Anda di halaman 1dari 12

ANGGA DEBBY FRAYUDHA

KEPEMIMPINAN DALAM TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Oleh : Angga Debby Frayudha, M. Pd

1.1 Latar Belakang


Konsep kepemimpinan masih menjadi suatu misteri dan belum ada
kesepakatan diantara para ahli tentang apa sebenarnya kepemimpinan dan
bagaimana cara menganalisa kepemimpinan. Kepemimpinan perlu memadukan
beberapa konsep agar kepemimpinan yang ideal dapat tercapai. Perilaku
pemimpin yang positif dan cukup ideal dapat mendorong kelompok dalam
mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerjasama dalam kelompok
dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat
penting untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam semua kelompok dalam
masyarakat, baik itu keluarga, perkumpulan olah raga, unit kerja, maupun
organisasi lainnya, terdapat seseorang yang paling berpengaruh dan dapat
dikatakan sebagai pemimpin. Organisasi akan kurang efisien tanpa pemimpin,
bahkan tidak mampu mencapai tujuan yang ditentukan. Kepemipinan menghadapi
berbagai faktor dalam organisasi seperti struktur, tatanan, koalisi, kekuasaan dan
kondisi lingkungan, disamping itu, kepemimpinan dapat menjadi alat pemecahan
terhadap beberapa persoalan dalam organisasi. Karena pentingnya kepemimpinan
inilah, maka kepemimpinan menjadi perhatian para ahli. Pentingnya
kepemimpinan inilah yang perlu dipahami lebih dalam, khususnya kepemimpinan
mutu pendidikan untuk mengantarkan sekolah pada revolusi mutu.

Email : mpyenk@gmail.com
ANGGA DEBBY FRAYUDHA

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian Kepemimpinan?
1.2.2 Apa pengertian mutu?
1.2.3 Bagaimana kepemimpinan mutu dalam TQM?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan.
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian mutu.
1.3.3 Untuk mengetahui kepemimpinan mutu dalam TQM

Email : mpyenk@gmail.com
ANGGA DEBBY FRAYUDHA

BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan


Kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan seseorang untuk menggerakkan
orang lain dengan memimpin, membimbing, memengaruhi orang lain, untuk
melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang diharapkan. Siagian (2002)
mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk
memengaruhi orang lain, dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa
sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pimpinan meskipun secara
pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. Blancard dan Hersey dalam Tohardi
(2002) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah proses memengaruhi
kegiatan individu, dan kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam
situasi tertentu. Terry (1960) menganggap kepemimpinan sebagai kegiatan untuk
memengaruhi orang agar bekerja dengan rela untuk mencapai tujuan bersama.
Dari sudut manajemen, seorang pemimpin harus mampu menetapkan tujuan
yang hendak dicapai oleh organisasi atau perusahaan, dalam konteks ini seorang
pemimpin harus mampu merancang taktik dan strategi yang tepat. Dengan adanya
taktik dan strategi yang tepat tersebut maka langkah yang akan ditempuh oleh
organisasi akan berjalan lebih efisien dan efektif dalam hal pengguna anggaran.
Menurut Wikipedia Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau
memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
Menurut beberapa ahli pengertian kepemimpinan adalah :
1. Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk
bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George P
Terry)
2. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta
dalam mencapai tujuan umum (H.Koontz dan C. O'Donnell)

Email : mpyenk@gmail.com
ANGGA DEBBY FRAYUDHA

3. Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan
dan diarahkan melalui proses komunikasi ke arah tercapainya sesuatu tujuan
(R. Tannenbaum, Irving R, F. Massarik).
Untuk lebih mendalami pengertian kepemimpinan, di bawah ini akan
dikemukakan beberapa definisi kepemimpinan lainnya seperti yang dikutip oleh
Gary Yukl (1996: 2), antara lain:
1. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan
berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin
organisasi (Katz dan Kahn)
2. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah
kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan (Rauch dan Behling)
3. Kepemimpinan adalah proses memberi arti terhadap usaha kolektif yang
mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk
mencapai sasaran (Jacobs dan Jacques)
Menurut Wahjosumidjo (1984: 26) butir-butir pengertian dari berbagai
definisi kepemimpinan, pada hakekatnya memberikan makna :
1. Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang
berupa sifat-sifat tertentu seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan.
2. Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat
dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri
3. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin,
bawahan dan situasi.
Dari berbagai definisi yang ada, maka dapat dikatakan bahwa Kepemimpinan
adalah
1. Seni untuk menciptakan kesesuaian paham
2. Bentuk persuasi dan inspirasi
3. Kepribadian yang mempunyai pengaruh
4. Tindakan dan perilaku
5. Titik sentral proses kegiatan kelompok

