KELAS B
penyususun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAAN....................................................................
2.1 Arti dan profesi dokter hewan
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Profesi dokter hewan praktisi dinilai semakin dilirik oleh para lulusan sarjana
kedokteran hewan mengingat peluang kerjanya yang besar di masa mendatang.
Dokter hewan adalah sebuah profesi di bidang medis yang berkaitan dengan hewan. Di mana
peran dokter hewan sangatlah penting dalam membantu kelangsungan hidup manusia, dalam
hal sumber makanan manusia berasal dari tumbuhan dan hewan. Maka menjadi kewajiban
seorang dokter hewan dalam menangani hewan yang sehat dan baik untuk dikonsumsi oleh
manusia.
Selain itu, permasalahan penyakit hewan yang dapat menular ke manusia (zoonosis)
seperti flu burung, rabies, anthrax, tuberculosis dan masih banyak lagi yang lainnya sekiranya
harus menjadi prioritas bersama untuk segera dicegah dan ditanggulangi. Oleh sebab itu,
peran dan posisi Dokter Hewan di era globalisasi ini tidak hanya dituntut untuk menangani
masalah kesehatan hewan semata, tetapi bertanggung jawab juga untuk menjaga kesehatan
masyarakat melalui berbagai pembangunan di bidang ketahanan pangan, jaminan keamanan
pangan dan sebagai penyangga daya saing bangsa.
Peran dokter hewan di Indonesia sampai saat ini belum begitu diperhatikan karena
prioritas masyarakat yang sepenuhnya pada bidang pembudidayaan hewan ternak untuk
meningkatkan ekonomi masyarakat Indonesia tanpa memperhatikan kesehatan hewan
tersebut. Namun munculnya beberapa penyakit zoonosis akhir-akhir ini menjadikan
kesadaran masyarakat meningkat bahwa kesehatan hewan juga mesti diperhatikan.
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan kepada pembaca pengertian, sejarah munculnya,
peran, posisi, jasa pelayanan, tugas-tugas teknis, lapangan pekerjaan , tantangan, serta etika
dank ode etik dokter hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN :
Selain itu, permasalahannya penyakit hewan yang dapat menular kemanusia (zoonosis)
seperti Flu Burung, Rabies, Anthrax, Thuberculosis dan masih banyak lagi yang lainnya
harus menjadi prioritas bersama untuk segera dicegah dan ditanggulangi. Oleh sebab itu,
peran dan posisi dokter hewan diera globalisasi ini tidak hanya dituntut untuk
menangani masalah kesehatan hewan semata tetapi bertanggung jawab juga untuk
menjaga kesehatan masyarakat melalui pembangunan dibidang ketahanan pangan, jaminan
keamanan pangan dan sebagai penyangga daya saing bangsa.
Peran dokter hewan diindonesia sampai saat ini belum begitu diperhatikan karena
perioritas masyarakat yang sepenuhnya pada bidang pembudidayaan hewan ternak untuk
meningkatkan ekonomi masyarakat indonesia tanpa memperhatikan kesehatan hewan
tersebut. Namun munculnya beberapa penyakit zoonosis saat ini yang menjadikan
kesadaran masyarakat meningkat bahwa kesehatan hewan mesti diperhatikan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Profesi adalah bidang pekerjan yang di
landasi penddikan kealihan (keterampilan, kejujuran, dan sebagainya). Profesi
lebih berorentasi pada pekerjan yang dapat memenuhi penguasan ilmu
pengetahuan, keterampilan, perilaku yang sebelum menjalankan tugasnya wajib
bersumpah pada gelar yang di sandangnya, selama menjalankan tuggas wajib
mematuhi kode etik yang telah di tetapkan oleh organisasi.
Profesi dokter hewan (veteriner) didefenisiskan sebagai urusan yang berhubungan
dengan hewan dan berbagai penyakit yang berhubungan dengan hewan kata-kata
veteriner berasal dari kata latin veterinae yang berarti hewan penarik ( sapi, kuda,
dll.). Orang-orang yang mempelajari sejarah menemukan tulisan cina tentang
penyakit kuda sapi dan kerbau. Pada tahun 2500 S.M juga lukisan india kuno
berumur 4000 tahunn. Menunjukan manusia merawat kuda dan gajah. Lukisan
mesir kuno juga menunjukan bagaimana mereka merawat ternak dan anjing
mereka agar sehat orang romawi kuno menyebut dokter hewan sebagai
Veterinarius. Profesi vateriner merupakan profesi yang paling tua didunia, yang
muncul sebagai pengembangan dari profesi kedokteran dijaman yunani kono 460 –
367 SM. Oleh bapak kedokteran didunia oleh Hippocrates. Pengembangan
kedokteran hewan dikembangkan oleh ilmuan, bernama : terkenal dengan bukunya “
Historia Animalium” (story of animals) yang mengeruaikan lebih dari 500 spesies
hewan. Profesi vateriner diindonesia merupakan profesi yang dilandasi oleh hukum
dan kompetensi (UU. NO. 18/2009) tentang peternakan dan kesehatan hewan.
Memiliki satu ikrar memberikan pertimbangan utama untuk kesehatan pasien,
kepentingan tertinggi si pemilik dan kesejahteraan sesama. (Guru Besar FKH IPB,
Prof. Drh. Dondin Sajuti M.Sc.,)
1. Jasa profesi dokter hewan Digunakan pemilik hewan dimana kepemilikan hewan oleh
manusia didasarkan pada beberapa hal:
Memiliki nilai ekonomi/ profit (hewan pangan/hewan produksi).
Memiliki nilai psikologis dan empati bagi pemilik perorangan (hewan hobby/ hewan
kesayangan/companion animal).
Mempunyai fungsi pendukung khusus bagi negara (pengamanan dan penertiban)
misalnya anjing pelacak dan kuda penertib dikeramaian (hewan pekerja milik negara).
Memiliki status khusus berdasarkan kesepakatan internasional sehingga merupakan
satwa dilindungi (hewan/satwa konservasi).
Diperlukan untuk kemajuan penelitian ilmu kedokteran /pengetahuan lainnya (hewan
laboratorium).
Layanan medik untuk hewan secara kelompok (herd health), hal ini umumnya di
peternakan-peternakan dan dinas-dinas pemerintah.
Layanan medik untuk hewan secara individual (individual health), hal ini umumnya
pada praktisi hewan kecil, di kebun binatang dan hewan hobi.
Dalam bidang praktisi klinis terbagi atas praktisi hewan ternak dan praktisi spesies
individu antara lain: Ahli Bedah, Ahli Mata, Ahli Reproduksi, Ahli Penyakit Dalam, Ahli
Dermatologi, Ahli Pathologi Klinik, Ahli Nutrisi Klinik, Ahli Akupunktur Veteriner. Dalam
bidang konsultan (non praktisi klinis) antara lain : Ahli Epidemiologi, Ahli Kesehatan
Masyarakat Veteriner, Ahli Kesehatan Daging, Ahli Kesehatan Susu, Ahli Mikrobiologi, Ahli
Virologi.
Lapangan pekerjaan menurut OIE ada 33 bidang kerja dokter hewan di 110 negara:
veteriner harus menghadapi tantangan baru dan terus berevolusi untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat di bidang pencegahan Profesi veteriner untuk dunia yang lebih aman.
Dalam dunia yang cepat berubah, dan pengendalian penyakit ketahanan pangan, keamanan
pangan, kesehatan masyarakat dan kesejahteraan hewan.
Menurut OIE dan dalam perjanjian global GATT (General Agreement on Tariff and Trade)
fungsi veteriner di setiap negara bertanggung jawab untuk :
1. Melindungi kehidupan atau kesehatan hewan di dalam wilayah setiap negara anggota
dan resiko yang ditimbulkan dari masuk atau berkembangnya atau menyebarnya hama,
penyakit, organisme pembawa penyakit atau organisme penyebar penyakit.
2. Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko yang ditimbulkan oleh bahan
tambahan (additives), kontaminan, toksin atau organisme penyebab penyakit dalam makanan,
minuman dan pakan (food borne diseases).
3. Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko timbulnya penyakit yang
terbawa oleh hewan, atau produknya atau dari masuknya, berkembangnya, menyebarnya
penyakit sampar (Pest)
4. Mencegah atau membatasi kerusakan lingkungan atau lainnya dari masuknya,
berkembangnya atau menyebarnya hama penyakit (Pest).
