Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kenyataan sampai hari ini kesehatan manusia semakin hari semakin dihadapkan
dengan berbagai permasalahan yang kompleks. Dizaman modern ini dengan teknologi yang
sudah canggih kesehatan manusia sangat diutamakan.namun untuk mewujudkan
masyarakat sehat tidak hanya terpaku pada kesehatan manusia saja, tapi juga terkait erat
dengan kesehatan hewan. Penyakit-penyakit hewan yang dapat menular ke manusia atau
sebaliknya (penyakit
(penyakit zoonosis) seperti Flu Burung, Rabies,
Rabies, Flu Babi,
Babi, Panyakit Sapi Gila,
Anthraks, Toksoplasmosis dan
dan zoonosis lainnya
lainnya adalah ancaman nyata bagi kesehatan
masyarakat. Di sinilah dibutuhkan peran dokter hewan sebagai profesi medis yang memiliki
kompetensi dan tanggung jawab untuk memberikan jaminan kesehatan hewan dalam
mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Sesuai dengan semboyannya ” Manusya Mriga Satwa Sewak a”
a” yang bermakna
mensejahterakan manusia melalui kesejahteraan hewan artinya adalah mengabdi untuk
kesejahteraan manusia melalui kesejahteraan hewan. Hewan yang ditangani dapat berupa
semua jenis hewan misalnya ternak (Farm Animal, Livestock, misalnya sapi, kambing,
domba, ayam, itik dan sebagainya), satwa liar, hewan kesayangan (Pet Animals) dan hewan-
hewan akuatik (ikan, mamalia air, dan sebagainya). Demikian luas tugas Dokter Hewan
sehingga Dokter Hewan bisa termasuk dalam konsep profesi medik(Medical Profesions)
yang tunduk pada International Medical Ethics, tetapi juga bisa dalam profesi pertanian
(Agriculturist).
Selain itu, seorang Dokter Hewan harus pula memahami Ilmu Kesehatan Masyarakat
Veteriner (Veterinary Public Health) guna ikut bertanggung jawab pada kesehatan
masyarakat yang berhubungan dengan hewan (Pemeriksaan susu, daging da n produk-produk
hewan yang lain), penyakit zoonosis, epidemiologi, karantina, dan sebagainya.
Dokter hewan adalah salah satu pondasi utama dalam mensejahterakan manusia. Jika
 pondasi ini rapuh maka mewujudkan kesejahteraan manusia hanya angan belaka. Seperti
halnya suatu bangunan
bangunan jika pondasi terlalu lemah maka dengan guncangan kecil pun dapat
merobohkannya. Begitu pun dengan kesehatan manusia. Seperti yang pernah Virchow
katakan, “kedokteran hewan (Veterinarian) dan kedokteran manusia ( Physisian), merupakan
satu kesatuan, tidak ada pembatas diantara keduanya. Hal ini karena, peran keduanya dalam
mewujudkan kesehatan global, bersifat mendasar.
Dokter hewan mungkin tidak populer di Indonesia, tetapi bukan berarti tidak
diperlukan. Mungkin yang lebih populer anekdot tentang dokter hewan, yang katanya lebih
1
 pintar dari dokter
do kter karena bisa mendiagnosa penyakit tanpa pernah bicara sekalipun dengan
 pasiennya. Namun disisi lain dokter hewan juga merasa dikucilkan. Padahal peran dokter
hewan dengan manusia itu sebanding. Hanya saja dokter hewan melakukannya melalui
upaya penyehatan hewan dan lingkungannya, keamanan produk hewan dan pencegahan
 penyakit-penyakit
 penyakit-penyakit yang bersumber hewan yang dapat menular ke manusia. Dalam hal ini
masyarakat perlu diberi pemahaman mengenai peran profesi dokter hewan, karena hal itu
saya membuat makalah yang berjudul “Peran
“ Peran Dokter Hewan”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya
masalahnya pada makalah ini yaitu :
1. Apa itu profesi dokter hewan?
2. Bagaimana sejarah Profesi Dokter Hewan?
3. Apa Kode Etik Profesi Dokter Hewan ?
4. Bagaimanakah Peran Profesi Dokter Hewan ?
5. Apa Sajakah Tantangan Profeesi Dokter Hewan ?

C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini berdasarkan rumusan masalah yang ada yaitu :
1. Untuk mengetahui arti dari Profesi Dokter Hewan?
2. Untuk mengetahui sejarah Profesi Dokter Hewan
3. Untuk mengetahui
mengetahui Kode Etik
Etik Profesi Dokter
Dokter Hewan
4. Untuk mengetahui Peran Profesi Dokter Hewan
5. Untuk mengetahui tantangan Profesi Dokter Hewan.

D. Manfaat
Masyarakat dapat mengerti dan memahami tentang peran profesi dokter hewan
sehingga profesi dokter hewan dapat berkembang di Indonesia dan dunia.

2
 pintar dari dokter
do kter karena bisa mendiagnosa penyakit tanpa pernah bicara sekalipun dengan
 pasiennya. Namun disisi lain dokter hewan juga merasa dikucilkan. Padahal peran dokter
hewan dengan manusia itu sebanding. Hanya saja dokter hewan melakukannya melalui
upaya penyehatan hewan dan lingkungannya, keamanan produk hewan dan pencegahan
 penyakit-penyakit
 penyakit-penyakit yang bersumber hewan yang dapat menular ke manusia. Dalam hal ini
masyarakat perlu diberi pemahaman mengenai peran profesi dokter hewan, karena hal itu
saya membuat makalah yang berjudul “Peran
“ Peran Dokter Hewan”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya
masalahnya pada makalah ini yaitu :
1. Apa itu profesi dokter hewan?
2. Bagaimana sejarah Profesi Dokter Hewan?
3. Apa Kode Etik Profesi Dokter Hewan ?
4. Bagaimanakah Peran Profesi Dokter Hewan ?
5. Apa Sajakah Tantangan Profeesi Dokter Hewan ?

C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini berdasarkan rumusan masalah yang ada yaitu :
1. Untuk mengetahui arti dari Profesi Dokter Hewan?
2. Untuk mengetahui sejarah Profesi Dokter Hewan
3. Untuk mengetahui
mengetahui Kode Etik
Etik Profesi Dokter
Dokter Hewan
4. Untuk mengetahui Peran Profesi Dokter Hewan
5. Untuk mengetahui tantangan Profesi Dokter Hewan.

D. Manfaat
Masyarakat dapat mengerti dan memahami tentang peran profesi dokter hewan
sehingga profesi dokter hewan dapat berkembang di Indonesia dan dunia.

2
BAB II
ISI

A. Pengertian Profesi Dokter Hewan


Pengertian dokter hewan adalah seorang yang memiliki kualifikasi dan otorisasi
dalam melakukan praktek kedokteran hewan. Dahulu definisi klasik kedokteran hewan
dikaitkan hanya dengan sains dan seni mengenai pencegahan, pengobatan atau pengurangan
 penyakit
 penyakit atau cedera pada hewan (terutama hewan
hewan domestik).
Saat ini definisi tersebut nampaknya tidak pas lagi mengingat profesi kedokteran
hewan kontemporer tidak hanya terbatas pada pengobatan penyakit dan cedera. Pada
kenyataannya, selama bertahun-tahun profesi kedokteran hewan telah memainkan peranan
yang signifikan dalam menunjang kesehatan dan kesejahteraan hewan dan manusia, mutu
 pangan, keamanan pangan dan ketahanan pangan, ekologi, etologi, epidemiologi, fisiologi
dan psikologi, pengembangan obat dan farmasetikal, penelitian biomedik, sebagai pendidik
dan pelatih, dalam konservasi satwa liar, sert a perlindungan lingkungan
lingkungan dan biodiversitas.
Jadi profesi dokter hewan ialah suatu bidang pekerjaan yang khusus menangani
 binatang dan praktikus kedokteran hewan. 
hewan.  Dokter hewan disebut juga veteriner. Kata itu
 berasal dari  bahasa Latin veterinae. Banyak sekali sebenarnya profesi dengan gelar dokter
hewan selain dari praktek klinik. Mereka yang bekerja di lingkungan klinik sering praktek
dokter dalam bidang spesifik, seperti kedokteran hewan kesayangan, kedokteran ternak,
kuda (misalnya olahraga, balapan, pert unjukan,
unjukan, rodeo), kedokteran hewan laboratorium, atau
kedokteran reptil atau mereka berspesialisasi dalam bidang kedokteran seperti pembedahan,
dermatologi, atau kedokteran dalam.
Dokter hewan adalah orang yang memiliki profesi di bidang kedokteran hewan,
memiliki sertifikat kompetensi dan kewenangan medik veteriner dalam melaksanakan
 pelayanan kesehatan hewan (UU No. 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan
Hewan).