Email : mpyenk@gmail.com
ANGGA DEBBY FRAYUDHA

6. Hubungan kekuatan/kekuasaan
7. Sarana pencapaian tujuan
8. Hasil dari interaksi
9. Peranan yang dipolakan
10. Inisiasi struktur
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4334/w2_1_1_1.htm
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok,
kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki
kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh
kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

2.2 Pengertian Mutu


Beberapa ahli mengemukakan definisi mutu yaitu sebagai berikut:
a. Juran menyebutkan bahwa mutu produk adalah kecocokan penggunaan
produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
b. Crosby mendefinisikan mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai
dengan yang disyaratkan atau distandarkan.
c. Deming mendefinisikan mutu, bahwa mutu adalah kesesuaian dengan
kebutuhan pasar.
d. Feigenbaum mendefinisikan mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya.
e. Garvin dan Davis menyebutkan bahwa mutu adalah suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas,
serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau
konsumen.
Dari beberapa pengertian mutu tersebut penulis berpendapat, bahwa
pengertian mutu lebih tepat dikatakan sebagai suatu proses untuk mencapai suatu
hasil, dengan memberdayakan sumber daya manusia yang terdapat di dalam

Email : mpyenk@gmail.com
ANGGA DEBBY FRAYUDHA

suatu organisasi atau lembaga pendidikan sehingga menghasilkan output yang


mendekati kebutuhan pasar.
Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan pemimpin yang berpikir maju,
pemimpin yang berpikir kedepan. Pemimpin yang berani, tangguh, tidak ragu-ragu
dalam mengambil keputusan, untuk melakukan berbagai inovasi untuk kemajuan
lembaga yang dipimpinnya.

2.3 Kepemimpinan Mutu dalam TQM


Kepemimpinan merupakan sumber daya yang paling pokok dalam organisasi
dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan juga merupakan pola
hubungan dan bentuk kerja sama antara orang-orang yang dinamis.
Kepemimpinan juga harus mampu memberikan arah rangsangan kepada
kelompoknya, demi kemajuan organisasi.
Mutu merupakan kehidupan organisasi atau dengan kata lain tanpa mutu
organisasi akan lumpuh dan perlahan mati. Dalam rangka era globalisasi pola-
pola kepemimpinan gaya tradisional harus disesuaikan dengan perubahan zaman,
dan pola kepemimpinan yang bersifat dinamis ke arah pencapaian mutu harus
diterapkan. Dalam dunia pendidikan kepemimpinan mutu yang diterapkan oleh
pimpinan pendidikan harus mampu menciptakan iklim sosial yang baik.
Keterampilan-keterampilan dalam memimpin sangat diperlukan.
Setiap organisasi pasti dihadapkan pada permasalahan dan perbedaan-
perbedaan di dalamnya, misalnya perbedaan antara tujuan perorangan, tujuan
organisasi dan manajemen dalam rangka pengembangan organisasi. Pimpinan
dikatakan berhasil apabila ia dapat mengupayakan secara optimal pencapaian
setiap tujuan yang ada dalam organisasi termasuk prestasi dari pencapaian prestasi
organisasi itu sendiri.
Segala upaya yang dilakukan oleh pemimpin tergantung kepada komitmen
yang dimilikinya dalam hubungannya dengan organisasi yang dipimpinnya.
Kepemimpinan mutu dikatakan efektif dalam suatu organisasi, apabila

Email : mpyenk@gmail.com
ANGGA DEBBY FRAYUDHA

pimpinannya kreatif. Inovatif dengan berinteraksi pada gagasan-gagasan lain atau


lingkungan sosial, hal tersebut berhubungan dengan perilaku kepemimpinan
dalam kerangka Total Quality Management (TQM).
Manusia merupakan makhluk social yang diciptakan untuk berhubungan
satu sama lain dalam mencapai tujuan hidupnya. Dalam hubungannya dengan
sesame itulah, manusia membutuhkan pemimpin yang membawa kepada
pencapaian tujuan demi terwujudnya kebaikan. Berbagai perubahan masyarakat
dan krisis multidimensional yang melanda, ditandai dengan sulitnya menemukan
sosok pemimpin yang memiliki komitmen tinggi terhadap pendidikan.
Kepemimpinan merupakan sebuah fenomena universal. Ia merupakan
salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai tujuan
organisasi. Kepemimpinan menurut Tannenbaum, Wesler dan Massarik dalam
Wahjosumidjo (2002: 17) adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi
orang lain dengan sengaja, dalam suatu situasi melalui proses komunikasi, untuk
mencapai tujuan atau tujuan-tujuan tertentu. Adapun menurut Ivanchevich (1995:
334 ), kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan
paksaan untuk memotivasi orang-orang mencapai tujuan tertentu. Sutisna (1993),
dalam Mulyasa (2004:107) merumuskan kepemimpinan sebagai proses
mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian
tujuan dalam situasi tertentu. Mulyasa juga menyebutkan bahwa menurut Supardi
(1988) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mengerakkan,
mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing,
menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum bila perlu, serta
membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja
dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien. Sedangkan
menurut Atmosudirdjo dalam Fattah (2004:25) menyebutkan bahwa
kepemimpinan merupakan suatu bentuk persuasi seni (art) pembinaan kelompok-
kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui human relation dan motivasi
yang tepat.

Email : mpyenk@gmail.com
ANGGA DEBBY FRAYUDHA

Penelitian Peters dan Austin dalam bukunya a passion for excellence


menyatakan bahwa penentu mutu dalam sebuah intitusi adalah kepemimpinan.
Mereka berpendapat bahwa gaya kepemiminan tertentu dapat mengantarkan
institusi pada revolusi mutu, yaitu dengan gaya management by walking about
atau manajemen dengan melaksanakan yang menekankan pentingnya kehadiran
pemimpin dan pemahaman atau pandangan mereka terhadap karyawan dan proses
institusi. Gaya kepemimpinan ini mementingkan komunikasi visi dan nilai-nilai
institusi kepada pihak-pihak lain, serta berbaur dengan para staf dan pelanggan
(Sallis, 2008:170).
Seorang pemimpin mutu didefinisikan sebagai orang yang mengukur
keberhasilannya dengan keberhasilan individu-individu di dalam organisasi.
Piramida kepemimnan mutu dibawah ini menggambarkan perubahan peran para
professional pendidikan sekarang ini (Arcaro, 2005:17).
Visi bagi setiap system pendidikan dibangun oleh dewan sekolah dan
pengawas berdasar masukan dari komunitas dan staf. Pemimpin mutu dalam
pendidikan memiliki kemampuan dalam menggambarkan visi dari para stafnya di
sekolah tersebut dan mengilhami para staf untuk mengambil langkah-langkah
yang diperlukan guna mewujudkan visi tersebut. Inilah yang disebut konsep
tanggung jawab bersama dan pemberdayaan (Arcaro, 2005:17). Pemberdayaan dan
tanggung jawab disini berarti orang didorong untuk terbuka, kreatif dan inovatif
dalam menemukan cara kerja baru untuk mencapai visinya didalam system yang
memungkinkan setiap orang mencapai visi dalam keseluruhan system. Definisi ini
menakui adanya interdependensi antara personil dan fungsi. Dalam hal ini
pemimpin mutu mendorong stafnya untuk mencapai tujuan utama organiasi, yaitu
perbaikan mutu berkelanjutan (Arcaro, 2005:18)
Otritas dan kekuasaan sudah tidak lagi ‘digunakan’ dalam kamus
kepemimpinan mutu. Dalam piramida kepemimpinan mutu, dewan sekolah,
administrator dan pengawas harus memberikan sumber daya yang diperlukan staf
dan guru untuk menunjang keberhasilan. kendati toritas dan kekuasaan sudah

Email : mpyenk@gmail.com
ANGGA DEBBY FRAYUDHA

tidak dipakai lagi, namun dewan sekolah, pengawas dan administrator tetap
memiliki kewengangan membuat keputusan yang mencerminkan kepedulian,
pendapat dan sikap seluruh staf dan customer.
Dalam piramida kepeimpinan mutu, setiap orang merupakan
pemimpin. Untuk mencapai visi mutu pendidikan, pemimpin sekolah harus dapat
memberdayakan para guru dan memberi mereka wewenang seluas-luasnya untuk
meningkatkan pembelajaran. Mereka diberi keleluasaan dan otonomi dalam
bertindak (Sallis, 2008: 174). guru harus mengajak siswanya untuk memandang
dirinya sebagai pemilik visi dan mendengarkan dan bertindak berdasarkan gaasan
inovatif dan kreatif siswa guna mencapai visi tersebut. Sebagai pemimpin mutu,
setiap orang bertanggung jawab menghilangkan kendala pencapaian kinerja
tinggi. Visi sebagai pemberi arah bagi setiap orang untuk mengikuti, dan setelah
arahan diketahui, selanjutnya adalah menghilangkan rintangan yang menghalangi
sesorang untuk menjadi seseorang berkinerja tinggi (Arcaro, 2005:20).
Dalam kaitannya dengan pemberdayaan guru, pemimpin memiliki
peran penting dalam memandu guru dan para administrator untuk bekerja sama
dalam satu tim. Pemimpin harus memiliki kriteria berikut ini;
1. Melibatkan para guru dan seluruh staf dalam aktivitas penyelesaian masalah,
dengan meted ilmiah, prinsip-prinsip mutu statistic dan kontrol proses
2. Memilih untuk meminta pendapat mereka tentang berbagai hal dan tentang
bagaimana menjalankan tugas dan tidak sekedar menyampaikan bagaimana
seharusnya bersikap
3. Menyampaikan sebanyak mungkin informasi manajemen untuk membantu
pengembangan dan peningkatan komitmen mereka
4. Menanyakan pendapat staf tentang system dan prosedur mana saja yang
menghalangi mereka dalam menyampaikan mutu kepada pelanggan, pelajar,
orang tua maupun partner kerja
5. Memahami bahwa keinginan untuk meningkatkan mutu tidak sesuai dengan
manajemen atas ke bawah (top-down)

Email : mpyenk@gmail.com
ANGGA DEBBY FRAYUDHA

6. Memindahkan tanggung jawab dan control pengembangan tenaga profesional


langsung pada guru dan pekerja teknis
7. Mengimplementasikan komunikasi yang sistematis dan kontinu diantara setiap
orang yang terlibat dalam sekolah
8. Mengembangan kemamuan pemecahan masalah serta negosiasi dalam rangka
menyelesaikan konflik
9. Memiliki sikap membantu tanpa harus mengetahui semua jawaban bagi setiap
masalah dan tanpa merasa rendah diri
10. Menyediakan materi pembelajaran konsep mutu, seperti membangun tim,
manajemen proses, layanan pelanggan, komunikasi serta kepemimpinan
11. Memberikan teladan yang baik.
12. Belajar untuk berperan sebagai pelatih, bukan sebagai bos
13. Memberikan otonomi dan berani mengambil resiko
14. Memberikan perhatian yang berimbang dalam menyediakan mutu bagi
pelanggan internal dan eksternal.

Email : mpyenk@gmail.com
ANGGA DEBBY FRAYUDHA

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kepemimpinan dalam Manajemen berbasis mutu mengedepankan


pemberdayaan para guru dan karyawan sekolah untuk mengerahkan segenap
kemampuan dan inovasinya dalam mencapai tujuan sekolah, menempatkan
pemimpin bukan sebagai bos, namun sebagai pendukung dan motivator
bawahannya. Seorang pemimpin mutu didefinisikan sebagai orang yang
mengukur keberhasilannya dengan keberhasilan individu-individu di dalam
organisasi.

3.2 Saran
Pesatnya perkembangan informasi dan tuntutan kemajuan zaman menuntut
pihak-pihak yang terkait dengan perkembangan sekolah untuk melakukan yang
terbaik untuk sekolah. Untuk itu, paradigma kepemimpinan sekolah yang
tradisional tampaknya sudah perlu dirubah menjadi kepemimpinan mutu untuk
mengadakan perbaikan kntinu pada manajemen sekolah.

Email : mpyenk@gmail.com
ANGGA DEBBY FRAYUDHA

DAFTAR PUSTAKA

Arcaro, Jerome S. 2005. Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta Pustaka Pelajar

Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah dari Unit Birokrasi ke
Lembaga Akademik. Jakarta: PT Bumi Aksara

Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Ivanchevich, John. M; Donely Jr., James H; Gibson, James L. 1995. Organisasi jilid
I. Jakarta:Erlangga

Purwanto, Ngalim. 2004. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Sallis, Edward. 2008. Total Quality Management in Education. alih bahasa lehAhmad
Ali Riyadi & Fahrurroozi. Ygyakarta: Ircisod

Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

Tunggal, Amin Widjaja. 1993. Manajemen, Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta

Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan


Permasalahan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

http://nurisaariyanto.blogspot.com/2012/01/kepemimpinan-dalam-perspektif-
mmttqm.html

Email : mpyenk@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai