Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Hari,Tanggal : Senin, 20 September 2021

Dosen : Drh Tetty Barunawati S., MSi


Farmakologi : Deti Iswanda Aprilliani, A.Md
Asisten
Julia Veronica Ramses, A.Md

PERTEMUAN 5
“Analgesik”
Kelompok 3
Fitria Dewi Maharani J0315201035
Maura Azka Nadhira J0315201024
Muhammad Raihan Syifa J0315202096
Mutiara Azzahra J0315201052
Regan Juana Rizki J0315201054

PARAMEDIK VETERINER
SEKOLAH VOKASI
IPB UNIVERSITY
BOGOR
2021
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rasa nyeri disebabkan oleh berbagai macam faktor, baik mekanis maupun
kimiawi. Sebagian jaringan akan mengalami kerusakan disaat bagian tubuh terkena
rangsangan nyeri tersebut, dan jaringan itu akan melepaskan mediator-mediator nyeri.
Setelah jaringan tersebut melepaskan mediator tersebut, mediator akan berinteraksi
dengan reseptornya dan kemudian menstimulasi transduksi sinyal dengan bantuan
second messenger dan akhirnya tubuh akan merasakan rasa nyerit ersebut.
Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa
nyeridan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita. Nyeri
merupakansuatu pengalaman sensorik dan motorik yang tidak menyenangkan,
berhubungan dengan adanya potensi kerusakan jaringan atau kondisi yang
menggambarkan kerusakan tersebut.
(Neal 2005)

Tujuan

Untuk mengetahui macam-macam jenis obat analgesik dan contoh yang dapat
di gunakan pada hewan

PEMBAHASAN

1.1 Review Video

Dalam video percobaan tail flick pada tikus ada dua cara menghandlenya yang
pertama menggunakan handuk dengan cara seluruh bagian tubuh tikus ditutupi
handuk yang hanya menyisakan ekornya. Lalu sejajarkan ekor dengan alat pemanas
setelah alat pemanas dinyalakan tail flick meter akan menghitung seberapa lama ekor
tikus akan bereaksi. Jika ekor tikus bereaksi maka tail flick meter akan berhenti
dengan detikan yang telah ada. Yang kedua tikus dimasukkan ke dalam tabung untuk
menjepit tubuh dan ekornya sama seperti cara pertama disejajarkan pada alat pemanas
dan tail flick meter akan menghitung waktu ketahanan ekor tikus sampai bereaksi.
Dalam praktikum analgesic kita akan melakukan yang Namanya tail flick. Tail
flick biasanya digunakan pada mencit dan tikus untuk mengukur rasa atau derajat
sakit yang sebelumnya sudah diberikan analgesia. Rasa nyeri pada manusia ialah
ketidaknyamanan rasa dan emosi berkaitan dengan adanya potensi kerusakan
jaringan. Pada hewan rasa neri dapat diketahui pengamatan kondisi umum dan
tangkah laku. Ketika mencit atau tikus merasakan sakkit ada dua jenis tingkah laku.
Yang pertama ada orbital tightening yaitu seperti memejamkan mata dan yang kedua
ada nose bulge seperti mengkerutkan hidung. Ada juga tikus atau mencit yang
membungkuk jika merasakan nyeri atau sakit. Analgesic assessment yang kita
lakukan sekarang yaitu tail flick analgesia meters yang digunakan dalam pengukuran
ambang batas nyeri obat-obat narkotika. Panas yang dirasakan menyebabkan nyeri
dan hewan menjentikkan ekornya (tail flick).
Untuk alat dan bahan pada praktikum ini adalah tikus putih, larutan Antalgin
10%, Ketoprofen, penangas air suhu 50˚C , stopwatch, alat penahan tikus, suntik 1 ml
dan alat tail flick yang menggunakan penangas air bersuhu 70˚C. Prosedurnya ujung
dari ekor tikus ke dalam 2cm dalam penangas air yang bersuhu 70˚C sampai tikus
menjentikkan ekornya dan catat waktu nya. Lakukan ini 3 kali dengan selang waktu 2
menit untuk memperoleh respon normal tikus.
Mengaplikasikan obat dengan menggunakan 2 cara per oral dan injeksi. Untuk
per oral digunakan asam metanamat dan paracetamol setelah itu tikus didiamkan 20
menit. Sedangkan injeksi pada intraperitoneum menggunakan antalgin 300 mg/Bb
atau ketoprofen 50mg/Bb dan didiamkan selama 10 menit.lalu masukkan Kembali
ekor tikus pada alat penangas dan bandingkan berapa lama tikus akan bereaksi jika
belum diberikan obat dan jika sudah diberikan obat per oral atau injeksi. Normalnya
tikus akan lebih lama untuk bereaksi jika telah diberikan obat analgesia karena
obatnya menahan sakit atau menahan nyeri. Pengamatan dilakukan selama 10, 20, 30,
60, dan 90 menit.

