseling yang sebanding
dengan 2 jam pelajaran maka ada 12 kegiatan konseling yang dilaksanakan
dikelas dan diluar kelas. Guru bk di sekolah terkadang mendapat tugas yang
lebih yaitu dikarenakan di sekolah tersebut hanya ada 1 guru bk saja pada
dasarnya seharusnya 1:150 atau dapat dikatakan satu guru BK mengayomi
atau pun memegang siswa asuhnya sejumlah 150 siswa. Sehingga ada
kemungkinan lebih dari 12 kegiatan konseling yang dilakukan dalam
seminggu. Maka dari itu akan lebih baik ada program yang harus dilakukan
oleh guru BK yaitu program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan
harian.
Dari beberapa pengertian manajemen yang dikemukakan para ahli tersebut
dapat dikatakan bersifat universal. Dalam arti bahwa manajemen dapat di
terapkan dalam berbagai bidang usaha manusia baik itu dalam pabrik, sekolah,
bank, rumah sakit, kantor, bahkan sampai kepala kehidupan rumah tangga.
Dari pendapat para ahli tentang manajemen dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah pencapaian tujuan atau penyelesaian pekerjaan dengan
mempergunakan kemampuan atau ketrampilan melalui kegiatan orang-orang,
mesin-mesin, dan alat-alat yang sesuai kebutuhan.
5

Ada tiga alasan mengapa manajemen diperlukan dalam pelayanan


bimbingan dan konseling yaitu pertama, untuk mencapai tujuan. Kedua, untuk
menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan (apabila
ada). Ketiga, untuk mencapai efisiensi dan efektivitas (Tohirin, 2013).
B. Fungsi Manajemen
Menurut Kasmir (2016), dalam manajemen terdapat atau terdiri dari
fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan adalah proses untuk menyusun suatu kegiatan dalam
periode tertentu, termasuk target yang akan dicapai. Terkadang dalam
menyusun rencana juga disebutkan dengan asumsi-asumsi tertentu
berdasarkan kondisi tertentu.
2. Pengorganisasian
Setelah perencanaan disusun dan menghasilkan berbagai rencana, maka
langkah selanjutnya adalah membentuk organisasi, sehingga menghasilkan
struktur organisasi. Di dalam struktur organisai sudah dibuatkan pekerjaan
(job) masing-masing atau jabatan yang dibutuhkan. Masing-masing jabatan
yang berisi tugas wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing.
Kemudian langkah selanjutnya menyediakan seluruh sarana dan prasarana
guna mendukung rencana tersebut. Penyediaan sumber daya manusia juga
harus disesuaikan dengan kualifikasi yang telah ditetapkan atau
dipersyaratkan.
3. Pelaksanaan
Kemudian melaksanakan rencana yang telah disusun dengan
melakukan:
a. Staffing
Merupakan proses untuk menempatkan orang-orang pada tugas atau
tempat yang telah ditetapkan sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
6

b. Directing
Merupakan kegiatan mengarahkan tenaga kerja yang telah
ditempatkan untuk melaksanakan pekerjaan.
4. Pengawasan
Yaitu kegiatan untuk mengawasi kegiatan yang sudah direncanakan
agar berjalan pada jalur yang telah disusun. Tujuannya adalah agar jangan
sampai terjadi penyimpangan atau kesalahan dalam melaksanakan
pekerjaan. Terdiri dari dua kegiatan yaitu:
a. Melakukan pengawasan
Merupakan kegiatan untuk mengawasi seluruh kegiatan, yang
dilakukan oleh jabatan atau orang tertentu, baik dengan mata telanjang,
menggunakan teknologi (cctv), dan hasil (laporan) yang dilakukan secara
terus menerus dalam waktu tertentu.
b. Mengambil tindakan
Merupakan kegiatan yang dilakukan terhadap hasil pengawasan jika
terjadi penyimpangan atau menyimpang dari yang telah ditetapkan.
Adapun Terry menjelaskan tentang manajemen dalam bukunya yang
berjudul Principles of Management yaitu "Suatu proses yang membedakan
atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dengan
memanfaatkan baik ilmu maupun seni demmi mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya".
Dari definisi Terry itulah kita bisa melihat fungsi manajemen menurutnya.
Berikut ini adalah fungsi manajemen menurut Terry:
a. Perencanaan (planning)
Menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama satu masa
yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai
tujuan-tujuan itu. Gistituati (2009:73) perencanaan merupakan aktivitas
yang sangat penting yang membantu mempertahankan efektivitas
manajemen. Dengan tujuan dan perencanaan kegiatan yang jelas akan ada
pedoman untuk kegiatan-kegiatan dimasa depan serta dapat
mengalokasikan waktu dan berbagi sarana dan prasarana yang ada.
7

