Anda di halaman 1dari 20

IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan

yang dibimbing oleh

Dr. Gunawan, M. Pd.I

Oleh
Alfina Afwani (084131284)
Noer Diana K (084131020)
Moh. Mashuri (T20151265)
Vica Nilaur R (T20151253)
Ulil Ma’rifatul K (T20151274)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
MARET 2016

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam. Atas limpahan

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam

semoga tetap tercurahkankan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang

telah menyelamatkan kita dari gelapnya zaman jahiliyah ke zaman yang terang

benderang, sehingga kita dapat mengenal islam saat ini.

Makalah yang berjudul “Implementasi Fungsi Manajemen Pendidikan”

ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan, penulis

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Gunawan, M. Pd.I selaku dosen pembimbing yang telah banyak


memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam penyusunan
makalah ini.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini dari

awal sampai akhir sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat

waktu.

Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah

SWT meridhloi segala usaha kita, Amiin.

Jember, 02 Maret 2016

Penulis,

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan masalah ........................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................

2.1 Fungsi Perencanaan..........................................................................

2.2 Fungsi Pengorganisasian..................................................................

2.3 Fungsi Penggerakan.........................................................................

2.4 Fungsi Pengendalian........................................................................

2.5 Implementasi Fungsi Manajeman Pendidikan......................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................

3.1 Kesimpulan .....................................................................................

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajamen pada hakikatnya merupakan suatu proses
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan upaya
organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara
efektif dan efisien. Dikatakan suatu proses karena seluruh manajer,
ketangkasan serta keterampilan yang dimilikinya mengusahakan dan
mendayagunakan tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang
saling berkaitan untuk mencapai tujuan.1
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, manajemen harus
dilaksanakan sesuai dengan fungsi-fungsinya. Uraian fungsi-fungsi
menurut para ahli manajemen memang berbeda dalam jumlah unsur dan
terminologi, namun pada hakikatnya adalah sama, yaitu perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan
pengendalian (controlling).
Yang pertama yaitu fungsi perencanaan. Perencanaan merupakan
salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga dan bagi
setiap kegiatan, baik perseorangan maupun kelompok.2 Perencanaan
diperlukan untuk setiap usaha dalam rangka mencapai suatu tujuan
tertentu.3 Karena tanpa perencanaan atau planning, pelaksanaan suatu
kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan juga mungkin kegagalan.4
Fungsi selanjutnya yaitu pengorganisasian. Penempatan fungsi
pengorganisasian setelah fungsi perencanaan merupakan hal yang logis
karena tindakan pengorganisasian menjembatani kegiatan perancanaan
dengan pelaksanaannya. Pengorganisasian diperlukan untuk merealisir
suatu rencana ke arah tujuan yang telah ditetapkan, ia memerlukan
1
Imam Wahyudi, 2012, dalam Ach.Barocky Zaimina, Supervisi Pendidikan, (Jember: STAIN
Press, 2013), 96.
2
M.Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), 106.
3
Marno dan Triyo Supriatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Malang:
Refika Aditama, 2013), 13.
4
M.Ngalim Purwanto, Administrasi...,106-107.

4
pengaturan-pengaturan yang tidak saja menyangkut wadah di mana
kegiatan-kegiatan itu dilaksanakan namun juga aturan main (roles of
games) yang harus ditaati oleh setiap orang dalam organisasi dalam
bekerja sama mencapai tujuan organisasi.5
Yang ketiga adalah fungsi penggerakan. Hasibuan mengatakan
bahwa penggerakan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam
manajemen. Pentingnya pelaksanaan penggerakan didasarkan pada alasan
bahwa, usaha-usaha perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital tapi
tak akan ada output konkrit yang dihasilkan tanpa adanya implementasi
aktifitas yang diusahakan dan diorganisasikan dalam suatu tindakan
actuating atau usaha yang menimbulkan action. Sehingga banyak ahli
yang berpendapat bahwa penggerakan merupakan fungsi yang terpenting
dalam manajemen.6
Yang terakhir adalah fungsi pengendalian. Fungsi
pengendalian/pengawasan merupakan suatu unsur manajemen untuk
melihat apakah segala kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan
rencana yang digariskan dan disamping itu merupakan hal yang penting
pula untuk menentukan rencana kerja yang akan datang.7 Namun perlu kita
ingat, bahwa fungsi-fungsi tersebut harus diimplementasikan dan
dilaksanakan dengan baik agar dapat mencapai tujuan organisasi dengan
lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, kami selaku penulis akan
membahas tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dan secara lebih
mendalam. Apa itu pengertian perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pengendalian serta bagaimana implementasinya, berikut
akan kami bahas lebih lanjut.
2.1 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian fungsi perencanaan?
2. Apia pengertian fungsi pengorganisasian?
3. Apa pengertian fungsi penggerakan?
5
Ibid., 16.
6
Marno dan Triyo Supriatno, Manajemen..., 21.
7
Ibid., 24.

5
4. Apa pengertian fungsi pengendalian?
5. Bagaimana implementasi fungsi manajemen dalam
lembaga pendidikan?
2.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian fungsi perencanaan
2. Untuk mengetahui pengertian fungsi pengorganisasian
3. Untuk mengetahui pengertian fungsi penggerakan
4. Untuk mengetahui pengertian fungsi pengendalian
5. Untuk mengetahui implementasi fungsi manajemen dalam
lembaga pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

6
2.1 Perencanaan (planning)
1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah penentuan secara matang dan cerdas tentang
apa yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka
mencapai tujuan.8 Anderson dan Bowman mengatakan bahwa perencanaan
adalah proses mempersiapkan seperangkat keputusan bagi perbuatan di
masa datang.9
Dalam sumber lain dikatakan bahwa perencanaan bertujuan untuk
mencapai seperangkat operasi yang konsisten dan terkoordinasi guna
memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Perencanaan adalah tugas utama
manajamen. Perencanaan harus disusun sebelum pelaksanaan fungsi-
fungsi manajemen lainnya sebab menentukan kerangka untuk
melaksanakan fungsi-fungsi lainnya itu.10
Ditelaah secara mendasar, perencanaan adalah sutu proses
intelektual yang melibatkan pembuatan keputusan. Proses ini menuntut
prediposisi mental untuk berpikir sebelum bertindak, berbuat berdasakan
kenyataan bukan perkiraan, dan berbuat sesuatu secara teratur. Hal ini
merupakan tindakan kognitif sesuai dengan permintaan perencanaan. Jadi
manajer harus merencanakan sebelum dapat melakukan suatu fungsi
lainnya secara intelegen.11
Sedangkan dari sudut pandang organisasi, Hicks dan Gullett
menyatakan perencanaan berurusan dengan : (1) penentuan tujuan dan
maksud-maksud organisasi; (2) prakiraan-prakiraan lingkungan di mana
tujuan hendak dicapai; dan (3) penetapan pendekatan di mana tujuan dan
maksud organisasi hendak dicapai. Perencanaan memberikan kesempatan
kepada administrator (pimpinan atau manajer) untuk berinisiatif
menciptakan situasi yang menguntungkan organisasi. Tanpa perencanaan,

8
Marno dan Triyo Supriatno, Manajemen...,13.
9
Anderson dan Bowman, 1964, dalam Marno dan Triyo Supriatno, Manajemen...,13.
10
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012), 135.
11
Ibid.,

7
seorang administrator hanya sekedar mereaksi permasalahan yang
bermunculan dalam usaha mengendalikan permasalahan tersebut.12
Dari uraian tersebut di atas, maka dapatlah dikatakan bahwa
perencanaan mengandung pokok-pokok pikiran sebagai berikut: (1)
perencanaan selalu berorientasi ke masa depan, maksudnya perencanaan
berusaha meramalkan bentuk dan sifat masa depan yang diinginkan
organisasi berdasarkan situasi dan kondisi masa lalu dan masa sekarang;
(2) perencanaan merupakan sesuatu yang sengaja dilahirkan dan bukan
kebetulan, sebagai hasil dari pemikiran yang matang dan cerdas yang
bersumber dari eksplorasi sebelumnya; (3) perencanaan memerlukan
tindakan, baik oleh individu maupun organisasi yang melaksanakannya,
dan; (4) perencanaan harus bermakna, maksudnya dengan perencanaan
usaha-usaha yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya menjadi lebih efektif dan efisien.13
2. Sumber-sumber Perencanaan
Perencanaan dibuat berdasarkan beberapa sumber antara lain:14
a. Kebijaksanaan pucuk pimpinan (policy top management),
bahwa perencanaan itu sering kali berasal dari badan-badan
ataupun orang-orang yang berhak dan mempunyai
wewenang untuk membuat berbagai kebijakan (policy),
sebab merekalah para pemegang policy.
b. Hasil pengawasan, yaitu suatu perencanaan akan dibuat atas
dasar fakta-fakta maupun data-data dari pada hasil
pengawasan sutau kegiatan kerja, sehingga dengan
demikian dibuatlah suatu perencanaan perbaikan maupun
penyesuaian ataupun perombakan secara menyeluruh dari
pada rencana yang telah pernah dilaksanakan.
c. Kebutuhan masa depan, yaitu suatu perencanaan sengaja
dibuat untuk mempersiapkan masa depan yang baik
12
Marno dan Triyo Supriatno, Manajemen...,14.
13
Ibid.,
14
Ibid., 14-15.

8
ataupun untuk mencegah hambatan-hambatan dari
rintangan-rintangan guna mengatasi persoalan-persoalan
yang akan timbul.
d. Penemuan-penemuan baru, yaitu suatu perencanaan yang
dibuat berdasarkan studi faktual ataupun yang terus
menerus maka akan menemukan ide-ide ataupun pendapat
baru, ataupun prakarsa baru unutuk suatu kegiatan kerja.
e. Prakarsa dari dalam, yaitu suatu planninga yang dibuat
akibat dari inisiatif atau usul-usul atau saran-saran dari
bawahan (pegawai atau anggota) dari suatu kegiatan kerja
sama, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
f. Prakarsa dari luar, yaitu suatu rencana yang dibuat akibat
dari saran-saran maupun kritik-kritik dari orang luar
organisasi ataupun dari masyarakat luas.
2.2 Pengorganisasian (organizing)
1. Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas
pada orang yang terlibat dalam kerjasama di lembaga pendidikan.
kegiatan pengorganisasian bertujuan menentukan siapa yang akan
melaksanakan tugas sesuai dengan prinsip manajemen lembaga
pendidikan.15
2. Unsur-unsur organisasi
Menurut Koontz & O’donnel, organisasi adalah pembinaan
hubungan, wewenang, dan dimasukkan untuk mencapai kordinasi
yang struktural, baik secara vertikal maupun secara horizontal di
antara posisi-posisi yang telah diserahi tugas-tugas khusus yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Jadi, organisasi adalah
hubungan struktural yang mengikat/menyatukan unsur-unsur
sebagai berikut:

15
Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan, (Malang: UMM Press,
2010), 12.

9
a. Manusia (human factor) berupa unsur manusia yang
bekerjasama; ada pimpinan dan ada yang dipimpin, dan
seterusnya.
b. Sasaran, yakni tujuan yang ingin dicapai.
c. Tempat kedudukan di mana manusia memainkan peran,
wewenang dan tugasnya.
d. Pekerjaan dan wewenang sesuai dengan peran dan
kedudukannya yang disusun dalam pembagian tugas (job
description).
e. Teknologi, yakni berupa hubungan antara manusia yang
satu dengan yang lain sehingga tercipta organisasi.
f. Lingkungan, yakni adanya lingkungan yang saling
mempengaruhi, misalnya ada sistem kerjasama sosial.
3. Prinsip-Prinsip Pengorganisasian
Prinsip-prinsip pengorganisasian adalah kebenaran-
kebenaran yang menjadi pegangan atau pedoman dalam melakukan
tindakan pengorganisasian. Hal ini perlu dilakukan agar kesalahan-
kesalahan dapat diminimalisasi dan juga agar kesalahan yang
dilakukan pada masa lampau tidak terulang lagi.
Siagian, menyebutkan bahwa ada lima belas prinsip
organisasi, yakni: (1) kejelasan tujuan yang ingin dicapai; (2)
pemahaman tujuan oleh anggota organisasi; (3) penerimaan tujuan
oleh para anggota organisasi; (4) adanya kesatuan arah; (5)
kesatuan perintah; (6) fungsionalisasi; (7) deleniasi berbagai tugas;
(8) keseimbangan antar wewenang dan tanggung jawab; (9)
pembagian tugas; (10) kesederhanaan struktur; (11) pola dasar
organisasi yang relatif permanen; (12) adanya pola pendelegasian
wewenang; (13) rentang pengawasan; (14) jaminan pekerjaan; dan
(15) keseimbangan antara jasa dan imbalan.16
4. Proses Organisasi

16
Siagian, 1990, dalam Marno dan Triyo Supriatno, Manajemen...,18.

10
Proses organisasi dalam suatu perusahaan atau lembaga
pendidikan adalah meliputi pembatasan dan penjumlahan tugas-
tugas, pengelompokan dan pengklasifikasian tugas-tugas, serta
pendelegasian wewenang di antara personil/karyawan perusahaan.
Tahap-tahap/langkah-langkah manajemen dalam bentuk
kegiatan pada proses pengorganisasian sendiri meliputi:17
a. Sasaran, manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang
ingin dicapai.
b. Penentuan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus
mengetahui, merumuskan dan menspesifikasikan kegiatan-
kegiatan yang diperlukan yang akan dilakukan.
c. Pengelompokan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus
mengelompokkan kegiatan-kegiatan dalam beberapa
kelompok atas dasar tujuan yang sama, kegiatan-kegiatan
yang bersamaan serta berkaitan yang terdapat dalam satu
unit kerja/satu departemen.
d. Pendelegasian wewenang, artinya manajer harus
menetapkan besarnya wewenang yang akan didelegasikan
kepada setiap departemen.
e. Rentang kendali, artinya manajer harus menetapkan jumlah
personil pada setiap departemen.
f. Perincian peranan perorangan, artinya manajer harus
menetapkan tugas-tugas perorangan.
g. Tipe organisasi, artinya manajer harus menetapkan tipe
organisasi apa yang akan dicapai, apakah line
organization, line and staff organization atau function
organization.
h. Bagan organisasi, artinya manajer/organisator harus
menetapkan bagan/struktur organisasi yang bagaimana
yang akan dipergunakan.

17
Marno dan Triyo Supriatno, Manajemen...,18-19.

11
2.3 Penggerakan (actuating)
Penggerakan atau actuating menurut Koontz & O’Donnel,
adalah hubungan erat antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan dari
adanya pengaturan terhadap bawahan untuk dapat dimengerti dan
pembagian kerja yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
perusahaan yang nyata.18
Dalam sumber lain disebutkan bahwa menggerakkan dalam hal ini
merangsang anggota-anggota organisasi melaksanakan tugas-tugas dengan
antusias dan kemauan yang baik.19 Sedangkan menurut Davis,
menggerakkan adalah kemampuan pemimpin membujuk orang-orang
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.20
Jadi pemimpin lembaga pendidikan menggerakkan dengan semangat,
pengikut juga bekerja dengan semangat.
Pengertian-pengertian di atas memberikan kejelasan bahwa
penggerakan adalah kegiatan untuk mengarahkan orang lain agar suka dan
dapat bekerja dalam upaya mencapai tujuan. Pada definisi di atas terdapat
penekanan tentang keharusan cara yang tepat digunakan untuk
menggerakkan, yaitu dengan cara memotivasi atau memberi motif-motif
bekerja kepada bawahannya agar mau dan senang melakukan segala
aktivitas dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien.21
2.4 Pengendalian (controlling)
1. Pengertian pengendalian
Secara etimologis, “controlling” lazimnya diterjemahkan dengan
“pengendalian”. George R.Terry merumuskan pengendalian
(controlling) sebagai suatu usaha untuk meneliti kegiatan-kegiatan
yang telah akan dilaksanakan. Pengendalian berorientasi pada
objek yang dituju dan merupakan alat untuk menyuruh orang-orang
bekerja menuju sasaran yang ingin dicapai.22
18
Koontz & O’Donnel, dalam Marno dan Triyo Supriatno, Manajemen...,20.
19
Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas...,13.
20
Davis, 1972, dalam Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas...,13.
21
Marno dan Triyo Supriatno, Manajemen...,21.
22
George R.Terry, 1991, dalam Marno dan Triyo Supriatno, Manajemen...,24-25.

12
Ada beberapa unsur yang perlu diketahui dalam proses
pengendalian ini, antara lain:
a. Adanya proses dalam menetapkan pekerjaan yang telah dan
akan dikerjakan.
b. Merupakan alat untuk menyuruh orang bekerja menuju
sasaran-sasaran yang ingin dicapai.
c. Memonitor, menilai, dan mengoreksi pelaksaan pekerjaan.
d. Menghindarkan dan memperbaiki kesalahan,
penyimpangan atau penyalahgunaan.
e. Mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi kerja.
2. Prinsip-prinsip pengendalian
Winardi mengatakan bahwa prinsip pengawasan efektif
membantu usaha-usaha kita untuk mengatur pekerjaan yang
direncanakan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan
tersebut berlangsung sesuai dengan rencana.23
Sementara itu Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
mengemukakan azas-azas/prinsip pengendalian/pengawasan
sebagai berikut:24
a. Prinsip tercapainya tujuan (principle of assurance of
objective), pengendalian harus ditujukan ke arah
tercapainya tujuan, yaitu dengan mengadakan perbaikan
(koreksi) untuk menghindarkan penyimpangan/deviasi dari
perencanaan.
b. Prinsip efisiensi pengendalian (principle of efesience of
control). Pengendalian ini bertujuan untuk menghindarkan
deviasi-deviasi dari perencanaan sehingga tidak
menimbulkan hal-hal yang lain yang di luar dugaan.
c. Prinsip tanggung jawab pengendalian (principle of control
of responsibility). Pengendalian hanya dapat dilaksanakan
23
Winardi, 1991, dalam Marno dan Triyo Supriatno, Manajemen...,25.
24
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel, dalam Marno dan Triyo Supriatno, Manajemen..., 25-
27.

13
apabila manajer dapat bertanggung jawab penuh terhadap
pelaksanaan rencana.
d. Prinsip terhadap pengendalian masa depan (principle of
future control). Pengendalian yang efektif harus ditujukan
ke arah pencegahan penyimpangan perencanaan yang akan
terjadi, baik pada waktu sekarang maupun pada masa yang
akan datang.
e. Prinsip pengendalian langsung (principle of direct control).
Teknik kontrol yang paling efektif adalah manajer
mengusahakan adanya bawahan yang berkualitas baik.
Pengendalian itu dilakukan oleh manajer atas dasar bahwa
manusia itu sering berbuat salah. Cara yang paling tepat
untuk menjamin adanya pelaksanaan yang sesuai dengan
perencanaan ialah mengusahakan sedapat mungkin para
petugas memiliki kualitas yang baik.
f. Prinsip refleksi perencanaan (principle of reflection of
plan). Pengendalian harus disusun dengan baik, sehingga
dapat mencerminkan karakter dan susunan perencanaan.
g. Prinsip penyesuaian dengan organisasi (principle of
organizational). Pengendalian harus dilakukan sesuai
dengan struktur organisasi. Manajer dan bawahannya
merupakan sasaran untuk melaksanakan rencana. Dengan
demikian pengendalian yang efektif harus disesuaikan
dengan besarnya wewenang manajer sehingga
mencerminkan struktur organisasi.
h. Prinsip pengendalian individual (principle of individuality
of control). Pengendalian dan tehnik pengendalian harus
sesuai dengan kebutuhan menajer. Tehnik pengendalian
harus ditujukan kepada kebutuhan-kebutuhan informasi
setiap manajer. Ruang lingkup informasi yang dibutuhkan

14
itu berbeda satu sama lain tergantung pada tingkat dan
tugas manajer.
i. Prinsip standar (principle of standar). Kontrol yang efektif
dan efisien memerlukan standar yang tepat yang akan
dipergunakan sebagai tolak ukur pelaksanaan dan tujuan
yang dicapai.
j. Prinsip pengawasan terhadap strategis (principle of
strategic point control). Pengendalian yang efektif dan
efisien memerlukan perhatian yang ditentukan terhadap
faktor-faktor yang strategis dalam perusahaan.
k. Prinsip pengecualian (the exeption principle). Efesiensi
dalam kontrol membutuhkan adanya perhatian yang
ditujukan terhadap faktor perkecualian. Perkecualian ini
dapat terjadi dalam keadaan tertentu ketika situasi berubah
atau tidak sama.
l. Prinsip pengendallian fleksibel (principle of flexibility of
control). Pengendalian harus luwes untuk menghindarkan
kegagalan pelaksanaan rencana.
m. Prinsip peninjauan kembali (principle of review). Sistem
kontrol harus ditinjau berkali-kali, agar sistem yang
digunakan berguna untuk mencapai tujuan.
n. Prinsip tindakan (principle of action). Pengendalian dapat
dilakukan apabila ada ukuran-ukuran rencana organisasi,
staffing dan directing.
Telah banyak ahli mengemukakan prinsip-prinsip
pengendalian, namun maksudnya tidak jauh berbeda.
Prinsip-prinsip tersebut di atas dipandang telah mewakili
pendapat yang lain.
3. Proses pengendalian
Pengendalian dapat dilakukan melalui tahap-tahap yang
telah ditentukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun

15
sebelumnya. Seorang manajer dapat melakukan fungsi
pengendalian dengan baik, jika mengetahui secara jelas proses
pengendalian itu melalui tahap-tahap tertentu. Pendapat tentang
pengendalian banyak dilakukan oleh para ahli, antara lain menurut
pendapat Hasibuan yang mengatakan proses pengendalian atau
kontrol dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:25
a. Menentukan standar-standar atau dasar untuk melakukan
kontrol.
b. Mengukur pelaksanaan kerja.
c. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan
menentukan deviasi-deviasi bila terjadi atau ada.
d. Melakukan tindakan-tindakan perbaikan jika terdapat
penyimpangan (deviasi) agar pelaksanaan dan tujuan sesuai
dengan rencana.
2.5 Implementasi Fungsi Manajemen Pendidikan
Fungsi-fungsi manajemen pendidian yang telah dijelaskan di atas
harus dilaksanakan dan diimplementasikan. Entah itu perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengontrolan harus kita laksanakan
dengan baik.
Yang pertama, perencanaan selalu terkait dengan masa depan, dan
masa depan selalu tidak pasti, banyak faktor yang berubah dengan cepat.
Tanpa perencanaan, sekolah atau lembaga pendidikan akan kehilangan
kesempatan dan tidak dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang akan
dicapai, dan bagaimana mencapainya. Oleh karena itu rencana harus
dibuat agar semua tindakan terarah dan terfokus pada tujuan yang hendak
dicapai. Perencanaan selalu dibuat oleh siapapun baik perseorangan
maupun lembaga, baik lembaga bisnis, pemerintah, maupun lembaga
pendidikan.26

25
Hasibuan, 1990, dalam Marno dan Triyo Supriatno, Manajemen...,27.
26
Marno dan Triyo Supriatno, Manajemen...,13.

16
Selanjutnya yaitu fungsi pengorganisasian. Dari uraian di atas,
dapat diketahui bahwa pengorganisasian adalah proses penentuan,
pengelompokan dan penyusunan macam-macam kegiatan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan, penempatan orang-orang (staff) pada kegiatan-
kegiatan ini, penyediaan faktor-faktor fisik yang cocok bagi lingkungan
(keperluan kerja) dan penunjukan hubungan wewenang yang
didelegasikan terhadap setiap orang yang berhubungan dengan
pelaksanaan setiap kegiatan yang diharapkan.27
Dengan demikian, pengorganisasian merupakan fungsi
administrasi yang dapat disimpulkan sebagai kegiatan menyusun struktur
dan membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam
usaha mencapai tujuan bersama. Pengorganisasian yang baik
memungkinkan semua bagian dapat bekerja dalam keselarasan, dan akan
menjadi bagian dari keseluruhan yang tak terpisahkan. Unsur pemersatu
yang pertama adalah tujuan yang hendak di capai, kedua adalah yang
mempersatukan kewenangan, yaitu hak dan kekuasaan untuk melakukan
sesuatu atas dasar kedudukan yang ditempati seseorang, ketiga adalah
pengetahuan yang dapat dianggap sebagai pemersatu karena ia adalah
dasar bagi pengertian dan kesesuaian paham di antara para anggota
organisasi dan menjadi pedoman bagi sikap dan perbuatan mereka.28
Yang ketiga adalah penggerakan. Penggerakan merupakan salah
satu fungsi terpenting dalam manajemen. Karena perencanaan dan
pengorganisasian akan sia-sia tanpa adanya penggerakan. Di sini, manajer,
bawahan/staff yang ada harus saling mendukung dalam menggerakkan
perencanaan yang telah dirumuskan. Para anggota organisasi harus
membantu penggerakan organisasi dengan cara melaksanakan tugas
masing-masing dengan baik.
Yang terakhir adalah pengendalian. Fungsi
pengendalian/pengawasan merupakan suatu unsur manajemen untuk

27
Ibid., 17.
28
Ibid.,

17
melihat apakah segala kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan
rencana yang digariskan, dan di samping itu merupakan hal yang penting
pula untuk menentukan rencana kerja yang akan datang. Oleh karena itu,
pengawasan merupakan suatu kegiatan yang perlu dilakukan oleh setiap
pelaksana terutama yang memegang jabatan pimpinan. Tanpa pengawasan,
pimpinan tidak dapat melihat adanya penyimpangan-penyimpangan dari
rencana yang telah digariskan dan juga tidak akan dapat menyusun
rencana kerja yang lebih baik sebagai hasil dari pengelaman yang lalu.29

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perencanaan adalah penentuan secara matang dan cerdas tentang
apa yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka
mencapai tujuan.

29
Ibid., 24.

18
2. Pengorganisasian merupakan kegiatan membagi tugas-tugas pada
orang yang terlibat dalam kerjasama di lembaga pendidikan.
3. Penggerakan adalah kegiatan untuk mengarahkan orang lain agar
suka dan dapat bekerja dalam upaya mencapai tujuan.
4. Pengendalian/pengawasan merupakan suatu unsur manajemen
untuk melihat apakah segala kegiatan yang dilaksanakan telah
sesuai dengan rencana yang digariskan atau tidak dengan maksud
agar bisa menjaga kestabilan proses menuju pencapaian tujuan.
5. Implementasi fungsi manajemen sangat dibutuhkan dalam
manajemen pendidikan, karena satu fungsi dengan fungsi yang
lainnya saling berkaitan. Implementasi atau pelaksanaan fungsi
dari manajemen tersebut berguna untuk mencapai tujuan dengan
lebih efektif dan efisien. Diimplementasikan dalam bentuk
pembuatan rencana/kerangka kerja jangka pendek ataupun jangka
panjang, penentuan dan pembagian tugas masing-masing anggota,
pelaksanaan tugas masing-masing sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan, serta pengendalian dan pengawasan untuk
mengawal jalannya proses manajemen itu sendiri.
3.2 Saran
Kita sebagai calon pendidik dan pemimpin pendidikan di
masa depan, haruslah mempelajari dan mengetahui fungsi-fungsi
manajemen pendidikan. Agar supaya dapat
mengimplementasikannya dalam proses pendidikan dengan baik.

Daftar Pustaka
Hamalik, Oemar. 2012. Manajemen Pengembangan Kurikulum.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Marno dan Triyo Supriyatno. 2013. Manajemen dan
Kepemimpinan Penidikan Islam. Bandung: Refika Aditama.

19
Nasution, Zulkarnain. 2010. Manajemen Humas di Lembaga
Pendidikan. Malang: UMM Press.
Purwanto, M.Ngalim. 2012. Administrasi dan Supervisi
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
ibidZaimina, Ach.Barocky. 2013. Supervisi Pendidikan. Jember:
STAIN Press.

20

Anda mungkin juga menyukai