B. Sejarah Profesi Dokter Hewan


Profesi Veteriner merupakan profesi yang sangat tua d i dunia yang muncul
muncul sebagai
 pengembangan dari Profesi Kedokteran
Kedokteran di zaman Yunani Kuno
Kuno pada 460-367 Sebelum
Masehi(SM) oleh Bapak Kedokteran di dunia yaitu Hippocrates.
Metode kedokteran dan dasar-dasar filosofi kedokteran yang dikembangkan oleh
Hippokrates sangat dipahami dan dihayati oleh seorang ilmuwan bernama Aristoteles (lahir
384 SM) yang menerapkannya pada penanganan penyakit-penyakit hewan. Pencetus
3
Kedokteran Perbandingan (Comparative Medicine) yaitu penerapan metode medik yang
dipelajari untuk kedokteran manusia kepada spesies hewan adalah Aristoteles. Ia sangat
terkenal dengan bukunya “Historia Animalium” (Story of Animals) yang menguraikan lebih
dari 500 spesies hewan. Ia juga menulis buku tentang “Pathology Hewan” yang
mengungkapkan tentang penyakit-penyakit hewan serta memperkenalkan Kastrasi pada
hewan ternak muda dan efeknya pada pertumbuhan dan banyak lagi metode-metode
kedokteran pada berbagai spesies hewan.
Profesi kesehatan di zaman dahulu kala dimanapun, berakar dari Mythologi dan hal-
hal gaib (magic). Di zaman Yunani kuno, cerita tentang dewa-dewa penyakit dan
 penyembuh antara lain Apollo, Chiron (digambarkan sebagai manusia berbadan kuda=
centaur) dan murid-muridnya antara lain yang terkenal adalah Asklepios (latin :
Aesculapius) seorang manusia biasa yang berkemampuan menyembuhkan penyakit manusia
dan hewan.

Sejarah Kedokteran Hewan di Indonesia


Pada abad ke-19, pemerintah Hindia Belanda merasa membutuhkan tenaga kesehatan
hewan menangani Kavaleri, sapi perah dan sapi pekerja. Kemudian pada tahun 1820 mereka
mendatangkan dokter hewan dari Belanda yaitu R.A. Coppreters. Pada tahun 1834, Dokter
hewan korps Kavaleri mulai didatangkan secara teratur. Pada tahun 1860 dibangun Sekolah
Kedokteran Hewan di Surabaya. Pendidikan berlangsung selama 2 tahun. Namun sekolah
tersebut ditutup pada tahun 1975 karena kurang dukungan dari politisi dan tentara kolonial.
Pada tahun 1892 Janeman, anggota parlemen Belanda, mengusulkan pada Gubernur
Jenderal Pynacker Hordyk agar mendirikannya lembaga pendidikan untuk ajun dokter
hewan pribumi (Inlandsche veeartsen) di Batavia karena terjadi ledakan wabah rinderpest
yang terjadi mulai tahun 1879. Namun usul tersebut mendapat tentangan dari kalangan
ilmuan, birokrat dan militer colonial dikarenakan kehadiran dokter hewan pribumi dengan
gaji rendah dan keterampilan yang menyamai dokter hewan eropa dikhawatirkan akan
menyaingi posisi mereka di dalam pemerintahan.
Kemudian pada 5 Mei 1907, Profesor Melchior Treub, Direktur Pertanian,
mendirikan sekolah veteriner dan sebuah laboratorium yang pendidikan di Cimanggu Kecil
Bogor. Lalu Cursus tot Opleiding van Inlandsche Veeartsen dipimpin oleh Dr. L. De Blick
dengan Kepala Veeartsenlkunding Laboratorium (VL) drh. De Does dan lama pendidikan
selama 1 tahun. Pada tahun 1927 terjadi pemisahan NIVS dan VL. Pada Juni 1938, NIVS
mendapat fasilitas baru di Kedung Halang Bogor serta memiliki asisten pengajar dari bangsa
Indonesia yaitu R. Noto Soediro, Sikar, dan M. Nazar.
4
Perubahan terjadi lagi pada masa kependudukan Jepang (1942-1945). NIVS diubah
menjadi Bogor Zyni Cakko (Sekolah Dokter Hewan Bogor) yang dipimpin perwira tentara
Dai Nippon  –   Iwamoto. Sejak tahun 1920 lulusan NIVS diterima di Fakultas Kedokteran
Hewan di Utrecht, negeri Belanda, langsung di tingkat III.
Tahun 1942 bala tentara Jepang menyerbu Hindia Belanda. Roda pemerintahan
militer berjalan di bawah kekaisaran Jepang. Sekolah Dokter Hewan di Bogor dibuka
kembali dengan nama Bogor Semon Zui Gakko; sampai pertengahan t ahun 1945
Pasca 17 Agustus 1945; Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan (PTKH) berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kemakmuran No. 1280 a/Per. tanggal 20 September 1946. Lama
 pendidikan ditetapkan lima tahun. Sebagai Pimpinan diangkat Dr. Mohede dengan sebutan
Rektor Magnifikus. PTKH dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Moh. Hatta bulan
 November 1946
Pada tahun 1947 krisis diplomatik antara pemerintah Republik Indonesia dengan
Kerajaan Belanda mencapai puncaknya, maka dihentikanlah aktivitas PTKH dan tidak
 pernah secara resmi ditutup. Namun secara tersembunyi mengungsi ke Klaten, Jateng 19
Desember 1948, PTKH-RI ditutup karena serangan Belanda ke Jogja. 1 November 1949
PTKH dibuka kembali tetapi pindah dari Klaten ke Yogyakarta.Pada tanggal 19 Desember
1949 semua perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta bergabung menjadi Universitit Gajah
Mada, dan PTKH-RI menjelma menjadi Fakultas Kedokteran Hewan UGM.
Sementara di Bogor pada bulan Mei 1948 pemerintah Federal membentuk ”Faculteit
der Diergeneeskunde (Fakultas Kedokteran Hewan), setelah sebelumnya (tahun 1947)
membentuk Faculteit voor Landbouw Wetenschappen (Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian).
Setelah perundingan di Komperensi Meja Bundar (KMB) mencapai sukses dan dilakukan
 pemulihan kedaulatan (27 Desember 1949), maka pada tanggal 3 Februari 1950 secara resmi
dibentuklah Universitet Indonesia yang meliputi fakultas-fakultas di Jakarta, (Hukum,
Ekonomi, Kedokteran, Sastra), Bogor (Pertanian, Kedokteran Hewan) dan Bandung
(Teknik, Ilmu Pasti dan Ilmu Alam). Nama Faculteit der Diergeneeskunde resmi menjadi
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitet Indonesia (FKH-UI). Dengan peraturan pemerintah
 No. 10 tahun 1955 istilah fakultit (UGM) dan Fakultet (UI) diseragamkan menjadi Fakultas.
Kemudian dengan Surat Keputusan No. 53759/Kab. tertanggal 15 September 1955 istilah
”Peternakan” disebut secara khusus dalam penamaan fakultas, sehingga lengkapnya menjadi
Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP).Pada tahun 1961 dibuka Jurusan
Perikanan Laut pada FKHP-UI bersama dengan Jurusan Peternakan dan Jurusan Kesehatan
Hewan dan nama fakultas menjadi FKH PPL.

5
Dua tahun kemudian, pada tanggal 1 September 1963 pemerintah membentuk Institut
Pertanian Bogor (IPB) dengan SK Menteri PTIP No. 91 tahun 1963. Jurusan Peternakan
ditingkatkan menjadi Fakultas Peternakan dan Jurusan Perikanan Laut bersama dengan
Jurusan Perikanan Darat Fakultas Pertanian ditingkatkan menjadi Fakultas Perikanan. Maka
nama FKH PPL kembali menjadi hanya FKH lagi.
Di UGM Fakultas Peternakan didirikan pada bulan November 1969.
Sementara itu pada Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh pada tahun 1961 didirikan
Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan. Namun pada perkembangannya aspek
 peternakannya bergabung dengan Fakultas Pertanian.
Pada Tahun 1969 Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang membuka
Jurusan Kedokteran Hewan yang diasuh bersama oleh Universitas Airlangga Surabaya dan
Pemda Jawa Timur. Namun Jurusan ini tidak dilanjutkan dan Universitas Airlangga
mendirikan sendiri Fakultas Kedokteran Hewan pada t ahun 1972, dengan keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 055/0/1972 tertanggal 25 Maret 1972.
Universitas Udayana di Denpasar, membuka Program Studi Kedokteran Hewan pada
tahun 1983, yang sebelumnya merupakan Jurusan Kedokteran Hewan, Fakultas Peternakan
semenjak 1979. Program ini menginduk langsung kepada Rektor sambil menunggu
memperoleh status sebagai fakultas. Status sebagai fakultas baru tercapai pada tahun 1997.
Secara garis besarnya perkembangan Pendidikan Kedokteran Hewan setelah
 penyerahan kedaulatan RI yaitu :
1950 : Facultet Kedokteran Hewan, Universitet Indonesia (FKH - UI).
1955 :Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Indonesia (FKHP-UI).
1961 :Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan dan Perikanan Laut, UI (FKHPPI-UI)
1961 :Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Syahkuala (FKHP-UI)
1963 : Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH –  IPB)
1972 : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga  –   Surabaya.(FKH-UNAIR) yang
Merupakan pecahan dari Fakultas Peternakan dan Kedokteran Hewan Universitas
Brawijaya. Fakultas Peternakan di UB dan FKH di UNAIR
1981 : Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Udayana  –   Bali (PSKH  – 
UNUD)
Sampai saat ini ada 10 Universitas yang ada FKH/PSKHnya yaitu, Universitas
Syahkuala Aceh, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM)
Jogjakarta, Universitas Airlangga (UNAIR) Sby, Universitas Udayana Bali, Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS), Universitas Brawijaya (UB) Malang, Universitas Nusa
Tenggara Barat (UNTB), dan yang baru dibuka tahun 2010 adalah Universitas Hasanuddin
6
Makassar dan Universitas Cendana (UNDANA) NTT. 4 Oktober 2010, dibuka Program
Studi Kedokteran Hewan di UNHAS dibawah Fakulatas Kedokteran
Kata veteriner berasal dari tiga versi:
Versi 1, Di zaman Romawi Kuno dikenal bangsa Etruscans yang sangat menyukai
