Anda di halaman 1dari 16

KEPEMIMPINAN DAN

INOVASI
Kelompok 3
Achmad Muzakki 717620909
Ach. Alfarosyi 717620914
Nurul Hidayati 717620915
Rohimatus Sholihah 717620927
Khoirul Anam 717620931
Firmansyah 717620933
Dodi Rachman H 717620942
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
• Menurut Rost
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling
mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut yang menginginkan
perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya.
• Menurut Danim
Kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh
individu untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau
kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
• Menurut Yukl
Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses – proses
mempengaruhi, yang mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa bagi
para pengikut, pilihan dari sasaran bagi kelompok atau organisasi,
pengorganisasian dari aktivitas kerja untuk mencapai sasaran tersebut,
motivasi dari para pengikut untuk mencapai sasaran, pemeliharaan
hubungan kerjasama dan teamwork, serta perolehan dukungan dan
kerjasama dari orang – orang yang berada di luar kelompok atau
organisasi.
• Menurut Hemhiel and Coons
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang
individu yang memimpin aktivitas – aktivitas suatu
kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama.

Dari definisi – definisi yang dikemukakan dapat


disimpulkan bahwa kepemimpinan itu merupakan suatu
kemampuan yang melekat pada diri seseorang yang
memimpin, yang tergantung dari macam – macam
faktor.
Determinasi kepemimpinan terdiri atas faktor
orang, posisi, dan faktor situasi atau tempat.
PENGERTIAN INOVASI
Kata inovasi atau innovation berasal dari bahasa latin
innovatio yang berarti renewal atau renovation, berdasar pada
novus (new). Dalam situs Wikipedia diartikan sebagai “proses”
dan/untuk “hasil” pengembangan dan/atau pemanfaatan/
mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan
teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau
memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau
sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara
signifikan (terutama ekonomi dan sosial).
Inovasi berbeda dengan kreatifitas. Kreatifitas lebih
berfokus pada penciptaan ide sedangkan inovasi berfokus pada
bagaimana mewujudkan ide. Karena inovasi adalah proses
mewujudkan ide, maka diperlukan diperlukan dukungan dari faktor
– faktor organisasional dan leaderships (kepemimpinan).
TEORI KEPEMIMPINAN DAN
PENGARUHNYA PADA INOVASI
1. Teori Sifat
Teori ini menekankan keberhasilan organisasi pada diri
pemimpin. Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan
seorang pemimpin ditentukan oleh sifat – sifat, perangai atau ciri – ciri
yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul
anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil,
sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin.
Ciri – ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P
Siagian (1994: 75-76) adalah :
 Pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas,
obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa
depan.
 Rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, keteladanan, ketegasan,
keberanian, sikap yang antisipatif, kesedian menjadi pendengar
yang baik.
 Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik,
menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang
penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
2. Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan
merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan
kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian
tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi
perilaku :
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung
mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah, mau
berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan,
menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan
serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu
terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih
mementingkan tugas organisasi.
3. Teori Situastional
Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya
kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian
(1994:129) adalah sebagai berikut:
 Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
 Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
 Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
 Norma yang dianut kelompok;
 Rentang kendali;
 Ancaman dari luar organisasi;
 Tingkat stress;
 Iklim yang terdapat dalam organisasi.
MODEL MODEL KEPEMIMPINAN
a) Model kontinuum Otokratik-Demokratik

Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan


dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan
fungsi kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan.
Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya
otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan
yang menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada
penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik
akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri
kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar
yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada
kepentingan dan kebutuhan bawahan.
b) Model ” Interaksi Atasan-Bawahan”

Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi


yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut
mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seorang akan menjadi
pemimpin yang efektif, apabila:
* Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik;
* Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi;
* Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.

c) Model Situasional

Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung


pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu
dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan
dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas
kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut,
gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah
* Memberitahukan;
* Menjual;
* Mengajak bawahan berperan serta
d) Model ” Jalan- Tujuan ”

Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang
mampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu
mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus
dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan
kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut
harus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.

e) Model “Pimpinan-Peran serta Bawahan”

Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses
pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur
tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya. Salah satu syarat penting
untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus
ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta
bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta
bawahan tersebut “didiktekan” oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang
ingin dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN INOVASI

Menurut pendapat kelompok kami pemimpin dan inovasi adalah dua hal yang
harus selalu beriringan. Artinya, di mana ada pemimpin maka di sana ada inovasi dan
gagasan baru. Harus ada rencana perbaikan. Nah, untuk melakukan hal itu, sang
pemimpin harus tahu konteks dan situasi dari institusi yang dia pimpin.
Setiap gagasan atau ide harus dipelajari secara mendalam Sehingga inovasi
dan gagasan baru yang muncul tidak ngaco dan selanjutnya realistis. Lalu kenapa harus
berinovasi? Konon “tak ada hal yang pasti di dunia ini selain perubahan”. Dan inovasi,
menurut hemat Saya, adalah sarana untuk menjawab tantangan perubahan.
Perkembangan baru terjadi setiap saat, bahkan detik. Tugas seorang pemimpin adalah
mengamati perubahan itu dan menyiapkan diri dan institusinya untuk menghadapi
perubahan yang akan terjadi. Di sini, kecerdasan melihat masa depan atau VISI adalah
kunci utama keberhasilan seorang pemimpin.
PERILAKU PEMIMPIN MEMPENGARUHI
PERILAKU INOVATIF
Handoko menambahkan bahwa pendekatan perilaku kepemimpinan memusatkan
perhatiannya pada dua aspek yaitu fungsi-fungsi kepemimpinan dan gaya-gaya
kepemimpinan
a. Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Agar organisasi dapat berjalan secara efektif, maka seorang pemimpin harus melaksanakan dua
fungsi utamanya yaitu fungsi yang berhubungan dengan tugas (task oriented) dan fungsi
pemeliharaan kelompok. Yukl (2007) menyebutkan bahwa perilaku kepemimpinan yang efektif
akan melibatkan tiga perhatian atau tujuan berikut ini.
1) Berorientasi tugas. Jenis perilaku ini terutama memperhatikan penyelesaian tugas,
menggunakan personil dan sumber daya secara efisien, dan menyelenggarakan operasi yang
teratur dan dapat diandalkan.
2) Berorientasi hubungan. Jenis perilaku ini terutama memperhatikan perbaikan hubungan dan
membantu orang, meningkatkan kooperasi dan kerja tim, meningkatkan kepuasan kerja, dan
membangun identifikasi dengan organisasi.
3) Berorientasi perubahan. Jenis perilaku ini terutama memperhatikan perbaikan keputusan
strategis, beradaptasi terhadap perilaku lingkungan, meningkatkan fleksibilitas dan inovasi,
membut perubahan besar di bidang proses, produk, dan jasa, dan mendapatkan komitmen
terhadap perubahan.
b. Gaya Kepemimpinan
Sebuah pendekatan lain untuk memahami sukses
kepemimpinan adalah dengan memperhatikan apa yang
dilakukan pemimpin itu, dilihat dari sudut perilaku atau gaya.
Istilah seperti Otokratis, Demokratis dan Laissez faire telah
umum dipakai untuk menggambarkan pendekatan umum yang
digunakan oleh para pemimpin dalam situasi kemanusiaan.
Untuk meneliti efektivitas berbagai gaya ini, kita harus
berpegang pada situasi yang konstan. Sebuah studi yang
dilakukan oleh White dan Lippit ( dalam Moleong, 1997)
memperhatikan dampak tiga gaya kepemimpinan dalam
kelompok yang berorientasi tugas.
Gaya Kepemimpinan
No
Otoriter Demokratis Laissez-Faire
1 Semua ketentuan kebijakan oleh Kebijakan oleh kelompok dan dibantu Kebebasan penuh untuk
pemimpin pemimpin keputusan pada kelompok
atau individu

2 Teknik dan langkah aktivitas Kegiatan diperoleh selama Berbagai bahan disuplai oleh
ditentukan oleh penguasa satu demi pembahasan. Langkah umum pemimpin
satu digambarkan untuk mencapai sasaran
kelompok

3 Pemimpin biasanya menentukan tugas Para anggota bebas bekerja dengan Tidak ada partiipasi dari
tertentu dan kawan kerja masing- siapa yang dipilihnya, dan pembagian pemimpin
masing anggota tugas diserahkan kepada kelompok

4 Penguasa cenderung bersifat pribadi Para anggota bebas bekerja dengan Jarang berkomentar secara
dalam memuji dan mencela pekerjaan siapa yang dipilihnya. Dan pembagian spontan terhadap aktivitas
masing-masing anggotanya tugas diserahkan kepada kelompok anggota.
Perilaku inovasi menurut Wess & Farr (dalam De Jong & Kemp,2003)
adalah semua perilaku individu yang diarahkan untuk
menghasilkan, memperkenalkan, dan mengaplikasikan hal-hal ‘baru’, yang
bermanfaat dalam berbagai level organisasi.
Perilaku inovatif yang dimaksud dengan perilaku inovatif adalah perilaku
manusia yang mereka gunakan untuk menghasilkan, memanfaatkan hal-hal baru
dalam setiap organisasi.
Ada 2 dimensi yang mendasari perilaku inovasi, yaitu :
1) Kreatifitas. Dibutuhkan kreatifitas / kemampuan yang digunakan untuk
mengembangkan ide-ide baru yang melingkupi 3 aspek, yaitu kemampuan
dan imajinasi, keahlian, dan motivasi internal
2) Pengambilan resiko. Ini dibutuhkan agar terciptanya dorongan dalam ide
baru untuk menghadapi rintangan yang ada sehingga pengambilan resiko
merupakan cara untuk mewujudkan ide yang kreatif menjadi nyata
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku seorang
pemimpin akan mempengaruhi segala inovasi atau terobosan yang ssudah
direncanakan. Suatu Inovasi akan berjalan dengan lancar tergantung pada
bagaimana perilaku sang pemimpin.

Anda mungkin juga menyukai