Anda di halaman 1dari 19

(cover)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa
penulis telah dapat membuat makalah tentang “Direction” walaupun banyak sekali
hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyusun makalah ini,dan mungkin
makalah ini masih terdapat kekurangan dan belum bisa dikatakan sempurna dikaranakan
keterbatasan kemampuan penulis.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak terutama dari Bapak/Ibu dosen maupun teman-teman
sekalian supaya penulis dapat lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah
dikemudian hari, dan semoga makalah ini berguna bagi siapa saja.

Denpasar, 10 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Direction .................................................................................... 2
2.2 Apa fungsi Direction Dalam Manajemen ................................................ 3
2.3 Bagaiman pelaksanaan Fungsi Direction ................................................. 6
2.4 Apa fungsi Manajer Dalam Direction ...................................................... 8
2.5 Apa saja Motivasi Dan Kepemimpinan Dalam Manajemen ................... 13
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan .................................................................................................. 15
3.2 Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu organisasi pasti ada suatu perencanaan, pengorganisasian dan
pengarahan. Hal- hal tersebut sangatlah penting dan saling berkesinambungan
antara yang satu dengan yang lain, demi tercapainya suatu tujuan yang ditentukan.
Seorang menejer merupakan seorang pimpinan dalam organisasi tersebut
haruslah selalu mengretahui kondisi anggota, namun kebanyakan dari mereka
melupakan hal itu. Mereka hanya sibuk dan selalu dipusingkan dengan tuhgasnya
sendiri. Alhasil, hasil yang dicapai kurang dapat maksomal sesuai dengan rencana.
Fungsi pengarahan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen yang akan
kami bahas, adalah fungsi dimana proses implementasi program agar dapat
dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua
pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan
produktifitas yang tinggi. Pengarahan memberi arahan kepada semua pihak agar
semua program-program dapat dijalankan dengan baik dan benar sesuai dengan
tanggungjawabnya masing-masing.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan-rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Direction ?
2. Apa fungsi Direction Dalam Manajemen ?
3. Bagaiman pelaksanaan Fungsi Direction ?
4. Apa fungsi Manajer Dalam Direction ?
5. Apa saja Motivasi Dan Kepemimpinan Dalam Manajemen ?
1.3 Tujuan
1 Memahami Pengertian Direction
2 Mengetahui Fungsi Direction Dalam Manajemen
3 Mengetahui Pelaksanaan Fungsi Direction
4 Mengetahui Fungsi Manajer Dalam Direction
5 Megetahui Motivasi Dan Kepemimpinan Dalam Manajemen
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Direction


Directing merupakan suatu kegiatan untuk mengintegrasikan usaha-usaha
anggota-anggota dari suatu kelompok, sehingga melalui tugas-tugas mereka dapat
terpenuhi tujuan-tujuan pribadi dan kelompoknya. Semua usaha kelompok
menghendaki pengarahan apabila ingin secara sukses mencapai tujuan akhir
kelompok tersebut.
Setiap anggota kelompok harus memiliki informasi yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu tugas. Untuk maksud tersebut maka rencana-rencana yang
sudsh dibuat diberitahukan kepada semua anggota dalam bentuk instruksi dan
perintah yang disampaikan secara resmi. Pengarahan yang baik bukanlah suatu
bentuk kediktatoran. Para pekerja mengharapkan dapat diberikan informasi-
informasi yang diperlukan mengenai jumlah, kualitas dan batas waktu yang
diperkenankan untuk pekerjaan tersebut.
Diharapkan bahwa informasi tersebut bersifat pasti dan lengkap, namun ringkas,
sehingga ketentuan-ketentuan tugas berada dalam keahlian dan kemampuan orang
yang melaksanakannya dan fasilitas yang tersedia adalah yang terbaik yang dapat di
usahakan oleh perusahaan. Adat dan kebiasaan berpengaruh pada semua bentuk
pengarahan. Sebagaimana bisa tugas-tugas yang akan dilaksanakan dipecah
kedalam serangkaian tugas-tugas yang akan dilaksanakan dipecah kedalam
serangkaian tugas-tugas rutin, biasanya dengan cara kerjasama tugas-tugas dapat
diselesaikan. Pengarahan dapat berupa suatu tugas rutin, perintah tugas berulang.
Sebaiknya, apabila mengarahkan suatu tugas yang baru, maka manajer harus
memberi arah secara penuh. Partisipasi para pegawai, komunikasi yang memadai,
dan kepemimpinan yang kuat merupakan dasar-dasar untuk mengarahkan.

2
2.2 Fungsi Pengarahan Dalam Manajemen

Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang menstimulir tindakan-tindakan


agar betul-betul dilaksanakan. Oleh karena tindakan-tindakan itu dilakukan oleh
orang, maka pengarahan meliputi pemberian perintah-perintah dan motivasi pada
personalia yang melaksanakan perintah-perintah tersebut.
Pengarahan (leading) adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan
untuk melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Dikenal sebagai
leading, directing,motivating atau actuating. Pengarahan memiliki beberapa
karakteristik:
1. Pervasive Function
Yaitu pengarahan diterima pada berbagai level organisasi. Setiap manajer
menyediakan petunjuk dan inspirasi kepada bawahannya.
2. Continous Activity
Pengarahan merupakan aktivitas berkelanjutan disepanjang masa organisasi.
3. Human factor
Fungsi pengarahan berhubungan dengan bawahan dan oleh karena itu
berhubungan dengan human factor. Human factor adalah perilaku manusia yang
kompleks dan tidak bisa diprediksi.
4. Creative Activity
Fungsi pengarahan yang membantu dalam mengubah rencana ke dalam
tindakan. Tanpa fungsi ini, seseorang dapat menjadi inaktif dan sumber fisik
menjadi tak berarti.
5. Executive Function
Fungsi pengarahan dilaksanakan oleh semua manajer dan eksekutif pada semua
level sepanjang bekerja pada sebuah perusahaan, bawahan menerima instruksi
hanya dari atasannya.
6. Delegated Function
Pengarahan seharusnya adalah suatu fungsi yang berhadapan dengan manusia.
Atasan harus dapat mengetahui bahwa perilaku manusia merupakan suatu hal
tidak dapat diprediksi dan alami sehingga atasan seharusnya dapat
mengkondisikan perilaku seseorang ke arah tujuan yang diharapkan.

3
Para ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan merupakan fungsi
terpenting dalam manajemen. Karena merupakan fungsi terpenting maka
hendaknya pengarahan ini benar-benar dilakukan dengan baik oleh seorang
pemimpin. Seorang anggota juga layaknya manusia biasa yang senang dengan
adanya suatu perhatian dari yang lain, apabila perhatian tersebut dapat membantu
meningkatkan kinerja mereka.
Dari definisi diatas terdapat suatu cara yang tepat untuk digunakan diantaranya:
1. Melakukan orientasi tentang tugas yang akan dilakukan
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
2. Memberikan petunjuk umum dan khusus
3. Perintah
Merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya
untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
4. Mempengaruhi anggota,
5. Delegasi wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari
wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.
6. Memotivasi.
Kemampuan seorang manajer untuk memotivasi adan mempengaruhi,
mengarahkan dan berkomunikasi akan menentukan efektifitas manajer. Dan ini
bukan satu-satunya factor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang.
Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai suatu system akan mampu
meramalkan perilaku dari bawahannya. Motivasi seperti yang telah disebutkan
diatas, akan mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan
bawahannya, yang selanjutnya akan menentukan efektifitas manajer.
Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang, yaitu
kemampuaan individu dan pemahaman tentang perilaku untuk mencapai prestasi
yang maksimal disebut prestasi peranan. Dimana antara motivasi, kemampuan
dan presepsi peranan merupakan satu kesatuan yang saling berinteraksi. Salah

4
satu alasan pentingnya pelaksanaan fungsi pengarahan dengan cara memotivasi
bawahan adalah:
a. Motivasi secara impalist, yakni pimpinan organisasi berada di tengah-tengah
para bawahannya dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instruksi,
nasehat dan koreksi jika diperlukan.
b. Adanya upaya untuk mensingkronasasikan tujuan organisasi dengan tujuan
pribadi dari para anggota organisasi.
c. Secara eksplisit terlihat bahwa para pelaksana operasional organisasi dalam
memberikan jasa-jasanya memerlukan beberapa perangsang atau insentif.

Manajemen kadang-kadang dinyatakan orang sebagai: “The management of


people, not things”. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa sang
manajer hanya perlu menggerakkan orang-orang lain sesuai dengan
keinginannya.
Manajemen manusia, maksudnya mengarahkan pihak bawahan merupakan
bagian penting dari tugas manajerial, terlepas dari fakta apakah manajer yang
bersangkutan merupakan pimpinan teras sebauh perusahaan raksasa atau
pimpinan bagian kecil dari sebuah departemen. Direction bukan saja berarti
menyatakan kepada orang-orang yang harus dilakukan mereka, tetapi pula:
1) Memastikan abhwa mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka
dalam setiap situasi dan
2) Membantu mereka mengembangkan keterampilan-keterampilan mereka.
Hal yang sangat penting adalah bahwa direction juga mencakup upaya untuk
mengembangkan moril baik agar bawahan bersedia memberikan segala-
galanya dan bukan sekedar bekerja asal bekerja.

5
2.3 Pelaksanaan Fungsi Pengarahan (actuating)
Kegiatan ini meliputi pemberian motivasi isi dan motivasi proses serta
penentuan gaya kepemimpinan yang sesuai.
1. Motivasi isi
Meliputi pemberian tambahan uang, kesempatan dan prestasi, sebagaimana
dikemukakan berbagai teori seperti :
a. Teori motivasi tradisional FW Taylor
Dalam pemikiran FW Taylor, motivasi itu berupa premi uang untuk
menghilangkan kebosanan kerja,
b. Teori motivasi kebutuhan Abraham Maslow
Sedang Abraham Maslow mengemukakan bahwa motivasi itu diberikan
menurut kebutuhan manusia dalam hal ini pegawainya yaitu kebutuhan fisik,
kebutuhan keamanan dan rasa aman, kebutuhan sosial dan kebutuhan harga
diri serta kebutuhan aktualisasi diri yang dipenuhinya secara bertingkat dari
bawah.
c. Teori motivasi hygienis F. Herzberg
Pemikiran Herzberg agaknya lain, bahwa motivasi itu agar menjaga faktor
yang menyebabkan faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja jangan
sampai bertambah karena akan mengahmbat prestasi.
d. Teori motivasi prestasi dari David Mc. Clelland.
David Mc. Clelland mengemukakan bahwa motivasi itu diberikan dengan
prinsip belajar yaitu mencari pengalaman sendiri agar memperoleh kebutuhan
berprestasi, kebutuhan kebersamaan dan kebutuhan akan kekuasaan.

2. Motivasi proses
Merupakan motivasi yang berupa penciptaan suatu situasi yang mendukung
untuk berprestasi kerja, seperti:
a. Motivasi penguatan B. Skinner
Merupakan motivasi yang isinya agar pemimpin membuat aturan mengenai
hukuman terhadap para bawahan yang melanggar norma atau ketentuan.

6
b. Motivasi Harahap V. Vroom
Merupakan motivasi yang memberikan harapan lebih baik dikemudian hari
untuk bawahan,
c. Motivasi keadilan S. Adam
Berupa sikap adil pemimpin kepada para bawahan terutama yang memiliki
input dan kondisi kerja yang sama.
d. Motivasi tujuan E. Lock
Yaitu merupakan motivasi yang berupa pengendalian dirinya sendiri dengan
tujuan yang telah disusun.

Kepemimpinan atau Leadership merupakan pengakuan pemimpin mengarahkan


dan mempengaruhi para bawahannya agar mau bekerja dengan baik dalam
membantunya. Hal ini dapat dilakukan dengan mendasarkan pada pendekatan
perilaku seperti pendapat Douglas Mc. Gregor dalam teori x dan y bahwa pemimpin
akan bergaya otoriter kepada bawahan yang memang amat bodoh dan malas tetapi
akan bergaya demokratis kepada para bawahan yang pandai dan kreatif, pendapat
Rensis Likert dalam teori sistem manajemen bahwa gaya kepemimipinan yang baik
adalah gaya partisipatif dan gaya yang lain dapat berupa otoriter tulen, otoriter lunak
dan konsultatif.
Pendekatan situasional seperti misalnya pendapat F. Fidler dalam teori
kepemimpinan agak berbeda dengan pendekatan sebelumnya bahwa gaya
kepemimipina itu ditetapkan berdasar pada kondisi bawahan, kemampuan dirinya
dan situasi yang sedang terjadi saat itu.
Gaya kepemimpinan mana yang terpilih seharusnya yang akan diterima oleh
semua pihak (stakeholders) sehingga akan tercipta kondisi yang mendukung gairah
dalam menjalankan tugas.

7
2.4 Fungsi Manajer Dalam Pengarahan
Manajer adalah bagian dari kelompok kerja; juga dikatakan bahwa manajer
merupakan bagian dari pada bawahan. Manajer merupakan pejabat sumber daya
yang dapat dimanfaatkan. Ia harus memilih dan mengintegrasikan mereka untuk
melaksanakan pekerjaan yang dihadapi. Biasanya hal tersebut relatif tidak pelik
apabila menyangkut bangunan, mesin, dan modal; akan tetapi bagi manusia
pengarahan diperlukan dan hal ini merupakan suatu masalah yang lebih kompleks.
Manajer mempunyai pengaruh yang benar untuk mempengaruhi sikap anggota
kelompok. Sifat, kepercayaan dan sikap dari manajer terhadap anggota kelompok
akan dinilai oleh bawahannya dan akan mempengaruhi efektifitas manajer dalam
memberikan pengarahan kepada mereka.
Manajer harus memperoleh rasa hormat dari pengamat dan bawahannya.
Peranan yang diharapkan dari manajer berbeda daripada peran anggota
kelompoknya. Manajer lebih banyak mengetahui tentang kebijaksanaan perusahaan,
ia lebih dahulu mengetahui perubahan-perubahan yang akan terjadi dan memiliki
atau sekurang-kurangnya harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih
luas.
Manajer juga berdiri terpisah dari kelompok karena merekalah yang
menentukan. Sekurang-kurangnya tentang siapa-siapa yang mendapatkan tugas-
tugas, siapa yang dipromosikan, siapa yang dipecat dan siapa yang mendapat
kenaikan gaji.
Memberi pengarahan uang efektif dapat dilasanakan oleh seorang untuk satu
kelompok. Biasanya, manajer yang melakukannya, karena ia:
1. Mengetahui bawahan;
2. Mengetahui kemampuan dan keahliannya;
3. Mengerti akan kapasitas dan keinginan-keinginannya;
4. Mengetahui apa yang dapat dihasilkan dan
5. Telah mengamati sikap hidupnya.

Dengan semua latar belakang tersebut, manajer akan mampu untuk memilih
teknik memberikan pengarahan untuk mendapatan hasil-hasil yang diinginan dengan
cara yang terbaik.

8
Menyediakan informasi yang akan diperlukan untuk melaksanakan langkah-
langkah yang efektif dalam menunjang pengarahan yang penting. Hal tersebut dapat
terlihat pada pengarahan pegawai baru, akan tetapi dapat berlaku sama pada
pegawai yang sudah lama bekerja.
Pegawai baru dapat diberikan penerangan singat tentang keadaan fisik dan
lingkungan dari tempat bekerja. Informasi yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas dengan baik dan bagaimana cara untuk menyampaikannya merupakan
keputusan-keputusan yang diambil oleh manajer.
Biasanya termasuk didalamnya ialah:
1. Tempat peralatan yang tepat didalam kantor atau pabrik,
2. Identifiasi bagian-bagian yang utama,
3. Suatu uraian tugas,
4. Hububngan antara peerjaan yang satu dengan yang lain didalam unit organisasi
atau dalam hal-hal tertentu, peerjaan-pekerjaan didalam perusahaan,
5. Saran-saran tentang cara membuat laporan-laporan yang dibutuhkan dan
6. Informasi tentang cara mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas yang
sekarang.

Bila terjadi suatu kontak yang agak luas dengan pegawai-pegawai lain, maka
hubungan tersebut juga dijelaskan dan terjadi pengenalan pribadi di antara semua
pihak. Selanjutnya, bila membutuhkan bantuan pelayanan, pegawai baru itu perlu
mengetahui bentuk-bentuk pelayanan tersebut dan cara memanfaatkan. Juga
diperluan orientasi bagi para pegawai yang sudah cukup lama bekerja di perusahaan
tersebut.
Penemuan-penemuan baru dan perubahan produsi, metode dan organisasi
memerluan orientasi yang terus menerus. Akan tetapi hal tersebut tidaklah mudah.
Atasan akan mengabaikan kelanjutan orientasi karena egiatan lain seolah-olah lebih
penting atau atasan sibuk atau takut mendapatan reputasi buruk. Para pegawai
cenderung mempunyai angan-angan yang berbeda dan tidak mudah diteliti.
Yang penting, bawahan harus tetap memberitahukan segala sesuatunya kepada
atasan mereka, apabila tidak atasan akan terhalang dalam usaha memberikan

9
pengarahan. Untuk maksud tersebut, umumnya dibuat laporan-laporan dan diadakan
pertemuan-pertemuan, namun sering kali tidak mencukupi.
Metoda dan pendekatan yang ingin digunakan oleh seorang manajer didalam
usahanya untuk mengarahkan bawahan harus berpengaruh terhadap kelompoknya.
Interaksi diantara anggota kelompok mengakibatkan penerimaan atau penolakan
terhadap gagasan-gagasan manajemen atau perubahan-perubahan yang berpengaruh
kepada anggota-anggotanya. Reaksi-reaksi tersebut harus diperhatikan didalam
pengarahan-pengarahan manajerial. Studi-studi di dalam ini memberikan petunjuk-
petunjuk yang bermanfaat dan kini sedang giat dikumpulkan.
Pertama, manajer yang ingin menggunakan kelompok sebagai instrumen
perubahan sikap nilai atau perilaku kelompok harus mengetahui bahwa:
1. Mereka yang akan dirubah dan mereka yang menyebarkan pengaruh untulk
merubah harus memiliki perasaan menjadi anggota dari kelompok yang sama.
2. Suatu kelompok yang sangat menarik bagi anggota-anggotanya akan
berpengaruh sekali terhadap mereka.

Studi-studi tentang situasi pabrik yang sebenarnya telah membuktikan hal


tersebut, karena apabila para pelaksana yang berada di bawah standar diberi
kesempatan untuk menjumlahkan hasil kerja mereka terhadap produksi (material,
mesin, dan lingkungan kerja) dan dijanjikan untuk diperbaiki, kemudian di minta
membuat perkiraan berpa banyak yang dapat mereka hasilkan didalam kondisi-
kondisi yang lebih baik; hasil yang ditetapkan berkisar antara 25-40% diatas hasil
mereka sekarang. Pada umumnya mereka dapat mencapai target tersebut.
Sebaliknya, apabila perintah tersebut datang dari sesama pegawai, maka hasilnya
tidak akan meningkat.
Bukti-bukti seperti itu menunjukkan bahwa reaksi dan perilaku kelompok harus
turut diperhitungkan didalam memberikan pengarahan kerja. Didalam setiap
kelompok juga ada tekanan-tekanan sosial. Tekanan tersebut berpengaruh kepada
keputusan-keputusan pribadi seseorang dan menjalar kepada anggota-anggota
kelompok lainnya. Tuntutan sosial nampaknya membutuhkan suatu konsensus.

10
1. Fungsi manajer
Fungsi manajer sebagai orang yang menjalankan kegiatan manajemen:
a. Memastikan kegiatan dijalankan oleh anggota,
b. Mengordinasi pekerjaan tiap orang,
c. Membantu anggota agar dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik
d. Memastikan bahwa kegiatan manajemen berjalan dengan efektif dan efisien.
2. Keahlian manajer
Bagaimana dapat menjadi manajer yang baik yang memerukan keahlian-
keahlian manajemen sebagaimana kriterianya. Seorang manajer harus mengerti
tanggung jawab dan tugasnya sebagai manajer, dan juga mendalami keahlian-
keahlian manajemen yang diantaranya:
a. Technical skill
Dapat mengaplikasikan pengetahuan, metode atau teknik spesifik dalam
bidang spesialisasi tertentu. Keahliannya merujuk pada keahlian apa yang
dikuasai dalam melakukan suatu pekerjaan, biasanya dalam hal keahlian fisik.
b. Conceptual skill
Kemampuan untuk memandang persoalan/topik secara keseluruhan serta
menganalisis dan memprediksi persoalan yang akan terjadi ke depannya.
c. Human relation
Dapat mengarahkan dan mengontrol agar orang-orang yang ada dalam
perusahaan dapat bekerja sesuai rencana lewat komunikasi yang baik dan
benar.
d. Decision making
Dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, mengumpulkan data dan memutuskan
alternatif terbaik untuk menentukan solusi suatu permasalahan keputusan
terhadap suatu hal dalam perusahaan.
e. Time management
Dapat mengalokasikan atau menggunakan waktunya dengan cara paling
efektif dan efisien.
f. Technological skill
Berupa kemampuan untuk mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi.

11
3. Tingkatan Manajemen
Tingkatan manajer secara hirarki beserta keahlian yang harus dimiliki :
a. First line manager
Tingkatan manajer paling rendah yang tidak membawahi manajer lainnya.
Tugasnya berurusan langsung dengan tenaga kerja, melakukan pembagian
tugas dan merealisasikan rencana. Contohnya adalah staff dan karyawan,
supervisor, mandor. Memiliki technical skill, human relation skill, dan time
management.
b. Midlle manager
Penghubung antara first line manager dan top manager, bertanggung jawab
mengatur, menilai, memberi motivasi dan memastikan tercapainya suatu
tujuan. Contohnya kepala divisi, kepala cabang, manajer wilayah dsb.
Keahlian manajemen yang harus dimilikinya adalah human relation skil,
technical skilll dan time management.
c. Top manager
Merencanakan kegiatan, menyusun strategi perusahaan dan mengarahkan
para manajer yang lainnya untuk melakukan suatu pekerjaan. Contohnya
direktur utama, wakil direktur, CEO, CIO, CFO keahlian yang haus
dimilikinya adalah Conceptual skill, decision making, technological skill,
time management, human relation skill.
4. Manajemen sebagai ilmu dan seni
Manajemen sebagai ilmu dan seni harus memiliki kualitas yang dimiliki
terhadap ilmu dan seni dari dirinya
a. Sebagai ilmu
Dipelajari melalui pendidikan dan pelatihan serta adanya tahapan sistematis
dalam melakukannya.
b. Sebagai seni
Dilatih melalui pengalaman dalam menghadapi persoalan atau keadaan serta
menuntu kreativitas dan keterlibatan dalam melakukan suatu pekerjaan.

12
2.5 Motivasi Dan Kepemimpinan Dalam Manajemen
Tingkah laku seseorang di pengaruhi serta di rangsang oleh keinginan.
Kebutuhan, tujuan, dan kepuasannya. Rangsangan timbul dari diri sendiri dan dari
luar. Rangsangan ini akan menciptakan motif dan motivasi yang mendorong orang
bekerja untuk memperoleh kebutuhan dan kepuasan dari hasil kerjanya. Motif dapat
di artikan sebagai Driving Force yang menggerakan manusia untuk bertingkah laku
dan berbuat untuk tujuan tertentu.
1. Motivasi
Perspektif pengharapan mengenai Motivasi menurut Nadler & Lawler memiliki
4 asumsi dasar diantarnya:
a. Perilaku sangat ditentukan oleh kombinasi dari berbagai faktor individu dan
berbagai faktor lingkungan.
b. Perilaku individu dalam organisasi senantiasa ditentukan oleh kesadaran dari
keputusan setiap individu.
c. Individu memiliki keragaman kebutuhan, pengharapan dan tujuan.
d. Masing-masing individu cenderung akan berperilaku berdasarkan pilihan
alternatif perilaku yang terkait dengan harapan mereka.

Tiga komponen utama dalam perspektif pengharapan di antaranya:


a. Pengharapan terhadap hasil yang akan diperoleh (outcome-performance
expectancy).
b. Dorongan terhadap motivasi (valence).
c. Pengharapan akan usaha yang perlu dilakukan (effort-performance
expectancy).
2. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan merupakan intisari manajemen. LEADER adalah
Orangnya, sedangkan leadership ialah gaya atau style seorang manajer untuk
mengarahkan, mengkoordinasi, dan membina parabawahannya agar mau
berkerja sama dan bekerja produktif mencapai tujuan perusahaan.
Kepemimpinan juga berarti:

13
a. Seni mempengaruhi sikap dan mengarahkan pendapat orang dengan dasar
kepatuhan, kepercayaan, hormat dan kerja sama yang bersemangat dalam
mencapai tujuan bersama.
b. Orang yang menerapkan prinsip dan teknik yang memastikan motivasi,
disiplin dan produktivitas dalam mencapai tujuan bersama.
c. Kekuasaan yang melibatkan hubungan dengan orang lain.
d. Pemberi kemudahan yang membantu melancarkan pencapaian tujuan.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Directing merupakan suatu kegiatan untuk mengintegrasikan usaha-
usaha anggota-anggota dari suatu kelompok, sehingga melalui tugas-tugas
mereka dapat terpenuhi tujuan-tujuan pribadi dan kelompoknya.
Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai suatu system akan mampu
meramalkan perilaku dari bawahannya. Motivasi seperti yang telah disebutkan
diatas, akan mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan
bawahannya, yang selanjutnya akan menentukan efektifitas manajer.
Kepemimpinan atau Leadership merupakan pengakuan pemimpin
mengarahkan dan mempengaruhi para bawahannya agar mau bekerja dengan
baik dalam membantunya. Gaya kepemimpinan mana yang terpilih seharusnya
yang akan diterima oleh semua pihak (stakeholders) sehingga akan tercipta
kondisi yang mendukung gairah dalam menjalankan tugas.
Bila terjadi suatu kontak yang agak luas dengan pegawai-pegawai lain,
maka hubungan tersebut juga dijelaskan dan terjadi pengenalan pribadi di antara
semua pihak. Selanjutnya, bila membutuhkan bantuan pelayanan, pegawai baru
itu perlu mengetahui bentuk-bentuk pelayanan tersebut dan cara memanfaatkan.
Tingkah laku seseorang di pengaruhi serta di rangsang oleh keinginan.
Kebutuhan, tujuan, dan kepuasannya. Rangsangan timbul dari diri sendiri dan
dari luar. Rangsangan ini akan menciptakan motif dan motivasi yang
mendorong orang bekerja untuk memperoleh kebutuhan dan kepuasan dari hasil
kerjanya.

3.2 Saran
Sebagai pemimpin organisasi yang baik hendaknya dapat
mengimplementasikan prinsip-prinsip penggerakan dengan optimal di dalam
organisasi tersebut sehingga tujuan organisasi yang hendak di capai akan
terwujud.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Zanni, Manajemen Dalam Sosial Masyarakat, Jurnal Fakultas Ekonomi,


Universitas Negeri Jakarta, Vol.3, No.1, 2008.

Fahmi Irham, 2014, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, Bandung , Penerbit Alfabeta.

Sondang P. Siagian, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Bumi Aksara.

Usman, Husaini. Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara, 2008

Anda mungkin juga menyukai