FUNGSI PENGGERAKAN
Dosen Pengampu :
Syukra Vadhhillah ,M.pd
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul “FUNGSI PENGGERAKAN (ACTUALING)”dengan tepat
waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Syukra Vadhhillah ,M.pd. Selaku
dosen mata pelajaran Pancasila.Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membatu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh sebab itu,saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….iii
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB 2 : PEMBAHASAN
BAB 3 : PENUTUP
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Jadi, secara garis besar fungsi actuating adalah suatu kegiatan memberikan instruksi,
perintah, dan petunjuk kepada setiap individu maupun kelompok. Supaya mereka dapat
menjalankan apa yang telah direncanakan dengan baik dan bisa terlaksana dengan sempurna.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
A.Pengertian Penggerakan
B.Tujuan Penggerakan
Tujuan utama dari kegiatan actuating akan terlihat dari prinsip ini. Jika proses
pengarahan bisa berjalan dengan baik, maka akan semakin besar kontribusi setiap
anggota pada upayanya dalam mencapai tujuan bersama.
Namun, pengarahan tidak bisa dilakukan sendiri. Fungsinya akan bisa berjalan
dengan baik jika didukung dengan berbagai aspek lain, seperti struktur organisasi yang
jelas, perencanaan yang baik, sumber daya yang memadai, pengawasan yang baik, dan
kemampuan untuk bisa meningkatkan kemampuan dan juga pengetahuan karyawan.
Sebagian besar karyawan bekerja untuk bisa mencapai tujuan atau memenuhi
kebutuhannya tidak bisa selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
Namun, mereka tetap bersedia bekerja dan juga mengikuti tujuan perusahaan. Sehingga,
mereka tidak bisa memberikan dominasi yang besar pada performa perusahaan.
2
Sebenarnya, hal tersebut kembali lagi pada motivasi dan kerja keras setiap
orang. Untuk mereka yang mempunyai motivasi kuat, mereka akan bekerja dengan
keras agar memiliki jabatan yang bagus dan menjalankan karir yang matang di
perusahaan tempatnya bekerja.
C.Funngsi/Manfaat Penggerakan
1.Pengawansan
Selain itu, fungsi lainnya adalah sebagai penghubung antara karyawan dan
manajemen, serta membantu untuk meningkatkan performanya.
2.Motivasi
3.Kepemimpinan
4.Komunikasi
Komunikasi adalah proses pertukaran pandangan, ide, perasaan, fakta, dan lain
sebagainya antara dua orang atau lebih. Komunikasi ini berfungsi sebagai dasar
koordinasi dan membantu kelancaran operasional perusahaan.
D.Prinsip Penggerakan
3
1.Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan utama dari fungsi actuating ini pada dasarnya dapat dilihat pada prinsip yang
menerangkan, jika proses pengarahannya akan semakin efektif.
Maka akan semakin besar pula sumbangan atau kontribusi dari bawahan terhadap
usaha dan upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
Fungsi manajemen actuating pada umumnya tidak dapat berdiri dengan sendirinya,
maksudnya dalam melaksanakannya perlu mendapatkan dukungan dan bantuan dari
aspek-aspek lain.
Sebagian besar orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yang mana bisa
saja mereka memiliki tujuan yang tidak selaras dengan tujuan perusahaan.
Namun, mereka tetap bekerja dengan cara mengikuti tujuan perusahaan, tanpa
memberikan dominasi yang kuat terhadap upaya perusahaan.
Dengan harapan mereka tidak membuat penyimpangan yang terlalu besar, sehingga
mereka tetap dapat memenuhi kebutuhan dengan mengikuti rencana dan kepentingan
perusahaan.
Hal ini dipengaruhi oleh motivasi dan kerja keras yang dilakukan masing-masing
orang, untuk menaikkan jabatan dan membina masa depan yang cerah bersama
perusahaan tempat mereka bekerja.
Prinsip dasar dalam fungsi actuating berikutnya ini, berkaitan dengan upaya
menyatukan arah tujuan dan tanggung jawab para bawahan. Jika, mereka hanya
mempunyai satu jalur arah tujuan, maka mereka tidak tahu lagi apa yang akan
dilakukan dalam melaporkan segala kegiatannya.
4
Sehubungan laporan tersebut hanya ditujukan untuk satu pimpinan saja tidak ke
pemimpin yang lainnya. Maka munculnya pertentangan dan konflik dalam pemberian
instruksi dan tugas dapat diminimalisir.
Sehingga mereka pun akan merasa tanggung jawabnya semakin besar dan harus
memacu dirinya untuk memperoleh hasil yang maksimal.
E.Tahap-Tahap Penggerakan
1.Memberikan orientasi tugas dan instruksi dengan jelas kepada bawahan nya.
2.Memberikan petunjuk dengan baik secara rinci baik petunjuk umum maupun
pentunjuk khusus.
4. Penggerakan yang dilakukan kepala sekolah tersebut dapat berupa pengakuan dan
pujian atas prestasi kerja personal sekolah, karena ancaman atas kesalahan yang
dilakukan oleh para personalnya hanya akan berdampak buruk terhadap manajemen
sekolah.
5
5. Sanksi hanya akan diberikan, jika betul-betul ada bukti dan tidak mungkin lagi
untuk dibina, jauh efisien membentuk perilaku guru, tenaga kependidikan, dan personal
sekolah lainnya dengan menghargai hasil yang positif dan memberi motivasi ke arah
yang positif pula.
factor internal adalah : (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga
diri; (c) harapan pribadi; (d) kebutuhan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; (g) prestasi
kerja yang dihasilkan.
6
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengertian actuating secara bahasa adalah pengarahan atau dengan kata lain
pergerakan pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah actuating (pengarahan)
adalah mengarahkan semua personal agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam
mencapai tujuan suatu organisasi.
Menurut Winanti (2009) fungsi actuating antara lain mengembangkan rasa tanggung
jawab, pemberian komando, mengadakan pengamatan atas pekerjaan dan aktivitas
bawahan langsung, pemeliharaan moral dan disiplin, komunikasi, human relation,
leadership, dan pengembangan eksekutif.
Sedangkan menurut Haris (2011) penggerakan yang dilakukan oleh pimpinan harus
berpegang pada beberapa prinsip, yaitu prinsip mengarah pada tujuan, prinsip
keharmonisan dengan tujuan, dan prinsip kesatuan komando.
Tindakan penggerakan dibagi dalam tiga tahap, yaitu memberikan semangat sehingga
timbul kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan baik, memberian
bimbingan melalui contoh atau teladan, dan memberikan pengarahan (directing atau
commanding) yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas
dan tegas.
Coombs, Philip H. 1982. What is Education Planing, Unesco International Institute for
Educational Planing.
Jalaluddin dan Abdullah Idi. 1997. Manusia, Filsafat dan Pendidikan. Jakarta : Gaya Media
Pratama.
Syaifuddin Sa’ud, Udin dan Makmun, Abin Syamsuddin, 2007. Perencanaan Pendidikan, PT:
Remaja Rosda Karya.
Toto Suharto. Penerbit: Ar-Ruzz Media, Yogyakarta Cetakan: I, 2014 Edisi Revisi).