1.2 Jenis Sediaan analgesik


1.

SULPIDON adalah produk yang mengandung dipyrone dan lidocaine dalam


bentuk cairan injeksi. Dipyrone bekerja secara langsung pada susunan syaraf
pusat, sehingga SULPIDON Inj. sangat efektif untuk menurunkan panas
(antipiretik), menghilangkan rasa sakit (analgesik) dan kejang-kejang
(antispasmodik) aeperti pada kasus kolik intestinal pada hewan.

INDIKASI
SULPIDON digunakan sebagai analgesik, antipiretik dan antispasmodik
pada sapi, kuda, kambing, domba, babi, anjing dan kucing.

KOMPOSISI
Dipyrone 250 mg
Lidocaine 2 %

DOSIS PEMAKAIAN
Sapi, kuda 10-20 ml / 200-400 kg BB
Domba, kambing 5-10 ml / 30-60.
Babi 10 ml / 50-100 kg BB.
Anjing, kucing 3-6 ml / 5-10 kg BB

2.

Phenylbutazone merupakan turunan pyrazolone yang termasuk obat golongan


antipiretik, analgesik dan anti inflamasi non steroid. Phenylject aman dipakai
pada hewan bunting.

INDIKASI
Sebagai antipiretik, analgesik dan anti inflamasi untuk mengatasi kasus arthritis,
bursitis, myositis, neuritis, tendinitis, tendovaginitis, trauma kelahiran,
impotensia coeundi, luka pada otot dan nyeri karena luka seperti memar,
distorsi, hemoragi dan luksasi pada pedet, sapi, kambing, domba, babi, anjing,
dan kucing.

KOMPOSISI
Tiap ml Phenylject mengandung :
Phenylbutazone 200 mg

DOSIS & CARA PEMAKAIAN


Pemberian secara intra muskular atau intravena
Dosis umum : 1 ml Phenylject per 10 kg berat badan
3.

ANALDON digunakan sebagai analgesik, antipiretik dan antispasmodik pada sapi,


kuda, kambing, domba, babi, anjing dan kucing.

KOMPOSISI
Tiap ml mengandung
Dipyrone 250 mg
Lidocaine 2 %

DOSIS DAN CARA PEMAKAIAN


Sapi, kuda 10-20 ml / 200-400 kg BB
Domba, kambing 5-10 ml / 30-60.
Babi 10 ml / 50-100 kg BB.
Anjing, kucing 3-6 ml / 5-10 kg BB.

4.

Glucortin-20 merupakan Glucocorticosteroidlong acting dengan masa kerja 48 jam.


Memiliki potensi 30 kali dibandingkan Hydrokortison (Glucocorticosteroidshort
acting). Memiliki sifat antiinflamasi, antialergi, antistress dan gluconeogenesis yang
kuat. Meningkatkan katabolisme protein tubuh, kadar hemoglobin, sel
polimorfonuclear, eritrosit dalam darah.

INDIKASI
Asetonemia, alergi, arthritis, bursitis, shock, tendovaginitis dan mempercepat
pemulihan kondisi pada sapi, kambing, domba, babi, anjing dan kucing.

KOMPOSISI
Setiap ml Glucortin-20 mengandungDexamethasone 2 mg.

DOSIS
Injeksi intramuskular, intravena atau subkutan.Anak sapi, kambing dan domba : 1-2,5
ml

Sapi : 5-15 ml
Babi : 1-2,5 ml
Anjing : 0,25-1 ml
Kucing : 0,25 ml

SIMPULAN
Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa
nyeridan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita. Nyeri
merupakansuatu pengalaman sensorik dan motorik yang tidak menyenangkan. Rasa
nyeri disebabkan oleh berbagai macam faktor, baik mekanis maupun kimiawi. Sebagian
jaringan akan mengalami kerusakan disaat bagian tubuh terkena rangsangan nyeri
tersebut. Dosis pemberian obat analgesik pada setiap hewan berbeda beda sesuai
dengan berat badan atau pun jenis hewan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI (1993) Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka:


Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, Yayasan
Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. Jakarta
Neal, Michael. 2005. At Al Glance : FARMAKOLOGI MEDIS. Jakarta : Penerbit
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai