Anda di halaman 1dari 13

RESUME MATA KULIAH (RMK) RPS-02

“PERSPEKTIF PERILAKU KEPEMIMPINAN”

Dosen Pengampu :
Dr. I Made Artha Wibawa SE., MM.

Oleh kelompok 5 :
05. Ni Luh Putu Dian Pandan Sari (1907521043)(79)
12. Kadek Ira Martavitha Sari (1907521201)(79)
19. I Made Wahyu Prayoga (1907521241)(79)

PROGRAM STUDI MANAJEMEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN AJARAN 2021/2022
1. Tipe Perilaku Kepemimpinan
Pemimpin merupakan seseorang yang sanggup untuk mempengaruhi atau membina
manusia atau sekelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam memimpin
tentunya seorang pemimpin memiliki tipe perilaku yang berbeda-beda, yang dimana perilaku
tersebut kedepannya akan menjadi sorotan dan akan mempengaruhi munculnya perilaku
tertentu bagi anggota atau kelompok dalam suatu organisasi.
Saat ini, terdapat berbagai macam tipe perilaku kepemimpinan, namun setiap
pemimpin memiliki tipe tersendiri untuk memimpin organisasinya sesuai kebutuhan. Adapun,
tipe-tipe perilaku kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tipe Perilaku Mengutamakan Tugas Dan Hubungan
Pada tipe perilaku mengutamakan tugas, pemimpin percaya untuk mencapai
keefektifan kerja, anggota harus menaruh seluruh perhatiannya pada tugas yang
dimiliki. Menaruh seluruh perhatian pada tugas disini berarti, anggota tertuju kepada
tugas yang harus diselesaikan dengan cara yang efektif , efisien dan stabil. Sedangkan
pada tipe perilaku mengutamakan hubungan, disini pemimpin lebih fokus kepada
bagaimana terjalinnya hubungan yang berkualitas antara pemimpin dan anggotannya.
Perhatian pemimpin disini lebih kepada hubungan saling percaya, menghargai, rasa
puas, dan bekerja sama.

2. Tipe Perilaku Mengutamakan Perubahan


Pada tipe perilaku ini, pemimpin cenderung mendorong serta memfasilitasi
anggotanya untuk melakukan perubahan. Tipe perilaku ini lebih fokus kepada adanya
perubahan yang spesifik serta berinovasi untuk melakukan perubahan. Tahun 1980
perilaku yang mengutamakan perubahan ini dikelompokkan kedalam perilaku
pemimpin transformasionaI serta karismatik, namun saat itu tipe perilaku yang
mengutamakan perubahan dirasa masih belum jelas, sehingga belum diakui. Dalam
perilaku perubahan ini terdapat beberapa spesifik tipe yaitu dalam perilaku ini
pemimpin cenderung lebih menyukai untuk berkomunikasi mengenai sesuatu yang
menarik untuk diubah, seperti contoh berkomunikasi untuk merubah visi menjadi lebih
menarik, dalam tipe perilaku ini juga pemimpin mengutamakan untuk melakukan
perubahan secara signifikan dengan cara mendorongg motivasi.

3. Tipe Perilaku Kepemimpinan Partisipatif


Pada tipe perilaku kepemimpinan ini, seorang pemimpin akan memberikan
karyawannya peluang-peluang untuk ikut berpartisipasi dalam proses pengambilan
suatu keputusan, dari situ akan diperoleh keputusan akhir bersama yang disepakai
oleh kedua pihak, yaitu dari pihak pemimpin dan anggotanya. Tipe perilaku pemimpin
yang partisipatif ini juga dapat disebut sebagai tipe kepemimpinan yang berdemokratis.

4. Tipe Perilaku Kepemimpinan Transaksional


Menurut pandangan seorang ahli bernama Bass (Ancok, 2012), seorang pemimpin
dengan tipe perilaku transaksional memiliki ciri khas yaitu adanya nuansa antara
pemimpin dengan yang dipimpin, yaitu :
1. Pemimpin disini akan mengajarkan dan menjelaskan hal apa yang harus karyawan
lakukan, serta konsekuensi apa yang diterima jika karyawan melakukan kesalahan.
2. Pemimpin juga akan selalu mengingatkan karyawan tentang pentingnya mematuhi
peraturan kerja yang berlaku, serta selalu memenuhi target pekerjaan.
3. Diadakannya perjanjian terkait bonus antara pemimpin dan karyawan, apabila
karyawan tersebut sudah mencapai target pekerjaanya.
4. Pemimpin selalu mengawas serta memotivasi karyawannya dalam bekerja.
5. Pemberian kompensasi secara adil kepada karyawan, sesuai kebutuhan masing-
masing.
6. Disini pemimpin akan lebih memperhatikan kesepakatan yang telah disepakati
didalam perusahaan.

5. Tipe Perilaku Kepemimpinan Transformasional


Pada tipe kepemimpinan transformasional ini, pemimpin mampu untuk mendorong
para anggotannya untuk berinovasi. Adapun disini pemimpin cenderung memberikan
dukungan serta mengembangkan perilaku anggota agar mereka dapat melakukan
perubahan. Faktor yang dimiliki oleh seorang pemimpin transformasional adalah :
- Pemimpin selalu memandang karyawannya sebagai seseorang yang pandai,
bertanggung jawab, serta mencintai pekerjaanya.
- Pemimpin disini juga memiliki keahlian untuk menggali secara maksimal potensi
yang dimiliki oleh setiap karyawannya.
- Pemimpin juga selalu memandang nilai-nilai positif yang nyata ada didalam diri
karyawannya.

6. Tipe Perilaku Kepemimpinan Eksternal


Pada tipe perilaku kepemimpinan eksternal ini, seorang pemimpin tidak hanya
berkomunikasi dengan karyawannya saja tetapi juga harus berkomunikasi dengan
orang-orang dari luar organisasi. Interaksi antara pemimpin dengan orang-orang
tersebut dapat memberikan masukkan untuk organisasi dalam perusahaan secara
maksimal, sehingga hal tersebut akan menguntungkan perusahaan.
Pemimpin yang memiliki tipe perilaku eksternal juga dalam proses untuk lebih banyak
mendapatkan informasi akan melakukan segala pemantauan yang terjadi di
lingkungan luar (eksternal), proses pemantauan ini sendiri dilakukan oleh pemimpin
tersebut dengan identifikasi segala peluang serta ancaman dan melakukan sebuah
gerakan untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

2. Dampak Perilaku Pemimpin


Pemimpin menunjuk pada personal atau individu spesifik. Dan juga kepemimpinan adalah sifat
penerapan pengaruh oleh seorang anggota kelompok atau organisasi terhadap anggota
lainnya guna mendorong kelompok atau organisasi mencapai tujuan.

1. Dampak Perencanaan Kegiatan Kerja


Perencanaan kegiatan kerja berati memutuskan apa yang harus dilakukannya. Tujuan
perencanaan adalah untuk memastikan kinerja organisasi yang efisien dan
pemanfaatan sumber daya yang efektif. Perencanaan dilakukan secara luas yang
mencakup pengambilan keputusan tentang tujuan, prioritas, strategi, organisasi
pekerjaan, penugasan tanggung jawab, penjadwalan kegiatan dan alokasi sumber
daya diantara berbagai kegiatan yang sesuai dengan kepentingan relatifnya. Dampak
perencanaan kegiatan kerja adalah tindakan pengembangan yang rinci dan jadwal
untuk menerapkan kebijakan baru atau melaksanankan proyek. Perencanaan
sebagian besar merupakan aktivitas yang melibatkan menganalisis informasi dan
membuat keputusan tentang bagaimana tujuan dan tugas yang akan dicapai.

