Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga pemulis bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang Konsep
Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 3
C. Tujuan............................................................................................................................. 3
D. Manfaat........................................................................................................................... 4
A. Definisi Kepemimpinan.................................................................................................. 5
C. Gaya Kepemimpinan...................................................................................................... 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam berbagai literatur, kepemimpinan dapat dikaji dari tiga sudut pandang,
yakni: (1) pendekatan sifat, atau karakteristik bawaan lahir, atau traits approach; (2)
pendekatan gaya atau tindakan dalam memimpin, atau style approach; dan (3)
pendekatan kontingensi atau contingency approach. Pada perkembangan selanjutnya,
fokus kajian lebih banyak pada cara-cara menjadi pemimpin yang efektif, termasuk
dengan mengembangkan kesadaran tentang kapasitas spiritual untuk menjadi pemimpin
profesional dan bermoral.
Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap sangat
menarik untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya suatu organisasi.
Kepemimpinan itu esensinya adalah pertanggungjawaban. Masalah kepemimpinan masih
sangat baik untuk diteliti karena tiada habisnya untuk dibahas di sepanjang peradaban
umat manusia. Terlebih pada zaman sekarang ini yang semakin buruk saja moral dan
mentalnya. Ibaratnya, semakin sulit mencari pemimpin yang baik (good leader).
Pemimpin yang baik sebenarnya pemimpin yang mau berkorban dan peduli untuk orang
1
lain serta bersifat melayani. Tetapi, kenyataannya berbeda. Bila kita lihat sekarang para
pemimpin kita, dari lapisan bawah sampai lapisan tertinggi, dari pusat hingga ke daerah-
daerah. Banyak pemimpin yang hadir dengan tanpa mencerminkan sosok pemimpin yang
seharusnya, malah terlihat adanya pemimpin-pemimpin yang jauh dari harapan rakyat,
tidak peduli dengan nasib rakyat bawah, dan hampir tidak pernah berpikir untuk melayani
masyarakat. Karena kepemimpinan mereka lebih dilandasi pada keinginan pribadi dan
lebih mengutamakan kepentingan kelompok.
Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan
dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku
organisasinya (Nawawi, 2003:113). Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin
mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif
untuk mencapai tujuan organisasi (Malayu, 2000:167).
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan
lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah
dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia
seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Manusia merupakan makhluk
sosial yang tidak dapat hidup sendiri.Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan,
manusia hidup berkelompok. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk
menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling
menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur
adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah
tugas manusia.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relative pelik
dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar
masalah dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kenyataannya para pemimpin dapat
mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan
terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan
2
penting dalam membantu kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan
mereka.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
D. Manfaat
Ada pun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai sarana untuk menambah
wawasan berfikir mengenai teori kepemimpinan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kepemimpinan
Ralp M. Stogdill dalam Sopiah (2008) menyatakan “jumlah batasan atau definisi
yang berbeda-beda mengenai kepemimpinan hampir sama banyaknya dengan jumlah
orang yang mencoba memberikan batasan tentang konsep tersebut”.
5
Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan
berbagai tugas yang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok. Kepemimpinan
juga diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi berbagai strategi dan tujuan,
kemampuan mempengaruhi komitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk mencapai
tujuan bersama, dan kemampuan mempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi,
memelihara, dan mengembangkan budaya organisasi (Stogdill dalam Stoner dan Freeman
1989).
1. Fakor internal
Kurangnya motivasi dari pemimpin itu sendir, emosi yang tidak stabil, tidak percata
diri, takut dalam mengambil resiko, terbatasnya kecakapan pemimpin.
2. Fakor eksternal
Tidak adanya dukungan dari orang terdekat, tidak adanya dukungan dari bawahan,
terlalu banyak tekanan.
C. Gaya kepemimpinan
1. Gaya Direktif
Pemimpin yang direktif pada umumnya membuat keputusan-keputusan penting
dan banyak terlibat dalam pelaksanaannya. Semua kegiatan berpusat pada pemimpin
dan sedikit saja kebebasan orang lain untuk berkreasi dan bertindak yang diizinkan.
Pada dasarnya gaya ini adalah gaya otoriter.
6
2. Gaya Konsultatif
Gaya ini dibangun atas gaya direktif. Kurang otoriter dan lebih banyak melakukan
interaksi dengan para staf atau anggota dalam organisasi. Fungsi pemimpin dalam hal
ini lebih bayak berkonsultasi, memberikan bimbingan, motivasi, memberi nasehat
dalam rangka pencapaian tujuan.
3. Gaya Partisipatif
Gaya pertisipasi bertolak dari gaya konsultatif, yang bisa berkembang ke arah
saling percaya antara pimpinan dan bawahan. Pimpinan cenderung memberi
kepercayaan pada kemampuan staf untuk menyelesaikan pekerjaan sebagai tanggung
jawab mereka. Sementara itu kontak konsultatif tetap berjalan terus. Dalam gaya ini
pemimpin lebih banyak mendengar, menerima, bekerja sama, dan memberi dorongan
dalam proses pengambilan keputusan dan perhatian diberikan kepada kelompok.
4. Gaya Delegasi
Gaya delegasi ini mendorong staf untuk menngambil inisiatif sendiri. Kurang
interaksi dan kontrol yang dilakukan pemimpin, sehingga upaya ini hanya bisa
berjalan apabila staf memperhatikan tingkat kompetensi dan keyakinan akan
mengejar tujuan dan sasaran organisasi.
7
4. Pemimpin harus mampu mengambil keputusan, harus pandai, cakap dan berani
setelah semua faktor yang relevan diperhitungkan.
8
tim (team work) adalah sangat penting sehingga dapat meningkatkan kerja sama
antara perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
5. Mengkoordinasikan kegiatan (Coordinating Activities)
Mengkoordinasikan kegiatan dalam suatu unit/ruangan merupakan kegiatan yang
penting dalam kepemimpinan keperawatan. diinformasikan kepada perawat tentang
kegiatan yang ada diruangan, dibutuhkan juga laporan tentang pencapaian pekerjaan
oleh staf perawat.
6. Observasi/supervisi (Observing or Supervising)
Mengawasi staf perawat dan pekerjaannya merupakan tanggung jawab yang besar
dari seorang pemimpin keperawatan. Dibutuhkan kemampuan untuk meneliti asuhan
keperawatan yang dibedakan pada pasien dengan aspek individunya. Untuk
dibutuhkan juga di dalam pengawasan / observasi tidak hanya penampilan fisik tetapi
kemungkinan emosi dan pengertian dari staf dalam memberi asuhan keperawatan.
7. Evaluasi Hasil penampilan kerja (evaluating performance results)
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa kekuatan dan
kelemahan staf dalam bekerja sehingga dapat mendorong mereka bekerja dengan
baik. Seorang pemimpin juga harus mengevaluasi dirinya sendiri baik sebagai
perawat ataupun sebagai peminpin secara jujur.