Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELLITUS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah (KEPERAWATAN MEDIKAL


BEDAH II) yang diampu oleh (HOSNU INAYATI, S. Kep., Ns., M. Kep)

Kelompok 10

Indri Nur Safitri :717.6.2.0911

Deny Feginurrahman: 717.6.2.0935

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah asuhan keperawatan diabetes mellitus.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya, makalah yang telah disusun dapat
bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan untuk kami dan orang
pembacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan dimasa depan.

Sumenep, 02 Maret 2019


Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
1.4 Manfaat penelitian ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Penyakit Diabetes Mellitus ........................................................... 3
2.2 Etiologi Penyakit Diabetes Mellitus................................................................. 4
2.3 Patofisiologi ....................................................................................................... 5
2.4 Manifestasi Klinis.............................................................................................. 6
2.5 Pencegahan Diabetes Mellitus.......................................................................... 7
2.6 Pengobatan Diabetes Mellitus .......................................................................... 7
2.7 Komplikasi Diabetes Mellitus .......................................................................... 8
2.8 Asuhan Keperawatan ....................................................................................... 9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELLITUS ............................... 12
3.1 Contoh kasus ................................................................................................... 12
3.2 Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus ....................................................... 12
3.3 PATHWAY/WOC........................................................................................... 21
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 22
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 22
4.2 Saran ................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes mellitus (DM) merupakan kelainan metabolisme hidrat arang
akibat berkurangnya hormone insulin, baik kekurangan relatif maupun
absolut. Hasil penelitan departemen kesehatan yang di publikasiakan pada
tahun 2008 menunjukkann angka prevalensi DM di Indonesia sebesar 5,7%,
yang berarti lebih dari 12 juta penduduk Indonesia saat ini menderita DM.
(Hartini, 2007)
Diabetes mellitus adalah salah satu diantara penyakit yang tidak menular
yang akan meningkat jumlahnya dimasa datang, diabetes mellitus sudah
merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusaia pada
abad 21. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap
diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun
waktu 25 tahun kemudian , pada tahun 2025, jumlah itu akan membengkak
menjadi 300 juta orang. (Sudoyo, 2007)
Penyakit DM tipe 2 di Indonesia merupakan salah satu penyebab utama
penyakit tak menular atau sekitar 2,1% dari seluruh kematian. Diperkirakan
sekitar 90% kasus DM di seluruh dunia tergolong tipe 2. Jumlah penderita
DM tipe 2 semakin meningkat pada kelompok umur > 30 tahun dan pada
seluruh status social ekonomi (Perkeni, 2010)
Maka dari itu sangat dibutuhkan tindakan berupa asuhan keperawatan
pada diabetes millitus tipe II khususnya, agar angka prevalensi diabetes dapat
menurun dalam tahun ke tahunnya. Hal yang paling dibutuhkan agar tidak
terkena diabetes adalah dengan pengaturan pola makan dan menjaga gaya
hidup sehat karena banyaknya orang yang menderita diabetes disebabkan pola
makan dan gaya hidup sehat.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian penyakit diabetes mellitus?
1.2.2 Bagaimana etiologi diabetes mellitus?
1.2.3 Bagaimana patofisiologi diabetes mellitus?

1
1.2.4 Bagaimana manifestasi klinis diabetes mellitus?
1.2.5 Bagaimana Pencegahan diabetes mellitus?
1.2.6 Bagaimana pengobatan diabetes mellitus?
1.2.7 Bagaimana asuhan keperawatan diabetes mellitus?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah :
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.1.1 Untuk mengetahui penjelasan secara detail tentang penyakit diabetes
mellitus.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui pengertian penyakit diabetes mellitus
1.3.2.2 Untuk mengetahui etiologi diabetes mellitus
1.3.2.3 Untuk mengetahui patofisiologi diabetes mellitus
1.3.2.4 Untuk mengetahui manifestasi klinis diabetes mellitus
1.3.2.5 Untuk mengetahui Pencegahan diabetes mellitus
1.3.2.6 Untuk mengetahui pengobatan diabetes mellitus
1.3.2.7 Untuk mengetahui asuhan keperawatan diabetes mellitus
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah:
1.4.1 Manfaat bagi penulis
Mendapat pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus secara
detail.
1.4.2 Manfaat bagi instansi memberikan informasi mengenai penyakit
diabetes mellitus dan sebagai bahan untuk membuat program
pencegahan diabetes mellitus khusunya di Indonesia
1.4.3 Manfaat bagi pembaca
Sebagai bahan referensi dalam pembuatan karya tulis ilmiah dengan
tema yang sama atau sejenis

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Diabetes Mellitus


DM adalah penyakit metabolik (kebanyakan herediter) sebagai akibat
dari kurangnya insulin efektif (DM Tipe 2) atau insulin absolut (DM Tipe 1)
di dalam tubuh. Pada DM terdapat tanda-tanda hiperglikemi dan glukosuria,
dapat disertai dengan atau tidaknya gejala klinik akut seperti poliuri,
polidipsi, penurunan berat badan, ataupun gejala kronik seperti gangguan
primer pada metabolisme karbohidrat dan sekunder pada metabolisme lemak
dan protein (Tjokroprawiro, 2007).
Penderita DM mengalami gangguan metabolisme dari distribusi gula oleh
tubuh sehingga tubuh tidak bisa memproduksi insulin secara efektif,
akibatnya terjadi kelebihan glukosa di dalam darah (80-110 mg/dl) yang akan
menjadi racun bagi tubuh. Sebagian glukosa yang tertahan dalam darah
tersebut melimpah ke sistem urin (Wijayakusuma, 2004).
Diabetes mellitus adalah penyakit metaboik (kebanyakan herediter)
sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif baik oleh karena adanya
“disfungsi” sel beta pankreas atau ambilan glukosa di jaringan perifer, atau
keduanya (pada DM tipe 2), dengan tanda-tanda hiperglikemia dan
glukosuria, disertai dengan gejala klinis akut (poliuria, polidipsia, penurunan
berat badan), dan ataupun gejala kronik atau kadang-kadang tanpa gejala.
Gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat, dan sekunder pada
metabolisme lemak dan protein.
Kadar gula normal mrenurut WHO
- Ketika puasa : 4-7 mmol/l atau 72-126 mg/dl
- 90 nenit setelah makan : 10 mmol/l atau 180 mg/dl
- Malam hari : 8 mmol/l atau 144 mg/dl
Gula darah sewaktu normal

- GDS normal 2 jam setelah makan berkisar antara 80-180 mg/dl.

3
- Kondisi idealnya adalah 80-144 mg/dl.
- Kondisi cukup adalah 145-179 mg/dl.
- Pas angka 180 mg/dl sewaktu normal buruk (masih kategori normal)
2.2 Etiologi Penyakit Diabetes Mellitus
Menurut Wijayakusuma (2004), penyakit DM dapat disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu:
2.2.1 Pola Makan
Pola makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori
yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya DM. Hal ini
disebabkan jumlah atau kadar insulin oleh sel pankreas mempunyai
kapasitas maksimum untuk disekresikan.
2.2.2 Obesitas
Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai
kecenderungan lebih besar untuk terserang DM dibandingkan dengan
orang yang tidak gemuk.
2.2.3 Faktor genetik
Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab DM dari orang
tua.Biasanya, seseorang yang menderita DM mempunyai anggota
keluarga yang terkena juga.
2.2.4 Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan kimiawi tertentu dapat mengiritasi pankreas yang
menyebabkan radang pankreas. Peradangan pada pankreas dapat
menyebabkan pankreas tidak berfungsi secara optimal dalam
mensekresikan hormon yang diperlukan untuk metabolisme dalam
tubuh, termasuk hormon insulin.
2.2.5 Penyakit dan infeksi pada pankreas
Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi
pankreas sehingga menimbulkan radang pankreas. Hal itu
menyebabkan sel pada pankreas tidak bekerja secara optimal dalam
mensekresi insulin.
2.3 Patofisiologi
2.3.1 Diabetes mellitus tipe 1

4
DMT 1 merupakan DM yang tergantung insulin. Pada DMT 1
kelainan terletak pada sel beta yang bisa idiopatik atau imunologik.
Pankreas tidak mampu mensintesis dan mensekresi insulin dalam
kuantitas dan atau kualitas yang cukup, bahkan kadang-kadang tidak
ada sekresi insulin sama sekali. Jadi pada kasus ini terdapat
kekurangan insulin secara absolut (Tjokroprawiro, 2007).
DMT 1, biasanya terdiagnosa sejak usia kanak-kanak. Pada DMT 1
tubuh penderita hanya sedikit menghasilkan insulin atau bahkan sama
sekali tidak menghasilkan insulin, oleh karena itu untuk bertahan
hidup penderita harus mendapat suntikan insulin setiap harinya.
DMT1 tanpa pengaturan harian, pada kondisi darurat dapat terjadi
(Riskesdas, 2007).
2.3.2 Diabetes mellitus tipe 2
DMT 2 adalah DM tidak tergantung insulin. Pada tipe ini, pada
awalnya kelainan terletak pada jaringan perifer (resistensi insulin) dan
kemudian disusul dengan disfungsi sel beta pankreas (defek sekresi
insulin). Pada DM tipe 2 disebabkan oleh kurangnya produksi insulin
oleh sel beta pankreas pada keadaan resistensi insulin, di hati biasanya
insulin bertugas menekan pelepasan glukosa, namun pada keadaan
resistensi insulin hati melepaskan glukosa secara tidak normal ke
dalam darah.
DM tipe 2 ini Biasanya terjadi di usia dewasa. Kebanyakan orang
tidak menyadari telah menderita dibetes tipe 2, walaupun keadaannya
sudah menjadi sangat serius. Diabetes tipe 2 sudah menjadi umum di
Indonesia, dan angkanya terus bertambah akibat gaya hidup yang
tidak sehat, kegemukan dan malas berolahraga (Riskesdas, 2007).
2.3.3 Diabetes mellitus gestasional
Menurut Sudoyo (2009), pada kehamilan terjadi resistensi insulin
fisiologi akibat peningkatan hormon-hormon kehamilan (human
placental lagtogen/HPL, progesteron, kortisol dan prolaktin) yang
mencapai puncaknya pada trimester ketiga kehamilan. Tidak berbeda

5
dari DM tipe 1 dan , pada DMG juga terjadi gangguan pada sekresi sel
beta pankreas. Kegagalan sel beta inikarena beberapa hal:
- Autoimun
- Kelainan genetik
- Resistensi insulin kronik
Resistensi insulin selama kehamilan meruapakan mekanime
adaptif tubuh untuk menjaga asupan nutrisi ke janin. Resistemsi
insulin kronik sudah terjadi sebelum kehamilan pada ibu-ibu obesitas.
Kebanyakan wanita dengan DMG memiliki kedua jenis resistensi
insulin ini yaitu kronik dan fisiologi sehingga resistensi insulinnya
biasanya lebih berat dibandingkan kehamilan normal. Kondisi ini akan
membaik segera setelah selesai masa nifas, dimana konsentrasi HPL
sudah kembali seperti awal.
2.4 Manifestasi Klinis
Gejala klinis DM yang klasik : mula-mula polifagi, poliuri, dan polidipsi,
turunnya berat badan tanpa sebab, luka yang sulit sembuh, pandangan kabur
dan lemas. Apabila keadaan ini tidak segera diobati, maka akan timbul gejala
Dekompensasi Pankreas, dan apabila tidak segera diobati dapat disusul
dengan mual-muntah dan ketoasidosis diabetik. Gejala kronis DM yang
sering muncul adalah lemah badan, kesemutan, kaku otot, penurunan
kemampuan seksual, gangguan penglihatan yang sering berubah, sakit sendi
dan lain-lain (Tjokroprawiro, 2007 ).
2.5 Pencegahan Diabetes Mellitus
Diabetes tipe 1 tidak dapat divegah karena pemicunya belum diketahui,
sedangkan diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah yaitu
dengan pola hidup sehat. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
diabetes diantaranya:
- Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat
- Menjaga berat badan ideal
- Rutin berolahraga
- Rutin menjalani pengecekan gula darah
2.6 Pengobatan Diabetes Mellitus

6
Pada diabetes tipe 1, pasien akan membutuhkan terapi insulin untuk
mengatur gula darah sehari-hari. Selain itu, beberapa pasien diabetes tipe 2
juga disarankan untuk menjalani terapi insulin untuk mengatur gula darah.
Insulin tambahan tersebut akan diberikan melalui suntikan, bukan dalam
bentuk obat minum. Pada kasus diabetes tipe 1 yang berat, dokter dapat
merekomendasikan operasi pencangkokan (transplantasi) pankreas untuk
mengganti pankreas yang mengalami kerusakan. Pasien diabetes tipe 1 yang
berhasil menjalani operasi tersebut tidak lagi memerlukan terapi insulin,
namun harus mengonsumsi obat imunosupresif secara rutin.
Pada pasien diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan, salah
satunya adalah metformin, obat minum yang berfungsi untuk menurunkan
produksi glukosa dari hati. Selain itu, obat diabetes lain yang bekerja dengan
cara menjaga kadar glukosa dalam darah agar tidak terlalu tinggi setelah
makan, juga dapat diberikan.
Pada ibu hamil dapat dilakukan metode pengobatan dengan, melakukan
pemeriksaan darah rutin 4-5 kali sehari terutama dipagi dan tiap selesai
makan, melakukan diet sehat dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat
dan membatasi konsumsi makanan manis dan makanan berlemak, melakukan
olahraga rutin, dan untuk obat-obatan biasanya menggunakan metformin,
pasien diabetes gestasional memerlukan obat-obatan untuk menormalkan
kadar gula darah.
2.7 Komplikasi Diabetes Mellitus
2.7.1 Komplikasi akut
 Hipoglikemia
Komplikasi hipoglikemia dapat terjadi selama proses perjalanan
penyakit diabetes, yaitu suatu keadaan dimana kadar gula darah
abnormal yaitu dibawah 50-60 mg/dl. Bila glukosa darah turun dalam
batas 20-50 mg/dl lebih dari beberapa menit maka akan timbul gejala
syok hipovolemik yang ditandai iritabilitas progresif yang
menyebabkan pingsang, kejang dan koma.
 Ketoasidosis Diabetik (KAD)

7
Yaitu suatu keadaan dekompensasi kekacauan metabolik yang ditandai
oleh trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis yang disebabkan oleh
defisiensi insulin absolut atau relatif dan keadaan ini memerlukan
penanganan yang tepat karena merupakan ancaman kematian bagi
penderita.
 Sindrome Hiperglikemik Hiperosmolar Nonketokik
Perjalanan keadaan ini berlangsung dalam waktu beberapa hari hingga
beberapa minggu pada pasien DM tipe 2 yang tidak mengalami absolut
deisiensi namun relatif defisiensi insulin. Biasanya sering terjadi pada
lansia yang tidak menyadari mengalami diabetes mellitus kadang juga
disertai penyakit lain.
2.7.2 Komplikasi Kronis
 Penyakit Arteri Koroner
Penyakit arteri koroner merupakan penyebab terjadinya penyakit
jantung koroner, perjalanan penyakit jantung koroner pada penderita
DM disebabkan oleh kontrol glukosa darah yang buruk dalam waktu
yang lama diseertai dengan hipertensi, hiperinsulinemia dan gangguan
koagulasi.
 Penyakit Serebrovaskuler
Pada pasien DM memiliki kemungkinan dua kali lipat mengalami
penyakit kardiovaskuler karena terjadi perubahan aterosklerotik dalam
pembuluh serebral atau terjadi pembentukan emboli ditempat lain
dalam sistem pembuluh darah kadang juga terjepit dalam pembuluh
darah serebral.
 Penyakit Vaskuler Perifer
 Retinopati Diabetik
 Nefropati Diabetik
 Neuropati diabetik
2.8 Asuhan Keperawatan
2.8.1 PENGKAJIAN
2.8.1.1 Riwayat Sekarang : Keluhan saat ini, sesuai dengan manifestasi klinis
yang telah disebutkan pada penjelasan sebelumnya

8
2.8.1.2 Riwayat Masa Lalu : Apakah ada riwayat pasien mengalami gejala yang
sama dengan saat ini.
2.8.1.3 Pemeriksaan Fisik : Inpeksi/lihat adakah pembengkakan pada anggota
tubuh terutama di kaki, serta melihat adakah keabnormalan lain.
2.8.1.4 Pemeriksaan Penunjang : Adakah pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui detail dan kejelasan penyakit pasien.
2.8.1.5 Penatalaksanaan : terapi yang diberikan sesuai intruksi dokter.
2.8.1.6 Dischart Planning
Tindakan pencegahan terjadinya diabetes mellitus sejak dini dengan cara :
 Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat
 Menjaga berat badan ideal
 Rutin berolahraga
 Rutin menjalani pengecekan gula darah
2.8.2 Diagnosa Keperawatan
2.8.2.1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2.8.2.2 Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
kurang patuh pada rencana manajemen diabetes.
2.8.2.3 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum
2.8.2.4 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kelembapan
2.8.2.5 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
proses penyakit dan penatalaksanaannya
2.8.3 Perencanaan Keperawatan
NO Diagnosa dan hasil Tujuan keperawatan INTERVENSI
1. Nyeri akut berhubungan Tujuan : Mandiri
dengan: Setelah dilakukan  Pantau ( kaji )
Agen injuri (biologi, tindakan keperawatan keluhan nyeri dan
kimia, fisik, psikologis), selama 1 x 24 jam, catat lokasi nyeri
kerusakan jaringan: nyeri berkurang. serta intensitas nyeri
DS : Kriteria hasil :  Ajarkan teknik
DO :  Pasien terlihat untuk melakukan
lebih tenang perawatan luka 2x
 Mengurangi resiko sehari dengan
infeksi bila dibantu keluarga
terdapat luka Kolaborasi
 Pemberian obat
penghilang nyeri

9
berkolaborasi
dengan dokter

2. Resiko ketidakstabilan Tujuan : Mandiri


kadar glukosa darah Setelah dilakukan  Monitor level kadar
berhubungan dengan tindakan keperawatan glukosa darah
kurang patuh pada selama 1 x pertemuan,  Menganjurkan klien
rencana manajemen klien dapat mengatur untuk berolahraga
diabetes, ditandai dengan sendiri pola makan  Intruksikan keluarga
: sesuai manajemen diet untuk memonitor
DS : dengan dibantu kadar glukosa darah
DO : keluarga. sendiri
 Ajarkan keluarga
dalam membantu
klien dalam diet
diabetes
 Minta keluarga
untuk membatasi
pola makan klien
3 Intoleransi aktifitas Tujuan : Mandiri
berhubungan dengan Setelah dilakukan  Bantu kebutuhan
kelemahan umum, tindakan keperawatan klien
ditandai dengan : selama 3 x 24 jam,  Anjurkan klien
DS : aktifitas klien untuk melakukan
DO : meningkat secara aktifitas secara
optimal bertahap
Kriteria hasil :  Bantu klien
 Klien dapat melakukan latihan
beraktifitas dengan ROM aktif dan
bantuan minimal pasif
 Meningkatnya  Tingkatkan
fungsi bagian aktifitas dan
tubuh yang sakit. partisipasi dalam
merawat diri
sendiri sesuai
kemampuan
 Obsevasi adanya
daerah yang
mengalami nyeri