Semua organisasi melaksanakan aktivitas perencanaan begitu juga


dengan organisasi pendidikan di sekolah seperti halnya kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah. Suatu program layanan BK tidak
mungkin akan tercipta, terselenggara bila tidak ada perencanaan di
dalamnya. Adapun manfaat dilakukannya perencanaan program BK
menurut Nurihsan (2005:40) adalah:

1. Adanya kejelasan arah pelaksanaan program bimbingan


2. Adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan-
kegiatan yang dilakukan
Terlaksananya program kegiatan bimbingan secara lancar, efisien dan
efektif
b. Pengorganisasian (organization)
Mengelompokan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan
memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu. Disini
adanya proses dimana struktur organisasi dan pembagian pekerjaan
dilakukan. Pelaksanaan BK di sekolah juga perlu dilakukan
pengorganisasian, yaitu adanya personal sekolah dengan berbagai
tanggung jawabnya. Pelaksanaan BK di sekolah juga perlu dilakukan
pengorganisasian, agar setiap orang dalam organisasi BK itu mampu dan
dapat menjalankan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya dengan
sebaik-baiknya.
c. Pelaksanaan (actuating)
Pelaksanaan merupakan tahapan realisasi rencana yang telah
disusun sebelumnya dengan mengacu pada pengorganisasian. Dalam
bimbingan dan konseling, program yang telah disusun hendaknya
dilaksanakan dengan kerja sama yang baik antara pihak-pihak yang terkait.
d. Pengawasan (controlling)
Pengawasan yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari
organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi
8

penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif
dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana (Saidah, 2014:3).
Semua fungi di atas tidak akan efektif tanpa adanya pengontrolan.
Jadi menurut penulis pengontrolan adalah penemuan dan penerapan cara
dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai
dengan yang telah ditetapkan dan melihat apakah kegiatan yang tidak
diinginkan tidak terjadi. Adanya pengontrolan akan dapat mengukur
pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab
penyimpangan dan pengambil tindakan-tindakan korektif dimana perlu.
Jadi hakikat dari fungsi manajemen menurut Terry adalah apa yang
direncanakan, itu yang akan dicapai. Maka itu fungsi perencanaan harus
dilakukan sebaik mungkin agar dalam proses pelaksanaannya bisa berjalan
dengan baik serta segala kekurangan bisa di atasi. Sebelum kita melakukan
perencanaan, ada baiknya rumuskan dulu tujuan yang akan dicapai.
C. Syarat Manajemen
Menurut Hasibuan (2016), syarat-syarat atau dasar-dasar manajemen
diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Adanya kerjasama diantara sekelompok orang dalam ikatan formal
2. Adanya tujuan bersama serta kepentingan yang sama yang akan dicapai
3. Adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab yang teratur
4. Adanya hubungan formal dan ikatan tata tertib yang baik
5. Adanya sekelompok orang dan pekerjaan yang akan dikerjakan
6. Adanya human organization
Syarat manajemen di atas dilengkapi oleh Masbur & Nuzliati (2017) sebagai
berikut:
1. Harus ada pembagian kerja
Mengandung pengertian bahwa suatu pekerjaan itu bila dibagi sesuai
dengan bakat dan kemampuan anggota organisasi akan lebih berhasil bila
dibandingkan dengan tidak adanya pembagian kerja.
9

2.      Kekuasaan dan pertanggungjawaban


Dalam sebuah organisasi harus ada kejelasan tentang kekuasaan dan
pertanggung jawaban antara masing-masing staf dalam organisasi.
3.      Disiplin
Semua lini dalam sebuah organisasi harus mempunyai disiplin dengan
menaati peraturan yang ditetapkan.
4.      Kesatuan komando
Kesatuan komando perlu untuk menjaga kesimpangsiuran perintah di
dalam organisasi, karena organisasi mempunyai tujuan yang sama.
5.      Kesatuan arah
Kesatuan arah diperlukan untuk menghindari masing-masing anggota
mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Perintah hanya datang dari satu orang
saja.
6.     Tujuan organisasi sesuai dengan tujuan anggotanya
Antara tujuan organisasi dan tujuan anggotanya harus sejalan, karena
apabila terdapat perbedaan tujuan maka organisasi akan mengalami
kesulitan.
7.     Pemberian upah/gaji
Harus didasarkan pada kebutuhan anggota organisasi dan keluarganya
secara adil.
8.     Sentralisasi
Memberikan suatu gambaran bahwa di dalam suatu organisasi
memerlukan suatu pemusatan tanggung jawab untuk menghindari
bawahan tidak dibebani dengan tangung jawab yang lebih besar.
9.     Jenjang jabatan
Urutan-urutan hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain
harus saling bersambung. Kejelasan hubungan ini perlu untuk menentukan
kearah mana seseorang harus bertanggung jawab dan ke arah jenjang mana
seseorang kelak di promosikan.
10

10.  Keteraturan
Keteraturan diperlukan agar tidak terjadi kelambatan di dalam proses
manajemen.
11.  Keadilan
Keadilan diperlukan di dalam segala aspek agar semua komunikasi yang
lancer diantara anggota merasa puas dan bekerja dengan penuh semangat.
12.  Kestabilan di dalam organisasi
Para anggota harus merasa stabil kedudukannya di dalam organisasi.
13.  Inisiatif
Tanpa inisiatif akan menjurus kepada hal-hal yang bersifat rutin dan
organisasi akan mengalami sebuah kerugian.
14.  Semangat korps
Adanya komunikasi yang lancar diantara pimpinan dan bawahan akan
menambah semangat kerja bawahan.
D. Organisasi Dan Personalia
Organisasi berasal dari kara organon dalam bahasa Yunani yang berarti
alat. Organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerja sama antara orang-
orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan
sumber daya yang dimiliki (dalam Salahudin, 2010).
Menurut Hasibuan (2016), organisasi adalah suatu sistem perserikatan
formal dari dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
tertentu. Organisasi jika dilihat dari sudut tujuannya dikenal organisasi
perusahaan (business organization) dan organisasi sosial (public organization).
Keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya
tergantung pada berbagai faktor (Siagian, 2012) sebagai berikut:
1. Mampu tidaknya kelompok manajerial dalam organisasi menjalankan
fungsi-fungsi manajerialnya.
2. Tersedia tidaknya tenaga operasioonal yang matang secara teknis dan
mempunyai keterampilan yang sesuai dengan berbagai tuntutan tugas yang
harus di selenggarakannya.
11

3. Tersedia anggaran yang memadai untuk pembiayaan berbagai kegiatan yang


telah ditetapkan untuk diselenggarakan.
4. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang jenis, jumlah dan mutunya
sesuai dengan kebutuhan.
5. Mekanisme kerja yang tingkat formalisasinya disesuaikan dengan
kebutuhan.
6. Iklim kerja dalam organisasi yang mendorong terwujudnya kerjasama yang
harmonis natar berbagai satuan kerja dalam organisasi.
7. Situasi lingkungan yang diharapkan mendukung pelaksanaan kegiatan
operasional yang menjadi tanggung jawab organisasi.
Menurut Prayitno, dkk. (2016), adanya organisasi profesi dicatat sebagai
salah satu unsur pokok berkenaan dengan keberadaan sutu profesi yang
dimaksud. Sesuai dengan keberadaan dan pengembangan profesi yang
dimaksud. Sesuai dengan sifat yang professional, organisasi profeso
merupakan kumpulan resmi (berbadan hukum) yang (idealnya) para anggota
dan pengurusnya adalah pemegang gelar profesi lulusan pendidika profesi yag
dimaksud. Dengan demikian lulusan program PPK dan mereka telah memiliki
sertifikat professional bidang pelayanan konseling terwadahi di dalam
organisai profesi konselor.
1. Tugas organisasi profesi
Tugas pokok organisasi profesi tidak lain adalah menegakkan profesi
yang diembannya dan mengembangkannya sehingga menjadi profesi yang
benar-benar bermartabat. Secara lebih terarah, tugas organisasi profesio
diantaranya yaitu:
a. Ikut serta mengembangkan ilmu dan teknologi pelayanan profesi
b. Menegakkan dan mengembangkan praktik pelayanan profesi
c. Menegakkan kode etik profesi
2. Konselor dalam Organisasi Profesi
Hal-hal pokok yang berkenaan dengan kualifikasi professional konselor
dalam kaitannya dengan organisasi profesi yaitu:
a. Konseling adalah pendidikan, tiada konseling tanpa pendidikan
12

b. Konselor adalah pendidik, dengan demikian landasannya adalah ilmu


pendidikan
c. Pendidikan adalah tenaga professional, oleh karenaya konselor adalah
tenaga professional
d. Lulusan PPK adalah pemegang gelar profesi konselor dan pemegang
mandate pelayanan professional konseling
e. Organisasi profesi konseling yaitu IKI (Ikatan Konselor Indonesia)
mewadahi, menghidupi dan menghidupkan keprofesionalan para
konselor sebagai anggota organisasi.
Menurut Tohirin (2013), dalam pelaksanaan kegiatan BK, para personalia
atau orang-orang yang terlibat dalam aktivitas pelayanan bimbingan dan
konseling akan ditetapkan, disusun serta terdapat pembagian tugas (job
description) pada masing-masingnya. Guru BK atau konselor sekolah tidak
mungin bekerja sendiri dalam memberikan pelayanan BK kepada siswa di
sekolah, ia memerlukan bantuan orang lain. Jadi, pelayanan Bk di sekolah dan
madrasah melibatkan banyak orang. Untuk itu, harus ditentukan dan disusun
para personalia atau orang-orang yang terlibat dalam pelayanan agar
pelaksaannya dapat efektif dan efisien sehingga tujuannya pun dapat dicapai
secara efektif dan efisien pula. Fungsi ini dilaksanakan oleh kepala sekolah
bersama koordinator BK, tetutama apabila di sekolah yang bersangkutan
memiliki beberapa orang guru BK.
Sukardi (2003) menyatakan bahwa manajemen bimbingan konseling di
sekolah diselenggarakan oleh suatu organisasi dengan sejumlah personalia.
Organisasi ini mencerminkan keterkaitan berbagai komponen dalam bimbingan
konseling disekolah. Komponen pokok dalam bimbingan konselig dan
personalianya disekolah adalah:
1. Guru BK yang merupakan pelaksana utama kegiatan bimbingan dan
konseling disekolah
2. Koordinator Bimbingan Konseling sebagai penangung jawab utama
pengelolaan bimbingan konseling disekolah
13

3. Kepala sekolah sebagai penangung jawab seluruh kegiatan sekolah termasuk


kegiatan bimbingan dan konseling
4. Wali kelas sebagai pengelola khusus sekelompok siswa dalam satu kelasa
sebagai kelompok sasaran pokok bimbingan dan konseling
5. Guru mata pelajaran dan guru praktikan sebagai mitra kerja guru BK dan
saling menunjuang demi suksesnya program pengajaran dan program
bimbingan dan konseling
6. Pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling dalam rangka
meningkatkan kinerja bimbingan konseling disekolah.
7. Siswa di sekolah yang bersangkutan sebagai kelompok sasaran langsung
kegiatan bimbingan dan konseling.
Agar dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang di kehendaki
maka proses dari manajemen haruslah memiliki syarat-syarat yang harus
dipenuhi (Masbur, 2017) salah satunya adalah : Harus adanya pembagian
kerja. Bahwa suatu pekerjaan itu harus dibagi sesuai dengan bakat dan
kemampuan anggota organisasi dan kegiatan itu akan lebih berhasil
dibandingkan tidak adanya pembagian kerja.
Organisasi adalah suatu sistem yang saling memiliki pengaruh antara
orang dalam kelompok yang bekerja untuk mencapai tujuan yang sama
(sutarto, 1995). Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling yang ingin
dilakukan disekolah hendaklah dilakukan pertimbangan terkait dengan sumber
tenaga yang ada di sekolah tersebut, besarnya sekolah, jumlah siswa dan
jumlah guru pembimbing yang ada, dan bagaimana kualifikasi dan pangkat
atau jabatannya dapat disesuaikan dengan pengaturan atau pembagian tugas
disekolah.
Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling mencakup unsur vertikal
dan horizontal yang nantinya dapat memenuhi berbagai tuntutan seperti;
menyeluruh, sederhana, luwes, dan terbuka, menjamin berlangsungnya
kerjasama, menjamin terlaksananya pengawasan, penilaian dan upaya tindak
lanjut.
14

Personilia, secara oprasional pelaksanaan utama layanan bimbingan dan


konseling disekolah adalah guru pembimbing dan kordinator bimbingan,
tetapi personil sekolah yang lain diharapkan juga berperan agar program
bimbingan dapat terselenggara dengan baik. Personil yang dimaksud tersebut
adalah Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran,
kadin pendidikan, komite sekolah, kordinator BK, guru praktek, pengawas bk,
siswa, staf administrasi, orang tua siswa, tata usaha, dan clening servis. Dapat
dikatakan seluruh civitas akademika yang ada disekolah tersebut. Setelah
tercapainya personil yang memang memadai di sekolah perlu bagi seorang
guru juga membuat sebuah perencanaan dalam bentuk program agar tujuan
yang dimaksudkan dapat tercapai.
E. Program
Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu
kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di
dalam setiap program dijelaskan mengenai:
1. Tujuan kegiatan yang akan dicapai
2. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan
3. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui
4. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan
5. Strategi pelaksanaan
Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir
dan lebih mudah untuk diopersionalkan. Menurut Charles O. Jones, pengertian
program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa
karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk
mengindentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu:
1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau
sebagai pelaku program.
2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya
juga diidentifikasikan melalui anggaran.
3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat
diakui oleh publik.
15

Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada model teoritis
yang jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial yang ingin diatasi dan
memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus ada pemikiran yang
serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang
menjadi solusi terbaik (Jones, 1996:295).
F. Fasilitas
Menurut Tohirin (2013), pelaksanaan program BK perlu didukung oleh
sarana fisik dan teknis. Sarana fisik adalah semua peralatan atau perlengkapan
yang dibutuhkan dalam rangka penyusunan program BK seperti: ruang kerja
guru BK beserta peralatannya seperti almari data, ruang konsultasi, ruang
tunggu, ruang tata usaha BK, peralatan administrasi, dan lain-lain. Sarana
teknis adalah alat-alat atau instrument-instrumen yang diperlukan untuk
melaksanakan pelayanan Bimbingan dan Konseling seperti tes baku, daftar
cek, angket, format anekdot, daftar penilaian, kartu pribadi dan lain
sebagainya.
Selain sarana fisik dan teknis, penyusunan rencana program BK juga
memerlukan sarana personel. Sarana personel alam penyusunan rencana
program BK adalah orang-orang yang akan dilibatkan dalam penyusunan
program BK dan mereka akan diberi tugas apa. Orang-orang yang bisa
dilibatkan dalam penyusunan rencana program Bk di sekolah adalah konselor
atau guru BK, kepala sekolah, guru mata pelajaran, pegawai administrasi,
perwakilan orang tua siswa, komite sekolah dan madrasah.
G. Akuntabilitas Program
Menurut Tohirin (2013), penyusunan program bimbingan dapat dikerjakan
oleh tenaga ahli bimbingan dan konseling atau guru BK atau konselor sekolah
atau koordinator BK dengan melibatkan tenaga bimbingan yang lain.
Penyusunan program BK di sekolah harus merujuk kepada program sekolah
dan madrasah secara umum. Artinya, program BK di sekolah disusun tidak
boleh bertentangan dengan program sekolah yang bersangkutan. Selain itu,
penyusunan program BK di sekolah harus sesuai dan berorientasi dengan
kebutuhan sekolah secara umum.
16

Selain disusun berdasarkan kebutuhan sekolah, program BK di sekolah


juga harus disusun berdasarkan kebutuhna siswa secara individual. Menurut
Maslow (Tohirin 2013), kebutuhan individu mencakup: pertama kebutuhan
aktualisasi diri seperti: penggunaan potensi diri, pertumbuhan dan
pengembangan diri. Kedua, kebutuhan harga diri seperti: status atau
kedudukan, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi dan prestasi, apresiasi,
kehormatan diri dan penghargaan. Ketiga, kebutuhan sosial seperti: cinta,
persahabatan, perasaan memiliki dan diterima dalam kelompok, kekeluargaan
dan asosiasi. Keempat, kebutuhan keamanan dan rasa aman seperti
perlindungan dan stabilitas. Kelima, kebutuhan fisiologis seperti makan,
minum, perumahan, seks dan istirahat.
Semua kebutuhan di atas, diidentifikasi dan dianalisis untuk selanjutnya
ditentukan kebutuhan mana ynag menjadi prioritas untuk diprogramkan dalam
program BK guna memberikan pelayanan kepada siswa. Tanpa berorientasi
pada kebutuhan siswa secara umum, pelayanan BK di sekolah dan madrasah
tidak akan mencapai sasaran yang tepat (Tohirin, 2013).
H. Kepengawasan
Menurut Kasmir (2016), pengawasan yaitu kegiatan untuk mengawasi
kegiatan yang sudah direncanakan agar berjalan pada jalur yang telah disusun.
Tujuannya adalah agar jangan sampai terjadi penyimpangan atau kesalahan
dalam melaksanakan pekerjaan. Terdiri dari dua kegiatan yaitu:
1. Melakukan pengawasan
Merupakan kegiatan untuk mengawasi seluruh kegiatan, yang dilakukan
oleh jabatan atau orang tertentu, baik dengan mata telanjang, menggunakan
teknologi (cctv), dan hasil (laporan) yang dilakukan secara terus menerus
dalam waktu tertentu.
2. Mengambil tindakan
Merupakan kegiatan yang dilakukan terhadap hasil pengawasan jika terjadi
penyimpangan atau menyimpang dari yang telah ditetapkan. Sedangkan,
menurut Siagian (2012) pengawasan merupakan usaha sadar dan sistematik
untuk lebih menjamin bahwa semua tindakan operasional yang diambil dalam
17

organisasi benar-benar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan


sebelumnya. Menurut Fayol (dalam Siagian, 2012), sasaran pengawasan
adalah untuk menunjukkan kelemahan-kelemahan dan kesalahan-kesalahan
dengan maksud memperbaikinya dan mencegah agar tidak terulang kembali.
Sedangkan dalam bimbingan dan konseling, Prayitno (2001) menyebutkan
bahwa kepengawasan diartikan sebagai kegiatan pengawas dengan
melaksanakan penilaian dan pembinaan guru serta tenaga pendidikan lainnya
dari segi teknis pelaksanaan dan administrasi kegiatan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu.
I. Pengembangan
Menurut Hasibuan (2016), pengembangan adalah suatu usaha untuk
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral individu
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan
latihan. Prinsip pengembangan adalah peningkatan kualitas dan kemampuan
bekerja individu. Sedangkan jenis-jenis pengembangan yaitu:
1. Pengembangan secara informal
Yaitu individu atas keinginan dan usaha sendiri melatih dan
mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku literature yang ada
hubungannya dengan pekerjaan atau jabatannya.
2. Pengembangan secara formal
Yaitu individu ditugaskan untuk mengikuti pendidikan atau latihan, seperti
di lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan.
Kemudian Prayitno, dkk. (2002) mengemukakan bahwa pengembangan BK
diarahkan kepada semakin meningkatnya mutu pelayanan bimbingan dan
konseling kepada siswa oleh guru BK, dengan indikator meningkatnya:
1. Kemampuan guru BK dalam melaksanakan layanan dan kegaitan
pendukung bimbingan dan konseling
2. Fasilitas untuk pelayanan (tempat kegiatan, instrumen BK, Perangkat
elektronik, buku panduan dan lain-lain)
3. Kerja sama antar personil sekolah
4. Pemanfaatan pelayanan oleh siswa
18

5. Jumlah guru BK (bagi sekolah-sekolah yang masih memerlukan


penambahan)
Pengembangan dilaksanakan melalui:
1. Kerjasama antar guru BK
2. Kerjasama antar personil sekolah
3. Kegiatan pengawasan oleh pangawas sekolah bidang bimbingan dan
konseling
4. Pengembangan fasilitas layanan
5. Pertemuan kesejawatan profesional (MGBK), penataran, lokakarya,
pertemuan ilmiah, keikutsertaan dalam organisasi profesi BK (ABKIN) dan
studi lanjutan.
J. Pemasalahan Manajemen dan Solusi
Permasalahan yang dapat terjadi dapat di sebabkan oleh beberapa hal
(Usman, 2011) seperti berikut:
1. Permasalahan dengan seseorang dapat terjadi karena perbedaan peranan
(atasan dengan bawahan), kepribadian dan kebutuhan (konflik vertikal).
2. Permasalahan dengan kelompok dapat terjadi karena individu tersebut
mendapat tekanan dari kelompoknya, atau individu bersangkutan telah
melanggar norma-norma kelompok sehingga dimusuhi atau dikucilkan oleh
kelompoknya.
3. Permasalahan dengan kelompok dalam sebuah organisasi dapat terjadi
karena ambisi salah satu atau kedua kelompok untuk lebih berkuasa.
4. Permasalahan antar organisasi dapat terjadi karena perebutan kekuasaan,
baik ekonomi maupun politik.
Solusinya dengan melakukan pengawasan yaitu kegiatan untuk mengawasi
kegiatan yang sudah direncanakan agar berjalan pada jalur yang telah disusun.
Tujuannya adalah agar jangan sampai terjadi penyimpangan atau kesalahan
dalam melaksanakan pekerjaan (Kasmir, 2016). Dengan sasaran pengawasan
adalah untuk menunjukkan kelemahan-kelemahan dan kesalahan-kesalahan
dengan maksud memperbaikinya dan mencegah agar tidak terulang kembali
Fayol (Siagian, 2012). Pengawasan yang dilakukan tersebut dengan ciri-ciri:
19

1. Pengawasan harus merefleksikan sifat dari berbagai kegiatan yang


diselenggarakan.
2. Pengawasan harus segera memberikan petunjuk tentang kemungkinan
adanya deviasi (penyimpangan) dari rencana.
3. Pengawasan harus menunjukkan pengecualian pada titik-titik strategis
tertentu.
1. Objektivitas dalam melakukan pengawasan.
2. Keluwesan pengawasan.
3. Pengawasan harus memperhitungkan pola dasar organisasi.
4. Efisiensi pelaksanaan pengawasan.
5. Pemahaman sistem pengawasan oleh semua pihak yang terlibat.
6. Pengawasan mencari apa yang tidak beres.
7. Pengawasan harus bersifat membimbing.
4

MATRIKS
No Sub Topik Ideal Harapan di Kenyataan di sekolah Analisis Kekuatan/ Alternatif Solusi Rekomendasi
sekolah Masalah
Wakil kurikulum sudah Guru BK di MTsS Jadwal guru BK Guru BK hanya Guru BK harusnya Jika hal itu terus
1. Manajemen
membagi jadwal Muhammadiyah Kurai memberikan layanan sekali mebicarakan ini menerus terjadi,
waktu
masing-masing guru Taji diberikan waktu 1 masuk kelas adalah 2 JP membicarakan ini dengan serius dengan maka guru BK
mata pelajaran dan guru JP untuk memberikan menurut Permendiknas kepada guru mata guru tersebut. harus
BK. Satu JP di tingkat layanan disetiap kelas No. 83A tahun 2013. pelajaran yang Meminta guru memaksimalkan
SMP/MTs adalah 40 yang diampunya. masuk sebelum tersebut memahami waktu di luar jam
menit. Kemudian pada saat jam BK karena bahwa jam masuk BK pelajaran dengan
pergantian jam guru ini hanya 1 JP di kelas. layanan yang lain,
pelajaran, waktu jam merupakan guru seperti BKP, KKP
BK selalu terpakai 10- senior dan tidak dan konseling
20 menit oleh mata enak menegur perorangan
pelajaran lain. Hal itu terus tentang jam
menyebabkan kurang pelajaran.
maksimalnya Selanjutnya guru
pemberian layanan BK
5

BK karena waktu memaksimalkan


yang tinggal sedikit waktu yang tersisa
sedikit untuk memberi
layanan
2. Instrumen Instrumen BK yang Instrumen BK yang AKPD dengan jumlah Guru BK Guru BK seharusnya Misalnya
yang
digunakan digunakan di sekolah digunakan untuk item 50, tidak bisa SMP/MTs di Kota tidak terpaku dengan menggunakan
adalah instrumen tes menyusun program menggambarkan dengan Pariaman instrument yang AUM, DCM dan
dan non tes adalah AKPD (Angket jelas permasalahan siswa menggunakan POP belum mengungkap ITP
Kebutuhan Peserta karena pernyataan itemnya AKPD, dengan semua permasalahan
Didik) tidak lengkap alasan pembelian peserta didik.
aplikasi dan buku Harusnya di ganti
dengan harga dengan instrument
terjangkau. Bahkan yang lebih kompleks
setingkat SMA pun mengungkap
memakai aplikasi permasalahan peserta
AKPD didik.
3. Personalia Dalam struktur Tidak adanya Koordinator merupakan Sampai saat ini Disarankan kepada Guru BK harus
organisasi BK koordinator BK dan hal yang penting dalam tidak ada guru BK MTs menjelaskan
disekolah harus adanya permasalahan serta struktur organisasi BK koordinator BK di Muhammadiyah kepada wakil
6

koordinator BK yang kebutuhan BK disekolah. Karena dengan MTs Kurai Taji untuk kesiswaan dan
bertanggung jawab langsung dilaporkan adanya koordinator untuk Muhammadiyah memilih koordinator kepala sekolah
untuk pengelolaan BK kepada kepala sekolah mengatur lalu lintas kerja Kurai Taji. BK supaya supaya di adakan
pelayanan BK sehingga Menurut ke dua manajemen BK di pemilihan
kegiatan tersebut dapat guru BK nya tidak sekolah tersebut koordinator BK
berjalan dengan lancar, ada permasalahan makin bagus untuk memudahkan
efisien dan efektif meskipun tidak ada lalu lintas
Koordinator BK pekerjaan guru di
sekolah tersebut
4. Pengawas BK Pengawas BK untuk Pengawas BK untuk Adanya pengawas BK Pengawas sekolah Mensosialisasikan Kepala sekolah dan
satu tingkat masing- MTs tidak ada. untuk sekolah supaya apalagi bukan dari kepada wakil wakil kurikulum
masing SMP/MTs Kemudian MGBK semua guru BK jurusan BK akan kurikulum dan kepala menyampaikan
pun tidak berjalan. terfasilitasi untuk sulit memahami sekolah bahwa aspirasi dari
Pengawas BK dilebur megembangkan diri dan kebutuhan dari BK pengawas untuk BK penulis kepada
pada pengawas meningkatkan kompetensi. sendiri penting dan kemenag agar
sekolah Pengawas BK sebagai menghidupkan mendukung guru
penampung aspirasi dari Kembali MGBK di BK di sekolah
semua guru BK di ruang kemenag.
lingkupnya.
7

5. Fasilitas BK Fasilitas BK seperti Ruangan BK untuk Fasilitas BK disekolah Ruangan BK di Membicarakan hal ini Misalnya dengan
ruangan, buku konseling kelompok harus dilengkapi supaya MTsS kepada kepala cara guru BK
pegangan guru dan dan bimbingan siswa nyaman untuk Muhammadiyah sekolah dan mengusulkan setiap
siswa atau modul, dan kelompok tidak ada, berkonsultasi. Apalagi Kurai taji hanya jajarannya untuk tahunnya untuk
fasilitas seperti kegiatan tersebut dengan bahan bacaan untuk konseling menambah ruangan menambah fasilitas
komputer khusus untuk dilakukan di ruangan supaya siswa tertarik individual dan BKP, KKP supaya BK disekolah
BK kelas saja. dengan BK dan akhirnya dekat dengan siswa nyaman dalam
Ruang tamu BK dating sendiri ke ruangan ruangan TU dan mengungkapkan
disamakan dengan BK untuk mengentaskan kantor majelis aspirasinya. Apalagi
ruang tamu kantor KES-T dan guru. untuk konseling
majelis guru mengembangkan KES perorangan
komputer khusus ruangannya harus
untuk menyimpan kedap suara.
data dan
menggunakan aplikasi
tidak ada, komputer
yang digunakan guru
BK adalah laptop
pribadi dan untuk
8

penggunaan aplikasi
di komputer TU.
Ruangn konseling
perorangan belum
kedap suara
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen pada hakikatnya dapat dipahami sebagai proses kerja sama dua
orang atau lebih dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga, untuk mempermudah
pemahaman mengenai pengertian manajemen, berikut paparan para ahli yang
memberikan defenisi tentang manajemen, diantaranya; George R. Terry.
menjabarkan mengenai manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan
terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Sedangkan Haiman
yang dikutip Agus, mendefiniskan manajemen sebagai fungsi untuk mencapai
sesuatu melalui orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai
tujuan bersama.
B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis paparkan. Kepada pembaca agar terus
meningkatkan pemahaman nya terhadap materi konsep dan permasalahan
manajemen BK, dengan mempelajari dan membaca dari berbagai sumber
referensi yang lain, yang dipelajari dalam mata kuliah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran serta masukan yang konstruktif sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Besar harapan
penulis semoga makalah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi pembaca pada
umumnya dan pemakalah pada khususnya.

18
KEPUSTAKAAN
Afifuddin. (2012). Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: Pustaka Setia.
Amtu, Onisimus. 2011. Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah (konsep,
strategi, dan Implementasi., Alfabeta, Bandung.

Fitrianingrum, Dian. 2015. Pengelolaan program Musyawarah Guru Mata


Pelajaran IPA Tingkat SMP di Kabupaten Bantul, Jurnal Manajemen
Pendidikan. Vol 1 No 2

Hasibuan, M. S. P. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi


Aksara.
Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Masbur & nuzliah. 2017. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Banda Aceh:
SEARFIQH

Prayitno, dkk. (2002). Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis


Kompetensi. Jakarta: Balitbang Depdiknas.
Prayitno, dkk. (2016). Bahan Ajar: Wawasan Profesional Bimbingan dan
Konseling. Padang: BK FIP UNP.
Prayitno. (2001). Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Saidah, 2014. Implementasi Manajemen Layanan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah dan Madrasah, Dalam Jurnal Al-Fikrah Vol. 5

Sutarto. 1995. dasar dasar organisasi. gajah mada press.

Salahudin, A. (2010). Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.


Siagian, S. P. (2012). Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukardi, D. K. (2003). Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Bandung: Alfabeta.
Tohirin. (2013). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta:
Rajawali Pers.
Usman, H. (2011). Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Wibowo, Agus. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah (Konsepdan
Praktik implementasi), Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai