Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Disrupsi di segala aspek telah merubah hal-hal mendasar mengenai pandangan
serta perilaku Masyarakat terhadap pasar, industry, budaya dan berbagai proses
didalamnya yang disebabkan oleh inovasi dan perkembangan yang semakin maju.
Seiring dengan hal tersebut perkembangan dunia Kesehatan juga terus berjalan cepat
seiring perkembangan global, memberikan dampak perubahan disegala aspek
kehidupan dan berdampak pada perilaku individu pemberi pelayanan Kesehatan yang
berdampak pada organisasi. Untuk itu organisasi memerlukan individu yang mampu
melihat peluang dan menggunakan cara-cara baru untuk menjawab tantangan oleh
karena individu yang memilih bertahan dengan cara lama sangat mungkin akan kalah
dalam persaingan global.
Rumah Sakit memiliki strategi untuk menghadapi disrupsi dengan
transformasi budaya. Transformasi budaya mengutamakan kesiapan Perusahaan untuk
mengadaptasi perubahan eksternal dan memungkinkan integritas internal , yang
mencakup internalisasi visi, misi dan nilai-nilai inti.
Pimpinan Rumah sakit memiliki andil besar dalam mewujudkan transformasi budaya.
kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam menentukan
baik buruknya organisasi. Menurut Covey 90 persen kegagalan kepemimpinan adalah
kegagalan pada karakter. Selanjutnya, keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh
kualitas kepemimpinan karena dengan kepemimpinan yang berkualitas sebuah
organisasi akan dapat meningkatkan kinerja, pengetahuan dan bahkan kompetensi,
motivasi, dan pada gilirannya kepuasan kerja.( Shalahuddin, S.Ag., M.Pd.I).
salah satu teori yang menekankan suatu perubahan dan yang paling komprehensif
berkaitan dengan kepemimpinan adalah kepemimpinan transformasional (Bass,1990)
Gaya kepemimpinan transformasional menarik untuk dicermati berdasarakn ciri ciri
berikut :

1. Pemimpin mempengaruhi anggota dalam membuat perubahan secara radikal


untuk meningkatkan kepercayaan individu atau kelompok.
2. Pemimpin memunculkan kesadaran dan ketertarikan di dalam kelompok
maupun organisasi sehingga sarat untuk mencoba menimplentasikan
perubahan mencapai tujuan Bersama.

3. Pemimpin menggerakkan perhatian bawahan pada prestasi dan pertumbuhan.


Dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut penulis akan membahas lebih
mendalam tentang kepemimpinan Transformasional.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui konsep teori model kepemimpinan transformasional dan dampak
penerapannya dalam manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penerapan gaya kepemimpinan dalam praktik keperawatan.
b. Mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja dan
keterlibatan perawat dalam pencapaian tujuan
c. Mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap pasien dan kualitas
asuhan.
d. Mengetahui tantangan dalam implementasi gaya kepemimpinan.
BAB II
KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN

A. Konsep Kepemimpinan/ Leadership


Kepimpinan secara umum dikenal berasal dari kata pimpin, kata pimpin mengandung
pengertian mengatur, menuntun, mengarahkan, memandu, menunjukkan dan
mempengaruhi. Konsep hurufiah tersebut banyak dikembangkan oleh para peneliti
dan ahli dalam bidang pengelolaan suatu organisasi. Konsep-konsep ini dibangun
berdasarkan suatu penelitian yang sangat komplek dan dengan berbagai metode yang
dikemukakan, namun secara umum defenisi kepimpinan / leadership dibangun dari
dua konstruksi yakni kepemimpinan sebagai suatu peran formal seseorang dan
kepemimpinan sebagai pengaruh sosial. (Conni Deng. 2022,). Berdasarkan berbagai
defenisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut tulisan ini mencoba mengutip
beberapa defenisi untuk membantu memahami secara lebih detail bahwa:
1. Leadership atau kepemimpinan adalah menyangkut keberadaan seseorang
yang dipercaya memiliki kemampuan atau keterampilan untuk mempengaruhi/
mengarahkan, menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu dalam
upaya mencapai tujuan oragnisasi. (Conni Deng. 2022, Transformational
leadership effectiveness: an evidence-based primer). Conni Deng. 2022 dalam
jurnal penelitiannya tentang transformational leadership effectiveness
mengemukakan kepemimpinan / leadership merupakan bagian penting pada
semua oganisasi. Seorang leader seperti seorang pengendali kemudi
menentukan jalannya sebuah organisasi. Model model kepemimpinan
merupakan suatu konsep yang sangat komplek untuk diterapkan dalam proses
jalannya organisasi.
2. Shared Goal, Hemhiel dan Coons .2002 mendefenisikan bahwa
kepemimpinan merupakan sikap pribadi yang ditunjukkan oleh seseorang
dalam memimpin pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Seorang pemimpin akan sangat berkembang ketika secara terus
menerus mengambangkan model kepemimpinan yang dipelajari pada setiap
situasi terutama dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan yang
berpengaruh pada pencapaian dan kemajuan organisasi.
3. Wahjosumidjo. 2005: Kepemipinan diterjemahkan ke dalam istilah sifat sifat,
perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola pola, interaksi, hubungan
kerjasama antar peran, kedudukan dari satu jabatan administrative, dan
legitimasi pengaruh.
4. Miftah toha. 2010 mengatakan kepimpinan adalah kegiatan untuk
mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.
5. Soelistyo. 2014. Kepemimpinan juga merupakan suatu gaya atau seni
bagaimana bisa diterapkan dalam mempengaruhi anggotanya atau karyawan
dalam mencapai tujuan organisasi.

Dari beberapa konsep kepeminpinan tersebut dapat dikatakan bahwa kepimpinan/


leadership adalah seni mempengaruhi orang lain secara individu maupun kelompok
dengan karakteristik tertentu sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor
keberhasilan seorang pemimpin salah satunya sangat tergantung dengan tehnik
kepimpinan yang dilakukan dalam menciptakan situasi sehingga menyebabkan
orangorang yang dipimpinya timbul kesadaran untuk melaksanakan apa yang
menjadi tujuan dengan hasil yang efektif. Berdasarkan hal tersbut kita mengenal
banyak model kepemipinan yang dapat diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi
organisasi. Salah satu yang akan dibahas secara lebih detail dalam tulisan ini adalah
model atau gaya kepemimpian transformasional.

B. Teori Kepemimpinan Transformasional


Konsep teori kepemimpinan transformasional pada dasarnya diawali melalui
studi kepemimpinan karismatik yang dipelajari oleh Weber dengan pendapatnya
bahwa otoritas para pemimpin karismatik bergantung pada kualitas luar biasa yang
dimiliki dengan ciri yang menonjol daripada yang lain. Karakteristik kepemimpinan
karisamtik seringkali muncul dimasa masa kritis dan mempengaruhi yang lain untuk
mengikuti mereka. Selanjutnya kerangka konsep ini dikembangkan oleh James
Mcgregor Burn 1979 dan memperkenalkan dua konsep kepemimpian yaitu tipe
kepemimpinan transaksional dan tipe kepemimpinan transformasional. Sesudah Burn
memperkenalkan dua konsep kepemimpian ini, pada tahun 1987 Bass
mengembangkan konsep teori kepemimpinan transformasional dan tarnsaksional.
Bass mengemukaan bahwa kedua konsep ini adalah tidak berada pada sisi yang
berlawanan namun keduanya dapat digunakan dimana seorang pemimpin dapat
menjadi transaksioanl dan transformasional pada saat yang sama namun pada tingkat
yang berbeda, teori ini diterbitak dengan karyanya yang berjudul Kepemimpinan dan
Kinerja Melampaui Ekspektasi dan kemudian menggunakan istilah Kepemimpinan
Transformasional (Transformational Leadership) Conni Deng. 2022
Bass berpendapat kepemimpinan trasfomasional disebut juga kepemimpinan
relasional. Teori ini berfokus pada hubungan yang terbentuk antar pemimpin dan para
pengikutnya. Pemimpin memotivasi dan menginspirasi orang dengan membantu
anggotanya memahami potensi dirinya untuk kemudian hari ditransformasikan
menjadi perilaku nyata. Hutahayan 1019. dalam bukunya yang berjudul Kepimpinan
Transformasional 2016 memberikan pandangan bahwa dalam dua decade pembahasan
leadership transformasional menjadi topic pembahsan para pakar yang selalu hangat
dan menarik untuk didiskusikan karena model kepeimpinan ini selalu dihubungkan
dengan karakter pemimpin yang visioner dan karismatik. Menurut konsep ini
kepeimpinan transformasional terkait dengan identifikasi dirri yang sanagt kuat,
penciptaan visi bersama untuk masa depan dan membangun hubungan antara
pemimpin dan anggotanya berdasarkan pada suatu hal yang lebih dari pada sekedar
pemberian penghargaan kepatuhan. Pemimpin transformasional mendefenisikan
kebutuhan untuk membuat perubahan, memobilisasi komitmen untuk menjalankan
visi dan mentransformasi pengikut baik pada tingkat individu, kelompok maupun
pada tingkat organisasi. Visi misi diberi pengertian yang jelas sehingga mudah
diartikulasikan pengkut adalah elemen penting bagi kepemimnan transformasional.
Konsep yang sama dikemukan oleh Bass. Dalam Ronald 2016. Menjelaskan
bahwa salah satu bentuk kepemimpinan yang diyakini dapat mengimbangi pola piker
dan paradigm baru terutama pada abad arus globalisasi dirumuskan sebagai
kepemipinan transformasional yaitu gaya kepemimpinan yang dapat membangkitkan
atau memotivasi karyawan, sehingga dapat berkembang dan mencapai kinerja pada
tingkat yang lebih maksimal melebihi apa yang mereka pikirkan sebelumnya. Model
kepemimpinan transformasional memberikan ruang penting dalam hubungan
pemimpin dan anggota sebagai suatu kesadaran bahwa keduanya adalah memiliki
indipendensi / kemandirian dalam melaksanakan peranya masing masing, relelasi ini
menekankan hubungan kedunya adalah sama sama penting, tidak ada pahlawan
ataupun pimpinan tunggal tetapi yang ada adalah sebuah tim. Pemimpin tidak selalu
harus berada di depan tetapi pimpinan transformasional adalah orang yang memiliki
kapasitas untuk mengarahkan, menyatukan pemahaman yang sama dalam satu visi
pencapaian tujuan bersama.
Bass dalam dalam Ronald 2016. Menguraikan kepemimpinan
transformasioanal merupakan cara cara bertindak yang dilakukan oleh seorang
pemimpin dalam mempengaruhi anggotanya yang dapat diukur indikator meliputi;
Pengaruh idealism, motivasi inspirasional, stimulusintelektual dan konsiderasi
individual. Keempat konstruksi kepemimpian transformasional tersebut dapat
diperjelas dalam table berikut;
Tabel 1: Konstruksi Kepemimpinan Transformasional
Konstru Defenisi Indikator Defenisi Indikator
k Konstruksi
Kepemim Proses yang Pengaruh Pola perilaku seorang pemimpin yang
pinan menunjukkan idealisme harus menjadi suri teladan bagi para
Transfor bahwa pengikutnya, tutur katanya harus sesuai
masional pemimpin dengan perbuatannya (Bass & Avolio
mempengaruhi 1994) dalam silitonga 2020
perubahan Motivasi Kemampuan pemimpin dalam
secara radikal Inspirasion menciptakan semangat kelompok atau
dalam perilaku al tim dalam organisasi, memperlihatkan
bawahan komitmen yang tinggi terhadap tujuan
sehingga organisasi dan kemampuan
meningkatkan mengartikulasikan pengharapan
kepercayaan (espectation) atas kinerja bawahan
individu atau ( Bass dan Avolio. 1994
kelompok, Stimulasi Usaha pemimpin dalam
memunculkan Intelektual menumbuhkembangkan ide ide kreatif
kesadaran dan sehingga dapat melahirkan inovasi
ketertarikan di maupun sebagai pemecahan masalah
dalam ( problem solver) yang kreatif sehingga
kelompok atau dapat melahirkan solusi terhadap
organisasi serat berbagai permasalahan yang muncul
mencoba dalam organisasi.
menggerakkan Konsideras Kemampuan seorang pemimpin dalam
perhatian i Individual membina hubungan dengan bawahan,
bawahan pada mendengarkan dan memperhatikan
prestasi dan inspirasi dari bawah terutama dalam
pertumbuhan kaitannya dengan pengembangan karier
(Burn dalam bawahan.
Silitonga.
2005)

3. Efektifitas Kepemimpinan Transformasional


Bass menyatakan bahwa efektivitas (kinerja) kepemimpinan transformasional
mencakup beberapa hal, yaitu:
a. Peningkatan Kreativitas. Kepemimpinan transformasional mempunyai
dampak positif terhadap peningkatan kualitas anggotanya dan peningaktan
kinerja Pemimpin transformasional lebih terbuka dan siap memotivasidan
mengispirasi anngotanya agar lebih kreatif dalam upaya menghasilkan produk
yang melebihi ekspektasi mereka. Bass percaya setiap orang memeliki
kwalitas intelektual untuk berinovasi dan berkreasi secara luar biasa. Bass
percaya bahwa penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan
transformasional mempengaruhi kreativitas. Pertama, pemimpin
transformasional meningkatkan motivasi intrinsik pengikutnya (daripada
motivasi transaksional yang menekankan motivasi ekstrinsik) dan merangsang
kreativitas. Kedua, pemimpin transformasional memberikan rangsangan secara
intelektual untuk mendorong pengikutnya berpikir “out of the box”. Pemimpin
transformasional mendorong kreativitas dan inovasi pengikutnya dengan
menyediakan iklim yang mendukung.
b. Mengatasi Stres/Krisis. Pemimpin transformasional meningkatkan komitmen
pengikut dan memfasilitasi mengurangi perasaan stres karyawan. Dengan
demikian, indikator lain dari efektivitas kepemimpinan transformasional
melibatkan pengurangan perasaan stres serta menyediakan alat untuk
membantu pengikut mengatasi stres dan krisis. Bass berpendapat seorang
karyawan yang memiliki komitmen tinggi sampai membawa pulang
pekerjaannya pada malam hari sesuatu yang egois terhadap pekerjaannya dan
yang demikian mungkin akan mengalami lebih banyak stres
c. Implementasi Perubahan. Kepemimpinan transformasional, khususnya
elemen karismatiknya, telah dikaitkan dengan perubahan dalam kelompok dan
organisasi. Penelitian terbaru menemukan bahwa karisma pemimpin dalam
menstimulasi intelektual memiliki pengaruh strategis yang besar terhadap
perubahan organisasi dan kinerja perusahaan.
d. Pengembangan Pemimpin. Elemen ini menjadi sangat penting dan menjadi
inti dari kepemimpinan transformasional yakni adanya pengembangan para
pengikut atau anggota untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas mereka
dalam memimpin. Pemimpin transformasional bertindak sebagai teladan yang
mendorong pengikutnya untuk belajar dan mengembangkan potensi,
kepercayaan diri, identitas pribadi, dan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu,
pemimpin transformasional sangat tertarik dan termotivasi mengembangkan
anggotanya.
BAB III
ANALISIS JURNAL DENGAN METODE PICOT

NO JUDUL POPULASI/ INTERVENSI COMPARISON OUTCOME TIME


PROBLEM/
PATIEN

1 Hubungan Aspek 1. Jumlah sampel Penelitian ini menggunakan desain Berdasarkan pengolahan Penelitian ini menunjukkan bahwa Penelitian
Kepemimpinan dalam penelitian analitik kuantitatif dengan data menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan ini
Transformasional yaitu 128 orang pendekatan cross sectional. Jumlah signifikan antara aspek dilaksanakan
perawat dari 128 responden
Kepala Ruangan sampel dalam penelitian yaitu 128 di wilayah
pelaksan sebagian besar menilai kepemimpinan transformasional
orang perawat pelaksana. eknik kerja
Dengan Motivasi 2. Untuk aspek kepemimpinan kepala ruangan dengan motivasi kerja
sampling yang digunakan RuangRawat
Kerja menjawab transformasional kepala perawat pelaksana yang Inap RSUD
apakah ada dalam penelitian ini Proportional ruangannya transformatif
Perawat Dr. H.
tinggi yaitu sebesar 113 ditunjukkan
hubungan dengan nilai
Random Sampling yang berarti
Pelaksana Di (p=0,000<0,05) dan koefisien korelasi Moch.
kepemimpinan dalam pengambilan sampel orang (88,3 %).
Ruang Rawat transformasional sebesar 0,507 Ansari Saleh
dilakukan dengan menyeleksi
Inap kepala ruang Dan dari 128
setiap unit sampling yang sesuai Artinya terdapat hubungan yang Banjarmasin
dengan motivasi dengan ukuran unit sampling. dari bulan
RSUD Dr. H. kerja perawat responden sebagian besar positif dan signifikan antara aspek
Instrumen yang digunakan dalam perawat pelaksana kepemimpinan April-Mei
Moch. Ansari pelaksana di
penelitian ini adalah kuesioner. 2018.
Saleh ruang rawat inap memiliki motivasi kerja transformasional kepala ruangan
X Kuesioner tersebut terdiri dari 19
Banjarmasin tinggi, yaitu sebesar 79 dengan motivasi kerja perawat Sr. xave
pernyataan tentang aspek pelaksana di ruang rawat inap RSUD
kepemimpinan transformasional orang (61,7 %).
dan 13 pernyataan tentang motivasi Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.
kerja perawat.

2 Efek Aktivitas perawat Intervensi berupa pelatihan online Dari jurnal Efek Penelitian ini dapat memberikan Penilaian
Kepemimpinan dalam menerapkan tentang kepemimpinan Kepemimpinan gambaran kemampuan kepala dilakukan
Transformasional suatu wewenang, transformasional diberikan kepada ruangan yang sudah memiliki setiap
Transformasional Pada
Pada Kinerja tugas dan tanggung para kepala ruangan rawat inap dan pengetahuan tentang kepemimpinan minggu,
Kinerja Perawat : Kepala selama 2
Perawat jawab dalam rawat jalan di Rumah Sakit X. ruangan di Rumah Sakit X transformasional dalam menilai minggu
rangka pencapaian Materi pelatihan yang diberikan melakukan penilaian kinerja secara objektif. berturut-
fungsi utama meliputi konsep manajemen, dasar- kinerja para perawat turut
profesi dan dasar kepemimpinan dan pelaksana dengan sebanyak 3
organisasi kepemimpinan transformasional menggunakan format Keep kali. Analisa
merupakan Sebelum pelatihan dilakukan Performance Indicator yang
digunakan
gambaran dari pretest dan sesudah pelatihan (KPI) yang meliputi unsur
dalam
kinerja. Kinerja dilakukan posttest. Nilai pre dan kedisiplinan, kehadiran,
penelitian
perawat posttest kemudian dibandingkan kerjasama, penyelesaian ini yaitu
mempunyai arti untuk mengetahui ada tidaknya tugas. Rentang nilai kinerja Generalized
seperti prestasi peningkatan pengetahuan kepala saat ini yaitu 60 – 70 Linear
kerja di suatu ruangan tentang kepemimpinan (kurang), 71 – 80 (cukup), Model
perusahaan. transformasional. 81 – 90 (baik) dan lebih (GLM)
Pengukuran kinerja Di Rumah Sakit Y juga dilakukan dari 91 (sangat baik). Hasil Repeated
perawat dilakukan pengukuran yang sama tentang penilaian kinerja perawat Measures
berdasarkan fakta, pengetahuan kepemimpinan pelaksana dalam 3 bulan
terbuka dan dapat transformasional sebanyak dua kali terakhir didapatkan rata- Sr. Avelia
dikomunikasikan. untuk perbandingan dengan rata 70. Peneliti melihat
kelompok intervensi. Dua minggu kemungkinan penyebab
Populasi penelitian
setelah intervensi, kemudian masalah tersebut karena
perawat pelaksana
kepala ruangan melakukan masa kerja antara kepala
rumah sakit,
jumlah sampel penilaian kinerja perawat ruangan dan para perawat
sebanyak 76 yang pelaksana masing-masing ruangan. pelaksana tidak jauh
terdiri dari 38 Penilaian dilakukan setiap minggu berbeda, pengalaman
kelompok selama 2 minggu berturut-turut kepala ruangan di rumah
intervensi dan 38 sebanyak 3 kali. Analisa yang sakit tersebut masih kurang
kelompok kontrol digunakan dalam penelitian ini dan pengetahuan tentang
yaitu Generalized Linear Model kepemimpinan dan
(GLM) Repeated Measures (RM). manajerial kepala ruangan
Alasan peneliti menggunakan masih kurang
analisis tersebut adalah karena
variabel dependen dilakukan
pengukuran secara berulang-ulang.

3 Peran Fakta Pelaksanaan handover belum Menerapkan Transformasional mempunyai Waktu


Kepemimpinan menunjukkan optimal dan masih banyak transformational peran yang positif terhadap handover
Transformasional bahwa informasi/komponen yang leadership: Idealized persepsi para perawat. Gaya atau
dalam komunikasi yang dilewatkan selama handover Influence (Charismatic), kepemimpinan transformasional pergantian
Meningkatkan kurang efektif Inspirational Motivation ini bisa dijadikan sebuah solusi shift
Persepsi Perawat selama handover Individualized dan sangat disarankan untuk
terhadap dapat Consideration dan digunakan oleh para
Handover meningkatkan Intellectual Stimulation manajer/kepala ruang sebagai Ibu Desy
resiko medication salah satu solusi untuk
error, meningkatkan persepsi perawat.
ketidakpuasan Pemimpin transformasional dapat
pasien, memberikan contoh, motivasi,
penundaan terapi pengharapannya, dan
dan membuat pandangannya terhadap
waktu perawatan pelaksanaan handover melalui
lebih lama keempat unsur kepemimpinan
transformasional. Pemimpin
transformasional memilki
kemampuan untuk menginspirasi
para pengikutnya dan memiliki
pengaruh yang luar biasa pada
pengikutnya, diharapkan melalui
penerapan kepemimpinan
transformasional ini dapat
meningkatkan persepsi perawat
dan kualitas handover dapat
meningkat.
4 Efektivitas Peningkatan Dengan menerapkan gaya Dalam jurnal ini terdapat Gaya kepemimpinan Maret
Kepemimpinan kinerja perawat kepemimpinan model 15 jurnal pembanding Transformasional mempunyai 2020-April
Transformasional dengan gaya transformasional yang bekerja yang memberikan hasil dampak yang positif terhadap 2020
Terhadap kepemimpinan bersama tim dapat dampak positif terhadap peningkatan Kinerja perawat.
Peningkatan transformasional meningkatkan motivasi dan peningkatan kinerja Gaya kepemimpinan Ibu Maria S
semangat perawat dalam bekerja perawat, namun yang transformasional ini bisa dijadikan
yang berdampak dengan membedakan adalah sebuah solusi dan sangat
peningkatan kinerjanya jumlah sample yang disarankan untuk digunakan oleh
dilakukan penelitian para manajer/kepala ruang sebagai
salah satu solusi untuk
meningkatkan kinerja perawat.
Pemimpin transformasional dapat
memberikan contoh, motivasi,
pengharapannya, dan
pandangannya terhadap
pelaksanaan pelayanan melalui
keempat unsur kepemimpinan
transformasional. Pemimpin
transformasional memilki
kemampuan untuk menginspirasi
para pengikutnya dan memiliki
pengaruh yang luar biasa pada
pengikutnya, diharapkan melalui
penerapan kepemimpinan
transformasional ini dapat
meningkatkan kinerja perawat di
Rumah Sakit
5 Pengaruh 1. Jumlah sampel Jenis penelitian ini adalah Dalam penelitian ini Hasil penelitian berdasarkan Penelitian
Kepuasan Kerja dalam penelitian kuantitatif yang menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja di ini
Dan penelitian ini menggunakan studi kepuasan kerja RSUD Labuang Baji Makassar dilakukan
Kepemimpinan yaitu 103 observasional anal dan kepemimpinan yang didapatkan sebesar 75.7%. di rawat
Transformasional responden itik transformasional secara Hal tersebut menunjukkan inap RSUD
Terhadap Kinerja perawat (Total dengan rancangan bersama-sama memiliki tingginya kepuasan kerja perawat Labuang
Asuhan Sampling) cross sectional study pengaruh signifikan karena perawat merasa pekerjaan Baji
Keperawatan yaitu desain yang mengkaji terhadap kinerja asuhan yang dilakukan sesuai dengan Makasar
di Instalasi dinamika korelasi antara keperawatan (p<0.05). job description
Rawat Inap variabel Kepemimpinan , 2023
RS X independen dan variabel transformasional memiliki kesempatan untuk belajar
dependen pada saat bersamaan merupakan variabel yang mengembangkan kemampuan dan
yaitu menguji pengaruh paling dominan gaji yang diberikan sesuai dengan
kepuasan kerja dan pengaruhnya terhadap beban datau tanggung jawab yang
kepemimpinan transformasional kinerja asuhan dipikul. Pekerja yang puas akan
terhadap kinerja keperawatan dengan nilai melakukan pekerjaan lebih baik
perawat Exp (B) 79.608 dalam memenuhi kewajibannya
. sesuai deskriptif pekerjaan.
BAB IV
ANALISI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
BERBASIS EVIDANCE BASE PRACTICE

Berdasarkan penelusuran dan analisis beberapa jurnal dapat dijelaskan bahwa model
kepemimpinan transformasional dalam dunia keperawatan dapat diterapkan secara efektif.
Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan bukti penelitian dalam berbagai situasi, keadaan dan
tingkat organisasi memberikan dampak positif dan signifikan terhadap pencapaian tujuan
bersama di semua situasi atau semua tingkat pelayanan. Azhari M Fahrin dan Firda
Apriyanti, Lisda Yanti, dkk. 2021 dalam jurnal penelitian “Hubungan Aspek Kepemimpinan
Transformasional Kepala Ruangan Dengan Motivasi Kerja Perawat Eksekutif Di Ruang
Rawat Inap Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin” memberikan hasil bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara aspek kepemimpinan transformasional kepala
ruangan dengan motivasi kerja perawat pelaksana yang ditunjukkan dengan nilai
(p=0,000<0,05) dan koefisien korelasi sebesar 0,507, artinya terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara aspek kepemimpinan transformasional dengan motivasi kerja perawat
pelaksana. kepala ruangan dan motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap.
Implikasi yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan ada upaya untuk menerapkan
sehingga meningkatkan aspek kwalitas kepemimpinan kepala ruang dalam ruang lingkup
organisasi. Aspek kepemimpinan kepala ruang akan semakin meningkat dengan penerapan
kepemimpinan transformasional ini karena dapat meningkatkan motivasi kerja perawat dan
pegawai lain dalam lingkup pekerjaannya.
Selain berdampak efektif di lingkup ruang rawat inap penelitian Solehudin,
Muhammad Hadi, et al. (2022). Efek Kepemimpinan Transformasional Pada Kinerja
Perawat. Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol. 5 no. 1. Memberikan
bukti hasil yang sama bahwa apabila seorang pemimpin mampu menerapkan konsep
kepemimpinan transformasional dalam mengelola suatu organisasi, selain kinerja
bawahannya menjadi baik banyak dampak positif lainnya yang dapat dirasakan oleh
bawahannya. Dampak positif kepemimpinan transformasional antara lain kepuasan kerja,
budaya organisasi, kerja sama, loyalitas, pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin yang
menerapkan model kepemimpinan transformasional secara tidak langsung sedang
mempersiapkan generasi-generasi pemimpin yang lebih baik dimasa mendatang.
Nurul Kusumadewi. dkk dalam jurnal “Pengaruh Kepuasan Kerja dan Kepemimpinan
Transformasional terhadap kinerja asuhan keperawatan di Instalasi rawat Inap RSUD
Labuang Baji Makasar” menunjukkan hasil yang meneguhkan beberapa lieratur diatas
Kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja asuhan keperawatan di
Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar (0.000<0.05) dan kepemimpinan
transformasional adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja asuhan
keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar dengan nilai Exp (B)
79.608. dan bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja asuhan keperawatan di
Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar (0.005<0.05), Kepuasan kerja
berpengaruh terhadap kinerja asuhan keperawatan, kepemimpinan transformasional
berpengaruh terhadap kinerja asuhan keperawatan, kepemimpinan transformasional adalah
variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja asuhan keperawatan.

Penerapan gaya kepemimpinan dalam praktik keperawatan memberikan dampak positif


terhadap kinerja asuhan keperawatan. Kepemimpinan transformasional kepemimpinan
transformasional di RSUD Labuang Baji Makassar yang didapatkan sebesar 81.6%. Hal
tersebut menunjukkan adanya dukungan pemimpin kepada kebawahnnya. Seorang pemimpin
harus mampu menimbulkan motivasi kerja yang tinggi dari pegawainya untuk melaksanakan
tugas-tugas yang diberikan. Pegawai merasa memiliki motivasi yang tinggi untuk
melaksanakan pekerjaannya dengan begitu kinerja yang dihasilkan akan semakin baik dan
meningkat.

Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi dan keterlibatan perawat

Dimensi Inspirational motivation Pemimpin juga mendorong komunikasi dua arah.Dimensi


Intellectual stimulation Pemimpin memotivasi dan menginspirasi orang di sekitar mereka
dengan cara menyediakan tantangan didalam pekerjaan yang harus dilakukan pengikut
mereka dan menciptakan ekspektasi yang jelas dari tujuan yang harus di capai. Dimensi
Individualized consideration: Perilaku yang meningkatkan kesadaran pengikut untuk
memandang masalah dari perspektif yang baru Stimulasi intelektual memungkinkan
pemimpin untuk meningkatkan upaya pengikut mereka dalam inovasi.

Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap pasien dan kualitas perawatan


kinerja perawat yang bekerja di RSUD Labuang Baji Makassar baik karena dalam pelaksaan
keperawatan berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun dan menerapkan prinsip keamanan
dan kenyamanan serta mengutamakan keselamatan pasien yang pasien maupun keluarga dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan
tantangan dalam implementasi gaya kepemimpinan transformasional :
1. Merubah budaya organisasi
2. Keterbatasan sumber daya

Febria Rizky Aulia dan Luky Dwiantoro tahun 2020, semakin menguatkan hasil
penelitain lainnya, melalui analisi literature review dengan judul “Peran Kepemimpinan
Transformasional dalam Meningkatkan Persepsi Perawat terhadap Handover”. Menghasilkan
kesimpulan bahwa kepemimpinan transformasional mempunya peran yang positive terhadap
persepsi perawat. Gaya kepemimpinan transformasional menjadi solusi atau yang dapat
digunakan oleh para meneger atau kepala ruang dalam meningkatkan persepsi perawat serta
melalui penerapan ke empat unsur kepemimpinan transformasional yang dapat memberikan
contoh, motivasi, pengharapannya dan pandangan pengikutnya, sehingga hal ini dapat
meningkatkan persepsi perawat serta meningkatkan kualitas handover itu sendiri

Secara umum penelitian menunjukkan hasil yang sama, termasuk Jurnal “Analisis
Efektivitas Kepemimpinan Transformasional Terhadap Peningkatan Kinerja Perawat” oleh
Fitriyanti Patarru’ Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga oktober 2020, didapatkan
bahwa kepemimpinan transformasional memberi dampak yang positif bagi perkembangan
mutu pelayan kesehatan dirumah sakit. Kepemimpinan diperlukan dalam organisasi dan
profesi untuk mendapatkan hasil positif bagi semua yang terlibat terutama tujuan organisasi.
Kepemimpinan transformasional dipandang perlu untuk diterapkan oleh pemimpin dirumah
sakit yang ada di Indonesia. Namun perlu adanya pelatihan dan komitmen dari seorang
pemimpin agar penerapan model kepemimpinan transformasional dapat dilakukan dengan
baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelusuran beberapa literatur jurnal tentang penerapan kepemimpinan
transformasional di dunia keperawatan dapat ditarik kesimpulan akan sangat berdampak positif baik
terhadap peningkatan kualitas diri pemimpin maupun anggota yang dipimpinnya seperti:

1. Berdamapak pada peningkatan hubungan sosial- relasi pemimpin dan anggota maupun dan
sebaliknya terjadi hubungan relasi anggota dengan pemimpin semakin baik.
2. Meningkatkan kapasitas pemimpin sebagai pemimpin yang dapat dipercaya dan sebagai role
model bagi anggotanya.
3. Tercipta suasan lingkungan kerja yang semakin kondusif dan memperkecil stres
4. Menumbuhkan dan mengembangkan daya kreatitas anggota dalam pencapaian tujuan
organisasi atau tujuan bersama.
5. Hungan pemimpin dan anggota terjadi sebagai sebuah tim
6. Organisasi akan semakin produktif melebihi ekspektasi pribadi
7. Meningkatkan persepsi perawat yang mengakibatkan peningkatan kualitas handover

Saran:

1.Perlu adanya pelatihan dan komitmen serta pengembangan diri secara terus menerus

2. Perlu adanya skill komunikasi yang baik dengan anggota tim

3. Pemimpin mempunyai waktu lebih dalam melakukan kepemimpinan transformasional

4. Kepemimpinan transformasional juga memiliki kemampuan melakukan motivasi dalam


pengembangan diri
DAFTAR PUSTAKA
1. Beheshti S, Blvd D, Nursing M. Correlation between Nursing Managers’ Leadership
Styles and Nurses Job Stress and Anticipated Turnover. 2018;0–2.
2. Bernard M. Bass. 2006. Transformational Leadership, LEA. Center for Leadership
Studies Binghamton University
3. https://www.google.co.id/books/edition/
Praktik_Kepemimpinan_Transformasional_Di/yPvEDwAAQBAJ?
hl=en&gbpv=1&dq=KEPEMIMPINAN+TRANSFORMASIONAL.
+BUKU+REFERENSI&pg=PR5&printsec=frontcover
4. Hutahayan Benny, Astuti Prof , dkk. 2019. Kepimpinan Transformasional. CV Budi
Utama, DIY.
5. Lai F, Tang H, Lu S, Lin C, Lee Y. Transformational Leadership and Job Performance :
The Mediating Role of Work Engagement. 2020; (1).
6. Manzoor F, Wei L, Nurunnabi M, Subhan QA. The Impact of Transformational
Leadership on Job Performance and CSR as Mediator in SMEs. 2019; 1–14.
7. Nurhuda A, Purnamasari W, Irawan N, Nurhidayati F. Effect of Transformational
Leadership Style, WorkDiscipline, Work Environment on Employee Motivation and
Performance. 2019.
8. Roni Harsoyo. 2022. Teori Kepemimpinan Transformasional Bernard M. Bass dan
Aplikasinya Dalam Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam. STAI Miftahul Ula
Nglawak Kertosono Nganjuk
9. Soelstyo Joko. 2022, Buku Ajar Kepemimpian Strategis Nizamia Learning Center.
Sidoarjo.
10.

Anda mungkin juga menyukai