Kelompok 10
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah asuhan keperawatan diabetes mellitus.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya, makalah yang telah disusun dapat
bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan untuk kami dan orang
pembacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan dimasa depan.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
1.4 Manfaat penelitian ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Penyakit Diabetes Mellitus ........................................................... 3
2.2 Etiologi Penyakit Diabetes Mellitus................................................................. 4
2.3 Patofisiologi ....................................................................................................... 5
2.4 Manifestasi Klinis.............................................................................................. 6
2.5 Pencegahan Diabetes Mellitus.......................................................................... 7
2.6 Pengobatan Diabetes Mellitus .......................................................................... 7
2.7 Komplikasi Diabetes Mellitus .......................................................................... 8
2.8 Asuhan Keperawatan ....................................................................................... 9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELLITUS ............................... 12
3.1 Contoh kasus ................................................................................................... 12
3.2 Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus ....................................................... 12
3.3 PATHWAY/WOC........................................................................................... 21
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 22
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 22
4.2 Saran ................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2.4 Bagaimana manifestasi klinis diabetes mellitus?
1.2.5 Bagaimana Pencegahan diabetes mellitus?
1.2.6 Bagaimana pengobatan diabetes mellitus?
1.2.7 Bagaimana asuhan keperawatan diabetes mellitus?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah :
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.1.1 Untuk mengetahui penjelasan secara detail tentang penyakit diabetes
mellitus.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui pengertian penyakit diabetes mellitus
1.3.2.2 Untuk mengetahui etiologi diabetes mellitus
1.3.2.3 Untuk mengetahui patofisiologi diabetes mellitus
1.3.2.4 Untuk mengetahui manifestasi klinis diabetes mellitus
1.3.2.5 Untuk mengetahui Pencegahan diabetes mellitus
1.3.2.6 Untuk mengetahui pengobatan diabetes mellitus
1.3.2.7 Untuk mengetahui asuhan keperawatan diabetes mellitus
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah:
1.4.1 Manfaat bagi penulis
Mendapat pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus secara
detail.
1.4.2 Manfaat bagi instansi memberikan informasi mengenai penyakit
diabetes mellitus dan sebagai bahan untuk membuat program
pencegahan diabetes mellitus khusunya di Indonesia
1.4.3 Manfaat bagi pembaca
Sebagai bahan referensi dalam pembuatan karya tulis ilmiah dengan
tema yang sama atau sejenis
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
- Kondisi idealnya adalah 80-144 mg/dl.
- Kondisi cukup adalah 145-179 mg/dl.
- Pas angka 180 mg/dl sewaktu normal buruk (masih kategori normal)
2.2 Etiologi Penyakit Diabetes Mellitus
Menurut Wijayakusuma (2004), penyakit DM dapat disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu:
2.2.1 Pola Makan
Pola makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori
yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya DM. Hal ini
disebabkan jumlah atau kadar insulin oleh sel pankreas mempunyai
kapasitas maksimum untuk disekresikan.
2.2.2 Obesitas
Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai
kecenderungan lebih besar untuk terserang DM dibandingkan dengan
orang yang tidak gemuk.
2.2.3 Faktor genetik
Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab DM dari orang
tua.Biasanya, seseorang yang menderita DM mempunyai anggota
keluarga yang terkena juga.
2.2.4 Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan kimiawi tertentu dapat mengiritasi pankreas yang
menyebabkan radang pankreas. Peradangan pada pankreas dapat
menyebabkan pankreas tidak berfungsi secara optimal dalam
mensekresikan hormon yang diperlukan untuk metabolisme dalam
tubuh, termasuk hormon insulin.
2.2.5 Penyakit dan infeksi pada pankreas
Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi
pankreas sehingga menimbulkan radang pankreas. Hal itu
menyebabkan sel pada pankreas tidak bekerja secara optimal dalam
mensekresi insulin.
2.3 Patofisiologi
2.3.1 Diabetes mellitus tipe 1
4
DMT 1 merupakan DM yang tergantung insulin. Pada DMT 1
kelainan terletak pada sel beta yang bisa idiopatik atau imunologik.
Pankreas tidak mampu mensintesis dan mensekresi insulin dalam
kuantitas dan atau kualitas yang cukup, bahkan kadang-kadang tidak
ada sekresi insulin sama sekali. Jadi pada kasus ini terdapat
kekurangan insulin secara absolut (Tjokroprawiro, 2007).
DMT 1, biasanya terdiagnosa sejak usia kanak-kanak. Pada DMT 1
tubuh penderita hanya sedikit menghasilkan insulin atau bahkan sama
sekali tidak menghasilkan insulin, oleh karena itu untuk bertahan
hidup penderita harus mendapat suntikan insulin setiap harinya.
DMT1 tanpa pengaturan harian, pada kondisi darurat dapat terjadi
(Riskesdas, 2007).
2.3.2 Diabetes mellitus tipe 2
DMT 2 adalah DM tidak tergantung insulin. Pada tipe ini, pada
awalnya kelainan terletak pada jaringan perifer (resistensi insulin) dan
kemudian disusul dengan disfungsi sel beta pankreas (defek sekresi
insulin). Pada DM tipe 2 disebabkan oleh kurangnya produksi insulin
oleh sel beta pankreas pada keadaan resistensi insulin, di hati biasanya
insulin bertugas menekan pelepasan glukosa, namun pada keadaan
resistensi insulin hati melepaskan glukosa secara tidak normal ke
dalam darah.
DM tipe 2 ini Biasanya terjadi di usia dewasa. Kebanyakan orang
tidak menyadari telah menderita dibetes tipe 2, walaupun keadaannya
sudah menjadi sangat serius. Diabetes tipe 2 sudah menjadi umum di
Indonesia, dan angkanya terus bertambah akibat gaya hidup yang
tidak sehat, kegemukan dan malas berolahraga (Riskesdas, 2007).
2.3.3 Diabetes mellitus gestasional
Menurut Sudoyo (2009), pada kehamilan terjadi resistensi insulin
fisiologi akibat peningkatan hormon-hormon kehamilan (human
placental lagtogen/HPL, progesteron, kortisol dan prolaktin) yang
mencapai puncaknya pada trimester ketiga kehamilan. Tidak berbeda
5
dari DM tipe 1 dan , pada DMG juga terjadi gangguan pada sekresi sel
beta pankreas. Kegagalan sel beta inikarena beberapa hal:
- Autoimun
- Kelainan genetik
- Resistensi insulin kronik
Resistensi insulin selama kehamilan meruapakan mekanime
adaptif tubuh untuk menjaga asupan nutrisi ke janin. Resistemsi
insulin kronik sudah terjadi sebelum kehamilan pada ibu-ibu obesitas.
Kebanyakan wanita dengan DMG memiliki kedua jenis resistensi
insulin ini yaitu kronik dan fisiologi sehingga resistensi insulinnya
biasanya lebih berat dibandingkan kehamilan normal. Kondisi ini akan
membaik segera setelah selesai masa nifas, dimana konsentrasi HPL
sudah kembali seperti awal.
2.4 Manifestasi Klinis
Gejala klinis DM yang klasik : mula-mula polifagi, poliuri, dan polidipsi,
turunnya berat badan tanpa sebab, luka yang sulit sembuh, pandangan kabur
dan lemas. Apabila keadaan ini tidak segera diobati, maka akan timbul gejala
Dekompensasi Pankreas, dan apabila tidak segera diobati dapat disusul
dengan mual-muntah dan ketoasidosis diabetik. Gejala kronis DM yang
sering muncul adalah lemah badan, kesemutan, kaku otot, penurunan
kemampuan seksual, gangguan penglihatan yang sering berubah, sakit sendi
dan lain-lain (Tjokroprawiro, 2007 ).
2.5 Pencegahan Diabetes Mellitus
Diabetes tipe 1 tidak dapat divegah karena pemicunya belum diketahui,
sedangkan diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah yaitu
dengan pola hidup sehat. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
diabetes diantaranya:
- Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat
- Menjaga berat badan ideal
- Rutin berolahraga
- Rutin menjalani pengecekan gula darah
2.6 Pengobatan Diabetes Mellitus
6
Pada diabetes tipe 1, pasien akan membutuhkan terapi insulin untuk
mengatur gula darah sehari-hari. Selain itu, beberapa pasien diabetes tipe 2
juga disarankan untuk menjalani terapi insulin untuk mengatur gula darah.
Insulin tambahan tersebut akan diberikan melalui suntikan, bukan dalam
bentuk obat minum. Pada kasus diabetes tipe 1 yang berat, dokter dapat
merekomendasikan operasi pencangkokan (transplantasi) pankreas untuk
mengganti pankreas yang mengalami kerusakan. Pasien diabetes tipe 1 yang
berhasil menjalani operasi tersebut tidak lagi memerlukan terapi insulin,
namun harus mengonsumsi obat imunosupresif secara rutin.
Pada pasien diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan, salah
satunya adalah metformin, obat minum yang berfungsi untuk menurunkan
produksi glukosa dari hati. Selain itu, obat diabetes lain yang bekerja dengan
cara menjaga kadar glukosa dalam darah agar tidak terlalu tinggi setelah
makan, juga dapat diberikan.
Pada ibu hamil dapat dilakukan metode pengobatan dengan, melakukan
pemeriksaan darah rutin 4-5 kali sehari terutama dipagi dan tiap selesai
makan, melakukan diet sehat dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat
dan membatasi konsumsi makanan manis dan makanan berlemak, melakukan
olahraga rutin, dan untuk obat-obatan biasanya menggunakan metformin,
pasien diabetes gestasional memerlukan obat-obatan untuk menormalkan
kadar gula darah.
2.7 Komplikasi Diabetes Mellitus
2.7.1 Komplikasi akut
Hipoglikemia
Komplikasi hipoglikemia dapat terjadi selama proses perjalanan
penyakit diabetes, yaitu suatu keadaan dimana kadar gula darah
abnormal yaitu dibawah 50-60 mg/dl. Bila glukosa darah turun dalam
batas 20-50 mg/dl lebih dari beberapa menit maka akan timbul gejala
syok hipovolemik yang ditandai iritabilitas progresif yang
menyebabkan pingsang, kejang dan koma.
Ketoasidosis Diabetik (KAD)
7
Yaitu suatu keadaan dekompensasi kekacauan metabolik yang ditandai
oleh trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis yang disebabkan oleh
defisiensi insulin absolut atau relatif dan keadaan ini memerlukan
penanganan yang tepat karena merupakan ancaman kematian bagi
penderita.
Sindrome Hiperglikemik Hiperosmolar Nonketokik
Perjalanan keadaan ini berlangsung dalam waktu beberapa hari hingga
beberapa minggu pada pasien DM tipe 2 yang tidak mengalami absolut
deisiensi namun relatif defisiensi insulin. Biasanya sering terjadi pada
lansia yang tidak menyadari mengalami diabetes mellitus kadang juga
disertai penyakit lain.
2.7.2 Komplikasi Kronis
Penyakit Arteri Koroner
Penyakit arteri koroner merupakan penyebab terjadinya penyakit
jantung koroner, perjalanan penyakit jantung koroner pada penderita
DM disebabkan oleh kontrol glukosa darah yang buruk dalam waktu
yang lama diseertai dengan hipertensi, hiperinsulinemia dan gangguan
koagulasi.
Penyakit Serebrovaskuler
Pada pasien DM memiliki kemungkinan dua kali lipat mengalami
penyakit kardiovaskuler karena terjadi perubahan aterosklerotik dalam
pembuluh serebral atau terjadi pembentukan emboli ditempat lain
dalam sistem pembuluh darah kadang juga terjepit dalam pembuluh
darah serebral.
Penyakit Vaskuler Perifer
Retinopati Diabetik
Nefropati Diabetik
Neuropati diabetik
2.8 Asuhan Keperawatan
2.8.1 PENGKAJIAN
2.8.1.1 Riwayat Sekarang : Keluhan saat ini, sesuai dengan manifestasi klinis
yang telah disebutkan pada penjelasan sebelumnya
8
2.8.1.2 Riwayat Masa Lalu : Apakah ada riwayat pasien mengalami gejala yang
sama dengan saat ini.
2.8.1.3 Pemeriksaan Fisik : Inpeksi/lihat adakah pembengkakan pada anggota
tubuh terutama di kaki, serta melihat adakah keabnormalan lain.
2.8.1.4 Pemeriksaan Penunjang : Adakah pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui detail dan kejelasan penyakit pasien.
2.8.1.5 Penatalaksanaan : terapi yang diberikan sesuai intruksi dokter.
2.8.1.6 Dischart Planning
Tindakan pencegahan terjadinya diabetes mellitus sejak dini dengan cara :
Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat
Menjaga berat badan ideal
Rutin berolahraga
Rutin menjalani pengecekan gula darah
2.8.2 Diagnosa Keperawatan
2.8.2.1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2.8.2.2 Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
kurang patuh pada rencana manajemen diabetes.
2.8.2.3 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum
2.8.2.4 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kelembapan
2.8.2.5 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
proses penyakit dan penatalaksanaannya
2.8.3 Perencanaan Keperawatan
NO Diagnosa dan hasil Tujuan keperawatan INTERVENSI
1. Nyeri akut berhubungan Tujuan : Mandiri
dengan: Setelah dilakukan Pantau ( kaji )
Agen injuri (biologi, tindakan keperawatan keluhan nyeri dan
kimia, fisik, psikologis), selama 1 x 24 jam, catat lokasi nyeri
kerusakan jaringan: nyeri berkurang. serta intensitas nyeri
DS : Kriteria hasil : Ajarkan teknik
DO : Pasien terlihat untuk melakukan
lebih tenang perawatan luka 2x
Mengurangi resiko sehari dengan
infeksi bila dibantu keluarga
terdapat luka Kolaborasi
Pemberian obat
penghilang nyeri
9
berkolaborasi
dengan dokter
Kolaborasi
Ahli fisioterapi
4. Kerusakan integritas Setelah dilakukan Mandiri
kulit berhubungan tindakan keperawatan Kaji penyebab
dengan kelembapan selama 1x24 jam gangguan rasa
ditandai dengan: diharapkan tidak nyaman
terjadi kerusakan pada Pertahankan
10
DS: integritas kulit dan kelembapan dalam
DO: gangguan integritas proses rawat luka
kulit bisa diatasi Kaji ulang lokasi,
dengan menormalkan intensitas dan tipe
kembali kelembapan nyeri
kulit Kolaborasi
Kriteria hasil: Kolaborasi dengan
Pasien nampak dokter dalam
lebih tenang dan pemberian obat
dapat melakukan analgesik
aktivitas seperti
biasa
5. Kurang pengetahuan Tujuan : Mandiri
berhubungan dengan Setelah dilakukan Kaji tingkat
kurang informasi tentang tindakan keperawatan pengetahuan klien
proses penyakit dan selama 2 x 24 jam, tentang penyakitnya
penatalaksanaannya pengetahuan klien Jelaskan tentang
meningkat proses penyakit,
Kriteria hasil : cara penularan dan
Klien mengerti dan pencegahan
memahami penyakit
penyakit yang Tinjau factor resiko
dialaminya. individual dan
Klien dapat bentuk penularan.
menjelaskan
tentang penyakit Kolaborasi
yang dialaminya Dokter dalam
Klien dapat memberikan
bekerjasama dalam informasi mengenai
tindakan terapi obat-obatan,
keperawatan epek samping,
ketaatan program
2.8.4 IMPLEMENTASI
Implementasi sesuai intervensi
2.8.5 EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan SOAP dan masalah keperawatan
teratasi.
11
BAB III
12
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Perkawinan : Menikah
No.Rekam Medik : 0559888
Tanggal Masuk RS : 09 Maret 2011
Tanggal Pengkajian : 1 Desember 2018
Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus Tipe 2
13
Klien mengatakan sudah bisa menerima keadaannya dan keluarga
selalu memberikan motivasi kepada klien
f. Riwayat Sosial
Klien bersikap baik dan dapat bekerjasama dengan perawat, dokter,
dan tim kesehatan lainnya
g. Riwayat Spritual
Klien menganut agama Islam dan selalu berdoa akan kesembuhan
penyakitnya
h. Pola aktivitas sehari-hari
NO Kegiatan Sebelum sakit Selama sakit
1. Pola makan
- Frekuensi - 3x sehari - 4-5x sehari
- Jenis - Nasi sayur - Nasi sayur dan lauk
dan lauk porsi bertambah
BAK
- 6-7x/hari - 9-10x/hari
- Frekuensi
- Kuning - Kuning jernih
- Warna
jernih - 2000-2500 cc/hari
- Jumlah
- 1000-1500 - Ada masalah. Selama
- Masalah
cc/hari sakit frekuensi bak
- Tidak ada semakin meningkat
4. Pola aktivitas dan
istirahat
- Tidur - 4 jam/hari - 2 jam/hari
siang
14
- Tidur - 7 jam/hari - 6 jam/hari
malam
- Gangguan - Tidak ada
- Tidak ada.
tidur
5. Personal hygiene
- Mandi - 2x/hari - 2x/hari
- Gosok - 2x/hari - 2x/hari
gigi
- Rambut - Bersih - Bersih
- Kuku - Bersih - Bersih
- Ganti - 2x/hari - 2x/hari
pakaian
15
Inspeksi : simetris, tidak ada bekas luka operasi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus 7x/menit
Genetalia : tidak ada lesi atau edema
Ekstremitas : ekstremitas atas dapat digerakkan dengan normal,
ekstremitas bawah terutama kaki kiri sulit
digerakkan, dan klien berjalan dengan berinjit
Kulit : terdapat kerusakan jaringan di jari kaki kiri
3.2.1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
(1 Desember 2018)
3.2.1.5 THERAPY
- Glimeperide
- Floxifar
- Diet diabetes
3.2.2 ANALISA DATA
Nama Klien : Tn. P No. Reg. : 055988
Umur : 43 tahun Diagnosa : DM tipe 2
Ruang Rawat :- Alamat : Jl.abi kusmo
NO JAM/TGL ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH
1. 01-12-18 DS: Klien Diabetes mellitus Nyeri akut
mengeluh nyeri
08.00
DO:
wib - Klien tampak Tindakan amputasi
meringis sambil
memegang
kakinya Perawatan luka
- Luka di jari
kurang
kaki kiri
- P: faktor
penyebab nyeri bradikinin & prostaglandin
adalah
kurangnya
perawatan luka Nosiseptor
- Q: rasa nyeri
nyut-nyutan
16
- R: nyeri pada Nyeri
luka post
operasi saja
- S: skala nyeri 1
- T: nyeri terjadi
saat luka belum
dibersihkan,
dan saat pasien
terlambat
meminum obat
pereda nyeri
2. 01-12-18 DS: klien Diabetes mellitus Resiko
mengatakan
08.30 ketidakstabilan
selama sakit
wib nafsu makan Diet tidak patuh kadar gula darah
meningkatn dan
porssi bertambah
serta diet tidak Resiko
patuh
ketidakstabilan
DO:
- Gula darah 270 kadar glukosa darah
mg/dl
Infeksi
Gangguan integritas
kulit
17
DO:
- Klien tampak meringis sambil memegang kaki
- Luka di ibu jari kaki kiri
3.2.3.2 Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan kurang
patuh pada perencanaan manajemen diabetes ditandai dengan :
DS: klien mengatakan selama sakit nafsu makan meningkatan dan porsi
bertambah serta diet tidak patuh
DO:
- GDA 270 mg/dl
3.2.3.3 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembapan ditandai
dengan:
DS:-
DO:
- Tampak pembengkakan pada kulit sekitar luka
- Tampak jaringan parut pada luka
3.2.4 INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan Mandiri Membantu dalam
pencedera fisiologis tindakan Pantau ( kaji ) manajemen nyeri
(inflamasi) ditandai keperawatan keluhan nyeri
dengan : selama 1 x 24 jam, dan catat
DS: Klien mengeluh nyeri berkurang. lokasi nyeri
Kriteria hasil : serta
nyeri pada luka di
Pasien terlihat intensitas
jari kaki kiri lebih tenang nyeri
DO: Mengurangi Ajarkan Meminimalisir resiko
resiko infeksi teknik untuk infeksi
- Klien tampak bila terdapat melakukan
meringis sambil luka perawatan
memegang kaki luka 2x sehari
- Luka di ibu jari dengan
kaki kiri dibantu
keluarga
Kolaborasi
Pemberian Memudahkan untuk
obat ikut serta dalam
penghilang terapi
nyeri
berkolaborasi
18
dengan dokter
19
3.2.5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO HARI/TANGGAL&JA IMPLEMENTASI EVALUASI
M
1. 01-Desember-2018 Memantau ( mengkaji ) S :Klien mengatakan nyeri
09.15 WIB keluhan nyeri dan mencatat di kaki berkurang setelah
lokasi nyeri serta intensitas rawat luka dan meminum
nyeri obat
Mengajarkan teknik untuk
melakukan perawatan luka 2x O: nyeri pada saat tidak
sehari dengan dibantu minum obat terasa ngilu
keluarga dijari kaki kiri skala 2
Berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat A: masalah teratasi
P: -
20
3.3 PATHWAY/WOC
Gaya hidup, obesitas,
genetik, kehamilan, infeksi
Pengobatan Manifestasi klinis
Gangguan produksi
Pencegahan insulin Poliuria Penuruna
n bBB
Mengatur frekuensi
Glukagon
dan menu makanan
menjadi lebih sehat, Hiperglikemi
Menjaga berat
badan ideal, Rutin
berolahraga DM
Rutin menjalani
DM gestasional
pengecekan gulaDM Tipe 1 DM Tipe 2
darah
B1 B2 B3 B4 B5 B6
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diabetes mellitus (DM) merupakan kelainan metabolisme hidrat arang akibat
berkurangnya hormone insulin, baik kekurangan relatif maupun absolut yang
ditandai dengan mula-mula polifagi, poliuri, dan polidipsi, turunnya berat
badan tanpa sebab, luka yang sulit sembuh, pandangan kabur dan lemas.
Apabila keadaan ini tidak segera diobati, maka akan timbul gejala
Dekompensasi Pankreas, dan apabila tidak segera diobati dapat disusul
dengan mual-muntah dan ketoasidosis diabetik. Gejala kronis DM yang
sering muncul adalah lemah badan, kesemutan, kaku otot, penurunan
kemampuan seksual, gangguan penglihatan yang sering berubah, sakit sendi
dan lain-lain.
4.2 Saran
Dalam melakukan proses keperawatan, perawat harus benar-benar
mengetahui penyakit DM, penyebab dan harus pula memperhatikan
bagaimana penanganannya sesuai dengan sop dan berpedoman SDKI agar
tidak adanya kekeliruan saat menegakkan diagnosa.
22
DAFTAR PUSTAKA
23