Kolaborasi
 Ahli fisioterapi
4. Kerusakan integritas Setelah dilakukan Mandiri
kulit berhubungan tindakan keperawatan  Kaji penyebab
dengan kelembapan selama 1x24 jam gangguan rasa
ditandai dengan: diharapkan tidak nyaman
terjadi kerusakan pada  Pertahankan

10
DS: integritas kulit dan kelembapan dalam
DO: gangguan integritas proses rawat luka
kulit bisa diatasi  Kaji ulang lokasi,
dengan menormalkan intensitas dan tipe
kembali kelembapan nyeri
kulit Kolaborasi
Kriteria hasil:  Kolaborasi dengan
 Pasien nampak dokter dalam
lebih tenang dan pemberian obat
dapat melakukan analgesik
aktivitas seperti
biasa
5. Kurang pengetahuan Tujuan : Mandiri
berhubungan dengan Setelah dilakukan  Kaji tingkat
kurang informasi tentang tindakan keperawatan pengetahuan klien
proses penyakit dan selama 2 x 24 jam, tentang penyakitnya
penatalaksanaannya pengetahuan klien  Jelaskan tentang
meningkat proses penyakit,
Kriteria hasil : cara penularan dan
 Klien mengerti dan pencegahan
memahami penyakit
penyakit yang  Tinjau factor resiko
dialaminya. individual dan
 Klien dapat bentuk penularan.
menjelaskan
tentang penyakit Kolaborasi
yang dialaminya  Dokter dalam
 Klien dapat memberikan
bekerjasama dalam informasi mengenai
tindakan terapi obat-obatan,
keperawatan epek samping,
ketaatan program

2.8.4 IMPLEMENTASI
Implementasi sesuai intervensi
2.8.5 EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan SOAP dan masalah keperawatan
teratasi.

11
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELLITUS


3.1 Contoh kasus
Tn.P seorang wiraswasta berusia 43 tahun menjalani perawatan dirumah,
dengan keadaan umum lemah serta mengeluh nyeri pada bagian jari kaki kiri,
pada bagian ibu jari kaki terdapat bekas operasi amputasi bedah dan jaringan
kulit disekitarnya nampak rusak. Tn. P didiagnosa Diabetes Mellitus tipe 2
pada 09 maret 2011 dan masuk rumah sakit pada hari itu juga, karena khawatir
luka dijari kaki Tn. P menyebar kemudian dilakukan tindakan operasi
amputasi bedah pada 24 Maret 2014. Sebelumnya Tn. P memiliki kebiasaan
tidur selepas selesai sarapan dipagi hari dan sering bangun pada pukul 1 siang,
selain itu Tn. P juga mengatakan jika selama sakit nafsu makan dan rasa
hausnya meningkat. Sejak 2011 Tn. P dianjurkan untuk diet diabetes dengan
lebih mengkonsumsi sayur dan buah serta rutin berolahraga walaupun hanya
10 menit setiap hari, namun sejak 2018 Tn. P terkadang juga sering tidak
patuh pada manajemen diabetes, ia masih suka mengkonsumsi makanan yang
mengandung gula berlebihan. Dari hasil observasi TTV TD:120/90 mmHg,
S:37°C, nadi : 88x/ menitRR:16x/m, TB: 165 cm, BB: 75 Kg, dan dari
pemeriksaan gula darah pada saat itu didapat 270 mg/dl. Pada saat ini Tn. P
sedang dalam masa pengobatan dan mengkonsumsi obat dari dokter yaitu :
Glimeperide dan Floxifar untuk oral, dan saat ini Tn. P tidak membutuhkan
suntikan insulin lagi.
3.2 Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus
3.2.1 PENGKAJIAN
3.2.1.1 IDENTITAS KLIEN DAN PENANGGUNG JAWAB
2.11.1.1 Identitas Klien
Nama : Tn. “p”
Umur : 43 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Indonesia
Alamat : JL. Abi kusmo, Plaju

12
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Perkawinan : Menikah
No.Rekam Medik : 0559888
Tanggal Masuk RS : 09 Maret 2011
Tanggal Pengkajian : 1 Desember 2018
Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus Tipe 2

2.11.1.2 Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. “D“
Umur : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Indonesia
Alamat : JL. Abi kusmo, Plaju
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan klien : Istri
3.2.1.2 RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Klien merasa nyeri di jari kaki kiri
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Diabetes Mellitus Tipe 2.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan mulai didiagnosa Diabetes Mellitus dan masuk
rumah sakit sejak tahun 2011, kemudian dilakukan operasi amputasi
bedah pada tahun 2014 khawatir lukanya akan menyebar lebih banyak.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya ayahnya yang menderita
penyakit yang sama.
e. Riwayat Psikologi

13
Klien mengatakan sudah bisa menerima keadaannya dan keluarga
selalu memberikan motivasi kepada klien
f. Riwayat Sosial
Klien bersikap baik dan dapat bekerjasama dengan perawat, dokter,
dan tim kesehatan lainnya
g. Riwayat Spritual
Klien menganut agama Islam dan selalu berdoa akan kesembuhan
penyakitnya
h. Pola aktivitas sehari-hari
NO Kegiatan Sebelum sakit Selama sakit
1. Pola makan
- Frekuensi - 3x sehari - 4-5x sehari
- Jenis - Nasi sayur - Nasi sayur dan lauk
dan lauk porsi bertambah

- Jumlah - 1 piring - Ada masalah. Klien


- Masalah - Tidak ada merasa jika nafsu
makannya meningkat
cepat saat sakit
2. Pola minum
- Frekuensi - 8 gelas/hari - 15-16 gelas/hari
- Jenis - Air putih - Air putih
- Jumlah - 1.5 liter - 3 liter
- Masalah - Tidak ada - Ada masalah. Selama
sakit rasa haus semakin
meningkat
3. Pola eliminasi
BAB
- Frekuensi - 1x/hari - 1x/hari
- Konsisten - Padat kuning - Padat kuning
si Warna
- Masalah - Tidak ada - Tidak ada

BAK
- 6-7x/hari - 9-10x/hari
- Frekuensi
- Kuning - Kuning jernih
- Warna
jernih - 2000-2500 cc/hari
- Jumlah
- 1000-1500 - Ada masalah. Selama
- Masalah
cc/hari sakit frekuensi bak
- Tidak ada semakin meningkat
4. Pola aktivitas dan
istirahat
- Tidur - 4 jam/hari - 2 jam/hari
siang

14
- Tidur - 7 jam/hari - 6 jam/hari
malam
- Gangguan - Tidak ada
- Tidak ada.
tidur
5. Personal hygiene
- Mandi - 2x/hari - 2x/hari
- Gosok - 2x/hari - 2x/hari
gigi
- Rambut - Bersih - Bersih
- Kuku - Bersih - Bersih
- Ganti - 2x/hari - 2x/hari
pakaian

3.2.1.3 PEMERIKSAAN FISIK


Tingkat kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital : S: 37°c
N: 81x/ menit
RR: 16x/ menit
TD: 120/90 mmHg
Kepala : simetris, tidak terdapat benjolan dan bekas luka
Mata, telinga dan hidung
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : Simetris, tidak terdapat cuping hidung, tidak ada
tanda infeksi
Telinga : Simetris, tidak terdapat serumen, pasien mampu
mendengarkan dengan baik
Mulut : Lidah bersih, mukosa lembab, terdapat karies gigi,
gusi merah muda dan tidak ada pendarahan
Leher : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan dan
pembesaran kelenjar
Dada/Thoraks
Inspeksi : Simetris dan pernapasan spontan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Tidak ada suara tambahan
Abdomen

15
Inspeksi : simetris, tidak ada bekas luka operasi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus 7x/menit
Genetalia : tidak ada lesi atau edema
Ekstremitas : ekstremitas atas dapat digerakkan dengan normal,
ekstremitas bawah terutama kaki kiri sulit
digerakkan, dan klien berjalan dengan berinjit
Kulit : terdapat kerusakan jaringan di jari kaki kiri
3.2.1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
(1 Desember 2018)

Gula darah : 270 mg/dl

3.2.1.5 THERAPY
- Glimeperide
- Floxifar
- Diet diabetes
3.2.2 ANALISA DATA
Nama Klien : Tn. P No. Reg. : 055988
Umur : 43 tahun Diagnosa : DM tipe 2
Ruang Rawat :- Alamat : Jl.abi kusmo
NO JAM/TGL ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH
1. 01-12-18 DS: Klien Diabetes mellitus Nyeri akut
mengeluh nyeri
08.00
DO:
wib - Klien tampak Tindakan amputasi
meringis sambil
memegang
kakinya Perawatan luka
- Luka di jari
kurang
kaki kiri
- P: faktor
penyebab nyeri bradikinin & prostaglandin
adalah
kurangnya
perawatan luka Nosiseptor
- Q: rasa nyeri
nyut-nyutan

16
- R: nyeri pada Nyeri
luka post
operasi saja
- S: skala nyeri 1
- T: nyeri terjadi
saat luka belum
dibersihkan,
dan saat pasien
terlambat
meminum obat
pereda nyeri
2. 01-12-18 DS: klien Diabetes mellitus Resiko
mengatakan
08.30 ketidakstabilan
selama sakit
wib nafsu makan Diet tidak patuh kadar gula darah
meningkatn dan
porssi bertambah
serta diet tidak Resiko
patuh
ketidakstabilan
DO:
- Gula darah 270 kadar glukosa darah
mg/dl

3. 01-12-18 DS:- Diabetes mellitus Gangguan integritas


08.45 kulit
DO:
wib - Tampak Tindakan
pembengkakan
craniotomi
pada kulit
sekitar luka
- Tampak
Terkontaminasi
jaringan parut
pada luka patogen

Infeksi

Gangguan integritas
kulit

3.2.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN


3.2.3.1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi)
ditandai dengan:
DS: Klien mengeluh nyeri pada luka di jari kaki kiri

17
DO:
- Klien tampak meringis sambil memegang kaki
- Luka di ibu jari kaki kiri
3.2.3.2 Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan kurang
patuh pada perencanaan manajemen diabetes ditandai dengan :
DS: klien mengatakan selama sakit nafsu makan meningkatan dan porsi
bertambah serta diet tidak patuh
DO:
- GDA 270 mg/dl
3.2.3.3 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembapan ditandai
dengan:
DS:-
DO:
- Tampak pembengkakan pada kulit sekitar luka
- Tampak jaringan parut pada luka
3.2.4 INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan Mandiri  Membantu dalam
pencedera fisiologis tindakan  Pantau ( kaji ) manajemen nyeri
(inflamasi) ditandai keperawatan keluhan nyeri
dengan : selama 1 x 24 jam, dan catat
DS: Klien mengeluh nyeri berkurang. lokasi nyeri
Kriteria hasil : serta
nyeri pada luka di
 Pasien terlihat intensitas
jari kaki kiri lebih tenang nyeri
DO:  Mengurangi  Ajarkan  Meminimalisir resiko
resiko infeksi teknik untuk infeksi
- Klien tampak bila terdapat melakukan
meringis sambil luka perawatan
memegang kaki luka 2x sehari
- Luka di ibu jari dengan
kaki kiri dibantu
keluarga
Kolaborasi
 Pemberian  Memudahkan untuk
obat ikut serta dalam
penghilang terapi
nyeri
berkolaborasi

18
dengan dokter

2 Resiko Setelah dilakukan Mandiri  Untuk mengetahui


ketidakstabilan kadar tindakan  Monitor level kadar glukosa darah
glukosa darah b/d keperawatan selama kadar
kurang patuh pada 1 x pertemuan, klien glukosa
perencanaan dapat mengatur
darah
sendiri pola makan
manajemen diabetes
sesuai manajemen  Menganjurka  Menjadi kunci
ditandai dengan : diet dengan dibantu n klien untuk sukses klien dalam
DS: klien keluarga berolahraga diet DM
mengatakan selama  Intruksikan  Keluarga dapat
sakit nafsu makan keluarga untuk memonitor sendiri
meningkatan dan memonitor dirumah
porsi bertambah serta kadar glukosa
diet tidak patuh darah sendiri
DO:  Ajarkan  Memudahkan klien
keluarga
- GDA 270 mg/dl dalam kesusksesan
dalam
membantu
diet diabetes
klien diet
diabetes
 Minta  Menjadi kunci
keluarga untuk suskes diabetes
membatasi
pola makan
klien
3 Gangguan integritas Setelah dilakukan Mandiri
kulit b/d kelembapan tindakan  Kaji  Meminimalisir
ditandai dengan: keperawatan penyebab terjadinya kerusakan
DS:- selama 1x24 jam gangguan integritas kulit
diharapkan tidak rasa nyaman
DO:
terjadi kerusakan  Pertahankan  Menentukan
- Tampak pada integritas kelembapan intervensi yang lebih
pembengkakan kulit dan dalam proses tepat guna
pada kulit sekitar gangguan rawat luka mempercepat
luka integritas kulit kesembuhan
- Tampak jaringan bisa diatasi  Kaji ulang  Mengurangi tingkat
parut pada luka dengan lokasi, nyeri
menormalkan intensitas
kembali dan tipe
kelembapan kulit nyeri
Kriteria hasil: Kolaborasi
 Pasien nampak  Kolaborasi  Memudahkan untuk
lebih tenang dan dengan dokter ikut serta dalam
dapat melakukan dalam terapi
aktivitas seperti pemberian
biasa obat analgesik

19
3.2.5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO HARI/TANGGAL&JA IMPLEMENTASI EVALUASI
M
1. 01-Desember-2018  Memantau ( mengkaji ) S :Klien mengatakan nyeri
09.15 WIB keluhan nyeri dan mencatat di kaki berkurang setelah
lokasi nyeri serta intensitas rawat luka dan meminum
nyeri obat
 Mengajarkan teknik untuk
melakukan perawatan luka 2x O: nyeri pada saat tidak
sehari dengan dibantu minum obat terasa ngilu
keluarga dijari kaki kiri skala 2
 Berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat A: masalah teratasi

P: -

2. 01-Desember-2018  Memonitor level kadar S: klien mengatakan kondisi


glukosa darah tubuh lebih fit
09.45 WIB
 Menganjurkan klien untuk
berolahraga O:kadar glukosa darah 210
 Mengintruksikan keluarga untuk mg/dl
memonitor kadar glukosa darah
sendiri A: Masalah sebagian
 Mengajarkan keluarga dalam teratasi
membantu klien diet diabetes
 Meminta keluarga untuk P: intervensi dilanjutkan
membatasi pola makan klien
3. 01-Desember-2018  Mengkaji penyebab gangguan S : klien mengatakan nyeri
rasa nyaman berkurang
10.25IB
 Mempertahankan kelembapan
dalam proses rawat luka O : klien merasa lebih
 Mengkaji ulang lokasi, nyaman setelah dilakukan
intensitas dan tipe nyeri rawat luka
 Berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat A : masalah teratasi
analgesik
P:-

20
3.3 PATHWAY/WOC
Gaya hidup, obesitas,
genetik, kehamilan, infeksi
Pengobatan Manifestasi klinis

Sel beta pankreas


Therapy Insulin terganggu Polidipsi Polifagia

Gangguan produksi
Pencegahan insulin Poliuria Penuruna
n bBB

Mengatur frekuensi
Glukagon
dan menu makanan
menjadi lebih sehat, Hiperglikemi
Menjaga berat
badan ideal, Rutin
berolahraga DM

Rutin menjalani
DM gestasional
pengecekan gulaDM Tipe 1 DM Tipe 2
darah

B1 B2 B3 B4 B5 B6

Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan


pada sel beta pada sel beta pada sel beta pada sel beta pada sel beta
sel beta

Resistensi Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan


produksi produksi produksi produksi produksi
insulin
insulin insulin insulin insulin insulin

Perubahan Glukagon hiperglikem Gangguan Glukagon Sistem otot


metabolisme meningkat i absorbsi meningkat terganggu
lemak glukosa
Pembuluh
darah
Keseimbangan Hiperglikemi tersumbat Hiperglikemi Hiperglikemi Kekuatan
asam basa otot menurun
terganggu
hipertensii
Sirkulasi darah poliura Perubahan
menurun kadar serum DX:
Transport O2
DX: Resiko elektrolit gangguan
menurun
DX: perfusi DX: mobilitas
Perfusi miokard Gangguan DX: Resiko fisik
perifer tidak eliminasi ketidaksei
DX:
tidak efektif urin mbangan
Gangguan
efektif elektrolit
pertukaran
gas
21
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Diabetes mellitus (DM) merupakan kelainan metabolisme hidrat arang akibat
berkurangnya hormone insulin, baik kekurangan relatif maupun absolut yang
ditandai dengan mula-mula polifagi, poliuri, dan polidipsi, turunnya berat
badan tanpa sebab, luka yang sulit sembuh, pandangan kabur dan lemas.
Apabila keadaan ini tidak segera diobati, maka akan timbul gejala
Dekompensasi Pankreas, dan apabila tidak segera diobati dapat disusul
dengan mual-muntah dan ketoasidosis diabetik. Gejala kronis DM yang
sering muncul adalah lemah badan, kesemutan, kaku otot, penurunan
kemampuan seksual, gangguan penglihatan yang sering berubah, sakit sendi
dan lain-lain.
4.2 Saran
Dalam melakukan proses keperawatan, perawat harus benar-benar
mengetahui penyakit DM, penyebab dan harus pula memperhatikan
bagaimana penanganannya sesuai dengan sop dan berpedoman SDKI agar
tidak adanya kekeliruan saat menegakkan diagnosa.

22
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin huda, Kusuma Hardhi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis:


Berdasarkan Penerapan Diagnosa Nanda, Nic, noc Dalam Berbagai
Kasus. Yogyakarta: Mediaction Jogja.

Trisnawati, Shara Kurnia, Setyorogo, Soedijono. 2013. Faktor Resiko Kejadian


Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta
Barat2012.(https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=
diabetes+melitus+tipe++&BtnG=#d&gs_qabs&u=%23p%3D4HykbxdZII
YJ) (diakses 03 Maret 2019)

23

Anda mungkin juga menyukai