kuda dan sapi. Hal ini tampak dari gambar-gambar yang merupakan peninggalan kuno.
Hewan pada masa itu mempunyai nilai sakral ataupun nilai martabat dan pada ritual-ritual
khusus digunakan sebagai hewan kurban. Setiap keberhasilan atau kemenangan,dilakukan
 perayaan dengan hewan kur ban yang diberi nama-nama khusus. Kumpulan beberapa hewan
kurban yang terdiri dari kombinasi beberapa jenis hewan antara lain babi (sus) ,biri-biri
(ovis) , sapi jantan (bull) disebut “souvetaurilia” .Sedangkan orang -orang yang mengurus
hewan-hewan sakral yang akan dijadikan kurban tadi disebut “sou-vetaurinarii” yang
kemudian diyakini sebagai lahirnya istilah “veterinarius”
Versi 2, Kemungkinan dari terminology lain yaitu masih di masa Romawi,dikenal
hewan beban sebagai “veterina” dan suatu kamp penyimpanan hewan -hewan tersebut
disebut “veterinarium”. Term “veterinarii” juga digunakan pada dukumen kuno sebagai
“orang yang memiliki kekebalan khusus” karena memiliki “kompetensi khusus”.
Versi 3, Dari berbagai literature lain yang juga membahas istilah “Veterinarius“
diartikan sebagai orang-orang yang mengurus hewan beban/hewan pekerja. Ada pula orang-
orang ahli memasang ladam besi bagi hewan-hewan beban yang dikenal sebagai Ferrarius
(Ferrum=besi). Karena terampil menangani kaki-kaki hewan, ada masa dimana para
Ferrarius melakukan praktek mengobati hewan sakit. Dalam jurnal American Veterinary
Medical Association 1972, diuraikan sejarah  bagaimana para “ilmuwan kedokteran” jaman
dahulu memerlukan hewan coba untuk pengembangan ilmu kedokteran manusia,namun
mereka memerlukan veterinarius untuk menangani hewan-hewan tersebut dan bukan
Ferrarius. Untuk itu ternyata diperlukan veterinarius yang berpendidikan agar memahami
apa yang diperlukan. Kemudian timbulah gelar-gelar Ph.D(Doctor of Philosophy) yang
merupakan awal dari para Veterinarius menjadi “medical doctor” atau “Doctor of Veterinary
Medicine”.
Lambang Profesi Veteriner
Profesi Veteriner berlambangkan sebuah tongkat dengan 3 mahkota yang dililit ular
menghadap ke kanan dan dibawahnya terdapat huruf “V” .Ketiga komponen ditampung
dalam lingkaran berwarna ungu. Makna masing-masing bagian adalah
1. Tongkat : Tongkat Aesculapius (As : ular, clepios : melilit),adalah symbol umum yang
melambangkan kedokteran.Filosofi tongkat adalah bahwa tongkat ini dulunya selalu
dibawa oleh Cypress yang melambangkan kekuatan dan solidaritas para dokter hewan.
7
Tongkat tiga mahkota yang mencirikan profesi medik yaitu mengangkat sumpah profesi,
 berkode etik dan kompetensi layananannya dijamin dengan perizinan
2. Ular : melambangkan alat penyembuh karena ular meneluarkan suatu zat yamh dapat
menyembunkan.Sifat ular selau berganti kulit berfilosofi bahwa setiap dokter hewan
harus selalu meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya
3. Huruf “V” : berarti Veteriner , yaitu profesi dokter hewan
4. Warna ungu : melambangkan keagungan.
5. Lingkaran : melambangkan perhimpunan atau perkumpulan

C. Kode Etik Profesi Dokter Hewan


Etik ( ethics ) yaitu ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana patut nya
manusia hidup di dalam masyarakat untuk mengetahui mana yang patut dilakukan dan yang
tak patut dilakukan. Etika Veteriner (Veterinary Ethics) adalah membahas mengenai isu
moral dalam hubungan ilmu kedokteran dengan hewan.
Etika pada dasarnya adalah tentang nilai-nilai dan berkaitan dengan moral. Etika
 berasal dari kata “ethikos” (Yunani kuno) yang menekankan sifat/karakter
 perorangan/individu dan “ethos” yang berarti “yang baik, yang layak”.  Etika adalah segala
nilai yang dianggap baik dan buruk untuk sebuah profesi yang berlaku di dunia dan menjadi
 batasan-batasan bagi para anggota profesi tersebut dalam hal tindakan, prilaku dan sikapnya
dalam menjalankan profesinya.
Ada 4 pemahaman Etika Veteriner yaitu :
1. Etika Veteriner Deskriptif ( Descriptive Veterinary Ethics)
2. Etika Veteriner yang ditetapkan sebagai Standard Etika Organisasi Profesi
Veteriner/Dokter Hewan (Official Veterinary Ethics)
3. Etika Veteriner yang tercakup di dalam aturan-at uran pemerintah ( Administrative
Veterinary Ethics)
4. Etika Veteriner yang normative ( Normative Veterinary Ethics)
Ada 4 Jenis Etika Veteriner :
1. Etika Veteriner Deskriptif adalah yang secara umum perilaku sebagai profesi dan
individu yang langsung terlihat baik buruknya oleh masyarakat.
2. Etika Veteriner Profesi (profesional) adalah kesepakatan anggota organisasi profesinya.
3. Etika Veteriner Administratif adalah yang diatur pemerintah, berkekuatan hukum dan
dapat diberi sanksi.

8
4. Etika Veteriner Normatif adalah norma-norma etika yang benar dan tepat yang dalam
 berperilaku sebagai profesi veteriner termasuk terhadap hewan atau disepakati sebagai
norma-norma Kesejahteraan Hewan.
Kode Etik Profesi Dokter Hewan terbagi dalam 7 bab, dengan 29 pasal. Didalamnya
tercantum kewajiban-kewajiban seorang dokter hewan. Dibawan ini akan dijelaskan maksud
setiap pasaal dari kode etik Profesi Dokter Hewan.
BAB I KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Dokter Hewan merupakan Warga Negara yang baik yang memanifestasikan dirinya dalam
cara berpikir, bertindak dan menampilkan diri dalam sikap dan budi pekerti luhur dan penuh
sopan santun.
[ Dokter Hewan tidak dimaksudkan menjadi masyarakat eksklusif, tetapi tampil sebagai
bagian dari masyarakat profesi yang sepatutnya terpercaya , intelektual dapat diandalkan ,
tidak mudah berkonflik dan dapat menjadi suri tauladan dalam banyak aspek bagi
lingkungannya dalam hal cara berpikir, cara bertindak dan memiliki integritas budi pekerti
luhur dan penuh sopan santun ]
Pasal 2
Dokter Hewan diharapkan menjujung tinggi Sumpah/Janji Kode Etik Dokter Hewan.
[ Dokter Hewan diamanatkan dalam UU no.18 tahun 2009 tentang Peternakan dan
 Kesehatan  Hewan untuk memegang teguh Sumpah/Janji dan Kode Etik Dokter Hewan,
menghayatinya dan mengimplementasikannya dalam pelayanannya sebagai dokter hewan
kepada masyarakat, kepada bangsa dan negara serta dalam memperlakukan hewan sebagai
obyek  profesinya].
Pasal 3
Dokter Hewan tidak akan menggunakan profesinya bertentangan dengan perikemanusiaan
dan usaha pelestarian sumber daya alam.
[Sebagai Dokter Hewan dengan kewenangan khusus profesi medis wajib bersifat luhur yaitu
mengutamakan kemanusian di atas kepentingan pribadi serta berhati-hati dalam tindakan
dan keputusannya yang berdasarkan pertimbangan ilmiah medis veteriner untuk resiko-
resiko yang bahkan dapat memusnahkan sumberdaya alam hewani kita yang justru menjadi
kekayaan bangsa]
Pasal 4
Dokter Hewan tidak mencantumkan gelar yang tidak ada relevansinya dengan profesi yang
dijalankannya.

Anda mungkin juga menyukai