Etika adalah segala nilai yang baik dan yang buruk atau yang benar dan yang salah yang
disepakati oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki kepentingan atau profesi yang
sama. Pada Etika Veteriner (Veterinary Ethics) adalah membahas mengenai isu moral dalam
hubungan ilmu kedokteran dengan hewan.
Dalam hal ini ada dua (2) aspek etika yang dibahas yaitu :
A. Etika mengenai bagaimana dokter hewan / profesi veteriner dan tenaga-tenaga
pendukungnya (paramedis, perawat hewan, dll) memperlakukan hewan atau dalam praktek
kedokteran.
B. Etika mengenai hewan-hewan yang berada di tangan manusia perlu dijaga hak dan
mendapatkan perlindungan dengan kajian/argumentasi ilmiahnya maupun animal behaviour
mengapa spesies hewan tersebut perlu diperlakukan tertentu serta manfaatnya.
Ada 4 Jenis Etika Veteriner
1. Etika Veteriner Deskriptif, adalah yang secara umum perilaku sebagai profesi dan
individu yang langsung terlihat baik buruknya oleh masyarakat.
2. Etika Veteriner Profesi (profesional), adalah kesepakatan organisasi profesinya.
3. Etika Veteriner Administratif, adalah yang diatur pemerintah, berkekuatan hukum dan
dapat diberi sanksi.
4. Etika Veteriner Normatif , adalah norma-norma etika yang benar dan tepat yang dalam
berperilaku sebagai profesi veteriner termasuk terhadap hewan atau disepakati sebagai norma-
norma Kesejahteraan Hewan.
1. Bagaimana berkomitmen terhadap profesi melalui citra diri yang bermartabat dan
kompeten.
2. Bagaimana berkomitmen dalam menangani dan memperlakukan hewan (menegakkan
kesejahteraan hewan / animal welfare).
3. Bagaimana membina hubungan keprofesian veteriner dengan sesama dokter hewan /
sejawatnya.
Kode Etik Dokter Hewan Indonesia yang disahkan tahun 1994 walaupun belum sempurna
(perlu revisi) namun telah mengatur tiga hal tersebut di atas.
Tindakan Etikal oleh Profesional Medik Veteriner
Ada 4 bidang khas keilmuan profesi Medik yang harus dijunjung tinggi dan tidak secara
sembarangan dialihkan tanggung jawab kewenangan dan penerapannya yaitu :
1. Bidang ilmu-ilmu Klinik.
2. Bidang Farmakologi Veteriner/Obat-obatan.
3. Bidang Pathologi.
4. Bidang Reproduksi.
Dalam pelaksanaan praktek,maka merupakan kombinasi dari 4 bidang ini. Sedangkan bidang
lainnya merupakan ilmu-ilmu dasar dan ilmu penunjang yang berkembang melalui penelitian
dan pengembangan teknologi.
Acuan Dasar Tindakan Profesional Medik Veteriner (Guide to Professional Conduct)
Setiap Dokter Hewan perlu menyadari bahwa sebagai profesi yang berkeahlian khusus dan
berkewenangan medis, bilamana di dalam negaranya belum diatur dengan kekuatan Undang-
Undang, namun tetap harus tunduk kepada rambu-rambu Internasional profesi yang sama. Oleh
karenanya setiap organisasi profesi sebagaimana PDHI wajib menerbitkan pedoman ini yang
juga kemudian juga wajib dipatuhi oleh anggotanya.
Rambu-rambu Etik Dalam Tindakan Profesional Medik Veteriner
Profesi dokter hewan memiliki peran yang sangat strategis dan tanggung jawab yang semakin
berat pada era globalisasi seperti sekarang. Ditengah-tengah keprihatinan kita menghadapi
wabah penyakit zoonosis. Sebagai garda terdepan dalam memerangi wabah penyakit zoonosis,
pelayanan dan tindakan penanggulangan yang dilakukan harus benar-benar tepat pada sasaran,
karena tugas seorang dokter hewan tidak hanya terkait pada kesehatan populasi hewan tetapi
juga terkait dalam setiap aspek nyata dalam interaksi hewan dengan manusia dan hewan
dengan lingkungannya.