2. Dampak Peran Dan Tujuan Kegiatan Kerja


Perilaku pemimpin yang efektif dalam mengelola sumber daya manusia dalam suatu
unit kerja akan berpengaruh pada perilaku kerja yang diindikasikan dengan
peningkatan kinerja unit itu sendiri, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Seorang pemimpin juga harus mampu menciptakan
komitmen organisasi pada karyawannya dengan menanamkan visi, misi, dan tujuan
dengan baik untuk membangun loyalitas dan kepercayaan dari karyawannya. Begitu
pentingnya peran kepemimpinan dalam sebuah organisasi menjadi fokus yang
menarik perhatian para peneliti bidang perilaku keorganisasian.
Peran dan tujuan dari prilaku pemimpin adalah untuk memandu dan
mengkoordinasikan aktivitas kerja dan memastikan bawahan tahu apa yang harus
dilakukan dan bagaimana melakukannya. Penting bagi setiap bawahan untuk
memahami tugas, fungsi dan aktivitas apa yang diperlukan dalam pekerjaan dan apa
yang akan diharapkan. Dampak peran dan tujuan pemimpin secara efektif menetapkan
tugas kepada bawahan :
 Menjelaskan tugas dengan jelas
Pada saat memberikan tugas, menggunakan bahasa yang jelas dan mudah
dipahami. Jelaskan apa yang perlu dilakukan, kapan harus dilakukan dan
memberikan gambaran hasil yang diharapkan.
 Memjelaskan alasan penugasan
Memberi penjelasan mengapa tugas itu perlu dan penting. Memahami tujuan
penugasan dapat meningkatkan komitmen tugas dan memfasilitasi inisiatif
bawahan dalam mengatasi hambatan.
 Memperiksa pemahaman tugas
Waspada terhadap indikasi bahwa orang atau bawahan tidak memahami
instruksi atau tidak melakuakn apa yang diminta.
 Memberikan instruksi yang diperlukan tentang cara melakukan tugas
Menjelaskan prosedur satu per satu dengan mengunakan bahasa yang
sederhana dan jelas.
 Menjelaskan prioritas untuk tujuan atau tanggung jawab yang berbeda
Tujuan mungkin melibatkan kuantitas dan kualitas pekerjaan. Penting untuk
menjelaskan prioritas relatif dari berbagai tujuan dan memberikan panduan
tentang bagaimana mencapai keseimbangan yang efektif.

3. Dampak Pemantauan Operasi Dalam Kegiatan Kerja


Pemantauan melibatkan pengumpulan informasi tentang keberhasilan proyek atau
program yang dilakukan. Pemantauan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk yaitu :
a. Pengamatan operasi kerja
b. Membaca laporan tertulis
c. Menonton tampilan layer computer dari data kinerja
d. Memeriksa kualitas sampel pekerjaan
e. Mengadakan pertemuan tinjauan kemajuan dengan individu atau kelompok
Dampak dari pemantauan memberikan banyak informasi untuk perencanaan dan
pemecahan masalah, karena sangat penting untuk efektivitas manajerial (Meredith &
Mantel, 1985). Pemantauan juga memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja
bawahan, mengenali pencapaian, mengidentifikasi kekurangan kinerja bawahan.
Dampak pemantauan operasi dalam kegiatan kerja efektif dengan cara :
 Mengidentifikasi dan mengukur indicator utama kinerja, kinerja melibatkan
banyak kriteria dan semuanya harus diukur dan digunakan untuk evaluasi
kinerja.
 Memantau proses kunci serta hasil, proses yang menentukan hasil harus diukur
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan untuk
menditeksi masalah lebih awal. Seperti, masalah kualitas dapat diselesaikan
secara lebih efektif dengan mengindetifikasi langkah-langkah kritis dalam
proses produksi.
 Mengukur kemajuan terhadap rencana dan anggaran, menghubungkan
dengan rencana anggaran pada waktu yang tepat bandingkan pengeluaran
aktual dengan jumlah yang dianggarkan untuk mengindentifikasi perbedaan.
 Mengembangkan sumber informasi independen, berbagai sumber dapat
ditemukan dengan meminta bantuan orang yang memiliki sumber yang relavan.
Seperti dampak dari seorang eksekutif puncak di satu perusahaan
memberitahukan bahwa dia akan makan di sutau tempat makan pada waktu
tertentu, dan dia mengundang setiap karyawan untuk bergabung dalam diskusi
informal tentang perusahaan.
 Melakukan pertemuan tinjauan kemajuan pada waktu yang tepat, melakukan
tinjauan memberikan kesempatan untuk mendiskusikan kemajuan suatu
proyek. Dampak ini cocok untuk bawahan yang sedang mempelajari pekerjaan
baru.
 Amati operasi secara langsung, mengunjungi tempat kerja dan berbagai
fasilitas perusahaan merupakan cara melihat bagaimana keadaan dan
memeriksa keakuratan laporan operasi.

4. Dampak Memecahkan Masalah Operasional


Memecahkan masalah merupakan salah satu dampak prilaku pemimpin. Ini dilakukan
untuk mengevaluasi apakah suatu masalah dapat diselesaikan dalam jangka waktu
yang wajar dengan sumber daya yang sedia dan apakah bermanfaat untuk
menginvestasikan waktu, tenaga, dan sumber daya pada masalah ini (Isenberg, 1984;
McCall & Kaplan, 1985). Dampak memecahkan masalah operasional yaitu dengan :
 Mengatisipasi masalah operasional dan mempersiapkannya, berdampak
masalah yang jarang terjadi bisa sangat menggangu dan memakan biaya.
Seperti contoh, kecelakaan, keadaan darurat medis, serangan teroris,
kekurangan pasokan, pemogokan, sabotase, dan bencana alam.
 Belajar mengenali tanda-tanda peringatan untuk masalah yang akan dating,
jenis masalah memiliki masalah tanda peringatan dimana seorang pemimpin
harus belajar mengenalinya.
 Cepat mengidentifikasi penyebab suatu masalah, pemecahan masalah yang
tidak efektif merupakan kegagalan mengidentifikasi alasan masalah yang
benar. Penting bagi pemimpin untuk membuat analisis situasi yang cepat dan
sistematis.
 Mencari hubungan antar masalah, dalam memahami arus masalah dan
peluang yang dihadapi penting untuk mencari hubungannya dari pada
mengasumsikan bahwa mereka berbeda dan independent (Isenberg, 1984).
Dengan menghubungan masalah dengan tujuan strategis seorang manajer
lebih mengenali peluang untuk mengambil tindakan dan berkontribusi pada
masalah terkait.

3. Dampak Tugas Dan Hubungan Prilaku


Prilaku kepemimpinan yang berorientasi tugas lebih menaruh perhatian , dimana mengarah
pada susunan rencana kerja, penetapan pola organisasi, adanya saluran organisasi, saluran
komunikasi dan prosedur pencapaian yang jelas. Prilaku kepemimpinan yang lebih mengarah
pada hubungan saling mempercayai, saling menghargai, dan penuh kehangatan hubungan
antara pemimpin dengan bawahannya. Satu kontribusi penting yang telah didapatkan adalah
penggunaan konsep orientasi hubungan dan orientasi tugas untuk membedakan berbagai
jenis perilaku kepemimpinan. Kontribusi lainnya adalah penggunaan konsep perilaku kepe-
mimpinan berorientasi hubungan dan perilaku kepemimpinan berorientasi tugas untuk
mengukur efektifitas individu dan efektifitas organisasional. Perilaku kepemimpinan
berorientasi hubungan dan tugas dianggap sebagai bentuk kepemimpinan aktif. Organisasi
merupakan suatu struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk mencapai
tujuan tertentu.Dampak tugas dan hubungan prilaku pemimpin :

1. Dukungan Dari Kepemimpinan


Kepemimpinan yang suportif membantu membantu membangun hubungan
interpersonal yang efektif. Dimana dapat meningkatkan penerimaan bawahan
terhadap pemimpin dan kepercayaan pemimpin. Prilaku ini meneningkatkan
kepercayaan diri bawahan dan mengurangi stress pada suatu pekerjaan. Berikut cara-
cara pemimpin berprilaku secara efektif :
 Memberikan simpati dan dukungan saat orang tersebut cemas
 Meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri seseorang
 Bersedia membantu masalah pribadi
 Menunjukan minat pada orang tersebut sabagai individu.
2. Mengembangkan Ketrampilan Bawahan
Mengembangkan merupakan pemimpin yang paling efektif mengambil peran aktif
dalam mengembangkan ketrampilan dan juga kepercayaan bawahan. Ini dapat
mendapatkan manfaat potensi bagi pimpinan, bawahan, dan organisasi. Bentuk
manfaat mimbinan hubungan yang saling berkerjasama, penyesuaian kerja lebih baik,
banyak mendapatkan pembelajaran ketrampilan dan kepercayaan diri lebih besar.
Mengembangkan ketrampilan bawahan dengan cara :
 Menunjukan kepedulian terhadap perkembangan setiap orang
 Membantu orang tersebut mengidentifikasi cara untuk meningkatkan kinerja
 Sabar dan membatu pada saat memberikan pelatihan
 Memberikan nasehat karir yang membantu
 Mendorong kehadiran pada kegiatan pelatihan yang relavan
 Memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman
 Mempromosikan reputasi orang tersebut.

3. Memberikan Pujian Dan Pengakuan


Memberi pujian dan pengakuan kepada orang lain dalam kinerja yang efektif
merupakan tujuan utama dari pemimpin kepada bawahan digunakan untuk
memperkuat prilaku yang diinginkan dan komitmen tugas yang diberikan. Pujian
berbentuk komentar lisan, ekspresi, atau gerak tubuh yang memenuhi pencapaian dan
kontribusi seseorang. Pujian dan pengakuan yang dilakukan pimpinan yaitu :
 Mengakui berbagai kontribusi dan pencapaian
 Secara efektif mencari kontribusi untuk dikenali
 Mengakui peningkatan kinerja bawahan
 Jangan membatasipengakuan pada beberapa pemain yang terbaik
 Memberikan pengakuan khusus
 Memberikan pengakuan tepat waktu
 Gunakan bentuk pengakuan yang sesuai

4. Kepemimpinan Suportif
Kepemimpinan suportif adalah gaya kepemimpinan yang diamana pemimpin tersebut
menciptakan suatu lingkungan kerja dalam organisasi atau perusahaan yang membantu
mmemperkuat keinginan pada setiap orang atau pihak yang terlibat untuk melaksanakan
pekerjaan sebaik dan masimal mungkin, saling bekerjasama dengan pihak lain, serta
mengembangkan skill yang dimilikinya dan keinginannya sendiri. Selain itu dalam
Kepemimpinan suportif juga dikenal sering menerapkan perilaku kepekaan atau menyokong
perhatian, dalam gaya kepemimpinan ini pemimpin bersedia menjelaskan berbagai hal atau
permasalah yang terjadi pada suatu perusaan atau organisasi kepada bawahan, mudah
didekati dan memuaskan kinerja para karyawan yang terlibat dalam organisasi atau
perusahaan tersebut dengan cara membimbing kariawan atau pengikut dengan sebaik-
baiknya memberikan arahan-arahan yang diperlukan , membentuk suatu lingkungan
lingkungan kerja yang dimana setiap pengikut atau kariawan memiliki keinginan yang besar
untuk melaksanakan pekerjaan sebaik dan masimal mungkin, bekerjasama dengan satu sama
lainnya , serta mengembangkan skillnya dan keinginannya sendiri untuk kepentingan individu
maupun bersama.
Gaya kepemimpinan bersifat ramah dan menunjukkan kepedulian dan perhatian kepada
bawahannya pemimpin cenderung untuk :
- Menunjukan atau memberikan perhatian pribadi pada bawahan.
- Bersahabat dengan bawahan dan mudah untuk ditemui.
- Sring mengadakan konsultasi pribadi.
- Mmemberikan dorongan kepada bawahan untuk memperliatkan perasaan dan
perhatian.
- Berusaha membuat rasa kebersamaan atau keselarasn dalam lingkungan kerja.
- Pemimpin membrikan imbalan sebagai alat memperoleh dukungan kepada kariawan
atau bawahannya.
- Pemimpin lebih sering menggunakan imbalan positif dari pada sanksi negative kepada
kariawan atau bawahannya.

Selain komponen-komponen di atas ada beberapa prinsip-prinsip yang diterapkan dalam


mengatur kepemimpinan suportif, dimana komponen tersebut adalah :

1. Dorong Kerja Sama Tim


Dalam sebuah perusahaan atau organisasi aspek yang terpenting dalam penerapan
kepemimpinan yaitu dengan cara kerja sama tim. Dapat dimulai dengan melatih secara
individu anggota-anggota yang terlibat dalam sebuah organisasi atau perushaan
tersebut sehingga memiliki keterampilan dan dapat melaksanakan tugasnya dengan
maksimal selanjutnya adalah membuat seluruh anggota yang terlibat mengetahui apa
harapan dari pemimpin sehingga memiliki kesadaran diri sendiri untuk bekerja dan
berjuang secara maksimal sehingga tujuan yang diharapkan seorang pemimpin
tersebut dapat tercapai, selanjutnya langkah terakhir adalah mengawasi dan membina
kerja tim tersbut sampai tujuan tercapai dengan menjaga alur komunikasi satu sama
lain sehingga adanya umpan balik antar satu sama lainnya.
2. Komitmen
Komitmen merupakan hal kecil yang berdampak besar bagi pemimpin trhadap
anggotanya di suatu perushaan maupun organisasi, karena dengan adanya komitmen
dan kepercayaan antara pemimpin dengan anggota maka secara tidak langsung akan
tercermin juga pada komitmen anggota terhadap pemimpin dan menimbulkan rasa
kepercayaan diri yang tinggi terhadap tujuan yang ingin dicapai, sebaliknya jika
komitmen pemimpin terhadap anggota rndah maka komitmen dan kepercayaan diri
para nggota juga akan hilang dan sulitnya mencapai tujuan yang diinginkan oleh
organisasi atau perushaan tersebut.

3. Fokus Pada Hubungan


Dalam sebuah perusahaan atau organisasi sering kali seorang pemimpin membuat
kesalahan yaitu mengabaikan hubungan antar rekan satu tim, akibat dari terlalu focus
dalam mencapai tujuan utama yang ingin dicapainya tetapi tidak adanya ruang untuk
rekan satu tim untuk hubungan yang berkualitas antara pemimpin dan angota dalam
organisasinya. Faktanya dalam sebuah organisasi ataupun perushaan hubungan atar
anggota, pemimpin dan rekan satu tim memainkan peran yang sangat penting,
hubungan yang tejalin baik itulah yang sering menunjukan seberapa efektif tujuan
tersebut akan tercapai, Maka dari itu jika menginginkan tim yang berkomitmn bagus
maka jadilah pembangun sebuah hubungan dalam organisasi tersebut.

Penerapan Kepemimpinan Yang Mendukung

Dalam sebuah organisasi atau perusahaan suara seorang kepemimpinan yang suportif, tidak
bisa diterapkan di semua lingkungan organisasi profit maupun non profit. Kepemimpinan
suportif biasanya paling tepat untuk perusahaan yang mengadaptasi struktur organisasi datar
yang mendorong karyawan untuk aktif dan kreatif untuk mengelola proyek dan tugasnya.
Namun, untuk untuk sebuah perusahaan atau birokrasi yang melibatkan aktivitas langsung,
gaya kepemimpinan yang suportif mungkin bukan selalu yang terbaik untuk diterapkan.
Bahkan, itu bisa bumerang yang dapat membuang waktu jika tidak diterapkan dengan serius.

Putusan Akhir
Dalam organisasi sikap suportif pada istilah kepemimpinan dikatakan, sikap suportif bukanlah
sikap yang bisa dikatakan langsung secara tiba” muncul dalam pikiran kita sebagai manusia.
Tetapi, secara cepat menjadi gaya umum kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan.
Jika dikatakan dalam indealnya sorang pemimpin yang suportif pada organisasi tidak hanya
memberikan tugas namun Mereka juga menunjukkan keseriusan dan pengabdian yang tulus
pada orang-orang atau pihak yang bekerja sama dengan mereka.
Daftar Pustaka

(Supportive Leadership - Learn How to Be a Supportive Leader, n.d.)

Hasan Basri, 1751154017. (2018). PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH


DALAM MENINGKATKAN MUTU MADRASAH(Studi Multisitus di MTsN 1
Tulungagung dan MTsN Bandung Tulungagung).(diakses pada 16 September 2021)

Rumere, L., Pio, R., & Tampi, J. (2016). Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan
Pt. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Kantor Cabang Manado. Jurnal Administrasi
Bisnis, 4(1), 1–6. https://doi.org/10.35797/jab.4.1.2016.11278.(diakses pada 18
September 2021)

Silviana, E. (2017). Perilaku kepemimpinan yang diterapkan oleh ceo pukpuk. 2.(diakses pada
16 September 2021) (halaman 1-3)

Supportive Leadership - Learn How to Be a Supportive Leader. (n.d.). Retrieved September 18,
2021, from https://corporatefinanceinstitute.com/resources/careers/soft-skills/supportive-
leadership/ (diakses 16 September 2021)

Terhadap, K., Perubahan, E., Di, O., & Pln, P. T. (2018). Pengaruh Perilaku Kepemimpinan
Berorientasi Hubungan, Tugas, Kerja Terhadap Efektifitas Perubahan Organisasi Di Pt.
Pln (Persero) Cabang Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
Dan Akuntansi, 6(4), 2138–2148. https://doi.org/10.35794/emba.v6i4.20954 (diakses 18
September 2021)

tipe gaya kepemimpinan dosen uta jakarta - Panyliksikan Google. (n.d.). Retrieved September
17, 2021, from
https://www.google.com/search?q=tipe+gaya+kepemimpinan+dosen+uta+jakarta&oq=ti
pe+gaya+kepemimpinan+dosen+uta+jakarta&aqs=chrome.0.35i39j0i512l9.4829j0j4&so
urceid=chrome&ie=UTF-8 (diakses 17 September 2021)

(Hasan Basri, 2018)

(Silviana, 2017)(Tipe Gaya Kepemimpinan Dosen Uta Jakarta - Panyliksikan Google,


n.d.)(Terhadap et al., 2018)(Rumere et al., 2016)
Gary A. Yukl, W. L. G. (2019). Leadership In Organization (9th ed.). Pearson. - (diakses 15
September 2021)
Putra CB, Utami HN, Hakam MS. (2013). “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Direktif,

Suportif, danPartisipatif Terhadap Kinerja Kariawan”. Jurnal Administrasi

Anda mungkin juga menyukai