Anda di halaman 1dari 26

Pengaruh Kepemimpinan dalam

Inovasi

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup

berkelompok, bersama-sama serta saling berhubungan satu

sama lain dengan demikian maka perlu adanya

kepemimpinan. Seperti di dunia bisnis dan didunia pendidikan.

Pemerintahan negara adalah seorang pemimpin sangat

menentukan dari tercapainya kesuksesan dan efisiensi kerja.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu membawa

lembaga / organisasi kepada sasaran dalam jangka waktu

yang ditentukan. Di zaman modern sekarang ini, seorang

pemimpin sangat diperlukan, tetapi pemimpin juga lahir bukan

karena keturunan dari seorang bangsawan atau bakat yang

dibawanya sejak lahir. Tetapi perlu adanya pendidikan dan

pengalaman sebagai bekal. Para ahli kepemimpinan telah

memberikan berbagai defisini mengenai kepemimpinan, serta

menghasilkan berbagai konsep dan teori kepemimpinan.

Dalam era sekarang ini, kepemimpinan dalam inovasi harus

mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan


perkembangan lingkungannya. Selain itu, tiga jenis perubahan

yang berkaitan dengan masalah kepemimpinan tersebut

adalah perubahan rutin, perubahan pengembangan dan

inovasi sendiri. Mengelola suatu perubahan memanglah hal

yang sulit. Ukuran kapasitas kepemimpinan seseorang salah

satunya adalah kemampuannya dalam mengelola perubahan.

Kemampuan ini penting sebab pada masa kini pemimpin

dituntut untuk mampu mempelopori perubahan lingkungan.

Kepemimpinan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam

suatu bangsa. Berjalannya roda pemerintahan suatu bangsa

sangat tergantung pada sosok pemimpinnya. Kepemimpinan

suatu negara dapat dianalogikan seperti bagian tubuh yang

saling bersinergi. Diibaratkan, ketika kepala kita sakit maka

bagian tubuh yang lain akan terganggu, begitu juga ketika

kepala kita sehat, maka sehat pula seluruh tubuh kita. Seperti

itulah pemimpin kita ibaratkan, ketika kepemimpinan berjalan

buruk maka rusaklah negara, namun ketika kepemimpinan

dijalankan dengan cara yang baik, maka baik pula

pemerintahan tersebut.

Perubahan-perubahan dibidang teknologi, ekonomi, politik,

sosial budaya membawa dampak positif dan negatif terhadap

dunia pendidikan dan tidak terlepas terhadap para pemimpin

yang mengelolanya. Perubahan dramatis dan tidak dapat


diproduksi ini mengakibatkan adanya tuntutan kepemimpinan

yang dapat mengantisipasi melalui perubahan terencana.

Manusia merupakan faktor penting dalam perubahan

terencana.

Pemimpin era globalisasi adalah seorang pemimpin yang harus

mempunyai pandangan luas, kreatif, inovatif tidak menaruh

ketakutan dan suka akan ide-ide baru, punya visi dan mau

belajar terus. Ia juga harus dapat menerima dan mengatasi

hal-hal yang sama sekali baru dan mungkin hal yang tidak

diharapkannya. Pemimpin global harus mampu menangani

situasi baru yang tak pasti dan kompleks. Untuk lebih jelasnya

akan dibahas pada bab II pembahasan.

2. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, penulis batasi permasalahanya dalam

rumusan sebagai berikut:

a. Apa pentingnya pemimpin dalam inovasi?

b. Apa saja teori kepemimpinan dan pengaruhnya pada

inovasi?

c. Bagaimana hubungan Kepemimpinan dan Inovasi?

d. Bagaimana perilaku pemimpin mempengaruhi perilaku

inovatif?

3. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui


a. Pentingnya pemimpin dalam inovasi

b. Teori kepemimpinan dan pengaruhnya pada inovasi

c. Hubungan Kepemimpinan dan Inovasi

d. Perilaku pemimpin mempengaruhi perilaku inovatif

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pentingnya Pemimpin dalam Inovasi

Dalam pandangan Islam kepemimpinan tidak jauh berbeda

dengan model kepemimpinan pada umumnya, karena prinsip-

prinsip dan sistem-sistem yang digunakan terdapat beberapa

kesamaan. Kepemimpinan dalam Islam pertama kali

dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kepemimpinan Rasulullah

tidak bisa dipisahkan dengan fungsi kehadirannya sebagai

pemimpin spiritual dan masyarakat. Prinsip dasar

kepemimpinan beliau adalah keteladanan. Dalam

kepemimpinannya mengutamakan uswatun hasanah

pemberian contoh kepada para sahabatnya yang dipimpin.


Rasulullah memang mempunyai kepribadian yang sangat

agung, hal ini seperti yang digambarkan dalam al-Qur'an:



Artinya: Dan Sesungguhnya kamu Muhammad benar-benar
berbudi pekerti yang agung. (Q. S. al-Qalam (68): 4)

Dari ayat di atas menunjukkan bahwa Rasullullah memang

mempunyai kelebihan yaitu berupa akhlak yang mulia,

sehingga dalam hal memimpin dan memberikan teladan

memang tidak lagi diragukan. Kepemimpinan Rasullullah

memang tidak dapat ditiru sepenuhnya, namun setidaknya

sebagai umat Islam harus berusaha meneladani

kepemimpinan-Nya.

Definisi kepemimpinan menurut Rost adalah sebuah hubungan

yang saling mempengaruhi diantara pemimpin dan pengikut

yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan

tujuan bersamanya.

Menurut Danim kepemimpinan adalah setiap tindakan yang

dilakukan oleh individu untuk mengkoordinasi dan memberi

arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung

dalam wadah tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Menurut Yukl kepemimpinan didefinisikan sebagai proses-

proses mempengaruhi, yang mempengaruhi interpretasi


mengenai peristiwa bagi para pengikut, pilihan dari sasaran

bagi kelompok atau organisasi, pengorganisasian dari aktivitas

kerja untuk mencapai sasaran tersebut, motivasi dari para

pengikut untuk mencapai sasaran, pemeliharaan hubungan

kerjasama dan teamwork, serta perolehan dukungan dan

kerjasama dari orang-orang yang berada di luar kelompok atau

organisasi.

Menurut Hemhiel and Coons Kepemimpinan adalah perilaku

dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu

kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama

Dari definisi-definisi yang dikemukakan dapat disimpulkan

bahwa kepemimpinan itu merupakan suatu kemampuan yang

melekat pada diri seseorang yang memimpin, yang tergantung

dari macam-macam faktor. Determinasi kepemimpinan terdiri

atas faktor orang, posisi, dan faktor situasi atau tempat.

Kata inovasi atau innovation berasal dari bahasa

latin innovatio yang berarti renewal atau renovation, berdasar

pada novus (new). Dalam situs Wikipedia diartikan sebagai

proses dan/atau hasil pengembangan dan/atau

pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk

keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan

atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses,


dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang

berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).

Inovasi berkaitan dengan aktivitas penciptaan perubahan dan

perbaikan. Perubahan yang berarti juga mengenalkan sesuatu

yang baru dengan menggantikan yang lama menuju ke suatu

hal yang lebih baik. Perubahan merupakan sebuah proses yang

pasti terjadi, karena untuk bisa survive kita harus

menyesuaikan (adaptif) dengan perkembangan yang terjadi

baik di dalam lingkungan internal maupun eksternal.

Inovasi juga membutuhkan proses yang memakan waktu.

Seringkali sebuah proses yang instan kurang bisa

menghasilkan sesuatu yang tidak optimal karena lemahnya

variabel pengalaman dan pengamatan, sehingga untuk

mencapai hasil yang optimal diperlukan persiapan.

Inovasi berbeda dengan kreatifitas. Kreatifitas lebih berfokus

pada penciptaan ide sedangkan inovasi berfokus pada

bagaimana mewujudkan ide. Karena inovasi adalah proses

mewujudkan ide, maka diperlukan dukungan dari faktor-faktor

organisasional dan leaderships (kepemimpinan). Untuk

melakukan inovasi pendidikan di sekolah dibutuhkan petunjuk-

petunjuk sebagai acuan seorang pemimpin diantanya adalah

sebagai berikut:
1) Buatlah rumusan yang jelas tentang inovasi yang akan

diterapkan.

2) Gunakan metode atau cara yang memberikan kesempatan

anggota sistem sekolah untuk berpartisipasi secara aktif

dalam usaha merubah pribadi maupun sekolah.

3) Gunakan berbagai macam alternatif untuk mempermudah

penerapan inovasi.

4) Gunakan data atau informasi yang sudah ada untuk bahan

pertimbangan dalam menyusun perencanaan penerapan

inovasi.

5) Gunakan tambahan data untuk mempermudah fasilitas

terjadinya penerapan inovasi.

6) Gunakan kemanfaatan dari pengalaman sekolah atau

lembaga lain.

7) Berbuatlah secara positif ujntuk mendapatkan

kepercayaan.

8) Menerima tanggung jawab pribadi.

9) Usahakan adanya pengorganisasi kegiatan yang

memungkinkan terjadinya kepemimpinan yang efektif.

10) Usahakan mencari jawaban atas berbagai macam

pertanyaan dasar tentang inovasi di sekolah.

Dengan adanya petunjuk ini seorang pemimpin dapat

menentukan keberhasilannya dalam melakukan inovasi.


Inovasi berkaitan erat dengan proses penciptaan pengetahuan.

Proses penciptaan pengetahuan dilakukan dengan melakukan

observasi atas kejadian, mengolahnya menjadi data, lalu data

dijadikan informasi, dan informasi diberikan konteks sehingga

menjadi pengetahuan. Pengetahuan inilah yang oleh seorang

pemimpin dijadikan arah atau bekal untuk melakukan inovasi.

Seorang pemimpin harus mempunyai terobosan-terobosan

(inovasi) yang baik untuk melakukan perubahan secara terus

menerus dalam acuan untuk menjadi lebih baik sesuai dengan

perkembangan zaman. Organisasi yang mampu secara terus

menerus melakukan penciptaan pengetahuan disebut sebagai

learning organization.

Walaupun demikian proses inovasi itu sendiri dapat diartikan

sebagai seperangkat tahapan atau fase-fase penerimaan sejak

adanya inovasi sampai berakhir diterima atau ditolaknya

inovasi oleh masyarakat yang menjadi sasaran. Sehingga

seorang pemimpin juga harus memahami tahapan inovasi

yang meliputi (1) proses pengambilan keputusan, (2) tahap

pengenalan inovasi, (3) tahap penerimaan dan penolakan

inovasi.

B. Teori kepemimpinan dan pengaruhnya pada inovasi


Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan

kepemimpinan. Untuk berbagai usaha dan kegiatannya

diperlukan upaya yang terencana dan sistematis dalam

melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu,

banyak studi dan penelitian dilakukan orang untuk

mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan yang

menghasilkan berbagai teori tentang kepemimpinan. Teori

kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri

perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya,

dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab

timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama

pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi

kepemimpinan (Kartini Kartono, 1994: 27).

Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk

memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin

dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi

antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan

kepemimpinan.Kepemimpinan muncul sejalan dengan

peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu

diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya

pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin,

antara lain:
a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin.

Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan

pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.

b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki

bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui

pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan

lingkungan.

Untuk persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan

kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan. Adapun teori-teori

dalam kepemimpinan adalah sebagai berikut:

1. Teori Sifat

Teori ini menekankan keberhasilan organisasi pada diri

pemimpin. Studi tentang kepemimpinan didasarkan pada

karakteristik pemimpin yang berhasil. Teori ini bertolak dari

dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin

ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki

pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan

bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat

ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan

kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang

dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di

dalamnya. Dalam mencari sifat kepemimpinan yang dapat


diukur adalah pendekatan pemimpin dan bukan pemimpin,

dan pemimpin efektif dan tidak efektif.

Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P

Siagian (1994:75-76) adalah:

Pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat,

rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas,

adaptabilitas, orientasi masa depan;

Rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, keteladanan,

ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan

menjadi pendengar yang baik.

kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik,

menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan

yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi

secara efektif.

Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara

lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi

antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas

kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno,

namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak

yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan

sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan

oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.


2. Teori Perilaku

Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan

perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan

pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.

Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:

Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan

bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi,

mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan

memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya

setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan

perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.

Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin

yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan

pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin

pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima

perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.

Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi

memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis

pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian

tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku

pemimpin menurut model leadership continuum pada

dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan


bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik

kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui

dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan

terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku

pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari

masalah fungsi dan gaya kepemimpinan.

3. Teori Situasional

Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional

ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu

yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan

situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan

faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh

terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P.

Siagian (1994:129) adalah sbb:

1. Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;


2. Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
3. Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
4. Norma yang dianut kelompok;

5 . Rentang kendali;

6. Ancaman dari luar organisasi;

7. Tingkat stress;

8. Iklim yang terdapat dalam organisasi.

Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh


kemampuan membaca situasi yang dihadapi dan

menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan

mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian

gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan

menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena

tuntutan situasi tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut

berkembanglah model-model kepemimpinan berikut:

a. Model kontinuum Otokratik-Demokratik

Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan

dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan

dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus

diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan,

pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan

sendiri, ciri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai

perilaku yang berorientasi pada penyelesaian

tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan

mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri

kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi

pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian

pada kepentingan dan kebutuhan bawahan.

b. Model Interaksi Atasan-Bawahan


Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang

tergantung pada interaksi yang terjadi antara pemimpin dan

bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut

mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan.

Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila:

* Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik;

* Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat

struktur yang tinggi;

* Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.

c. Model Situasional

Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan

seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan

yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat

kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang

digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang

berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan

atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya

kepemimpinan yang dapat digunakan adalah:

Memberitahukan, Menjual, Mengajak bawahan berperan serta.

d. Model Jalan- Tujuan

Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah

pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat


ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan

hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan

bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan

kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan

hal tersebut harus merupakan faktor motivasional bagi

bawahannya.

e. Model Pimpinan-Peran serta Bawahan

Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan

dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin

perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus

diselesaikan oleh bawahannya. Salah satu syarat penting

untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian

ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam

menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam

pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta

bawahan tersebut didiktekan oleh situasi yang dihadapi dan

masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan

keputusan.

C. Hubungan Kepemimpinan dan Inovasi

Apa hubungan antara pemimpin dan inovasi? Kenapa

pemimpin harus selalu berinovasi? Apakah inovasi yang tiada


henti akan membuat kepemimpinan seseorang menjadi lebih

baik?

Menurut pendapat kami pemimpin dan inovasi adalah dua hal

yang harus selalu beriringan. Artinya, di mana ada pemimpin

maka di sana ada inovasi dan gagasan baru. Harus ada

rencana perbaikan. Nah, untuk melakukan hal itu, sang

pemimpin harus tahu konteks dan situasi dari institusi yang dia

pimpin. Hal ini pula yang dilakukan oleh yayasan al Izzah

serang dengan berinovasi membuat gagasan seperti TABARAT

(Tabungan dunia ahirat), TAMAN (Tabungan pengaman) yang

diperuntukan bagi siswa/I yang tidak mampu/ mengalamai

kesulitan secara ekonomi). Setiap gagasan atau ide harus

dipelajari secara mendalam Sehingga inovasi dan gagasan

baru yang muncul tidak ngaco dan selanjutnya realistis.

Lalu kenapa harus berinovasi? Konon tak ada hal yang pasti di

dunia ini selain perubahan. Dan inovasi, menurut hemat Saya,

adalah sarana untuk menjawab tantangan perubahan.

Perkembangan baru terjadi setiap saat, bahkan detik. Tugas

seorang pemimpin adalah mengamati perubahan itu dan

menyiapkan diri dan institusinya untuk menghadapi perubahan

yang akan terjadi. Di sini, kecerdasan melihat masa depan

atau VISI adalah kunci utama keberhasilan seorang pemimpin.


Ya, dan tentunya inovasi terus menerus tiada henti pasti akan

membawa kebaikan bagi dirinya dan juga institusinya. Lihat

saja Apple yang dipimpin Steve Jobs yang sangat inovatif, kini

mulai melangkahi hegemoni Microsoft di pasar gadget IT. Tak

lain dan tak bukan adalah inovasi dan Visi dari Steve Jobs yang

seakan tak pernah henti.

D. Perilaku pemimpin mempengaruhi perilaku inovatif

Studi tentang kepemimpinan dengan menggunakan

pendekatan perilaku kepemimpinan tidak digunakan untuk

mencari jawaban tentang sifat-sifat pemimpin, tetapi untuk

menentukan apa yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif,

bagaimana mereka mendelegasikan tugas, bagaimana mereka

berkomunikasi, bagaimana mereka menjalankan tugasnya, dan

sebagainya (Handoko, 1999). Handoko juga menambahkan

bahwa pendekatan perilaku kepemimpinan memusatkan

perhatiannya pada dua aspek yaitu (a) fungsi-fungsi

kepemimpinan, dan (b) gaya-gaya kepemimpinan.

a. Fungsi-fungsi Kepemimpinan

Agar organisasi dapat berjalan secara efektif, maka seorang

pemimpin harus melaksanakan dua fungsi utamanya yaitu


fungsi yang berhubungan dengan tugas (task oriented) dan

fungsi pemeliharaan kelompok. Yukl (2007) menyebutkan

bahwa perilaku kepemimpinan yang efektif akan melibatkan

tiga perhatian atau tujuan berikut ini.

1) Berorientasi tugas. Jenis perilaku ini terutama

memperhatikan penyelesaian tugas, menggunakan

personil dan sumber daya secara efisien, dan

menyelenggarakan operasi yang teratur dan dapat

diandalkan.

2) Berorientasi hubungan. Jenis perilaku ini terutama

memperhatikan perbaikan hubungan dan membantu

orang, meningkatkan kooperasi dan kerja tim,

meningkatkan kepuasan kerja, dan membangun

identifikasi dengan organisasi.

3) Berorientasi perubahan. Jenis perilaku ini terutama

memperhatikan perbaikan keputusan strategis,

beradaptasi terhadap perilaku lingkungan, meningkatkan

fleksibilitas dan inovasi, membut perubahan besar di

bidang proses, produk, dan jasa, dan mendapatkan

komitmen terhadap perubahan.

b. Gaya Kepemimpinan

Sebuah pendekatan lain untuk memahami sukses

kepemimpinan adalah dengan memperhatikan apa yang


dilakukan pemimpin itu, dilihat dari sudut perilaku atau

gaya. Istilah seperti Otokratis, Demokratis dan Laissez faire

telah umum dipakai untuk menggambarkan pendekatan

umum yang digunakan oleh para pemimpin dalam situasi

kemanusiaan.

Untuk meneliti efektivitas berbagai gaya ini, kita harus

berpegang pada situasi yang konstan. Sebuah studi yang

dilakukan oleh White dan Lippit (dalam Moleong, 1997)

memperhatikan dampak tiga gaya kepemimpinan dalam

kelompok yang berorientasi tugas.

N Gaya Kepemimpinan
o Otoriter Demokratis Laissez-Faire
1 Semua ketentuan Kebijakan oleh Kebebasan
kebijakan oleh kelompok dan penuh untuk
pemimpin dibantu pemimpin keputusan pada
kelompok atau
individu

2 Teknik dan Kegiatan diperoleh Berbagai bahan


langkah aktivitas selama disuplai oleh
ditentukan oleh pembahasan. pemimpin
penguasa satu Langkah umum
demi satu digambarkan untuk
mencapai sasaran
kelompok

3 Pemimpin Para anggota bebas Tidak ada


biasanya bekerja dengan partiipasi dari
menentukan tugas siapa yang pemimpin
tertentu dan dipilihnya, dan
kawan kerja pembagian tugas
masing-masing diserahkan kepada
anggota kelompok

4 Penguasa Para anggota bebas Jarang


cenderung bersifat bekerja dengan berkomentar
pribadi dalam siapa yang secara spontan
memuji dan dipilihnya. Dan terhadap
mencela pekerjaan pembagian tugas aktivitas
masing-masing diserahkan kepada anggota.
anggotanya kelompok

Perilaku inovasi menurut Wess & Farr (dalam De Jong &

Kemp,2003) adalah semua perilaku individu yang diarahkan

untuk menghasilkan, memperkenalkan, dan

mengaplikasikan hal-hal baru, yang bermanfaat dalam

berbagai level organisasi.

Perilaku inovatif yang dimaksud dengan perilaku inovatif

adalah perilaku manusia yang mereka gunakan untuk

menghasilkan, memanfaatkan hal-hal baru dalam setiap

organisasi.

Ada 2 dimensi yang mendasari perilaku inovasi, yaitu :


1) Kreatifitas. Dibutuhkan kreatifitas / kemampuan yang

digunakan untuk mengembangkan ide-ide baru yang

melingkupi 3 aspek, yaitu kemampuan dan imajinasi,

keahlian, dan motivasi internal.

2) Pengambilan resiko. Ini dibutuhkan agar terciptanya

dorongan dalam ide baru untuk menghadapi rintangan

yang ada sehingga pengambilan resiko merupakan cara

untuk mewujudkan ide yang kreatif menjadi nyata.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku

seorang pemimpin akan mempengaruhi segala inovasi atau

terobosan yang ssudah direncanakan. Suatu Inovasi akan

berjalan dengan lancar tergantung pada bagaimana perilaku

sang pemimpin.

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan

a. Pentingnya pemimpin dalam inovasi


Definisi kepemimpinan menggambarkan asumsi bahwa

kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang, baik

individu maupun kelompok. Seorang pemimpin adalah

seseorang yang aktif membuat rencana-rencana,

mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin

pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.

Seorang pemimpin harus mempunyai terobosan-terobosan

(inovasi) yang baik untuk melakukan perubahan secara terus

menerus dalam acuan untuk menjadai lebih baik sesuai

dengan perkembangan zaman. Organisasi yang mampu secara

terus menerus melakukan penciptaan pengetahuan disebut

sebagai learning organization.

b. Teori kepemimpinan dan pengaruhnya pada inovasi

Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan

dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan. Adapun

teori-teori dalam kepemimpinan adalah teori sifat, teori

perilaku dan teori situasional

c. Hubungan Kepemimpinan dan Inovasi

Menurut pendapat kami pemimpin dan inovasi adalah dua hal

yang harus selalu beriringan. Artinya, di mana ada pemimpin

maka di sana ada inovasi dan gagasan baru. Harus ada

rencana perbaikan. Nah, untuk melakukan hal itu, sang

pemimpin harus tahu konteks dan situasi dari institusi yang dia
pimpin. Hal ini pula yang dilakukan oleh yayasan al Izzah

serang dengan berinovasi membuat gagasan seperti TABARAT

(Tabungan dunia ahirat), TAMAN (Tabungan pengaman) yang

diperuntukan bagi siswa/I yang tidak mampu/ mengalamai

kesulitan secara ekonomi).

d. Perilaku pemimpin mempengaruhi perilaku inovatif

Pendekatan perilaku kepemimpinan memusatkan perhatiannya

pada dua aspek yaitu (a) fungsi-fungsi kepemimpinan, dan (b)

gaya-gaya kepemimpinan.

Adapun gaya-gaya kepemimpinan tersebut adalah otoriter,

demokrasi dan Laissez Fair. Perilaku seorang pemimpin akan

mempengaruhi segala inovasi atau terobosan yang sudah

direncanakan. Suatu Inovasi akan berjalan dengan lancar

tergantung pada bagaimana perilaku sang pemimpin.

Saran-saran

Kepada para pembaca, khususnya mahasiswa agar di dalam

melakukan difusi inovasi bidang pendidikan :

a. Mempelajari sistem sosial atau masyarakat di mana mereka

akan dilibatkan dalam inovasi di bidang pendidikan.

b. Agar inovasi dapat diadopsi secara cepat dan bertahan lama,

maka seorang pemimpin harus terlibat aktif di jalannya

c. Untuk makalah berikutnya diharapkan menyempurnakannya.


Daftar Pustaka

Everett M. Rogers, (2003). Diffusion of Innovation New York : Free

Press

Kartini Kartono. Dr., (1998). Pemimpin Dan Kepemimpinan,


Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J., (1997). Perubahan Terencana. Jakarta: PT Margi

Wahyu

http://nabiyutiful.blogspot.com/2010/01/kepemimpinan-dalam or
ganisasi_15.html

http://chochocrunch.wordpress.com/2009/07/07/kepemimpinan-
inovatif-sebagai-alternatif-membangun-kepercayaan-pada-
pemimpin/

Anda mungkin juga menyukai