Profesi dokter hewan mengalami berbagai tantangan ke depan, mengingat dalam menjalankan
perannya dibutuhkan dokter hewan yang terlatih dengan pemahaman yang luas terhadap
kesehatan masyarakat (public health) dan pencegahan penyakit (preventive medicine). Begitu
juga dalam mengisi kekurangan dokter hewan yang terlatih dan memiliki kompetensi di posisi
pengambil keputusan. Profesi ini juga dipengaruhi oleh adanya bidang-bidang baru dalam
pengembangan industri, sebagai akibat dari sistem produksi pangan hewani yang baru, sumber
daging hewan baru (kangguru, burung unta, wildebeest, dan lain sebagainya), dan hewan
akuatik sebagai sumber protein.Seorang dokter hewan dapat menjalankan profesinya baik
secara kedinasan ataupun secara mandiri, berikut adalah tugas dokter hewan kedinasan ataupun
mandiri,(Wiwiek B,2008) yaitu:
Adalah suatu usaha medvet yang dikelola oleh satu dokter hewan yang mempertanggung
jawabkan semua tindakannya secara individual. Dokter hewan tersebut harus memiliki home
base berupa tempat administrasi, konsultasi dan ruang periksa/tindakan
Dokter hewan mandiri berkewajiban untuk memberikan layanan yang up to date
(terkini), pengobatan yang terampil terhadap pasien dan layanan yang efisien. Diperlukan
adanya standard untuk tempat, peralatan, fasilitas dan SDM.
Tampilan dokter hewan yang memberikan konsultasi harus memberikan kesan yang
profesional yang terlihat dari kemampuan yang harus di standard, meliputi kemampuan bicara,
kemampuan menjelaskan, perilaku dalam pelayanan dan kepakaran yang memberi nilai positif
kepada reputasi profesi.
Pemilik hewan mempunyai hak untuk meminta konsultasi dokter hewan yang dia pilih
akan tetapi dokter hewan tidak berkewajiban untuk menerima klien pada keadaan yang dapat
menjelaskan dasar penolakan
5. Menangani hewan laboratorium untuk ilmu kedokteran manusia dan ilmu pengetahuan
lainnya.
Dalam bidang praktisi medik veteriner terbagi atas praktisi hewan ternak dan praktisi spesies
individu antara lain : Ahli Bedah, Ahli Mata, Ahli Reproduksi, Ahli Penyakit Dalam, Ahli
Dermatologi, Ahli Pathologi Klinik, Ahli Nutrisi Klinik, Ahli Akupunktur Veteriner, Dalam
bidang veteriner/konsultan antara lain : Ahli Epidemiologi, Ahli Kesehatan Masyarakat
Veteriner, Ahli Kesehatan Daging, Ahli Kesehatan Susu, Ahli Mikrobiologi, Ahli Virologi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Profesi dokter hewan adalah profesi yang berkembang setelah terjadinya proses
domestifikasi pada hewan untuk kepentingan manusia. Tidak ada alasan untuk menolak profesi
ini meskipun mereka harus menangani anjing dan babi, sebab itu hanyalah sebagian kecil dari
kemaslahatan yang jauh lebih besar.
Terdapat dua aspek etika yang dibahas yaitu :
1. Etika mengenai bagaimana dokter hewan / profesi veteriner dan tenaga-tenaga pendukungnya
(paramedis, perawat hewan, dll) memperlakukan hewan atau dalam praktek kedokteran.
2. Etika mengenai hewan-hewan yang berada di tangan manusia perlu dijaga hak dan
mendapatkan perlindungan dengan kajian/argumentasi ilmiahnya maupun animal behaviour
mengapa spesies hewan tersebut perlu diperlakukan tertentu serta manfaatnya.
Tantangan global profesi dokter hewan dapat dibagi menjadi Tantangan Internal
profesi dan Tantangan Eksternal Profesi.
B. SARAN
Kepada para pembaca kami menyarankan agar tetap mengambil referensi lain terkait
dengan profesi dokter hewan khususmya di bidang praktisi mengingat makalah ini masih
sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu, kami dengan terbuka menerima
masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga
bermamfaat.
DAFTAR PUSTAKA