Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup,
meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang
terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat,
pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan
perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang
akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat
untuk menjaga kesehatannya.( Leavel and Clark, 1958)
Adapun ruang lingkup Ilmu Kesehatan Masyarakat :
1. Epidemiologi
3. Kesehatan Lingkungan
4. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku
5. Administrasi Kesehatan Masyarakat
6. Gizi Masyarakat
7. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
8. Kesehatan Reproduksi masyarakat
9. Sistem Informasi Kesehatan
10.surveilans penyakit menular dan tidak menular
Istilah kesehatan masyarakat veteriner pertama kali dirumuskan dalam pertemuan ahli
zoonosis Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan Organisasi
Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) tahun 1951.
Ruang Lingkup Kesmavet berdasarkan yang tertera pada UU No 6 Tahun 1967 Bab II pasal
19/2 dan ditetapkan Bab III Pasal 21 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan hubungan antara Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan Kesehatan Mayarakat Veteriner ialah bersama sama dalam melakukakan
1. Pencegahan penyakit asal hewan, terutama penyakit menular ( zoonosis).
a) UU No.6 th 1967 tentang Anthropozoonosis
b) PP No.22 th 1983tenrtang Zoonosa
c) Bab IV pasal 24 tentang pemberantasan rabies
d) Bab V pasal 27 tentang pengawasan & pengendalian zoonosa lainnya
dilaksanakan bersama antara instansi terkait
e) SK Bersama Menkes, Mentan & Mendagri No.279A, No.522 & No.143 th
1978 untuk tujuan peningkatan pemberantasan dan penanggulangan rabies.
2. Pengawasan terhadap bahan pangan ataupun produk asal hewan (foodborne disease).
UU No. 6 tahun 196 Bab II pasal 19/2.
3. Pengujian bahan makanan yang berasal hewan yang diolah akan nilai mutu bahan
makanan yang diproduksi. (UU No. 6 tahun 196 Bab II pasal 19/2)