PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Disrupsi di segala aspek telah merubah hal-hal mendasar mengenai pandangan
serta perilaku Masyarakat terhadap pasar, industry, budaya dan berbagai proses
didalamnya yang disebabkan oleh inovasi dan perkembangan yang semakin maju.
Seiring dengan hal tersebut perkembangan dunia Kesehatan juga terus berjalan cepat
seiring perkembangan global, memberikan dampak perubahan disegala aspek
kehidupan dan berdampak pada perilaku individu pemberi pelayanan Kesehatan yang
berdampak pada organisasi. Untuk itu organisasi memerlukan individu yang mampu
melihat peluang dan menggunakan cara-cara baru untuk menjawab tantangan oleh
karena individu yang memilih bertahan dengan cara lama sangat mungkin akan kalah
dalam persaingan global.
Rumah Sakit memiliki strategi untuk menghadapi disrupsi dengan
transformasi budaya. Transformasi budaya mengutamakan kesiapan Perusahaan untuk
mengadaptasi perubahan eksternal dan memungkinkan integritas internal , yang
mencakup internalisasi visi, misi dan nilai-nilai inti.
Pimpinan Rumah sakit memiliki andil besar dalam mewujudkan transformasi budaya.
kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam menentukan
baik buruknya organisasi. Menurut Covey 90 persen kegagalan kepemimpinan adalah
kegagalan pada karakter. Selanjutnya, keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh
kualitas kepemimpinan karena dengan kepemimpinan yang berkualitas sebuah
organisasi akan dapat meningkatkan kinerja, pengetahuan dan bahkan kompetensi,
motivasi, dan pada gilirannya kepuasan kerja.( Shalahuddin, S.Ag., M.Pd.I).
salah satu teori yang menekankan suatu perubahan dan yang paling komprehensif
berkaitan dengan kepemimpinan adalah kepemimpinan transformasional (Bass,1990)
Gaya kepemimpinan transformasional menarik untuk dicermati berdasarakn ciri ciri
berikut :
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui konsep teori model kepemimpinan transformasional dan dampak
penerapannya dalam manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penerapan gaya kepemimpinan dalam praktik keperawatan.
b. Mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja dan
keterlibatan perawat dalam pencapaian tujuan
c. Mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap pasien dan kualitas
asuhan.
d. Mengetahui tantangan dalam implementasi gaya kepemimpinan.
BAB II
KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN
1 Hubungan Aspek 1. Jumlah sampel Penelitian ini menggunakan desain Berdasarkan pengolahan Penelitian ini menunjukkan bahwa Penelitian
Kepemimpinan dalam penelitian analitik kuantitatif dengan data menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan ini
Transformasional yaitu 128 orang pendekatan cross sectional. Jumlah signifikan antara aspek dilaksanakan
perawat dari 128 responden
Kepala Ruangan sampel dalam penelitian yaitu 128 di wilayah
pelaksan sebagian besar menilai kepemimpinan transformasional
orang perawat pelaksana. eknik kerja
Dengan Motivasi 2. Untuk aspek kepemimpinan kepala ruangan dengan motivasi kerja
sampling yang digunakan RuangRawat
Kerja menjawab transformasional kepala perawat pelaksana yang Inap RSUD
apakah ada dalam penelitian ini Proportional ruangannya transformatif
Perawat Dr. H.
tinggi yaitu sebesar 113 ditunjukkan
hubungan dengan nilai
Random Sampling yang berarti
Pelaksana Di (p=0,000<0,05) dan koefisien korelasi Moch.
kepemimpinan dalam pengambilan sampel orang (88,3 %).
Ruang Rawat transformasional sebesar 0,507 Ansari Saleh
dilakukan dengan menyeleksi
Inap kepala ruang Dan dari 128
setiap unit sampling yang sesuai Artinya terdapat hubungan yang Banjarmasin
dengan motivasi dengan ukuran unit sampling. dari bulan
RSUD Dr. H. kerja perawat responden sebagian besar positif dan signifikan antara aspek
Instrumen yang digunakan dalam perawat pelaksana kepemimpinan April-Mei
Moch. Ansari pelaksana di
penelitian ini adalah kuesioner. 2018.
Saleh ruang rawat inap memiliki motivasi kerja transformasional kepala ruangan
X Kuesioner tersebut terdiri dari 19
Banjarmasin tinggi, yaitu sebesar 79 dengan motivasi kerja perawat Sr. xave
pernyataan tentang aspek pelaksana di ruang rawat inap RSUD
kepemimpinan transformasional orang (61,7 %).
dan 13 pernyataan tentang motivasi Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.
kerja perawat.
2 Efek Aktivitas perawat Intervensi berupa pelatihan online Dari jurnal Efek Penelitian ini dapat memberikan Penilaian
Kepemimpinan dalam menerapkan tentang kepemimpinan Kepemimpinan gambaran kemampuan kepala dilakukan
Transformasional suatu wewenang, transformasional diberikan kepada ruangan yang sudah memiliki setiap
Transformasional Pada
Pada Kinerja tugas dan tanggung para kepala ruangan rawat inap dan pengetahuan tentang kepemimpinan minggu,
Kinerja Perawat : Kepala selama 2
Perawat jawab dalam rawat jalan di Rumah Sakit X. ruangan di Rumah Sakit X transformasional dalam menilai minggu
rangka pencapaian Materi pelatihan yang diberikan melakukan penilaian kinerja secara objektif. berturut-
fungsi utama meliputi konsep manajemen, dasar- kinerja para perawat turut
profesi dan dasar kepemimpinan dan pelaksana dengan sebanyak 3
organisasi kepemimpinan transformasional menggunakan format Keep kali. Analisa
merupakan Sebelum pelatihan dilakukan Performance Indicator yang
digunakan
gambaran dari pretest dan sesudah pelatihan (KPI) yang meliputi unsur
dalam
kinerja. Kinerja dilakukan posttest. Nilai pre dan kedisiplinan, kehadiran,
penelitian
perawat posttest kemudian dibandingkan kerjasama, penyelesaian ini yaitu
mempunyai arti untuk mengetahui ada tidaknya tugas. Rentang nilai kinerja Generalized
seperti prestasi peningkatan pengetahuan kepala saat ini yaitu 60 – 70 Linear
kerja di suatu ruangan tentang kepemimpinan (kurang), 71 – 80 (cukup), Model
perusahaan. transformasional. 81 – 90 (baik) dan lebih (GLM)
Pengukuran kinerja Di Rumah Sakit Y juga dilakukan dari 91 (sangat baik). Hasil Repeated
perawat dilakukan pengukuran yang sama tentang penilaian kinerja perawat Measures
berdasarkan fakta, pengetahuan kepemimpinan pelaksana dalam 3 bulan
terbuka dan dapat transformasional sebanyak dua kali terakhir didapatkan rata- Sr. Avelia
dikomunikasikan. untuk perbandingan dengan rata 70. Peneliti melihat
kelompok intervensi. Dua minggu kemungkinan penyebab
Populasi penelitian
setelah intervensi, kemudian masalah tersebut karena
perawat pelaksana
kepala ruangan melakukan masa kerja antara kepala
rumah sakit,
jumlah sampel penilaian kinerja perawat ruangan dan para perawat
sebanyak 76 yang pelaksana masing-masing ruangan. pelaksana tidak jauh
terdiri dari 38 Penilaian dilakukan setiap minggu berbeda, pengalaman
kelompok selama 2 minggu berturut-turut kepala ruangan di rumah
intervensi dan 38 sebanyak 3 kali. Analisa yang sakit tersebut masih kurang
kelompok kontrol digunakan dalam penelitian ini dan pengetahuan tentang
yaitu Generalized Linear Model kepemimpinan dan
(GLM) Repeated Measures (RM). manajerial kepala ruangan
Alasan peneliti menggunakan masih kurang
analisis tersebut adalah karena
variabel dependen dilakukan
pengukuran secara berulang-ulang.
Berdasarkan penelusuran dan analisis beberapa jurnal dapat dijelaskan bahwa model
kepemimpinan transformasional dalam dunia keperawatan dapat diterapkan secara efektif.
Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan bukti penelitian dalam berbagai situasi, keadaan dan
tingkat organisasi memberikan dampak positif dan signifikan terhadap pencapaian tujuan
bersama di semua situasi atau semua tingkat pelayanan. Azhari M Fahrin dan Firda
Apriyanti, Lisda Yanti, dkk. 2021 dalam jurnal penelitian “Hubungan Aspek Kepemimpinan
Transformasional Kepala Ruangan Dengan Motivasi Kerja Perawat Eksekutif Di Ruang
Rawat Inap Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin” memberikan hasil bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara aspek kepemimpinan transformasional kepala
ruangan dengan motivasi kerja perawat pelaksana yang ditunjukkan dengan nilai
(p=0,000<0,05) dan koefisien korelasi sebesar 0,507, artinya terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara aspek kepemimpinan transformasional dengan motivasi kerja perawat
pelaksana. kepala ruangan dan motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap.
Implikasi yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan ada upaya untuk menerapkan
sehingga meningkatkan aspek kwalitas kepemimpinan kepala ruang dalam ruang lingkup
organisasi. Aspek kepemimpinan kepala ruang akan semakin meningkat dengan penerapan
kepemimpinan transformasional ini karena dapat meningkatkan motivasi kerja perawat dan
pegawai lain dalam lingkup pekerjaannya.
Selain berdampak efektif di lingkup ruang rawat inap penelitian Solehudin,
Muhammad Hadi, et al. (2022). Efek Kepemimpinan Transformasional Pada Kinerja
Perawat. Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol. 5 no. 1. Memberikan
bukti hasil yang sama bahwa apabila seorang pemimpin mampu menerapkan konsep
kepemimpinan transformasional dalam mengelola suatu organisasi, selain kinerja
bawahannya menjadi baik banyak dampak positif lainnya yang dapat dirasakan oleh
bawahannya. Dampak positif kepemimpinan transformasional antara lain kepuasan kerja,
budaya organisasi, kerja sama, loyalitas, pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin yang
menerapkan model kepemimpinan transformasional secara tidak langsung sedang
mempersiapkan generasi-generasi pemimpin yang lebih baik dimasa mendatang.
Nurul Kusumadewi. dkk dalam jurnal “Pengaruh Kepuasan Kerja dan Kepemimpinan
Transformasional terhadap kinerja asuhan keperawatan di Instalasi rawat Inap RSUD
Labuang Baji Makasar” menunjukkan hasil yang meneguhkan beberapa lieratur diatas
Kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja asuhan keperawatan di
Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar (0.000<0.05) dan kepemimpinan
transformasional adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja asuhan
keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar dengan nilai Exp (B)
79.608. dan bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja asuhan keperawatan di
Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar (0.005<0.05), Kepuasan kerja
berpengaruh terhadap kinerja asuhan keperawatan, kepemimpinan transformasional
berpengaruh terhadap kinerja asuhan keperawatan, kepemimpinan transformasional adalah
variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja asuhan keperawatan.
Febria Rizky Aulia dan Luky Dwiantoro tahun 2020, semakin menguatkan hasil
penelitain lainnya, melalui analisi literature review dengan judul “Peran Kepemimpinan
Transformasional dalam Meningkatkan Persepsi Perawat terhadap Handover”. Menghasilkan
kesimpulan bahwa kepemimpinan transformasional mempunya peran yang positive terhadap
persepsi perawat. Gaya kepemimpinan transformasional menjadi solusi atau yang dapat
digunakan oleh para meneger atau kepala ruang dalam meningkatkan persepsi perawat serta
melalui penerapan ke empat unsur kepemimpinan transformasional yang dapat memberikan
contoh, motivasi, pengharapannya dan pandangan pengikutnya, sehingga hal ini dapat
meningkatkan persepsi perawat serta meningkatkan kualitas handover itu sendiri
Secara umum penelitian menunjukkan hasil yang sama, termasuk Jurnal “Analisis
Efektivitas Kepemimpinan Transformasional Terhadap Peningkatan Kinerja Perawat” oleh
Fitriyanti Patarru’ Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga oktober 2020, didapatkan
bahwa kepemimpinan transformasional memberi dampak yang positif bagi perkembangan
mutu pelayan kesehatan dirumah sakit. Kepemimpinan diperlukan dalam organisasi dan
profesi untuk mendapatkan hasil positif bagi semua yang terlibat terutama tujuan organisasi.
Kepemimpinan transformasional dipandang perlu untuk diterapkan oleh pemimpin dirumah
sakit yang ada di Indonesia. Namun perlu adanya pelatihan dan komitmen dari seorang
pemimpin agar penerapan model kepemimpinan transformasional dapat dilakukan dengan
baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelusuran beberapa literatur jurnal tentang penerapan kepemimpinan
transformasional di dunia keperawatan dapat ditarik kesimpulan akan sangat berdampak positif baik
terhadap peningkatan kualitas diri pemimpin maupun anggota yang dipimpinnya seperti:
1. Berdamapak pada peningkatan hubungan sosial- relasi pemimpin dan anggota maupun dan
sebaliknya terjadi hubungan relasi anggota dengan pemimpin semakin baik.
2. Meningkatkan kapasitas pemimpin sebagai pemimpin yang dapat dipercaya dan sebagai role
model bagi anggotanya.
3. Tercipta suasan lingkungan kerja yang semakin kondusif dan memperkecil stres
4. Menumbuhkan dan mengembangkan daya kreatitas anggota dalam pencapaian tujuan
organisasi atau tujuan bersama.
5. Hungan pemimpin dan anggota terjadi sebagai sebuah tim
6. Organisasi akan semakin produktif melebihi ekspektasi pribadi
7. Meningkatkan persepsi perawat yang mengakibatkan peningkatan kualitas handover
Saran:
1.Perlu adanya pelatihan dan komitmen serta pengembangan diri secara terus menerus